Anda di halaman 1dari 63

PRAKTIKUM SEISMIK REFRAKSI

GENERALIZED RECIPROCAL METHOD (GRM)

Oleh :
DIO TRI SATRIA
115.190.059
KELOMPOK 03

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM SEISMIK REFRAKSI
GENERALIZED RECIPROCAL METHOD (GRM)

Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum Seismik


Refraksi selanjutnya, tahun ajaran 2021/2022, Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Disusun Oleh :

DIO TRI SATRIA


115.190.059

Yogyakarta, 1 April 2021


ACC 1

(Asisten Seismik Refraksi)

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman, islam, kesempatan,


kemudahan, serta kekuatan yang diberi ALLAH SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini, Shalawat teriring salam untuk tuntutan serta suri
tauladan Rasululla SAW beserta keluarga dan sahabatanya yang senantiasa
menjunjung nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati seluruh umat
muslim didunia. laporan ini disusun untuk sebagai syarat untuk menyelesaikan
tugas Praktikum Seismik Refreaksi , Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional”VETERAN”Yogyakarta (UPNVYK), Yogyakarta. Judul
laporan ini adalah “METODE GRM”

Dalam melakukan kegiatan praktikum ini, tentunya banyak sekali


hambatan yang telah penulis rasakan, oleh sebab itu, kami berterimakasih kepada
beberapa pihak terutama asisten laboratorium seismik refraksi yang telah
membantu membina dan mendukung kami dalam mengatasi beberapa hambatan
yang kami rasakan.

Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan
ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
kepada pembaca dan semoga untuk masa yang mendatang penulis dapat
menerapkan semua ilmu yang didapat untuk penulis dapat berguna untuk nusa dan
bangsa.

Bandar Lampung, 1 April 2021

DIO TRI SATRIA

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................ Error! Bookmark not defined.


HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 6
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 7
BAB I PENDAHULUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.
1.2. Maksud dan Tujuan ..................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II DASAR TEORI ........................................... Error! Bookmark not defined.
2.1. Seismik Refraksi ......................................... Error! Bookmark not defined.
2.2. Hukum Dasar .............................................. Error! Bookmark not defined.
2.3. Asumsi-Asumsi Dasar................................. Error! Bookmark not defined.
2.4. Metode Delay Time..................................... Error! Bookmark not defined.
2.6. Korelasi ....................................................................................................... 7
2.7. 3D Software Discover Mapinfo ................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 22
3.1.Diagram Alir Pengolahan Data ................................................................... 22
3.2.Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data ............. Error! Bookmark not
defined.
4.3. Diagram Alir Pengolahan Korelasi Profil Bawah Permukaan .................. 12
4.4. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Korelasi Profil Bawah Permukaan
………………………………………………………………………….13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................. Error! Bookmark not defined.
4.1. Tabel Pengolahan Data ............................................................................ ..13
4.2. Grafik T-X ................................................................................................ ..15
4.3. Perbandingan Grafik Analisa Kedalaman dan Grafik Analisa
Kecepatan....16
. 4.4. Penampang Kecepatan Kelompok 7 ....................................................... ..18
4.5. Profil Bawah Permukaan ........................................................................... 19
4.6. Perbandingan Peta Kecepatan V1 dan Peta V2 Semua Kelompok ............ 21

4
4.7. Peta Kedalaman Semua Kelompok .............................................................23
4.8. Korelasi Profil Bawah Permukaan .......................................................... ..25
BAB V KESIMPULAN ........................................... Error! Bookmark not defined.
5.1.Kesimpulan .................................................. Error! Bookmark not defined.
5.2.Saran ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. TABEL PENGOLAHAN DATA SEMUA KELOMPOK
B. PROFIL BAWAH PERMUKAAN SEMUA LINTASAN
C. PERHITUNGAN MANUAL METODE GRM
D. TURUNAN RUMUS DELAY TIME
E. TURUNAN RUMUS GRM
F. TABEL KECEPATAN BATUAN
G. LEMBAR KONSUL
H. LEMBAR PENILAIAN

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Huygens (Asparini,2011)


Gambar 2.2 Asas Fermat (Firnanza, 2017)
Gambar 2.3 Hukum Snellius pada perambatan gelombang.
Gambar 2. 4 Ilustrasi Metode delay time pada single shot
Gambar 2.5 Ilustrasi penjalaran gelombang metode delay time pada double shot
Gambar 2.6 Ilustrasi metode GRM
Gambar 2.7 Jarak Optimum XY
Gambar 2.7 Positive Correlation
Gambar 2.8 Negative Correlation
Gambar 2.9 Nihil Correlation
Gambar 2.10 Interpretasi serta analisis bagi koefisien korelasi
Gambar 3. 1 Diagram Alir Pengolahan Data
Gambar 3. 2 Diagram Alir Pengolahan Korelasi Profil bawah permukaan
Gambar 4.1 Grafik T-X
Gambar 4.2 Perbandingan Grafik Analisa Kecepatan dan Kedalaman
Gambar 4.3 Penampang Kecepatan kelompok 3
Gambar 4.4. Profil Bawah Permukaan Kelompok 3
Gambar 4.6. Perbandingan Peta Kecepatan V1 dan Peta V2 Semua Kelompok
Gambar 4.7. Peta Kedalaman Semua Kelompok
Gambar 4.8. Korelasi Profil Bawah Permukaan

6
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Pengolahan Data

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Metode seismik adalah suatu metode dalam geofisika yang digunakan
untuk mempelajari struktur dan strata bawah permukaan bumi. Metode ini
memanfaatkan perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang gempa. Seismik
Refraksi merupakan salah satu cabang dari metode seismic yang dapat
digunakan untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan
bumi.metode ini didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami
refraksi dengan sudut kritis tertentu. Seismik refraksi dihitung berdasarkan
waktu yang dibutuhkan gelombang untuk menjalar dari sumber menuju
penerima (Sismanto, 1999)

Gelombang adalah getaran yang merambat gerak gelombang dapat


dipandang sebagai perpindahan momentum dari suatu titik di dalam ruang ke
titik lain tanpa perpindahan materi. Gelombang seismik adalah gelombang
elastik yang merambat dalam bumi. Bumi sebagai medium gelombang terdiri
dari beberapa lapisan batuan yang antar satu lapisan dengan lapisan lainnya
mempunyai sifat fisis yang berbeda. (Sismanto, 1999) Ketidak-kontinuan sifat
medium ini menyebabkan gelombang .

eismik yang merambatkan sebagian energinya dan akan dipantulkan


serta sebagian energi lainnya akan diteruskan ke medium di
bawahnyaPerhitungan dalam metode seismik refraksi sendiri dibagi menjadi
dua, yaitu metode T-X dan metode Delay Time. Metode Delay Time merupakan
metode lanjutan yang dapat menggambarkan lapisan yang tidak rata dibawah
permukaan bumi (Rucker,2006). GRM merupakan pengembangan terakhir dari
metode pengolahan data seismik delay time yang dapat memetakan lapisan
bawah permukaan dengan tingkat kekerasan dan undulasi/bentuk permukaan
bawah tanah yang tinggi. Salah satu memetode pengolahan ini dapat
mengetahui nilai undulasi yang tinggi pada kedalaman yang dangkal. Adapun
perkembangan dari metode Generalized Reciprocal Method (GRM) dimulai

8
sejak tahun 1980 oleh Derecke Palmer, kemudian dikembangkan lagi oleh
Orloswky pada tahun 1998 dan pengembangan terbaru dikembangkan oleh Tak
Ming Leung pada tahun 2003.
Dimana pada Metode GRM ini didasarkan pada pengukuran waktu
kedatangan gelombang “forward” dan “reverse” pada beberapa geofon yang
berjarak XY sepanjang lintasan pengukuran seismic, serta pengukuran waktu
timbal balik dari perambatan gelombang antara dua titik sumber. Metode ini
dilakukan pada daerah penelitian dengan target analisa strukutur bawah
permukaan dan profilnya, dari output yang dihasilkan pada metode ini maka kita
dapat menginterpretasikan dan mengetahui daerah daerah yang rawan terjadinya
tanah longsor, atau daerah yang tidak cocok untuk prospek pembangunan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini agar peneliti dapat mengatahui kedalaman
lapisan yang diteliti dengan metode GRM (Generalized Reciprocal Methode) dan
memahami cara pengolahan data pada seismic refraksi ini untuk mendapatkan
nilai V1 dan V2, dengan hasil peta kedalaman satu lapis dan profil bawah
permukaan.
Tujuan dari penelitian ini agar praktikan mampu membuat output garfik T-
X, profil bawah permukaan, penampang kecepatan, korelasi profil bawah
permukaan dan peta kecepatan dengan benar sehingga dalam penginterpretasian
mendapatkan informasi yang akurat terkait daerah penelitian.

9
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Seismik Refraksi

Menurut Telford (1990), dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai


berikut. Suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena
material bumi bersifat elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan
dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan,
gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan
ke permukaan bumi. Di permukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh
serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus
dengan sumber ledakan (profil line), kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat
seismograf. Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan jarak antar
geophone dan sumber ledakan, struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi
dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya.

