Bidang Fokus :
TIM PENGUSUL
Ketua Peneliti:
I.G.A. Neny Purnawirati ST., MT. NIDN. 0026089004
Anggota Peneliti:
Fajar Surya Herlambang S.T.,MT. NIDN 0029067202
Pebruari 2021
i
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
Judul Penelitian : Tinjauan kuat tekan beton akibat curring pada beton yang dicor di
lapangan
1. Tim Peneliti
No. Nama Jabatan Bidang Instansi Alokasi
Keahlian Asal Waktu
(jam/minggu)
1 I.G.A. Neny Ketua Teknik sipil Politeknik 12
Purnawirati, S.T.,M.T Peneliti struktur Negeri Bali
2 Fajar Surya Anggota Teknik sipil Politeknik 8
Herlambang, S.T.,M.T Peneliti struktur Negeri Bali
2. Objek Penelitian : Pelat lantai beton dengan ukuran 2x2 meter dilengkapi dengan
besi rangkap ∅ 8 mm – 150 mm dengan mutu beton yang
direncanakan 20 MPa. Metode yang dilakukan adalah dengan
membandingkan mutu beton yang direncanakan dengan mutu
beton dengan curring dan tanpa curring
3. Masa Pelaksanaan
Mulai : Bulan April tahun 2021
Berakhir : Bulan September tahun 2021
4. Usulan Biaya : Rp. 12.000.000.- (Dua belas juta rupiah)
5. Lokasi Penelitian : Laboratorium Material Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Bali, Bukit Jimbaran
6. Instansi lain yang terlibat : -
7. Temuan yang ditargetkan : Adanya pengaruh yang terjadi akibat curring beton yang
dilakukan pada pelat lantai terhadap kuat tekan beton.
8. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu : Mengetahui pengaruh yang terjadi
akibat curring beton pada suatu struktur terhadap kuat tekan
beton, sehingga curring beton dapat dipertimbangkan sebagai
salah satu faktor meningkatkan mutu beton
9. Jurnal Ilmiah yang menjadi sasaran : Jurnal nasional terakreditasi yaitu Jurnal
Kacapuri. rencana terbit adalah Desember 2021.
iii
10. Rencanan luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana perolehan atau penyelesaiannya : informasi mengenai
curring beton yang memberikan pengaruh pada kuat tekan
beton, dalam hal ini benda uji dibuat berupa pelat lantai ukuran
2 x 2 meter.
iv
DAFTAR ISI
Hlm.
Sampul ........................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ..................................................................................................... ii
Identitas dan Uraian Umum ........................................................................................... iii
Daftar Isi ........................................................................................................................ v
Daftar Gambar ............................................................................................................... vii
Daftar Tabel ................................................................................................................... viii
Ringkasan ....................................................................................................................... ix
v
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 15
3.1. Rancangan Penelitian..................................................................................... 15
3.2. Job Mix Design dan Pembuatan Benda Uji ................................................... 16
3.3. Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Lentur ........................................................ 16
3.4. Analisis Data.................................................................................................. 16
3.5. Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 17
3.5. Peta Jalan Penelitian (Research Road Map) .................................................. 18
BAB VI BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ......................................................... 19
4.1 Ringkasan Anggaran Biaya ............................................................................ 19
4.2 Jadwal Penelitian ............................................................................................ 19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Biodata Ketua Tim Pengusul
Lampiran 4. Biodata Anggota Tim Pengusul
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Pengusul
vi
DAFTAR GAMBAR
Hlm.
vii
DAFTAR TABEL
Hlm.
viii
RINGKASAN
Pelaksanaan curring beton adalah perawatan beton yang dilakukan setelah beton
mengeras. Bertujuan agar beton tidak kehilangan kelembaban terlalu cepat, yang nantinya
dapat memicu terjadinya penyusutan pada beton. Jika kelembaban terjadi terlalu cepat, maka
beton dapat mengalami penyusutan lebih cepat dan menyebabkan beton mengalami
keretakan. Proses pengerasan beton hingga beton tersebut berumur 28 hari, diperlukan
adanya perlakuan khusus, yakni perawatan beton. Dalam proses pengerasan beton, terjadi
hidrasi semen yang mengakibatkan adanya uap air. Jika beton terlalu cepat kehilangan air,
maka beton akan menjadi retak dan tentunya berpengaruh pada kuat tekan akibat retak
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pembuatan benda uji
berupa pelat lantai dengan Panjang 2 meter dan lebar 2 meter dengn tebal pelat lantai 12 cm.
Pelat ini dilengkapi dengan besi ∅8 mm – 150 mm dan perancah. Benda uji dibuat sebanyak 2
buah benda uji, yakni 1 benda uji diperlakukan dengan curring dan 1 benda uji diperlakukan
tanpa curring. Mutu beton direncanakan 20 MPa dengan umur beton 28 hari. Curring beton
dilakukan selama 7 hari berturut – turut dengan cara menyiram permukaan beton secara
continue. Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah beton berumur 28 hari dengan
menggunakan metode destructive dan non-destructive.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rumusan masalah spt mhs saja ya tapi tidak salah. Tidak perlu menanyakan no 1 2 cukup satu
pertanyaan
Latar belakang no 3 saja
dapat karena dalam menjawab no 3 pasti menggunakan hasil no 1 2.
ditambahkan:
Sedangkan intinya
1. Di proyek sesuai
curing judul yaitu
dilakukan masalah no
ala kadarnya 3. memenuhi syarat dalam RKS.
untuk
2. HSP beton tidak meliputi curing sehingga kontraktor malas melakukannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dapat diambil yaitu :
1. Berapakah kuat tekan yang diperoleh pada pelat lantai yang mengalami proses
curring beton ?
2. Berapakah kuat tekan yang diperoleh pada pelat lantai tanpa proses curring beton ?
3. Bagaimanakah pengaruh curring beton pada kuat tekan beton yang direncanakan ?
Harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa penelitian ini harus segera dilakukan?”
yang sangat cepat, sehingga beton tidak mengalami keretakan yang dapat menurunkan
mutu dari beton itu sendiri.
Hasil-hasil penelitian ini tidak bisa menjadi buku ajar tersendiri mengingat materi
penelitian adalah bagian dari mata kuliah Praktek Kerja Beton dan Praktek Pengujian Bahan
1, tetapi ini dapat menjadi materi tambahan dalam mata kuliah tersebut.
3
Tabel. 1. Rencana Target Capaian Tahunan
No. Jenis Luaran Indikator
Capaian
Katagori Sub Katagori Wajib Tambahan
1 Artikel Ilmiah dimuat di jurnal Internasional Tidak ada
ilmiah1) Nasional Published
Terakreditasi
Nasional Tidak Tidak ada
Terakreditasi
2 Artikel Ilmiah dimuat di Internasional Tidak ada
prosiding 2) Nasional Published
3 Invited Speaker dalam temu Internasional Tidak ada
Harap
ilmiah 3) hati-hati karena yang dicentang masuk katagori publikasi. Jika benar spt itu maka Tidak ada
Nasional
4 bisa dituduh
Vissiting plagiasi
Lecturer 4) milik sendiri karena ada 2 publikasi yaitu jurnal dan prosiding.
Internasional Tidak ada
5 Jika ingin ikut seminar maka
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) jangan
5) diterbitkan
Paten di prosing cukup jadi pembicara saja. Tidak ada
Pencantuman terbit dalam prosiding akanSederhana
Paten terhubung dengan RAB (biaya berangkat) danTidak ada
janji luaran penelitian. Hak Cipta Tidak ada
Merek Dagang Tidak ada
Rahasia Dagang Tidak ada
Desain Produk Tidak ada
Industri
Indikasi Geografis Tidak ada
Perlindungan Tidak ada
Varietas Tanaman
Perlindungan Tidak ada
Topografi Sirkuit
Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna6) Penerapan
7)
7 Model/Purwarupa/Disain/Karya Seni/Rekayasa Sosial Tidak ada
8 Bahan Ajar8) Tidak ada
9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)9) 3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton
Beton adalah campuran antara Semen Portland atau semen hidraulik lainnya, agregat
halus, agregat kasar, air dan dengan atau tanpa bahan tambah yang membentuk masa padat.
Beton merupakan salah satu komponen yang banyak digunakan dalam bidang konstruksi
karena dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Beton ini biasanya
didalam praktek dipasang bersama-sama dengan tulangan baja, sehingga disebut beton
bertulang (tulangan baja berada didalam beton).
Kualitas dari beton sangat bergantung dari kualitas masing-masing material penyusun
beton, apabila bahan material penyusun beton tersebut bagus, maka akan mendapatkan nilai
kuat tekan beton yang tinggi. Jika ingin menghasilkan kuat tekan yang sesuai rencana maka
diperlukan suatu desain campuran beton atau Concrete Mix Design untuk menentukan
proporsi bahan yang akan digunakan. Concrete Mix Design didefinisikan sebagai proses
merancang dan memilih bahan material penyusun beton yang cocok digunakan akan
menentukan proporsi bahan dengan tujuan membuat beton dengan kuat tekan tertentu.
5
2.2. Material Penyusun Beton
2.2.1 Semen
Semen Portland merupakan bubuk halus yang diperoleh dengan menggiling klinker
(yang didapat dari pembakaran suatu campuran yang baik dan merata antara kapur dan
bahan-bahan yang mengandung silica, aluminia dan oxid besi), dengan batu gips sebagai
bahan tambah dalam jumlah yang cukup. Bubuk halus ini bila dicampur dengan air, selang
beberapa waktu dapat menjadi keras dan digunakan sebagai bahan hidrolis. Semen jika
dicampur dengan air akan membentuk adukan yang disebut pasta semen, jika dicampur
dengan agregat halus (pasir) dan air, maka akan terbentuk adukan yang disebut mortar, jika
ditambah lagi dengan agregat kasar (kerikil) akan terbentuk adukan yang biasa disebut beton.
Dalam campuran beton, semen bersama air sebagai kelompok aktif sedangkan pasir dan
kerikil sebagai kelompok pasif adalah kelompok yang berfungsi sebagai pengisi. Tipe Semen
Portland sesuai jenis pekerjaannya adalah:
2.2.2 Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk dan beton dapat juga didefinisikan sebagai bahan
yang dipakai sebagai pengisi, dipakai bersama dengan bahan perekat dan membentuk suatu
massa yang keras, padat bersatu yang disebut dengan adukan beton. Agregat untuk beton ada
2 macam yaitu agregat halus berupa pasir, dan agregat kasar berupa kerikil atau batu pecah.
6
2.2.2.1. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butiran lolos saringan 4,75 mm dan
tertahan pada saringan 0,075 mm. Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir hasil olahan
atau gabungan dari kedua pasir tersebut. Persyaratan Agregat Halus secara umum menurut
SNI 036821-2002 adalah sebagai berikut :
1. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
2. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
3. Agregat halus harus mempunyai susunan besar butir sehingga memenuhi persyaratan
Zona Pasir sebagai berikut:
7
agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat. Agregat kasar yang dapat dipakai harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kerikil harus merupakan butir yang keras dan tidak berpori. Kerikil tidak boleh
hancur karena pengaruh cuaca. Sifat keras diperlukan agar diperoleh beton yang
keras juga. Sifat tidak berpori, untuk menghasilkan beton yang tidak mudah tembus
air.
2. Agregat harus bersih dari unsur organik.
3. Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % berat kering, lumpur yang
dimaksud adalah agregat yang melalui ayakan diameter 0,063 mm, bila lumpur
melebihi 1 % berat kering maka kerikil harus dicuci terlebih dahulu.
4. Kerikil mempunyai bentuk yang tajam. Dengan bentuk yang tajam maka timbul
gesekan yang lebih besar pula yang menyebabkan ikatan yang lebih baik, selain itu
dengan bentuk yang tajam akan membuat pasta semen mengikat agregat dengan
baik.
2.2.3 Air
Air merupakan bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia, dengan semen untuk
pembentukan pasta semen. Air juga digunakan untuk pelumas antara butiran dalam agregat
agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air dalam campuran beton menyebabkan terjadinya
proses hidrasi dengan semen. Jumlah air yang berlebihan akan menurunkan kekuatan beton.
Namun air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses pencampuran yang tidak merata.
Persyaratan air untuk campuran beton meliputi :
1. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang
dapat dilihat secara visual.
2. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
3. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak beton (asamasam,
zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
4. Kandungan khlorida (CI) < 0,50 gram/liter dan senyawa sulfat < 1 gram/liter
sebagai SO3.
5. Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan beton yang menggunakan air
suling, maka penurunan kekuatan beton yang menggunakan air yang diperiksa
tidak lebih dari 10 %.
6. Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat-syarat diatas, air tidak boleh
mengandung klorida lebih dari 0,05 gram/liter.
8
2.3. Job Mix Design
Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui
perancangan beton (mix design). Hal ini dimaksudkan agar proporsi dari campuran dapat
memenuhi syarat kekuatan serta dapat memenuhi aspek ekonomis. Metode perancangan ini
pada dasarnya menentukan komposisi dari bahan-bahan penyusun beton untuk kinerja
tertentu yang diharapkan. Beragam faktor yang mempengaruhi perancangan campuran
adalah:
1. Kuat Tekan
Ini adalah salah satu dari karakteristik beton yang paling penting dan
mempengaruhi unsur-unsur beton lainnya. Kuat tekan rerata pada umur beton
tertentu, biasanya 28 hari, menunjukkan nilai rasio air-semen dari campuran.
Faktor lain yang mempengaruhi kekuatan beton adalah tingkat pemadatan.
2. Workability
Tingkat kemudahan pengerjaan bergantung pada tiga faktor, yaitu ukuran beton
yang direncanakan, jumlah penulangan, dan metode pemadatan yang akan
digunakan. Untuk ukuran yang sempit dan sulit dengan banyak sudut atau bagian-
bagian yang sulit terjangkau, beton harus memiliki tingkat kemudahan pengerjaan
yang tinggi sehingga pemadatan penuh dapat dicapai dengan usaha-usaha tertentu
(seperti menggunakan bantuan alat vibrator dsb). Ini juga berlaku untuk jumlah
tulangan dan peralatan pemadatan yang tersedia di lapangan.
3. Durability
Ketahanan beton yang dimaksud adalah ketahanan beton terhadap kondisi
lingkungan agresifnya. Beton dengan kuat tekan tinggi biasanya lebih tahan lama
dibandingkan dengan beton yang berkekuatan rendah. Pada situasi dimana
kekuatan beton yang tinggi tidak terlalu diperlukan tetapi kondisi lingkungan yang
mengharuskan beton memiliki ketahanan tinggi, maka persyaratan ketahanan akan
menentukan rasio air-semen yang akan digunakan.
4. Ukuran Nominal Maksimum Agregat
Secara umum, semakin besar ukuran agregat, semakin sedikit semen yang
dibutuhkan untuk rasio air-semen tertentu, karena tingkat kemudahan pengerjaan
beton akan meningkat sebanding dengan semakin besarnya ukuran agregat. Akan
tetapi, kuat tekan cenderung meningkat apabila ukuran agregat semakin kecil.
9
5. Gradasi dan tipe agregat
Kekasaran agregat turut mempengaruhi proporsi campuran. Semakin kasar agregat,
semakin kuat ikatan antara agregat dengan semen. Tipe agregat juga
mempengaruhi rasio agregat-semen. Satu hal yang penting dalam pencampuran
beton adalah keseragaman ukuran agregat yang digunakan.
6. Kontrol Kualitas
Kontrol terhadap kualitas dapat diperkirakan berdasarkan beberapa variasi hasil tes
campuran beton. Variasi kekuatan beton disebabkan oleh variasi bahan campuran
yang digunakan, kurangnya control dalam proses pengadukan, pencampuran,
penuangan, pengeringan dan pengetesan.
10
Metode yang digunakan adalah dengan memberikan beban berupa tumbukan pada
permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan
menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa
tersebut, pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat
memberikan indikasi kekerasana setelah kalibrasi.
11
d. Uji tekan beton inti (core drill)
Metode pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang
dimbil (bentuk silinder) dan dilakukan seperti pengujian kuat tekan. Pengambilan
sampel dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa pipa dari intan, sehingga
diperoleh contoh bendauji berupa silinder
12
Gambar 6. Penulangan pelat lantai
Gambar ini pun bukan gambar kerja yang mendukung bab 3 tapi mendukung
penjelasan mengenai plat lantai
2.6 Variabel
Secara umum variabel adalah objek yang akan dijadikan penelitian baik yang berbentuk
abstrak maupun real. Pelaksanaan kegiatan ini harus sistematis dan sesuai dengan kaidah
ilmiah. Jadi hasil dari bisa observasi dipertanggungjawabkan kebenarannya. Landasan teori
yang dipakai juga mempengaruhi hasil yang didapatkan. Jumlah Variabel tidak ditentukan
bergantung pada jenis penelitian yang akan dilakukan. Variabel dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas sering pula disebut variable penyebab atau independent variables.
Pengertian variable bebas yaitu variable yang mempengaruhi atau yang menyebabkan
terjadinya perubahan. Dengan Bahasa lain yang lebih mudah, variable bebas yaitu
faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih dan dimanipulasi oleh peneliti untuk
melihat hubungan diantara fenomena atau peristiwa yang diteliti atau diamati.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat sering pula disebut sebagai variabel tergantung atau dependent
variables. Variabel terikan merupakan faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh
peneliti dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari
variabel bebas.
3. Variabel Kontrol
Variabel control disebut pula sebagai variabel kendali. Variabel ini merupakan
variabel yang diupayakan untuk dinetralisasi oleh peneliti dalam penelitiannya
tersebut. Variabel inilah yang menyebabkan hubungan diantara variabel bebas dan
variabel terikat bisa tetap konstan.
13
2.7 Penelitian Sebelumnya
Erwin Sutandar (2013) melakukan penelitian bagaimana pengaruh pemeliharaan
(curring) pada beton normal, didapatkan hasil kuat tekan beton dengan dipelihara
(curring) dengan cara direndam ternyata memiliki kuat tekan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan beton yang dibiarkan di udara terbuka (tanpa curring). Kuat
tekan beton yang melewati proses curring memiliki kuat tekan lebih tinggi daripada
kuat tekan rencana.
Merzy Mooy, dkk ( 2017) melakukan penelitian tentang besar pengaruh suhu
perawatan terhadap nilai kuat tekan beton rerata suhu perawatan normal 29°C adalah
23,85 MPa. Suhu perawatan rendah -10°C adalah 26,29 MPa dan suhu perawatan
tertinggi dalam oven 87,5 °C adalah 31,80 MPa sehingga kuat tekan beton yang lebih
optimal adalah perawatan suhu tinggi. Kuat tekan beton hasil proyeksi metode long
cycle steam curring dan metode maturity adalah sebesar 27,06 MPa. Perbandingan
laju kenaikan kuat tekan beton perawatan suhu normal, rendah dan tinggi adalah
0,85 : 0,94 : 1,14
Fepy Supriani, dkk (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh metode
perlakuan dalam perawatan beton terhadap kuat tekan dan durabilitas beton. Dalam
penelitian ini kuat tekan beton yang dirawat dengan penyiraman dan ditutup dengan
karung goni, untuk pengujian 28 hari masih di bawah kuat tekan yang tidak dirawat.
Perubahan signifikan untuk kekuatan beton yang dirawat terjadi pada beton yang
dirawat pada umur 56 hari dan beton yang tidak dirawat mengalami penurunan
kekuatan sampai 19%. Kenaikan optimum terjaadi pada beton yang dirawat dengan
ditutup karung goni dan disiram rutin selama 3 hari sebesar 27,8 MPa.
Spt proposalku, penyajian paper terdahulu dengan cara ini masih tepat tapi gak tahu kayak gmn yang
tepat. Jika diingat panduan umum, dari pustaka itu harunya kita mampu memberikan penjelasan
mengenai persamaan dan perbedaan penelitian kita dengan yang sudah ada dan menunjukkan bahwa
punya kita terdapat kebaruan.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Pelat lantai yang telah selesai dicor dan dibuka dari bekistingnya, maka
selanjutnya pelat lantai yang dengan curring dilakukan penyiraman sejak beton tersebut
berumur 1 hari hingga beton tersebut berumur 7 hari. Curring dilakukan dengan cara
penyiraman secara rutin selama 7 hari. Penyiraman dilakukan hingga permukaan pelat
lantai menjadi basah seluruhnya. Sedangkan pelat lantai tanpa curring tidak dilakukan
penyiraman sama sekali. Setelah beton berumu 28 hari, maka kedua pelat baik dengan
curring maupun tanpa curring dilakukan pengujian menggunakan hammer test, UPV
test, core drill. Mutu beton yang direncanakan untuk kedua pelat adalah 20 MPa.
Masing masing pelat lantai dilakukan pengujian kuat tekan. Dari hasil pengujian kuat
tekan tersebut, nantinya akan menunjukkan apakah pengaruh curring memberikan hasil
terhadap kuat tekan.
15
3.2 Job Mix Design dan Pembuatan Benda Uji
Mix design dapat didefinisikan sebaga proses merancang dan memilih bahan yang
cocok dan menentuan proporsi relative dengan tujuan memproduksi beton dengan kekuatan
tertertu, daya tahan tertentu dan seekonomis mungkin. Dalam perancangan Mix Design
didasarkan pada sifat-sifat bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan benda uji.
Mutu beton yang direncanakan yaitu f’c 20 MPa. Mix design ini diperoleh dari cara
perhitungan yang sudah di tetapkan pada SNI 03 – 2834 – 2000. Komposisi yang diperoleh
dari Job Mix akan digunakan untuk membuat benda uji pelat lantai dengan ukuran 2 x 2 m.
1. Data hasil pengujian kuat tekan untuk benda uji berupa pelat lantai dengan
menggunakan alat hammer test, Ultra Pulse Velocity (UPV) test, dan uji kuat tekan
beton inti (core drill test) pada pelat lantai dengan curring maupun tanpa curring
dibandingkan dengan kuat tekan rencana
2. Apabila hasil pengujian kuat tekan rencana pada pelat lantai dengan curring
menunjukkan hasil yang melebihi kuat tekan rencana dibandingkan denga pelat
lantai tanpa curring, maka dapat dikatakan curring memberikan pengaruh terhadap
kuat tekan beton.
16
3.5 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Selesai
17
Gambar 7. Bagan alir penelitian
18
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Erwin Sutandar, 2013, “Pengaruh Pemeliharaan (curring) Pada Kuat Tekan Beton Normal”,
Jurnal Vokasi ISSN 1693-9085 Volume IX, Nomor 2 hal 88 – 99.
Merzy Mooy, Partogi H. Simatupang, John H. Frans, 2017, “Pengaruh Suu Curring Beton
Terhadap Kuat Tekan Beton”, Jurnal Teknik Sipil FST Undana Volume VI
No 1, April 2017, Universitas Nusa Cendana, Kupang.
Fepy Supriani, Mukhlis Islam, 2017, “Pengaruh Metode Perlakuan Dalam Perawatan Beton
Terhadap Kuat Tekan dan Durabilitas Beton, Jurnal Inersia Volume 9 Nomer
2, 2017, Universitas Bengkulu.
1. Honorarium
No. Jenis Pengeluaran Personil Honor/Jam Waktu Minggu Jumlah Honor Nilai kwitansi Pemotongan pajak Jumlah Pajak
(Orang) (Rp.) (jam/minggu) (Rp.) (Rp.) DPP PPN PPh (Rp.)
1 Teknisi pengujian material 2 25,000.00 6 2 600,000.00 600,000.00 600,000.00 36,000.00 36,000.00
2 Tenaga membuat begesting 4 25,000.00 1 1 100,000.00 100,000.00 100,000.00 6,000.00 6,000.00
3 Tenaga pengecoran benda uji 6 25,000.00 6 1 900,000.00 900,000.00 900,000.00 54,000.00 54,000.00
4 Teknisi pengujian laboratorium 2 25,000.00 6 4 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 72,000.00 72,000.00
5 Administrasi 1 25,000.00 4 8 800,000.00 800,000.00 800,000.00 48,000.00 48,000.00
3,600,000.00 3,600,000.00 - 216,000.00 216,000.00
2. Bahan Habis Pakai
No. Jenis Pengeluaran Justifikasi Harga Satuan Kuantitas Satuan Jumlah Biaya Nilai kwitansi Pemotongan pajak Jumlah Pajak
Pembelian (Rp.) (Rp.) (Rp.) DPP PPN PPh (Rp.)
1 Semen Benda uji 55,000.00 5 Zak 275,000.00
2 Pasir Benda uji 500,000.00 0.25 M3 125,000.00
3 Kerikil Benda uji 500,000.00 0.25 M3 125,000.00
5 Multiplek 8 mm Benda uji 86,000.00 4 lembar 344,000.00
6 Usuk kruing mekanis 4x6x400 Benda uji 45,000.00 15 batang 675,000.00
7 Paku 5 cm Benda uji 20,000.00 2 kg 40,000.00 1,584,000.00 1,440,000.00 144,000.00 28,800.00 172,800.00
8 Besi 8mm Benda uji 60,000.00 6 lonjor 360,000.00
9 Kawat bendrat Benda uji 20,000.00 2 kg 40,000.00
10 Grease Pengujian 8,000.00 1 kaleng 8,000.00
11 Pisau gerinda Pengujian 68,000.00 1 unit 68,000.00
12 Pisau core drill Pengujian 1,500,000.00 1 unit 1,500,000.00
13 Kertas HVS A4 Laporan 55,000.00 3 Rim 165,000.00
14 Tinta printer hitam GT51 Laporan 125,000.00 2 Unit 250,000.00
15 Tinta printer merah GT52 Laporan 125,000.00 1 Unit 125,000.00
16 Tinta printer biru GT52 Laporan 125,000.00 1 Unit 125,000.00
17 Tinta printer kuning GT52 Laporan 125,000.00 1 Unit 125,000.00 790,000.00 718,181.82 71,818.18 14,363.64 86,181.82
18 Konsumsi Pengujian 40,000.00 50 Pax 2,000,000.00 2,000,000.00 1,818,181.82 181,818.18 36,363.64 218,181.82
19 Jilid laporan dan log book Laporan 20,000.00 10 Buku 200,000.00
20 Kontribusi jurnal nasional Outcome 500,000.00 1 Paper 500,000.00
7,050,000.00 3,976,363.64 397,636.36 79,527.27 477,163.64
3. Perjalanan
No. Jenis Pengeluaran Justifikasi Harga Satuan Kuantitas Satuan Jumlah Biaya Nilai kwitansi Pemotongan pajak Jumlah Pajak
Pembelian (Rp.) (Rp.) (Rp.) DPP PPN PPh (Rp.)
1 Survey material Benda uji 150,000.00 4 orang trip 600,000.00 600,000.00
600,000.00 - - - -
4. Sewa
No. Jenis Pengeluaran Justifikasi Harga Satuan Kuantitas Satuan Jumlah Biaya Nilai kwitansi Pemotongan pajak Jumlah Pajak
Pembelian (Rp.) (Rp.) (Rp.) DPP PPN PPh (Rp.)
1 Sewa molen Benda uji 750,000.00 1 hari 750,000.00 750,000.00
750,000.00 - - - -
Potongan pajaknya tidak perlu masuk di sini cukup sampai kolom jumlah
honor/biaya. Sesuai dengan panduan.
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Mataram Universitas Udayana -
Tinggi
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil Struktur -
Tahun Masuk – Lulus 2008-2013 2013-2015 -
Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Faktor Air Semen Pengaruh Mekanik -
Terhadap Kuat Tekan Beton Beton Ringan Dengan
Ringan Styrofoam Menggunkan Agregat
Batu Apung Serta Abu
Terbang Sebagai
Pengganti Sebagian
Semen Portland
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penelitian DIPA
Reguler
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Gadjah Universitas Indonesia -
Tinggi Mada
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil -
Tahun Masuk – Lulus 1995 - 1998 2009 - 2013 -
Judul Skripsi/Tesis Analisis Daya Dukung Analisis Eksperimental Sudut -
Tanah Lempung Puntir Dan Pusat Geser Pada
Ekspansif Dengan Balok Kanal Terbuka Akibat
Aditif Fly Ash Momen Puntir
Nama Pembimbing Prof. Ir. Suryohapsoro Dr-ing. Josia Irwan Rastandi, -
Tri Hutomo, M.Sc., ST., MT.
Ph.D. Ir. Essy Arijoeni, M.Sc.,
Ph.D.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam penelitian DIPA Reguler
Bukit Jimbaran, 28 Pebruari 2021
Anggota Pengusul,