Anda di halaman 1dari 12

Pengambilan Sampel Tanah dengan Bor Tangan

Bor tangan dapat digunakan untuk menggali lubang bor hingga kedalaman 5 meter dengan memakai
seperangkat batang penyambung, Bor diputar sambil ditekan ke bawah dengan tuas berbentuk T di
batang paling atas. Jenis bor yang umum digunakan adalah Iwan auger dengan diameter 200 mm
(Gambar 1.1).

Bor tangan biasanya digunakan hanya bila sisi-sisi lubang bor tidak memerlukan penyangga dan bila
tidak terdapat partikel-partikel berukuran kerikil atau yang lebih besar. Bor tersebut perlu dicabut
berkali-kali untuk pengosongan tanah (Gambar 1.2).

Semua sampel harus diberi label yang jelas yang menunjukkan nama proyek, tanggal, lokasi, nomor
lubang bor, kedalaman dan metode pengambilan sampel (Gambar 1.3).
Metode pengambilan sampel tanah dibagi dalam dua kategori utama yaitu tanah terganggu (disturbed
sample) dan tanah tak terganggu (undistrubed sample).

Sampel tanah tak terganggu nantinya digunakan untuk pengujian kekuatan geser tanah dan
konsolidasi. Sampel tak terganggu diperoleh dengan teknik-teknik tertentu dengan maksud
mempertahankan kondisi struktur tanah dan kadar air di lapangan. Sampel tanah tak terganggu dapat
diambil dengan tabung berdiameter kecil yang dipancangkan di bawah dasar lubang bor. Ketika
tabung dibawa ke permukaan tanah, sedikit tanah di kedua ujung tabung dikupas lalu diberi lilin cair
pada bekas kupasan tadi untuk mementuk suatu penyekat setebal 25 mm. Ujung¬-ujung tabung
tersebut lalu ditutup dengan pelindung. Perlu sangat berhati-hati, dalam penanganan, pengangkutan
dan penyimpanan sampel tanah sebelum dilakukan pengujian (Gambar 1.4).

Sampel tanah terganggu memiliki distribusi ukuran partikel yang sama dengan asalnya namun
kadar airnya telah berubah dan struktur tanahnya telah rusak. Sampel tanah terganggu yang
terutama digunakan untuk pengujian klasifikasi tanah dan pemadatan tanah.

Setelah sebuah penyelidikan selesai dan hasil-hasil uji laboratorium telah tersedia, kondisi-kondisi
tanah yang ditemukan dalam tiap lubang bor diringkaskan dalam sebuah bentuk log lubang bor
seperti pada Gambar 1.5 dan 1.6. Informasi log tersebut harus dapat digunakan untuk menilai dengan
cepat profil tanah (Gambar 1.7).
Deskripsi tanah merupakan bahasa standar untuk mendeskripsikan karakteristik material dan massa
tanah di lapangan. Perbedaan mendasarnya dengan klasifikasi tanah adalah tanah ditempatkan
dalam salah satu dari beberapa kelompok berdasarkan hanya pada karakteristik material saja.
Klasifikasi tanah cukup penting dan berguna jika tanah yang ditinjau akan digunakan untuk material
konstruksi seperti timbunan tanah.

Karakteristik material tanah dapat ditentukan dari sampel tanah terganggu yang memiliki distribusi
partikel yang sama dengan kondisi lapangan namun keaslian struktur tanah di lapangan belum
terjaga pada sampel tersebut. Karakteristik utama material adalah distribusi ukuran partikel dan
plastisitas yang digunakan sebagai pedoman penamaan. Sedangkan karakteristik material yang
sekunder adalah warna tanah dan bentuknya, tekstur, serta komposisi partikel tanah.

Karakteristik massa tanah idealnya ditentukan di lapangan, namun dalam beberapa kasus dapat
dideteksi dengan memakai sampel tanah tak terganggu dimana sampel tanah terjaga sifat-sifat
lapangannya. Deskripsi karakteristik massa meliputi taksiran kekerasan atau kekuatannya di
lapangan, dan rincian tempat diskontuinitas serta pelapukan tanah tersebut.

Jenis-jenis dasar tanah berdasarkan rentang ukuran partikel adalah kerikil (gravel), pasir (sand),
lanau (silt), dan lempung (clay). Campuran dari jenis-jenis tanah dasar disebut dengan jenis komposit
dengan komponen yang paling dominan ditulis dengan huruf besar. Tanah termasuk jenis pasir atau
kerikil jika lebih dari 65% materal tersebut berukuran pasir dan kerikil. Sedangkan tanah termasuk
jenis tanah lanau atau lempung jika lebih dari 35% material tersebut berukuran lanau dan lempung.
Contoh deskripsi tanah misalnya, LEMPUNG, keras, plastisitas tinggi, cokelat muda, mengandung
batu disana-sini.
Jenis Tanah Komposit Berbutir Kasar
KERIKIL sedikit berpasir (Slightly sandy GRAVEL). -->> sampai 5% pasir.
KERIKIL berpasir atau KERIKIL kepasiran (Sandy GRAVEL). -->> 5% - 20% pasir.
KERIKIL sangat berpasir (Very sandy GRAVEL). -->> pasir di atas 20%.
KERIKIL/PASIR (SAND and GRAVEL). -->> proporsi ± sama.

PASIR sangat berkerikil (Very gravelly SAND). -->> kerikil di atas 20%.
PASIR berkerikil (Gravelly SAND). -->> 5% - 20% kerikil.
PASIR sedikit berkerikil (Slightly gravelly SAND). -->> sampai 5% kerikil.
PASIR (atau KERIKIL) sedikit berlanau. -->> sampai 5% lanau.
PASIR (atau KERIKIL) berlanau atau
PASIR (atau KERIKIL) kelanauan. -->> 5% - 20% lanau.
PASIR (atau KERIKIL) sangat berlanau. -->> lanau di atas 20%.
PASIR (atau KERIKIL) sedikit berlempung. -->> sampai 5% lempung.
PASIR (atau KERIKIL) berlempung atau
PASIR (atau KERIKIL) kelempungan. -->> 5-20% lempung.
PASIR (atau KERIKIL) sangat berlempung. -->> lempung di atas 20%.

Jika pada tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) terdapat proporsi material berbutir halus (lanau dan
lempung) yang cukup besar, sangatlah penting diketahui apakah material halus tersebut plastis atau
non-plastis (apakah tanah itu lebih dominan lempung atau lanaunya). Di lapangan, kohesi dan
plastisitas tanah dapat ditaksir dengan prosedur yang cepat yang melibatkan keputusan subyektif
yang didasarkan atas penampilan tanah dan rabaan pada tanah. Sejumlah kecil tanah yang partikel-
partikel terbesarnya telah disingkirkan diremas-remas dengan tanah dan bila perlu ditambahkan air.
Kohesi dapat ditentukan jika tanah, pada kadar air tertentu dapat dibentuk menjadi suatu massa
tanah yang relatif keras.

Plastisitas tanah dapat dilihat jika tanah dapat diubah-ubah bentuknya tanpa terjadi retakan maupun
remahan yaitu tanpa kehilangan kohesi. Jika butiran halus suatu tanah dikatakan memiliki kohesi dan
plastisitas maka butiran tersebut bersifat plastis. Jika kohesi dan plastisitas tidak ada atau sangat
lemah, maka butiran halus tersebut bersifat non-plastis.

Plastisitas tanah berbutir halus dapat ditaksir dengan pengujian kekuatan kering, kekerasan dan
dilatansi. Partikel-partikel kasar harus disingkirkan terlebih dahulu kemudian satu contoh tanah
diremas-remas di tangan. Untuk mendapatkan konsistensi yang diinginkan, bila perlu tanah di
tambahkan air atau dibiarkan kering hingga tercapai konsistensi yang sedikit lebih besar dari batas
plastis.

Uji Kekuatan Kering. Secuil tanah dengan ketebalan 6 mm dibiarkan kering secara alamiah ataupun
dalam oven. Kekuatan tanah kering tersebut ditaksir dengan mematahkan dan meremas dengan jari-
jari tangan. Lempung anorganik memiliki kekuatan kering yang relatif lebih besar, makin besar
kekuatan keringnya maka makin tinggi batas carinya. Lempung anorganik dengan batas cair rendah
memiliki kekuatan kering yang kecil sekali bahkan ada yang tidak memiliki kekuatan kering dan
mudah sekali diremas-remas.

Uji Kekerasan. Sepotong kecil tanah digulung berbentuk benang di atas permukaan datar atau di
atas telapak tangan, diremas lalu digulung lagi sampai mengering dan hancur menjadi serpihan-
serpihan kecil pada diameter 3 mm. Pada kondisi ini, lempung anorganik dengan batas cair tinggi
cukup kaku dan keras, sementara yang batas carinya rendah lebih lembek dan lebih mudah hancur.
Lanau anorganik menghasilkan benang-benang yang lembek dan lemah yang sulit dibentuk dan
mudah patah dan hancur.

Uji Dilatansi. Secuil kecil tanah ditambahkan air seperlunya sehingga menjadi lembek tetapi tidak
lengket, ditempatkan di atas telapak tangan terbuka (horizontal), telapak tangan digeser-geserkan di
atas telapak tangan lainnya beberapa kali. Dilatansi ditunjukkan dengan munculnya lapisan air tipis
yang bercahaya pada permukaan tanah. Jika tanah diperas dan ditekan dengan jari-jari tangan,
permukaan tersebut menjadi suram dan tanah pun menjadi kaku dan tiba¬tiba hancur. Reaksi-reaksi
ini hanya terdapat pada material yang ukuran lanaunya lebih dominan dan untuk pasir yang sangat
halus. Lempung plastis sama sekali tidak bereaksi pada pengujian ini.

Kekerasan atau kekuatan tanah di tempat dapat ditaksir dengan pengujian-pengujian yang dijelaskan
dalam tabel berikut ini.

Klik -- Tabel Kekerasan atau Kekuatan Tanah dengan Metode Pengujian di Tempat -- untuk
mendownload

---------------------------------------------------------------------------------
“Jangan lupa, berikan komentar ya jika artikel ini bermanfaat untuk Anda”
on August 13, 2011
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Teknik Sipil - Mekanika Tanah

Newer PostOlder PostHome


Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me

Listiyono Budi
View my complete profile
Follow by Email

Search This Blog

Blog Archive

Kategori Artikel
Arsitektur (11) Bimbingan dan Konseling (14) Filsafat
Ilmu (6)Kesehatan (2) Kisah (5) Motivasi
Diri(12) Pendidikan (19)Psikologi (4) Statistika (11)Survey dan
Pemetaan (9)Teknik Sipil - Baja (17)Teknik Sipil - Beton(28) Teknik
Sipil - Civil Engineering (24) Teknik Sipil - Drainase (5) Teknik Sipil - Jalan
Raya (8) Teknik Sipil - Jembatan (3) Teknik Sipil - K3 (2) Teknik Sipil - Kayu (5) Teknik Sipil - Manajemen
Konstruksi (5) Teknik Sipil - Mekanika Tanah (8) Teknik Sipil - Pemindahan Tanah Mekanis (2) Teknik Sipil
- Pondasi (8) Teknik Sipil - RAB (2)Teknik Sipil - Utilitas Bangunan (2)Tutorial Blog (5)

Report Abuse

Total Pageviews

511950
Postingan Populer
 Uji Berat Volume Tanah
 Jenis-jenis Sambungan Las
 Definisi dan Jenis-jenis Aspal
 Pondasi Rakit (Raft Foundation)
 Jenis-jenis Jalan Arteri, Kolektor, dan Jalan Lokal
 Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang
 Perhitungan Desain Penulangan Plat Lantai
 Pengukuran Pengikatan ke Muka
 Pengujian Kadar Air pada Tanah
 Batang Tarik pada Konstruksi Baja

Copyright @ 2011. Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.
Pengambilan Sampel Tanah dengan Hand Bore
July 13, 2012 Afret Nobel Praktikum Mekanika Tanahasli, jenis tanah, kunci, Praktikum Mekanika
Tanah, satang, stang, Universitas Gadjah Mada

A. Maksud
Untuk mengetahui tebal lapisan tanah dan sifat–sifat tanah dan
jenisnya.
B. Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan pengeboran
dengan hand bor

1. Bor Iwan atau bor spiral,


2. Pipa bor dan stang bor,
3. Kepala stang bor,
4. Pipa bor sepanjang 1 m,
5. Palu berat 5 kg,
6. Tabung contoh (monisler bos),
7. Stick hower (untuk mengambil contoh tanah asli), dan
8. Kunci pipa.

C. Pelaksanaan
Langkah- langkah pelaksanaan pengujian Hand Bor adalah sebagai
berikut:

1. Memasang bor iwan pada satang bor, kemudian memasang kepala


bor,
2. Membersihkan lokasi yang akan di bor,
3. Meletakkan bor pada permukaan tanah, kemudian memutarnya
sehingga kepala bor masuk ke dalam tanah,
4. Mengangkat kepala bor yang sudah penuh,
5. Mengamati jenis tanah dan mencatat datanya,
6. Mengambil contoh tanah asli pada kedalaman tertentu dengan
menggunakan stik hower.
emboran dan Pengambilan Contoh
Tanah
Nosta Perlin Nazara 7:26 PM Pengujian Tanah , Slider , Terbaru

A. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui keadaan lapisan tanah bawah permukaan yang akan dijadikan sebagai landasan
pondasi;

2. Menetapkan kedalaman pengambilan contoh tanah terganggu ( disturbed sample ) dan contoh
tanah tidak terganggu ( undisturbed sample );

3. Mendapatkan deskripsi tanah secara visual seperti jenis tanah,warna tanah,sifat-sifat tanah
dan pemeriksaan tinggi muka air ;

4. Mengambil contoh tanah terganggu ( disturbed sample ) dan contoh tanah tidak terganggu
( undisturbed sample ) dari lobang tanah yang di bor untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut
di laboratorium.
B. Alat dan Bahan

I. Satu unit bor tangan ( Hand Auger ),yang terdiri dari :

a. Mata bor Iwan ( Iwan Auger )

b. Mata bor Spiral ( Helical Auger )

c. Engkol pemutar ( Drive Hand “ T ” )

d. Stang Bor @ 1 meter

e. Kepala stang bor


f. Stang engkol pemutar

II. Tabung contoh ( panjang 45 cm,diameter 6,85 cm ), terdiri dari :

a. Tabung contoh ( tube sampler )

b. Kepala tabung

c. Kunci kepala tabung

III. Alat-alat bantu yang diperlukan

a. Kunci pipa 24” , 2 buah

b. Palu besi 5 kg, 1 buah

c. Tempat contoh tanah terganggu ( Pan, ukuran 1 x 1 m )

d. Sikat baja

e. Parafin ( lilin ) dan kompor masak untuk mencairkan parafin ( lilin )

f. Kantong plastik

g. Formulir boring log

C. Langkah kerja

1. Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah mencari lokasi yang akan di jadikan lokasi pemboran
(Deskripsikan secara singkat lokasi pengambilan contoh tanah).

2. Setelah ditemukan daerah yang cocok untuk dilakukan pemboran maka permukaan tanah
dibersihkan dari rumput, akar dan kotoran yang bisa mengganggu proses pemboran
(Deskripsikan secara singkat alat-alat apa yang digunakan).

3. Langkah selanjutnya adalah membersihkan ulir mata bor dan stang bor dari kotoran dan karat
dengan menggunakan sikat baja dan beri minyak (oli).

4. Memasang mata bor (Iwan Auger) pada stang bor, kemudian memasang stang bor pada engkol
pemutarnya. Pastikan semua terpasang dengan baik.

5. Pekerjaan selanjutnya adalah membuat tanda pada stang bor yaitu kelipatan 20 cm.
6. Setelah semua pekerjaan persiapan telah selesai maka pemboran dilakukan. Dua orang atau
lebih memegang stang bor dan satu atau dua orang duduk tepat di atas kepala stang bor, hal
ini dilakukan untuk menambah berat sehingga pemboran semakin mudah bisa juga dengan
menggunakan Kunci pipa 24” dan menguncinya di stang bor dengan kuat, di sini satu orang
bisa berdiri.

7. Selanjutnya memutar stang bor secara perlahan dengan alur melingkar sampai mata bor Iwan
Auger penuh dengan tanah dan angkat.

8. Siapkan Pan sebagai tempat contoh tanah yang baru selesai dibor, dan keluarkan tanah dari
dalam mata bor Iwan Auger dengan hati-hati. Dalam hal ini menggunakan spatula untuk
mengeluarkan contoh tanah dari mata bor.

9. Pekerjaan selanjutnya adalah mendeskripsikan tanah yang baru di keluarkan dari mata bor
seperti jenis tanah, warna tanah dan bahan-bahan lain yang dikandunganya.

10. Contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran, ditempatkan secara berurutan di atas Pan
atau wadah untuk memudahkan pengidentifikasian contoh tanah secara langsung di
lapangan. Contoh tanah yang diperoleh dari hasil pemboran adalah contoh tanah yang
terganggu (disturbed sample) dan hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi
tanah.

11. Masukkan kembali Auger (bor) ke dalam lubang dan lakukan prosedur 4 dan 5 sampai tercapai
kedalaman tanah yang diiginkan.

12. Hasil yang ditemukan adalah pada kedalaman 140 cm kami menemukan tanah tidak
terganggu (undisturbed sample). Tanah yang dibor memiliki kadar air yang tinggi dan tanah
amblas (deskripsikan kedalaman tanah tidak terganggu berserta alasanya.

13. Contoh tanah dan deskripsi tanah yang telah dibor diisii pada formulir boring log beserta
gambar.

14. Cara mengambil tanah tidak terganggu (undisturbed sample) dengan tabung sample :

a. Buka mata bor (Iwan Auger) dari stang bor, kemudian sambungkan dengan Stick Apparatus (
Kepala Tabung ) dan tabung contoh.

b. Buka engkol pemutar dari stang bor, kemudian stang bor sambungkan dengan kepala stang
bor.
c. Masukkan tabung contoh dari lubang kemudian dengan cara menekan atau memukul dengan
palu tabung contoh akan masuk kedalam tanah dan terisi tanah ( minimal 60 % tabung harus
berisi ).

15. Angkat tabung contoh dari lobang dan tempatkan sedemikian rupa di atas pan. Potonglah
bagian ujung tanah setebal 1 cm dan tuangkan cairan lilin atau parafin, lalu tunggu sampai
kering.

16. Lepaskan stick apparatus dari stang bor dan tabung contoh, kemudian tuangkan cairan lilin
(parafin) pada ujung tabung contoh yang lain dan tunggu sampai kering, dengan demikian
tanah sudah terlindung dari pengaruh sekitarnya.

17. Tuliskan label pada tabung contoh seperti nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/bawah,
tanggal pengmbilan contoh, nomor tabung dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai