Anda di halaman 1dari 21

1 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
ABSTRAK ...............................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................2
METODE .................................................................................................................2
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................4
Data Lapangan .................................................................................................... 4
1. Data Geologi Permukaan ............................................................................ 4
2. Pemodelan Bawah Permukaan .................................................................... 7
KESIMPULAN ........................................................................................................9
KONTRIBUSI PENULIS ........................................................................................9
UCAPAN TERIMAKASIH .....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10
LAMPIRAN ...........................................................................................................11

i
2 DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 3


Gambar 2 Mata air 1 pada daerah Dusun Grogol ................................................... 6
Gambar 3 Mata air 2 pada daerah Dusun Sumberejo ............................................ 6
Gambar 4. Stratigrafi daerah penelitian .................................................................. 7
Gambar 5 Korelasi data Sounding .......................................................................... 7
Gambar 6 Pemodelan 3D Daerah Penelitian ........................................................... 8

3 DAFTAR TABEL

Tabel 1. Titik lokasi pengambilan data geolistrik pada lokasi penelitian. .............. 3
Tabel 2. Jenis sesar pada daerah penelitian ............................................................. 5

ii
1

IDENTIFIKASI AKUIFER DENGAN PEMODELAN BAWAH PERMUKAAN


MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI
SCHLUMBERGER DAN DIPOLE-DIPOLE DAERAH PONJONG,
GUNUNG KIDUL

Muhammad Dandy Fachrindra1, Bella Berliana Nur Rakhma1, Ghazi Ismail


Sastrawiguna1, Al Hussein Flowers Rizqi1*
1
Institut Teknologi Nasioal Yogyakarta, Indonesia
*Corresponding author: alhussein@itny.ac.id

ABSTRAK
Kabupaten Gunung Kidul terutama Kecamatan Ponjong memang dikenal
sebagai kawasan yang tandus atau kering, dan selalu menderita kekurangan air
untuk mencukupi kebutuhan domestik. Daerah Wonosari dan sekitarnya memiliki
akuifer yang secara lokal cukup produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui jenis, letak, kedalaman, ketebalan, serta pemodelan 3D bawah
permukaan yang menggunakan metode geolistrik konfigurasi Dipole-dipole dan
Schlumberger. Berdasarkan hasil data permukaan terdapat dua mata air pada
Dusun Grogol yang diinterpretasikan kamunculannya karena terdapat adanya
rekahan pada batuan bawah permukaannya dan mata air di Dusun Sumberejo yang
diinterpretasikan kemunculannya karena adanya faktor pengontrol Sesar Sinistral
Sumberejo. Sedangkan analisis data geolistrik menunjukkan keterdapatan lapisan
batuan sebagai akuifer tertekan di Dusun Garon pada kedalaman 63-87 meter dan
di Dusun Sumberejo pada kedalaman 55-68 meter.
Kata kunci: akuifer, dipole-dipole, geolistrik, Ponjong, schlumberger.

ABSTRACT
Gunung Kidul Regency, especially Ponjong District, is known as a barren
or dry area, and always suffers from a lack of water to meet domestic needs. The
Wonosari area and its surroundings have relatively productive aquifers locally. The
purpose of this study was to determine the type, location, depth, thickness, and
subsurface 3D modeling using the geoelectric method of Dipole-dipole and
Schlumberger configurations. Based on the results of surface data, there are two
springs in Grogol Hamlet which are interpreted as appearing because there are
cracks in the subsurface rocks and springs in Sumberejo Hamlet which are
interpreted as their appearance due to the controlling factor of the Sumberejo
Sinistral Fault. Meanwhile, geoelectric data analysis shows the presence of rock
layers as a confined aquifer in Garon Hamlet at a depth of 63-87 meters and in
Dusun Sumberejo at a depth of 55-68 meters.
Key words: aquifer, dipole-dipole, geoelectric, Ponjong, schlumberger.
2

PENDAHULUAN
Sebagai suatu daerah, wilayah Kabupaten Gunung Kidul memang dikenal
sebagai kawasan yang tandus atau kering, dan selalu menderita kekurangan air
untuk mencukupi kebutuhan domestik. Menurut Sir MacDonald dan Partners
(1979), daerah Wonosari dan sekitarnya memiliki akuifer yang secara lokal cukup
produktif. Tingginya kuantitas air tanah di daerah Wonosari dan sekitarnya dapat
dilihat dari banyaknya sumur bor yang telah dibangun sejak tahun 1970-an hingga
saat ini.
Kuantitas air tanah pada suatu daerah sangat berkaitan dengan sistem dan
karakteristik akuifer batuan penyusunnya. Menurut Todd (1955) bahwa akuifer
berasal dari bahasa latin yaitu aqui dari kata aqua yang berarti air dan kata ferre
yang berarti membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air. Hal ini disebabkan
karena lapisan tersebut bersifat berpori yang mampu mengalirkan air baik karena
adanya pori-pori pada lapisan tersebut ataupun memang sifat dari lapisan batuan
tertentu.
Pada penelitian ini menggunakan metode geolistrik. Metode geolistrik
hambatan-jenis dapat dilakukan secara Sounding dan mapping. Sounding
merupakan pengukuran perubahan resistivitas bawah permukaan pada arah vertikal.
Konfigurasi elektroda yang umum digunakan adalah konfigurasi Schlumberger.
Pemetaan merupakan pengukuran perubahan resistivitas bawah permukaan secara
lateral (horisontal). Pemetaan ini dapat dilakukan dengan cara berpindah titik
pengukuran, namun mempertahankan jarak antar elektroda arus dan potensial.
Konfigurasi elektroda yang umum digunakan adalah konfigurasi Wenner atau
Dipole-dipole. Maka dengan metode ini dapat menentukan titik akuifer yang
terdapat dibawah permukaan beserta pemodelannya.
Maksud dari penelitian adalah untuk mengetahui letak, kedalaman, serta
ketebalan lapisan akuifer tersebut, mengetahui jenis akuifer yang terdapat di Desa
Tambakromo, dan menggambarkan sebaran akuifer berdasarkan pemodelan bawah
permukaan dengan metode geolistrik.

4 METODE
Penelitian ini dilakukan di Daerah Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul dan
sekitarnya pada bulan Agustus tahun 2020. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini berupa pemetaan geologi permukaan dan bawah permukaan yang
menggunakan metode Geolistrik. Data dari hasil pengamatan dan pengukuran saat
penelitian kemudian akan diolah hingga nantinya akan menghasilkan model bawah
permukaan dan geometri dari akuifer yang terdapat didaerah Ponjong (Gambar1).
3

Gambar 1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

Metode pemetaan geologi permukaan ini meliputi pengamatan, pemerian,


dan pengukuran langsung (secara offline) dengan memperhatikan protokol di
lapangan kesehatan pada kenampakan data – data serta kondisi geologi yang
tersingkap, berupa data morfologi, singkapan batuan, struktur geologi, dan potensi
geologi lingkungan dengan menggunakan alat berupa palu geologi, kompas
geologi, GPS. Pengambilan data bawah permukaan menggunakan metode geofisika
dengan aplikasi geolistrik konfigurasi Schlumberger dan Wenner : Dipole-dipole.
Akuisisi data ini menggunakan perangkat keras berupa satu set Resistivitymeter,
alat tulis, catatan tabulasi data, kompas geologi, dan GPS.

Tabel 1. Titik lokasi pengambilan data geolistrik pada lokasi penelitian.


Panjang
No. Lokasi Konfigurasi Elevasi Koordinat
Bentangan
Dusun 7°55'44.10"S -
1. 200 m Schlumberger 589 m
Grogol 110°45'52.00"E
Dusun 7°55'56.90"S -
2. 200 m Schlumberger 607 m
Grogol 110°45'28.00"E
Dusun 7°55'44.71"S -
3. 150 m Schlumberger 636 m
Sumberejo 110°45'17.86"E
Dusun Dipole- 7°55'43.68"S -
4. 380 m 584 m
Grogol Dipole 110°45'50.61"E
Dusun Dipole- 7°55'45.03"S -
5. 320 m 573 m
Sumberejo Dipole 110°45'19.43"E
4

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam analisis ini, dimulai dari data lapangan berupa data geologi permukaan
dengan melakukan pendeskripsian litologi maupun struktur geologi dan juga
pengamatan bentuk morfologi yang ada pada setiap titik lokasi pengamatan secara
offline. Kemudian untuk analisis data geolistrik yaitu memasukkan data hasil
pengukuran Sounding tiap titik lokasi pengamatan ke software Progress. Setelah
data Sounding didapatkan, kemudian dapat menginterpretasikan jenis litologi pada
lokasi pengamatan dari nilai tahanan jenis pada resistivity log tersebut dengan
mengacu pada klasifikasi Telford (1990), sehingga dari interpretasi resistivity log
tersebut dapat diketahui pemodelan bawah permukaan dan jenis akuifer yang
dilakukan secara online atau virtual.
Data Lapangan
Berdasarkan data dari pemetaan geologi semi rinci yang dilakukan langsung
(offline) dengan memperhatikan protokol kesehatan di lapangan, serta kajian awal
geologi daerah penelitian, secara umum batuan di daerah penelitian tersusun atas
litologi berupa batuan sedimen karbonat. Lokasi pengamatan dilakukan di satu
desa yaitu Desa Tambakromo dengan tiga dusun yaitu: Dusun Grogol, Dusun
Garon, dan Dusun Sumberejo.
1. Data Geologi Permukaan
a. Geomorfologi
Aspek-aspek yang dikaji dalam bahasan geomorfologi pada daerah
penelitian terdiri atas satuan geomorfologi, pola pengaliran, stadia daerah, dan
perhitungan aspek morfometri. Dalam menentukan satuan geomorfologi pada
daerah penelitian perlu adanya analisa citra DEMNAS untuk melihat kondisi
morfologi daerah penelitian. Bentukan bentang alam mencerminkan proses-
proses alam yang terjadi, baik endogen maupun eksogen. Metode yang
digunakan adalah analisis citra DEMNAS, peta topografi, dan pengamatan di
lapangan. Analisis tersebut menghasilkan data kelurusan – kelurusan dari pola
bukit, lembah, dan bentukan khusus; pola aliran sungai; satuan geomorfologi;
tahap geomorfik; dan pembagian tubuh gunungapi. Hasil analisis tersebut
dijelaskan pada sub bab di bawah ini. Pembagian satuan geomorfologi pada
daerah penelitian mengacu pada klasifikasi dari van Zuidam-Cancelado
(1979), pembagian satuan tersebut berdasarkan geometri, genesa, dan letak
geografi daerah penelitian. Berdasarkan data-data yang didapatkan di
lapangan dan dari interpretasi pola kontur pada daerah penelitian, peneliti
membagi satuan geomorfologi ialah :
1. Satuan Geomorfologi Bergelombang Lemah Denudasional
Litologi penyusun satuan ini berupa batugamping dan endapan
batugamping Wonosari (terrarosa). Satuan geomorfologi ini
dimanfaatkan oleh penduduk sebagai pemukiaman, perkebunan dan
ladang.
2. Satuan Geomorfologi Perbukitan - Tersayat Kuat Karst
5

Litologi penyusun berupa batugamping berlapis. Satuan geomorfologi ini


pada beberapa tempat dimanfaatkan sebagai lahan pertaninan dan juga
pemukiman akan tetapi pada daerah tersebut terancam terjadinya longsor
dan juga amblesan.
3. Satuan Geomorfologi Perbukitan Bergelombang Kuat karst.
Litologi penyusun berupa batugamping kristalin dan tuff. Satuan
geomorfologi ini tidak dimanfaatkan oleh penduduk setempat
dikarenakan topografi yang curam dan rawan longsor.
b. Struktur Geologi
Struktur geologi yang terdapat pada daerah penelitian
diinterpretasikan berdasarkan pengamatan dan pengkajian peta geologi
regional lembar Surakarta dan Giritontro pada daerah Kecamatan Ponjong,
Gunung Kidul. Hasil pengamatan dan pengkajian daerah ini diduga dikontrol
atas 5 struktur sesar sebagaimana diuraikan pada tabel 2.

Tabel 2. Jenis sesar pada daerah penelitian


Arah dan
Nama Sesar
Nama Sesar Kemiringan
(Rickard, 1972)
Sesar
Left Slip Fault Sesar Sinistral Plarung N 2020 E/730
Reverse Left Slip Fault Sesar Dekstral Sawahan N 3570 E/860
Reverse Left Slip Fault Sesar Sinistral Sumberejo N 3550 E/700
Right Slip Fault Sesar Dekstral Jambadewe N 510 E/730
Left Slip Fault Sesar Sinistral Garon N 800 E/590

c. Identifikasi Mata Air


Pada daerah penelitian dijumpai adanya dua mata air, keterdapatan
mata air tersebut diindikasi sebagai penciri adanya lapisan batuan pembawa
air (akuifer) pada bawah permukaan. Sehingga mata air tersebut perlu
diidentifikasi secara rinci mengacu pada klasifikasi Hendrayana, 2013
dalam R.J. Kodoatie, 2012 yaitu sebagai berikut:
a. Mata Air pada Dusun Grogol
Pada daerah ini ditemukan mata air, gambar 2 : Mata air ini
diduga muncul karena adanya rekahan pada litologi dibawah
permukaan berupa breksi. Mata air ini diinterpretasikan masuk
dalam jenis mata air fractured atau fissured.
6

Gambar 2 Mata air 1 pada daerah Dusun Grogol

b. Mata Air pada Dusun Sumberejo


Pada daerah ini ditemukan mata air, gambar 3 : Kemunculan mata
air ini diduga karena adanya kontrol struktur sesar Sinistral
Sumberejo. Mata air tersebut diinterpretasi masuk dalam jenis
mata air akuifer berpori.

Gambar 3 Mata air 2 pada daerah Dusun Sumberejo

d. Stratigrafi
Stratigrafi daerah penelitian dikembangkan dengan mengacu pada peta
geologi regional menurut Surono (1992). Dari kajian stratigrafi pada daerah
penelitian dijumpai beberapa litologi, antara lain batugamping terumbu,
batugamping berlapis, dan tuf.
7

Stratigrafi daerah penelitian mengacu pada penelitian Rizqi. A.H.F.


(2020).

Gambar 4. Stratigrafi daerah penelitian

2. Pemodelan Bawah Permukaan


Pada pengambilan data bawah permukaan ini peneliti mengambil data pada
tiga titik Sounding dan seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5 Korelasi data Sounding


8

Berdasarkan data yang telah didapatkan kemudian dilakukan analisa


pemodelan 2D dan 3D secara virtual yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen
secara online dan daring bahwa data Sounding 1 dan 2 memiliki kesaaman litologi
seperti endapan dan juga breksi. Kemudian pada data Sounding 2 dan 3 memiliki
korelasi litologi berupa batugamping kristalin, lapili tuf, dan breksi. Pada Sounding
2 ini juga terdapat perulangan lapili tuf dan juga batugamping berlapis yang tidak
terlihat lagi pada data Sounding 3, sedangkan pada data Sounding 3 terdapat litologi
berupa batulempung yang tidak terdapat pada data Souding 2 yang diindikasikan
adanya amblesan.
(Gambar 4) juga dapat terlihat bahwa korelasi antara data Sounding 2 dan 3
terdapat lapisan akuifer tertekan yang berada litologi lapili tuf yang memiliki batas
bawah dengan breksi dan batas atas dengan batugamping kristalin. Dimana
keduanya memiliki karakteristik sebagai akuifug atau lapisan yang kedap terhadap
air (lapisan batuan yang tidak dapat meloloskan air).

Gambar 6 Pemodelan 3D Daerah Penelitian

Pemodelan 3D bawah permukaan dengan menggunakan konfigurasi


Schlumberger dan Dipole-dipole yang mencakup Dusun Grogol, Garon, dan
Sumberejo. Hasil pemodelan tersebut didapatkan hasil bahwa pada daerah
penelitian ini terdapat lapisan akuifer. Lapisan akuifer tersebut terdapat pada
litologi lapili tuf. Pada lokasi ini juga terdapat tiga formasi yang berbeda yaitu
Formasi Mandalika, Formasi Semilir, dan Formasi Wonosari, serta dapat dilihat
9

juga terdapat Sesar Sinistral Sumberejo yang diindikasikan sebagai pemicu


munculnya mata air pada daerah Sumberejo.

5 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan interpretasi terhadap data geolistrik dan tinjauan
geologi, terdapat 2 titik pada Desa Tambakromo ini yang berpotensi sebagai akuifer
tertekan (confined aquifer) yaitu:
1. Pada daerah penelitian terdapat dua lokasi yang diindikasi terdapat lapisan
akuifer yaitu pada Dusun Garon dengan kedalaman 63-87 meter dengan
ketebalan lapisan 24 meter yang memiliki nilai tahanan jenis 338,82 Ωm
yang diinterpretasikan sebagai lapili tuf dan Dusun Sumberejo pada
kedalaman 55-68 meter yang memiliki ketebalan lapisan 13 meter dengan
nilai tahanan jenis 43.63 Ωm berupa lapili tuf.
2. Lapisan akuifer yang terdapat di Dusun Garon dan Dusun Sumberejo
memiliki jenis akuifer yang sama yaitu akuifer tertekan (confined aquifer).
3. Arah persebaran dari lapisan pembawa air ini atau akuifer memiliki 3 titik
yang diduga karena adanya faktor pengontrol dari Sesar Sinistral Sumberejo
yang berkembang pada daerah ini yang memiliki arah Barat-Timur.
Data-data di atas peneliti juga menemukan adanya mata air pada permukaan
yang diindikasikan keterdapatannya di kontrol oleh litologi bawah permukaan serta
Sesar Sinistral Sumberejo yang terdapat pada daerah tersebut. Kedua mata air
tesebut terletak pada bentang alam Struktural, dengan satuan morfologi
Bergelombang Lemah – Kuat Struktural.

6 KONTRIBUSI PENULIS
Dalam penelitian ini penulis 1 berperan melakukan koordinasi terhadap
pengambilan data lapangan dan bertanggungjawab terhadap pengolahan serta hasil
interpretasi data geologi permukaan dan data geolistrtik. Penulis 2
bertanggungjawab terhdap pengolahan data dan akomodasi serta administrasi
penelitian. Penulis 3 bertanggungjawab terhadap pengolahan data geologi
permukaan dan persiapan seminar atau pemaparan hasil riset tehadap masyarakat
luas. penulis 4 bertanggungjawab terhadap arahan bimbingan dalam proses
pengolahan data dan bertanggungjawab terhadap pengecekan hasil akhir penelitian.

7 UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kepada Bapak Al Hussein Flowers Rizqi, S.T., M.Eng.,
dan Ibu Fatimah, serta teman-teman yang telah berkontribusi dalam membantu
identifikasi akuifer di Daerah Ponjong. Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk penelitian di masa yang akan datang yang jauh lebih rinci.
10

DAFTAR PUSTAKA
Donald, M. 1979. Gunungkidul Groundwater Project Final Report: Geohydrology.
Volume 3A.
Kodoatie, R.J. 2012. Tata Ruang Air Tanah. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Rizqi, A.H.F. 2020. Rekonstruksi Stratigrafi Jalur Sungai Krenceng, Ponjong,
Gunung Kidul, Yogyakarta. Prosiding Nasional Rekayasa Teknologi
Industri dan Informasi XV Tahun 2020 (ReTII). pp. 255~271
Surono., Toha, B. dan Sudarno, I. 1992. Geologi Lembar Surakarta Giritontro, Jawa
Tengah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.
Volume 19 : Halaman 213.
Telford W.M., Geldart L.P. dan Sheriff R.E. 1990. Applied Geophysics. Second
Edition, Cambridge University Press. Cambridge. pp. 522-524.
Todd, D. K. 1955. Groundwater Hydrologi. Jhon Wiley And Sons Inc. New York.
van Bemmelen, R.W. 1949. Geologi of Indonesia. Volume IA. The Hauge Martinus
Nijhoff. Netherland.
van Zuidam, R. A. dan van Zuidam-leonCancelado, F.I. 1979. Terrain Analysis and
Classification using Aerial Photographs. Textbook VII-6. Netherlands:
International Institute for Aerial Survey amd Earth Sciences (ITC). 310p.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


12
13
14

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Al Hussein Flowers Rizqi, S.T.,M.Eng
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Geologi
4 NIDN 0504039101
5 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 4 Maret 1991
6 E-mail alhussein@sttnas.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 0812 3059 6561

B. Riwayat Pendidikan
Gelar akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi STTNAS UGM
Jurusan/Prodi Teknik Geologi Teknik Geologi
Tahun Masuk – Lulus 2009-2014 2015-2018

