FISIKA TERAPAN
Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Terapan
Dosen Pengampu:
Dr.Sugeng Hadi Susilo,ST.,MT.
Disusun Oleh :
Tri Setyo Aji Cahyono (1941230102)
Yuda Junaedi Kurniawan (1941230001)
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang kita natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas
mata kuliah fisika terapan dengan judul “GERAK HARMONIK SEDERHANA DAN
GETARAN BEBAS DENGAN SATU DERAJAT KEBEBASAN”. Disamping itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga dapat merealisasikan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen fisiska Terapan kami Bapak Dr.Sugeng Hadi Susilo,ST.,MT. yang
telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda
sedang bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak
gejala yang bisa dijelaskan melalui pemahaman yang baik tentang GHS ini dan
gelombang pada umumnya. Seperti sinyal arus dan tegangan pada rangkaian listrik,
gelombang seismik, getaran padamesin dan lain-lain. Sebuah gelombang seismik yang
merambat pada batuan merupakan contoh yang baik melihat salah satu jenis gerak
osilasi.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan. Gerak harmonik dapat dinyatakan dengan grafik posisi partikel sebagai fungsi
waktu berupa sinus atau kosinus. Contohgerak harmonik antara lain adalah gerakan
benda yang tergantung pada sebuah pegas, dan gerakan sebuah bandul.
Dari latar belakang di atas, kelompok kami membuat makalah yang berjudul
“Gerak Harmonik Sederhana dan Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan” yang
akan kami harapkan sebagai referensi belajar di kemudian hari.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam malakah ini adalah:
1. Diharapkan mengerti dan memahami arti dari Gerak Harmonik Sederhana
2. Diharapkan mengerti dan memahami Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan
3. Mengerti cara menghitung penerapan Gerak Harmonis Sederhana
4. Mengerti cara menghitung penerapan Getaran bebas dengan Satu Derajat Kebebasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
HUKUM KONSERVASI ENERGI PADA GERAK HARMONIK SEDERHANA
Seperti yang sudah kita fahami, energi bisa berubah bentuk dari satu bentuk
pada bentuk lainnya, dan pada dasarnya dalam suatu sistem tertutup, energi bisa
disebut “tetap” (conserve), begitu juga dalam sistem pegas. Energi kinetikketika
sebuah bandul berayun atau ketika benda pada ujung pegas menjauh/mendekat dari
titik setimbang, sepenuhnya diubah menjadi energi potensial pegas, yang
kemudian kembali menjadi energi kinetik. Jika tidak ada gaya gesek atau
gayadisipatif dalam sistem maka proses ini akan berlangsung tanpa henti, hal ini
berarti energi mekanik dari sistem adalah konstan atau ”kekal’ (conserve).
( F=−4 π 2 m f 2 X )
−4 π m f X=¿ −kX
2 2
2 2
4 π m f =k
f=
1
2π √ k
m
T =2 π
√ m
k
Keterangan :
f : frekuensi ( s−1 )
T : periode (s)
k : konstanta pegas (N/m)
m : massa beban (kg)
3
So’al :
Jika massa beban yang digantung pada ujung bawah pegas 1 kg, maka
periode getarannya 3 sekon. Jika massa beban dilipatkan menjadi 4 kg,
maka tentukan periode getarannya!
Penyelesaian :
Diketahui :
m1 = 1 kg
T1 = 3 s
m2 = 4 kg
Ditanyakan: T2 = ...?
Jawab:
Hubungan periode pegas T, massa beban m dinyatakan dengan
rumus:
T1
=
2π
√
m2
k
√
T2 m1
2π
k
√
T 2=T 1
m2
m1
¿3
¿6 s
√ 4
1
4
Keterangan :
Y = simpangan gerak harmonik sederhana (m)
A = amplitudo (m)
T = periode (s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
So’al :
Sebuah benda melakukan gerak sederhana dengan periode T. Berapakah waktu
yang diperlukan benda agar simpangan sama dengan ½ amplitudonya?
Jawab :
Y = A sinθ
1
A= A sinθ
2
1
sin θ=
2
1
θ= π
6
2 πt 1
= π
T 6
1
t= T
12
dy d
V y= = ¿
dt dt
V y =ω A cos ω t
Karena nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum (V maks ) gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
V maks=ω A
d vy d
a y= = ¿
dt dt
a y =ω A ¿
2
a y =−ω A sin ω t
2
a y =−ω Y
5
a maks = -ω 2 A
So’al :
Sebuah benda bermassa 2 gram digetarkan menurut persamaan y = 0,05 sin
300t (semuasatuan dalam SI). Tentukan kecepatan dan percepatan benda
pada saat t = 0,6 s
penyelesaian :
diketahui :
m=2g
ω = 300
Y = 0,05 sin 300 t
t = 0,6 s
Kecepatan :
v = dy/dt
= ω A cos ω t
= (300)(0,05)(cos 300.0,6)
= 15 cos 1800
= -15 m/s
Percepatan :
dv 2
a= =ω A sin ω t
dt
2
¿ ( 300 ) (0 , 05) ¿
2 0
¿ ( 300 ) ( 0 , 05 ) sin180
¿0
6
C. Energi Mekanik
Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah jumlah energi
kinetik dan energi potensialnya.
Em =Ek + E P
1 1
¿ m¿ m¿
2 2
1
¿ m ω 2 A2
2
So’al :
Benda yang massanya 400 g bergetar harmonik dengan amplitudo 5 cm dan
frekuensi 100 Hz. Hitunglah energi kinetik, energi potensial, dan energi
mekaniknya (energi total) saat simpangannya 2,5 cm!
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 400 g = 0,4 kg
A =5 cm = 0,05 m
F = 100 Hz
Y = 2,5 cm
Ditanya :
Ek,Ep,Em ?
Jawab :
Energi kinetik (Ek)
Y = A sinθ
Y
sin θ=
A
2 ,5
¿
5
¿0,5
o
θ=30
o
cos θ=cos 30 =0,866
θ=ω t
ω=2 πf
1
E k = m¿
2
1 2 2 2 2 o
¿ m 4 π f A cos 30
2
1
¿ (0 , 4)(4 )¿
2
¿ 147,894 J
Energi potensial (Ep)
1
Ep= m¿
2
7
1 2 2 2 2 o
¿ m 4 π f A sin 30
2
1
¿ (0 , 4)(4 )¿
2
¿ 49,298 J
Jika dua buah pegas disusun secara seri seperti terlihat pada Gambar di
atas, maka panjang pegas menjadi 2X. Oleh karena itu, persamaan
pegasnya (ks ) menjadi seperti berikut.
Ks= =
2X 2 X( )
EA 1 EA 1
= k
2
Jadi, bila 2 pegas yang tetapan pegasnya sama dirangkaikan secara seri,
maka susunan ini akan memberi tetapan pegas susunan sebesar ½ k.
Sedangkan untuk n pegas yang tetapannya sama dan disusun seri, maka
berlaku persamaan berikut
k
Ks=
n
So’al :
Dua buah pegas yang disusun secara seri berturut-turut besar konstantanya
200 N/m dan 100 N/m. Apabila pada pegas tersebut diberi beban 40 N,
hitunglah pertambahan panjang pegas!
Penyelesaian :
Diketahui :
k 1= 200 N/m
k 2= 100 N/m
F = 40 N
8
Ditanya : ∆ x=… ?
Jawab :
1 1 1
= +
ks k1 k2
1 1
¿ +
200 100
3
¿
200
200
k s= =66 , 67 N /m
3
Menurut Hukum Hooks :
F=k s ∆ x
F
∆ x=
ks
40
¿
66 , 67
¿ 0 , 60 m
¿ 60 cm
B. Susunan Paralel
Bila pegas disusun paralel, maka panjang pegas (X) tetap. Sedangkan luas
penampang pegas berubah dari A menjadi 2A, bila pegas yang disusun
sebanyak dua buah.
