Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH

(Soil Investigation Report)


PENYELIDIKAN TANAH PEMBANGUNAN BATCHING
PLANT
JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN
BARAT

JUNI 2023
CV. TETA Engineering
Jl. Sultan Abdurahman. Gg. Aren No.37 Pontianak Kota. Kota Pontianak. Kalimantan Barat
Telepon +628115703612 ; email : tetadivsoil@gmail.com

Pontianak, 10 Juni 2023

Kepada Yth,
CV. GEMILANG JAYA BETON

Perihal : Laporan Akhir Pekerjaan Penyelidikan Tanah (Soil Investigation Report)


Pekerjaan : Pembanguna Pembangunan Batching Plant
Lokasi : Jl. Raya Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan adanya pekerjaan Pembanguna Pembangunan Batching Plant, Jl. Raya
Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat , maka diperlukan pekerjaan penyelidikan
tanah yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi lapisan tanah dan parameter tanah.
Hasil penyelidikan tanah akan digunakan oleh konsultan perencana serta pelaksana pekerjaan untuk
keperluan desain, kontruksi dan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya
data tanah yang memadai diharapkan hasil desain dapat optimal. baik dalam penentuan jenis fondasi,
jenis konstruksi maupun metode pelaksanaan konstruksinya, yang dapat menghasilkan perencanaan
bangunan yang aman, handal dan ekonomis. Pekerjaan penyelidikan tanah dilaksanakan pada tanggal 5
Juni 2023, dimana titik penyelidikan tanah telah disepakati.

Pekerjaan penyelidikan tanah meliputi pekerjaan Uji Cone Penetration Test (CPT) / Sondir ringan
kapasitas 2,5 ton dengan manometer pembacaan 60 dan 250 kg/cm2. Metoda pelaksanaan mengacu
kepada SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik – ICS 91.010.01 Badan Standardisasi
Nasional (BSNI).

Diharapkan dengan laporan penyelidikan tanah ini dapat digunakan untuk mengambil keputusan
analisa fondasi yang akan digunakan pada pembangunan pekerjaan tersebut, dan memberikan gambaran
terhadap struktur kondisi tanah.

Hormat kami,
CV. TETA Engineering

Ridho Haryono. ST
Direktur
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 2
1.1. Umum .................................................................................................................................. 2
1.2. Maksud dan Tujuan .............................................................................................................. 2
1.3. Lokasi Penyelidikan Tanah ................................................................................................... 2
BAB II BATASAN LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH ................................................................................ 4
BAB III LINGKUP PEKERJAAN PENYELIDIKAN TANAH ............................................................................. 5
3.1. Distribusi titik penyelidikan tanah menggunakan Cone Penetration Test (CPT) / Sondir. ........... 5
3.2. Prosedur pekerjaan Cone Penetration Test (CPT) / Sondir.......................................................... 5
3.2.1. Tahanan Ujung (qc) ............................................................................................................ 6
3.2.2. Gesekan selimut (fs) ........................................................................................................... 7
3.2.3. Friction Ratio (fr) ............................................................................................................... 7
BAB IV ANALISA DAYA DUKUNG TANAH ............................................................................................... 8
4.1. Daya dukung tanah dari data Cone Penetration Test (CPT) / Sondir ...................................... 8
4.1.1. Metoda Schertmann-Nottingham (1975)........................................................................ 8
4.1.2. Metode langsung “Direct Cone Method” Meyerhof (1956, 1976) ................................10
BAB V KOSISTENSI TANAH & EFESIENSI GROUP TIANG ........................................................................11
5.1. Kosistensi tanah .......................................................................................................................11
5.2. Klasifikasi Tanah .....................................................................................................................11
5.2. Efesiensi group tiang ................................................................................................................12
BAB VI HASIL PENYELIDIKAN LAPANGAN .............................................................................................15
BAB VII KESIMPULAN PENYELIDIKAN LAPAGAN DAN DAYA DUKUNG TANAH.......................................18
DOKUMENTASI LAPANGAN .................................................................................................................20
LAMPIRAN SONDIR (CPT) ....................................................................................................................21
LAMPIRAN DAYA DUKUNG TANAH......................................................................................................22

1|P a ge
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
Pengembangan wilayah tidak bias lepas dari pembangunan infrastruktur, kususnya
infrastruktur bangunan sipil. Secara teknis, hal pertama yang harus diperhatikan dalam
pembangunan struktur bangunan adalah kemampuan dukung tanahnya. Tanah dengan
kompresibilitas yang tinggi, daya dukung rendah, dan terkadang berpotensi mengembang (swelling
soil) dapat menimbulkan masalah dalam pembangunan. Informasi tentang kondisi tanah yang akan
mendukung beban fondasi diperlukan dalam perencanaan fondasi, sehingga fondasi dapat bertumpu
dengan baik di atasnya. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui penyelidikan tanah di lapangan,
salah satunya dengan uji penetrasi kerucut (CPT).
Untuk mempermudah penetapan jenis fondasi, penyediaan informasi spasial konsistensi tanah
sangat dibutuhkan. Konsistensi tanah didapatkan berdasarkan nilai tahanan konus (qc) dan tahanan
gesek (fs) pada uji CPT. Pada banyak perkotaan di Indonesia, belum tersedia informasi spasial
tentang konsistensi tanah, sementara kajian pemetaan konsistensi tanah berdasarkan nilai CPT sangat
diperlukan untuk menyediakan informasi spasial konsistensi tanah agar perencanaan dan desain
bangunan, khusunya fondasi bangunan dipastikan benar-benar menumpu dengan keras.
Dengan tersedianya informasi tersebut, resiko kegagalan bangunan dapat diminimalisir.
Untuk menyediakan informasi spasial konsistensi tanah, beberapa analisis perlu dilakukan, seperti
analisis kedalaman tanah keras, klasifikasi tanah dan konsistensi tanah berdasarkan nilai CPT.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan penyelidikan tanah adalah mendapatkan data dan informasi lapisan
tanah dibawah permukaan (sub-surface) yang digunakan sebagai parameter membuat keputusan
desain fondasi dan adanya perbaikan tanah, serta menghasilkan mutu pelaksanaan yang memadai
dengan biaya yang efisien.
Tujuan penyelidikan tanah untuk mengetahui lapisan-lapisan tanah, mengetahui kedalaman
tanah keras, daya dukung tanah, muka air tanah, serta mendapatkan sifat fisis dan mekanis tanah
pada lokasi tersebut.
Dengan melakukan pengujian tanah maka kita dapat menentukan jenis pondasi yang tepat
untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Selain itu juga dapat digunakan untuk menentukan
perlakuan yang tepat agar tanah bisa mendukung terhadap jenis pondasi yang diterapkan. Dari
penyelidikan inilah akan ditentukan baik alternatif, jenis, kedalaman hingga dimensi pondasi yang
paling efisien namun tetap aman digunakan.

1.3. Lokasi Penyelidikan Tanah


Lokasi penyelidikan tanah berada di Pembanguna Pembangunan Batching Plant, Jl. Raya
Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, terdapat perbedaan tinggi elevasi titik
uji sondir terhadap jalan di masing-masing titik penyelidikan.
 Koordinat titik penyelidikan tanah :
- CPT.01 0°53'2.28"N ; 109°30'9.67"E
- CPT.02 0°53'2.00"N ; 109°30'8.73"E

2|P a ge
 Lokasi titik penyelidikan :

Gambar 1
Lokasi titik penyelidikan tanah

3|P a ge
BAB II BATASAN LAPORAN PENYELIDIKAN
TANAH
Batasan laporan penyelidikan tanah, meliputi :
- Penyedia jasa penyelidikan tanah hanya melakukan kegiatan penyelidikan tanah yang telah
disepakati antara pihak yang terkait, penetuan pemilihan uji test lapangan, dan lokasi titik uji
lapangan dilakukan, serta jumlah yang telah disepakati.
- Batasan laporan hanya menyajikan gambaran kondisi tanah yang telah dilakukan pekerjaan
penyelidikan tanah di area lokasi tersebut.
- Analisa daya dukung tanah hanya menggunakan salah satu rumus empiris yang ada, selanjutnya
untuk desain lebih lanjut konsultan perencana harus melakukan kajian dan Analisa
berdasarkan rumus-rumus lainnya.
- Laporan penyelidikan tanah tidak melampirkan atau mengkaji desain fondasi atau analisa struktur
lainnya.
- Laporan penyelidikan tanah tidak bersifat mengikat untuk perhitungan analisa daya dukung yang
disajikan, pemilihan fondasi, dimensi fondasi. Perencana atau kontraktor dapat menganalisa
kembali dari data-data yang disajikan untuk desain fondasi yang akan digunakan.
- Metoda pelaksanaan menggunakan SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik – ICS
91.010.01 Badan Standardisasi Nasional (BSNI).
- CV. Teta Engineering hanya bertanggung jawab pada laporan penyelidikan tanah.

4|P a ge
BAB III LINGKUP PEKERJAAN
PENYELIDIKAN TANAH
Penyelidikan tanah diperlukan untuk mendapatkan struktur lapisan tanah bawah yang dimana
terdapat kemungkinan-kemungkinan adanya variasi jenis lapisan tanah, sifat, bahkan dengan jarak
yang relatif dekat sekalipun (non homogenius), baik dalam arah lateral maupun vertikal sehingga
data penyelidikan tanah suatu daerah disekitarnya kemungkinan sangat berbeda.

3.1. Distribusi titik penyelidikan tanah menggunakan Cone Penetration Test (CPT) / Sondir.
Penyelidikan tanah dengan menggunakan Cone Penetration Test (CPT) / Sondir dilakukan
sebanyak 2 (dua) titik, dimana letak titik pengujian dapat dilihat pada denah (Gambar.1). Elevasi
tanah permukaan diukur dari masing-masing titik uji tanah setempat.

Data tanah hasil dari penyelidikan yang dilakukan :

Kedalaman
No Titik Sondir Qc (kg/cm2) Total Friksi (kg/cm) MAT (m)
(m)
1 CPT.01 -8,20 200 1135,39 -
2 CPT.02 -6,00 200 802,49 -

3.2. Prosedur pekerjaan Cone Penetration Test (CPT) / Sondir


Adapun maksud dan tujuan dari pengujian penetrasi sondir adalah untuk mengetahui
perlawanan/tahanan penetrasi konus/ujung (end resistance/cone resistant) dari lapisan tanah yang
dinyatakan dalam kg/cm2 dan hambatan lekat (skin friction) yaitu gaya perlawanan konus atau
bikonus yang dinyatakan dalam kg/cm.
Alat Sondir yang digunakan dalam pegujian ini adalah alat sondir type Dutch Penetrometer
dengan kapasitas 2,50 ton yang mempunyai konus seluas 10 cm2, sudut lancip kerucut 60o untuk
mengukur perlawanan ujung, dan dilengkapi mantel (sleave) yang berdiameter sama dengan konus
dan luas selimut 100 cm2 untuk mengukur lekatan (friction) dari lapisan tanah.

Perlengkapan peralatan dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :


 Alat Sondir 1 unit kapasitas 2,5 ton
 Manometer skala 60 kg/cm2, dan 250 kg/cm2
 Pipa besi batang sondir dengan panjang 1 meter lengkap dengan batang dalam
sebanyak 24 batang
 Bikonus 1 buah
 Angkur pengikat
 Kunci-kunci
 Oli SAE 10
 Minyak gemuk
 Peralatan dan bahan lainnya

Pelaksanaan sondir dimulai dengan melakukan pengikatan alat sondir agar peralatan pada saat
pelaksanaan pengujian tidak goyang dan posisi alat sondir tegak. Pekerjaan pengujian sondir
dilaksanakan setelah pipa batang sondir disambung ke bikonus dan pengujian baru dapat dimulai

5|P a ge
pelaksanaannya setelah posisi alat sondir tegak lurus dan oli diisi sampai penuh serta gelembung-
gelembung udara dikeluarkan dari hidrolik.
Untuk mendapatkan data tahanan/perlawanan ujung/konus (end resistance/cone resistant),
tahanan geser/lekat setempat (local skin friction) dan total tahanan (total skin friction), konus ditekan
ke dalam tanah dengan tenaga mekanis dengan cara memutar stang dari peralatan sondir.
Pembacaan manometer sondir dilakukan setiap interval 20 cm, sedangkan kecepatan
pengujian penetrasi sondir dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 cm/detik, dimana setiap
kedalaman 1 meter penyondiran dilakukan penyambungan pipa/batang sondir. Pada pembacaan
tahanan/perlawanan ujung konus (end resistance/cone resistant) sebesar 0 – 45 kg/cm2
dipergunakan manometer skala 60 kg/cm2 , sedangkan pembacaan lebih besar 45 kg/cm2 digunakan
manometer skala 250 kg/cm2. Hasil pembacaan ini ditulis ke dalam format data sondering test.

3.2.1. Tahanan Ujung (qc)


Tahanan ujung diperoleh dari penekanan ujung konus untuk memperoleh perlawanan tanah
yang dipenetrasi. Tahanan ujung diukur sebagai gaya penetrasi persatuan luas penampang ujung
konus (qc). Besarnya nilai ini menunjukkan identifikasi jenis tanah. Pada tanah pasiran, perlawanan
ujung yang besar menunjukkan tanah pasir padat. Sedangkan perlawanan ujung kecil menunjukkan
pasir halus. Perlawanan ujung yang kecil juga menunjukkan tanah lempung karena kecilnya kuat
geser dan pengaruh tekanan air pori saat penetrasi.

Tabel 3.1 Hubungan Antara Konsistensi dan Tekanan Konus (Begemann, 1965)
Tekanan Konus Undrained Cohesion
Konsistensi
qc (Kg/cm2) (T/m2)
Very soft <2,5 < 1,25
Sof 2,5 - 5 1,25 – 2,50
t
Medium Stiff 5,0 - 10,0 2,50 – 5,00
Stif 10,0 – 20,0 5,00 – 10,00
f
Very Stiff 20,0 – 40,0 10,00 – 20,00
Hard > 40,0 > 20,00

Tabel 3.2 Hubungan Antara Kepadatan dan Tekanan Konus (Begemann, 1965)
Relative Tekanan Sudut Geser
Kepadatan Nilai N
Density Konus(Kg/cm2) Dalam ( ø )
Very Loose < 0,2 4 < 20 < 30
Loose 0,2 – 0,4 4 - 10 20 – 40 30 – 35

Medium dense 0,4 – 0,6 10 – 30 40 – 120 35 – 40

Dense 0,6 – 0,8 30 – 50 120 – 200 40 – 45


Very Dense 0,8 – 1,0 > 50 > 200 > 45

6|P a ge
3.2.2. Gesekan selimut (fs)
Gesekan selimut (fs) diperoleh dari hasil pengukuran perlawanan ujung konus dan selimut
bersama-sama ditekan ke dalam tanah dikurang hasil pengukuran tahanan ujung konus dengan
kedalaman penetrasi yang sama. Gesekan selimut diukur sebagai gaya penetrasi persatuan luas
selimut konus (fs). Gesekan selimut digunakan untuk menginterpretasikan sifat-sifat tanah untuk
klasifikasi tanah dan memberikan data yang dapat langsung digunakan untuk perencanaan pondasi
tiang.

3.2.3. Friction Ratio (fr)


Friction Ratio merupakan perbandingan antara gesekan selimut (fs) dengan tahanan ujung
(qc). Rasio gesekan (fs/qc) dari hasil sondir dapat digunakan untuk membedakan tanah berbutir halus
dengan tanah yang berbutir kasar (memperkirakan jenis tanah yang diselidiki).

Gambar 1. Prediksi Jenis Tanah terhadap Nilai Friction Ratio dan qc

Prosedur yang digunakan :


SNI 2827 :2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan Alat Sondir

Gambar 2. Alat uji Sondir/CPT (Cone Penetrometer Test)

7|P a ge
BAB IV ANALISA DAYA DUKUNG TANAH
Berdasarkan data hasil pengujian di lapangan, maka untuk menentukan kuat dukung fondasi
diambil berdasarkan pendekatan rumus-rumus empiris yang ada, sebagai gambaran beberapa
rumusan yang dapat digunakan.

4.1. Daya dukung tanah dari data Cone Penetration Test (CPT) / Sondir
4.1.1. Metoda Schertmann-Nottingham (1975)
Menganjurkan perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang menurut cara Bagemann, yaitu
diambil nilai rata-rata perlawanan ujung sondir 8D di atas ujung tiang dan 0.7-4D dibawah ujung
tiang, D adalah diameter tiang.

- Daya dukung ujung tiang, formula yang digunakan :


qc1  qc 2
Qp  . Ap
2
dimana : Qp : Daya dukung ujung tiang
qc1 : Nilai rata-rata qc 0,7D-4D dibawah ujung tiang
qc2 : Nilai rata-rata qc 8D diatas ujung tiang
Ap : Luas proyeksi penampang tiang

Bila zona lembek di bawah tiang masih berada pada kedalaman 4D-10D, maka perlu
dilakukan reduksi terhadap nilai rata-rata tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung diambil
tidak lebih dari 150 kg/cm2 untuk tanah pasir dan 100 kg/cm2 untuk tanah pasir lanauan.

8|P a ge
- Daya dukung selimut tiang
Formula yang digunakan adalah :
 8D z L

Qs  K s , c  f s As  f s As 
 z 0 8D z 8 D 
dimana : Qs : Daya dukung selimut tiang
K : Nilai koreksi fess untuk tanah pasir (Ks) dan untuk tanah lempung (Kc)
z : Kedalaman dimana fess diambil
d : Diameter tiang
fs : Gesekan selimut sondir
As : Luas bidang kontak setiap interval kedalaman fs
L : Panjang total tiang yang terbenam
Untuk tanah kohesif, gesekan selimut dihitung dengan formula :
Qs   '. f s . As
Dimana α’ adalah rasio friksi tiang terhadap selimut penetrometer pada tanah lempung (harga α
dapat diambil dari gambar dibawah ini)

Gambar 3. Harga α berdasarkan rasio friksi tiang selimut penetrometer pada tanah lempung

Apabila tanah terdiri dari berbagai lapisan pasir dan lempung, Schmertmann menganjurkan untuk
menghitung daya dukung setiap lapisan secara terpisah. Namun demikian perlu diingat bahwa nilai Ks,c
pada persamaan di atas dihitung berdasarkan total dihitung dari permukaan tanah.
Nilai fs dibatasi hingga 1,2 kg/cm2 untuk tanah pasir dan 1,0 kg/cm2 untuk tanah pasir lanauan.
Hal penting diperhatikan didalam menggunakan metoda ini adalah masalah klasifikasi tanah, karena
pengujian lapangan hanya menggunakan sondir maka klasifikasi tanah pada setiap kedalaman dilakukan
dengan menggunakan korelasi. Grafik yang digunakan dalam hal ini adalah Bagemann, Schertmann,
Ribertson & Campanella.

9|P a ge
4.1.2. Metode langsung “Direct Cone Method” Meyerhof (1956, 1976)
Metode ini dikemukakan oleh Meyerhof (1956, 1974) yang menyatakan bahwa tahanan ujung
tiang mendekati tahanan ujung konus sondir dengan rentang 2/3qc hingga 1,5qc dan menganjurkan
untuk keperluan praktis agar menggunakan qb = qc.
Selanjutnya tahanan selimut pada tiang dapat diambil langsung dari gesekkan total (jumlah
hambatan pelekat = JHP) dikalikan dengan keliling tiang, sehingga formula untuk metode langsung
ini dapat dituliskan sebagai berikut :
q . Ab TF .O
Qu  c 
3 5
dimana : Qu : Daya dukung selimut tiang
qc : Perlawanan konus pada ujung tiang
Ab : Luas penampang ujung tiang
d : Diameter tiang
TF : Jumlah hambatan pelekat
O : Keliling tiang

10 | P a g e
BAB V KOSISTENSI TANAH & EFESIENSI
GROUP TIANG
5.1. Kosistensi tanah
Yaitu evaluasi terhadap hasil-hasil pengujian baik dilapangan (CPT dan SPT) dan di laboratorium (UCS),
yang merupakan tingkatan terhadap kekuatan (daya dukung) tanah, yang dinyatakan sebagai berikut :

Tabel 5.1 Tabel kosistensi tanah

BUTIR KASAR/PASIR
´φ (0)
KEPADATAN NSPT qc (kg/cm2)
Sangat lepas 0–4 25 25
Lepas 4 – 10 28 25 – 75
Sedang 10 – 30 30 75 – 150
Padat 30 – 50 36 150 – 250
Sangat padat >60 41 >250

BERBUTIR HALUS
KOSISTENSI NSPT Cu (kPa) qc (kg/cm2)

Sangat lunak 0–2 0 – 15 0–6


Lunak 2–4 15 – 25 6 – 10
Sedang 4–8 25 – 50 10 – 30
Kaku 8 – 15 50 – 100 30 – 60
Sangat kaku 15 – 30 100 – 200 60 – 150
Keras >30 >200 >150

5.2. Klasifikasi Tanah


Robertson dan Campanella (1983) menentukan klasifikasi tanah berdasarkan data sondir (CPT) dengan
memberikan hubungan tahanan konus (qc) dengan rasio gesekan (FR) berdasarkan grafik pada Gambar
dibawah . Dari grafik dapat ditentukan klasifikasi tanah berupa pasir, pasir berlanau, lanau berpasir dan
lanau, lempung berlanau, lempung, dan gambut berdasarkan nilai qc dan FR pada tanah.

11 | P a g e
5.2. Efesiensi group tiang
Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Fondasi tiang pancang yang umumnya dipasang secara berkelompok. Yang dimaksud berkelompok
adalah sekumpulan tiang yang dipasang secara relatif berdekatan dan biasanya diikat menjadi satu
dibagian atasnya dengan menggunakan pile cap. Untuk menghitung nilai kapasitas dukung kelompok
tiang, ada bebarapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu, yaitu jumlah tiang dalam satu kelompok,
jarak tiang, susunan tiang dan efisiensi kelompok tiang. Kelompok tiang dapat dilihat pada Gambar
berikut ini .

- Jumlah Tiang (n)


Untuk menentukan jumlah tiang yang akan dipasang didasarkan beban yang bekerja pada fondasi dan
kapasitas dukung ijin tiang, maka rumus yang dipakai adalah sebagai berikut ini.
n =P/Qa
Dengan :
P = Beban yang berkerja
Qa = Kapasitas dukung ijin tiang tunggal

- Jarak Tiang (S)


Jarak antar tiang pancang didalam kelompok tiang sangat mempengruhi perhitungan kapasitas dukung
dari kelompok tiang tersebut. Untuk bekerja sebagai kelompok tiang, jarak antar tiang yang dipakai
adalah menurut peraturan – peraturan bangunan pada daerah masing–masing. Menurut K. Basah
Suryolelono (1994), pada prinsipnya jarak tiang (S) makin rapat, ukuran pile cap makin kecil dan secara
tidak langsung biaya lebih murah. Tetapi bila fondasi memikul beban momen maka jarak tiang perlu
diperbesar yang berarti menambah atau memperbesar tahanan momen.
Jarak tiang biasanya dipakai bila:
 Ujung tiang tidak mencapai tanah keras maka jarak tiang minimum ≥ 2 kali diameter tiang atau
2 kali diagonal tampang tiang.
 ujung tiang mencapai tanah keras, maka jarak tiang minimum ≥ diameter tiang ditambah 30 cm
atau panjang diagonal tiang ditambah 30 cm.

12 | P a g e
- Susunan Tiang
Susunan tiang sangat berpengaruh terhadap luas denah pile cap, yang secara tidak langsung tergantung
dari jarak tiang. Bila jarak tiang kurang teratur atau terlalu lebar, maka luas denah pile cap akan
bertambah besar dan berakibat volume beton menjadi bertambah besar sehingga biaya konstruksi
membengkak (K. Basah Suryolelono, 1994).
Gambar dibawah ini adalah contoh susunan tiang (Hary Christady Harditatmo, 2003)

Gambar 6. Contoh susunan tiang


(Sumber : Teknik Fondasi 2, Hary Christady Hardiyatmo)

