TEKNIK GEMPA
DAN
STRUKTUR BETON TAHAN GEMPA
SEMESTER V & VI
Oleh :
JONISIUS B KAU
17041000066
Dosen Pembimbing :
Ir. Dionisius T.A.B., MT
(PORTAL AS A ARAH X)
SPESIFIKASI TEKNIS :
F’c = 29,05 Mpa mutu beton
Fy = 350 Mpa mutu baja tulangan memanjang(lentur)
Fys = 280 Mpa mutu baja tulangan hgeser(sengkang)
Fyct = 280 Mpa mutu baja tulangan pengekang(cross-ties)
Dm = 22 mm diameter tulangan memanjang
Db = 13 mm diameter tulangan hgeser(sengkang)
Dct = 13 mm diameter tulangan pengekang(cross-ties)
Dc = 45 mm cover concrete(selimut beton)
✓ Pada menu utama, Klik File > Klik New Model maka terlihat kotak NEW MODEL berikut:
Klik Edit Grid, maka muncul kotak DEFINE GRID SYSTEM seperti berikut:
3. Melakukan Edit Grid
✓ Pada X Grid di kotak Define Grid System di atas, isi lebar grid A, B, C,D,E,F (secara kumulatif)
berturutturut
dengani: 0, 4,8, 9,8, 17, 22, 26,8. Salah ini data copas
✓ Klik Add, muncul grid X terakhir diblock lalu Klik Delete
✓ Pada Y Grid data, :default (tidak perlu diubah)
✓ Pada Z Grid, di add grid Z 1, Z2, Z3 , Z4, Z5, Z6, Z7, Z8, Z9, Z10,Z11
(secara kumulatif) berturut-turut dengani: 0, 5,4, 9, 12,6, 16,2, 19,8, 23,4, 27, 31,8, 35,4,-- salah ini data
copas -- Ditambah kolom parapet = 36,4 – mana ada di sap ditulis begini
✓ Selesai maka muncul SBB ;
REVISI DULU
Klik ok kembali ke kotak 2D-Frame
Klik ok kembali ke menu utama
Program sap2000 secara otomatis mengamabar Gri-Grid yang telah dimasukan seperti berikut :
Pada kotak di atas , matikan 3-D view dengan klik tanda X (sebelah kanan atas) maka terlihat
seperti berikut:
4. MEMBERI NOMOR JOINT DAN NOMOR BATANG
✓ Tetap di menu utama klik tanda centang maka terlihat kotak DISPLAY OPTIONS seperti berikut :
Pada kotak display options di atas beri tanda centang pada Labels di Joint dan Labels di Frames.
✓ Klik OK, maka terlihat nomor-nomor joint dan batang seperti berikut:
5. Menentukan Kondisi Perletakan (Tumpuan)
Pada Menu Utama SAP, Klik joint-joint tumpuan portal sbb;
Klik Assign > Klik Joint > Klik Restraint, terlihat kotak ASSIGN JOINT RESTRAINTS seperti berikut:
Klik Add New Material maka terlihat kotak add material property seperti berikut:
Pada kotak di atas, di bagian weight and mass, isi weight per uni volkume = 0
✓ Di bagian unit pilih dan Klik N, mm, c
✓ Di bagian modulus of elasticity, E diisi dengan = 4700*(f’c)^0,5 lalu di-enter atau klik di tempat lain
akan keluar nilai E= 25742,980 ... ..(f’c adalah mutu beton rencana)
✓ Di bagian poisson, U dan shear modulus G : default (nilai tidak perlu diubah)
✓ Di bagian specified dan expected concrete compressive strength f’c isi : 29,05 ( mutu beton rencana
f’c = 29,05 Mpa)
✓ Setelah selesai, terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
Lalu Klik OK untuk menutup kotak material property dan kembali ke kotak Define Materials
seperti berikut:
2) Mendefinsikan Material Baja Tulangan Utama
Tetap di kotak define materials, Klik Add New Material maka terlihat kotak add material
property seperti berikut:
Klik OK, maka terlihat kotak material property data seperti berikut:
Pada kotak di atas pada material name isi : Tul. Utama Fy = 350 Mpa
✓ Di bagian weight anda mass, isi weight per unit volume = 0.
✓ Di bagian units, pilih dan Klik N, mm, c
✓ Di bagian modulus of elasticity E, isi =210000 (Ebaja = 210000 N/mm2)
✓ Di bagian poisson, U dan shear modulus G : default (tidak perlu diubah)
✓ Di bagian other propeties, isi dengan nilai-nilai berikut:
- Minimum Yield Stress, Fy = 350 .....(mutu baja tulangan utama 400 Mpa)
- Minimum Tensile Stress, Fu = 1,5*Fy = 525
- Expected Yield Stress, Fye = 1,1*Fy = 385
- Expected Tensile Stress, Fue = 1,5*Fye = 577,5
Setelah selesai, maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
Klik OK, kembali ke kotak define materials seperti berikut:
klik Add New Property, maka terlihat kotak add frame sections seperti berikut:
Pilih dan Klik Concrete, maka terlihat kotak menjadi seperti berikut:
Klik Rectangular, maka terlihat kotak rectangular section seperti berikut:
Klik Add New Combo, maka terlihatl kotak load combinasion data seperti berikut:
Pada kotak di atas, Load Combination Name,isi: Comb 1;1,4DL
Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,4
Klik Add
Klik OK, kembali ke kotak load combination data
Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
Pada load combination, isi:Comb 2: 1,2DL+1,6LL
Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,2.