Dalam menentukan struktur geologi, metode seismik dikategorikan ke


dalam dua bagian yang besar yaitu seismik bias dangkal (head wave or refrected
seismic) dan seismik refleksi (reflected seismic). Seismik refraksi efektif
digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedang seismik refleksi
untuk struktur geologi yang dalam (Susilawati, 2004). Metode seismik refraksi
inilah yang efektif digunakan guna mengetahui nilai kedalaman lapisan relatif
kedap air (bedrock) sebagai parameter kelongsoran suatu daerah. Seismik refraksi
adalah teknik yang telah digunakan untuk mengamati tanah longsor sejak awal
tahun 1960-an. Dasar dari interpretasi tersebut adalah perbedaan sifat-sifat fisik
dari bahan yang longsor (tergelincir) dan keberadaan sedimen keras (tak tembus)
atau bedrock yang menghasilkan perbedaan kecepatan seismik (Abramson et al.,
2002). Akhir-akhir ini untuk menggambarkan luasan dari massa kemiringan,
pengamatan refraksi dapat juga memberikan data yang bersangkutan untuk
konstruksi/pembuatan, kemungkinan riak, dan faktor pergerakan bumi.Menurut

10
Susilawati (2004) survei geofisika dengan metode seismik refraksi adalah
bertujuan untuk :

a. Mendeteksi struktur geologi di bawah permukaan dangkal, misalnya patahan.

b. Menentukan kedalaman di bawah sumber pada medium dua lapis atau lebih

yang horizontal maupun miring.

c. Menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan gelombang yang merambat

dalam batuan tersebut.

2.2 Hukum Dasar

1. Prinsip Huygens

Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik-titik pengganggu yang


berada di depan muka gelombang utama akan menjadi sumber bagi terbentuknya
deretan gelombang yang baru. Jumlah energi total deratan gelombang baru
tersebut sama dengan energi utama. Gambar dibawah ini menunjukkan prinsip
Huygens (Firnanza, 2017).

Gambar 2.1 Prinsip Huygens (Asparini,2011)

2. Asas Fermat
Asas Fermat menyatakan bahwa jika sebuah gelombang merambat dari
suatu titik ke titik yang lain, maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang
tercepat. (Firnanza, 2017).

11
Gambar 2.2 Asas Fermat (Firnanza, 2017)

3. Hukum Snellius

Hukum Snellius menjelaskan ketika gelombang seismik melalui lapisan


batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui
sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian
terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat di bawah

permukaan (Firnanza, 2017).

Gambar 2.3 Hukum Snellius pada perambatan gelombang.

Menurut Hukum Snellius, jika ada gelombang elastik yang menjalar dalam
bumi kemudian bertemu dengan bidang batas perlapisan (interface) dengan
elastisitas dan densitas yang berbeda, maka akan terjadi pemantulan dan
pembiasan gelombang.

(2.1)

12
di mana:

i = Sudut datang

r = Sudut bias

V1 = Kecepatan gelombang pada medium 1

V2 = Kecepatan gelombang pada medium 2

(Setiawan, 2008).

2.3 Asumsi-Asumsi Dasar

Menurut Sismanto (1999), asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk


penelitian perlapisan dangkal adalah:

1.Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan


gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.

2. Semakin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.

3. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi.

4. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga


mematuhi hukum – hukum dasar lintasan sinar.

5. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan


kecepatan pada lapisan dibawahnya.

6. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

Masalah utama dalam pekerjaan geofisika adalah membuat atau


melakukan interpretasi hasil dari survei menjadi data bawah permukaan yang
akurat. Data-data waktu dan jarak dari 4 kurva travel time diterjemahkan menjadi
suatu penampang geofisika, dan akhirnya dijadikan menjadi penampang geologi.
Secara umum metode interpretasi seismik refraksi dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok utama, yaitu intercept time, delay time method dan wave front
method . Metode interpretasi yang paling mendasar dalam analisis data seismik
refraksi adalah intercept time.

13
2.4 Metode Delay Time

Metode delay time digunakan pada bidang batas lapisan dangkal dengan
kontras kecepatan yang besar (untuk mencari ketebalan lapisan lapuk). Disebut
waktu tunda karena terdapat perbedaan waktu yang diperlukan untuk perambatan
pulsa gelombang ke arah atas (up-ward) atau ke arah bawah (down-ward) yang
melalui lapisan atas terhadap waktu yang digunakan untuk merambat di
permukaan lapisan kedua (pembias) sepanjang proyeksi lintasan normal tersebut
pada bidang batas.

Delay time (waktu tunda) ialah waktu penjalaran gelombang dari AB pada
V1 ke BC pada V2 (waktu tunda pada source) atau dari DE pada V1 ke DF pada
V2 (waktu tunda pada geophone).

Gambar 2. 4 Ilustrasi Metode delay time pada single shot

Dari gambar di atas, maka didapat persamaan delay time :

atau (2.2)

Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi,

√ atau √ (2.3)

Sehingga dapat dicari kedalaman di bawah source (hs) dan geophone (hg), yaitu :

dan (2.4)
√ √

Sedangkan waktu total penjalaran gelombang dari source ke geophone yaitu

14
dan (2.5)

Untuk aplikasi pengukuran dengan tembakan bolak – balik, sebagai berikut :

Gambar 2.5 Ilustrasi penjalaran gelombang metode delay time pada double shot

Persamaan delay time di geophone dapat dicari dengan :

(2.6)

Sedangkan,

dan (2.7)

Persamaan kedalaman di bawah source (hs) dan geophone (hg) sama saja dengan
single shot.

2.5 Metode GRM

Metode GRM ini memiliki beberapa asumsi diantara lainnya yaitu :

1. Perubahan struktur kecepatan yang tidak kompleks


2. Kemiringan lapisan < 20o

Gambar 2.6 Ilustrasi metode GRM

15
3. Jarak optimum XY mejadi hal terpenting dan tersulit dalam metode GRM
4. XY Distance adalah jarak pisah di permukaan dimana gelombang seismic dari
forward dan reverse diukur dari titik refraktor yang sama. Titik X dan Y sendiri
adalah sebaran geophone.

Gambar 2.7 Jarak Optimum XY

Ada dua cara penentuan jarak optimum XY, antara lain :

A. Perhitungan Langsung
1. Menggunakan persamaan :
(2.8)

2. Cara ini menjadi sulit karena yang kita cari adalah kedalaman tiap
geophone (Zg).
B. Observasi
1. XY didapat dari kurva Tv dan Tg
Di dalam metode GRM, “ jika kedalaman konsisten terhadap data waktu
rambatnya maka dua cara di atas dapat diterima. Bila tidak, maka diindikasi
adanya lapisan tak terdeteksi (Hidden layer atau Blind Zone) “

Dalam pengolahan, metode GRM terdiri dari dua jenis fungsi :

- Fungsi Analisa Kecepatan (Tv)

- Fungsi Time-Depth (Tg)

2.6 Korelasi

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linear


antara dua variabel atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900.

16
Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Korelasi merupakan teknik analisis
yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures
of association). Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui pola dan keeratan
hubungan antara dua atau lebih variabel. Hubungan dua variabel tersebut dapat
terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena
kebetulan saja. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada
variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur
dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif).

Arah hubungan antara dua variabel dapat dibedakan menjadi :

1. Direct Correlation (positive correlation), perubahan pada satu variabel diikuti


perubahan variabel yang lain secara teratur dengan arah gerakan yang sama.

Gambar 2.7 Positive Correlation

2. Inverse Correlation (negative correlation), perubahan pada satu variabel diikuti

perubahan variabel yang lain secara teratur dengan arah gerakan yang berlawanan.

Gambar 2.8 Negative Correlation

3. Nihil Correlation, arah hubungan kedua variabel yang tidak teratur

17
Gambar 2.9 Nihil Correlation

Koefisien korelasi sering dilambangkan dengan huruf (r). Koefisien


korelasi dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -
1. Apabilakorelasi mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat,
sebaliknya korelasi yang mendekati 0 maka bernilai lemah. Apabila korelasi sama
dengan 0, antara kedua variabel berarti tidak terdapat hubungan sama sekali. Pada
korelasi +1atau -1 terdapat hubungan yang sempurna antara kedua variabel.
Notasi positif (+) atau negatif (-) menunjukkan arah hubungan antara kedua
variabel. Pada notasi positif (+), hubungan antara kedua variabel searah, jadi jika
satu variabel naik maka variabel yang lain juga naik. Pada notasi negatif (-), kedua
variabel berhubungan terbalik, artinya jika satu variabel naik maka variabel yang
lain justru turun (Prastito, 2004, p.83).

Jenis-jenis korelasi berdasarkan tingkatannya dibagi 3 yaitu:

1. Korelasi Sederhana
Korelasi sederhana merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel dan juga untuk dapat
mengetahui bentuk hubungan keduanya dengan hasil yang bersifat kuantitatif.
Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud adalah apakah hubungan
tersebut erat, lemah, ataupun tidak erat. Sedangkan bentuk hubungannya adalah
apakah bentuk korelasinya linear positifat aupun linear negatif.

2. Korelasi Parsial

Korelasi parsial adalah suatu metode pengukuran keeratan hubungan


(korelasi) antara variabel bebas dan variabel tak bebas dengan mengontrol salah

18
satu variabel bebas untuk melihat korelasi natural antara variabel yang tidak
terkontrol. Analisis korelasi parsial (partial correlation) melibatkan dua variabel.
Satu buah variabel yang dianggap berpengaruh akan dikendalikan atau dibuat
tetap (sebagai variabel kontrol).

Data yang digunakan dalam korelasi parsial biasanya memiliki skala interval atau
rasio. Berikut adalah pedoman untuk memberikan interpretasi serta analisis bagi
koefisien korelasi menurut Sugiyono (2006):

Gambar 2.10 Interpretasi serta analisis bagi koefisien korelasi

2. Korelasi Ganda
Korelasi ganda adalah bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat
hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel independen dan
satu variabel dependent. Korelasi ganda berkaitan dengan interkorelasi variabel-
variabel independen sebagaimana korelasi mereka dengan variabel dependen.
Korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau
hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain.
Korelasi ganda merupakan korelasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas
(X1,X2,…..Xn) serta satu variabel terikat (Y).

2.7 3D Software Discover Mapinfo

Mapinfo adalah perangkat lunak yang dirancang oleh pembuatnya untuk

menangani pemetaan secara digital (Desktop Mapping Software) dan memberikan


tampilan untuk dapat melakukan analisa geografis. Dalam proses instalasinya,

19
secara otomatis akan dibuatkan satu icon dalam lingkungan Windows yang jika
dipilih akan mengaktipkan Mapinfo. MapInfo merupakan produk dari perusahaan
software MapInfo Corporation. MapInfo adalah software pengolah data spasial
yang banyak digunakan dalam analisis Sistem Informasi Geografis. Software ini
memiliki kemampuan seperti software-software pengolah spasial lainnya seperti
Arc Info atau Arc View. Map Info merupakan software pengolah data spasial
yang terpadu dengan data tabel. Melalui software MapInfo operator dapat
membuat, menampilkan, serta mengadakan perubahan terhadap data spasial atau
peta. MapInfo memiliki kemampuan yang fleksibel dalam penampilan dan
perubahan data. Kemampuan tersebut mencakup:

A. Pembukaan banyak tabel dalam waktu yang bersamaan


B. Pengendali properti layer secara individual
C. Mampu membuat dan memodifikasi peta-peta tematik yang ada
D. Pencarian informasi terkait dengan data spasial
E. Sistem kendali proyeksi peta dan lain-lain.
Dalam perkembangannya saat ini berbagai data dari MapInfo banyak
digunakan dalam pembangunan GIS yang berbasiskan pada web atau GIS
berjaringan. Memiliki daya dukung yang tinggi terhadap pembentukan sistem
informasi spasial berbasis internet.Di Indonesia MapInfo menjadi salah satu
software standar pengelolaan data spasial, seperti di Kantor Pajak Bumi Bangunan
(PBB) dan beberapa perusahaan swasta yang besar.MapInfo sangat membantu
untuk analisis spasial, didukung dengan kemampuan pembentukan grafik yang
akurat. Secara nyata, Mapinfo bekerja mengelola tabel yang berisi data tekstual
dan data spasial yang saling terkait satu dengan lainnya, contohnya adalah table
World. Jika tabel World ditampilkan oleh Mapinfo pada layar monitor, maka
dapat terlihat sekaligus tampilan grafik spasialnya dan juga tampilan tabular data
tekstualnya. Hal ini dimungkinkan, karena secara fisik tabel world terdiri dari file
unsur tabel, yaitu :

• World.tab : adalah unsur tabel yang berisi pointer-pointer penghubung kepada


unsure tabel lainnya (map, dat) dan sekaligus menampung spesifikasi tabel;

20
• World.map : adalah unsur tabel yang berisi objek-objek grafis berikut spesifikasi
geografinya.;

• World.id : adalah unsur tabel yang merupakan index dari file objek grafik
(Map);

• World.dat : adalah unsur tabel yang berisi data tekstual;

• World.ind : adalah unsur tabel yang merupakan index file dari file data tekstual
(Dat) Mapinfo juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pencetakan peta dan dapat
pula mengimpor serta mengekpor peta digital untuk keperluan pemindahan data
dari dan ke sistem komputer lainnya, misalnya Arcinfo.

KH

21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Diagram Alir Pengolahan Data


Berikut merupakan diagram alir pengolahan data seismik metode GRM

Mulai

Data Sintetik

Microsoft Excel

Grafik T-X

Pengolahan Data menggunakan


GRM

Corel Draw Surfer 13

Profil Grafik T-X Penampan Peta


Kedalaman g Kecepatan
Kecepatan,
GRM V1, V2,
Kecepatan kedalaman
Kedalaman
GRM

Korelasi Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 1. Diagram Alir Pengolahan Data

22
3.2.Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data seismik dengan metode
GRM sebagai berikut :
1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memPersiapkan data yang
sudah didapat melalui pengolahan menggunakan ms excel.Tujuan awal
dari pengolahan data yaitu untuk mencari nilai kecepatan pada lapisan
pertama (V) dan nilai kecepatan pada lapisan ke 2 (V’)
2. Setelah pengolahan selesai maka langkah selanjutya adalah membuat
grafik T-X forward reverse menggunakan data offset, time forward ,dan
time reverse. Lalu memilih scatter with straight and marker untuk
memunculkan grafik. Lalu kita tentukan titik Refraktor pada grafik T-X
yang sudah jadi
3. Langkah berikutnya adalah mencari nilai TAB dengan membagi 2 hasil
penjumlahan dari nilai terbesar dari time forward (nilai terakhir) dan time
reverse (nilai pertama). Lalu mencari nilai XY Obs dengan mengalikan 2
selisih jarak dari offset kedua dan offset pertama. Berikutnya adalah
mencari nilai TV dengan (nilai time forward setelah titik refraktor - nilai
time reverse sebelum sebelum refraktor forward + TAB)/2. Lalu bisa
didapatkan nilai V’ dengan ((offset refraktor riverse-offset refraktor
forward)/(TV akhir-TV awal))*1000. Bisa didapat nilai TG dengan ((time
refraktor forward+time reverse sebelum)-(TAB+(XY Obs/V’)))/2. Nilai
TG rata-rata didapatb dengan menjumlahkan nilai TG dan dibagi rata
sesuai jumlahnya. Selanjutanya dapat dibuat grafik analisa kecepatan
dengan menggunakan nilai offset dan TV (waktu kecepatan), serta grafik
analisa kedalaman dengan menggunakan nilai TG (waktu kedalaman) dan
offset lalu memilih scatter.
4. Berikutnya mencari nilai V dengan ((XY Obs*(V’)^2/(((2*V’*TG rata-
rata)/1000)+XY Obs))^0,5. Lalu mendapatkan IC dengan (Asin(V/V’)),
serta Cos Ic dan Tan Ic yang dapat pula dicari dengan nilai Ic. Berikutnya
mencari XY direct dengan (2*H*Tan Ic), serta H Blindzone dengan (-(XY
direct-H)/(2*tan Ic), sementara Z Blindzone dapat dicari dengan (H
Blindzone-H). Maka dapat dicari selisih antara XY Obs dan XY direct

23
dengan mengurangkan nilai keduanya. Sementara nilai Hrata-rata didapat
dengan Membagi rata nilai Hnya. Terakhir nilai blindzone didapat dari
(H+(H Blindzone/2)
5. Membuat Profil bawah permukaan dengan menggunakan data offset dan h
untuk lapisan pertama dan Z Blindzone untuk lapisan keduanya
menggunakan chart area dean memilih stacked. Pada langkah ini
pembuatanya dibantu menggunakan corel draw.
6. Kemudia membuat Penampang menggunakan software surfer, dari semua
output yang sudah dihasilkan maka langkah selanjutnya adalah
dikorelasikan Profil bawah permukaan pada semua lintasan menggunakan
software 3D Discover Mapinfo.
7. Dari Output yang dihasilkan maka kita lakukan interpretasi yang kemudian
kita tuangkan hasil penginterpretasian pada Pembahasan.
8. Setelah interpretasi sudah dilakukan, maka pada alur pengolahan pun telah
selesai.

24
3.3.Diagram Alir Pengolahan Korelasi Profil Bawah Permukaan

Mulai

Profil Bawah Permukaan

Digitasi Profil bawah


Permukaan

Transparansi Area Putih

Seluruh Tidak
Kavling

Ya

Peta Korelasi Seluruh


Kavling Pennelitian

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 2 Diagram Alir Pengolahan Korelasi Profil bawah permukaan

25
4.4. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Korelasi Profil Bawah
Permukaan

Gambar 3. 2. Discover Menu 3D

Langkah pertama adalah menyiapkan data profil bawah permukaan dari 8


kelompok yang sudah di save dalam format PNG, lalu membuka software yang
digunakan yaitu software maplindo discover. Membuka window discoveri dengan
membuka discover, lalu discover 3D menu.

Gambar 3. 3. Open Windows 3D Dicover

26
Maka akan muncul tool 3D, setelah itu pilih menu pada toll lalu tekan Open 3D
toll

Gambar 3. 5. Load Image

Maka akan keluar tampilan seperti yang ada di gambar atas, fungsinya adalah
untuk memutar setiap sisi pada gambar, lalu pilih located image

Gambar 3. 6. Upload Profil

Akan tampak muncul images properties setelah menekan located files , dan
memilih gambar create add yang disimbolkan gambar topi kerucut pada line
pertama bagian tengah.

27
Gambar 3.7. Pilih File Profil

Akan muncul tampilan Georeferenced image file creation wizard, lalu buka open
browse and add image file untuk memilih lokasi file gambar profil bawah
permukaan dari data semua kelompok. memunculkan profil

Gambar 3. 8. Digitasi Profil

Klik open setelah memilih semua gambar profil bawah permukaan dari semua
kelompok dengan format PNG.

28
Gambar 3. 9. Digitasi Profil

Tampak menu Georeferenced image file creation wizard lagi yang kemudian klik
pick registration coordfinates interactivly. Untuk menambahkan profil bawah
permukaan

Gambar 3. 9. prpfil

Maka akan muncul gambar profil bawah permukaan. Kita digitasi satu persatu
profil menggunakan tolls zoom bagian tertentu lalu klik tanda plus hijau di
sebelah kiri atas lalu klik pada ujung tepi profil. Berikutnya mengisi nilai XYZ
coordinate sesuai data. Pada keadaan sebenarnya elevasi-kedalaman.

29
Gambar 3. 10. Pengeplotan Titik Pada proses Digitasi

Lalu berpindah pada ujung profil sebelah kanan klik gambar plus warna hijau lagi
dan mengisi XYZ coordinate sesuai data. Karena merupakan permukaan maka
nilai Z nya adalah 0. Ulangi langkah yang sama pada ujung profil sebelah kanan
bawah dan kiri lalu klik OK.

Gambar 3. 4. Pengeplotan titik telah selesai dilakukan

Tampak menu Georeferenced image file creation wizard lagi lalu klik next dan
finish. Lalu klik apply dan oke.

30
Gambar 3. 12. Melakukan Transparansi

Gambar profil bawah permukaan yang sudah di digitasi akan muncul. Berikutnya
untuk membuat warna menjadi putih transparan klik toolbar properties pada
sebelah kiri gambar.

Gambar 3. 5. Melakukan Transparansi

Akan muncul menu tollbar dan memilih specify transparent colour dan akan
tampak berbagai pilihyan warna fungsinya adalah untuk memilih warna yan
diiginkan dan menghilangkan warna pada perlapisan yang dituju. Maka pilih
warna putih lalu apply dan oke.

31
Gambar 3.14. Profil Telah dilakukan Transparansi

Gambar profil yang muncul akan tampak seperti gambar. Sesuai dengan presisi
yang diinginkan

Gambar 3. 6. Korelasi sluruh lapisan

Pada tahap ini cukup mengulangi langkah” sebelumnya mulai dari 1-8
kelompoklainya, sehingga dikorelasikan akan menghasilkan seperti tampilan
gambar diatas.

32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengolahan Data


Tabel 4. 2 Pengolahan Data
H selisih XY
Time(ms)
Offset (m) tv tg H XY direct XY OBS BLINDZON Z blindzone OBS dan blindzone
Forward (ms) Reverse (ms)
E dirrect
0 0 95.8
4 6.1 92.8
8 13.7 89.1 9.8 8.1957844 -5.409099 7.5247364 8 -9.297388 -3.888289 0.4752636 -7.353243
12 18 86.1 13.7 8.3957844 -5.541096 7.708361 8 -9.52427 -3.983174 0.291639 -7.532683
16 22.1 82.7 17.35 9.0457844 -5.970087 8.3051408 8 -10.26164 -4.291551 -0.305141 -8.115862
20 26.4 78.8 21.2 9.4957844 -6.26708 8.7182961 8 -10.77212 -4.505042 -0.718296 -8.519601
24 30.7 74.8 24.75 9.1457844 -6.036085 8.3969531 8 -10.37508 -4.338993 -0.396953 -8.205582
28 33.9 69.8 28.8 9.1957844 -6.069084 8.4428592 8 -10.4318 -4.362715 -0.442859 -8.250442
32 38 65.1 33.65 9.0457844 -5.970087 8.3051408 8 -10.26164 -4.291551 -0.305141 -8.115862
36 42.7 60.7 38.35 9.0457844 -5.970087 8.3051408 8 -10.26164 -4.291551 -0.305141 -8.115862
40 47.4 55.9 42.85 9.1457844 -6.036085 8.3969531 8 -10.37508 -4.338993 -0.396953 -8.205582
44 52 51.1 47.65 9.1457844 -6.036085 8.3969531 8 -10.37508 -4.338993 -0.396953 -8.205582
48 56.8 46.7 52.7 9.3957844 -6.201081 8.6264838 8 -10.65868 -4.4576 -0.626484 -8.429881
52 62.1 42.1 56.7 8.9957844 -5.937087 8.2592347 8 -10.20492 -4.26783 -0.259235 -8.071002
56 65.7 37.9 60.6 8.2957844 -5.475097 7.6165487 8 -9.410829 -3.935732 0.3834513 -7.442963
60 68.9 33.1 64.95 8.4457844 -5.574095 7.7542671 8 -9.580991 -4.006895 0.2457329 -7.577543
64 73.4 28 69.6 8.2957844 -5.475097 7.6165487 8 -9.410829 -3.935732 0.3834513 -7.442963
68 77.9 24.5 73.9 7.4957844 -4.947109 6.8820505 8 -8.5033 -3.556191 1.1179495 -6.725205
72 81.4 20.9 77.25 7.3457844 -4.848111 6.7443321 8 -8.333139 -3.485027 1.2556679 -6.590625
76 84.6 14.8
80 89.5 6.9
84 93 0

Tab XY obs V' Tg rata rata V IC COS IC tan ic H rata rata(m)


94.4 8 948.8510007 8.7134314 541.80822 34.82104 0.8209396 0.6955628 -5.750738435

33
4.2. Grafik T-X

Gambar 4.1 Grafik T-X

Gambar diatas adalah gambar grafik T-X forward dan reverse, yang mana
grafik berwarna biru dan abu-abu menunjukkan forward dan grafik berwarna
merah dan orange menunjukkan reverse. Grafik di atas menunjukkan
perbandingan antara waktu dan jarak pada setiap offset. Terdapat 22 titik
pengukuran, dimana data yang digunakan merupakan data sintetik . Pada setiap
titik pengukuran memiliki jarak offset 5 meter dengan panjang lintasan 105 meter.
Pada grafik ini gelombang langsung dalam pengukuran forward menjalar dari titik
pertama hingga titik ke 3 atau pada offset 10 pada waktu 15 ms dan terefraksikan
dari offset 10 hingga titik terakhir 22 atau pada offset 105 pada waktu 89 ms.
Sedangkan gelombang langsung pada pengukuran reverse menjalar dari offset 105
hingga offset 90 pada waktu 20,7 ms yang kemudian terefraksikan pada offset ke
90 hingga offset 0 pada waktu 90,4 ms.

34
4.3. Perbandingan Grafik Analisa Kedalaman dan Grafik Analisa Kecepatan

Gambar 4.2 Perbandingan Grafik Analisa Kecepatan dan Kedalaman


Pada gambar merupakan grafik perbandingan antara analisa kecepatan dan
analisa kedalaman metode GRM. Kedua grafik ini dibuat menggunakan data
sintetis, data ini kemudian diolah menggunakan software Microsoft excel. Pada
grafik ini diperoleh dari pengukuran pada 22 titik pengukuran dengan rentang
pengukuran 84 meter dengan jarak antar offsetnya setiap 4 meter. Pada grafik
analisa kedalaman maupun analisa kecepatan memiliki 17 titik pengukuran yang
mana pada netode GRM hanya dapat membaca nilai diantara refraktor forward
dan reverse saja.
Pada grafik analisa kecepatan metode GRM ini dibuat menggunakan nilai
dari offset dan TV yang merupakan waktu rambat dari kecepatan. Pada grafik

35
analisa kecepatan ini tampak bergerak naik secara konstan tanpa adanya fluktuasi,
hal ini dikarenakan jarak offset dan waktu yang berbanding lurus. Sehingga
seperti tampak pada gambar dimana pada titik pertama yang memiliki kecepatan
rambat sebesar 9,8 ms nilainya semakin bertambah pada setiap titik pengukuran
secara konstan hingga pada titik terakhir yang memiliki nilai Tv tertinggi sebesar
77,25 ms dengan jarak offset sebesar 90 meter.
Pada grafik analisa kedalaman terlihat bahwa kedalaman tiap titik berbeda
dan tidak berbanding lurus dengan pertambahan jarak maupun waktu yang ada.
Pada grafik analisa kedalaman ini sendiri dibuat menggunakan nilai offset dan Tg
(waktu rambat kedalaman) yang mana nilainya bervariasi sehingga menyebabkan
grafik yang terbentuk fluktuatif. Pada titik pertama dengan jarak offset 8 meter
memiliki nilai tg sebesar 8,19 ms tampak mengalami penurunan nilai pada titik ke
4 dan selanjutnya mengalami kenaikan lagi. Terjadinya naik turun pada grafik
analisa kedalaman ini disebabkan karena pada setiap titik pengukuran memiliki
litologi bawah permukaan yang berbeda-beda, begitu pula dengan sifat pada
batuan yang ada di setiap offset titik pengukuran yang pasti juga berbeda.

