Anda di halaman 1dari 19

FISIKA DASAR 6

HUKUM KEPLER DAN NEWTON

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. IKA AYU PRATIWI 1813021016
2. GEDE ANDY CAHYADI SUANAYA PUTRA 1813021024
3. I GUSTI AYU ERA ANGGRENI 1813021025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi


Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah mengenai Fisika Dasar 6 yang berjudul ”Hukum Kepler
dan Newton” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan serta


dukungan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Ni Made Pujani, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah


Fisika Dasar 6
2. Kepada pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
atas dukungan dan kerjasamanya dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah
mengenai hukum kepler dan newton dalam fisika dasar 6 ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Singaraja, Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Hukum Kepler...................................................................................................3
2.2 Hukum Newton.................................................................................................4
2.3 Aplikasi Hukum Kepler dan Hukun Newton....................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam semesta ini khususnya langit ini terdapat jutaan bahkan milyaran
bintang-bintang serta benda-benda langit yang bertebaran di jagat raya. Benda-
benda langit yang tersebar di seluruh jagat raya ini meliputi planet, satelit, komet,
asteroid, matahari, dan meteor. Yang selanjutnya dikenal dengan nama atau
sebutan susunan tata surya.
Sejak zaman dahulu ilmu astronomi telah menarik perhatian manusia.
Pengamatan terhadap langit malam menuntun mereka pada kesimpulan bahwa ada
dua jenis bintang di langit yaitu bintang yang gerakannya tetap dilangit membuat
lingkaran yang mana lingkaran tersebut mengelilingi bumi, sedang yang lainnya
adalah bintang yang gerakannya rumit dan membuat pola bolak-balik di langit
dengan kedudukan tidak tetap, sehingga benda ini dinamakan planet (bahasa
Yunani yang berarti pengembara). Hasil pengamatan ini telah menuntun mereka
kepada pandangan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta yang dikelilingi
oleh lapisan transparan dimana bintang-bintang itu menempel. Setelah beberapa
abad, maka muncul pula pandangan bahwa bukan bumi yang menjadi pusat tata
surya melainkan matahari yang menjadi pusat tata surya.
Gerak bintang-bintang tetap dapat dijelaskan dengan memandang lapisan ini
berputar atau berotasi pada sumbu utara-selatan satu kali putaran sehari, tetapi
tampaknya bulan, planet dan matahari memiliki gerak yang komplek. Belakangan
diketahui pula bahwa orbit dari planet- planet bukanlah lingkaran tetapi elips. Hal
ini telah diteliti oleh ahli astronomi yaitu Kepler dan beliau juga menyatakan
hukum-hukumnya tentang gerak planet. Oleh karena itu dipandang perlu untuk
mengkaji lebih dalam mengenai pandangan heliosentris dan geosentris, hukum-
hukum Kepler, penerapan hukum Kapler dan hukum Newton tentang gerak planet
dan orbit planet.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan kali ini. Permasalahan
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penjelasan tentang Hukum Kepler?

1
2. Bagaimana penjelasan Hukum Gravitasi Umum Newton?
3. Apa saja aplikasi dari hukum Kepler dan Hukum Newton?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan tentang Hukum Kepler
2. Mampu menjelaskan Hukum Gravitasi Umum Newton
3. Mampu menerapkan aplikasi dari hukum Kepler dan Hukum Newton
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang positif terhadap ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan Gerak
Planet dan Satelit.
2. Bagi pembaca
Memberikan pengetahuan tambahan terkait dengan pandangan heliosentris
dan geosentris, hukum Kepler dan Newton serta aplikasinya, serta kecepatan
orbit. Sehingga nantinya dapat menambah pengetahuan dan kepedulian
pembaca terhadap Gerak Planet dan Satelit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Kepler


Kepler (1571-1630) sebagai asistenya Tycho pada observasitoriumnya
memanfaatkan data pengamatan yang dikumpulkan Tycho dan mengolahnya
secara matematis sehingga akhirnya menemukan rumusan gerak planet mengitari
matahari dan merangkumnya dalam tiga hukum gerak planet yang dikenal sebagai
hokum Kepler. Karya ini merupakan hasil pengkajian selama 20 tahun dan telah
memperkuat pandangan Heliosentris. Adapun ketiga Hukum Kepler tersebut
antara lain :
 Hukum Kepler I
Planet bergerak dalam satu bidang berberntuk elips dengan matahari berada pada
salah satu titik focus elips tersebut.perhatikan Gambar 3.

Gambar 3. Lintasan Planet


Ini berarti kedudukan jarak planet terhadap matahari selalu berubah-ubah.
Titik terjauh dengan matahari disebut Aphelium dan terjauh disebut Perihelium.
 Hukum Kepler II
Dalam selang waktu yang sama ( Δt ), vektor jejari matahari (r) menyapu
luas daerah yang sama (A)
Karena vektor jejari r ini selalu berubah ubah besarnya sedangkan luas

daerah ΔA sama, berarti panjang busur Δs juga selalu berubah.

Konsekuensi ini berarti untuk selang waktu yang sama Δt , panjang


lintasan selalu berubah ubah, yang artinya kecepatan planet di tiap titik

3
akan berbeda. Planet mencapai kecepatan terbesar saat Perihelium dan
terkecil saat Apheium

 Hukum Kepler III


Bila waktu edar planet mengellingi matahari T dan jark setengah sumbu

T2
=C (konstan )
panjang R, maka R3 . C adalah konstanta yang harganya
sama untuk semua planet. Hukuk Kepler III ini terutama sangatberguna
sekali untuk menentukan berbagai besaran astronomi seperti jarak planet,
periode, ukuran dan lintasannya. Juga dengan bantuan Hukum Kepler III
ini kita bias menentukan kecepatan orbit benda angkasa dalam lintasan,
juga menentukan kecepatan lepas yang sangat berguna dalam penerbangan
antariksa.
2.2 Hukum Newton
Berdasarkan Hukum Kepler, Newton menyadari bahwa gerak planet tidak
dalam garis lurus. Sesuai dengan Hukum I Newton, berarti ada gaya yang bekerja
pada planet. Secara umum Newton membuktikan bahwa suatu massa (benda)
yang dipengaruhi oleh gaya sentral, lintasannya akan berupa irisan kerucut
terpotong oleh suatu bidang datar. Dari kerucut tersebut, apabila kerucut tersebut
dipotong oleh bidang sejajar dengan bidang alas kerucut, maka irisannya akan
berbentuk lingkaran, apabila dipotong miring, maka irisannya akan berbentuk
elips, sedangkan apabila dipotong sejajar dengan kemiringan kerucut, maka
irisannya akan berbentuk parabola, dan apabila dipotong lebih tegak dari
kemiringan kerucut, maka irisannya akan berbentuk hiperbola.
Dengan menggunakan hukum gerak dan hukum gravitasi newton, maka
berhasil diturunkan ketiga hukum kepler tersebut. Hukum Kepler I sesuai dengan
hukum gaya sentral, hukum Kepler II diturunkan dari hukum kekekalan
momentum sudut, sedangkan hukum Kepler III sesuai dengan hukum kekekalan
energi.
1. Hukum Kepler I
Hukum Kepler I menyatakan bahwa :

4
”Planet bergerak dalam bidang datar berbentuk ellips dengan matahari
berada pada salah satu titik fokus tersebut.” Ini menunjukkan bahwa
kedudukan planet terhadap matahari jaraknya selalu berubah. Titik terjauh
dari matahari disebut aphelium dan titik terdekatnya disebut perihelium.
Secara matematis unsur-unsur ellips itu dapat dirumuskan seperti gambar
berikut.

D
P

B A
C
M

E Keterangan:
AC = a = ½ s panjang
CD = b = ½ sb pendek
CM
=e=
CA eksentrisitas
A = luas elips = ab
Rumus : b2 = a2 (1- e2)
MA = rp = a (1 – e)
MB = ra = a (1 + e)
Apabila : e = 0, maka orbit planet adalah lingkaran
0 < e < 1, maka orbit planet elips
e = 1, maka orbit planet parabola
e > 1, maka orbit planet hiperbola

2. Hukum Kepler II
Sebuah planet P dengan massa m mengitari matahari dalam waktu
∆t bergerakm dari A ke B. Luas daerah yang dilalui ∆A seperti pada
gambar di bawah. Newton membuktikan bahwa hukum Kepler II
merupakan konsekuensi dari hukum kekekalan momentum sudut.
BB

C Δt
∆ AA
Δt r+
C⃗ ΔΔ⃗
⃗rr

Δθ ⃗r 5
O
D P

L=|r×p| 1)

=|r×mv|
L=r m v sin θ
2)
dimana
m = massa benda p
∆θ = sudut antara r dan v

Bila perubahan kedudukan dari A ke B terjadi dalam selang waktu


kecil sekali ∆t, maka:
Δr
V=
Δt
Sehingga persamaan (2) menjadi
|r Δ|sin θ
L=m r
Δt

Secara geosentris, |Δr|sinθ=rΔφ , sehingga


rΔφ
L=m r
Δt
Untuk limit Δt →0 , maka
2
L=m r d φ=m r ω 3)
Untuk ∆r atau perpindahan yang sangat kecil, luas OAB = ∆A
2
A=1 /2 ( r Δθ ) r=1/2 r Δθ 4)
maka,
1 dφ 1
dA= r 2 dt= r 2 ω dt
2 dt 2

6
dA 1 2
= r ω
dt 2 5)
Dari persamaan (4) dan (5) didapat,
dA 1 2 L
= r ω= 0
dt 2 2m (Konstan) 6)
atau,
dA L
=
dt 2 m 7)
Untuk planet tertentu, L dan m harganya tetap. Ini berarti ∆A/∆t juga
tetap. Untuk ∆t tetap, maka ∆A juga akan tetap. Maka dari itu Hukum
Kepler II ini sesuaiatau merupakan konsekuensi dari hukum kekekalan
momentum sudut.
3. Hukum Kepler III
Bila waktu edar planet mengelilingi matahari T dan jarak setengah
sumbu panjang elips R, maka :
T2
=C (konstan )
R3 ”.
C adalah konstanta yang harganya sama untuk semua planet.
Untuk menjelaskan hukum Kepler III, maka dapat disimulasikan
orbital khusus berupa orbit lingakaran dengan jari-jari R, sehingga
besarnya gaya sentral yang bekerja adalah:
2
F c=k /R 8)
Benda yang bergerak melingkar mengalami percepatan a= V2/R.
Menurut hukum Newton II, besarnya gaya adalah F = m.a = m.v 2/R. Dari
kedua persamaan ini maka didapatkan,
k / R2 =m . v 2 / R 9)
atau,
v 2 =k / mR 10)
Bila periode planet adalah T dan kecepatan v, ini berarti
T =2 πR /v , sehingga

7
T 2 =4 π 2 R2 / v 2
11)
Dengan memasukkan persamaan (10) pada persamaan (11) maka
diperoleh,

T 2 =4 π 2 R2 / ( k / mR )=( 4 π 2 m/k ) R3
T2 m
3
=4 π 2
R k 12)
Untuk planet tertentu harga 4 π2 m/k adalah tetap sehingga persamaan (12)
bisa ditulis menjadi,

2
T
=C 13)
R3

dimana, C = 4 π2 m/k. inilah hukum kepler III

4. Hukum Garavitasi Umum Newton


Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa Hukum Newton dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu:
- Hukum I Newton,
- Hukum II Newton,
- Hukum III Newton.
Dimana untuk Hukum Newton I digunakan untuk kasus benda diam atau
bergerak lurus beraturan (Fx = 0 atau Fy = 0), Hukum Newton II digunakan untuk
kasus benda bergerak dengan percepatan tetap (Fx = m.ax atau Fy = m.ay), Hukum
III Newton ( Faksi = - Freaksi). Disamping menemukan ketiga hukum tentang gerak,
Newton juga menyelidiki gerakan benda-benda angkasa, yaitu planet dan bulan. Ia
mengetahui dari hokum pertamanya bahwa harus ada gaya yang bekerja pada
bulan, sehingga bulan tetap pada orbit lingkarannya mengitari bumi. Jika gaya ini
tidak ada, maka tentulah bulan akan bergerak dalam lintasan garis lurus.
Pada persamaan sebelumnya, karena konstanta k yang digunakan diatas
melibatkan gaya yang bekerja antara dua benda, maka dari persamaan (12) dan
(13) dimana C = 4 π2 m/k, maka didapat
k = 4 π2 m/C 14)

