Anda di halaman 1dari 2

Seismic Stratigraphy and Global Changes of Sea Level, Part 2: The Depositional Sequences as a Basic unit for Stratigraphic

Analysis
Depositional sequence adalah unit stratigrafi yang terdiri dari suksesi yang relatif menerus dari urutan perlapisan dan dibatasi oleh ketidakselarasan di atas dan bawah lapisan, yang sangat membantun dalam membangun framework stratigrafi secara komprehensif. Pada dasarnya depositional sequence tidak bergantung pada jenis batuan, fosil, proses, dan kriteria lainnya yang subjektif dan berbeda dalam sequence tertentu. Magnitude (skala) study depositional sequence sangat bergantung kepada tingkat resolusi/detail data, semakin besar skala semakin tidak detail. Chronostratigrafi mempunyai arti penting untuk menjelaskan interval umur geologi pengendapan sequence yang selaras dan dipotong oleh ketidakselarasan. Ada 2 jenis chronostratigrafi, yaitu: ketidakselarasan dan korelasi keselarasan yang membentuk sequence boundary, urutan perlapisan batuan (stratal). Sechron adalah total interval umur geologi yang mengendapkan satu urutan tertentu. Uncomformity (ketidakselarasan) bidang erosi atau tidak terjadi pengendapan yang memisahkan urutan lapisan batuan muda dari tua and mewakili hiatus yang penting (tidak ada korelasi urutan batuan pada unit geokrhonologi). Conformity (keselarasan) adalah bidang yang memisahkan batuan muda dari tua tanpa mengalami erosi atau hiatus (bukti fisik). Hiatus adalah interval umur geologi yang tidak diwakili oleh pengendapan suatu urutan batuan. Concordan menggambarkan kemenerusan urut-urutan pengendapan lapisan batuan (paralelism) tanpa terpotong oleh erosi/non-deposit. Discordant menggambarkan ketidakmenerusan urut-urutan batuan. Lapout adalah menghilangnya urutan pengendapan batuan secara vertikal karena limitasi endapan aslinyanya. Lapout ada 2 yaitu, baselap dan toplap. Toplap adalah lapout pada bidang batas atas sekuen, misalnya klinoform. Baselap, yaitu lapout pada batas bawah sekuen, terbagi menjadi 1) Onlap, yaitu baselap dari perlapisan/stratum yang lebih horizontal terhadap bidang yang lebih miring; 2) Downlad, yaitu baselap perlapisan/stratum yang originalnya miring menghilang pada bidang permukaan yang horizontal ataupun miring. Baselap dan toplap merupakan peciri non-depositional hiatus. Truncation adalah menghilangnya urutan batuan secara lateral akbiat terpotong dari endapan asalnya dan merupakan penciri erosional hiatus. Interpretasi depositional sequence dapat dilakukan pada data well dan seismik. Bila data well-nya sedikit, sebaiknya dioptimalkan dengan data seismik.

Seismic Stratigraphy and Global Changes of Sea Level, Part 3: Relative Change of Sea Level from Coastal Onlap
Alfaidhul akbar Page 1

Perubahan muka laut relatif adalah naik turunnya air laut terhadap muka daratan. Parasiklus adalah siklus yang terdiri dari seri naik secara cepat dan berangsur, stillstand. Kenaikan muka laut dicirikan oleh onlap, yang disebabkan oleh: (1) muka air laut naik dan bidang pengendapan relatif tetap, (2) muka air laut tetap dan bidang pengendapan turun, (3) muka air laut turun dan bidang pengendapan turun lebih cepat. Stationery shoreline terjadi jika suply sedimen relatif sama dengan besarnya kenaikan yang terlihat berupa toplap endapan pantai. Penurunan muka laut ddiartikan sebagai muka laut relatif turun terhadap bidang pengendapan awal, diakibatkan oleh : (1) muka laut turun dan bidang pengendapan naik, (2) muka laut tetap dan bidang pengendapan naik, (3) muka laut naik dan bidang pengendapannya naik lebih cepat. Penurunan muka laut umumnya terjadi secara cepat (< 1 juta tahun) yang dicirikan oleh pergeseran ke bawah dari coastal onlap. Bila penurunan muka laut terjadi secara berangsur maka dicirikan oleh pergeseran ke bawah dari pola klinoform. Seismik Sekuen adalah batasan pengendapan yang diidentifikasi melalui penampang seismik. Ekspresi seismik dari batas sekuen sangat tergantung pada kontras IA lapisan diatas dan dan di bawah ketidakselarasan. Apabila terdapat kontras maka hal ini akan membentuk refleksi yang tegas. Rekonstruksi perubahan muka laut sangat terbantu dengan data seismik yang bagus (kualitas refleksinya baik) dan dikontrol oleh data sumur dan kemudian diplot grafiknya pada grafik korelasi kronostratigrafi. Proses rekonstruksi dimulai dengan membuat penampang seismik dan membuat sekuen endapan (toplap, downlap, dll). Kemudian, plot korelasi chronostratigraphic chart pada penampang seismik. Selanjutnya, identifikasi siklus perubahan muka laut dan diplot sesuai dengan umur geologi. Pada beberapa kasus, proses di atas susah dilakukan dikarenakan data yang kurang ataupun kualitas datanya jelek, sehingga analisis komplitnya tidak dibisa dilakukan pada 1 penampang dan harus dilakukan secara regional dari beberapa penampang seismik.

Alfaidhul akbar

Page 2

Anda mungkin juga menyukai