Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Pendalaman Konsep Fisika

“Gelombang: GHS, Karakteristik Gelombang, Gelombang Bunyi dan Gelombang


Cahaya, Optika Geometri”

Dosen Pengampu:
Rajo Hasim Lubis, S.Pd.,M.Pd
Winsyahputra Ritonga, S.Pd.,M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

1. Cristina Panggabean (4203321019)


2. Marissa Sirait (4203121025)
3. Mira Amelia (4202421012)
4. Nova Aulia Putri (4201121016)
5. Salonika Sarumaha (4202421019)

PSPF 2020 B

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini di
ketik untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pendalaman Konsep Fisika” dengan
dosen pembimbingnya adalah bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd dan bapak Winsyahputra
Ritonga, S.Pd.,M.Si yang sudah banyak memberikan bimbingan atas tugas ini. Kami sangat
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan semangat
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat dalam waktu pengumpulannya.

Dan kami mengira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas
ini.

Sebagai penutup dengan kerendahan hati, kami meminta maaf jika terdapat kesalahan
dalam penulisan atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh bapak dan
dapat dijadikan sebagai acauan dalam proses pembelajaran kami.

Medan, 26 Oktober 2022

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Gerak Harmonik Sederhana....................................................................................5
2.2 Karakteristik Gelombang.......................................................................................10
2.3 Gelombang Bunyi....................................................................................................10
2.4 Gelombang Cahaya.................................................................................................14
2.5 Optika Geometri......................................................................................................19
2.6 Miskonsepsi Apa saja miskonsepsi pada Gelombang: GHS, Karakteristik
Gelombang, Gelombang Bunyi dan Gelombang Cahaya, Optika Geometri................22
BAB III....................................................................................................................................23
PENUTUP...............................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................23
3.2 Saran.........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak
melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang
tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang
tersebut dapat merambat melalui vakum (hampa udara), seperti gelombang listrik magnet
dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh
perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika
suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari
ketentuan pengulangan bentuk. gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang
non periodik Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan
dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang
bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik
perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam
gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang
merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul
benarkan medium yang digunakan gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada
kenyataannya terjadi aliran air di laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab
oleh gelombang tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep GHS?
2. Bagaimana karakteristik gelombang?
3. Bagaimana konsep gelombang bunyi?
4. Bagaimana konsep gelombang cahaya?
5. Bagaimana konsep optika geometri?
6. Apa saja miskonsepsi pada Gelombang: GHS, Karakteristik Gelombang, Gelombang
Bunyi dan Gelombang Cahaya, Optika Geometri?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sesuai dengan rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep GHS
2. Untuk mengetahui karakteristik gelombang
3. Untuk mengetahui konsep gelombang bunyi
4. Untuk mengetahui konsep gelombang cahaya
5. Untuk mengetahui konsep optika geometri
7. Untuk mengetahui miskonsepsi pada Gelombang: GHS, Karakteristik Gelombang,
Gelombang Bunyi dan Gelombang Cahaya, Optika Geometri?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gerak Harmonik Sederhana


A. Pengertian Gerak Harmonik Sederhana
Salah satu jenis gerakan yang paling sederhana disebut gerak harmonik sederhana
(GHS) atau sumple harmonic oscillation (SHO) Mengapa dinamakan Harmonik sederhana?
Sesuai dengan pengertian perkatanya yaitu harmonik yang artinya bentuk/pola yang selalu
berulang pada waktu tertentu dan sederhana diartikan bahwa anggapan tidak ada gaya
disipasi, sehingga amplitudo dan energi tetap/kekal.
Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak periodik bolak balik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap) berpusat pada satu titik (tink setimbang) Gerak Harmonik
Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk
menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai
dalam kehidupan sehari hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan
sederhana.

B. Jenis Gerak Harmonik Sederhana


Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Gerak Harmonik Sederhana Linier, pergerakannya ada pada satu gans lunis vertikal
maupun honzintal Misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi am raksa air
dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas (pegas pada mobil), dan
sebagainya.

2. Gerak Harmonik Sederhana Angular, pergerakannya mengayun membentuk pola


setengah lingkaran ataupun bisa saja perputaran. Misalnya gerak bandul/ bandul
fisis(bandul jam), osilasi ayunan torsi dan sebagainya.

5
C. Besaran Gerak Harmonik Sederhana
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan
ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi
setimbang disebut simpangan Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang
disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak
bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama.
1. Perpindahan
Bola mulai dari sumbu x pada x = +A dan bergerak menempuh sudut θ dalam waktu t.
Karena gerak ini merupakan gerak melingkar beraturan, maka bola bergerak dengan laju
sudut konstan w (dalam rad/s). Akibatnya dapat dinyatakan, θ= wt. Perpindahan bayangan
pada arah x adalah proyeksi jari-jari lingkaran A pada sumbu
X = A cos θ = A cos wt

2. Periode (T)
Waktu yang dibutuhkan oleh benda yang bergerak harmonik sederhana untuk
menempuh satu putaran pernah disebut perioda. Besar perioda bergantung pada laju sudut
bola ω. Semakin besar sudut, semakin singkat waktu yang diperlukan untuk menempuh satu
putaran.
1
T=
f
Hubungan antara ω dan T diperoleh dari ω = ∆θ/∆t

ω=
T

3. Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang dilakukan oleh
benda selama satu detik. Frekuensi menunjukkan seberapa cepat Gerak Harmonik Sederhana
berlangsung, dalam grafik y-t frekuensi yang lebih besar ditunjukkan dengan grafik
sinusoidal yang lebih rapat.

6
4. Amplitudo (A)
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.

Sebuah pegas jika ditarik atau ditekan dari posisi normalnya akan melawan dengan gaya
tertentu untuk menormalkan dirinya. Gaya ini disebut gaya pemulih (restoring force), yang
besarnya sebanding dengan seberapa besar kita menarik/menekan pegas tersebut dan arahnya
berlawanan dengan arah tarikan kita. Hubungan ini dirumuskan oleh Robert Hooke:
F = -ky

D. Simpangan Gerak Harmonik Sederhana


Simpangan gerak harmonik pada suatu titik merupakan jarak titik tersebut ke titik setimbang.

7
Dimana;
Y = simpangan gerak harmonik
A = Amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = Periode getaran
F = Frekuensi getaran (Hz)
t = waktu tempuh (s)

E. Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana


Berbeda dengan simpangan yang menunjukkan posisi suatu benda, maka keceoatan
merupakan turunan pertama dari posisi.

Nilai kecepatan v maksimum saat cos ωt = 1, sehingga kecepatan maksimumnya


adalah:
Vm = ωA
Lalu kecepatannya di sembarang posisi y atau hubungan kecepatan dengan simpangan
harmonik adalah :

F. Percepatan Gerak Harmonik Sederhana


Percepatan dapat dicari dengan mengingat bahwa percepatan adalah turunan pertama
kecepatan terhadap waktu.

Nilai percepatan (a) akan maksimum pada saat sin ωt = 1, sehingga percepatan
maksimumnya adalah;
A m = ω2 A
Hubungan percepatan dengan simpanagn harmonik:

8
a = -ω2y

G. Energi pada Gerak Harmonik Sederhana


1. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang melakukan
gerak harmonik sederhana karena kecepatan geraknya.

Energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada


di titik setimbang. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai ketika berada di
titik balik.
2. Energi Potensial
Besarnya energi potensial adalah energi yang dimiliki gerak harmonik
sederhana karena simpangannya. Secara matematis energi potensial yang
dimiliki gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut:

Energi maksimumnya terjadi pada gerak yang dicapai ketika berada di


titik baliknya.
3. Energi Mekanik
Energi ini merupakan hasil dari penjumlahan energi kinetik dan potensial.

9
Berdasarkan persamaannya, energi mekanik suatu benda yang bergerak
harmonik tidak bergantung waktu dan tempat. Jadi, energi mekanik sebuah
yang bergerak dimana pun besarnya sama.

2.2 Karakteristik Gelombang


1. Pemantulan (refleksi) Gelombang
Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian
dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang
batas antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium dua atau tiga
dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang.

2. Pembiasan (Refraksi Gelombang)


Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang
mengakibatkan gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda disebut
pembiasan. Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang
gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya,
tetapi tidak ada perubahan frekuensi.

3. Difraksi Gelombang
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang pada
saat gelombang tersebut melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang.
Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang gelombang.

10
4. Interferensi Gelombang
Interaksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang mempengaruhi suatu bagian
medium yang sama sehingga gangguan sesaat pada gelombang paduan merupakan jumlah
vektor gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing gelombang merupakan penjelasan
fenomena interferensi.

2.3 Gelombang Bunyi


Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena gelombang sangat erat kaitannya dengan kita
terutama gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal yaitu gelombang yang merambat
dalam suatu medium, dapat kita contohkan bunyi.
Gelombang bunyi merupakan gelombang yang dapat menyampaikan informasi
khususnya tentang gejala, peristiwa, atau identitas suatu benda.

A. Bunyi Merupakan Gelombang Longitudinal


Gelombang longitudinal yaitu gelombang yang memiliki arah getaran yang sama
dengan arahnya, artinya arah gerakan medium gelombangnya sama atau berlawanan arah
dengan perambatan gelombang. Bunyi yang kita dengar merupakan rambatan suatu
gelombang. Bunyi merupakan gelombang yang merambat melalui medium udara. Bunyi

11
merupakan gelombang yang dapat merambat melalui 3 medium yaitu zat padat, zat cair dan
zat gas. Namun gelombang bunyi tidak dapat merambat diruang hampa udara.

Kecepatan rambat udara dalam berbagai zat pada suhu 150 C

Bunyi dapat pula dipantulkan atau pun diserap. Jika bunyi mengenai bidang yang
keras maka bunyi akan dipantulkan namun jika mengenai bidang yang lembut maka bunyi
akan diserap. Beberapa benda yang dapat menyerap bunyi ialah kain wol, karton, gelas, karet,
dan besi.

B. Frekuensi Dan Tinggi Nada


Berdasarkan frekuensinya bunyi dapat dikelompokan dalam 2 kelompok, yaitu bunyi
yang frekuensinya teratur serta bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Bunyi yang
frekuensinya teratur disebut dengan nada sedangkan yang tidak teratur disebut desah. Wanita
pada umumnya memiliki nada suara yang lebih tinggi dibandingkan pria, karena frekuensi
gelombngnya lebih tinggi. Telinga manusia mampu mendengar bunyi dengan jangkauan
frekuensi antara 20 HZ sampai 20000 HZ.
Semakin tinggi frekuensi gelombangnya nada yang didapat semakin tinggi pula, dapat
kita contohkan dengan percobaan menggunakan mistar plastik yang ditempelkan pada jari-
jari roda sepeda. Pertama kita putar secara perlahan lalu semakin kencang. Semakin kencang
putaran roda pada roda maka nada yang didapat semakin tinggi karena frekuensinya semakin
tinggi.

C. Infrasonik Dan Ultrasonik


Telah dijelaskan bahwa manusia manusia mampu mendengar bunyi yang memiliki
jangkauan frekuensi antara 20 HZ sampai 20000HZ. Bunyi yang memiliki panjang frekuensi
kurang dari 20 HZ disebut infrasonik sedangkan bunyi yang memiliki panjang gelombang
lebih dari 20 HZ disebut ultrasonik. Namun ada beberapa makhluk hidup yang mampu
mendengar bunyi yang memiliki panjang gelombang yang lebih dari 20000 HZ ialah anjing
dan kelelawar. Anjing mampu mendengar bunyi yang memiliki panjang gelombang 50000
HZ sedangkan kelelawar mampu mendengar bunyi yang memiliki panjang gelombang
1000000 HZ.
Gelombang ultrasonik dapat digunakan dalam kehidupan seharihari untuk beberapa
hal diantara di manfaatkan oleh kelelawar untuk navigasi dalam pergerakannya sehingga
mampu terbang tanpamenabrak benda yang ada didepannya. Selain itu gelombang ultrasonik
dapat juga dimanfaatkan untuk mengetahui kedalaman dasar laut. Untuk mengukur kedalam
kedalam laut dapat digunakan persamaan d=1/2 v∆t.