8
atau k sebanding dengan massa m ( atau k ∞ m).
Menurut hukum III Newton, bila O mengerjakan gaya pada m, maka m juga
mengerjakan gaya pada O yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Misalkan massa benda di O adalah M. karena k sebanding dengan massa m maka
k haruslah juga sebanding massa yang pertama M, dengan kata lain
Karena k ∞ m dan juga k ∞ M
Berarti k ∞ mM
atau k=GmM 15)
Dimana G suatu konstanta yang disebut konstanta gravitasi umum.
Dengan memasukkan harga k dari persamaan (8) maka didapat
F = - (G.m.M/R) 16)
Persamaan (16) inilah yang disebut hokum gravitasi Newton. Dalam hal ini
r^ adalah vektor satuan yang arahnya dari M ke m. besarnya gaya G ditentukan
dengan eksperimen dan di dapat
−11 2 2
G=6,673 x10 N .m /kg 17)
Dari persamaan (14) telah ditentukan bahwa C = 4 π2 m/k.
Dengan memasukkan harga k dari persamaan (16) ke dalam harga C ini
maka didapat,
2 2
C = 4 π m/k=4 π m/G m M
2
Atau, C = 4 π /G M
18)
Selanjutnya persamaan hukum Kepler III dapat ditulis menjadi
T2
=4 π 2 /G M
R3 19)

atau T 2 =( 4 π 2 /G M ) R 3
2.3 Aplikasi Hukum Kepler dan Hukun Newton
1. Mengukur Jarak Bumi-Matahari
Cara terbaru untuk menentukan jarak bumi ke matahari dilakukan
dengan mengukur jarak Venus dengan menggunakan gelombang radar. Jarak
rerata Bumi-Matahari disebut satu satuan astronomi atau disingkat dengan 1
SA.

9
Andaikan orbit Venus dan Bumi itu berupa lingkaran. Dari
pengamatan telah diketahui bahwa periode orbit bumi T = 365,25 hari dan
periode Venus T = 224,70 hari. Secara geometris dapat diturunkan menurut
hukum Kepler III, seperti gambar dibawah ini.

M a
v V
d
a
B
B

2 3 2 3 3 2 2
a 3 / T V =a B /T B
V atau aV /aB =T V /T B
2/3
aV /aB=( T V /T B ) =f
(18)

dimana
aV = jejari orbit Venus

a B = jejari orbit Bumi


Karena periode bumi dan venus diketahui maka F dapat dihitung. Dari
gambar terlihat sudut θ adalah sudut jarak Venus ke matahari dilihat dari
bumi. Besarnya sudut θ dapat ditentukan setiap saat dengan menggunakan
teodolit.
Selanjutnya perhatikan segitiga MBV
2 2 2
aV =a B + d −2 aB d cos θ (19)
Dengan memasukkan persamaan (19) maka didapat
2 2 2 2
f aB =a B −d −2aB d cos θ
(20)

10
Untuk menentukan harga aB dari persamaan tersebut kita hanya menentukan
harga d, yaitu jarak bumi-Venus, yang biasanya ditentukan dengan mengukur
pantulan gelombang radar yang dikirim ke Venus. Dari hasil pengamatan
diperoleh jarak rerata Bumi-Matahari adalah 1,49 x 1011 m atau 1 SA = 1,5 x
1011 m.
2. Mengukur Massa Matahari
Dari persamaan (11) bila R dan T diketahui maka kita bisa menghitung massa
matahari. Dengan mengambil: periode bumi Tc = 1 Tahun = 3,15 x 107 s.
Jarak Bumi – Matahari Rc = 150 x 106 km = 1,5 x 1011 m
dan G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
2 3 2
dari rumus T c / Rc =4 π /GM s

maka, (21)

dengan memasukkan harga Tc, Rc, dan G ke dalam persamaan ini, maka
didapat massa matahari sekitar Ms = 2,0 x 1030 kg.
3. Menentukan Massa Bumi
Dengan mengetahui: periode bulan Tm = 27,3 h = 2,36 x 106 s
jarak bumi-bulan Rm = 384 x 103km = 3,84 x 108 m
maka massa bumi Mc dapat dicari dari rumus

(22)

Dengan memasukkan harga G, Rm, dan Tc kedalam persamaan ini, maka


didapat massa bumi,
Mc = 6,02 x 1024 kg

4. Menghitung Kecepatan Satelit

11
Suatu benda yang bergerak mengelilingi benda lain yang bermassa
lebih besar dinamakan satelit, misalnya bulan adalah satelit bumi. Sekarang
banyak satelit buatan diluncurkan untuk keperluan komunikasi, militer, dan
riset teknologi. Untuk menghitung kecepatan satelit dapat digunakan dua
cara, yaitu hukum gravitasi dan gaya sentrifugal.

a. Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Hukum Gravitasi


Anggap suatu satelit bermassa m bergerak melingkar mengelilingi
bumi
pada ketinggian h dari permukaan bumi. Massa bumi M dan jari-jari bumi
R. Anda tinjau gerakan satelit dari pengamat di bumi. Di sini gaya yang
bekerja pada satelit adalah gaya gravitasi. Berdasarkan rumus hukum II
Newton, Anda dapat mengetahui kecepatan satelit.
GMm
F=
r2
GMm
m . a=
r2
v 2 GMm
m = 2
r r
GM
v=
√ r
(23)

Karena r = R + h, maka
GM R2
v=
√ R+ h
dikalikan dengan 2 , atau dapat dituliskan
R

GM R 2 GM
¿
√ 2
R R+h
,ingat 2 ,=g0 maka
R

R2

¿ g0
R+h

12
g0
v=R
√ R+h
(24)

b. Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Gaya Sentrifugal


Sebuah satelit memiliki orbit melingkar, sehingga dalam acuan ini,
satelit akan merasakan gaya sentrifugal (mv2/r2). Gaya sentrifugal muncul
karena pengamatan dilakukan dalam sistem non inersial (sistem yang
dipercepat, yaitu satelit). Gaya sentrifugal besarnya sama dengan gaya
gravitasi.

F sentrifugal =F gravitasi

v 2 GMm
m = 2
r r
GM
v=
√ r
(25)

Karena r = R + h, maka
GM R2
v=
√ R+ h
dikalikan dengan 2 , atau da pat dituliskan
R

GM R 2 GM
¿
√ 2
R R+h
,ingat 2 ,=g0 maka
R

R2
¿ g0
√ R+h
g0
v=R
√ R+h
(26)

5. Menghitung Jarak Orbit Satelit Bumi


Apabila satelit berada pada jarak r dari pusat bumi, maka kelajuan
satelit saat mengorbit bumi dapat dihitung dengan menyamakan gaya
gravitasi satelit dan gaya sentripetalnya.

F sentripetal=F gravitasi

v2
m =mg
r

13
v2 RB 2
m =m
r r
g( )
g
v=RB
√ r
(27)

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepler memanfaatkan data pengamatan yang dikumpulkan Tycho dan
mengolahnya secara matematis sehingga akhirnya menemukan rumusan gerak
planet mengitari matahari dan merangkumnya dalam tiga hukum gerak planet
yang dikenal sebagai hokum Kepler. Hukum Kepler I menyatakan bahwa ”Planet
bergerak dalam bidang datar berbentuk ellips dengan matahari berada pada
salah satu titik fokus tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kedudukan planet
terhadap matahari jaraknya selalu berubah. Titik terjauh dari matahari disebut
aphelium dan titik terdekatnya disebut perihelium. Hukum Kepler II menyatakan

bahwa “Dalam selang waktu yang sama ( Δt ), vektor jejari matahari (r)
menyapu luas daerah yang sama (A)”. Hukum Kepler III “menyatakan bahwa
Bila waktu edar planet mengellingi matahari T dan jark setengah sumbu panjang

2
T
=C (konstan )
R, maka R3 ”
Berdasarkan Hukum Kepler, Newton menyadari bahwa gerak planet tidak
dalam garis lurus. Sesuai dengan Hukum I Newton, berarti ada gaya yang bekerja
pada planet. Secara umum Newton membuktikan bahwa suatu massa (benda)
yang dipengaruhi oleh gaya sentral, lintasannya akan berupa irisan kerucut
terpotong oleh suatu bidang datar.
Hukum kepler dan hukum newton dapat diaplikasiakan dalam menghitung:
1. Mengukur jarak matahari-bumi
2. Mengukur masa matahari
3. Menentukan masa bumi
4. Menghitung kecepatan satelit
5. Menghitung jarak orbit satelit bumi
3.2 Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan adalah semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber untuik mempelajari lebih jauh mengenai
Astronomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Pujani, Ni Made. 2017. Bahan Ajar Fisdas 6. Singaraja: Undiksha

16

Anda mungkin juga menyukai