Anda di halaman 1dari 29

TUGAS RESUME METODE SEISMIK MINGGU 6

“Karakteristik Dari Sumber Seismik”


(Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Seismik)

Disusun oleh:

Farah Dilla (21034097)


Chairatul Nadia (21034094)
Syarah Syadira Ramadhan (21034084)

Dosen Pengampu: Syafriani, S.Si, M.Si, Ph.D

PROGRAM STUDI FISIKA


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan nikmat kesehatan,kesempatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ilmiah pada mata kuliah Metode Seismik
untuk memenuhi tugas kelompok yang berjudul “Karakteristik dari sumber seismik” Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan baik pikiran maupun materi, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Syafriani S.Si.,M.Si.,Ph.D. selaku sebagai Dosen Pengampu pada mata kuliah
Metode Seismik ini yang memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
2. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ilmiah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang, 25 Februari 2024

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulis ................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAAN .......................................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 27
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 27
B. Saran dan Kritik ........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 29
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber seismik merupakan salah satu komponen penting dalam eksplorasi


geofisika, terutama dalam penelitian tentang struktur bumi dan proses geodinamika. Seismik
adalah ilmu yang mempelajari gelombang seismik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh
bumi, baik yang disebabkan oleh gempa bumi maupun yang diciptakan secara buatan.
Penggunaan sumber seismik buatan atau buatan manusia menjadi teknik yang umum
digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas, pemetaan geologi, penelitian seismologi, dan
pemahaman tentang interior bumi.

Mempelajari karakteristik sumber gempa tidak hanya memberikan wawasan tentang


bagaimana dan mengapa gempa bumi terjadi, namun juga memungkinkan para ilmuwan
mengembangkan model yang lebih akurat untuk memprediksi gempa bumi di masa depan.
Pada artikel kali ini kita akan mendalami ciri-ciri sumber gempa, termasuk jenis gempa,
mekanisme terjadinya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi besaran dan intensitas
gempa.Kami juga mempertimbangkan teknik observasi dan analisis berikut yang digunakan
untuk mempelajari karakteristik sumber seismik: B.Pemodelan numerik, analisis spektral,
dan penggunaan data seismik global.

Pemahaman yang baik tentang karakteristik sumber seismik sangat penting dalam
merencanakan dan menjalankan survei seismik untuk tujuan eksplorasi dan penelitian
geofisika. Dengan memahami karakteristik ini, para peneliti dapat memaksimalkan
informasi yang dapat diperoleh dari data seismik dan menghasilkan interpretasi yang lebih
akurat tentang struktur bumi.

Rumusan Masalah

1. Apa itu Distinguishing features of events?

2. Apa itu Reflections?

3. Apa saja Sumber lainya selain refleksi utama?

4. Apa itu Resolusi?

5. Apa itu Attenuasi?

6. Bagaimana Bentuk dari Wavelet seismic ?

7. Noise
Tujuan Penulis

1. Mengetahui Distinguishing features of events

2. Mengetahui Reflections

3. Mengetahui Sumber lainya selain reflaksi utama

4. Mengetahui Resolusi

5. Mengetahui Attenuasi

6. Mengetahui Bentuk dari Wavelet seismic Noise

Manfaat Penulisan

Manfaat makalah dari Penerapan karakteristik dari sumber seismik ini adalah
Memberikan wawasan rinci mengenai berbagai jenis gempa bumi, mekanisme
terjadinya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran dan intensitasnya. Memahami
sifat pusat gempa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena gempa
bumi secara keseluruhan.Dan juga Mempelajari karakteristik sumber seismik akan
memungkinkan pengembangan model prediksi gempa bumi yang lebih akurat di masa
depan. Pemahaman yang lebih baik mengenai sumber-sumber potensi gempa bumi dapat
meningkatkan upaya mitigasi risiko dan mempersiapkan diri secara lebih efektif dalam
menghadapi potensi bahaya.
BAB II

PEMBAHASAAN
2.1.Ciri ciri peristiwa yang membedakan

Tugas dasar menafsirkan bagian refleksi adalah memilih peristiwa-peristiwa dalam


catatan yang mewakili refleksi primer, menerjemahkan waktu perjalanan refleksi ini ke
dalam kedalaman dan kemiringan, dan memetakan cakrawala refleksi. Selain itu,
penafsir harus waspada terhadap jenis kejadian lain yang mungkin menghasilkan
informasi berharga, seperti refleksi dan difraksi ganda.

Pengenalan dan identifikasi kejadian seismik didasarkan pada lima ciri :

1. Koheresi
2. Amplitudo menonjol
3. Karakter
4. Pergerakan turun, dan
5. Pergerakan normal

Yang pertama sejauh ini adalah yang paling penting dalam mengenali suatu
peristiwa. Ketika suatu gelombang yang dikenali mencapai suatu penyebaran, hal ini
menghasilkan efek yang kira-kira sama pada setiap geofon. Jika gelombang tersebut
cukup kuat untuk mengalahkan energi lain yang datang pada waktu yang sama, jejaknya
akan terlihat kurang lebih sama selama interval kedatangan gelombang tersebut.
Kesamaan penampakan dari jejak ke jejak disebut koherensi (Gbr. 1) dan merupakan
kondisi yang diperlukan untuk mengenali peristiwa apa pun. Tonjolan amplitudo
mengacu pada peningkatan amplitudo seperti hasil dari datangnya energi koheren tidak
selalu ditandai.

Karakter mengacu pada tampilan khas dari bentuk gelombang yang


mengidentifikasi peristiwa tertentu. sesuatu yang membuat satu peristiwa terlihat
berbeda dari peristiwa lainnya. Hal ini melibatkan bentuk selubung, jumlah siklus yang
menunjukkan amplitudo yang menonjol, dan ketidakteraturan fase akibat interferensi
antar komponen peristiwa. Pindah. Koherensi dan amplitudo yang menonjol memberi
tahu kita apakah ada peristiwa seismik kuat atau tidak, namun hal tersebut tidak
menjelaskan jenis peristiwa apa pun. Pindah adalah yang paling banyak. kriteria khusus
untuk mengidentifikasi sifat peristiwa.
Gambar 1 Ciri – ciri Kejadian seismik

2.2.Refleksi

Interface mencerminkan batuan sedimen yang biasanya terjadi bersama-sama di


sepanjang gelombang seismik, sehingga bentuk gelombang yang dapat diamati adalah
berupa gangguan komposit dari jumlah komponen pantulan. Gangguan sebagain besar
berfungsi sebagai menentukan karakter refleksi, dengan demikian penampilan refleksi
tergantung pada jarak dan besarnya komponen kontras impedansi akustik alami.
Meskipun bentuk gelombang diasumsikan dlam ilustrasi yang jelek, tapi titik-titiknya
terlihat jelas bahwa peristiwa refelksi yang diamati tidak sesuai dengan satu dan yang
lainnya dengan perubahan litologi yang mengindentifikasikan siklus individual dengan
suatu formasi berdasarkan waktu tempuh gelombang.

Refleksi sering diasumsikan bahwa adanya kontras impedansi akustik yang berdekatan
dengan batas-batas litologi. Namun, litologi dapat berubah tanpa perubahan yang besar
dari litologi akustik. Hardage (1985), dalam studinya mengenai vertikal seismic
profilling yang mengidentifikasikan beberapa refleksi dengan kontras impedansi akustik
(gambar 2). perhatikan bahwa refleksi B dan D terjadi daalm unit shale yang cukup
besar dimana adanya perbedaan sifat-sifat serpih yang dibuktikan dengan data log
dengan baik. Di daerah lain, kebanyakan refleksi pada bagian seismik ditafsirkan
sebagai hal yang menunjukkan interbedding yang cukup antara pasir dan shale (nilai
kecepatan rendah). Namun lubang subsekuen dari staratigrafi ditentukan hamper tidak
ada pasir, perubahan daalm shale adalah tanggung jawab untuk refleksi. Untuk
memastikan itu, dibuat suatu pengecualian untuk membuktikan aturan dan refleksi yang
paling sesuai dengan perubahan litologi yang paling khas.
Gambar 2

Menunjukkan pergerakan normal yang harus berada dalam batas tertentu yang
ditentukan oleh distribusi kecepatan. Kecepatan semu (jarak antara dua geofon dibagi
selisih waktu tempuh) sangat besar untuk pemantulan. biasanya lebih besar dari 50 km/s.
Peristiwa refleksi jarang melibatkan lebih dari dua atau tiga siklus dan sering kali kaya
akan komponen frekuensi dalam rentang 15 hingga 50 Hz. Refleksi mendalam mungkin
mempunyai energi yang cukup besar di bawah kisaran ini. Pembiasan adalah peristiwa
dengan frekuensi yang relatif rendah dan biasanya berosilasi dalam lebih banyak siklus
dan memiliki kecepatan nyata yang jauh lebih kecil daripada refleksi.
Refraksi sejajar dan refraksi pantulan (gelombang yang dibiaskan yang
dipantulkan kembali ke arah penyebaran: lihat Gambar 4.35a) umumnya mempunyai
garis lurus (sebelum koreksi pergerakan normal) berbeda dengan garis lengkung
pantulan dan difraksi. Refraksi pantulan sisi lebar (Gbr. 4.35c) mempunyai pergerakan
normal yang sesuai dengan kecepatan refraktor. Pembiasan dari refraktor dalam tidak
teramati pada rekaman pantulan kecuali bila offsetnya sangat panjang atau bila
pembiasan pantulan dicatat. Jenis refraksi yang dipantulkan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.35b adalah salah satu alasan mengapa rangkaian gelombang refraksi
begitu panjang.

Gambar 2 pembiasaan yang dipantulkan (a), refraksi pantulan dan kubah garam (b),
kalikan pembiaasan pantulan. (c) pembiaasaan pantulan sisi lebar (tampilan bidang ).

Kesejajaran sedangkan difraksi dan kelipatan masih memilki beberapa kelengkungan


karena pergerakan normalnya lebih besar daripada pantulan primer ), dan refraksi serta
kesejajaran lurus lainya memilki kelengkungan terbalik.

2.3.Sumber lainya selain refleksi utama

Sumber seismik melibehi refleksi utama termasuk refleksi lateralis, multiples,


diffractions, ogam, dan migrasi residual. Refleksi lateralis merupakan refleksi yang
terjadi karena gerakan vertikal dari sumber seismik, sedangkan multiples adalah
refleksi yang terjadi karena reflexi dari refleksi utama. Diffractions merupakan
fenomena optik yang disebabkan oleh struktur geologi, ogam adalah refleksi yang
terjadi karena deformasi medan gravitasi akibat sumber seismik, dan migrasi residual
merupakan proses retrospektif untuk mengubah posisi refleksi yang tidak benar
karenan mekanisme fisik yang tidak ideal. Semua sumber seismik ini memiliki
kontribusi penting dalam interpretasi geofisika dan petroleum geology.
1) Diffractions
Difraksi tidak dapat dibedakan dari pantulan berdasarkan karakternya.
Amplitudo difraksi adalah maksimum di suatu titik sepanjang kurva difraksi, yaitu di
mana peristiwa pemantulan berakhir (di mana pemantulan bersinggungan dengan
difraksi). dengan asumsi x lebih Amplitudo berkurang dengan cepat saat kita
menjauh dari titik ini. Difraksi biasanya menunjukkan pergerakan yang khas. Pada
Gambar 4.37, untuk semua posisi shotpoint dan geophone sehingga titik refleksi R
berada di sebelah kiri A, kurva waktu tempuh refleksi diberikan oleh
Persamaan (4.49), yaitu,

Dengan asumsi x lebih kecil dari h. Kurva waktu perjalanan ialah hiperbola seperti
yang ditunjukkan pada gambar :

Gambar 3. Jenis kejadian pada rekaman seismik. Identitas kejadian adalah:


gelombang langsung, V 650 m/s; b pembiasan pada dasar pelapukan. 1,6,10 m/s;
krfraksi dari refraktor datar, V4,920 m/s; d refleksi dari refraktor c. V1,640 m/s; e
pantulan dari reflektor datar, V 1,970 m/s; f refleksi dari reflektor datar. V-2,300
m/s: g grefleksi dari reflektor pencelupan, V- 2,630 m/s hkelipatan di kelipatan c j
ground roll, V 575 m/s; k gelombang udara, V-330 m/s/pantulan refraksi dari
gangguan sejajar refraktor c; m mencerminkan pembiasan dari gangguan selebaran.
refraktor c Setelah koreksi pergerakan normal, pantulan primer lurus. Dalam
pengolahannya, data biasanya di-mute, yaitu data yang lebih awal dari yang ditandai
garis putus-putus disetel ke nol sehingga data di pojok kanan atas tidak muncul.

Untuk kasus dimana titik tembak berada tepat diatas sumber difraksi A,kurva waktu
tempuh difraksi diberikan oleh persamaan :

Jadi, kurva difraksi juga merupakan hiperbola, tetapi dengan pergerakan pantulan
normal dua kali lipat. Pemantulan berasal dari sumber maya pada kedalaman 2 jam
sedangkan difraksi berasal dari sumber pada kedalaman h. Waktu tempuh paling
awal pada kurva difraksi adalah untuk jejak yang dicatat secara langsung.

Gambar 4 respon refleksi dan difraksi suatu langkah untuk sumber dan penerima
secara bersamaan (After Hilterman, 1970.

titik difraksi (kecuali untuk situasi dengan distribusi kecepatan yang tidak biasa).
Gambar

menunjukkan respon model tersebut menunjukkan sifat utama peristiwa difraksi. Puncak
kurva difraksi menempatkan diskontinuitas (jika tidak ada komplikasi kecepatan),
pantulan yang berakhir pada titik difraksi bersinggungan dengan kurva difraksi,
amplitudo pantulan berkurang seiring dengan mendekatnya ujung pantulan, dan
pantulan kontinu dengan difraksi. “Cabang maju” difraksi (cabang yang cenderung
membawa pantulan ke depan) mempunyai polaritas yang berlawanan dengan “cabang
mundur” yang terletak di bawah pantulan, dan amplitudo cabang maju dan mundur
adalah sama pada jarak yang sama. dari titik dimana pantulan bersinggungan dengan
kurva difraksi.Difraksi sangat penting dalam menentukan munculnya pantulan yang
reflektornya tidak kontinu atau bidang. Gambar 5 menunjukkan kejadian yang
disebabkan oleh reflektor yang bengkok tajam. Refleksi di sebelah kanan x 10.000
menimbulkan BP'; pantulan di sebelah kiri x 10.000 menghasilkan AP. Difraksi mengisi
celah PP' dan membuat kejadian seismik berlangsung terus menerus
tanpa jeda yang tajam.
2) Multiples
Kelipatan adalah peristiwa yang telah mengalami lebih dari ( satu refleksi.
Karena amplitudo kelipatan sebanding dengan produk koefisien refleksi untuk
masing-masing reflektor yang terlibat dan karena ini sangat kecil untuk sebagian
besar antarmuka, hanya kontras impedansi terkuat yang menghasilkan kelipatan
yang cukup kuat untuk dikenali sebagai peristiwa.
Kita dapat membedakan antara dua kelas kelipatan, yang kita sebut jalur panjang
dan jalur pendek. A kelipatan jalur panjang adalah peristiwa yang jalur
perjalanannya lebih panjang dibandingkan dengan pantulan primer dari antarmuka
dalam yang sama dan karenanya kelipatan jalur panjang muncul sebagai kejadian
terpisah pada rekaman seismik. Sebaliknya, kelipatan jalur pendek muncul begitu
cepat setelah refleksi primer terkait sehingga ia mengganggu dan menambah ekor
pada refleksi primer; oleh karena itu efeknya adalah mengubah bentuk gelombang,
bukan menghasilkan kejadian terpisah.
Kemungkinan jalur sinar untuk kedua kelas ini ditunjukkan pada Gambar 4.40.
Satu-satunya kelipatan jalur panjang yang penting adalah kelipatan tersebut yang
telah dipantulkan satu kali pada permukaan atau dasar LVL dan dua kali pada
antarmuka yang lebih dalam dengan kontras impedansi akustik yang relatif besar.
Karena E, adalah sekitar 50% di dasar LVL dan mungkin 5% untuk antarmuka
terkuat di kedalaman, En efektif maksimum untuk kelipatan tersebut akan berada di
urutan 0,05 x 0,5 x 0,05 0,001. Nilai ini berada dalam kisaran koefisien refleksi
tipikal sehingga kelipatan tersebut mungkin mempunyai energi yang cukup untuk
dibingungkan dengan kejadian primer. Perhatikan bahwa amplitudo relatif dari
kelipatan ini bergantung terutama pada koefisien refleksi di kedalaman. Situasi
utama di mana kelipatan jalur panjang yang lebih lemah dapat diamati adalah ketika
energi primer hampir tidak ada pada saat energi kelipatan tersebut tiba sehingga
penguatan sistem pencatatan menjadi sangat tinggi.
Kelipatan jalur pendek yang telah dipantulkan secara berturut-turut dari bagian
atas dan dasar reflektor tipis (Gambar 7 a), sering disebut kelipatan pasak-kaki,
penting dalam mengubah bentuk gelombang. Kelipatan pasak-kaki menunda
sebagian energi, sehingga memperpanjang gelombang kecil. Kebanyakan peg-leg
multiple cenderung memiliki polaritas yang sama dengan primer (karena kontras
impedansi besar yang berurutan cenderung berlawanan arah; jika tidak, perubahan
besar berturut-turut dalam kecepatan akan menyebabkan kecepatan melebihi rentang
yang diijinkan). Ini secara efektif menurunkan sinyal.

Gambar 5. Refleksi dan difraksi dari reflektor yang bengkok tajam. Reflektor
mencelupkan 3 bagian dalam 5 ke kiri x = 10.000, 1 bagian dalam 5 ke kanan. (Atas
izin Chevron Oil Co.)

Gambar 6. Jenis kelipatan


Gambar 7. Perubahan bentuk gelombang akibat melewati rangkaian berlapis. (Setelah
O'Doherty dan Anstey, 1971) (a) Diagram skematik yang menunjukkan kelipatan pasak-
kaki. (b) Gelombang setelah waktu tempuh yang berbeda.

2.4.Resolusi

Resolusi adalah kemampuan untuk memisahkan dua fitur yang jaraknya sangat
dekat satu sama lain. Resolusi juga mewakili jarak minimum antara dua reflektor.
Dalam hal ini, ini mewakili batas lapisan yang dapat dideteksi oleh gelombang
seismik. Dalam survei seismik, resolusi dibagi menjadi dua arah: resolusi vertikal dan
resolusi horizontal.

2.4.1 resolusi Vertikal

Resolusi vertikal adalah kemampuan untuk memisahkan level atas dan


bawah secara vertikal. Resolusi vertikal biasa disebut dengan Thinning Adjustment
dengan ketebalan panjang gelombang. Sebaliknya jika ketebalannya tipis maka
kombinasi pantulan tingkat bawah dan atas tampak seperti reflektor tunggal (Young
2004).

Panjang gelombang ( ) tergantung pada kecepatan V dan frekuensi F seperti


pada persamaan berikut:

Dimana :

= Panjang gelombang (m)

V = Kecepatan rata-rata (m/s)


f = Frekuensi dominan seismic (Hz)

Dari persamaan di atas terlihat bahwa semakin pendek panjang gelombang maka
semakin kecil lapisan yang dapat dideteksi (Sheriff dan Geldart, 1995).

2.4.2 Resolusi Horizontal/ Lateral

Resolusi horizontal atau lateral disebut zona Fresnel. Ini adalah bagian
reflektor dimana energi dipantulkan kembali ke geofon atau hidrofon setengah siklus
atau seperempat panjang gelombang setelah refleksi pertama. Hal ini juga dapat
diartikan sebagai zona Fresnel, suatu lingkaran di dalam permukaan pantul yang
besarnya bergantung pada kedalaman permukaan pantul, kecepatan batuan, dan
frekuensi seismik yang berlaku pada lapisan di atas permukaan pantul (Vekeen,
2007) .

( )√

Dimana :

r = Radius zona Fresnell (m)

z = Kedalaman bidang pantul (m)

v = Rata-rata kecepatan (m/s)

f = frekuensi dominan seismic (Hz)

t = Two way travel time (TWT) (s)

= Panjang gelombang (m)

Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa resolusi horizontal


semakin berkurang seiring bertambahnya kedalaman, bertambahnya kecepatan
rata-rata, dan berkurangnya frekuensi dominan

2.5.Attenuasi

Attenuasi dalam konteks teknik seismik merujuk pada penurunan amplitudo gelombang
seismik dengan jarak melalui media geologi. Attenuasi termasuk beberapa faktor seperti
sifat material, temperatur, tekanan, dan frekuensi sinyal. Proses pengolahan data seismik
melibatkan kompensasi amplitudo gelombang seismik akibat adanya divergensi muka
gelombang dan sifat attenuasi bumi. Attenuasi juga dimengerti dalam konteks metoda
seismik multiatribut, dimana sifat wavelet tergantung terhadap fase dan attenuasi.
Dalam hal ini, attenuasi merupakan salah satu aspek yang dipertimbangkan saat
melakukan analisis dan inversi seismik untuk karakterisasi reservoir.

Jika kebisingan memiliki energi yang cukup besar di luar rentang frekuensi utama
sinyal, penyaringan frekuensi dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan.
Komponen frekuensi sangat rendah (seperti gelombang permukaan berenergi tinggi
yang kaya akan frekuensi rendah) dapat dilemahkan selama perekaman awal asalkan
frekuensi rendahnya sesuai.

Penumpukan vertikal kelautan jarang melibatkan lebih dari 4 catatan karena pada
kecepatan kapal normal, kapal bergerak sangat jauh sehingga data akan tercoreng saat
ditumpuk. Pengolesan berarti bahwa perubahan pada titik refleksi sangat mempengaruhi
waktu kedatangan sehingga sinyal mungkin terpengaruh secara negatif dengan
penjumlahan (efeknya mirip dengan penggunaan geofon atau susunan sumber yang
sangat besar).

Teknik common-midpoint sangat efektif dalam meredam beberapa jenis kebisingan.


Jejak penjumlahan terdiri dari energi dari beberapa tembakan menggunakan lokasi
geofon dan titik sumber yang berbeda.

Percepatan tanah maksimum (PGA= Peak Ground Accelaration) dihitung berdasarkan


hubungkan atenuasi (attenuation relation). Terdapat banyak hubungan atenuasi empiric
yang telah dipublikasikan. Persamaan empiric hubungan atenuasi tersebut pada
umumnya dieroleh dari analisis kejadin-kejadian gempa tercatat atau dari rekaman.
Penentuan hubungan atenuasi secara khusus tidak dapat dilakukan.

2.6.Bentuk Dari Wavalet Seismic

Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang menjalar ke seluruh


bagian dalam bumi dan melalui permukaan bumi akibat adanya lapisan batuan
yang patah secara tiba-tiba atau adanya ledakan. Gelombang utama Gempa bumi
terdiri dari dua tipe yaitu gelombang badan (body wave) dan gelombang
permukaan (surface wave).

Gelombang seismik merambat dalam lapisan bumi sesuai dengan prinsip


yang berlaku pada perambatan gelombang cahaya: pembiasan dengan koefisien
bias, pemantulan dengan koefisien pantul, hukum‐hukum Fermat, Huygens,
Snellius, dan lain‐lain.

2.6.2 Gelombang Permukaan (Surface Wave)

Gelombang permukaan (sering disebut ground roll) biasanya terdapat


pada rekaman refleksi. Umumnya gelombang ini merupakan gelombang Rayleigh
dengan kecepatan berkisar antara 100 hingga 1000 m/s atau lebih. Frekuensi ground
roll biasanya lebih rendah dibandingkan frekuensi pantulan dan refraksi, seringkali
dengan energi terkonsentrasi di bawah 10 Hz. Penjajaran gulungan tanah adalah
lurus, sama seperti refraksi, tetapi mewakili kecepatan yang lebih rendah. Selubung
gulungan tanah terbentuk dan membusuk dengan sangat lambat dan sering kali
mencakup banyak siklus. Energi gulungan tanah umumnya cukup tinggi bahkan
pada pita pantulan untuk mengesampingkan semua pantulan kecuali pantulan
terkuat. Namun karena kecepatannya yang rendah, kelompok geofon yang berbeda
akan terpengaruh pada waktu yang berbeda- beda sehingga hanya beberapa
kelompok yang terpengaruh pada satu penggunaan waktu tersebut. Terkadang ada
lebih dari satu ground roll Jencies, wavetrain, masing-masing dengan kecepatan
berbeda. Kadang-kadang di mana gulungan tanah sangat kuat, offset in-line
digunakan sehingga pantulan yang diinginkan dapat direkam dalam jumlah kecil
sebelum gelombang permukaan mencapai penyebaran.

2.6.2 Gelombang Badan (Body Wave)

Gelombang badan atau body wave adalah gelombang yang merambat


melalui bagian dalam bumi. Gelombang badan merupakan gelombang yang tiba
sebelum gelombang permukaan yang dipancarkan oleh gempa bumi. Gelombang ini
memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada gelombang permukaan. Gelombang
badan dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang primer (P-wave) dan gelombang
sekunder (S-wave). Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal, di mana
arah pergerakan partikel akan searah dengan arah rambat gelombang. Sedangkan
gelombang S merupakan gelombang transversal, di mana arah pergerakan pertikel
akan tegak lurus dengan arah rambat gelombang.

2.7. Noise

1. Noise Koheren

Noise ini dapat diidentifikasi dalam bentuk pola-pola khusus gelombang yang
terekam. Beberapa contoh noise koheren yaitu :

a. Ground roll, terdapat di data seismik darat yang dicirikan denganampitudo yang
kuat dan frekuensi yang rendah.

b. Multipel, umumnya terdapat dalam data seismik laut berbentuk kenampakan


refleksi sekunder akibat gelombang yang terperangkap.

c. Gelombang langsung, dicirikan dengan frekuensi yang cukup tinggi dan dengan
waktu datang lebih awal.

2. Noise tidak koheren (random)

Noise yang disebabkan oleh sesuatu yang tidak disebabkan oleh sumber.
Contoh: Kendaraan yang lewat saat perekaman, angin, dll.

Jika kebisingan memiliki energi yang cukup besar di luar rentang frekuensi utama
sinyal, penyaringan frekuensi dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan.
Komponen frekuensi sangat rendah (seperti gelombang permukaan berenergi tinggi
yang kaya akan frekuensi rendah) dapat dilemahkan selama perekaman awal asalkan
frekuensi rendahnya sesuai.

Dengan perekaman digital modern, satu-satunya penyaringan frekuensi rendah yang


digunakan di lapangan sering kali adalah hasil dari respons frekuensi rendah dari
geofon. Jika kita menambahkan beberapa derau acak bersama- sama, akan terjadi
pembatalan karena derau tersebut berada di luar fase satu sama lain.

Jika sinyal-sinyal tersebut benar-benar acak dalam pengertian statistik, jumlah


sinyal-sinyal acak akan sebanding dengan mainan, sedangkan jumlah sinyal-sinyal
sefasa yang koheren akan sebanding dengan n sehingga rasio sinyal terhadap
kebisingan akan ditingkatkan. Prinsip ini adalah dasar penggunaan beberapa geofon
atau beberapa sumber (disebut geofon) untuk menghilangkan kebisingan. Jika kita
menghubungkan bersama-sama, misalnya, 16 geofon yang jaraknya cukup jauh
sehingga kebisingannya acak secara spasial namun masih cukup berdekatan
sehingga energi yang dipantulkan bila perjalanan hampir secara vertikal pada
dasarnya berada dalam fase pada ke-16 geofon tersebut jumlah dari 16 geofon
tersebut keluarannya akan memiliki rasio signal-to-noise 4 kali lebih besar
dibandingkan keluaran ketika 16 geophone ditempatkan berdampingan. Sebaliknya,
jika kita melemahkan kebisingan koheren dan 16 geofon tersebar secara merata pada
satu panjang gelombang rangkaian gelombang kebisingan koheren (misalnya,
ground roll), maka kebisingan koheren akan sangat berkurang. Kebisingan juga
dapat dikurangi dengan menambahkan jejak yang diambil pada waktu atau tempat
berbeda, atau keduanya.

A. Distinguishing Features of Events


Distinguishing features of events dalam geofisika mengacu pada karakteristik khas
atau tanda-tanda yang membedakan satu kejadian atau fenomena geofisika dari yang lain.
Fitur-fitur ini membantu para ilmuwan dalam mengidentifikasi, memahami, dan
membedakan berbagai peristiwa atau proses yang terjadi di dalam bumi. Beberapa
distinguishing features yang umumnya diamati dalam berbagai fenomena geofisika
meliputi:
1. Frekuensi
Frekuensi gelombang atau getaran dapat menjadi distinguishing feature yang
penting. Misalnya, gempa bumi sering kali memiliki frekuensi yang lebih tinggi
daripada gelombang yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik.
2. Amplitudo
Amplitudo gelombang atau getaran juga dapat menjadi karakteristik yang
membedakan. Gempa bumi yang kuat memiliki amplitudo yang tinggi dibandingkan
dengan gempa bumi yang lebih lemah.
3. Sifat Gelombang
Sifat-sifat gelombang, seperti jenis gelombang (P-wave, S-wave, surface
wave), kecepatan, dan pola perambatan, dapat membantu membedakan berbagai
kejadian seismik.
4. Pola Perambatan
Pola perambatan gelombang seismik atau elektromagnetik dapat memberikan
petunjuk tentang asal-usul atau sifat-sifat bawah permukaan bumi yang berbeda. Pola
perambatan yang khas dapat membantu membedakan antara gempa bumi, letusan
gunung berapi, atau aktivitas hidrotermal.
5. Sifat Material
Sifat-sifat material yang mempengaruhi perambatan gelombang, seperti
kepadatan, elastisitas, dan konduktivitas listrik, juga dapat menjadi distinguishing
feature. Misalnya, gelombang seismik akan merambat dengan kecepatan yang
berbeda melalui batuan padat daripada melalui batuan yang lebih longgar.
6. Spektrum Energi
Spektrum energi gelombang atau getaran dapat memberikan informasi
tambahan tentang sifat-sifat dan sumber kejadian geofisika.
Pemahaman dan analisis fitur-fitur ini membantu para ilmuwan dalam
mengidentifikasi dan memahami berbagai fenomena geofisika, serta dalam
mengembangkan model dan teori untuk menjelaskan perilaku bumi secara keseluruhan.

B. Reflections
Reflections atau Refleksi dalam geofisika adalah fenomena di mana gelombang
seismik atau gelombang elektromagnetik memantul kembali atau dipantulkan dari
antarmuka antara dua lapisan batuan dengan sifat-sifat yang berbeda di bawah permukaan
bumi. Ketika gelombang melewati batuan dengan kecepatan atau kerapatan yang berubah,
sebagian energinya dipantulkan kembali ke permukaan dan direkam oleh instrumen
geofisika, seperti seismometer atau georadar.
Informasi yang diperoleh dari refleksi ini dapat digunakan untuk memahami struktur
dan sifat-sifat bawah permukaan, termasuk kedalaman lapisan batuan, keberadaan
reservoir hidrokarbon, atau distribusi material geologis lainnya. Refleksi adalah salah satu
teknik penting dalam pemetaan geologi bawah permukaan dan eksplorasi sumber daya
alam. Karakteristik dari refleksi dalam geofisika adalah sebagai berikut:
1. Amplitudo
Amplitudo refleksi menggambarkan seberapa besar perubahan energi
gelombang yang dipantulkan dari antarmuka antara dua lapisan batuan dengan sifat-
sifat yang berbeda. Amplitudo ini dapat memberikan informasi tentang perbedaan
kepadatan, kecepatan gelombang, atau sifat-sifat elastis batuan di kedua sisi
antarmuka.
2. Waktu Tiba
Waktu tiba gelombang refleksi mencerminkan lamanya waktu yang
dibutuhkan gelombang untuk melakukan perjalanan dari sumber seismik ke
permukaan bumi, dipantulkan dari antarmuka, dan kembali ke instrumen perekam di
permukaan. Waktu tiba ini digunakan untuk menghitung kedalaman dan kedalaman
lapisan batuan.
3. Polaritas
Polaritas refleksi mengacu pada arah perubahan arah gelombang saat
dipantulkan dari antarmuka. Refleksi yang menunjukkan polaritas positif
menunjukkan bahwa gelombang dipantulkan ke arah atas, sedangkan polaritas negatif
menunjukkan gelombang dipantulkan ke arah bawah.
4. Frekuensi
Frekuensi gelombang refleksi dapat memberikan informasi tentang sifat-sifat
batuan dan resolusi temporal data. Frekuensi yang tinggi dapat memberikan resolusi
spasial yang lebih baik, sedangkan frekuensi yang rendah dapat memberikan penetrasi
yang lebih dalam ke dalam bumi.
5. Resolusi
Resolusi refleksi mengacu pada kemampuan untuk membedakan antara
perubahan kecil dalam sifat-sifat batuan atau antarmuka. Resolusi yang tinggi
memungkinkan identifikasi detail-detail geologi yang halus, sementara resolusi yang
rendah mungkin hanya dapat mendeteksi perubahan yang lebih besar.
Memahami karakteristik refleksi penting dalam interpretasi data seismik dan
pemodelan struktur bawah permukaan bumi. Informasi yang diperoleh dari refleksi dapat
membantu para ilmuwan untuk memahami litologi, struktur geologi, dan distribusi
sumber daya alam di dalam bumi.

C. Sumber Seismik Lainnya


Karakteristik dari sumber seismik dapat bervariasi tergantung pada jenis sumbernya
dan tujuan pengukuran. Namun, beberapa karakteristik umum dari sumber seismik
termasuk:
1. Energi
Sumber seismik menghasilkan energi dalam bentuk gelombang yang
dipancarkan ke dalam bumi. Energi ini dapat berasal dari ledakan bumi, palu seismik,
atau alat penghasil energi seperti vibroseis.
2. Frekuensi
Frekuensi gelombang yang dihasilkan oleh sumber seismik dapat bervariasi
tergantung pada jenis sumbernya. Misalnya, sumber ledakan bumi dapat
menghasilkan gelombang dengan frekuensi rendah hingga tinggi, sedangkan palu
seismik cenderung menghasilkan gelombang dengan frekuensi lebih tinggi.
3. Kekuatan
Kekuatan atau amplitudo gelombang yang dihasilkan oleh sumber seismik
dapat bervariasi tergantung pada energi yang diterapkan atau kekuatan sumbernya.
Sumber seismik yang lebih kuat biasanya menghasilkan gelombang dengan amplitudo
yang lebih besar.
4. Durasi
Durasi gelombang yang dihasilkan oleh sumber seismik dapat bervariasi dari
beberapa detik hingga beberapa menit tergantung pada jenis sumber dan tujuan
pengukuran.
5. Kedalaman Penetrasi
Sumber seismik juga dapat memiliki karakteristik kedalaman penetrasi yang
berbeda, yang mempengaruhi kemampuan untuk mengukur struktur bawah
permukaan pada kedalaman yang berbeda.
6. Pola Penyebaran
Pola penyebaran energi gelombang yang dihasilkan oleh sumber seismik dapat
bervariasi, tergantung pada geometri sumbernya. Misalnya, sumber ledakan bumi
akan menciptakan pola penyebaran gelombang yang simetris, sedangkan palu seismik
dapat menciptakan pola penyebaran yang lebih terfokus.

D. Resolusi
Resolusi dalam geofisika mengacu pada kemampuan untuk mendeteksi, membedakan,
atau memisahkan fitur-fitur atau perubahan dalam data yang dihasilkan oleh metode
pengukuran geofisika. Ini merupakan konsep penting karena memengaruhi kemampuan
untuk mengidentifikasi detail-detail geologi atau fenomena fisika yang ada di dalam
bumi. Beberapa karakteristik resolusi dalam geofisika meliputi:
1. Resolusi Horizontal
Ini mengacu pada kemampuan untuk membedakan atau memetakan fitur-fitur
di permukaan bumi pada jarak horizontal yang berdekatan. Resolusi horizontal yang
tinggi berarti kemampuan untuk mengidentifikasi fitur-fitur kecil atau perubahan yang
terjadi dalam jarak yang relatif dekat.
2. Resolusi Vertical
Ini mengacu pada kemampuan untuk membedakan atau memetakan fitur-fitur
atau perubahan di dalam bumi pada kedalaman tertentu. Resolusi vertikal yang tinggi
berarti kemampuan untuk mengidentifikasi perubahan kecil dalam kedalaman,
sementara resolusi vertikal rendah mungkin tidak dapat membedakan antara fitur-fitur
pada kedalaman yang berdekatan.
3. Resolusi Spasial
Ini mengacu pada kemampuan untuk membedakan atau memetakan fitur-fitur
pada skala spasial yang berbeda, baik itu dalam dimensi horizontal maupun vertikal.
Resolusi spasial yang tinggi berarti kemampuan untuk memetakan detail-detail kecil
dalam data geofisika, sedangkan resolusi spasial rendah mungkin hanya dapat
memetakan fitur-fitur yang lebih besar.
4. Resolusi Temporal
Ini mengacu pada kemampuan untuk merekam atau mendeteksi perubahan
atau peristiwa dalam waktu. Resolusi temporal yang tinggi berarti kemampuan untuk
merekam perubahan atau peristiwa dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan
resolusi temporal rendah mungkin hanya dapat merekam peristiwa dalam interval
waktu yang lebih panjang.
5. Resolusi Frekuensi
Ini mengacu pada kemampuan untuk mendeteksi atau merekam variasi dalam
frekuensi gelombang atau sinyal geofisika. Resolusi frekuensi yang tinggi berarti
kemampuan untuk merekam variasi frekuensi yang luas, sedangkan resolusi frekuensi
rendah mungkin hanya dapat merekam variasi frekuensi yang terbatas.
Pemahaman tentang karakteristik resolusi dalam geofisika penting untuk memahami
batasan dan potensi dari setiap metode pengukuran, serta untuk menafsirkan data
geofisika dengan benar untuk keperluan pemodelan geologi, eksplorasi sumber daya
alam, atau pemantauan lingkungan.

E. Attenuasi
Attenuasi pada geofisika mengacu pada penurunan amplitudo atau energi gelombang
saat gelombang tersebut merambat melalui medium. Ini adalah fenomena umum yang
terjadi dalam berbagai jenis gelombang geofisika, termasuk gelombang seismik,
gelombang elektromagnetik, dan gelombang akustik. Penurunan amplitudo ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
1. Geometri dan Jarak
Gelombang yang merambat melalui medium cenderung mengalami penurunan
amplitudo seiring dengan peningkatan jarak dari sumber gelombang. Ini disebabkan
oleh dispersi energi yang lebih luas seiring dengan penyebaran gelombang.
2. Absorpsi
Medium yang gelombangnya merambat melalui medium dapat menyerap
sebagian energi gelombang tersebut, menyebabkan penurunan amplitudo. Absorpsi ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kepadatan, kelembaban, dan sifat-
sifat elastis batuan.
3. Hambatan
Faktor-faktor seperti gesekan internal, hambatan konduksi panas, atau
hambatan listrik dalam medium dapat mengubah energi gelombang menjadi energi
lain menyebabkan penurunan amplitudo gelombang.
4. Difusi
Gelombang yang merambat melalui medium dapat mengalami difusi, di mana
energinya tersebar secara merata dalam medium. Ini dapat menyebabkan penurunan
amplitudo gelombang seiring dengan peningkatan kedalaman atau jarak dari sumber
gelombang.

Attenuasi dalam geofisika merupakan fenomena penting yang mempengaruhi resolusi


dan ketelitian data geofisika. Pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan
attenuasi membantu para ilmuwan dalam memperhitungkan dampaknya dalam
interpretasi data dan pemodelan geofisika. Selain itu, attenuasi juga menjadi
pertimbangan penting dalam perencanaan eksperimen dan pengukuran geofisika untuk
memastikan kualitas dan akurasi data yang diperoleh.

F. Bentuk dari Wavelet Seismic


Wavelet seismic dalam geofisika merujuk pada bentuk gelombang yang digunakan
untuk menganalisis dan memproses data seismik. Wavelet adalah fungsi matematis yang
digunakan sebagai filter untuk memperoleh informasi tentang bawah permukaan bumi
dari data seismik yang direkam. Beberapa bentuk umum dari wavelet seismic termasuk:
1. Ricker Wavelet
Ini adalah wavelet yang sering digunakan dalam analisis seismik. Ricker
wavelet memiliki bentuk gelombang simetris dengan puncak yang tajam dan
frekuensi pusat yang ditentukan. Ini sering digunakan dalam pemrosesan data seismik
untuk mendeteksi dan membedakan sifat-sifat bawah permukaan bumi.
2. Gaussian Wavelet
Gaussian wavelet memiliki bentuk gelombang yang menyerupai kurva
Gaussian atau lonceng. Wavelet ini sering digunakan untuk analisis data seismik
karena memiliki sifat yang lebih lembut dan dapat menangkap detail-detail halus
dalam data.
3. Sine Wavelet
Sine wavelet memiliki bentuk gelombang sinusoidal dan digunakan dalam
beberapa aplikasi pemrosesan data seismik, terutama dalam analisis frekuensi.
4. Morlet Wavelet
Morlet wavelet adalah wavelet kompleks yang digunakan dalam analisis
seismik dan pemrosesan data dalam domain waktu-frekuensi. Ini menggabungkan
komponen sinusoidal dan Gaussian dan sering digunakan dalam analisis spektral data
seismik.
5. Mexican Hat Wavelet
Juga dikenal sebagai Ricker wavelet berorde dua, Mexican hat wavelet
memiliki bentuk gelombang yang menyerupai topi Mexico dan digunakan dalam
analisis seismik untuk mendeteksi tepi dan struktur bawah permukaan yang kompleks.

Bentuk-bentuk wavelet ini dipilih berdasarkan sifat-sifatnya dan tujuan analisis yang
diinginkan. Penggunaan yang tepat dari wavelet seismic sangat penting dalam
mendapatkan informasi yang akurat dan bermakna tentang struktur bawah permukaan
bumi dari data seismik.

G. Noise
Noise adalah sinyal-sinyal yang tidak diinginkan atau gangguan yang terdapat dalam
data pengukuran geofisika. Noise dapat berasal dari berbagai sumber dan dapat
mempengaruhi kualitas dan interpretasi data geofisika. Beberapa jenis noise dalam
geofisika meliputi:
1. Noise Alami
Ini adalah noise yang berasal dari sumber-sumber alami, seperti getaran tanah,
gelombang laut, angin, dan aktivitas geologis alami lainnya. Noise alami dapat
menjadi signifikan terutama dalam pengukuran yang dilakukan di daerah yang rentan
terhadap gangguan alami, seperti daerah pantai atau daerah aktif secara seismik.
2. Noise Manusia
Ini adalah noise yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, seperti lalu lintas
kendaraan, aktivitas industri, konstruksi bangunan, dan peralatan atau mesin yang
digunakan dalam eksplorasi atau pengeboran. Noise manusia dapat menjadi masalah
terutama dalam lingkungan perkotaan atau daerah industri.
3. Noise Elektronik
Noise elektronik adalah gangguan yang berasal dari sumber-sumber
elektronik, seperti peralatan pengukuran, kabel listrik, atau perangkat elektronik
lainnya. Noise ini bisa berasal dari sirkuit internal peralatan atau dari sumber
eksternal seperti interferensi elektromagnetik.
4. Noise Geofisika
Ini adalah gangguan yang berasal dari metode pengukuran geofisika itu
sendiri, seperti vibrasi sumber seismik atau interferensi antara sinyal-sinyal yang
dihasilkan oleh sumber-sumber geofisika yang berbeda. Noise geofisika dapat
mempengaruhi kualitas data dan interpretasi hasil pengukuran.

Penanganan noise dalam geofisika adalah tantangan penting dalam analisis data dan
interpretasi hasil pengukuran. Metode pemrosesan data yang canggih dan teknik statistik
sering digunakan untuk mengurangi dampak noise dan meningkatkan kualitas data
geofisika. Selain itu, pemilihan lokasi pengukuran yang tepat dan penggunaan peralatan
yang tepat dapat membantu mengurangi gangguan dan meningkatkan akurasi
pengukuran.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pengenalan dan identifikasi kejadian seismik didasarkan pada lima ciri :


 Koheresi
 Amplitudo menonjol
 Karakter
 Pergerakan turun, dan
 Pergerakan normal
2. Refleksi sering diasumsikan bahwa adanya kontras impedansi akustik yang berdekatan dengan
batas-batas litologi. Namun, litologi dapat berubah tanpa perubahan yang besar dari litologi
akustik. Hardage (1985), dalam studinya mengenai vertikal seismic profilling yang
mengidentifikasikan beberapa refleksi dengan kontras impedansi akustik Sumber seismik
melibehi refleksi utama termasuk refleksi lateralis, multiples, diffractions, ogam, dan migrasi
residual.

3. Resolusi adalah kemampuan untuk memisahkan dua fitur yang jaraknya sangat dekat satu sama
lain. Resolusi juga mewakili jarak minimum antara dua reflektor. Dalam hal ini, ini mewakili
batas lapisan yang dapat dideteksi oleh gelombang seismik. Dalam survei seismik, resolusi
dibagi menjadi dua arah: resolusi vertikal dan resolusi horizontal.

4. Jika kebisingan memiliki energi yang cukup besar di luar rentang frekuensi utama sinyal,
penyaringan frekuensi dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan. Komponen frekuensi
sangat rendah (seperti gelombang permukaan berenergi tinggi yang kaya akan frekuensi rendah)
dapat dilemahkan selama perekaman awal asalkan frekuensi rendahnya sesuai.

5. Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi dan
melalui permukaan bumi akibat adanya lapisan batuan yang patah secara tiba-tiba atau adanya
ledakan. Gelombang utama Gempa bumi terdiri dari dua tipe yaitu gelombang badan (body
wave) dan gelombang permukaan (surface wave).
6. Jika kita menambahkan beberapa derau acak bersama- sama, akan terjadi pembatalan karena
derau tersebut berada di luar fase satu sama lain. Jika sinyal-sinyal tersebut benar-benar acak
dalam pengertian statistik, jumlah sinyal-sinyal acak akan sebanding dengan mainan, sedangkan
jumlah sinyal-sinyal sefasa yang koheren akan sebanding dengan n sehingga rasio sinyal
terhadap kebisingan akan ditingkatkan. Prinsip ini adalah dasar penggunaan beberapa geofon
atau beberapa sumber (disebut geofon) untuk menghilangkan kebisingan.
B. Saran dan Kritik

Tentunya kami para penulis mengetahui bahwa masih banyak kesalahan dan makalah diatas
belum sepenuhnya sempurna. Penulis menyambut kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. agar tulisan kami yang akan datang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, R. O., & Lepong, P. (2016). Interpretasi Tingkat Kekerasan dan Rippabillity
Lapisan Batuan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Seismik Refraksi
Tomografi. Samarinda: Universitas Mulawarman.
Febriana, R. P., Feranie, S., & Tohari, A. (2020). Analisis Potensi Likuifaksi di Daerah
Cekungan Bandung Berdasarkan Data Standart Penetration Test (SPT). Jurnal
Lingkungan dan Bencana Geologi, 11(1), 25-39.
PRASETI, I. P. (2016). Peningkatan resolusi data seismik menggunakan atribut
dekomposisi spektral pada lapangan eksplorasi canada.
Telford, W. M., Geldart, L. P., & Sheriff, R. E. (1990). Applied geophysics. Cambridge
university press.
Virginia, S. (2021). KAJIAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN Vs30
DAN TIPOLOGI WILAYAH RAWAN GEMPA BUMI DENGAN METODE MATRIKS
KESTABILAN WILAYAH DI PROVINSI JAMBI (Doctoral dissertation, Teknik
Geofisika).
Telford, W. M., Geldart, L. P., & Sheriff, R. E. (1990). Applied geophysics. Cambridge
university press.
Ahmadi, D. R. (2018). ANALISA ATENUASI MULTIPEL MENGGUNAKAN METODE
TRANSFORMASI RADON, WEMR, DAN SRME PADA DATA SEISMIK LAUT
2D (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Anda mungkin juga menyukai