Anda di halaman 1dari 8

d,,\rNr<INDo

\Z'-'ffi\'ixiffNAs.NAL
KONSULTAN INDONESIA

SURAT EDARAN
Kepada Yth.

Dari

Tembusan

Perihal

Dewan Pengurus Provinsi INKINDO Seluruh lndonesia


Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional INKINDO
1. Kepala BPK Republik lndonesia
2. Kepala BPKP Republik lndonesia
3. lnspektur Jenderal Kementerian
4. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
5. lnspektur Wilayah Provinsi
6. lnspekturWilayah Kabupaten dan Kota
7. Dewan Pengurus Nasional INKINDO
Beberapa Permasalahan dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Jasa
Konsultansi dan Proses Audit.

6ao

Nomor
Tanggal

2q

13111'DPN/X| t/20 1 5

Desember 2015

Memperbaharui Surat Edaran Dewan Pengurus Nasional lkatan Nasional Konsultan


lndonesia (DPN INKINDO) No. 27SlSKJ/DPNrulll/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang
Permasalahan Pelaksanaan Kontrak Kerja Jasa Konsultansi, maka bersama ini kami
sampaikan kembali penjelasan tentang hal-hal yang sering menjadi masalah pada
pengelolaan kontrak maupun proses audit pada pekerjaan jasa konsultansi, sebagai berikut :

I.

TATA CARA PEMBAYARAN KONTRAK LUMP SUM

Kontrak Lump Sum adalah Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan Cara
Pembayaran seperti tertuang dalam PERPRES Rl No. 5412010 sebagaimana telah
beberapa kali diubah dan terakhir dengan PERPRES Rl No. 412015 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 50 ayat (2) dan (3).
PERPRES Rl No. 54/2010 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir
dengan PERPRES Rl No. 412015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal
51 ayat (1), menyebutkan Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga
b) Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa

c) Pembayaran didasarkan pada tahapan produldkeluaran

yang dihasilkan

sesuai dengan isi Kontrak

d) Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output


e) Total harga penawaran bersifat mengikat; dan

f)

based)

Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.

Jalan Bendungan Hilir Raya 29,


Jakarta 10210 lndonesia
Tel. +62 21 5738577 (Hunting)
Fax.+6221 5733474
E-mail : inkindo@inkindo.org
Website : //www. inkindo.org

Rujukan yang dapat. . .

./

Rujukan yang dapat dijadikan pedoman tentang Kontrak Lumpsum, antara lain

A.

Surat dari LKPP No.3939/D1V.21312015 tanggal 17 Maret 2015 yang ditujukan


kepada DPN INKINDO tentang Penjelasan Mengenai Tata Cara Pembayaran
Kontrak Lump Sum sebagai berikut:

1) Kontrak Lump Sum adalah salah satu jenis kontrak

berdasarkan cara
pembayaran. Dalam Kontrak Lump Sum pembayaran didasarkan kepada
tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.
Kontrak Lump sum tepat digunakan untuk pekerjaan yang berorientasi kepada
keluaran (output based) yang terdefinisi dengan baik.

2)

Kelebihan dari Kontrak Lump Sum

ini adalah

sederhana dalam hal

administrasinya. Bukti pembayaran cukup berdasarkan output yang telah


diterima oleh pemberi kerja.

Penawaran dalam jenis kontrak Lump Sum digunakan


hanya untuk klarifikasi dan negosiasi pada saat proses pemilihan.

3) Rincian Harga

B. Peraturan Pemerintah Rl No. 2912000 sebagaimana telah diubah dengan


Peraturan Pemerintah Rl No. 5912Q10 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi Pasal 20 ayat (3) a.1 dan Pasal 21 ayat (1) yang menyebutkan

sebagai berikut:
Pasal 20

(1)

Kontrak kerja konstruksi pada dasarnya dibuat secara terpisah sesuai


tahapan dalam pekerjaan konstuksi yang terdiri dari kontrak kerja
konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, kontrak kerja konstruksi untuk
pekerjaan pelaksanaan, dan kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan
pengawasan.

