Anda di halaman 1dari 19

IDENTIFIKASI RESERVOIR HIDROKARBON

DENGAN MENGGUNAKAN INVERSI SEISMIK IMPEDANSI AKUSTIK


PADA LAPANGAN X

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Tugas


Akhir dan Mendapatkan Gelar Sarjana Sains

Diusulkan Oleh :

Muhamad Abdul Zafri

Nim 08021282025025

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
I. Pelaksana
Nama : Muhamad Abdul Zafri
Nim : 08021282025025
Jurusan : Fisika
Bidang Ilmu : Geofisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas : Universitas Sriwijaya
Nomor Telepon 083875569738
Email : muhamadabdulzafri@gmail.com
II. Topik : Identifikasi Reservoir Hidrokarbon dengan
menggunakan Inversi Seismik Impedansi Akustik
Pada Lapangan X
III. Tempat Pelaksana : PT.PUDC Taman Tekno
IV. Waktu Pelaksanaan : Oktober – Desember 2023

Indralaya, 7 September 2023

Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Fisika, Dosen Pembimbing,

Dr. Frisnyah Virgo, S.Si., M.T. Sutopo,S.SI.,M.SI


NIP. 197009101994121001 NIP. 197111171998021001

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal Tugas Akhir dengan topik “Identifikasi Reservoir Hidrokarbon Dengan
Menggunakan Inversi Seismik Impedansi Akustik” ini dengan baik dan lancar.
Proposal Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelas
sarjana sains dan melengkapi persyaratan kurikulum guna memenuhi pengambilan
mata kuliah wajib di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya. Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam pembuatan proposal Tugas Akhir ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal


Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan wawasan serta pengetahuann yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar proposal
Tugas Akhir ini dapat menjadi pedoman yang baik bagi pembaca yang lain. Penulis
berharap semoga proposal Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu geofisika.

Penulis berharap agar kiranya proposal Tugas Akhir ini dapat diterima oleh
pihak instansi terkait. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas izin dan
kesempatan yang akan diberikan oleh instansi kepada penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Indralaya, 7 September 2023

