UJI PEMOMPAAN
DI LOKASI SUMUR UJI (EKSPLORASI)
KARANGREJA,
KEC. CIMANGGU, KABUPATEN CILACAP
Q = Debit Pemompaan
dr
dh
h
100 meter H=80 meter
hw=77 m
r
R= 518,96
rw
Datum = 0 meter
NOVEMBER 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
I. BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................................1
4.1. KESIMPULAN.........................................................................................................23
4.2. SARAN......................................................................................................................24
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Gambar II-1 Diagram Uji Pemompaan......................................................................................3
Gambar II-2Uji Akifer...............................................................................................................4
Gambar II-3. Uji Pompa.............................................................................................................4
Gambar II-4Pengukuran Debit Air Pada Uji Pemompaan.........................................................5
Gambar II-5Penurunan Muka Air terhadap Waktu Uji Pemompaan Debit Bertahap...............6
Gambar II-6 Penurunan Muka Air terhadap Waktu Uji Pemompaan Debit Tetap....................7
Gambar II-7Penurunan Muka Air Tanah Akibat Pemompaan................................................16
Gambar III-1 Pemompaan Debit Bertahap di Karangreja..........................................................1
Gambar III-2 Pemompaan Debit Tetap di Karangreja...............................................................2
Gambar III-3Analisa dan Evaluasi Sumur Bor Karangreja, Kec.Cimanggu, Kab.Cilacap.......2
DAFTAR TABEL
TABEL
Tabel II-1Penurunan Muka Air terhadap Waktu Uji Pemompaan Debit Bertahap.................10
Tabel II-2 Klasifikasi Klas Sumur berdasarkan Nilai Fd.........................................................11
Tabel II-3 Kondisi Sumur Berdasarkan Nilai C.......................................................................11
Tabel II-4 Nilai konduktivitas hidrolika (K) Beberapa Batuan (Todd, D.K., 1980)..............15
Tabel II-5 Potensi Air Bawah Tanah Berdasarkan Nilai Transmisivitas Dan Penggunaannya
(US.Dept. Of The Interior, 1977).............................................................................................16
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
I. BAB I: PENDAHULUAN
Potensi air tanah pada suatu wilayah sangat berkaitan dengan batuan penyusun yang
ada di dalam tanah, selain dipengaruhi oleh curah hujan, terdapatnya daerah imbuh
(recharge area) dan struktur geologi yang menunjang terjadi pengisian air tanah ke
dalam batuan.
Usaha untuk mendapatkan gambaran potensi air tanah di bawah permukaan tanah
dilaksanakan dengan melakukan uji pemompaan. Uji Pemompaan (Pumping Test)
dapat memberikan data/informasi mengenai potensi kwantitatif airtanah yang dapat
dipompa sehingga dimanfaatkan sesuai kebutuhan masyarakat.
Uji pemompaan (pumping test) dimaksudkan untuk menentukan kapasitas debit pada
sumur bor sehingga sumur dapat digunakan sesuai dengan kondisi sifat hidrolik sumur.
Tujuan Pemompaan Uji adalah untuk:
Menentukan karakteristik sumur uji antara lain, kapasitas khas debit
optimum, penurunan optimum, well loss, efisiensi sumur dan penentuan
kedalam pompa yang baik.
Menentukan karakteristik akuifer antara lain permeabilitas (k),
transmisibilitas (T).
1
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Lokasi sumur-3 terletak di selatan Kecamatan Cimanggu berjarak sekitar 7 km, lokasi
sumur dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 dengan kondisi jalan beraspal rusak.
2
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Uji pemompaan merupakan suatu tahapan untuk menguji kapasitas debit dan parameter-
parameter fisik akifer sebelum dilakukan tahapan ekspolitasi pada sumur bor tersebut.
Secara umum uji pemompaan atau Pumping Test terdiri dari dua metoda yaitu uji akifer
dan uji pompa.
a. Uji Akifer
Merupakan suatu test pemompaan yang dilakukan hanya pada 1 akifer dengan
pengamatan pada beberapa sumur pantau (Observation Well) atau piezometer
disekitar sumur uji (Gambar II -3).
b. Uji Pompa
Merupakan suatu uji pemompaan yang dilakukan pada beberapa akifer dalam satu
sumur bor dengan pengamatan pada beberapa sumur pantau (observasi well) atau
piezometer disekitar sumur uji. Dari kedua tahapan tersebut akan dicari besaran dari
parameter hidrolik akifer atau sumur bor (Gambar II -4).
