Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENGAJUAN

TUGAS AKHIR
ANALISIS KARAKTERISTIK RESERVOAR
MENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI
IMPEDANSI AKUSTIK DAN ANALISIS ATRIBUT
PADA LAPANGAN “X”
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal Tugas Akhir ini. Tak lupa
saya ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan
proposal ini.

Tugas Akhir (TA) merupakan salah mata kuliah wajib yang harus diambil
bagi mahasiswa Strata-1 (S1) di Universitas Lampung sebagai sarana untuk
mendapatkan data dalam skripsi. Untuk itu saya memohon kepada PT. Pertamina
EP agar bisa menerima saya untuk melakukan Tugas Akhir (TA). Selain itu, dengan
adanya Tugas Akhir (TA) ini penyusun dapat mengaplikasikan teori yang sudah
diperoleh selama kuliah pada fenomena nyata yang terjadi di alam.

Adapun topik yang saya ajukan yaitu “ANALISIS KARAKTERISTIK


RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI
IMPEDANSI AKUSTIK DAN ANALISIS ATRIBUT PADA LAPANGAN
“X” ”, namun saya tidak menutup kemungkinan untuk menyesuaikan topik dengan
kebijakan dari pembimbing perusahaan. Adapun metode yang akan digunakan
disesuaikan dengan pembimbing lapangan yang ada di perusahaan. Hal ini untuk
mempermudah proses bekerja selama Tugas Akhir (TA) berlangsung. Waktu
pelaksanaannya akan dilakukan pada 4 November 2019 sampai dengan 4 Januari
2020.

Saya ucapkan terimakasih.


Salam

Fristi Shabrina Parameswari

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 2

II. TEORI DASAR


2.1 Macam – macam Metode Seismic ............................................... 3
2.2 Jenis – jenis Gelombang Seismic................................................. 5
2.3 Hukum Fisika Gelombang Seismic ............................................. 7
2.4 Tiga Tahapan Utama Pengolahan Data Seismic ....................... 8
2.5 Lintasan Sinar Gelombang .......................................................... 10
2.6 Metode Seismik Multriatribut .................................................... 14
2.7 Karakteritasi Reservoar .............................................................. 14

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Alat dan Bahan ............................................................................. 15
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 15
3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................... 15
3.4 Waktu Pelaksanaan...................................................................... 16
3.5 Diagram Alir Pengolahan Data ................................................... 17

IV. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penjalaran Gelombang Refleksi ................................................. 4

Gambar 2.2 Penjalaran Gelombang Refleksi ................................................. 5

Gambar 2.3 Perioda Reverbrasi ...................................................................... 9

Gambar 2.4 Prinsip Koreksi Normal Move Out (NMO) ................................ 9

Gambar 2.5 Prinsip (a) dan Respon (b) CSP .................................................. 10

Gambar 2.6 Prinsip (a) dan Respon (b) CDP/CMP ........................................ 10

Gambar 2.7 Konfigurasi CMP (atas) dan CDP (bawah) ................................ 11

Gambar 2.8 Prinsip (a) dan Respon (b) CRP ................................................. 11

Gambar 2.9 Prinsip dan Respon CO............................................................... 11

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahapan pengembangan eksplorasi hidrokarbon, data bawah permukaan


jauh lebih banyak dibandingkan pada tahapan eksplorasi seiring dengan
bertambah banyaknya jumlah sumur yang dibor. Pada tahap pengembangan ini
kita bisa memanfaatkan data bawah permukaan tersebut untuk mengalibrasi
data seismik. Data seismik yang telah terkalibrasi tersebut kemudian dapat
digunakan untuk mengukur karakter reservoar dan perubahannya secara lebih
kuantitatif. posisi sumur eksplorasi hanya di tentukan berdasarkan informasi
struktur geologi saja. Tetapi pada kenyataannya, saat ini struktur geologi yang
dianggap dapat mengandung hidrokarbon belum tentu mengandung
hidrokarbon yang ekonomis. Maka diperlukan suatu ide baru untuk
mengidentifikasi keberadaan reservoar hidrokarbon tersebut, sehingga
kesalahan dalam penentuan posisi sumur bor dapat diminimumkan. Dua jenis
data utama yang dipakai pada tahapan eksplorasi maupun pengembangan
lapangan migas adalah data log dan data seismik. Data seismik memiliki
resolusi horizontal yang baik dengan resolusi vertikal yang kurang baik,
sementara data log memiliki resolusi vertikal yang sangat baik namun resolusi
horisontalnya sangat buruk. Mengintegrasikan keduanya akan menghasilkan
interpretasi data yang lebih akurat. Data log yang sangat berkaitan dengan data
seismik adalah log sonic dan densitas. Masing-masing data tersebut
mempunyai kelebihan masing-masing dan geofisikawan bertugas untuk
mengintegrasikannya. Atribut pada dasarnya suatu proses ekstraksi atribut dari
data seismik yang mempunyai korelasi yang baik terhadap data log yang pada
akhirnya digunakan untuk memprediksi data log pada setiap lokasi di volume
seismik. Sedangkan dengan inversi seismik ini, kita dapat menggali informasi
2

