Anda di halaman 1dari 20

No : 085/SP-DE/Geolistrik/XII/2022

Lampiran : 1 (satu) berkas


Perihal : Justifikasi teknis pekerjaan Deepwell

Kepada yth,
PT.DENKI ENGINEERING
Up.Bpk Saddam as Project Manager
Di tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan telah dilaksanakannya pekerjaan penelitian geolistrik yang berlokasi di
Klapanunggal Kec.Narogong Kab.Bogor, maka dengan ini kami sampaikan beberapa justifikasi
teknis hasil penelitian geolistrik yang telah kami lakukan, diantaranya :
1. Penelitian geolistrik atas pedugaan akuifer (lapisan pembawa air) telah dilakukan sebanyak
2 titik duga dengan koordinat GL.1 -6.45273334 , 106.94042151 , GL.02 -6.45272562
106.94073184;
2. Litologi tersusun atas Lempung Pasiran, Batugamping, Pasir Kuarsa, dan Gamping
Terumbu;
3. Kami menyarankan agar pengeboran dilakukan sampai dengan kedalaman 150m
dikarenakan hasil dari dugaan geolistrik baru di temukannya potensi akuifer pada
kedalaman 85m. Dan apabila pengeboran hanya dilakukan sampai dengan kedalaman
100m maka dikhawatirkan debit yang dicapai tidak memenuhi kebutuhan, karena dari
kedalaman 100m – 142m memiliki potensi akuifer dan sangat disayangkan apabila tidak
di sadap (laporan geolistrik terlampir);
4. Untuk diameter casing kami menyarankan agar dirubah menjadi diameter 6” agar sumur
bisa menampung lebih banyak air.
5. Atas hal tersebut diatas, mengacu pada point 3 dan 4 maka akan ada penyesuaian harga
pekerjaan dari harga yang sebelumnya.
Demikian justifikasi teknis ini kami sampaikan, semoga bisa menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pihak PT.DENKI ENGINEERING atas pekerjaan sumur yang akan
dilaksanakan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Bandung, 15 Desember 2022
CV.SABIRU PERKASA

RIZKY PRADITA
Direktur
LAMPIRAN
2022
LAPORAN PENYELIDIKAN GEOLISTRIK
PROJEK PT. TCL, KAB. BOGOR

Lahan Projek Pembangunan


PT. TCL Klapanunggal
CV. Sabiru Perkasa
12/14/2022
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

KATA PENGANTAR

Laporan ini disusun sebagai hasil penyelidikan potensi air tanah dengan metode
geolistrik. Telah dilaksanakan oleh personil yang telah berpengalaman, penyelidikan
dilakukan di Daerah Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tepatnya di Area
pembangunan PT. TCL.
Pengambilan data lapangan berlangsung pada bulan Desember 2022, diantaranya 2 titik
pengukuran geolistrik. Dilakukan pengukuran langsung dengan menggunakan alat resistivity
meter yang memadai.
Isi laporan ini mencakup uraian mengenai pelaksanaan kegiatan pengambilan data
lapangan, pengolahan dari data hasil pengukuran, interpretasi, dan evaluasi hasil pengukuran
serta penentuan lokasi yang memiliki potensi air tanah. Laporan ini diharapkan dapat
membantu memberikan gambaran potensi air tanah pada bawah permukaan yang pada
akhirnya dapat bermanfaat bagi perencanaan kegiatan pengeboran air tanah.

Bandung, Desember 2022

CV. Sabiru Perkasa

i
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1

1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................ 1

1.3 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................. 1

1.4 LOKASI PENELITIAN ......................................................................................... 2

BAB II TEORI DASAR DAN METODE PEKERJAAN ................................................ 3

2.1 Teori Dasar Geolistrik ............................................................................................ 3

2.2 Analisis Hidrogeologi dari Nilai Resistivitas ......................................................... 5

2.3 Organisasi Kerja ..................................................................................................... 6

2.4 Penentuan Titik Geolistrik ...................................................................................... 7

BAB III HASIL PENYELIDIKAN.................................................................................. 8

3.1 Hasil Pengukuran Geolistrik................................................................................... 8

3.1.1 Inversi pada titik GL 1 ..................................................................................... 9

3.2 Potensi Air Tanah pada Area Yogya Mekarwangi ............................................... 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 14

