”Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”Induksi Elektromagnetik” tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini dan
masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis memohon kritik dan saran
yang bersifat membangun guna menyempurnakan dan meminimalisir kekurangan
dari makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
timbul pada ujung-ujung suatu penghantar akibat induksi elektromagnetik,
terlebih dahulu kita memahami fluks magnetik, hukum Faraday, dan hukum Lenz.
Ahli fisika Amerika Joseph Henry menemukan hal serupa pada waktu yang
hampir bersamaan. Gejala itu dinamakan induksi elektromagnetik. Ggl yang
timbul dinamakan arus induksi.
Pengetahuan mengenai fluks magnetik dan pengaruhnya terhadap arah
induksi elektromagnetik sangat penting untuk diketahui dalam memecahkan
permasalahan Fisika di kehidupan sehari-hari. Hal itulah yang melatarbelakangi
penulisan makalah yang berjudul “Induksi Elektromagnetik”. Untuk menambah
pemahaman kita tentang induksi elektromagnetik, di dalam makalah ini akan
dijelaskan lebih dalam mengenai induksi elektromagnetik khususnya tentang
pengertian fluks magnetik, perubahan fluks magnetik yang dapat menimbulkan
arus listrik, yang menyangkut mengenai Hukum Faraday dan Hukum Lenz.
2
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui penulisan makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
1.4.1. BagiPenulis
Penulisan makalah ini, diharapkan memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang konsep fluks magnetik pada induksi
elektromagnetik yang terkait dengan Hukum Faraday dan Hukum
Lenz.
1.4.2. Bagi Pembaca
Penulisan makalah ini, diharapkan mampu memberikan informasi
serta referensi tambahan tentangkonsep fluks magnetik pada induksi
elektromagnetik yang terkait dengan Hukum Faraday dan Hukum
Lenz, serta mengetahui aplikasi dari konsep induksi elektromagnetik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.
Pergerakan magnet terhadap kumparan mempengaruhi pergerakan jarum
pada galvanometer
4
yang berlawanan. Artinya sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada
kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan itu. Akan tetapi, ketika
magnet diam di dalam kumparan atau di luar kumparan, maka jarum
galvanometer tidak akan menyimpang.Karena galvanometer merupakan alat untuk
mengukur arus atau alat yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus
listrik yang mengalir, dimana penyimpangan jarum galvanometer tersebut yang
menunjukkan adanya arus listrik melalui kumparan yang terjadi ketika ada gerak
relatif antara magnet dan kumparan. Dalam hal ini, arus yang mengalir melalui
kumparan disebut arus induksi dan gaya listrik yang menyebabkannya disebut
gaya gerak listrik induksi (Sujanem, 2012).
Jadi, induksi elektromagnetik akan timbul jika kumparan mengalami
perubahan garis-garis gaya magnet (fluks magnetik).Arus listrik hanya timbul
pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung
kumparan tidak terjadi arus listrik.
Arah GGL induksi yang terjadi ditunjukkan dengan aturan tangan kanan
sebagai berikut (perhatikan gambar).
Gambar2.
Garis-garisgaya yang memotongtegaklurussuatubidang
Bila telapak tangan kanan dibuka sedemikian rupa sehingga ibu jari dan
keempat jari lainnya saling tegak lurus (90°), maka ibu jari menunjukkan arah
gerak penghantar (F) sedangkan garis yang menembus telapak tangan kanan
adalah garis gaya (medan) magnet (Φ) dan empat jari lainnya menunjukkan arah
GGL induksi yang terjadi (e).
5
1. Kutub magnet bergerak masuk-keluar (mendekat-menjauh) terhadap
kumparan, jumlah garis gaya yang memotong kumparan berubah-ubah.
Perubahan jumlah garis gaya magnet menyebabkan beda tegangan pada
ujung-ujung kumparan sehingga jarum galvanometer bergerak ke kiri dan
ke kanan.Induksi elektromagnet juga dapat terjadi ketika magnet berputar
di dekat kumparan atau kumparan berputar di dekat magnet. Contohnya:
generator.
Gambar 3.