Jadi, untuk dua buah pegas yang disusun secara paralel, tetapan pegasnya
(kp) menjadi seperti berikut.
k p=
X ( )
E (2 A )
=2
EA
X
=2 k
Bila ada n pegas yang tetapan pegasnya sama disusun secara paralel, maka
akan menghasilkan pegas yang lebih kuat. Karena tetapan pegasnya
menjadi lebih besar.
k p=nk
So’al :
Dua buah pegas yang disusun pararel berturut-turut mempunyai konstanta
sebesar 200 N/m dan 300 N/m. Jika diujungnya diberi beban sebesar 4 kg dan
g = 10 m/s2, maka hitunglah pertambahan panjang pegas!
Penyelesaian :
Diketahui :
k 1= 200 N/m
k 2= 300 N/m
m = 4 kg
g = 10 m / s2
Ditanya : ∆ x ?
Jawab :
k p=k 1 +k 2
9
¿ 200+300
¿ 500 N /m
F=−m g sin θ
y
sin θ=
l
y
F=−m g ( )
l
So’al :
Sebuah ayunan sederhana memiliki panjang tali 40 cm dengan beban 100
gram. Tentukanlah besar gaya pemulihnya jika benda disimpangkan sejauh 4
cm dan percepatan gravitasi di tempat itu = 10 m / s2
Jawab :
Diketahui :
l = 40 cm
m = 100 g = 0,1 kg
y = 4 cm
10
g = 10 m / s2
Besar gaya pemulihan pada ayunan :
F = m g sin θ
y
=mg( )
l
4
= (0,1)(10)( )
40
= 0,1 N
Periode dan Frekuensi Bandul Sederhana
Persamaan gaya pemulih pada bandul sederhana adalah F = -m g sin θ . Oleh
y y
karena sin θ= , maka persamaannya dapat ditulis F = -m g . Karena
l l
2 2
persamaan gaya sentripetal adalah F = -4 π m f y, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut.
F sentripetal = F pemulih
y
-4 π 2m f 2y = -m g
l
g
4π2 f 2 =
l
f=
1 g
2π l√ √
T =2 π
l
g
Dari persamaan diatas, ternyata diketahui bahwa periode dan frekuensi
bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan simpangan bandul,
tetapi hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi
setempat.
So’al :
Sebuah ayunan bandul sederhana memiliki panjang tali 64 cm, massa beban
0,1 kg. Saat beban diberi simpangan 10 cm dan dilepaskan, terjadi getaran
selaras (g = 10 m / s2). Hitunglah periode ayunan dan kecepatan maksimum
benda tersebut!
Penyelesaian :
l = 64 cm = 0,64 m
m = 0,1 kg
A = 10 cm = 0,1 m
g = 10 m / s2
Ditanya : T dan V maks ?
Jawab :
T =2 π
√ l
g
¿2π
√ 0 ,64
10
¿ 2 π √ 0,064
¿ 2 π 0 , 25
¿0,5π s
V maks=ωA
( )
¿
2π
T
A
¿ ¿)0,1
11
2
¿ 0 , 4 m/s
Di dalam getaran suatu sistem mekanik apabila kita anggap massamassa dari bodi
terkonsentrasi pada pusat gravitasinya disebut sistem getaran diskrit (discrete or
lumped vibration System). Sistem terdiri dari 3 massa, yaitu m1, m2 dan m3. Posisi
masing-masing massa berada pada pusat massa m1, m2 dan m3. Dalam sumbu
kartesian posisi m1 dinyatakan dalam (x1,y1), posisi m2 dinyatakan dalam (x2,y2) dan
posisi m3 dinyatakan dalam (x3,y3).
12
kebebasan yang tak terhingga. Pada umumnya partikel-partikel terletak pada satu
domain yang dianggap tidak berubah banyak. Perubahan bentuk dari domain disebabkan
pergerakan elastik relatif dari partikel-partikel tersebut. Perubahan bentuk ini biasa
disebut sebagai deformasi domain. Domain ini disebut sebagai continous elastic
body.Dalam continous elastic body tidak ada pusat garvitasi yang tetap untuk seluruh
bodi karena domain selalu berubah-ubah bentuk geomerinya. Dengan demikian
massa untuk continous elastic body merupakan distribusi massa partikel-partikel
anggota di seluruh domain. Domain kedudukan partikel-partikel dan deformasi
bentuk dapat dilihat pada Gambar :
13
Getaran Pada Bandul Sederhana
Kemudian Pada Gambar kedua adalah contoh Getaran pada pegas yang diberikan
beban. Satu Kali Getaran pada Pegas Tersebut misalnya B – A – C – A – B. Satu
Kali Getaran juga bisa dihitung dari titik mulainya dengan titik A atau Titik C.
Amlitudo
14
Amplitudo yakni simpangan terjauh dari titik keseimbangan. Amplitudo bisa
diartikan ialah jarak paling jauh dari titik keseimbangan saat terjadi getaran.
Perhatikan kembali Gambar pada bandul dan pegas sederhana diatas.
Frekuensi
Frekuensi Getaran yaitu banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik.
Satuan Frekuensi dalam Sistem Internasional yaitu Hertz (Hz). Dalam Fisika,
Frekuensi disimbolkan dengan huruf “f” dan Rumusnya :
F=n/t
Keterangan :
n = Jumlah Getaran
15
Periode
Periode yaitu waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Satuan
Periode dalam Sistem Internasional adalah Sekon (s). Dalam Fisika, Periode
disimbolkan dengan huruf “T” dan Rumusnya :
T=t/n
Keterangan :
n = Jumlah Getaran
Periode dan Frekuensi saling berhubungan dan bisa dihubungkan satu dengan
lainnya. Periode adalah kebalikan dari frekuensi demikian pula sebaliknya. Oleh
karena itu didapatkan persamaan :
T=1/f
F=1/T
Keterangan :
Fase Gelombang
Fase gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau tahapan gelombang. Perhatikan
persamaan 1.2. Dari persamaan itu, fase gelombang dapat diperoleh dengan hubungan seperti
berikut.
Keterangan : ɸ=
ɸ = fase gelombang
16
x = jarak titik dari sumber (m)
Dari fase gelombang dapat dihitung juga sudut fase yaitu memenuhi persamaan
berikut :
ɸ = 2 (rad)
Catatan :
Dua gelombang dapat memiliki fase yang sama dan dinormalkan sefase. Dua
gelombang akan sefase bila beda fasenya memenuhi:
ɸ = 0, 2, 4, ....
ɸ = 3, 5 ....
Jika getaran itu merambat dari kanan ke kiri dan P telah bergetar t detik, maka
simpangan ɸ titik Q :
y = sin 2
Frekuensi natural
Frekuensi dari getaran bebas dari suatu benda yang bergetar secara alamiah
yang ditimbulkan oleh elastisitas pemegang benda dan massa benda tersebut.
Semakin besar elastisitas dari suatu pemegang maka semakin besar pula natural fr
ekuensinya dengan massa benda yang sama.
Tapi semakin besar massa benda dengan elastis yang sama semakin kecil pula
frekuensi naturalnya.
Displacement
Penyelesaian :
Diketahui :
t = 1 menit = 60 s
n = 40 getaran
Ditanya : T = ?
Jawab :
T= t/n
T=60/40= 1,5 s
18
Jadi, sebuah bandul mempunyai nilai periode nya 1,5 s
Getaran bebas terjadi jika setelah diberi gangguan awal sistem akan
berosilasi sendiri karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri dan
tidak ada gaya dari luar yang bekerja. Karena tidak ada gaya luar yang bekerja
maka sistem akan berhenti dalam waktu tertentu. Hal ini disebabkan adanya
redaman pada sistem getaran atau dari luar sistem getaran.
19
Dari gambar diatas terlihat bahwa pegas sebelum terkena massa m tidak
mengalami peregangan (posisi tanpa regangan), selanjutnya setelah terkena massa
m terjadi pertambahan panjang sebesar Δst( posisi kesetimbangan statik). Pada
posisi kesetimbangan ini berlaku:
kΔst = W
k Δst =mg
dimana:
Dari posisi kesetimbangan statik ini, diberikan suatu simpangan awal sebesar
x (positif dalam arah kebawah) yang selanjutnya dilepaskan.
