Disusun Oleh :
Prinsip dasar metode refleksi seismik melibatkan perekaman gelombang seismik yang
dipantulkan oleh batas-batas lapisan bawah permukaan. Gelombang seismik ini direkam oleh
jaringan sensor atau geofon yang ditempatkan di permukaan bumi dalam pola yang
ditentukan. Sensor ini mengubah gelombang seismik menjadi sinyal listrik yang kemudian
direkam dan dianalisis.
Metode refleksi seismik telah digunakan secara luas dalam industri minyak dan gas
bumi untuk menemukan cadangan hidrokarbon yang tersembunyi di bawah permukaan bumi.
Selain itu, metode ini juga digunakan dalam eksplorasi mineral, pemetaan sumber air tanah,
pemetaan kerentanan gempa bumi, dan pemahaman tentang aktivitas vulkanik.Namun,
penting untuk dicatat bahwa metode refleksi seismik memiliki batasan. Resolusi spasialnya
terbatas oleh jarak antara sensor yang digunakan dan kecepatan gelombang seismik di dalam
batuan. Selain itu, keberhasilan metode ini juga tergantung pada karakteristik geologi daerah
yang sedang dipelajari dan kualitas data yang diperoleh selama survei seismik.
1.4 Manfaat
1. Memberi informasi tentang prinsip dasar metode reflaksi seismik dalam memperoleh
informasi tentang struktur dan komposisi bawah permukaan bumi
2. Memberi informasi proses perekaman dan analisis data dalam metode reflaksi
seismik.
LANDASAN TEORI
Gelombang Seimik
Gelombang seismik merujuk pada getaran atau gangguan yang merambat melalui
bumi sebagai akibat dari aktivitas seismik, seperti gempa bumi, letusan vulkanik, atau
aktivitas manusia seperti pengeboran atau ledakan. Gelombang seismik dapat memindahkan
energi dari sumbernya ke berbagai titik di dalam bumi dan juga ke permukaan.
Metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu seismik refraksi (seismik
bias) dan seismik refleksi (seismik pantul). Dalam penulisan ini metode yang dibahas hanya
sebatas metode seismik refraksi. Dalam metode seismik refraksi, yang diukur adalah waktu
tempuh dari gelombang dari sumber menuju geophone. Dari bentuk kurva waktu tempuh
terhadap jarak, dapat ditafsirkan kondisi batuan di daerah penelitian.
Keterbatasan metode ini adalah tidak dapat dipergunakan pada daerah dengan kondisi
geologi yang terlalu kompleks. Metode ini telah dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan
dangkal dan hasilnya cukup memuaskan. Menurut Sismanto (1999), asumsi dasar yang harus
dipenuhi untuk penelitian perlapisan dangkal adalah: