Anda di halaman 1dari 52

DINAMIKA SEDIMENTASI

DAN SYSTEM TRACT


OUTLINE

Pendahuluan System Tract

Siklus dan Parasiklus

Ciri-ciri System Tract

System Tract & Hydrocarbon


Play
Pendahuluan System Tract
System Tract

 System tract  sebuah urutan sistem pengendapan


yang terjadi pada interval waktu yang sama dan
masing-masing berhubungan dengan segmen
spesifik dari kurva perubahan muka laut relatif
Vocabularies

 Six main types of surfaces are important for correlational


purposes from a practical point of view. These regional surfaces
are traced without too much difficulty, both in the field and on
seismic sections:
 Sequence Boundaries (SB) separating the depositional units. It are
equivalent to Depositional Sequence boundaries (DS) where seismic data is
available.
 Flooding Surface (FS) of which the maximum flooding surface (MFS) in
a correlatable shale layer is of a special type.
 Transgressive Surface of Erosion and/or Onlap (TSEO) defined by
truncations and onlap.
 Regressive Surface of Erosion (RSE), normally coinciding with downlap
and progradational geometries in the deeper part of the basin.
 Reactivation Surface (RS), non-specified but corresponding to local
phenomena like a para sequence boundary.
 Bypass Surface (BS), non-deposition without indications of erosion and
indicative for concordant sedimentation.
Faktor utama
untuk mengenali
system tract
Diagram pola refleksi
seismik, litofasies dan
variabel utama yang
mempengaruhi
stratigrafi suatu daerah
(Brown, 1994)
Eustasy; global
eustasy; global sea-
level  siklus
perubahan muka laut
global yang diukur dari
pusat bumi (datum
tetap) dan telah
teramati membentuk
siklus sinusoidal.

Eustacy dapat berubah


dengan berubahnya
volume cekungan
(misalnya akibat
perubahan volume
punggungan tengah
samudra) atau
berubahnya volume air
1. Eustacy (Guntara)
laut (misalnya akibat
glasiasi-deglasiasi).
Muka air laut relatif
(relative sea-level) 
diukur dari muka air
laut hingga suatu datum
lokal yang dapat
berubah-ubah posisinya,
misalnya batas atas
batuan dasar (basement)
atau sebuah bidang di
dalam tumpukan
sedimen dasar laut
(Posamentier dkk,
1988).
Penyebab berubahnya
muka air laut relatif :
subsidence,
pengangkatan batuan
dasar, kompaksi
sedimen yang
melibatkan bidang Muka Air Laut Relatif
acuan pengukuran muka
air laut relatif, dan
perubahan eustacy.
Muka Air laut relatif

 ⇑ muka air laut relatif naik karena:


 Subsidence

 Eustatic sea-level rise

 ⇓ muka air laut turun karena:


 Tectonic uplift

 Eustatic sea-level fall


Subsiden  proses
turunnya dasar
cekungan akibat
proses tektonik
(misal akibat
pembebanan
sedimen, crustal
extension /
flexuring,
pendinginan
termal) merupakan
faktor yang paling
dominan
mempengaruhi 2. Subsidence
terbentuknya ruang
akomodasi bagi
pengendapan.
Suplai sedimen
meliputi faktor
kecepatan dan
jumlah sedimen
yang mengisi
cekungan,
kecepatan dan
jumlah karbonat
biogenik serta
endapan evaporit
yang diproduksi in
situ