36
4.4. Penampang Kecepatan Kelompok 3

Gambar 4.3 Penampang Kecepatan kelompok 3

Pada gambar penampang di atas merupakan gambar peta penampang


kecepatan batuan yang digambarkan menggunakan metode GRM tampak adanya
Blindzone yang merupakan lapisan yang tidak terdeteksi karena menggunakan
metode seismik refraksi karena nilai cepat rambat gelombang pada lapisan
tersebut lebih rendah daripada lapisan sebelumnya. Dimana kumpulan dari
bebarapa blindzone disebut sebagai Hiden layer atau bias dikarenakan pada
lapisan blindzone tersebut terlalu tipis yang menyebabkan tak terbaca.
Data sintetis yang telah diolah menggunakan software Microsoft excel nilai
(X,Y,Z) untuk sumbu X nya dan 0 untuk nilai koordinat Ynya dikarenakan
termasuk pada perhitungan gelombang permukaan, dari nilai yang sudah
ditentukan disalin kedalam notepad untuk dirubah format .dat agar terbaca ketika
nantinya di input kedalam software sirfer.
Peta diatas dibuat menggunakan skala 1 : 600. Rentang zona pada metode ini
dibagi 3 yaitu pada zona tinggi ia memiliki nilai dari 700 hingga 950 yang
digambarkan dengan warna orange hingga merah tua. Rentang pada zona kedua
yaitu zona menengah berawal dari warna hijau hingga warna kuning atau dari
nilai 350 hingga nilai 700. Sementara pada zona ketiga dengan rentang nilai dari
0 hinga nilai 350 digambarkan dengan daerah berwarna unggu hingga daerah
berwarna hijau tua.

37
Bila dianalisis penampang diatas menunjukkan visualisasi adanya
perbedaan kecepatan yang merata pada tiap kedalaman. Dimana lapisan semakin
dalam semakin cepat. Dalam arti, kecepatannya merata pada tiap kedalaman dan
terlihat dengan jelas secara tiba tiba terdapat lapisan yang memiliki kecepatan
rendah (berwarna biru) dengan nilai range 0 m/s sampai dengan 250 m/s diantara
lapisan yang memiliki kecepatan cepat hal ini merupakan Blindzone, atau zona
yang memiliki cepat rambat gelombang yang lebih rendah daripada lapisan
atasnya, dimana factor dari adanya blindzone ini diakibatkan karena pada lapisan
blinzone mengalami pelapukan dan nilai kekompakanya rendah.

38
4.5. Profil Bawah Permukaan

Gambar 4.4. Profil Bawah Permukaan Kelompok 3


Pada pengukuran ini menggunakan 19 geophone yang digambarkan dengan
berwarna orange, serta 1 titik source yang digambarkan dengan warna merah dan
palu. Panjang lintasan yang digunakan adalah 84 meter dengan jarak antar
geophone adalah 4 meter. Pengambilan datanya berdasarkan gelombang hasil
pemukulan palu di titik souce yang akan tertangkap oleh geophonenya. Namun
nilai ini semua didapat dari data sintetis (sekunder) karena tidak melakukan
pengukuran secara langsung dilapangan dan kemudian diolah menggunakan
microsoft excel untuk menghasilkan profil bawah permukaan yang kemudian di
tambah litologi batuan, serta keterangan menggunakan software corel draw x7.
Pada profil bawah permukaan metode GRM ini memiliki 3 lapisan batuan,
akan tetapi pada lapisan kedua tidak dapat terdeteksi karena kecepatan rambat
gelombang yang dimilikinya lebih rendah daripada lapisan selanjutnya yang mana
lapisan ini kita sebut blindzone. Sementara kedua lapisan lainnya kecepatan
rambat gelombangnya dapat diidentifikasi yaitu V1 (kecepatan lapisan pertama
(V)) 541 m/s dan V2 (kecepatan lapisan kedua(V’)) 948 m/s. Dari kedua lapisan
itu memiliki 2 litologi batuan yang berbeda. Pada lapisan pertamaterdapat litologi
soil/tanah yang digambarkan dengan warna coklat dan kedua terdapat batuan Sand
wet (batu pasir) yang digambarkan dengan litologi berwarna kuning berbutir, serta
diberi kemenerusan karena lapisan dibawahnya tidak diketahui lagi. Litologi dan

39
warna batuan pada masing masing lapisan ini dapat dketahui dengan
menggunakan tabel (Jakosky, 1940) berdasarkan kecepatan yang dimiliki pada
masing masing lapisannya dimana lapisan berwarna coklat merupakan litologi
dari soil dan berwarna abu abu adalah daerah blindzone dengan lapisan paling
bawah merupakan litologi pasir. Sementara lapisan yang tidak terbaca / blindzone
berada di antara lapisan batu pasir dan soil digambarkan dengan warna abu-abu.

40
4.6. Perbandingan Peta Kecepatan V1 dan Peta V2 Semua Kelompok

Gambar 4.6. Perbandingan Peta Kecepatan V1 dan Peta V2 Semua Kelompok

41
Gambar diatas merupakan peta kecepatan dari keseluruhan data 8
kelompok, Peta tersebut memiliki skala yang sama yaitu skala 1 : 600. Dimana
peta ini diolah menggunakan software surfer, dari peta diatas dapat
diinterpretasikan bahwa pada peta menunjukan variasi warna yang berbeda beda
atau dikelompokan menjadi 3 zona variasi warna berdasarkan beda kecepatan.
Pada rentan zona berwarna merah pada peta V1 memiliki kisaran 940 hingga 1020
m/s. Rentang pada zona kedua yaitu zona menengah berawal dari warna hijau
hingga warna kuning atau dari nilai 680 hingga nilai 940 m/s. Sementara pada
zona ketiga dengan rentang nilai dari 520 hinga nilai 680 m/s digambarkan
dengan daerah berwarna unggu hingga daerah berwarna hijau tua. Untuk kavling
kelompok 7 dengan 22 titik pengukuran pada peta tampak pada sebelah atas atau
sebelah utara. Dimana pada kavling kelompok 3 mnunjkan lapisan dengan
kecepatan rendah ditandai warna biru.
Lalu pada V2 sama halnya dengan pembaasan sebelumnya namun pada V2 ini
memiliki nilai kecepatan yang lebih tinggi disbanding V sebelumnya, ditunjukan
pada peta dengan rentang kecepatan V2 antara 1850 hingga 2100 m/s. Rentang
pada zona kedua yaitu zona menengah berawal dari warna hijau hingga warna
kuning atau dari nilai 1350 hingga nilai 1850 m/s. Sementara pada zona ketiga
dengan rentang nilai dari 950 hinga nilai 1350 m/s digambarkan dengan daerah
berwarna unggu hingga daerah berwarna hijau tua. Dan pada kavling kelompok 3
menunjukan warna biru keunguan yang menandakan daerah tersebut memiliki
nilai kecepatan yang rendah.

42
4.7. Peta Kedalaman Semua Kelompok

Gambar 4.7. Peta Kedalaman Semua Kelompok


Gambar diatas merupakan gambar peta kedalaman dari data semua
kelompok, peta ini dibuat dengan skala 1:500 yang dibuat menggunakan software
surfer. Pada peta ini dikelomokan kembali kedalaman berdasarkan warna yang
ada pada peta, dimana pada peta ini dibagi menjadi 3 besar, dimana ditandai
dengan zona dengan nilai kecepatan tinggi yang digambarkan dengan warna
orange hingga hingga merah tua yang memiliki rentang kedalaman antara -5,5
meter hingga -4 m. Rentang pada zona kedua yaitu zona menengah berawal dari
warna hijau hingga warna kuning atau dari nilai -8,5 hingga nilai -4m. Sementara
pada zona ketiga dengan rentang nilai dari -11 hinga nilai -8,5 m digambarkan
dengan daerah berwarna unggu hingga daerah berwarna hijau tua. Untuk kavling
kelompok 7 dengan 22 titik pengukuran yang dapat terbaca hanya 17 titik saja
yang berada antara refraktor forward dan reverse pada peta tampak pada sebelah
atas atau sebelah utara. Dan pada kavling kelompok 3 ditunjukan dengan wrna
identic dengan orange yang berarti pada daerah itu memiliki kedalaman minimum
-4.848111 dan maksimumnya -5.409099.

43
4.8. Korelasi Profil Bawah Permukaan

44
Gambar 4.8. Korelasi Profil Bawah Permukaan

Gambar di atas adalah gambar peta korelasi profil bawah permukaan yang di
ambil dari samping, atas dan bawah).pada korelasi profil bawah permukaan
tersebut dibuat berdasarkan keseluruhan data semua kelompok, gambar diatas
merupakan gambaran bawah permukaan pada daerah penelitian dikecamatan
Bayat,Kabupaten Klaten, Jawa tengah . Peta korelasi profil bawah permukaan ini
dibuat dengan software mapinfo discover .

Dari gambar yang disajikan dapat dilihat bahwa dari keseluruhan profil korelasi
tiap kelompok memiliki kesamaan pada litologi penyusunya , dimana pada lapisan
paling atas merupakan soil, kemudia blindzone dan paling bawah merupakan
lapisan pasir, namun yang membedakan tiap korelasi diatas adalah nilai kecepatan
tiap daerah pemelitian dan kedalaman tiap lapisanya. Perbedaan tersebut dapat
disebabkan oleh factor factor diantara lainya berupa yaitu Pori-pori batuan,
densitas, kekompakan batuan, kandunggan fluida yang terkandung, jenis fluida
yang ada pada batuan, Porosiitas (jika porositasnya tinggi maka kecepatannya
rendah, begitu pula sebaliknya), dan Permeabilitas. Gambar diatas diolah
menggunakan metode yang sama yaitu metode GRM dimana pada metode ini
menggunakan nilai V sebagai identifikasi lapisan pertama dan V’ lapisan ke 2.
Dari output diatas dapat diinterpolasikan juga terkait informasi keadaan bawah
permukaan tersebut, dimana pada daerah yang memiliki blapisan blindzone tidak
cocok untuk dijadikan tempat pembangunan tingkat, karena rawan longsor tanah
bawah permukaan.

