LAILA SHOFIANA
(19/441080/SV/16432)
1
BAB II PERENCANAAN PORTAL
Pada bab ini akan dibahas tata cara perencanaan portal 2 dimensi, unit dalam KN, m,
C. Beban-beban yang bekerja pada portal ialah berat sendiri dan beban mati/Dead Loads
(DL), beban hidup/Live Loads (LL) dan beban gempa statik/Quake Loads (QL). Diketahui:
a. Model Portal =A
b. Tinggi setiap lantai =3m
c. Mutu Beton (f’c) = 30 MPa
d. Mutu Baja
Tulangan Pokok = BJ 41
Tulangan Sengkang = BJ 34
e. Fungsi Bangunan = Kos-kosan
f. Pasangan Dinding = Batako (250 kg/m2 )
g. Beban mati = Berat dinding x tinggi tiap lantai
= 250 x 3
= 750 kg/m2
h. Beban Hidup plat lantai = 1,92 Kn/m2
i. Beban Hidup dag = 1,5 x 1,92
= 2,88 KN/m2
j. Beban angin = 0,77 KN/m
2
k. Wilayah Gempa = Yogyakarta (Tanah Lunak)
Standar Acuan
3
1.2 LANGKAH-LANGKAH PEMODELAN
1.2.1 GRID
1. Membuka Aplikasi SAP2000 V14.0.0, dan muncul tampilan seperti pada
gambar 1.2.1.
2. Memilih File – New Model atau menekan ctrl+N hingga muncul box “New
Model”.
3. Menentukan satuan “KN, m, C” dan memilih “Grid Only” pada jendela kerja
New Model.
4. Kemudian akan muncul kotak dialog “Quick Grid Lines”, lalu klik OK.
4
Gambar 2. 4 Jendela Kerja Quick Grid Lines
6. Kik kanan pada layar gambar lalu klik Edit Grid Data - Modify Show System
– Spacing. Lalu mengubah spacing pada X Grid Data, Y Grid Data, Z grid Data.
Kemudian klik OK.
5
Gambar 2. 6 Tampilan Coordinate/Grid System
6
1.2.2 DEFINE MATERIAL
1. Memilih Define – Materials… pada Tab menu.
7
4. Membuat material lagi untuk tulangan dengan mengulangi langkah 1 dan 2. Isi
data seperti tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Material Tulangan pokok dan Tulangan Sengkang
Tulangan Pokok
Material Name and Display Color TUL POKOK BJ41
Material Type Rebar
Weight per Unit Volume 7850
Modulus of Elasticity 200000mpa
Fy 250mpa
Fu 410mpa
Fye 1,1x250mpa
Fue 1,1x410mpa
Tulangan Sengkang
Material Name and Display Color SENGKANG BJ34
Material Type Rebar
Weight per Unit Volume 7850
Modulus of Elasticity 200000mpa
Fy 210mpa
Fu 340mpa
Fye 1,1x210mpa
Fue 1,1x340mpa
Tabel 2. 2 Sifat mekanis baja struktural
5. Kemudian akan muncul semua material pada “Define Materials”, lalu klik OK.
8
1.2.3 DEFINE PROPERTIES
1. Memilih menu Define – Section Properties - Frame Sections.
3. Pada kuda-kuda baja ini menggunakan profil baja Double Channel. Kemudian
setelah muncul jendela kerja Add Frame Section Property, lalu memilih
Concrete pada Concrete Section Type dan klik profil Rectangle.
9
4. Kemudian akan muncul jendela kerja Rectangular Section. Untuk membuat
kolom ubah Section Name dengan K50x50. Memasukkan data Dimensions
sesuai dengan perhitungan kolom (Tabel 2.3 dimensi kolom, balok, dan sloof).
Material memakai F’C30.
Tabel 2. 3 dimensi kolom, balok, dan sloof
Kolom 50x50
Depth 0,50 m
Dimension
Width 0,50 m
Balok 30x50
Depth 0,50 m
Dimension
Width 0,30 m
Balok 25x30
Depth 0,30 m
Dimension
Width 0,25 m
Sloof 30x50
Depth 0,50 m
Dimension
Width 0,30 m
Sloof 25x30
Depth 0,30 m
Dimension
Width 0,25 m
10
Ubah Confirement Bars menjadi tulangan sengkang BJ34. Design type pilih
column. Reinforcement Configuration pilih Rectangular. Ubah Longitudinal
Bars Size jadi 19d. Ubah Confirement Bars Size jadi 12d. Lalu klik OK.
7. Untuk membuat balok dan sloof ulangi langkah no 2-4 sesuai Tabel 2.3 dimensi
kolom, balok, dan sloof.
11
8. Klik Concrete Reinforcement (Gambar 2.13 Jendela Kerja Rectangular
Section). Untuk kolom ubah Longitudinal Bars menjadi tulangan pokok BJ41.
Ubah Confirement Bars menjadi tulangan sengkang BJ34. Design type pilih
Beam. Ubah Top jadi 0,04. Ubah Bottom jadi 0,04. Lalu klik OK.
10. Kembali ke Jendela Kerja Frame Properties akan muncul seperti Gambar 2.18
Jendela Kerja Frame Properties setelah add new property. Lalu klik OK.
12
Gambar 2. 18 Jendela Kerja Frame Properties setelah add new property
12. Pada Jendela Kerja Area Section, untuk membuat plat lantai dan plat dag
pastikan Select Section Type To Add adalah shell. Kemudian klik Add new
Section.
13. Pada Jendela Kerja Shell Section Data untuk membuat Plat lantai, ubah Section
Name menjadi PLAT LANTAI. Pada type klik Shell-Thin. Material yang
dipakai F’C 30. Ubah data Thickness sesuai Tabel 2.4 Data ketebalan plat.
13
Tabel 2. 4 Data ketebalan Plat
PLAT LANTAI
Type Shell-Thin
Material F’C30
Membrane 0,12 m
Bending 0,12 m
PLAT DAG
Type Shell-Thin
Material F’C30
Membrane 0,1 m
Bending 0,1 m
14. Klik Modify/Show Shell Design Parameters… Pada Rebar Material dipilih
TUL POKOK BJ41 dan Rebar Section pilih two layers. Klik OK.
14
Gambar 2. 22 Jendela Kerja Concrete Shell Section Design Parameters
15. Untuk membuat PLAT DAG ulangi langkah no 12-14 dan pastikan sesuai
dengan tabel Tabel 2.4 Data ketebalan plat. Jika sudah, kemudian akan kembali
pada Jendela Kerja Area Section dan sudah terdapat PLAT LANTAI dan PLAT
DAG. Lalu klik OK.
Gambar 2. 23 Jendela Kerja Area Section yang sudah di Add New Section.
1.3.4 DRAW
1. Memulai gambar dengan klik Draw Frame.
15
2. Menggambar kolom, balok dan sloof. Pastikan Section pada Properties of
Object sesuai dengan yang ingin digambar.
3. Memberikan tumpuan pada semua tumpuan, klik joint kemudian klik menu
Assign – Joint – Restraints.
16
Gambar 2. 28 Titik setelah diberi Tumpuan
6. Untuk membuat plat lantai dan plat dag klik Draw Rectangular Area Element.
17
1.3 LANGKAH PEMBEBANAN
1.3.1 FUNCTION
1. Klik Define – Function – Respone spectrum…
18
Gambar 2. 33 Hasil Perhitungan
19
Gambar 2. 35 Menu Bar Define - Load Patern
2. Kemudian akan muncul tampilan Define Load Patterns. Pada tabel Load
Patterns Name dan type diubah sesuai pada Tabel 2.4 Data Load Patterns
Name dan Data lalu klik Add New Load Patterns. Lalu klik OK.
Tabel 2. 5 Data Load Patterns Name dan Type
20
Gambar 2. 37 Menu Bar Define - Load Cases
3. Muncul Jendela Kerja Load Case Data-Response Spectrum. Ubah load case
type menjadi Response Spectrum. Pada tabel load name pilih U1, tabel function
diganti dengan YOGYAKARTA, tabel Scale factor diisi dengan rumus :
g.i/r = 9,81x1/8
= 1,22625
Kemudian klik Add - OK
21
Gambar 2. 39 Load Case Data-Response Spectrum - EQx
22
1.3.4 LOAD COMBINATION
1. Memilih Define – Load Combinations.
2. Kemudian akan muncul jendela kerja Define Response Combination dan klik
Add New Combo.
23
Tabel 2. 6 Data Variasi Combination Case
Response Load
Scale
Combiation Combination Case Name
Factor
Data Type
DEAD 1,4
COMB 1
SUPERDEAD 1,4
DEAD 1,2
COMB 2 SUPERDEAD 1,2
LIVE 1,6
DEAD 0,9
SUPERDEAD 0,9
COMB 3
EQx 1
EQy 0,3
Linear Add DEAD 0,9
SUPERDEAD 0,9
COMB 4
EQx 0,3
EQy 1
DEAD 0,9
COMB 5 SUPERDEAD 0,9
Wy 1
DEAD 0,9
COMB 6 SUPERDEAD 0,9
Wx 1
COMB 1 1
COMB 2 1
COMB 3 1
ENV Envelope
COMB 4 1
COMB 5 1
COMB 6 1
24
4. Tampilan jendela kerja Define Response Combinations setelah input data. Klik
OK.
ii. Kemudian muncul jendela kerja Frame Distributed Loads, lalu ubah Load
Pattern Name menjadi SUPERDEAD, Units diubah menjadi kgf,m,c,
Direction diubah menjadi Z, dan pada Uniform load diisi menjadi -750.
Lalu klik OK.
25
Gambar 2. 46 Jendela Kerja Frame Distributed Loads-Superdead
iii. Untuk menambahkan beban angin, Select kolom bagian X dan Y, lalu ikuti
langkah a-b, (units yang dipakai KN,m,c) namun disesuaikan dengan tabel
2.7 Data Pengisian beban angin. Lalu klik OK.
Tabel 2. 7 Data pengisian beban angin
Wx
Coord Sys Local
Direction 2
Load 0,77
Wy
Coord Sys Local
Direction 3
Load 0,77
26
Gambar 2. 48 Tampilan yang sudah diinput Beban Angin
2. Beban Area
a. Select area pada lantai 2, lalu klik Assign-Area Load-Uniform (Shell)…
b. Kemudian muncul jendela kerja Area Uniform Loads, ubah load pattern
name menjadi LIVE, pastikan units yang dipakai adalah KN,m,c, Load
diganti sesuai Tabel 2.8 Load Beton. Lalu klik OK.
27
Tabel 2. 8 Load beban
Gambar 2. 51 Tampilan area setelah dinput beban mati dan beban hidup
2.3.6 MASS SOURCE
1. Klik menu bar Define-Mass Source
2. Kemudian muncul jendela kerja define mess source. Pada mess definition pilih
from load. Lalu add data seperti pada tabel 2.9 Data define mass multiplier for
loads. Lalu klik OK.
Tabel 2. 9 Data define mass multiplier for loads
Load Multiplier
DEAD 1
SUPERDEAD 1
LIVE 0,3
28
Gambar 2. 53 Jendela kerja Define Mass Source
2.3.7 DIAPHRARGM
1. Select balok dan plat pada lantai 2 dan dag, lalu klik Assign-Joint-
Constraints.
29
Gambar 2. 56 jendela kerja diaphragm constraint
30
Gambar 2. 58 area menjadi lebih detail 50cm
31
2.4.2 SHEAR 2-2
1. Klik Frame/Cable…
2. Kemudian muncul Jendela kerja Member Force Diagram For Frames. Klik
salah satu pada Case/Combo name, component dan options lalu klik OK.
32
Gambar 2. 63 Tampilan Shear 2-2 fill diagram
33
2.4.3 MOMENT 3-3
1. Klik Frame/Cable…
2. Kemudian muncul Jendela kerja Member Force Diagram For Frames. Klik
salah satu pada Case/Combo name, component dan options lalu klik OK.
34
3. Tampilan Momen 3-3
35
2.4.4 AXIAL FORCE
1. Klik Frame/Cable…
2. Kemudian muncul Jendela kerja Member Force Diagram For Frames. Klik
salah satu pada Case/Combo name, component dan options lalu klik OK.
36
3. Tampilan Axial Force
37
2.4.5 MODAL PARTISIPASI MASSA
1. Klik menu bar Display-Show tables
2. Pilih Analysis Result – Structure Output – Modal Information, lalu cek list
pada Table. Modal participating Mass Ration, kemudian klik OK.
38
3. Muncul jendela kerja Modal Participating Mass ratios
4. Pilih menu bar File – Export All Table – to Excell. Pada StepNum 12 terliht
SumUX sebesar 0,77621 dan SumUY sebesar 0,77311.
39
2.4.6 BASE REACTION
1. Klik menu bar Display-Show tables
2. Pilih Analysis Result – Structure Output – Base Reactions, lalu cek list pada
Table. Base Reactions, kemudian klik OK.
40
3. Muncul jendela kerja Base Reaction
4. Pilih menu bar File – Export All Table – to Excell. Pada Env Max antara Global
Fx dan Global Fy tidak jauh berbeda dengan selisih 0,000266.
41
2.5 LAMPIRAN HASIL PERENCANAAN
1. Check of Structure
Berdasarkan data soal, pembebanan tidak memenuhi syarat, oleh karena itu saya
mengganti mutu beton yang lebih tinggi dan mengubah dimensi kolom ke lebih besar
2. Deform shape
42
3. Shear 2-2
43
4. Moment 3-3
44
5. Axial Force
45
6. Mass Ration
46