13 | P a g e
- Efisiensi Kelompok Tiang
Menurut Coduto (1983), efisiensi tiang bergantung pada beberapa faktor, yaitu :
o Jumlah, panjang, diameter, susunan dan jarak tiang.
o Model transfer beban (tahanan gesek terhadap tahanan dukung ujung).
o Prosedur pelaksanaan pemasangan tiang.
o Urutan pemasangan tiang
o Macam tanah.
o Waktu setelah pemasangan.
o Interaksi antara pelat penutup tiang (pile cap) dengan tanah.
o Arah dari beban yang bekerja.
Persamaan untuk menghitung efisiensi kelompok tiang adalah sebagai berikut :
Conversi – Labarre

Dengan : Eg = Efisiensi kelompok tiang


θ = arc tg d/s, dalam derajat
m = Jumlah baris tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
d = Diameter tiang
s = Jarak pusat ke pusat tiang

Gambar 7. Baris kelompok tiang

14 | P a g e
BAB VI HASIL PENYELIDIKAN LAPANGAN

 CPT.01
Client : CV. GEMILANG JAYA BETON Easting : 0°53'2.28"N Cone Type/ID : Bi-cone

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING Northing : 109°30'9.67"E Cone Diameter (cm) : 3,535
Project :
PLANT
Elevation (m) :- Sleeve Diameter (cm) : 3,584
Stopped at depth
JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN : - 8,20 Sleeve Length (cm) : 10,395
Location : (m)
BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
Test Date : 5 Jun 2023 Checked by : Ridho Haryono.ST
Ground water level (m) : - Field officer : Ridho & Tim No CPT.01

0,00 0,00 0,00

Depth (m)

Depth (m)
1,00 1,00

2,00 2,00 2,00

3,00 3,00

4,00 4,00 4,00

5,00 5,00

6,00 6,00 6,00

7,00 7,00

8,00 8,00 8,00

9,00 9,00

10,00 10,00 10,00

11,00 11,00

12,00 12,00 12,00

13,00 13,00

14,00 14,00 14,00

15,00 15,00

16,00 16,00 16,00

17,00 17,00

18,00 18,00 18,00

19,00 19,00

20,00 20,00 20,00


0 200 400 600 800 1000 1200 TFd [kg/cm] 0 50 100 150 200 250 300 350 0 2 4 6 8 10
0 50 100 150 200 250 qc (kg/cm2)

TFd (kg/cm) conus (qc) (kg/cm2) Fd (kg/cm) Rf (%)

15 | P a g e
 CPT.02

Client : CV. GEMILANG JAYA BETON Easting : 0°53'2.00"N Cone Type/ID : Bi-cone

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING Northing : 109°30'8.73"E Cone Diameter (cm) : 3,535
Project :
PLANT
Elevation (m) :- Sleeve Diameter (cm) : 3,584
Stopped at depth
JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN : - 6,00 Sleeve Length (cm) : 10,395
Location : (m)
BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
Test Date : 5 Jun 2023 Checked by : Ridho Haryono.ST
Ground water level (m) : - Field officer : Ridho & Tim No CPT.02

0,00 0,00 0,00

Depth (m)

Depth (m)
1,00 1,00

2,00 2,00 2,00

3,00 3,00

4,00 4,00 4,00

5,00 5,00

6,00 6,00 6,00

7,00 7,00

8,00 8,00 8,00

9,00 9,00

10,00 10,00 10,00

11,00 11,00

12,00 12,00 12,00

13,00 13,00

14,00 14,00 14,00

15,00 15,00

16,00 16,00 16,00

17,00 17,00

18,00 18,00 18,00

19,00 19,00

20,00 20,00 20,00


0 200 400 600 800 1000 TFd [kg/cm] 0 50 100 150 200 250 300 350 0 2 4 6 8 10
0 50 100 150 200 250 qc (kg/cm2)

TFd (kg/cm) conus (qc) (kg/cm2) Fd (kg/cm) Rf (%)

16 | P a g e
Stratigrafi Tanah Fondasi Batching Plant, Jl. Raya Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat

CPT.1 CPT.2
30 meter

Cone resistance (qc) Cone resistance (qc)


0 0

1 1
Lapisan tanah lunak hingga

( ht pe D
( ht pe D

) m
) m
2 2

3 3

4 4

5 5
 Stratigrafi Tanah Area Penyelidikan

Lapisan tanah kaku hingga keras


(stiff to hard)
6 6

7 7

8 8

9 9

10 10
0 20 40 60 80 100120140160180200220 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220

17 | P a g e
CPT.01 CPT.02
BAB VII KESIMPULAN PENYELIDIKAN
LAPAGAN DAN DAYA DUKUNG TANAH

 Lapisan tanah pada jarak 30 meter dengan pengambilan data tanah menggunakan Sondir dapat
disimpulkan sebagai berikut :
- Titik Sondir 1 (CPT.01)
o Lapisan tanah lunak (soft) pada kedalaman 0,00 hingga 2,00 m.
o Lapisan tanah lunak hingga setengah kaku (soft to medium stiff) pada kedalaman 2,00 hingga
2,40 m.
o Lapisan tanah kaku hingga keras pada kedalaman 2,40 hingga 8,20 m.
- Titik Sondir 2 (CPT.02)
o Lapisan tanah lunak (soft) pada kedalaman 0,00 hingga 4,40 m.
o Lapisan tanah lunak hingga setengah kaku (soft to medium stiff) pada kedalaman 4,40 hingga
4,80 m.
o Lapisan tanah kaku hingga keras pada kedalaman 4,80 hingga 6,00 m.
 Penggunaan fondasi tiang sumuran (Cyclops) dapat dipertimbangkan, mengingat lapisan tanah keras
relatif dangkal. Galian fondasi sebaiknya hingga lapisan tanah keras.
 Selain itu fondasi disesuaikan dengan sifat dari daya dukung tanah. Lapisan tanah yang direncanakan
sebagai lapisan pendukung harus mampu memikul beban struktur diatasnya dengan aman tanpa
mengalami kegagalan daya dukung (shear failure) maupun penurunan yang berlebihan. Jika lapisan
tanah permukaan tidak mampu memikul beban struktur maka beban tersebut harus ditransver
kedalam lapisan tanah yang mempunyai daya dukung yang baik, oleh sebab itu diperlukan fondasi
dalam yang berfungsi sebagai penyalur beban melewati lapisan lunak hingga mencapai lapisan tanah
keras dibawahnya.
 Selain daya dukung tanah, daya dukung bahan dari fondasi juga merupakan unsur penting yang harus
dipertimbangkan. Fondasi harus terbuat dari bahan yang bermutu baik, sehingga mampu memikul
beban dengan aman tanpa menyebabkan kegagalan fundasi yang disebabkan oleh pemilihan fondasi
dan mutu bahan yang yang kurang sesuai.
 Sebagai bahan pertimbangan jika mengunakan perhitungan daya dukung tiang tunggal digunakan
rumus empiris “Daya Dukung Ujung Tiang (Qp)” dari data Sondir didapat :

Diameter Sumuran (Cyclops) : 100 cm CPT.01


qc (kg/cm2) Fs
No Kedalaman Ah (cm2) Qb (kg) As (cm2) Qs (kg) Qult (kg) Qall (kg) Qall (ton)
rata-rata (kg/cm2)
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 100 7,50 1943,86 14578,95 94247,78 0,09 8482,30 23061,25 7687 7,69
3 200 7,77 1943,86 15109,10 188495,6 0,093273 17581,49 32690,59 10897 10,90
4 300 13,84 1943,86 26910,32 282743,3 0,166125 46970,74 73881,06 24627 24,63
5 400 18,98 1943,86 36887,07 376991,1 0,227714 85846,26 122733,33 40911 40,91
6 500 23,37 1943,86 45419,05 471238,9 0,280385 132128,14 177547,18 59182 59,18
7 600 26,95 1943,86 52390,17 565486,7 0,323419 182889,34 235279,51 78427 78,43
8 700 33,85 1943,86 65794,28 659734,5 0,406167 267962,15 333756,42 111252 111,25
9 800 41,67 1943,86 81002,09 753982,2 0,500049 377027,90 458029,99 152677 152,68
10 820 45,44 1943,86 88329,94 772831,8 0,545286 421414,14 509744,08 169915 169,91

18 | P a g e
Diameter Sumuran (Cyclops) : 100 cm CPT.02
qc (kg/cm2) Fs
No Kedalaman Ah (cm2) Qb (kg) As (cm2) Qs (kg) Qult (kg) Qall (kg) Qall (ton)
rata-rata (kg/cm2)
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 100 10,58 1943,86 20572,52 94247,78 0,127 11969,47 32541,99 10847 10,85
3 200 8,09 1943,86 15727,60 188495,6 0,097091 18301,21 34028,80 11343 11,34
4 300 6,56 1943,86 12756,58 282743,3 0,07875 22266,04 35022,62 11674 11,67
5 400 6,19 1943,86 12033,42 376991,1 0,074286 28005,05 40038,48 13346 13,35
6 500 12,48 1943,86 24260,87 471238,9 0,149769 70577,09 94837,96 31613 31,61
7 600 31,44 1943,86 61106,19 565486,7 0,377226 213316,17 274422,36 91474 91,47

 Daya dukung fondasi yang ditampilkan di atas, hanya menggunakan salah satu rumus empiris yang
ada. Untuk desain lebih lanjut dan lebih detail, perencana harus melakukan kajian dan analisa
berdasarkan rumus-rumus lainnya.

19 | P a g e
DOKUMENTASI LAPANGAN

20 | P a g e
LAMPIRAN SONDIR (CPT)

21 | P a g e
SNI 2827 :2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan Alat Sondir

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING PLANT


No CPT.01
JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
Cone Type/ID Bi-cone Elevation (m) - 0°53'2.28"N
Coordinate
Cone Diameter (cm) 3,535 Stopped at depth (m) - 8,20 109°30'9.67"E
Sleeve Diameter (cm) 3,584 Ground water level (m) - Field officer Ridho & Tim
Sleeve Length (cm) 10,395 Testing Date 05 June 2023 Client CV. GEMILANG JAYA BETON

Depth conus (qc) biconus (qc+qf) qf fs Fd TFd Rf


Est.Soil Type
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) (%)

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -


0,20 5,0 7,0 2,00 0,17 3,35 3,35 3,35 clay
0,40 12,0 17,0 5,00 0,42 8,39 11,74 3,49 clay
0,60 12,0 17,0 5,00 0,42 8,39 20,13 3,49 clay
0,80 9,0 13,0 4,00 0,34 6,71 26,83 3,73 clay
1,00 7,0 10,0 3,00 0,25 5,03 31,86 3,59 clay
1,20 8,0 12,0 4,00 0,34 6,71 38,57 4,19 clay
1,40 7,5 10,5 3,00 0,25 5,03 43,60 3,35 clay
1,60 5,0 7,0 2,00 0,17 3,35 46,96 3,35 clay
1,80 8,0 11,0 3,00 0,25 5,03 51,99 3,14 clay
2,00 12,0 17,0 5,00 0,42 8,39 60,38 3,49 clay
2,20 20,0 27,0 7,00 0,59 11,74 72,11 2,93 sand
2,40 21,0 28,0 7,00 0,59 11,74 83,85 2,80 sand
2,60 25,0 37,0 12,00 1,01 20,13 103,98 4,03 clay
2,80 35,0 45,0 10,00 0,84 16,77 120,75 2,40 sand
3,00 35,0 48,0 13,00 1,09 21,80 142,55 3,11 clay
3,20 42,0 53,0 11,00 0,92 18,45 161,00 2,20 sand
3,40 45,0 55,0 10,00 0,84 16,77 177,77 1,86 sand
3,60 35,0 45,0 10,00 0,84 16,77 194,54 2,40 sand
3,80 27,0 38,0 11,00 0,92 18,45 212,99 3,42 clay
4,00 28,0 39,0 11,00 0,92 18,45 231,44 3,29 clay
4,20 25,0 37,0 12,00 1,01 20,13 251,56 4,03 clay
4,40 39,0 50,0 11,00 0,92 18,45 270,01 2,37 sand
4,60 45,0 60,0 15,00 1,26 25,16 295,17 2,80 sand
4,80 60,0 80,0 20,00 1,68 33,54 328,71 2,80 sand
5,00 40,0 55,0 15,00 1,26 25,16 353,87 3,14 clay
5,20 35,0 48,0 13,00 1,09 21,80 375,67 3,11 clay
5,40 52,0 72,0 20,00 1,68 33,54 409,21 3,23 clay
5,60 41,0 65,0 24,00 2,01 40,25 449,46 4,91 clay
5,80 45,0 62,0 17,00 1,43 28,51 477,97 3,17 clay
6,00 55,0 75,0 20,00 1,68 33,54 511,51 3,05 clay
6,20 60,0 80,0 20,00 1,68 33,54 545,05 2,80 sand
6,40 65,0 85,0 20,00 1,68 33,54 578,60 2,58 sand
6,60 85,0 110,0 25,00 2,10 41,93 620,52 2,47 sand
6,80 63,0 85,0 22,00 1,84 36,90 657,42 2,93 sand
7,00 110,0 155,0 45,00 3,77 75,47 732,89 3,43 clay
7,20 125,0 165,0 40,00 3,35 67,08 799,97 2,68 sand
7,40 95,0 125,0 30,00 2,52 50,31 850,28 2,65 sand
7,60 65,0 85,0 20,00 1,68 33,54 883,83 2,58 sand
7,80 55,0 75,0 20,00 1,68 33,54 917,37 3,05 clay
8,00 150,0 200,0 50,00 4,19 83,85 1001,22 2,80 sand
8,20 200,0 280,0 80,00 6,71 134,17 1135,39 3,35 clay
8,40
8,60
8,80
9,00
9,20
9,40
9,60
9,80
10,00
10,20
10,40
10,60
10,80
11,00
11,20
11,40
11,60
11,80
12,00
12,20
12,40
12,60
12,80
13,00
13,20
13,40
13,60
13,80
14,00
14,20
14,40
14,60
14,80
15,00
15,20
15,40
15,60
15,80
16,00
16,20
16,40
16,60
16,80
17,00
17,20
17,40
17,60
17,80
18,00
18,20
18,40
18,60
18,80
19,00
19,20
19,40
19,60
19,80
20,00

Note :
qc : measured cone resistance (kg/cm2)
: measured
qc+qf total resistance from come & shaft (kg/cm2)
qf : shaft friction resistance (kg/cm2)
= (qc+qf)-qc
fs : skin friction (local)
= qf.Ac/As
= qf*(1/4.π.Dc2)/(π.Ds.Ls)
TFd: total friction per unit depth (kg/cm)
= Ʃ FdI + FdI-1
: friction
Fd per each 20 cm unit depth settlement reading
= 5.Dc2.qf/Ds.Ls
Rf : friction ratio (%)
= fs/qc * 100
Dc : diameter of cone (cm)
Ds : diameter of sleeve (cm)
Ls : length of sleeve (cm)

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING PLANT


JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
No CPT.01
Client : CV. GEMILANG JAYA BETON Easting : 0°53'2.28"N Cone Type/ID : Bi-cone

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING Northing : 109°30'9.67"E Cone Diameter (cm) : 3,535
Project :
PLANT
Elevation (m) :- Sleeve Diameter (cm) : 3,584
Stopped at depth
JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN : - 8,20 Sleeve Length (cm) : 10,395
Location : (m)
BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
Test Date : 5 Jun 2023 Checked by : Ridho Haryono.ST
Ground water level (m) :- Field officer : Ridho & Tim No CPT.01

0,00 0,00 0,00

Depth (m)

Depth (m)
1,00 1,00

2,00 2,00 2,00

3,00 3,00

4,00 4,00 4,00

5,00 5,00

6,00 6,00 6,00

7,00 7,00

8,00 8,00 8,00

9,00 9,00

10,00 10,00 10,00

11,00 11,00

12,00 12,00 12,00

13,00 13,00

14,00 14,00 14,00

15,00 15,00

16,00 16,00 16,00

17,00 17,00

18,00 18,00 18,00

19,00 19,00

20,00 20,00 20,00


0 200 400 600 800 1000 1200 TFd [kg/cm] 0 50 100 150 200 250 300 350 0 2 4 6 8 10
0 50 100 150 200 250 qc (kg/cm2)

TFd (kg/cm) conus (qc) (kg/cm2) Fd (kg/cm) Rf (%)


SNI 2827 :2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan Alat Sondir

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING PLANT


No CPT.02
JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
Cone Type/ID Bi-cone Elevation (m) - 0°53'2.00"N
Coordinate
Cone Diameter (cm) 3,535 Stopped at depth (m) - 6,00 109°30'8.73"E
Sleeve Diameter (cm) 3,584 Ground water level (m) - Field officer Ridho & Tim
Sleeve Length (cm) 10,395 Testing Date 05 June 2023 Client CV. GEMILANG JAYA BETON

Depth conus (qc) biconus (qc+qf) qf fs Fd TFd Rf


Est.Soil Type
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) (%)

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -


0,20 7,0 10,0 3,00 0,25 5,03 5,03 3,59 clay
0,40 22,0 30,0 8,00 0,67 13,42 18,45 3,05 clay
0,60 14,0 18,0 4,00 0,34 6,71 25,16 2,40 sand
0,80 10,0 14,0 4,00 0,34 6,71 31,86 3,35 clay
1,00 10,5 14,5 4,00 0,34 6,71 38,57 3,19 clay
1,20 5,0 7,0 2,00 0,17 3,35 41,93 3,35 clay
1,40 7,0 10,0 3,00 0,25 5,03 46,96 3,59 clay
1,60 4,0 6,0 2,00 0,17 3,35 50,31 4,19 clay
1,80 6,0 8,0 2,00 0,17 3,35 53,67 2,80 sand
2,00 3,5 5,5 2,00 0,17 3,35 57,02 4,79 clay
2,20 5,0 7,0 2,00 0,17 3,35 60,38 3,35 clay
2,40 5,5 7,5 2,00 0,17 3,35 63,73 3,05 clay
2,60 2,5 4,0 1,50 0,13 2,52 66,25 5,03 clay
2,80 1,5 2,5 1,00 0,08 1,68 67,92 5,59 clay
3,00 1,5 2,5 1,00 0,08 1,68 69,60 5,59 clay
3,20 7,0 10,0 3,00 0,25 5,03 74,63 3,59 clay
3,40 5,0 7,0 2,00 0,17 3,35 77,98 3,35 clay
3,60 3,0 5,0 2,00 0,17 3,35 81,34 5,59 clay
3,80 2,0 3,0 1,00 0,08 1,68 83,02 4,19 clay
4,00 8,0 12,0 4,00 0,34 6,71 89,72 4,19 clay
4,20 7,5 10,5 3,00 0,25 5,03 94,76 3,35 clay
4,40 20,0 27,0 7,00 0,59 11,74 106,50 2,93 sand
4,60 17,0 22,0 5,00 0,42 8,39 114,88 2,47 sand
4,80 65,0 85,0 20,00 1,68 33,54 148,42 2,58 sand
5,00 85,0 105,0 20,00 1,68 33,54 181,96 1,97 sand
5,20 75,0 95,0 20,00 1,68 33,54 215,51 2,24 sand
5,40 110,0 145,0 35,00 2,93 58,70 274,20 2,67 sand
5,60 115,0 150,0 35,00 2,93 58,70 332,90 2,55 sand
5,80 150,0 250,0 100,00 8,39 167,71 500,61 5,59 clay
6,00 200,0 380,0 180,00 15,09 301,88 802,49 7,55 clay
6,20
6,40
6,60
6,80
7,00
7,20
7,40
7,60
7,80
8,00
8,20
8,40
8,60
8,80
9,00
9,20
9,40
9,60
9,80
10,00
10,20
10,40
10,60
10,80
11,00
11,20
11,40
11,60
11,80
12,00
12,20
12,40
12,60
12,80
13,00
13,20
13,40
13,60
13,80
14,00
14,20
14,40
14,60
14,80
15,00
15,20
15,40
15,60
15,80
16,00
16,20
16,40
16,60
16,80
17,00
17,20
17,40
17,60
17,80
18,00
18,20
18,40
18,60
18,80
19,00
19,20
19,40
19,60
19,80
20,00

Note :
qc : measured cone resistance (kg/cm2)
: measured
qc+qf total resistance from come & shaft (kg/cm2)
qf : shaft friction resistance (kg/cm2)
= (qc+qf)-qc
fs : skin friction (local)
= qf.Ac/As
= qf*(1/4.π.Dc2)/(π.Ds.Ls)
TFd: total friction per unit depth (kg/cm)
= Ʃ FdI + FdI-1
: friction
Fd per each 20 cm unit depth settlement reading
= 5.Dc2.qf/Ds.Ls
Rf : friction ratio (%)
= fs/qc * 100
Dc : diameter of cone (cm)
Ds : diameter of sleeve (cm)
Ls : length of sleeve (cm)

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING PLANT


JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
No CPT.02
Client : CV. GEMILANG JAYA BETON Easting : 0°53'2.00"N Cone Type/ID : Bi-cone

PENYELIDIKAN TANAH FONDASI BATCHING Northing : 109°30'8.73"E Cone Diameter (cm) : 3,535
Project :
PLANT
Elevation (m) :- Sleeve Diameter (cm) : 3,584
Stopped at depth
JL. RAYA SANGGAU LEDO, KABUPATEN : - 6,00 Sleeve Length (cm) : 10,395
Location : (m)
BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
Test Date : 5 Jun 2023 Checked by : Ridho Haryono.ST
Ground water level (m) :- Field officer : Ridho & Tim No CPT.02

0,00 0,00 0,00

Depth (m)

Depth (m)
1,00 1,00

2,00 2,00 2,00

3,00 3,00

4,00 4,00 4,00

5,00 5,00

6,00 6,00 6,00

7,00 7,00

8,00 8,00 8,00

9,00 9,00

10,00 10,00 10,00

11,00 11,00

12,00 12,00 12,00

13,00 13,00

14,00 14,00 14,00

15,00 15,00

16,00 16,00 16,00

17,00 17,00

18,00 18,00 18,00

19,00 19,00

20,00 20,00 20,00


0 200 400 600 800 1000 TFd [kg/cm] 0 50 100 150 200 250 300 350 0 2 4 6 8 10
0 50 100 150 200 250 qc (kg/cm2)

TFd (kg/cm) conus (qc) (kg/cm2) Fd (kg/cm) Rf (%)


LAMPIRAN DAYA DUKUNG TANAH

22 | P a g e
Diameter Sumuran (Cyclops) : 100 cm CPT.01
qc (kg/cm2) Fs
No Kedalaman Ah (cm2) Qb (kg) As (cm2) Qs (kg) Qult (kg) Qall (kg) Qall (ton)
rata-rata (kg/cm2)
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 100 7,50 1943,86 14578,95 94247,78 0,09 8482,30 23061,25 7687 7,69
3 200 7,77 1943,86 15109,10 188495,6 0,093273 17581,49 32690,59 10897 10,90
4 300 13,84 1943,86 26910,32 282743,3 0,166125 46970,74 73881,06 24627 24,63
5 400 18,98 1943,86 36887,07 376991,1 0,227714 85846,26 122733,33 40911 40,91
6 500 23,37 1943,86 45419,05 471238,9 0,280385 132128,14 177547,18 59182 59,18
7 600 26,95 1943,86 52390,17 565486,7 0,323419 182889,34 235279,51 78427 78,43
8 700 33,85 1943,86 65794,28 659734,5 0,406167 267962,15 333756,42 111252 111,25
9 800 41,67 1943,86 81002,09 753982,2 0,500049 377027,90 458029,99 152677 152,68
10 820 45,44 1943,86 88329,94 772831,8 0,545286 421414,14 509744,08 169915 169,91

Diameter Sumuran (Cyclops) : 100 cm CPT.02


qc (kg/cm2) Fs
No Kedalaman Ah (cm2) Qb (kg) As (cm2) Qs (kg) Qult (kg) Qall (kg) Qall (ton)
rata-rata (kg/cm2)
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 100 10,58 1943,86 20572,52 94247,78 0,127 11969,47 32541,99 10847 10,85
3 200 8,09 1943,86 15727,60 188495,6 0,097091 18301,21 34028,80 11343 11,34
4 300 6,56 1943,86 12756,58 282743,3 0,07875 22266,04 35022,62 11674 11,67
5 400 6,19 1943,86 12033,42 376991,1 0,074286 28005,05 40038,48 13346 13,35
6 500 12,48 1943,86 24260,87 471238,9 0,149769 70577,09 94837,96 31613 31,61
7 600 31,44 1943,86 61106,19 565486,7 0,377226 213316,17 274422,36 91474 91,47

Anda mungkin juga menyukai