Jembatan
Penyeberangan
6m
8m
6m
+ 0,0
-1 m
4m
Gambar 2. Potongan Melintang Struktur Jembatan Penyeberangan
Lantai jembatan dari pelat beton tebal 12 cm, dan diatasnya terdapat lapisan penutup lantai. Berat
penutup lantai diperhitungkan sebesar 50 kg/m2.
Sepanjang tepi dari jembatan dipasang dinding pasangan bata setinggi 1,25 m. Beban hidup di atas
jembatan penyeberangan diperhitungkan sebesar 250 kg/m2.
tf
tw
Untuk keperluan desain perlu dilakukan analisis struktur dengan menggunakan SAP2000. Struktur
akan didesain dengan metode LRFD, kombinasi pembebanan (load combination) yang ditinjau pada
desain struktur adalah :
U = 1,2.D + 1,6.L; dimana D = beban mati, L = beban hidup
Karakteristik Bahan Beton :
2
Modulus elastisitas beton = 200000 kg/cm , Angka Poisson = 0,20, berat jenis beton = 2,4 ton/m =
3
0,0024 kg/cm . Mutu tulangan pokok fy. 400 MPa (tulangan ulir/deform), mutu tulangan sengkang fy.
240 MPa (tulangan polos/plain), dan mutu beton fc. 20 MPa (K.250).
Untuk desain beton digunakan faktor reduksi kekuatan bahan () sesuai SNI Beton 2002 yaitu :
Bending = 0.8, Shear = 0,75, Compression (Spiral) = 0.7, Compression (Tied) = 0.65.
Karakteristik Bahan Baja :
2
Modulus elastisitas baja = 2100000 kg/cm , Angka Poisson = 0,30, berat jenis baja = 7,85 ton/m =
3
2
0,00785 kg/cm . Mutu profil baja BJ.37, dengan tegangan leleh (Fy) = 2400 kg/cm dan tegangan
2
ultimate (Fu) = 3700 kg/cm .
Beban mati pada jembatan penyeberangan terdiri dari :
Berat sendiri pelat, profil baja IWF, balok dan kolom portal beton (diinput secara otomatis
dengan masukan berupa ukuran penampang dan berat jenis bahan)
Penutup lantai sebesar 50 kg/m2 = 0,005 kg/cm2 (diinput sebagai beban merata persatuan luas).
Beban dinding bata sebesar : 1,25x250 kg/m = 312,5 kg/m = 3,125 kg/cm (diiput sebagai
beban merata persatuan panjang)
Beban sebesar 250 kg/m2 = 0,025 kg/cm2 (diinput sebagai beban merata persatuan luas)
Dengan memasukkan data-data ini, akan didapatkan model konfigurasi dari struktur seperti pada
Gambar 4.
=0
= 0.0024
= 2010190
= 0.20
=0
=0
= 0.00785
= 2100000
= 0.30
=0
: BALOK
: - Depth = 50
: - Width = 25
: CONC
: Beam
: Top
Bottom
=4
=4
Klik OK
Pada kotak Frame Properties klik Add Copy of Property. Pada kotak Rectangular Section masukkan
data :
Section Name
Dimension
Material
: KOLOM
: - Depth = 50
: - Width = 35
: CONC
: Column
: Rectangular
: Ties
:4
:0
:0
Check/Design
Klik OK.
: Reinforcement to be Designed
Pada kotak Frame Properties klik Add I/Wide Flange, klik Add New Property. Pada kotak I/Wide
Flange Section, masukkan data profil IWF seperti pada gambar di bawah :
Section Name
Material
: IWF
: STEEL
Dimensions :
Outside height ( t3 )
Top flange width (t2 )
Top flange thickness ( tf )
Web thickness
Bottom flange width ( t2b )
Bottom flange thickness ( tfb )
: 30
: 15
:1
: 0.8
: 15
:1
Klik OK.
Dari menu Define, pilih Area Sections. Pada kotak Area Sections klik Add New Section. Pada kotak
Shell Section Data, masukkan pelat :
Section Name
Type
Material Name
Material Angle
: PELAT
: Plate-Thin
: CONC
:0
Thickness :
Membrane
Bending
Klik OK.