sifat fisik batuan reservoar dan indikasi fluida secara langsung dari data
seismik yang dilengkapi oleh data log. Metode seismik inversi merupakan
teknik inversi berupa suatu pendekatan keadaan geologi secara mundur
kebelakang, metode ini dapat memberikan hasil penampakan geologi bawah
permukaan sehingga dapat diidentifikasi karakter dan pola penyebaran
reservoar di daerah target berupa interpretasi geologi, litologi dan fluida serta
batas lapisan petrofisika bawah permukaan. Dalam studi kali ini metode inversi
yang digunakan adalah Impedansi Akustik.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari tugas akhir ini adalah menganalisis karakteristik reservoar pada
Lapangan X dengan menggunakan seismik inversi impedansi akustik dan
menggunakan metode seismik multriabut.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada Tugas Akhir yang diambil ialah untuk
melakukan analisis metode seismik inversi impendansi akustik dan metode
seismik multiatribut dengan memetakan distribusi reservoar pada lapangan
“X” pada software yang digunakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 sehingga
didapatkan hasil analisis yang baik.
II. TEORI DASAR

2.1 Macam – macam Metode Seismik

Terdapat beberapa jenis gelombang seismik berdasarkan jenis perambatan


serta nilai frekuensi getar yang digunakan sehingga akan mempengaruhi
kedalaman yang dicapai. Berikut jenis – jenis gelombang seismic:
2.1.1 Seismik Refraksi
Seismik refraksi merupakan metode seismik yangmemanfaatkan
penjalaran gelombang yang terrefraksi.Pada umumnya seismik refreksi
digunakan untuk mendeteksi struktur bawah permukaan yang berada di
dekat permukaan. Dengan kata lain, gelombang ini memilik cakupan
rekaman struktur bawah permukaan yang dangkal dengan menggunakan
frekuensi yang tinggi (high frequents). Sumber gelombang dapat berupa
palu besi yang dipukulkan pada plat besi (pada akuisisi darat).
Pada akuisisi darat, seismik refraksi dimanfaatkan untuk mencari
kedalaman zona lapuk (weathering zone). Zona lapuk akan melemahkan
(teratenuasi) sehingga akan mempengaruhi kualitas dari akuisisi
seismic. Dilihat dari data yang dihasilkan, gelombang refraksi
merupakan gelombang yang tercepat, sehingga gelombang ini akan
sampai terlebih dahulu pada receiver. Sehingga, gelombang yang terjadi
setelah sinyal pertama (firstbreak) diabaikan, karena gelombang seismik
refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang
lainnya kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang
dibutuhkan adalah waktu pertama kali gelombang diterima oleh setiap
geophone. Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan dengan
4

kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang


digunakan dalam perhitungan metode ini. Parameter jarak dan waktu
penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang
dalam medium (Dales, 2017).

Gambar 2.1 Penjalaran Gelombang Refraksi


2.1.2 Seismik Refleksi
Seismik refleksi merupakan metode seismik yang memanfaatkan
penjalaran gelombang yang ter-refleksi. Pada umumnya seismik refleksi
digunakan untuk mendeteksi struktur bawah permukaan yang berada
jauh di bawah permukaan. Dengan kata lain, gelombang ini memilik
cakupan rekaman struktur bawah permukaan yang cukup jauh dengan
menggunakan frekuensi rendah (low frequents). Sumber gelombang
dapat berupa bahan peledak.
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu
impuls getar untuk melaju dari sumber getar, terpantul oleh batas-batas
formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu receiver.
Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka
tebing atau jurang. Metode ini banyak dimanfaatkan untuk keperluan
eksplorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi
struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang
pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul
ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni Gelombang-P,
5

Gelombang-S, Gelombang Reyleigh, dan Gelombang Love, (Febianto,


F., & Lisapaly, L. 2007).

