Anda di halaman 1dari 66

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)
Kementerian/Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker : Pengelolaan Pemanfaatan Jaringan Air Sumatera VIII
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air (033.06.10)
Hasil : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
Perihal : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah luas Jaringan Irigasi yang dibangun/ditingkatkan
Jenis Keluaran : Jaringan Irigasi yang dibangun/ditingkatkan (5036.001)
Sub Komponen/Paket :Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Rawa Pasut D.R
Karang Agung Hilir Kab. Banyuasin
Outcome : 6.250 Ha
Output : 290 Km'

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor : 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
b) Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
c) Undang-Undang Nomor : 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
d) Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara.
e) Undang-Undang Nomor : 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengolahan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
f) Peraturan Pemerintah Nomor : 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
g) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 4 Tahun 2015 tentang Peubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor : 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan barang /
jasa Pemerintah.
h) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 27 Tahun 1991 tentang Rawa.
i) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.
j) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015
tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menter Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pendoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi.
k) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 99/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

2. Gambaran Umum
DR Karang Agung Hilir merupakan salah satu daerah pengembangan rawa yang ada di
bagian timur Provinsi Sumatera Selatan. Daerah pengembangan rawa yang mempunyai
luas potensial seluruhnya 20.317 ha ini terletak dalam dua kabupaten, yakni Kabupaten
Musi Banyuasin (6.350 ha) yaitu daerah di saluran primer 1,2,7,8 dan Kabupaten
Banyuasin (13,967 ha) yaitu daerah di saluran primer 3,4,5,6,9,10,11,12. Lokasi pekerjaan
di DR Karang Agung Hilir secara administratif termasuk di wilayah Desa Desa Sri Agung,
Desa Mekar Sari, Desa Jati Sari, Desa Sumber Rejeki, Desa Karang Sari, dan Desa Maju
Ria, Kecamatan Lalan. Secara geografis, batas lokasi pekerjaan DR Karang Agung Hilir
adalah 2o16'53"S 104o39'19"E dan 2o14'27"S 104o43'57"E.
Gambar 1. Peta Tata Guna Lahan secara keseluruhan

Kegiatan Pengembangan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Air Tanah, Rawa dan Tambak
yang dilaksanakan oleh SNVT PJPA BBWS Sumatera VIII bertujuan untuk mendukung
sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mendukung
kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan
sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui
pembangunan/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan,
waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku,
jaringan irigasi dan jaringan rawa.

Guna meningkatkan produktifitas budidaya pertanian dan guna meningkatkan hasil


pertanian tanaman pangan terutama tanaman padi diperlukan sistem jaringan dan pintu air
yang mendukung akan ketersediaan air sepanjang tahun maka dilakukan pekerjaan
rehabilitasi jaringan rawa di provinsi Sumatera Selatan melalui SNVT PJPA BBWS
Sumatera VIII pada kegiatan Irigasi dan Rawa.

B. Daftar Pekerjaan Utama


Kegiatan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Rawa Pasut D.R Karang Agung Hilir Kab.
Banyuasin mencakup:
1. Pekerjaan Saluran
a) Rehab Saluran Primer P4, P5, P9, P10 dan P11 : 25.066 m'
b) Rehab Saluran Sub Primer : 41.150 m'
c) Rehab Saluran Sekunder : 183.073 m'
d) Pembuatan Saluran Sub sekunder : 10.149 m'
e) Rehab Saluran Penangkis Utara : 14.655 m'
f) Rehab Saluran Taman Nasional : 17.700 m’

2. Pekerjaan Jalan
a) Peningkatan Jalan Inspeksi Saluran : 54.575 m'

3. Pekerjaan Pintu Air


a) Pembuatan Bangunan Pintu Air : 127 unit
b) Rehabilitasi Bangunan Pintu Air : 194 unit

C. Metode Pekerjaan Utama

Metode pekerjaan ini dilaksanakan dengan kontraktual. Secara umum item pekerjaan pada
kegiatan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Rawa Pasut D.R Karang Agung Hilir Kab.
Banyuasin adalah rehabilitasi saluran primer, rehabilitasi saluran sub. primer, rehabilitasi
saluran sekunder, rehabilitasi saluran sub. sekunder, pembangunan saluran sub-sekunder,
rehabilitasi saluran taman nasional, rehabilitasi saluran penangkis utara, pekerjaan jalan
inspeksi saluran, pembangunan pintu air sekunder, dan rehabilitasi pintu air sekunder.

1. Pekerjaan Saluran

a) Rehabilitasi Saluran Primer (25.066 m')

Pelaksanaan pekerjaan galian saluran dan perapihan hasil galian dilaksanakan secara
mekanis dengan menggunakan excavator long arm, adapun saluran primer yang akan
dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :

 Rehabilitasi Saluran Primer 4 (4.757 m')


 Rehabilitasi Saluran Primer 5 (4.721 m')
 Rehabilitasi Saluran Primer 9 (8.723 m')
 Rehabilitasi Saluran Primer 10 (3.972 m')
 Rehabilitasi Saluran Primer 11 (2.891 m')

Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran
primer, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :

Pekerjaan ini kami laksanakan secara mekanis menggunakan alat berat excavator long
arm di darat. Penggalian tanah kami laksanakan menggunakan excavator long arm,
termasuk untuk merapihkan hasil galian.

Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator long arm tempatkan
batang pohon / bantalan kerja sebagai tumpuan alat dalam bekerja untuk menjaga alat
agar aman saat bekerja untuk di daerah rawa karena daya dukung tanah yang rendah
selama proses pelaksanaan pekerjaan untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sisi kanan dan kiri saluran primer untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator long arm.

b) Rehabilitasi Saluran Sub-Primer (41.093 m')

Pelaksanaan pekerjaan galian saluran dan perapihan hasil galian dilaksanakan secara
mekanis dengan menggunakan excavator standar arm, adapun saluran sub-primer yang
akan dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :

 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 2-3 (4.706 m')


 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 3-4 (4.721 m')
 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 4-5 (5.007 m')
 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 5-6 (3.971 m')
 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 8-9 (8.815 m')
 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 9-10 (6.154 m')
 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 10-11 (4.098 m')
 Rehabilitasi Saluran Sub-Primer 11-12 (3.382 m')

Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran sub-
primer, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Penggalian saluran dilaksanakan menggunakan excavator standar arm, termasuk untuk
merapihkan hasil galian.

Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator standar arm tempatkan
batang pohon / Miting yang kami pergunakan berupa kayu yang keras dan kami susun
sedemikian rupa untuk landasan kerja excavator selama proses pelaksanaan pekerjaan
untuk galian dan perapihan hasil galian.

Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sisi kanan dan kiri saluran sub-primer untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator standar arm. bersamaan dengan penempatan hasil galian pada sisi
kanan dan sisi kiri saluran, tanah tersebut kami rapihkan juga dengan menggunakan
excavator standar sesuai dengan gambar kerja serta petunjuk direksi pekerjaan.

Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.

c) Rehabilitasi Saluran Sekunder (183.060 m')

Pelaksanaan pekerjaan galian saluran dan perapihan hasil galian dilaksanakan secara
mekanis dengan menggunakan excavator standar arm, adapun saluran sekunder yang
akan dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :

1. Rehabilitasi Saluran Sekunder Primer 3 (18.436 m')


2. Rehabilitasi Saluran Sekunder Primer 4 (37.232 m')
3. Rehabilitasi Saluran Sekunder Primer 5 (30.612 m')
4. Rehabilitasi Saluran Sekunder Primer 9 (41.645 m')
5. Rehabilitasi Saluran Sekunder Primer 10 (31.098 m')
6. Rehabilitasi Saluran Sekunder Primer 11 (24.047 m')
Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran
sekunder, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :

Pekerjaan ini kami laksanakan secara mekanis menggunakan alat berat excavator standar
arm di darat. Penggalian tanah kami laksanakan menggunakan excavator standar arm,
termasuk untuk merapihkan hasil galian.

Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator standar arm tempatkan
batang pohon / bantalan kerja sebagai tumpuan alat dalam bekerja untuk menjaga alat
agar aman saat bekerja untuk di daerah rawa karena daya dukung tanah yang rendah
selama proses pelaksanaan pekerjaan untuk galian dan perapihan hasil galian.

Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sebelah sisi saluran sekunder untuk selanjutnya dirapihkan mengunakan
excavator standar arm.

d) Pembangunan Saluran Sub-Sekunder (10.149 m')

Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran sub-
sekunder, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Penggalian saluran dilaksanakan menggunakan excavator standar arm, termasuk untuk
merapihkan hasil galian.

Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator standar arm tempatkan
batang pohon / Miting yang kami pergunakan berupa kayu yang keras dan kami susun
sedemikian rupa untuk landasan kerja excavator selama proses pelaksanaan pekerjaan
untuk galian dan perapihan hasil galian.

Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sebelah sisi saluran sub-sekunder untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator standar arm. bersamaan dengan penempatan hasil galian pada
sebelah sisi saluran, tanah tersebut kami rapihkan juga dengan menggunakan excavator
standar sesuai dengan gambar kerja serta petunjuk direksi pekerjaan.

Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.

e) Rehabilitasi Saluran Taman Nasional (17.700 m')

Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran taman
nasional, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :

Penggalian saluran dilaksanakan menggunakan excavator long arm, termasuk untuk


merapihkan hasil galian. Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator
long arm tempatkan batang pohon / Miting yang kami pergunakan berupa kayu yang
keras dan kami susun sedemikian rupa untuk landasan kerja excavator selama proses
pelaksanaan pekerjaan untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sisi kanan dan kiri saluran taman nasional untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator long arm. bersamaan dengan penempatan hasil galian pada sisi
kanan dan sisi kiri saluran, tanah tersebut kami rapihkan juga dengan menggunakan
excavator long sesuai dengan gambar kerja serta petunjuk direksi pekerjaan.

Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.

f) Rehabilitasi Saluran Penangkis Utara (14.655 m')

Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran
penangkis utara, langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Penggalian saluran dilaksanakan menggunakan excavator long arm, termasuk untuk
merapihkan hasil galian.
Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator long arm tempatkan
batang pohon / Miting yang kami pergunakan berupa kayu yang keras dan kami susun
sedemikian rupa untuk landasan kerja excavator selama proses pelaksanaan pekerjaan
untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sisi kanan dan kiri saluran penangkis utara untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator long arm. bersamaan dengan penempatan hasil galian pada sisi
kanan dan sisi kiri saluran, tanah tersebut kami rapihkan juga dengan menggunakan
excavator long sesuai dengan gambar kerja serta petunjuk direksi pekerjaan.
Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.

2. Pekerjaan Jalan

a) Pembuatan Jalan Inspeksi (54.575 m')

 Macadam dilapis aspal

Pembuatan Jalan Inpeksi menggunakan peralatan antara lain Wheel Loader, Vibro
Compactor penggilas tandem atau tree wheel roller 6-8 ton, Dump truck, Asphalt
Sprayer, sekop, gerobak dorong, penyapu, sikat, karung, keranjang, kaleng aspal,
alat penyemprot, ketel aspal dan bantu lainnya.

Semua alat yg dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang baik.
Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan oleh
Kontraktor dalam penggunaannya. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
tidak boleh di pergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Pelaksanaan pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam diuraikan di bawah ini ;


1) Persiapan Lapangan
Permukaan yang akan diperbaiki harus disiapkan seperti di bawah ini:
a) Profil memanjang atau melintang harus disiapkan menurut rancangan potongan
melintang dan memanjang.
b) Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti
debu dan bahan lepas lainnya. Lubang-lubang dan retak-retak harus diperbaiki
sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi Umum.
c) Apabila lapis penetrasi Macadam akan dihampar di atas lapis pondasi harus
diberikan lapis resap pengikat atau apabila di atas permukaan beraspal lama
harus diberikan Lapis Perekat sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
Umum, atau yang diperintahkan oleh Direksi pekerjaan.

2) Persiapan Bahan
Sebelum pelaksanaan dimulai semua bahan seperti agregat, aspal cair (MC-70)
atau Emulsi (CSS) harus sudah tersedia, termasuk Mastik Asbuton apabila
menggunakan hasil olahan. Khusus untuk pembuatan Mastik Asbuton dilapangan
maka harus tersedia Asbuton Lawele dan Pasir yang bersih dan memiliki ukuran
butir maksimum No 4 (4,76 mm).
Proses pembuatan Mastik Asbuton adalah mencampurkan Asbuton Lawele dan
Pasir yang dicampur di atas alat atau tempat pemanasan sambil diaduk-aduk
sampai campuran tersebut dalam keadaan gembur/hablur dengan ukuran butiran
maksimum No 4 (4,76 mm). Lamanya waktu pembakaran sangat tergantung dari
kapasitas alat pembakar yang digunakan. Proporsi Asbuton Lawele dan Pasir serta
temperatur pemanasan harus sesuai.

3) Penghamparan dan Pemadatan


a) Umum
Khusus untuk pekerjaan dengan cara manual, agregat, dan aspal harus tersedia
di lapangan sebelum pekerjaan dimulai. Kedua bahan tersebut harus dijaga
untuk menjamin bahwa bahan tersebut bersih dan siap digunakan.
Selama pemadatan agregat pokok dan agregat pengunci, kerataan permukaan
harus dipelihara. Bilamana permukaan yang telah dipadatkan tidak rata,
maka agregat harus digaruk dan dibuang atau agregat ditambahkan seperlunya
sebelum dipadatkan kembali.
Apabila untuk lapis Pre-coated menggunakan aspal cair MC-70 maka
temperatur penyemprotan adalah sekitar 60oC.
Bilamana jenis aspal lain digunakan, temperatur penyemprotan harus disetujui
Direksi Teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

b) Metode Penghamparan dan Pemadatan


(1) Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok
Jumlah agregat yang ditebar di atas permukan yang telah disiapkan harus
sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh
dengan keterampilan penebaran dan menggunakan alat perata tangan
seperti penggaruk.
Lapis bahan agregat dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat berupa
roller. Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan
berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang.
Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan
menjadi suatu permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta
semua bekas jejak roda mesin gilas tidak tampak.

(2) Penyemprotan Aspal Cair atau Aspal Emulsi


Penyemprotan Aspal Cair atau Aspal Emulsi dapat dikerjakan
menggunakan penyemprot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal
yang disyaratkan. Takaran penggunaan aspal harus serata mungkin
dan pada takaran penyemprotan harus disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum pelaksanaan dimulai.
Temperatur aspal dalam alat aspal distributor harus sesuai dengan
temperatur yang disyaratkan untuk setiap jenis aspal yang digunakan dan
takarannya harus sesuai dengan spesififikasi teknis.

(3) Penghamparan Mastik Asbuton Di atas Agregat Pokok


Apabila Mastik Asbuton yang digunakan Mastik Asbuton Olahan
(Pabrikan), maka bila dipandang perlu untuk mendapatkan kegemburan
yang baik sebelum penghamparan, terlebih dahulu dipanaskan.
Penghamparan Mastik Asbuton diatas agregat pokok yang telah di beri
lapis precoated dapat menggunakan pengki (alat manual) kemudian untuk
membuat hamparan merata dapat menggunakan mistar perata. Kuantitas
Mastik Asbuton yang digunakan harus sesuai atau dengan persetujuan
Direksi Teknik.

(4) Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.


Segera setelah penghamparan Mastik Asbuton, penebaran dan
pemadatan agregat pengunci harus dilaksanakan dengan cara yang sama
untuk agregat pokok. Takaran penebaran harus sedemikian hingga setelah
pemadatan, rongga- rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan
agregat pokok masih nampak
Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran
agregat pengunci dan harus seperti pemadatan agregat pokok. Bilamana
diperlukan, tambahan agregat pengunci dapat dilakukan dalam jumlah
kecil dan disapu perlahan-lahan selama pemadatan. Pemadatan harus
dilanjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh dalam
lapisan di bawahnya.

(5) Penghamparan Mastik Asbuton Di atas Agregat Pengunci


Penghamparan Mastik Asbuton Di atas Agregat Pengunci adalah sama
seperti penebaran Mastik Asbuton diatas agregat pokok, Kuantitas
Mastik Asbuton yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis
atau petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

(6) Tahap terakhir dari pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam adalah penebaran
dan pemadatan agregat penutup. Penebaran dan pemadatan agregat
penutup adalah dilakukan sebagaimana penebaran dan pemadatan agregat
pengunci.

 Lapisan agregat

Pembuatan Jalan Inpeksi menggunakan peralatan antara lain Wheel loader, Vibro
Compactor penggilas tandem atau tree wheel roller 6-8 ton, mobil dump truk,
sekop dan garpu dan bantu lainnya.

Semua alat yg dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang baik.
Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan oleh
Kontraktor dalam penggunaannya. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
tidak boleh di pergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan


pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai dengan yang
ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan
termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.
Berikut adalah tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan, tahapannya yaitu:
o Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan
seperti semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
o Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat seperti
excavator maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai
Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
o Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller atau
menggunakan Combination Vibratory Roller pada daerah pelebaran yang tidak
terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:


o Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
o Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan alat yang memadai agar
kepadatan yang diinginkan dapat tercapai.
o Apabila diperlukan, lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar untuk
mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan
spesifikasi.

Jumlah agregat yang ditebar di atas permukaan yang telah disiapkan harus sebagaimana
yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan keterampilan penebaran
dan menggunakan alat perata tangan seperti penggaruk.
Lapis bahan agregat dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat berupa roller. Operasi
penggilasan dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-angsur menuju ke
tengah-tengah, dalam arah memanjang.
Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi suatu
permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas jejak roda
mesin gilas tidak tampak.

3. Pe kerjaan Pintu Air

a) Pembangunan Dan Rehabilitasi Bangunan Pintu Air

Pekerjaan Pintu air mekanik dan manual, penempatan pintu pintu dan rehap pintu
pintu sesuai dengan gambar desain dan persetujuan dari pihak direksi pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini dengan memanfaatkan bekas
bangunan bangunan pintu yang sudah ada kecuali lokasi pintu pintu yang baru
sesuai dengan desain. Adapun langkah yang dilakukan dalam pekerjaan ini yaitu :
Melaksanakan pekerjaan pemasangan dan pergantian pintu air mekanik (hidro
mekanik) Pintu air manual pada titik / lokasi seperti yang ditunjuk dalam gambar
kerja yang dilaksanakan.
Proses pemasangan dan pergantian pintu air mekanik (hidro mekanik) dan pintu air
manual ini dilaksanakan dengan berpatokan pada gambar kerja dan spesifikai teknis
dalam kontrak sehingga pekerja mempunyai pedoman untuk pekerjaan tersebut.

Langkah-langkah yang kami laksanakan dalam penyelesaian pekerjaan ini antara


lain :

 Melaksanakan pekerjaan pabrikasi pintu fiber klep gorong-gorong.


Selama proses pabrikasi. kami tetap berkoordinasi dengan direksi pekerjaan
untuk bersamasama ke lokasi pabrik) dilakukan pengecekan terhadap hasil
pabrikasi pintu fiber. Setelah disetujui, proses pabrikasi dilanjutkan hingga
mencapai volume yang sesuai dengan kontrak.
Setelah pabrikasi selesai, selanjutnya kami melaksanakan pengangkutan hasil
pabrikasi tersebut ke lokasi pekerjaan.
Sesampainya di lokasi pekerjaan, apabila proses pemasangan pintu fiber belum
dimulai, selanjutnya pintu fiber tersebut kami tempatkan pada gudang kerja.

 Untuk memulai proses pemasangan pintu fiber klep gorong-gorong, Iangkah awal
yang kami lakukan adalah melaksanakan pembuatan kistdam.
Area untuk pemasangan pintu kami bendung pada kedua sisi sehingga posisi
pemasangan pintu berada di tengan-tengah kistdam.
Kistdam ini kami buat dari karung isi pasir, kayu dolken dan anyaman bambu.
Tanah kami tempatkan sebagai kistdam pintu, sementara untuk memperkuat
tanah, kami memasang anyaman bambu kami tempatkan pada sisi luar dan
dalam untuk melindungi kistdam.
Untuk memperkuat anyaman bambu, kami juga memancang cerucuk pada bagian
luar anyaman bambu untuk menahan kekuatan kistdam.
Setelah kistdam selesai, selanjutnya kami melaksanakan pekerjaan pengeringan
pada area pemasangan pintu. Proses pengeringan dilaksanakan menggunakan
Pompa air dengan kapasitas yang sesuai dengan spesifikasi teknis dalam Kontrak.
Pelaksanaan pekerjaan kistdam dan pengeringan pada area pemasangan pintu fiber
klep ini kami laksanakan selama proses pekerjaan pemasangan pintu
berlangsung.

 Langkah selanjutnya adalah kami melaksanakan pekerjaan pembersihan lapangan


pada area Pemasangan Pintu klep gorong-gorong. Pekerjaan ini kami laksanakan
secara manual dengan manusia menggunakan alat bantu.
Pembersihan dari tanaman, pohon, serta akar-akar tanaman yang berada
disekitar lokasi pemasangan pintu fiber resin. Hasil pembersihan selanjutnya
kami angkut dan buang ke luar lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan
spesifikasi teknis dalam Kontrak.

 Setelah pelaksanaan pekerjaan pembersihan, kami melaksanakan pekerjaan galian


tanah untuk pondasi bangunan pintu. Pelaksanaan pekerjaan ini kami lakukan
secara manual dengan tenaga manusia menggunakan alat bantu.
Pelaksanaan pekerjaan galian manual ini kami laksanakan dengan berpatokan pada
profil serta bowplank yang telah kami buat sebelumnya bersama direksi pekerjaan.
Hasil galian selanjutnya kami tempatkan sementara disekitar lokasi pekerjaan yang
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan untuk nantinya tanah hasil galian yang
baik dapat dipergunakan kembali sebagai bahan timbunan.

 Selanjutnya kami melaksanakan pekerjaan pemancangan cerucuk dari kayu dengan


ukuran tertentu yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Pemancangan kami lakukan
secara manual dengan tenaga manusia menggunakan alat bantu pancang sesuai
dengan spesifikasi teknis dalam kontrak.
Pemancangan pada pondasi dan lantai bangunan kami laksanakan sesuai dengan
titik-titik dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis dalam kontrak.
Proses pemancangan kami laksanakan secara terus menerus hingga mencapai
elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.

 Setelah cerucuk kayu terpasang, selanjutnya kami melaksanakan pekerjaan


pemasangan sand cement ad. 1 PC:6 PS.
Semen dan pasir kami campur dengan takaran tertentu yang sesuai dengan
spesifikasi teknis untuk selanjutnya kami masukkan ke dalam karung dan dijahit.
Selanjutnya karung isi sand cement kami susun dari bawah sebagai dasar
untuk penempatan pintu klep gorong-gorong dan tumpuk sedemikian rupa
yang penempatannya kami rnulai dan pasang di atas kayu cerucuk yang telah
kami pasang sebelumnya.
Proses pemasangan in kami laksanakan secara terus menerus hingga mencapai
elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.

 Setelah pekerjaan pemasangan sand cement bagian bawah terpasang, selanjutnya


kami melaksanakan pekerjaan pemasangan pintu klep gorong-gorong fiber resin.
Pintu yang telah kami pabrikasi dan telah ditempatkan di lokasi pemasangan.
Kemudian pintu klep gorong-gorong fiber resin dirakit oleh tenaga kerja
menggunakan alat bantu sesuai gambar kerja dan spesifikai teknis dalam kontrak.
Setelah selesai pintu klep gorong-gorong fiber resin diangkat menggunakan alat
berat berupa excavator standard dan kami tempatkan pada posisi pemasangan pintu
sesuai dengan gambar kerja dan dibantu oleh tenaga manusia dalam mengarahkan
untuk penempatannya.Setelah pintu klep gorong-gorong fiber resin terpasang,
selanjutnya kami memasang dan menyusun sand cement pada sisi kanan dan
kiri, serta di atas gorong-gorong untuk menahan gorong-gorong tetap pada
posisinya.

Untuk pekerjaan rehabilitasi pintu air sekunder di laksanakan pekerjaan beton ad.
1PC : 2PS : 3KR dengan pembesian dan di cetak dengan bekasting yang akan
digunakan untuk pengecoran kembali pada saat pemasangan pengganti pintu fiber
resin. Pelaksanaan pemasangan pintu air dilakukan setelah membongkar pintu air
yang lama. Pekerjaan beton dan pemasangan pintu air fiber resin dilaksanakan
sesuai dengan gambar kerja dan spesifikai teknis dalam kontrak.

Selanjutnya setelah pemasangan sand cement selesai, kami lanjutkan dengan


pekerjaan pemasangan daun pintu klep untuk selanjutnya kami lakukan pengetesan
terhadap pintu hingga berfungsi secara optimal.

 Setelah pintu klep gorong-gorong fiber resin serta sand cement untuk penutup
bagian samping kanan-kiri, serta atas terpasang, selanjutnya kami melaksanakan
pekerjaan timbunan tanah pada sisi kanan kiri, serta atas pintu klep yang telah
ditahan oleh sand cement tersebut.
Tanah yang kami pergunakan merupakan tanah hasil galian yang baik, yang sudah
bersih dari Sampah, pohon-pohon, akar-akar dan bahan organik lain. Dimana tanah
kami hampar dan padatkan lapis per lapis menggunakan stamper atau alat bantu
sesuai dengan spesifikasi teknis hingga mencapai elevasi yang sesuai dengan
garnbar kerja serta volume yang sesuai dengan kontrak.

 Setelah seluruh pekerjaan konstruksi selesai, selanjutnya kami melaksanakan


pekerjaan pembongkaran kistdam, dan hasil bongkaran tersebut kami tempatkan
pada lokasi sesuai dengan gambar kerja dan spesifikai teknis dalam kontrak.
D. Peralatan

Kapasitas/
No. Jenis Jumlah minimal Spesifikasi Kondisi
minimal
1 Excavator Long Arm 6 unit 0,5 m³ Baik
2 Excavator Standard Arm 5 unit 0,8 m³ Baik
3 Wheel Loader 1 unit 1,5 m³ Baik
4 Dump Truck 4 unit 8 ton Baik
5 Tandem Roller 1 unit 6-8 ton Baik
6 Vibrator Roller 1 unit 5-8 ton Baik
7 Asphalt Sprayer 1 unit 800 liter Baik

E. Personil

Sertifikat Tahun Pengalaman


No. Uraian Pendidikan
Keahlian (Tahun Anggaran)
Minimal 6 tahun dalam
1 orang S.1 Teknik Ahli Sumber
1 bidang sumber daya air
Project Manager Sipil-Pengairan Daya Air Utama sebagai Project Manager
Minimal 5 tahun dalam
2 orang Ahli Sumber
2 S.1 Teknik Sipil bidang sumber daya air
Site Manager Daya Air Madya sebagai Site Manager
1 orang Ahli K3 Minimal 3 tahun sebagai ahli
3 S1 Teknik
Ahli K3 Konstruksi Muda K3
Minimal 3 tahun dalam
1 orang Quality Ahli Sumber
4 S1 Teknik Sipil bidang sumber daya air
Engineer Daya Air Muda
sebagai Quality Engineer
1 orang S1 Teknik Ahli Lingkungan Minimal 3 tahun sebagai ahli
5
Ahli Lingkungan Lingkungan Muda Lingkungan

F. Manajemen Resiko

SASARAN PROGRAM
URAIAN IDENTIFIKASI PENGENDALIAN
NO K3 SUMBER
PEKERJAAN BAHAYA RISIKO K3
PROYEK DAYA

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Mobilisasi / - Lalu lintas rawan terhadap
Demob kemacetan
Peralatan - Kecelakaan,tertabrak, terserempe
t
- Alat/material tercebur ke sungai
- Tertimpa material
- Tertimpa peralatan
2. Papan Nama - Tertimpa material
Pelaksanaan - Terkena peralatan tajam
Pekerjaan - Terinjak paku
3. Pengukuran, - Hewan buas/berbisa
Pengadaan dan - Terperosok ke saluran
Pemasangan - Hanyut/ Tenggelam
Patok - Cuaca ekstrim
4. Dokumentasi - Hewan buas/berbisa
- Terperosok ke saluran
- Cuaca ekstrim
5. As Bulit - Kelelahan
Drawing, - Tersengat listrik
Copy dan Jilid
Laporan
Harian,
Mingguan Dan
Bulanan
6. Penggambaran - Kelelahan
dan Cetak - Tersengat listrik
Uitzet
7. Galian Tanah - Alat tercebur ke sungai
Saluran - Terkena alat berat
- Tertimbun tanah buangan
- Terperosok ke saluran
- Hanyut/Tenggelam
8. Jalan Inspeksi - Alat tercebur ke sungai
- Terkena alat
- Tertimpa material
- Terjatuh
- Luka bakar
9. Pembersihan - Terkena peralatan tajam
Lapangan - Terperosok ke saluran
- Hewan buas/berbisa
10. Galian Tanah - Terkena peralatan tajam
- Hewan buas/berbisa
- Hanyut/tenggelam
11. Timbunan - Terkena peralatan tajam
Tanah - Terperosok ke saluran
- Hewan buas/berbisa
- Hanyut/tenggelam
12. Pembongkaran - Terkena peralatan tajam
Pintu Air - Tertimpa material
- Hanyut/tenggelam
13. Pekerjaan - Hanyut/tenggelam
Pengeringan - Tersengat listrik
- Tertimpa material
14. Pekerjaan - Tertimpa material
Pemancangan - Tertimpa peralatan
- Terperosok ke saluran
- Terkena peralatan tajam
15. Sand cement - Tertimpa material
bag - Terkena peralatan tajam
- Terperosok ke saluran
- Hanyut/tenggelam
16. Bekisting - Tertimpa material
- Tertimpa peralatan
- Terkena paku
- Terperosok ke saluran
- Hanyut
17. Pekerjaan - Tertimpa material
Pembesian - Tertimpa peralatan
- Terkena paku
- Terperosok ke saluran
- Hanyut
18. Pekerjaan - Tertimpa material
Beton - Tertimpa peralatan
- Terkena paku
- Terperosok ke saluran
- Hanyut
19. Pengadaan dan - Terkena peralatan berat/tajam
Pemasangan - Tertimpa material
Pintu Air - Terjatuh

G. Item Pekerjaan Subkontrak

Pekerjaan Utama yang bisa disubkontrakkan kepada penyedia spesialis yaitu item pekerjaan
Pengadaan Pintu Air dan tidak ada pekerjaan bukan utama yang bisa disubkontrakkan kepada
sub penyedia jasa usaha kecil.

H. Penerima Manfaat

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah lahan sawah dapat terlayani dengan baik karena
saluran berfungsi semaksimal mungkin, dengan tetap memperhatikan ketersediaan air dan
luasan lahan yang memungkinkan dikembangkan sebagai daerah rawa yang potensial
menjadi lahan yang produktif serta mempertahankan swasembada pangan.

I. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Tahapan Pekerjaan pada kegiatan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Rawa Pasut D.R
Karang Agung Hilir Kab. Banyuasin diuraikan menurut algoritme sebagai berikut :

START
- Mobilisasi Peralatan dan Personil
- Papan Nama Pelaksanaan Kegiatan
- Uitzet, Pengadaan dan Pemasangan Patok
- Dokumentasi
- Penggambaran dan cetak uitzet
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Pekerjaan Tanah
- rehabilitasi saluran primer
- rehabilitasi saluran sub. primer
- rehabilitasi saluran sekunder
- pembangunan saluran sub-sekunder baru
- rehabilitasi saluran taman nasional
- rehabilitasi saluran penangkis utara
- pekerjaan jalan inspeksi saluran
Pekerjaan Pintu Air
- Pintu klep fiber jenis FRP (Jenis gorong gorong)
- Bangunan Pintu klep Manual

- As bulit Drawing, Copy dan jilid laporan harian, mingguan dan bulanan
- Demobilisasi Peralatan dan Personil

PHO dan FHO


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SUMATERA VIII
SNVT PJPA SUMATERA VIII PROV. SUMATERA SELATAN
BAGIAN PELAKSANA KEGIATAN IRIGASI DAN RAWA IV

Tahun Anggaran

2020

SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI DAN PENINGKATAN DR. KARANG AGUNG HILIR
KABUPATEN BANYUASIN (6.250 HA)
SPESIFIKASI UMUM

SPESIFIKASI UMUM
PASAL I
LINGKUP PEKERJAAN

SU-1.1 DESKRIPSI PROYEK

DIR Karang Agung Hilir merupakan salah satu daerah pengembangan rawa yang ada di
bagian timur Provinsi Sumatera Selatan. Daerah pengembangan rawa yang mempunyai
luas potensial seluruhnya 20.317 Ha ini terletak dalam dua kabupaten, yakni Kabupaten
Musi Banyuasin (6.350 Ha) dan Kabupaten Banyuasin (13,967 Ha).

Lokasi pekerjaan di DR Karang Agung Hilir secara administratif termasuk di wilayah Desa
Desa Sri Agung, Desa Mekar Sari, Desa Jati Sari, Desa Sumber Rejeki, Desa Karang Sari,
dan Desa Maju Ria, Kecamatan Lalan. Secara geografis, batas lokasi pekerjaan DR Karang
Agung Hilir adalah 2o16'53"S 104o39'19"E dan 2o14'27"S 104o43'57"E.

Batas wilayah Daerah Irigasi Rawa Karang Agung Hilir sebagai berikut :
Sebelah Utara : Taman Nasional Sembilang
Sebelah Selatan : Sungai Lalan, D.I.R Pulau Rimau
Sebelah Timur : Sungai Bungin
Sebelah Barat : D.I.R Karang Agung Tengah

1
Gambar X.1 Peta Lokasi Pekerjaan
SPESIFIKASI UMUM

Untuk mencapai lokasi dibutuhkan + 2 jam menggunakan akses darat dari Palembang ke
Jembatan PU di DR. Telang II dan dilanjutkan + 2,5 jam menggunakan akses sungai dari
Jembatan PU di DR. Telang II menuju ke DR. Karang Agung Hilir.

SU-1.2 ACUAN PELAKSANAAN

Acuan pelaksanaan Menurut Dokumen Pengadaan Barang Jasa, antara lain:


1. Dokumen Lelang
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
3. Gambar Kerja (Bestek)
4. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
5. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada) yang telah disahkan oleh
Pemberi Tugas dan instansi yang berwenang/unsur terkait.

Dasar hukum:
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Surat Edaran Menteri PU Nomor 66 Tahun 2015 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
3. Standar Konstruksi dan Bangunan :
a. Kriteria Perencanaan Irigasi Tahun 2013.
b. SNI Nomor : 07-2052-2002 tentang : Baja tulang beton.
c. SNI Nomor : T-12-2002 tentang : Pekerjaan persiapan.
d. SNI Nomor : 07-2052-2002 tentang : Baja tulang beton.
e. SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
f. SNI Nomor : 03-3976-1995 tentang : Tata cara pengadukan pengecoran beton.

Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-
bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-
syarat yang tercantum dalam AV-41 tentang syarat-syarat umum untuk pelaksanaan
bangunan umum yang dilelangkan dan PUBI-1982 tentang Peraturan umum untuk
Bangunan di Indonesia serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.

Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan pembangunan


dari instansi yang berwenang.

Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Penerima Jasa dalam keadaan selesai 100 %
(seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian
Pemborongan (Kontrak) dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah
disahkan oleh Penerima Jasa.

SU-I.3 LINGKUP PEKERJAAN

SU-I.3.1 Pekerjaan Persiapan Dan Pekerjaan Penunjang

Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan kecuali ditunjukkan lain oleh Direksi adalah
penyediaan kantor dan base camp, pengukuran dan setting out, mobilisasi dan
demobilisasi peralatan, dan pekerjaan dewatering. Semua kegiatan yang tersebut diatas
harus mendapat persetujuan dari Direksi.

SU-I.3.2 Pekerjaan Pendukung

2
SPESIFIKASI UMUM

Pekerjaan-pekerjaan pendukung dapat meliputi, antara lain : system penyediaan air,


system pelistrikan, system komunikasi, jalan sementara, system pengeringan air dan
fasilitas lain.

SU-I.3.3 Mobilisasi Dan Demobilisasi


Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan dan alat-alat lain yang
digunakan untuk pelaksanaan menjadi tugas Penyedia Jasa. Semua ongkos bongkar muat,
retribusi, asuransi dan ongkos-ongkos lain yang berkaitan dengan ini menjadi beban
Penyedia Jasa dan sudah diperhitungkan dalam analisa biaya.

SU-I.3.4 Kantor Lapangan Dan Fasilitas Lainnya


Penyedia Jasa harus menyediakan: kantor lapangan, tempat tinggal tenaga kontraktor,
barak tenaga kerja, gudang atau sejenisnya yang diperlukan dalam pelaksanaan. Lokasi
penempatan harus menjamin kemudahan untuk operasi dan pemeliharaan selama dalam
pelaksanaan.

SU-I.3.5 Pekerjaan Permanen

Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan permanen ini secara komplit dan betul
sebagaimana disebutkan dalam Kontrak.

SU-I.4 SOSIALISASI

Pada masa pra-lelang PPK melakukan sosialisasi awal dengan stake holder jaringan rawa
yaitu pemerintah daerah dan masyarakat setempat: bupati, kepala dinas PU/pengairan,
camat, lurah,GP3A dan ketua P3A dengan tujuan (i) memberikan informasi awal tentang
rencana rehabilitasi jaringan rawa, (ii) mengumpulkan informasi dan data termasuk
masalah, kesulitan dan keinginan stake holder yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan rawa, dan (iii) kesepakatan yang dihasilkan
dalam sosialisasi a.l. masalah pengeringan saluran primer dan sekunder,
bangunan/saluran pengelak dan intake sementara serta kemungkinan modifikasi pola
tanam dan pemilihan jenis tanaman selama periode pelaksanaan rehabilitasi jaringan
rawa.

Penyedia jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah,
camat, lurah, GP3A dan P3A sebelum pelaksanaan rehabilitasi jaringan rawa dikerjakan
guna membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/masalah serta
mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan rehabilitasi jaringan rawa.

Sosialisasi dan konsultan ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada PPK paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan.

SU-I.5 LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) ini
akan dibahas kemudian dalam pemberian penjelasan pekerjaan (aanwijzing).

3
SPESIFIKASI UMUM

PASAL II
KONDISI PROYEK

SU-2.1 IKLIM

Berdasarkan hasil pengamatan stasiun hujan di pos penakar stasiun hujan Kenten,
menunjukkan suhu udara minimum rata-rata adalah 27,09oC. Suhu bulanan rata-rata
tertinggi adalah 27,77oC pada bulan Mei dan terendah adalah 26,34oC pada bulan
Januari. Kelembaban relatif bulanan tertinggi adalah 87,09 % pada bulan Januari dan
terendah 78,73 % pada bulan September. Data-data curah hujan untuk Daerah Irigasi
Karang Agung Hilir diambil dari pos penakar stasiun hujan Kenten. Pemilihan pemakaian
stasiun ini didasarkan karena stasiun curah hujan ini yang terdekat dan mewakili dengan
daerah studi. Untuk selanjutnya sebagai dasar perhitungan-perhitungan hidrologi,
digunakan data-data curah hujan di stasiun ini dengan periode pencatatan dari tahun
2005 sampai tahun 2015, dimana musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai
April dan musim kemarau terjadi antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.

Tabel Curah Hujan Setengah Bulanan Rata-Rata Stasiun Kenten


Januari Februari Maret April Mei Juni
No Tahun
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 2005 174 75 120 104 119 294 125 98 93 156 95 87

2 2006 228 132 93 160 136 283 237 48 40 51 117 74

3 2007 257 246 54 126 133 76 188 191 79 108 96 34

4 2008 54 150 38 106 169 203 229 94 25 23 17 7

5 2009 202 73 65 69 327 237 322 17 81 31 24 116

6 2010 181 71 140 185 248 293 247 173 147 96 144 28

7 2011 61 149 122 217 150 242 180 198 184 108 24 41

8 2012 136 66 229 119 96 150 216 190 31 174 183 17

9 2013 186 123 221 112 256 361 126 242 50 70 20 130

10 2014 152 32 10 8 26 91 101 260 35 57 52 56

11 2015 112 110 87 45 174 216 134 242 174 4 138 32


Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
No Tahun
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 2005 4 166 25 42 115 36 62 95 103 140 50 173

2 2006 15 105 - 10 1 - - - 52 83 148 72

3 2007 19 79 1 2 58 1 50 64 86 37 179 203

4 2008 79 71 54 122 57 5 93 225 185 449 129 103

5 2009 23 13 1 96 - 33 166 46 33 151 42 242

6 2010 28 63 70 124 133 238 136 200 369 151 147 102

7 2011 3 31 0 33 - 15 66 156 106 114 196 153

8 2012 78 8 10 41 - 1 113 114 294 356 287 179

9 2013 78 8 123 31 168 114 125 67 128 183 286 207

10 2014 73 40 63 - - 16 - 2 48 201 78 265

11 2015 138 32 21 - - 5 - 0 7 187 150 173

4
SPESIFIKASI UMUM

PASAL III
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

SU-3.1 KONTROL POLUSI

Kualitas limbah cair yang dibuang ke sungai harus sesuai dengan standar yang
dianjurkan pada ijin pembuangan. Salinan ijin perihal pembuangan harus diberikan
berkala kepada Kepala Direksi sebelum memulai pembuangan limbah cair.

Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian untuk kualitas limbah yang sesuai dengan
syarat-syarat pada ijin perihal pembuangan. Penyedia Jasa harus menyampaikan hasil
dari pengujian terebut pada Direksi dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penerimaan hasil
tes.
Jika Direksi mempertimbangkan bahwa kualitas air mengalami penurunan bersamaan
dengan segala aktifitas pada daerah tersebut, maka Penyedia Jasa sebaiknya
menambahkan pengujian lain, pada kualitas air tersebut sesuai petunjuk Direksi.
Pengujian tersebut sebaiknya mencakup dan tidak dibatasi, pengujian untuk zat yang
menumpuk dan pengujian pH, meskipun tidak hanya terbatas pada pengujian itu saja,
pengujian tersebut sebaiknya dilakukan oleh Penyedia Jasa, dan pengujian oksigen yang
larut (DO) dan pemenuhan oksigen biologi (BOD) sebaiknya juga dibuat oleh
laboratorium Bio-Kimia yang diakui.

SU-3.2 PENYIMPANAN BAHAN BAKAR DAN PEMELIHARAAN MESIN

Penyedia Jasa sebaiknya menyediakan dan memelihara dinding pembatas sekeliling


tempat penyimpanan bahan bakar daerah tempat. Dinding tersebut sebaiknya
mempunyai ketinggian yang cukup untuk dapat menampung volume yang sama dengan
1,5 dari seluruh jumlah fasilitas tempat penyimpanan bahan bakar yang ada.

Drainasi di tempat penyimpanan bahan bakar dan tempat pemeliharaan alat mesin
sebaiknya dipelihara dan untuk pembuangan minyak atau sisa pelumas. Dimana saluran
air yang melewati atau memotong dinding pembatas. Penyedia Jasa akan menyediakan
sarana untuk mencegah aliran itu sehingga bila terjadi bocoran semua tumpahan bahan
bakar dan/atau cairan-cairan akan ditahan dinding pembatas diatas.

Tanah yang terkontaminasi oleh bocoran bahan bakar sebaiknya dibuang sejauh mungkin
dan ditempatkan pada daerah pembuangan sesuai petunjuk Direksi.

SU-3.3 PERLINDUNGAN PADA DAERAH PERBATASAN HUTAN

Penyedia Jasa harus memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilaksanakan seminimal
mungkin dampaknya pada lingkungan di luar daerah kerja. Hal-hal berikut harus
dilaksanakan berkaitan dengan perlindungan daerah hutan di dekat lokasi pekerjaan:
1. Tidak boleh ada pohon atau semak-semak yang ada diluar daerah pekerjaan yang
dipotong, dirobohkan atau ditebang tanpa persetujuan lebih dulu dari Direksi;
2. Tidak boleh ada pohon atau semak yang ditebang atau dirobohkan sampai ditandai
dengan jelas sasarannya dan ditentukan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan diberitahu
secara tertulis;
3. Tidak boleh ada pohon, diluar daerah kerja dibakar tanpa tujuan yang pasti.

5
SPESIFIKASI UMUM

SU-3.4 PENGATURAN DAN PERLINDUNGAN FAUNA

Penyedia Jasa harus memastikan bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang
berdampak seminimal mungkin terhadap fauna lokal dan juga melaksanakan hal-hal
berikut berkaitan dengan pengaturan dan perlindungan fauna:
1. Dalam hal apapun kehidupan fauna tidak boleh ditangkap, dipindahkan, dimatikan
ataupun diganggu oleh Penyedia Jasa, pekerjanya, sub-Penyedia Jasanya;
2. Penyedia Jasa akan memastikan bahwa daerah pekerjaannya tetap bersih dan rapi
bebas dari sampah menarik perhatian hewan pengganggu.

SU-3.5 PEMELIHARAAN JALAN

Penyedia Jasa wajib memperoleh ijin dari instansi yang terkait dalam pemanfaatan jalan
untuk pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan rawa ini dan memperhatikan batas
muatan/beban yang diijinkan untuk masing-masing jalan berikut bangunannya.

Penyedia jasa wajib mengetahui dan mengikuti peraturan lalu-lintas yang berlaku
didaerah kerja proyek dan bertanggung jawab atas kerusakan yang mungkin timbul
akibat pemanfaatan fasilitas transportasi sebagai jalan kerja oleh Penyedia Jasa. Perbaikan
kerusakan tersebut harus dilaksanakan Penyedia Jasa dengan baik sampai mendapat
persetujuan dari PPK atau instansi yang terkait.

Semua jalan eksisting yang digunakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki/direhabilitasi
dan dipelihara selama atau sampai selesainya pekerjaan. Pada akhir pekerjaan Penyedia
Jasa harus memperbaiki semua jalan yang dipakai sebelum meninggalkan pekerjaan
minimal sesuai dengan persetujuan dari instansi terkait.

SU-3.6 PEMBAYARAN

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut dianggap
sudah termasuk dalam keuntungan yang didapat Penyedia Jasa.

6
SPESIFIKASI UMUM

PASAL IV
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Berbagai harga satuan dan biaya umum setiap item pekerjaan sudah dimasukkan di
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, serta dianggap sudah termasuk kompensasi penuh
untuk penyediaan semua material, pekerja, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap dengan teknik pelaksanaan yang
terbaik dan yang sesuai dengan semua persyaratan yang dijelaskan dalam Spesifikasi.