3
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Pemompaan Pendahuluan (Preliminary Test) yaitu Pemompaan ini lebih ditujukan untuk
maksud mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, yaitu pengecekan fungsi alat
dan pembuatan design rencana debit (Q liter/detik ) untuk pelaksanaan step draw down
test, dengan mengatur putaran kran untuk menapatkan 4 tahap debit uji SDDT.
4
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Dalam pemompaan pendahuluan ini sekaligus kita bisa mengenali bukaan kran untuk
debit Q1, Q2, Q3, Q4 dengan cara mencoba-coba putaran kran, dan ini diberi tanda
supaya tidak sulit dalam pelaksanaan pengaturan debit. Pengukuran Debit Air Pada Uji
Pemompaan
Q = 0.014 x (h)5/2
Pengukuran debit pemompaan bisa juga dilakukan dengan menggunakan bak dengan
volume tertentu ,serta stopwatch.
Pemompaan ini dilakukan untuk menentukan ”Well Performance Sumur” dan effisiensi
sumur. Sekurang-kurangnya harus dipergunakan 4 tahap debit pemompaan, masing-
masing pemompaan dilakukan selama 120 menit. Pemindahan debit pertama ke debit
kedua dan seterusnya tidak boleh dengan mematikan pompa.
5
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Gambar II-6Penurunan Muka Air terhadap Waktu Uji Pemompaan Debit Bertahap
Uji Kambuh Setelah Pemompaan Uji Bertahap (Recovery Test)
Setelah pemompaan uji bertahap ini tahapan selanjutnya adalah pengujian kambuhnya air
(Recovery Test). Begitu pompa dimatikan maka kembalinya air (kambuhnya) diamati dan
dicatat sebagaimana halnya pada waktu pemompaan.
Data yang dicatat meliputi :
- Muka air tanah pada saat pompa dimatikan
- Kenaikan muka air tanah
- Waktu setelah pompa dimatikan
- Muka air tanah akhir kambuh
6
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Pemompaan ini menggunakan satu debit pemompaan yang tetap selama pemompaan uji,
dilakukan tanpa berhenti data muka air di sumur dicatat selama pemompaan .
Pemompaan dilaksanakan sampai muka air tanah dalam kondisis langgeng (steady state)
dan dilksanakan selama 4320 menit (72 jam).
Gambar II-7 Penurunan Muka Air terhadap Waktu Uji Pemompaan Debit Tetap
Pengujian ini prinsipnya sama dengan pengujian pada recovery test yang telah dijelaskan
di bagian atas.
Dalam tahapan uji pompa / akifer, maka pertama-tama harus dipahami jenis akifer yang akan
diuji. Dengan memahami jenis akifer, maka dapat digunakan metoda yang akurat dalam
7
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
tahapan pumping test. Jenis jenis metoda yang digunakan dapat dilihat rangkuman di bawah
ini (Kruseman G.P & de Ridder, 1994).
Ada beberapa parameter hidrolik yang penting yaitu Debit air (Q), Koefisien Transimifitas
(T), Konduktifitas Hidrolik (K), dan Koefisien Isian (S).
8
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Evaluasi data pemompaan uji debit bertahap (step drawdown Test) menggunakan metoda
Hantush-Bierschenk dengan formula sebagai berikut:
SW(n) = Total draw down pada sumur selama pemompaan uji dengan n step
dengan waktu 60 atau 120 menit
Akifer bersifat isotropis, homogen dan mempunyai ketebalan yang seragam pada
daerah yang dipengaruhi oleh pemompaan.
Diameter sumur cukup kecil sehingga ketersediaan air dalam lubang konstrukssi
diabaikan.
Sumur yang diuji menembus seluruh ketebalan akifer, sehingga aliran yang berjalan
ke dalam sumur adalah aliran horizontal.
9
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Hitung specific draw down Sw(n) 1/Qn, sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel II-1 Penurunan Muka Air terhadap Waktu Uji Pemompaan Debit Bertahap
1
2
3
4
metoda Hantush Bierscheunk
ΔSw(n)/Qn
Dan B = Intercept, Garis lurus yang
C =
memotong Qn=0
ΔQn
Sw(n) (hari/m2)
Qn
C=x/y
B= intercept
Qn= (m3/hari)
10
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Dari perhitungan di atas bisa diperhitungkan faktor development (FD) dari sumur dan
effisiensi sumurnya.
Nilai Fd Klas
0,1 Sangat baik
0,1 – 0,5 Baik
0,5 – 1 Sedang
1 Jelek
Fd adalah = C/B x 100
Untuk mendapatkan debit optimal pemompaan pada sumur, menggunakan cara Siechart,
berupa kurva yang dipotomg aleh garis. Perpotongan kurva dan garis tersebut membentuk
titik yang menerangkan debit pada absis dan penururunan (drawdown) sebagai ordinat.
Perhitungan debit optimal dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini.
1. Dari hasil uhi pemompaan step drawdown test diperoleh data debit Q 1,Q2,Q3,Q4
dan penurunan muka air, sw1,sw2, sw3 dan sw4.
2. Plot dalam grafik data tesebut dalam skala normal
3. Buat garis regresi dengan lengkung lengkung polinomimal orde 2 (2nd order
polynomial equations).
4. Hitung harga Q maksimum dengan rumus:
Qmax = 2π x rw x D x (√k/ 15)
Qmax = debit maksimal [m3/day]
11
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Pemompaan dengan debit tetap selama 48 jam dicatat sebagai penurunan muka air di dalam
sumur dan pemulihan muka air dicatat sesaat setelah pompa berhenti.
12
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
2,303 x Q
T =
4 x 3,14 x S
dimana :
T = transmisivity (m2/jam)
Q = Debit pemompaan (m3/jam)
S = Perbedaan penurunan tiap siklus logaritmik (m)
k =
d
dimana :
k = koefisien permeabilitas (m/jam)
T = transmisivity (m2/jam)
d = tebal akuifer (m)
Q
Qs =
MAD – MAS
13
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
dimana :
Qs = Serahan jenis /spesific yield (m3/jam)
Q = debit pemompaan (m3/jam)
MAD = Muka air dinamis (m)
MAS = Muka air statis (m)
2,303 x Q
T =
4 x 3,14 x S’
dimana :
T = transmisivity (m2/jam)
Q = Debit pemompaan (m3/jam)
S’ = Perbedaan penurunan tiap siklus logaritmik (m) dari uji pemulihan
Harga keterusan (transmisivity) adalah kemampuan suatu akuifer untuk meneruskan air
dan dinyatakan dalam banyaknya air dalam satuan waktu (m3/jam) yang mengalir melalui
suatu penampang tegak lapisan lapisan akuifer selebar satu meter dengan landasan
hidraulik sebesar 100%. Sedangkan harga koefisien permeabilitas diperoleh dari hasil
bagi antara transmisivity dengan tebal akuifer.
Harga serahan jenis mengambarkan tingkat serahan suatu akuifer dinyatakan dalam
banyaknya air (m3/jam) apabila kedudukan air tanahnya diturunkan dalam satuan panjang
(m) dengan satuan (m3/jam).
14
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Perhitungan
Perhitungan Transmisitas,
Transmisitas, dari
dariUji
UjiMeneus
Meneusand
andRecovery
Recovery
2.5
2.5
1.80
1.80 DD long
longterm
termtest
test
4320.00
4320.00 rr 22
22.45 0.11m
0.11m
22.45 aa
24.60
24.60 ww 1.5
1.5
0.84
0.84 dd
oo 11
ww
nn 0.5
0.5
recovery
recoverytest
test 0.12
0.12mm
00
((
mm
))
Saran -0.5
-0.5
SaranPemompaan
Pemompaan
QQoperasional 0.1
0.1 11 10
10 100
100 1000
1000 10000
10000
operasional recovery
recovery t/t'
t/t'
(l/dt)
(l/dt)
5.0 tt waktu
waktu((menit)
menit)
5.0
Gambar II-8Gambar 2.9. Contoh Perhitungan Transmisivitas
Dalam menganalisa data hasil pengamatan uji pemompaan, baik surutan maupun
kambuhnya muka air tanah digunakan Metoda Theis-Jacob. Konduktivitas hidrolika (K)
atau sering disebut juga dengan permeabilitas merupakan unit kecepatan dari kemampuan
lapisan batuan untuk meloloskan air (Todd, D.K., 1980). Konduktivitas hidrolika
dipengaruhi oleh sifat fisik yaitu porositas, ukuran butir, susunan butir, bentuk butir, dan
distribusinya. Nilai konduktivitas hidrolika dari beberapa macam batuan dapat dilihat
dalam Tabel II -4.
Tabel II-4 Nilai konduktivitas hidrolika (K) Beberapa Batuan (Todd, D.K., 1980)
Transmisivitas adalah kemampuan akuifer untuk meneruskan air melalui suatu bidang
vertikal setebal akuifer dengan lebar satu satuan panjang dansatu unit landaian hidrolika
(Todd, D.K., 1980). Potensi air bawah tanah berdasar kan nilai transmisivitas dapat dilihat
dalam Tabel II -5.
15
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Tabel II-5 Potensi Air Bawah Tanah Berdasarkan Nilai Transmisivitas Dan
Penggunaannya (US.Dept. Of The Interior, 1977)
Bila sumur bor dipompa maka akan menimbulkan penurunan muka air di sekitar kawasan
tersebut. Jarak penurunan penurunan muka air digambarkan pada gambar 2.10. Penurunan
Muka Air Akibat Pemompaan.
Q = Debit Pemompaan
16
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Referensi: Karen J. Dawson, Aquifer Testing, Design and Analysis of Pumping and Slug
Test, Lewis Publisher, Oregon State University.
17
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Penilaian sumur bor berdasarkan hasil uji dengan debit bertahap yang dilaksanakan pada
sumur Karangreja.
18
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
19
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
20
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Hasil analisa dan evaluaasi tersebut diringkas dalam Gambar III -12
21
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
Gambar III- 12Analisa dan Evaluasi Sumur Bor Karangreja, Kec.Cimanggu, Kab.Cilacap
22
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
IV.1. KESIMPULAN
Uji Pemompaan (Pumpig Test) telah dilaksanakan pada sumur Karangreja, yang terletak di
desa Karangreja, Kec.Cimanggu, Kab.Cilacap. Hasil yang diperoleh dari uji pemompaan
tersebut dapat disimpulakn sebagai berikut :
1. Pemompaan menggunakan pompa selam (submersibe pump) dengan kapasitas 3 PK
(Daya Kuda), 1 phase menggunakan jaringan listrik PLN. Pemompaan dengan debit
berkisar 2.1 s/d 3.5 liter per detik, dengan pemompaan pendahuluan, pemompaan
debit bertahap dan pemompaan debit tetap.
2. Kondisi konstruksi sumur, penilaian kelayakan konstruksi sumur berdasarkan dari
nilai Fd (Factor Development) dan nilai C (Coefisien of Well Loss). Klasifikasi sumur
pada nilai Fd<0,1 dan C<0,5 menunjukkan konstruksi sumur baik.
3. Perhitungan WE (Well efficiency) memberikan informasi efisiensi sumur terhadap
debit pemompaan. Semakin besar debit pemompaan semakin kecil nilai WE. Dari
data debit pemompaan WE % pada rentang 89%-93%.
4. Perhitungan debit optimum berdasarkan debit maksimal sumur dapat dipompa dengan
simulasi persamaan SW=BQ+CQ2 sampai penurunan muka air maksimal . Debit
MAXIMAL yang dihitung sebesar 9.48 liter per/detik dengan harga WE =50%.
5. Berdasarkan hasil uji pemompaan menerus dan uji kambuh nilai properti hidrolik
aquifer adalah:
Transmisivitas = 0.01232 s/d 0.02951m2/detik
Konduktivitas Hidrolik = 2.56E-04 s/d 6.14E-04 m/detik
Storativitas = 3.405E-13 s/d 1.323E-05
6. Berdasarkan nilai konduktifitas hirolik (K) sumur akuifer sumur adalah pasir
menengah (berbutir sedang).
7. Kondisi air menjadi lebih jernih dengan semakin lama sumur dipompa.
23
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
IV.2. SARAN
Beberapa saran yang penting dalam operasional dan pemeliharaan sumur bor antara lain :
1. Pengunaan pompa yang memiliki spesifikasi sesuai dengan kebutuan untuk studinya
2. Posisi pompa lebih dalam supaya bila ada penuruan muka airtaan saat uji sumur ,
resiko unutuk perusakan pompa menurun.
3. Pemeliharaan rutin pada kabel-kabel untuk selalu diperiksa apabila ada sambungan
yang terkupas/terbuka. Penampung air, saluran pembuangan selalu dipelihara
kebersihan lingkungan sekitar sumur.
4. Melakukan pembersihan saringgan(screen) sumur dari sumbatan-sumbatan minimal
setiap 10 tahun.
24
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
LAMPIRAN
25
LAPORAN PUMPING-PADANSARI
STEP DRAWDOWN
WELL ID: Karangreja Coordinate of well
LOCATION Cimanggu, Cilacap Observer:
DATE 6-Dec-21 Depth of well: 100 m
Height of Top Casing 0.4 m Type of Pump : Submersible
Statick Water Level (SWL) Capacity of Pump 3 hp
Groundwater level before is pumped Time of Observation
SWL -2.06 m from well Head Start of Obeservation 22:22:00 WITA
SWL -4.60 m from ground level End of Observation 2:22:00 WITA