Anda di halaman 1dari 8

Winona Putri Prihadita

1815051011
Ujian Akhir Semester
Seismik Stratigrafi

1. Jelaskan peristiwa apa yang terjadi bila


Rate of deposition
a. >1
Rate of accomodation
Rate of deposition
b. <1
Rate of accomodation
Rate of deposition
c. >1
Rate of accomodation

Gambar 1. Stacking patterns dari progradasi, retrogradasi, dan agradasi (Van Wagoner et
al., 1990)

Rate of deposition
a. Peristiwa yang terjadi saat >1 ialah pola progradasi. Pola
Rate of accomodation
progradasi adalah pola yang menunjukkan parasekuen set yang lebih muda akan lebih
maju jauh ke arah cekungan dan terbentuk apabila laju pengendapan dari sedimen lebih
besar dari kecepatan pembentukan akomodasi (berhubungan dengan subsidence dan sea
level changes).
Rate of deposition
b. Peristiwa yang terjadi saat <1 ialah pola retrogradasi. Pola
Rate of accomodation
retrogradasi adalah pola yang terbentuk apabila laju pengendapan lebih lambat dari
kecepatan pembentukan akomodasi (berhubungan dengan subsidence dan sea level
changes), yang menunjukkan parasekuen set yang lebih muda akan cenderung
diendapkan jauh lebih ke arah daratan.
Rate of deposition
c. Peristiwa yang terjadi saat <1 ialah pola agradasi. Pola agradasi
Rate of accomodation
adalah pola yang menunjukkan parasuken set yang lebih muda diendapkan satu diatas
lainnya tanpa adanya pergeseran. Pola ini terbentuk apabila laju pengendapan dengan
kecepatan pembentukan akomodasi diperkirakan hampir sama atau sama.

2. Apa yang dimaksud dengan system tract dan sebutnya tipe-tipenya !


Sistem pengendapan di cekungan tidak selalu sama dan berlangsung terus menerus
melainkan merupakan suatu rangkaian yang mempunyai ciri paket endapan (parasequence
set) (Emery dan Myers, 1996). System tract adalah satuan pengendapan tiga dimensional dan
merupakan suatu paket sistem pengendapan seumur. System tract adalah hubungan dari
beberapa sistem pengendapan yang seumur. Setiap system tract terbentuk pada tahapan atau
waktu tertentu dalam satu siklus perubahan muka air laut relatif. System tract dan Sekuen
didefinisikan atas bentuk geometri dan hubungan fisik dari suatu strata dan fasies yang tidak
tergantung pada lamanya pembentukan, ukuran atau mekanisme pengendapan. System tract
dipisahkan oleh sequence boundary (SB) dan maximum flooding surface (MFS). System
tract ini tersusun oleh sejumlah paket endapan tertentu (parasequence set). Masing-masing
paket endapan akan membentuk system tract yang berbeda. Paket endapan ini merupakan
pola penumpukan (stacking pattern) yang terdiri dari beberapa pola stratigrafi (stratigraphic
pattern). Terdapat tiga system tract utama yang dikenal, masing-masing system tract
mencirikan tahap perubahan muka air laut relatif yang berbeda-beda.

Adapun 3 tipe system tract ialah:


a. Lowstand System Tract (LST)
System tract yang pertama terbentuk adalah lowstand system tract (LST). Pada periode
ini muka air laut relatif naik secara perlahan dan jumlah suplai sedimen relatif tinggi.
LST terletak paling bawah pada suatu sikuen dan menunjukkan pola progradasi dan
keberadannya sulit untuk diamati karena biasanya diendapkan di atas bagian yang
selaras dari sequence boundaries (SB) sehingga sulit untuk diamati. Pola lapisan pada
endapan ini umumnya progradasional. Pola endapan dapat menjadi agradasional jika
kecepatan muka air laut meningkat.
Gambar 1. Sistem pada Lowstand System Tract (LST), C. Kendall, 2003

b. Transgressive System Tract (TST)


Transgressive System Tract terbentuk pada fase dimana relatif muka air laut relatif naik
dengan cepat, dengan bidang batas bagian bawah berupa transgressive surface dan batas
atas berupa maximum flooding surface. Ketika muka air laut relatif naik akan menambah
akomodasi pada continental shelf yang telah terekspos sebelumnya, jumlah sedimen
yang mencapai continental slope dan basin floor berkurang, serta system tract yang
terbentuk dicirikan oleh pola penumpukan strata kearah menjauhi cekungan dengan
fasies sedimen memiliki kenampakan backstepping. Terbentuk pula condensed section .

Endapan ini terbentuk saat periode naiknya muka air laut lebih cepat dibandingkan
dengan kecepatan suplai sedimen. Terdapat pola penumpukan retrogradasional dimana
lapisan menunjukkan garis pantai yang semakin berpindah ke arah darat. Tidak ada
akomodasi yang cukup di daerah paparan sebagai tempat akumulasi sedimen.

Gambar 2. Sistem pada Transgressive System Tract (TST), C. Kendall, 2003

c. Highstand system tract (HST)


Highstand system tract (HST) terbentuk selama periode muka air laut stabil pada kondisi
maksimum, dengan batas bawah berupa maximum flooding surface dan bagian atas
dibatasi oleh sequence boundary (SB). Saat muka air laut stabil diam (still stand) pada
posisi maksimum maka akomodasi pada shelf akan dengan cepat diisi oleh sediment
hingga jenuh, dan sediment yang tidak dapat diendapkan pada continental shelf akan
tertransportasi lebih jauh kearah cekungan dan membentuk system tract dengan pola
progradasi. Bersamaan dengan pembentukan HST kearah cekungan, permukaan
maximum flooding surface yang merupakan wilayah non deposisi dan pengendapan yang
jarang selama dan setelah transgresi akan terisi oleh sedimen. osisi HST berada di bawah
SB dan diatas MFS (berada di posisi paling atas dalam satu sikuen).

Gambar 3. Sistem pada Highstand System Tract (HST), C. Kendall, 2003

Setelah terjadinya LST, TST, dan HST, maka air laut akan mengalami penurunan dan akan
menyingkap beberapa area yang disebut sebagai sequence boundaries. Setelah itu, air laut
akan naik kembali dengan perlahan dan mengendapkan sikuen selanjutnya. Ketiga system
tract ini tidak harus hadir dalam satu penampang vertikal, tegantung dari letak penampang
dan bagian yang tererosinya.

3. Pada gambar dibawah ini sebutkan jenis pattern no 1 dan 2


4. Pada gambar berikut, jelaskan peristiwa apakah ini dan apa yang menyebabkan ini terjadi?

Berdasarkan Gambar 1, dapat diketahui bahwa pada gambar diatas merupakan


aggradational parasequence set dimana pada pola agradasi ini menunjukkan parasuken set
yang lebih muda diendapkan satu diatas lainnya tanpa adanya pergeseran. Pola ini terbentuk
apabila laju pengendapan dengan kecepatan pembentukan akomodasi diperkirakan hampir
sama atau sama.

5. Apa yang disebut dengan sequence boundary?


Sequence Boundaries (SB) merupakan bidang ketidakselarasan yang memisahkan endapan
yang berumur lebih muda dengan endapan yang berumur lebih tua. Pada sequence
boundaries terdapat indikasi adanya ekspos sedimen ke permukaan (Wagoner dkk., 1990).
Suksesi sedimentasi ini merupakan horizon yang memiliki bidang ketidakselarasan yang
korelatif dengan bidang yang selaras dan menjadi batas untuk satu sikuen. Saat muka air laut
turun, erosi terjadi pada paparan dan menyebabkan pengendapan yang terjadi pada saat
siklus yang sebelumnya. Proses erosi ini berada di sungai yang dikenal sebagai incised
valley. Incised valley membentuk bidang ketidakselarasan. Bidang ketidakselaran ini
merupakan bidang erosi yang menunjukkan bahwa bidang tersebut pernah tersingkap,
sedangkan bagian yang selaras adalah bagian yang tidak pernah tersingkap.

6. Pada gambar dibawah ini, sebutkan jenis pattens seismik pada A dan B!

7. Pada gambar soal no 6, interpretasikan event C, D dan E !

8. Gambar dibawah ini merupakan seismic normal section dengan SEG Reverse polarity
(Gambar A). Dari Gambar A yang tersedia tentukan SB dan pendukung lainnya seperti
erosional surface, onlaps dan down laps. Interpretasi lingkungan pengendapan, top-base dari
gas colum. Identifikasi karakter fasies seismik yang berbeda untuk mendukung interpretasi.
Gunakan attribute (Gambar B dan C) untuk membantu menjawab pertanyaan. Identifikasi
area yang tight dan poros (relative porosity).
Gambar A. Seismic section

Gambar B. (Kiri) cosine phase dan instantaneous frequency (kanan)


Gambar C. Reflection strength (kiri) dan Instantaneous phase (kanan)

Anda mungkin juga menyukai