Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

”Om Swastyastu”

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”Induksi Elektromagnetik” tepat pada
waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat banyak dukungan,


dorongan dan saran dari orang-orang terdekat. Dengan penuh rasa hormat, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang secara
tulus telah memberikan dukungan, dorongan dan saran kepada penulis sehingga
makalah ini selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini dan
masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis memohon kritik dan saran
yang bersifat membangun guna menyempurnakan dan meminimalisir kekurangan
dari makalah ini.

”Om Santih, Santih, Santih, Om”

Singaraja, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi.......................................................4

2.2 Fluks Magnetik ....................................................................................8

2.3 Hukum Faraday dan Hukum Lenz ....................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 16

3.2 Saran .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada 1820,Hans Christian Oersted menemukan bahwa magnet memiliki
medan listrik yang terkandung didalamnya. Kemudian orang-orang mulai
berpikir, karena listrik dapat dihasilkan medan magnet maka magnet juga dapat
menghasilkan listrik. Tidak lama setelah penemuan Oersted tersebut, para ilmuan
lain berusaha menemukan apakah arus listrik bisa di hasilkan dari medan magnet.
Akhirnya penemuan tersebut menemui titik terang yakni pada 1931, Michael
Faraday menemukan bahwa suatu gaya gerak listrik (ggl) timbul dalam suatu
rangkaian listrik tertutup yang di tempatkan di dalam sebuah medan magnet bila
fluks magnet yang menembus rangkaian itu berubah.
Faraday mengembangkan penelitiannyaterhadap hubungan antara listrik
dan magnet ke tingkat yang lebih tinggi. Penemuan ini juga membawa ide
ditemukannya pembangkit listrik (generator) bertenaga besar. Generator
didasarkan pada sifat-sifat elektromagnetik. Apabila magnet digerakkan masuk
dan keluar dari suatu kumparan yang dihubungkan ke galvanometer, maka dapat
dilihat defleksi/penyimpangan  jarum di satu arah ketika bergerak magnet dalam,
defleksi dari jarum di arah yang berlawanan ketika magnet bergerak keluar. Hal
ini berarti bahwa mengahasilkan arus dari perubahan magnetik. Peristiwa
dihasilkannya arus bervariasi oleh magnet inilah yang kemudian disebut dengan
induksi elektromagnetik, sedangkan arus listrik yang dihasilkan dari induksi
elektromagnetik tersebut disebut arus induksi. Adanya variasi tersebut
dipengaruhi oleh fluks magnetik. Fluks magnet melalui loop atau kumparan
kawat menunjukkan jumlah garis medan magnet yang melewati permukaan loop
atau kumparan tersebut.
Induksi elektromagetik merupakan dasar dari kerja dinamo atau generator
dan peralatan listrik lainnya, misalnya transformator. Elektromagnetk dipakai
dalam beraneka macam alat listrik modern dimana merupakan jantung motor
listrik dan juga jantung alat-alat seperti telegraf, telefon, dan bel listrik. Untuk
membahas mengenai gaya gerak listrik induksi yaitu gaya gerak listrik yang

1
timbul pada ujung-ujung suatu penghantar akibat induksi elektromagnetik,
terlebih dahulu kita memahami fluks magnetik, hukum Faraday, dan hukum Lenz.
Ahli fisika Amerika Joseph Henry menemukan hal serupa pada waktu yang
hampir bersamaan. Gejala itu dinamakan induksi elektromagnetik. Ggl yang
timbul dinamakan arus induksi.
Pengetahuan mengenai fluks magnetik dan pengaruhnya terhadap arah
induksi elektromagnetik sangat penting untuk diketahui dalam memecahkan
permasalahan Fisika di kehidupan sehari-hari. Hal itulah yang melatarbelakangi
penulisan makalah yang berjudul “Induksi Elektromagnetik”. Untuk menambah
pemahaman kita tentang induksi elektromagnetik, di dalam makalah ini akan
dijelaskan lebih dalam mengenai induksi elektromagnetik khususnya tentang
pengertian fluks magnetik, perubahan fluks magnetik yang dapat menimbulkan
arus listrik, yang menyangkut mengenai Hukum Faraday dan Hukum Lenz.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan
dibahas yaitu:
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi?
1.2.2. Apakah yang dimaksud dengan fluks magnetik?
1.2.3. Bagaimanakah hubungan fluks magnetikdengan Hukum Faraday dan
Hukum Lenz?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain:
1.3.1. Mampu menjelaskan yang dimaksud dengan Gaya Gerak Listrik
(GGL) induksi.
1.3.2. Mampu menjelaskan yang dimaksud dengan fluks magnetik.
1.3.3. Mampu memaparkanhubungan fluks magnetik dalam Hukum Faraday
dan Hukum Lenz.

2
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui penulisan makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
1.4.1. BagiPenulis
Penulisan makalah ini, diharapkan memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang konsep fluks magnetik pada induksi
elektromagnetik yang terkait dengan Hukum Faraday dan Hukum
Lenz.
1.4.2. Bagi Pembaca
Penulisan makalah ini, diharapkan mampu memberikan informasi
serta referensi tambahan tentangkonsep fluks magnetik pada induksi
elektromagnetik yang terkait dengan Hukum Faraday dan Hukum
Lenz, serta mengetahui aplikasi dari konsep induksi elektromagnetik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi


Michael Faraday mengemukakan gejala kelistrikan pada suatu penghantar
(kumparan) karena ada perubahan garis-garis medan magnet yang dilingkupi
kumparan. Gejala yang ditemukan Faraday ini kemudian disebut induksi
elektromagnetik, yaitu gejala terjadinya gaya gerak listrik induksi pada suatu
kumparan karena adanya perubahan fluks magnet yang dilingkupi oleh kumparan.
Peristiwa induksi elektromagnetik dikemukakan oleh Faraday melalui
percobaan dengan menggunakan magnet tetap, sebuah kumparan, dan sebuah
galvanometer seperti gambar 1 dibawah.

Gambar 1.
Pergerakan magnet terhadap kumparan mempengaruhi pergerakan jarum
pada galvanometer

Berdasarkan gambar di atas, ketika magnet digerakkan ke dalam


kumparan, maka jarum galvanometer menyimpang pada arah kanan. Sedangkan
ketika magnet ditarik keluar, maka jarum galvanometer menyimpang pada arah

4
yang berlawanan. Artinya sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada
kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan itu. Akan tetapi, ketika
magnet diam di dalam kumparan atau di luar kumparan, maka jarum
galvanometer tidak akan menyimpang.Karena galvanometer merupakan alat untuk
mengukur arus atau alat yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus
listrik yang mengalir, dimana penyimpangan jarum galvanometer tersebut yang
menunjukkan adanya arus listrik melalui kumparan yang terjadi ketika ada gerak
relatif antara magnet dan kumparan. Dalam hal ini, arus yang mengalir melalui
kumparan disebut arus induksi dan gaya listrik yang menyebabkannya disebut
gaya gerak listrik induksi (Sujanem, 2012).
Jadi, induksi elektromagnetik akan timbul jika kumparan mengalami
perubahan garis-garis gaya magnet (fluks magnetik).Arus listrik hanya timbul
pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung
kumparan tidak terjadi arus listrik.

Arah GGL induksi yang terjadi ditunjukkan dengan aturan tangan kanan
sebagai berikut (perhatikan gambar).

Gambar2.
Garis-garisgaya yang memotongtegaklurussuatubidang

Bila telapak tangan kanan dibuka sedemikian rupa sehingga ibu jari dan
keempat jari lainnya saling tegak lurus (90°), maka ibu jari menunjukkan arah
gerak penghantar (F) sedangkan garis yang menembus telapak tangan kanan
adalah garis gaya (medan) magnet (Φ) dan empat jari lainnya menunjukkan arah
GGL induksi yang terjadi (e).

