TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh :
NASRUL AMIN
06 0404 072
SUBJURUSAN STRUKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini juga berimbas pada dunia konstruksi yang
juga mengalami kemajuan yang cukup drastis terutama di bidang desain. Kayu dan
beton yang selama ini digunakan penuh dalam setiap pembangunan gedung kini
sudah mulai beralih menggunakan material baja. Karena diharapkan dengan
menggunakan material baja ini dapat mengurangi terciptanya sampah-sampah
konstruksi yang selama ini masih menjadi masalah bagi lingkungan. sebagai hasilnya
terciptalah berbagai metode dalam desain struktur salah satunya sistem struktur
komposit yang terdiri dari gabungan baja dan beton. Dengan adanya sistem ini
bangunan tingkat tinggi bukan lagi menjadi sesuatu yang tabu pada dunia konstruksi
saat ini, tetapi sudah menjamur di setiap kota di setiap negara di dunia disamping
proses pengerjaannya ramah terhadap lingkungan juga proses pengerjaannya lebih
cepat dari konstruksi beton biasa.
Pada tugas akhir ini direncanakan bangunan komposit tahan gempa yang
mengacu pada peta gempa 2010. Bangunan terdiri dari 10 lantai dimana dimensi
bangunan 24 x 24 m2, bangunan direncanakan berada di kota Medan dengan kondisi
tanah lunak. Perhitungan analisa struktur dilakukan dengan program ETABS v 9.5.0,
sedangkan untuk desain elemen struktur dilakukan secara manual dengan metode
LRFD mengacu pada SNI 03-1729-2002. Desain struktur direncanakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMMK) dan tetap menggunakan konsep Strong
Coloum Weak Beam (SCWB).
Dari hasil desain yang dilakukan didapatkan bahwa bangunan yang
direncanakan telah memenuhi kriteria tahan gempa sesuai ASCE 7-05 dan juga telah
memenuhi syarat SRPMK dan SCWB sesuai standard SNI 03-1729-2002.
Kata Kunci : Struktur komposit, tahan gempa, SRPMK, SCWB.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahnat dan hidayah, serta innayah-Nya hingga terselesaikannya
tugas akhir ini dengan judul Perencanaan Bangunan Komposit Baja-Beton
Bertingkat Tahan Gempa Sesuai Peta Gempa 2010.
Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana
teknik sipil bidang studi struktur pada fakultas teknik Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan. Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak
kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu
dosen serta rekan mahasiswa sangatlah penulis harapkan.
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang senantiasa penulis cintai yang dalam
keadaan sulit telah memperjuangkan hingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan. Selaku dosen pembimbing dan juga
selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
dalam menyelesaikan tugas akhir ini
2.
3.
Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT ; Bapak Ir. Sanci Barus, MT dan Bapak
Muhammmad Agung Putra Hardana, ST, MT selaku pembanding yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan
yang luar biasa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4.
5.
6.
Kedua orang tua penulis Bapak Ali Sabda dan Ibu Gusbaini tersayang yang
selalu mendoakan dan terus memperjuangkan penulis untuk bisa menyelesaikan
tugas akhir ini, juga abang penulis Ali Saputra yang telah memnbantu penulis
untuk tetap bisa melanjutkan perkuliahan serta adik-adik penulis Tika dan Tina
(si kembar) yang memberi motivasi kepada penulis.
7.
rilly, ari, maulana dan lain-lani. Abang/kakak saya stambuk 2002, 2003,
2004, 2005, terima kasih atas masukannya selama ini.
8.
Anak-anak kos 32 yaitu darly, deni, yogi, anjas, mardi, rangga, restu, bg
irul (togap), bg hariadi, bg kurniawan juga ibu dan bapak kos yaitu bu
neng dan pak manan beserta keluarga (siti, ade, iqbal dan agung) yang
memberikan warna berbeda dalam hidup ini.
Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Medan,
Juli 2011
Nasrul Amin
06 0404 072
DAFTAR ISI
Abstrak ..............................................................................................................
ii
ix
xi
I PENDAHULUAN ..............................................................................
I.1.
I.2.
I.3.
I.4.
I.5.
10
10
12
13
15
15
16
19
20
20
24
25
27
27
28
28
30
32
33
33
34
35
36
37
37
39
40
40
42
42
42
46
46
46
48
49
50
52
52
53
53
54
74
80
91
94
DAFTAR TABEL
Tabel.II.1
28
Tabel.II.2
31
Tabel.II.3
31
Tabel.II.4
Tabel.II.5
32
33
Tabel.II.6
35
Tabel.II.7
36
Tabel.II.8
40
Tabel.III.1
47
Tabel.III.2
Tabel.III.3
Tabel.III.4
Tabel.III.5
Tabel.III.6
Tabel.III.7
Tabel.III.8
Tabel.III.9
Tabel.III.10
Tabel.III.11
Tabel.III.12
Tabel.III.13
Tabel.III.14
Tabel.III.15
Tabel.IV.1
DAFTAR GAMBAR
Gambar.I.1
Gambar I.2
Gambar I.3
Gambar.II.1
11
Gambar.II.2
11
Gambar.II.3
13
Gambar.II.4
15
Gambar.II.5
16
Gambar.II.6
18
Gambar.II.7
19
Gambar II.8
21
21
25
Gambar II.9
29
Gambar II.12 : Peta percepatan gempa maksimum Indonesia dalam SNI 031726-2002................................................................................
29
30
39
44
43
45
47
48
55
55
56
58
58
62
66
67
69
73
73
76
78
80
82
87
93
95
96
Gambar.III.22:
98
DAFTAR NOTASI
Ag
As
Ar
Asc
c1,c2,c3
Cs
Cvx
dz
Ec
Em
Fa
Fv
Fi
fcr
fL
fr
fy
fyc
fym
fc
fr
hi / hx
Tinggi penampang
Inersia profil
Kc
kc
Panjang bentang
Lb
Lk
Panjang tekuk
Lp
Lr
Mcr
Mn
Mp
Mu
Nn
Nu
Qn
Jari-jari kelengkungan
rmin
rm
ry
Ss
S1
Nilai spektra percepatan untk periode 1.0 detik di batuan dasar (SB)
mengacu pada peta gempa indonesia 2010
SDS
SD1
Te
tf
Tebal flens
tw
Tebal web
V1
Vn
Vp
Vu
wr
x1,x2
Zx, Zy
*
pb
*
pc
Target perpindahan
Koefisien/faktor tekuk
Angka Poisson
Tegangan normal
ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini juga berimbas pada dunia konstruksi yang
juga mengalami kemajuan yang cukup drastis terutama di bidang desain. Kayu dan
beton yang selama ini digunakan penuh dalam setiap pembangunan gedung kini
sudah mulai beralih menggunakan material baja. Karena diharapkan dengan
menggunakan material baja ini dapat mengurangi terciptanya sampah-sampah
konstruksi yang selama ini masih menjadi masalah bagi lingkungan. sebagai hasilnya
terciptalah berbagai metode dalam desain struktur salah satunya sistem struktur
komposit yang terdiri dari gabungan baja dan beton. Dengan adanya sistem ini
bangunan tingkat tinggi bukan lagi menjadi sesuatu yang tabu pada dunia konstruksi
saat ini, tetapi sudah menjamur di setiap kota di setiap negara di dunia disamping
proses pengerjaannya ramah terhadap lingkungan juga proses pengerjaannya lebih
cepat dari konstruksi beton biasa.
Pada tugas akhir ini direncanakan bangunan komposit tahan gempa yang
mengacu pada peta gempa 2010. Bangunan terdiri dari 10 lantai dimana dimensi
bangunan 24 x 24 m2, bangunan direncanakan berada di kota Medan dengan kondisi
tanah lunak. Perhitungan analisa struktur dilakukan dengan program ETABS v 9.5.0,
sedangkan untuk desain elemen struktur dilakukan secara manual dengan metode
LRFD mengacu pada SNI 03-1729-2002. Desain struktur direncanakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMMK) dan tetap menggunakan konsep Strong
Coloum Weak Beam (SCWB).
Dari hasil desain yang dilakukan didapatkan bahwa bangunan yang
direncanakan telah memenuhi kriteria tahan gempa sesuai ASCE 7-05 dan juga telah
memenuhi syarat SRPMK dan SCWB sesuai standard SNI 03-1729-2002.
Kata Kunci : Struktur komposit, tahan gempa, SRPMK, SCWB.
BAB I
PENDAHULUAN
bersifat daktail, dimana daktail adalah suatu sifat yang mempengaruhi mekanisme
keruntuhan pada material baja ketika struktur baja telah berada pada kondisi inelastis
(plastisnya). Ketika mekanisme ini terjadi, baja akan mengalami leleh sebelum
runtuh yang akan memberikan waktu bagi para pengguna gedung untuk
menyelamatkan diri, tidak seperti beton tanpa tulangan baja yang bersifat getas yang
akan runtuh seketika pada saat gaya yang bekerja telah melampaui kemampuan
ultimit beton.
Gambar 1.1. Hubungan tegangan-regangan pada beton dan baja (beban sentris)
Peta Gempa Indonesia 2010 ini digunakan sebagai acuan dasar perencanaan
dan perancangan infrastruktur tahan gempa termasuk pengganti peta gempa yang ada
di Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Indonesia (SNI-03-1726-2002).
Dalam tugas akhir ini juga akan dibuat contoh perhitungan untuk bangunan
10 lantai dengan ketinggian setiap lantai 3,75 meter. dengan bantuan software
ETABS v.9.5 secara 3 dimensi, dan selanjutnya gaya/beban gempa yang bekerja
dihitung dengan metode statis ekivalen.
375 cm
375 cm
375 cm
375 cm
375 cm
600 cm
375 cm
600 cm
375 cm
375 cm
600 cm
375 cm
600 cm
600 cm
600 cm
600 cm
600 cm
425 cm
600 cm
600 cm
600 cm
600 cm
I.2.
Pembatasan Masalah
Secara garis besar batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah :
1. Perencanaan ini tidak meninjau analisa biaya, manajemen konstuksi, maupun
segi arsitektural;
2. Balok ditahan secara lateral oleh pelat lantai sehingga pengaruh lateral
torsional buckling (LTB) balok tidak diperhitungkan.
3. Analisa Struktur
yang terjadi,
dimana momen dan gaya geser ultimit tersebut diambil dari kombinasi yang
paling menentukan.
2) Dengan hasil analisa ETABS, selanjutnya profil yang didesain diawal
dilakukan pengecekan kembali dengan tahapan sebagai berikut:
Secara garis besar bisa diperhatiukan pada bagan/diagram alir di bawah ini:
Bagan/diagram alir metode penulisan tugas akhir:
Mulai
Preliminary design
Beban gravitasi
PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang dan perumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, dan sistematika pembahasan. Secara umum bab ini
memberikan gambaran secara umum mengenai penyusunan tugas akhir ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi penjelasan dan gambaran umum dari material baja dan beton
sebagai struktur komposit, konsep Sistem Struktur Pemikul Momen Khusus,
konsep mekanisme keruntuhan dan plastisitas struktur portal gedung, serta
konsep perencanaan sesuai peta gempa 2010.
BAB III PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR
Bab ini berisi asumsi-asumsi, aturan-aturan yang dijadikan patokan serta
tahapan/proses perhitungan dalam mendesain struktur komposit tahan gempa
ini. Disamping itu bab ini juga berisi perhitungan beban-beban pada struktur
termasuk beban mati, hidup dan gempa yang kemudian dilakukan pemodelan
struktur bangunan dengan menggunakan bantuan program ETABS v.9.5,
disamping itu juga
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas akhir
ini dengan menitikberatkan pada kinerja dan perilaku kedua sistem struktur
bangunan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. UMUM
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan konstruksi
di Indonesia termasuk pemakaian baja menjadi bahan konstruksi. Baja menjadi
sangat penting karena memiliki tingkat daktalitas (ductility) yang sangat tinggi,
dimana ductility merupakan kemampuan untuk berdeformasi secara nyata baik dalam
tegangan maupun regangan sebelum terjadi kegagalan. (Charles G. Salmon, 1991)
Sebelumnya pada struktur komposit, kerangka baja yang menyangga
konstruksi pelat beton bertulang pengaruh komposit dari pelat beton dan baja yang
bekerja bersama-sama tidak diperhitungkan. Hal ini terjadi karena adanya asumsi
pada saat mendesain bahwa pelat beton dan baja dalam menahan beban bekerja
secara terpisah, dan ikatan antara pelat beton dan bagian atas balok baja dianggap
tidak dapat diandalkan.
Namun
dengan
berkembangnya
teknik
pengelasan,
pemakaian
alat
penyambung geser (shear connector) mekanis menjadi praktis untuk menahan gaya
geser horizontal yang timbul ketika batang terlentur. (Charles G. Salmon, 1991)
Karena struktur komposit melibatkan dua macam material yang berbeda,
maka perhitungan kapasitasnya tidak sesederhana bila struktur bukan komposit.
Karakteristik dan dimensi kedua bahan akan menentukan bagaimana pemilihan jenis
profil dan pelat beton yang akan dikomposisikan dan kinerja struktur tersebut.
(Suprobo, 2000)
penuh ini sendiri mempunyai beberapa tipe, diantaranya balok komposit dengan pelat
beton yang dicor tempat (solid in situ), balok komposit yang menggunakan precast
reinforced concrete planks yang bagian atasnya kemudian dicor tempat, balok
komposit yang penghubung gesernya diberi perkuatan, serta balok komposit yang
diberi bondek (gambar 2.3 )
penghematan bahan bangunan yang lain seperti dinding luar dan tangga (Salmon &
Johnson, 1991)
III.2.1.Balok Komposit
Balok adalah salah satu diantara elemen-elemen struktur yang paling banyak
dijumpai pada setiap struktur. Balok adalah elemen struktur yang memikul beban
yang bekerja tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini akan menyebabkan
balok melentur (Spiegel & Limbrunner,1998).
Sebuah balok komposit (composite beam) adalah sebuah balok yang
kekuatannya bergantung pada interaksi mekanis diantara dua atau lebih bahan
(Bowles,1980). Beberapa jenis balok komposit antara lain :
a) Balok komposit penuh
Untuk balok komposit penuh, penghubung geser harus disediakan dalam
jumlah yang memadai sehingga balok mampu mencapai kuat lentur
maksimumnya. Pada penentuan distribusi tegangan elastis, slip antara baja
dan beton dianggap tidak terjadi (SNI 03-1729-2002 Ps.12.2.6).
b) Balok komposit parsial
Pada balok komposit parsial, kekuatan balok dalam memikul lentur dibatasi
oleh kekuatan penghubung geser. Perhitungan elastis untuk balok seperti ini,
seperti pada penentuan defleksi atau tegangan akibat beban layan, harus
mempertimbangkan pengaruh adanya slip antara baja dan beton (SNI 031729-2002 Ps. 12.2.7).
c) Balok baja yang diberi selubung beton
Walaupun tidak diberi angker, balok baja yang diberi selubung beton di
semua permukaannya dianggap bekerja secara komposit dengan beton,
selama hal-hal berikut terpenuhi (SNI 03-1729-2002 Ps.12.2.8)
Tebal minimum selubung beton yang menyelimuti baja tidak kuang
daripada 50 mm, kecuali yang disebutkan pada butir ke-2 di bawah.
Posisi tepi atas balok baja tidak boleh kurang daripada 40 mm di bawah
sisi atas pelat beton dan 50 mm di atas sisi bawah plat.
Selubung beton harus diberi kawat jaring atau baja tulangan dengan
jumlah yang memadai untuk menghindari terlepasnya bagian selubung
tersebut pada saat balok memikul beban.
L
, dan
4
L
8
h 1680
, dengan
tw
fy
ec = (es/n)
ec
es
tb
?
GN komposit
Es x es
Xe
ya
H/2
H
GN baja
yb
Ea
Ea
ea
n=
beff
Es
; btr =
n
Ec
Atr .
GNE =
ts
2
d
+ As . ts +
2
( Atr + As )
btf .(ts )
It =
12
ts
+ A GNE + Ix + As + ts + hr GNE
2
tr
yc = GNE
yt = d + ts + hr GNE
I
I
S tr .c = tr dan S tr .t = tr
yc
yt
Menghitung momen ultimit
Kapasitas momen positif penampang balok komposit penuh
digunakan dari nilai yang terkecil dari :
M n1 = 0.85 . f c' . n . S tr c
dan
M n 2 = f y . S tr t
Jadi : Mu . Mn
0.85 fc'
0.85 fc'
tb
0.003
tb
GN pelat
Cc
Cs
d1
GN komposit
d/2
d
GN baja
d 2" d 2'
T'
fy
fy
Pelat memadai
fy
Regangan batas
: C = 0,85. fc.tp.beff
: T = As.fy
a=
As. fy
0,85. f ' c.beff
a
d
Mn = As. fy + ts
2
2
dan
Pf = bf .tf . fy
Pw =
Pyc = As.fy
Pyc T
Pf
2
aw =
Pw
tw. f y
d1 = hr + tb c
d2 =
d3 =
+ 0,5.a web ))
Pf + Pw
d
2
Pada tugas akhir ini, alat penghubung geser yang digunakan berbentuk stud
berkepala (stud connector). Kekuatan penghubung geser jenis paku (LRFD Pasal
12.6.3)
Qn = 0,5. Asc .
Dimana :
0,85 wr Hs
.
1 1
.
Nr hr hr
wr Hs
1 1
: rs = 0,6. .
hr hr
C
Qn
Lendutan yang terlalu besar akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi
penghuni
bangunan
tersebut.
Perhitungan
lendutan
pada
balok
f max
5. ql 4
=
, untuk beban terbagi merata, dan
384. E . I
f max =
Pl 4
48. E . I
a)
c)
b)
d)
Gambar 2.8 Penampang Kolom Komposit dari profil baja IWFdan Kingcross yang dibungkus
beton, Persegi dan O yang diisi beton
f my
f cr =
w
r 0.25 ...maka w = 1
1.47
1.6 0.67 c
c =
kc L
rm
fmy
Em
A
+ c 2 f ' c c
As
A
fmy = fy + c1 fyr r
As
A
E m = E + c 3 Ec c
As
Ec = 0,041 w1, 5
f 'c
Sedangkan pada balok komposit, pada bidang pertemuan antara pelat beton
dan balok baja dipasang alat penghubung geser (shear connector) sehingga pelat
beton dan balok baja bekerja sebagai satu kesatuan. Pada bidang kontak tersebut
bekerja gaya geser vertical dan horizontal, dimana gaya geser horizontal tersebut
akan menahan perpanjangan serat bawah pelat dan perpendekan serat atas balok baja.
Pada dasarnya aksi komposit pada balok komposit dapat tercapai atau
tidaknya tergantung dari penghubung gesernya. Biasanya penghubung geser
diletakkan disayap atas profil baja. Hal ini bertujuan untk mengurangi terjadinya slip
pada pelat beton dengan balok baja. (Qing Quan Liang, 2004)
II.3. STRUKTUR TAHAN GEMPA
Gempa bumi merupakan salah satu bagian dari jenis beban yang dapat
membebani struktur selain beban mati, beban hidup dan beban angin, dimana beban
gempa ini termasuk kepada beban dinamis. Beban dinamis adalah beban yang
berubah-ubah menurut waktu, arah maupun posoisinya. Beban dinamis dapat
dikatagorikan dalam dua hal yaitu beban periodic maupun beban non periodik.
Beban gempa memang tidak selalu diperhitungkan dalam perencanaan atau
analisa struktur. Namun bagi struktur yang dibuat pada suatu lokasi dimana gempa
bumi dapat terjadi maka analisa ini harus dibuat. Gaya gempa tidak dapat diprediksi
kapan datangnya, sehinga ketika gempa menimpa struktur bangunan maka ada hal
yang dapat dilihat. Bangunan itu tetap kokoh tanpa ada korban jiwa, bangunan rusak
tanpa ada korban jiwa, dan bisa juga bangunan rusak serta terdapat korban jiwa.
Kerusakan bangunan akibat gempa bumi dapat diantisipasi dengan beberapa
metode, baik secara konvensional maupun secara teknologi.
Umumnya ada tiga faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam
mendesain semua struktur yaitu : faktor kekuatan, kekakuan, dan stabilitas.
Pertimbangan kekuatan adalah faktor yang penting untuk bangunan
bertingkat rendah. Akan tetapi dengan semakin bertambah tingginya bangunan,
faktor kekakuan dan stabilitas menjadi lebih penting bahkan menjadi faktor utama
dalam desain.
Ada dua cara untuk memenuhi faktor kekakuan dan stabilitas didalam suatu
struktur. Yang pertama adalah memperbesar ukuran-ukuran elemen dengan
melampaui permintaan kekuatan. Namun hal ini memiliki keterbatasan, dimana pada
suatu tempat menjadi tidak praktis dan tidak ekonomis lagi untuk memperbesar
ukuran elemen. Cara kedua adalah merupakan cara penyelesaian yang lebih baik
adalah dengan mengubah struktur menjadi sesuatu yang lebih kaku dan stabil untuk
membatasi deformasi dan juga untuk meningkatkan stabilitas.
Belum ada laporan yang mengatakan bahwa sebuah bangunan runtuh karena
gaya atau beban angin. Secara analitis dapat ditunjukkan bahwa bangunan tinggi
yang diberi aksi angin pada suatu titik tertentu akan mencapai keruntuhan yang
disebut efek delta P (-P). Karena itu kriteria kestabilan (stabilitas) adalah untuk
memastikan bahwa gaya angin yang akan terjadi dibawah beban yang diperbolehkan
pada batasan stabilitas.
Untuk kategori hunian dari bangunan yang akan direncanakan dapat dilihat
pada table 1.1 pada ASCE 7-05, sedangkan factor keutamaan (I) dijelaskan pada
table 11.5-1 ASCE 7-05.
II.3.1.2. Klasifikasi Site
Klasifikasi site merupakan kategori jenis tanah pada tempat bangunan yang
akan direncanakan sesuai kategori-kategori yang sudah ditetapkan pada peta gempa
Indonesia 2010 table 2 ataupun pada ASCE 7-05 table 20.1 sebagai berikut :
Klasifikasi Site
A. Batuan Keras
B. Batuan
C. Tanah Sangat Padat
dan Batuan Lunak
D. Tanah Sedang
E. Tanah Lunak
F.
Lokasi
yang
membutuhkan
penyelidikan
geoteknik
dan
analisis
respon
spesifik (site specific
response analisys)
Vs (m/s)
Vs 1500
750 < Vs
1500
N
N/A
Su (kPa)
N/A
N/A
N/A
N > 50
Su 100
Dari table diatas dapat ditentukan jenis tanah sesuai data-data yang sudah
ada. Untuk tugas akhir ini direncanakan berada pada tanah lunak atau kategori E dan
nantinya disesuaikan dengan peta gempa Indonesia 2010.
Gambar 2.11. Peta percepatan gempa maksimum Indonesia dalam PPTI-UG 1983
PPTI-UG 1983 diperbaharui pada tahun 2002 dengan keluarnya Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002
(Gambar4). Peraturan baru ini disusun dengan mengacu pada UBC 1997.
Gambar 2.12. Peta percepatan gempa maksimum Indonesia dalam SNI 03-1726-2002
Gambar 2.13. Peta hazard gempa Indonesia di batuan dasar pada kondisi spektra T = 0.2 detik
untuk 2% PE 50 tahun.
Berbeda dengan peta zoning gempa Indonesia 1983 dan 2002, peta gempa
Indonesia 2010 secara kuantitatip tidak lagi diberikan dalam bentuk peta zoning
gempa akan tetapi disajikan dalam format dua buah peta kontur percepatan gempa
rencana maximum dari batuan dasar untuk waktu getar pendek 0.2 detik SS dan 1
detik, S1.
II.3.1.4. Spectral response coefficients (SDS dan SD1)
Respon spectra adalah nilai yang menggambrakan respon maksimum dari
system berserajat kebebasan tunggal (SDOF) pada berbagai frekuensi alami (periode
alami) teredam akibat suatu goyangan tanah. Untuk kebutuhan praktis, maka respon
spectra percepatan dibuat dalam bentuk respon spectra yang sudah disederhanakan.
SS 0.25
SS = 0.5
Ss
SS = 0.75
SS = 1.0
SS 1.25
0.8
1.0
0.8
1.0
0.8
1.0
0.8
1.0
0.8
1.0
1.2
1.2
1.1
1.0
1.0
1.6
2.5
SS
1.4
1.7
SS
1.2
1.2
SS
1.1
0.9
SS
1.0
0.9
SS
Klasifikasi Site
Batuan keras (SA)
Batuan (SB)
Tanah Sangat Padat dan
Batuan Lunak (Sc)
Tanah Sedang (SD)
Tanah Lunak (SE)
Tanaha Khusus (SF)
SS 0.1
SS = 0.2
SPGA
SS = 0.3
SS = 0.4
SS 0.5
0.8
1.0
0.8
1.0
0.8
1.0
0.8
1.0
0.8
1.0
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.6
2.5
SS
1.4
1.7
SS
1.2
1.2
SS
1.1
0.9
SS
1.0
0.9
SS
spektra percepatan desain untuk perioda pendek dan perioda 1.0 detik dapat
diperoleh melalui perumusan berikut ini:
SDS = SMS , dan
SD1 = SM1
Kategori Hunian
I atau II
III
A
A
B
B
C
C
D
D
IV
A
C
D
D
Tabel 2.4 Kategori gempa berdasarkan parameter percepatan respon periode pendek
Nilai SDS
SMS < 0,067
0,067 SDS < 0,133
0,133 SDS < 0,20
0,20 SDS
Kategori Hunian
I atau II
III
A
A
B
B
C
C
D
D
IV
A
C
D
D
Tabel 2.5 Kategori gempa berdasarkan parameter percepatan respon periode 1 detik
Cs =
S DS
R
T
Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan ASCE 7-05, Pers. 12.8-2 tidak perlu melebihi:
Cs =
S D1
untuk T TL
R
T
T
Cs =
S D1 TL
untuk T > TL
2 R
T
T
Cs harus tidak kurang dari 0,01. Dan sebagai tambahan, untuk struktur yang
berlokasi dimana S1 sama dengan atau lebih besar dari 0,6g, Cs harus tidak kurang
dari : C s =
0,5 S1
R
I
hn adalah tinggi dalam feet di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur dan
koefisien Ct dan x ditentukan dari ASCE 7-05, Tabel 12.8-2.
Tipe Struktur
Ct
0.028
Rangka penahan momen baja
(0.0724)
0.8
0.016
Rangka momen penahan beton
(0.046)
0.9
0.03
Rangka baja dibres secara eksentris
(0.0731)
0.75
0.02
Semua sistem struktur lainnya
(0.0488)
0.75
Koefisien Ct
1.4
1.4
1.5
1.6
1.7
Tabel 2.7 Koefisien untuk batasan atas pada periode yang dihitung
wx hxk
n
w h
i
k
i
i =1
Dimana :
Cvx
w1 / w2
hi / hx
Vx = Fx
i= x
Dimana :
Fi
Geser tingkat desain gempa (Vx) (kip atau kN) harus didistribusikan pada
berbagai elemen vertikal sistem penahan gaya gempa di tingkat yang ditinjau
berdasarkan pada kekakuan lateral relatif elemen penahan vertikal dan diafragma.
Sambungan balok-kolom harus menunjukkan rotasi inelasis sekurangkurangnya sebesar 0.03 rad berdasarkan referensi dari SNI-129-2002.
Perbandingan
Lebar
Terhadap Tebal
Nilai batas
perbandingan
lebar terhadap tebal
Sayap-sayap profil I,
profil hibrida atau profil
tersusun dan profil kanal
dalam lentur
b
t
135
fy
1 1.54
b N y
fy
hc
tw
b N y
fy
fy
9000
fy
D
t
b
t
atau hc
tw
290
fy
Tabel 2.8 Nilai Perbandingan lebar tehadap tebal (p) untuk elemen tekan
M*column
N uc
*
M
Z
f
=
pc c yc A
g
M*beam
balok
di
daerah
Diperkenankan mengambil
sendi
*
pb
= (1.1 R y M p + M y ), dengan
ujung balok yaitu pada bagian atas dan bawah bagian sayap balok. Lempengan ini
ditambahkan pada bagian ujung balok dengan mengelas bagian sisi lempengan
tersebut terhadap elemen utama struktur (balok dan kolom).
Dengan penambahan pelat ini diharapkan bagian sambungan akan menjadi
lebih kuat sehingga sendi plastis tidak akan terjadi di sambungan, tetapi diharapkan
terjadi di bagian bentang balok sehingga mekanisme Strong Coloum Weak Beam
(SCWB) bias terpenuhi.
2.
yang dipasang vertical pada bagian atas dan bawah di wilayah sambungan yang
bertujuan untuk mengurangi kebutuhan pengelasan pada flens kolom dan untuk
menggeser sendi plastis dari daerah muka kolom.
Kemampuan dari kombinasi ini tergantung pada pengelasan flens di ujung
bentang.Sambungan bisa mengalami kegagalan pada bagian flens kolom, walaupun
seharusnya tahanan terhadap kegagalan semacam itu lebih baik daripada yang
dimiliki oleh cover plate dengan berkurangnya bagian yang di las.
Pada saat pengetesan, ukuran dari benda uji membutuhkan dua ribs yang
dipasang berdiri pada masing-masing bagian flens. Hal ini tentu saja menambah
kebutuhan biaya. Namun, sejumlah tes desain terhadap benda uji yang hanya
menggunakan satu buah rib mengindikasikan terjadinya kegagalan yang lebih cepat
pada bagian las rib di ujung.
3.
telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa sambungan ini telah sukses memenuhi
tujuan yang diinginkan.
Namun, sambungan ini termasuk salah satu sambungan yang paling banyak
memakan biaya. Biaya dapat dikurangi dengan menghilangkan bagian las antara
flens balok dengan kolom. Namun, kemampuan dari jenis sambungan tersebut masih
belum pernah diujikan. Salah satu kelemahan dari sistem ini adalah bahwa
keberadaan haunch diatas girder dapat menimbulkan masalah kearsitekturan.
5.
dan kemudian dibaut di lapangan ke kolom. Sambungan momen plat ujung dapat
dikelompokkan berdasar keadaan ujung luarnya yaitu rata (flush) atau diperluas
(extended). Sambungan momen plat ujung rata bila ujung ujung luar plat rata dengan
sayap balok dan semua baut ada diantara kedua sayap balok. Sambungan momen plat
ujung diperluas bila ujung plat ditambah permukaannya melampaui sayap sayap
balok sehingga memungkinkan adanya baut untuk ditempatkan di daerah perluasan
ini. Baik sambungan momen plat ujung rata atau plat ujung diperluas dapat diberi
perkuatan sehingga lebih kaku seperti ditunjukkan oleh Gambar di bawah ini.
Adapun pada tugas akhir ini sambungan yang akan digunakan pada setiap
titik sambungan adalah jenis sambungan momen pelat ujung (End Plate
Connections). Penulis memilih jenis ini dikarenakan sambungan ini selain memiliki
kekakuan yang lebih stabil juga lebih mudah dalam pelaksanaan dilapangan.
BAB III
PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR
III.1. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembebanan pada struktur serta
analisa struktur dengan menggunakan program ETABS v 9.5. Disamping itu juga
akan dibahas mengenai metodologi pembahasan serta langkah-langkah pengerjaan
tugas akhir ini. Sebagai langkah awal akan ditampilkan denah bangunan, asumsiasumsi yang digunakan, data-data struktur dan peraturan-peraturan yang digunakan
dalam mendesain.
300 cm
300 cm
600 cm
600 cm
600 cm
500 cm
BALOK ANAK
BALOK INDUK
600 cm
KOLOM
TANGGA
600 cm
600 cm
LIFT
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan ditampilkan tabel yang menunjukkan
data struktur secara keseluruhan:
Data Struktur
Jumlah Lantai
10 lantai
24 x 24 m2
Tinggi Bangunan
38 m
Tinggi lantai 1
4.25 m
3.75 m
9 cm
10 cm
240 MPa
25 MPa
III.1.4. Pembebanan
Perencanaan Pembebanan pada struktur ini berdasarkan Peraturan
Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG 1983) dan SNI 03-1726-2002.
Pembebanan tersebut adalah :
1.
2400 kg/m3
(tabel 2.1)
7850 kg/m3
(tabel 2.1)
: 2100 kg/m3
(tabel 2.1)
: 2400 kg/m3
(tabel 2.1)
2.
250 kg/m2
(tabel 2.1)
11 kg/m2
(tabel 2.1)
7 kg/m2
(tabel 2.1)
10 kg/m2
(tabel 2.1)
penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang
berasal dari barang -barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatanyang
tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan darigedung dan dapat diganti selama
Beban hidup pada lantai mesin elevator diambil sebesar 400 kg/m2 (tabel 3.1)
Beban hidup pada tangga diambil sebesar
3.
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu
analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya-gaya
di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
4.
Permodelan Perletakan
Untuk struktur ini, dimodelkan perletakannya adalah jepit. Perletakan jepit
berarti bahwa struktur tersebut memiliki fondasi dengan jenis fondasi dalam, bisa
berupa bored pile ataupun spun pile. Pemilihan jenis ini didasarkan pada jenis tanah
yang ada pada daerah pembangunan struktur. Dalam tinjauan ini diasumsikan bahwa
struktur berada pada daerah dengan kondisi tanah lunak. Dengan kondisi tersebut,
maka jenis fondasi bored pile bisa menjadi salah satu alternatif yang cocok agar
struktur dapat berdiri dengan kuat. Selain itu, jenis fondasi dalam lebih baik untuk
dapat menahan beban lateral seperti gempa.
1.4 D
Kombinasi 2 :
Kombinasi 3 :
Kombinasi 4 :
Kombinasi 5 :
1.2 D + 1.0 E + L L
Kombinasi 6 :
yang digunakan dalam Stress Check Design ETABS v 9.5 adalah AISCLRFD 99. Apabila Pemeriksaan menunjukkan nilai interaksi kira-kira 75 %
dari nilai interaksi maksimum, maka komposisi profil sudah cukup optimal
dan dapat digunakan. Bila Stress Check Design
menunjukkan interaksi
yang kurang optimal, dilakukan perencanaan ulang profil balok dan kolom.
6. Setelah komposisi profil balok dan kolom cukup optimal, dilakukan desain
SRPMK sesuai SNI 1726-2002. Apabila balok dan kolom tidak memenuhi
persyaratan desain SRPMK, maka kembali dilakukan perencanaan profil
balok dan kolom.
Sebelum struktur sekunder ini bisa dijadikan sebagai beban nantinya, maka
sebelum itu dilakukan perencanaan terhadap elemen struktur sekunder tersebut,
adapun perhitungannya sebagai berikut :
a).
Perencanaan Tangga
Lantai 1
Lantai > 1
425
375
212.5
187.5
35
33
350
330
(2t + i ) 65 cm
400
maka,
65 35
2
= 15 cm
Jumlah tanjakan
212.5
= 15 buah
15
15 - 1 = 14 buah
Lebar bordes
= 150 cm
Lebar tangga
= 120 cm
Panjang tangga
= 350
212.5
o
Kemiringan tangga (a) = tan 1
= 31.26
350
600 cm
150 cm
300 cm
120 cm
350 cm
35 cm
15,63 cm
187,5 cm
30 cm
28
150 cm
350 mm
1200 mm
Pelat Baja t = 4 mm
Profil Siku L 60x60x6
Diketahui :
0.004 m
7850 kg/m3
Mutu baja Bj 37
Perhitungan Beban :
Berat pelat = 0.004 x 1.2 x 7850 =
37.65 kg/m
3.765 kg/m +
= 41.448 kg/m
= ( 300 x 1.2 )
= 360 kg/m
Perhitungan Momen :
Kombinasi pembebanan :
M u = (1.4 M D )
M u = (1.2 M D + 1.6 M L )
Z x = bh 2
4
M n = ( . Z x . f y )
Syarat : Mn > Mu
30.24 kgm > 9.583 kgm.............OK
Kontrol lendutan :
L 35
f =
=
= 0.097 cm
360 360
1
1
Ymax
Ymax
5 (q D + q L ) l 4
=
384 EI x
<
(0.31086 + 3.60 ) x 35 4
5
x
=
365
2 x 10 6 x 0.64
Profil siku 60 x 60 x 6
Pelat baja (t = 4 mm)
ey
ex
6 mm
350 mm
45
60 mm
DETAIL - A
B
b = 60 mm
Ix = Iy = 22.8 cm4
Zx = 9.83 cm3
tw = 6 mm
A = 6.91 cm2
ex = ey = 1.69 cm
W = 5.42 kg/m
ix = iy = 1.82 cm
Perhitungan beban :
P = 100 kg
P = 100 kg
VA
VB
40 cm
120 cm
3.768
kg/m
5.42
9.188
kg/m
0.919
kg/m +
10.107
kg/m
36
kg/m
100
kg/m +
kg
Perhitungan Momen :
1
M D = qD .l 2
8
= 0.125 x 10.107 x 1.20 2 = 1.819 kgm
1
M L = qL . l 2
8
= 0.125 x 36 x 1.202 = 6.48 kgm
1
1
3
3
M u = 1.4 M D
= (1.4 x 1.819)
= 2.547 kgm
M u = 1.2 M D + 1.6 M L
Syarat : Mn > Mu
212.328 kgcm > 66.183 kgm...............OK
Kontrol lendutan :
f =
L
120
=
= 0.5 cm ,
240 240
maka,
Ymax
5 (q D + q L ) l 4
23 pl 3
=
+
EI xy
384
648 EI xy
=
5 (0.09071 + 0.36).120 4
23 (100 + 100) x 120 3
+
384
648 2 x 10 6 x 23.01
2 x 10 6 x 23.01
= 0.026 + 0.27
= 0.293 < 0.5.......... .......OK
c). Desain Bordes
Pelat komposit direncanakan memakai bondek dengan tebal (t) = 0.75 mm
a.
= 1 cm
Sandaran baja
= 20 kg/m2 +
= 65 kg/m2
= 1.5 m
9 cm
b. Beban Mati
Pelat lantai bondek
= 10.1 kg/m2
216 kg/m2 +
226.1 kg/m2
cm2
Ix
= 4820
cm4
W = 37.9
kg/m
Iy
= 317
cm4
ix
= 9.99
cm
x = 371
cm3
iy
= 2.56
cm
y = 47.7
cm3
Zx = 445
cm3
Zy =
cm3
= 48.3
105
Perencanaan Pembebanan :
Beban anak tangga
(qu 1)
Beban bordes
(qu 2)
212,5 cm
31,26
350 cm
150 cm
14.13 kg/m
18.58 kg/m
Berat profil
44.34 kg/m
20 kg/m
97.05 kg/m
9.70 kg/m
qD1
106.75 kg/m
180 kg/m
(37.9/cos 31.26)
Beban hidup :
qL1 =
37.9
kg/m
436.65
kg/m
474.55
kg/m
47.46
kg/m
qD2 =
522.01
kg/m
450
kg/m
Berat penyambung
Beban hidup :
( 10 % )
Kontrol :
v=0
(360.31 + 796.33) kg
1156.64 kg
1156.64 kg............................OK
1305 kg
1305 kg............................OK
VUC
Batang AB :
2
Mx1 = (VUA x1 ) 1 . qu1 . x1
2
dMx1
= 0 VUA qU 1 . x1 = 0
dx1
x1 =
VUA 1249.572
=
= 3.003 m
qU 1
416.1
B
+
1824.89 kgm
1876.628 kgm
A
300,3 cm
b 170
tf
fy
90
170
2 x 14
240
3.21 10.97
badan :
h 1680
tw
fy
200 1680
10
240
20 108.44
Dari hasil diatas maka penampang profil termasuk kepada profil yang
kompak, sehingga Mnx = Mpx.
Kontrol Lateral Buckling :
Batang miring:
35
Lb =
0
cos 31.26
= 40.94 cm
E
= 1.76 x 2.56 x
L p = 1.76 . iy .
fy
2 x 10 5
240
= 130.07 cm
Lp = 131.082 cm
Ternyata Lp > Lb , maka Mnx = Mpx
260 mm
10 mm
y2
h 1100
26 1100
26 < 71.005..........( Plastis )
tw fy
1 240
Vn = 0.6 f y . Aw
dimana : Aw
= ( tw x d )
= (10 x 260)
= 2600 mm2
Vn = 0.6 x 2400 x 26
= 37440 kg
Vn = (0.9 x 37440) = 33696 kg
VUA = 1249.572 kg
Syarat :
Vu Vn
1249.572 kg < 33696 kg....................OK
250 mm
mm
tf
9 mm
= 37.66 cm2
Ix
4050 cm4
tw =
A
125 mm
6
W =
29.6 kg/m
Iy
294 cm4
ix
10.4 cm
Zx =
324 cm3
iy
2.7
Zy =
47 cm3
cm
20 kg/m
=
=
=
qD
29.6 kg/m +
49.60 kg/m
4.96 kg/m +
54.56 kg/m
65.472 kg/m
P = VUC = 2226.396 kg
qd = 65.472 kg/m'
P = 2226.396 kg
VB
120 cm
180 cm
300 cm
MB = 0
( )
VA = 4551 kg
MA = 0
( )
VB = 4551 kg
Kontrol : V = 0
(VA + VB ) (qD . 6 + P .4 ) = 0
(VA + VB ) = (qD . 3 + P .4 )
4551+ 4551 = (65.472 x 3) + (2226.396 x 4)
9102 = 9102..............................OK
Karena bentang yang ditinjau simetris, maka tentunya Mmaks berada pada
tengah bentang yaitu sejauh x = 1.5 meter.
Maka,
M max
65.472 x 1.5 2
= (4551 x 1.5) - 2226.396 (1.5 + 0.3) -
2
b 170
tf
fy
125
170
2x9
240
6.94 10.97
badan :
h 1680
tw
fy
208 1680
6
240
34.67 108.44
Dari hasil diatas maka penampang profil termasuk kepada profil yang
kompak, sehingga Mnx = Mpx.
Syarat : Mn > Mu
f ijin =
L
300
=
= 1.25
240 240
h 1100
tw
fy
208 1100
240
6
Vn = 0.6 x fy x Aw
= 0.6 x 2400 x (0.9 x 20.8)
= 26956.8 kg
Vn = (0.9 x 26956.8) = 24261.12 kg
Syarat :
Vu Vn
4551 kg < 24261.12 kg
Jadi profil WF 300 x 150 x 9 x 13 dapat digunakan sebagai balok penumpu bordes.
f). Perencanaan Sambungan Profil Tangga
Ada dua sambungan yang akan digunakan pada tangga,yaitu sambungan baut
dan las. Sambungan baut digunakan untuk menyambung balok bordes dengan balok
penumpu tangga. Sambungan las digunakan untuk menyambung balok tangga miring
dengan balok tangga horizontal (bordes).
Baut ? 12
Balok tangga Channel
260 x 90 x 10 x 14
Balok penumpu bordes
250 x 125 x 6 x 9
A
Balok penumpu bordes
250 x 125 x 6 x 9
Potongan A
Potongan I-I
Utara
Dimisalkan dipakai tebal las (tc= 1 cm), maka luasan las adalah (A) :
A = 1.[26 + (9 x 2) + 23.2 + (1.4 x 2 ) + (8 x 2 )]
= 86 cm 2
Akibat Pu :
fr =
Pu 1556.74
=
= 18.1 kg / m 2
A
86
Akibat Mu :
fh =
M u 182489
=
= 491.88 kg / cm 2
Sx
371
f total =
=
fr 2 + fh 2
18.12 + 491..88 2
= 492.21 k / cm 2
Maka,
te perlu =
a perlu =
f total
492.21
=
= 0.296 cm
. fu 0.75 x 0.6 x 3700
te perlu
0.707
0.296
= 0.418 cm < a eff max = 0.74 cm
0.707
b).
bondex, dimana dalam perencanaan ini bondek yang digunakan merupakan produk
dari LYSAGHT.
a).
18
kg/m2
ducting AC + pipa
10
kg/m2
28
kg/m2
3.0
Tulangan Negatif =
1.71
m
cm
cm2/m
n=
A
1.71
=
= 3.4 buah 4 buah
As 0.5024
Beban Mati
Pelat lantai bondek
10.5 kg/m2
216 kg/m2
= 226.5 kg/m2
Tulangan 8 -250 mm
Plat Bordes (t) = 0.75 mm
90
Balok
b).
= (2 cm x 21 kg/m2) =
42
kg/m2
Lantai keramik
= (1 cm x 24 kg/m2) =
24
kg/m2
Rangka/plafond
( 11 + 7 ) kg/m2 =
18
kg/m2
Ducting AC + pipa
10
kg/m2
Dinding
250
kg/m2
344
kg/m2
Bentang (span)
3.0
10
cm
Tulangan negatif
3.25
cm2/m
A
3.25
=
= 6.47 buah = 7 buah
As 0.5024
Beban Mati
Pelat lantai bondex
10.5
kg/m2
240
kg/m2
250.5
kg/m2
Tulangan 8-140 mm
Plat Bordes (t) = 0.75 mm
100 mm
Balok
c).
= (1 cm x 21 kg/m2)
Rangka + plafond
21
kg/m2
= ( 11 + 7 ) kg/m2 =
18
kg/m2
10
kg/m2
49
kg/m2
Ducting AC + pipa
Total beban finishing
Bentang (span)
2.55
10
Tulangan negatif
3.11
m
cm
cm2/m
A
2.86
=
= 5.69 buah = 6 buah
As 0.5024
Beban Mati
Pelat lantai bondex
10.5
kg/m2
240
kg/m2
250.5
kg/m2
Tulangan 8 -160 mm
Plat Bordes (t) = 0.75 mm
100 mm
Balok
c).
sehingga mempunyai kekauan yang cukup. Balok anak menumpu diatas dua
tumpuan sederhana. pada perencanaan ini, ditunjukkan perhitungan balok anak pada
lantai 2, balok anak direncanakan menggunakan profil WF 350 x 175 x 6 x 9, dengan
data sebagai berikut :
A
= 52.68 cm2
ix =
14.5 cm
iy =
3.88 cm
W =
41.4 kg/m
tw =
6 mm
Sx =
641 cm3
346 mm
tf =
9 mm
14 mm
174 mm
Ix = 11100 cm4
Iy =
792 cm4
Zx =
689 cm3
BJ-37
fy = 2400 kg/m2
fu = 3700 kg/cm2
Beton
fr
fr
fL
fc = 250 kg/cm2
Panjang balok anak (L) = 600 cm
= (10.5 kg/m2 x 3 m)
31.5
kg/m
720
kg/m
41.4
kg/m +
792.9
kg/m
79.29
kg/m
kg/m
Kombinasi Beban :
qu
= 1.2 qD
= 1.2 x 872.19
= 1046.628 kg/m
= 10.47 kg/cm
Gaya-gaya dalam :
1
. qu . L2
8
1
=
x 10.47 x 6002
8
= 471150 kgcm
Mu =
Vu =
1
. qu . L
2
1
=
x 10.47 x 600
2
= 3141 kg
600 cm
3135 kg
+
3135 kg
470250 kgcm
f '=
L
600
=
= 1.67 cm
360 360
ymaks =
5 . qu . L4
384 . E . I x
5 x 10.47 x 6004
384 x 2 x 106 x 11100
= 0.796 cm < f '.........................OK
=
Untuk sayap :
bf
170
2tf
fy
174
170
2x9
240
Untuk badan :
h 1680
tw
fy
302 1680
6
240
fy
790 x 38.8
=
= 1978.58 mm
240
1
1
1
J = x b x t 3 = x 174 x 9 3 + x (302 2 x 9 ) x 6 3
3
3
3
= (42282 + 20448)
= 62730 mm 4
d tf
C w = I y
4
302 9
10
6
= 79.2 x 10 5
= 4.25 x 10 mm
4
315000
JA
315000
62730 x 5268
=
X1 =
3
S x ( f yf f r ) 1 + v
1 + 0.1
C
X 2 = 4(1 + v ) 2 w
iy J
4.25 x 1010 3.14
= 4(1 + 0.1)
1
= 7.72
MPa
Lr = X 1 1 + 1 + X 2 i y = 50.265 1 + 1 + 7.72 38.8
= 3877.56 mm
Sehingga diketahui bahwa Lb.< Lp < Lr Dengan begitu dapat ditentukan
bahwa bentang termasuk dalam kelompok bentang pendek
Untuk komponen
struktur yang memenuhi Lb < Lp (untuk bentang pendek), kuat nominal komponen
struktur adalah :
Mn = Mp = Zx . fy
= 689 x 2400
= 1653600 kgcm
Persyaratan :
Mu
Mn
471150 kgcm
471150 kgcm
<
1488240 kgcm........................OK
Kontrol geser :
h 1100
tw
fy
302 1100
6
240
50.33 71.005...............OK
Vn = (0.6 x fy x Aw)
Syarat :
Vn Vu
3141 kg ..................OK
31.5 kg/m
720 kg/m
41.4 kg/m
126 kg/m
72 kg/m
54 kg/m
30 kg/m +
= 1074.9 kg/m
Berat ikatan : 10 % x 1074.9
= 107.49 kg/m +
qD
= 1182.39 kg/m
=
750 kg/m
qu = 1.2 qD + 1.6 q L
Kombinasi Beban :
Gaya-gaya dalam :
Momen yang terjadi :
1
1
M u = . q u . L2 = x 26.19 x 600 2 = 1178550 kgcm
8
8
Geser yang terjadi :
1
1
Vu = . qu . L = x 26.19 x 600 = 7857 kg
2
2
Kontrol :
Kontrol kekuatan penampang (local buckling) :
Untuk sayap :
bf
170
2tf
fy
174
170
2x9
240
Untuk badan :
h 1680
tw
fy
302 1680
6
240
1 1
beff . L = x 6000 = 1500 mm 150 cm
4 4
beff S = 3.0 m = 3000 mm
Jadi beff = 1500 mm = 150 cm
Menentukan gaya tekan yang bekerja pada pelat :
C `1 = ( As . fy ) = 52.68 x 2400 = 126432 kg
C 2 = 0.85 f ' c .t plat .beff
= 0.85 x 250 x 10 x 150
= 318750 kg
C3 =
Q
n =1
(C 3 tidak menentukan )
Jadi, C = C1 (terkecil )
= 126432 kg
1500 mm
tb = 46 mm
Ht = 100 mm
hr = 54 mm
t = 350 mm
C
a =
0.85 . f ' c . b
eff
126432
= 3.97 cm
0
.
85
x
250
x
150
a
3.97
d1 = tb = 4.6
= 2.615 cm
2
2
M n = C . (d1 + d 2 ) + Py (d 3 d 2 ) ,
Dengan : C
= 126432 kg
Py = ( As . fy )
= (52.68 x 2400)
= 126432 kg
M n = 126432 (2.615 + 0 ) + 126432 (17.4 0 )
= 2530536.48 kgcm
Syarat :
Mu Mn
1178550 kgcm 0.85 x 2530536.48 kgcm
1178550 kgcm 2150956.008 kgcm................OK
E c = 0.041 x wc
1.5
= 0.041 x 24001.5 x
fc'
25
= 2.41 x 10 4 MPa
E s = 2.1 x 10 5 MPa
beff = 150 m ( Balok int erior )
n
E
= s
Ec
2.1 x 10 5
=
4
2.41` x 10
= 8.713
beff 150
=
btr =
= 17.22 cm
n
8
.
713
Atr .t platbeton
2
y na =
+ As t pelat beton +
2
( Atr + As )
172.2 x 10
34.8
+ 52.6810 +
2
2
=
(172.2 + 52.68)
= 10.25 cm
3). Menentukan nilai momen inersia penampang transformasi :
btr . (t pb )
I tr =
12
t pb
+ I x + As + t pb Yna
+ Atr Yna
2
17.22 (10 )
10
=
+ 172.2 10.25 + 111000
12
2
34.8
+ 52.68
+ 10 10.25
4
= 118084.72 cm
Lendutan ijin :
f'
L
600
=
=
= 1.667 cm
360
360
ymaks =
ymaks
5(qDL + qLL ). L4
5(6.133 + 3.75).6004
=
384 . E . I x
384 x 2 x 106 x 118084.72
= 0.0706 cm
< f '.....................OK
Kontrol Geser :
Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat
badan (h) dengan tebal pelat badan (tw).
kn . E
h
1. 1
tw
fy
dimana : k n = 5 +
(a h )
sehingga :
1.1
Kn . E
fy
5 . 2 .10 6
302
1.1
2400
6
50.33 71.005.................OK
Vn = 0.6 . fy . Aw
syarat :
Vn Vu
0.9 x 30067 .2 kg 7851 kg
27060 .48 kg 7851 kg ..............OK
= 20 mm
Asc
= 314.29 mm2
fu
Ec
= 24001.5 x 0.041 25
= 2.41 x 10 4 MPa
Qn
25 x 2.41 x 10 4
= 121977.32 N
= 12197.732 kg / stud
Qn Asc . f u
Syarat :
Cek koefisien reduksi (rs) karena pengaruh gelombang pelat combideck yang
dipasang tegak lurus terhadap balok.
hr
= 54 mm
Wr
Nr
= 2
Hs
= (hr + 36)
= 54 + 36
= 90 mm
Maka,
rs =
0.85 Wr
N r hr
H s
1 1
hr
0.85 200 90
1 1
2 54 54
= 1.484
rs =
rs
> 1 diambil rs = 1
Qn ' = Qn . rs
= 12197.732 x 1
Qn ' = 12197.732 kg < 12571.6 kg .............OK
jumlah stud untuk setengah bentang :
126432
= 5.182 6 buah
N = maks =
Qn 2 x 12197.732
Jadi, dibutuhkan 12 buah stud untuk seluruh bentang
Jarak seragam (P) pada masing-masing lokasi :
L 600
P= =
= 50 cm
N 12
Jarak maksimum (Pmaks) = 8 . tpelat beton
= 8 x 10 cm
= 80 cm
Jarak minimum = 6 . (diameter)
= 6 x 2 cm
= 12 cm
Jadi, shear connector dipasang sejarak 50 cm sebanyak 12 buah untuk masingmasing bentang.
Baut M 16 mm
50
50
100
100
50
50
Profil Siku 60 x 60 x6
Balok Utama WF 500 x 200 x 10 x 16
Profil Siku 60 x 60 x6
Balok Utama WF 500 x 200 x 10 x 16
P = 7857 kg
30
1
70
2
GN
70
3
30
35
25
: V n = f . r1 . f u . Abaut . m
Dimana
r1 = 0.5
- fu = 4100 kg/cm2
- baut = 14 mm (Abaut = 1.54 cm2)
- m = 1 sisi
maka,
Kuat tumpu
: Vn = f . 2.4 . d b . t p . f u
Dimana tebal pelat sayap dipakai tp = 6 mm
Vn
V
n = u
Vn
7857
=
= 3.32
2367.75
P = 7857 kg
60
M=Pxe
60
30
1
70
2
GN
70
3
30
35
25
80
n=
n=
P
7857
=
= 1.66
2Vd 2 (2367.75)
Ay
[ ]
= 4 (1.54 ) 7 2 = 301.84 cm 2
ft =
fu =
Mxy
7857 x3.5 x 7
=
= 637.74 kg / cm 2 < 3030 kg / cm 2
2
301.84
Ay
P
7857
= 850.32 kg / cm 2
6 (1.54)
Untuk baut A325 diameter 14 mm, Ab / T = 1.54/4100 = 0.000377 , jika harga ini
dimasukkan ke persamaan interaksi :
f A
f u' = 17.5 1 t b (ksi ) atau
Ti
f A
f u' = 120 1 t b
Ti
(Mpa )
= 911.5 kg / cm 2
Karena
Jadi, digunakan 6 baut A325 diameter 14 mm, dengan 3 baut pada setiap baris
= Lnv . t (siku)
= (200 - (3 x 14)) x 6
= 948 mm2
= 9.48 cm2
30
70
70
30
35
25
Vu Rn
7851 kg Vn
7851 kg 34981.2 kg.....................OK
b).
mesin lift, yaitu terdiri dari balok penumpu dan balok penggantung lift. Untuk lift
pada bangunan ini direncanakan dengan data-data sebagai berikut :
-
Tipe lift
= Duplex
Kapasitas
= 15 orang
= 900 mm
= R1 = 6150 kg
R2 = 4600 kg
struktur pemikulnya terdiri dari berat sendiri keran ditambah muatan yang
diangkatnya, dalam kedudukan keran induk dan keran angkat yang paling
menentukan bagi struktur yang ditinjau. sebagai beban rencana harus diambil beban
keran tersebut dengan mengalikannya dengan suatu koefisien kejut yang ditentukan
dengan rumus berikut :
= (1 + k1 . k 2 .v ) 1.15
Dimana :
107,5 cm
250 cm
215 cm
Balok Anak
430 cm
3.
Data perencanaan
Digunakan profil 300 x 150 x 8 x 13, dengan data-data sebagai berikut :
A = 40.8 cm2
ix = 12.4 cm
W = 32 kg/m
tw = 8 mm
Zx = 455 cm3
H = 298 mm
tf
Zy = 91 cm3
b = 149 mm
Ix = 6320 cm4
Sx = 424 cm3
iy = 3.29 cm
Iy = 442 cm4
Sy = 59.3 cm3
= 13 mm
= 13 mm
32 kg/m
516 kg/m
22.58 kg/m
60.2 kg/m +
= 630.78 kg/m
Berat ikatan (10 % x 629.92 kg/m)
63.08 kg/m
qD = 693.86 kg/m
Berat terpusat lift (P)
19135 kg
215 kg/m
Kombinasi Pembebanan :
P
qu
B
1075 mm
2150 mm
qu = 1.2 qD + 1.6 qL
Vu =
= 1264.85 + 9576.5
= 10841.35 kg
1
1
. qu L2 + . pL
8
4
1
1
2
= . (11.766) (215) + (19135)(215)
8
4
= 1096491.67 kgcm
Mu =
Untuk Sayap
hf
170
149
170
Untuk Badan
h 1680
246 1680
30.75 1108.44...........OK
tw
8
fy
240
= 1.075 mm = 107.5 cm
C 3 = Qn
n =1
C
a=
0.85 . fc' b
eff
97920
=
= 8.58 cm
0.85 x 250 x 53.73
b eff
b tr
0.85 fc'
tb
GN komposit
GN baja
Py
a
8.58
d1 = tb = 4.6
= 0.31 cm
2
2
M n = C . (d 1 + d 2 ) + Py (d 3 d 2 ) ,
Dimana : C = 97920 kg
Py = As . fy
= 40.8 x 2400
= 97920 kg
Syarat : Mu Mn
1096491.67 kgcm (0.85 x 1489363.2) kgcm
1096491.67 kgcm 1265957.72
kgcm.................OK
L 215
f' =
= 0.896 cm
=
240 240
5 (q D + q L ). l 4 1 Pl 3
f' =
+
384
48 EI x
EI x
ds = 20 mm
Fu = 410 Mpa
E c = 0.041 . Wc . fc'
1.5
= 0.041 x 24001.5 x
25
= 24102.98 MPa
Qn = 0.5 . Asc .
fc' . Ec
= 0.5 x 314.29
25 x 24102.98
= 121984.863 N
= 12198.86 kg
Qn Asc . f u
12198.86
3.1429 x 4100
12198.86 kg 12885.89 kg................OK
Cek koefisien reduksi (rs) karena pengaruh gelombang pelat combideck yang
dipasang tegak lurus terhadap balok.
-
hr = 54 mm
Wr = 200 mm
Nr = 2
Hs = ( hr + 36 )
= 54 + 36
= 90 mm
rs =
0.85 Wr
N r hr
H s
1 1
hr
0.85 200 90
1 1
2 54 54
= 1.484 > 1.................., maka diambil rs = 1
Qn = (Qn . rs ) = 12198.86 x 1
= 12198.86 kg < 12885.89 kg .............OK
Vh = C = 97920 kg
Jumlah stud untuk setengah bentang :
T
97920
N = maks =
= 4.01 = 5 buah
Qn 2 x 12198.86
P=
L 215
=
= 21.5 cm
N
10
Kontrol Geser :
Kuat geser balok bergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat badan (h)
degan tebal pelat badan (tw).
k .E
h
,
1.1 n
tw
fy
Dimana k n = 5 +
kn = 5
5
, `untuk balok dengan pengaku vertikal pelat badan
(a h )2
, untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan
Sehingga
5 2 x 10 6
246
1.1
8
2400
31 71.005...............OK
Vn = 0.6 x fy Aw
) (
= 34329.6 kg
Persyaratn :
Vu
Vn
10840.15 kg
0.9 x 34329.6 kg
10840.15 kg
30896.64 kg..............OK
A = 52.68 cm2
- tf =
W = 41.35 kg/m
- Ix =11100 cm4
- Iy = 792 cm4
H =
346 mm
- ix = 14.52 cm
- iy = 3.88 cm
B =
174 mm
- Zx =
689 cm3
- Zy = 139 cm3
r =
14 mm
- Sx =
642 cm3
- Sy =
9 mm
- tw =
6 mm
91 cm3
h = 300 mm
- fr = 700 kg/cm2
\
Pembebanan :
41.4 kg/m
600 kg/m
26.25 kg/m +
= 667.65 kg/m
Berat ikatan (10 % x 667.65 kg/m)
66.77 kg/m
qD = 734.42 kg/m
Beban terpusat akibat reaksi balok pengantung lift (P) = 21680.3 kg
Beban hidup (qL) (100 kg/m2 x 2.50 m)
250 kg/m
Kombinasi beban :
P
X1
qu
X2
B
1075 mm
2500 mm
qu = (1.2 x q D ) + (1.6 x q L )
M
(V B x
VB =
= 0
)
)+ (21680.3 x 1.075) =
2.5
10924.154 kg
= 0
(V A x 2.5) (0.5 x q u
)
(0.5 x 1281.3 x 2.5 ) + (21680.3 x 1.425) = 13959.4 kg
=
x l 2 (P x 1.075) = 0
2
VA
2.5
D x1 = (+ 13959.4 ) q . x1
untuk x1 = 0
x1 = 1.075
D A = 13959.4 kg
Dc = 12582.00 kg
M x1 = (13959.4 . x1 ) (q . x1 . 0.5 . x1 )
untuk x1 = 0
x1 = 1.075
MA = 0
D x 2 = ( 10924.15) + q . x 2
untuk x 2 = 0
x 2 = 1.425
DB = 10924.15 kg
Dc = 9098.3 kg
M x 2 = (+ 10924.15 . x 2 ) (q . x 2 . 0.5 . x 2 )
untuk x 2 = 0
x 2 = 1.425
MB = 0
2tf
fy
174
170
2x9
240
9.67 10.97............OK
h 1680
tw
fy
300 1680
6
240
50 108.44............OK
1
250
.L =
= 62.5 cm
4
4
beff
beff
S = 2.15 m = 21.5 cm
C 3 = Qn
n =1
C
a=
0.85 x fc' x b
eff
126432
=
= 9.196 cm
b eff
b tr
0.85 fc'
tb
GN komposit
GN baja
Py
a
9.196
= 10
= 5.24 cm
2
2
d2 = 0
( profil baja tidak mengalami tekanan)
H 34.6
d3 =
=
= 17.3 cm
2
2
d1 = tb
C = 126432 kg
, dimana :
Py = As . fy
= 52.68 x 2400
= 126432 kg
= 2849777.28 kgcm
Syarat :
Mu Mn
1426000 kgcm 0.85 x 2849777.28 kgcm
1426000 kgcm
2501062.02 kgcm...................Ok
L
250
=
= 1.042 cm
240 240
h 1100
tw
fy
300 1100
6
240
50 71.005 .........OK
Vn = 0.6 x fy x Aw
Vu Vn
13959.4kg 26904.96 kg...................OK
ds = 20 mm
Fu = 410 Mpa
E c = 0.041 . Wc . fc'
1.5
= 0.041 x 24001.5 x
= 24102.98 MPa
Qn = 0.5 . Asc .
fc' . Ec
= 0.5 x 314.29
25
25 x 24102.98
= 121984.863 N
= 12198.86 kg
Qn Asc . f u
12198.86
3.1429 x 4100
12198.86 kg 12885.89 kg................OK
Cek koefisien reduksi (rs) karena pengaruh gelombang pelat combideck yang
dipasang tegak lurus terhadap balok.
hr = 54 mm
Wr = 200 mm
Nr = 2
Hs = ( hr + 36 )
= 54 + 36
= 90 mm
rs =
0.85 Wr
N r hr
H s
1 1
hr
0.85 200 90
1 1
2 54 54
= 1.484 > 1.................., maka diambil rs = 1
Qn = (Qn . rs ) = 12198.86 x 1
= 12198.86 kg < 12885.89 kg .............OK
Vh = C = 97920 kg
126432
N = maks =
= 5.18 = 6 buah
Qn 2 x 12198.86
P=
L 215
=
= 17.92 cm
N
12
LANTAI 1
LANTAI2-4
LANTAI 5-7
LANTAI 8-9
Atap
LANTAI 1
LANTAI 2-4
LANTAI 5-7
LANTAI 8-9
Atap
LANTAI 1
LANTAI2-4
LANTAI 5-7
LANTAI 8-9
Atap
LANTAI 1
LANTAI 2-4
LANTAI 5-7
LANTAI 8-9
Atap
Section
WF 500x200x16x10
WF 350x175x6x9
WF 600x200x12x20
WF 600x200x11x17
WF 600x200x10x15
WF 500x200x10x16
WF 500x200x9x14
WF 600x200x12x20
WF 600x200x12x20
WF 600x200x11x17
WF 600x200x10x15
WF 500x200x10x16
750 x 750
750 x 750
750 x 750
650 x 650
650 x 650
750 x 750
750 x 750
750 x 750
750 x 750
650 x 650
10
cm
cm
WF 350x175x6x9
Lantai atap
Elemen Struktur
Balok Induk
Kolom (Baja)
Kolom (Beton)
Balok anak
Pelat lantai
Pelat bondek
Plafond
Penggantung
Dinding
Ducting AC / Pipa
Metodologi
6 x 41.4 x 32
(24 x 24 x 0.09) x 2400
(24 x 24) x 10.5
(24 x 24) x 11
(24 x 24) x 7
(24 x 1.875) x 250 x 4
(24 x 24) x 10
Berat
21528
3898.69
47531.25
7948.8
122416
6048
6336
4032
45000
5760
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
Berat
21528
8574.75
106402.5
7948.8
138240
6048
6336
4032
13824
24192
90000
5760
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
2.
Lantai 8-9
Elemen Struktur
Balok Induk
Kolom (Baja)
Kolom (Beton)
Balok anak
Pelat lantai
Pelat bondek
Plafond
Penggantung
Tegel (1 cm)
Spesi (1 cm)
Dinding
Ducting AC / Pipa
Metodologi
6 x 41.4 x 32
(24 x 24 x 0.1) x 2400
(24 x 24) x 10.5
(24 x 24) x 11
(24 x 24) x 7
(24 x 24) x 24
(24 x 24) x 21 x 2
(24 x 3.75) x 250 x 4
(24 x 24) x 10
3.
Lantai 5-7
Elemen Struktur
Balok Induk
Kolom (Baja)
Kolom (Beton)
Balok anak
Pelat lantai
Pelat bondek
Plafond
Penggantung
Tegel (1 cm)
Spesi (1 cm)
Dinding
Ducting AC / Pipa
Metodologi
6 x 41.4 x 32
(24 x 24 x 0.1) x 2400
(24 x 24) x 10.5
(24 x 24) x 11
(24 x 24) x 7
(24 x 24) x 24
(24 x 24) x 21 x 2
(24 x 3.75) x 250 x 4
(24 x 24) x 10
Berat
21528
9253.5
126562.5
7948.8
138240
6048
6336
4032
13824
24192
90000
5760
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
Berat
21528
10410
126562.5
7948.8
138240
6048
6336
4032
13824
24192
90000
5760
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
Berat
21528
12270
kg
kg
4.
Lantai 2-4
Elemen Struktur
Balok Induk
Kolom (Baja)
Kolom (Beton)
Balok anak
Pelat lantai
Pelat bondek
Plafond
Penggantung
Tegel (1 cm)
Spesi (1 cm)
Dinding
Ducting AC / Pipa
Metodologi
6 x 41.4 x 32
(24 x 24 x 0.1) x 2400
(24 x 24) x 10.5
(24 x 24) x 11
(24 x 24) x 7
(24 x 24) x 24
(24 x 24) x 21 x 2
(24 x 3.75) x 250 x 4
(24 x 24) x 10
5.
Lantai 1
Elemen Struktur
Balok Induk
Kolom (Baja)
Metodologi
Kolom (Beton)
Balok anak
Pelat lantai
Pelat bondek
Plafond
Penggantung
Tegel (1 cm)
Spesi (1 cm)
Dinding
Ducting AC / Pipa
143437.5
7948.8
138240
6048
6336
4032
13824
24192
90000
5760
6 x 41.4 x 32
(24 x 24 x 0.1) x 2400
(24 x 24) x 10.5
(24 x 24) x 11
(24 x 24) x 7
(24 x 24) x 24
(24 x 24) x 21 x 2
(24 x 3.75) x 250 x 4
(24 x 24) x 10
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
Dari perhitungan berat struktur diatas, maka akan didapatkan berat struktur
tiap tingkat serta berat total seluruh bangunan yang berfungsi sebagai beban mati
(WD) dan nantinya sangat berguna untuk perhitungan beban gempa.
Keterangan
Balok Induk
Balok anak
Pelat lantai
Pelat bondek
Kolom baja
Kolom beton
Plafond
Penggantung
Spesi
Tegel
Dinding
Ducting AC dan
Perpipaan
Berat tiap lantai
(kg)
Lantai 1
21528
7948,8
138240
6048
12270
143437,5
6336
4032
24192
13824
96000
Lantai 2-4
21528
7948,8
138240
6048
10410
126562,5
6336
4032
24192
13824
90000
Berat (kg)
Lantai 5-7
21528
7948,8
138240
6048
9253,5
126562,5
6336
4032
24192
13824
90000
5760
5760
5760
5760
5760
479616,30
454881,3
453724,8
432886,05
270498,74
Lantai 8-9
21528
7948,8
138240
6048
8574,75
106402,5
6336
4032
24192
13824
90000
Atap
21528
7948,8
122416
6048
3898,6875
47531,25
6336
4032
45000
Untuk beban hidup pada bangunan perkantoran untuk lantai sebesar 250
kg/m2 dan untuk atap sebesar 100 kg/m2. Sesuai PPIUG 1983 pasal 5.3 maka beban
hidup dapat direduksi dengan mengalikan faktor reduksi sebesar 0.3 untuk gedung
perkantoran, sehingga beban hidup total menjadi (WL) :
Elevasi
Atap
lantai 9
lantai 8
lantai 7
lantai 6
lantai 5
lantai 4
lantai 3
lantai 2
lantai 1
38,00
34,25
30,50
26,75
23,00
19,25
15,50
11,75
8,00
4,25
Beban Hidup
(WL)
270498,74
17280
432886,05
43200
432886,05
43200
453724,8
43200
453724,8
43200
453724,8
43200
454881,3
43200
454881,3
43200
454881,3
43200
479616,30
43200
Berat Total (WT)
Karena bentuk bangunan pada kedua arah setiap lantai simetris, maka pusat
massanya adalah :
Arah X
Arah Y
( X cr ) = 12 m
(Ycr ) = 12 m
dan
bangunan yang tegak lurus dengan arah gaya yang ditinjau. Maka didapatkan suatu
titik koordinat pusat massa, yaitu :
-
Setelah diketahui koordinat pusat massa, maka massa setiap lantai diletakkan
pada titik koordinat tersebut, kemudian dilakukan analisis.
2
2
S DS = S MS =
x 0.85 = 0.57
3
3
2
2
S D1 = S M 1 =
x 0.7 = 0.47
3
3
T
Untuk periode lebih kecil dari T0 = 0,2 detik S a = S DS 0, 4 + 0,6
T0
S D1
S
, dimana : Ts = D1
T
S DS
Times
0
0,2
0,5
0,825
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,5
3,0
Acceleration
0,228
0,57
0,57
0,57
0,47
0,392
0,336
0,294
0,261
0,235
0,188
0,157
0,2
0,825
III.2.2.10.
Struktur yang kita desain harus diperuntukkan pada Kategori Desain Gempa
sesuai dengan ASCE 7-05 tabel 11.6-1 dan tabel 11.6-2 yang menjadi acuan
pembuatan Peta Hazard gempa Indonesia 2010. Dimana SDS = 0.57 dan SD1 = 0.47.
Nilai SDS
Kategori Hunian
I atau II
III
IV
0.50 SDS
(D)
Tebel 3.11. Kategori Desain gempa Berdasarkan parameter Percepatan Respon Periode Pendek
(ASCE 7-05 Tabel 11.6-1)
Nilai SD1
Kategori Hunian
I atau II
III
IV
0.20 SD1
(D)
Tebel 3.12. Kategori Desain gempa Berdasarkan parameter Percepatan Respon Periode 1 detik
(ASCE 7-05 Tabel 11.6-2)
Jadi, berdasarkan tabel diatas maka struktur gedung yang didesain pada tugas
akhir ini berada pada Kategori Desain Gempa D.