Gambar 2.2 Penjalaran Gelombang Refleksi

2.2 Jenis – jenis Gelombang Seismik

Gelombang seismik yang menjalar merupakan energi yang menjalar pada


suatu medium atau benda. Ketika bertemu pada kejadian geologi, makan
gelombang akan menghasilkan penjalaran yang berbada dari pada umumnya.
Terdapat beberapa jenis gelombang berdasarkan penjalarannya, yaitu:
2.2.1 Gelombang Badan (Body Wave)
Gelombang badan merupakan gelombang yang penjalarannya
berada di bawah permukaan bumi. Gelombang badan terbagi lagi
menjadi dua berdasarkan arah rambatannya, yaitu:
2.2.1.1 Gelombang P (P-Wave)
Gelombang P merupakan gelombang longitudinal yang arah
rambat gelombang searah dengan arah pergerakan partikelnya.
Kecepatan gelombang P antara 4 sampai 6 tergantung dari
sifat medium yang dilaluinya.
Persamaan untuk kecepatan gelombang P adalah:
6

4
3
Dimana : =Modulus Inkompresibilitas
: = Modulus Geser
: = Rapat masa medium

2.2.1.2 Gelombang S (S-wave)


Gelombang S merupakan gelombang transversal yang arah
rambatannya tegak lurus dengan arah getarnya. Gelombang ini
memiliki kecepatan rambat antara 3 hingga 4 dan tidak
dapat merambat pada medium berfasa fluid. Persamaan untuk
kecepatan gelombang S adalah sebagai berikut:

Di mana : = Modulus Geser


: = Rapat masa medium

2.2.2 Gelombang Permukaan (Surface Wave)


Gelombang permukaan merupakan gelombang yang rambatannya
berada pada permukaan Bumi. Gelombang ini memiliki frekuensi yang
rendah dibandingkan gelombang badan. Gelombang badan sendiri
terbagi menjadi dua, yaitu:
2.2.2.1 Gelombang Love
Gelombang love adalah gelombang geser (S wave) yang
terpolarisasi secara horizontal dan tidak menghasilkan
perpindahan vertikal. Gelombang love terbentuk karena
interferensi konstruktif dari pantulan–pantulan gelombang
seismik pada permukaan bebas. Gelombang ini merambat
dengan kecepatan 2 3/4 km/s. Pergerakan partikel gelombang
love sejajar dengan permukaan tetapi tegak lurus dengan arah
rambatnya. Gelombang love lebih cepat daripada gelombang
Rayleigh dan lebih dulu sampai pada seismograf.
7

2.2.2.2 Gelombang Rayleigh


Gelombang rayleigh adalah gelombang yang lintasan gerak
partikelnya menyerupai ellips. Karena menjalar di permukaan,
amplitudo gelombang rayleigh akan berkurang dengan
bertambahnya kedalaman. Dihasilkan oleh gelombang datang P
dan gelombang S yang berinteraksi pada permukaan bebas dan
merambat sejajar dengan permukaan tersebut. Gerakan
partikelnya ke belakang (bawah maju atas mundur) dan
gelombang ini menjalar melalui permukaan media yang
homogen. ( Kwak, 2017 )

2.3 Hukum Fisika Gelombang Seismik


2.3.1 Hukum Snellius
Hukum Snellius adalah rumus matematika yang memberikan
hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau
gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik
berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari
matematikawan Belanda Willebrord Snellius. Hukum Snellius
dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut: Adapun bunyi Hukum
Snellius adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis
semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis
normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang
datar”.
2.3.2 Prinsip Huygens
Prinsip Huygens menerangkan bahwa setiap muka gelombang dapat
dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang baru dengan
panjang gelombang yang sama dengan panjang gelombang sebelumnya.
Jumlah energi total deretan gelombang baru tersebut sama dengan energi
8