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada
dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem
yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang
merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami
getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.
B. Getaran Paksa
Getaran paksa terjadi karena rangsangan gaya dari luar atau biasa disebut
eksitasi. Jika rangsangan itu berosilasi maka, sistem dipaksa untuk bergetar pada
frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu
frekuensi natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi, dan osilasi
yang besar dan berbahaya akan terjadi. Kerusakan pada struktur seperti
jembatan, gedung, sayap pesawat terbang dan lainlain merupakan kejadian
yang menakutkan yang disebabkan resonansi. Jadi perhitungan frekuensi
natural merupakan hal yang sangat penting. Getaran paksa adalah getaran yang
terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka
sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi
rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat
keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan
pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang,
merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi
perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang utama.
20
C. Linear dan Tidak Linear
Sistem yang berosilasi secara luas dapat digolongkan sebagai linier dan
tidak linier. Jika komponen dasar sistem getaran seperti pegas, massa dan
peredam linier, maka getaran yang terjadi akan linier, sedangkan bila
komponen dasar sistem getaran tidak linier getaran yang terjadi juga tidak
linier. Untuk sistem linier prinsip superposisi berlaku dan teknik matematika
yang ada untuk melaksanakan hal itu dikembangkan dengan baik.
Sebaliknya, teknik untuk menganalisis sistem tidak linier kurang dikenal dan
sukar digunakan, serta prinsip superposisi tidak valid. Namun demikian,
pengetahuan tentang sistem tidak linier dibutuhkan sebab semua sistem
cenderung menjadi tidak linier dengan bertambahnya amplitudo osilasi.
D. Getaran Teredam dan Tanpa Redaman
Jika tidak ada energi yang hilang atau diserap (disipasi) oleh gesekan
atau tahanan yang lain selama osilasi, maka getaran yang terjadi dinamakan
getaran tanpa redaman atau undumped vibration. Tetapi jika ada energi yang
hilang atau diserap maka getaran yang terjadi dinamakan getaran teredam atau
damped vibration.
Getaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu getaran bebas tanpa redaman dan
getaran bebas dengan peredaman. Getaran bebas tanpa redaman artinya getaran
yang terjadi pada sistem tidak ada gaya yang meredamnya. Sehingga sistem tidak
akan berhenti bergetar.
Sistem yang mengalami getaran bebas teredam akan dipengaruhi oleh jenis
peredamannya. Apakah termasuk dalam jenis peredaman ringan, berat atau
transisi. Kalau sistem yang bergetar mengalami peredaman ringan, maka getaran
akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa berhenti bergetar. Namun
jika sistem yang bergetar mengalami peredaman berat, maka sistem akan cepat
mengalami diam atau tidak bergetar lagi.
21
E. Getaran Diterministik dan Non-Deterministik
Getaran deterministik adalah getaran suatu sistem yang bisa diketahui
atau diprediksi setiap saat. Getaran non-deterministik adalah getaran suatu
sistem yang tidak bisa diketahui atau diprediksi setiap saat.
Jika harga atau besaran eksitasi (gaya atau gerakan) yang bekerja pada
sistem yang akan digetarkan diketahui setiap saat maka dinamakan eksitasi
deterministik. Getaran yang terjadi merupakan getaran deterministik.
Prinsip D’Alembert
“Suatu sistem dinamik dapat diseimbangkan secara statik dengan
menambahkan gaya kayal yang dikenal dengan gaya inersia, dimana besarnya
sama dengan massa dikali percepatan dengan arah melawan melawan arah
percepatan” Sebuah alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan adalah
penggunaan Prinsip D’Alembert yang menyatakan bahwa sebuah sistem dapat
dibuat dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya
fiktif pada gaya-gaya luar yang biasanya dikenal sebagai gaya inersia.
