Anda di halaman 1dari 20

JURUSAN FISIKA PRODI ILMU FISIKA

KONSENTRASI PANAS BUMI


Kelompok 4
1. Chelfisri A. Limplus
2. Cherry Muaya
3. Christian Loing
4. Chriestio Naray
5. Charles Rompis

Seismik Refraksi dalam Eksplorasi Minyak Bumi
Sismologi Seismik Refraksi Page 2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya
sehingga kami berhasil menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul SEISMIK
REFRAKSI dalam EKSPLORASI MINYAK BUMI.
Adapun makalah ini disusun berdasarkan materi yang diterima dari dosen M.K
Seismologi yang khusus membahas tentang Seismik Refraksi yang merupakan satu tahapan
eksplorasi geofisika dalam mengetahui potensi sumber daya minyak bumi yang berada di
bumi. Dalam makalah ini akan membahas tentang pengenalan terhadap metode seismik
secara umum serta metode seismik refraksi secara khusus.
Besar harapan kami tim penyusun, makalah ini berkenan menjadi alasan dan
pertimbangan untuk mendapatkan penilaian yang baik dari dosen yang bersangkutan dan
berguna bagi pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai informasi
seputar penerapan metode sismik dalam eksplorasi dibidang minyak bumi. Disadari
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun kaidah
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, oleh karena itu penyusun sangat membutuhkan
koreksi maupun saran dari para pembaca, mengingat masih begitu banyak tugas serupa
selama penyusun menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Manado.

Tondano, Mei 2014


Penulis


Sismologi Seismik Refraksi Page 3

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..... 1
KataPengantar.. 2
Daftar isi.... 3

Bab 1. Pendahuluan
1.1 LatarBelakang....... 4
1.2 RumusanMasalah.................. 5
1.3 Tujuan... 5
1.4 MetodePenulisan.............. 6

Bab 2. Isi Seismik Refraksi
2.1 Eksplorasi Minyak Bumi 7
2.2 Metode Seismik 8
2.3 Sesimik Refraksi 10
2.3.1 Akuisisi pada Metode Seismik Refraksi 12
2.3.2 Hal yang mengganggu (Nois) dalam seismik refraksi 17

Bab 3. Penutup
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20
Sismologi Seismik Refraksi Page 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain
medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan
kecepatan yang berbeda, makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
Sedangkan anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik antara lain panjang
gelombang seismik sangan kecil dibandingkan ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan
setiap lapisan bumi akan terdeteksi. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang
memenuhi hukum Snellius dan perinsip Huygens. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang
seismik menjalar dengan kecepatan gelombang pada lapisan dibawahnya. Kecepatan gelombang
bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah gangguan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya datafirst break saja
yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat
gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang
ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan.
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang
yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang
dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan
sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo
Sismologi Seismik Refraksi Page 5

gelombang refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi
analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.
Berdasar perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu menghasilkan data
pengamatan yang dapat diinterpretasikan (interpretable). Seperti telah dinyatakan sebelumnya,
bagaimanapun juga teknik refleksi membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya
sangat signifikan secara ekonomis. Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar
daripada survey refraksi, maka sebagai konsekuensinya survey refraksi lebih senang digunakan
untuk lingkup sempit/kecil. Misalnya digunakan dalam mendukung analisis lingkungan atau
geologi teknik. Sedangkan survey refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi. Dilatar
belakangi karena adanya perbedaan dari pemanfaatan kedua metode ini dalam eksplorasi maka
tim penyusun menulis makalah ini untuk menjelaskan metode sismik refraksi secara khusus.
1.2 RumusanMasalah

a) Apa yang dimaksud dengan Eksplorasi ?
b) Apa yang dimaksud dengan metode seismic dan metode seismic refraksi ?
c) Bagaimanakah sistem kerja metode sismik refraksi dalam eksplorasi minyak bumi ?
d) Apa saja hal-hal yang dapat mengganggu metode seismik refraksi dalam aplikasinya
dibidang eksplorasi ?
1.3 Tujuan
a) Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan eksplorasi.
b) Menjelaskan apa yang dimaksud dengan metode sismik dan metode seismic refraksi.
Sismologi Seismik Refraksi Page 6

c) Memberi penjelasan mengenai cara kerja metode seismik refraksi dalam eksplorasi minyak
bumi.
d) Menjelaskan tentang hal-hal yang dapat menggangu metode sismik refraksi dalam
penerapanya saat menentukan prospek daerah minyak bumi.
1.4 Metode Penulisan
a) Merumuskan masalah-masalah.
b) Menentukan tujuan dari penulisan makalah.
c) Mengumpulkan data melalui Internet disamping itu dibantu dengan buku panduan.
d) Menulis makalah.