2.1.1 Penyebab Terjadinya GGL Induksi

5
1. Kutub magnet bergerak masuk-keluar (mendekat-menjauh) terhadap
kumparan, jumlah garis gaya yang memotong kumparan berubah-ubah.
Perubahan jumlah garis gaya magnet menyebabkan beda tegangan pada
ujung-ujung kumparan sehingga jarum galvanometer bergerak ke kiri dan
ke kanan.Induksi elektromagnet juga dapat terjadi ketika magnet berputar
di dekat kumparan atau kumparan berputar di dekat magnet. Contohnya:
generator.

Gambar 3.
2. Arus listrik searah disambung-putus dengan cepat pada kumparan
primer didekat kumparan sekunder. Sesaat ketika saklar ditutup, arus
listrik menyebabkan timbulnya medan magnet sesaat sehingga perubahan
medan magnet yang sesaat tersebut menyebabkan terjadinya GGL pada
kumparan sekunder. Namun ketika arus listrik mengalir, medan magnet
sudah stabil (tetap) sehingga pada kumparan sekunder tidak timbul GGL
dan jarum kembali ke nol dan diam. Sesaat ketika saklar dibuka terjadi
perubahan medan magnet pada kumparan primer yang menyebabkan
timbulnya GGL pada kumparan primer, dan menyebabkan jarum
galvanometer menyimpang sesaat, tetapi arahnya berlawanan dengan
simpangan jarum ketika saklar ditutup. Contoh alat yang bekerja dengan
sistem ini adalah induktor Rumkorff. Alat ini digunakan pada alat
pengapian mobil atau sepeda motor. Pada induktor Rumkorff, arus listrik
disambung-putus dengan sangat cepat.

6
Gambar 4.
3. Arus listrik bolak-balik dialirkan pada kumparan primer sehingga
pada kumparan primer terjadi perubahan medan magnet secara terus-
menerus. Kumparan sekunder yang dililitkan pada inti yang sama dengan
kumparan primer mengalami perubahan medan magnet atau garis gaya
magnet, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul GGL.
Contoh alat yang bekerja dengan sistem ini adalah transformator (trafo).

2.1.2 Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi


Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada besar kecilnya
penyimpangan sudut jarum galvanometer. Jika sudut penyimpangan jarum
galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang dihasilkan besar.
Ada tiga faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu:
1. Kecepatan perubahan medan magnet.
Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul
semakin besar.
2. Banyaknya lilitan
Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin
besar.
3. Kekuatan magnet
Semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga
semakin besar. Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan
dapat dengan jalan memasukkan inti besi lunak.
GGL induksi dapat ditimbulkan dengan cara lain yaitu:
1. Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di dekat
magnet. Maka kedua ujung kumparan akan timbul GGL induksi.

7
2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan
primer yang di dekatnya terletak kumparan sekunder maka kedua ujung
kumparan sekunder dapat timbul GGL induksi.
3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder
didekatkan dapat timbul GGL induksi. Arus induksi yang timbul adalah
arus AC dan gaya gerak listrik induksi adalah GGL AC.
2.2 Fluks Magnetik
Kata fluks diambil dari bahasa Inggris “flux” yang secara umum dapat
diartikan sebagai “arus suatu berkas”. Misalnya “fluks cahaya” artinya arus suatu
berkas cahaya. Konsep tentang fluks magnetik pertama kali dikemukakan oleh
ilmuwan Fisika yang bernama Michael Faraday untuk menggambarkan medan
magnet. Ia menggambarkan medan magnetik dengan menggunakan garis-garis
khayal yang disebut garis medan atau garis gaya. Garis-garis medan ini seakan-
akan mengalir dengan arah tertentu di alam ruang yang medan magnetiknya
digambarkan itu. Di mana semakin rapat garis-garis medan menunjukkan medan
magnetik yang semakin kuat. Sedangkan untuk daerah yang medan homogen
digambarkan garis-garis gaya yang sejajar. Garis gaya magnet dilukiskan dari
kutub utara magnet dan berakhir di kutub selatan magnet. Kuat medan magnetik
atau ukuran kerapatan garis-garis medan dinyatakan dengan induksi
magnetdengan lambang B.
Fluks magnetik divisualisasikan sebagai sejumlah garis medan magnetic
yang memotong tegak lurus suatu bidang. Fluk magnetik didefinisikan sebagai
hasil kali antara komponen induksi magnetic tegak lurus bidang Β ⊥ dengan luas
bidang A.

Gambar 5.

8
Medan magnet yang tegak lurus dengan luas permukaan

Fluks magnet diartikan sebagai perkalian antara medan magnet B dengan


luas bidang A yang letakknya tegak lurus dengan induksi magnetnya. Secara
matematis rumus fluks adalah

Φ m=BA

Faktanya, induksi magnet B tidak selalu tegak lurus pada bidang, bisa
membentuk sudut tertentu. Misalkan ada sebuah induksi medan magnet yang
membentuk sudut teta dengan garis normal maka besarnya fluks magnet yang
dihasilkan adalah :

Φ m=BA cos θ

Dengan:
θ = sudut apit antara arah induksi magnetic B dengan arah normal bidang n
Φ m= fluks magnetik (Wb = weber)
B = induksi magnetik ( T atau Wb/m2)
A = luas permukaan bidang (m2)
Karena medan magnetik sebanding dengan jumlah garis medan magnetik
per luas satuan, fluks magnetik tersebut sebanding dengan jumlah garis yang
melalui luasan tersebut.

Untuk kumparan yang terdiri atas N lilitan, fluks yang melalui kumparan
tersebut ialah N kali fluks yang melalui lilitan tunggal, apabila ditulis secara
matematis, yaitu sebagai berikut:

Φ m=NBA cos θ

dengan N adalah banyak atau jumlah lilitan pada kumparan.


2.3 Hukum Faraday dan Hukum Lenz
2.3.1 Hukum Faraday
Untuk membuktikan bahwa magnet dapat menghasilkan arus listrik,
Faraday melakukan eksperimen dengan susunan alat seperti pada gambar di
bawah ini.

9
Gambar 6.
Skema peralatan percobaan Faraday

Kumparan pertama dihubungkan ke sebuah baterai dan kumparan


kedua dihubungkan ke galvanometer. Faraday berharap arus pada kumparan
pertama menghasilkan medan magnet yang cukup besar untuk menghasilkan
arus pada kumparan kedua. Ketika sakelar dihubungkan, jarum galvanometer
menyimpang sesaat dan segera kembali ke posisi nol dan tetap nol ketika
arusnya konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa arus konstan pada
kumparan pertama tidak menghasilkan arus listrik pada kumparan kedua.
Akan tetapi, ketika sakelar diputus-sambungkan, jarum galvanometer
menyimpang ke kiri dan ke kanan.
Selain eksperimen tersebut, Faraday melakukan eksperimen lanjutan
dengan menggunakan magnet tetap dan kumparan, seperti diperlihatkan pada
gambar 7. GGL induksi muncul pada kumparan ketika magnet digerakkan
keluar-masuk kumparan. Jadi, gerakan relatif antara magnet dan kumparan
diperlukan untuk menghasilkan GGL Induksi.

Gambar 7.

10
GGL induksi timbul ketika ada gerak relatif antara magnet dan kumparan

Hasil percobaan Faraday adalah sebagai berikut


1. Arus listrik terjadi ketika magnet bergerak mendekat atau
menjauh dan tidak terjadi ketika magnet dalam keadaan diam
2. Gerakan magnet mendekat dan menjauh menimbulkan perubahan
medan magnet. Dengan demikian arus listrik yang terjadi karena adanya
perubahan medan magnet
3. Makin cepat perubahan medan magnet terjadi, arus yang timbul
semakin besar. Ini artinya kecepatan perubahan fluks magnetik
mempengaruhi besar kecil arus listrik
4. Gejala timbulnya arus dan tegangan akibat perubahan fluks
magnetik dikenal dengan induksi elektromagnetik
Kesimpulan dari hasil percobaan faraday, disebut dengan hukum faraday
yang berbunyi:
“GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung loop suatu penghantar
berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetic yang dilengkapi
oleh loop penghantar tersebut”.
Pernyataan tersebut dapat dituliskan dengan persamaan:
∆Φ
ε =−N ......................................................................................(4)
∆t
Apabila perubahan fluks terjadi dalam waktu yang singkat (∆ t →0), maka
diperoleh:
∆Φ dΦ
ε =−N lim =−N ..............................................................(5)
∆t→0 ∆t dt
dengan:
ε = ggl induksi (V)
N = jumlah lilitan kumparan
∆ t = interval waktu (s)
∆ Φ = perubahan fluks magnetic (Wb)

= turunan pertama fungsi fluks magnetic terhadap waktu (Wb/s)
dt
2.3.2 Hukum Lenz

11
Tanda negatif pada hukum faraday berhubungan dengan arah ggl
induksinya. Arah ggl induksi dan arus induksi dapat diperoleh dari prinsip
fisika dasar yang dikenal dengan hukum Lenz. Dimana hukum Lenz
berbunyi:
“ggl induksi dan arus induksi memiliki arah sedemikian rupa
sehingga melawan muatan yang menghasilkan ggl dan arus induksi
tersebut”.

Gambar 8. Arah ggl induksi


Gambar 8. Menununjukkan magnet batang yang bergerak kearah suatu
simpal yang memiliki tahanan R. Karena medan magnetik dari magnet
batang kearah kanan, yang keluar dari kutub utara magnet tersebut, gerak
magnet kearah simpal tersebut cenderung meningkatkan fluks yang melalui
simpal tersebut kekanan (medan magnetic disimpal akan lebih kuat apabila
magnetnya lebih dekat). Arus induksi berada dalam arah seperti yang
ditunjukkan, sehingga fluks magnetik yang dihasilkan melawan fluks
magnetnya. Medan magnetic induksi cenderung memperkecil fluks yang
melalui simpalnya. Jika magnetnya digerakkan menjauhi simpalnya, yang
akan memperkecil fluks yang melalui simpal akibat magnet, arus induksinya
akan berada dalam arah yang berlawanan. Dalam hal itu, arusnya akan
menghasilkan medan magnetic ke kanan, yang akan cenderung memperbesar

12
fluks yang melalui simpalnya. Seperti yang kita harapkan, menggerakkan
simpalnya kearah atau menjauhi magnet memiliki pengaruh yang sama
seperti menggerakkan magnetnya. Hanya gerak relative yang penting.
GGL Gerak

Gambar 9. Perubahan luas bidang kumparan

Untuk menentukan ggl induksi akibat perubahan luas bidang kumparan,


perhatikan perpindahan kawat yang panjangnya L seperti tampak pada
gambar 9.
Kawat digerakkan ke kanan dengan kecepatan v sehingga terjadi perubahan
luas per satuan waktu sebesar:
dA d ( Lx ) dx
= =L =Lv....................................................................(6)
dt dt dt
dA
Apabila nilai Φ= AB dan =Lv disubstitusikan ke persamaan (5) untuk
dt
jumlah lilitan kumparan N=1, maka diperoleh
dΦ d ( AB ) dA
ε =−N =−N =−NB =− (1 ) ( B )( Lv )
dt dt dt
ε =BLv..............................................................................................(7)
Persamaan (6) hanya berlaku untuk arah B dan arah v saling tegak
lurus. Apabila arah B dan arah v membentuk sudut θ, maka diperoleh:
ε =BLv sin θ......................................................................................(8)
Arah arus induksi pada gambar 8. dapat ditentukan berdasarkan Hukum Lenz
sebagai berikut:
- Perubahan fluks magnetic terjadi akibat gerak penghantar ke kanan, maka
akan timbul gaya Lorenz F ke kiri untuk melawan arah gerak penghantar.