2. Arus listrik searah disambung-putus dengan cepat pada kumparan
primer didekat kumparan sekunder. Sesaat ketika saklar ditutup, arus
listrik menyebabkan timbulnya medan magnet sesaat sehingga perubahan
medan magnet yang sesaat tersebut menyebabkan terjadinya GGL pada
kumparan sekunder. Namun ketika arus listrik mengalir, medan magnet
sudah stabil (tetap) sehingga pada kumparan sekunder tidak timbul GGL
dan jarum kembali ke nol dan diam. Sesaat ketika saklar dibuka terjadi
perubahan medan magnet pada kumparan primer yang menyebabkan
timbulnya GGL pada kumparan primer, dan menyebabkan jarum
galvanometer menyimpang sesaat, tetapi arahnya berlawanan dengan
simpangan jarum ketika saklar ditutup. Contoh alat yang bekerja dengan
sistem ini adalah induktor Rumkorff. Alat ini digunakan pada alat
pengapian mobil atau sepeda motor. Pada induktor Rumkorff, arus listrik
disambung-putus dengan sangat cepat.
6
Gambar 4.
3. Arus listrik bolak-balik dialirkan pada kumparan primer sehingga
pada kumparan primer terjadi perubahan medan magnet secara terus-
menerus. Kumparan sekunder yang dililitkan pada inti yang sama dengan
kumparan primer mengalami perubahan medan magnet atau garis gaya
magnet, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul GGL.
Contoh alat yang bekerja dengan sistem ini adalah transformator (trafo).
7
2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan
primer yang di dekatnya terletak kumparan sekunder maka kedua ujung
kumparan sekunder dapat timbul GGL induksi.
3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder
didekatkan dapat timbul GGL induksi. Arus induksi yang timbul adalah
arus AC dan gaya gerak listrik induksi adalah GGL AC.
2.2 Fluks Magnetik
Kata fluks diambil dari bahasa Inggris “flux” yang secara umum dapat
diartikan sebagai “arus suatu berkas”. Misalnya “fluks cahaya” artinya arus suatu
berkas cahaya. Konsep tentang fluks magnetik pertama kali dikemukakan oleh
ilmuwan Fisika yang bernama Michael Faraday untuk menggambarkan medan
magnet. Ia menggambarkan medan magnetik dengan menggunakan garis-garis
khayal yang disebut garis medan atau garis gaya. Garis-garis medan ini seakan-
akan mengalir dengan arah tertentu di alam ruang yang medan magnetiknya
digambarkan itu. Di mana semakin rapat garis-garis medan menunjukkan medan
magnetik yang semakin kuat. Sedangkan untuk daerah yang medan homogen
digambarkan garis-garis gaya yang sejajar. Garis gaya magnet dilukiskan dari
kutub utara magnet dan berakhir di kutub selatan magnet. Kuat medan magnetik
atau ukuran kerapatan garis-garis medan dinyatakan dengan induksi
magnetdengan lambang B.
Fluks magnetik divisualisasikan sebagai sejumlah garis medan magnetic
yang memotong tegak lurus suatu bidang. Fluk magnetik didefinisikan sebagai
hasil kali antara komponen induksi magnetic tegak lurus bidang Β ⊥ dengan luas
bidang A.
Gambar 5.
8
Medan magnet yang tegak lurus dengan luas permukaan
Φ m=BA
Faktanya, induksi magnet B tidak selalu tegak lurus pada bidang, bisa
membentuk sudut tertentu. Misalkan ada sebuah induksi medan magnet yang
membentuk sudut teta dengan garis normal maka besarnya fluks magnet yang
dihasilkan adalah :
Φ m=BA cos θ
Dengan:
θ = sudut apit antara arah induksi magnetic B dengan arah normal bidang n
Φ m= fluks magnetik (Wb = weber)
B = induksi magnetik ( T atau Wb/m2)
A = luas permukaan bidang (m2)
Karena medan magnetik sebanding dengan jumlah garis medan magnetik
per luas satuan, fluks magnetik tersebut sebanding dengan jumlah garis yang
melalui luasan tersebut.