Sismologi Seismik Refraksi Page 7

BAB II
SEISMIK REFRAKSI

2.1 Eksplorasi Minyak Bumi
Eksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan
oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang
yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut. Kajian geologi merupakan
kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka
tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut
kemungkinan mempunyai potensi minyak Bumi atau pun gas Bumi. Sedangkan untuk
menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan
sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya yaitu salah satunya
kajian geofisika.
setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan
hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan
kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data
yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di
ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi
dan sifat-sifat batuan di dalam Bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut
memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan
yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-
prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering.

Sismologi Seismik Refraksi Page 8

Metode tersebut adalah:
1. Eksplorasi seismik : ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya
meliputi daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di
dalam Bumi.
2. Data resistivity: prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida.
Fluida ini bisa berupa air, minyak ataupun gas. Membedakan kandungan fluida di dalam
batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air
memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai
resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan
resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda
dari tiap daerah. sebagai dasar analisis fluida perlu kita ambil sampel fluida di dalam batuan
daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita
miliki.
3. Data porositas
4. Data berat jenis : Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan
bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan
menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan
batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.
2.2 Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan banyak dipakai di
dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi
yang tinggi di dalam memodelkan struktur geologi di bawah permukaan bumi. Dalam
menentukan struktur geologi, metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yang besar
Sismologi Seismik Refraksi Page 9

yaitu seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) dan seismik refleksi (reflected
seismic). Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal
sedangkan seismik refleksi untuk struktur geologi yang dalam. (Nurdiyanto dkk, 2011)
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada
beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-
riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi
untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi
yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi
minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara
intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik
refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini
pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai berikut, Suatu sumber gelombang
dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material bumi bersifat elastik maka gelombang seismik
yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan,
gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan
bumi. Dipermukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh serangkaian detektor (geophone)
yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), kemudian
dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram. Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan
Sismologi Seismik Refraksi Page 10

jarak antar geophone dan sumber ledakan, struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi
dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya. (Susilawati, 2004)
2.3 Metode Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam survei geofisika untuk
menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock), sesar, dan kekerasan
batuan. Pada prinsipnya, metode seismik refraksi memanfaatkan perambatan gelombang seismik
yang merambat kedalam bumi. Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu gangguan
berupa gelombang seismik pada suatu sistem kemudian gejala fisisnya diamati dengan
menangkap gelombang tersebut melalui geophone. Waktu tempuh gelombang antara sumber
getaran dan penerima akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan.
Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan
berdasarkan penghitungan waktu tempuh gelombang antara sumber getaran (shot) dan penerima
(geophone). Waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk merambat pada lapisan
batuan bergantung pada besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut.
Data yang diperoleh berupa travel time dari gelombang pada tiap-tiap geophone.Untuk
mendapatkan kualitas rekaman seismik refraksi yang tinggi dan mengandung bentuk first break
yang tajam, dilakukan teknik stacking, gain danfiltering.
Pada survai seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar pemantulan dan
pembiasan diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat, dan hukum Huygens. Menurut hukum
Snellius menjelaskan hubungan antara sinus sudut datang dan sudut bias terhadap kecepatan
gelombang dalam medium. Azas Fermat yang menyatakan dalam penjalaran gelombang dari satu
titik ke titik selanjutnya yang melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan
dengan waktu tempuh yang paling sedikit. Sedangkan untuk hukum Huygens menyatakan bahwa
Sismologi Seismik Refraksi Page 11

suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber
gelombang baru dan akan begitu seterusnya. (Telford, 1976)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk
menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik menuju penerima pada berbagai jarak tertentu.
Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak) diabaikan, karena
gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya
kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama
kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan
dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam
perhitungan metode ini. Parameter jarak dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan
cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut
dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal sebagai
parameter elastisitas.










Gambar 2.1 Metode Seismik Refraction
Sismologi Seismik Refraksi Page 12

Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada permukaan bumi
hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini
hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus
dengan garis normal (r = 90 sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa
kecepatan lapisan dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan diatas interface.
Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan kecepatan V1 menuju
bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut datang kritis
sepanjang interface dengan kecepatan V2. Dengan menggunakan prinsip Huygens
pada interface, gelombang ini kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima
yang ada di permukaan.
Tahapan akhir dalam metode seismik refraksi adalah membuat atau melakukan
interpretasi hasil dari survei menjadi data bawah permukaan yang akurat. Data-data waktu dan
jarak dari kurva travel time diterjemahkan menjadi suatu penampang seismik, dan akhirnya
dijadikan menjadi penampang geologi. Survey geofisika dengan metode seismik refraksi adalah
bertujuan untuk mendeteksi struktur geologi di bawah permukaan dangkal, misalnya patahan.
Untuk menentukan kedalaman di bawah sumber pada medium dua lapis atau lebih yang
horizontal maupun miring serta menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan gelombang yang
merambat dalam batuan tersebut.
2.3.1 Akuisisi pada Metode Seismik Refraksi
Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh pengukuran travel time
dari sumber energi ke penerima. Keberhasilan akusisi data bisa bergantung pada jenis sumber
energi yang dipilih. Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif dan
vibrator. Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi secara
Sismologi Seismik Refraksi Page 13

sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi impulsif
untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut adalah air gun.
Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik. Panjang sinyal
input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal. Seismik refleksi
resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih.
Perekaman data seismik melibatkan detektor dan amplifier yang sangat sensistif
serta magnetic tape recorder. Alat untuk menerima gelombang-gelombang refleksi untuk survei
seismik di laut adalah hidropon. Hidropon merespon perubahan tekanan. Hidropon terdiri atas
kristal piezoelektrik yang terdeformasi oleh perubahan tekanan air. Hal ini akan menghasilkan
beda potensial output. Elemen piezoelektrik ditempatkan dalam suatu kabel streamer yang terisi
oleh kerosin untuk mengapungkan dan insulasi.
Hampir semua data seismik direkam secara digital. Karena output dari hidropon sangat
lemah dan output amplitude decay dalam waktu yang sangat singkat, maka sinyal ini harus
diperkuat. Amplifier bisa juga dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi yang
tidakdiinginkan.







Gambar 2.2 Penyusunan Peralatan dalam Seismik Refraksi
Sismologi Seismik Refraksi Page 14

Dalam survei seismik refraksi dilakukan desain survei konfigurasi peralatan yang disusun
seperti pada Gambar 2.2 Geophone dan sumber gelombang ditempatkan pada suatu garis lurus
(line seismik). Near offset, far offset, dan jarak antar geophone ditentukan berdasarkan kondisi
lapangan tempat melakukan survei. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan sumber
getar yang dalam penelitian ini menggunakan weightdrop seberat 50 kg untuk jarak 10 meter dari
geophone yang pertama. Sistem perekaman dilakukan oleh 12 geophone dalam satu garis lurus
dengan sumber getar. Pasangan geophone ditempatkan dengan masing-masing spasi geophone
yang telah ditentukan yaitu 2 meter.
Pengukuran dilakukan dengan memberikan impuls vertikal pada permukaan tanah dan
merekam sinyal yang terjadi, sensor diletakkan sepanjang garis lurus dari sumber impuls. Sensor
yang digunakan adalah seismometer darat yaitu geophone. Akuisisi dalam pengambilan data
seismik menggunakan cara end-on (Common Shot). Dari akusisi data ini akan didapatkan data
mentah seismik, berupa trace-trace seismik dari geophone yang merekam waktu tempuh
gelombang seismik.
Peralatan yang digunakan dalam survei seismik refraksi antara lain geophone,
seismograph, baterai, kabel, radio dan portabel drill. Sumber energi yang biasa digunakan dalam
survei ini antara lain Buffalo gun (energi lebih banyak), Sledge hammer (mudah digunakan dan
murah), bahan peledak (lebih banyak energi yang dihasilkan), drop weight (membutuhkan
daerah yang datar), serta air gun yang biasanya digunakan untuk survei di danau atau laut.
Dinamit yang digunakan bermerk Power Gel ini terbungkus dalam tabung plastik dan dapat
disambung-sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini
dinamit diisi dengan detenator atau cap sebagai sumber ledakan pertama, serta dipasang pula
anchor agar dinamit tertancap kuat di dalam tanah.
Sismologi Seismik Refraksi Page 15

Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pemboran selesai, dengan
tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit
dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah mempunyai
pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah memiliki lisensi
tertulis dari migas.
Dalam membuat desain survei seismik terdapat beberapa parameter lapangan yang harus
diperhatikan. Trace adalah point untuk data seismic yang terekam oleh satu perekam (geophone),
sedangkan trace interval sendiri adalah jarak antar trace. Station unit adalah alat yang di gunakan
sebagai pengubah sinyal yang di terima yaitu sinyal analog ke dalam sinyal digital. Far Offset
adalah jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh. Near Offset adalah jarak antara
sumber seismik dengan trace terdekat. Jumlah shot point adalah banyaknya SP yang digunakan
dalam satu lintasan. Jumlah Trace banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP. Record
length dalah lamanya merekam gelombang seismic. Fold coverage adalah Jumlah atau seringnya
suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam akuisisi yaitu:
1. Mencari informasi literatur mengenai daerah tersebut, diantaranya apakah sudah pernah
dilakukan penelitian dengan metode geofisika tertentu. Agar diperoleh point survey.
2. Mencari informasi mengenai kondisi/struktur geologi area, misalnya peta geologi.
3. Tentukan tujuan/main goal dari akuisisi
4. Dibuat design survey dengan menyesuaikan kondisi lapangan.design survey dibuat
serapat/seideal mungkin agar didapat data yang diinginkan.
5. Ditentukan konfigurasi yang akan diterapkan di lapangan, serta Source yang akan
digunakan
Sismologi Seismik Refraksi Page 16

6. Chek list kelengkapan sebagai berikut :
Kalibrasi alat
Akomodasi transportasi
Job description masing-masing peserta survei
Form data akuisisi
Dalam survey seismik refraksi pada umumnya dilakukan prosedur sebagai Berikut :
1. Menyusun konfigurasi peralatan (sesuai kondisi lapangan), pada umumnya geophone dan
sumber gelombang dipasang dalam satu garis lurus (line seismic). Jarak pisah antara
geophone adalah jarak horizontal dan ditentukan oleh kondisi lapangan.
2. Penempatan sumber gelombang dilakukan untuk mendapatkan sumber imformasi struktur
bawah permukaan bumi secara detail. Sumber gelombang yang berada di tengah spread
(satu rangkaian geophone) diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling atas, dan sumber
gelombang yang berada di luar spread diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling bawah
yang dapat dicapai (lapisan bed rock).
3. Data yang diperoleh dari survey seismik refraksi adalah waktu tempuh jalar gelombang
dari sumber ke tiap geophone yang disebut travel time.
4. Untuk survei yang efisien, minimal harus ada 2 offset shots, 2 end shots, dan 2 center
shot. (Jenny, 2013)
Atau bisa juga seperti metode berikut ini :
1. Membuat bentangan berupa garis lurus
2. Menentukan jarak antar geophone dan menentukan titik tembak dengan memperhatikan
kondisi lingkungan
3. Memasang geophone dengan interval 3 meter
Sismologi Seismik Refraksi Page 17

4. Menentukan arah bentangan dengan menggunakan kompas dan mengukur posisi
tiap geophone
5. Menghubungkan semua geophone dengan utama (seismograf) unit menggunakan kabel
konektor
6. Mengoperasikan alat Pasi
7. Memberi gangguan pada shoot point pada enset 1 dan enset 2. Dimana ensed 1 berada
pada 1,5 meter sebelum geophone pertama dan ensed 2 berada 1,5 meter
setelah geophone 24
8. Merekam data berupa respon yang diperoleh berupa penjalaran gelombang di bawah
permukaan yang akan terekam otomatis pada alat pasif.
9. Selanjutnya lintasan pengukuran dipindahkan lagi ke lintasan berikutnya dan mengikuti
urutan kerja seperti pada point 1 8 (N.K. Adnyawati, et al. 2012)
2.3.2 Hal yang mengganggu (Nois) dalam seismik refraksi
Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran di lapangan adalah nois yang sifatnya
mengganggu. Ada beberapa hal penyebab nois antara lain adalah angin, pohon, aliran sungai
(parit), benda-benda lain yang bergerak dekat dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor,
dan sebagainya). Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, nois ini harus ditekan sekecil
mungkin. Ada dua macam nois yang dapat dibedakan,
1. Nois yang timbul sesaat kemudian lenyap. Nois ini diakibatkan oleh orang berjalan,
motor/mobil, dan sebagainya. Untuk menghindari nois semacam ini, pada saat sumber
gelombang (source) ditimbulkan, diusahakan agar tidak ada sesuatu yang bergerak
disekitar geophone.
Sismologi Seismik Refraksi Page 18

2. Nois yang timbul terus menerus. Nois ini biasanya ditimbulkan oleh angin, pohon
(bergoyang), aliran air sungai, dan sebagainya. Untuk menghindari keadaan semacam ini
sebaiknya setiap kali mengadakan pengukuran seismik, diadakan terlebih dahulu nois
tes. Jika nois yang timbul cukup kecil dibanding dengan sinyal yang dihasilkan maka
pengukuran dapat dilaksanakan. Tetapi jika nois cukup besar dibanding sinyal,
pengukuran perlu ditunda beberapa saat sampai nois menjadi kecil.
Untuk menghindari nois, signal yang masuk dapat ditumpuk (di-stack) beberapa kali, sehingga
data yang diperoleh lebih baik dan jelas. Dilakukan demikian karena dengan stacking, sinyal
dijumlahkan sedang nois ditiadakan (nois bersifat random dan acak). Sebelum melakukan
pengukuran ditentukan terlebih dahulu garis lintasan pengukuran, lintasan pengukuran
diusahakan datar dan mewakili daerah seismik penelitian atau dengan kata lain penempatan
lintasan penelitian didasarkan pada pertimbangan teknis dan kaitannya dengan usaha untuk
mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan yang memadai.










Sismologi Seismik Refraksi Page 19

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Eksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian (metode geologi) dan ilmu eksak yang
merupakan kajian lebih rinci dan kompleks (misalnya metode geofisika).
Metode Geofisika dibagi dalam beberapa metode dimana salasatunya yaitu metode
seismic yang merupakan metode yang sangat penting dalam kajian geofisika dimana
metode ini dilakukan dengan cara mempelajari transmisi dari gelombang seismic didalam
permukaan bumi
Metode seismik itu sendiri terbagi atas 2 metode yaitu seismic refraksi dan refleksi.
karena kelebihannya dalam keakuratan penyajian data maka seismik refleksi lebih sering
digunakan dalam eksplorasi minyakbumi sedangkan karena kelebihannya dalam
keekonomisan maka seismic refraksi lebih diminati para peneliti untuk meneliti keadaan
permukaan yang dangkal.
Seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam survai geofisika untuk
menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock), sesar, dan
kekerasan batuan. Pada prinsipnya, metode seismik refraksi memanfaatkan perambatan
gelombang seismik yang merambat kedalam bumi.
3.2 Saran
Dalam mempelajari seismologi khususnya dalam bidang eksplorasi menggunakan metode
seismik baik itu metode sismik refraksi ataupun refleksi sebaiknya disertai dengan praktek
lapangan agar supaya mahasiswa bisa lebih memahami konsep dan prosedur dalam mengkaji
metode seismik saat eksplorasi.
Sismologi Seismik Refraksi Page 20

DAFTAR PUSTAKA
N. K. Adnyawati, et. Al. 2012. Analisis Struktur Bawah Permukaan dengan Menggunakan
Metode Seismik Refraksi di Universitas Tadulako.
Nurdiyanto, Boko dkk. 2011. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode
Seismik Refraksi. Jurnal Meteorologi dan geofisika.
Priyantari, Nurul. 2009. Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi
di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Alam.
Susilawati. 2004. Seismik Refraksi (Dasar Teori dan Akuisisi Data). Sumatera Utara : USU
Digital Library
Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E, & Keys, D.A. 1976. Applied geophysics, New York:
Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai