Anda di halaman 1dari 52

TUGAS BESAR

TEKNIK GEMPA
DAN
STRUKTUR BETON TAHAN GEMPA
SEMESTER V & VI

Oleh :
JONISIUS B KAU
17041000066

Dosen Pembimbing :
Ir. Dionisius T.A.B., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2020
SOAL DARI HASIL AKHIR TUGAS BESAR
TEKNIK GEMPA

(PORTAL AS A ARAH X)
SPESIFIKASI TEKNIS :
F’c = 29,05 Mpa mutu beton
Fy = 350 Mpa mutu baja tulangan memanjang(lentur)
Fys = 280 Mpa mutu baja tulangan hgeser(sengkang)
Fyct = 280 Mpa mutu baja tulangan pengekang(cross-ties)
Dm = 22 mm diameter tulangan memanjang
Db = 13 mm diameter tulangan hgeser(sengkang)
Dct = 13 mm diameter tulangan pengekang(cross-ties)
Dc = 45 mm cover concrete(selimut beton)

PERHITUNGAN DESING STRUKTUR BETON TAHAN GEMPA (SBTG)


Step 1 = Analisa Struktur Dengan Sap2000 Portal Hasil Dari TUBES TEKNIK GEMPA ?
Step 2 = Resume gaya-gaya dalam aksial (N) momen (M), geser (D) ekstrim pada balok
dan kolom yang didesain (Sesuai KODE) ?
Step 3 = Analisa Struktur ?
Step 4 = Perencanaan Balok Tahan Gempa (Lengkap) ?
Step 5 = Perencanaan Kolom Tahan Gempa (Lengkap) ?
Step 6 = Desain Pondasi Dalam ( Pondasi Tiang Panjang) ?
Step 7 = DETAIL ENGENEERING DESING (DED) ?
1. MEMULAI SAP 2000 V.19
Prosedur analisa struktur portal -2D, dengan SAP 2000, adalah:
✓ Buka program SAP 2000 maka terlihat jendela MENU UTAMA SAP 2000 berikut:

✓ Pada menu utama, Klik File > Klik New Model maka terlihat kotak NEW MODEL berikut:

2. Mengisi Unit Satuan dan Model Struktur


✓ Pada kotak new model di atas, isi satuan yang dipakai, pilih dan Klik t, m, c
✓ Klik FRAME-2D, maka terlihat kotak 2D-Frame: berikut:
Pada kotak 2D FRAME portal FRAME dimension,lakukan :
 Isi number of stories (jumlah tingkat)=10
 Isi number of bays (jumlah batang )=6
 Isi storey of height (tinggi tingkat) di edit seperti dibawah
 Isi Bay width (lebar bentang) di edit seperti dibawah
 Hilangkan tanda centang bagian restraint seperti dibawah gambar
 Klik use costum grid spacing
 Maka kotak 2D frame terlihat seperti berikut :

Klik Edit Grid, maka muncul kotak DEFINE GRID SYSTEM seperti berikut:
3. Melakukan Edit Grid
✓ Pada X Grid di kotak Define Grid System di atas, isi lebar grid A, B, C,D,E,F (secara kumulatif)
berturutturut
dengani: 0, 4,8, 9,8, 17, 22, 26,8. Salah ini data copas
✓ Klik Add, muncul grid X terakhir diblock lalu Klik Delete
✓ Pada Y Grid data, :default (tidak perlu diubah)
✓ Pada Z Grid, di add grid Z 1, Z2, Z3 , Z4, Z5, Z6, Z7, Z8, Z9, Z10,Z11
(secara kumulatif) berturut-turut dengani: 0, 5,4, 9, 12,6, 16,2, 19,8, 23,4, 27, 31,8, 35,4,-- salah ini data
copas -- Ditambah kolom parapet = 36,4 – mana ada di sap ditulis begini
✓ Selesai maka muncul SBB ;

REVISI DULU
 Klik ok kembali ke kotak 2D-Frame
 Klik ok kembali ke menu utama
Program sap2000 secara otomatis mengamabar Gri-Grid yang telah dimasukan seperti berikut :

 Pada kotak di atas , matikan 3-D view dengan klik tanda X (sebelah kanan atas) maka terlihat
seperti berikut:
4. MEMBERI NOMOR JOINT DAN NOMOR BATANG
✓ Tetap di menu utama klik tanda centang maka terlihat kotak DISPLAY OPTIONS seperti berikut :

Pada kotak display options di atas beri tanda centang pada Labels di Joint dan Labels di Frames.
✓ Klik OK, maka terlihat nomor-nomor joint dan batang seperti berikut:
5. Menentukan Kondisi Perletakan (Tumpuan)
 Pada Menu Utama SAP, Klik joint-joint tumpuan portal sbb;
Klik Assign > Klik Joint > Klik Restraint, terlihat kotak ASSIGN JOINT RESTRAINTS seperti berikut:

Klik tanda: jepit


✓ Klik OK, maka terlihat tumpuan jepit pada portal seperti berikut:

6. Menentukan Material dan Penampang


1) Mendefinsikan Material Beton
✓ Tetap pada menu utama, Klik Define > Klik Material maka terlihat kotak define materials
seperti berikut:

Klik Add New Material maka terlihat kotak add material property seperti berikut:

Pada bagian material type pilih concrete


✓ Pada bagian standard pilih user, maka terlihat kotak seperti berikut:
Klik OK, maka terlihat kotak MATERIAL PROPERTY DATA , seperti berikut:

Pada kotak di atas, di bagian weight and mass, isi weight per uni volkume = 0
✓ Di bagian unit pilih dan Klik N, mm, c
✓ Di bagian modulus of elasticity, E diisi dengan = 4700*(f’c)^0,5 lalu di-enter atau klik di tempat lain
akan keluar nilai E= 25742,980 ... ..(f’c adalah mutu beton rencana)
✓ Di bagian poisson, U dan shear modulus G : default (nilai tidak perlu diubah)
✓ Di bagian specified dan expected concrete compressive strength f’c isi : 29,05 ( mutu beton rencana
f’c = 29,05 Mpa)
✓ Setelah selesai, terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
Lalu Klik OK untuk menutup kotak material property dan kembali ke kotak Define Materials
seperti berikut:
2) Mendefinsikan Material Baja Tulangan Utama
 Tetap di kotak define materials, Klik Add New Material maka terlihat kotak add material
property seperti berikut:

Pada bagian material type pilih dan Klik Rebar


✓ Pada bagian standard pilih dan klik User, maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:

Klik OK, maka terlihat kotak material property data seperti berikut:
Pada kotak di atas pada material name isi : Tul. Utama Fy = 350 Mpa
✓ Di bagian weight anda mass, isi weight per unit volume = 0.
✓ Di bagian units, pilih dan Klik N, mm, c
✓ Di bagian modulus of elasticity E, isi =210000 (Ebaja = 210000 N/mm2)
✓ Di bagian poisson, U dan shear modulus G : default (tidak perlu diubah)
✓ Di bagian other propeties, isi dengan nilai-nilai berikut:
- Minimum Yield Stress, Fy = 350 .....(mutu baja tulangan utama 400 Mpa)
- Minimum Tensile Stress, Fu = 1,5*Fy = 525
- Expected Yield Stress, Fye = 1,1*Fy = 385
- Expected Tensile Stress, Fue = 1,5*Fye = 577,5
Setelah selesai, maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
Klik OK, kembali ke kotak define materials seperti berikut:

3) Mendefinsikan Material Baja Tulangan Utama


Data baja tulangan geser di copy dari baja tulangan utama agar tidak banyak mengisi data lagi
perhatikan bahwa sading biru harus di posisi baja tulangan Fy= 280 Mpa kemudian lakukan
 Pada kotak di atas klik ADD Copy a Material maka muncul kotak material property data.
 Pada kotak material property data ,material name diisi :Tul. Geser Fy = 280 Mpa
 Di bagian lain-lain default ; (tidak perluh diubah)
 Di bagian other propeties, isi dengan nilai-nilai berikut:
- Minimum Yield Stress, Fy = 280 .....(mutu baja tulangan utama 280 Mpa)
- Minimum Tensile Stress, Fu = 1,5*Fy = 420
- Expected Yield Stress, Fye = 1,1*Fy = 308
- Expected Tensile Stress, Fue = 1,5*Fye = 630
Setelah selesai, maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
Klik OK, kembali ke kotak define materials seperti berikut:

4) Mendefiniskan Frame Section


Pada menu utama, isi dimensi balok dan kolom pada portal yaitu balok 45/70 dan kolom 70/70.
Berikut diisi lebih dahulu balok 30/50 ,40/75 yaitu:
 Klik Define > Klik Section Properties > Klik Frame Sections, maka terlihat kotak frame
properties seperti berikut:

 klik Add New Property, maka terlihat kotak add frame sections seperti berikut:

Pilih dan Klik Concrete, maka terlihat kotak menjadi seperti berikut:
Klik Rectangular, maka terlihat kotak rectangular section seperti berikut:

Pada kotak rectangular sections di atas lakukan:


a) Di bagian Section Name isi : B-30/50, B-40/75
Caranya Kerjanya Sama Maka Yg Di Tulis Disini 1 conto saja yaitu balok 40/75
b) Di bagian Dimensions: Depth isi : 0,75 ; Width isi : 0,40
c) Di bagian Material pilih dan Klik Beton f’c = 350 Mpa
Setelah selesai terlihat kotak dengan isian data seperti berikut
Klik concrete reinforcement, maka terlihat kotak REINFORCEMENT DATA seperti berikut :

 Pada bagian longitudinal bars pilih: Tul. Utama Fy = 350 Mpa


 Pada bagian confinement bars pilih: Tul, Geser Fy = 280 Mpa
 Pada bagian design type pilih Beam , maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
 Pada bagian cover concrete: default (tidak perlu diubah)
 Pada bagian reinforcement overrides: default (tidak perlu diubah)
 Klik OK, kembali ke kotak rectangular section
 Klik Ok, kembali ke kotak frame sections
Pendefinisian balok 40/75 sudah selesai selanjutnya dengan langkah yang sama definisikan untuk
kolom 80/80, 50/80 dan Kp-25/40 yaitu:
✓ Pada kotak frame section, Klik Add New Property
✓ Klik Rectangular
✓ Section name, isi: K-80/80
✓ Depth, isi: 0,80
✓ Width, isi: 0,80
✓ Material, pilih: Beton f’c=29,05 Mpa
✓ Klik Concrete Reinforcement, maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
✓ Longitudinal bars pilih : Tul. Utama Fy= 350 Mpa
✓ Confinement bar (ties) pilih: Tul. Geser Fy = 280 Mpa
✓ Design type: column (tidak perlu diubah)
✓ Reinforcement configuration: Rectangural (tidak perlu diubah)
✓ Confinement bars: Ties (tdiak usah diubah)
✓ Clear Covert to Confinement Bars:: 0,04 (tidak sah diubah)
✓ Number of longitudinal bar along 3-dir face, isi: 6
✓ Number of longitudinal bar along 2-dir face, isi: 6
✓ Longitudinal bar size pilih: 20d ..... (diameter 20 mm)
✓ Confinement Bar Siz pilih:12d ..... ( diameter 12 mm)
✓ Longitudinal spasing of confinement bars isi: 0,10
✓ Number of confinement bar in-3 dir : 3 (tidak perlu diubah)
✓ Number of confinement bar in-2 dir.: 3 (tidak perlu diubah)
✓ Check design: Reinforcement to be designed (tidak perlu diubah)
Hasil memasukkan data-data kolom 80/80 di atas diperlihatkan pada kotak berikut:
✓ Klik OK, kembali ke kotak rectangular section
✓ Klik OK, kembali ke kotak frame properties
✓ Klik OK, kembali ke menu utama SAP

7. Mendefinisikan Load Pattern


Pada bagian ini diisi jenis beban yaitu beban mati (dead load/DL), beban hidup (Live Load/LL) dan
beban gempa (Quake/E). Cara mengisi beban yaitu:
✓ Pada menu utama, klik Define > Klik Load Pattern maka terlihat kotak DEFINE LOAD PATTERN
seperti berikut:

 Pada kotak di atas, lakukan:


- Pada Load pattern name pilih:DEAD, Type: Dead, Self Weight : 0
- Klik modified load pattern
- Kembali ke load pattern name isi: Beban Mati, Type pilih: Dead, Self Weight = 1

- Klik add new load pattern,


- Kembali ke load pattern name isi: Beban Hidup, Type pilih: Live, Self Weight = 1
- Klik add new load pattern
- Kembali ke load pattern name isi: Beban Gempa, Type pilih: Quake, Self Weight = 1
- Klik add new load pattern
Setelah semua beban diisi, maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:

- Klik OK, kembali ke menu utama SAP


8. Definisi Load Combination
Pada bagian ini diisi load combination yang dipakai yaitu:
- Comb.1: 1,4DL
- Comb.2: 1,2DL+1,6LL
- Comb.3: 1,2DL+1,0LL+1,0E
- Comb.4: 1,2DL+1,0LL-1,0E
- Comb.5: 0,9DL+1,0E
- Comb.6: 0,9DL-1,0E
- Comb.7: 1,20E
Cara mengisi load combination yaitu:
 Pada menu utama, Klik Define > Klik Load Combination maka terlihat kotak define load
combination seperti berikut:

 Klik Add New Combo, maka terlihatl kotak load combinasion data seperti berikut:
 Pada kotak di atas, Load Combination Name,isi: Comb 1;1,4DL
 Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,4
 Klik Add
 Klik OK, kembali ke kotak load combination data
 Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
 Pada load combination, isi:Comb 2: 1,2DL+1,6LL
 Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,2.
Pilih Beban Hidup, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,6
 Klik Add
 Klik OK, kembali ke kotal load combination data
 Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
 Pada load combination, isi:Comb 3: 1,2DL+1,0LL+1,0E
 Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,2
Pilih Beban Hidup, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,0. Pilih Beban Gempa,
type: Quake, Skala faktor: 1,0
 Klik Add
 Klik OK, kembali ke kotak load combination data
 Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
 Pada load combination , isi:Comb 3: 1,2DL+1,0LL-1,0E
 Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,2.
Pilih Beban Hidup, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,0 . Pilih beban gempa,
type: Quake. Skala faktor: -1,0
 Klik Add
 Klik OK, kembali ke kotak load combination data
 Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
 Pada load combination, isi:Comb 5: 0,9DL+1,0E
 Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 0,9
Pilih Beban Gempa, load case type: Linear Static, skala faktor: 1,0 .
 Klik Add
 Klik OK, kembali ke kotak load combination data
 Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
 Pada load combination, isi:Comb 6: 0,9DL-1,0E
 Pada Load case name pilih: Beban Mati , load case type: Linear Static, Skala faktor: 0,9
Pilih Beban Gempa, load case type: Linear Static, skala faktor: -1,0 .
 Klik Add
 Klik OK , kembali ke kotkl load combination data
 Pada kotak tersebut, Klik Add New Combo
 Pada load combination, isi:Comb 7: 1,0E
 Pada Load case name pilih: Beban Gempa, load case type: Linear Static, Skala faktor: 1,0 .
 Klik Add
 Klik OK, kembali ke kotak load combination data
Setelah selesai, maka akan terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:

 Klik OK kembali ke menu utama SAP.

9. Mendefinisikan Jenis Penampang pada Batang


Pada menu utama disi dimensi balok dan kolom pada portal, yaitu:
 Klik batang-batang dengan dimensi balok B-30/50, B-40/75 dan TIE BEAM 40/80
 Klik Assign > Klik Frame > Klik Frame Sections
 Pilih dan Klik: B-30/50, B-30/55, B-40/75 dan TIE BEAM 40/80
 Klik OK
 Klik batang-batang dengan dimensi kolom K-80/80, K-50/80 dan KP-25/40
 Klik Assign > Klik Frame > Klik Frame Sections
 Pilih dan Klik: K-80/80, K-50/80 dan KP-25/40
 Klik OK
Setelah selesai mengisi jenis penampang terlihat portal dengan ukuran balok dan kolom berikut:
10. Memasukan Beban Mati (dl), Beban Hidup (LL) dan Beban Gempa (E)
Data:
Cara mengisi beban mati (DL), beban hidup (LL):Beban terpusat dan beban gempa (E):
- Perhatikan lokasi beban pada batang, besarnya beban dan nomor-nomor balok
- Lihat lokasi beban mati (DL) dan beban hidup (LL)t pada balok sambil memperhatikan nomor
balok
yang sesuai dengan besarnya beban mati dan hidup.pada balok tersebut.
- Lihat lokasi beban gempa pada joint sambil memperhatikan nomor joint yang sesaui dengan
besarnya
beban gempa.yang bekerja pada joint tersebut.
Cara mengisi beban-beban pada menu utama SAP, adalah:

• Beban Mati (DL)


Karena beban mati DL besarnya tidak sama maka untuk setiap balok ;
 Klik: secara berurutan nomor balok seperti berikut:

1. (61, 62, 101, 102 sama )


2. (63, 64, 65, 66, 103, 104, 105, 106 sama)
3. (67, 107 sama)
4. (68, 108 sama)
5. (69, 109 sama)
6. (71, 72, 91, 92sama)
7. (73, 74, 75, 76, 93, 94, 95, 96 sama)
8. (77, 97, sama)
9. (78, 98 sama sama)
10. (79, 99 sama)
11. (81, 82 sama)
12. (83, 84, 85,86 sama)
13. (87)
14. (88)
15. (89)
✓ Klik Assign
✓ Klik Frame Load
✓ Klik Distributed , maka akan muncul kotak assign frame distribution loads seperti berikut:

Pada kotak di atas lakukan:


✓ Pada load pattern, pilih dan klik Beban Mati
✓ Pada coordinat system, load direction dan load type: default (tidak perlu diubah)
✓ Pada options, Klik Add to Existing Loads
✓ Pada uniform load, saya isi sesuai soal saya
✓ Pada Trapezoidal Loads: default (tidak perlu diubah)
Maka akan terlihat kotak seperti berikut:

• Beban terpusat (PD)


Karena beban terpusat PD besarnya tidak sama maka untuk setiap balok ;
klik balok 89 seperti berikut
✓ Klik Assign
✓ Klik Frame Load
✓ Klik point , maka akan muncul kotak assign frame point loads seperti berikut:

Pada kotak di atas lakukan:


✓ Pada load pattern, pilih dan klik Beban Mati
✓ Pada coordinat system, load direction dan load type: default (tidak perlu diubah)
✓ Pada load diretion, default (tidak perlu diubah)
Klik Add to Existing Loads
✓ Pada relative distance karena beban terpusat (point) ditengga maka di retlative distance nomor 2 = 0,5
 Loads: 3319,38 kg/m
Maka akan terlihat kotak seperti berikut

 Klik ok
Maka akan terlihat kotak seperti berikut

 Pada bagian Pengisihan beban-beban terpusat ; 88 samapai 82 caranya sama yaitu


sepeprtibeban terpusat yang 89 di atas
 Maka akan muncul balok seperti berikut:
 Klik OK, kembali ke menu utama SAP dengan gambar beban mati (DL) seperti berikut:
• Beban Hidup (LL)
Karena beban hidup LL besarnya tidak sama maka untuk setiap balok ;
 Klik: secara berurutan nomor balok seperti berikut:
1. (61, 62, 101, 102 sama )
2. (63, 64, 65, 66, 103, 104, 105, 106 sama)
3. (67, 107 sama)
4. (68, 108 sama)
5. (69, 109 sama)
6. (71, 72, 91, 92sama)
7. (73, 74, 75, 76, 93, 94, 95, 96 sama)
8. (77, 97, sama)
9. (78, 98 sama sama)
10. (79, 99 sama)
11. (81, 82 sama)
12. (83, 84, 85,86 sama)
13. (87)
14. (88)
15. (89)
✓ Klik Assign
✓ Kik Frame Load
✓ Klik Distributed , maka terlihat kotak assign frame distribution loads seperti berikut:

Pada kotak tersebut lakukan:


✓ Pada load Ppattern, pilih dan klik Beban Hidup
✓ Pada coordinat system, load direction dan load type: default (tidak perlu diubah)
✓ Pada options, Klik Add to Existing Loads
✓ Pada uniform load,saya isi sesuai soal saya
✓ Pada trapezoidal loads: default (tidak perlu diubah)
Maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:
✓ Klik OK, kembali ke menu utama SAP dengan gambar beban hidup (LL) seperti berikut:

• Beban Gempa (E)


Karena beban gempa pada setiap joint berbeda maka pengisian beban dilakukan satu per satu di
masingmasing
joint, yaitu::
✓ Klik joint: 10, seperti berikut:
✓ Klik assign
✓ Klik joint load
✓ Klik force:, terlihat kotak assign joint forces seperti berikut:
Pada kotak di atas lakukan:
✓ Pada load pattern, pilih dan klik Beban Gempa
✓ Pada forces, pilih force global X contoh joint 16 isi: 19261,42 (beban gempa di joint 16 = 19262,42 kg)
Bagian force dan momen yang lain: default (tidak perlu diubah )
✓ Pada options, Klik: Add to Existing Loads
Maka terlihat kotak dengan isian data seperti berikut:

✓ Klik OK, kembali ke menu utama SAP dengan beban gempa di joint yang sudah jadi semua seperti
berikut :
✓ Pada bagian Pengisihan beban-beban gempa di joint: 9 , 8 , 7 , 6 , 5 , 4 , 3 , 2 caranya sama yaitu
sepeprti joint 10 di atas
Maka kotak concrete frame design terlihat menjadi seperti berikut:

11. Analisa Struktur


Pada menu utama:
 Klik Analyze
 Klik Set Analysis Options
 Klik Plane Frame
 Klik OK
 Klik Analyze
 Klik Set Load Cases to Run
 Klik Dead
 Klik Run / Do Not Run Case
 Klik Modal
 Klik Run / Do Not Run Case
 Klik Run Now
(Program SAP 2000 akan melakukan runing analisis struktur untuk menghtung perpindahan, gayagaya
dalamAksial (N), Momen (M) dan Geser (D) setiap batang dan reaksi perletakan).

12. Desain Struktur


Pada menu utama:
✓ Klik Design
✓ Klik Concrete Frame Design
✓ Klik View/Revise Preference
Akan terlihat kotak concrete frame design , kemudian lakukan:
Pada bagian phi (tension controlled), isi : 0,80
Pada bagian lain: default (tidak perlu diubah), maka kotak concrete frame design terlihat menjadi
seperti berikut:
Klik OK, kembali ke menu utama SAP
✓ Klik Design
✓ Klik Concrete Frame Design
✓ Klik Select Design Combo
Akan terlihat kotak design load combination, kemudian lakukan:
✓ Sorot comb 1 lalu klik Add
✓ Sorot comb 2 lalu klik Add
✓ Sorot comb 3 lalu klik Add
✓ Sorot comb 4 lalu klik Add
✓ Sorot comb 5 lalu klik Add
✓ Sorot comb 6 lalu klik Add
Comb 7 biarkan tetap di list of combination
Maka kotak concrete frame design terlihat menjadi seperti berikut:

Klik OK, kembali ke menu utama SAP


Klik Design
✓ Klik Concrete Frame Design
✓ Klik Start Design/Check of Structure
(Program SAP 2000 akan melakukan runing desain struktur untuk menghtung penulangan balok dn
kolom).
Sampai di sini , prosedur memasukkan data-data untuk perhitungan analisis dan desain struktur dengan
SAP2000 telah selesai. Selanjutnya bagian berikut menjelaskan cara-cara untuk melihat hasil output
analisis dandesain struktur dengan SAP 2000

Catatan: Notasi di SAP untuk U1 = displacement (perpindahan) horizontal arah sumbu X lokal
dan U3 = displacement (perpindahan) vertikal arah sumbu Z lokal
Catatan: Notasi di SAP untuk U1 = displacement (perpindahan) horizontal arah sumbu X lokal
dan U3 = displacement (perpindahan) vertikal arah sumbu Z lokal
SAP akan mengkonversi data-data reactions (reaksi perletakan) ke format excel, dan setelah selesai
pada bagian bawah layar akan muncul file excel. Simpan file tersebut ke drive yang diinginkan.
File
excel diperlihatkan seperti berikut

Catatan: Notasi di SAP untuk F1 = reaksi gaya vertikal arah sumbu X global dan F3 = reaksi
gaya horizontal arah sumbu Z global dan M2 = reaksi momen pada sumbu Y Global

4. Gambar Distribusi Gaya Dalam Aksial (N) – Bidang N


Pada menu utama SAP, lakukan:
 Klik Display
 Klik Show Forces/stresses, terlihat kotak display frame forces , seperti berikut:
 Pada bagian cases/combo name, pilih dan klik comb yang diinginkan untuk melihat bidang N
sesuai kombinasi beban yang dipilih, contoh comb 3: (1,2DL+1,0LL+1,0E).
 Pada bagian component, klik axial force
 Pada bagian options for diagram, klik show value
Maka terlihat isian-isian pada kotak display frame forces seperti berikut:

✓ Klik OK
Maka terlihat gambar bidang aksial (bidang N), pada comb 3 seperti berikut:
5. Gambar Distribusi Gaya Dalam Geser (D) – Bidang D
Untuk melihat bidang D lakukan langkah-langkah yang sama seperti bidang N di atas yaitu:
 Klik Display
 Klik Show Forces/stresses,
 Di case/comb name , pilih dan klik Comb 3: (1,2DL+1,0LL+1,0E). – sebagai contoh
 klik shear 2-2
 Klik show value
 Klik OK maka terlihati bidang D pada comb 3, seperti berikut:
6. Gambar Distribusi Gaya Dalam Momen (M) – Bidang M
Untuk melihat bidang M lakukan langkah-langkah yang sama seperti bidang N , D di atas yaitu:
 Klik Display
 Klik Show Forces/stresses,
 Di bagian case/comb name, pilih dan klik Comb 3: (1,2DL+1,0LL+1,0E). – sebagai contoh
 klik moment 3-3
 Klik show value
 Klik OK, maka terlihat bidang M pada comb 3, seperti berikut:

7. Gambar Displacement/Deformasi
Pada menu utama SAP, lakukan:
 Klik Display
 Klik Show Deformed Shape, terlihat kotak display deformed shape seperti berikut:
 Pada bagian cases/combo name, pilih dan klik comb untuk melihat gambar deformasinya
sesuai kombinasi beban yang dipilih, contoh Comb 3: (1,2DL+1,0LL+1,0E).
 Pada bagian scale, isi skala yang diinginkan, misal: 25
Maka terlihat kotak display frame forces dengan isian-isian data seperti berikut:
 Klik OK
Maka terlihat gambar deformasi pada comb 3, seperti berikut:

II. OUTPUT DESAIN SAP 2000


Pada menu utama SAP, lakukan:
 Klik Design
 Klik Concrete Frame Design
 Klik Display Design Info, terlihat kotak display concrete design seperti berikut:

 Di bagian design output, pilih longitudinal bar jika ingin melihat luas tulangan pada balok dan
kolom, ubah dulu satuan menjadi N, mm,c, agar luas tulangan menjadi jelas
 Klik OK, maka terlihat luas penampang tulangan longitudinal balok dan kolom yaitu:
Luas Tulangan Longitudinal (Lentur) – As- dalam mm2
pada setiap Balok dan Kolom
 Klik Design
 Klik Concrete Frame Design
 Klik Display Design Info
 Pilih dan klik rebar percentage jika ingin melihat rasio tulangan pada setiap balok dan kolom ,
yaitu:
RasioTulangan Longitudinal (Lentur)
pada setiap Balok dan Kolom

Jika ingin melihat informasi detail desain setiap batang maka klik batang tersebut kemudian klik
mouse kanan maka terlihat info detail desain di batang tersebut, yaitu
 Klik Summary

 Klik flex detail


 Klik shear detail

Anda mungkin juga menyukai