(KAK)
Kementerian/Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker : Pengelolaan Pemanfaatan Jaringan Air Sumatera VIII
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air (033.06.10)
Hasil : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
Perihal : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah luas Jaringan Irigasi yang dibangun/ditingkatkan
Jenis Keluaran : Jaringan Irigasi yang dibangun/ditingkatkan (5036.001)
Sub Komponen/Paket :Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Rawa Pasut D.R
Karang Agung Hilir Kab. Banyuasin
Outcome : 6.250 Ha
Output : 290 Km'
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor : 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
b) Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
c) Undang-Undang Nomor : 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
d) Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara.
e) Undang-Undang Nomor : 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengolahan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
f) Peraturan Pemerintah Nomor : 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
g) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 4 Tahun 2015 tentang Peubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor : 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan barang /
jasa Pemerintah.
h) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 27 Tahun 1991 tentang Rawa.
i) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.
j) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015
tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menter Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pendoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi.
k) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 99/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
2. Gambaran Umum
DR Karang Agung Hilir merupakan salah satu daerah pengembangan rawa yang ada di
bagian timur Provinsi Sumatera Selatan. Daerah pengembangan rawa yang mempunyai
luas potensial seluruhnya 20.317 ha ini terletak dalam dua kabupaten, yakni Kabupaten
Musi Banyuasin (6.350 ha) yaitu daerah di saluran primer 1,2,7,8 dan Kabupaten
Banyuasin (13,967 ha) yaitu daerah di saluran primer 3,4,5,6,9,10,11,12. Lokasi pekerjaan
di DR Karang Agung Hilir secara administratif termasuk di wilayah Desa Desa Sri Agung,
Desa Mekar Sari, Desa Jati Sari, Desa Sumber Rejeki, Desa Karang Sari, dan Desa Maju
Ria, Kecamatan Lalan. Secara geografis, batas lokasi pekerjaan DR Karang Agung Hilir
adalah 2o16'53"S 104o39'19"E dan 2o14'27"S 104o43'57"E.
Gambar 1. Peta Tata Guna Lahan secara keseluruhan
Kegiatan Pengembangan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Air Tanah, Rawa dan Tambak
yang dilaksanakan oleh SNVT PJPA BBWS Sumatera VIII bertujuan untuk mendukung
sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mendukung
kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan
sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui
pembangunan/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan,
waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku,
jaringan irigasi dan jaringan rawa.
2. Pekerjaan Jalan
a) Peningkatan Jalan Inspeksi Saluran : 54.575 m'
Metode pekerjaan ini dilaksanakan dengan kontraktual. Secara umum item pekerjaan pada
kegiatan Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Rawa Pasut D.R Karang Agung Hilir Kab.
Banyuasin adalah rehabilitasi saluran primer, rehabilitasi saluran sub. primer, rehabilitasi
saluran sekunder, rehabilitasi saluran sub. sekunder, pembangunan saluran sub-sekunder,
rehabilitasi saluran taman nasional, rehabilitasi saluran penangkis utara, pekerjaan jalan
inspeksi saluran, pembangunan pintu air sekunder, dan rehabilitasi pintu air sekunder.
1. Pekerjaan Saluran
Pelaksanaan pekerjaan galian saluran dan perapihan hasil galian dilaksanakan secara
mekanis dengan menggunakan excavator long arm, adapun saluran primer yang akan
dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :
Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran
primer, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan ini kami laksanakan secara mekanis menggunakan alat berat excavator long
arm di darat. Penggalian tanah kami laksanakan menggunakan excavator long arm,
termasuk untuk merapihkan hasil galian.
Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator long arm tempatkan
batang pohon / bantalan kerja sebagai tumpuan alat dalam bekerja untuk menjaga alat
agar aman saat bekerja untuk di daerah rawa karena daya dukung tanah yang rendah
selama proses pelaksanaan pekerjaan untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sisi kanan dan kiri saluran primer untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator long arm.
Pelaksanaan pekerjaan galian saluran dan perapihan hasil galian dilaksanakan secara
mekanis dengan menggunakan excavator standar arm, adapun saluran sub-primer yang
akan dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :
Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran sub-
primer, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Penggalian saluran dilaksanakan menggunakan excavator standar arm, termasuk untuk
merapihkan hasil galian.
Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator standar arm tempatkan
batang pohon / Miting yang kami pergunakan berupa kayu yang keras dan kami susun
sedemikian rupa untuk landasan kerja excavator selama proses pelaksanaan pekerjaan
untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sisi kanan dan kiri saluran sub-primer untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator standar arm. bersamaan dengan penempatan hasil galian pada sisi
kanan dan sisi kiri saluran, tanah tersebut kami rapihkan juga dengan menggunakan
excavator standar sesuai dengan gambar kerja serta petunjuk direksi pekerjaan.
Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.
Pelaksanaan pekerjaan galian saluran dan perapihan hasil galian dilaksanakan secara
mekanis dengan menggunakan excavator standar arm, adapun saluran sekunder yang
akan dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :
Pekerjaan ini kami laksanakan secara mekanis menggunakan alat berat excavator standar
arm di darat. Penggalian tanah kami laksanakan menggunakan excavator standar arm,
termasuk untuk merapihkan hasil galian.
Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator standar arm tempatkan
batang pohon / bantalan kerja sebagai tumpuan alat dalam bekerja untuk menjaga alat
agar aman saat bekerja untuk di daerah rawa karena daya dukung tanah yang rendah
selama proses pelaksanaan pekerjaan untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sebelah sisi saluran sekunder untuk selanjutnya dirapihkan mengunakan
excavator standar arm.
Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran sub-
sekunder, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Penggalian saluran dilaksanakan menggunakan excavator standar arm, termasuk untuk
merapihkan hasil galian.
Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator standar arm tempatkan
batang pohon / Miting yang kami pergunakan berupa kayu yang keras dan kami susun
sedemikian rupa untuk landasan kerja excavator selama proses pelaksanaan pekerjaan
untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sebelah sisi saluran sub-sekunder untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator standar arm. bersamaan dengan penempatan hasil galian pada
sebelah sisi saluran, tanah tersebut kami rapihkan juga dengan menggunakan excavator
standar sesuai dengan gambar kerja serta petunjuk direksi pekerjaan.
Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.
Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran taman
nasional, dimana langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.
Pekerjaan yang kami laksanakan disini adalah melakukan normalisasi pada saluran
penangkis utara, langkah - langkah yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
Penggalian saluran dilaksanakan menggunakan excavator long arm, termasuk untuk
merapihkan hasil galian.
Selama proses penggalian dan perapihan hasil galian, excavator long arm tempatkan
batang pohon / Miting yang kami pergunakan berupa kayu yang keras dan kami susun
sedemikian rupa untuk landasan kerja excavator selama proses pelaksanaan pekerjaan
untuk galian dan perapihan hasil galian.
Proses penggalian ini kami laksanakan dengan berpatokan pada profil, gambar kerja atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. hasil dari pekerjaan galian selanjutnya
tempatkan pada sisi kanan dan kiri saluran penangkis utara untuk selanjutnya dirapihkan
mengunakan excavator long arm. bersamaan dengan penempatan hasil galian pada sisi
kanan dan sisi kiri saluran, tanah tersebut kami rapihkan juga dengan menggunakan
excavator long sesuai dengan gambar kerja serta petunjuk direksi pekerjaan.
Proses penggalian dan perapihan hasil galian saluran ini kami laksanakan secara terus
menerus hingga mencapai elevasi serta volume yang sesuai dengan kontrak.
2. Pekerjaan Jalan
Pembuatan Jalan Inpeksi menggunakan peralatan antara lain Wheel Loader, Vibro
Compactor penggilas tandem atau tree wheel roller 6-8 ton, Dump truck, Asphalt
Sprayer, sekop, gerobak dorong, penyapu, sikat, karung, keranjang, kaleng aspal,
alat penyemprot, ketel aspal dan bantu lainnya.
Semua alat yg dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang baik.
Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan oleh
Kontraktor dalam penggunaannya. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
tidak boleh di pergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2) Persiapan Bahan
Sebelum pelaksanaan dimulai semua bahan seperti agregat, aspal cair (MC-70)
atau Emulsi (CSS) harus sudah tersedia, termasuk Mastik Asbuton apabila
menggunakan hasil olahan. Khusus untuk pembuatan Mastik Asbuton dilapangan
maka harus tersedia Asbuton Lawele dan Pasir yang bersih dan memiliki ukuran
butir maksimum No 4 (4,76 mm).
Proses pembuatan Mastik Asbuton adalah mencampurkan Asbuton Lawele dan
Pasir yang dicampur di atas alat atau tempat pemanasan sambil diaduk-aduk
sampai campuran tersebut dalam keadaan gembur/hablur dengan ukuran butiran
maksimum No 4 (4,76 mm). Lamanya waktu pembakaran sangat tergantung dari
kapasitas alat pembakar yang digunakan. Proporsi Asbuton Lawele dan Pasir serta
temperatur pemanasan harus sesuai.
(6) Tahap terakhir dari pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam adalah penebaran
dan pemadatan agregat penutup. Penebaran dan pemadatan agregat
penutup adalah dilakukan sebagaimana penebaran dan pemadatan agregat
pengunci.
Lapisan agregat
Pembuatan Jalan Inpeksi menggunakan peralatan antara lain Wheel loader, Vibro
Compactor penggilas tandem atau tree wheel roller 6-8 ton, mobil dump truk,
sekop dan garpu dan bantu lainnya.
Semua alat yg dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang baik.
Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan oleh
Kontraktor dalam penggunaannya. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
tidak boleh di pergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Jumlah agregat yang ditebar di atas permukaan yang telah disiapkan harus sebagaimana
yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan keterampilan penebaran
dan menggunakan alat perata tangan seperti penggaruk.
Lapis bahan agregat dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat berupa roller. Operasi
penggilasan dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-angsur menuju ke
tengah-tengah, dalam arah memanjang.
Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi suatu
permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas jejak roda
mesin gilas tidak tampak.
Pekerjaan Pintu air mekanik dan manual, penempatan pintu pintu dan rehap pintu
pintu sesuai dengan gambar desain dan persetujuan dari pihak direksi pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini dengan memanfaatkan bekas
bangunan bangunan pintu yang sudah ada kecuali lokasi pintu pintu yang baru
sesuai dengan desain. Adapun langkah yang dilakukan dalam pekerjaan ini yaitu :
Melaksanakan pekerjaan pemasangan dan pergantian pintu air mekanik (hidro
mekanik) Pintu air manual pada titik / lokasi seperti yang ditunjuk dalam gambar
kerja yang dilaksanakan.
Proses pemasangan dan pergantian pintu air mekanik (hidro mekanik) dan pintu air
manual ini dilaksanakan dengan berpatokan pada gambar kerja dan spesifikai teknis
dalam kontrak sehingga pekerja mempunyai pedoman untuk pekerjaan tersebut.
Untuk memulai proses pemasangan pintu fiber klep gorong-gorong, Iangkah awal
yang kami lakukan adalah melaksanakan pembuatan kistdam.
Area untuk pemasangan pintu kami bendung pada kedua sisi sehingga posisi
pemasangan pintu berada di tengan-tengah kistdam.
Kistdam ini kami buat dari karung isi pasir, kayu dolken dan anyaman bambu.
Tanah kami tempatkan sebagai kistdam pintu, sementara untuk memperkuat
tanah, kami memasang anyaman bambu kami tempatkan pada sisi luar dan
dalam untuk melindungi kistdam.
Untuk memperkuat anyaman bambu, kami juga memancang cerucuk pada bagian
luar anyaman bambu untuk menahan kekuatan kistdam.
Setelah kistdam selesai, selanjutnya kami melaksanakan pekerjaan pengeringan
pada area pemasangan pintu. Proses pengeringan dilaksanakan menggunakan
Pompa air dengan kapasitas yang sesuai dengan spesifikasi teknis dalam Kontrak.
Pelaksanaan pekerjaan kistdam dan pengeringan pada area pemasangan pintu fiber
klep ini kami laksanakan selama proses pekerjaan pemasangan pintu
berlangsung.
Untuk pekerjaan rehabilitasi pintu air sekunder di laksanakan pekerjaan beton ad.
1PC : 2PS : 3KR dengan pembesian dan di cetak dengan bekasting yang akan
digunakan untuk pengecoran kembali pada saat pemasangan pengganti pintu fiber
resin. Pelaksanaan pemasangan pintu air dilakukan setelah membongkar pintu air
yang lama. Pekerjaan beton dan pemasangan pintu air fiber resin dilaksanakan
sesuai dengan gambar kerja dan spesifikai teknis dalam kontrak.
Setelah pintu klep gorong-gorong fiber resin serta sand cement untuk penutup
bagian samping kanan-kiri, serta atas terpasang, selanjutnya kami melaksanakan
pekerjaan timbunan tanah pada sisi kanan kiri, serta atas pintu klep yang telah
ditahan oleh sand cement tersebut.
Tanah yang kami pergunakan merupakan tanah hasil galian yang baik, yang sudah
bersih dari Sampah, pohon-pohon, akar-akar dan bahan organik lain. Dimana tanah
kami hampar dan padatkan lapis per lapis menggunakan stamper atau alat bantu
sesuai dengan spesifikasi teknis hingga mencapai elevasi yang sesuai dengan
garnbar kerja serta volume yang sesuai dengan kontrak.
Kapasitas/
No. Jenis Jumlah minimal Spesifikasi Kondisi
minimal
1 Excavator Long Arm 6 unit 0,5 m³ Baik
2 Excavator Standard Arm 5 unit 0,8 m³ Baik
3 Wheel Loader 1 unit 1,5 m³ Baik
4 Dump Truck 4 unit 8 ton Baik
5 Tandem Roller 1 unit 6-8 ton Baik
6 Vibrator Roller 1 unit 5-8 ton Baik
7 Asphalt Sprayer 1 unit 800 liter Baik
E. Personil
F. Manajemen Resiko
SASARAN PROGRAM
URAIAN IDENTIFIKASI PENGENDALIAN
NO K3 SUMBER
PEKERJAAN BAHAYA RISIKO K3
PROYEK DAYA
Pekerjaan Utama yang bisa disubkontrakkan kepada penyedia spesialis yaitu item pekerjaan
Pengadaan Pintu Air dan tidak ada pekerjaan bukan utama yang bisa disubkontrakkan kepada
sub penyedia jasa usaha kecil.
H. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah lahan sawah dapat terlayani dengan baik karena
saluran berfungsi semaksimal mungkin, dengan tetap memperhatikan ketersediaan air dan
luasan lahan yang memungkinkan dikembangkan sebagai daerah rawa yang potensial
menjadi lahan yang produktif serta mempertahankan swasembada pangan.
START
- Mobilisasi Peralatan dan Personil
- Papan Nama Pelaksanaan Kegiatan
- Uitzet, Pengadaan dan Pemasangan Patok
- Dokumentasi
- Penggambaran dan cetak uitzet
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Pekerjaan Tanah
- rehabilitasi saluran primer
- rehabilitasi saluran sub. primer
- rehabilitasi saluran sekunder
- pembangunan saluran sub-sekunder baru
- rehabilitasi saluran taman nasional
- rehabilitasi saluran penangkis utara
- pekerjaan jalan inspeksi saluran
Pekerjaan Pintu Air
- Pintu klep fiber jenis FRP (Jenis gorong gorong)
- Bangunan Pintu klep Manual
- As bulit Drawing, Copy dan jilid laporan harian, mingguan dan bulanan
- Demobilisasi Peralatan dan Personil
Tahun Anggaran
2020
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI DAN PENINGKATAN DR. KARANG AGUNG HILIR
KABUPATEN BANYUASIN (6.250 HA)
SPESIFIKASI UMUM
SPESIFIKASI UMUM
PASAL I
LINGKUP PEKERJAAN
DIR Karang Agung Hilir merupakan salah satu daerah pengembangan rawa yang ada di
bagian timur Provinsi Sumatera Selatan. Daerah pengembangan rawa yang mempunyai
luas potensial seluruhnya 20.317 Ha ini terletak dalam dua kabupaten, yakni Kabupaten
Musi Banyuasin (6.350 Ha) dan Kabupaten Banyuasin (13,967 Ha).
Lokasi pekerjaan di DR Karang Agung Hilir secara administratif termasuk di wilayah Desa
Desa Sri Agung, Desa Mekar Sari, Desa Jati Sari, Desa Sumber Rejeki, Desa Karang Sari,
dan Desa Maju Ria, Kecamatan Lalan. Secara geografis, batas lokasi pekerjaan DR Karang
Agung Hilir adalah 2o16'53"S 104o39'19"E dan 2o14'27"S 104o43'57"E.
Batas wilayah Daerah Irigasi Rawa Karang Agung Hilir sebagai berikut :
Sebelah Utara : Taman Nasional Sembilang
Sebelah Selatan : Sungai Lalan, D.I.R Pulau Rimau
Sebelah Timur : Sungai Bungin
Sebelah Barat : D.I.R Karang Agung Tengah
1
Gambar X.1 Peta Lokasi Pekerjaan
SPESIFIKASI UMUM
Untuk mencapai lokasi dibutuhkan + 2 jam menggunakan akses darat dari Palembang ke
Jembatan PU di DR. Telang II dan dilanjutkan + 2,5 jam menggunakan akses sungai dari
Jembatan PU di DR. Telang II menuju ke DR. Karang Agung Hilir.
Dasar hukum:
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Surat Edaran Menteri PU Nomor 66 Tahun 2015 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
3. Standar Konstruksi dan Bangunan :
a. Kriteria Perencanaan Irigasi Tahun 2013.
b. SNI Nomor : 07-2052-2002 tentang : Baja tulang beton.
c. SNI Nomor : T-12-2002 tentang : Pekerjaan persiapan.
d. SNI Nomor : 07-2052-2002 tentang : Baja tulang beton.
e. SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
f. SNI Nomor : 03-3976-1995 tentang : Tata cara pengadukan pengecoran beton.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-
bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-
syarat yang tercantum dalam AV-41 tentang syarat-syarat umum untuk pelaksanaan
bangunan umum yang dilelangkan dan PUBI-1982 tentang Peraturan umum untuk
Bangunan di Indonesia serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Penerima Jasa dalam keadaan selesai 100 %
(seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian
Pemborongan (Kontrak) dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah
disahkan oleh Penerima Jasa.
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan kecuali ditunjukkan lain oleh Direksi adalah
penyediaan kantor dan base camp, pengukuran dan setting out, mobilisasi dan
demobilisasi peralatan, dan pekerjaan dewatering. Semua kegiatan yang tersebut diatas
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
2
SPESIFIKASI UMUM
Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan permanen ini secara komplit dan betul
sebagaimana disebutkan dalam Kontrak.
SU-I.4 SOSIALISASI
Pada masa pra-lelang PPK melakukan sosialisasi awal dengan stake holder jaringan rawa
yaitu pemerintah daerah dan masyarakat setempat: bupati, kepala dinas PU/pengairan,
camat, lurah,GP3A dan ketua P3A dengan tujuan (i) memberikan informasi awal tentang
rencana rehabilitasi jaringan rawa, (ii) mengumpulkan informasi dan data termasuk
masalah, kesulitan dan keinginan stake holder yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan rawa, dan (iii) kesepakatan yang dihasilkan
dalam sosialisasi a.l. masalah pengeringan saluran primer dan sekunder,
bangunan/saluran pengelak dan intake sementara serta kemungkinan modifikasi pola
tanam dan pemilihan jenis tanaman selama periode pelaksanaan rehabilitasi jaringan
rawa.
Penyedia jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah,
camat, lurah, GP3A dan P3A sebelum pelaksanaan rehabilitasi jaringan rawa dikerjakan
guna membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/masalah serta
mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan rehabilitasi jaringan rawa.
Sosialisasi dan konsultan ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada PPK paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan.
SU-I.5 LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) ini
akan dibahas kemudian dalam pemberian penjelasan pekerjaan (aanwijzing).
3
SPESIFIKASI UMUM
PASAL II
KONDISI PROYEK
SU-2.1 IKLIM
Berdasarkan hasil pengamatan stasiun hujan di pos penakar stasiun hujan Kenten,
menunjukkan suhu udara minimum rata-rata adalah 27,09oC. Suhu bulanan rata-rata
tertinggi adalah 27,77oC pada bulan Mei dan terendah adalah 26,34oC pada bulan
Januari. Kelembaban relatif bulanan tertinggi adalah 87,09 % pada bulan Januari dan
terendah 78,73 % pada bulan September. Data-data curah hujan untuk Daerah Irigasi
Karang Agung Hilir diambil dari pos penakar stasiun hujan Kenten. Pemilihan pemakaian
stasiun ini didasarkan karena stasiun curah hujan ini yang terdekat dan mewakili dengan
daerah studi. Untuk selanjutnya sebagai dasar perhitungan-perhitungan hidrologi,
digunakan data-data curah hujan di stasiun ini dengan periode pencatatan dari tahun
2005 sampai tahun 2015, dimana musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai
April dan musim kemarau terjadi antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
6 2010 181 71 140 185 248 293 247 173 147 96 144 28
7 2011 61 149 122 217 150 242 180 198 184 108 24 41
9 2013 186 123 221 112 256 361 126 242 50 70 20 130
6 2010 28 63 70 124 133 238 136 200 369 151 147 102
4
SPESIFIKASI UMUM
PASAL III
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Kualitas limbah cair yang dibuang ke sungai harus sesuai dengan standar yang
dianjurkan pada ijin pembuangan. Salinan ijin perihal pembuangan harus diberikan
berkala kepada Kepala Direksi sebelum memulai pembuangan limbah cair.
Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian untuk kualitas limbah yang sesuai dengan
syarat-syarat pada ijin perihal pembuangan. Penyedia Jasa harus menyampaikan hasil
dari pengujian terebut pada Direksi dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penerimaan hasil
tes.
Jika Direksi mempertimbangkan bahwa kualitas air mengalami penurunan bersamaan
dengan segala aktifitas pada daerah tersebut, maka Penyedia Jasa sebaiknya
menambahkan pengujian lain, pada kualitas air tersebut sesuai petunjuk Direksi.
Pengujian tersebut sebaiknya mencakup dan tidak dibatasi, pengujian untuk zat yang
menumpuk dan pengujian pH, meskipun tidak hanya terbatas pada pengujian itu saja,
pengujian tersebut sebaiknya dilakukan oleh Penyedia Jasa, dan pengujian oksigen yang
larut (DO) dan pemenuhan oksigen biologi (BOD) sebaiknya juga dibuat oleh
laboratorium Bio-Kimia yang diakui.
Drainasi di tempat penyimpanan bahan bakar dan tempat pemeliharaan alat mesin
sebaiknya dipelihara dan untuk pembuangan minyak atau sisa pelumas. Dimana saluran
air yang melewati atau memotong dinding pembatas. Penyedia Jasa akan menyediakan
sarana untuk mencegah aliran itu sehingga bila terjadi bocoran semua tumpahan bahan
bakar dan/atau cairan-cairan akan ditahan dinding pembatas diatas.
Tanah yang terkontaminasi oleh bocoran bahan bakar sebaiknya dibuang sejauh mungkin
dan ditempatkan pada daerah pembuangan sesuai petunjuk Direksi.
Penyedia Jasa harus memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilaksanakan seminimal
mungkin dampaknya pada lingkungan di luar daerah kerja. Hal-hal berikut harus
dilaksanakan berkaitan dengan perlindungan daerah hutan di dekat lokasi pekerjaan:
1. Tidak boleh ada pohon atau semak-semak yang ada diluar daerah pekerjaan yang
dipotong, dirobohkan atau ditebang tanpa persetujuan lebih dulu dari Direksi;
2. Tidak boleh ada pohon atau semak yang ditebang atau dirobohkan sampai ditandai
dengan jelas sasarannya dan ditentukan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan diberitahu
secara tertulis;
3. Tidak boleh ada pohon, diluar daerah kerja dibakar tanpa tujuan yang pasti.
5
SPESIFIKASI UMUM
Penyedia Jasa harus memastikan bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang
berdampak seminimal mungkin terhadap fauna lokal dan juga melaksanakan hal-hal
berikut berkaitan dengan pengaturan dan perlindungan fauna:
1. Dalam hal apapun kehidupan fauna tidak boleh ditangkap, dipindahkan, dimatikan
ataupun diganggu oleh Penyedia Jasa, pekerjanya, sub-Penyedia Jasanya;
2. Penyedia Jasa akan memastikan bahwa daerah pekerjaannya tetap bersih dan rapi
bebas dari sampah menarik perhatian hewan pengganggu.
Penyedia Jasa wajib memperoleh ijin dari instansi yang terkait dalam pemanfaatan jalan
untuk pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan rawa ini dan memperhatikan batas
muatan/beban yang diijinkan untuk masing-masing jalan berikut bangunannya.
Penyedia jasa wajib mengetahui dan mengikuti peraturan lalu-lintas yang berlaku
didaerah kerja proyek dan bertanggung jawab atas kerusakan yang mungkin timbul
akibat pemanfaatan fasilitas transportasi sebagai jalan kerja oleh Penyedia Jasa. Perbaikan
kerusakan tersebut harus dilaksanakan Penyedia Jasa dengan baik sampai mendapat
persetujuan dari PPK atau instansi yang terkait.
Semua jalan eksisting yang digunakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki/direhabilitasi
dan dipelihara selama atau sampai selesainya pekerjaan. Pada akhir pekerjaan Penyedia
Jasa harus memperbaiki semua jalan yang dipakai sebelum meninggalkan pekerjaan
minimal sesuai dengan persetujuan dari instansi terkait.
SU-3.6 PEMBAYARAN
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut dianggap
sudah termasuk dalam keuntungan yang didapat Penyedia Jasa.
6
SPESIFIKASI UMUM
PASAL IV
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Berbagai harga satuan dan biaya umum setiap item pekerjaan sudah dimasukkan di
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, serta dianggap sudah termasuk kompensasi penuh
untuk penyediaan semua material, pekerja, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap dengan teknik pelaksanaan yang
terbaik dan yang sesuai dengan semua persyaratan yang dijelaskan dalam Spesifikasi.
Pasal ini mencakup toleransi dalam pengukuran dimensi dari pekerjaan dan metode
perhitungan dan kuantitas pekerjaan yang dibagi dalam 6 (enam) kategori sebagai
berikut:
Kelompok pekerjaan ini harus diukur dengan 2 (dua) desimal tiap meternya, dan
disetujui oleh Direksi pada setiap tahapan pekerjaan dicantumkan di dalam lembar
inspeksi. Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan mengalikan jumlah panjang
dengan harga satuan pekerjaan dan dibulatkan pada bilangan bulat terdekat. Jenis
pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran, Pengadaan dan Pemasangan Patok
Kelompok pekerjaan ini harus diukur dengan angka 2 (dua) desimal tiap meter
perseginya dan dengan mengalikan dua ukuran yang diukur dengan dua angka dan
dibulatkan, hasilnya dibulatkan dan disetujui oleh Direksi pada setiap tahapan pekerjaan
dan dicantumkan di dalam lembar inspeksi. Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan
mengalikan luas terukur dengan harga satuan pekerjaan kemudian dibulatkan ke dalam
bilangan bulat terdekat. Jenis pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai
berikut:
1. Pembersihan Lapangan
2. Bekisting
Kelompok pekerjaan ini harus diukur dalam 2 (dua) angka desimal dengan mengalikan
tiga ukuran dalam dua angka desimal tiap meternya, hasilnya dibulatkan dan disetujui
oleh Direksi, pada setiap tahapan pekerjaan dan dicantumkan di dalam lembar inspeksi.
Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan mengalikan isi terukur dengan harga satuan
pekerjaan kemudian dibulatkan ke dalam bilangan bulat terdekat. Jenis pekerjaan yang
termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut :
1. Galian Tanah Saluran Dan Perapihan Hasil Galian (HER Long Arm)
2. Galian Tanah Saluran Dan Perapihan Hasil Galian (HER Standar Arm)
3. Macadam Dilapis Aspal
4. Lapisan Agregat
5. Galian Tanah Manual
6. Timbunan Tanah Manual
7. Sandcementbag (1PC : 6PS)
7
SPESIFIKASI UMUM
Kelompok pekerjaan harus diukur dengan angka bulat yang dipasang dan disetujui pada
setiap pekerjaan dicantumkan ke dalam lembar inspeksi. Jumlah pembayaran akan
ditentukan dengan mengalikan dengan harga satuan pekerjaan dan dibulatkan pada
bilangan bulat terdekat. Jenis pekerjaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
sebagai berikut:
1. Papan Nama Pelaksanaan Pekerjaan
2. Dokumentasi
3. As Bulit Drawing, Copy dan Jilid Laporan Harian, Mingguan Dan Bulanan
4. Penggambaran dan Cetak Uitzet
5. Membuat Dan Membongkar Kistdam
6. Pengadaan Dan Pemancangan Cerucuk Gelam 8/10
7. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Air
8. Pembongkaran Bangunan Pintu Air
Kelompok pekerjaan ini harus diukur dengan 2 (dua) angka desimal dan dikalikan
dengan jumlah pekerjaan tiapsatuan panjang atau cakupan dan disetujui oleh Direksi
pada setiap tahapan pekerjaan dan dicantumkan di dalam lembar inspeksi. 1 ton
diartikan sama dengan masa 1.000 kg.
Jumlah pembayaran akan ditentukan dengan mengalikan jumlah terukur dengan harga
satuan pekerjaaan dan dibulatkan ke dalam bilangan bulat terdekat.
Jenis pekerjaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:
1. Pembesian
Kelompok pekerjaan ini harus diukur dan dibayar sebagai satu kesatuan pekerjaan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah:
1. Mobilisasi, Demobilisasi Peralatan Dan Personil
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
8
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL 1
PEKERJAAN UMUM
Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan, alat ukur, dan alat-alat
penunjang lain yang digunakan untuk pelaksanaan menjadi tugas Penyedia Jasa. Semua
ongkos melalui jalur darat maupun sungai, bongkar muat, retribusi, asuransi dan
ongkos-ongkos lain yang berkaitan dengan ini menjadi beban Penyedia Jasa dan sudah
diperhitungkan dalam analisa biaya.
1. Sewa Tanah
Sewa tanah digunakan untuk menempatkan bahan material pekerjaan, dengan
satuan m2 dan tidak dihitung karena menjadi tanggung jawab penyedia jasa
pemborongan.
2. Peralatan
Mobilisasi peralatan harus diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan melewati
jembatan, jalan dan saluran yang sudah ada (memerlukan perbaikan, bongkar
pasang, penggalian dan penimbunan kembali) disamping itu Crew alat berat harus
merupakan tenaga yang ahli, terampil dan sudah berpengalaman bekerja di lahan
rawa.
Mobilisasi peralatan dengan menggunakan dua jenis transportasi :
a. Transportasi darat dengan menggunakan tronton.
b. Transportasi Sungai dengan menggunakan Tugboat dan Ponton.
c. Alat-alat yang dipergunakan dan diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan,
berupa alat berat dan alat bantu lainnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
Untuk satuan pembayaran yang akan digunakan per unit dengan pembayaran
sampai kelokasi pekerjaan.
3. Fasilitas Mobilisasi
a. Sewa rumah untuk Direksi Keet Sebanyak 1 Unit
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan sebuah kantor untuk Direksi
dengan fasilitas dan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan peralatan yang cukup
9
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
seperti meja, kursi, white board, file direksi dan air minum untuk digunakan
sebagai tempat kerja.
Dalam kantor lapangan harus disediakan :
Buku Direksi.
Buku Tamu.
Buku catatan penerimaan bahan.
Buku catatan peralatan dan jumlah tenaga kerja tiap hari.
Gambar kerja dan lembar backup volume pekerjaan.
Desktop.
Laptop.
Printer A4 scaner dan printer A3.
Rak contoh material yang digunakan.
Penyedia Jasa harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut
beserta peralatannya. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen.Penyedia Jasa harus menyediakan air bersih untuk keperluan sehari-
hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain di direksi keet. Kualitas
air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin. Penyedia Jasa
dapat menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan
penyempurnaan dan perlengkapan peralatan jika dianggap perlu.
4. Fasilitas Kantor
Adalah sarana yang penting untuk penunjang pekerjaan dengan lingkup pekerjaan :
a. Peralatan alat tulis kantor (ATK) Lumpsum perbulan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.
b. Handphone sebanyak 7 Unit
Selain sebagai sarana komunikasi dapat dilaksanakan dengan mobile sebagai
penunjang pekerjaan antar Direksi pengawas dengan penyedia jasa dan sebagai
penyimpan data sementara dokumentasi pekerjaan, dengan spesifikasi sebagai
berikut :
RAM 8 GB
Prosesor Snapdragon 665
Media Penyimpanan 128 GB
Kamera belakang 48 MP
10
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
5. Demobilisasi Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan utama yaitu galian tanah, Penyedia Jasa harus
mendatangkan peralatan berat berupa Hydraulic Excavator (HER) dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Jenis dan jumlah alat berat yang didatangkan harus sesuai dengan jumlah yang
ada dalam dokumen penawaran. Keperluan pelaksanaan pekerjaan berkaitan
dengan lebar saluran yang akan dilaksanakan
b. Tersedia atau terjaminnya suku cadang
c. Mobilisasi alat HER harus diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan melewati
jembatan, jalan dan saluran yang sudah ada (memerlukan perbaikan, bongkar
pasang, penggalian dan penimbunan kembali)
d. Alat-alat yang dipergunakan dan diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan,
berupa alat berat dan alat bantu lainnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
e. Penggunaan alat-alat berat dari pihak Ketiga (menyewa atau bekerjasama) juga
merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pihak Penyedia Jasa dan tidak boleh
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Memulangkan alat-alat berat dari lokasi pekerjaan (demobilisasi)
a. Demobilisasi alat-alat berat dan alat bantu lainnya dari lokasi pekerjaan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
b. Penggantian Spare part atau alat bantu lainnya, semuanya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dan tidak boleh menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Kedatangan dan pengeluaran alat alat berat dan atau alat bantu lainnya harus atas
sepengetahuan/ijin dari PPK
11
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
Penyedia Jasa diperbolehkan dengan ijin dari Direksi, setiap saat selama pelaksanaan,
melakukan perubahan, pengurangan dan atau penambahan sarana pelaksanaan dan
personil.
Mobilisasi untuk semua peralatan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan harus
selesai sebelum pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang disetujui oleh Direksi.
Penggantian Spare part atau alat bantu lainnya, semuanya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dan tidak boleh menghambat pelaksanaan pekerjaan.Demobilisasi akan
termasuk pemindahan semua peralatan dari lokasi sesuai dengan jadwal yang
disetujui oleh Direksi.
Untuk mobilisasi dan demobilisasi dengan harga satuan lumpsum yang akan dibayarkan
adalah sebagai berikut:
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
lump-sum dimana pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan, penanganan, perawatan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang
diperlukan dan semua biaya lain yang perlu serta pembangunan, penggunaan/operasi
kantor sementara, pemeliharaan dan pembongkarannya yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Pekerjaan papan nama pelaksanaan pekerjaan sebanyak 6 (enam) buah sesuai dengan
volume yang tertera dalam daftar kuantitas dan harga. Papan nama pelaksanaan
pekerjaan dipasang dilokasi yang mudah terlihat sesuai dengan persetujuan direksi
pekerjaan serta material dan ukuran dengan ketentuan:
1. Papan nama proyek berukuran 80 x 140 cm, menggunakan bahan flexy 440 gr
dengan rangka plywood 9 mm dan di beri frame list kayu 1/4 , dipasang setinggi 2,5
m dari muka tanah menggunakan tiang dan rangka kayu 5/7.
2. Permukaan papan nama dicetak warna putih, tulisan menggunakan warna hitam.
Frame, tiang dan rangka kayu di cat selanjutnya Materi tulisan akan ditentukan
kemudian oleh pemberi tugas kemudian.
Pembayaran diukur berdasarkan jumlah papan nama yang sudah dirangkai dan di
pasang dengan stabil di tanah. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa
dianggap sudah termasuk dalam biaya untuk pembangunan, pemeliharaan dan
pembongkarannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
12
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
Pengukuran trase saluran dan jalan sebagiamana yang tertuang dalam gambar desain
atau atas perintah Direksi, pengukuran memanjang dan melintang saluaran mengunkan
alat ukur waterpass atau theodolite yang telah dikalibarasi terlebih dahulu.
Terhitung 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
PPK , Penyedia Jasa harus sudah melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan
yang pelaksanaannya harus bersama dan dibawah pengawasan PPK . Pengukuran dan
pematokan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa setelah terlebih dahulu memperoleh
persetujuan PPK. Persetujuan akan diberikan bila PPK berpendapat bahwa program dan
metoda kerja pengukuran dan pematokan termasuk keahlian dan ketrampilan personil
serta kondisi alat ukur memenuhi ketentuan dalam KAK dan selaras dengan rencana
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Lokasi dan kondisi patok bench mark yang sudah tersedia dilokasi pekerjaan beserta
tambahannya dan informasi penting lainnya akan diberikan PPK kepada Penyedia Jasa
segera setelah SPMK diterbitkan. Penyedia Jasa berkewajiban menjaga patok-patok
memanjang dan melintang saluran dan bench mark selama jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan segera mengganti patok-patok yang rusak dengan patok baru. Guna
menjaga mutu pengukuran dan pematokan, Penyedia Jasa berkewajiban untuk secara
periodik melakukan kalibrasi instrumen/alat ukur.
Bila dalam jangka waktu berlakunya kontrak ternyata ada data pengukuran yang hilang
atau tidak tercatat dalam pelaksanaan pengukuran diatas, Penyedia Jasa bertanggung
jawab atas segala biaya yang diakibatkan baik langsung maupun tidak langsung oleh
kesalahannya.
Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran dan jalan harus dilaksanakan dengan
jarak/interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi PPK khususnya pada
tikungan saluran jarak tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai dari titik awal
tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan baik untuk garis sumbu
saluran maupun ROW.
Patok-patok harus dibuat dari kayu kelas 3, dengan ukuran diameter 10 cm, diatas tanah
40 cm. Patok-patok diberi keterangan kode nomor dan cat merah yang diberi paku
payung
Lokasi patok-patok bench mark dan patok traverse yang telah ada dilokasi pekerjaan akan
diberitahukan kepada Penyedia Jasa oleh PPK segera sesudah diterbitkan SPMK. Bila
diperlukan, Penyedia Jasa wajib menambah patok bench mark dan patok referensi lainnya
sesuai dengan kebutuhan dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keamanan dan
kondisi patok bench-mark, patok tambahan dan patok pembantu lainnya sebagai basis
pekerjaan pengukuran, serta bertanggung jawab menetapkan dengan benar tata letak
sumbu as saluran dan bangunan, profil memanjang & melintang,
13
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
Data pengukuran harus diplot pada gambar pengukuran sebagai persiapan gambar kerja
yang tata cara dan proses untuk persetujuannya mengikuti ketentuan yang diuraikan
pada butir F (Penggambaran dan Cetak Uitzet).
Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
meskipun dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan persetujuan dari
PPK . Data pengukuran yang telah memperoleh persetujuan PPK , dipergunakan sebagai
dasar penghitungan kuantitas/prestasi kerja Penyedia Jasa beserta pembayarannya.
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan melakukan kalibrasi semua peralatan untuk survey
dan pengukuran di lokasi kerja yang diperlukan dan digunakan untuk pengukuran tata
letak (setting out survey) pekerjaan sehingga memenuhi sistem jaminan mutu.
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan meter maju, untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan meter maju
dibayarkan setalah hasil pengukuran selesai yang dilengkapai dengan back up data (data
ukur) dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang
perlu.
Bila terjadi perubahan lokasi pekerjaan sedangkan pada rencana lokasi awal tersebut
telah dilakukan pengukuran maupun pemasangan patok, maka kuantitas hasil
pengukuran dan pematokan tersebut tidak termasuk ke dalam presentase kemajuan
pekerjaan.
ST-1.4 DOKUMENTASI
Penyedia Jasa harus membuat digital photographs berwarna menggunakan digital camera
(minimal resolusi 20 Megapiksel), yang menunjukkan progres pekerjaan progress 0%,
50% dan 100%.
Titik pengambilan foto dokumentasi menggunakan digital camera harus berada pada
lokasi sama dengan latar pemandangan yang sama dan jarak interval per 500 m' atau
sesuai dengan persetujuan Direksi.
Untuk setiap dokumentasi item pekerjaan disertai kartu berisi uraian singkat nama item
pekerjaan, lokasi dan tanggal masing-masing foto. Hasil tiap dokumentasi haruslah jelas
dan item pekerjaan tidak tertutup oleh kartu keterangan pekerjaan. Soft copy
dokumentasi tersebut akan dilaporakan setiap minggunya kepada Direksi dan pengawas
sesuai dengan kemajuan progres realisasi juga ditampilkan sebagai lampiran dalam
berkas termijn.
14
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
Untuk dokumentasi menggunakan digital camera akan dicetak dalam kertas foto ukuran
3R (12 cm x 8 cm). Dibuat dalam 3 set album foto ukuran 40 cm x 40 cm isi 20 lembar
atau sesuai dengan persetujuan Direksi. Tiap halaman pada album foto berisi foto
dokumentasi dari 2 titik lokasi yang menampilkan kondisi pekerjaan berturut-turut
secara vertikal 0%, 50%, 100%. Soft copy hasil dokumentasi akan menjadi milik penerima
jasa.
Kuantitas dokumentasi dihitung berdasarkan jumlah album foto yang sudah tersusun
seperti penjelasan di atas dan telah disetujui oleh Direksi.
Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan dokumentasi
harus dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.
Sesudah seluruh bagian Pekerjaan Permanen yang digambarkan di dalam gambar kontrak
selesai dilaksanakan, gambar Purna Laksana/ As Built Drawing dari bagian pekerjaan
permanen tersebut, setelah disetujui oleh Direksi, harus ditandatangani bersama oleh
Direksi dan Penyedia Jasa atau wakil-wakilnya.
Gambar-gambar Purna Laksana harus dibuat pada kertas yang dapat direproduksi dan
berkualitas baik, sehingga dapat dicopy dengan hasil yang jelas dan dapat dibaca dengan
jelas. Seperangkat gambar purna laksana yang telah jadi harus diserahkan kepada Direksi
untuk diperiksa dan disetujui dalam waktu 30 hari setelah pekerjaan-pekerjaan itu
diselesaikan.
Penyedia Jasa harus menyiapkan laporan rinci sebagaimana yang tertulis pada SSUK pasal
54 atau dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Pada setiap hari Jumat, Penyedia Jasa
harus sudah menyerahkan laporan mingguan kepada Direksi.
15
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
Sebelum hari kesatu tiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan perkiraan
kemajuan/progres bulanan dalam bentuk yang telah disepakati oleh Direksi secara rinci
tentang kemajuan pelaksanaan selama bulan sebelumnya.
Penyedia jasa harus menyiapkan copy dokumen dan menjilid laporan harian, mingguan,
dan bulanan yang sudah ditanda tangani oleh pihak penyedia jasa dan disetujui oleh PPK
dimana dokumen tersebut masing-masing dibuat dalam 5 (lima) set, yaitu 1 (satu)
dokumen asli dan 4 (empat) copy.
Kuantitas dihitung berdasarkan jumlah set laporan yang sudah tersusun seperti
penjelasan di atas dan telah disetujui oleh Direksi.
Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan ini harus
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa.
Gambar-gambar yang sudah disetujui Direksi tersebut dibuat dan diserahkan kepada
Direksi dalam rangkap 5 (lima) yaitu 1 (satu) asli dan 4 (empat) copy beserta tempat
menyimpan gambar-gambar tersebut.
Item pekerjaan Penggambaran dan cetak uitzet dinyatakan 100% bila jumlah lembar
penggambaran telah mencapai volume yang tertera di Daftar Kuantitas dan Biaya.
Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan ini harus
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa.
16
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
Penyedia Jasa akan membuat pengaturan untuk pertolongan setiap kecelakaan yang
secara kebetulan terjadi di lapangan dalam bentuk unit pertolongan pertama yang sesuai
dengan persyaratan-persyaratan. Dan harus bertanggung jawab serta menanggung
semua biaya yang berhubungan dengan pelayanan pertolongan pertama tersebut
termasuk pengiriman / pengangkutan dengan ambulan untuk pekerja yang terluka atau
sakit ke rumah sakit. Pertolongan pertama juga harus disediakan untuk Pemilik dan
Direksi, tanpa dipungut biaya, juga untuk pekerja-pekerjanya di lapangan.
Penyedia Jasa akan membangun sebuah sistem pengaturan dan organisasinya untuk
pekerjaan-pekerjaan dan menyampaikan program kepada Direksi untuk persetujuannya.
Sistem kontrol keamanan akan mempunyai kapasitas peralatan, fasilitas dan personil
yang memadai untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan bagi orang-orang dan
harta benda terkait.
Sistem kontrol keamanan akan dioperasikan sesuai dengan program yang disetujui yang
disusun berdasarkan aturan-aturan dan hukum di Indonesia. Direksi atau Wakil Direksi
berhak untuk memerintahkan Penyedia Jasa dalam pengoperasian sistem tersebut dari
waktu ke waktu, jika dianggap perlu menurut Direksi.
Penyedia Jasa mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk pencegahan terhadap
resiko-resiko kehilangan nyawa atau kecelakaan bagi orang-orang yang dipekerjakan
pada pekerjaan atau pekerja dari Pengguna Jasa dan Direksi atau pengunjung-
pengunjung atau untuk orang-orang yang mempunyai alasan yang cukup berada di
tempat pekerjaan dan terakhir harus mengadakan penjagaan seperlunya pada pekerjaan
sesuai dengan perintah dari Direksi.
Penyedia Jasa akan mengambil semua pencegahan yang perlu terhadap kerusakan pada
harta benda pemilik atau selain pemilik yang letaknya berdekatan atau berada di lokasi.
Penyedia Jasa akan memenuhi peraturan-peraturan pencegahan adanya kecelakaan dan
peraturan-peraturan keselamatan baik lokal atau nasional dari instansi yang berwenang
di Indonesia.
Penyedia Jasa harus menunjuk Petugas Keselamatan yang mampu, berkualitas dan
berpengalaman yang perannya termasuk mempromosikan secara aktif konsep-konsep
keselamatan kerja kepada seluruh pekerja dari Penyedia Jasa. Petugas tersebut akan
melaporkan kondisi-kondisi yang kurang aman kepada Site Manager dari Penyedia Jasa
yang harus segera melakukan tindakan koreksi terhadap setiap kondisi yang kurang
aman tersebut. Petugas keselamatan harus memegang peran utama dalam pertemuan
secara periodik tentang keselamatan kerja dengan pemilik dan pertemuan dengan
pengawas-pengawas Penyedia Jasa, mandor dan pekerja. Penyedia Jasa akan melaporkan
segera kepada Direksi semua kecelakaan akibat dari operasional.
Penyedia Jasa akan mengambil setiap tindakan pencegahan terhadap kebakaran di atau
didekat lokasi dan akan menyediakan apapun yang menurut pertimbangan Direksi
mencukupi, perlengkapan pemadam kebakaran yang siap dipakai pada semua bangunan,
17
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL I - PEKERJAAN UMUM
gedung atau tempat pekerjaan yang sedang dilaksanakan, termasuk tempat tinggal, barak
pekerja dan lokasi kantor yang disediakan untuk Wakil Direksi. Penyedia Jasa akan
menjaga perlengkapan pemadam kebakaran yang diperlukan, dalam kondisi yang baik
sampai pekerjaan diterima oleh pemilik.
Penyedia Jasa harus segera memadamkan api yang terjadi di lokasi, dimanapun api
berasal. Dengan memperhatikan ini, Penyedia Jasa akan menggunakan semua kebutuhan
peralatan dan tenaga kerja guna memadamkan kebakaran sampai batas kemampuan
perlengkapannya dan tenaga kerja yang dipekerjakannya pada lokasi termasuk
perlengkapan dari Sub Penyedia Jasa.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan dari
pasal ini sudah dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan yang dimasukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Prestasi pekerjaan diukur berdasarkan item-item K3 yang telah terpenuhi jumlahnya atau
jumlah kegiatan K3 yang sudah dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam AHSP
SMK3 dalam kontrak.
Biaya untuk item pekerjaan/biaya diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan kegiatan ini harus
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa.
18
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH
PASAL II
PEKERJAAN TANAH
Pohon, rumpun bambu, semak-belukar dan vegatasi lain yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan stripping dilokasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja atau
perintah Direksi harus dicabut, dibabat dan dibersihkan.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan per meter persegi (m2) luas lokasi
pekerjaan yang diukur secara mendatar sesuai dengan gambar atau perintah Direksi.
ST-2.1.2 Pengukuran
Pengukuran dilakukan berdasarkan satuan per meter persegi (m 2) luas lokasi pekerjaan
yang diukur secara mendatar sesuai dengan gambar atau perintah Direksi.
ST-2.1.3 Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
ST-2.2 GALIAN
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah biasa, tanah lunak atau tanah rawa
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses
dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman, pengeringan dan
lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan/pembuangan material hasil galian
kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara
(stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Excavator Hidrolic yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah saluran dan perapihan
hasil galian peralatan utama pekerjaan excavator dengan dengan spesifikasi sebagai berikut:
Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan dalam
penggunaannya dan dalam kondisi operasi yang baik. Alat yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, tidak boleh di pergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Penyedia jasa melampirkan Brosur alat yang digunakan serta dukungan alat (sewa) dan foto
copy invoice alat (kepemilikan).
19
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH
Galian tanah saluran dilaksanakan dengan lebar dan elevasi galian saluran harus
mencapai elevasi pada gambar shop drawing pekerjaan sesuai dengan gambar pada
masing-masing jenis saluran yang sudah ditentukan. Dalam hal pekerjaan galian
melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja (gambar hasil pengukuran pra-
konstruksi) Penyedia Jasa dengan Biayanya sendiri harus menimbun bagian tersebut
dengan bahan timbun yang disetujui Direksi.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang
digunakan, pengangkutan/pembuangan ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan
sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi
galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
Jasa harus segera diperbaiki dengan Biayanya sendiri. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan guna
persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan dilaksanakan.
Bila Direksi berpendapat bahwa tanah hasil galian memenuhi syarat sebagai bahan
timbun sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka tanah hasil galian tersebut
harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen seperti tanggul, timbunan badan jalan,
saluran dan bangunan.
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan kandungan
air yang tinggi, maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu dilokasi
yang disediakan Penyedia Jasa dan disetujui Direksi yang dilengkapi dengan fasilitas
drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan, pengeringan dan lain-lain
untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah bahan
timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia Jasa dan telah disetujui Direksi. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2.0 m
dan tidak diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi disekitarnya. Bila dianggap perlu
Penyedia Jasa wajib menutup timbunan hasil buangan dengan tanah yang baik bila
menurut Direksi timbunan hasil galian tersebut berdampak negatip terhadap lingkungan
disekitarnya, Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Galian tanah untuk saluran harus dilaksanakan sesuai dengan dimensi, kemiringan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja, atau sesuai petunjuk Direksi. Tanah buangan hasil
galian harus dibuang kiri kanan saluran secara teratur dan lurus sesuai gambar yang
disetujui oleh Direksi. Hasil galian harus dirapikan dengan alat excavator dan/atau
dengan tenaga manusia. Sampah dan pohon-pohon kecil dibuang keluar jalur pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memastikan bahwa tidak ada sampah maupun tanaman yang
mengapung dan mengganggu aliran air di saluran. Dimensi galian bangunan irigasi rawa
dan bangunan pelengkap yang diperhitungkan dalam pembayaran pekerjaan tersebut
dibatasi sesuai dengan ketentuan dibawah ini, kecuali apabila karena suatu sebab
ditentukan lain oleh Direksi.
20
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH
Kemiringan
Bangunan di lokasi tanah biasa atau Kondisi Galian
Dimensi
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1.0 - tanah lunak/rawa
untuk sementara 1:0.5 - tanah lunak/rawa
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1.0 sampai 1:1.5 - diatas muka air
secara permanen 1:2.0 - dibawah muka air
- Jarak horizontal batas galian dari tepi
0.5 m -
luar Pondasi bangunan
- Lebar berm pada setiap 3.0 m
0.5 m -
kedalaman galian
Galian tanah untuk saluran diklasifikasikan dalam beberapa tipe galian sesuai dengan
jenis saluran, kondisi dan lokasi daerah penggalian serta alat yang digunakan sebagai
berikut:
1. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran primer, yaitu galian tanah
pada saluran primer yang diangap dapat dilaksanakan dengan menggunakan
excavator long arm
2. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran sub-primer, yaitu galian
tanah pada saluran sub-primer yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator standar arm.
3. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran sekunder, yaitu galian tanah
pada saluran sekunder yang dianggap dapat dilaksanakan dengan menggunakan
excavator standar arm.
4. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran sub-sekunder, yaitu galian
tanah pada saluran sub-sekunder yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator standar arm.
5. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran taman nasional, yaitu galian
tanah pada saluran taman nasional yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator long arm.
6. Galian saluran dan perapihan hasil galian pada saluran penangkis utara, yaitu galian
tanah pada saluran penangkis utara yang dianggap dapat dilaksanakan dengan
menggunakan excavator long arm.
ST-2.2.1.2 Pengukuran
Pengukuran hasil galian sebagai dasar pembayaran adalah hasil galian dalam satuan
meter kubik (m3) galian tanah yang berada diluar saluran dalam kondisi relatif bersih
dari sampah dan pohon-pohon kecil, dengan ketentuan sebagaai berikut:
1. Galian saluran dan perapihan hasil galian (Pada saluran primer);
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah yang diukur
berdasarkan tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan
jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran
prestasi kerja yang terakhir.
2. Galian saluran dan perapihan hasil galian (Pada saluran sub-primer);
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah yang diukur
berdasarkan tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan
jarak sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran
prestasi kerja yang terakhir.
3. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran sekunder)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai
21
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.
4. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran sub-sekunder)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.
5. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran taman nasional)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.
6. Galian saluran dan perapihan hasil galian (pada saluran penangkis utara)
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang
terakhir.
ST-2.2.1.3 Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan galian, pengangkutan hasil galian ke
lokasi pembuangan atau lokasi penampungan sementara (stock-pile), perapian tebing
galian,perataan dan perapihan hasil galian.
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi bangunan pintu dilakukan secara manual dengan
tenaga manusia menggunakan alat bantu. Pelaksanaan pekerjaan galian manual ini
dilaksanakan dengan berpatokan pada profil serta bowplank yang telah dibuat
sebelumnya bersama direksi pekerjaan. Hasil galian selanjutnya ditempatkan sementara
disekitar lokasi pekerjaan yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan untuk nantinya
tanah hasil galian yang baik dapat dipergunakan kembali sebagai bahan timbunan.
Sisa tanah hasil galian yang tidak digunakan harus sudah diangkut/dibuang dari lokasi
pekerjaan selambat- lambatnya 1 x 12 jam sejak dilakukan penggalian. Penyedia Jasa
bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran bila galian
dilaksanakan melampaui batas-batas diatas tanpa persetujuan Direksi dan harus
menimbun dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui Direksi dengan
Biaya ditanggung Penyedia Jasa.
ST-2.2.2.2 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran adalah volume galian tanah yang diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang terakhir.
ST-2.2.2.3 Pembayaran
22
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan
Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati
atau atas perintah Direksi, berdasarkan tujuannya urugan kembali digolongkan dalam 2
(dua) tipe, ialah:
1. Urugan kembali untuk bangunan pintu air dan bangunan lainnya di lokasi lain
sesuai dengan perintah Direksi (tipe 1).
2. Urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan untuk
saluran pengelak sementara/dewatering/cofferdam dan lokasi lain yang ditetapkan
Direksi (tipe 2).
Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi bangunan atau
lokasi lain sesuai persetujuan Direksi. Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja,
bahan dan peralatan yang direncanakan akan digunakan, kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan kembali dilaksanakan.
Urugan tanah dilaksanakan pada lubang bekas galian dengan dipadatkan secara manual
maupun mekanis dengan alat stamper. Semua urugan harus mencapai kerataan atas
dengan disisakan ketinggian yang cukup untuk mengembalikan kondisi permukaan
semula.
ST-2.3.2 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran untuk pekerjaan urugan kembali dilakukan dalam satuan
meter kubik (m3) sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Volume
yang dihitung yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak
melampaui elevasi permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran
sebelum dan segera setelah pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan diatas Pondasi
tanah lembek dimana settlement dan land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai
perintah Direksi.
ST-2.3.3 Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
23
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL II - PEKERJAAN TANAH
dari halaman proyek. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi
jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas
bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
ST-2.4.2 Pengukuran
ST-2.4.3 Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat diberi
toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh Direksi.
2. Jalan/tanggul
a. permukaan jalan : - 0 cm + 30 cm
b. lebar jalan : - 0 cm + 10 cm
c. jalur : ± 5 cm
3. Galian bangunan
a. dasar galian : + 0 cm - 5 cm
24
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
PASAL III
PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan penghamparan agregat kasar ukuran 5/7 dan agregat
3/5. Pemadatan menggunakan alat berat tandem roller dengan hasil ketebalan 10 cm.
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan yang sedemikian hingga
kuantitas agregat adalah seperti yang di syaratkan dan diperoleh permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6-8 ton yang bergerak dengan
kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan bila dilakukan dalam arah memanjang,
dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju kesumbu jalan. Lintasan
penggilasan harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil
(minimum 6 lintasan).
Agregat kasar harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stone-crusher) atau
kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam Spesifikasi ini.
Bilamana terdapat keterlambatan antara pengerjaan lapis agregat pengunci dan lapis
berikutnya, Penyedia Jasa harus memelihara permukaan agregat pengunci dalam kondisi
baik sampai lapis berikutnya dihampar.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penangganan/
perlakuannya kepada Direksi untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.
Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber
agregat/quarry maupun dilokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang
berasal dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran
yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan
penanganan/perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Penyedia Jasa harus menyediakan alas dari material yang kedap air untuk tempat
menyimpanan sementara agregat agar tidak bercampur dengan tanah disekitarnya atau
terkontaminasi dengan bahan lain.
ST-3.1.2 Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran dari Lapis agregat harus merupakan jumlah
meter kubik bahan yang dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil kali luas
yang diukur dan diterima dan tebal terpasang yang diambil dari tinggi rata-rata agregat
pokok.
Lebar lokasi Lapis agregat yang akan dibayar harus seperti yang tercantum dalam
Gambar atau yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan dan harus ditentukan dengan
25
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
Panjang Lapis agregat sepanjang jalan harus diukur sepanjang sumbu jalan, dengan
menggunakan prosedur survei menurut ilmu ukur tanah.
ST-3.1.3 Pembayaran
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3). Kuantitas yang
sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar menurut Harga Kontrak persatuan
pengukuransesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi,
penghamparan dan pemadatan seluruh bahan, termasuk semua pekerja, alat, pengujian,
alat-alat kecil dan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pekerjaan ini terdiri dari lapis perkerasan terbuat dari agregat yang diikat oleh aspal
keras atau asbuton (termasuk aspal cair atau emulsi untuk lapis ikat awal) dimana bahan
pengikat ini akan masuk kedalam agregat setelah pemadatan.
Aspal dan agregat yang akan dipergunakan untuk pekerjaan badan jalan termasuk
supliernya harus terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji
laboratorium kepada Direksi guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Aspal dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara
kualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat
persetujuan Direksi tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum
dipergunakan sebagai material badan jalan.
Aspal dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.
Macadam lapis aspal tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah, selama
hujan atau hujan akan turun. Aspal emulsi tidak boleh disemprotkan setelah jam 15.00.
Bilamana digunakan aspal panas maka temperatur perkerasan saat aspal disemprotkan
tidak boleh kurang dari 25°C.
Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan
selanjutnya sampai waktu yang ditentukan dimana Pengawas Pekerjaan menyetujui
permukaan akhir dapat dibuka untuk lalu lintas.
Standar Rujukan
26
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
SNI 2439:2011 Cara Uji Penyelimutan dan Pengelupasan pada Campuran Agregat-Aspal.
SNI 4798:2011 Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik.
SNI 4799:2008 Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang.
SNI 7619:2012 Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada Agregat Kasar.
ST-3.2.1.1 Material
Material harus terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup (hanya
digunakan untuk lapis permukaan) dan aspal keras atau asbuton (termasuk aspal cair
atau emulsi). Setiap fraksi agregat harus disimpan terpisah untuk mencegah
tercampurnya antar fraksi agregat dan harus dijaga agar bersih dari benda-benda asing
lainnya.
1. Agregat
Agregat harus terdiri dari bahan yang bersih, kuat, awet, bebas dari lumpur dan
benda-benda yang tidak dikehendaki.
2. Aspal
Bahan aspal haruslah aspal keras Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ASTM
D946/946 M-15.
3. Emulsi
Aspal Emulsi yang digunakan adalah jenis CRS atau CMS yang memenuhi ketentuan
SNI 4798:2011.
4. Aspal Cair
Aspal cair yang digunakan adalah jenis MC 70 yang memenuhi ketentuan SNI
4799:2008.
5. Air
Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan kepada
Direksi untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan jalan. Bila
dipandang perlu oleh Direksi, kualitas air yang akan digunakan, dipastikan dengan
uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.
ST-3.2.2 Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran dari Macadam lapis aspal harus merupakan
jumlah meter kubik bahan yang dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil kali
luas yang diukur dan diterima dan tebal terpasang yang diambil dari tinggi rata-rata
agregat pokok.
Lebar lokasi Macadam lapis aspal yang akan dibayar harus seperti yang tercantum dalam
Gambar atau yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan dan harus ditentukan dengan
survei pengukuran yang dilakukan Penyedia Jasa di bawah pengawasan Pengawas
Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan tegak lurus sumbu jalan dan tidak boleh meliputi
lapisan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi Macadam lapis aspal
yang dihampar. Lebar yang digunakan untuk menghitung luas pada setiap lokasi
perkerasan yang diukur harus merupakan lebar rata-rata dari pengukuran lebar yang
diukur dan disetujui.
Panjang Macadam lapis aspal sepanjang jalan harus diukur sepanjang sumbu jalan,
dengan menggunakan prosedur survei menurut ilmu ukur tanah.
27
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL III - PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
ST-3.2.3 Pembayaran
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3). Kuantitas yang
sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar menurut Harga Kontrak persatuan
pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah ini dan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi, penghamparan dan pemadatan seluruh
bahan, termasuk semua pekerja, alat, pengujian, alat-alat kecil dan hal-hal yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
28
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL IV - PEKERJAAN PENGERINGAN
PASAL IV
PEKERJAAN PENGERINGAN
Semua pekerjaan permanen dan pekerjaan sementara harus dikerjakan dalam kondisi
tanah yang kering, sesuai dengan ketentuan perintah Direksi. Sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen lelang, Penyedia Jasa wajib untuk mempelajari dan memahami kondisi
lokasi pekerjaan baik fisik, geografi maupun sosial-ekonomi masyarakat sebagai landasan
untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi irigasi di wilayah tersebut
yang harus diusulkan dalam dokumen lelang termasuk rencana kerja untuk pekerjaan
sementara yang diperlukan untuk penyelesaian seluruh pekerjaan.
Paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan setiap bagian dari pekerjaan ini,
Penyedia Jasa harus sudah mendapat persetujuan Direksi untuk rencana operasi,
termasuk gambar desain, rincian kistdam dan jika diperlukan fasilitas pengelak,
pekerjaan pelindung lainnya, material, metoda kerja, jadwal kerja dan report/laporan
pendukung untuk rencana tersebut. Dokumen tersebut termasuk lay-out, design criteria,
dan kapasitas dari sistem pengelak aliran. Hal-hal diatas harus diselaraskan dengan hasil
sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa tidak
diperbolehkan melaksanakan pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi,
tetapi persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawabnya dalam kontrak.
Kistdam harus direncanakan dan dikerjakan sehingga semua aliran air tidak mengganggu
stabilitas kistdam atau melimpas diatasnya dan tidak menimbulkan kerusakan disekitar
pelaksanaan pekerjaan bangunan air.
Kistdam yang dibangun berjarak cukup jauh dari lokasi pekerjaan pintu air sehingga
antara pekerja tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan masing-masing.
Kistdam yang dibangun terbuat dari kayu gelam ukuran 8-10 cm yang dipasang secara
vertikal dan horizontal serta dilapisi plastik terpal yang kedap air, sesuai dengan
kedalaman dan lebar saluran sehingga air tidak melimpas diatasnya. Kistdam harus
dibuat dengan kokoh sehingga tidak terjadi guling akibat dorongan air. Air yang masih
menggenang akan dibuang menggunakan pompa air diesel sehingga lokasi pekerjaan
pintu cukup kering untuk memulai pekerjaan konstruksi bangunan pintu air.
Operasi pompa untuk pengeringan lokasi kerja diperbolehkan berhenti, dipindahkan atau
dirubah lokasinya tanpa ada persetujuan tertulis Direksi. Pompa dan fasilitas drainasi
harus dijaga selalu dalam kondisi yang baik untuk beroperasi tanpa diberi biaya tambah,
sampai Direksi memberitahukan waktu untuk diambil/dipindahkan, dan harus
dipindahkan pada waktu yang disepakati Direksi, setelah peralatan tersebut selesai
dipergunakan. Pemindahan/pembongkaran peralatan tersebut harus diupayakan tidak
akan mengganggu kegiatan penyelesaian pekerjaan. Bila pemindahan peralatan tersebut
29
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL IV - PEKERJAAN PENGERINGAN
Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat saluran pengelak. Rencana relokasi saluran
dan/atau pengeringan yang disusun dalam gambar hanyalah rencana tentative yang
dibuat oleh Direksi sebagai informasi bagi Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa tidak harus
terikat pada rencana tersebut. Segala resiko yang timbul karena interpretasi terhadap data
dan informasi yang ditunjukkan dalam gambar tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Setelah bangunan pintu air selesai dikerjakan, kistdam dan dan peralatan pengeringan
lainnya harus dibongkar dan dibersihkan dari lokasi pekerjaan sehingga kelancaran
aliran air dari hulu ke hilir dapat dijamin kelancarannya.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas segala kerusakan yang terjadi pada
bangunan yang dikerjakan, fondasi dan fasilitas sementara yang diakibatkan oleh banjir
dan aliran sungai atau kerusakan pada kistdam maupun bangunan pengelak serta
memperbaikinya dengan biayanya sendiri.
ST-4.2 PENGUKURAN
1. Setelah kistdam dibuat/dipasang di bagian depan dan belakang pintu air serta telah
disetujui oleh Direksi, dibayar sebesar 50%.
2. Setelah pembongkaran kistdam, pompa air dan peralatan lainnya untuk pengeringan
dan telah dilakukan pembersihan pada bangunan yang bersangkutan dan dilakukan
test pengaliran pada bangunan pintu air yang bersangkutan dan telah diterima oleh
Direksi, dibayar 50%.
ST-4.3 PEMBAYARAN
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk menyediakan pekerja, material
dan peralatan, pompa air, bahan bakar untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan
pembongkaran kistdam, saluran pengelak serta fasilitas lainnya, harus dianggap sudah
termasuk dalam biaya untuk pekerjaan Membuat dan Membongkar Kistdam yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
30
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
PASAL V
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan sand cement bag dimaksudkan sebagai perkuatan talud yang dipasang di
bagian hulu dan hilir bangunan pintu air. Sand cement bag terdiri adukan dari semen
dan agregat halus/pasir yang diisi ke dalam karung.
Semen, pasir, air dan untuk campuran sand cement bag harus memenuhi ketentuan yang
diatur pada spesifikasi ini. Sedangkan untuk karung dari bahan yang biasa digunakan
untuk untuk karung pupuk atau karung beras tapi bukan dari bahan goni/karung goni
atau bahan yang mudah lapuk jika terkena air. Ukuran karung 0,40 m 0,60 m 0,15 m.
Penyedia Jasa harus menyampaikan contoh karung yang akan digunakan kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan.
ST-5.1.2 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran adalah jumlah unit sand cement bag bag yang diukur
berdasarkan dimensi rencana pada gambar kerja yang telah disepakati.
ST-5.1.3 Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan bakar, dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran
pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan
beton kepada Direksi guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan
dan perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang
ditanggung konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian
konstruksi yang diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat
dan perancah.
Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan
cetakan beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan
desain dan metoda kerja kepada Direksi guna mendapat persetujuan paling lambat 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar
kerja, dan perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai
untuk pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu harus memenuhi peraturan konstruksi
Kayu Indonesia (PKKI - 1961) dan disetujui Direksi / Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
serta menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat,
penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena
31
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan
pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak
diperhitungkan.
Pekerjaan bekesting memakai kayu yang kuat, rapi dan kaku, sehingga setelah
dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalus.
Ukuran Bekesting harus sesuai dengan ukuran beton rencana dan diberi penggaku
dengan jarak maximum 40 cm serta diberi kayu pengaku dengan jarak 40 cm. Ketinggian
bekesting sesuai dengan konstruksi gambar rencana. Untuk pekerjaan balok,
begesting dilapisi dengan multiplek.
Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 7
(tujuh) hari sesudah beton dituangkan. Cetakan dengan perancah/penopang/penguat.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang penguat/pengunci
terbuat dari kayu dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan mengembang.
ST-5.2.2 Pengukuran
Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m2) cetakan yang diukur adalah luas bersih
permukaan cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan
beton pada konstruksi sambungan, dan ujung penutup.
ST-5.2.3 Pembayaran
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos diameter 6 mm
untuk cincin dan besi polos diameter 8 mm untuk besi pokok yang memenuhi ketentuan
standar SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut:
32
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi untuk pengadaan besi tulangan yang
akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke
lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila
diminta Direksi dengan prosedure baku uji yang disetujui Direks.
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui Direksi. Dua besi tulangan dengan diameter yang
sama yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus
tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi
tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
pemasangannya di lokasi pekerjaan.
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus dipasang
pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan
beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan
kuat menggunakan kawat dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama
proses penuangan dan pemadatan beton. Semua ujung-ujung kawat pengikat harus
ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan desain
tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum
beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.
Pengetesan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh pengawas. Semua biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
33
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Direksi. Kecuali yang sudah ditetapkan
dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak diperkenankan tanpa
persetujuan Direksi. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang
mungkin. Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak
kurang dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara
overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal
selimut beton tetap memenuhi ketentuan.
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah Direksi.
ST-5.3.2 Pengukuran
Pekerjaan pembesian untuk pekerjaan pintu air diukur dalam satuan berat kg (kilo gram)
untuk setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui Direksi .
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sbb:
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 6 8 10 12 16 19 22 25 28
Berat (kg/m) 0,22 0,40 0,62 0,89 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, Direksi akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan dalam
pembayaran.
ST-5.3.3 Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja,
34
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan
semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini. Pembesian untuk beton
dan beton ferrocement tidak dibayar dan dianggap sudahb termasuk dalam harga satuan
pekerjaan beton yang bersangkutan.
Untuk pekerjaan Bangunan Pintu Air, beton yang dilagunakan yaitu mutu beton K.175
harus dilaksanakan di tempat (di lokasi pekerjaan), sehingga semua bahan, peralatan,
tenaga kerja termasuk alat dan personil pengujianm mutu harus disediakan di lokasi
pekerjaan.
ST-5.4.1.1 Material
Beton terdiri dari campuran Semen, Air, Pasir dan Agregat. Tidak boleh ada material lain
yang diijinkan kecuali dengan persetujuan Penyedia Jasa Konsultan Perencana, Pengawas
atau Direksi pekerjaan. Setelah beton mengeras, maka harus diperoleh suatu material
yang rapat, padat dan awet.
Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji laboratorium kepada
Direksi guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan. Semen dan agregat harus
disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya, dan meskipun sebelum
realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan Direksi tetapi masih perlu
diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.
ST-5.4.1.1.1 Semen
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang
sesuai dengan ketentuan AASHTO M85 Type-1 atau sesuai dengan yang disetuji oleh
Direksi.
Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas pada
kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering, hujan tidak
bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah kerusakan
semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah menunjukkan tanda-tanda
kerusakan, mulai menggumpal dan mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan tidak
boleh dipakai.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada Direksi untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak boleh
lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2 (dua) bulan,
tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.
35
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan dan
lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari gudang dan
tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari gudang harus
berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen ditata sedemikian
sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
Direksi akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran maksimum 30 mm, tetapi untuk beton pra-cetak dan
beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah Direksi, minimum 20
mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah
ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27:
Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus memenuhi
ketentuan sbb:
Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075 mm sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
36
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah
batu (stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras,
awet, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang
berpengaruh buruk pada beton. Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi
ketentuan dibawah ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan
Persen Lolos (%) Berdasarkan Berat
(mm)
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :
Nilai
Uji laboratorium
Maksimum (%)
Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0
Nilai yang
Karakteristik Agregat Standar Uji
diijinkan
Berat (specific gravity) AASHTO T84 Lebih dari 2,55
Penyerapan air AASTHO T84 Kurang dari 3,0%
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 10%
Akan ditetapkan
Ketahanan alkali-silika Cara kimia
(JIS 1145)
Penyedia Jasa wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penanganan/
perlakuannya kepada Direksi untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.
Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber
agregat/quarry maupun dilokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang
berasal dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran
yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan
penanganan/perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya pekerjaan jalan beton dan lain-lain, Penyedia Jasa
harus menyediakan alas dari material yang kedap air atau bahan lainnya untuk tempat
37
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
menyimpanan sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur
dengan tanah disekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.
ST-5.4.1.1.3 Air
Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk
campuran beton kepada Direksi untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh Direksi, kualitas air yang akan digunakan,
dipastikan dengan uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.
Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin Direksi, dan bahan
tambah yang korosif tidak boleh digunakan:
1. Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204.
2. Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.
Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super plasticizer, set
accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan oleh Direksi sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan di tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
memakai bahan tambah atas beban biaya sendiri. Bila Direksi memerintahkan pemakaian
bahan tambah dalam uji coba campuran beton, Penyedia Jasa wajib melaksanakan
dengan biaya sendiri.
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui
Direksi, Penyedia Jasa wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk
semua tipe beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi
campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada Direksi
untuk dikaji dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan Direksi berdasarkan hasil
dari uji coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia Jasa, dan
selama pelaksanaan pekerjaan Direksi mungkin akan me-modifikasi proporsi campuran
untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan, kekentalan
campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen yang
minimum.
Proporsi campuran yang telah disetujui Direksi, segera dikonversikan pada proporsi
setiap bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan
bahan tambah kimia berdasarkan volumenya.
38
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji
kuat tekan benda uji beton untuk tiap 6 m3 berbentuk silinder dengan diameter 15 cm
dan panjang 30 cm dengan umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTo T23
sebagai berikut :
Kuat tekan umur 28 hari Perkiraan
Ukuran Rasio Kisaran
(kg/cm2) kandungan
Tipe beton maksimum maksimum nilai slump
Kubik Silinder semen
agregate (mm) air/semen (cm)
15 cm 15cmx30cm (kg/cm3)
Tipe-(K175) 200 175 40(20 mm)* 0,50 300 5 ~ 12
Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
Lingkup Pekerjaan meliputi semua tenaga, bahan dan peralatan bantu untuk pekerjaan
pengadukan beton K.175 dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Maka semen,
agregat kasar dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit tiga kali
sesudah air dicampur, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang
sama / merata. Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan
tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus
diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-
bahan ditempatkan.
Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen
maupun non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan
penuangan beton kepada Direksi untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut
harus menguraikan secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang
meliputi akses menuju ke lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja,
metoda, tahapan dan urutan kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan
pembuatan benda uji dan uji laboratorium yang akan dikerjakan.
Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja diatas disetujui
Direksi. Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian,
cetakan, pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan
tertanam dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui Direksi termasuk
keamanan akses menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.
Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut
ke lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan
aman bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan
(workability) pada waktu dan tempat pengecoran.
Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
39
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan ( construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah Direksi.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan Direksi.
Bila Direksi menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat
dikerjakan dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan
banyaknya benda yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-
lain, Penyedia Jasa harus menambahkan superplasticizer kedalam adukan beton untuk
menambah keenceran adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan
plasticizer Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi rincian datanya termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaanya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh Direksi , Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam
pelaksanaan pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan
adukan beton dan menambah kedap air.
40
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan
lain-lain untuk mendapat persetujuan.
Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam
sejak pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang
digunakan untuk pekerjaan.
Pemadatan dengan memakai alat tongkat pemadat, tongkat pemadat ditusukkan dalam
campuran beton yang dituangkan pada acuan tiap 30 cm. Tongkat pemadat dilarang
mengenai secara langsung penulangan dan pada tempat-tempat beton yang telah
mengeras. Pada setiap titik (bagian pemadatan beton), kerja tongkat pemadat tidak
diperkenankan lebih dari 25 kali tusukan pada setiap lapisan. Tongkat pemadat yang
digunakan dengan ukuran panjang 2000 mm dan diameter 10 mm.
Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun
hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung,
maka pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus
dibuat dan perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus
dilaksanakan. Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai
turun hujan, permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan
rapat dan dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui Direksi untuk
mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta
mencegah kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila kualitas beton dinilai Direksi tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena
Penyedia Jasa mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau
karena sebab-sebab lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor
ulang dengan mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan Direksi
dengan beban biaya Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan kepada Direksi sisa harian volume beton untuk setiap
tipe beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang integral dari
seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu
41
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menurus sejak beton tersebut
dituang.
Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal
yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi
selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa perawatan 7
(tujuh), cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan oleh Penyedia
Jasa sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.
Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi tentang metoda
kerja perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material
tersebut dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton
dilaksanakan.
Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan
air ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton
dapat dilakukan dengan menutupinya dengan karung guni yang selalu dalam keadaan
basah. Penutupan dengan karung guni basah atau material lain harus dilakukan sesegera
mungkin sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan yang
berakibat rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah harus
berlanjut sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.
Bila disetujui Direksi, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada
permukaan beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada
permukaan beton tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.
Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot
42
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
sebagai lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus
terhadap arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak
kurang dari 1 liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton.
Pemakaian curing compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati
sehingga ikatan antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak
terganggu.
Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau perintah Direksi .
Pekerjaan beton yang melampaui toleransi yang diijinkan dalam Pasal ini, harus
diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
2. Bendung, pilar pintu, pangkal jembatan, pilar jembatan, transisi untuk inlet &
outlet, saluran pembuangan (waste way) dan bangunan pelimpah, bangunan
kontrol (check structure), bangunan terjunan, bangunan bagi (division
structure), turn out dan bangunan sejenis: (Tidak digunakan)
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal/tegak lurus, atau perbedaan terhadap garis
permukaan kolom, pilar dinding dan tangga:
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
3. Lain-lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap ketentuan dalam
gambar untuk lantai, kolom, alur horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar, lantai, dinding,
balok dan bagian sejenis dari bangunan pada 3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (Pondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
43
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
Toleransi
Item
yang diijinkan
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar footing kearah 2%, tidak lebih dari
kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0.1%
4. Penempatan/Pemasangan Besi Tulangan
(1) Perbedaan tebal selimut beton 10%
(2) Perbedaan jarak besi tulangan 2 cm
5. Pemasangan/penempatan beton (panjang=L)
(1) terhadap sumbu/jalur 1%L,tidak lebih
dari 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) 1%L, tidak lebih
dari 2 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal untuk beton yang dipasang tegak. 1 cm setiap 3 m
Penyedia Jasa wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali
ditentukan tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu
semen dan agregat beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil
selama pelaksanaan pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil
dari setiap 6 m3 beton.
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dengan syarat
nilai slump 12±2 cm.
Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan
dibawah ini. Tetapi, Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji mutu diatas dengan frekuensi
yang lebih tinggi/banyak, bila Direksi berpendapat bahwa material beton yang berada
dilokasi kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi
Spesifikasi pekerjaan maka Direksi berhak meminta Penyedia Jasa untuk mengganti
dengan beton yang baru dengan biaya yang ditanggung oleh Penyedia Jasa sendiri.
Semua uji/tes diatas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.
Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama Direksi
pada pekerjaan bangunan pintu air yang sudah selesai, dan bila air sudah mengalir di
jaringan irigasi untuk memastikan pintu air berfungsi dengan baik.
ST-5.4.2 Pengukuran
Pengukuran prestasi pekerjaan beton harus dilakukan dalam meter kubik (m 3) beton
yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang ditunjukkan dalam
gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati besi beton, besi profil
atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.
ST-5.4.3 Pembayaran
44
berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL V - PEKERJAAN KONSTRUKSI
satuan tersebut harus sudah diperhitungkan termasuk biaya untuk pekerja, material, alat
peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan perawatan termasuk bahannya, bahan
tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun mineral (additive), pekerjaan
penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen untuk akses dan pendukung,
termasuk pembesian dan cetakan. Uji laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi ini
pembayarannya termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga pada biaya pekerjan cor
beton.
45
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VI - PEKERJAAN KONSTRUKSI
PASAL VI
PEKERJAAN PEMANCANGAN
Pekerjaan pemancangan yang dimaksud adalah pengadaan tiang pancang cerucuk dan
pemencangannya atau pemasangannya yang sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
ini dan berdasarkan elevasi dan kedalaman pemancangan yang ditentukan dalam gambar
kerja juga perintah Direksi .
Tiang pancang cerucut kayu gelam dapat dipancang menggunakan alat pancang, dengan
ketentuan bahwa penetrasi mencapai kedalaman yang direncanakan untuk mencapai
kapasitas/daya dukung yang ditetapkan, tanpa kerusakan pada tiang.
Tiang dipancang menurut garis dan jarak yang ditetapkan dalam gambar atau sesuai
perintah Direksi. Ujung/kepala tiang yang sudah selesai dipancang harus dipotong
dengan rata dan rapih maksimal 5 cm dari muka tanah galian atau sesuai yang
ditunjukkan pada gambar. Tiang pancang yang rusak atau cacat pada saat pemancanang
harus diganti dan dipancang ulang dengan biaya Penyedia Jasa.
ST-6.1.1.1 Material
Material yang digunakan untuk pondasi tiang pancang adalah kayu gelam dalam bentuk
batangan yang lurus dalam bentuk aslinya, dan seluruh kulit kayu harus dikupas bersih.
Diameter tiang pancang kayu gelam tidak boleh kurang dari 8 cm dan atau sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar. Sebelum dipancang material tiang pancang kayu gelam
harus disetujui oleh Direksi .
ST-6.1.2 Pengukuran
ST-6.1.3 Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pemasangan tiang cerucut kayu gelam sesuai dengan harga
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang dianggap sudah termasuk biaya
yang diperlukan untuk pengadaan tiang cerucuk kayu gelam, upah pekerja, alat, bahan,
peralatan dan biaya lainnya yang diperlukan untuk pemancangan, pemotongan kepala
tiang cerucuk, dan pekerjaan lainnya yang terkait.
46
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VII - PEKERJAAN PINTU AIR
PASAL VII
PEKERJAAN PINTU AIR
Penyedia Jasa akan merencanakan, mengadakan dan memasang set lengkap pintu air fiber
yang bisa berfungsi ganda, baik untuk suplai maupun untuk pembuang. Pintu Air Fiber
Resin ditempatkan didaerah pasang surut pada saluran pemasukan (Inlet) pengeluaran
(Outlet). Setelah dipasang, Pintu Air Fiber Resin harus bisa bekerja secara otomatis, dapat
membuka dan menutup secara otomatis dengan memanfaatkan energi pasang dan surut
air.
Penyedia Jasa menyiapkan brosur pintu air dilengkapi juga dengan surat dukungan
pengadaan pintu air dari pabrikasi atau distributor. Spesifikasi material Pintu Air Fiber yang
diizinkan adalah jenis FRP reinforcead polyster. Penyedia Jasa harus memastikan bahwa
spesifikasi pintu dari pabrik sudah sesuai dengan kondisi cuaca maupun air rawa pasang
surut sehingga hasil yang didapat adalah jenis bahan fiber glass komposit yang memiliki
keunggulan kuat namun tetap ringan dan tahan lama.
Untuk keamanan waktu pengiriman pintu klep harus dipacking dengan kayu yang
sebelumnya dilapis mengunakan plastik dan pita peking dan dikatagorikan barang pecah.
Selama pengangkutan sampai pemasangan di lapangan harus dijaga tidak boleh terkena
panas matahari langsung.
Pintu Air Fiber harus disimpan di tempat yang terlindung dari hujan, sinar matahari
langsung, maupun kemungkinan tertimpa benda tajam agar kualitas material tetap tejaga.
Garansi pintu air FRP yang akan diberikan minimal 10 tahun dari pabrikan. Penyedia
jasa bertanggung jawab atas kerusakan pintu air fiber saat masa pengiriman ke lokasi
pekerjaan, penyimpanan maupun saat pelaksanaan pekerjaan pemasangan pintu. Bila
ditemukan kerusakan yang akan membuat pintu air tidak bekerja dengan maksimal, maka
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri mengganti tiap unit pintu tersebut.
Dalam Pekerjaan Pintu Air ini terdiri dari dua macam pekerjaan:
Item pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pembersihan lapangan, galian tanah manual,
membuat dan membongkar kistdam, pengadaan dan pemancangan cerucuk gelam,
pekerjaan sand cement bag, selanjutnya pekerjaan pengadaan dan pemasangan set Pintu
Air Ayun Fiber Glass Gorong-Gorong dengan spesifikasi yang sesuai dengan dimensi
saluran di masing-masing lokasi, dan terakhir pekrjaan timbunan tanah manual.
Pintu Air Fiber terdiri dari beberapa bagian, yaitu frame, daun pintu, sayap pintu, dan
badan gorong-gorong. Pintu Air Fiber sudah harus terangkai menjadi kesatuan yang utuh
dan kokoh sebelum diletakkan di tanah hasil galian. Metode meletakkan Pintu Fiber pada
lokasi galian yang tepat sesuai gambar menggunakan alat bantu yang dianggap mampu
47
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VII - PEKERJAAN PINTU AIR
Tidak seperti pekerjaan Pembuatan Bangunan Pintu Air, pekerjaan Rehabilitasi Bangunan
Pintu Air memanfaatkan badan pintu/spooning yang sudah ada, sehingga yang perlu
diperbaiki/diganti hanya bagian daun pintu yang sudah tidak berfungsi dengan baik dan
memperkuat konstruksi spooning. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan Daun Pintu Air Fiber:
1. Penyedia Jasa harus memastikan konstruksi spooning yang telah di buat tegak atau
sesuai gambar atau perintah Direksi (dimensi kontruksi sesuai ukuran Daun Pintu Air
Fiber pada gambar kerja).
2. Tempat yang akan di pasang Daun Pintu Air Fiber harus dalam keadaan kering untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Saluran dan sponing yang akan dipasang harus bersih dari sampah dan benda- benda
lainnya.
4. Pada saat pemasangan Daun Pintu Air Fiber tidak perlu diisi air (akan menjadi berat).
5. Proses memasang Daun Pintu Fiber pada spooning yang tepat sesuai gambar
menggunakan alat bantu yang dianggap mampu mengangkat material pintu
bersamaan secara merata dan perlahan-lahan sehingga tidak terjadi kerusakan yang
mengakibatkan fungsi pintu air menurun.
ST-7.2 PENGUKURAN
1. pembayaran 50% dari harga Penawaran setelah Pintu Air didatangkan ke lokasi
pekerjaan, dengan pembuktian Invoice dari Pabrikan Pabrikasi dan foto dokumentasi.
2. Pembayaran 50% dari harga Penawaran setelah terpasang dan berfungsi baik, dengan
pembuktian kartu garansi buku manual prosedur pengunaaan dan pemeliharaan, dan
foto dokumentasi.
ST-7.3 PEMBAYARAN
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan unit. Kuantitas yang sebagaimana
disyaratkan diatas harus dibayar menurut Harga Kontrak dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan dan pemasangan, termasuk semua pekerja, peralatan penunjang, pengujian,
dan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Jika Pintu Air Fiber difungsikan sebagai pintu pengeluaran (Drain), maka:
1. Konstruksi pintu ditempatkan pada ruas ujung pemberi atau ruas awal pembuang.
Pengisian Air Pemberat sebagai penyeimbang dalam Daun Pintu klep dilakukan dengan
cara:
1. Sediakan ember dan corong air untuk memudahkan memasukan air ke dalam daun
48
pintu sebagai penyeimbang.
SPESIFIKASI TEKNIK
PASAL VII - PEKERJAAN PINTU AIR
2. Cara memasukan dari lobang kran pengisi yang terletak dibagian atas daun pintu,
sedangkan kran pembuang dapat ditutup dibuka cara memutarnya.
3. Apabila aliran air yang melalui pintu klep akan diambil atau dengan kapasitas
maksimum dan terus menerus maka daun klep tidak perlu di isi air.
4. Apabila diharapkan pintu klep akan tertutup pada saat muka air dilokasi arah bukaan
pintu mencapai ketinggian yang diinginkan, maka daun pintu klep perlu diisi sebatas
muka air tertinggi di udik atau dapat pula diisi penuh.
Secara umum pintu klep tidak memerlukan pemeliharaan yang berkelanjutan, kecuali
akibat kesengajaan perusakan ataupun benturan benda-benda keras. Apabila terjadi
kerusakan, daun pintu klep dapat dilepas terlebih dahulu dari engselnya sebelum
diperbaik. Untuk perbaiki yang membutuhkan bahan fiber harus dilakukan oleh petugas
yang ditunjuk dan mampu dibidangnya. Untuk kelancaran terbuka dan tertutupnya daun
pintu klep dengan sempurna agar diperiksa secara kontinu bagian engsel pintu dan seal
karet penyekatnya, apabila diperlukan engsel diberi pelumas dan seal karet dilem
kembali/diganti. Bagian bagian yang cacat pada daun pintu atau pada kontruksi
bangunan airnya harus segera diperbaiki agar umur kerja dapat bertahan lama.
Pemeriksaan rutin apabila tidak ada kejadian khusus perlu dilakukan minimal setahun
sekali yang dapat dilakukan oleh warga setempat dengan memberikan format yang sesuai
kemudian dilaporkan kepada instansi terkait.
49