Anda di halaman 1dari 47

GERAK HARMONIK SEDERHANA DAN GETARAN

BEBAS DENGAN SATU DERAJAT KEBEBASAN

FISIKA TERAPAN
Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Terapan

Dosen Pengampu:
Dr.Sugeng Hadi Susilo,ST.,MT.

Disusun Oleh :
Tri Setyo Aji Cahyono (1941230102)
Yuda Junaedi Kurniawan (1941230001)

D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI & PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2019

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang kita natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas
mata kuliah fisika terapan dengan judul “GERAK HARMONIK SEDERHANA DAN
GETARAN BEBAS DENGAN SATU DERAJAT KEBEBASAN”. Disamping itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga dapat merealisasikan makalah ini.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen fisiska Terapan kami Bapak Dr.Sugeng Hadi Susilo,ST.,MT. yang
telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya.

Malang, 16 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Gerak Harmonik Sederhana...................................................................................... 2
2.2.1 Periode dan Frekuensi Getaran Harmonik....................................................... 3
2.2.2 Persamaan Getaran Harmonik......................................................................... 4
2.2.3 Energi Gerak Harmonik Sederhana................................................................. 6
2.2.4 Susunan Pegas..................................................................................................8
2.2.5 Bandul Sederhana............................................................................................ 10
2.2 Getaran Bebas dengan Satu Derajat Kebebasan........................................................ 12
2.2.1 Istila Istilah dalam Getaran.............................................................................. 13
2.2.2 Jenis Jenis Getaran........................................................................................... 18
2.2.3 Persamaan Gerak dan Frekuensi Getaran Translasi......................................... 23
2.2.4 Getaran Bebas untuk Sistem Torsional Tanpa Redaman................................ 26
2.2.5 Metode Energi.................................................................................................. 28
2.3 Sistem Derajat Kebebasan Tunggal Tak Teredam....................................................31
2.3.1 Sistem Tak Teredam........................................................................................ 32
2.3.2 Hukum Gerak Newton..................................................................................... 33
2.3.3 Diagram Benda Bebas..................................................................................... 34
2.3.4 Getaran Bebas dengan Redaman..................................................................... 37
BAB 3. PENUTUP.............................................................. .................................................41
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 41

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda
sedang bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak
gejala yang bisa dijelaskan melalui pemahaman yang baik tentang GHS ini dan
gelombang pada umumnya. Seperti sinyal arus dan tegangan pada rangkaian listrik,
gelombang seismik, getaran padamesin dan lain-lain. Sebuah gelombang seismik yang
merambat pada batuan merupakan contoh yang baik melihat salah satu jenis gerak
osilasi.

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan. Gerak harmonik dapat dinyatakan dengan grafik posisi partikel sebagai fungsi
waktu berupa sinus atau kosinus. Contohgerak harmonik antara lain adalah gerakan
benda yang tergantung pada sebuah pegas, dan gerakan sebuah bandul.

Dalam dinamika struktur, jumlah koordinat bebas (independent coordinates)


diperlukan untuk menetapkan susunan atau posisi sistempada setiap saat, yang
berhubungan dengan jumlah derajat kebebasan (degree of fredom). Pada umumnya,
struktur berkesinambungan (continuous structure) mempunyai jumlah derajat kebebasan
(number of degrees of fredom) tak berhingga. Namun dengan prosesidealisasi atau
seleksi, sebuah model matematis yang tepat dapat mereduksi jumlah derajat kebebasan
menjadi suatu jumlah diskrit dan untuk beberapa keadaan dapat menjadi berderajat
kebebasan tunggal.

Dari latar belakang di atas, kelompok kami membuat makalah yang berjudul
“Gerak Harmonik Sederhana dan Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan” yang
akan kami harapkan sebagai referensi belajar di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu Gerak Harmonik Sederhana ?
2. Apa itu Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan ?
3. Bagaimana penerapan Gerak Harmonik Sederhana ?
4. Bagaimana penerapan Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan ?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam malakah ini adalah:
1. Diharapkan mengerti dan memahami arti dari Gerak Harmonik Sederhana
2. Diharapkan mengerti dan memahami Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan
3. Mengerti cara menghitung penerapan Gerak Harmonis Sederhana
4. Mengerti cara menghitung penerapan Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gerak Harmonik Sederhana


Bila suatu benda bergerak bolak-balik terhadap suatu titik tertentu, maka
benda tersebut dinamakan bergetar. Dalam fisika dasar, terdapat beberapa kasus
benda bergetar, diantaranya adalah Gerak Harmonik Sederhana. Gerak Harmonik
Sederhana terjadi karena adanya gaya pemulih (restoring force), dalam kasus di
atas gaya pemulihnya ditimbulkan oleh gaya pegas. Berdasar hukum Hooke gaya
pemulih tersebut besarnya :

Dimana k adalah konstanta pegas, dan x adalah perubahan posisi


terhadap titik setimbang. Dinamakan gaya pemulih karena gaya ini selalu
melawan perubahan posisi benda agar ’pulih” kembali ke titik setimbang.
Karena itulah terjadi gerak harmonik. Pengertian sederhana adalah bahwa kita
menganggap tidak ada gaya disipatif, misalnya gaya gesek dengan udara, atau
gaya gesek antar komponen sistem. Tetapan pegas k, berhubungan dengan
kekekaran pegas, makin sulit sebuah pegas direnggangkan maka hal tersebut
menunjukkan kpegas makin besar Jika kita gambarkan dalam sebuah grafik
simpangan terhadap waktu maka akan kita dapatkan :

2
HUKUM KONSERVASI ENERGI PADA GERAK HARMONIK SEDERHANA

Seperti yang sudah kita fahami, energi bisa berubah bentuk dari satu bentuk
pada bentuk lainnya, dan pada dasarnya dalam suatu sistem tertutup, energi bisa
disebut “tetap” (conserve), begitu juga dalam sistem pegas. Energi kinetikketika
sebuah bandul berayun atau ketika benda pada ujung pegas menjauh/mendekat dari
titik setimbang, sepenuhnya diubah menjadi energi potensial pegas, yang
kemudian kembali menjadi energi kinetik. Jika tidak ada gaya gesek atau
gayadisipatif dalam sistem maka proses ini akan berlangsung tanpa henti, hal ini
berarti energi mekanik dari sistem adalah konstan atau ”kekal’ (conserve).

Anggaplah tidak ada gaya disipatif maka berlaku :

Energi Mekanik = Energi Kinetik + Energi Potensial Pegas ≡ Tetap

Syarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, antara lain:


1. Gerakannya periodik (bolak-balik).
2. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
3. Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan
posisi/simpangan benda.
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah
ke posisi keseimbangan.

