Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

EKSPLORASI AIR TANAH : ANALISIS PENYELIDIKAN GEOLISTRIK

SCHLUMBERGER DAERAH KULONPROGO, YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Mukhlis Maihendra Ismail (03071281823024)
Hengky Anjay Kurniawan (03071281823067)
Muhamad Taufiqurahman (03071281823017)
Muhammad Alqori B. (03071181823001)
Septiani Miftahul Jannah (03071181823072)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2021

Page | 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 3
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................................... 5
2.2 Kondisi Geologi Regional ............................................................................................. 5
2.3 Metode Penelitian ......................................................................................................... 5

BAB III : PEMBAHASAN


3.1 Hasil Penelitian .............................................................................................................. 7

BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

Page | 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air tanah merupakan air yang bergerak di dalam bumi yang menempati ruang butir atau
ruang pori-pori. Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti kebutuhan rumah
tangga, industri, dan pertanian. Airtanah merupakan salah satu sumber air terbaik untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, eksplorasi dan pemanfaatan airtanah
secara berkelanjutan merupakan salah satu solusi terhadap masalah kekeringan dan defisit air
yang terjadi di beberapa daerah.

Beberapa metode penyelidikan permukaan tanah yang dapat dilakukan, diantaranya


adalah metode geologi, metode gravitasi, metode magnit, metode seismik, dan metode geolistrik.
Dari metode-metode tersebut, metode geolistrik merupakan metode yang banyak sekali
digunakan dan hasilnya cukup baik (Bisri,1991). Pendugaan geolistrik ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran mengenai lapisan tanah di bawah permukaan dan kemungkinan
terdapatnya air tanah dan mineral pada kedalaman tertentu. Pendugaan geolistrik ini didasarkan
pada kenyataan bahwa material yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis yang berbeda
apabila dialiri arus listrik. Air tanah mempunyai tahanan jenis yang lebih rendah daripada batuan
mineral. Beberapa penelitian yang terkait dengan pendugaan geolistrik ini diantaranya :
penyelidikan untuk mengetahui sebaran mineral batu bara (Azhar, dkk., 2003) dan penyelidikan
eksplorasi air bawah tanah (Ali M.N, dkk., 2003).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui susunan lapisan bawah permukaan tanah,
sehingga dapat diketahui adanya lapisan pembawa air tanah atau akuifer yang ada di
Kulonprogo,Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan Geolistrik.

Page | 3
C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan lithologi bawah permukaan di daerah Kulonprogo kabupaten


Yogyakarta ?
2. Bagaimana potensi akuifer air tanah yang ada di daerah Kulonprogo kabupaten
Yogyakarta ?

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan lithologi
bawah permukaan di daerah Kulonprogo kabupaten Yogyakarta. Selain itu dapat
memberikan gambaran mengenai potensi akuifer air tanah yang ada di daerah
Kulonprogo kabupaten Yogyakarta.
2. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi dalam kemajuan di bidang pengembangan
dan pemanfaatan potensi air tanah di Indonesia. Khususnya menggunakan metode
geolistrik dalam melakukan kegiatan eksplorasi air tanah.

Page | 4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lokasi Penelitian

Secara administrasi, lokasi studi berada di wilayah Kabupaten Kulonprogo, Provinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah bagian Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak paling barat dengan batas sebelah barat dan utara
adalah Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan adalah Samudera Indonesia . Secara geografis
terletak antara 7° 38'42" - 7° 59'3" Lintang Selatan dan 110° 1'37" - 110° 16'26" Bujur Timur.

2.2 Kondisi Geologi Regional

Geologi regional pada Formasi Kebobutak diintrusi oleh batuan intrusi dangkal yang
berupa mikrodiorit, andesit dan dasit yang pada umumnya telah mengalami ubahan. Rahardjo
dkk., 1995 dan Rahardjo, dkk., 2012, menggambarkan batuan andesit berada di tengah-tengah
tubuh Formasi Kebobutak dan dasit hadir di dalam batuan andesit

Tatanan stratigrafi daerah Pegunungan Kulonprogo dapat dibedakan dalam kelompok


batuan sedimen dan kelompok batuan gunung api. Batuan sedimen sebagai dasar tersusun oleh
dominasi batulempungbatupasir kuarsa dan batugamping yang disebut Formasi Nanggulan.
Batuan sedimen Formasi Nanggulan sebagai dasar batuan volkanik Formasi Kebobutak. Formasi
Nanggulan dan Kebobutak tersebut diintrusi oleh batuan intrusi dangkal yang berupa
mikrodiorit, andesit dan dasit yang pada umumnya telah mengalami ubahan. Kelompok
gunungapi ini ditutupi secara tidak selaras oleh endapan laut dangkal Formasi Jonggrangan dan
Formasi Sentolo..

2.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengolah data sekunder
lapangan berupa data geolistrik menggunakan software aplikasi pendukung dan mengkorelasikan
dengan peta geologi daerah telitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui susunan lapisan
bawah permukaan tanah, sehingga dapat diketahui adanya lapisan pembawa air tanah atau
akuifer yang ada di daerah Kulonprogo dengan menggunakan pendekatan Geolistrik.

Page | 5
Pendugaan geolistrik ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai lapisan
tanah di bawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya air tanah dan mineral pada kedalaman
tertentu. Pendugaan geolistrik ini didasarkan pada kenyataan bahwa material yang berbeda akan
mempunyai tahanan jenis yang berbeda apabila dialiri arus listrik. Air tanah mempunyai tahanan
jenis yang lebih rendah daripada batuan mineral. Beberapa penelitian yang terkait dengan
pendugaan geolistrik ini diantaranya : penyelidikan untuk mengetahui sebaran mineral batu bara
(Azhar, dkk., 2003) dan penyelidikan eksplorasi air bawah tanah (Ali M.N, dkk., 2003).
Pengukuran resitivitas suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah jarak elektrode
secara sembarang tetapi mulai dari jarak elektrode kecil kemudian membesar secara gradual.
Jarak antar elektrode ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin
besar jarak elektrode maka makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki. Interpretasi data
resistivitas didasarkan pada asumsi bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan tanah dengan
ketebalan tertentu dan mempunyai sifat kelistrikan homogen isotrop, dimana batas antar lapisan
dianggap horisontal.

Survei resistivitas akan memberikan gambaran tentang distribusi resistivitas bawah


permukaan. Harga resistivitas tertentu akan berasosiasi dengan kondisi geologi tertentu. Untuk
mengkonversi harga resistivitas ke dalam bentuk geologi diperlukan pengetahuan tentang tipikal
dari harga resistivitas untuk setiap tipe material dan struktur daerah survey. Harga resistivitas
batuan, mineral, tanah dan unsur kimia secara umum telah diperoleh melalui berbagai
pengukuran dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk proses konversi (Telford, et al., 1990).
Nilai resistivitas sebenarnya dapat dilakukan dengan cara pencocokan (matching) atau dengan
metode inversi. Pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi, menggunakan program
IPI2WIN.

Page | 6
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Hasil Penelitian

Secara geologi, batuan di lokasi penelitian didominasi oleh endapan vulkanik muda,
meliputi : tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal. Kelulusan tinggi hingga sedang.
Kelulusan tinggi terutama pada endapan lahar dan aliran lava vasikuler. Secara hidrogeologi,
akuifer di lokasi penelitian merupakan aliran melalui celah dan ruang antar butir. Akuifer
produktifnya bersifat produksi sedang dengan penyebaran yang luas. Akuifer dengan
keterusandan kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam. Debit sumur umumnya kurang
dari 5 liter/detik.

Lokasi penelitian berada di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta. Adapun lokasi penelitian pengolahan data resistivitas ini meliputi 6 (enam) titik
sounding. Secara geologi, batuan di lokasi penelitian didominasi oleh endapan Formasi
Kebobutak (Tmok) yang terdiri dari breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat dan sisipan aliran
lava andesit. Selain itu, ada salah satu titik sounding yang berada di Formasi Sentolo (Tmps)
yang terdiri dari batugamping dan batupasir napalan. Pengukuran tahanan jenis di lokasi
penelitian merupakan pengukuran tahanan jenis semu. Data tahanan jenis semu tersebut diolah
atau diinversi dengan persamaan matematis untuk mendapatkan nilai tahanan jenis yang
sebenarnya. Dalam penelitian ini, input data tahanan jenis semu diolah dengan menggunakan
perangkat lunak IP2WIN. Hasil pengolahan data pseudosection berupa distribusi tahanan jenis
sebenarnya terhadap penampang melintang di bawah permukaan tanah. Hasil pengolahan data
yang diperoleh berupa penampang resistivitas yang menggambarkan nilai distribusi lapisan
bawah permukaan tanah pada masing-masing titik sounding. Pada penampang resistivitas
tersebut, perubahan nilai resistivitas dinyatakan dalam bentuk citra warna yang berbeda- beda
dengan kedalaman atau ketebalan lapisan tertentu sesuai dengan nilai resistivitasnya. Hasil
distribusi resistivitas atau tahanan jenis sebenarnya pada penampang vertikal ditunjukkan pada
Gambar 9. Berdasarkan hasil distribusi nilai resistivitas secara vertikal (Gambar 9) tersebut,

Page | 7
didapatkan interpretasi kuantitatif yang menggambarkan kondisi atau lapisan batuan bawah
permukaan tanah di lokasi penelitian. Hasil interpretasi selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 1.

Berdasarkan hasil pengolahan data resistivity geolistrik menggunakan software IPI2WIN


sehingga diperoleh suatu model penampang bawah permukaan yang memperlihatkan 6 titik
sounding.

Dibawah ini merupakan hasil pengolahan data pada setiap titik sounding melalui software
IP2WIN yang diperoleh sebagai berikut:

a) Titik Sounding 1

(a) (b)
Gambar 1. (a) Grafik Resistivitas Titik 1; (b) Nilai Resistivitas Dan Kedalaman Titik 1.

b) Titik Sounding 2

(a) (b)
Gambar 2. (a) Grafik Resistivitas Titik 2; (b) Nilai Resistivitas Dan Kedalaman Titik 2.

Page | 8
c) Titik Sounding 3

(a) (b)
Gambar 3. (a) Grafik Resistivitas Titik 3; (b) Nilai Resistivitas Dan Kedalaman Titik 3.

d) Titik Sounding 4

(a) (b)
Gambar 4. (a) Grafik Resistivitas Titik 4; (b) Nilai Resistivitas Dan Kedalaman Titik 4.

e) Titik Sounding 5

(a) (b)

Gambar 5. (a) Grafik Resistivitas Titik 5; (b) Nilai Resistivitas Dan Kedalaman Titik 5.

Page | 9
f) Titik Sounding 6

(a) (b)
Gambar 6. (a) Grafik Resistivitas Titik 6; (b) Nilai Resistivitas Dan Kedalaman Titik 6.
Berikut ini merupakan hasil pengukuran geolistrik dari 6 titik sounding melalui inversi
IP2WIN.

(a)

(b)
Gambar 7.(a) Penampang Semu (Pseudo cross-section) Lintasan_1 dan (b) Penampang
Resistivitas (Resistivity cross-section) Lintasan_1.

Pada penampang resisitivitas ini dapat diduga beberapa jenis lapisan batuan dari hasil
gabungan enam (6) titik sounding pengukuran. Dalam penentuan lapisan bawah permukaan
pada penampang resistivitas, yaitu dengan cara menggolongkan jenis batuan yang sama dan
menentukan nilai resistivitas pada penampang resistivitas yaitu sebagai berikut:

Page | 10
Tabel 1 : Interpretasi pada 6 titik sounding dari penampang lintasan_1.

Nilai Keterangan
Kedalaman Konfigurasi
No. Tahanan Lapisan Batuan
(m) Warna
Jenis (Ωm)
1. 0,271 – 7,35 6,14 - 412 Dugaan batu pasir, Hitam-pink Titik 5
kerikil, kerikil
jenuh air, lempung
berpasir kering dan
batu gamping.
2. 0,294 – 1,1 0,142 – 16,1 Dugaan adanya Biru- hijau Titik 4
lapisan penutup
(soil) hingga pasir
atau kerikil jenuh
air.
3. 0,128 -12,2 0,348 - 1509 Dugaan asosiasi Hijau Titik 3, 2
antara lempung, dan 6
lanau dan lempung
berpasir, hingga
Lava.
4. 2,42 - 505 43,4 - 1216 Lava yang telah Kuning Titik 1
teralterasi hingga
Lava.

Dari hasil interpretasi diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian besar batuan
didominasi oleh lapisan yang memiliki nilai resistivitas atau tahanan jenis tinggi (diatas 500
Ωm). Lapisan tersebut tentunya kurang memiliki sifat sebagai lapisan pembawa air (akuifer).
Namun demikian, apabila akan dilakukan pengeboran air tanah sebaiknya di lakukan di titik
sounding 2 dan 4, dengan kedalaman pengeboran antara 0,294 sampai 12,2 meter, karena pada
titik ini didominasi oleh batuan sedimen pasiran yang kemungkinan dapat berperan sebagai
lapisan pembawa air (akuifer). Selaras dengan formasi batuan pada lokasi penelitian,
menumjukkan resistivitas batuan sesuai dengan data sounding dilihat dari peta geologi daerah
telitian (gambar 8).

Page | 11
Gambar 8. Peta geologi daerah Kulonprogo, D.I Yogyakarta

Dari data titik sumur waga dapat dibentuk model empiris sebaran permukaan air tanah
daerah penelitian (gambar 9).

Gambar 9. Model Empiris air tanah daerah Kulonprogo, D.I Yogyakarta

Page | 12
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari pengolahan data resistivitas berupa 6 sumur sounding geolistrik dihasilkan penampang
semu dan penampang resistivitas yang menunjukkan daerah teliti memiliki sifat yang kurang
baik sebagai pengangkut dan penyimpan air tanah namun jika dilakukan pemboran lebih baik
pada sumur 2 dan 4. Tahap selanjutnya dari pengolahan data diatas didapatkan peta geologi dan
penampang geologi serta model empiris permukaan air tanah, daerah Kulonprogo dan sekitarnya.

Page | 13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.N., Za’ari, Supoyo, 2003. “Eksplorasi, eksploitasi Sumber Daya Mineral Air Bawah
Tanah : Studi Kasus Di Kawasan Industri Pasuruan Jawa Timur”. Proceedings of
Joint The 32 nd IAGI dan The 28 th HAGI Annual Convention and Exhibition.

Azhar, Handayani G., 2004. “Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk
Penentuan Tahanan Jenis Batubara“. Jurnal Natur Indonesia 6(2) hal 122-126,
ISSN1410- 9379. Bakorsurtanal, 1997. “Peta Rupa Bumi Skala 1:25.000”.

Bisri, Mohammad, 1991. “Aliran Air Tanah. Malang“, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Derana, T. I., 1981, “Perbandingan Interpretasi Geolistrik“, Aturan Wenner dan
Schlumberger, Skripsi, Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,
Jogjakarta

Hall, R. (1996) : Reconstructing Cenozoic SE Asia. In: Hall, R. and Blundell, D. J. (eds.),
Tectonic Evolution of Southeast Asia. Geological Society, Special Publication, 106,
152 – 184.

Hochstein, M.P., Browne, P.R.L. (2000), “Surface manifestations of geothermal systems with
volcanic heat sources” in: H. Sigurdsson (Ed.), Encyclopedia of Volcanoes,
Academic Press.

Suryaman. 1990. Survei Hidrogeologi dan Konservasi Airtanah Daerah Melolo – Waingapu dan
Sekitarnya, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Bandung: Direktorat Geologi Tata
Lingkungan

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai