Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLAKSI

Disusun Oleh :

Mutia Ayu Ardana H1071211012


Syarifah Faiza Fakhira H1071211015
Nur Hazizah H1071211044
Firli Nisa Septi h1071211046

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode refleksi seismik adalah salah satu teknik yang digunakan dalam eksplorasi
geofisika untuk memahami struktur dan komposisi bawah permukaan bumi. Metode ini
didasarkan pada prinsip bahwa gelombang seismik yang dihasilkan oleh sumber energi
(seperti ledakan atau palu pemukul) akan merambat melalui lapisan-lapisan bumi dan
mengalami pantulan (refleksi) ketika mereka bertemu dengan batas antara dua lapisan dengan
kecepatan gelombang yang berbeda.

Prinsip dasar metode refleksi seismik melibatkan perekaman gelombang seismik yang
dipantulkan oleh batas-batas lapisan bawah permukaan. Gelombang seismik ini direkam oleh
jaringan sensor atau geofon yang ditempatkan di permukaan bumi dalam pola yang
ditentukan. Sensor ini mengubah gelombang seismik menjadi sinyal listrik yang kemudian
direkam dan dianalisis.

Selama pengolahan data, sinyal seismik yang direkam dianalisis untuk


mengidentifikasi waktu pantulan dan amplitudo pantulan. Informasi ini kemudian digunakan
untuk membangun gambaran 2D atau 3D tentang struktur bawah permukaan bumi. Metode
ini dapat memberikan informasi tentang ketebalan, komposisi, dan keberadaan lapisan
batuan, serta adanya struktur geologi seperti patahan atau lipatan.

Metode refleksi seismik telah digunakan secara luas dalam industri minyak dan gas
bumi untuk menemukan cadangan hidrokarbon yang tersembunyi di bawah permukaan bumi.
Selain itu, metode ini juga digunakan dalam eksplorasi mineral, pemetaan sumber air tanah,
pemetaan kerentanan gempa bumi, dan pemahaman tentang aktivitas vulkanik.Namun,
penting untuk dicatat bahwa metode refleksi seismik memiliki batasan. Resolusi spasialnya
terbatas oleh jarak antara sensor yang digunakan dan kecepatan gelombang seismik di dalam
batuan. Selain itu, keberhasilan metode ini juga tergantung pada karakteristik geologi daerah
yang sedang dipelajari dan kualitas data yang diperoleh selama survei seismik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip dasar metode refleksi seismik dalam memperoleh
informasi tentang struktur dan komposisi bawah permukaan bumi?
2. Bagaimana proses perekaman dan analisis data dalam metode refleksi
seismik?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui prinsip dasar metode reflaksi seismik dalam memperoleh


informasi tentang struktur dan komposisi bawah permukaan bumi.
2. Untuk mengetahui proses perekaman dan analisis data dalam metode reflaksi
seismik.

1.4 Manfaat

1. Memberi informasi tentang prinsip dasar metode reflaksi seismik dalam memperoleh
informasi tentang struktur dan komposisi bawah permukaan bumi
2. Memberi informasi proses perekaman dan analisis data dalam metode reflaksi
seismik.

LANDASAN TEORI

Gelombang Seimik

Gelombang seismik merujuk pada getaran atau gangguan yang merambat melalui
bumi sebagai akibat dari aktivitas seismik, seperti gempa bumi, letusan vulkanik, atau
aktivitas manusia seperti pengeboran atau ledakan. Gelombang seismik dapat memindahkan
energi dari sumbernya ke berbagai titik di dalam bumi dan juga ke permukaan.

Suatu sumber energi dapat menimbulkan bermacam – macam gelombang, masing–masing


merambat dengan cara yang berbeda. Gelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua tipe
yaitu:

1. Gelombang badan (body waves) yang terdiri dari gelombang longitudinal


(gelombang P) dan gelombang transversal (gelombang S). Gelombang ini merambat
ke seluruh lapisan bumi.
2. Gelombang permukaan (surface waves) yang terdiri dari gelombang Love,
gelombang Raleygh dan gelombang Stoneley. Gelombang ini hanya merambat pada
beberapa lapisan bumi, sehingga pada survei seismik refleksi (survei seismik dalam)
gelombang ini tidak digunakan.
Seismik Reflaksi

Metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu seismik refraksi (seismik
bias) dan seismik refleksi (seismik pantul). Dalam penulisan ini metode yang dibahas hanya
sebatas metode seismik refraksi. Dalam metode seismik refraksi, yang diukur adalah waktu
tempuh dari gelombang dari sumber menuju geophone. Dari bentuk kurva waktu tempuh
terhadap jarak, dapat ditafsirkan kondisi batuan di daerah penelitian.

Keterbatasan metode ini adalah tidak dapat dipergunakan pada daerah dengan kondisi
geologi yang terlalu kompleks. Metode ini telah dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan
dangkal dan hasilnya cukup memuaskan. Menurut Sismanto (1999), asumsi dasar yang harus
dipenuhi untuk penelitian perlapisan dangkal adalah:

1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan gelombang


seismik dengan kecepatan yang berbeda beda.
2. Semakin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.
3. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi.
4. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga mematuhi
hukum – hukum dasar lintasan sinar.
5. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan pada
lapisan dibawahnya.
6. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Masalah utama
dalam pekerjaan geofisika adalah membuat atau melakukan interpretasi hasil dari
survei menjadi data bawah permukaan yang akurat. Data-data waktu dan jarak dari
kurva travel time diterjemahkan menjadi suatu penampang geofisika, dan akhirnya
dijadikan menjadi penampang geologi. Secara umum metode interpretasi seismik
refraksi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu intercept time,
delay time method dan wave front method.

Anda mungkin juga menyukai