C. Rekam Jejak Tri Darma PT


C.1. Pendidikan atau Pengajaran
No Nama mata kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Geokimia Hidrokarbon Pilihan 2
2 Geofisika Wajib 2
3 Praktikum Geofisika Wajib 1
4 Teknik Reservoir Pilihan 2
5 Geostatistika Wajib 2

C.2. Penelitian
Penyandang
No Judul Penelitian Tahun
Dana
Identifikasi Potensi Hidrokarbon
Formasi Rambatan di Daerah
1 Mandiri 2017
Pamulihan, Kab. Brebes, Jawa
Tengah
Identifikasi Struktur Geologi
Sungai Watugajah, Kec.
2 Mandiri 2018
Gedangsari, Kab. Gunung Kidul,
DIY
Identifikasi Struktur Geologi
STTNAS
3 Berdasarkan Data Observasi 2019
Yogyakarta
Lapangan dan Implikasinya
15

Penyandang
No Judul Penelitian Tahun
Dana
Terhadap Penyebaran Batuan
Formasi Andesit Tua (Oaf) –
Sentolo, Studi Kasus di Jalur
Sungai Niten Kec. Giripurwo,
Kabupaten Kulonprogo, DIY
Analisis Siklus Perulangan Litologi
pada Formasi Sambipitu di Sungai
4 ITNY 2019
Ngalang, Kecamatan Gedangsari,
Kabupaten Gunung Kidul, DIY
Characteristic and Provenance of
Sandstone Bed in Ngoro Oro Area,
5 ITNY 2019
Patuk Subdistrict, Gunung Kidul
Regency, Yogyakarta
Investigasi Zona Potensi Bencana
Amblesan Berbasis Data Geolistrik
6 Schlumberger dan Wenner Di ITNY 2019
Ponjong, Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta
Penentuan Batuan Alas dan
Penyekat berdasarkan Metode
Geolistrik Konfigurasi Dipole – KEMENRISTEK
7 2020
Dipole pada Telaga Gesing, DIKTI (PDP)
Pucanganom, Kabupaten Gunung
Kidul
Rekonstruksi Stratigrafi Jalur
KEMENRISTEK
8 Sungai Krenceng, Ponjong, 2020
DIKTI (PDP)
Gunung Kidul, Yogyakarta
Geoelectrical Resistivity Survey to
Determine Sliding Surface of
KEMENRISTEK
9 Landslides Prone Area – Case 2020
DIKTI (PDP)
Study in Ponjong Subdistrict,
Gunung Kidul Regency, Indonesia

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


Judul Pengabdian Kepada Penyandang
No Tahun
Masyarakat Dana
1 Ceramah Mitigasi Gempabumi Di
Desa Donomulyo, Nanggulan, Kab. STTNAS 2019
Kulon Progo, DIY
16
17

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Posisi
No Nama Bidang Ilmu Uraian Tugas
Penulis
1. Muhammad Penulis Geologi  Mengkoordinir semua
Dandy Pertama kegiatan penelitian agar
Fachrindra berjalan lancar
 Bertanggungjawab
terhadap hasil penelitian
dengan baik dan benar
 Bertanggungjawab
terhadap pengambilan data
dilapangan berupa data
permukaan dan bawah
permukaan
 Bertanggungjawab
terhadap pengolahan dan
interpretasi data geologi dan
geofisika
2. Bella Berliana Penulis Geologi  Bertanggungjawab
Nur Rakhma kedua terhadap pepengolahan data
geofisika dengan baik dan
benar
 Bertanggungjawab
terhadap pembuatan bahan
seminar maupun presentasi
kepada masyarakat luas
3. Ghazi Ismail Penulis Geologi  Bertanggungjawab
Sastrawiguna ketiga terhadap pengolahan data
geologi dengan baik dan
benar
 Bertanggungjawab atas
akomodasi dan administrasi
tim
4. Al Hussein Penulis Geologi  Bertanggungjawab
Flowers Rizqi, Koresponde terhadap arahan bimbingan
S.T., M.Eng. nsi dalam proses pengolahan
data.
 Bertanggungjawab
terhadap pengecekan hasil
akhir penelitian.
18

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim


19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Anda mungkin juga menyukai