12
D. Aplitudo Dan Kuat Nada
Untuk menentukan hubungan antara amplitudo dan kuat nada dapat ditunjukan
dengan memetik senar sebuah gitar perlahan-lahan. Kemudian ulangi dengan lebih kuat,
ternyata pada petikan kedua bunyi yang keluar lebih kuat dibandingkan pada petikan yang
pertama. Begitu pula pada saat kita memukulkan garpu tala dengan kekuatan yang berbeda
maka bunyi yang didapat memiliki besar yang berbeda pula. Pada kedua benda tersebutsenar
gitar serta garpu tala yang memilki bunyi lebih besar berarti memiliki amplitudo yang lebih
besar pula. Maka makin besar amplitudonya maka bunyi yang dihasilkan akan semakin besar
pula.
E. Efek Doppler
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering mendengar bunyi disekeliling kita, Kita
ambil contoh suara kendaraan. Jika kendaraan mendekati kita maka suara kendaraan itu
semakin lama semakin kuat begitu pula saat kendaraan tersebut menjauhi kita maka suara
kendaraan tersebut semakin lama semakin pelan. Telah dijelaskan bahwa tinggi rendahnya
bunyi ditentukan oleh besarnya panjang gelombang bunyi tersebut. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa apabila sumber bunyi dan telinga pendengar saling mendekat maka frekuensi yang
didengar akan semakin besar begitu pula sebaliknya. Peristiwa ini pertama kali dikemukakan
oleh Christian johann Doppler.
Berikut kita tetapkan vs sebagai kecepatan sumber bunyi, v sebagai cepat rambat
bunyi diudara, dan vp adalah kecepatan pendengar. Ts dan fs sebagai periode dan frekuensi
gelombang yang dipancarkan oleh sumber bunyi, sedangkan Tp dan fp adalah periode dan
frekuensi gelombang yang diterima pendengar. Panjang gelombang yang dipancarkan sumber
bunyi yang diam dinyatakan dengan persamaan
λs = vTs

sumber bunyi yang bergerak dengan kecepatan vs Ts sehingga panjang gelombang


yang diterima pendengar λP adalah

untuk menentukan periode yang diterima oleh pendengar Tp , kita harus menentukan
dahulu selang waktu yang diperlukan panjang gelombang λ p untuk sampai pada pendengar.
Jika pendengar diam, maka
Tp = λ p / v
Tp = (v-vs) Ts/v
Jika pendengar bergerak dapat dirumuskan dengan
Tp = (v-vs) Ts / v-vp
Namun jika terdapat benda yang bergerak pada kecepatan supersonik, maka
persamaan Doppler tidak dapat lagi berlaku.

F. Cepat Rambat Gelombang


1. Cepat Rambat Gelombang Transversal Pada Dawai

13
Percobaan melde untuk menentukan cepat rambat menunjukkan sebuah
sonometer,yaitu peralatan yang digunakan oleh melde dalam percobaannya untuk
menentukan cepat rambat gelombang transversal pada dawai.percobaan dilakukan dengan
mengganti-ganti beban ( gaya tegangan dawai F ) dan jenis dawai (massa per satuan panjang
dawai µ=m/l ). Dari hasil percobaan melde disimpulkan bahwa cepat rambat gelombang
dalam dawai ( v ).

2. Cepat Rambat Bunyi


Bunyi merupakan gelombang longitudional yang dapat merambat dalam medium
padat,cair atau gas.cepat rambat bunyi tergantung pada sifat-sifat medium rambat.pada
umumnya,cepat rambat bunyi dalam medium padat lebih besar daripada dalam medium cair
maupun gas.
a. cepat rambat bunyi dalam zat padat
cepat rambat bunyi dalam zat padat bergantung pada modulus young dan massa jenis
zat padat.
b. cepat rambat bunyi dalam zat cair
cepat rambat bunyi dalam zat cair bergantung pada modulus bulk dan massa jenis zat
cair.
c. cepat rambat bunyi pada gas
cepat rambat bunyi dalam gas bergantung pada suhu dan jenis gas.

G. Sumber Bunyi
1. Senar Sebagai Sumber Bunyi (Resonansi)
Alat musik seperti gitar menggunakan dawai sebagai alat getar,getaran yang terjadi
pada senar gitar merupakan gelombang stasioner pada dawai dengan ujung terikat.
Nada terendah yang dihasilkan oleh sumber bunyi disebut nada dasar atau harmonik
pertama.selanjutnya,untuk nada yang ebih tinggi seaa berurutan disebut nada atas pertama
( harmonik kedua ),nada atas kedua ( harmonik ketiga ),dan seterusnya.frekuensi-frekuensi
ƒc,ƒ1,ƒ2,dan seterusnya disebut frekuensi alami atau frekuensi resonansi.
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang
bergetar.kedua benda yang beresonansi akan memiliki frekuensi yang sama,atau frekuensi
benda yang satu merupakan kelipatan frekuensi benda yang lain.

2. Pipa Organa Sebagai Sumber Bunyi


Pipa organa adalah alat yang menggunakan kolom udara sebagai sumber getar.kita
mengenal dua jenis pipa organa,yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.

14
a. Pipa Organa Terbuka
Pipa organa terbuka merupakan alat tiup berupa tabung yang kedua ujung
penampangnya terbuka.
b. Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tertutup merupakan alat tiup berupa tabung yang salah satu pipa organa
terbuka dan ujungnya terbuka dan ujung lainnya tertutup.

H. Energi Gelombang
a. Intensitas Gelombang Bunyi
Intensitas gelombang bunyi didefenisikan sebagai energi yang dipindahkan per satuan
luas per satuan waktu atau daya per satuan luas yang tegak lurus pada arah cepat rambat
gelombang.
Sumber bunyi menghasilkan suatu gelombang yang merambat ke segala arah.gelombang
ini akan bergerak dengan kecepatan konstan jika medium perambatannya homogen dengan
muka gelombang berbentuk bola.karena semua titik pada permukaan bola berperilaku
sama,maka daya rata-rata yang dipancarkan sumber bunyi akan tersebar secara merata pada
permukaan bola seluas A = 4πr2.
b. Taraf Intensitas Bunyi
Telinga manusia memiliki keterbatasan dalam memberikan tanggapan atau respon
terhadap rangsangan pendengaran gelombang bunyi.intensitas bunyi terendah yang masih
dapat didengar oleh telinga manusia 10-12 W/m2,dan disebut intensitas ambang
pendengarannya l0.intensitas bunyi tertinggi yang masih dapat didengar oleh telinga manusia
tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 W/m2,dan disebut intensitas ambang perasaan.
Mengingat jangkauan intensitas bunyi yang dapat didengar manusia sangat besar,yaitu
dari 10-12 W/m2 sampai W/m2,maka perlu didefenisikan besaran baru yang menyatakan
intensitas dalam bilangan yang lebih kecil.besaran ini disebut taraf intensitas bunyi yang
didefenisikan sebagai logaritma.
c. Pelayangan Bunyi Aplikasi Interferensi Bunyi

Pada saat dua buah gelombang bunyi yang memiliki amplitudo sama dan merambat
dalam arah yang sama,namun memiliki frekuensi yang berbeda sedikit,maka bunyi akan
terdengar keras dan lemah secara bergantian,peristiwa ini disebut pelayangan bunyi.

2.4 Gelombang Cahaya


A. Pengertian Gelombang Cahaya
Gelombang cahaya adalah cahaya tampak yang bisa dilihat oleh mata (kasat mata).
Hal ini karena gelombang cahaya memiliki spektrum (paket cahaya) yang dapat ditangkap

15
oleh indera penglihatan sebagai warna. Nah, karena proses inilah, kita bisa melihat benda-
benda di sekitar kita.
Karena termasuk gelombang elektromagnetik, gelombang cahaya mampu merambat
tanpa medium atau biasa disebut dengan ruang hampa. Contoh peristiwa gelombang cahaya
yaitu cahaya yang dihasilkan matahari dapat sampai ke bumi meskipun melewati jutaan
kilometer ruang hampa.
B. Jenis Gelombang Cahaya

Dijelaskan sebelumnya bahwa gelombang cahaya disebut juga sebagai cahaya


tampak. Nah, jenis dari cahaya tampak ini dapat kita amati dari warna pelangi.
a. Gelombang cahaya merah ( 620-750 nm , 400-484 THz)
Merupakan jenis gelombang cahaya dengan panjang gelombang terpanjang di dalam
spektrum warna cahaya tampak. Dalam susunan pelangi, warna merah terletak paling rendah
sehingga dapat dengan mudah ditangkap oleh maya manusia.

b. Gelombang cahaya jingga (590-620 nm, 484-508 THz)


Merupakan gelombang cahaya dengan panjang gelombang terletak di antara
gelombang cahaya merah dan kuning dalam spektrum cahaya. Memiliki warna yang sama
dengan jeruk.

c. Gelombang cahaya kuning (570-590 nm, 508-526 THz)


Gelombang cahaya kuning terletak diantara gelombang cahaya jingga dan hijau.
Dalam retina mata manusia, warna kuning memberi rangsangan kepada sel kerucut merah
dan hijau, tetapi tidak pada sel kerucut biru.

d. Gelombang cahaya hijau (495-570 nm, 526-606 THz)


Merupakan gelombang cahaya yang banyak dipantulkan oleh pepohonan dan
dedaunan. Dalam penggabungan warna, hijau dihasilkan dari penggabungan warna kuning
dan biru. Dalam spektrum cahaya, gelombang cahaya hijau juga terletak diantara gelombang
cahaya biru dan kuning.

16
e. Gelombang cahaya biru (450-495 nm, 606-66 THz)
Merupakan gelombang cahaya yang banyak dipantulkan oleh langit dan laut. Hal ini
karena banyak cahaya biru yang dipantulkan oleh molekul dalam atmosfer dan laut.

f. Gelombang cahaya nila-ungu (380-450 nm, 668-789 THz)


Gelombang cahaya nila-ungu biasa juga disebut dengan violet merupakan gelombang
cahaya terpendek di spektrum warna. Dalam susunan pelangi, warna ini berada di paling atas.
Dalam campuran warna, warna violet merupakan hasil dari perpaduan merah dan biru.

C. Sifat Gelombang Cahaya


a. Merambat lurus
Gelombang cahaya bersifat dapat merambat lurus. Hal ini karena arah
rambatan gelombang cahaya yang lurus. Contohnya yaitu ketika kalian
menyalakan senter atau laser. Nah, pasti cahaya yang dihasilkan akan membentuk
rambatan yang lurus, tidak berbelok.
b. Menembus benda bening
Gelombang cahaya mampu menembus benda-benda bening seperti gelas,
kaca, aquarium. Karena cahaya dapat menembus benda bening kita bisa melihat ikan
di aquarium dan rumah bisa terang di siang hari karena cahaya menembus kaca
bening.
c. Refleksi cahaya (dapat dipantulkan)
Gelombang cahaya bersifat dapat dipantulkan. Berdasarkan tipe pantulannya,
terdapat dua yaitu dipantulkan dan dibiaskan.Contoh cahaya yang bisa
dipantulkan yaitu ketika gelombang cahaya mengenai cermin datar, maka cahaya
akan dipantulkan seutuhnya.
d. Refraksi cahaya (dapat dibiaskan)
Refraksi atau pembiasan yaitu perubahan arah cahaya datang yang merambat
dari satu medium ke medium lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan indeks
bias antar medium. Contoh pembiasan cahaya yaitu pensil yang seolah bengkok di
dalam air dan kolam air yang terlihat seolah dangkal.
e. Absorpsi (dapat diserap)
Gelombang cahaya dapat diserap ketika cahaya masuk ke dalam material
transparan. Sebagian energi yang berasal dari gelombang cahaya akan terdisipasi
(berkurang) dan kemudian menjadi energi panas yang menyebabkan berkurangnya
intensitas cahaya tersebut. Proses absorpsi membantu mata kita mengenali warna
benda-benda di sekitar kita.
f. Dispersi cahaya
Dipersi cahaya merupakan pembiasan cahaya putih, cahaya polikromatik,
menjadi komponen cahaya monokromatik yang biasa kita kenal sebagai warna
pelangi.Cahaya mengalami dispersi ketika melewati medan pembias. Percobaan
dispersi dapat dilakukan menggunakan prisma sebagai medan pembias. Ketika
cahaya memasuki prisma, ia mengalami dua kali pembiasan, yaitu ketika
memasuki prisma dan setelah keluar dari prisma.

17
Untuk peristiwa pelangi, cahaya matahari yang turun ke bumi melewati bias
titik-titik air hujan. Air hujan ini membiaskan cahaya putih matahari di bumi
menjadi bentuk pelangi di langit.
g. Interferensi cahaya

Interferensi cahaya adalah penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau


lebih sehingga terbentuk gelombang lain.Syarat terjadi interferensi terdapat dua.
Pertama, sumber cahaya harus koheren, yaitu memiliki fase tetap dan frekuensi
yang sama. Kedua, cumber cahaya harus monokromatis, mempunyai panjang
gelombang tunggal.
h. Difraksi cahaya
Difraksi adalah pelenturan gelombang cahaya saat melewati celah yang sangat
kecil atau sempit lalu kemudian menyebar ketika merambat. Sifat cahaya difraksi
bisa diamati melalui dua percobaan yaitu difraksi celah tunggal dan difraksi celah
banyak.
 Difraksi Celah Tunggal

Ketika gelombang cahaya melalui celah yang sangat kecil, maka


terbentuk pita gelap dan terang yang disebut sebagai difraksi celah tunggal.
 Difraksi pada kisi (Celah Banyak)

18
Ketika sebuah gelombang cahaya monokromatis dilewatkan pada
lempeng kisi atau celah banyak, maka terbentuklah pola difraksi gelap-terang
pada layar.

i. Polarisasi cahaya

Polarisasi cahaya adalah berkurangnya intensitas cahaya akibat berkurangnya


komponen pada gelombang cahaya. Gelombang cahaya secara natural merupakan
gelombang elektromagnetik yang memiliki bentuk gelombang tegak lurus dengan
arah rambatnya. Polarisasi terjadi akibat peristiwa pemantulan, pembiasan,
absorpsi, dan hamburan gelombang cahaya.

D. Manfaat Gelombang Cahaya


Gelombang cahaya memiliki beragam manfaat bagi kehidupan sehari-hari, berikut
diantaranya:
a. Membantu manusia dan hewan melihat benda-benda sekitar
b. Membantu fotosintesis tumbuhan
c. Sebagai energi terbarukan dengan bantuan panel surya
d. Dalam bidang telekomunikasi sinar laser dapat digunakan pada bidang penyiaran
suara, gambar, maupun sinyal melalui serat optik
e. Di bidang kedokteran, sinar laser dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosis penyakit

19
f. Bidang industri, sinar laser dapat digunakan untuk memotong material atau bahan
tertentu misal mengelas dan memotong lempengan baja
g. Dalam bidang pendidikan, cahaya tampak menjadi salah satu sumber studi literasi

2.5 Optika Geometri


Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya terutama mengkaji sifat-sifat
cahaya,hakikat, dan pemanfaatannya untuk mempermudah kegiatan manusia. Dalam ilmu
fisika, optika dibedakan menjadi dua yaitu optika fisis dan optika geometris. Optika fisis
yaitu ilmu yang mengkasi tentang sifat interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya.

A. Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua jenis yaitu pemantulan baur dan pemantulan
teratur.
a. Hukum pemantulan
1 Sinar datang adalah sinar yang dipantulkan oleh permukaan benda.
2 Sinar pantul adalah sinar yang dipantulkan oleh permukaan benda.
3 Garis normal adalah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan benda.
4 Sudut datang adalah sudut antara sinar datang dengan garis normal.
5 Sudut pantul adalah sudut antara sinar pantul dengan garis normal.
b. Pemantulan pada Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang mempunuai permukaan pantul berbentuk bidang
datar.
1 Sifat-sifat bayangan pada cermin datar
a. Bayangan sama besar dengan bendanya.
b. Bayangan tegak.
c. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda kecermin.
d. Bayangan tertukar sisinya, artinya bagian kanan benda menjadi bagian kiri
bayangan.
e. Bayangan semu atau maya, artinya tidak dapat ditangkap dengan layar.
2 Bayangan yang dibentuk oleh 2 cermin datar dengan sudut lancip
Dua cermin datar yang membentuk sudut lancip (θ) maka jumlah bayangan benda
(n) yang dibentuk oleh cermin tersebut dapat dicari dengan rumus berikut:
360
n= −1

c. Pemantulan pada Cermin Lengkung
Cermin lengkung adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk
lengkung .Cermin lengkung dibedakan menjadi 2 yaitu cermin cengkung dan cermin
cembung.
1 Cermin Cekung
Cermin sekung bersifat mengumpulkan sinar. Secara geometris dapat dibuktikan
bahwa panjang focus (f) yaitu jarak cermin ketitik focus besarnya sama dengan
setengah panjang jari-jari kelengkungan cermin.
R
f=
2

20
a. Sifat Cahaya (sinar) yg dipantulkan Cermin Cekung
1 Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui
fokus

2 Sinar datang yang melewati fokus akan dipantulkann sejajar dengan sumbu
utama

3 Sinar datang yang melalui titik lengkung (R) akan dipantulkan kembali ke
arah yang sama.

b. Rumus umum Cermin Cekung


1 1
f= − '
s s
dimana f = titik fokus
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
Sedangkan perbesaran bayangannya menggunakan rumus
S ' h'
M= =
S h
Dengan M = pembesaran bayangan benda
h’ = tingi bayangan
h = tinggi benda

2 Cermin Cembung
Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Cermin cembung fokusnya bernilai
negatif. Jadi dalam perhitungan matematisnya f selalu bernilai negatif. Sifat
bayang yang dibentuk cermin cembung selalu maya, tegak, dan diperkecil.
a. Sinar – sinar istimewa yang dipantulkan cermin cembung
1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari
fokus

21
2. Sinar datang yang menuju R akan dipantulkan kembali dari R

3. Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan

b. Rumus Umum Cermin Cembung


Mencari titik focus. Mencari pembesaran bayangan

B. Pembiasan Cahaya
1. Pengertian Pembiasan
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat
melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya.
2. Hukum Pembiasan
Hukum pembiasan cahaya yang selengkapnya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Sinar datang adalah sinar yang datang pada bidang batas dua medium
b. Sinar bias adalah sinar yang dibiaskan oleh bidang batas dua medium
c. Garis normal adalah garis yang tegak lurus pada bidang batas dua medium
d. Sudut datang ( i ) adalah sudut antara sinar datang dengan garis normal
e. Sudut bias ( r ) adalah sudut antara sinar bias dengan garis normal

22
f. Indeks bias mutlak suatu medium ( n ) didefinisikan sebagai perbandingan
cepat rambat cahaya diruang hampa (c) terhadap cepat rambat cahaya
dimedium tersebut (v). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
c
n=
v
Indeks bias mutlak suatu medium didefinisikan sebagai perbandingan
antara cepat rambat cahaya diruang hampa dengan cepat rambat cahaya
didalam medium tersebut.

Dimana n12 = indeks bias relative medium 1 terhadap medium 2


n1 = indeks bias mutlak medium 1
n2 = indeks bias mutlak medium 2
v1 = laju cahaya dalam medium 1
v2 = laju cahaya dalam medium 2

2.6 Miskonsepsi Apa saja miskonsepsi pada Gelombang: GHS, Karakteristik


Gelombang, Gelombang Bunyi dan Gelombang Cahaya, Optika Geometri

Miskonsepsi pada gelombang bunyi

Indikator Profil Miskonsepsi Penyebab Miskonsepsi


Mengambarkan proses benda Menganggap benda dapat Prakonsepsi
terlihat mata,apabila benda
disinari sumber
cahaya,termasuk dari mata
Menganggap bayangan benda Intuisi yang salah
dapat dilihat setelah disinari
cahaya pantul dari mata
Melukiskan pembentukan Menganggap banyangan Pemikiran asosiatif
bayangan benda pada cermin benda bersifat nyata
datarMelukiskan
pembentukan bayangan
benda pada cermin datar

Miskonsepsi pada Optika Geometri

Indikator Profil Miskonsepsi Penyebab Miskonsepsi


Konsep pipa organa Perubahan volume udara Intuisi yang salah
dengan nada yang dihasilkan
Cepat rambat gelombang Tidak bergantung pada Prakonsepsi
frekuensi dan amplitude

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi
partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang
dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan
pengulangan bentuk. gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non
periodik Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan
dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang
bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik
perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam
gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang
merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih karena
kesediaannya untuk membaca makalah yang kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
pendalaman konsep fisika. Tentunya masih banyak kekurangan karena berbagai keterbatasan
kami baik itu berupa pengetahuan maupun bahan referensi, Oleh karena itu masukan berupa
saran dan kritik sangat kami harapkan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sudiro. 2020. Modul Fisika Kelas XI. Jakarta : Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD,
DIKDAS dan DIKMEN
Yuberti. 2014. Konsep Materi Fisika Dasar 2. Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja
(AURA).
https://saintif.com/gelombang-cahaya/

25

Anda mungkin juga menyukai