Untuk kumparan yang terdiri atas N lilitan, fluks yang melalui kumparan
tersebut ialah N kali fluks yang melalui lilitan tunggal, apabila ditulis secara
matematis, yaitu sebagai berikut:
Φ m=NBA cos θ
9
Gambar 6.
Skema peralatan percobaan Faraday
Gambar 7.
10
GGL induksi timbul ketika ada gerak relatif antara magnet dan kumparan
11
Tanda negatif pada hukum faraday berhubungan dengan arah ggl
induksinya. Arah ggl induksi dan arus induksi dapat diperoleh dari prinsip
fisika dasar yang dikenal dengan hukum Lenz. Dimana hukum Lenz
berbunyi:
“ggl induksi dan arus induksi memiliki arah sedemikian rupa
sehingga melawan muatan yang menghasilkan ggl dan arus induksi
tersebut”.
12
fluks yang melalui simpalnya. Seperti yang kita harapkan, menggerakkan
simpalnya kearah atau menjauhi magnet memiliki pengaruh yang sama
seperti menggerakkan magnetnya. Hanya gerak relative yang penting.
GGL Gerak
13
- Berdasarkan kaidah tangan kanan untuk masuk bidang kertas dan F ke kiri
maka arus induksi I pada kawat adalah dari P ke Q seperti tampak pada
gambar 8.
F X v
d
ε =−NA ¿......................................................................................(10)
dt
GGL induksi yang timbul akibat perubahan sudut antara medan
magnetic B dan normal bidang kumparan merupakan prinsip dasar pembuatan
generator. Perubahan sudut dilakukan dengan cara memutar kumparan yang
memiliki luas bidang A dan medan magnetik homogen B dengan kecepatan
sudut ω.
Dengan demikian, fluks magnetik yang dilingkupi kumparan adalah
Φ= AB cos θ= AB cos ω t...................................................................(11)
Apabila nilai Φ= ABcos ω t disubstitusikan ke persamaan (5) akan diperoleh:
dΦ d
ε =−N =−N ( ABcos ω t )=−N ¿
dt dt
14
ε =NBAω sin ωt=ε m sin ωt ……………………………………..(12)
dengan:
ε = ggl induksi sesaat (V)
ε m = ggl induksi maksimum (V)
N = jumlah lilitan kumparan
A = Luas bidang kumparan (m2)
B = induksi magnetic (T)
ω = kecapatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu:
3.1.1 Induksi elektromagnetik, yaitu gejala terjadinya gaya gerak listrik
induksi pada suatu kumparan karena adanya perubahan fluks magnet
yang dilingkupi oleh kumparan.
3.1.2 Fluks magnetic divisualisasikan sebagai sejumlah garis medan
magnetic yang memotong tegak lurus suatu bidang. Fluk magnetic
didefinisikan sebagai hasil kali antara komponen induksi magnetic
tegak lurus bidang Β ⊥ dengan luas bidang A.
Φ = B́⊥ Á = (Β cos θ ) Α
Φ = Β . Α cos θ
3.1.3 Hukum Faraday berbunyi: “GGL induksi yang timbul antara ujung-
ujung loop suatu penghantar berbanding lurus dengan laju perubahan
fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar tersebut”.
Sedangkan hukum Lenz berbunyi: “GGL induksi dan arus induksi
memiliki arah sedemikian rupa sehingga melawan muatan yang
menghasilkan ggl dan arus induksi tersebut”.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu dalam memperlajari listrik,
diperlukan pemahaman terhadap Hukum Faraday dan Hukum Lenz. Hal tersebut
dikarenakan hukum-hukum tersebut merupakan hukum dasar listrik yang harus
dikuasai. Pemahaman dan penguasaan yang baik akan membantu pemahaman
materi listrik dimana listrik memerlukan kehati-hatian dan pemahaman dalam
prakteknya.
16
DAFTAR PUSTAKA
RumahBelajar.
(n.d.).InduksiElektromagnetik.Dalamhttps://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilaj
ar.php?ver=11&idmateri=336&mnu=Materi4&kl=10 . Diakses pada tanggal 15 Mei 2019
OLEH :