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14

4.2 Saran ..................................................................................................................... 14

ii
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan primer bagi seluruh mahluk hidup, tanpa adanya air maka
tidak akan ada kehidupan di bumi ini, sebagai manusia kita diciptakan akal untuk mendapatkan
air, mengolah dan memanfaatkannya dengan baik. Salah satu cara untuk mengexplorasi air
yaitu dengan cara mencari dari bawah permukaan tanah dan ilmu yang bersangkutan dengan
hal tersebut yaitu hidrogeologi beserta cabang dari ilmu terapan kebumian lainnya salah
satunya yaitu geofisika. Ketersediaan air tanah pada suatu daerah berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan seperti iklim, curah hujan, vegetasi, batuan dan struktur geologi yang berkembang
pada daerah tersebut. Curah hujan yang cukup tinggi dan jenis batuan penyusun yang memiliki
kemampuan meluluskan air merupakan faktor utama terbentuknya air tanah yang potensial.
Potensi air tanah di Indonesia dihasilkan dari inventarisasi depatemen ESDM (Dwiyanto, 2006)
terdapat pada 432 cekungan air tanah (CAT) dengan total debit mencapai sekitar 518 miliar
m3/tahun. Potensi air tanah tersebut memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan air
bersih di Indonesia. Tingkat kebutuhan air tanah ditentukan oleh jumlah yang tersedia di alam
dan kesesuaian kualitas air tersebut untuk dapat di konsumsi manusia.

1.2 Maksud dan Tujuan


Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan informasi pendugaan keberadaan dari
airtanah dengan menggunakan metode geolistrik 1D dengan tujuan dari kegiatan adalah :

 Memperoleh gambaran sebaran resistivitas yang menjadi potensi air tanah di bawah
permukaan berdasarkan kontras tahanan jenis yang diperoleh setelah dilakukannya
interpretasi resistivitas
 Memberikan dukungan data secara kuantitatif dan kualitatif terhadap program
eksploitasi dalam menjadi rujukan untuk dilakukannya kegiatan pemboran air tanah
yang akan dilakukan di Area Projek PT. TCL Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten
Bogor.

1.3 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan penyelidikan geolistrik untuk pendugaan potensi airtanah di Wilayah
Projek PT. TCL Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor meliputi:
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
b. Survey Geolistrik 1D (VES : Vertical Electrical Sounding)
c. Interpretasi & Pelaporan

1
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

1.4 LOKASI PENELITIAN


Lokasi penelitian terletak pada Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
(Gambar 1.1). Jumlah titik geolistrik sebanyak 2 titik sounding yang terletak di sekitar area
lahan Projek. Lokasi dapat di tempuh 2 jam 40 menit dari pusat kota bandung dengan
menggunakan kendaraan mobil.

Gambar 1. 1 Lokasi Pengukuran Geolistrik

2
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

BAB II TEORI DASAR DAN METODE PEKERJAAN


2.1 Teori Dasar Geolistrik
Eksplorasi dengan metode geolistrik dilakukan di atas permukaan tanah dengan
menginjeksi searah (DC) frekuensi rendah ke dalam tanah melalui dua elektroda arus. Besar
beda potensial yang terjadi diukur di permukaan dengan dua elektroda potensial. Hasil
pengukuran besar yang diinjeksikan dan beda potensial yang terjadi untuk setiap jarak
elektroda yang berbeda akan memberikan variasi harga tahanan jenis. Variasi nilai tersebut
menunjukkan adanya variasi lapisan batuan di bawah permukaan.

Aliran arus listrik di dalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Konduksi elektrolitik yang terjadi jika batuan/mineral mempunyai banyak elektron


bebas sehingga arus listrik yang dialirkan dalam batuan oleh elektron-elektron bebas
tersebut.
2. Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porous dan pori-porinya terisi
oleh cairan elektrolitik.
3. Konduksi dielektrik terjadi jika batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus
listrik dimana pada kasus ini terjadi polarisasi saat batuan dialiri arus listrik.

Pengukuran sifat kelistrikan batuan dilakukan dengan menerapkan Hukum Ohm’s


dengan asumsi bahwa batuan tersebut homogen, isotropis dan semi tidak terbatas. Jika arus
diinjeksi ke bawah permukaan sebesar 1 mA dan besar beda potensial yang terjadi adalah V
mV, maka nilai resistensi atau hambatan listrik (R) :

V L
R danR  
I A
(4-1)
A V
 .
L I

dimana :

 R = Resistensi (ohm)
 V = Potensial (V)
 I = Kuat arus (A)
 L = Panjang medium (m)
 A = Luas penampang (m2)
 p = Resistivitas (Ohm-m)

3
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Gambar 2. 1 Prinsip kerja metoda geolistrik (M. Erdelyi & Galfi, 1988)

Dalam pengukuran geolistrik digunakan empat buah elektroda yang diberi simbol
sebagai berikut :

- A = elektroda arus positif


- B = elektroda arus negatif
- M dan N = elektroda potensial.

Jika MN merupakan jarak antara elektroda M dan elektroda N, maka persamaan diatas dapat
diekspresikan sebagai berikut (Zohdy, dkk, 1974) :

2 V
 .
1 1 1 1 I
  
AM BM AN BN
V
  K.
I (4-2)

K adalah faktor geometri yang tergantung pada jarak dan susunan elektroda.

Susunan elektroda yang telah dikenal ada beberapa metoda antara lain :

1. Aturan Schlumberger; yaitu keempat elektroda ditempatkan sejajar dengan jarak elektroda
potensial (MN) maksimum seperlima (1/5) jarak elektroda arus (AB). Faktor geometri
diekspresikan :

4
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

K  .
 AB / 22  (MN / 2)2
MN (4-3)

2. Aturan Wenner; yaitu empat buah elektroda ditempatkan sejajar dengan jarak yang sama,
AM = MN = NB = a. Faktor geometri (K) = 2. .a. (4-4)

3. Aturan Dipole-Dipole; yaitu sepasang elektroda arus yang terpisah dari sepasang elektroda
potensial dengan jarak elektroda dalam satu pasang dinyatakan dengan variabel a dan jarak
antara kedua pasangan dinyatakan dengan na. Faktor geometri dinyatakan K = n(n+1)(n+2)
a. (4-5)

Gambar 2. 2 Susunan Elektroda (M. Erdelyi & Galfi, 1988)

2.2 Analisis Hidrogeologi dari Nilai Resistivitas


Tahanan jenis batuan merupakan hal yang sangat relatif, karena nilai tahanan jenis tidak
dapat mendefinisikan parameter batuan secara pasti, akan tetapi harga anomali dapat digunakan
untuk interpretasi hidrogeologi. Interpretasi hidrogeologi dari nilai tahanan jenis kemungkinan
akan berbeda bagi setiap interpreter, sehingga keakuratannya ditentukan oleh pengalaman
interpreter.

Contoh kasus diambil dari daerah yang telah dilakukan pengukuran geolistrik yang
merupakan daerah dataran pantai yang dibatasi oleh patahan normal. Cekungan tersebut
kemudian terisi oleh endapan sedimen laut dan terrestrial. Dasar cekungan diinterpolasi dari
singkapan di pegunungan sekitarnya, yaitu berupa granit dan basal. Tujuan ekeplorasi ini
adalah untuk eksploitasi airtanah pada kedalaman lebih kecil dari 200 meter. Salah satu metode

5
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

pendekatan nilai tahanan jenis untuk interpretasi jenis litologi adalah korelasi dengan sumur
bor yang telah ada dan pengukuran nilai resistivitas pada singkapan batuan.

Kasus pertama : Nilai tahanan jenis pada Wadi Zabid Valley adalah :
1. Akifer jenuh = 20 – 80 m.
2. ‘Dry loss’ di permukaan = 15 – 35 m.
3. ‘Dry loss’ + pasir = 10 – 400 m.
4. Kerikil kering di permukaan = > 360 m.
5. Clay = 5 – 20 m.
6. Granit = > 500 m.
Kasus kedua : Nilai tahanan jenis di Wadi Jizan Valley adalah :
1. Intrusi air laut = < 1 m.
2. Akuifer jenuh = 10 – 50 m.
3. Clay = 2 – 5 m.
4. ‘Dry loss’ + pasir = 160 –400 m.
5. Granit = > 500 m.

Konversi data transverse resistivity ke dalam transmisivitas pada akuifer multilayer,


dimana transmissivitas merupakan penjumlahan nilai transmissivitas semua layer, maka dalam
transverse resistivity juga merupakan penjumlahan transverse resistivity semua lapisan yang
diperkirakan sebagai akufer.

2.3 Organisasi Kerja


Dalam pelaksanaannya, pekerjaan pengukuran geolistrik untuk penyelidikan air tanah
daerah pekerjaan ini secara keseluruhan akan dilaksanakan oleh Davin Rizqa Haris
Suryana,ST, MT. Sedangkan untuk setiap peralatan yang akan dilibatkan adalah seperti pada
Tabel di bawah ini.

Tabel 2. 1 Jenis Peralatan Lapangan Utama yang dipersiapkan untuk pelaksanaan Survey Geolistrik.

No Uraian Satuan Jumlah

Peralatan

1 Resistivitymeter Naniura NRD 300 Plus Unit 1

Perlengkapan

1 Elektroda Potensial Buah 2


2 Elektroda Arus Buah 2

6
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

3 Kabel Gulung untuk Elektroda Potensial Buah 2

4 Kabel Gulung untuk Elektroda Arus Buah 2

5 Accu kering 12 Volt Buah 2

6 Palu Buah 3
7 Meteran Buah 2
2.4 Penentuan Titik Geolistrik
Pengambilan data geolistrik difokuskan untuk memetakan persebaran nilai resistivity
pada target yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat pada area survey,
desain lintasan dibuat rapat dengan total titik pengukuran sebanyak 2 titik pada sekitar area
Pembangunan PT. TCL. Secara umum desain pengukuran geolistrik dibuat rata pada seluruh
area target dengan jarak antar titik yang sama menyesuaikan kondisi di lapangan, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan nilai yang objektif dan sama akurat pada seluruh area
pengukuran. Berikut adalah tabel kordinat titik pengukuran geolistrik:

Tabel 2. 2 Tabel Kordinat titik Pengukuran Geolistrik


Nama Titik X Y

GL 1 -6.45273334 106.94042151

GL 2 -6.45272562 106.94073184

Gambar 2. 3 Titik – Titik kordinat Pengukuran Geolistrik

7
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

BAB III HASIL PENYELIDIKAN


3.1 Hasil Pengukuran Geolistrik
Pengukuran Geolistrik di area pekerjaan terdapat 2 titik. Berikut ini adalah hasil inversi dari
setiap titik pengukuran Geolistrik.

GL 1

GL 2

Gambar 3. 1 Dokumentasi Kegiatan Pengukuran Geolistrik pada titik GL 1 dan GL 2

8
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

3.1.1 Inversi pada titik GL 1

Gambar 3. 2 Hasil Inversi pada titik Gl 1

Berdasarkan hasil dari analisis pengukuran pada titik GL 1, nilai resistivitas yang di dapat
rata – rata memiliki nilai variatif, nilai yang tertinggi yaitu 229 Ohm, dan yang paling rendah
yaitu 3 ohm. Berdasarkan nilai tahanan jenis yang di interpretasikan ke dalam batuan merujuk
pada teori dasar, maka dapat di simpulkan litologi tersusun atas tanah penutup pada kedalaman
0m –3,1 m selanjutnya di bawahnya terdapat lapisan pasir lempungan pada kedalaman 3,1 m
– 23,6 m, setelah itu terdapat lapisan batugamping pada kedalaman 23,6 m – 82,2 m, kemudian
terdapat lapisan pasir kuarsa pada kedalaman 82,2 m – 142 m dan terakhir terdapat lapisan
batugamping terumbu pada kedalaman 142 m – 150 m. Dari hasil interpretasi tersebut dapat di
simpulkan bahwa lapisan yang berpotensi memiliki aliran air tanah atau akuifer terdapat 1
lapisan, lapisan yaitu pada kedalaman 82,2 m – 142 m, dengan litologi pasir kuarsa.