2.1.1 Periode dan Frekuensi Getaran Harmonik


Pada dasarnya, gerak harmonik merupakan gerak melingkar beraturan
pada salah satu sumbu utama. Oleh karena itu, periode dan frekuensi pada pegas
dapat dihitung dengan menyamakan antara gaya pemulih (F = -kX) dan
gaya sentripetal

( F=−4 π 2 m f 2 X )
−4 π m f X=¿ −kX
2 2

2 2
4 π m f =k

Jadi frekuensi dan periodenya adalah :

f=
1
2π √ k
m
T =2 π
√ m
k

Keterangan :
f : frekuensi ( s−1 )
T : periode (s)
k : konstanta pegas (N/m)
m : massa beban (kg)

3
So’al :
Jika massa beban yang digantung pada ujung bawah pegas 1 kg, maka
periode getarannya 3 sekon. Jika massa beban dilipatkan menjadi 4 kg,
maka tentukan periode getarannya!
Penyelesaian :
Diketahui :
m1 = 1 kg
T1 = 3 s
m2 = 4 kg
Ditanyakan: T2 = ...?
Jawab:
Hubungan periode pegas T, massa beban m dinyatakan dengan
rumus:

T1
=


m2
k


T2 m1

k


T 2=T 1
m2
m1

¿3
¿6 s
√ 4
1

2.1.2 Persamaan Getaran Harmonik


Persamaan gerak harmonik sederhana didapatkan dari proyeksi gerak
melingkar beraturan pada sumbu-x atau sumbu-y.
A. Simpangan Getaran Harmonik
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi
partikel yang bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran.
Gambar berikut melukiskan sebuah partikel yang bergerak melingkar
beraturan dengan kecepatan sudut ω dan jari-jari A. Anggap mula-mula
partikel berada di titik P.

Pada saat t = 0, partikel berada di titik P, setelah t sekon berada di Q.


Besarnya sudut yang ditempuh adalah:
2 πt
θ=ωt=
T
Simpangan gerak harmonik sederhana merupakan proyeksi titik Q pada
salah satu sumbu utamanya (sumbu Y). Jika simpangan itu dinyatakan
dengan sumbu Y, maka:
2 πt
Y = A sinθ= A sin ωt= A sin
T

4
Keterangan :
Y = simpangan gerak harmonik sederhana (m)
A = amplitudo (m)
T = periode (s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)

So’al :
Sebuah benda melakukan gerak sederhana dengan periode T. Berapakah waktu
yang diperlukan benda agar simpangan sama dengan ½ amplitudonya?
Jawab :
Y = A sinθ
1
A= A sinθ
2
1
sin θ=
2
1
θ= π
6
2 πt 1
= π
T 6
1
t= T
12

B. Kecepatan Getaran Harmonik


Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari
turunan pertama persamaan simpangan.

dy d
V y= = ¿
dt dt
V y =ω A cos ω t

Karena nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum (V maks ) gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut.

V maks=ω A

C. Percepatan Getaran Harmonik


Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari
turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan
simpangan.

d vy d
a y= = ¿
dt dt
a y =ω A ¿
2
a y =−ω A sin ω t
2
a y =−ω Y

Karena nilai maksimum dari simpangan adalah sama dengan amplitudonya


(y = A), maka percepatan maksimumnya (a maks) gerak harmonik sederhana
adalah sebagai berikut.

5
a maks = -ω 2 A
So’al :
Sebuah benda bermassa 2 gram digetarkan menurut persamaan y = 0,05 sin
300t (semuasatuan dalam SI). Tentukan kecepatan dan percepatan benda
pada saat t = 0,6 s
penyelesaian :
diketahui :
m=2g
ω = 300
Y = 0,05 sin 300 t
t = 0,6 s

Kecepatan :
v = dy/dt
= ω A cos ω t
= (300)(0,05)(cos 300.0,6)
= 15 cos 1800
= -15 m/s
Percepatan :
dv 2
a= =ω A sin ω t
dt
2
¿ ( 300 ) (0 , 05) ¿
2 0
¿ ( 300 ) ( 0 , 05 ) sin180
¿0

2.1.3 Energi Gerak Harmonik Sederhana


Benda yang melakukan gerak harmonik sederhana memiliki energi
potensial dan energi kinetik. Jumlah energi potensial dan energi kinetik
disebut energi mekanik.
A. Energi Kinetik Gerak Harmonik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang melakukan
gerak harmonik sederhana karena kecepatannya.
1
E k = m¿
2
Energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada di titik
setimbang. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai ketika berada di titik
balik.
B. Energi Potensial Gerak Harmonik
Besarnya energi potensial adalah energi yang dimiliki gerak harmonik
sederhana karena simpangannya. Secara matematis energi potensial yang
dimiliki gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut.
1 2
Ep= k y
2
1
¿ m¿
2

Energi potensial maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada


di titik balik. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai ketika berada di
titik setimbang.

6
C. Energi Mekanik
Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah jumlah energi
kinetik dan energi potensialnya.

Em =Ek + E P
1 1
¿ m¿ m¿
2 2
1
¿ m ω 2 A2
2

Berdasarkan persamaandi atas, ternyata energi mekanik suatu benda yang


bergetar harmonik tidak tergantung waktu dan tempat. Jadi, energi mekanik
sebuah benda yang bergetar harmonik dimanapun besarnya sama.

So’al :
Benda yang massanya 400 g bergetar harmonik dengan amplitudo 5 cm dan
frekuensi 100 Hz. Hitunglah energi kinetik, energi potensial, dan energi
mekaniknya (energi total) saat simpangannya 2,5 cm!
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 400 g = 0,4 kg
A =5 cm = 0,05 m
F = 100 Hz
Y = 2,5 cm
Ditanya :
Ek,Ep,Em ?
Jawab :
Energi kinetik (Ek)
Y = A sinθ
Y
sin θ=
A
2 ,5
¿
5
¿0,5
o
θ=30
o
cos θ=cos 30 =0,866
θ=ω t
ω=2 πf
1
E k = m¿
2
1 2 2 2 2 o
¿ m 4 π f A cos 30
2
1
¿ (0 , 4)(4 )¿
2
¿ 147,894 J
Energi potensial (Ep)
1
Ep= m¿
2

7
1 2 2 2 2 o
¿ m 4 π f A sin 30
2
1
¿ (0 , 4)(4 )¿
2
¿ 49,298 J

Energi mekanik (Em)


Em =Ek + E P
¿ 147,894+ 49,298
¿ 197,192 J

2.1.4 Susunan Pegas


A. Susunan Seri
Untuk memudahkan pembahasan, diambil pegas-pegas yang tetapan
pegasnya sama. Rumus dasar yang digunakan adalah rumus modulus
Young dan Hukum Hooke (k = EA/X). Jadi, tetapan pegas berbanding lurus
dengan luas penampang pegas A, modulus Young E, dan berbanding
terbalik dengan panjang pegas X. Persamaan ini menyatakan tetapan pegas
tunggal.Untuk dua buah pegas yang disusun secara paralel, tetapan pegasnya
(kp) menjadi seperti berikut :

Jika dua buah pegas disusun secara seri seperti terlihat pada Gambar di
atas, maka panjang pegas menjadi 2X. Oleh karena itu, persamaan
pegasnya (ks ) menjadi seperti berikut.

Ks= =
2X 2 X( )
EA 1 EA 1
= k
2

Jadi, bila 2 pegas yang tetapan pegasnya sama dirangkaikan secara seri,
maka susunan ini akan memberi tetapan pegas susunan sebesar ½ k.
Sedangkan untuk n pegas yang tetapannya sama dan disusun seri, maka
berlaku persamaan berikut
k
Ks=
n
So’al :
Dua buah pegas yang disusun secara seri berturut-turut besar konstantanya
200 N/m dan 100 N/m. Apabila pada pegas tersebut diberi beban 40 N,
hitunglah pertambahan panjang pegas!
Penyelesaian :
Diketahui :
k 1= 200 N/m
k 2= 100 N/m
F = 40 N

8
Ditanya : ∆ x=… ?
Jawab :
1 1 1
= +
ks k1 k2
1 1
¿ +
200 100
3
¿
200
200
k s= =66 , 67 N /m
3
Menurut Hukum Hooks :
F=k s ∆ x
F
∆ x=
ks
40
¿
66 , 67
¿ 0 , 60 m
¿ 60 cm

B. Susunan Paralel
Bila pegas disusun paralel, maka panjang pegas (X) tetap. Sedangkan luas
penampang pegas berubah dari A menjadi 2A, bila pegas yang disusun
sebanyak dua buah.

Jadi, untuk dua buah pegas yang disusun secara paralel, tetapan pegasnya
(kp) menjadi seperti berikut.
k p=
X ( )
E (2 A )
=2
EA
X
=2 k
Bila ada n pegas yang tetapan pegasnya sama disusun secara paralel, maka
akan menghasilkan pegas yang lebih kuat. Karena tetapan pegasnya
menjadi lebih besar.
k p=nk
So’al :
Dua buah pegas yang disusun pararel berturut-turut mempunyai konstanta
sebesar 200 N/m dan 300 N/m. Jika diujungnya diberi beban sebesar 4 kg dan
g = 10 m/s2, maka hitunglah pertambahan panjang pegas!
Penyelesaian :
Diketahui :
k 1= 200 N/m
k 2= 300 N/m
m = 4 kg
g = 10 m / s2
Ditanya : ∆ x ?
Jawab :
k p=k 1 +k 2
9
¿ 200+300
¿ 500 N /m

Menurut Hukum Hooks :


F=k p ∆ x
F
∆ x=
kp
4 × 10
¿
500
¿ 0 , 08 m
¿ 8 cm

2.1.5 Bandul Sederhana


Sebuah bandul sederhana terdiri atas sebuah beban bermassa m yang
digantung di ujung tali ringan (massanya dapat diabaikan) yang panjangnya l.
Jika beban ditarik ke satu sisi dan dilepaskan, maka beban berayun melalui titik
keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Jika amplitudo ayunan kecil, maka
bandul melakukan getaran harmonik.

Sebuah beban bermassa m tergantung pada seutas kawat halus kaku


sepanjang A dan massanya dapat diabaikan. Apabila bandul itu bergerak
vertikal dengan membentuk sudut θ, seperti terlihat pada Gambar b,
gaya pemulih bandul tersebut adalah mg sin θ.

F=−m g sin θ
y
sin θ=
l
y
F=−m g ( )
l
So’al :
Sebuah ayunan sederhana memiliki panjang tali 40 cm dengan beban 100
gram. Tentukanlah besar gaya pemulihnya jika benda disimpangkan sejauh 4
cm dan percepatan gravitasi di tempat itu = 10 m / s2
Jawab :
Diketahui :
l = 40 cm
m = 100 g = 0,1 kg
y = 4 cm
10
g = 10 m / s2
Besar gaya pemulihan pada ayunan :
F = m g sin θ
y
=mg( )
l
4
= (0,1)(10)( )
40
= 0,1 N
Periode dan Frekuensi Bandul Sederhana
Persamaan gaya pemulih pada bandul sederhana adalah F = -m g sin θ . Oleh
y y
karena sin θ= , maka persamaannya dapat ditulis F = -m g . Karena
l l
2 2
persamaan gaya sentripetal adalah F = -4 π m f y, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut.
F sentripetal = F pemulih
y
-4 π 2m f 2y = -m g
l
g
4π2 f 2 =
l
f=
1 g
2π l√ √
T =2 π
l
g
Dari persamaan diatas, ternyata diketahui bahwa periode dan frekuensi
bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan simpangan bandul,
tetapi hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi
setempat.

So’al :
Sebuah ayunan bandul sederhana memiliki panjang tali 64 cm, massa beban
0,1 kg. Saat beban diberi simpangan 10 cm dan dilepaskan, terjadi getaran
selaras (g = 10 m / s2). Hitunglah periode ayunan dan kecepatan maksimum
benda tersebut!
Penyelesaian :
l = 64 cm = 0,64 m
m = 0,1 kg
A = 10 cm = 0,1 m
g = 10 m / s2
Ditanya : T dan V maks ?
Jawab :
T =2 π
√ l
g
¿2π
√ 0 ,64
10
¿ 2 π √ 0,064
¿ 2 π 0 , 25
¿0,5π s

V maks=ωA

( )
¿

T
A
¿ ¿)0,1
11
2
¿ 0 , 4 m/s

2.2. . Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan


Getaran adalah gerakan bolak-balik yang berulang dari bagian suatu benda
atau mesin dari posisi kesetimbangan statisnya jika keadaan setimbang tersebut
terganggu oleh gaya paksa (eksitasi) atau gerakan badan mesin tersebut. Gerakan
bolak-balik ini biasa disebut sebagai osilasi. Semua benda yang mempunyai massa
dan elastisitas mampu bergetar. Jadi mesin dan struktur rekayasa mengalami
getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya memerlukan pertimbangan sifat
osilasinya.Karakteristik getaran meliputi parameter-parameter utama, yaitu frekuensi,
amplitudo dan bentuk gelombang. Pengukuran dasar dengan menggunakan
instrumen penting dilakukan untuk memperoleh hubungan waktu dengan
perpindahan, kecepatan dan percepatan. Dari analisis dapat diperoleh informasi seperti
frekuensi, amplitudo dan bentuk gelombang.

Pada umumnya sistem yang bergetar mengubah energi potensial menjadi


energi kinetik atau kebalikannya mengubah energi kinetik menjadi energi potensial.
Jika sistem mempunyai peredam maka beberapa energi diserap setiap siklus getaran dan
harus diberi sumber dari luar untuk menjaga getaran yang tetap (steady state).

Derajat kebebasan (degree of freedom/DOF) adalah jumlah koordinat


independen yang dibutuhkan untuk menentukan posisi atau gerakan secara lengkap
setiap bagian dari sistem. Suatu partikel bebas yang mengalami gerak umum dalam
ruang memiliki tiga derajat kebebasan, yaitu tiga komponen posisi dalam arah
sumbu x, y dan z. Benda kaku mempunyai enam derajat kebebasan, yaitu tiga
komponen posisi dan tiga sudut yang menyatakan orientasinya.

Di dalam getaran suatu sistem mekanik apabila kita anggap massamassa dari bodi
terkonsentrasi pada pusat gravitasinya disebut sistem getaran diskrit (discrete or
lumped vibration System). Sistem terdiri dari 3 massa, yaitu m1, m2 dan m3. Posisi
masing-masing massa berada pada pusat massa m1, m2 dan m3. Dalam sumbu
kartesian posisi m1 dinyatakan dalam (x1,y1), posisi m2 dinyatakan dalam (x2,y2) dan
posisi m3 dinyatakan dalam (x3,y3).

Sistem getaran yang kontinu (continous or distributed vibration system) adalah


suatu sistem getaran yang terdiri dari molekul-molekul atau partikel-partikel yang
berjumlah tak terhingga di mana partikel-partikel tersebut mempunyai pergerakan
elastis yang relatif satu sama lain. Continous vibration system mempunyai derajat

12
kebebasan yang tak terhingga. Pada umumnya partikel-partikel terletak pada satu
domain yang dianggap tidak berubah banyak. Perubahan bentuk dari domain disebabkan
pergerakan elastik relatif dari partikel-partikel tersebut. Perubahan bentuk ini biasa
disebut sebagai deformasi domain. Domain ini disebut sebagai continous elastic
body.Dalam continous elastic body tidak ada pusat garvitasi yang tetap untuk seluruh
bodi karena domain selalu berubah-ubah bentuk geomerinya. Dengan demikian
massa untuk continous elastic body merupakan distribusi massa partikel-partikel
anggota di seluruh domain. Domain kedudukan partikel-partikel dan deformasi
bentuk dapat dilihat pada Gambar :

Analisis sistem getaran yang kontinu sangat susah dan biasanya


dilakukan menggunakan:
1. Metode elemen hingga (finite elemen method)
2. Finite defference method
3. Aproksimasi analitis
4. Analog komputer

2.2.1. Istilah istilah dalam Getaran


Getaran Pada Bandul Sederhana

Gambar dibawah ialah contoh getaran pada bandul sederhana, berdasarkan


pada bandul tersebut, Satu Kali Getaran ialah satu kali pergerakan bandul dari titik
A – B – C – B – A. Satu Kali getaran juga bisa dihitung titik mulainya dengan titik
B atau Titik C.

13
Getaran Pada Bandul Sederhana

Getaran Pada Pegas

Kemudian Pada Gambar kedua adalah contoh Getaran pada pegas yang diberikan
beban. Satu Kali Getaran pada Pegas Tersebut misalnya B – A – C – A – B. Satu
Kali Getaran juga bisa dihitung dari titik mulainya dengan titik A atau Titik C.

Getaran Pada Pegas

Amlitudo

14
Amplitudo yakni simpangan terjauh dari titik keseimbangan. Amplitudo bisa
diartikan ialah jarak paling jauh dari titik keseimbangan saat terjadi getaran.
Perhatikan kembali Gambar pada bandul dan pegas sederhana diatas.

Pada Gambar Bandul, titik keseimbangannya adalah titik B, dan Amplitudonya


adalah BA dan BC. Karena semakin lama gerakan bandul akan semakin kecil,
sehingga titik getaran pertamalah yang merupakan amplitudo dari bandul tersebut.

Pada Gambar Pegas, Titik keseimbangannya merupakan titik A, dan Amplitudonya


adalah adalah AB dan AC. Karena semakin lama gerakan pegas juga akan semakin
melemah, jadi getaran pertamalah yang merupakan amplitudo dari pegas tersebut.

Frekuensi

Frekuensi Getaran yaitu banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik.
Satuan Frekuensi dalam Sistem Internasional yaitu Hertz (Hz). Dalam Fisika,
Frekuensi disimbolkan dengan huruf “f” dan Rumusnya :

F=n/t

Keterangan :

f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz)

n = Jumlah Getaran

t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s)

15
Periode

Periode yaitu waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Satuan
Periode dalam Sistem Internasional adalah Sekon (s). Dalam Fisika, Periode
disimbolkan dengan huruf “T” dan Rumusnya :

T=t/n

Keterangan :

T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s)

t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s)

n = Jumlah Getaran

Periode dan Frekuensi saling berhubungan dan bisa dihubungkan satu dengan
lainnya. Periode adalah kebalikan dari frekuensi demikian pula sebaliknya. Oleh
karena itu didapatkan persamaan :

T=1/f

F=1/T

Keterangan :

T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s)

f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz)

Fase Gelombang
Fase gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau tahapan gelombang. Perhatikan
persamaan 1.2. Dari persamaan itu, fase gelombang dapat diperoleh dengan hubungan seperti
berikut.

Keterangan : ɸ=

ɸ = fase gelombang

T = periode gelombang (s)

L = panjang gelombang (m)

t = waktu perjalanan gelombang (s)

16
x = jarak titik dari sumber (m)

Dari fase gelombang dapat dihitung juga sudut fase yaitu memenuhi persamaan
berikut :

ɸ = 2 (rad)

Catatan :

Dua gelombang dapat memiliki fase yang sama dan dinormalkan sefase. Dua
gelombang akan sefase bila beda fasenya memenuhi:

ɸ = 0, 2, 4, ....

Dua gelombang yang berlawanan fase apabila berbeda fase :

ɸ = 3, 5 ....

Jika getaran itu merambat dari kanan ke kiri dan P telah bergetar t detik, maka
simpangan ɸ titik Q :

y = sin 2

Frekuensi natural

Frekuensi dari getaran bebas dari suatu benda yang bergetar secara alamiah
yang ditimbulkan oleh elastisitas pemegang benda dan massa benda tersebut.
Semakin besar elastisitas dari suatu pemegang maka semakin besar pula natural fr
ekuensinya dengan massa benda yang sama.

Tapi semakin besar massa benda dengan elastis yang sama semakin kecil pula
frekuensi naturalnya.

Displacement

Displacement atau perpindahan getaran merupakan jarak yang ditempuh


dari suatu puncak ke puncak yang lain. Perpindahan tersebut umumnya
dinyatakan dalam satuan mikron.
17
Velocity (kecepatan getaran)

Kecepatan getaran biasanya dinyatakan dalam satuan mm/detik. Dimana


titik puncaknya biasanya berada seperti pada titik 180 dan kelipatannya.

Acceleration (percepatan getaran)

Secara teknis, percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan. Percepatan


getaran biasanya dinyatakan dalam satuan ‘g’, dimana satu ‘g’ setara percepatan
yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi. Puncak percepatan
biasanya terletak pada simpangan terjauh positif pada grafik sinusoidal.

Contoh Soal Getaran Dasar


Sebuah bandul digetarkan sehingga selama 1 menit menghasilkan 40 getaran.
Tentukan periodenya?

Penyelesaian :

Diketahui :
t = 1 menit = 60 s
n = 40 getaran

Ditanya : T = ?

Jawab :

T= t/n

T=60/40= 1,5 s

18
Jadi, sebuah bandul mempunyai nilai periode nya 1,5 s

2.2.2. Jenis Jenis Getaran


A. Getaran Bebas
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang
ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja.
Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi
naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh
distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan
elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa
rangsangan luar.

Sebelum kita membahas tentang getaran bebas teredam dan getaran


bebas tidak teredam, kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa itu getaran
bebas. Getaran bebas adalah getaran yang terjadi jika sistem berosilasi karena
bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri yang timbul akibat adanya
harga awal tanpa pengaruh gaya luar. Semua sistem yang memiliki massa
dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas.

Getaran bebas terjadi jika setelah diberi gangguan awal sistem akan
berosilasi sendiri karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri dan
tidak ada gaya dari luar yang bekerja. Karena tidak ada gaya luar yang bekerja
maka sistem akan berhenti dalam waktu tertentu. Hal ini disebabkan adanya
redaman pada sistem getaran atau dari luar sistem getaran.

19
Dari gambar diatas terlihat bahwa pegas sebelum terkena massa m tidak
mengalami peregangan (posisi tanpa regangan), selanjutnya setelah terkena massa
m terjadi pertambahan panjang sebesar Δst( posisi kesetimbangan statik). Pada
posisi kesetimbangan ini berlaku:

kΔst = W

k Δst =mg

dimana:

W adalah gaya gravitasi yang bekerja pada massa m


g adalah percepatan gravitasi.

Dari posisi kesetimbangan statik ini, diberikan suatu simpangan awal sebesar
x (positif dalam arah kebawah) yang selanjutnya dilepaskan.

Dengan demikian besarnya simpangan setelah dilepaskan merupakan fungsi


waktu t, jadi pada saat t=0 simpangan x(t=0)=x

Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada
dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem
yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang
merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami
getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.
B. Getaran Paksa
Getaran paksa terjadi karena rangsangan gaya dari luar atau biasa disebut
eksitasi. Jika rangsangan itu berosilasi maka, sistem dipaksa untuk bergetar pada
frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu
frekuensi natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi, dan osilasi
yang besar dan berbahaya akan terjadi. Kerusakan pada struktur seperti
jembatan, gedung, sayap pesawat terbang dan lainlain merupakan kejadian
yang menakutkan yang disebabkan resonansi. Jadi perhitungan frekuensi
natural merupakan hal yang sangat penting. Getaran paksa adalah getaran yang
terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka
sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi
rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat
keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan
pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang,
merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi
perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang utama.

20
C. Linear dan Tidak Linear
Sistem yang berosilasi secara luas dapat digolongkan sebagai linier dan
tidak linier. Jika komponen dasar sistem getaran seperti pegas, massa dan
peredam linier, maka getaran yang terjadi akan linier, sedangkan bila
komponen dasar sistem getaran tidak linier getaran yang terjadi juga tidak
linier. Untuk sistem linier prinsip superposisi berlaku dan teknik matematika
yang ada untuk melaksanakan hal itu dikembangkan dengan baik.
Sebaliknya, teknik untuk menganalisis sistem tidak linier kurang dikenal dan
sukar digunakan, serta prinsip superposisi tidak valid. Namun demikian,
pengetahuan tentang sistem tidak linier dibutuhkan sebab semua sistem
cenderung menjadi tidak linier dengan bertambahnya amplitudo osilasi.
D. Getaran Teredam dan Tanpa Redaman
Jika tidak ada energi yang hilang atau diserap (disipasi) oleh gesekan
atau tahanan yang lain selama osilasi, maka getaran yang terjadi dinamakan
getaran tanpa redaman atau undumped vibration. Tetapi jika ada energi yang
hilang atau diserap maka getaran yang terjadi dinamakan getaran teredam atau
damped vibration.

Semua sistem yang bergetar mengalami redaman sampai derajat tertentu


karena energi didisipasi oleh gesekan dan tahanan lain. Jika redaman itu
kecil, maka pengaruhnya sangat kecil pada frekuensi natural sistem dan
perhitungan frekuensi natural biasanya dilaksanakan atas dasar tidak ada
redaman. Sebaliknya redaman sangat penting untuk membatasi amplitudo
osilasi waktu resonansi.

Getaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu getaran bebas tanpa redaman dan
getaran bebas dengan peredaman. Getaran bebas tanpa redaman artinya getaran
yang terjadi pada sistem tidak ada gaya yang meredamnya. Sehingga sistem tidak
akan berhenti bergetar.

Sistem yang mengalami getaran bebas teredam akan dipengaruhi oleh jenis
peredamannya. Apakah termasuk dalam jenis peredaman ringan, berat atau
transisi. Kalau sistem yang bergetar mengalami peredaman ringan, maka getaran
akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa berhenti bergetar. Namun
jika sistem yang bergetar mengalami peredaman berat, maka sistem akan cepat
mengalami diam atau tidak bergetar lagi.

21
E. Getaran Diterministik dan Non-Deterministik
Getaran deterministik adalah getaran suatu sistem yang bisa diketahui
atau diprediksi setiap saat. Getaran non-deterministik adalah getaran suatu
sistem yang tidak bisa diketahui atau diprediksi setiap saat.

Jika harga atau besaran eksitasi (gaya atau gerakan) yang bekerja pada
sistem yang akan digetarkan diketahui setiap saat maka dinamakan eksitasi
deterministik. Getaran yang terjadi merupakan getaran deterministik.

Contoh getaran deterministik adalah getaran harmonik, getaran sinusoidal dan


getaran periodik. Pada kasus lain, jika gaya eksitasi tidak dapat
diprediksikan setiap saat, maka dinamakan eksitasi non-deterministik atau
random. Getaran yang terjadi juga non-deterministik atau random. Contoh eksitasi
random adalah kecepatan angin, kekasaran jalan, gempa bumi dan lain-lain.

Prinsip D’Alembert
“Suatu sistem dinamik dapat diseimbangkan secara statik dengan
menambahkan gaya kayal yang dikenal dengan gaya inersia, dimana besarnya
sama dengan massa dikali percepatan dengan arah melawan melawan arah
percepatan” Sebuah alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan adalah
penggunaan Prinsip D’Alembert yang menyatakan bahwa sebuah sistem dapat
dibuat dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya
fiktif pada gaya-gaya luar yang biasanya dikenal sebagai gaya inersia.

Jawab : persamaan differential gerak

Persamaan Differential Gerak

Model fisik dari getaran bebas tanpa redaman dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:

22
Keterangan :
x : simpangan
m : massa
k : konstanta

Untuk mendapatkan model matematika dari model fisik di atas yaitu dengan
dilakukan analisis diagram benda bebas (FBDA )

Keterangan :
kx : gaya pegas
mẍ : gaya inersial

Dengan menggunakan persamaan kestimbangan gaya arah vertikal dapat


dinyatakan model matematika dari sistem diatas adalah sebagai berikut:
kx + mẍ = 0

2.2.3. Persamaan Gerak dan Frekuensi Getaran Translasi


Sistem berosilasi yang paling sederhana adalah sistem yang terdiri dari massa
dan pegas. Pegas penunjang massa dianggap mempunyai massa yang dapat
diabaikan dan kekakuan k (Newton per meter simpangan). Sistem
mempunyai satu derajat kebebasan karena geraknya digambarkan oleh koordinat
tunggal x.

23
Bila digerakkan, osilasi akan terjadi pada frekuensi natural fn, yang merupakan
milik sistem. Kita sekarang mengamati beberapa konsep dasar yang dihubungkan
dengan getaran bebas sistem dengan satu derajat kebebasan.Hukum Newton
kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem, perubahan bentuk
pegas pada posisi kesetimbangan statik adalah ∆ dan gaya pegas adalah k∆
adalah sama dengan gaya gravitasi W yang bekerja pada massa m.

K ∆=W =mg

Dengan mengukur simpangan x dari posisi kesetimbangan statik, maka gaya-


gaya yang bekerja pada massa m adalah k(∆+x) atau W. Dengan x yang dipilih
positif dalam arah ke bawah. Sekarang hukum Newton kedua untuk gerak
diterapkan pada massa m.

∑Fy = 0
mẍ + k(∆+x) – W = 0
dan karena k∆ = W, diperoleh
mẍ + kx = 0

Jelaslah bahwa pemilihan posisi kesetimbangan statik sebagai acuan untuk x


mengeliminasi W, yaitu gaya yang disebabkan gravitasi. Gaya pegas statik
k∆ dari persamaan gerak hingga resultan pada massa m adalah gaya pegas karena
simpangan x saja.

Dengan mendefinisikan frekuensi lingkaran ωn menggunakan persamaan:


2 k
ω n=
m
ẍ+ω 2n=0

Solusi persamaan tersebut dengan mengasumsikan:

st
x (t )= A e
ẍ¿ A e st dan ẍ¿ A s 2 e st
2 st st
mA s e +k A e =0

24
2 st
(m s + k ) A e =0
2
m s + k=0
s=±¿
s=±i ωn

Dengan menggunkan :

±iat
e =cos a t ± isin at
x (t )= A cos ω n t+ B sin ω n t

x 0= A cos ωn ( 0 ) + B sin ωn ( 0 )
x 0= A ( 1 ) + ( 0 )
A=x 0
ẋ (t )=−ωn A sin ωn t+ ωn +ω n B cos ωn t
ẋ ( 0 )=−ω n A sin ωn (0)+ω n +ω n B cos ω n (0)
ẋ 0=( 0 )+ ωn B
ẋ0
B=
ωn
ẋn
Jadi, x=x 0 cos ω n t +¿ sin ω n t ¿
ωn

Periode natural osilasi

τ =2 π
m
k √
Frekuensi natural
1 1 k
f n= =
τ 2π m √
f n=
1 g
2π ∆ √
So’al :
Sebuah massa ¼ kg digantungkan pada pegas yang mempunyai kekakuan 0,1533
N/mm. Tentukan frekuensi naturalnya dalam siklus per sekon. Tentukan juga
penyimpangan statiknya.
Jawab :
Konstanta kekakuan
k =153.3 N /m

f=
1 k

=
1 153.3
2 π m 2 π 0.25 √ =3.941 Hz
Penyimpangan statik pegas yang digantungi massa 1 ⁄ 4 kg diperoleh dari mg = k∆
mg 0.25 x 9.81
∆= = =16 mm
k 0.1533

25
Hitung frekuensi natural dari sistem. Asumsi gesekan dan massa puli diabaikan.

Pada diagram benda bebas 1 (dbb 1)


2W = k1 x1
2W
x 1=
k1
pada dbb 2
2W = k2 x2
2W
x 2=
k2

Sehingga gerakan total massa adalah :


X =2(x 1+ x2 )

( ) ( )
2W 2 W 1 1 k 1 +k 2
X =2 + =4 W + =4 W
k1 k2 k1 k2 k1 k2

Hukum newton kedua menyatakan:


F=kx
F
=x
k
berat W
=simpangan total massa
k ek
W k 1 +k 2
=4 W
k ek k1 k 2

Persamaan getaran :
mẍ+ k ek x=0
k 1k2
mẍ+
4¿¿¿
Jadi,

26
k1 k2
ω n=¿(
m¿ ¿ ¿
ωn 1
f n= = ¿
2π 4 π

2.2.4. Getaran Bebas untuk Sistem Torsional tanpa Redaman


Jika benda kaku diberi simpangan sudut dengan sumbu referensi khusus,
maka akan menyebabkan gerak yang disebut getaran torsional. Dalam masalah
getaran torsional menggunakan kesetimbangan momen torsional. Gambar 2.5
ditunjukkan piringan dengan massa inersia polar J0, berada di ujung poros dan
ujung poros yang lain ditumpu dengan tumpuan jepit. Simpangan sudut piringan
dan poros sebesar θ.

Kekakuan poros (k t ¿
Gl 0
k t=
l
Keterangan :
G : modulus elastisitas
J 0 : momen inersia luas penampang poros
I : panjang poros

4 4
πd Gπ d
J 0= sehingga k t=
32 32 l

Untuk poros maka torsinya :


M t =k t θ
Keterangan :
k t = kekakuan poros
θ = simpanagn sudut poros

Hukum Newton yang kedua untuk gerakan sudut


J 0 θ+k t θ=0
Keterangan :
J 0= momen inersia massa disk

27
4 2
ρhπ D W D
J 0= =
32 89
ρ=¿ densitas massa
W =¿ berat disk

So’al
Sebuah roda dan ban mobil digantungkan pada batang baja yang diameternya
0.5 cm dan panjangnya 2 m. Bila roda diberi simpangan sudut kemudian lepas,
maka ia membuat 10 osilasi dalam 30.2 detik. Tentukan momen inersia polar roda
dan ban.

Jawab :
Persamaan rotasional untuk gerak sesuai hukum Newton kedua
J 0 θ+k t θ=0
Frekuensi natural osilasi
10
ω n=2 πf =2 π =2.081rad /s
30.2
Untuk batang
2
πd π
l 0= = ¿
32 32
9 2
Gbaja =80 x 1 0 N /m
Gl 0 80 x 10 9 x 0.00613 x 10−8
k t= = =2.455 Nm /rad
l 2
Maka
ω n=¿
k t 2.455 2
J 0= 2 = 2
=0.567 kg m
ω n 2.081

2.2.5. Metode Energi (Metode Lagrange)


Dalam suatu konservatif energi totalnya adalah konstan dan persamaan
diferensial gerak juga dapat dibentuk dari prinsip kekekalan energi. Untuk
getaran bebas suatu sistem yang tak teredam, energinya sebagian adalah
energi kinetik dan sebagian potensial. Energi kinetik T sebagian disimpan
28
dalam massanya karena kecepatannya, sedang energi potensial U disimpan
dalam bentuk energi regangan dalam perubahan bentuk elastik atau kerja yang
dilakukan dalam suatu medan gaya seperti gravitasi. Karena energi total adalah
konstan, maka laju perubahan energi adalah nol.

T + U = konstan
d
(T +U=0)
dt

Bila perhatian hanya tertuju pada frekuensi natural sistem, maka frekuensi itu
dapat ditentukan dari pertimbangan prinsip kekekalan energi pada persamaan :

T 1+U 1=T 2+U 2

Dengan indeks 1 dan 2 menyatakan saat yang berbeda. Ambil indeks 1 saat ketika
massa sedang melewati posisi kesetimbangan statik dan pilih U1 = 0 sebagai acuan
untuk energi potensial. Ambil indeks 2 saat yang sesuai dengan simpangan
maksimum dari massa. Pada potensial ini, kecepatan massa adalah nol, hingga
T2 = 0, jadi diperoleh :

T1 + 0 = 0 + U2

Namun, bila sistem mangalami gerak hermorik, maka T1 dan U2merupakan


nilai maksimum, jadi :
T max=U max

So’al :
Tentukan frekuensi natural sistem !

Anggap bahwa sistem secara harmonik dengan amplitudo θ dari posisi


kesetimbangan statik. Energi kinetiknya adalah :

1 2 1
T = J θ + m¿
2 2
29
Energi potensial adalah energi yang disimpan dalam pegas yaitu :

1
U= k¿
2
dT + dU = 0
d d
( T ) + ( U ) =0
dt dt
d
¿
dt
1 1 2 1 2
J 2θθ+ m r 1 2 θθ+ k r 2 2 θθ=0
2 2 2
2 2
Jθ+m r 1 θ+ k r 2 θ=0
2 2
(J +m r 1)θ+ k r 2 θ=0

Maka diperoleh :

ω n=
√ kt
J0
2
k t=k r 1 dan J ek =J +m r 1
2


2
k r2
ω n= 2
J + mr 1

f n=
1
2π √ k r 22
J +m r 1
2

So’al :
Sebuah silinder seberat W dan jari-jari r menggelinding tanpa tergelincir (slip)
pada permukaan silindris yang berjari-jari.Tentukan persamaan diferensial
geraknya untuk osilasi kecil pada titik terendah. Untuk keadaan tanpa tergelincir
rф = Rθ

30
Kecepatan translasi pusat silinder adalah

( R−r ) θ

Sedang kecepatan rotasinya adalah

( ∅ −θ )= ( Rr −1) θ
Karena tanpa tergelincir maka

∅= ( Rr ) θ
Energi kinetiknya adalah

1 w
T= ¿
2 g
3 w
T= ¿
4 g

2.3 Sistem Derajat Kebebasan Tunggal Tak Teredam


Dalam dinamika struktur, jumlah koordinat bebas (independent coordinates)
diperlukan untuk menetapkan susunan atau posisi sistempada setiap saat, yang
berhubungan dengan jumlah derajat kebebasan (degree of fredom). Pada umumnya,
struktur berkesinambungan (continuous structure) mempunyai jumlah derajat kebebasan

31
(number of degrees of fredom) tak berhingga. Namun dengan prosesidealisasi atau
seleksi, sebuah model matematis yang tepat dapat mereduksi jumlah derajat kebebasan
menjadi suatu jumlah diskrit dan untuk beberapa keadaan dapat menjadi berderajat
kebebasan tunggal.

Terlihat beberapa contoh struktur yang dapat dianggap sebagai struktur berderajat
kebebasan satu (one degree of freedom) dalam analisis dinamis, yaitu struktur yang
dimodelisasikan sebagai sistem dengan koordinat perpindahan tunggal (single
displacement coordinate).

Sistem derajat kebebasan tunggal ini dapat dijelaskan secara tepat dengan model
matematis, dimana memiliki elemen-elemen sebagai berikut :
1. Elemen massa (m), menyatakan massadan sifat inersia dari struktur.
2. Elemen pegas (k), menyatakan gaya balik elastis (elastic restoring force)
dan kapasitas energi potensial dari struktur.
3. Elemen redaman (c), menyatakan sifat geseran dan kehilangan energi dari
struktur.
4. Gaya pengaruh (F(t)), menyatakan gaya luar yang bekerja pada sistem
Struktur

32
Dengan mengambil model matematis dianggap bahwa tiap elemen
dalam sistem menyatakan satu sifat khusus, yaitu
1. Massa (m), menyatakan sifat khusus inersia (property of inertia), bukan
elastisitas atau kehilangan energi.
2. Pegas (k), menyatakan elastisitas, bukan inersia ataukehilangan energi.
3. Peredam (c), menyatakan kehilangan energi.

2.3.1. Sistem Tak Teredam (Undamped System)


Analisis sistem dasar yang sederhana dalam pembahasan dinamika struktur
adalah sistem derajat kebebasan tunggal, dimana gaya geseran atau redaman
diabaikan, dan sebagai tambahan, akan ditinjau sistem yang bebas dari gaya aksi
gaya luar selama bergerak atau bergetar. Pada keadaan ini, sistem tersebut hanya
dikendalikan oleh pengaruh atau kondisi yang dinamakan kondisi awal (initial
conditions), yaituperpindahan yang diberikan dalam kecepatan pada saat t=0, pada
saat pembahasan dimulai. Sistem derajat kebebasan tunggal tak teredam sering
dihubungkan dengan osilator sederhana tak teredam (simple undamped oscillator)

Kedua gambar tersebut merupakan model matematis secara dinamis


ekivalen.dan hanya tergantung pada pilihan perorangan saja dalam penggunaannya.
Pada model ini massa m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut garis lurus
sepanjang satu sumber koordinat. Karakteristik mekanis dari pegas digambarkan
antara besar gaya Fs yang bekerja pada ujung pegas dengan hasil perpindahan y
33
Karakteristik lengkungan (a) menyatakan sifat dari pegas kuat (hard spring),
dimana gaya harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan yang
disyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Sedangkan, karakteristik
lengkungan (b)menyatakan sifat pegas linear, karena deformasinya selaras
(proportional) dengan gaya dan gambar grafisnya mempunyai karakteristik garis
lurus. Konstanta keselarasan antara gaya dan perpindahan dari pegas linier disebus
konstanta pegas (spring constant), yang biasa dinyatakan dengan “k”, sehingga
persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya dan perpindahan pegas linier
adalah sebagai berikut :

F s=ky

Pegas dengan karakteristik lengkungan (c) pada gambar V.4 disebut pegas lemah,
dimana pertambahan gaya untuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil
pada saat deformasi pegas menjadi makin besar.

2.3.2. Hukum Gerak Newton


Hubungan analitis antara perpindahan y dan waktu t, diberikan oleh Hukum
Newton Kedua untuk gerak sebagai berikut :

F = m.a
dimana :
F : gaya yang bekerja pada partikel massa m
a : resultan percepatan

Dapat ditulis dalam bentuk ekivalen, dimana besaran komponennya menurut


sumbu koordinat x, y dan z, yaitu :

∑ F X =m ax ∑ F y =m a y ∑ F z=m a z

34
Percepatan didefinisikan sebagai turunan kedua vektor posisi terhadap waktu,
yang berarti ketiga persamaan adalah persamaan differensial. PersamaanHukum
Newton dapat digunakan pada benda idealis seperti partikelyang bermassa tetapi
tidak bervolume, tetapi juga dapat digunakan pada benda berdimensi yang
bergerak. Benda kaku yang bergerak pada sebuah bidang adalah simetris
terhadap bidang gerak (bidang x-z), sehingga mengakibatkan Hukum Newton
perlu dimodifikasi menjadi :

∑ F X =m¿
Keterangan :
¿,¿ : komponen percepatan sepanjang sumbu x dan y dari pusat benda yang
bermassa g
a : percepatan sudut
Ig : momen inersia massa benda terhadap sumbu melalui pusat massa g
∑ Mg : jumlah momen gaya yang bekerja pada benda terhadap sumbu
melalui pusat massa g yang tegak lurus pada bidang x-y

2.3.3 Diagram Benda Bebas


Digram Free Body adalah suatu sketsa daribenda yang dipisahkan dari benda
lainnya, dimana semua gaya luar pada benda terlihat jelas. Pada Gambar V.6(b)
Mengilustrasikan Diagram Free Body dari massa osilator (m) yang dipindahkan
pada arah positif menurut koordinat y, yang memberikan gaya pada pegas sebesar
F ky s = (asumsi pegas linier).

Berat dari mg dan reaksi normal N dari permukaan penunjang diperlihatkan juga
untuk pelengkap meskipun gaya-gaya ini bekerja padaarah vertikal dan tidak
termasuk dalam persamaan gerak yang ditulis menurut arah y. Penggunaan
Hukum Gerak Newton memberikan.

-ky = my

35
Dimana gaya pegas bekerja pada arah negatif mempunyai tanda minus dan
percepatan dinyatakan oleh . Pada notasi ini, dua titik di atas menyatakan turunan
kedua terhadap waktu dan satu titik menyatakan turunan pertama terhadap waktu,
yaitu kecepatan.

Lendutan pada massa m adalah :

3
δ=Pa ¿ ¿
3
P P 12 E I l
k= = 3
δ Pa ¿ ¿
3
12 E I l
¿ 3
a ¿¿

Diagram benda bebas dari sistim adalah :

Dari persamaan kesetimbangan pada DBB diperoleh :

∑=Fy 0
mx + kx = 0
x = x sin ω t
ẋ = ω x cos ω t
ẍ = -ω 2 x sin ω t

Apabila disubstitusikan ke PDG diperoleh:


36
2
−m ω x+ kx=0

ω=
k
m √
ω n=

12 E I l 3
3
ma ¿ ¿
¿

Contoh : Sistem Massa pegas


2
ka
ω n= 2
ml

2.3.4 Getaran Bebas dengan Redaman

37
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa
selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam
fluidabenda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat
kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) cini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)

dx
F d=−cx=−cẋ =−c
dt
Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan
Persamaan:
mx+ cx +kx=0

Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup
kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan
ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan
perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesarsehingga mencapai
titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila
peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan
lewat redam.

Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada
model massa-pegas-peredam adalah:
c c =2 √ km

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang


dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman
sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik
redaman kritis.

Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan terhubung
dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut :
38
F d= √1− ℶ F n

Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam,


namun untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya
perbedaan tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan takredam
kerap kali tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.

So’al :
Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan pegas kekakuan k =
3504 N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua amplitudo
puncak secara berurutan adalah1.00 sampai 0.85. Tentukan :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam
(b). Pengurangan logaritmis(logarithmic decrement)
(c). rasio redaman (damping ratio)
(d). koefisien redaman
(e). frekuensi natural teredam

Jawab :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam

√ √
k 3504
ω= = =27.79 rad / s
W /g 44.5
( )
9.81
(b). Pengurangan logaritmis(logarithmic decrement)
y 1.00
ℶ =ln 1 =ln =0.163
y2 0.85
(c). rasio redaman (damping ratio)
δ 0.163
ℵ≈ = =0.026
2π 2π
(d). koefisien redaman

( √
c=ℵ C cr =0.026 2 x 3504 x
9.81 ))
( 44.5 =6.55 N s /m

(e). frekuensi natural teredam


ω d=ω √ 1−ℶ2=27.79 √ 1−¿ ¿

39
Maka diagram benda bebas (DBB) adalah :

Persamaan gerak sistem :


mẍ+ cẋ + Kx=0
Asumsi :
λt
x= A e
ẋ=¿λ A e λt
2 λt
ẍ=λ A e

40
dengan mensubsitusikannya ke persamaan gerak diperoleh :

¿ λ+ K ¿ A e λt =0
m λ +c λ+ K =0
2

−c ± √ c 2−4 mK
λ 1, 2=
2m
−c
¿ ± √¿¿
2m
−c
λ 1, 2= ± √¿¿
2m

untuk kondisi kritis :


¿

Kondisi tanpa redaman :

mẍ+ Kx=0

Jawb sistem :
x=¿
ẋ={¿

Sehingga :

− ℵ ωd t
x=e ¿

BAB III
PENUTUP

41
3.1 Kesimpulan
Dari uraian materi tentang gerak harmonis sederhana dan gerak bebas dengan satu
derajat kebebasan tersebut kita dapat mengetehaui apa maksud dan makna serta
pengaplikasian gerak harmonis sederhana dan gerak bebas dengan satu derajat kebebasan.
Adapun Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda
sedang bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak
gejala yang bisa dijelaskan melalui pemahaman yang baik tentang GHS ini dan
gelombang pada umumnya. Sedangkan Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi
karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya
luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih
frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi
massa dan kekuatannya. Kami berharap banyak pada para pembaca untuk mengoreksi
makalah ini kiranya banyak kesalahan dan kami berharap semoga makalah ini kelak
dapat berguna bagi yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

42
Hancox, David J. 1982. Phisics fof Technicians Level 2. London: Granada Publishing.
Ishaq, Muhammad. 2000. Hand Out Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.
In’am, Ahsanul. 2003. Pengantar Geometri. Malang: Bayumedia Publishing.
Purwanto, Irawadi. 2013. Fisika Terapan. Cimai: Erlangga.
Nurhadiyanto, Didik. 2015. Getaran Struktur. Yogjakarta: K media.

43

Anda mungkin juga menyukai