13
- Berdasarkan kaidah tangan kanan untuk masuk bidang kertas dan F ke kiri
maka arus induksi I pada kawat adalah dari P ke Q seperti tampak pada
gambar 8.

F X v

Gambar 10. Arah arus induksi berdasarkan Hukum Lenz


GGL Induksi yang timbul akibat perubahan besar induksi magnetik
merupakan prinsip kerja transformator. Untuk induksi magnetik B yang
berubah terhadap waktu pada luas bidang kumparan A yang konstan, maka
persamaan (5) dapat ditulis menjadi:
dΦ d ( AB ) dB
ε =−N =−N =−NA ..................................................(9)
dt dt dt
¿
Untuk solenoida dengan induksi magnetik B=μ0 ∈ L ¿, maka diperoleh

d
ε =−NA ¿......................................................................................(10)
dt
GGL induksi yang timbul akibat perubahan sudut antara medan
magnetic B dan normal bidang kumparan merupakan prinsip dasar pembuatan
generator. Perubahan sudut dilakukan dengan cara memutar kumparan yang
memiliki luas bidang A dan medan magnetik homogen B dengan kecepatan
sudut ω.
Dengan demikian, fluks magnetik yang dilingkupi kumparan adalah
Φ= AB cos θ= AB cos ω t...................................................................(11)
Apabila nilai Φ= ABcos ω t disubstitusikan ke persamaan (5) akan diperoleh:
dΦ d
ε =−N =−N ( ABcos ω t )=−N ¿
dt dt

14
ε =NBAω sin ωt=ε m sin ωt ……………………………………..(12)
dengan:
ε = ggl induksi sesaat (V)
ε m = ggl induksi maksimum (V)
N = jumlah lilitan kumparan
A = Luas bidang kumparan (m2)
B = induksi magnetic (T)
ω = kecapatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu:
3.1.1 Induksi elektromagnetik, yaitu gejala terjadinya gaya gerak listrik
induksi pada suatu kumparan karena adanya perubahan fluks magnet
yang dilingkupi oleh kumparan.
3.1.2 Fluks magnetic divisualisasikan sebagai sejumlah garis medan
magnetic yang memotong tegak lurus suatu bidang. Fluk magnetic
didefinisikan sebagai hasil kali antara komponen induksi magnetic
tegak lurus bidang Β ⊥ dengan luas bidang A.
Φ = B́⊥ Á = (Β cos θ ) Α
Φ = Β . Α cos θ
3.1.3 Hukum Faraday berbunyi: “GGL induksi yang timbul antara ujung-
ujung loop suatu penghantar berbanding lurus dengan laju perubahan
fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar tersebut”.
Sedangkan hukum Lenz berbunyi: “GGL induksi dan arus induksi
memiliki arah sedemikian rupa sehingga melawan muatan yang
menghasilkan ggl dan arus induksi tersebut”.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu dalam memperlajari listrik,
diperlukan pemahaman terhadap Hukum Faraday dan Hukum Lenz. Hal tersebut
dikarenakan hukum-hukum tersebut merupakan hukum dasar listrik yang harus
dikuasai. Pemahaman dan penguasaan yang baik akan membantu pemahaman
materi listrik dimana listrik memerlukan kehati-hatian dan pemahaman dalam
prakteknya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fisika Zone. 2014. Hukum Lenz. Dalamhttp://fisikazone.com/hukum-lenz/


.Diaksespadatanggal 26 Mei 2016

Giancoli. 1998. Fisika Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga

RumahBelajar.
(n.d.).InduksiElektromagnetik.Dalamhttps://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilaj
ar.php?ver=11&idmateri=336&mnu=Materi4&kl=10 . Diakses pada tanggal 15 Mei 2019

Tipler,Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta:Erlangga


FISIKA DASAR III
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

OLEH :

NI KADEK DWI ANTARINI (1813021026/II B)

VINCE UTANG MANGGIL (1513021034 /VIIIB)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

Anda mungkin juga menyukai