9
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

3.1.2 Inversi pada titik GL 2

Gambar 3. 3 Hasil Inversi pada titik Gl 2

Berdasarkan hasil dari analisis pengukuran pada titik GL 2, nilai resistivitas yang di dapat
rata – rata memiliki nilai variatif, nilai yang tertinggi yaitu 77 Ohm, dan yang paling rendah
yaitu 1 ohm. Berdasarkan nilai tahanan jenis yang di interpretasikan ke dalam batuan merujuk
pada teori dasar, maka dapat di simpulkan litologi tersusun atas tanah penutup pada kedalaman
0m –0,6 m selanjutnya di bawahnya terdapat lapisan pasir lempungan pada kedalaman 0,6 m
– 21,5 m, setelah itu terdapat lapisan batugamping pada kedalaman 21,5 m – 79,1 m, kemudian
terdapat lapisan pasir kuarsa pada kedalaman 79,1 m – 138,9 m dan terakhir terdapat lapisan
batugamping terumbu pada kedalaman 138,9 m – 150 m. Dari hasil interpretasi tersebut dapat
di simpulkan bahwa lapisan yang berpotensi memiliki aliran air tanah atau akuifer terdapat 1
lapisan, lapisan yaitu pada kedalaman 79,1 m – 138,9 m, dengan litologi pasir kuarsa.

10
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

3.2 Potensi Air Tanah pada Area Pembangunan PT. TCL


Dari hasil interpretasi maka dapat disimpulkan area Pembangunan PT. TCL memiliki
potensi air tanah yang memadai untuk dilakukan pengeboran air tanah karena memiliki lapisan
akuifer yang terbilang tebal tapatnya pada kedalaman 82,2 m – 142 m dan 79,1 m – 138,9 m,
dengan litologi pasir kuarsa. Berikut di bawah ini profile dari seluruh log resistivity pada area
Lahan Pembangunan PT. TCL Klapanunggal.

Gambar 3. 4 log profile dari resistivity dari seluruh hasil pengukuran geolistrik

11
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Gambar 3. 5 Posisi area penyelidikan Peta hidrogeologi Regional lembar Jakarta (R. Soekardi,
1986)

Dari hasil analisis beradasarkan peta hidrogeologi Regional lembar Jakarta (R. Soekardi,
1986) posisi Lahan Pembangunan PT. TCL berada pada zona akuifer produktif sedang dan luas
sebarannya. Berdasarkan hasil pengukuran geolistrik ditemukan 1 lapisan yang berpotensi
akuifer pada 82,2 m – 142 m dan 79,1 m – 138,9 m, dengan litologi pasir kuarsa.

Tabel 3.1 Nilai konduktivitas hidrolik pada berbagai macam struktur tanah dan endapan
lepas (US Bureau of Reclamation, 1993)

Dari tabel US Bureau of Reclamation, 1993 dapat di prediksi lapisan pasir kuarsa bersifat
akuifer dan memiliki aliran air tanah menengah - rendah, akuifer mencukupi namun harus

12
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

memiliki ketebalan yang mendukung. Berdasarkan hasil dari pengukuran geolistrik GL 1 dan
GL 2 ketebalan lapisan ini mencapai lebih dari 50 m, sementara itu nilai konduktivitas lapisan
ini memiliki nilai 1 – 101 m/hari atau di kategorikan menengah – tinggi. Jika kita asumsikan
dengan diameter sumur 6 inc dan pembukaan saringan sekitar 100 m maka prediksi debit yang
di peroleh sekitar 3 L/det, dari prediksi tersebut dapat disimpulkan sumur dalam tanah terbilang
cukup produktif namun kembali pada kebutuhan air yang diperlukan.

13
Laporan Penyelidikan Geolistrik Projek PT. TCL Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penyelidikan geolistrik yang dilakukan pada Lahan Pembangunan PT.
TCL, maka dapat disumpulkan :

1. Litologi tersusun atas lempung pasiran, Batugamping, Pasir Kuarsa, dan Gamping
Terumbu.
2. Potensi akuifer terdapat pada nilai resistivitas tertinggi dengan keterdapatan pada GL 1
di kedalaman 82,2 m – 142 m dan GL 2 di kedalaman 79,1 m – 138,9 m pada litologi
pasir kuarsa.

4.2 Saran
Dari kesimpulan yang diperoleh area Pembangunan PT. TCL memiliki potensi air tanah
yang baik. Saran dilakukan pengeboran yaitu 150 m melewati litologi batugamping yang
bersifat akuifug dan pasir kuarsa yang bersifat akuifer.

14

Anda mungkin juga menyukai