utama. Wavelet bisa diumpamakan gelombang yang ditimbulkan oleh


batu yang dijatuhkan ke dalam air.
Prinsip ini juga untuk menerangkan terjadinya difraksi cahaya pada
celah kecil. Pada saat melewati celah kecil, muka gelombang akan
menimbulkan wavelet baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga
gelombang tidak mengalir lurus saja, tetapi menyebar.
Didalam eksplorasi seismik titik-titik diatas dapat berupa patahan,
rekahan, pembajian, antiklin, dll. Sedangkan deretan gelombang baru
berupa gelombang difraksi. Untuk menghilangkan efek ini dilakukanlah
proses migrasi.
2.3.3 Asas Fermat
Asas Fermat adalah sebuah asas yang mendefinisikan jarak tempuh
yang terpendek dan tercepat yang dilalui oleh cahaya. Asas ini juga
digunakan sebagai definisi sinar, sebagai cahaya yang merambat.
Asas Fermat menyatakan bahwa jika sebuah gelombang merambat
dari satu titik ke titik yang lain maka gelombang tersebut akan memilih
jejak yang tercepat. Kata ‘tercepat’ artinya bahwa jejak yang akan dilalui
oleh sebuah gelombang adalah jejak yang secara waktu tercepat bukan
yang terpendek secara jarak. Tidak selamanya yang terpendek itu
tercepat. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium
yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang
tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan
menghindari zona-zona kecepatan rendah (Utomo, Warto. 2007).

2.4 Tiga Tahapan Utama Dalam Pengolahan Data Seismik


Setiap tahapan dalam pengolahan data seismik dimaksudkan untuk
meningkatkan resolusi seismik. Resolusi seismik merupakan kemampuan untuk
memisahkan dua buah kejadian yang tampak sangat berhimpitan baik secara
horisontal maupun vertikal.
Tahapan utama itu disebutkan dan dijelaskan seperti berikut ini :
2.4.1 Dekonvolusi (deconvolution)
9

Dekonvolusi adalah proses pengolahan data seismik yang bertujuan


untuk meningkatkan resolusi vertikal dengan cara mengkompres
wavelet seismik untuk memperoleh suatu wavelet seismik yang kira-kira
spike dan menekan gelombang yang mengalami reverberasi.
Dekonvolusi umumnya dilakukan sebelum stacking akan tetapi dapat
juga diterapkan setelah stacking. Selain meningkatkan resolusi vertikal,
dekonvolusi dapat mengurangi efek 'ringing' atau multiple yang
mengganggu interpretasi data seismik. Dalam melakukan proses
dekonvolusi, wavelet yang digunakan perlu diasumsikan untuk
mendapatkan sebuah urutan reflekifitas. Dengan demikian, hasil
dekonvolusi dikatakan bagus jika mendekati bentuk impuls. Kegunaan
dekonvolusi terutama untuk menghilangkan reverberasi yang umum
terjadi pada data seismik laut.

Gambar 2.3 Perioda Reverberasi


2.4.2 Stacking
Stacking adalah proses menjumlahkan tras-tras seismik dalam satu
CDP (Common Depth Point) setelah koreksi NMO (Normal Move Out).
Proses stacking memberikan keuntungan untuk meningkatkan rasio
signal terhadap noise (S/N ratio).
Gambar dibawah ini menunjukkan prinsip koreksi NMO, hiperbola
refleksi di-adjust dengan menggunakan model kecepatan (kecepatan rms
atau kecepatan stacking) sehingga berbentuk lapisan horizontal,
selajutnya tras-tras NMO dijumlahkan (stacking).
10

Gambar 2.4 Prinsip Koreksi Normal Move Out (NMO)


2.4.3 Migrasi (migration)
Migrasi pada umumnya dilakukan pada penampang yang telah distack
yang diasumsikan sudah ekuivalen dengan suatu penampang zero offset.
Proses migrasi untuk meningkatkan resolusi lateral (horisontal) dengan
cara menghilangkan efek difraksi dan memindahkan event-event
reflektor miring ke posisi yang sebenarnya (bawah permukaan bumi).
Proses migrasi dilakukan pada data seismik dengan tujuan untuk
mengembalikan reflektor miring ke posisi 'aslinya' serta untuk
menghilangkan efek difraksi akibat sesar, kubah garam, pembajian, dll,
(Zikrilah, Muhammad. 2016)

2.5 Lintasan Sinar Gelombang


Berdasarkan lintasan sinar gelombang (raypath) geometri penembakan
dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
2.5.1 Common Source Point (CSP)
Common Source Point adalah istilah pengambilan data seismik untuk
konfigurasi source-receiver untuk suatu penembakan.

(a) (b)
Gambar 2.5(a) Prinsip CSP (b) Respon CSP
11

2.5.2 Common Depth Point (CDP)


Common Depth Point adalah istilah pengambilan data seismik untuk
konfigurasi source-receiver dimana terdapat satu titik tetap dibawah
permukaan bumi. Untuk reflektor bidang datar, CDP dikenal juga dengan
CMP (Common Mid Point).

(a) (b)
Gambar 2.6 (a) Prinsip CDP / CMP (b) Respon CDP / CMP

Gambar 2.7 Konfigurasi CMP (atas), konfigurasi CDP (bawah)


2.5.3 Common Receiver Point (CRP)
Common Receiver Point adalah istilah pengambilan data seismik
dengan konfigurasi satu receiver dari banyak shotpoint.

(a) (b)
Gambar 2.8 (a) Prinsip CRP (b) Respon CRP
12

2.5.4 Common Offset (CO)


Common offset adalah istilah pengambilan data seismik dimana
konfigurasi receiver yang memiliki jarak yang sama, (Dandi, 2011).

(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Prinsip CO (b) Respon CO

2.5 Interpretasi Data Seismik


Pekerjaan interpretasi data seismik melibatkan banyak faktor, antara
lain kemaman imaginasi, pengetahuan geologi, ketelitian pembahasan,
analisa yang nalar (konsistensi) dan lain sebagainya.Biasanya tahapan
sederhana dalam mengerjakan interpretasi suatu daerahadalah sebagai
berikut :
1.Menentukan reflektor yang harus di-pick.
2.Memilih anomali yang menarik.
3.Studi komprehensif / analisis terhadap anomali tersebut.
4.Menyusun laporan atau rekomendasi.
Langkah pertama (picking) perlu didahului dengan pemilihan horizon–
horizonmana yang prospek sebagai jebakan hidrokarbon. Setelah dipilih,
telusuri ke segala arah penyebaran horizon tersebut, kenali perbedaan
interval antara horizon yang satu dengan lainnya. Korelasikan reflektor-
reflektor tersebut dengan informasi data sumur (sintetik seismogram atau
VSP) . Hal yang perlu diingat adalah bahwa tidak selalu suatu reflector akan
kontinyu, mungkin horizon tersebut hanya muncul pada daerah terbatas.
Reflektor terpilih akan digunakan untuk evaluasi. Langkah selanjutnya
adalah memilih anomaly yang menarik yang merupakan awal dari suatu
penggambaran atau imaginasi daerah proyek. Perlu diberikan tanda-tanda
13

khusus pada shot point di base map pada lokasi-lokasi yang memiliki
anomali yang menarik pada seksi seismik. Pekerjaan selanjutnya adalah
melakukan pewarnaan(colouring), kemudian picking atau timing, lalu
korelasi dengan struktur yang ada, misal pola-pola bidang sesar, trend
struktur hingga langkah selanjutnya adalah mapping di atas base map.
Tahapan berikutnya adalah melakukan studi komprehensif / analisis dari
gambaran struktur anomali atau peta kontur pada base map dengan
menambah informasi dari data stratigrafi, data log, data sejarah geologi, dan
informasi lainnya, sehingga ditentukan jebakan-jebakan yang kemungkinan
besar mengandung hidrokarbon (klosur-klosur prospek). Tahap terakhir
adalah membuat rekomendasi dari hasil analisis daerah tersebut. Pendapat
akhir baik positif maupun negatif harus dilaporkan. Laporan hendaknya
bersifat singkat tapi padat, jika terdapat hal-hal yang menarik, tonjolkan
secara jujur.
Hal pertama yang dilakukan interpreter saat mendapatkan job untuk
menginterpretasi suatu daerah adalah mencari informasi-informasi lain
seperti informasi well log, peta gravitasi, peta magnetik, informasi geologi,
dll. Setelah data-data terkumpul, interpreter akan memetakan daerah
anomali yang signifikan dan menghubungkannya dengan informasi geologi
lainnya. Hal ini biasanya dilakukan menggunakan garis kemiringan (dip
lines) karena cenderung lebih mudah untuk diinterpretasi. Setelah suatu
kejadian geologi dipetakan dan ditandai, langkah selanjutnya adalah
meneruskan horizon-horizon geologi ini sepanjang seismik sectionnya.
Biasanya event-event ini ditandai dengan pensil berwarna. Prosedur ini
dilakukan terus sampai picking seismik-nya telah dilakukan sepanjang satu
loop kembali ke titik awalnya. Pada daerah yang memiliki patahan yang
kompleks, sering terjadi “mistie” yaitu kejadian dimana saat meneruskan
event-event seismik pada suatu loop dan menge-pick kembali ke section
awalnya, mereka berada pada reflector yang berbeda dengan section
awalnya. Umumnya mistie disebabkan oleh pembalikan polaritas antara
section-section yang berpotongan dan juga mispicking atau perbedaan
14

dalam kecepatan stacking. Kesulitan lain dalam interpretasi data seismik


adalah adanya event-event seismik yang salah yang dapat diinterpretasikan
sebagai kejadian refleksi pada suatu horizon geologi, seperti refleksi
multiple dalam suatu lapisan. Setelah suatu horizon selesai diinterpretasi dan
dihubungkan bersama sepanjang satu loop pada seimik section-nya, data ini
telah siap untuk di contouring. Pekerjaan-pekerjaan diatas sekarang telah
banyak dilakukan secara komputerisasi, juga teknik contouring itu sendiri.
Contouring ini kemudian digunakan untuk membuat peta isochron (peta
dengan waktu atau kronologi yang sama), petaisopach (kedalaman yang
sama), atau peta isolith (lithologi yang sama). Setelah petaselesai dibuat,
seorang interpreter bertanggung jawab memberikan hasil akhir berupa suatu
laporan yang meliputi pendahuluan, deskripsi data yang digunakan,
rangkuman kerangka kerja geologi dan strukturnya, hubungan antara data
sumur dan data seismik, penjelasan mengenai reflector yang di-pick,
deskripsi detail mengenai interpretasi tiap horizon yang dipetakan,
rangkuman dari struktur yang paling prospek, dan rekomendasi untuk kerja
ke depannya.

2.6 Metode Seismik Multiatribut


Analisa seismik multiatribut adalah salah satu metode statistik yang
menggunakan lebih dari satu atribut untuk memprediksi beberapa properti
fisik dari bumi. Pada analisa ini dicari hubungan antara log dengan data
seismik pada lokasi sumur, kemudian menggunakan hubungan tersebut untuk
memprediksi atau mengestimasi volum dari properti log pada semua lokasi
pada volum seismik.
Statistik dalam karakteristik reservoar digunakan untuk mengestimasi dan
membuat simulasi hubungan spasial variabel pada nilai yang diinginkan pada
lokasi yang tidak mempunyai data sampel terukur. Hal tersebut didasarkan
pada kenyataan yang sering terjadi di alam, yaitu pengukuran suatu variabel
di suatu area yang berdekatan adalah sama. Kesamaan antara dua pengukuran
tersebut akan menurun seiring dengan bertambahnya jarak pengukuran.
15

2.7 Karakterisasi Reservoir


Analisis/karakterisasi reservoir seismik didefinisikan sebagai suatu proses
untuk menjelaskan karakter reservoir secara kualitatif dan atau kuantitatif
menggunakan data seismik sebagai data utama (sukmono, 2002). Ada tiga
bagian pada proses analisis reservoir seismik, yaitu delineasi, deskripsi, dan
monitoring (Sheriff, 1992, op. Cite Sukmono, 2002). Delineasi reservoir
didefinisikan sebagai delineasi geometri reservoir, termasuk di dalamnya
sesar dan perubahan fasies yang dapat mempengaruhi produksi reservoir.
Deskripsi reservoir adalah proses untuk mengetahui properti fisika reservoir
seperti porositas, permeabilitas, saturasi, analisis fluida pori dan lain-lain.
Monitoring reservoir diasosiasikan dengan monitoring perubahan property
fisika reservoir selama proses produksi hidrokarbon dari reservoir. Secara
umum karakteristik reservoir dipengaruhi oleh parameterparameter berikut
(Kelkar, 1992, op.cite Sukmono, 2002) :
1. Distribusi ukuran butir dan pori.
2. Porositas dan permeabilitas dari reservoir.
3. Fluida pori.
4. Distribusi fasies dan lingkungan pengendapan.
5. Deskripsi dari cekungan dan tubuh reservoir.
Data yang digunakan untuk karakterisasi reservoir adalah data seismik, data
sumur (terutama log sonic dan log densitas) dan data reservoir. Masing -
masing data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk meningkatkan
kelebihan dan mengurangi kelemahan dibutuhkan analisis yang terintegras.
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang diperlukan selama Kerja Praktik ini
berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Perangkat lunak (software) yang digunakan di PT. Pertamina EP ASSET 2
dalam pengolahan (processing) data seismik.
2. Data seismik yang digunakan merupakan data hasil dari seismik akuisisi
yang diambil pada daerah ‘X” yang telah dilakukan oleh PT. Pertamina EP
ASSET 2.
3. Perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah seperangkat komputer
maupun laptop yang memiliki software pendukung dalam pengolahan data
seismik.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Tugas ini dilaksanakan selama satu bulan pada :
Waktu : 4 November 2019 – 4 Februari 2020
Tempat : PT. Pertamina EP ASSET 2