(2)

Dalam hal pekerjaan terintegrasi, kontrak kerja konstruksi sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) dapat dituangkan dalam 1 (satu) kontrak kerja
konstruksi".

(3)

Kontrak Kerja Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibedakan


berdasarkan. a. Bentuk lmbalan yang terdiri dari : 1) Lump sum; 2) Harga
Satuan; 3) Biaya tambahan imbalan jasa; 4) Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan; 5) Aliansi.

Pasal 21

(1) Kontrak kerja konstruksi dengan imbalan Lump Sum sebagaimana dimaksud
dalam Ps. 20 ayat (3) huruf a angka 1 merupakan kontrak jasa afas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah
harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam
proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
jasa sepanjang gambar dan spesifikasitidak berubah.

C. Peraturan Menteri . . . ./

c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.


31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Permen PU No. 7/PRTlMl2011
Tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi:

1. Pasal 6d ayat (3); Dalam hal Penyedia Jasa mengikuti beberapa paket
pekerjaan konstruksi atau jasa konsultansi dalam waktu penetapan pemenang
bersamaan dengan menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket
yang diikuti dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing
paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1
(satu) paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan
personil tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya,
personil dinyatakan tidak ada dan dinyatakan gugur.

2. Pasal 6d ayat (4a); Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang


pada 1 (satu) paket pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dikecualikan pada pekerjaan jasa konsultansi yang menggunakan kontrak
lumpsum (paling banyak tiga paket) atau bagian lumpsum pada kontrak
gabungan lumpsum dan harga satuan atau untuk kontrak harga satuan
dengan personil yang diusulkan penugasannya tidak tumpang tindih
(overlapl.

Untuk Kontrak Lump sum atau bagian Lump sum pada kontrak
gabungan lump sum dan harga satuan, satu orang tenaga ahli dapat
merangkap pada maksimum 3 (tiga) paket pekerjaan pada waktu yang
bersamaan.

3. Pasal 9 ayat (3) huruf b;

Kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran

(Output based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan


Kerangka Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu
feasibility study, design, study evaluasi/kajian/telaah, pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, produk hukum, sertifikasi, dan lainnya.
D. Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat Nomor

31/PRT/M/2015, Buku Standar JK 04 LS

BAB I;

Kontrak Lump Sum: adalah kontrak pengadaan Jasa Konsultansi didasarkan


atas produk/keluaran (Output based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan
semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa, sedangkan pembayaran berbasis
output.

Syarat-syarat

U mum...../.

Syarat Syarat Umum Kontrak (SSUK) Bagian A No. 1.2;

Kontrak Lump Sum adalah pengadaan Jasa Konsultansi didasarkan atas


produk/keluaran (output based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja/TOR untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung
oleh penyedia jasa.
tl- Syarat Syarat Khusus Kontrak (SSKK) Huruf M dan O.

Huruf M: Pembayaran Prestasi Pekerjaan

a.
b.

pekerjaan
dengan
dilakukan
Pembayaran
tahapan
cara :........ ..[termin/sekaligus].
Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
furaikan bila pembayaran dilakukan secara termin]
Misal : pembayaran secara termin, laporan pendahuluan 20%, laporan antara
40%o, dan laporan akhir 40%.

Huruf O: Dokumen Yang Disyaratkan Untuk Mengajukan Tagihan Pembayaran

1. Dokumen utama yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran


prestasi pekerjaan:
a. Berita Acara Presfasi Pekerjaan,

b. Berita Acara Serah Terima Produk dan Produk Laporannya,

c. ....... [sebutkan dan uraikan yang dibutuhkan sesuai kontrak


lumpsuml

2. Dokumen

penunjang

yang disyaratkan untuk mengajukan

tagihan

pem bayaran prestasi pekerjaan:

a, Absensi pembahasan
b. Notulensi Pembahasan Rapat
c. Dokumentasi/Foto kegiatan

d. dokumen lain diisyaratkan dalam KAK

3.

e. ...... [sebutkan dan uraikan yang dibutuhkan sesuai kontrak lumpsum]


Dokumen yang disyaratkan tersebut di atas tidak perlu dilampirkan
rincian bukti- bukti pengeluaran hiaya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka pembayaran Kontrak Lump Sum


dilakukan dengan sistem termin yang didasarkan pada prestasi pelaksanaan
pekerjaan.

Permintaan pembayaran cukup dilampiri dengan berita acara kemajuan


pekerjaan sebagai bukti prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan, dan karena
bersifat Lump Sum tidak diperlukan bukti - bukti biaya aktivitas kegiatan
pelaksanaan pekerjaan baik untuk Biaya Langsung Personil maupun Biaya
Langsung Non Personil..../

Langsung Non Personil (absensi personil, kuitansi pembelian, tiket perjalanan


dinas, dan lain-lain).
Kepada Pejabat Pengadaan/Pokja, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Penyedia

Jasa perlu memperhatikan dengan cermat dan menjaga konsistensi syarat dan
ketentuan yang dicantumkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) yang
mengatur syarat - syarat pembayaran dengan Jenis Kontrak untuk mencantumkan
dengan tegas dan terinci jenis dokumen yang dipersyaratkan pada pelaksanaan
pembayaran prestasi kerja (pada Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
yang diterbikan oleh LKPP).

E. Undang undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara,

Pasal 18

(1) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menguji,


membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan, dan
memerintahkan pemb ayann tagihan{ag ihan atas beban APBN/APBD.
(2) Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pada ayat (1), Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berwenang :

a.
b.

Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;

Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan


sehubungan dengan ikatan/ perjanjian pengadaan barang/jasa;

c. Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;


d. Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran
e.

pengeluaran

yang bersangkutan;
Memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.

Dengan memperhatikan Pasal 18 ayat (2) huruf b, maka Pengguna


Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/PPK dalam hal meneliti kebenaran
dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran hanya dapat
meminta dokumen yang telah ditentukan dalam perjanjian/kontrak pengadaan
barang/jasa.

il.

PENGERTIAN

B'tt'lVG

RATE

Yang dimaksud dengan Billing Rafe adalah Biaya Langsung Personil yang terdiri dari
Komponen biaya
:

1) Gaji Dasar (GD) / Basic Salary,


2) Beban Biaya Sosial (BBS) I Social Charges,
3) Beban Biaya Umum (BBU) lOverhead,
4) Tunjangan Penugasan (TP) / Allowances, dan
5) Keuntungan (K) / Fee atau profit.
Komponen Billing Rafe ini telah ditetapkan pada ketentuan sebagai berikut

Petunjuk Penyusunan RAB Jasa Konsultansi, SKB Bappenas dan Departemen


Keuangan, Maret 2000, butir Lb

Consulting Service. . ./

Consulting Services Manual, A Comprehensive Guide


The WORLD BANK, 2002, butir 11.2.1, dan

to Selection of

Consultants,

PERPRES Rl No.54/2010 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir


dengan PERPRES Rl No. 4/2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
Pasal 49 Ayat (7) huruf d.

Biaya langsung personil dengan harga satuan sebesar billing rate diterima oleh
perusahaan konsultan, sementara gaji yang dibayarkan kepada Tenaga Ahli adalah
sebagian dari billing rate yang terdiri dari komponen Gaji Dasar (GD), dan Tunjangan
Penugasan (TP). Bukti penerimaan gaji inilah ditandatangani oleh Tenaga Ahli berupa
payroll (Daftar Gaji)
Dengan demikian maka Tenaga Ahli tidak menandatangani bukti pembayaran gaji
sebesar Nilai Billing Rate.

ilt.

KEWENANGAN PEMERIKSA

Untuk semua pekerjaan yang mengunakan dana Keuangan Negara


(APBN/APBD/Loan/Hibah) akan diperiksa dan diawasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan
sesuai dengan UUD 1945, oleh karena itu terkait hal tersebut, perlu kita ketahui tentang
Hak/Kewajiban/Kewenangan dari Penyedia Jasa dan Auditor"

A.

Undang-undang Rl No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara

rl.

Pasal 10 : Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:

a.

Meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.

b.

Mengakses semua data yang disimpan diberbagai media, asset, lokasi dan
segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dari
entitas objek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam
pelaksanaan tugas pemeriksaannya.

c.

Melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dokumen


pengelolaan keuangan negara.

d.

Meminta keterangan kepada seseorang.

e.

Memotret, merekam dan atau mengambil sampel sebagai alat bantu


pemeriksaan.

Bab

Vl Ketentuan Pidana, Pasal 24 dan Pasal 25

1. Pasal 24 bahwa: (1) setiap orang yang dengan sengaja

tidak menjalankan
kewajiban menyerahkan dokumen dan atau menolak memberikan keterangan
yangdiperlukan..../

yang diperlukan untuk kepentingan kelancaran pemeriksaan, pengelolaan dan


tanggungjawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 di
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

2.

Pasal 25:

(1) Setiap pemeriksa yang dengan sengaja mempergunakan dokumen


yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 10 melampaui batas kewenangannya
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
(2) Setiap pemeriksa yang menyalahgunakan kewenangannya sehubungan
dengan kedudukan dan atau tugas pemeriksaan sebagaimana dimaksud
dalam Ps. 10 dipidana dengan pidana penjara sekurang - kurangnya
1 (satu) tahun dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 1.000.000.000,(satu milyar rupiah).

B. Undang-undang Rl No. 15 Tahun

2005 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan,


Bab lll Tugas & Wewenang BPK, Bagian ll Wewenang BPK, Pasal 9.

Pasal 9 ayat (1) huruf b


Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
lndonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
:

Pasal 9 ayat (1) hurufd:

Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;
Dokumen yang wajib diberikan oleh pihak terperiksa/auditee (PtuKPA/PPK) yang
dimaksud dalam Pasal g ayat (1) huruf b dan huruf d di atas adalah dokumen yang
dimiliki oleh PtuKPA/PPK, terbatas hanya pada dokumen yang dipersyaratkan dalam
kontrak antara PPK dengan Penyedia Jasa, hal ini sesuai dengan UU No. 1 tahun 2004
tentang Perbendahataan Negara Pasal 18 ayat (2) huruf b seperti diuraikan pada l.E
diatas.
Para Penyedia Jasa Konsultansi wajib untuk mendukung kelancaraan Pemeriksaan yang
dilakukan oleh BPK dengan memberikan data-data yang akurat/lengkap, sepanjang halhal tersebut sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, namun demikian
apabila ada permintaan pemeriksa atas dokumen yang tidak dipersyaratkan di
dalam kontrak, maka hal ini berpeluang melanggar UU No. f 5 tahun 2004 pasal 25
ayat (21diatas.

Kami mengharapkan. . .

./

Kami mengharapkan agar SURAT EDARAN ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi
perusahaan konsultan (Penyedia Jasa) dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin
terjadi dalam pelaksanaan kontrak pekerjaan jasa konsultansi baik dengan SATKER, PPK
maupun instansi pemeriksa.
Demikian semoga dapat membantu perusahaan konsultan yang mengalami persoalan
khususnya perihal tersebut diatas.

Jakarta,

lQ

Desember 201 5

Hormat kami,

Dewan Pengurus Nasional


lkatan Nasional Konsultan Indonesia{
Dewan Pengurus Nasional

INflffl*wrff-,
lr. Nugroho Pudji Rahardjo
Ketua Umum

.j ;

lr. Erie

r";

Sekretaris Jenderal

f,

Anda mungkin juga menyukai