1. Langkah pertama yaitu membuat gridnya yang menyesuaikan dengan desain masing-
masing kelompok. Membuka program SAP lalu buat pemodelan baru dengan cara
klik
New, Pilih satuan KN, m, C, lalu pilih pada Template Grid Only
3. Lalu akan muncul denah garis sebanyak yang sudah kita masukan data pada Grid
Line untuk denah rancangan yang akan dimodelkan sesuai denah rencana masing
masing.
Isi material name, type, weight, E, Fc’ sesuai dengan desain beton seperti dibawah ini
Isi material name, type, weight, E, Fy sesuai dengan desain beton seperti dibawah ini
Isi material name, type, weight, E, Fy sesuai dengan desain beton seperti dibawah ini
5. Langkah selanjutnya adalah membuat bentuk penampang balok dan kolom sesuai
dengan ukuran yang ditentukan. Klik menu Define 🡪 section properties 🡪 Frame
section 🡪 Add New Property. Untuk Frame Properties buat B1A, B2A, B3A, B4A,
B5A, B6A, B7A B1L, B2L, B3L, B4L, B5L, B6L, B7L BA1A, BA1L, K1, K2, K3,
K4, K5, K6, K7, K8, KL dan KT.
6. Untuk Balok Induk 1 Lantai pilih Tipe Frame section property type Concrete dan untuk
concrete sectionnya pilih Rectangular lalu klik OK
Gambar 2.9 Frame Section Property
Setelah di oke makan akan muncul kotak menu Rectangular Section, lalu Section Name dan
dimension sesuai excel seperti dibawah ini :
1) Mengganti reinforcement data dan mengisi data, pada design type diubah menjadi
Beam dan mengubah angka pada longitudinal rebar center seperti gambar dibawah
ini. Lalu klik Ok
3) Mengganti reinforcement data, pada design type diubah menjadi Column dan
mengubah data seperti dibawah ini, Lalu klik Ok
Gambar 2.13 Reinforcement Data Kolom 1
c. Add new Property untuk menambah penampang lainya. Penampang kolom lain tersebut
yaitu K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K8, KL dan KT, caranya seperti K1 . Namun perlu
mengganti dimensi ukuran yaitu depth dan width sesuai dimensi dari kolom masing
masing.
8. Membuat penampang pelat lantai dan pelat atap dengan cara klik Define => Section
Properties => Area Section. Kemudian klik Add New Section sesuai dengan tipe pelat yang
akan digunakan. Tipe pelat yang digunakan yaitu Pelat Lantai tipe (PL1, PL2, PL3, PL4,
PL5, PL6, PL7, PA1, PA2, PA3, PA4, PA5, PA6, PA7).
Gambar 2.14 Menambah Area Sections
b. Untuk pelat lantai tipe PL3, PL4, PL5, PL6 PL7 karena memiliki dimensi ukuran dan
tipe pelat yang sama dengan PL2 maka hanya perlu mengganti namanya saja.
c. Untuk pelat atap PA1 memiliki dimensi ukuran dan tipe pelat yang sama dengan PL1.
Tipe pelat yang digunakan juga sama dengan pelat lantai.
11. Memasukkan Load Cases dengan cara mengklik define => load cases seperti gambar
dibawah ini
b. MODAL
1) Mengganti type Modes menjadi ritz vector
2) Memasukkan Maximum number of Modes sebesar 24
3) Memasukkan Loads applied
Adapun data lengkap load cases pada MODAL dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 2.24 Data Load Cases pada MODAL
d. Gempa arah X
1) Mengganti type load case menjadi respon spectrum.
2) Memberi nama Gempa arah X
3) Mengganti combination menjadi SRSS
4) Memasukkan loads Applied dengan skala factor ( x9,81) dengan melihat SNI
e. Gempa arah Y
Adapun data load cases pada beban Gempa arah Y dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 2.27 Data Load Cases pada Rxy
12. Memasukkan kombinasi beban dengan cara mengklik define 🡪 load combinations . Ada 20
beban kombinasi yang dimasukkan berdasarkan SNI
a. U = 1,4D
b. U = 1,2D + 1,6L
c. U = 1,0 Ex + 0,3 Ey + Torsi
d. U = 0,3 Ex + 1,0 Ey + Torsi
e. U = 1,2D + 1,0 (1,3 Ex + 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
f. U = 1,2D + 1,0 (1,3 Ex - 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
g. U = 1,2D + 1,0 (-1,3 Ex + 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
h. U = 1,2D + 1,0 (-1,3 Ex - 0,39 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
i. U = 1,2D + 1,0 (0,39 Ex + 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
j. U = 1,2D + 1,0 (-0,39 Ex + 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
k. U = 1,2D + 1,0 (0,39 Ex - 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
l. U = 1,2D + 1,0 (-0,39 Ex - 1,3 Ey + 0,2 SDS D + Torsi) + 0,5 L
m. U = 0,9D + 1,0 (1,3 Ex + 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
n. U = 0,9D + 1,0 (1,3 Ex - 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
o. U = 0,9D + 1,0 (-1,3 Ex + 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
p. U = 0,9D + 1,0 (-1,3 Ex - 0,39 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
q. U = 0,9D + 1,0 (0,39 Ex + 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
r. U = 0,9D + 1,0 (-0,39 Ex + 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
s. U = 0,9D + 1,0 (0,39 Ex - 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
t. U = 0,9D + 1,0 (-0,39 Ex - 1,3 Ey - 0,2 SDS D + Torsi)
Memasukkan kombinasi dari combo 1 sampai combo 20 dengan cara Add new combo.
Kemudian memasukkan load combination name sesuai dengan combo yang diinginkan lalu
mengklik add dan mengklik Ok. Nilai SDS diambil dari perhitungan respon spektrum.
13. Menggambar denah grid data berdasarkan rancangan denah bangunan dan juga material
serta penampang struktur (kolom,balok pelat) yang digunakan . Untuk lantai 1 hingga lantai
8 memiliki denah struktural yang tipikal hanya saja khusus lantai 8 pada pelat memiliki
perbedaan karena memakai pelat atap.
a. Balok
1) Mengubah tampilan layar denah bangunan berdasarkan sumbu xy
2) Mengklik quick draw frame pada menu bar
3) Mengganti section properties sesuai dengan rencana
4) Menggambar grid sesuai dengan denah yang direncanakan
c. Pelat
1) Mengubah tampilan layar denah bangunan berdasarkan sumbu xy
2) Mengklik quick poly area pada menu bar
3) Mengganti section properties sesuai dengan rencana
4) Menggambar grid sesuai dengan denah yang direncanakan
Gambar 2.32 Menggambar denah grid pelat
14. Memasukkan beban area yaitu beban hidup dan beban mati ( D sendiri maupun Tambahan)
pada tiap lantai 1-8. Caranya klik semua pelat yang diberi beban sesuai denahnya per setiap
lantai 🡪 Assign 🡪 area load 🡪 Uniform to frame (shell) 🡪 mengganti load pattern sesuai
yang diinginkan. Lalu memasukkan beban yang telah dihitung pada kolom load. Mengganti
satuan menjadi KN,m,C .Mengganti option menjadi replace existing loads lalu klik Ok
Gambar 2.33 Memasukkan beban hidup area loads
16. Memasukkan pondasi jepit pada bangunan . Caranya mengklik joint yang dijadikan pondasi
kemudian mengklik Assign 🡪 joint 🡪 Restraints. Lalu pilih yang jepit , klik ok.
18. Selanjutnya kita sudah bisa melakukan Run, caranya klik Analyze lalu pilih Run Analyze
lalu klik Run.
1. Langkah pertama yaitu membuat gridnya yang menyesuaikan dengan desain masing-
masing kelompok. Membuka program SAP lalu buat pemodelan baru dengan cara klik
New, Pilih satuan KN, mm, C, lalu pilih pada Template Grid Only.
Gambar 2.38 New Model
2. Setelah memilih Template maka akan muncul kotak menu Quick Grid Line. Isi model
menggunakan koordinat X sebanyak 3 buah,Y sebanyak 3 buah dan Z sebanyak 3 buah
sesuai desain denah lalu klik ok
4. Menggambar denah grid data berdasarkan ukuran rancangan bangunan yang sudah
disepakati, berikut langkah-langkah membuat grid data pada tangga. Klik kanan pada
jendela lalu pilih Edit Grid Data lalu pilih modify/show system setelah tampilannya
terbuka pada display grid as pilih Spacing setelah itu kita ubah pada X, Y dan Z Grid data
sesuai dengan ukuran rancangan bangunan kita lalu pilih Ok, maka hasilnya seperti
dibawah ini.
Gambar 2.41 Edit Grid Data
5. Selanjutnya membuat material properti pada tangga sesuai dengan mutu material yang
sudah diberikan. Jadi langkah pertama kita pilih Define lalu pilih Material terus pilih add
new Material dan pada tampilan ini kita ubah sesuai dengan kebutuhan yang akan kita
pilih, contohnya seperti dibawah ini.
Gambar 2.51 Memberikan tumpuan pada Pelat Tangga dan Pelat Bordes
9. Lalu menambahkan Load Pattern dengan cara mengklik Define lalu Pilih Load Pattern,
berikut hasilnya dibawah ini.
16. Selanjutnya mengubah Automatic Area Mesh untuk mendetailkan hasil pemodelan
menjadi lebih kelihatan dengan cara klik Assign lalu pilih Area lalu pilih Automatic Area
Mesh setelah tampilan muncul ubah Mesh Area menjadi 10, berikut contohnya seperti
dibawah ini.
Gambar 2.60 Automatic Area Mesh
17. Sebelum di Run analysis kita mengubah terlebih dahulu pengaturannya menjadi Space
Frame karena kita membuat pemodelan 3 dimensi, cara membuatnya yaitu klik Analyze
lalu pilih Set Analysis Options lalu pilih Space Frame lalu klik Ok. Berikut hasilnya
seperti dibawah ini.