Muhamad Abdul Zafri

NIM.08021282025025

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan ...........................................................................................2
1.4 Batasan Masalah................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................3
2.1 Pengertian Metode Seismik...............................................................................3
2.2 Perbedaan Survei Seismik 2D dan Survei Seismik 3D .....................................3
2.3 Tahapan dalam Metode Seismik .......................................................................4
2.3.1 Akuisisi Data .............................................................................................4
2.3.2 Pengolahan Data .......................................................................................4
2.3.3 Interpretasi Data ........................................................................................5
2.4 Gelombang Seismik ..........................................................................................5
2.5 Jenis gelombang ................................................................................................6
2.5.1 Gelombang badan (Body Wave) ................................................................6
2.5.2 Gelombang permukaan (Surface Wave)....................................................7
2.6 Metode Seismik Inversi.....................................................................................8
2.6.1 Impedansi Akustik ....................................................................................9
2.7 Pengertian Reservoir Hidrokarbon ....................................................................9
2.8 Jenis Jenis Reservoir ....................................................................................... 10
2.8.1 Reservoir Jenuh ....................................................................................... 10
2.8.2 Reservoir Tidak Jenuh.............................................................................11
BAB III METODE PELAKSANAAN ....................................................................12
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .....................................................................12
3.2 Metode Pelaksanaan ........................................................................................ 12
3.3 Alat Penelitian..................................................................................................13
3.4 Bahan Penelitian...............................................................................................13
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perdaban ini, ketergantungan akan minyak dan gas bumi semakin
meningkat. Terlebih kebutuhan bahan bakar rumah tangga serta kehidupan sehari
hari didominasi dengan penggunaan bahan bakar minyak dan gas bumi karena
merupakan strategi utama dalam komoditas energi untuk Indonesia. Peningkatan
ketergantungan ini tentu perlu diimbangi dengan dilakukannya peningkatan
teknologi dalam eksplorasi sumber daya alam dengan menggunakan salah satu
metode geofisika, yaitu metode seismik refleksi.
Metode Seismik merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang
didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke
dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang lapisan tanah
atau batas batas batuan yang berbeda. Sumber seismik umumnya adalah palu godam
(sledgehammer), pelat besi diatas tanah dan benda bermassa besar yang dijatuhkan
atau ledakan dinamit. Respons yang tertankap dari tanah diukur dengan sensor yang
disebut geophone, yang mengukur pergerakan bumi. Setelah itu, terjadi gerakan
gelombang yang merambat melalui bumi (tanah) kemudian dapat terekam oleh
seismometer dan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas suatu batuan.
Gelombang ini disebut dengan gelombang seismik yang dapat ditimbulkan dengan
dua metode yaitu metode aktif dan metode pasif. Metode aktif yaitu gelombang
seimik yang secara sengaja ditimbulkan akibat gangguan yyang dibuat oleh manusia,
contohnya seperti eksplorasi. Sedangkan metode pasif yaitu gelombang seismik yang
terjadi secara alamiah, contohnya yaitu gempa bumi.
Inversi seimik dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih baik
pada suatu lapisan batuan serta sifat fisis pada suatu lapisannya sehingga dapat
mengidentifikasikan pola dan karakteristik dari penyebaran reservoir yang berada
dalam zona target berupa interfretasi geologi, batasan geologi dibawah permukaan.
Litologi dan fluida yang terkandung didalam batuan. Impedansi akustik adalah salah
satu parameter fisis yang sering digunakan dalam metode inversi karena tampilan
perlapisan yang dihasilkan lebih interpretatif dalam memetakan struktur bawah
permukaan dimana data seismiknya ditransformasikan ke dalam impedansi akustik
untuk mendeskripsikan keadaan reservoirnya.
1
Resrvoir adalah target utama dalam eksplorasi dibidang industri minyak dan
gas bumi, dimana reservoir dapat diartikan sebagai ruang penyimpanan berupa pori-
pori ataupun rongga-rongga dibawah permukaan bumi yang mengandung porositas
ynag bernilai rendah dan menggandung minyak serta gas bumi. Sehingga perlu
dilakukan identifikasi mengenai reservoir hidrokarbon dengan menggunakan
metode seismik inversi impedansi akustik untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengikuti Tugas Akhir di
PT.PUDC Taman Tekno. Tugas Akhir ini merupakan salah satu mata kuliah di
Jurusan Fisika Universitas Sriwijaya dan sebagai syarat untuk mendapatakan gelar
sarjana Sains.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari pelaksanaa Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik dari reservoir hidrokarbon dengan menggunkan
inversi seimik impedansi akustik ?
2. Bagaimana cara mendapatkan nilai impedansi akustik resrvoir hidrokarbon
menggunakan inversi impedansi akustik ?
3. Bagaimana cara mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dari impedansi
akustik terhadap reservoir hidrokarbon ?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui karakteristik dari reservoir hidrokarbon dengan menggunkan
inversi seimik impedansi akustik.
2. Mendapatkan nilai impedansi akustik resrvoir hidrokarbon menggunakan
inversi impedansi akustik.
3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dari impedansi akustik terhadap
reservoir hidrokarbon.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penelitian Tugas Akhir ini adalah membahas mengenai
identifikasi reservoir hidrokarbon dengan menggunakan inversi seismik impedansi
akustik pada PT.PUDC Taman Tekno.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metode Seismik


Metode Seismik adalah metode yang sangat efektif dalam melakukan
eksplorasi minyak dan gas bumi. Metode Seismik merupakan salah satu metode
eksplorasi geofisika yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik
(suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau
direfraksikan sepanjang lapisan tanah atau batas batas batuan yang berbeda. Sumber
seismik umumnya ada tiga jenis diantaranya palu godam (sledgehammer) yang
dihantamkan pada pelat besi diatas tanah dan benda bermassa besar yang dijatuhkan
atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang
disebut geophone. Dimana geophone ini berfungsi untuk mengukur pergerakan
bumi. Metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu seismik refraksi
(seismik bias) dan seismik refleksi ( seismik pantul).
Metode Seismik refraksi memanfaatkan gelombang bias dari sumber
gelombang yang relatif kecil. Metode ini digunakan untuk menentukan lapisan keras
(bed rock), menentukan zona lapuk, dan lainnya. Sedangkan metode seismik refleksi
memanfaatkan gelombang pantul dari sumber gelomvang yang relatif besar seperti
peledakan dinamit. Metode inilah yang digunakan dalam aktivitas eksplorasi
hidrokarbon karena selain kedalaman yang dapat dijangkau metode ini cukup dalam
juga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang lapisan bawah
permukaan baik vertikal maupun lateral. Sehingga selanjutnya akan lebih banyak
membahas metode seismik refleksi (Jamaluddin, 2020).

2.2 Perbedaan Survei Seismik 2D dan Survei Seismik 3D


Penentuan obyektif survei seismik 3D lebih sulit dibandingkan survei seismik
2D, hal ini disebabkan karena parameter akuisisi seismik 3D lebih sulit diubah pada
saat survei seismik telah berjalan. Peralatan seismik 3D lebih banyak dilapangan dan
posisi peralatan lebih lama berada di lapangan, sehingga bisa dipengaruhi oleh
lingkungan, cuaca, kendaraan, pencurian dan kerusakan satwa liar. Pengambilan
spatial sampling seismik 3D biasanya lebih kasar dari pada program seismik 2D. Hal
ini penting untuk memutuskan apakah sampling kasar cukup untuk menyelesaikan
struktur dip dan gambaran fitur geologi dengan benar. Untuk lintasan 2D sumber
3
getar linier dan array geophone adalah normal. Tidak ada peraturan khusus untuk
jenis array yang digunakan dalam seismik 3D. Sumber getar (source) dan receiver
seismik 3D yang dipasang dipermukaan dan perekaman data seismik 3D mempunyai
azimuth yang tidak terdapat pada seismik 2D, dimana distribusi azimuth bagus. Jika
suatu fenomena muncul pada suatu profil seismik 2D tidak bisa menentukan arah
penyebabnya. Sebaliknya migrasi 3D lebih baik dalam hal positioning untuk melihat
anomali yang ada (Edi, 2011).

2.3 Tahapan dalam Metode Seismik


Dalam penerapannya, metode seismik terbagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu akuisisi data, pengolahan data dan interpretasi data.
2.3.1 Akuisisi Data
Akuisisi data seismik adalah kegiatan untuk memperoleh data seismik dari
lapangan yang disurvei. Akuisisi data merupakan bagian pertama dari suatu kegiatan
eksplorasi. Adapun persiapan awal yang harus dilakukan untuk bagian ini adalah kita
harus menentukan parameter–parameter lapangan apa saja yang cocok dari suatu
daerah yang hendak disurvei. Penentuan parameter ini sangat penting karena akan
berpengaruh dalam menentukan kualitas data yang akan diperoleh. Tujuan dari
penentuan parameter lapangan ini adalah untuk menetapkan parameter awal dalam
suatu rancangan survei (akuisisi data) yang dipilih sehingga dalam pelaksanaan akan
diperoleh informasi target selengkap mungkin dengan tingkat noise serendah
mungkin.
2.3.2 Pengolahan Data
Pengolahan data seismik adalah suatu kegiatan untuk mengolah data rekaman
dari hasil akuisisi yang didapatkan di lapangan. Adapun tujuan dari pengolahan data
seismik ini antara lain:
a. Untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N).
b. Untuk memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk
gelombang sinyal.
c. Untuk mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal refleksi dari
multiple dan gelombang-gelombang permukaan)

d. Untuk memperoleh gambaran yang realistik dengan koreksi geometri

4
e. Untuk memperoleh informasi-informasi mengenai parameter yang ada di bawah
lapisan permukaan seperti kecepatan, reflektivitas, dll.

2.3.3 Interpretasi Data


Interpretasi data seismik merupakan bagian yang bertujuan untuk
mentransformasikan profil seismik refleksi stack menjadi suatu struktur yang
kontinu secara lateral dari subsurface. Adapun tujuan khusus dari interpretasi data
seismik antara lain :
1. Pemetaan struktur-struktur geologi.
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk memperoleh profil geologi dan kedalaman
horizon serta gangguan di bawah permukaaan bumi
2. Analisis Sekuen Seismik
Tujuan utama dari analisis sekuen seismik adalah :
a) Mengidentifikasi batas-batas sekuen pada data seismik

b) Menentukan sekuen pengendapan dalam waktu

c) Menganalisis fluktuasi muka air laut

3. Analisis Fasies Seismik

a) Adanya batuan sumber (source rock) adalah lapisan-lapisan batuan yang


merupakan tempat terbentuknya hidrokarbon.

b) Batuan migrasi yaitu batuan yang dapat dilewati oleh hidrokarbon, dapat
berupa patahan, dan lainnya.

c) Batuan reservoir yaitu batuan yang porous dan permeabel sehingga mampu
menjadi tempat terakumulasinya hidrokarbon setelah bermigrasi dari batuan
sumber.

d) Batuan penutup (cap rock) adalah batuan yang impermeabel sehingga


menyebabkan hidrokarbon yang sudah terakumulasi dalam batuan reservoir
akan tertahan di dalamnya dan tidak bermigrasi ke tempat yang lain.

