Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN AIR-B

GEOLISTRIK DENGAN METODE SCHLUMBERGER DAN PENGOLAHAN


DATA GEOLISTRIK DENGAN IP2WIN

Disusun oleh :
Salsa Bila Dwi Miranda Putri (211210570)
Kelompok 1
Kelas 2B

Dosen Pembimbing :
Evino Sugriarta, SKM, M.Kes

Instruktur :
Akhirul Desman, ST

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan Praktikum Mata Kuliah Penyehatan Air-B tentang Geolistrik


dengan Metode Schlumberger dan Pengolahan Data Geolistrik dengan IP2Win
yang dilaksanakan pada hari Selasa, 04 April 2023 pukul 09.30 – 14.30 WIB,
telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Instruktur

(Evino Sugriarta, SKM, M.Kes) (Akhirul Desman, ST)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan pada kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan praktek
Penyehatan Air-B yang berjudul “Geolistrik dengan Metode Schlumberger dan
Pengolahan Data Geolistrik dengan IP2Win” ini dengan baik. Dan tidak lupa
shalawat beriring salam Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang berilmu pengetahuan yang sama
kita rasakan saat sekarang ini.
Dalam penulisan laporan ini telah saya berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikannya dengan baik. Namun, saya menyadari masih terdapat
kekurangan dan kelemahan dalam melakukan pembuatan laporan ini. Untuk itu,
sangat diharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan selanjutnya dalam
tulisan laporan yang akan datang.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan praktek ini tidak
terlepasdari dukungan dorongan kerjasama maupun bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih atas ilmu dan bimbingan
yang telah diberikan kepada saya. Demikian halnya untuk :
1. Dosen Pembimbing : Evino Sugriarta, SKM, M.Kes
2. Instruktur : Akhirul Desman, ST
3. Rekan-rekan yang telah membantu dalam pencarian bahan dan telah
bekerja sama.
Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini mempunyai arti dan manfaat
bagipembaca semuanya.

Padang, 17 April 2023

Fathiyah Az Zharifah

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
A. Konsep Air ...................................................................................................... 4
B. Metode Geolistrik Dalam Pendugaan Air Tanah ............................................ 5
C. Cara Kerja Pendugaan Geolistrik ................................................................... 6
D. Rangkaian Geolistrik ...................................................................................... 7
E. Macam-macam Metode Geolistrik ................................................................. 9
F. Kegunaan Metode Geolistrik........................................................................... 9
G. Resistivitas (Tahanan Jenis) ......................................................................... 10
H. Pengantar IPi2win ........................................................................................ 12
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ......................................................... 14
A. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 14
B. Alat dan Prosedur Kerja Geolistrik .............................................................. 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 17
A. Hasil.............................................................................................................. 17
B. Pembahasan .................................................................................................. 19
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 23
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air tanah merupakan salah satu sumber akan kebutuhan air bagi
kehidupan makhluk di muka bumi. Dengan adanya perkembangan dan
pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi maka kebutuhan akan air semakin
meningkat, sedangkan di sisi lain kualitas akan air semakin menurun, disamping
kualitas air yang semakin menurun jumlahnya juga semakin terbatas. Di Indonesia
sendiri permasalahan air dapat dibagi menjadi 3 hal pokok yaitu masalah
kuantitas, kualitas dan masalah distribusi air (Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup, 1998). Dari segi kualitas saat ini terjadi penurunan kualitas air yang sangat
signifikan di beberapa kota besar yang menyebabkan penurunan kualitas air ini
adalah antara lain adanya limbah Industri dan domestik selain itu pencemaran air
dapat juga diakibatkan oleh air tanah asin yang ada di daratan.
Dalam usaha untuk mendapatkan air tanah munculah beberapa metode
penyelidikan permukaan tanah yang dapat dilakukan, diantaranya: metode
geologi, metode gravitasi, metode magnit, metode seismic dan metode geolistrik.
Dari metode-metode tersebut, metode geolistrik merupakan metode yang banyak
sekali digunakan dan hasilnya cukup baik (Bisri,1991).
Pendugaan geolistrik ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
mengenai lapisan tanah dibawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya
airtanah dan mineral pada kedalaman tertentu. Pendugaan geolistrik ini didasarkan
pada kenyataan bahwa material yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis yang
berbeda apabila dialiri arus listrik. Air tanah mempunyai tahanan jenis yang lebih
rendah daripada batuan mineral.
Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk
menginterpretasi bawah permukaan tanah dengan menggunakan konsep fisika dan
tanpa merusak material-material tersebut. Prinsip kerja geolistrik adalah
mengukur tahanan jenis dengan mengalirkan arus listrik ke dalam batuan atau
tanah melalui elektroda arus. Kemudian arus diterima oleh elektroda potensial
dengan menganggap bumi sebagai resistor. Penggunaan geolistrik pertama kali
dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Pada konfigurasi

1
Schlumberger idealnya jarak elektroda tegangan (MN) dibuat sekecil-kecilnya,
sehingga jarak elektroda tegangan (MN) secara teoritis tidak berubah. Tetapi
karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak elektroda arus (AB)
sudah relatif besar maka jarak elektroda tegangan (MN) hendaknya dirubah.
Perubahan jarak elektroda tegangan (MN) hendaknya tidak lebih besar dari 1/5
jarak elektroda arus (AB). Konfigurasi wenner- schlumberger adalah konfigurasi
dengan aturan jarak spasi yang tetap dengan faktor n untuk konfigurasi wenner-
schlumberger dengan perbandingan jarak antara elektroda C1-P2 dengan spasi
antara P1-P2. Sehingga jika jarak antar elektroda potensial P1 dan P2 adalah a
maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na+a.
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang
diletakkan dalam sebuah garis lurus. Untuk diketahuinya unsur yang terkandung
di dalam tanah tidak mungkin dilakukan pembongkaran tanah, karena akan
menghancurkan lapisan tanah itu sendiri, maka dalam hal ini perlu diadakan
penelitian. Penelitian ini diperlukan untuk pendugaan geolistrik tahanan jenis atau
resistivitas yang bisa menunjukkan adanya lapisan batuan aquifer serta struktur
geologi yang cukup baik dan signifikan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana pendugaan air tanah menggunakan
system geolistrik schlumberger.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pendugaan air tanah
menggunakan system geolistrik menggunakan metode schlumberger
b. Untuk mengetahui cara kerja pendugaan air tanah menggunakan system
geolistrik menggunakan metode schlumberger
c. Untuk mengetahui perhitungan resistvitas pendugaan air tanah
menggunakan system geolistrik menggunakan metode schlumberger
d. Untuk mengetahui cara pengolahan data geolistrik dengan IP2Win

2
C. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui alat, bahan, cara kerja, dan perhitungan
resistivitas pendugaan air tanah menggunakan system geolistrik menggunakan
metode schlumberger.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Air
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan yang
berada dibawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap
ke dalam tanah, kemudian terkumpul pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh
air. Menurut Rachmat F. Lubis, 2006 – Secara umum, air dalam tanah akan
mengalir sangat perlahan melalui celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran
antar batuan. Batuan yang memiliki kemampuan menyimpan dan mengalirkan air
tanah disebut akuifer. Berdasarkan Undang Undang No.7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air, yaitu air yang terdapat dalam lapisan tanah atau baruan
dibawah permukaan tanah. Sementara itu menurut para ahli, defenisi air tanah
diantaranya sebagai berikut:
1. Menurut Bouwer, 1978; Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996 – Air
Tanah adalah sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau
dengan pemompaan. Dapat pula disebut aliran alami yang mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
2. Menurut Soemarto, 1989 – Air tanah adalah air yang menempati rongga-
rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang berada dibawah
permukaan tanah dinamakan lajur jenuh (saturated zone) dan lajur yang
tidak jenuh terletak diatas lajur sampai ke permukaan tanah yang rongga-
rongganya berisi air dan udara.
3. Menurut Fetter, 1994 – Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur
jenuh kemudian bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisanlapisan
tanah yang ada di bumi hingga air tersebut kelaur sebagai mata air,
terkumpul ke kolam, danau, sungai, dan laut. Batas atas lajur jenuh air
disebut dengan muka air tanah (water table)

