Oleh
NPM : 1815051039
Fakultas : Teknik
Kelompok : 2 (dua)
Erlina Messa
NPM. 1715051007
i
ANALISIS SEKUEN DAN FASIES SEIMSIK
Oleh
ABSTRAK
Telah dilaksanakan praktikum seismik stratigrafi pada tanggal 23 april 2021 yang
membahas mengenai analisis sekuen dan fasies seismik. dimana kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan untuk memahami konsep dasar dari penentuan batas,
pola, parameter serta batas dari sekuen dan fasies seismik. adapun target yang
akan dicapai yakni berupa pemahaman dan kemampuan praktikan dalam
melakukan interpretasi terhadap penampang seismik yang diberikan. Proses
analisis dilakukan berdasarkan dari penampang seismik yang diberikan oleh
asisten. Dimana berdasarkan praktikum dan interpretasi yang telah dilakukan
maka didapatkan hasil sebagai berikut : Sekuen didefinisikan sebagai studi
mengenai hubungan batuan dalam kerangka kronostratigrafi terhadap lapisan yang
berulang dan saling berhubungan secara genetik serta dibatasi oleh permukaan
erosi atau nondeposisi dan keseragaman yang sebanding. Fasies adalah suatu
kenampakan lapisan atau kumpulan lapisan batuan yang memperlihatkan
karakteristik, geometri dan sedimentologi tertentu yang berbeda dengan
sekitarnya. Berdasarkan reflection termination maka terdapat pola downlap dan
onlap pada penampang seismik , kemudian dari parameter reflection configuration
maka didaparkan pola berupa pararel, sub pararel, wavy, dan chaotic. Dan terakhir
berdasarkan external form dari penampang maka diketahui terdapat pola onalp fill,
prograded fill dan divergent fill
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
ABSTRAK......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum............................................................................. 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan................................................................................. 6
B. Diagram alir..................................................................................... 6
IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan.............................................................................. 7
B. Pembahasan...................................................................................... 7
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram alir .................................................................................... 6
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini metode seismik masih menjadi pilihan utama dalam proses
eksplorasi dan kontroling terhadap sumur atau cekungan hidrokarbon
terutama pada minyak dan gas bumi. Hal ini dikarenakan metode seismik
memiliki keunggulan dalam resolusi yang dihasilkan sehingga dapat
mempermudah interpretasi yang akan dilakukan. Interpretasi seismik sendiri
memiliki jenis yang sangat banyak namun untuk mengidentifikasi lingkungan
pengendapan, pembentukan dan penyusun suatu cekungan atau formasi maka
analisis dilakukan berdasarkan pola yang terbentuk dari pantulan gelombang,
dimana hal ini kemudian dikaitkan dengan stratigrafi, lingkungan
pengendapan serta sejarah geologi pada wilayah tersebut. Urutan
pengendapan yang terjadi dibatasi oleh ketidaksesuaian dan ekuivalen lateral,
di mana suksesi sedimen umumnya lebih kontinu. Hal ini akan menunjukan
time stratigrafi dasar dan penting untuk rekonstruksi sejarah pengendapan
basin. Strata dalam urutan pengendapan termasuk dalam sejarah pengendapan
yang sama dan secara genetik terkait (Miall 1991). Berbagai unit fasies dapat
hadir dalam satu urutan pengendapan dan pantulannya dapat mencakup
beberapa unit litofasies. misalnya kipas aluvial, dataran banjir, tanggul dan
tebing, saluran, rawa, danau dan delta ditemukan berbatasan satu sama lain.
Semua lingkungan ini memiliki ekspresi geologis dan karakter seismik yang
khas. Jenis variasi inilah yang perlu disorot pada data seismik jika diperlukan
interpretasi yang rinci.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum kali ini ialah sebagai berikut:
1. Praktikan mampu memahami konsep sekuen seismik secara teoritis.
2. Praktikan mampu menganalisis batas sekuen dalam data seismik.
3. Praktikan mampu membedakan antara batas sekuen dan batas fasies dalam
data seismik yang menjadi dasar dalam interpretasi data.
4. Praktikan mampu memahami konsep fasies seismik secara teoritis.
5. Praktikan mampu menganalisis batas fasies dalam data seismik.
6. Praktikan mampu membedakan antara batas sekuen dan batas fasies dalam
data seismik yang menjadi dasar dalam interpretasi data.
2
II. TEORI DASAR
Fase pertama dalam studi stratigrafi seismik dari sebuah basin adalah untuk
menggambarkan unit yang terkait secara genetik, yang disebut Urutan
Deposisional (Mitchum et al. 1977). Menurut Payton et al. (1977) Depositional
Sequences adalah unit terkait secara genetik yang dibatasi oleh ketidaksesuaian
dan / atau konformitas korelatifnya. Urutan pengendapan adalah kepentingan
regional dan selanjutnya dibagi lagi menjadi sistem sistem individu (Van
Wagoner et al. 1987). Bidang sistem digambarkan berdasarkan adanya
ketidaksesuaian lokal dan kesesuaian setara lateral mereka berisi pengelompokan
simpanan dari sistem pengendapan yang kira-kira setara dengan waktu
(Armentrout dan Perkins 1991). Urutan pengendapan terdiri dari tumpukan bidang
sistem (Thorne dan Swift 1991). Perbedaan dapat dibuat antara bidang sistem
standar rendah dan tinggi, dengan mengacu pada perubahan permukaan laut
relatif. Pembagian stratigrafi mengikuti skema hierarki dasar, di mana pengamatan
skala besar pertama digunakan dan baru kemudian subdivisi yang lebih rinci dapat
dibuat. Dalam prakteknya pertama-tama data seismik dianalisis dan selanjutnya
data sumur / singkapan digunakan untuk subdivisi lebih lanjut. Pendekatan top-
down ini memastikan analisis sistematis yang konsisten dari basinfill. Metode
dasar untuk penggambaran batas Urutan Deposisional, adalah apa yang disebut
teknik 'pemetaan terminasi refleksi' (Vail et al. 1977). Refleksi berakhir dan
geometri tambatan menentukan posisi ketidaksesuaian. Perbedaan perlu dibuat
antara penghentian terkait sedimen dan penghentian yang disebabkan oleh
gangguan sesar tektonik atau artefak lainnya.
2
3
2. Eustasi Air
Laut Eustasi didefinisikan sebagai perubahan kedudukan elevasi muka air laut
dalam skala dunia atau global diukur dari datum yang tetap yakni pusat bumi.
Perubahan muka air laut global dikontrol oleh volume absolut air laut dan
oleh perubahan topografi dasar laut.
System tract dibedakan menjadi tiga yaitu Lowstand System Tract, dan
Transgresive System Tract pada Sekuen tipe-1 dan Shelf Margin System Tract,
Transgresive System Tract, dan Highstand System Tract pada Sekuen tipe-2 (Van
Wagoner, et. Al., 1990). System tract adalah hubungan dari beberapa system
pengendapan yang seumur. Setiap system tract terbentuk pada tahapan atau waktu
tertentu dalam satu siklus perubahan muka air laut relatif. System tract dan
Sekuen didefinisikan atas bentuk geometri dan hubungan fisik dari suatu strata
dan fasies yang tidak tergantung pada lamanya pembentukan, ukuran atau
mekanisme pengendapan. Sequence boundary adalah ketidakselarasan dan
keselarasannya yang sebanding dengan penyebaran lateral yang menerus,
menutupi hampir seluruh luasan cekungan dan terbentuk synchronous pada
cekungan di seluruh dunia (Vail et al, 1977; Vail and Todd, 1981; Vail et al, 1984;
Haq et al, 1988; vide Arato, 1995). Sequence boundary terbentuk ketika volume
akomodasi menjadi negative saat terjadi turunnya muka air laut relatif dan
diekspresikan oleh erosi subaerial dibeberapa tempat di cekungan. Ada dua jenis
Sequence boundary yang dikenal, yaitu:
1. Sequence boundary tipe 1 terbentuk ketika laju turunnya eustasi melebihi laju
subsidence dasar cekungan di offlap break menghasilkan turunnya muka air
laut relatif di seluruh cekungan (Van Wagoner et al, 1990).
Fasies adalah suatu kenampakan lapisan atau kumpulan lapisan batuan yang
memperlihatkan karakteristik, geometri dan sedimentologi tertentu yang berbeda
dengan sekitarnya (Boggs, 1987). Perbedaan karakteristik yang menjadi dasar
bagi pengamatan fasies bisa ditinjau dari berbagai hal seperti karakter fisik dari
lithologi (lithofacies), kandungan biogenic (biofacies), atau berdasarkan pada
metoda tertentu yang dipakai sebagai cara pengamatan fasies contohnya fasies
seismik atau fasies log Menurut Walker (1978), fasies merupakan kenampakan
suatu tubuh batuan yang dikarekteristikan oleh kombinasi dari lithologi, struktur
fisik dan biologi yang merupakan aspek pembeda dari tubuh batuan di atas, di
bawah, ataupun disampingnya. Sedangkan menurut Yarmanto dkk. (1997), fasies
merupakan kenampakan menyeluruh suatu tubuh batuan sedimen, berdasarkan
pada gambaran khususnya (tipe batuan, kandungan mineral, struktur sedimen,
perlapisan, fosil, kandungan organik) yang dapat membedakannya dengan tubuh
batuan yang lainnya.
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum kali ini ialah sebagai berikut:
Mulai
Selesai
A. Data Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan pada praktikum kali ini ialah terdapat pada
lampiran.
B. Pembahasan
Praktikum yang telah dilaksanakan pada 23 april 2021 membahas mengenai
analisis fasies dan sekuen seismik, dimana kegiatan ini dilakukan dengan
tujuan untuk memahami konsep dasar dari penentuan batas, pola, parameter
serta batas dari sekuen dan fasies seismik. adapun target yang akan dicapai
yakni berupa pemahaman dan kemampuan praktikan dalam melakukan
interpretasi terhadap penampang seismik yang diberikan. Proses praktikum
diawali dengan penjelasan basic concept dari pola pola refleksi yang
terbentuk dari reflektor dibawah permukaan, selain itu dari pola tersebut juga
dijelaskan pula mengenai kaitannya terhadap kemungkinan pembentukan
secara geologi yang terjadi. Tahapan akhir dari praktikum ini yakni
melakukan proses interpretasi melalui sistem diskusi antara praktikan dan
asisten terkait dengan studi kasus daru suatu penamapang seismik.
pahamnya praktikan mengenai maksud dan juga jenis pasti dari pola geometri
yang dihasilkan.
9
sebgai tahap akhir pengisian graben. Selain keseluruhan pola yang telah
dijelaskan terdapat pula Oblique tangential yang terbentu dari suplai sediment
yang cukup sampai besar, muka laut yang konstan seperti delta, sediment butir
kasar pada delta plain, channel dan bars. Berdasarkan keseluruhan analisis yang
telah dilakukan terhadap fasies dan sekuen yang terdapat pada penampang
seismik, maka dapat disimpulkan bahwa kemungkinan besar lokasi atau zona
penampang seismik ini berada pada bagian delta hingga laut dangkal yang
memiliki tatanan aktivitas geologi cukup tinggi sehingga menyebabkan cukup
banyaknya struktur patahan yang terbentuk. Hal ini di dukung pula dari pola
wavy dan ketidakselarasan yang dapat dilihat pada penampang geologi.
Sedangkan zona atau lokasi dari penampang ini dapat diperkirakan dari fasies
yang terbentuk dimana hampir keseluruhannya lebih dominan kearah laut.
V. KESIMPULAN
Mitchum, R.M., Vail, P.R. and Thompson, S. (1977) Seismic stratigraphy and
global changes in sealevel, part 2: The depositional sequence as a basic unit
for stratigraphic analysis. In: Payton, (ed). Seismic stratigraphy: application
to hydrocarbon exploration. AAPG-Memoir 26, AAPG, Tulsa, 53-62.
13
Mitchum, R.M., Vail, P.R. and Thompson, S. 1977 Seismic stratigraphy and
global changes in sealevel, part 2: The depositional sequence as a basic unit
for
stratigraphic analysis. In: Payton, (ed). Seismic stratigraphy: application to
hydrocarbon exploration. AAPG-Memoir 26, AAPG, Tulsa, 53-62.
Thorne, J.A. and Swift, D.J.P. 1991 Sedimentation on continental margins VI: a
regime model for depositional sequences, their component systems tracts and
bounding surfaces. International Association of Sedimentologists, Special
Publication, 14, 189-255.
Vail, P.R. and Todd, R.G. (1981) Northern North Sea Jurassic unconformities,
chronostratigraphy and sealevel changes from seismic stratigraphy. In: Illing,
L.V. and Hobson, G.D. eds. Petroleum geology of the continental shelf of
northwest Europe. Heyden, London, 216-235.
Vail, P.R., Mitchum, R.M., Todd, R.G., Widmer, J.M., Thompson, S., Sangree,
J.B., Bubb, J.N. and Hatfield, W.G. 1977 Seismic stratigraphy and global
changes in sea level. In: Payton, ed. Seismicstratigraphy: application to
hydrocarbon exploration. AAPG-Memoir 26, AAPG, Tulsa, 49-212.
Wagoner, J.C. Van, Mitchum, R.M., Campion, K.M. dan Rahmanian, V.D.. 1990.
Siliciclastic Sequence Stratigraphy in Well Logs, - Cores, and Outcrops:
Concepts for High-Resolution Correlation of Time and Facies. AAPG
Methods in Exploration Series, No. 7, Oklahoma
Walker, R.G. 1978 Deep-water sandstone facies and ancient submarine fans:
models for exploration for stratigraphic traps. AAPG-Bulletin, 62(6), 932-966.
LAMPIRAN
Hasil Pengolahan Data
Unconformity/
Tangetial
Oblique