3.3 Prosedur Penelitian

Adapun tahapan pengolahan data seismik adalah sebagai berikut :


1. Tahap awal merupakan tahap persiapan data. Pada tahapan persiapan, yaitu

melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam kerja praktik yang

terdiri dari Data Geologi Regional, Data Sumur dan Data Seismik SEGY

3D PSTM.
17

2. Tahap selanjutnya adalah Well Seismic Tie Correlation merupakan proses


mengkorelasikan antara data sumur dengan data seismik. Proses well
seismic tie ini digunakan untuk menghubungan antara refleksi seismik
dengan stratigrafi dengan tujuan untuk menyamakan domain sumur yang
berupa kedalaman dengan domain seismik yang berupa waktu, dengan
demikian, data sumur yang mengandung informasi karakteristik litologi
secara vertikal di ikat dengan data seismik secara lateral akan menghasilkan
informasi persebaran karakteristik litologi yang detail.
3. Kemudian, proses running atribut, dimana berfungsi untuk mendapatkan
informasi mengenai adanya struktur geologi dari data seismik yang
digunakan.
4. Selanjutnya melakukan interpretasi patahan. Dalam penampang seismik,
patahan ditunjukkan oleh refleksi yang diskontinyu, atau terlihat sebagai
horizon yang terpotong. Bidang patahan umumnya miring, yang akan
terlihat jelas pada penampang seismik yang searah dengan arah kemiringan
patahan tersebut.
5. Kemudian, tahap interpretasi horizon Dalam interpretasi data seismik
refleksi, horizon merupakan reflektor (atau seismic event) yang di-pick pada
profil data seismik. Horizon diindikasikan dengan reflektor seismik yang
terang, baik pada reflektor peak (amplitudo positif maksimum) atau trough
(amplitudo negative maksimum).
6. Pembuatan time structure map model dan depth structure map model ini
dilakukan untuk memodelkan struktur bawah permukaan dengan
menggunakan interpretasi horizon dan interpretasi patahan yang telah
dilakukan sebelumnya. Interpretasi horizon yang dilakukan digunakan
sebagai peta, kemudian interpretasi patahan yang telah dilakukan akan
tampak pada hasil model time structure map dan depth structure map yang
dihasilkan, dengan demikian dapat diketahui dimana letak atau posisi dari
struktur patahan tersebut
18

3.4 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kerja praktik ini dapat disesuaikan oleh pihak


perusahaan PT. Pertamina EP ASSET 2 ditargetkan berlansung selama 3
bulan yaitu pada tanggal 4 November 2019 – 4 Februari 2020 dengan rencana
kegiatan yang diusulkan yaitu:

Bulan ( Minggu Ke- )


No. Kegiatan
November Desember Januari Februari
1. Studi Literatur
2. Persiapan dan
Pengumpulan Data
3. Pengolahan Data
4. Analisis dan
Interpretasi Data
5. Penyusunan Laporan
*) Jadwal dapat disesuaikan dengan ketentuan dari pihak PT.Pertamina EP ASSET 2.
3.5 Diagram Alir Pengolahan Data
19

Mulai

Seismic Log sonic


Wavelet
3D PSTM

Koefisien
Refleksi

Sintetic
seismogram
Running attribute

Seismic to Well
Conditioning Tie
Picking horizon (running attribute
structural smoothing)

Model
Horizon Edge detection
(running attribute
variance)

Picking fault

Model
Patahan

Membuat time Time Time to depth


structure map structure map conversion

Depth
structure map

Selesai

Gambar 3.5.1 Diagram Alir Penelitian


IV. PENUTUP

Demikianlah proposal Tugas Akhir ini saya ajukan sebagai bahan


pertimbangan dan rancangan pelaksanaan Tugas Akhir yang akan dilaksanakan di
PT. Pertamina EP ASSET 2 dengan tema “ANALISIS KARAKTERISTIK
RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI
IMPEDANSI AKUSTIK DAN ANALISIS ATRIBUT PADA LAPANGAN
“X”. Semoga dengan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaar bagi perusahaan
dan terutama Saya sebagai mahasiswa Teknik Geofisika Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.

Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan bersama ini kami lampirkan


curriculum vitae, Surat Pengantar Fakultas, transkrip nilai semester 5. Dimohon
kepada Bapak atau Ibu membalas surat permohonan saya dengan menghubungi
No. Telp +6281379430044 atau melalui email fristishabrins@gmail.com. Besar
harapan kami kepada Bapak/Ibu selaku pimpinan dapat menerima kami sebagai
mahasiswa Tugas Akhir diperusahaan Anda. Atas perhatian Bapak/Ibu kami
ucapkan terimakasih.

Hormat saya,
Mahasiswa Pemohon,

Fristi Shabrina Parameswari


NPM. 1615051018
DAFTAR PUSTAKA

Dales, Philippe; Audet, Pascal; & Olivier, Gerrit;. (2017). Seismic Interferometry
Using Persistent Noise Sources. Geophysical Research Letters,
44(10.1002/2017GL075342), 10863 - 10870.
Febianto, F., & Lisapaly, L. (2007). Seismic Data Analysis with Matching Pursuit
Decomposition. (pp. 1 - 8). Bali: PROCEEDINGS JOINT CONVENTION
BALI 2007 The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual
Conference and Exhibition.
Kwak, Sangmin; Song, Seok Goo; Kim, Geunyoung; Cho, Changsoo; & Shin, Jin
Soo;. (2017). Investigating the capability to extract impulse response
functions(IRFs) from. American Geophysical Union, 5(1002), 10.
Sukmono, S., 1999, Interpretasi Seismik Refleksi, Departemen Teknik Geofisika,
ITB, Bandung.
Utomo, Warto; , Feriyanto; & Susilo, Adi;. (2007). Seismic Atributes for Reservoir
Charaterization to Determmine Sand Reservoir in X Field Tarakan Basin
East Kalimantan. (pp. 2 - 14). Bali: PROCEEDINGS JOINT
CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th
IATMI Annual Conference and Exhibition.
Zikrilah, Muhammad; Sugiyanto, Didik; Rusydy, Ibnu;. (2016). Identification of
Subsurface Structure Using Seismic Refraction Method at Jantho Aceh
Besar. Jurnal Natural, 16(02), 2 - 4.
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
FRISTI SHABRINA PARAMESWARI
STUDENT OF LAMPUNG UNIVERSITY MAJOR GEOPHYSICAL ENGGINERING

IDENTITY

ORGANIZATIONAL EXPERIENCE

SCOUT of SMP Negeri 1 Prabumulih


» Member 2011 - 2012

OSIS of SMP Negeri 1 Prabumulih


» Leader of Entrepreneurship Department 2012 - 2013

PERSONAL IDENTITY ROHIS of SMA Negeri 2 Prabumulih


Place and Birth : Prabumulih, 12 Nov » Member 2014 - 2015
1998
» General Secretary 2015 – 2016
Gender : Female
Religion : Islam
Nationality : Indonesia HIMA TG BHUWANA
Status : Not Married » Member of Secretary Department 2017 - Now
Address : Bima St. No.23 Rt.01
Rw.07 Kel.Wonosari BEM of Faculty Engineering
Kec.North Prabumulih
Prabumulih, South » Member of Kominfo Department 2017
Sumatera, Indonesia
GPA : 3,49 EDUCATION

▪ Kindergarten 2 Aisyah Prabumulih 2002-2004


SKILL AND INTEREST ▪ Elementary School 8 Prabumulih 2004-2010
▪ Junior High School 1 Prabumulih 2010-2013
Software
▪ Senior High School 2 Prabumulih 2013-2016
MS Word 
▪ Lampung University
MS Exel  Major Geophysical Engineering 2016 - Now
MS Power Point 
Internet  ACHIEVMENT
Language
▪ National Jambore IX 2011
Bahasa Indonesia  ▪ Second Place Display Marching Band in
English  Province of Sumatera Selatan 2012
▪ DMDI ke 54 in Melaka, Malaysia 2015

SEMINAR / WORKSHOP / TRAINING /


EVENT
▪ Participant of Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi
Mahasiswa Baru (PKKMB) Universiy of Lampung 2016
▪ Participant of Latihan Kepemimpinan dan Manajemen
Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMMTD) BEM - FT 2016
▪ Participant of Launching SM IAGI Unila and Geological
Fieldtrip “Identified Coast Sedimentation Mechanism at
Mutun Beach “ SM – IAGI UNILA 2016
▪ Participant of Sharing and Discussion – “Job Prospect in
International Mining, Oil and Gas Companies” BEM – FT 2017
▪ Participant of General Lecture – “Hulu Migas Goes To
Campus” SKK Migas 2017
▪ Participant of SEG Honorary Lecture – “In situ stress, Pore
Pressure and Geomechanical Modeling” SEG SC UNILA 2018

fristishabrins@gmail.com +62813 - 7943- 0044

Anda mungkin juga menyukai