4
B. Metode Geolistrik Dalam Pendugaan Air Tanah
Geolistrik merupakan metode penyelidikan air tanah dari permukaan
bumi yang paling populer dalam bidang hidrologi air tanah. Pada dasarnya
geolistrik merupakan alat untuk mendeteksi perlapisan batuan di dalam bumi.
Prinsip utamanya adalah bahwa tiap perlapisan batuan mempunyai tahanan yang
berbeda-beda bila dialiri listrik yang disebut tahanan jenis (resistivity).
Metode geolistrik merupakan salah satu metode survei geofisika aktif
untuk menginvestigasi kondisi di bawah permukaan tanah berdasarkan prinsip
bahwa setiap jenis batuan atau material mempunyai nilai tahanan jenis. Tujuan
dari survei geolistrik adalah untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan
berdasarkan distribusi nilai tahanan jenis dari setiap jenis batuan.
Pada metode geolistrik terdapat metode geolistrik-resistivitas yang
memiliki prinsip bahwa dengan menginjeksikan arus listrik ke bawah permukaan
tanah menggunakan elektroda arus, kemudian dari elektroda potensial di dapat
nilai beda potensial. Dengan data arus yang diinjeksikan serta data beda potensial
yang didapat tersebut sehingga dapat diketahui nilai tahanan jenis dari kondisi
bawah permukaan.
Pada umumnya, metode geolistrik resistivitas hanya baik untuk eksplorasi
dangkal, sekitar 100 m. Hal tersebut dikarenakan jika diinginkan kedalaman yang
lebih harus diperpanjang juga pada bentangan lintasan. Jika bentangan terlalu
panjang maka kekuatan arus akan melemah sehingga data yang diperoleh kurang
akurat. Karena itu, metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi dalam seperti
eksplorasi minyak bumi. Metode resistivitas lebih banyak digunakan untuk
eksplorasi dangkal seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir
air, pendeteksian intrusi air laut, serta pencarian ladang geothermal.
Prinsip fisika yang digunakan pada metoda geolistrik secara sederhana
dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik. Jika arus dari suatu sumber dialirkan
ke suatu beban listrik (misalkan kawat seperti terlihat pada gambar) maka
besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan besarnya potensial sumber
dan besarnya arus yg mengalir. Potensial listrik batuan adalah potensial listrik
alam atau potensial diri disebabkan terjadinya kegiatan elektrokimia atau kegiatan
alam. Faktor pengontrol dari semua kejadian ini adalah air tanah. Potensial ini

5
berasosiasi dengan pelapukan mineral pada bodi sulfida, perbedaan sifat batuan
(kandungan mineral) pada kontak geologi, kegiatan bioelektrik, dan materi
organik korosi, gradient termal, serta gradient tekanan. Dalam metode geolistrik
ini digunakan definisi-definisi :
1. Resistansi : R = V/I (Ώ)
Keterangan:
R = hambatan
V = beda potensial antara dua buah titik
I = besar arus listrik yang mengalir
2. Resistivitas : ρ/J (Ώm )
Keterangan:
ρ = tahanan
J = rapat arus listrik (arus listrik persatuan luas)
3. Konduktivitas : σ = 1/ρ (1/Ώm)
Keterangan:
V = beda potensial antara dua buah titik
I = besar arus listrik yang mengalir 4
E = medan listrik
Umumnya, Metode geolistrik tahanan jenis/resistivitas lebih efektif jika
digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, karena jarang memberikan
informasi lapisan di kedalaman lebih dari 300 m atau 450 m. Oleh karena itu
metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak
digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan
dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi geothermal.

C. Cara Kerja Pendugaan Geolistrik


Pendugaan geolistrik dilakukan dengan menggunakan dua pasang
elektroda yaitu elektroda arus (C) dan elektroda potensial. Arus listrik dialirkan ke
dalam tanah melalui sepasang elektroda arus. Hasil pendugaan lapangan adalah
data tahanan jenis semu sebagai dasar untuk menentukan tahanan jenis aktualnya.
Jika lapisan tanah mempunyai tahanan jenis seragam, akan terbentuk garis arus
dan garis equipotensial seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

6
Cara kerja metode geolistrik yang sering digunakan adalah yang
menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalam satu garis lurus serta simetris
terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2 buah
elektroda tegangan (MN) di bagian dalam. Kombinasi dari jarak AB/2, jarak
MN/2, besarnya arus listrik yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan
didapat suatu harga tahanan jenis semu („Apparent Resistivity‟). Disebut tahanan
jenis semu karena tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari
banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik. Bila satu set
hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2
sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y, maka akan didapat
suatu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa dihitung dan
diduga sifat lapisan batuan di bawah permukaan.

D. Rangkaian Geolistrik
1. Rangkaian Schlumberger
Untuk mengetahui kedalaman dan ketebalan lapisan batuan ke arah
dalam atau vertikal digunakan rangkaian Schlumberger. Prinsipnya adalah arus
listrik searah dialirkan ke dalam tanah melalui dua buah elektroda arus yang
ditancapkan ke dalam tanah. Besarnya kuat arus yang mengalir ke dalam tanah
diukur dengan amperemeter. Perubahan potenasial tanah (V) akibat arus
listrik tersebut diukur melalui dua buah elektroda potensial yang ditancapkan
diantara kedua elektroda arus CC. Susunan elektroda arus CC serta elektroda
potensial PP diubah-ubah mulai jarak terpendek (1,5meter) hingga jarak
terjauh yang diinginkan. Pada jarak elektroda arus CC yang pendek berarti

7
tahanan jenis yang terukur hanya pada permukaan tanah saja (sedalam ½ jarak
CC). Semakin jauh jarak CC berarti tahanan jenis lapisan tanah yang terukur
juga akan semakin dalam.

V = potensial tanah P = elektroda potensial


I = kuat arus L = jarak antar elektroda arus
C = elektroda arus b = jarak antar elektroda Potensial

Untuk menentukan harga tahanan jenisnya, dihitung dengan rumus :

R = tahanan jenis (resistivity),


V = Perubahan potensial yang terjadi dan I adalah kuat arus
K = Konstanta yang tergantung pada jarak elektroda.
Harga K dibaca dari tabel Konstanta Schlumberger, yang dihasilkan dari
persamaan dasar arus listrik searah yang disebut sebagai faktor geometri dari
rangkaian elektroda:

2. Rangkaian Wenner
Rangkaian Wenner digunakan untuk mengetahui sebaran airtanah
secara horisontal pada kedalaman tertentu. Prinsipnya dua pasang eletroda
arus (C) dan potensial (P) ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak elektroda
sama sesuai dengan kedalaman pengukuran yang diinginkan. Arus listrik
searah (DC) dialirkan melalui kedua elektroda arus. Besarnya kuat arus diukur
dengan amperemeter. Beda potensial antara dua elektroda potensial diukur
dengan menggunakan voltmeter. Jika satu titik pendugaan selesai diukur,

8
seluruh rangkaian elektroda dipindah sejauh jarak dua elektroda yang
berdekatan. Demikian seterusnya hingga pendugaan selesai.

V = potensial tanah P = elektroda potensial


I = kuat arus a = jarak antar elektroda
C = elektroda arus
Untuk menentukan harga tahanan jenisnya digunakan persamaan :

ρa = harga tahanan jenis,


a = jarak antara dua elektroda yang berdekatan,
V = beda potensial dua elektroda dan
I = kuat arus

E. Macam-macam Metode Geolistrik


1. Potensial elektrokinetik Terjadi ketika cairan dengan tahanan jenis ρ dan
viskositas η „tertekan‟. pada suatu medium berpori. ζ yaitu potensial zeta
(absorpsi), ΔP yaitu beda tekanan, dan k yaitu konstanta dielektrik.
2. Potensial Difusi (Liquid Junction) Terjadi karena perbedaan pergerakan ion
fluida berkonsentrasi beda.
3. Potensial Nerst Terjadi saat 2 buah logam yang berkonsentrasi beda
dibenamkan dalam cairan elektrolit.

F. Kegunaan Metode Geolistrik


Kegunaan dari metode geolistrik itu sendiri yaitu agar dapat mengetahui
karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m
sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu
lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Metode geolistrik digunakan
untuk eksplorasi diantaranya adalah:

9
1. Eksplorasi Batu bara
Salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan
keberadaan dan ketebalan batu bara di bawah permukaan adalah metoda
geolistrik tahanan jenis. Metoda geolistrik dapat mendeteksi lapisan batu bara
pada posisi miring, tegak dan sejajar bidang perlapisan di bawah permukaan
akibat perbedaan resistansi perlapisan batuan yang satu dengan yang lain,
karena pada umumnya batu bara memiliki harga resistansi tertentu.
2. Eksplorasi Geothermal
Dalam eksplorasi panas bumi digunakan metode geolistrik tahanan jenis
untuk memetakan harga tahanan jenis batuan di daerah penelitian dalam
rangka menentukan daerah konduktif yang merupakan batas reservoir sistem
panas bumi. Peninjauan yang dilakukan dengan cara profiling untuk
memperoleh gambaran umum daerah prospek panas bumi.
3. Eksplorasi Mineral
Dalam eksplorasi mineral digunakan metode geolistrik polarisasi terimbas.
Mengenai polarisasi yang terjadi pada batuan dan tanah adalah melingkupi
penyebaran atau difusiionion menuju mineral-mineral logam dan pergerakan
ion-ion didalam pore-filling elektrolit. Yang menjadi efek utama atau
mekanisme utama yang terjadi dalam suatu proses polarisasi adalah polarisasi
elektroda atau electrode polarization dan polarisasi membrane atau membrane
polarization
4. Potensial Mineralisasi
Terjadi saat 2 metal berbeda dimasukkan dalam cairan yang sama. Cara
arus mengalir di bumi.

G. Resistivitas (Tahanan Jenis)


Resistivity meter merupakan alat ukur resistivitas yang digunakan pada
geolistrik. Pada dasarnya alat ukur resistivitas ini terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bagian komutator dan potensiometer. Bagian komutator mengubah isyarat
arus searah menjadi arus bolak-balik yang kemudian diinjeksikan ke dalam bumi.
Bagian potensiometer berfungsi untuk mengukur besar potensial yang terjadi di
permukaan tanah (Wibowo, 2015).

10
Resistivitas merupakan karakteristik dari suatu batuan atau bahan yang ada
dipermukaan bumi, setiap jenis bahan mempunyai nilai resisitivitas yang berbeda,
dimana bahan tersebut ada yang menangkap respon listrik dengan baik, ada juga
yang menangkap aliran listrik yang buruk. Konsep dasar pengukuran tahanan
jenis (resistivitas) dilambangkan dengan ρ (Azharudin, 2013).
Prinsip kerja dari resistivity meter yaitu, arus dari sumber DC dimasukkan
ke dalam bagian komutator, untuk diubah menjadi arus bolak-balik dengan
frekuensi yang bisa diatur. Kemudian arus ini diinjeksikan ke dalam bumi melalui
elektroda-elektroda arus. Tanggapan tegangan sebagai akibat dari injeksi arus,
diukur melalui elektroda potensial oleh bagian potensiometer (Wibowo, 2015).
Survei resistivitas akan memberikan gambaran tentang distribusi
resistivitas bawah permukaan. Harga resistivitas tertentu akan berasosiasi dengan
kondisi geologi tertentu. Untuk mengkonversi harga resistivitas ke dalam bentuk
geologi diperlukan pengetahuan tentang tipikal dari harga resistivitas untuk setiap
tipe material dan struktur daerah survei. Harga resistivitas batuan, mineral, tanah
dan unsur kimia secara umum telah diperoleh melalui berbagai pengukuran dan
dapat dijadikan sebagai acuan untuk proses konversi. Nilai resistivitas dapat
dilakukan dengan cara pencocokan atau dengan metode inversi. Pada penelitian
ini dilakukan dengan metode inversi, menggunakan program IPI2win (Bahar
2012).
Semakin besar spasi elektroda, maka penembusan arus ke bawah
permukaan akan semakin dalam, sehingga lapisan yang lebih dalam akan dapat
diketahui sifat-sifat fisiknya. Variasi resistivitas batuan terhadap kedalaman jika
dikorelasikan dengan pengetahuan geologi akan dapat ditarik kesimpulan lebih
detail mengenai kondisi geologi bawah permukaan. Kisaran harga tahanan jenis
dari berbagai jenis batuan tersaji dalam Tabel 8 (Winarti, 2011).
Tabel 2.1 Kisaran Harga Tahanan Jenis dari Berbagai Jenis batuan.
Jenis Batuan/Bijih Ρ (ohm-meter)
4.5 x 103 (basah) – 1.3 x 105
Granit Porifiri
(kering)
1.9 x 10 (basah) – 2.8 x 104
3
Diorit Porifiri
(kering)
4.4 x 103
Granit
1.8 x 106

11
1010
Andesit 1.7 x 102 (basah) – 4.5 x 104
(kering)
Tufa 2 x 103 (basah) – 105 (kering)
Batu Pasir 1 – 6.4 x 104
Batu Gamping 50 – 10
Lempung Basah Tidak Kompak 20
Batu Lempung 1 – 100
Sumber: Winarti, 2011.
Pada setiap konfigurasi pengukuran geolistrik akan mempunyai harga K
(faktor geometri) yang berbeda-beda. Bila beda potensial dan arus yang dialirkan
ke dalam tanah dapat diukur, maka resistivitas batuan dapat dihitung yaitu besaran
yang berubah terhadap jarak spasi elektroda. Dengan mensubstitusi faktor K,
maka resisitivitas (nilai tahanan jenis) batuan dapat diperoleh dari persamaan
hukum Ohm (Winarti, 2011).

H. Pengantar IPi2win
IPI2win adalah software yang digunakan mengolah data geolistrik dari
satu atau lebih titik vertical electrical sounding (VES). IPI2win mengolah data
geolistrik yang menggunakan induced polarization (IP) dengan berbagai macam
konfigurasi misalnya Schlumberger, Wenner, dan lain-lain (Kurniawan, 2009).
Penggunaan IPI2win mencakup beberapa tahap. tahapan dalam
penggunaan software IPI2win adalah input data, koreksi error data, penambahan
data, dan pembuatan cross section. Input data dapat dilakukan dari data langsung
lapangan (berupa data AB/2, V, I, dan K) atau data tidak langsung (data AB/2 dan
ρ). Data olahan IPI2win berupa data resistivity layer, grafik log resistivity
terhadap AB/2, resistivity cross section, serta pseudo cross section. Pseudo cross
section yang merupakan tampakan nilai resistivitas semu yang diperoleh
berdasarkan pengukuran di lapangan, dan bentuk resistivity cross section yang
merupakan tampakan nilai resistivitas sebenarnya yang diperoleh dari inversi nilai
resistivitas semu. Data hasil olahan dapat di export dalam berbagai macam pilihan
data. Kelemahan IPI2win adalah software terdapat bug atau error kecil sehingga
dalam tahapan pengolahan tertentu program harus di restart (mengeluarkan
program kemudian menjalankan program kembali) (Kurniawan, 2009).

12
Penggunaan software sangat mudah yaitu dengan memasukkan data
potensial dan arus kemudian melakukan inversi, selanjutnya akan diketahui nilai
tahanan jenis, kedalaman, ketebalan serta jumlah lapisan. Setelah diketahui nilai
tahanan jenis, kedalaman, ketebalan serta jumlah lapisan maka proses selanjutnya
yaitu interpretasi (Kurniawan, 2009).
Perbandingan antara metode curve matching dengan program IPI2WIN
yaitu pada metode curve matching, parameter ketebalan dan true resistivity
dihitung satu persatu dari ujung awal kurva dengan memotong bagian kurva
menjadi beberapa bagian. Umumnya hasil perhitungan secara manual memberikan
hasil yang kurang optimal dan bila dilihat angka kesalahannya umumnya di atas
10%. Software IPI2win kemudian mengoreksi kombinasi nilai ketebalan dan true
resistivity untuk mendapatkan angka kesalahan RMS error terkecil setelah terjadi
sekian kali iterasi (Kurniawan, 2009).

13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa/04 April 2023
Pukul : 09.30 – 14.30 WIB
Tempat : Kampung Olo, Kec,Nanggalo
Praktikum : Geolistrik dengan Metode schlumberger

B. Alat dan Prosedur Kerja Geolistrik


1. Alat
No. Nama Alat Gambar Banyak
1. Resistivity Meter 1

2. Elektroda Arus 2

3. Elektroda potensial 2

4 Accu 1

14
5. Kabel elektroda arus 2

6. Kabel elektroda potensial 2

7. Kabel accu 2

8. Palu 1

9. Meteran 1

2. Prosedur Kerja
a. Atur jarak kabel potensial, letakkan sejajar lalu tanamkan elektroda 0,5
m (besi)
b. Atur jarak kabel arus letakkan sejajar lalu tanamkan elekroda 1,5 m
(tembaga)
c. Pasangkan kabel pendek di masing-masing kabel arus dan potensial
d. Lalu ujung-ujung kabel pendek dipasangkan ke alat
1) Kabel arus dipasangkan ke display arus (current)
2) Kabel potensial dipasangkan ke display potensial
e. Setelah itu sambungkan ke sumber arus (aki)
f. Kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol power
g. Lakukan pengaturan arus

15
1) Untuk memperbesar arus (corse)
2) Untuk memperkecil arus tombol fine
h. Kalibrasi angka mulai dari nol
i. Kemudian baru tekan start
j. Setelah angka muncul di layar monitor alat lalu tekan hold untuk
menyimpan data
k. Catat hasil pengukuran sebanyak dua kali pencatatan

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Titik Sounding Geo 1
Tanggal : 04 April 2023
Lokasi : Kampung Olo, Kec.Nanggalo
Arah : Selatan – Timur
Koordinat : 0,535739.100,215256