45
BAB V
KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan
1. Litologi batuan dapat diketahui berdasarkan kecepatan gelombang, dan
nilai kecepatan yang ada tersebut dilihat berdasrkan tabel jakosky untuk
mengetahui loitologi dan warna lapisan
2. Pada Grafik T-X dapat diketahui bahwa semakin besar jarak antar offset
maka waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat akan semakin
besar.
3. Pada grafik analisa kecepatan ini tampak bergerak naik secara konstan
tanpa adanya fluktuasi, hal ini dikarenakan jarak offset dan waktu yang
berbanding lurus.
4. Blindzone merupakan lapisan yang tidak terdeteksi karena nilai cepat
rambat gelombang pada lapisan tersebut lebih rendah daripada lapisan
berikutnya.
5. Pada peta kecepatan kavling kelompok 3 berwarna biru keunguan
menunjukkan kecepatan sedang, pada V2 . berwarna biru menunjukkan
intensitas kecepatan yang rendah
6. Pada peta penampang kecepatan nilai kecepatan pada awal penjalaran
gelombang sebesar 700 m/s sampai dengan 950 m/s. diatas kedalaman 5
meter dibawah permukaan terjadi penuruna nilai kecepatan sebesar 150
m/s sampai dengan 500 m/s.
7. Pada profil bawah permukaan yang dilakukan korelasi dapat diduga pada
kelompok 4 sampai dengan kelompok 8 berpotensi terjadinya amblesan
dikarena lapisan blindzone yang terlalu tebal sehingga tidak kuat menahan
beban yang ada diatasnya
8. Dan pada kavling kelompok 3 ditunjukan dengan wrna identic dengan
orange yang berarti pada daerah itu memiliki kedalaman minimum -
4.848111 dan maksimumnya -5.409099
9. Pada peta korelasi perbedaan nilai kedalaman menyebabkan gambar pada
peta korelasi tampak tidak setara, namun litologi yang dimilikinya tetap
sama.

46
5.2.Saran
Dalam kegiatan eksplorasi seismik refraksi menggunakan GENERALIZED
RECIPROCAL METHOD (GRM) , praktikan sebaiknya lebih teliti dalam
akuisisi, pengolahana serta interpretasi karena cukup rumit. Selain itu, diperlukan
pengetahuan lebih terkait geologi untuk menunjang keakuratan data yang
dihasilkan

47
DAFTAR PUSTAKA

Daniswara, R. Paper Praktikum Seismik Refraksi Metode T-X Intercept Time.


Yogyakarta : UPN “V” YK
Djarwanto. 1996. Statistik Induktif. Yogyakarta : BPFE.
Hagedoorn, J. G. (1959). The Plus-Minus Method of Interpreting Seismic
Refraction Sections. Geophysical Prospecting, 158-182.
Hartono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pusat Pelajar Offset.
Irianto, Agus. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Kencana
Prenada Media.
Jakosky, J.J. 1940. Exploration Geophysics. Times-Mirror Press : The University
Of California.
Jakosky,J,J.(1950). Exploration Geophysics. California: Trija
Kartika, A. U. dkk. 2007. Penentuan Struktur Bawah Permukaan Dengan
Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Desa Pleret, Kecamatan
Pleret, Kabupaten Bantul. Semarang : UNDIP.
Kiswarasari, P. 2013. Aplikasi Metode Seismik Refraksi Untuk Mendeteksi
Potensil Longsor Di Desa Deliksari, Kecamatan GunungPati, Semarang.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Kearey, Phillip. 2002. An Introduction to Geophysical
Exploration.USA:Blackwell Press.
Mustika,B. dkk. 2016. Paper Praktikum Seismik Refraksi Metode T-X Intercept
Time dan Critical Distance. Yogyakarta : UPN “V” YK.
Refrizon.2008. Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang
Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi. Jurnal Gradien Vol.4
No.2 Juli 2008 : 337-341
Santoso, D. (2002). Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Penerbit ITB.
Sherear, Peter. 1999. Introduction to Seismology. New York : Cambridge
University Press.
Sismanto. 1999. Ekplorasi dengan Menggunakan Seismik Refraksi. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Telford. W.M., Geldart, L.P., Sherrif, R.E. 1990. Applied Geophysics Second
Edition. New York : Cambridge University Press.
Tipler, Paul. A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.Vernik.
1990. Velocities in kerogen-rich Bakken shales, Hal.74.

48
LAMPIRAN

A. TABEL PENGOLAHAN DATA SEMUA KELOMPOK


Kelompok 1
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 89,3
4 6,2 86
8 14 81,3 10,525 7,87105 -6,08226866 9,282514318 8 -10,0676104 -3,98534 -1,282514318 -8,07493955
12 18,4 77,2 14,875 7,52105 -5,81180995 8,869751089 8 -9,61993653 -3,80813 -0,869751089 -7,71587324
16 22,4 73,2 19,425 7,97105 -6,15954258 9,400446669 8 -10,1955173 -4,03597 -1,400446669 -8,17752992
20 27,4 68 22,975 7,52105 -5,81180995 8,869751089 8 -9,61993653 -3,80813 -0,869751089 -7,71587324
24 30,5 63,2 27,275 6,62105 -5,1163447 7,80835993 8 -8,46877508 -3,35243 0,19164007 -6,79255989
28 33,9 59 31,475 6,02105 -4,65270119 7,100765823 8 -7,7013341 -3,04863 0,899234177 -6,17701765
32 37,5 56,3 35,375 5,72105 -4,42087944 6,74696877 8 -7,31761362 -2,89673 1,25303123 -5,86924653
36 41,1 52,2 39,075 6,72105 -5,19361861 7,926292281 8 -8,5966819 -3,40306 0,073707719 -6,89515026
40 45,8 49 42,725 6,27105 -4,84588599 7,395596701 8 -8,02110118 -3,17522 0,604403299 -6,43349358
44 49 45,2 46,275 6,62105 -5,1163447 7,80835993 8 -8,46877508 -3,35243 0,19164007 -6,79255989
48 52,9 41,1 49,875 6,42105 -4,96179686 7,572495227 8 -8,21296142 -3,25116 0,427504773 -6,58737914
52 56,3 37,2 53,675 6,12105 -4,72997511 7,218698174 8 -7,82924093 -3,09927 0,781301826 -6,27960802
56 59,8 33,8 57,125 5,67105 -4,38224248 6,688002595 8 -7,2536602 -2,87142 1,311997405 -5,81795134
60 62,8 30,7 61,475 6,62105 -5,1163447 7,80835993 8 -8,46877508 -3,35243 0,19164007 -6,79255989
64 68,1 26,4 65,275 7,32105 -5,65726212 8,633886387 8 -9,36412288 -3,70686 -0,633886387 -7,5106925
68 72,6 25,2 69,775 7,52105 -5,81180995 8,869751089 8 -9,61993653 -3,80813 -0,869751089 -7,71587324
72 77,3 19,7
76 81,1 13,8
80 84,3 5,8
84 88 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


88,65 8 1012,658228 6,78355 614,3130647 37,34653 0,794981136 0,76308 -5,241914811

Kelompok 2
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 90,2
5 7,1 87
10 14,9 82,2 10,45 7,8460133 -7,35957408 11,00845158 10 -12,2797329 -4,92016 -1,008451584 -9,81965351
15 18,3 78,1 15,35 7,9460133 -7,45337425 11,14875789 10 -12,4362421 -4,98287 -1,148757892 -9,9448082
20 23,3 74,1 19,9 8,3960133 -7,87547503 11,78013627 10 -13,1405336 -5,26506 -1,780136275 -10,5080043
25 28,3 69 23,45 7,9460133 -7,45337425 11,14875789 10 -12,4362421 -4,98287 -1,148757892 -9,9448082
30 31,4 64,1 27,7 7,0960133 -6,65607278 9,956154279 10 -11,1059139 -4,44984 0,043845721 -8,88099335
35 34,8 60 31,95 6,4460133 -6,04637166 9,044163281 10 -10,0886041 -4,04223 0,955836719 -8,06748788
40 38,4 57,2 35,8 6,1960133 -5,81187123 8,693397513 10 -9,69733109 -3,88546 1,306602487 -7,75460116
45 42 53,1 39,55 7,1460133 -6,70297287 10,02630743 10 -11,1841685 -4,4812 -0,026307433 -8,94357069
50 46,7 50 43,2 6,6960133 -6,28087209 9,394929049 10 -10,4798771 -4,19901 0,605070951 -8,3803746
55 49,9 46,1 46,7 7,0960133 -6,65607278 9,956154279 10 -11,1059139 -4,44984 0,043845721 -8,88099335
60 53,8 40 50,35 6,8460133 -6,42157235 9,605388511 10 -10,7146409 -4,29307 0,394611489 -8,56810663
65 57,2 38,1 55,15 5,5460133 -5,2021701 7,781406515 10 -8,68002127 -3,47785 2,218593485 -6,94109569
70 60,7 34,7 57,6 6,0960133 -5,71807105 8,553091205 10 -9,54082189 -3,82275 1,446908795 -7,62944647
75 63,7 31,6 61,95 7,0460133 -6,6091727 9,886001125 10 -11,0276593 -4,41849 0,113998875 -8,81841601
80 69 27,3 65,75 7,7460133 -7,26577391 10,86814528 10 -12,1232237 -4,85745 -0,868145277 -9,69449882
85 73,5 26,1 70,25 7,9460133 -7,45337425 11,14875789 10 -12,4362421 -4,98287 -1,148757892 -9,9448082
90 78,2 20,6
95 82 14,7
100 85,2 6,7
105 89 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


89,6 10 1254,180602 7,127263333 751,1578554 36,79282 0,800806471 0,7479 -6,685385336

49
Kelompok 3
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 95,8
4 6,1 92,8
8 13,7 89,1 9,8 8,1957844 -5,40909888 7,524736437 8 -9,29738798 -3,88829 0,475263563 -7,35324343
12 18 86,1 13,7 8,3957844 -5,54109598 7,708360995 8 -9,52427018 -3,98317 0,291639005 -7,53268308
16 22,1 82,7 17,35 9,0457844 -5,97008656 8,30514081 8 -10,2616373 -4,29155 -0,30514081 -8,11586195
20 26,4 78,8 21,2 9,4957844 -6,26708003 8,718296067 8 -10,7721223 -4,50504 -0,718296067 -8,51960116
24 30,7 74,8 24,75 9,1457844 -6,03608511 8,39695309 8 -10,3750784 -4,33899 -0,39695309 -8,20558177
28 33,9 69,8 28,8 9,1957844 -6,06908438 8,442859229 8 -10,431799 -4,36271 -0,442859229 -8,25044169
32 38 65,1 33,65 9,0457844 -5,97008656 8,30514081 8 -10,2616373 -4,29155 -0,30514081 -8,11586195
36 42,7 60,7 38,35 9,0457844 -5,97008656 8,30514081 8 -10,2616373 -4,29155 -0,30514081 -8,11586195
40 47,4 55,9 42,85 9,1457844 -6,03608511 8,39695309 8 -10,3750784 -4,33899 -0,39695309 -8,20558177
44 52 51,1 47,65 9,1457844 -6,03608511 8,39695309 8 -10,3750784 -4,33899 -0,39695309 -8,20558177
48 56,8 46,7 52,7 9,3957844 -6,20108148 8,626483788 8 -10,6586812 -4,4576 -0,626483788 -8,42988134
52 62,1 42,1 56,7 8,9957844 -5,93708728 8,259234671 8 -10,2049168 -4,26783 -0,259234671 -8,07100203
56 65,7 37,9 60,6 8,2957844 -5,47509743 7,616548716 8 -9,41082908 -3,93573 0,383451284 -7,44296326
60 68,9 33,1 64,95 8,4457844 -5,57409526 7,754267135 8 -9,58099073 -4,0069 0,245732865 -7,57754299
64 73,4 28 69,6 8,2957844 -5,47509743 7,616548716 8 -9,41082908 -3,93573 0,383451284 -7,44296326
68 77,9 24,5 73,9 7,4957844 -4,94710903 6,882050482 8 -8,50330028 -3,55619 1,117949518 -6,72520465
72 81,4 20,9 77,25 7,3457844 -4,8481112 6,744332063 8 -8,33313863 -3,48503 1,255667937 -6,59062492
76 84,6 14,8
80 89,5 6,9
84 93 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


94,4 8 948,8510007 8,713431434 541,8082206 34,82104 0,820939577 0,695563 -5,750738435

Kelompok 4
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 93,4
5 7,1 90,3
10 15,5 87,9
15 22,6 85 16,775 11,921218 -8,16870035 8,468046344 10 -16,0486366 -7,87994 1,531953656 -12,1086685
20 28,7 82,3 20,075 12,321218 -8,44278981 8,752179943 10 -16,5871264 -8,14434 1,247820057 -12,5149581
25 32,4 79,9 23,475 13,021218 -8,92244636 9,249413742 10 -17,5294837 -8,60704 0,750586258 -13,225965
30 36,5 76,2 26,475 13,621218 -9,33358055 9,675614141 10 -18,3372184 -9,00364 0,324385859 -13,8353995
35 40,1 73,5 30,775 14,221218 -9,74471474 10,10181454 10 -19,1449532 -9,40024 -0,10181454 -14,444834
40 45 69 34,225 14,971218 -10,2586325 10,63456504 10 -20,1546216 -9,89599 -0,634565038 -15,206627
45 49,2 65,1 38,725 14,971218 -10,2586325 10,63456504 10 -20,1546216 -9,89599 -0,634565038 -15,206627
50 53,7 62,1 42,875 15,221218 -10,4299384 10,81214854 10 -20,4911778 -10,0612 -0,812148538 -15,4605581
55 58,1 57,9 46,275 15,621218 -10,7040278 11,09628214 10 -21,0296676 -10,3256 -1,096282137 -15,8668477
60 61,9 53 49,975 15,121218 -10,361416 10,74111514 10 -20,3565553 -9,99514 -0,741115138 -15,3589857
65 65,1 49,3 54,475 14,721218 -10,0873266 10,45698154 10 -19,8180655 -9,73074 -0,456981539 -14,952696
70 69,2 44,9 58,175 14,721218 -10,0873266 10,45698154 10 -19,8180655 -9,73074 -0,456981539 -14,952696
75 72,9 40,7 61,875 14,021218 -9,60767001 9,95974774 10 -18,8757083 -9,26804 0,04025226 -14,2416891
80 75,9 36,2 65,575 13,521218 -9,26505818 9,604580741 10 -18,202596 -8,93754 0,395419259 -13,7338271
85 79,1 31,6 69,725 13,171218 -9,02522991 9,355963842 10 -17,7314173 -8,70619 0,644036158 -13,3783236
90 82,9 22,9
95 86,2 15,2
100 90,1 7,2
105 92,1 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


92,75 10 1322,001889 14,07788452 608,3590594 27,39873 0,88782555 0,518323 -9,646499346

50
Kelompok 5
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 99
5 10,2 93,8
10 19,2 91,2 15,45 9,7459063 -7,13992523 8,565375499 10 -13,0916237 -5,9517 1,434624501 -10,1157745
15 25,2 87 19,2 10,895906 -7,982424 9,576074922 10 -14,6364125 -6,65399 0,423925078 -11,3094183
20 30,1 82,1 23,5 10,995906 -8,05568476 9,663961829 10 -14,770742 -6,71506 0,336038171 -11,4132134
25 34,5 77,9 28,2 10,795906 -7,90916324 9,488188016 10 -14,5020831 -6,59292 0,511811984 -11,2056232
30 39 74,3 32,25 10,645906 -7,79927209 9,356357656 10 -14,3005889 -6,50132 0,643642344 -11,0499305
35 42,9 71,2 35,65 10,445906 -7,65275057 9,180583844 10 -14,03193 -6,37918 0,819416156 -10,8423403
40 46,1 67,3 39,05 10,745906 -7,87253285 9,444244563 10 -14,4349184 -6,56239 0,555755437 -11,1537256
45 49,8 62 43,15 10,945906 -8,01905438 9,620018375 10 -14,7035773 -6,68452 0,379981625 -11,3613158
50 54,1 57,9 48,25 10,745906 -7,87253285 9,444244563 10 -14,4349184 -6,56239 0,555755437 -11,1537256
55 59 53,8 53 11,395906 -8,34872781 10,01550945 10 -15,3080599 -6,95933 -0,015509454 -11,8283938
60 64,4 50 57,5 11,795906 -8,64177086 10,36705708 10 -15,8453777 -7,20361 -0,367057079 -12,2435743
65 69,3 46,2 61,7 12,195906 -8,93481391 10,7186047 10 -16,3826956 -7,44788 -0,718604705 -12,6587547
70 73,9 42,1 65,15 11,845906 -8,67840124 10,41100053 10 -15,9125425 -7,23414 -0,411000533 -12,2954719
75 77 38,1 69,65 12,245906 -8,97144429 10,76254816 10 -16,4498603 -7,47842 -0,762548158 -12,7106523
80 81,9 35 73,2 11,795906 -8,64177086 10,36705708 10 -15,8453777 -7,20361 -0,367057079 -12,2435743
85 85 31,9 77,35 12,845906 -9,41100887 11,2898696 10 -17,2558371 -7,84483 -1,289869596 -13,333423
90 90,2 29 80,95 13,345906 -9,77731268 11,72930413 10 -17,9274844 -8,15017 -1,729304128 -13,8523986
95 94,3 19
100 97,9 9,8
105 100 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


99,5 10 1221,374046 11,37825919 628,2550502 30,95628 0,857560076 0,599822 -8,335799441

Kelompok 6
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 81,9
5 8,2 79,1
10 17,4 76 9,775 10,421975 -9,21850697 9,866350046 10 -17,8317094 -8,6132 0,133649954 -13,5251082
15 20,2 73,9 12,875 10,421975 -9,21850697 9,866350046 10 -17,8317094 -8,6132 0,133649954 -13,5251082
20 23,3 70,2 15,825 11,271975 -9,97035399 10,67103414 10 -19,2860358 -9,31568 -0,671034143 -14,6281949
25 27,1 67 19,925 11,671975 -10,3241644 11,04970901 10 -19,9704247 -9,64626 -1,049709012 -15,1472945
30 31,6 64,4 23,175 11,721975 -10,3683907 11,09704337 10 -20,0559733 -9,68758 -1,097043371 -15,212182
35 34,9 60,8 25,525 11,471975 -10,1472592 10,86037158 10 -19,6282303 -9,48097 -0,860371577 -14,8877447
40 37 57,2 28,775 11,121975 -9,83767511 10,52903107 10 -19,02939 -9,19171 -0,529031067 -14,4335325
45 39,9 54,6 31,725 10,471975 -9,26273326 9,913684405 10 -17,9172581 -8,65452 0,086315595 -13,5899957
50 42,2 51,3 34,625 10,771975 -9,52809104 10,19769056 10 -18,4305497 -8,90246 -0,197690557 -13,9793204
55 45,4 48,1 37,575 10,421975 -9,21850697 9,866350046 10 -17,8317094 -8,6132 0,133649954 -13,5251082
60 48 44,8 40,575 10,221975 -9,04160178 9,677012612 10 -17,489515 -8,44791 0,322987388 -13,2655584
65 50,8 41,3 43,675 10,021975 -8,8646966 9,487675177 10 -17,1473206 -8,28262 0,512324823 -13,0060086
70 53,7 38,1 46,625 9,471975 -8,37820735 8,966997232 10 -16,2062859 -7,82808 1,033002768 -12,2922466
75 56,1 35,9 49,775 9,421975 -8,33398105 8,919662874 10 -16,1207372 -7,78676 1,080337126 -12,2273592
80 59,2 33,7 52,525 9,971975 -8,8204703 9,440340819 10 -17,061772 -8,2413 0,559659181 -12,9411211
85 62,5 30,4 55,325 10,571975 -9,35118585 10,00835312 10 -18,0883553 -8,73717 -0,008353122 -13,7197706
90 65,9 27,3 58,175 10,121975 -8,95314919 9,582343894 10 -17,3184178 -8,36527 0,417656106 -13,1357835
95 68,3 18
100 72,7 8,9
105 75 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


78,45 10 1652,892562 10,56315147 779,8788186 28,15294 0,881691317 0,535138 -9,343381213

51
Kelompok 7
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 90,4
5 7,2 87
10 15 82,3 11,05 8,346075 -7,7886687 11,41152881 10 -13,10464 -5,31597 -1,411528812 -10,4466544
15 19,4 78,2 15,4 7,996075 -7,46204402 10,93297631 10 -12,5550854 -5,09304 -0,932976309 -10,0085647
20 23,4 74,2 19,95 8,446075 -7,88199003 11,5482581 10 -13,2616556 -5,37967 -1,548258099 -10,5718228
25 28,4 69 23,5 7,996075 -7,46204402 10,93297631 10 -12,5550854 -5,09304 -0,932976309 -10,0085647
30 31,5 64,2 27,8 7,096075 -6,622152 9,702412729 10 -11,141945 -4,51979 0,297587271 -8,88204849
35 34,9 60 32 6,496075 -6,06222398 8,882037009 10 -10,1998514 -4,13763 1,117962991 -8,13103768
40 38,5 57,2 35,9 6,196075 -5,78225997 8,471849149 10 -9,72880456 -3,94654 1,528150851 -7,75553227
45 42,1 53,2 39,65 7,146075 -6,66881267 9,770777372 10 -11,2204528 -4,55164 0,229222628 -8,94463273
50 46,8 50 43,25 6,746075 -6,29552732 9,223860226 10 -10,5923904 -4,29686 0,776139774 -8,44395885
55 50 46,2 46,8 7,096075 -6,622152 9,702412729 10 -11,141945 -4,51979 0,297587271 -8,88204849
60 53,9 42,1 50,4 6,896075 -6,43550933 9,428954156 10 -10,8279138 -4,3924 0,571045844 -8,63171155
65 57,3 38,2 54,2 6,596075 -6,15554532 9,018766296 10 -10,356867 -4,20132 0,981233704 -8,25620614
70 60,8 34,8 57,65 6,146075 -5,7355993 8,403484506 10 -9,65029676 -3,9147 1,596515494 -7,69294803
75 63,8 31,7 62 7,096075 -6,622152 9,702412729 10 -11,141945 -4,51979 0,297587271 -8,88204849
80 69,1 27,4 65,8 7,796075 -7,27540135 10,65951774 10 -12,2410542 -4,96565 -0,659517736 -9,75822778
85 73,6 24,1 70,3 7,996075 -7,46204402 10,93297631 10 -12,5550854 -5,09304 -0,932976309 -10,0085647
90 78,3 20,7 73,85 8,246075 -7,69534736 11,27479953 10 -12,9476244 -5,25228 -1,274799526 -10,3214859
95 82,1 14,8
100 85,3 6,8
105 89 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


89,7 10 1273,88535 7,313722059 752,8209706 36,22548 0,806697592 0,732572 -6,82526314

Kelompok 8
Time
Z SELISIH XY
H
Offset (m) TV TG H XY DIRECT XY OBS BLINDZO OBS DAN XY BLINDZONE
Forward (s) Reverse (s) BLINDZONE
NE DIRRECT

0 0 63,5
5 5,3 62,1
10 10,3 59,2
15 15 57,1 10,775 6,622575 -7,61403431 8,491306313 10 -14,4414312 -6,8274 1,508693687 -11,0277328
20 17,4 54,7 12,925 6,672575 -7,67151976 8,55541511 10 -14,5504631 -6,87894 1,44458489 -11,1109914
25 19,6 52,9 15,325 6,672575 -7,67151976 8,55541511 10 -14,5504631 -6,87894 1,44458489 -11,1109914
30 22 51,2 17,775 7,322575 -8,41883063 9,38882947 10 -15,967877 -7,54905 0,61117053 -12,1933538
35 25,1 49,1 19,825 7,672575 -8,8212288 9,837591048 10 -16,7310999 -7,90987 0,162408952 -12,7761644
40 27,5 47 21,975 7,722575 -8,87871425 9,901699845 10 -16,8401318 -7,96142 0,098300155 -12,859423
45 29,7 43,5 24,175 7,822575 -8,99368515 10,02991744 10 -17,0581955 -8,06451 -0,029917439 -13,0259403
50 32 41,4 27,525 7,672575 -8,8212288 9,837591048 10 -16,7310999 -7,90987 0,162408952 -12,7761644
55 35,2 39,2 29,875 7,922575 -9,10865605 10,15813503 10 -17,2762591 -8,1676 -0,158135032 -13,1924576
60 37,8 37,1 32,125 7,972575 -9,16614151 10,22224383 10 -17,385291 -8,21915 -0,222243829 -13,2757162
65 40,1 34,5 34,675 8,422575 -9,68351057 10,799223 10 -18,3665776 -8,68307 -0,799223001 -14,0250441
70 43,1 32 37,325 8,472575 -9,74099602 10,8633318 10 -18,4756094 -8,73461 -0,863331798 -14,1083027
75 45,8 29,5 39,675 8,322575 -9,56853967 10,67100541 10 -18,1485139 -8,57997 -0,671005408 -13,8585268
80 48 27,5 42,675 8,822575 -10,1433942 11,31209338 10 -19,2388323 -9,09544 -1,312093377 -14,6911133
85 51,5 25,1 44,725 8,872575 -10,2008796 11,37620217 10 -19,3478642 -9,14698 -1,376202174 -14,7743719
90 53,6 19,3
95 58 13,2
100 60,1 6,2
105 63,2 0

TAB XY OBS V' TG RERATA V IC COS IC TAN IC H RERATA


63,35 10 2061,85567 7,799241667 1004,14997 29,14443 0,873394868 0,557609 -8,966858606

52
B. PROFIL BAWAH PERMUKAAN SEMUA LINTASAN
KELOMPOK 1

KELOMPOK 2

KELOMPOK 3

53
KELOMPOK 4

KELOMPOK 5

54
KELOMPOK 6

55
KELOMPOK 7

KELOMPOK 8

56
C. PERHITUNGAN MANUAL METODE GRM

57
D. TURUNAN RUMUS DELAY TIME

58
E. TURUNAN RUMUS GRM

59
F. TABEL KECEPATAN BATUAN

G. LEMBAR KONSUL

60
H. LEMBAR PENILAIAN

LEMBAR PENILAIAN
LAPORAN
FORMAT
Aspek Penilaian Nilai Maks. Nilai Tercapai
FONT 1
SPASI 1
MARGIN 1
DAFTAR PUSTAKA 3
LAMPIRAN 2
JUMLAH 8
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG 6
MAKSUD DAN TUJUAN 4
JUMLAH 10
DASAR TEORI
JUMLAH 4
METODOLOGI PENELITIAN
DIAGRAM ALIR PENELITIAN 4
PEMBAHASAN DIAGRAM ALIR 6
JUMLAH 10
HASIL DAN PEMBAHASAN
GRAFIK & PROFIL SATU LAPIS 12
GRAFIK & PROFIL BANYAK LAPIS 12
GRAFIK & PROFIL LAPISAN MIRING 12
JUMLAH 36
PENUTUP
KESIMPULAN 5
SARAN 2
JUMLAH 7
KONSULTASI DATA 5
KONSULTASI LAPORAN 5
ACC 15
TOTAL KESELURUHAN 100

Laboratorium Seismik
Refraksi 2021

61
DIO TRI SATRIA

ABC dan Plus Minus

Susilo Adi Purnomo SarahNurul Widya

62
63

Anda mungkin juga menyukai