3. Suplai Sedimen
Iklim akan
mempengaruhi
jenis endapan yang
terjadi: silisiklastik,
karbonat, evaporit
atau campurannya

4. Iklim
Coastal Onlap
Curves
Coastal Onlap
Curves
Relative Sea-
Level Curve

Tectonic-Thermal
Subsidence
Relative Sea Level Curve

 Kecepatan perubahan ruang akomodasi sama dengan kecepatan perubahan m.a.l


relatif.
 Kecepatan maksimum penambahan ruang akomodasi terjadi saat kenaikan m.a.l
relatif melewati titik infleksi R (Rise) dan sebaliknya minimum pada titik infleksi F
(Fall).
 Kombinasi pengaruh kecepatan perubahan ruang akomodasi dan kecepatan suplai
sedimen akan mengontrol kedalaman air dan posisi garis pantai.
 Ruang akomodasi dapat terisi melalui 2 mekanisme: agradasi atau penumpukan ke
atas (upbuilding) yang menghasilkan onlap dan progradasi atau lateral
outbuilding/offlap yang menghasilkan downlap dan toplap.
 Selama penurunan suatu cekungan, siklus eustasi dan penurunan cekungan
berinteraksi mengontrol arah, besar, kecepatan perubahan m.a.l relatif, kecepatan
perubahan ruang akomodasi dan akibatnya pergeseran daerah erosi dan
pengendapan.
 Kecepatan penurunan pada lokasi sepanjang pinggir cekungan sampai tengah
cekungan dalam suatu cekungan passive-margin akan tetap konstan, tapi besar
penurunan akan meningkat ke arah pusat cekungan relatif terhadap marginal
tectonic hinge line, yaitu titik dimana pergerakan tektonik sama dengan nol dan
memisahkan cekungan yang sedang turun dengan daratan yang mengalami uplift
relatif.
Metode
Mengkonstruksi
Coastal Onlap
Curve
Prosedur
mengkonstruksikan
coastal onlap curve.

Agradasi diukur pada


langkah dekat titik
coastal onlap (Modified
after Vail et al. 1977,
reprint from AAPG
whose permission is
required for further
use).
Siklus dan Parasiklus
Siklus dan Parasiklus

 Sebuah sekuen pengendapan terbentuk selama siklus m.a.l relatif yang dibentuk
oleh interaksi dari siklus eustasi dan penurunan cekungan.
 Kenaikan m.a.l relatif umumnya terjadi secara bertahap yang disebut sebagai
parasiklus dan umumnya diakhiri oleh stillstands.
 Bila terdapat cukup suplai sedimen, progradasi atau pendangkalan ke atas sekuen
pengendapan umumnya terjadi saat kecepatan relatif m.a.l berkurang (ruang
akomodasi berkurang).
 Saat kenaikan m.a.l relatif kembali terakselarasi dan melebihi suplai sedimen,
terjadi flooding.
 Akibatnya parasekuen terdiri atas suksesi vertikal fasies progradasional yang
dibatasi di bagian atas dan bawah oleh flooding surfaces.
 Susunan vertikal parasekuen disebut sebagai set parasekuen dan pola
susunannya digunakan untuk menganalisis suplai sedimen dalam jangka panjang
melebihi, sama atau kurang dari kecepatan penambahan ruang akomodasi.
 Bila suplai sedimen melebihi ruang akomodasi maka pola pengendapan
progradasional (penebalan/pengasaran) ke atas akan terbentuk, bila sama
pola agradasional terbentuk dan bila suplai sedimen lebih kecil dari ruang
akomodasi, maka pola retrogradasi (penipisan/penghalusan) ke atas akan
terjadi.
 Masing-masing system tract, akan dicirikan oleh pola susunan set parasekuen
Tipe relative sea level
(Vail et al., 1977)

Siklus & Parasiklus


Ciri-ciri System Tract
Ciri-ciri System Tract

 Analisis system tract merupakan tahapan penting


karena memungkinkan interpretasi sistem
pengendapan yang lebih rinci termasuk komponen
litofasiesnya yang merupakan kunci untuk
mengidentifikasi potensi reservoar, seal, batuan
induk dan perangkap stratigrafi.
Diagram penampang
seismik menunjukan
geometri perlapisan dan
terminasinya (Brown,
1994)
IV. Highstanding Sea-Level

III. Rising Sea-Level

II. Lowstanding
Sea-Level

I. Falling Sea-Level
High Standing System
Tract: Model &
Characteristics
(Posamentier, 2010)

Highstanding Systems Tract


(HST)
Highstand System Tract (HST)

 HST terendapkan saat kenaikan m.a.l relatif mendekati posisi


maksimumnya secara lambat sehingga memungkinkan tersedianya
suplai sedimen yang cukup untuk progradasi dan downlap ke
permukaan MCS di bawahnya.
 Pada fasa awal HST, set parasekuen (vertikal) yang agradasional
dan sigmoidal umumnya terbentuk karena pergeseran bayline ke
arah daratan akan mengakibatkan terjadinya kecepatan moderet
dari penambahan ruang akomodasi di pinggir paparan.
 Pada fasa selanjutnya saat kenaikan eustasi menghilang dan eustasi
mulai turun secara perlahan, bayline akan bergeser secara menerus
dan perlahan ke arah daratan.
 Akibatnya kenaikan m.a.l relatif dan kecepatan penambahan ruang
akan semakin menghilang, dan menghasilkan pengendapan set
parasekuen yang progradasional atau oblik (mengasar/menebal ke
atas).
Highstand System Tract (HST)

 HST silisiklastik umumnya terdiri atas sistem fluvial/deltaik yang


dipisahkan sepanjang jurus oleh sistem interdeltaik.
 Pada fasa awal HST, fasies paparan delta dan fluvial agradasional
yang tebal dapat terjadi dan membentuk geometri set parasekuen
sigmoidal.
 Kecepatan sedimentasi umumnya seimbang dengan kecepatan yang
moderet dari kenaikan m.a.l relatif.
 Saat kecepatan kenaikan m.a.l mulai berkurang, ruang akomodasi
juga berkurang, mengakibatkan terakselarasinya progradasi dan
pengendapan set parasekuen dengan geometri oblik.
 HST karbonat dicirikan oleh agradasional (sigmoidal) pada fasa
awal yang diikuti oleh pola progradasional oblik sampai mounded
pada fasa berikutnya.
 Lereng HST karbonat umumnya lebih terjal daripada lereng HST
silisiklastik dan platform karbonat cenderung sangat agradasional.
HST
Lowstand
System Tract
(LST)
Lowstand System Tract (LST)

 Pada cekungan siliklastik dimana terdapat shelf/slope break, LST


yang ideal terdiri atas empat elemen pengendapan: basin-floor
submarine fan, leveed-fan (BF) terendapkan selama m.a.l relatif
turun secara cepat sehingga incised river system memberikan
kontribusi signifikan dalam mengerosi sedimen klastik kasar yang
kemudian diendapkan pada dasar cekungan melalui aliran gravitasi
atau slumping.
 Saat titik kesetimbangan bergerak ke arah daratan dan mencapai
bayline, penurunan m.a.l relatif akan melambat, disusul naiknya
m.a.l sehingga mengakibatkan terendapkannya leveed slope fan
(SF) ke arah cekungan pada mulut sungai lowstand.
 Sistem kipas lereng (slope fan) terendapkan saat sedimen arus
gravitasi berhenti memotong lereng dan bersama-sama dengan
sedimen yang slumping dari dinding canyon mulai onlap dan
downlap di atas leveed channels dan interchannel facies.
Lowstand System Tract (LST)

 Saat titik kesetimbangan mulai bergerak ke arah daratan dari bayline, pengendapan
prograding deltaic/coastal wedge mulai terjadi.
 Dengan suplai sedimen yang cukup selama kenaikan lambat dari awal parasiklus,
sebuah urutan lapisan parasekuen progradasional dapat terendapkan pada dekat
mulut sungai lowstand dan menghasilkan downlapping dan coastal onlapping
deltaic/coastal wedge akan mulai berevolusi dari susunan parasekuen yang
progradasional (menebal/mengasar ke atas) menjadi agradasional (tersusun
mengasar ke atas – stacked coarsening upward), yang membaji ke arah daratan ke
atas permukaan.
 Selama fasa awal kenaikan m.a.l sedimen fluvial dan estuari mulai mengisi incised
valley (IVF)
 Pada kondisi gently sloping ramp dimana tidak ada slope break yang tajam dan
kecepatan akomodasi rendah. LST siliklastik tipis dapat terendapkan yang
kemungkinan terdiri atas dua coastal-onlapping deltaic atau coastal ramp wedges
tipis yang mengandung susunan parasekuen progradasional.
 Pengendapan arus gravitasi akan terjadi, tapi beberapa IVF mungkin terbentuk di
bagian atas garis pantai lowstand bila lereng ramp lebih curam dari profil aluvial.
Lowstand System Tract (LST)