SU-4.1 SATUAN PEKERJAAN

Pasal ini mencakup toleransi dalam pengukuran dimensi dari pekerjaan dan metode
perhitungan dan kuantitas pekerjaan yang dibagi dalam 6 (enam) kategori sebagai
berikut:

SU-4.1.1 Kategori - 1 (meter panjang, m' )

Kelompok pekerjaan ini harus diukur dengan 2 (dua) desimal tiap meternya, dan
disetujui oleh Direksi pada setiap tahapan pekerjaan dicantumkan di dalam lembar
inspeksi. Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan mengalikan jumlah panjang
dengan harga satuan pekerjaan dan dibulatkan pada bilangan bulat terdekat. Jenis
pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran, Pengadaan dan Pemasangan Patok

SU-4.1.2 Kategori - 2 (meter persegi, m2)

Kelompok pekerjaan ini harus diukur dengan angka 2 (dua) desimal tiap meter
perseginya dan dengan mengalikan dua ukuran yang diukur dengan dua angka dan
dibulatkan, hasilnya dibulatkan dan disetujui oleh Direksi pada setiap tahapan pekerjaan
dan dicantumkan di dalam lembar inspeksi. Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan
mengalikan luas terukur dengan harga satuan pekerjaan kemudian dibulatkan ke dalam
bilangan bulat terdekat. Jenis pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai
berikut:
1. Pembersihan Lapangan
2. Bekisting

SU-4.1.3 Kategori - 3 (kubik meter, m3)

Kelompok pekerjaan ini harus diukur dalam 2 (dua) angka desimal dengan mengalikan
tiga ukuran dalam dua angka desimal tiap meternya, hasilnya dibulatkan dan disetujui
oleh Direksi, pada setiap tahapan pekerjaan dan dicantumkan di dalam lembar inspeksi.
Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan mengalikan isi terukur dengan harga satuan
pekerjaan kemudian dibulatkan ke dalam bilangan bulat terdekat. Jenis pekerjaan yang
termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut :
1. Galian Tanah Saluran Dan Perapihan Hasil Galian (HER Long Arm)
2. Galian Tanah Saluran Dan Perapihan Hasil Galian (HER Standar Arm)
3. Macadam Dilapis Aspal
4. Lapisan Agregat
5. Galian Tanah Manual
6. Timbunan Tanah Manual
7. Sandcementbag (1PC : 6PS)

7
SPESIFIKASI UMUM

8. Cor Beton (K.175 atau setara 1PC;2PS;3KR)

SU-4.1.4 Kategori - 4 (satu kesatuan)

Kelompok pekerjaan harus diukur dengan angka bulat yang dipasang dan disetujui pada
setiap pekerjaan dicantumkan ke dalam lembar inspeksi. Jumlah pembayaran akan
ditentukan dengan mengalikan dengan harga satuan pekerjaan dan dibulatkan pada
bilangan bulat terdekat. Jenis pekerjaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
sebagai berikut:
1. Papan Nama Pelaksanaan Pekerjaan
2. Dokumentasi
3. As Bulit Drawing, Copy dan Jilid Laporan Harian, Mingguan Dan Bulanan
4. Penggambaran dan Cetak Uitzet
5. Membuat Dan Membongkar Kistdam
6. Pengadaan Dan Pemancangan Cerucuk Gelam 8/10
7. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Air
8. Pembongkaran Bangunan Pintu Air

SU-4.1.5 Kategori - 5 (masa)

Kelompok pekerjaan ini harus diukur dengan 2 (dua) angka desimal dan dikalikan
dengan jumlah pekerjaan tiapsatuan panjang atau cakupan dan disetujui oleh Direksi
pada setiap tahapan pekerjaan dan dicantumkan di dalam lembar inspeksi. 1 ton
diartikan sama dengan masa 1.000 kg.
Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan mengalikan jumlah terukur dengan harga
satuan pekerjaaan dan dibulatkan ke dalam bilangan bulat terdekat.
Jenis pekerjaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:
1. Pembesian

SU-4.1.6 Kategori - 6 (“Lum Sump”, LS)

Kelompok pekerjaan ini harus diukur dan dibayar sebagai satu kesatuan pekerjaan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah:
1. Mobilisasi, Demobilisasi Peralatan Dan Personil
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

8
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL 1
PEKERJAAN UMUM

ST-1.1 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

ST-1.1.1 Lingkup Pekerjaan

Mobilisasi dan Demobilisasi dimaksudkan untuk pengangkutan sarana pelaksanaan yang


akan digunakan ke lapangan berdasarkan jadwal pelaksanaan yang disampaikan
maksimal 30 (tiga puluh) hari kalender setelah penerimaan Surat Perintah Kerja.
Mobilisasi peralatan berat dan peralatan lainnya, sesuai dengan jadwal yang diserahkan
dan disetujui Direksi.

Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan, alat ukur, dan alat-alat
penunjang lain yang digunakan untuk pelaksanaan menjadi tugas Penyedia Jasa. Semua
ongkos melalui jalur darat maupun sungai, bongkar muat, retribusi, asuransi dan
ongkos-ongkos lain yang berkaitan dengan ini menjadi beban Penyedia Jasa dan sudah
diperhitungkan dalam analisa biaya.

Pekerjaan yang tercakup dalam ini meliputi mendatangkan peralatan-peralatan


terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, mempersiapkan fasilitas seperti
kantor, rumah, laboratorium, bengkel, gudang, peralatan penunjang, mendatangkan
personil-personil dan sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaan. Hal-hal yang perlu
disiapkan dalam kegiatan mobilisasi antara lain:

1. Sewa Tanah
Sewa tanah digunakan untuk menempatkan bahan material pekerjaan, dengan
satuan m2 dan tidak dihitung karena menjadi tanggung jawab penyedia jasa
pemborongan.

2. Peralatan
Mobilisasi peralatan harus diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan melewati
jembatan, jalan dan saluran yang sudah ada (memerlukan perbaikan, bongkar
pasang, penggalian dan penimbunan kembali) disamping itu Crew alat berat harus
merupakan tenaga yang ahli, terampil dan sudah berpengalaman bekerja di lahan
rawa.
Mobilisasi peralatan dengan menggunakan dua jenis transportasi :
a. Transportasi darat dengan menggunakan tronton.
b. Transportasi Sungai dengan menggunakan Tugboat dan Ponton.
c. Alat-alat yang dipergunakan dan diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan,
berupa alat berat dan alat bantu lainnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
Untuk satuan pembayaran yang akan digunakan per unit dengan pembayaran
sampai kelokasi pekerjaan.

3. Fasilitas Mobilisasi
a. Sewa rumah untuk Direksi Keet Sebanyak 1 Unit
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan sebuah kantor untuk Direksi
dengan fasilitas dan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan peralatan yang cukup

9
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

seperti meja, kursi, white board, file direksi dan air minum untuk digunakan
sebagai tempat kerja.
Dalam kantor lapangan harus disediakan :
 Buku Direksi.
 Buku Tamu.
 Buku catatan penerimaan bahan.
 Buku catatan peralatan dan jumlah tenaga kerja tiap hari.
 Gambar kerja dan lembar backup volume pekerjaan.
 Desktop.
 Laptop.
 Printer A4 scaner dan printer A3.
 Rak contoh material yang digunakan.

Penyedia Jasa harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut
beserta peralatannya. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen.Penyedia Jasa harus menyediakan air bersih untuk keperluan sehari-
hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain di direksi keet. Kualitas
air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin. Penyedia Jasa
dapat menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan
penyempurnaan dan perlengkapan peralatan jika dianggap perlu.

b. Sewa rumah untuk Barak Kerja 1 Unit


Penyedia Jasa harus menyewa / membangun kantor dan perlengkapannya, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia Jasa harus juga
menyediakan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang
air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin. Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah
halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia Jasa
harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Penyedia Jasa dapat
menggunakan kembali kantor, barak kerja yang sudah ada.

c. Sewa rumah untuk Gudang 1 Unit


Gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Penyedia Jasa dapat menggunakan
kembali, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

4. Fasilitas Kantor
Adalah sarana yang penting untuk penunjang pekerjaan dengan lingkup pekerjaan :
a. Peralatan alat tulis kantor (ATK) Lumpsum perbulan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.
b. Handphone sebanyak 7 Unit
Selain sebagai sarana komunikasi dapat dilaksanakan dengan mobile sebagai
penunjang pekerjaan antar Direksi pengawas dengan penyedia jasa dan sebagai
penyimpan data sementara dokumentasi pekerjaan, dengan spesifikasi sebagai
berikut :
 RAM 8 GB
 Prosesor Snapdragon 665
 Media Penyimpanan 128 GB
 Kamera belakang 48 MP

10
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

 Kapasitas Baterai 4.500-5000 mAh


c. Sewa Printer A3 sebanyak 1 Unit perbulan
d. Sewa Printer A4 Scaner sebanyak 1 Unit perbulan
e. Laptop 1 Unit dengan layar 14” Prosesor i3, DDR3, 2GB, HDD 500GB
f. Dekstop 2 Unit Core i3-2100, Layar 23" , 2GB DDR3, HDD 320GB SATA, DVD-
RW, Card Reader
g. Furnitur Kantor
 Meja Kerja ½ biro 5 buah
 Kursi 5 buah
 Lemari Arsip 1 buah
 Whiteboard Uk. 120x80 cm
h. Sepeda Motor
Dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Kapasitas 125-200 Cc
i. Kamera Digital SLR
j. Drone
 Jarak Jangkauan 2-7 km
 Kamera 20 MP

5. Demobilisasi Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan utama yaitu galian tanah, Penyedia Jasa harus
mendatangkan peralatan berat berupa Hydraulic Excavator (HER) dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Jenis dan jumlah alat berat yang didatangkan harus sesuai dengan jumlah yang
ada dalam dokumen penawaran. Keperluan pelaksanaan pekerjaan berkaitan
dengan lebar saluran yang akan dilaksanakan
b. Tersedia atau terjaminnya suku cadang
c. Mobilisasi alat HER harus diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan melewati
jembatan, jalan dan saluran yang sudah ada (memerlukan perbaikan, bongkar
pasang, penggalian dan penimbunan kembali)
d. Alat-alat yang dipergunakan dan diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan,
berupa alat berat dan alat bantu lainnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
e. Penggunaan alat-alat berat dari pihak Ketiga (menyewa atau bekerjasama) juga
merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pihak Penyedia Jasa dan tidak boleh
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Memulangkan alat-alat berat dari lokasi pekerjaan (demobilisasi)
a. Demobilisasi alat-alat berat dan alat bantu lainnya dari lokasi pekerjaan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
b. Penggantian Spare part atau alat bantu lainnya, semuanya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dan tidak boleh menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Kedatangan dan pengeluaran alat alat berat dan atau alat bantu lainnya harus atas
sepengetahuan/ijin dari PPK

Sebelum mobilisasi dilakukan, dilakukan pemeriksaan kesesuaian kondisi dan jenis


alat berat dengan persyaratan yang ditampilkan dalam KAK. Untuk alat yang akan
digunakan untuk pengukuran seperti theodolite dan waterpass perlu dilakukan
kalibrasi sebelum dilakukan mobilisasi. Direksi berhak meminta pergantian personil
jika ditemukan kualifikasi personil yang diajukan oleh penyedia jasa tidak sesuai
dengan persyaratan yang tertuang di KAK.

11
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

Penyedia Jasa diperbolehkan dengan ijin dari Direksi, setiap saat selama pelaksanaan,
melakukan perubahan, pengurangan dan atau penambahan sarana pelaksanaan dan
personil.

Mobilisasi untuk semua peralatan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan harus
selesai sebelum pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang disetujui oleh Direksi.

Penggantian Spare part atau alat bantu lainnya, semuanya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dan tidak boleh menghambat pelaksanaan pekerjaan.Demobilisasi akan
termasuk pemindahan semua peralatan dari lokasi sesuai dengan jadwal yang
disetujui oleh Direksi.

ST-1.1.2 Pengukuran dan Pembayaran

Untuk mobilisasi dan demobilisasi dengan harga satuan lumpsum yang akan dibayarkan
adalah sebagai berikut:

1. 70 % apabila semua perlengkapan ditunjukkan dalam jadwal Pelaksanaan yang telah


disetujui, sampai di lokasi;
2. 30 % apabila kegiatan-kegiatan telah selesai dan peralatan telah dipindahkan dari
lokasi.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
lump-sum dimana pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan, penanganan, perawatan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang
diperlukan dan semua biaya lain yang perlu serta pembangunan, penggunaan/operasi
kantor sementara, pemeliharaan dan pembongkarannya yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

ST-1.2 PAPAN NAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN

ST-1.2.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan papan nama pelaksanaan pekerjaan sebanyak 6 (enam) buah sesuai dengan
volume yang tertera dalam daftar kuantitas dan harga. Papan nama pelaksanaan
pekerjaan dipasang dilokasi yang mudah terlihat sesuai dengan persetujuan direksi
pekerjaan serta material dan ukuran dengan ketentuan:

1. Papan nama proyek berukuran 80 x 140 cm, menggunakan bahan flexy 440 gr
dengan rangka plywood 9 mm dan di beri frame list kayu 1/4 , dipasang setinggi 2,5
m dari muka tanah menggunakan tiang dan rangka kayu 5/7.
2. Permukaan papan nama dicetak warna putih, tulisan menggunakan warna hitam.
Frame, tiang dan rangka kayu di cat selanjutnya Materi tulisan akan ditentukan
kemudian oleh pemberi tugas kemudian.

ST-1.2.2 Pengukuran dan Pembayaran

Pembayaran diukur berdasarkan jumlah papan nama yang sudah dirangkai dan di
pasang dengan stabil di tanah. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa
dianggap sudah termasuk dalam biaya untuk pembangunan, pemeliharaan dan
pembongkarannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

ST-1.3 UITZETT, PENGADAAN, DAN PEMASANGAN PATOK

12
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

ST-1.3.1 Lingkup Pekerjaan

Pengukuran trase saluran dan jalan sebagiamana yang tertuang dalam gambar desain
atau atas perintah Direksi, pengukuran memanjang dan melintang saluaran mengunkan
alat ukur waterpass atau theodolite yang telah dikalibarasi terlebih dahulu.

Terhitung 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
PPK , Penyedia Jasa harus sudah melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan
yang pelaksanaannya harus bersama dan dibawah pengawasan PPK . Pengukuran dan
pematokan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa setelah terlebih dahulu memperoleh
persetujuan PPK. Persetujuan akan diberikan bila PPK berpendapat bahwa program dan
metoda kerja pengukuran dan pematokan termasuk keahlian dan ketrampilan personil
serta kondisi alat ukur memenuhi ketentuan dalam KAK dan selaras dengan rencana
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.

Lokasi dan kondisi patok bench mark yang sudah tersedia dilokasi pekerjaan beserta
tambahannya dan informasi penting lainnya akan diberikan PPK kepada Penyedia Jasa
segera setelah SPMK diterbitkan. Penyedia Jasa berkewajiban menjaga patok-patok
memanjang dan melintang saluran dan bench mark selama jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan segera mengganti patok-patok yang rusak dengan patok baru. Guna
menjaga mutu pengukuran dan pematokan, Penyedia Jasa berkewajiban untuk secara
periodik melakukan kalibrasi instrumen/alat ukur.

Bila menurut pertimbangan PPK perlu dilakukan perubahan/modifikasi desain atau


lokasi pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan, perubahan tersebut akan
diberikan dengan rinci melalui perintah tertulis kepada Penyedia Jasa.

Bila dalam jangka waktu berlakunya kontrak ternyata ada data pengukuran yang hilang
atau tidak tercatat dalam pelaksanaan pengukuran diatas, Penyedia Jasa bertanggung
jawab atas segala biaya yang diakibatkan baik langsung maupun tidak langsung oleh
kesalahannya.

Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran dan jalan harus dilaksanakan dengan
jarak/interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi PPK khususnya pada
tikungan saluran jarak tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai dari titik awal
tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan baik untuk garis sumbu
saluran maupun ROW.

Patok-patok harus dibuat dari kayu kelas 3, dengan ukuran diameter 10 cm, diatas tanah
40 cm. Patok-patok diberi keterangan kode nomor dan cat merah yang diberi paku
payung

Lokasi patok-patok bench mark dan patok traverse yang telah ada dilokasi pekerjaan akan
diberitahukan kepada Penyedia Jasa oleh PPK segera sesudah diterbitkan SPMK. Bila
diperlukan, Penyedia Jasa wajib menambah patok bench mark dan patok referensi lainnya
sesuai dengan kebutuhan dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keamanan dan
kondisi patok bench-mark, patok tambahan dan patok pembantu lainnya sebagai basis
pekerjaan pengukuran, serta bertanggung jawab menetapkan dengan benar tata letak
sumbu as saluran dan bangunan, profil memanjang & melintang,

13
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

Data pengukuran harus diplot pada gambar pengukuran sebagai persiapan gambar kerja
yang tata cara dan proses untuk persetujuannya mengikuti ketentuan yang diuraikan
pada butir F (Penggambaran dan Cetak Uitzet).

Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
meskipun dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan persetujuan dari
PPK . Data pengukuran yang telah memperoleh persetujuan PPK , dipergunakan sebagai
dasar penghitungan kuantitas/prestasi kerja Penyedia Jasa beserta pembayarannya.

Penyedia Jasa harus menjaga dan memelihara patok-patok pengukuran selama


pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung dan segera mengganti patok-patok yang
rusak.

Penyedia Jasa harus menyiapkan dan melakukan kalibrasi semua peralatan untuk survey
dan pengukuran di lokasi kerja yang diperlukan dan digunakan untuk pengukuran tata
letak (setting out survey) pekerjaan sehingga memenuhi sistem jaminan mutu.

Sebelum pekerjaan dinyatakan selesai, Penyedia Jasa wajib melaksanakan pengukuran


purna bangun bersama PPK.

ST-1.3.2 Pengukuran dan Pembayaran

Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan meter maju, untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan meter maju
dibayarkan setalah hasil pengukuran selesai yang dilengkapai dengan back up data (data
ukur) dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang
perlu.

Bila terjadi perubahan lokasi pekerjaan sedangkan pada rencana lokasi awal tersebut
telah dilakukan pengukuran maupun pemasangan patok, maka kuantitas hasil
pengukuran dan pematokan tersebut tidak termasuk ke dalam presentase kemajuan
pekerjaan.

ST-1.4 DOKUMENTASI

ST-1.4.1 Lingkup Pekerjaan

Penyedia Jasa harus membuat digital photographs berwarna menggunakan digital camera
(minimal resolusi 20 Megapiksel), yang menunjukkan progres pekerjaan progress 0%,
50% dan 100%.

Titik pengambilan foto dokumentasi menggunakan digital camera harus berada pada
lokasi sama dengan latar pemandangan yang sama dan jarak interval per 500 m' atau
sesuai dengan persetujuan Direksi.

Untuk setiap dokumentasi item pekerjaan disertai kartu berisi uraian singkat nama item
pekerjaan, lokasi dan tanggal masing-masing foto. Hasil tiap dokumentasi haruslah jelas
dan item pekerjaan tidak tertutup oleh kartu keterangan pekerjaan. Soft copy
dokumentasi tersebut akan dilaporakan setiap minggunya kepada Direksi dan pengawas
sesuai dengan kemajuan progres realisasi juga ditampilkan sebagai lampiran dalam
berkas termijn.

14
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

Untuk dokumentasi menggunakan digital camera akan dicetak dalam kertas foto ukuran
3R (12 cm x 8 cm). Dibuat dalam 3 set album foto ukuran 40 cm x 40 cm isi 20 lembar
atau sesuai dengan persetujuan Direksi. Tiap halaman pada album foto berisi foto
dokumentasi dari 2 titik lokasi yang menampilkan kondisi pekerjaan berturut-turut
secara vertikal 0%, 50%, 100%. Soft copy hasil dokumentasi akan menjadi milik penerima
jasa.

ST-1.4.2 Pengukuran dan Pembayaran

Kuantitas dokumentasi dihitung berdasarkan jumlah album foto yang sudah tersusun
seperti penjelasan di atas dan telah disetujui oleh Direksi.

Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan dokumentasi
harus dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.

ST-1.5 AS BUILT DRAWING, COPY DAN JILID LAPORAN HARIAN, MINGGUAN,


DAN BULANAN

ST-1.5.1 Lingkup Pekerjaan

ST-1.5.1.1 As Bulit Drawing

Selama dalam tahap pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menjaga/ melangsungkan


pemutakhiran gambar-gambar purna laksana dari semua jenis pekerjaan yang telah
diselesaikan. Setiap gambar-gambar harus menunjukkan perubahan-perubahan yang
disyahkan, yang telah dibuat terhadap gambar pelaksanaan yang disetujui, dengan
maksud agar gambar-gambar tersebut merupakan proses yang benar dari kondisi
sebagaimana dilaksanakan dari setiap pekerjaan permanen. Format gambar-gambar
purna laksana harus disetujui Direksi.

Sesudah seluruh bagian Pekerjaan Permanen yang digambarkan di dalam gambar kontrak
selesai dilaksanakan, gambar Purna Laksana/ As Built Drawing dari bagian pekerjaan
permanen tersebut, setelah disetujui oleh Direksi, harus ditandatangani bersama oleh
Direksi dan Penyedia Jasa atau wakil-wakilnya.

Gambar-gambar Purna Laksana harus dibuat pada kertas yang dapat direproduksi dan
berkualitas baik, sehingga dapat dicopy dengan hasil yang jelas dan dapat dibaca dengan
jelas. Seperangkat gambar purna laksana yang telah jadi harus diserahkan kepada Direksi
untuk diperiksa dan disetujui dalam waktu 30 hari setelah pekerjaan-pekerjaan itu
diselesaikan.

Sebelum pembayaran akhir dibuat, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar-gambar


Purna Laksana paling mutakhir beserta back up volumenya yang menunjukkan
pelaksanaan sebagaimana yang benar-benar dilaksanakan. Dokumen tersebut masing-
masing dibuat dalam 5 (lima) set, yaitu 1 (satu) dokumen asli dan 4 (empat) copy.

ST-1.5.1.2 Laporan Harian, Mingguan, Bulanan

Penyedia Jasa harus menyiapkan laporan rinci sebagaimana yang tertulis pada SSUK pasal
54 atau dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Pada setiap hari Jumat, Penyedia Jasa
harus sudah menyerahkan laporan mingguan kepada Direksi.

15
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

Sebelum hari kesatu tiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan perkiraan
kemajuan/progres bulanan dalam bentuk yang telah disepakati oleh Direksi secara rinci
tentang kemajuan pelaksanaan selama bulan sebelumnya.

Penyedia jasa harus menyiapkan copy dokumen dan menjilid laporan harian, mingguan,
dan bulanan yang sudah ditanda tangani oleh pihak penyedia jasa dan disetujui oleh PPK
dimana dokumen tersebut masing-masing dibuat dalam 5 (lima) set, yaitu 1 (satu)
dokumen asli dan 4 (empat) copy.

ST-1.5.2 Pengukuran dan Pembayaran

Kuantitas dihitung berdasarkan jumlah set laporan yang sudah tersusun seperti
penjelasan di atas dan telah disetujui oleh Direksi.

Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan ini harus
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa.

ST-1.6 PENGGAMBARAN DAN CETAK UITZET

ST-1.6.1 Lingkup Pekerjaan

Gambar-gambar yang terdapat di dalam Dokumen Lelang merupakan bagian dari


Dokumen Kontrak. Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan membuat gambar-gambar
pelaksanaan berdasarkan dalam dokumen lelang. Penyedia Jasa akan membuat semua
gambar-gambar yang akan digunakan untuk pelaksanaan (Construction Drawing)
disiapkan dalam kertas ukuran A3 dan harus selesai paling lama 1 (satu) bulan dari
keluarnya SPPBJ.

Pada masa pelaksanaan kontrak gambar-gambar (desain) yang terdapat didalam


dokumen kontrak dapat direvisi atas perintah Direksi Pekerjaan apabila ada masukan
(justifikasi teknis) dari Konsultan Supervisi (engineer). Setelah gambar-gambar tersebut
diperiksa dan disetujui oleh Direksi, gambar-gambar tersebut merupakan bagian dari
kontrak.

Gambar-gambar yang sudah disetujui Direksi tersebut dibuat dan diserahkan kepada
Direksi dalam rangkap 5 (lima) yaitu 1 (satu) asli dan 4 (empat) copy beserta tempat
menyimpan gambar-gambar tersebut.

ST-1.6.2 Pengukuran dan Pembayaran

Item pekerjaan Penggambaran dan cetak uitzet dinyatakan 100% bila jumlah lembar
penggambaran telah mencapai volume yang tertera di Daftar Kuantitas dan Biaya.

Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan ini harus
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa.

ST-1.7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

ST-1.7.1 Lingkup Pekerjaan

16
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

Semua pengawasan terhadap keselamatan, kesehatan dan keamanan yang diperlukan


untuk pelaksanaan tidak dibatasi, antara lain pengaturan sanitasi, pembersihan lahan di
lokasi, peraturan-peraturan keamanan dan pencegahan kebakaran akan dibangun dan
dipelihara oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa akan bertanggungjawab atas semua
keselamatan dan kesehatan dan pengawasan keamanan dan akan menyampaikan pada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan mengenai organisasi dan aturan-aturan untuk
tujuan tersebut.

Penyedia Jasa akan membuat pengaturan untuk pertolongan setiap kecelakaan yang
secara kebetulan terjadi di lapangan dalam bentuk unit pertolongan pertama yang sesuai
dengan persyaratan-persyaratan. Dan harus bertanggung jawab serta menanggung
semua biaya yang berhubungan dengan pelayanan pertolongan pertama tersebut
termasuk pengiriman / pengangkutan dengan ambulan untuk pekerja yang terluka atau
sakit ke rumah sakit. Pertolongan pertama juga harus disediakan untuk Pemilik dan
Direksi, tanpa dipungut biaya, juga untuk pekerja-pekerjanya di lapangan.

Penyedia Jasa akan membangun sebuah sistem pengaturan dan organisasinya untuk
pekerjaan-pekerjaan dan menyampaikan program kepada Direksi untuk persetujuannya.
Sistem kontrol keamanan akan mempunyai kapasitas peralatan, fasilitas dan personil
yang memadai untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan bagi orang-orang dan
harta benda terkait.

Sistem kontrol keamanan akan dioperasikan sesuai dengan program yang disetujui yang
disusun berdasarkan aturan-aturan dan hukum di Indonesia. Direksi atau Wakil Direksi
berhak untuk memerintahkan Penyedia Jasa dalam pengoperasian sistem tersebut dari
waktu ke waktu, jika dianggap perlu menurut Direksi.

Penyedia Jasa mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk pencegahan terhadap
resiko-resiko kehilangan nyawa atau kecelakaan bagi orang-orang yang dipekerjakan
pada pekerjaan atau pekerja dari Pengguna Jasa dan Direksi atau pengunjung-
pengunjung atau untuk orang-orang yang mempunyai alasan yang cukup berada di
tempat pekerjaan dan terakhir harus mengadakan penjagaan seperlunya pada pekerjaan
sesuai dengan perintah dari Direksi.

Penyedia Jasa akan mengambil semua pencegahan yang perlu terhadap kerusakan pada
harta benda pemilik atau selain pemilik yang letaknya berdekatan atau berada di lokasi.
Penyedia Jasa akan memenuhi peraturan-peraturan pencegahan adanya kecelakaan dan
peraturan-peraturan keselamatan baik lokal atau nasional dari instansi yang berwenang
di Indonesia.

Penyedia Jasa harus menunjuk Petugas Keselamatan yang mampu, berkualitas dan
berpengalaman yang perannya termasuk mempromosikan secara aktif konsep-konsep
keselamatan kerja kepada seluruh pekerja dari Penyedia Jasa. Petugas tersebut akan
melaporkan kondisi-kondisi yang kurang aman kepada Site Manager dari Penyedia Jasa
yang harus segera melakukan tindakan koreksi terhadap setiap kondisi yang kurang
aman tersebut. Petugas keselamatan harus memegang peran utama dalam pertemuan
secara periodik tentang keselamatan kerja dengan pemilik dan pertemuan dengan
pengawas-pengawas Penyedia Jasa, mandor dan pekerja. Penyedia Jasa akan melaporkan
segera kepada Direksi semua kecelakaan akibat dari operasional.

Penyedia Jasa akan mengambil setiap tindakan pencegahan terhadap kebakaran di atau
didekat lokasi dan akan menyediakan apapun yang menurut pertimbangan Direksi
mencukupi, perlengkapan pemadam kebakaran yang siap dipakai pada semua bangunan,

17
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM

gedung atau tempat pekerjaan yang sedang dilaksanakan, termasuk tempat tinggal, barak
pekerja dan lokasi kantor yang disediakan untuk Wakil Direksi. Penyedia Jasa akan
menjaga perlengkapan pemadam kebakaran yang diperlukan, dalam kondisi yang baik
sampai pekerjaan diterima oleh pemilik.

Penyedia Jasa harus segera memadamkan api yang terjadi di lokasi, dimanapun api
berasal. Dengan memperhatikan ini, Penyedia Jasa akan menggunakan semua kebutuhan
peralatan dan tenaga kerja guna memadamkan kebakaran sampai batas kemampuan
perlengkapannya dan tenaga kerja yang dipekerjakannya pada lokasi termasuk
perlengkapan dari Sub Penyedia Jasa.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dari
pasal ini sudah dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan yang dimasukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

ST-1.7.2 Pengukuran dan Pembayaran

Prestasi pekerjaan diukur berdasarkan item-item K3 yang telah terpenuhi jumlahnya atau
jumlah kegiatan K3 yang sudah dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam AHSP
SMK3 dalam kontrak.

Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan ini harus
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa.

18
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH

PASAL II
PEKERJAAN TANAH

ST-2.1 PEMBERSIHAN LAPANGAN

ST-2.1.1 Lingkup Kegiatan

Pohon, rumpun bambu, semak-belukar dan vegatasi lain yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan stripping dilokasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja atau
perintah Direksi harus dicabut, dibabat dan dibersihkan.

Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan per meter persegi (m2) luas lokasi
pekerjaan yang diukur secara mendatar sesuai dengan gambar atau perintah Direksi.

ST-2.1.2 Pengukuran

Pengukuran dilakukan berdasarkan satuan per meter persegi (m 2) luas lokasi pekerjaan
yang diukur secara mendatar sesuai dengan gambar atau perintah Direksi.

ST-2.1.3 Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

ST-2.2 GALIAN

Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah biasa, tanah lunak atau tanah rawa
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses
dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman, pengeringan dan
lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan/pembuangan material hasil galian
kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara
(stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.

Excavator Hidrolic yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah saluran dan perapihan
hasil galian peralatan utama pekerjaan excavator dengan dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Direct injection ,water-cooled, 4-cycle diesel engine with turbocharger


2. Main Pump untuk Boom, arm, bucket, swing dan travel
3. Rated Power 110 HP – 180 HP
4. Crawler Excavator
5. Buckets 0,45 m3 – 0,6 m3 (Excavator Long Arm)
6. Buckets 0,80 m3 – 1,1 m3 (Excavator Standar Arm)
7. Full Tank 200 liter - 410 liter
8. Umur ekonomis alat Maksimum 5 tahun (2015)

Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan dalam
penggunaannya dan dalam kondisi operasi yang baik. Alat yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, tidak boleh di pergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Penyedia jasa melampirkan Brosur alat yang digunakan serta dukungan alat (sewa) dan foto
copy invoice alat (kepemilikan).

19
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH

Galian tanah saluran dilaksanakan dengan lebar dan elevasi galian saluran harus
mencapai elevasi pada gambar shop drawing pekerjaan sesuai dengan gambar pada
masing-masing jenis saluran yang sudah ditentukan. Dalam hal pekerjaan galian
melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja (gambar hasil pengukuran pra-
konstruksi) Penyedia Jasa dengan Biayanya sendiri harus menimbun bagian tersebut
dengan bahan timbun yang disetujui Direksi.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang
digunakan, pengangkutan/pembuangan ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan
sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.

Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi
galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
Jasa harus segera diperbaiki dengan Biayanya sendiri. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan guna
persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan dilaksanakan.

Bila Direksi berpendapat bahwa tanah hasil galian memenuhi syarat sebagai bahan
timbun sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka tanah hasil galian tersebut
harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen seperti tanggul, timbunan badan jalan,
saluran dan bangunan.

Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan kandungan
air yang tinggi, maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu dilokasi
yang disediakan Penyedia Jasa dan disetujui Direksi yang dilengkapi dengan fasilitas
drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan, pengeringan dan lain-lain
untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah bahan
timbunan.

Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia Jasa dan telah disetujui Direksi. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2.0 m
dan tidak diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi disekitarnya. Bila dianggap perlu
Penyedia Jasa wajib menutup timbunan hasil buangan dengan tanah yang baik bila
menurut Direksi timbunan hasil galian tersebut berdampak negatip terhadap lingkungan
disekitarnya, Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

ST-2.2.1 Galian Tanah Untuk Saluran

ST-2.2.1.1 Lingkup Pekerjaan

Galian tanah untuk saluran harus dilaksanakan sesuai dengan dimensi, kemiringan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja, atau sesuai petunjuk Direksi. Tanah buangan hasil
galian harus dibuang kiri kanan saluran secara teratur dan lurus sesuai gambar yang
disetujui oleh Direksi. Hasil galian harus dirapikan dengan alat excavator dan/atau
dengan tenaga manusia. Sampah dan pohon-pohon kecil dibuang keluar jalur pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memastikan bahwa tidak ada sampah maupun tanaman yang
mengapung dan mengganggu aliran air di saluran. Dimensi galian bangunan irigasi rawa
dan bangunan pelengkap yang diperhitungkan dalam pembayaran pekerjaan tersebut
dibatasi sesuai dengan ketentuan dibawah ini, kecuali apabila karena suatu sebab
ditentukan lain oleh Direksi.