1/2a 1/2L ∆V I Ρa 1/2a 1/2L V I ρa


No No
(M) (M) (mV) (mA) (Ωm) (M) (M) (mV) (mA) (Ωm)
75 119 72 1662
1 0.5 1.5 4.23 13 40 59.68
84 117 100 1224
68 179 70 1559
2 2.0 4.71 14 50 82.12
79 189 81 1322
79 174 73 1477
3 2.5 7.89 15 60 146.84
68 177 102 1214
51 351 63 1584
4 4.0 8.67 16 75 205.93
60 282 104 1279
51 179 80 1202
5 5.0 25.60 17 5.0 75 119.74
57 149 99 1428
47 411 66 1812
6 6.0 13.11 18 100 158.13
45 377 87 1220
48 302 30 1982
7 8.0 31.12 19 125 114.35
53 348 47 1318
44 409 84 1409
8 10 26.28 20 150 434
45 652 87 1373
48 951 208 1239
9 12 21.45 21 25 150 257.01
57 1259 255 1237
45 1862 232 1269
10 15 17.89 22 175 353.8
46 1729 244 1267

17
11 1929 213 1643
11 2.5 15 1.60 23 250 588.28
30 1587 229 1278
69 1342
12 25 22.50
81 1249
Schlumberger Formula : ρa (∆V/I). C

2. Titik Sounding Geo 2


Tanggal : 04 April 2023
Lokasi : Kampung Olo, Kec.Nanggalo
Arah : Selatan - Timur
Koordinat : 0,903193.100,369229

1/2a 1/2L ∆V I Ρa 1/2a 1/2L V I ρa


No No
(M) (M) (mV) (mA) (Ωm) (M) (M) (mV) (mA) (Ωm)
59 1789 64 1198
1 0.5 1.5 0.21 13 40 54.74
64 1801 69 1235
66 1225 27 1249
2 2.0 0.56 14 50 44.15
58 1358 45 1306
43 1158 62 1334
3 2.5 0.54 15 60 108.55
45 1904 59 1183
31 1230 20 1234
4 4.0 1.13 16 75 84.41
29 1386 41 1317
61 1236 48 1184
5 5.0 3.82 17 5.0 75 83.57
88 1794 71 1321
89 1182 81 1240
6 6.0 5.78 18 100 212.27
48 1480 92 1314
68 1220 49 1160
7 8.0 10.01 19 125 131.62
60 1341 15 1223
86 1245 14 1904
8 10 21.98 20 150 51.46
89 1250 10 1389
64 1452 41 1350
9 12 21.97 21 25 150 49.33
89 1693 55 1325

18
46 1142 64 1172
10 15 32.25 22 175 98.72
89 1813 74 1463
50 1757 95 1411
11 2.5 15 4.16 23 250 263.7
62 1939 88 1287
61 1175
12 25 18.92
80 1721
Schlumberger Formula : ρa (∆V/I). C

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran deteksi air tanah menggunakan metode
geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger di Kampung Olo, Kec.Nanggalo,
hasil yang didapatkan pada titik sounding geo 1 yaitu kandungan air terdapat pada
lapisan 2 sampai 4 dengan 𝜌𝑎 52.7 Ω𝑚, kedalaman -1.82 m sampai -7.46 m, dan
ketebalan 1.23 m sampai 3.77 m. Maka pada lapisan tersebut cocok digunakan
sebagai sarana sumur gali. Sedang pada lapisan 1 dengan 𝜌𝑎 0.157 Ω𝑚,
kedalaman – 0.568 m, dan ketebalan 0.568 m terdapat kandungan air, akan tetapi
air tersebut merupakan air permukaan.

Sedangkan pada titik sounding geo 2, didaptkan hasil yakni kandungan air
terdapat pada lapisan 2 dengan 𝜌𝑎 47.7 Ω𝑚, kedalaman -3.68 m, dan ketebalan
3.16 m. Maka pada lapisan tersebut cocok digunakan sebagai sarana sumur gali.
Sedang pada lapisan 1 dengan 𝜌𝑎 0.146 Ω𝑚, kedalaman – 0.52 m, dan ketebalan
0.52 m terdapat kandungan air, akan tetapi air tersebut merupakan air permukaan.

19
Setelah dilakukannya pengolahan data dari kedua titik souding, maka
didapatkannya data pseudo cross-section, sebagai berikut :

Berdasarkan data pseudo cross-section tersebut, maka kita mengetahui pada titik
souding tersebut lapisan batuan memiliki hambatan jenis yang sangat kecil.
Sarana air tanah berupa sumur gali dapat dibuat pada kedalaman 6 – 7 meter,
sedangkan untuk sarana air tanah berupa sumur bor dapat dibuat pada kedalaman
10 – 14 meter.

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Geolistrik merupakan metode penyelidikan air tanah dari permukaan bumi
yang paling popular dalam bidang hidrologi air tanah. Pada dasarnya
geolistrik merupakan alat untuk mendeteksi perlapisan batuan di dalah
bumi. Prinsip utamanya adalah bahwa tiap perlapisan batuan mempunyai
tahanan yang berbeda-beda bila dialir oleh listrik yang disebut dengan
tahanan jenis (resistivity).
2. Alat yang digunakan dalam geolistrik yaitu resistivity meter, elektroda
arus, elaktroda potensial, accu (aki), kabel elektroda arus, kabel elektroda
potensial, kabel accu (aki), palu, dan meteran.
3. Langkah kerja geolistrik yaitu atur jarak kabel potensial, letakkan sejajar
lalu tanamkan elektroda 0.5 m (besi), atur jarak kabel arus letakkan sejajar,
lalu tanamkan elektroda 1.5 m (tembaga), pasangkan kabel pendek di
masing-masing kabel arus dan potensial, lalu ujung kabel pendek
dipasangkan ke alat, setelah itu sambungkan ke sumber arus (aki),
kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol power, lakukan
pengaturan arus, kalibrasi angka mulai dari nol, kemudian baru tekan start,
setelah angka muncul di layer monitor alat lalu tekan hold untuk
menyimpan data, dan catat hasil pengukuran sebanyak dua kali pencatatan.
4. Berdasarkan hasil pengukuran deteksi air tanah menggunakan metode
geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger di Kampung Olo,
Kec.Nanggalo, hasil yang didapatkan dari kedua titik sounding tersebut
adalah lapisan batuan memiliki hambatan jenis yang sangat kecil. Sarana
air tanah berupa sumur bor dapat dibuat pada kedalaman 6 – 7 meter,
sedangkan untuk sarana air tanah berupa sumur bor dapat dibuat pada
kedalaman 10 – 14 meter.

21
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Adapun saran yang dapat diberikan untuk mahasiswa yaitu :
a. Diharapkan kepada mahasiswa mampu menguasai materi tentang
geolistrik dan mengetahui bagaimana cara mendeteksi air tanah dengan
menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger
yang baik dan benar.
b. Diharapkan mahasiswa mampu menguasai materi dan mampu
mendeteksi air tanah dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi
Schlumberger sederhana dan resistivitas (tahanan jenis).
2. Bagi Kampus
Adapun saran yang dapat diberikan untuk kampus yaitu :
a. Diharapkan kampus dapat memenuhi alat-alat yang akan digunakan
oleh mahasiswa dalam melakukan praktikum geolistrik geolistrik
resistivitas konfigurasi Schlumberger sederhana seperti penambahan
resistivity meter, accu/adaptror.
3. Bagi Masyarakat
Adapun saran yang dapat diberikan untuk masyarakat yaitu ;
a. Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat membuat sarana air tanah
pada kedalaman yang baik, berdasarakan pelaksanaan penentuan
dugaan air tanah/geolistrik yang dilakukan oleh petugas, yakni sumur
gali dapat dibuat pada kedalaman 6 – 7 meter, sedangkan untuk sumur
bor pada kedalaman 10 – 14 meter.

22
DAFTAR PUSTAKA

Asmaranto, Runi. 2012. Identifikasi Air Tanah (Groundwater) Menggunakan


Metode Resistivity (Geolistrik with IPI2win Software). Malang:
Universitas Brawijaya

Kuncoroyekti, Andre, Nukman Afif, dkk. 2008. Pembangunan Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Kelompok Kerja Air
Minum dan Peyehatan Lingkungan

Sustrisno, Totok, dkk. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT.
Rhineka Cipta

23
LAMPIRAN

Profil Vertikal Titik Sounding Geo 1

0.586 meter ρ = 0.157 Ω meter


- 0.586 meter

1.23 meter ρ = 52.7 Ω meter

- 1.82 meter

1.86 meter ρ = 52.7 Ω meter

- 3.68 meter

3.77 meter ρ = 52.7 Ω meter

- 7.46 meter

ρ = 4741 Ω meter

24
Profil Vertikal Titik Sounding Geo 2

0.52 meter ρ = 0.146 Ω meter


- 0.52 meter

3.16 meter ρ = 47.7 Ω meter

- 3.68 meter

30.9 meter ρ = 741 Ω meter

- 34.6 meter

31.2 meter ρ = 214 Ω meter

- 65.8 meter

ρ = 4293 Ω meter

25
26

Anda mungkin juga menyukai