2.4 Gelombang Seismik


Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat adanya
gempa bumi atau gelombang seismik juga dapat diartikan sebagai gelombang yang
5
merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas
batuan. Sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena perambatan gangguan
dalam medium sekitarnya. Gangguan ini mula - mula terjadi secara lokal yang
menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan partikel - partikel medium,
osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa. Karena gangguan merambat dari suatuu
tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi energi.
Gelombang seismik dapat ditimbulkan dengan cara dua metode yaitu metode
aktif dan metode pasif. Metode aktif adalah metode penimbulan gelombang seismik
secara aktif atau disengaja menggunakan gangguan yang dibuat oleh manusia,
biasanya digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah gangguan yang muncul
terjadi secara alamiah, contonya yaitu gempa. Gelombang seismik disebut juga
gelombang elastik karena medium yang dilaluinya yaitu bumi yang bersifat elastik. Oleh
karena itu, sifat penjalaran gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan yang
dilewatinya. Teori lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana pergerakan dari suatu
lempeng bumi. Pergerakan dari lempeng bumi menyebabkan suatu batuan terdeformasi
atau berubah bentuk dan ukurannya karena adanya pergerakan dari suatu antar lempeng.
Deformasi akibat pergerakan dari lempengnya ini berupa tegangan (stress) dan suatu
regangan (strain) (Sheriff dan Geldart, 1995).

2.5 Jenis gelombang Seismik

Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi disebut sebagai
body wave, dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut
surfave wave. Sumber gelombang seismik ada dua yaitu alami dan buatan. Sumber
alami terjadi karena adanya gempa tektonik, gempa vulkanik dan runttuhan atau
longsoran, sedangkan buatan menggunakan gangguan yang disengaja.
2.5.1 Gelombang badan (Body Wave)
Gelombang badan dapat dikatakan sebagai sebagai gelombang yang berjalan di
bagian dalam bumi dan bagian dalam bumi sebagai mediumnya. Gelombang badan
dibedakan dalam dua macam yakni gelombang P dan gelombang S. Gelombang P
ialah gelombang longitudinal yakni gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan
arah geraknya. Selain disebut sebagai gelombang rapatan(compressional) gelombang
ini bisa juga disebut gelombang primer (primary) sebagaimana disebutkan diawal
karena gelombang ini tiba saat kejadian(event) pertama kali pada perekam
6
gelombang (geophone, seismograph, atau lainnya). Sedangkan gelombang S ialah
gelombang transversal yakni gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan
arah geraknya. Selain disebut sebagai gelombang geser (Shear) gelombang ini bisa
juga disebut gelombang Sekunder (Secondary) sebagaimana disebutkan diawal
karena gelombang ini tiba saat kejadian(event) kedua pada perekam gelombang
(geophone, seismograph, atau lainnya).

Gambar 2.1 Prinsip Huygen yang berlaku pada perambatan muka gelombang
(Giancoli,2004).
2.5.2 Gelombang permukaan (Surface Wave)
Disebut sebagai gelombang gelombang permukaan karena yang berjalan di
permukaan bumi dan permukaan bumi sebagai mediumnya. Gelombang permukaan
dibedakan dalam dua macam yakni gelombang Rayleigh dan gelombang Love.
Gelombang Rayleigh biasanya disebut ground roll. Gelombang ini berjalan
sepanjang permukaan bumi dan mengalami kombinasi gerak longitudinal dan
transversal. Sedangkan gelombang Love ialah gelombang yang menyertakan gerak
transversal yang paralel terhadap permukaan tanah. Gelombang Love secara murni
gerak tranversal sedangkan gelombang Rayleigh mengandung gerak vertikal dan
radial (Telford dkk, 2004).

Gambar 2.2 (a) Gelombang permukaan Rayleigh dan (b) Gelombang permukaan
Love (Shearer, 2009).

7
2.6 Metode Seismik Inversi

Seismik inversi pada dasarnya merupakan pemodelan terbalik di mana


pemodelan algoritmenya berupa dekonvolusi antara data rekaman seismik dan
gelombang seismik, kemudian menghasilkan penampang acoustic impedance yang
mana berhubungan dengan pembuatan penampang seismik berdasarkan bentuk bumi
yang ada. Metode ini membentuk model geologi lapisan bawah permukaan dengan
menggunakan dua data berupa data seismik sebagai input serta data well sebagai
kontrol. Metode ini melibatkan pemetaan struktur fisik serta sifat-sifat dari lapisan
yang berada di bawah permukaan bumi dengan melakukan pengukuran pada
permukaan bumi (Sukmono, 2002).

Metode seismik inversi terbagi atas dua bagian, di antaranya seismik inversi
pre-stack serta inversi post-stack. Di mana inversi post-stack berkaitan dengan
inversi amplitudo yang terdiri atas tiga macam pemodelan, yaitu rekursif
(bandlimited), sparse-spike dan model based. Penelitian ini menggunakan suatu
metode seismik inversi post-stack dengan menggunakan pemodelan model based
karena dalam pemodelan geologinya dibandingkan dengan data riil seismik
Pemodelan yang paling umum dalam inversi post-stack merupakan inversi rekursif
dengan prinsip mengabaikan efek dari wavelet seismik dan menganggap seolah trace
seismik yang digunakan sebagai kumpulan koefisien refleksi yang telah difilter oleh
wavelet fase nol. Trace seismik diinversi oleh dirinya sendiri, sehingga pada suatu
trace impedansi akustik menghasilkan suatu jangkauan frekuensi yang sama dengan
trace seismiknya (Russel, 1988).
Metode selanjutnya adalah inversi post-stacksparse-spike dengan asumsi
bahwa reflektivitas yang sesungguhnya dan terpenting hanya pada spike yang besar
di mana bertumpukan dengan spike yang kecil. Metode ini menemukan lokasi spike
yang besar dari pemeriksaan trace seismik. Spike tersebut terus ditambahkan hingga
pemodelan yang dihasilkan pada trace akurat di mana menggunakan parameter yang
sama dengan batasan inversi model-based. Inversi post-stack model based memiliki
prinsip dalam menggambarkan model geologi perlu dibandingkan dengan data riil
seismiknya, yang dimanfaatkan untuk memperbaharui model yang sebelumnya serta
menyesuaikannya dengan data seismik. Keuntungannya dalam menggunakan metode
ini adalah tidak menginversi seismik secara langsung namun menginversi model
geologi (Herron, 2011).
8
2.6.1 Impedansi Akustik
Impedansi Akustik merupakan sifat suatu batuan yang dipengaruhi oleh
porositas, kedalaman, jenis litologi, kandungan fluida, temperatur serta tekanan.
Maka dari itu impedansi akustik ini biasanya digunakan sebagai indikator litologi,
pemetaan litologi, porositas, fasies seismik, pemetaan suatu aliran, hidrokarbon,
sebagai alat kuantifikasi karakter reservoir, pembentukan model geologi bawah
permukaan. Impedansi Akustik memiliki kemampuan untuk menjalarkan gelombang
seismik pada suatu batuan (Sentosa dkk., 2014).
Impedansi akustik didefinisikan sebagai kemampuan suatu batuan untuk
melewatkan gelombang seismik yang melauinya. Impedansi akustik didapatkan dari
hasil perkalian antar densitas (ρ) dan kecepatan gelombang-P seismik (Vp) seperti
pada persamaan (1)
AI = ρ.Vp (1)
dengan AI adalah Impedansi Akustik (m/s.g/cc), ρ adalah densitas (g/cc), Vp adalah
kecepatan gelombang seismik (m/s). Impedansi akustik dianalogikan sebagai
acoustic hardness. Batuan yang keras (hard rock) dan sukar dimampatkan seperti
batugamping (limestone) dan batupasir (sandstone) mempunyai impedansi
akustikyang lebih tinggi, sedangkan batuan yang lunak seperti lempung (clay) yang
lebih mudah dimampatkan mempunyai nilai impedansi akustik yang lebih rendah.
Impedansi akustik berpengaruh pada penentuan reflektivitas sudut datang normal
melalui persamaan (2),
Al+1− AL𝑖
KR = (2)
Ali+1+ ALi

dimana KR adalah koefisien refleksi, sedangkan AIi dan AIi+1 adalah impedansi
akustik lapisan pertama dan kedua (Danusaputro, 2015).