 Umumnya hubungan fluvial antara HST yang terbentuk


sebelumnya dengan ramp wedge yang terbentuk
sesudahnya sangat jarang terjadi. Akibatnya, selama
transgresi berikutnya, ramp wedge yang terisolasi dapat
tererosi menjadi offshore bars.
 Sepanjang growth-faulted shelf/slope break, sedimen
silisiklastik LST basin-floor fan dan slope-fan dapat
terendapkan di bagian footwall dari sesar dan IVF yang
sangat lebar dapat terjadi di arah daratan dari hanging
wall sesar.
 LST siliklastik dapat berkembang sangat baik pada
cekungan kratonik dimana stabilitas tektonik akan
mendukung siklus eustasi.
LST
Transgressive Systems Tract
(TST)
Transgressive System Tract (TST)

 Sistem ini dicirikan oleh onlap pantai dari permukaan transgresif


atau first marine flooding surfaces di atas dari LST atau shelf-
margin system tract (SMST).
 Pengendapan TST terjadi sebagai respon dari suplai sedimen yang
berkurang akibat pengaruh parasiklus yang periodik antara
kenaikan dan stillstands m.a.l relatif.
 Saat titik kesetimbangan bergerak secara cepat ke arah daratan,
kecepatan kenaikan m.a.l relatif meningkat, sehingga menambah
pembentukan ruang akomodasi baru.
 TST pada dasarnya terdiri atas parasekuen progradasional yang
terdiri atas pola penipisan dan penghalusan ke atas dari susunan
parasekuen retrogradasi yang bergeser ke arah daratan.
 Susunan parasekuen diendapkan pada saat pendalaman air,
mundurnya garis pantai dan berkurangnya suplai sedimen yang
terjadi secara periodik.
Transgressive System Tract (TST)

 Pada TST silisiklastik, bila terdapat cukup suplai sedimen fluvial, sistem
fluvial/deltaik dan sistem pantai yang kaya akan gambut akan
berprogradasi dan mengagradasi garis pantai sehingga periodically
flooded.
 Sebaliknya, bila suplai sedimen fluvial terbatas atau sepanjang garis pantai
interdeltaik/non deltaik, system tract bisa sangat tipis dan terdiri atas
lapisan batubara, tubuh pasir pantai dan pasir transgresif yang tererosi
secara intensif.
 TST karbonat umumnya terdiri atas susunan prasekuen progradasional
tebal, keep-up, air dangkal, pendangkalan ke atas, retrogradasional.
 Bila sirkulasi air laut terbatas/tertutup, efisiensi dari produksi karbonat
akan berkurang dan sistem karbonat akan dicirikan oleh pengendapan
catch-up yang terdiri atas batulempung karbonat berenergi rendah.
 Pada kasus iklim yang sangat kering, sistem evaporit yang progradasional
dan onlapping. Pada daerah dimana kondisi iklimnya menunjang
pengendapan kabonat atau evaporit.
 TST dapat tersusun dari sistem karbonat dan evaporit, tapi LST dan HST-
nya didominasi oleh silisiklastik
Transgressive System Tract (TST)

 Marine condensed sections (MCS) adalah endapan hemipelagis tipis yang


tersebar luas dan merupakan indikator dari perioda miskin sedimen
(sediment starvation).
 Saat kenaikan relatif m.a.l dan peningkatan ruang akomodasi mencapai
kecepatan maksimumnya akibat kombinasi pengaruh peningkatan
kenaikan eustasi dan penurunan cekungan, TST akan secara progresif
tertutupi oleh lapisan sedimen hemipelagis yang penyebarannya meluas
dari cekungan dalam sampai ke paparan.
 MCS merefleksikan hiatus yang signifikan dalam sekuen saat titik
kesetimbangan mendekati posisi daratannya dan menghalangi
sedimentasi.
 MCS kaya akan peofauna dan flora dan berangsur dengan peningkatan
kedalaman air berubah dari susunan bentonik air dangkal menjadi pelagis
air dalam dan tergantung oleh iklim serta waktu geologinya dapat
didominasi oleh radiolaria, foraminifera planktonik dan nanofosil.
 Pada rekaman seismik, impedansi akustik rendah dari MCS akan
menghasilkan amplitudo tinggi refleksi peak/trough/peak.
 Refleksi “doublet” ini dapat dilacak mulai dari cekungan sampai ke arah
daratan, memisahkan HST dan TST di bawahnya.
TST
System Tract &
Hydrocarbon Play
Hydrocarbon Play

 Hydrocarbon play didefinisikan sebagai sebuah asosiasi reservoar


yang mempunyai karakteristik geologi sama pada aspek batuan
induk, batuan penutup dan perangkapnya (White, 1980).
 Plays didelineasi terutama berdasarkan lingkungan pengendapan
atau asal reservoar atau hubungannya dengan permukaan erosional
atau fasies digenetik regional.
 Keuntungan dari pengelompokan reservoar ke dalam plays yang
didefinisikan secara genetis bahwa plays tersebut mempunyai
karakteristik produksi, perkiraan potensi dan respon produksi yang
sama.
 Dari aspek eksplorasi, konsep play juga dapat menyediakan
pendekatan genetik untuk eksplorasi, khususnya di daerah frontier.
 Konsep ini juga memungkinkan ekstrapolasi elemen-elemen play
yang kritikal begitu kerangka kronostratigrafi sekuen pengendapan
telah tersusun.
Hydrocarbon Play

 Reservoar  komponen fasies dalam sistem pengendapan yang


mengandung porositas dan permeabilitas primer atau sekunder
akibat proses pengendapan dan diagenesa yang dipengaruhi oleh
siklus m.a.l relatif.
 Perangkap stratigrafi dapat berupa pembajian primer stratigrafi
yang berhubungan dengan proses pengendapan (misal: perubahan
fasies lateral, atau pembajian sekunder porositas dan permeabilitas
akibat pembatas digenetis (misal: sesar tumbuh, drape kompaksi)
akibat proses syn-depositional atau early post-depositional.
 Tutupan meliputi permukaan flooding, transgresif, MCS dan serpih
downlapping; toplapping subaerial mudstone; dan pembatas
diagenetik.
 Lapisan sumber terutama adalah MCS, distal higstand mudstones,
dan fasies organik dataran delta (gambut/batubara) yang
mengalami pematangan burial/thermal/temporal dan mempunyai
jalur migrasi lateral atau vertikal ke reservoar.
Lowstand System Tracts (LST)

 System tract ini kemungkinan mengandung potensi


terbesar dari play stratigrafi karena keunikan
elemen pengendapannya, pengendapan lowstand
yang terlokalisasi, hubungan sinergi antara tutupan,
batuan sumber, deep burial, dan di beberapa kasus,
terjadinya sesar tumbuh.
 Paling sedikit 5 reservoar silisiklastik yang terdapat
pada system tract ini: basin floor fans, slope leveed-
channel fills, basin-floor turbidite fans,
prograding/aggrading coastal sand, incised valley.
Potensi
Reservoar
pada LST
Potensi
Reservoar
pada LST
Lowstand System Tracts (LST)

1. Pada basin floor fans,


 Fasies reservoar yang berkembang dapat meliputi sedimen fluvial
ekstrabasinal ditambah sedimen yang tererosi selama
tersingkapnya paparan.
 Profil sungai bergradien tinggi akan membawa butiran kasar dan
mengakibatkan fan tersebut mempunyai kualitas reservoar yang
istimewa.
 Trap yang terjadi umumnya adalah pembajian lateral lapisan pasir.
 Bila terdapat sesar tumbuh atau intrusi garam, kipas-kipas yang
terisolasi mungkin mengandung roll-over fault closure pada bagian
hanging-wall sesar tersebut.
 Seal biasanya sangat bagus, terdiri atas overlying distal prograding
wedge muds, marine-condensed pelagic shales dan distal higstand
mudstones.
 Source rock biasanya adalah MCS yang terletak searah lateral
atau di bawahnya.
Lowstand System Tracts (LST)

2. PadaLeeved-channel fills
 Terendapkan saat turunnya m.a.l relatif berkurang dan suplai sedimen dari channel
cukup jumlahnya sehingga erosi lereng berkurang dan sebagai gantinya terjadi
pengendapan di lereng.
 Slumping dari delta pemasok dan dinding canyon sangat sering terjadi dan fasies
canyon bawah laut seperti ini mempunyai geometri yang sangat komplek sehingga
merupakan target yang sulit diprediksi.
 Bila slope fan terbentuk, reservoar dapat berupa channel-channel yang tidak
menerus, sempit, lurus sampai meandering dan terisi oleh pasir hasil arus gravitasi.
 Trap yang potensial umumnya adalah pembajian stratigrafi dari channel-fills dan
leeves, dimana peran struktural sesar tumbuh sangat penting untuk menghalangi
kebocoran ke arah atas (updip leakage).
 Seal umumnya adalah matriks batulempung dari slope fan itu sendiri, MCS atau
distal prograding wedge mudstone.
 Source rock biasanya berasal dari serpih laut dalam dan MCS di bawah
ketidakselarasan atau secara lateral dari basin floor fans.
 Migrasi dapat vertikal atau lateral dari basin floor fans.
Lowstand System Tracts (LST)

3. Pada prograding/aggrading coastal sand


 Prograding silicilastic wedge complexes dapat terdiri atas reservoar deltaik, fluvial,
sampai kipas turbidit.
 Fasies ini mulai berprogradasi ke arah cekungan di bawah pinggir paparan purba
saat m.a.l relatif mulai naik secara perlahan. Perkembangannya tergantung pada
cukupnya sedimen untuk menggeser percepatan kenaikan m.a.l.
 Reservoar yang berkembang adalah stacked barrier bar, delta front dan batu
pasir fluvial. Reservoar tersebut menunjukkan progradasi yang berevolusi ke arah
atas menjadi agradasional.
 Trap yang terjadi umumnya hanging-wall sesar.
 Pembajian stratigrafi ke arah atas mungkin terjadi bila sistem ini onlap pada
ketidakselarasn yang tidak permeabel. Ke arah lateral sistem ini membaji menjadi
serpih atau onlap pada ketidakselarasan sepanjang dinding canyon atau incised-
valleys.
 Seal dibagian atas karena bocoran IVF.
 Source rock bisa berasal dari serpih transgresif atau MCS yang terletak di
atasnya, atau dari bawah melalui sesar tumbuh.
 Oleh karenanya migrasi bisa ke arah atas melalui sesar atau ke arah bawah dari
serpih di atasnya.
Lowstand System Tracts (LST)

4. Pada basin-floor turbidite fans:


 Kipas-kipas turbidit dapat terbentuk selama progradasi lowstand
wedge dan mungkin merepresentasikan kipas-kipas dasar cekungan
yang terendapkan selama frekuensi tinggi dari turunnya m.a.l
relatif.
 Reservoar yang terbentuk bisa berupa lembaran tipis dengan
penyebaran luas atau berupa kipas batupasir turbidit yang membaji
ke arah cekungan dan daratan.
 Trap umumnya adalah pembajian stratigrafi ke arah updip.
 Drape struktural di atas tinggian basin-floor juga dapat berfungsi
sebagai perangkap.
 Seal umumnya adalah batulempung lowstand, transgresif, MCS
atau higstand distal.
 Source rock berasal dari MCS dan serpih transgresif di atasnya
atau dari permukaan erosi di bawahnya.
Lowstand System Tracts (LST)

5. Pada IVF
 Reservoar utamanya adalah batupasir dan konglomerat bedload yang
terendapkan pada incised valley tersebut saat m.a.l mulai naik.
 Mereka terendapkan secara kontemporanus (diskret) dengan coastal
wedges yang berprogradasi.
 Reservoar basal umumnya kontinyu, tapi batupasir point-bar
agradasional penyebarannya lebih berbentuk lentikular.
 Trap umumnya berupa subtle structural closures, tapi perangkap
stratigrafi bisa terjadi pembajian ke arah dinding lembah meander.
 Seal atas (topseals) adalah batulempung estuari dan transgresif.
 Tutupan lateral adalah dinding lembah yang tidak permeabel.
 Source rock bisa berasal dari serpih transgresif dan MCS di atasnya atau
dari sumber relik di bawah lembah.
 Migrasi jarak jauh dapat terjadi dari cekungan melalui leeved-channels dan
lowstand wedges.
Transgressive System Tract (TST)

 Pada TST silisiklastik, reservoar utamanya bisa meliputi progradasional awal dan
agradasional berikutnya dari parasekuen yang terdiri atas sistem fluvial, deltaik dan
pantai.
 Proses erosi dan pengendapan kembali dari sistem higstand dan transgresif
sebelumnya dapat menghasilkan reservoar basal yang terdiri atas pasir pantai dan
barrier.
 Bila suplai sedimen cukup tinggi, endapan bedload dan endapan pantai ekivalennya
dapat tersusun membentuk reservoar besar.
 Selama retrogradasi, percepatan kenaikan m.a.l dapat meningkatkan susunan
parasekuen agradasional dan meningkatkan volume reservoar ke arah atas dari
system tract ini.
 Onlap pantai kepada ketidakselarasan dapat menyebabkan terbentuknya perangkap
stratigrafi ke arah updip.
 Lagoon dan bays yang sering terbentuk di arah daratan dari sistem pantai
retrogradasional, dapat juga menyebabkan pembajian updip menjadi batulempung.
 Reaktivasi sesar tumbuh atau pergerakan tektonik dapat menghasilkan perangkap
struktur pada sistem ini.
 Seal atas biasanya sangat baik, terdiri atas serpih transgresif dan MCS.
 Source rock bisa berasal dari organik internal pada daratan delta dan lagun
agradasional, serpih transgresif distal dan MCS.
Highstand System Tracts (HST)

 Pada HST yang didominasi sistem fluvial, reservoar utamanya adalah point bar,
distributary channel-fill dan pasir delta front.
 Pada delta yang didominasi gelombang laut dan sepanjang garis pantai interdeltaik,
tubuh batupasir barrier (shoreface) dapat mempunyai superposisi dan ketebalan
maksimum.
 Trap umumnya adalah struktural, tektonik atau synsedimentary, dan penjebakan
tersebut haruslah di masa awal untuk menghindari kebocoran hidrokarbon
melewati sistem fluvial yang kompleks dan masif yang merupakan ciri khas sistem
ini. Erosi ketidakselarasan pada HST bisa menyebabkan terjadinya kebocoran ke
arah serpih transgresif di atasnya.
 Seal yang buruk di bagian atas menghalangi terbentuknya perangkap stratigrafi
yang besar, tapi perangkap lokal bisa tetap terbentuk, seperti tubuh point bar, lidah
delta yang didominasi gelombang dan sistem interdelta pasiran.
 Pada sistem yang didominasi sungai, batulempung paparan delta dan fasies
interdeltaik yang berlumpur mungkin dapat berfungsi sebagai tutupan atas dan
lateral.
 TST dan MCS di atasnya juga dapat berperan sebagai tutupan atas dan batuan
sumber.
 Source rock organik terestrial yang besar dan tebal mudah didapat di TST (fasies
paparan delta dan prodelta)

Anda mungkin juga menyukai