Ta = Ct (hn )
- X = 0.75
Maka,
Ta = C t (hn )
0.75
= 0.0488 (38)
0.75
= 0.747 detik
Berdasarkan pasal 12.8.2, ASCE 7-05 periode dasar T tidak boleh melebihi
hasil koefisien untuk batasan atas pada periode yang dihitung (Cu) dari tabel 12.8-1
dan periode dasar pendekatan (Ta) yang ditentukan dari pasal 12.8.2.1. didapatkan
parameter percepatan respon spektrum desain pada 1 detik ( SD1 ) = 0.47 didapat
(Cu) sebesar 1.4
Maka T < (Ta x C u ) = (0.747 x 1.4) = 1.046 detik...............Ok
III.2.2.13. Koefisien Gempa Dasar
Untuk penentuan koefisien respon gempa (Cs) dijelaskan dalam ASCE 7-05,
pasal 12.8.1.1 dimana Cs dihitung dengan persamaan :
Cs =
S DS
0.57
=
= 0.089
(R I ) (8 1.25)
Cs =
S D1
0.47
=
= 0.098
R 0.747 (8 1.25)
T
I
W x hx
W
i =1
hi
V X = Fi
i=x
Tingkat
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
hx
hxk
Wx
Wxhxk
(m)
(m)
(kg)
(kgm)
38
34.25
30.5
26.75
23
19.25
15.5
11.75
8
4.25
Jumlah
59,55
52,99
46,52
40,14
33,88
27,74
21,74
15,93
10,34
5,08
287778,74
476086,05
476086,05
496924,80
496924,80
496924,80
498081,30
498081,30
498081,30
522816,30
4747785,44
17137425,26
25227639,31
22146052,53
19947521,67
16834177,24
13783153,76
10830235,49
7933919,32
5151359,24
2656709,58
141648193,41
Cvx
0,12
0,18
0,16
0,14
0,12
0,10
0,08
0,06
0,04
0,02
1,00
Fx
(kg)
51122,92
75256,96
66064,23
59505,76
50218,29
41116,74
32307,84
23667,80
15367,10
7925,27
422552,90
Tabel 3.13. Distribusi Gaya Gempa Vertikal (Fx) dan Horizontal (Vx) pada arah X dan Y
dan
kiri atas ke kanan bawah, untuk mempercepat penggambaran pilih All stories
sebelum melakukan penggambaran.
Kombinasi 1
: 1.4 DL
Kombinasi 2
: 1.2 DL + 1.2 LL
Kombinasi 3
Kombinasi 4
Kombinasi 5
Kombinasi 6
dan pilih sumbu utama arah X atau Y jika arah tersebut yang memiliki inersia
terbesar.
12. Lakukan penyetingan analisa melalui Analisys set analisys options full
3D OK. Setelah itu lakukan Run Analisys, tetapi sebaiknya lakukan
pengecekan dulu model sebelum analisys untuk mengetahui apakah terdapat
kesalahan pada pemasukan data.
13. Setelah Run Analisys , maka langsung dapat diketahui Displacement yang
terjadi pada bangunan tersebut yang nantinya akan dikontrol dengan defleksi
maksimum sesuai dengan peraturan ASCE 7-05.
x =
C d xe
I
Drift diatas tidak boleh melebihi drift limit tingkat yang diijinkan ( a) sesuai
dengan ASCE 7-05, Tabel 12.12-1, dimana nilai story drift (a) yang dijinkan untuk
sistem yang digunakan pada tugas akhir ini tidak boleh melampaui 0,02 kali tinggi
tingkat.
= 0.02 (4250)
= 85 mm .............. ( Lantai 1)
= 0.02 (3750)
= 75 mm .............. ( Lantai 2 10)
Lantai
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Zi
xe
Drift a antar
Story drift
limit
(m)
(mm)
(mm)
tingkat (mm)
(mm)
38,00
34,25
30,50
26,75
23,00
19,25
15,50
11,75
8,00
4,25
108,07
104,15
97,89
89,02
78,01
65,15
50,81
35,62
20,56
7,49
475,51
458,24
430,72
391,68
343,25
286,66
223,57
156,72
90,46
32,94
17,27
27,53
39,03
48,44
56,59
63,09
66,85
66,27
57,52
32,94
75
75
75
75
75
75
75
75
75
85
Ket
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
Lantai
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Zi
xe
Drift a antar
(m)
38,00
34,25
30,50
26,75
23,00
19,25
15,50
11,75
8,00
4,25
(mm)
107,99
104,07
97,81
88,94
77,93
65,08
50,74
35,57
20,55
7,49
(mm)
475,17
457,91
430,38
391,35
342,91
286,33
223,26
156,52
90,40
32,97
tingkat (mm)
17,27
27,53
39,03
48,44
56,58
63,07
66,73
66,13
57,43
32,97
Story drift
limit
(mm)
75
75
75
75
75
75
75
75
75
85
Ket
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
BAB IV
APLIKASI DAN DESAIN STRUKTUR
IV.1. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai contoh perhitungan pada struktur
bangunan tahan gempa termasuk desain balok komposit, kolom komposit, serta
sambungan yang akan digunakan dalam struktur bangunan tahan gempa ini.
M
M
Dimana :
*
pc
> 1
*
pb
*
pc
N
= Z c f yc uc dan
Ag
*
pb
= (1.1 R y M p M y )
KOLOM
IWF 400x400x45x70
Nuk = 245276.63 N
Zxc = 12 x 10 mm
Ag = 770.1 mm
32,5
Zx = 1.91 x 10 mm
32,5
Zx = 1.91 x 10 mm
IWF 500x200x10x16
Vp = 73884.3 N
IWF 500x200x10x16
Mp,b = Zx . fy
Vp = 73884.3 N
Mp,b = Zx . fy
KOLOM
IWF 400x400x45x70
Sendi plastis balok
sebelah kiri kolom
Nuk = 2256525.8 N
Zxc = 12 x 10 mm
Ag = 770.1 mm
*
pc
N
N
= Z c f yc uc + Z c f yc uc
Ag atas
Ag bawah
1223473.4
1480919.9
6
= 3.22 x 10 6 240
+ 3.22 x 10 240
26880
26880
) (
= 626.3 x 10 6 + 595.45 x 10 6
= 1221.75 x 10
= 1.221 x 10 9 Nmm
Dari perhitungan diatas didapat jumlah momen yang bekerja pada bagian
kolom sambungan sebesar 1.221 x 109 Nmm.
Ry = 1.5
fy = 240 Mpa
*
pb
(
(
)
)
(1.1 x 1.5 x (240 x1.91 x 10 ) + (0 x 300) )
= (756.36 + 0 + 756.36 + 0 ) x 10 6
= 1512.72 x 10 6
= 1.513 x 10 9 Nmm
Dari perhitungan diatas didapat jumlah momen yang bekerja pada bagian
balok sambungan sebesar 1.513 x 109 Nmm. Sehingga dapat dihitung perbandingan
jumlah momen pada balok dan kolom sebagai berikut :
( M
*
kolom
( M )
*
balok
1.221 x 10 9
=
9
1.513 x 10
utama dimodelkan sebagai rangka terbuka karena dinding bata tidak diasumsikan
sebagai pemikul beban. Pemikul beban diasumsikan terjadi pada balok induk, balok
anak, kolom, pelat lantai dan pelat atap. Untuk struktur utama, bagian yang akan
direncanakan adalah :
-
Balok Induk
Kolom Komposit
= 114.2 cm2
ix =
20.5 cm
iy =
4.33 cm
1910 cm3
W =
89.7 kg/m
tw =
10 mm
x =
500 mm
tf
16 mm
200 mm
Ix = 47800 cm4
20 mm
Iy = 2140 cm4
L 600
Kontrol Lendutan : f ' =
= 1.67 cm
=
360 360
Untuk sayap :
bf
170
2tf
fy
200
170
2 x 16
240
Untuk badan :
h 1680
tw
fy
428 1680
10
240
fy
6000
= 3000 mm
2
790 x 43.3
=
= 2208.05 mm
240
1
1
1
= (273066.67 + 132000)
= 405066.67 mm 4
d tf
C w = I y
4
428 16
11
6
= 214 x 10 5
= 2.27 x 10 mm
315000
405066.67 x 11420
315000
JA
X1 =
=
= 0.00097 x 64848.504
= 62.903 MPa
C
2.27 x 1011
3.14
= 4(1 + 0.1)
X 2 = 4(1 + v ) 2 w
2
43.3 x 405066.67 62.903
iy J X1
= 4.4 x 298.898 x 0.00249
1
= 3.275
MPa
= 4770.448 mm
Sehingga diketahui bahwa Lp.< Lb < Lr Dengan begitu dapat ditentukan
bahwa bentang termasuk dalam kelompok bentang menengah Untuk komponen
struktur yang memenuhi Lp.< Lb < Lr , maka kuat nominal komponen struktur
adalah:
L Lb
M n = C b M r + (M p M r ) r
Mp
Lr L p
Dimana :
MA = 1082085.50 kgcm
MB
= 55983.86 kgcm
MC
= 1082414.73 kgcm
12.5 M maks
Cb =
2.5 M maks + 3M A + 4 M B + 3M C
Cb
2.3
12.5 x 2164664.84
=
(
)
(
)
(
)
(
)
2
.
5
x
2164664
.
84
+
3
x
1082085
.
50
+
4
x
55983
.
86
+
3
x
1082414
.
73
27058310.5
=
5411662.1 + 3246256.5 + 223935.44 + 3247244.19
27058310.5
=
12129098.23
= 2.23
Cb < 2.3
< 1.5 M y
(477.045 300 ) M
M n = 2.23 3247000 + (5030400 3247000)
p
(477.045 220.805)
Mu Mn
2164664.84 kgcm 0.9 x 5030400 kgcm
2164664.84 kgcm < 4527360 kgcm..OK
Jadi, penampang profil baja sebelum komposit mampu menahan beban yang terjadi.
Kontrol Geser :
Kontrol geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat
badan (h) dengan tebal pelat badan (tw).
kn x E
h
1. 1
tw
fy
Dimana : k n = 5 +
( h)
a
h
tw
1.1
Kn . E
fy
5 . 2 .10 6
428
1.1
2400
10
42.8 71.005.................OK
Vn = 0.6 . fy . Aw
Syarat :
Vn Vu
0.9 x 61632 kg 8091.59 kg
55468.8 kg > 8091.59 kg ..............OK
ec = (es/n)
ec
es
tb
?
GN komposit
Es x es
Xe
ya
H/2
H
GN baja
yb
Ea ea
Ea
Ec = 4700 x
) (
E s = 200000 Mpa
E
n = s
Ec
200000
=
= 8.51 diambil n = 8
23500
beff 150
=
btr =
= 18.75 cm
n
8
Pelat Beton
Profil IWF
Luas Transformasi
A (cm2)
187.5
114.2
301.7
Lengan Momen
y (cm)
5
35
A.y
(cm3)
937.5
3997
4934.5
A. y 4934.5
=
Sehingga didapat : y =
= 16.36 cm
301.7
A
Pelat Beton
Profil IWF
A
(cm2)
187.5
114.2
y (cm)
5
35
Io
(cm4)
1562.5
47800
d (cm)
Io + Ad2 (cm4)
11.36
16.64
Itr
25759.30
79420.79
105180.09
I 105180.09
S tr , t = tr =
= 6429.1
y t 16.36
Terhadap serat bawah: y b = (60 16.36 ) = 43.64 cm 3
I 105180.09
3
S tr , b = tr =
= 2410.18 cm
y
43
.
64
b
-
Jadi,
Mu Mn
2253532,65 kgcm (0.9 x 5784432) kgcm
2253532,65 kgcm 5205988.8 kgcm....................................... Ok
b eff
b tr
0.85 fc'
0.85 fc'
tb
0.003
tb
GN pelat
Cc
Cs
d1
GN komposit
d/2
d
GN baja
d 2" d 2'
T'
fy
Pelat memadai
fy
fy
Regangan batas
(0.85 . fc' . t
plat
( As . fy ) = (89.7
-
x 2400 ) = 215280 kg
Karena dianggap komposit penh, maka nilai C diambil nilai terkecil diantara
kg
As . f y
a eff =
0.85 . fc' b
eff
Karena aeff < tpelat , maka pelat beton memadai untuk menahan gaya tekan
-
M n = C x d1
= 215280 x 33.777
= 7271512.56 kgcm
Kontrol : Mu Mn
2253532,65 kgcm (0.85 x 7271512.56) kgcm
2253532,65 kgcm 6180785.68 kgcm................................OK
Dari perhitungan diatas kekuatan nominal penampang komposit lebih besar
dari pada momen akibat beban terfaktor, sehingga penampang mampu menahan
beban yang terjadi.
Zona Momen Negatif
b eff
c
Tc
tb
d1
hr
d2
Ts
aw
GN komposit
d3
H/2
H
GN baja
P yc
yb
fy
fy
Karena Pyc > Tc maka PNA pada web, dan berlaku persamaan berikut :
Pyc Tc
Ts =
2
215280 13816
=
= 100732 kg
2
Pyc Tc
T f
Gaya yang bekerja pada sayap (Tf) : Tw =
2
= (100732 76800)
= 23932 kg
Jika sumbu netral plastis (PNA) jatuh di flens, maka jarak sumbu netral
plastis (PNA) dari tepi atas flens adalah sebesar (a) :
Tw 23932
=
= 9.97 cm
aw =
f x t 2400 x 1.0
y w
(T
(76800
T f + Tw
61440 + 157592.22
100732
= 2.17 cm
=
H 50
d 3 = = = 25 cm
2 2
-
Persyaratan :
Mu Mn
2253532,65 Kgcm ( 0.85 x 5023091.92 ) Kgcm
2253532,65 Kgcm 4269628.13
Kgcm Ok
= 314.29 mm2
fu
= 410 Mpa = 41 kg/mm2
Modulus elastisitas beton (E):
E c = w1.5 x 0.041 x
fc'
= 24001.5 x 0.041 25
= 2.41 x 10 4 MPa
-
= 0.5 x 314.29 x
25 x 2.41 x 10 4
= 121977.32 N
= 12197.732 kg / stud
Qn Asc . f u
syarat :
T
N = maks
Qn
215280
=
= 17.65 18 buah
12197.732
Jadi, dibutuhkan 36 buah stud untuk seluruh bentang, dan jarak seragam (P) dengan
2 stud pada masing-masing lokasi didapat :
L 600
P = =
= 16.67 cm
N 36
- Jarak maksimum (Pmaks ) = (8 x t plat ) = (8 x 10 ) = 80 cm
-
Jadi, shear connector dipasang sejarak 17 cm sebanyak 36 buah untuk masingmasing bentang.
Lantai 7
10
15
20
25
14
19
24
Lantai 6
Kolom 12
Lantai 5
Lantai 4
13
18
23
12
17
22
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
1
11
16
21
Elevation view - 2
268.8 cm2
ix = 17.24 cm
iy =
W =
212 kg/m
tw =
11 mm
Sx = 2662.7 cm3
600 mm
tf
17 mm
Sy = 2724.4 cm3
200 mm
22 mm
Ix =
17.24 cm
79880 cm4
Iy = 83229 cm4
Tulangan 12 mm
50 mm
Tulangan Geser
20 mm
750 mm
WF 600x200x11x17
750 mm
Z x = . H 2 . t w + (b t w ). t f . (H t f
2
2
tw
t f b
) + + (H 2t f )
4
2
2
1
1.7 x (20)
2
+
= x 60 x 1.1 + (20 1.1) x 1.7 x (60 1.7 ) +
(60 (2 x1.7))1.1
4
= 990 + (18.9 x 1.7 x 58.3) + 340 + (56.6 x 0.3025)
= 1330 + 1873.179 + 17.122
= 3220.301 cm3
2
2
t f b2
+ (H 2t f ) t w + t w (H + t w ) + (b f t w ) t f (H + t w t f
Z y =
2
4
4
2
1.7 x 20 2
1.12 1.1 x (60 + 1.1)
+ (60 2 x 1.7 )
=
+
2
4
4
Pembebanan pada kolom meliputi momen, gaya geser dan normal. Gaya
geser yang terjadi relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan kapasitas geser kolom,
sehingga interaksi momen dan gaya normal yang paling menentukan. Beban yang
terjadi diambil dari kombinasi yang paling menentukan diantara kombinasikombinasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil perhitungan program ETABS didapat gaya-gaya dalam
yang bekerja pada kolom tersebut adalah :
Pu
Vu, x
Vu, y
Gaya Dalam
Besar (satuan)
Pu
124759.57 kg
Mux
2824187.68 kgcm
Muy
2801882.40 kgcm
Vux
15076.23 kg
Vuy
14943.08 kg
Mu,y
Mu,x
Kolom 12
As
305
x 100 % = 5.42 % > 4 %...................................................Ok
=
Ac (75 x 75)
Tulangan Longitudinal :
Jarak spasi tulangan (s) = 750 - (2x50) - 2x12 - 20 = 606 mm
Luas tulangan longitudinal (Ar) = 4 . . .202 = 1256.64 mm2
Ar minimum = 0.18 x 606 = 109.08 mm2 < 1256.64 mm2..........................Ok
Tulangan Lateral :
Sengkang dipasang 12 300 mm
Luas tulangan sengkang = . . 122 = 113.09 mm2
A
A
f my = f y + Ct x f yr x r + C 2 x fc' x cn
As
As
530630
12.57
+ 0.6 x 25 x
30500
30500
Ec = 0.041 x w1.5 x
) (
E s = 2 x 10 5 MPa
A
E m = E s + C 3 x E c x cn
As
530630
30500
= 283867.307 MPa
rm = (0.3 b ) = (0.3 x 75) = 22.5 cm > iy = 17.24 cm...................... ( dipakai rm )
Kuat nominal aksi kolom komposit :
IWF 600x200x11x17
375 cm
IWF 500x200x16x10
C11
IWF 500x200x16x10
B23
B22
375 cm
IWF 600x200x11x17
600 cm
600 cm
Lb = 375 cm = 3750 mm
E
= 1.76 x 225 x
fy
L p = 1.76 x i y x
2 x 10 5
= 11431.535 mm
240
G By =
(I y / L )c
(I x / L )b
L x kc
x rm
f my
Em
dimana :
- c 0.25
maka = 1
maka =
- c 1.2
maka = 1.25 c2
1.43
1.6 0.67 c
Arah X
cX =
4250 x 1.85
x 180
Arah Y
cX =
4250 x 1.5
x 180
501.038
= 13.90 x 0.042 = 0.589
283867.307
501.038
= 11.28 x 0.042 = 0.474
283867.307
1.43
=
1.6 0.67c
1.43
=
= 1.186
1.6 0.67 x 0.589
Pn = ( As x f cr )
f my
= As x
501.038.
2
= 268.8 cm 2 x
N / mm
1.186
= 268.8 cm 2 x 4224.6 kg / cm 2
= 1135573.477 kg
Pn = (0.85 x 1135573.477 kg ) = 965237.456 kg > Pu ................................OK
Karena semua beban desain kolom ditopang oleh kolom komposit (terdiri
dari profil baja dan beton). Persyaratan luas minimal penampang beton yang
menahan beban desain kolom adalah :
-
416885.456
Pnc
= 1634.845 .............OK
=
Ab
1.7 x x fc' 1.7 x 0.6 x 250
-
C rc = C rt = 375 50 + 12 + x 20 = 303 mm
2
h1 = h2 = 750 mm
C + C rt 303 + 303
C r = rc
=
= 303 mm
2
2
Pu 124759.57
=
= 0.13 < 0.2
Pn 965237.456
A f
1
(h2 2C r )Ar f yr + h2 w y Aw fy
3
2 1.7 fc' h1
1
= (3220.301 x 2400) + (75 2 x 30.3) x 12.57 x 2500 +
3
75 132 x 2500
x 132 x 2400
2 1.7 x 250 x 75
M nx = (Z x f y ) +
A f
1
(h2 2C r )Ar f yr + h2 w y Aw fy
3
2 1.7 fc' h1
1
= (3295.277 x 2400) + (75 2 x 30.3) x 12.57 x 2500 +
3
75 132 x 2500
x 132 x 2400
2 1.7 x 250 x 75
M ny = (Z y f y ) +
Pu
< 0.2
Pn
M ux
M uy
Pu
1
+
+
2c Pn b M nx b M ny
2824187.68
2801882.40
1
0.13 +
+
0
.
85
x
16480682
.
4
0
.
85
x
16660624
.
8
0.53 1.0............OK
600 cm
300 cm
600 cm
600 cm
Sambungan kaku yang merupakan bagian dari Sistem Rangka Pemikul Beban
Gempa mempunyai kuat lentur Mu yang besarnya paling tidak sama dengan :
M u = 1.1 x R y x M p balok
= 1.1 x R y x f y x Z x
Gambar 4.9. Lokasi sendi plastis dan momen rencana pada sambungan
dengan gaya geser yang berasal dari Mp yang dihitung sebelumnya, sehingga gaya
geser terfaktor (Vu) yang didapat sebesar :
Vu total = Vu + Vu tambahan
2M p
Vu total = Vu + '
L
dim ana L' = (L d c L p )
= (600 60 30 )
= 510 cm
Maka,
2 x 8300160
Vu total = 9693.75 +
510
= 9693.75 + 32549.65
= 42243.4 kg
Sehingga momen pada muka kolom (Mf) adalah :
M f = M p + (Vu . L p ) = 8300160 + (42243.4 x 30 ) = 9567462 kgcm
Gambar 4.10. Detail sambungan momen pelat ujung dan model rencana gaya baut
- p fi = p f 0 = 50 mm
- pb = 90 mm
- d e = 40 mm
Maka :
t bf
h1 = d b + p f 0 + pb
h2 = d b + p f 0
h3 = d b p fi t bf
h4 = d b t bf p fi p b
t bf
2
= 500 + 50 + 90
= 500 + 50
t bf
2
16
= 542 mm
2
= 500 50 16
t bf
2
16
= 632 mm
2
16
= 426 mm
2
= 500 16 50 90
16
= 336 mm
2
d b reg 'd =
2M f
n Fnt (h1 + h2 + h3 + h4 )
2 x 9567462
3.14 x 0.75 x 6200 x (63.2 + 54.2 + 42.6 + 33.6 )
19134924
14601 x 193.6
19134924
2826753.6
= 2.602 cm
=
M np = 2 Pt . (h1 + h2 + h3 + h4 )
= 2 x 438.03 x (632 + 542 + 426 + 336) x 10 3 = 1696.05 KNm
M np = (0.75 x 1696.05)
1272.04 KNm
1272.04 KNm
> Mf
> 9567462 Kgcm
> 956.75 KNm....................OK
s=
Yp =
bp 1
+ h3 1 + h4 1 +
+ h2
h1
2 2d e
s
pf0
p fi
pb
p
3p
3p
2
2
+ h2 p f 0 + b + h3 p fi + b + h4 s + b + p b + g
h1 d e +
g
4
4
4
4
Yp =
1
200
1
1
1
+ 542 + 426 + 336 +
632
2
50
50
72
2 x 40
3 x 90
3 x 90
2
90
90
632 40 + + 542 50 +
+ 426 50 + + 336 72 +
+ 90 2 + 100
102
4
4
4
4
= 100 (7.9 + 10.84 + 8.52 + 4.67 ) + 0.02(39500 + 63685 + 30885 + 46872 + 8100 ) + 100
= 3193 + 3780.84 + 100
= 7073.84 mm
t p reg 'd =
1.11 M f
d Fyp Y p
1.11 x 9567462
0.9 x 2400 x 7073.84
10619882.82
= 0.695 = 0.83 cm
15279494.4
F fu =
Mf
d b t bf
9567462 95674620
F fa =
= 197674.83 Kg 1976.75 KN
=
484
500 16
F
Dimana : t s min = tbw yb
F
ys
240
t s min = 10 x
= 10 mm
240
hst
E
0.56
ts
Fys
hst
0.56
ts
200000
240
180
ts
11.13 mm
16.17
dimana : n = 0.75;
Ab = 0.25 x 3.14 x 302 = 706.5 mm
Nb = 8
Fv = 330 Mpa
Vu < n Rn
dimana : ni = 4
n0 = 4
Lc = (90 (30 + 2 )) = 58 mm
1
b fc x g
2
dan
c = p f 0 + t fb + p fi
1
1
200 x 100 = x 141.42 = 70.71 mm
2
2
c = (50 + 16 + 50) = 116 mm
s=
t cf
reg ' d
Yc =
1.11 M f
d Fyc Yc
bcf 1
1
h1 + h4 +
2 s
s
2
c
c
pb c
p
+ + h3 b + + h4
h1 pb + + s + h2
g
2
2
4
2
2
Yc =
g
s +
2
200 1
1
632
+ 336
+
2 70.71
70.71
2
116
100
90 116
90 116
632 90 +
+ 70.71 + 542 +
+ 426 +
+ (336 x 70.71) +
102
2
4
2
2
2
2
1.11 M f
t cf reg 'd =
d . Fyc .Yc
1.11 x 95674620
= 515.9 = 22.71 mm > t cf = 17 mm
0.9 x 24 x 9530.25
Ada dua pilihan antara menaikkan ukuran kolom atau memakai pelat menerus
sebagai pengaku, dalam hal ini digunakan alternatif yang kedua yaitu memakai pelat
menerus sebagai pengaku. Dicoba dengan pelat pengaku (ts) = 40 mm
c t s 116 40
p s 0 = p si =
=
= 38 mm
2
2
Yc =
bcf 1
1
1
1
+ h3
+ h4 +
h1 + h2
2 s
s
ps0
p si
2
g
Yc =
3p
3p
pb
p
+ h2 p s 0 + b + h3 p si + b + h4 s + b + p b2 + g
h1 s +
4
4
4
4
200 1
1
1
1
632
+ 542 + 426 + 336
+
2 70.71
38
38
70.71
3 x 90
3 x 90
2
90
90
2
+ 426 38 + + 336 70.71 +
+ 90 + 100
632 70.71 + + 542 38 +
100
4
4
4
4
= 100(8.94 + 14.26 + 11.21 + 4.75) + 0.02(58908.72 + 57181 + 25773 + 46438.56 + 8100) + 100
= 3916 + 3928.03 + 100
= 7944.03 mm
1.11 M f
d . Fyc .Yc
1.11 x 95674620
= 618.91 = 24.88 mm > t cf =17 mm
0.9 x 24 x 7944.03
d Rn =
d M cf
(d
t bf
594.92
= 1229.17 KN
(500 16) x10 3
Hitung kuat leleh lokal badan kolom yang tidak diperkuat pada posisi sayap balok
C t = 1; dan d = 1
Rn = C t (6k c + t bf + 2t p ) F yc t cw
Hitung kuat tekuk badan kolom yang tidak diperkuat pada posisi sayap desak
balok
h = (d c 2 k c ) = (600 2 x 39 ) = 522 mm
3
24 t cw
EFyc 24 x 17 3 2 x 10 5 x 240
=
Rn =
h
522
= 1564977.585 N
Hitung web crippling strength dari badan kolom yang tidak diperkuat pada posisi
sayap desak balok
N
Rn = 0.80 t 1 + 3
dc
2
cw
t cw
t cf
1.5
EF t
yc cf
t cw
16 11 2 x 10 x 240 x 17
Rn = 0.80 11 1 + 3
11
600 17
Bila plat pengaku diperlukan, gaya untuk merancang plat penerus sebagai
pengaku adalah
Fsu = (F fu min Rn ) diambil yang terkecil Rn = 677 KN
75
KC 600x200x11x17
75
20
1,2
50
9
8,1
18
31
75
Rencana
sambungan
K2
K7
K12
K17
K22
Pu
= 124759.57 kg
I
M u badan = badan M u
profil
(1 12 ) x 1.1 x 60 3
=
x 11593083.6 = 2873598.59 kgcm
79880
M u sayap = M u M u badan
= 11593083.6 2873598.59
= 8719485.01 kgcm
Pembagian Beban Aksial :
A
2 x 1.1 x 60
x 124759.57 = 61265.86 kg
Pu badan = badan Pu =
A
268.8
profil
Pu sayap = (Pu Pu badan )= (124759.57 61265.86 ) = 63493.71 kgcm
(V ) =
dg
x (r1 x f u ) x 2 Ab
(V dt ) = f
M u sayap
Tu =
d
8719485.01
=
= 435974.25 kg
20
Pu sayap
4
63493.71
4
= 435974.25 + 15873.43
= 435974.25 +
Vu = 451847.68 kg
451847.68
=
= 19.17 .............(dipasang 20 buah baut)
23575
.
5
Maka ,
Kuat geser baut
(V ) =
dg
x (r1 x f ub ) x 2 Ab
badan
+ Pu badan . e)
(x
+ y 2 = 12 (4) + 4 5 2 + 15 2 + 25 2
2
= 192 + 3500
= 3692 cm 2
Akibat Pu
Pu badan
K uV1 =
n
61265.86
=
= 5105.49 kg
12
Akibat Vu
V 15076.23
K u H 1 = ux =
= 1256.35 kg
n 12
Akibat Pu
K u V2 =
Akibat Vu
Ku H 2 =
M u total .x
(x
K u total =
=
+y
M u total . y
(x
+y
2990003.724 x 4
= 3239.44
3692
2990003.724 x 15
= 12147.90
3692
( K V ) + ( K
2
H)
= 69637856.7 + 179673918.1
= 15789.61 kg
Kontrol :
Ku Total < Vn
15789.61 kg < 18608.04 kg............................................................. Ok
(1.75 x 2.54)
5 cm (12 x 1.1)
4.445 cm 5 cm 13.2 cm.................................................Ok
(3 x 2.54)
10 cm (15 x 1.1)
7.62 cm 10 cm 16.5 cm.................................................Ok
75
75
I
75
POTONGAN I - I
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1.
KESIMPULAN
Dari rangkaian analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya kemudian disimpulkan dan dirangkum pada bab ini, dengan tujuan agar
dapat secara langsung diketahui bagaimana cara melakukan desain bangunan
komposit tahan gempa sesuai peta gempa 2010 sehingga memenuhi kriteria sebagai
bangunan tahan gempa sebagaimana yang disyaratkan pada ASCE 7-05 yang
menjadi acuan peta gempa 2010 ini.
Sesuai dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh penulis dalam mendesain
struktur bangunan komposit baja-beton tahan gempa yang disesuaikan dengan peta
gempa terbaru 2010 ini, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum mendesain struktur tahan gempa sebaiknya dilakukan perkiraan
terhadap dimensi struktur utama terlebih dahulu, sehingga diketahui beban
yang akan terjadi.
2. Suatu prinsip penting yag harus diketahi bahwa struktur sekunder akan
menjadi beban pada struktur utama, dan setelah itu dilakukan analisa
struktur utama dengan bantuan program ETABS v.9.5
3. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada perhitungan gaya gempa
pada peta gempa 2002 bila dibandingkan dengan peta gempa 2010 yaitu
nilai base shear serta drift yang terjadi akibat gaya gempa .yang dihasilkan
jauh lebih besar.
V.2. SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan diharapkan dimana hasilnya
mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan, maka perlu adanya pendalaman studi
yang lebih terhadap hal ini. Terutama pertimbangan terhadap aspek-aspek lain yang
sangat mempengaruih kondisi sebenarnya yaitu aspek teknis, ekonomi dan estetika
sehingga diharapkan bangunan yang dihasilkan betul-betul seperti yang sebenarnya
yaitu lebih kuat, ekonomis dan pelaksanaan yang tepat pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Civil Engineers, Minimum Design Loads for Buildings and
Other Structures (ASCE/SEI 7-05), United Stated 2006.
Andrianto, H, R. Analisis Struktur Gedung dengan ETABS versi 9.07, Jakarta 2007.
Eng, Nageh Makar. How to Model and Design High Rise Bulding Using ETABS
Program, Cairo 2007
G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain Dan Perilaku
Jilid 2 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga.
Gunawan, R. Tabel Profil Konstruksi Baja, Penerbit : Kanisius, Yogyakarta 1987
Kementerian Pekerjaan Umum, Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 sebagai Acuan
Dasar Perencanaan dan Perancangan Infrastruktur Tahan Gempa, Jakarta,
Juli 2010.
Lui, E.M Structural Steel Design Structural Engineering Handbook Ed. Chen WaiFah, CRC Press LLC, 1999
Moestopo, M. Beberapa Ketentuan Baru Mengenai Design Struktur Baja Tahan
Gempa, Seminar Haki & Pameran Haki, Jakarta 2007
Dierktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Peraturan pembebanan Indonesia
Untuk Gedung 1983, Bandung 1983
Setiawan, A. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (sesuai SNI 031729-2002), Penerbit Erlangga, Semarang 2008
Standar Nasional Indonesia, Standar Perencanaan ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung (SNI-03-1726-2002) , Bandung, 2002
Standar Nasional Indonesia, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung (SNI-03-1729-2002), Bandung, 2002.
LAMPIRAN
DATA OUTPUT STRUKTUR PADA
ETABS V 9.5
Story
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
Beam
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
Load
DEAD
DEAD
DEAD
DEAD
DEAD
DEAD
LIVE
LIVE
LIVE
LIVE
LIVE
LIVE
EX
EX
EX
EX
EX
EX
EY
EY
EY
EY
EY
EY
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB2 MAX
COMB2 MAX
Loc
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
V2
-3321,18
-3207,03
-3092,87
3092,25
3206,4
3320,56
-2253,54
-2253,54
-2253,54
2246,46
2246,46
2246,46
8490,35
8490,35
8490,35
8490,35
8490,35
8490,35
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
-4649,66
-4489,84
-4330,02
4329,14
4488,96
4648,78
-4649,66
-4489,84
-4330,02
4329,14
4488,96
4648,78
-3605,67
-3605,67
M3
-364838,387
63575,451
477006,398
477006,398
63657,656
-364673,978
-253641,823
42135,495
337912,813
337912,813
43065,13
-251782,552
2229241,152
1114882,432
523,711
523,711
-1113835,01
-2228193,73
5,601
0,709
-4,183
-4,183
-9,075
-13,967
-510773,742
89005,631
667808,958
667808,958
89120,718
-510543,569
-510773,742
89005,631
667808,958
667808,958
89120,718
-510543,569
-405826,916
76290,541
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
-3605,67
3710,7
3847,68
3984,67
-3985,42
-3848,43
-3711,45
3594,33
3594,33
3594,33
8490,35
8490,35
8490,35
8490,35
8490,35
8490,35
-3985,42
-3848,43
-3711,45
0,01
0,01
0,01
-0,01
-0,01
-0,01
3710,7
3847,68
3984,67
-8490,35
-8490,35
-8490,35
-8490,35
-8490,35
-8490,35
2547,11
2547,11
2547,11
3710,7
3847,68
3984,67
-3985,42
-3848,43
-3711,45
572407,678
572407,678
76389,187
-402852,083
-437806,065
67416,792
540660,5
540660,5
68904,209
-437608,773
2229241,152
1114882,432
572407,678
572407,678
76389,187
-4,19
-437806,065
0,213
-1,255
-1,255
-1113835,01
-2228193,73
-1,68
76290,541
572407,678
572407,678
1113835,01
2228193,73
-2229241,152
-1114882,432
-523,711
-523,711
2,722
-437608,773
668772,346
334464,729
572407,678
572407,678
76389,187
-13,967
-437806,065
0,709
-4,183
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
DEAD
DEAD
DEAD
DEAD
DEAD
DEAD
LIVE
LIVE
LIVE
LIVE
LIVE
LIVE
EX
EX
EX
EX
EX
EX
EY
EY
EY
EY
EY
EY
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
0,04
0,04
0,04
-0,04
-0,04
-0,04
3710,7
3847,68
3984,67
-3985,42
-3848,43
-3711,45
-2547,11
-2547,11
-2547,11
-3321,26
-3207,1
-3092,95
3092,17
3206,33
3320,48
-2253,1
-2253,1
-2253,1
2246,9
2246,9
2246,9
9693,74
9693,74
9693,74
9693,74
9693,74
9693,74
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
-4649,76
-4489,94
-4330,13
4329,04
-4,183
-334150,503
-668458,119
-5,601
76290,541
572407,678
572407,678
334150,503
668458,119
-668772,346
-334464,729
-157,113
-157,113
9,075
-437608,773
-364878,733
63544,864
476985,571
476985,571
63646,587
-364675,287
-253579,487
42140,47
337860,428
337860,428
42955,385
-251949,657
2544999,808
1272695,841
391,874
391,874
-1271912,093
-2544216,06
5,033
0,713
-3,607
-3,607
-7,928
-12,248
-510830,226
88962,81
667779,799
667779,799
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
4488,86
4648,68
-4649,76
-4489,94
-4330,13
4329,04
4488,86
4648,68
-3604,97
-3604,97
-3604,97
3710,61
3847,59
3984,58
-3985,51
-3848,52
-3711,54
3595,03
3595,03
3595,03
9693,74
9693,74
9693,74
9693,74
9693,74
9693,74
-3985,51
-3848,52
-3711,54
0,01
0,01
0,01
-0,01
-0,01
-0,01
3710,61
3847,59
3984,58
-9693,74
-9693,74
-9693,74
-9693,74
-9693,74
89105,222
-510545,402
-510830,226
88962,81
667779,799
667779,799
89105,222
-510545,402
-405727,179
76253,837
572382,685
572382,685
76375,904
-403119,452
-437854,479
67424,753
540576,684
540576,684
68728,616
-437610,345
2544999,808
1272695,841
572382,685
572382,685
76375,904
-3,674
-437854,479
0,214
-1,082
-1,082
-1271912,093
-2544216,06
-1,51
76253,837
572382,685
572382,685
1271912,093
2544216,06
-2544999,808
-1272695,841
-391,874
-391,874
2,378
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
B26
COMB4 MIN
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
37,5
168,75
300
300
431,25
562,5
-9693,74
2908,12
2908,12
2908,12
3710,61
3847,59
3984,58
-3985,51
-3848,52
-3711,54
0,03
0,03
0,03
-0,03
-0,03
-0,03
3710,61
3847,59
3984,58
-3985,51
-3848,52
-3711,54
-2908,12
-2908,12
-2908,12
-437610,345
763499,942
381808,752
572382,685
572382,685
76375,904
-12,248
-437854,479
0,713
-3,607
-3,607
-381573,628
-763264,818
-5,033
76253,837
572382,685
572382,685
381573,628
763264,818
-763499,942
-381808,752
-117,562
-117,562
7,928
-437610,345
Column
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
Load
DEAD
DEAD
DEAD
LIVE
LIVE
LIVE
EX
EX
EX
EY
EY
EY
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB5 MAX
COMB5 MAX
Loc
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
P
-89113,98
-86689,15
-84264,33
-38724,86
-38724,86
-38724,86
0
0
0
1159,25
1159,25
1159,25
-124759,6
-121364,8
-117970,1
-124759,6
-121364,8
-117970,1
-61959,78
-61959,78
-61959,78
-106936,8
-104027
-101117,2
347,77
347,77
347,77
-106936,8
-104027
-101117,2
0
0
0
-106936,8
-104027
-101117,2
1159,25
1159,25
V3
-24,34
-24,34
-24,34
-133,89
-133,89
-133,89
0
0
0
14943,08
14943,08
14943,08
-34,08
-34,08
-34,08
-34,08
-34,08
-34,08
-29,21
-29,21
-29,21
-214,22
-214,22
-214,22
4482,92
4482,92
4482,92
-66,94
-66,94
-66,94
0
0
0
-4482,92
-4482,92
-4482,92
14943,08
14943,08
M2
-4376,4
-420,72
3534,955
-24536
-2779,26
18977,47
-0,487
-0,071
0,344
2054617
-373633
-2801882
-6126,95
-589,008
4948,937
-6126,95
-589,008
4948,937
-5251,68
-504,864
30363,95
-39257,6
-4446,81
4241,946
616385,2
-0,071
9488,735
-12268
-112090
-840565
0,487
112089,8
840564,7
-616385
-1389,63
-0,344
2054617
-0,021
M3
-233,044
-78,713
75,619
-118,427
-41,496
35,436
2075587
-374300
-2824188
-0,056
-0,041
-0,025
-326,262
-110,198
105,866
-326,262
-110,198
105,866
-189,483
-66,393
90,742
-279,653
-94,455
56,697
2075587
-0,012
90,742
-279,653
-374300
-2824188
0,017
374300,1
2824188
-2075587
-94,455
0,008
622676,2
-0,041
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY6
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
COMB5 MAX
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MIN
COMB6 MIN
COMB6 MIN
DEAD
DEAD
DEAD
LIVE
LIVE
LIVE
EX
EX
EX
EY
EY
EY
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MAX
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB1 MIN
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MAX
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB2 MIN
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MAX
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB3 MIN
COMB4 MAX
COMB4 MAX
COMB4 MAX
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
1159,25
-106936,8
-104027
-101117,2
0
0
0
-106936,8
-104027
-101117,2
-107865,6
-105440,8
-103015,9
-47574,23
-47574,23
-47574,23
0
0
0
1248,31
1248,31
1248,31
-151011,8
-147617,1
-144222,3
-151011,8
-147617,1
-144222,3
-76118,78
-76118,78
-76118,78
-129438,7
-126528,9
-123619,1
374,49
374,49
374,49
-129438,7
-126528,9
-123619,1
0
0
0
14943,08
-66,94
-66,94
-66,94
0
0
0
-14943,1
-14943,1
-14943,1
-20,21
-20,21
-20,21
-116,01
-116,01
-116,01
0
0
0
16913,08
16913,08
16913,08
-28,3
-28,3
-28,3
-28,3
-28,3
-28,3
-24,25
-24,25
-24,25
-185,62
-185,62
-185,62
5073,92
5073,92
5073,92
-58,01
-58,01
-58,01
0
0
0
9488,735
-12268
-373633
-2801882
0,146
373632,5
2801882
-2054617
-1389,63
-0,103
-3692,65
-408,325
2876,001
-21073,2
-2220,79
16631,58
-0,419
-0,069
0,282
2632431
-115944
-2864319
-5169,71
-571,655
4026,401
-5169,71
-571,655
4026,401
-4431,18
-489,99
26610,53
-33717
-3553,26
3451,201
789729,4
-0,069
8315,79
-10536,6
-34783,1
-859296
0,419
34783,11
859295,6
90,742
-279,653
-112290
-847256
0,056
112290
847256,3
-622676
-94,455
0,025
-220,589
-40,045
140,499
-115,3
-11,695
91,91
2675572
-104456
-2884484
-0,029
-0,025
-0,021
-308,824
-56,063
196,698
-308,824
-56,063
196,698
-184,481
-18,713
168,598
-264,707
-48,054
147,055
2675572
-0,008
168,598
-264,707
-104456
-2884484
0,009
104455,7
2884484
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
STORY5
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
C12
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB4 MIN
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MAX
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB5 MIN
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MAX
COMB6 MIN
COMB6 MIN
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
325
0
162,5
-129438,7
-126528,9
-123619,1
1248,31
1248,31
1248,31
-129438,7
-126528,9
-123619,1
0
0
0
-129438,7
-126528,9
-5073,92
-5073,92
-5073,92
16913,08
16913,08
16913,08
-58,01
-58,01
-58,01
0
0
0
-16913,1
-16913,1
-789729
-1110,39
-0,282
2632431
-0,021
8315,79
-10536,6
-115944
-2864319
0,126
115943,7
2864319
-2632431
-1110,39
-2675572
-48,054
0,006
802671,7
-0,025
168,598
-264,707
-31336,7
-865345
0,029
31336,72
865345,2
-802672
-48,054