20
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH

Kemiringan
Bangunan di lokasi tanah biasa atau Kondisi Galian
Dimensi
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1.0 - tanah lunak/rawa
untuk sementara 1:0.5 - tanah lunak/rawa
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1.0 sampai 1:1.5 - diatas muka air
secara permanen 1:2.0 - dibawah muka air
- Jarak horizontal batas galian dari tepi
0.5 m -
luar Pondasi bangunan
- Lebar berm pada setiap 3.0 m
0.5 m -
kedalaman galian

Galian tanah untuk saluran diklasifikasikan dalam beberapa tipe galian sesuai dengan
jenis saluran, kondisi dan lokasi daerah penggalian serta alat yang digunakan sebagai
berikut:

1. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran primer, yaitu galian tanah
pada saluran primer yang diangap dapat dilaksanakan dengan menggunakan
excavator long arm
2. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran sub-primer, yaitu galian
tanah pada saluran sub-primer yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator standar arm.
3. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran sekunder, yaitu galian tanah
pada saluran sekunder yang dianggap dapat dilaksanakan dengan menggunakan
excavator standar arm.
4. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran sub-sekunder, yaitu galian
tanah pada saluran sub-sekunder yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator standar arm.
5. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran taman nasional, yaitu galian
tanah pada saluran taman nasional yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator long arm.
6. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran penangkis utara, yaitu galian
tanah pada saluran penangkis utara yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator long arm.

ST-2.2.1.2 Pengukuran

Pengukuran hasil galian sebagai dasar pembayaran adalah hasil galian dalam satuan
meter kubik (m3) galian tanah yang berada diluar saluran dalam kondisi relatif bersih
dari sampah dan pohon-pohon kecil, dengan ketentuan sebagaai berikut:
1. Galian saluran dan perapihan hasil galian (Pada saluran primer);
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah yang diukur
berdasarkan tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan
jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran
prestasi kerja yang terakhir.
2. Galian saluran dan perapihan hasil galian (Pada saluran sub-primer);
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah yang diukur
berdasarkan tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan
jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran
prestasi kerja yang terakhir.
3. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran sekunder)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai

21
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH

dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.
4. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran sub-sekunder)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.
5. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran taman nasional)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.
6. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran penangkis utara)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.

ST-2.2.1.3 Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan galian, pengangkutan hasil galian ke
lokasi pembuangan atau lokasi penampungan sementara (stock-pile), perapian tebing
galian,perataan dan perapihan hasil galian.

ST-2.2.2 Galian Tanah Manual

ST-2.2.2.1 Lingkup Kegiatan

Pekerjaan galian tanah untuk pondasi bangunan pintu dilakukan secara manual dengan
tenaga manusia menggunakan alat bantu. Pelaksanaan pekerjaan galian manual ini
dilaksanakan dengan berpatokan pada profil serta bowplank yang telah dibuat
sebelumnya bersama direksi pekerjaan. Hasil galian selanjutnya ditempatkan sementara
disekitar lokasi pekerjaan yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan untuk nantinya
tanah hasil galian yang baik dapat dipergunakan kembali sebagai bahan timbunan.

Sisa tanah hasil galian yang tidak digunakan harus sudah diangkut/dibuang dari lokasi
pekerjaan selambat- lambatnya 1 x 12 jam sejak dilakukan penggalian. Penyedia Jasa
bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran bila galian
dilaksanakan melampaui batas-batas diatas tanpa persetujuan Direksi dan harus
menimbun dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui Direksi dengan
Biaya ditanggung Penyedia Jasa.

ST-2.2.2.2 Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah yang diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang terakhir.

ST-2.2.2.3 Pembayaran

22
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan

ST-2.3 TIMBUNAN/URUGAN KEMBALI

ST-2.3.1 Lingkup Kegiatan

Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati
atau atas perintah Direksi, berdasarkan tujuannya urugan kembali digolongkan dalam 2
(dua) tipe, ialah:

1. Urugan kembali untuk bangunan pintu air dan bangunan lainnya di lokasi lain
sesuai dengan perintah Direksi (tipe 1).
2. Urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan untuk
saluran pengelak sementara/dewatering/cofferdam dan lokasi lain yang ditetapkan
Direksi (tipe 2).

Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi bangunan atau
lokasi lain sesuai persetujuan Direksi. Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja,
bahan dan peralatan yang direncanakan akan digunakan, kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan kembali dilaksanakan.

Urugan tanah dilaksanakan pada lubang bekas galian dengan dipadatkan secara manual
maupun mekanis dengan alat stamper. Semua urugan harus mencapai kerataan atas
dengan disisakan ketinggian yang cukup untuk mengembalikan kondisi permukaan
semula.

ST-2.3.2 Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran untuk pekerjaan urugan kembali dilakukan dalam satuan
meter kubik (m3) sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Volume
yang dihitung yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak
melampaui elevasi permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran
sebelum dan segera setelah pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan diatas Pondasi
tanah lembek dimana settlement dan land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai
perintah Direksi.

ST-2.3.3 Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

ST-2.4 PEMBONGKARAN BANGUNAN PINTU AIR

ST-2.4.1 Lingkup Kegiatan

Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk


menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar

23
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH

dari halaman proyek. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi
jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas
bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

ST-2.4.2 Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran untuk pekerjaan Pemboongkaran Bangunan Pintu Air


dilakukan dalam satuan unit sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Volume yang dihitung yaitu jumlah bangunan pintu air yang dibongkar.

ST-2.4.3 Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

ST-2.5 Toleransi Pekerjaan Tanah

Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat diberi
toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh Direksi.

1. Saluran termasuk bangunan pelengkapnya:


a. permukaan dasar : - 5 cm + 0 cm
b. lebar dasar : - 0 cm + 5 cm
c. lebar puncak : - 0 cm + 5 cm
d. jalur : ± 5 cm
e. kemiringan memanjang : ± 0,1%

2. Jalan/tanggul
a. permukaan jalan : - 0 cm + 30 cm
b. lebar jalan : - 0 cm + 10 cm
c. jalur : ± 5 cm

3. Galian bangunan
a. dasar galian : + 0 cm - 5 cm

24
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI

PASAL III
PEKERJAAN JALAN INSPEKSI

ST-3.1 LAPIS AGREGAT

ST-3.1.1 Lingkup pekerjaan

Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan penghamparan agregat kasar ukuran 5/7 dan agregat
3/5. Pemadatan menggunakan alat berat tandem roller dengan hasil ketebalan 10 cm.
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan yang sedemikian hingga
kuantitas agregat adalah seperti yang di syaratkan dan diperoleh permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6-8 ton yang bergerak dengan
kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan bila dilakukan dalam arah memanjang,
dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju kesumbu jalan. Lintasan
penggilasan harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil
(minimum 6 lintasan).

Agregat kasar harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stone-crusher) atau
kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam Spesifikasi ini.

Bilamana terdapat keterlambatan antara pengerjaan lapis agregat pengunci dan lapis
berikutnya, Penyedia Jasa harus memelihara permukaan agregat pengunci dalam kondisi
baik sampai lapis berikutnya dihampar.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penangganan/
perlakuannya kepada Direksi untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.

Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber
agregat/quarry maupun dilokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang
berasal dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran
yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan
penanganan/perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.

Penyedia Jasa harus menyediakan alas dari material yang kedap air untuk tempat
menyimpanan sementara agregat agar tidak bercampur dengan tanah disekitarnya atau
terkontaminasi dengan bahan lain.

ST-3.1.2 Pengukuran

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran dari Lapis agregat harus merupakan jumlah
meter kubik bahan yang dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil kali luas
yang diukur dan diterima dan tebal terpasang yang diambil dari tinggi rata-rata agregat
pokok.

Lebar lokasi Lapis agregat yang akan dibayar harus seperti yang tercantum dalam
Gambar atau yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan dan harus ditentukan dengan

25
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI

survei pengukuran yang dilakukan Penyedia Jasa di bawah pengawasan Pengawas


Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan tegak lurus sumbu jalan dan tidak boleh meliputi
lapisan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi Lapis agregat yang
dihampar. Jarak antara pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan tetapi harus berjarak sama dan tidak boleh kurang dari 25 meter.
Lebar yang digunakan untuk menghitung luas pada setiap lokasi perkerasan yang diukur
harus merupakan lebar rata-rata dari pengukuran lebar yang diukur dan disetujui.

Panjang Lapis agregat sepanjang jalan harus diukur sepanjang sumbu jalan, dengan
menggunakan prosedur survei menurut ilmu ukur tanah.

ST-3.1.3 Pembayaran

Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3). Kuantitas yang
sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar menurut Harga Kontrak persatuan
pengukuransesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi,
penghamparan dan pemadatan seluruh bahan, termasuk semua pekerja, alat, pengujian,
alat-alat kecil dan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

ST-3.2 MACADAM DILAPIS ASPAL

ST-3.2.1 Lingkup Kegiatan

Pekerjaan ini terdiri dari lapis perkerasan terbuat dari agregat yang diikat oleh aspal
keras atau asbuton (termasuk aspal cair atau emulsi untuk lapis ikat awal) dimana bahan
pengikat ini akan masuk kedalam agregat setelah pemadatan.
Aspal dan agregat yang akan dipergunakan untuk pekerjaan badan jalan termasuk
supliernya harus terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji
laboratorium kepada Direksi guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.

Aspal dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara
kualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat
persetujuan Direksi tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum
dipergunakan sebagai material badan jalan.

Aspal dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.

Macadam lapis aspal tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah, selama
hujan atau hujan akan turun. Aspal emulsi tidak boleh disemprotkan setelah jam 15.00.
Bilamana digunakan aspal panas maka temperatur perkerasan saat aspal disemprotkan
tidak boleh kurang dari 25°C.

Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan
selanjutnya sampai waktu yang ditentukan dimana Pengawas Pekerjaan menyetujui
permukaan akhir dapat dibuka untuk lalu lintas.

Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :


SNI ASTM C136-2012 Metode Uji Untuk Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar.
SNI 2417:2008 Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles.

26
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI

SNI 2439:2011 Cara Uji Penyelimutan dan Pengelupasan pada Campuran Agregat-Aspal.
SNI 4798:2011 Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik.
SNI 4799:2008 Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang.
SNI 7619:2012 Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada Agregat Kasar.

ST-3.2.1.1 Material

Material harus terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup (hanya
digunakan untuk lapis permukaan) dan aspal keras atau asbuton (termasuk aspal cair
atau emulsi). Setiap fraksi agregat harus disimpan terpisah untuk mencegah
tercampurnya antar fraksi agregat dan harus dijaga agar bersih dari benda-benda asing
lainnya.

1. Agregat
Agregat harus terdiri dari bahan yang bersih, kuat, awet, bebas dari lumpur dan
benda-benda yang tidak dikehendaki.

2. Aspal
Bahan aspal haruslah aspal keras Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ASTM
D946/946 M-15.

3. Emulsi
Aspal Emulsi yang digunakan adalah jenis CRS atau CMS yang memenuhi ketentuan
SNI 4798:2011.

4. Aspal Cair
Aspal cair yang digunakan adalah jenis MC 70 yang memenuhi ketentuan SNI
4799:2008.

5. Air
Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan kepada
Direksi untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan jalan. Bila
dipandang perlu oleh Direksi, kualitas air yang akan digunakan, dipastikan dengan
uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.

ST-3.2.2 Pengukuran

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran dari Macadam lapis aspal harus merupakan
jumlah meter kubik bahan yang dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil kali
luas yang diukur dan diterima dan tebal terpasang yang diambil dari tinggi rata-rata
agregat pokok.

Lebar lokasi Macadam lapis aspal yang akan dibayar harus seperti yang tercantum dalam
Gambar atau yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan dan harus ditentukan dengan
survei pengukuran yang dilakukan Penyedia Jasa di bawah pengawasan Pengawas
Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan tegak lurus sumbu jalan dan tidak boleh meliputi
lapisan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi Macadam lapis aspal
yang dihampar. Lebar yang digunakan untuk menghitung luas pada setiap lokasi
perkerasan yang diukur harus merupakan lebar rata-rata dari pengukuran lebar yang
diukur dan disetujui.

Panjang Macadam lapis aspal sepanjang jalan harus diukur sepanjang sumbu jalan,
dengan menggunakan prosedur survei menurut ilmu ukur tanah.

27
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI

ST-3.2.3 Pembayaran

Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3). Kuantitas yang
sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar menurut Harga Kontrak persatuan
pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah ini dan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi, penghamparan dan pemadatan seluruh
bahan, termasuk semua pekerja, alat, pengujian, alat-alat kecil dan hal-hal yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

28
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL IV - PEKERJAAN PENGERINGAN

PASAL IV
PEKERJAAN PENGERINGAN

ST-4.1 LINGKUP PEKERJAAN

Semua pekerjaan permanen dan pekerjaan sementara harus dikerjakan dalam kondisi
tanah yang kering, sesuai dengan ketentuan perintah Direksi. Sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen lelang, Penyedia Jasa wajib untuk mempelajari dan memahami kondisi
lokasi pekerjaan baik fisik, geografi maupun sosial-ekonomi masyarakat sebagai landasan
untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi irigasi di wilayah tersebut
yang harus diusulkan dalam dokumen lelang termasuk rencana kerja untuk pekerjaan
sementara yang diperlukan untuk penyelesaian seluruh pekerjaan.

Pasal ini mengatur pembangunan, pemeliharaan dan pembongkaran/pembersihan


bangunan kistdam dan pekerjaan pengeringan lainnya yang diperlukan Penyedia Jasa
untuk melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan kontrak.
Pekerjaan pengeringan termasuk kistdam dan saluran pengelak harus direncanakan,
didesain dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan Direksi
terlebih dahulu pada setiap tahapan. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap rencana, desain, pelaksanaan dan pemeliharaan serta pembongkaran/
pembersihannya dari lokasi pekerjaan.

Paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan setiap bagian dari pekerjaan ini,
Penyedia Jasa harus sudah mendapat persetujuan Direksi untuk rencana operasi,
termasuk gambar desain, rincian kistdam dan jika diperlukan fasilitas pengelak,
pekerjaan pelindung lainnya, material, metoda kerja, jadwal kerja dan report/laporan
pendukung untuk rencana tersebut. Dokumen tersebut termasuk lay-out, design criteria,
dan kapasitas dari sistem pengelak aliran. Hal-hal diatas harus diselaraskan dengan hasil
sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa tidak
diperbolehkan melaksanakan pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi,
tetapi persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawabnya dalam kontrak.

Kistdam harus direncanakan dan dikerjakan sehingga semua aliran air tidak mengganggu
stabilitas kistdam atau melimpas diatasnya dan tidak menimbulkan kerusakan disekitar
pelaksanaan pekerjaan bangunan air.

Kistdam yang dibangun berjarak cukup jauh dari lokasi pekerjaan pintu air sehingga
antara pekerja tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan masing-masing.
Kistdam yang dibangun terbuat dari kayu gelam ukuran 8-10 cm yang dipasang secara
vertikal dan horizontal serta dilapisi plastik terpal yang kedap air, sesuai dengan
kedalaman dan lebar saluran sehingga air tidak melimpas diatasnya. Kistdam harus
dibuat dengan kokoh sehingga tidak terjadi guling akibat dorongan air. Air yang masih
menggenang akan dibuang menggunakan pompa air diesel sehingga lokasi pekerjaan
pintu cukup kering untuk memulai pekerjaan konstruksi bangunan pintu air.

Operasi pompa untuk pengeringan lokasi kerja diperbolehkan berhenti, dipindahkan atau
dirubah lokasinya tanpa ada persetujuan tertulis Direksi. Pompa dan fasilitas drainasi
harus dijaga selalu dalam kondisi yang baik untuk beroperasi tanpa diberi biaya tambah,
sampai Direksi memberitahukan waktu untuk diambil/dipindahkan, dan harus
dipindahkan pada waktu yang disepakati Direksi, setelah peralatan tersebut selesai
dipergunakan. Pemindahan/pembongkaran peralatan tersebut harus diupayakan tidak
akan mengganggu kegiatan penyelesaian pekerjaan. Bila pemindahan peralatan tersebut

29
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL IV - PEKERJAAN PENGERINGAN

berakibat mengganggu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib melakukan


penyesuaian terhadap penyelesaian sisa pekerjaan.

Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat saluran pengelak. Rencana relokasi saluran
dan/atau pengeringan yang disusun dalam gambar hanyalah rencana tentative yang
dibuat oleh Direksi sebagai informasi bagi Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa tidak harus
terikat pada rencana tersebut. Segala resiko yang timbul karena interpretasi terhadap data
dan informasi yang ditunjukkan dalam gambar tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

Setelah bangunan pintu air selesai dikerjakan, kistdam dan dan peralatan pengeringan
lainnya harus dibongkar dan dibersihkan dari lokasi pekerjaan sehingga kelancaran
aliran air dari hulu ke hilir dapat dijamin kelancarannya.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas segala kerusakan yang terjadi pada
bangunan yang dikerjakan, fondasi dan fasilitas sementara yang diakibatkan oleh banjir
dan aliran sungai atau kerusakan pada kistdam maupun bangunan pengelak serta
memperbaikinya dengan biayanya sendiri.

ST-4.2 PENGUKURAN

Pembayaran untuk pembangunan, pemeliharaan dan pembongkaran pekerjaan kistdam


dalam spesifikasi ini harus dilakukan berdasarkan persentase (%) progres pekerjaan
tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Setelah kistdam dibuat/dipasang di bagian depan dan belakang pintu air serta telah
disetujui oleh Direksi, dibayar sebesar 50%.

2. Setelah pembongkaran kistdam, pompa air dan peralatan lainnya untuk pengeringan
dan telah dilakukan pembersihan pada bangunan yang bersangkutan dan dilakukan
test pengaliran pada bangunan pintu air yang bersangkutan dan telah diterima oleh
Direksi, dibayar 50%.

ST-4.3 PEMBAYARAN

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk menyediakan pekerja, material
dan peralatan, pompa air, bahan bakar untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan
pembongkaran kistdam, saluran pengelak serta fasilitas lainnya, harus dianggap sudah
termasuk dalam biaya untuk pekerjaan Membuat dan Membongkar Kistdam yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

30
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

PASAL V
PEKERJAAN KONSTRUKSI

ST-5.1 PEKERJAAN SAND CEMENT BAG

ST-5.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan sand cement bag dimaksudkan sebagai perkuatan talud yang dipasang di
bagian hulu dan hilir bangunan pintu air. Sand cement bag terdiri adukan dari semen
dan agregat halus/pasir yang diisi ke dalam karung.

Semen, pasir, air dan untuk campuran sand cement bag harus memenuhi ketentuan yang
diatur pada spesifikasi ini. Sedangkan untuk karung dari bahan yang biasa digunakan
untuk untuk karung pupuk atau karung beras tapi bukan dari bahan goni/karung goni
atau bahan yang mudah lapuk jika terkena air. Ukuran karung 0,40 m 0,60 m 0,15 m.
Penyedia Jasa harus menyampaikan contoh karung yang akan digunakan kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan.

ST-5.1.2 Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran adalah jumlah unit sand cement bag bag yang diukur
berdasarkan dimensi rencana pada gambar kerja yang telah disepakati.

ST-5.1.3 Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

ST-5.2 PEKERJAAN BEKISTING

ST-5.2.1 Lingkup Pekerjaan

Penyedia Jasa wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan
beton kepada Direksi guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan
dan perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang
ditanggung konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian
konstruksi yang diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat
dan perancah.

Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan
cetakan beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan
desain dan metoda kerja kepada Direksi guna mendapat persetujuan paling lambat 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar
kerja, dan perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai
untuk pelaksanaan pekerjaan cetakan.

Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu harus memenuhi peraturan konstruksi
Kayu Indonesia (PKKI - 1961) dan disetujui Direksi / Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
serta menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat,
penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena

31
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan
pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak
diperhitungkan.

Pekerjaan bekesting memakai kayu yang kuat, rapi dan kaku, sehingga setelah
dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalus.
Ukuran Bekesting harus sesuai dengan ukuran beton rencana dan diberi penggaku
dengan jarak maximum 40 cm serta diberi kayu pengaku dengan jarak 40 cm. Ketinggian
bekesting sesuai dengan konstruksi gambar rencana. Untuk pekerjaan balok,
begesting dilapisi dengan multiplek.

Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum memperoleh


persetujuan Direksi. Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan
bentuk beton seperti yang diuraikan dalam metoda kerja diatas. Penyedia Jasa juga harus
memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan,
pemampatan/penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi
dan toleransi yang disyaratkan.

Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi


dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak
mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.

Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 7
(tujuh) hari sesudah beton dituangkan. Cetakan dengan perancah/penopang/penguat.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang penguat/pengunci
terbuat dari kayu dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan mengembang.

ST-5.2.2 Pengukuran

Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m2) cetakan yang diukur adalah luas bersih
permukaan cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan
beton pada konstruksi sambungan, dan ujung penutup.

ST-5.2.3 Pembayaran

Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam


Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk
pekerja, peralatan, material dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan
pemasangan dan pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.

ST-5.3 PEKERJAAN PEMBESIAN

ST-5.3.1 Lingkup Pekerjaan

Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos diameter 6 mm
untuk cincin dan besi polos diameter 8 mm untuk besi pokok yang memenuhi ketentuan
standar SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut:

32
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

Property Besi Ulir Besi Polos


Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi untuk pengadaan besi tulangan yang
akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke
lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila
diminta Direksi dengan prosedure baku uji yang disetujui Direks.

Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui Direksi. Dua besi tulangan dengan diameter yang
sama yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus
tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi
tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

ST-5.3.1.1 Gambar Pembesian

Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
pemasangannya di lokasi pekerjaan.

ST-5.3.1.2 Pemasangan Besi Tulangan

Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus dipasang
pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan
beton.

Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan
kuat menggunakan kawat dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama
proses penuangan dan pemadatan beton. Semua ujung-ujung kawat pengikat harus
ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.

Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan desain
tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum
beton dituang.

Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.

Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

Pengetesan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh pengawas. Semua biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.

33
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

ST-5.3.1.3 Penyambungan Besi Tulangan

Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Direksi. Kecuali yang sudah ditetapkan
dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak diperkenankan tanpa
persetujuan Direksi. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang
mungkin. Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak
kurang dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara
overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal
selimut beton tetap memenuhi ketentuan.

ST-5.3.1.4 Selimut Beton

Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah Direksi.

ST-5.3.1.5 Benda Terkubur/Terpendam Beton

Penyedia Jasa wajib memastikan benda-benda dan peralatan yang akan


terkubur/terpendam adukan beton harus sudah terpasang dengan kuat dan tepat pada
posisinya sesuai gambar, sebelum pelaksanaan penuangan beton. Semua benda-benda
tersebut harus bersih dan bebas dari kotoran, oli, mortar dan bahan lain yang berakibat
buruk pada beton.

ST-5.3.2 Pengukuran

Pekerjaan pembesian untuk pekerjaan pintu air diukur dalam satuan berat kg (kilo gram)
untuk setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui Direksi .

Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sbb:

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 6 8 10 12 16 19 22 25 28
Berat (kg/m) 0,22 0,40 0,62 0,89 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, Direksi akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.

Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan dalam
pembayaran.

ST-5.3.3 Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja,
34
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan
semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini. Pembesian untuk beton
dan beton ferrocement tidak dibayar dan dianggap sudahb termasuk dalam harga satuan
pekerjaan beton yang bersangkutan.

ST-5.4 Pekerjaan Beton

ST-5.4.1 Lingkup pekerjaan

Untuk pekerjaan Bangunan Pintu Air, beton yang dilagunakan yaitu mutu beton K.175
harus dilaksanakan di tempat (di lokasi pekerjaan), sehingga semua bahan, peralatan,
tenaga kerja termasuk alat dan personil pengujianm mutu harus disediakan di lokasi
pekerjaan.

ST-5.4.1.1 Material

Beton terdiri dari campuran Semen, Air, Pasir dan Agregat. Tidak boleh ada material lain
yang diijinkan kecuali dengan persetujuan Penyedia Jasa Konsultan Perencana, Pengawas
atau Direksi pekerjaan. Setelah beton mengeras, maka harus diperoleh suatu material
yang rapat, padat dan awet.

Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji laboratorium kepada
Direksi guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan. Semen dan agregat harus
disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya, dan meskipun sebelum
realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan Direksi tetapi masih perlu
diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.

ST-5.4.1.1.1 Semen

Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang
sesuai dengan ketentuan AASHTO M85 Type-1 atau sesuai dengan yang disetuji oleh
Direksi.

Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas pada
kantong.

Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering, hujan tidak
bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah kerusakan
semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah menunjukkan tanda-tanda
kerusakan, mulai menggumpal dan mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan tidak
boleh dipakai.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada Direksi untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak boleh
lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2 (dua) bulan,
tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.

35
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan dan
lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari gudang dan
tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari gudang harus
berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen ditata sedemikian
sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.

ST-5.4.1.1.2 Agregat Beton

Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
Direksi akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.

ST-5.4.1.1.2.1 Batu Pecah/Split

Agregat kasar harus berukuran maksimum 30 mm, tetapi untuk beton pra-cetak dan
beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah Direksi, minimum 20
mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah
ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27:

Lubang saringan Persen lolos (%), berdasarkan berat


(mm) Ukuran nominal 30 mm Ukuran nominal 20 mm
50 100 -
40 100 -
30 95~100 -
25 35~70 100
20 10~30 90~100
10 0~5 20~55
5 - 0~10
2.5 - 0~5

Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus memenuhi
ketentuan sbb:

Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)


Kadar lumpur, sesuai AASHTO T 112 0.25
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 1.0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0

Sifat pisik agregat kasar harus memenuhi ketentuan.

Karakteristik Agregat Standar Uji Nilai yang diijinkan


Berat jenis (specific grafity) AASHTO T85 Lebih dari 2,55
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 12%
Ketahanan alkali-silika Cara kimia Akan ditetapkan
(JIS 1145)

ST-5.4.1.1.2.2 Agregat Halus

Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075 mm sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang

36
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah
batu (stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras,
awet, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang
berpengaruh buruk pada beton. Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi
ketentuan dibawah ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.

Lubang Saringan
Persen Lolos (%) Berdasarkan Berat
(mm)
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :

Nilai
Uji laboratorium
Maksimum (%)
Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0

Sifat pisik agregat halus harus memenuhi ketentuan:

Nilai yang
Karakteristik Agregat Standar Uji
diijinkan
Berat (specific gravity) AASHTO T84 Lebih dari 2,55
Penyerapan air AASTHO T84 Kurang dari 3,0%
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 10%
Akan ditetapkan
Ketahanan alkali-silika Cara kimia
(JIS 1145)

ST-5.4.1.1.2.3 Penyimpanan Agregat

Penyedia Jasa wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penanganan/
perlakuannya kepada Direksi untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.

Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber
agregat/quarry maupun dilokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang
berasal dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran
yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan
penanganan/perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.

Di tempat pekerjaan beton misalnya pekerjaan jalan beton dan lain-lain, Penyedia Jasa
harus menyediakan alas dari material yang kedap air atau bahan lainnya untuk tempat

37
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

menyimpanan sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur
dengan tanah disekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.

ST-5.4.1.1.3 Air

Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk
campuran beton kepada Direksi untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh Direksi, kualitas air yang akan digunakan,
dipastikan dengan uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.

ST-5.4.1.1.4 Bahan Tambah Kimia (Admixture)

Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin Direksi, dan bahan
tambah yang korosif tidak boleh digunakan:

1. Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204.
2. Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.
Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super plasticizer, set
accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan oleh Direksi sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan di tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
memakai bahan tambah atas beban biaya sendiri. Bila Direksi memerintahkan pemakaian
bahan tambah dalam uji coba campuran beton, Penyedia Jasa wajib melaksanakan
dengan biaya sendiri.

ST-5.4.1.2 Campuran Beton

ST-5.4.1.2.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran

Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui
Direksi, Penyedia Jasa wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk
semua tipe beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.

Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan


beton dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan
semen yang minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana,
kemudahan dalam pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi
campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada Direksi
untuk dikaji dan disetujui.

Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan Direksi berdasarkan hasil
dari uji coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia Jasa, dan
selama pelaksanaan pekerjaan Direksi mungkin akan me-modifikasi proporsi campuran
untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan, kekentalan
campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen yang
minimum.

Proporsi campuran yang telah disetujui Direksi, segera dikonversikan pada proporsi
setiap bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan
bahan tambah kimia berdasarkan volumenya.

38
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji
kuat tekan benda uji beton untuk tiap 6 m3 berbentuk silinder dengan diameter 15 cm
dan panjang 30 cm dengan umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTo T23
sebagai berikut :
Kuat tekan umur 28 hari Perkiraan
Ukuran Rasio Kisaran
(kg/cm2) kandungan
Tipe beton maksimum maksimum nilai slump
Kubik Silinder semen
agregate (mm) air/semen (cm)
15 cm 15cmx30cm (kg/cm3)
Tipe-(K175) 200 175 40(20 mm)* 0,50 300 5 ~ 12

Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.

ST-5.4.1.2.2 Pengadukan (Pencampuran) Beton

Lingkup Pekerjaan meliputi semua tenaga, bahan dan peralatan bantu untuk pekerjaan
pengadukan beton K.175 dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Maka semen,
agregat kasar dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit tiga kali
sesudah air dicampur, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang
sama / merata. Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan
tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus
diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-
bahan ditempatkan.

ST-5.4.1.3 Pengangkutan dan Penuangan/Pengecoran Beton

Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen
maupun non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan
penuangan beton kepada Direksi untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut
harus menguraikan secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang
meliputi akses menuju ke lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja,
metoda, tahapan dan urutan kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan
pembuatan benda uji dan uji laboratorium yang akan dikerjakan.

Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja diatas disetujui
Direksi. Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian,
cetakan, pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan
tertanam dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui Direksi termasuk
keamanan akses menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.

Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut
ke lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan
aman bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan
(workability) pada waktu dan tempat pengecoran.

Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.

Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
39
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.

Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa


dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu
setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut
harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan
ujung pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar. Bila diperlukan kemiringan
yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-papan pencegah segregasi atau
talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang berbalikan untuk mencegah
segregasi.

Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan


Direksi , penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar
getarannya tidak merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses
mengeras (setting). Bila adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/
pneumatis dengan tekanan tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan
pekerjaan dan dengan kapasitas yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan
sedemikian sehingga aliran adukan beton berlangsung terus menerus tanpa adanya
rongga-rongga udara. Adukan beton tidak boleh dituang digenangan air atau air
mangalir, dan air yang berakumulasi selama pelaksanaan pekerjaan harus dibuang
keluar lokasi kerja.

Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan ( construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah Direksi.

Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan Direksi.

Bila Direksi menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat
dikerjakan dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan
banyaknya benda yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-
lain, Penyedia Jasa harus menambahkan superplasticizer kedalam adukan beton untuk
menambah keenceran adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan
plasticizer Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi rincian datanya termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaanya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.

Kecuali bila diperintahkan lain oleh Direksi , Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam
pelaksanaan pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan
adukan beton dan menambah kedap air.

40
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan
lain-lain untuk mendapat persetujuan.

ST-5.4.1.4 Pemadatan Beton

Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam
sejak pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang
digunakan untuk pekerjaan.

Pemadatan dengan memakai alat tongkat pemadat, tongkat pemadat ditusukkan dalam
campuran beton yang dituangkan pada acuan tiap 30 cm. Tongkat pemadat dilarang
mengenai secara langsung penulangan dan pada tempat-tempat beton yang telah
mengeras. Pada setiap titik (bagian pemadatan beton), kerja tongkat pemadat tidak
diperkenankan lebih dari 25 kali tusukan pada setiap lapisan. Tongkat pemadat yang
digunakan dengan ukuran panjang 2000 mm dan diameter 10 mm.

ST-5.4.1.5 Kondisi Cuaca

Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun
hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung,
maka pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus
dibuat dan perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus
dilaksanakan. Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai
turun hujan, permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan
rapat dan dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui Direksi untuk
mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta
mencegah kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.

Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga


menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 32 0C,
Penyedia Jasa wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektip misalnya mendinginkan
lebih dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan
tenda atau melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur
beton dibawah 320C.

Bila kualitas beton dinilai Direksi tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena
Penyedia Jasa mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau
karena sebab-sebab lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor
ulang dengan mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan Direksi
dengan beban biaya Penyedia Jasa.

ST-5.4.1.6 Sisa Beton

Penyedia Jasa wajib menyampaikan kepada Direksi sisa harian volume beton untuk setiap
tipe beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.

ST-5.4.1.7 Perawatan Beton (Curing)

Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang integral dari
seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu

41
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menurus sejak beton tersebut
dituang.

Perawatan beton harus menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/


diperintahkan lain oleh Direksi. Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan
ketentuan, dianggap sebagai pelanggaran/cacat yang dapat berakibat seluruh
pelaksanaan pekerjaan beton dihentikan oleh Direksi sampai Penyedia Jasa
memperbaikinya.

Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal
yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi
selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa perawatan 7
(tujuh), cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan oleh Penyedia
Jasa sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.

Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi tentang metoda
kerja perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material
tersebut dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton
dilaksanakan.

ST-5.4.1.7.1 Perawatan Basah

Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan
air ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton
dapat dilakukan dengan menutupinya dengan karung guni yang selalu dalam keadaan
basah. Penutupan dengan karung guni basah atau material lain harus dilakukan sesegera
mungkin sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan yang
berakibat rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah harus
berlanjut sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.

Pemakaian limbah/serbuk kayu tidak diijinkan karena dikhawatirkan dapat berakibat


merusak warna beton. Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton
berubah-ubah basah dan kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan
beton yang tidak benar.

ST-5.4.1.7.2 Curing compound

Bila disetujui Direksi, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.

Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada
permukaan beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada
permukaan beton tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.

Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.

Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot

42
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

sebagai lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus
terhadap arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak
kurang dari 1 liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton.
Pemakaian curing compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati
sehingga ikatan antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak
terganggu.

ST-5.4.1.8 Finishing Permukaan Beton

Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau perintah Direksi .

ST-5.4.1.9 Toleransi Pekerjaan Beton

Pekerjaan beton yang melampaui toleransi yang diijinkan dalam Pasal ini, harus
diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap penempatan/pemasangan serta pengawasan/


penjagaan posisi cetakan beton, besi tulangan, dan barang/peralatan yang akan
terpasang dalam beton dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan. Toleransi yang
diijinkan untuk pekerjaan beton, kecuali ditentukan dalam gambar harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
Toleransi
Item
yang diijinkan
1. Sipon monolit, gorong-gorong, flume (Tidak digunakan)
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan tebal beton yang terbesar antara:
• minus 2,5 % atau 1 cm
• plus 5% atau 1 cm
(4) perbedaan dari diameter bersih (dalam) 0,5 %

2. Bendung, pilar pintu, pangkal jembatan, pilar jembatan, transisi untuk inlet &
outlet, saluran pembuangan (waste way) dan bangunan pelimpah, bangunan
kontrol (check structure), bangunan terjunan, bangunan bagi (division
structure), turn out dan bangunan sejenis: (Tidak digunakan)
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal/tegak lurus, atau perbedaan terhadap garis
permukaan kolom, pilar dinding dan tangga:
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m

3. Lain-lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap ketentuan dalam
gambar untuk lantai, kolom, alur horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar, lantai, dinding,
balok dan bagian sejenis dari bangunan pada 3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (Pondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm

43
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

Toleransi
Item
yang diijinkan
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar footing kearah 2%, tidak lebih dari
kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0.1%
4. Penempatan/Pemasangan Besi Tulangan
(1) Perbedaan tebal selimut beton 10%
(2) Perbedaan jarak besi tulangan 2 cm
5. Pemasangan/penempatan beton (panjang=L)
(1) terhadap sumbu/jalur 1%L,tidak lebih
dari 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) 1%L, tidak lebih
dari 2 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal untuk beton yang dipasang tegak. 1 cm setiap 3 m

ST-5.4.1.10 Uji Mutu Beton

Penyedia Jasa wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali
ditentukan tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu
semen dan agregat beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil
selama pelaksanaan pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil
dari setiap 6 m3 beton.

Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dengan syarat
nilai slump 12±2 cm.

Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan
dibawah ini. Tetapi, Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji mutu diatas dengan frekuensi
yang lebih tinggi/banyak, bila Direksi berpendapat bahwa material beton yang berada
dilokasi kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi
Spesifikasi pekerjaan maka Direksi berhak meminta Penyedia Jasa untuk mengganti
dengan beton yang baru dengan biaya yang ditanggung oleh Penyedia Jasa sendiri.

Semua uji/tes diatas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.

ST-5.4.1.11 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai

Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama Direksi
pada pekerjaan bangunan pintu air yang sudah selesai, dan bila air sudah mengalir di
jaringan irigasi untuk memastikan pintu air berfungsi dengan baik.

ST-5.4.2 Pengukuran

Pengukuran prestasi pekerjaan beton harus dilakukan dalam meter kubik (m 3) beton
yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang ditunjukkan dalam
gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati besi beton, besi profil
atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.

ST-5.4.3 Pembayaran

Kecuali disebutkan lain, pembayaran untuk semua pekerjaan beton dilakukan

44
berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI

satuan tersebut harus sudah diperhitungkan termasuk biaya untuk pekerja, material, alat
peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan perawatan termasuk bahannya, bahan
tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun mineral (additive), pekerjaan
penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen untuk akses dan pendukung,
termasuk pembesian dan cetakan. Uji laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi ini
pembayarannya termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga pada biaya pekerjan cor
beton.

45
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VI - PEKERJAAN KONSTRUKSI

PASAL VI
PEKERJAAN PEMANCANGAN

ST-6.1 Pemancangan Cerucuk Kayu Gelam

ST-6.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pemancangan yang dimaksud adalah pengadaan tiang pancang cerucuk dan
pemencangannya atau pemasangannya yang sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
ini dan berdasarkan elevasi dan kedalaman pemancangan yang ditentukan dalam gambar
kerja juga perintah Direksi .

Tiang pancang cerucut kayu gelam dapat dipancang menggunakan alat pancang, dengan
ketentuan bahwa penetrasi mencapai kedalaman yang direncanakan untuk mencapai
kapasitas/daya dukung yang ditetapkan, tanpa kerusakan pada tiang.

Tiang dipancang menurut garis dan jarak yang ditetapkan dalam gambar atau sesuai
perintah Direksi. Ujung/kepala tiang yang sudah selesai dipancang harus dipotong
dengan rata dan rapih maksimal 5 cm dari muka tanah galian atau sesuai yang
ditunjukkan pada gambar. Tiang pancang yang rusak atau cacat pada saat pemancanang
harus diganti dan dipancang ulang dengan biaya Penyedia Jasa.

ST-6.1.1.1 Material

Material yang digunakan untuk pondasi tiang pancang adalah kayu gelam dalam bentuk
batangan yang lurus dalam bentuk aslinya, dan seluruh kulit kayu harus dikupas bersih.
Diameter tiang pancang kayu gelam tidak boleh kurang dari 8 cm dan atau sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar. Sebelum dipancang material tiang pancang kayu gelam
harus disetujui oleh Direksi .

ST-6.1.2 Pengukuran

Pengukuran pemancangan cerucuk kayu gelam berdasarkan jumlah batang cerucuk


gelam yang sudah dipancang/dipasang dan disetujui Direksi .

ST-6.1.3 Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan pemasangan tiang cerucut kayu gelam sesuai dengan harga
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang dianggap sudah termasuk biaya
yang diperlukan untuk pengadaan tiang cerucuk kayu gelam, upah pekerja, alat, bahan,
peralatan dan biaya lainnya yang diperlukan untuk pemancangan, pemotongan kepala
tiang cerucuk, dan pekerjaan lainnya yang terkait.

46
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VII - PEKERJAAN PINTU AIR

PASAL VII
PEKERJAAN PINTU AIR

ST-7.1 LINGKUP PEKERJAAN

Penyedia Jasa akan merencanakan, mengadakan dan memasang set lengkap pintu air fiber
yang bisa berfungsi ganda, baik untuk suplai maupun untuk pembuang. Pintu Air Fiber
Resin ditempatkan didaerah pasang surut pada saluran pemasukan (Inlet) pengeluaran
(Outlet). Setelah dipasang, Pintu Air Fiber Resin harus bisa bekerja secara otomatis, dapat
membuka dan menutup secara otomatis dengan memanfaatkan energi pasang dan surut
air.

Penyedia Jasa menyiapkan brosur pintu air dilengkapi juga dengan surat dukungan
pengadaan pintu air dari pabrikasi atau distributor. Spesifikasi material Pintu Air Fiber yang
diizinkan adalah jenis FRP reinforcead polyster. Penyedia Jasa harus memastikan bahwa
spesifikasi pintu dari pabrik sudah sesuai dengan kondisi cuaca maupun air rawa pasang
surut sehingga hasil yang didapat adalah jenis bahan fiber glass komposit yang memiliki
keunggulan kuat namun tetap ringan dan tahan lama.

Sebelum dipindahkan ke lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa bersama dengan Direksi


memeriksa kualitas Pintu Air Fiber. Jika Kualitas atau dimensi Pintu Air Fiber tersebut
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan dimensi pada gambar konsultan perencana,
Direksi berhak untuk menolak menggunakan Pintu Air tersebut.

Untuk keamanan waktu pengiriman pintu klep harus dipacking dengan kayu yang
sebelumnya dilapis mengunakan plastik dan pita peking dan dikatagorikan barang pecah.
Selama pengangkutan sampai pemasangan di lapangan harus dijaga tidak boleh terkena
panas matahari langsung.

Pintu Air Fiber harus disimpan di tempat yang terlindung dari hujan, sinar matahari
langsung, maupun kemungkinan tertimpa benda tajam agar kualitas material tetap tejaga.

Garansi pintu air FRP yang akan diberikan minimal 10 tahun dari pabrikan. Penyedia
jasa bertanggung jawab atas kerusakan pintu air fiber saat masa pengiriman ke lokasi
pekerjaan, penyimpanan maupun saat pelaksanaan pekerjaan pemasangan pintu. Bila
ditemukan kerusakan yang akan membuat pintu air tidak bekerja dengan maksimal, maka
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri mengganti tiap unit pintu tersebut.

Dalam Pekerjaan Pintu Air ini terdiri dari dua macam pekerjaan:

ST-7.1.1 Pembuatan Bangunan Pintu Air

Item pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pembersihan lapangan, galian tanah manual,
membuat dan membongkar kistdam, pengadaan dan pemancangan cerucuk gelam,
pekerjaan sand cement bag, selanjutnya pekerjaan pengadaan dan pemasangan set Pintu
Air Ayun Fiber Glass Gorong-Gorong dengan spesifikasi yang sesuai dengan dimensi
saluran di masing-masing lokasi, dan terakhir pekrjaan timbunan tanah manual.

Pintu Air Fiber terdiri dari beberapa bagian, yaitu frame, daun pintu, sayap pintu, dan
badan gorong-gorong. Pintu Air Fiber sudah harus terangkai menjadi kesatuan yang utuh
dan kokoh sebelum diletakkan di tanah hasil galian. Metode meletakkan Pintu Fiber pada
lokasi galian yang tepat sesuai gambar menggunakan alat bantu yang dianggap mampu

47
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VII - PEKERJAAN PINTU AIR

ST-7.1.2 Rehabilitasi Bangunan Pintu Air

Tidak seperti pekerjaan Pembuatan Bangunan Pintu Air, pekerjaan Rehabilitasi Bangunan
Pintu Air memanfaatkan badan pintu/spooning yang sudah ada, sehingga yang perlu
diperbaiki/diganti hanya bagian daun pintu yang sudah tidak berfungsi dengan baik dan
memperkuat konstruksi spooning. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan Daun Pintu Air Fiber:

1. Penyedia Jasa harus memastikan konstruksi spooning yang telah di buat tegak atau
sesuai gambar atau perintah Direksi (dimensi kontruksi sesuai ukuran Daun Pintu Air
Fiber pada gambar kerja).
2. Tempat yang akan di pasang Daun Pintu Air Fiber harus dalam keadaan kering untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Saluran dan sponing yang akan dipasang harus bersih dari sampah dan benda- benda
lainnya.
4. Pada saat pemasangan Daun Pintu Air Fiber tidak perlu diisi air (akan menjadi berat).
5. Proses memasang Daun Pintu Fiber pada spooning yang tepat sesuai gambar
menggunakan alat bantu yang dianggap mampu mengangkat material pintu
bersamaan secara merata dan perlahan-lahan sehingga tidak terjadi kerusakan yang
mengakibatkan fungsi pintu air menurun.

ST-7.2 PENGUKURAN

Ukuran pembayaran untuk Pekerjaan-Pekerjaan yang ditetapkan dalam Sub-bagian G


harus dibuat sebagai berikut :

1. pembayaran 50% dari harga Penawaran setelah Pintu Air didatangkan ke lokasi
pekerjaan, dengan pembuktian Invoice dari Pabrikan Pabrikasi dan foto dokumentasi.

2. Pembayaran 50% dari harga Penawaran setelah terpasang dan berfungsi baik, dengan
pembuktian kartu garansi buku manual prosedur pengunaaan dan pemeliharaan, dan
foto dokumentasi.

ST-7.3 PEMBAYARAN

Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan unit. Kuantitas yang sebagaimana
disyaratkan diatas harus dibayar menurut Harga Kontrak dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan dan pemasangan, termasuk semua pekerja, peralatan penunjang, pengujian,
dan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

ST-7.4 OPERASIONAL PINTU AIR

Jika Pintu Air Fiber difungsikan sebagai pintu pengeluaran (Drain), maka:

1. Konstruksi pintu ditempatkan pada ruas ujung pemberi atau ruas awal pembuang.

2. Daun pintu klep dipasang dengan arah ke lokasi saluran pembuangan.

Pengisian Air Pemberat sebagai penyeimbang dalam Daun Pintu klep dilakukan dengan
cara:

1. Sediakan ember dan corong air untuk memudahkan memasukan air ke dalam daun

48
pintu sebagai penyeimbang.
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VII - PEKERJAAN PINTU AIR

2. Cara memasukan dari lobang kran pengisi yang terletak dibagian atas daun pintu,
sedangkan kran pembuang dapat ditutup dibuka cara memutarnya.

3. Apabila aliran air yang melalui pintu klep akan diambil atau dengan kapasitas
maksimum dan terus menerus maka daun klep tidak perlu di isi air.

4. Apabila diharapkan pintu klep akan tertutup pada saat muka air dilokasi arah bukaan
pintu mencapai ketinggian yang diinginkan, maka daun pintu klep perlu diisi sebatas
muka air tertinggi di udik atau dapat pula diisi penuh.

ST-7.5 PEMELIHARAAN PINTU AIR

Secara umum pintu klep tidak memerlukan pemeliharaan yang berkelanjutan, kecuali
akibat kesengajaan perusakan ataupun benturan benda-benda keras. Apabila terjadi
kerusakan, daun pintu klep dapat dilepas terlebih dahulu dari engselnya sebelum
diperbaik. Untuk perbaiki yang membutuhkan bahan fiber harus dilakukan oleh petugas
yang ditunjuk dan mampu dibidangnya. Untuk kelancaran terbuka dan tertutupnya daun
pintu klep dengan sempurna agar diperiksa secara kontinu bagian engsel pintu dan seal
karet penyekatnya, apabila diperlukan engsel diberi pelumas dan seal karet dilem
kembali/diganti. Bagian bagian yang cacat pada daun pintu atau pada kontruksi
bangunan airnya harus segera diperbaiki agar umur kerja dapat bertahan lama.
Pemeriksaan rutin apabila tidak ada kejadian khusus perlu dilakukan minimal setahun
sekali yang dapat dilakukan oleh warga setempat dengan memberikan format yang sesuai
kemudian dilaporkan kepada instansi terkait.

49

Anda mungkin juga menyukai