Pilih Beban Hidup, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,6
Klik Add
Klik OK, kembali ke kotal load combination data
Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
Pada load combination, isi:Comb 3: 1,2DL+1,0LL+1,0E
Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,2
Pilih Beban Hidup, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,0. Pilih Beban Gempa,
type: Quake, Skala faktor: 1,0
Klik Add
Klik OK, kembali ke kotak load combination data
Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
Pada load combination , isi:Comb 3: 1,2DL+1,0LL-1,0E
Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,2.
Pilih Beban Hidup, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,0 . Pilih beban gempa,
type: Quake. Skala faktor: -1,0
Klik Add
Klik OK, kembali ke kotak load combination data
Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
Pada load combination, isi:Comb 5: 0,9DL+1,0E
Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 0,9
Pilih Beban Gempa, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,0 .
Klik Add
Klik OK, kembali ke kotak load combination data
Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
Pada load combination, isi:Comb 6: 0,9DL-1,0E
Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 0,9
Pilih Beban Gempa, load case type: Linear Static, skala faktor: -1,0 .
Klik Add
Klik OK , kembali ke kotkl load combination data
Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
Pada load combination, isi:Comb 7: 1,0E
Pada Load case name pilih: Beban Gempa, load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,0 .
Klik Add
Klik OK, kembali ke kotak load combination data
Setelah selesai, maka akan terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
Klik ok
Maka akan terlihat kotak seperti berikut
✓ Klik OK, kembali ke menu utama SAP dengan beban gempa di joint yang sudah jadi semua seperti
berikut :
✓ Pada bagian Pengisihan beban-beban gempa di joint: 9 , 8 , 7 , 6 , 5 , 4 , 3 , 2 caranya sama yaitu
sepeprti joint 10 di atas
Maka kotak concrete frame design terlihat menjadi seperti berikut:
Catatan: Notasi di SAP untuk U1 = displacement (perpindahan) horizontal arah sumbu X lokal
dan U3 = displacement (perpindahan) vertikal arah sumbu Z lokal
Catatan: Notasi di SAP untuk U1 = displacement (perpindahan) horizontal arah sumbu X lokal
dan U3 = displacement (perpindahan) vertikal arah sumbu Z lokal
SAP akan mengkonversi data-data reactions (reaksi perletakan) ke format excel, dan setelah selesai
pada bagian bawah layar akan muncul file excel. Simpan file tersebut ke drive yang diinginkan.
File
excel diperlihatkan seperti berikut
Catatan: Notasi di SAP untuk F1 = reaksi gaya vertikal arah sumbu X global dan F3 = reaksi
gaya horizontal arah sumbu Z global dan M2 = reaksi momen pada sumbu Y Global
✓ Klik OK
Maka terlihat gambar bidang aksial (bidang N), pada comb 3 seperti berikut:
5. Gambar Distribusi Gaya Dalam Geser (D) – Bidang D
Untuk melihat bidang D lakukan langkah-langkah yang sama seperti bidang N di atas yaitu:
Klik Display
Klik Show Forces/stresses,
Di case/comb name , pilih dan klik Comb 3: (1,2DL+1,0LL+1,0E). – sebagai contoh
klik shear 2-2
Klik show value
Klik OK maka terlihati bidang D pada comb 3, seperti berikut:
6. Gambar Distribusi Gaya Dalam Momen (M) – Bidang M
Untuk melihat bidang M lakukan langkah-langkah yang sama seperti bidang N , D di atas yaitu:
Klik Display
Klik Show Forces/stresses,
Di bagian case/comb name, pilih dan klik Comb 3: (1,2DL+1,0LL+1,0E). – sebagai contoh
klik moment 3-3
Klik show value
Klik OK, maka terlihat bidang M pada comb 3, seperti berikut:
7. Gambar Displacement/Deformasi
Pada menu utama SAP, lakukan:
Klik Display
Klik Show Deformed Shape, terlihat kotak display deformed shape seperti berikut:
Pada bagian cases/combo name, pilih dan klik comb untuk melihat gambar deformasinya
sesuai kombinasi beban yang dipilih, contoh Comb 3: (1,2DL+1,0LL+1,0E).
Pada bagian scale, isi skala yang diinginkan, misal: 25
Maka terlihat kotak display frame forces dengan isian-isian data seperti berikut:
Klik OK
Maka terlihat gambar deformasi pada comb 3, seperti berikut:
Di bagian design output, pilih longitudinal bar jika ingin melihat luas tulangan pada balok dan
kolom, ubah dulu satuan menjadi N, mm,c, agar luas tulangan menjadi jelas
Klik OK, maka terlihat luas penampang tulangan longitudinal balok dan kolom yaitu:
Luas Tulangan Longitudinal (Lentur) – As- dalam mm2
pada setiap Balok dan Kolom
Klik Design
Klik Concrete Frame Design
Klik Display Design Info
Pilih dan klik rebar percentage jika ingin melihat rasio tulangan pada setiap balok dan kolom ,
yaitu:
RasioTulangan Longitudinal (Lentur)
pada setiap Balok dan Kolom
Jika ingin melihat informasi detail desain setiap batang maka klik batang tersebut kemudian klik
mouse kanan maka terlihat info detail desain di batang tersebut, yaitu
Klik Summary