2.7 Pengertian Reservoir Hidrokarbon


Resrvoir adalah target utama dalam eksplorasi dibidang industri minyak dan
gas bumi, dimana reservoir dapat diartikan sebagai ruang penyimpanan berupa pori-
pori ataupun rongga-rongga dibawah permukaan bumi yang mengandung porositas
ynag bernilai rendah dan menggandung minyak serta gas bumi. Reservoar
hidrokarbon umumnya terdiri dari batuan pasir, batuan gamping, dan dolomit.
Batuan pasir dapat dipindahkan dan diendapkan oleh aliran air. Semakin deras aliran

9
air maka semakin kasar butiran pasirnya, karena mekanisasi ini maka batuan pasir
akan cenderung mempunyai porositas antar butiran yang seragam.Batuan gamping
diendapkan oleh gerakan air laut, sebagian merupakan endapan - endapan dari
larutan, dan sebagian adalah timbunan dari jasad kerang organik. Ruang pori awal
sering berubah oleh disolusi ulang lanjutan dari sejumlah zat padat, sehingga
porositas batuan gamping cenderung menjadi kurang seragam dibandingkan dengan
pasir. Porositas batuan gamping mengandung gerohong dan rekahan yang disebut
porositas skunder yang bersisipan dengan porositas primer. Dolomit terbentuk ketika
air yang kaya dengan mineral magnesium mengalir melalui batuan gamping
menggantikan sejumlah kalsium dengan magnesium. Proses ini biasanya
menyebabkan suatu pengurangan volume terhadap batuan sehingga dolomitisasi
adalah suatu mekanisme penting dalam menyediakan ruang pori untuk akumulasi
hidrokarbon (Sukmono, 1999).

2.8 Jenis Jenis Reservoir


Jika terjadi suatu retakan atau perekahan pada batuan induk (source rock)
maka minyak dan gas akan mengalami migrasi keluar yang biasa disebut dengan
migrasi primer. Setelah itu minyak dan gas bumi akan bermigrasi terus sampai
terjebak didalam suatu wadah yang tidak bisa dilalui oleh minyak dan gas, yang
biasa disebut dengan reservoir.Reservoir adalah suatu tempat berkumpulnya minyak
dan gas bumi. Dalam hal ini akan dibahas jenis reservoir jenuh dan reservoir tidak
jenuh.

2.8.1 Reservoir Jenuh

Reservoir jenuh (saturated) biasanya mengandung hidrokarbon dalam bentuk minyak


yang dijenuhi oleh gas terlarut dan dalam bentuk gas bebas yang terakumulasi membentuk
gas cap. Bila minyak dan gas diproduksikan, kemungkinan akan ada air yang ikut
terproduksi, tekanan reservoir akan turun. Dengan turunnya tekanan reservoir, maka
volume gas yang membentuk gas cap akan mengembang dan merupakan pendorong
keluarnya fluida dari dalam reservoir. Selain pengembangan volume gas cap dan
pembebasan gas terlarut, mungkin juga terjadi perembesan air kedalam reservoir.

10
2.8.2.Reservoir Tidak Jenuh

Reservoir tidak jenuh (under saturated) pada keadaan mula-mula tidak


terdapat gas bebas yang terakumulasi membentuk gas cap. Apabila reservoir
diproduksikan, maka gas akan mengalamai pengembangan yang menyebabkan
bertambahnya volume minyak. Pada saat tekanan reservoir mencapai tekanan bubble
point maka gas akan keluar dari minyak.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


 Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di PT PUDC Taman Tekno.
 Tugas Akhir Ini dilaksanakan mulai dari Oktober – Desember 2023.

3.2 Metode Penelitian


1. Pengumpulan Data Seismik:
- Kumpulkan data seismik yang mencakup refleksi gelombang akustik dari reservoir
dan lapisan batuan di sekitarnya.

2. Pemrosesan Data Seismik Awal:


- Lakukan pemrosesan awal terhadap data seismik, termasuk normalisasi,
pengurangan noise, dan migrasi untuk memperbaiki resolusi spasial.

3. Penyusunan Data Impedansi Akustik:


- Hitung nilai impedansi akustik dari data seismik yang telah diproses. Impedansi
akustik adalah perkalian antara kecepatan gelombang akustik dan densitas batuan.

4. Modeling Geologi:
- Bangun model geologi dari wilayah penelitian yang mencakup informasi mengenai
lapisan batuan, litologi, dan distribusi potensial reservoir hidrokarbon.

5. Inversi Seismik Impedansi Akustik:


- Gunakan metode inversi numerik untuk mencocokkan data impedansi akustik yang
dihitung dengan model geologi yang ada. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik seperti inversi kebalikan, inversi Monte Carlo, atau algoritma
optimisasi lainnya.

6. Analisis Hasil Inversi:


- Evaluasi hasil inversi untuk mengidentifikasi potensi reservoir hidrokarbon. Faktor
seperti distribusi porositas, saturasi hidrokarbon, dan ketebalan reservoir dapat
dievaluasi dari hasil ini.

7. Validasi Terhadap Data Sumur:


- Bandingkan hasil identifikasi reservoir dengan data sumur yang ada jika tersedia,
untuk menguji keakuratan metode inversi.

8. Interpretasi Geologi:
- Gabungkan hasil inversi dengan konteks geologi regional untuk memahami potensi
ekonomi dan karakteristik reservoir hidrokarbon.

12
3.3 Alat Penlitian
1. Microsoft Excel
2. Software
3. Laptop / Komputer

3.4 Bahan Penelitan


1. Data Seismik:
2. Data Geologi Regional
3. Data Densitas Batuan
4. Data Kecepatan Gelombang Akustik
5. Data Sumur
6. Data Hidrokarbon.
7. Data Topografi dan Kondisi Permukaan

13
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan pihak


perusahaan untuk dapat memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan
penelitia Tugas Akhir. Besar harapan saya semoga pihak perusahaan berkenan untuk
membantu dan memberikan tempat yang dapat saya pergunakan untuk kelancaran
kegiatan penelitian Tugas Akhir ini. Saya juga berharap pihak perusahaan berkenan
memberikan bimbingannya selama melaksanakan Penelitian Tugas Akhir ini. Kami
akan berusaha untuk dapat melaksanakan kegiatan Penelitian ini sesuai aturan yang
berlaku di perusahaan dengan sebaik-baiknya, sehingga ada suatu keuntungan timbal
balik antar saya dengan pihak perusahaan. Demikian harapan saya, dan atas
perhatian pihak perusahaan kami sampaikan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Danusaputro, H dkk.,2015. Analisa Inversi Acoustic Impedance (AI) untuk


Karakterisasi Reservoir Karbonat Pada Lapangan X Formasi Parigi
Cekungan Jawa Barat Utara. Youngster Physics Journal, 4 (2) : 206.
Edi, S.S., 2011. Kajian Desain Survei Seismik 3 Dimensi Pada Lapangan X Jawa
Barat. Jakarta: Universitas Indonesia.
Herron, D.A., 2011. First Steps in Seismic Interpretation. USA : SEG.
Jamaludin dkk., 2020. Pengolaan Data Seismik 2D Marine Menggunakan ProMax
di Area Tenggara Pulau Simeulue. Petrogas, 2 (2) : 38-39.
Russel, B.H., 1988. Introduction to Seismik Inversion Methods. USA : SEG Course
Notes Series.
Sentosa, B.J dkk., 2014. Analisis Sifat Fisis Reservoir menggunakan Metode Seismik
Inversi Acoustic Impedance (AI) dan Multi Altribute (Studi Kasus Lapangan
F3). Sains dan Seni Pomits, 3 (2) : 97.
Shearer, P., 2009. Introduction to Seismology. New York: Cambridge University
Press.
Sheriff, R.E., Geldart, L.P., 1995. Exploration Seismology 2nd edition. New York:
Cambridge University Press.
Sukmono, S., 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung : Geofisika, Institut
Teknologi Bandung.
Sukmono, S., 2002. Seismic Inversion for Reservoir Characterization. Bandung :
Institut Teknologi Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai