Anda di halaman 1dari 39

TUGAS II PERANCANGAN GEDUNG

ANALISA TANGGA DAN STRUKTUR DENGAN SAP2000

2.1 Pemodelan Struktur Dengan SAP2000


Langkah-langkan pemodelan struktur dengan SAP2000 dapat dilihat dibawah ini:

1. Langkah pertama yaitu membuat gridnya yang menyesuaikan dengan desain masing-
masing kelompok. Membuka program SAP lalu buat pemodelan baru dengan cara
klik
New, Pilih satuan KN, m, C, lalu pilih pada Template Grid Only

Gambar 2.1 New Model


2. Setelah memilih Template maka akan muncul kotak menu Quick Grid Line. Isi model
menggunakan koordinat X sebanyak 16 buah,Y sebanyak 16 buah dan Z sebanyak 9
buah sesuai desain denah lalu klik ok.
Gambar 2.2 Quick Grid Lines

3. Lalu akan muncul denah garis sebanyak yang sudah kita masukan data pada Grid
Line untuk denah rancangan yang akan dimodelkan sesuai denah rencana masing
masing.

Gambar 2.3 Grid Line


4. Klik define lalu pilih Material lalu klik Add New Material
Untuk define material ini kita memasukan material Beton, Baja tulangan dan Baja
tulangan polos, berikut material yang sudah kita buat.

Gambar 2.4 Define Materials

Isi material name, type, weight, E, Fc’ sesuai dengan desain beton seperti dibawah ini

1. Untuk nama materialnya kita namakan F’c 30


Type = Concrete
Weight = 24
Untuk E masukan Formula 4700*30^0,5 lalu di calculate
Untuk F’c masukan Formula 30, lalu di calculate, OK.
Gambar 2.5 Material Property Data

Isi material name, type, weight, E, Fy sesuai dengan desain beton seperti dibawah ini

2. Untuk nama materialnya kita namakan Fy 390


Type = Rebar
Weight = 76,98
untuk E masukan Formula 200000 lalu di calculate
dan untuk Fy masukan Formula 395000 lalu di calculate, lalu tekan OK.
Gambar 2.6 Material Property Data

Isi material name, type, weight, E, Fy sesuai dengan desain beton seperti dibawah ini

3. Untuk nama materialnya kita namakan Fys 345


Type = Rebar
Weight = 76,98
untuk E masukan Formula 200000 lalu di calculate
dan untuk Fy masukkan Formula 345000 lalu di calculate, lalu tekan OK
Gambar 2.7 Material Property Data

5. Langkah selanjutnya adalah membuat bentuk penampang balok dan kolom sesuai
dengan ukuran yang ditentukan. Klik menu Define 🡪 section properties 🡪 Frame
section 🡪 Add New Property. Untuk Frame Properties buat B1A, B2A, B3A, B4A,
B5A, B6A, B7A B1L, B2L, B3L, B4L, B5L, B6L, B7L BA1A, BA1L, K1, K2, K3,
K4, K5, K6, K7, K8, KL dan KT.

Gambar 2.8 Frame Properties

6. Untuk Balok Induk 1 Lantai pilih Tipe Frame section property type Concrete dan untuk
concrete sectionnya pilih Rectangular lalu klik OK
Gambar 2.9 Frame Section Property

Setelah di oke makan akan muncul kotak menu Rectangular Section, lalu Section Name dan
dimension sesuai excel seperti dibawah ini :

7. Section Name = B1L

Dimension : Depth = 600 mm dan Width = 300 mm


Gambar 2.10 Rectangular Section

1) Mengganti reinforcement data dan mengisi data, pada design type diubah menjadi
Beam dan mengubah angka pada longitudinal rebar center seperti gambar dibawah
ini. Lalu klik Ok

Gambar 2.11 Reinforcement Data Balok Lantai 1

2) Setelah langkah-langkah diatas dilakukan , kemudian mengklik Ok jadilah properti


B1L
a. Add new Property untuk menambah penampang lainya. Penampang balok lain tersebut
yaitu B1A, B2A, B3A, B4A, B5A, B6A, B7A B1L, B2L, B3L, B4L, B5L, B6L, B7L
BA1A, BA1L. Namun perlu mengganti dimensi ukuran yaitu depth dan width sesuai
dimensi dari balok masing masing.
b. Kolom 1 (850 x 850)
1) Add New Property 🡪 Type 🡪 Concrete 🡪 Rectangular 🡪 OK.
2) Memberi nama kolom 1 pada section nama (K1). Mengisi dimensi ukuran kolom 1 (
width = 850 mm dan depth = 850 mm). kemudian mengganti material kolom dengan
material beton yang dibuat (Beton 30 Mpa). Kemudian Klik OK.

Gambar 2.12 Rectangular Section Kolom 1

3) Mengganti reinforcement data, pada design type diubah menjadi Column dan
mengubah data seperti dibawah ini, Lalu klik Ok
Gambar 2.13 Reinforcement Data Kolom 1
c. Add new Property untuk menambah penampang lainya. Penampang kolom lain tersebut
yaitu K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K8, KL dan KT, caranya seperti K1 . Namun perlu
mengganti dimensi ukuran yaitu depth dan width sesuai dimensi dari kolom masing
masing.

8. Membuat penampang pelat lantai dan pelat atap dengan cara klik Define => Section
Properties => Area Section. Kemudian klik Add New Section sesuai dengan tipe pelat yang
akan digunakan. Tipe pelat yang digunakan yaitu Pelat Lantai tipe (PL1, PL2, PL3, PL4,
PL5, PL6, PL7, PA1, PA2, PA3, PA4, PA5, PA6, PA7).
Gambar 2.14 Menambah Area Sections

Gambar 2.15 Area Sections yang sudah dibuat

a. Pelat Lantai tipe 1 (PL1)


1) Memberi nama pada section name (PL1). Mengganti tipe pelat yaitu shell-thin.
Mengganti material kolom dengan material beton yang dibuat ( Beton 30 Mpa). Isi
kolom thickness dengan ketebalan pelat digunakan yaitu 140 mm. .

Gambar 2.16 Shell Section Data PL 1


2) Selanjutnya membuat tipe pelat PL2, karena ukuran ketebalan pelatnya berbeda
dengan PL1 tetapi material betonnya sama dengan PL1. Ketebalan yang digunakan
yaitu 125 mm.
Gambar 2.17 Shell Section Data PL 2

b. Untuk pelat lantai tipe PL3, PL4, PL5, PL6 PL7 karena memiliki dimensi ukuran dan
tipe pelat yang sama dengan PL2 maka hanya perlu mengganti namanya saja.
c. Untuk pelat atap PA1 memiliki dimensi ukuran dan tipe pelat yang sama dengan PL1.
Tipe pelat yang digunakan juga sama dengan pelat lantai.

Gambar 2.18 Shell Section Data Pelat Atap (PA1)


d. Untuk pelat atap PA2, PA3, PA4, PA5, PA6, dan PA7 memiliki dimensi ukuran dan
tipe pelat yang sama dengan PL2. Tipe pelat yang digunakan juga sama dengan pelat
lantai.

Gambar 2.19 Shell Section Data Pelat Atap (PA2)


9. Selanjutnya kita mulai memasukkan Load Patterns dengan cara mengklik Define => Load
Patterns

Gambar 2.20 Define Load Patterns


10. Selanjutnya memasukkan nilai Response spectrum dari hasil perhitungan excel, sebelum
memasukkan nilai Response spektrum kita harus mengubah filenya kedalam format .txt,
setelah itu kita menuju Define 🡪 Function 🡪 Respons Spectrum 🡪 mengubah function
type menjadi From file. Kemudian mengklik Add New Function. Memberi nama function
name lalu memasukkan function file (file respon spektrum dalam format.txt) Mengubah
values menjadi periode vs Value.

Gambar 2.21 Define Respon Spectrum Functions

11. Memasukkan Load Cases dengan cara mengklik define => load cases seperti gambar
dibawah ini

Gambar 2.22 Define Load Cases


a. DEAD (Beban Sendiri Bangunan)
Adapun data load cases pada beban DEAD dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.23 Data Load Cases pada beban DEAD

b. MODAL
1) Mengganti type Modes menjadi ritz vector
2) Memasukkan Maximum number of Modes sebesar 24
3) Memasukkan Loads applied
Adapun data lengkap load cases pada MODAL dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 2.24 Data Load Cases pada MODAL

c. Live (Beban Hidup)


Adapun data load cases pada beban Live dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.25 Data Load Cases pada Live

d. Gempa arah X
1) Mengganti type load case menjadi respon spectrum.
2) Memberi nama Gempa arah X
3) Mengganti combination menjadi SRSS
4) Memasukkan loads Applied dengan skala factor ( x9,81) dengan melihat SNI

gempa maka skala faktornya yaitu ( x9,81)


Adapun data load cases pada beban Gempa arah X dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Gambar 2.26 Data Load Cases pada ex

e. Gempa arah Y
Adapun data load cases pada beban Gempa arah Y dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 2.27 Data Load Cases pada Rxy
12. Memasukkan kombinasi beban dengan cara mengklik define 🡪 load combinations . Ada 20
beban kombinasi yang dimasukkan berdasarkan SNI
a. U = 1,4D
b. U = 1,2D + 1,6L
c. U = 1,0 Ex + 0,3 Ey + Torsi
d. U = 0,3 Ex + 1,0 Ey + Torsi
e. U = 1,2D + 1,0 (1,3 Ex + 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
f. U = 1,2D + 1,0 (1,3 Ex - 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
g. U = 1,2D + 1,0 (-1,3 Ex + 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
h. U = 1,2D + 1,0 (-1,3 Ex - 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
i. U = 1,2D + 1,0 (0,39 Ex + 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
j. U = 1,2D + 1,0 (-0,39 Ex + 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
k. U = 1,2D + 1,0 (0,39 Ex - 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
l. U = 1,2D + 1,0 (-0,39 Ex - 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
m. U = 0,9D + 1,0 (1,3 Ex + 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
n. U = 0,9D + 1,0 (1,3 Ex - 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
o. U = 0,9D + 1,0 (-1,3 Ex + 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
p. U = 0,9D + 1,0 (-1,3 Ex - 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
q. U = 0,9D + 1,0 (0,39 Ex + 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
r. U = 0,9D + 1,0 (-0,39 Ex + 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
s. U = 0,9D + 1,0 (0,39 Ex - 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
t. U = 0,9D + 1,0 (-0,39 Ex - 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)

Memasukkan kombinasi dari combo 1 sampai combo 20 dengan cara Add new combo.
Kemudian memasukkan load combination name sesuai dengan combo yang diinginkan lalu
mengklik add dan mengklik Ok. Nilai SDS diambil dari perhitungan respon spektrum.

Gambar 2.28 Define Load combinations

Gambar 2.29 Define Load combinations Data

13. Menggambar denah grid data berdasarkan rancangan denah bangunan dan juga material
serta penampang struktur (kolom,balok pelat) yang digunakan . Untuk lantai 1 hingga lantai
8 memiliki denah struktural yang tipikal hanya saja khusus lantai 8 pada pelat memiliki
perbedaan karena memakai pelat atap.
a. Balok
1) Mengubah tampilan layar denah bangunan berdasarkan sumbu xy
2) Mengklik quick draw frame pada menu bar
3) Mengganti section properties sesuai dengan rencana
4) Menggambar grid sesuai dengan denah yang direncanakan

Gambar 2.30 Menggambar denah grid balok


b. Kolom
1) Mengubah tampilan layar denah bangunan berdasarkan sumbu xz
2) Mengklik quick draw frame pada menu bar
3) Mengganti section properties sesuai dengan rencana
4) Menggambar grid sesuai dengan denah yang direncanakan
Gambar 2.31 Menggambar denah grid kolom

c. Pelat
1) Mengubah tampilan layar denah bangunan berdasarkan sumbu xy
2) Mengklik quick poly area pada menu bar
3) Mengganti section properties sesuai dengan rencana
4) Menggambar grid sesuai dengan denah yang direncanakan
Gambar 2.32 Menggambar denah grid pelat

14. Memasukkan beban area yaitu beban hidup dan beban mati ( D sendiri maupun Tambahan)
pada tiap lantai 1-8. Caranya klik semua pelat yang diberi beban sesuai denahnya per setiap
lantai 🡪 Assign 🡪 area load 🡪 Uniform to frame (shell) 🡪 mengganti load pattern sesuai
yang diinginkan. Lalu memasukkan beban yang telah dihitung pada kolom load. Mengganti
satuan menjadi KN,m,C .Mengganti option menjadi replace existing loads lalu klik Ok
Gambar 2.33 Memasukkan beban hidup area loads

Gambar 2.34 Memasukkan beban mati sendiri area loads

15. Memasukkan beban dinding


a. Mengklik balok yang akan diinput beban
b. Mengklik Assign 🡪 Frame loads 🡪 Distributed . Maka akan muncul menu frame load
distributed.
c. Mengganti load pattern menjadi Dead (Beban sendiri) dan juga mengganti satuan
menjadi KN,m, C
d. Sesuaikan jarak balok yang akan di input beban dengan melihat denah.
e. Memasukkan beban balok yang sudah dihitung berdasarkan denah balok bangunan.

Gambar 2.35 Memasukkan beban dinding

16. Memasukkan pondasi jepit pada bangunan . Caranya mengklik joint yang dijadikan pondasi
kemudian mengklik Assign 🡪 joint 🡪 Restraints. Lalu pilih yang jepit , klik ok.

Gambar 2.36 Memasang pondasi jepit


17. Menyatukan kolom balok pelat agar menjadi satu kesatuan ketika menerima beban ke arah x
maupun y. Caranya pilih kolom, balok, pelat dalam satu lantai kemudian mengklik define
joint constraints. Maka akan muncul menu define constraints. Memilih tipe menjadi
diaphragm lalu add new constraints . Memberi nama diaphragm dan Z axis serta pilihan
paling bawah pada menu diaphragm constraint harus di checklist. Mengulangi langkah
tersebut hingga lantai 8.

Gambar 2.37 Define Constraints

18. Selanjutnya kita sudah bisa melakukan Run, caranya klik Analyze lalu pilih Run Analyze
lalu klik Run.

2.2 Pemodelan Tangga Menggunakan SAP2000


Langkah-langkan pemodelan struktur dengan SAP2000 dapat dilihat dibawah ini:

1. Langkah pertama yaitu membuat gridnya yang menyesuaikan dengan desain masing-
masing kelompok. Membuka program SAP lalu buat pemodelan baru dengan cara klik
New, Pilih satuan KN, mm, C, lalu pilih pada Template Grid Only.
Gambar 2.38 New Model
2. Setelah memilih Template maka akan muncul kotak menu Quick Grid Line. Isi model
menggunakan koordinat X sebanyak 3 buah,Y sebanyak 3 buah dan Z sebanyak 3 buah
sesuai desain denah lalu klik ok

Gambar 2.39 Quick Grid Lines


3. Lalu akan muncul denah garis sebanyak yang sudah kita masukan data pada Grid Line
untuk denah rancangan yang akan dimodelkan sesuai denah rencana masing masing.

Gambar 2.40 Grid Line

4. Menggambar denah grid data berdasarkan ukuran rancangan bangunan yang sudah
disepakati, berikut langkah-langkah membuat grid data pada tangga. Klik kanan pada
jendela lalu pilih Edit Grid Data lalu pilih modify/show system setelah tampilannya
terbuka pada display grid as pilih Spacing setelah itu kita ubah pada X, Y dan Z Grid data
sesuai dengan ukuran rancangan bangunan kita lalu pilih Ok, maka hasilnya seperti
dibawah ini.
Gambar 2.41 Edit Grid Data

Gambar 2.42 Tampilan Grid Tangga

5. Selanjutnya membuat material properti pada tangga sesuai dengan mutu material yang
sudah diberikan. Jadi langkah pertama kita pilih Define lalu pilih Material terus pilih add
new Material dan pada tampilan ini kita ubah sesuai dengan kebutuhan yang akan kita
pilih, contohnya seperti dibawah ini.

Gambar 2.43 Define Materials

Gambar 2.44 Material Property Data


6. Selanjutnya kita membuat Pelat Tangga dan Pelat Bordes sesuai dengan ukuran yang
sudah kita hitung di excel. Langkah-langkah membuat Pelat Tangga dan Pelat Bordes
hampir sama sehingga contohnya yang ditampilkan hanya langkah-langkah dari Pelat
Tangga saja karena data pada Shell Section Pelat Bordes sama dengan data dari Pelat
Tangga. Jadi langkah pertama klik Define lalu pilih Section Properties lalu pilih Area
Section terus Add New Section, pastikan Section Tipenya SHELL sebelum dibuat
Pelatnya, berikut contohnya dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 2.45 Area Sections

Gambar 2.46 Shell Section Data


7. Selanjutnya kita akan menggambar Pelat Tangga dan Pelat Bordes menggunakan Draw
Poly Area. Berikut langkah-langkahnya membuat Pelat Tangga dan Pelat Bordes.
a. Klik Draw Poly Area, lalu pilih section (Pelat Tangga)

Gambar 2.47 Draw Poly Area Section Pelat Tangga


b. Setelah itu pastikan elevasi di gridnya lantai paling bawah
c. Lalu membuat garisnya dari titik paling pojok lalu ke sampingnya, setelah itu
elevasi gridnya dinaikkan terlebih dahulu baru garisnya dibuat lagi kedepan dan
kesamping, maka hasilnya seperti dibawah ini.

Gambar 2.48 Bentuk Pelat Tangga


d. Selanjutnya membuat Pelat Bordes, disini cara membuatnya hampir sama
langkahnya seperti membuat Pelat Tangga hanya saja Sectionnya yang diubah
menjadi Pelat Bordes. Maka hasilnya seperti dibawah ini.
Gambar 2.49 Bentuk Pelat Bordes
e. Setelah itu membuat Pelat Tangga pada lantai selanjutnya cara membuatnya
hampir sama langkahnya seperti membuat Pelat Tangga. Maka hasil dari pelat
Tangga dan pelat Bordes seperti dibawah ini.

Gambar 2.50 Bentuk Pelat Tangga dan Pelat Bordes


8. Selanjutnya memberikan tumpuan pada ujung Pelat Tangga dan Bordes, caranya dengan
memblok titik pojok pada area pelat Tangga dan Bordes setelah itu pilih Assign lalu pilih
Joint lalu klik Restraints lalu pilih yang Jepit – jepit, maka hasilnya seperti dibawah ini

Gambar 2.51 Memberikan tumpuan pada Pelat Tangga dan Pelat Bordes
9. Lalu menambahkan Load Pattern dengan cara mengklik Define lalu Pilih Load Pattern,
berikut hasilnya dibawah ini.

Gambar 2.52 Define Load Pattern


10. Setelah itu menambahkan Mass Source dengan cara mengklik Define lalu pilih Mass
Source lalu ubah menjadi From Loads lalu klik Add. Berikut hasilnya di bawah ini.
Gambar 2.53 Define Mass Source
11. Selanjutnya menambahkan Load Combinations, kombinasi yang dipakai pada Pelat
Tangga yaitu 1,4D dan 1,2D +1,6L. langkah-langkahnya pertama yaitu klik Define lalu
pilih Load Combination lalu Add New Combo lalu isi kombinasi yang akan dipakai
contohnya seperti dibawah ini.

Gambar 2.54 Load Combinations 1,4D


Gambar 2.55 Load Combinations 1,2D + 1,6L
12. Selanjutnya memasukan beban mati pada pelat Tangga, caranya yaitu blok Pelat Tangga
lalu pilih Assign lalu pilih Area Loads lalu pilih Uniform to Frame (shell) terus masukkan
beban yang sudah dihitung pada excel, pastikan satuannya KN,m,C dengan coord system
Global, Directionnya Z dan distribution One Way. Maka hasilnya seperti dibawah ini.

Gambar 2.56 Beban Mati pada Pelat Tangga


13. Selanjutnya memasukan beban hidup pada pelat Tangga, caranya yaitu blok Pelat Tangga
lalu pilih Assign lalu pilih Area Loads lalu pilih Uniform to Frame (shell) terus masukkan
beban yang sudah dihitung pada excel, pastikan satuannya KN,m,C dengan coord system
Global, Directionnya Z dan distribution One Way. Maka hasilnya seperti dibawah ini.

Gambar 2.57 Beban Hidup pada Pelat Tangga


14. Selanjutnya memasukan beban mati pada pelat Bordes, caranya yaitu blok Plat Bordes
lalu pilih Assign lalu pilih Area Loads lalu pilih Uniform to Frame (shell) terus masukkan
beban yang sudah dihitung pada excel, pastikan satuannya KN,m,C dengan coord system
Global, Directionnya Z dan distribution One Way. Maka hasilnya seperti dibawah ini.

Gambar 2.58 Beban Mati pada Pelat Bordes


15. Selanjutnya memasukan beban hidup pada pelat Bordes, caranya yaitu blok Pelat Bordes
lalu pilih Assign lalu pilih Area Loads lalu pilih Uniform to Frame (shell) terus masukkan
beban yang sudah dihitung pada excel, pastikan satuannya KN,m,C dengan coord system
Global, Directionnya Z dan distribution One Way. Maka hasilnya seperti dibawah ini.

Gambar 2.59 Beban Hidup pada Pelat Bordes

16. Selanjutnya mengubah Automatic Area Mesh untuk mendetailkan hasil pemodelan
menjadi lebih kelihatan dengan cara klik Assign lalu pilih Area lalu pilih Automatic Area
Mesh setelah tampilan muncul ubah Mesh Area menjadi 10, berikut contohnya seperti
dibawah ini.
Gambar 2.60 Automatic Area Mesh
17. Sebelum di Run analysis kita mengubah terlebih dahulu pengaturannya menjadi Space
Frame karena kita membuat pemodelan 3 dimensi, cara membuatnya yaitu klik Analyze
lalu pilih Set Analysis Options lalu pilih Space Frame lalu klik Ok. Berikut hasilnya
seperti dibawah ini.

Gambar 2.61 Set Analysis Option (Space Frame)


18. Selanjutnya kita sudah bisa melakukan Run, caranya klik Analyze lalu pilih Run Analyze
lalu klik Run.

Anda mungkin juga menyukai