: 12
: 12
Klik semua balok arah sumbu Y dari struktur. Pilih menu Assign, Frame/Cable/Tendon dan
Frame Section. Pada kotak Frame Property, pilih IWF, klik OK.
Klik semua balok arah sumbu X dari struktur. Pilih menu Assign, Frame/Cable/Tendon dan
Frame Section. Pada kotak Frame Property, pilih BALOK, klik OK.
Klik semua kolom dari struktur. Pilih menu Assign, Frame/Cable/Tendon dan Frame Section.
Pada kotak Frame Property, pilih KOLOM, klik OK.
Klik semua elemen pelat pada struktur. Pilih menu Assign, klik Area dan Section. Pada kotak
Area Sections, klik PELAT, klik OK.
Untuk melihat konfigurasi perspektif dari struktur dan elemen-elemennya, gunakan menu View, Set
Display Options. Pada kotak Display Options For Active Window klik Extrude View pada kotak
General.
Untuk mengatur posisi dari kolom-kolom struktur seperti yang direncanakan, dapat dilakukan dengan
menggunakan menu Assign, Frame/Cable/Tendon, dan Local Axes untuk memutar sumbu kolom.
= DEAD
= DEAD
=1
Load Name
Type
Self Weight Multiplier
Klik OK.
= LIVE
= LIVE
=0
Dari menu Define, pilih Analysis Cases. Pada kotak Analysis Case masukkan data :
Case Name
Case Type
= DEAD
= Linear Static
Load Name
Case Type
= LIVE
= Linear Static
: Linear Add
: DEAD
: Linear Static
: 1.2
Combination Type
Case Name
Case Type
Scale Factor
Klik OK.
: Linear Add
: LIVE
: Linear Static
: 1.6
: DEAD
: Kg, cm, C
Uniform Load
Load
Coor System
Direction
Options
Klik OK.
:
: -0.005
: Globals
:Z
: Replace Existing Loads
Untuk memasukkan beban dinding pada struktur, dilakukan sbb. : Klik profil-profil IWF yang terletak
ditepi, pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable/Tendon Loads, klik Distributed. Pada kotak Frame
Distributed Loads masukkan data beban dinding sebesar 3,125 kg/cm sbb. :
Load Case Name
Unit
: DEAD
: Kg, cm, C
: LIVE
: Kg, cm, C
Uniform Load
Load
Coor System
Direction
Options
Klik OK.
:
: -0.025
: Globals
:Z
: Replace Existing Loads
: ACI 318-99
= 0,8
= 0,65
= 0,7
= 0,75
Gambar 10. Data Masukan Untuk Tipe Rangka (Framing Type) Struktur Beton
10
: AISC-LRFD93
: Moment Frame
= 0,9
= 0,85
= 0,9
= 0,9
= 0,9
: Yes
=1
11
Pada Design Load Combination Selections, dari kotak List of Combo pilih kombinasi pembebanan
yang akan dianalisis yaitu COMB1, kemudian klik Add. Dengan cara ini kombinasi pembebanan yang
dipilih akan berpindah ke kotak Design Combos.
Kombinasi pembebanan lainnya yang tidak dianalisis harus dihilangkan dari kotak Design Combos.
Pilih kombinasi pembebanan yang tidak dianalisis, klik Remove. Klik OK.
12
Gambar 13a. Tulangan Pokok (Longitudinal Reinforcing) Pada Portal Beton Satuan : cm2
Gambar 13b. Tulangan Geser (Shear Reinforcing) Pada Portal Beton Satuan : cm2/cm
13
Gambar 14. Rasio Tegangan Pada Profil Baja (Steel P-M Interaction Ratio)
Catatan : Untuk profil-profil yang berwarna merah atau yang nilai rasio tegangannya > 1,
ukuran profil harus diperbesar)
14
15
: COMB1
: Resultant Forces
16
Untuk menampilkan momen lentur pada elemen shell (pelat), pada kotak Component bisa dipilih M11
atau M22. M11 adalah momen lentur pada pelat pada arah sumbu lokal pelat 1, M22 adalah momen
lentur pada pelat pada arah sumbu lokal pelat 2.
Untuk menampilkan sumbu lokal dari pelat, pilih menu View, kemudian klik Set Display Options,
Pada kotak Display Options For Active Window pilih Areas, klik Local Axes, klik OK.
17
18