Model fisik dari getaran bebas tanpa redaman dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
22
Keterangan :
x : simpangan
m : massa
k : konstanta
Untuk mendapatkan model matematika dari model fisik di atas yaitu dengan
dilakukan analisis diagram benda bebas (FBDA )
Keterangan :
kx : gaya pegas
mẍ : gaya inersial
23
Bila digerakkan, osilasi akan terjadi pada frekuensi natural fn, yang merupakan
milik sistem. Kita sekarang mengamati beberapa konsep dasar yang dihubungkan
dengan getaran bebas sistem dengan satu derajat kebebasan.Hukum Newton
kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem, perubahan bentuk
pegas pada posisi kesetimbangan statik adalah ∆ dan gaya pegas adalah k∆
adalah sama dengan gaya gravitasi W yang bekerja pada massa m.
K ∆=W =mg
∑Fy = 0
mẍ + k(∆+x) – W = 0
dan karena k∆ = W, diperoleh
mẍ + kx = 0
st
x (t )= A e
ẍ¿ A e st dan ẍ¿ A s 2 e st
2 st st
mA s e +k A e =0
24
2 st
(m s + k ) A e =0
2
m s + k=0
s=±¿
s=±i ωn
Dengan menggunkan :
±iat
e =cos a t ± isin at
x (t )= A cos ω n t+ B sin ω n t
x 0= A cos ωn ( 0 ) + B sin ωn ( 0 )
x 0= A ( 1 ) + ( 0 )
A=x 0
ẋ (t )=−ωn A sin ωn t+ ωn +ω n B cos ωn t
ẋ ( 0 )=−ω n A sin ωn (0)+ω n +ω n B cos ω n (0)
ẋ 0=( 0 )+ ωn B
ẋ0
B=
ωn
ẋn
Jadi, x=x 0 cos ω n t +¿ sin ω n t ¿
ωn
τ =2 π
m
k √
Frekuensi natural
1 1 k
f n= =
τ 2π m √
f n=
1 g
2π ∆ √
So’al :
Sebuah massa ¼ kg digantungkan pada pegas yang mempunyai kekakuan 0,1533
N/mm. Tentukan frekuensi naturalnya dalam siklus per sekon. Tentukan juga
penyimpangan statiknya.
Jawab :
Konstanta kekakuan
k =153.3 N /m
f=
1 k
√
=
1 153.3
2 π m 2 π 0.25 √ =3.941 Hz
Penyimpangan statik pegas yang digantungi massa 1 ⁄ 4 kg diperoleh dari mg = k∆
mg 0.25 x 9.81
∆= = =16 mm
k 0.1533
25
Hitung frekuensi natural dari sistem. Asumsi gesekan dan massa puli diabaikan.
( ) ( )
2W 2 W 1 1 k 1 +k 2
X =2 + =4 W + =4 W
k1 k2 k1 k2 k1 k2
Persamaan getaran :
mẍ+ k ek x=0
k 1k2
mẍ+
4¿¿¿
Jadi,
26
k1 k2
ω n=¿(
m¿ ¿ ¿
ωn 1
f n= = ¿
2π 4 π
Kekakuan poros (k t ¿
Gl 0
k t=
l
Keterangan :
G : modulus elastisitas
J 0 : momen inersia luas penampang poros
I : panjang poros
4 4
πd Gπ d
J 0= sehingga k t=
32 32 l
27
4 2
ρhπ D W D
J 0= =
32 89
ρ=¿ densitas massa
W =¿ berat disk
So’al
Sebuah roda dan ban mobil digantungkan pada batang baja yang diameternya
0.5 cm dan panjangnya 2 m. Bila roda diberi simpangan sudut kemudian lepas,
maka ia membuat 10 osilasi dalam 30.2 detik. Tentukan momen inersia polar roda
dan ban.
Jawab :
Persamaan rotasional untuk gerak sesuai hukum Newton kedua
J 0 θ+k t θ=0
Frekuensi natural osilasi
10
ω n=2 πf =2 π =2.081rad /s
30.2
Untuk batang
2
πd π
l 0= = ¿
32 32
9 2
Gbaja =80 x 1 0 N /m
Gl 0 80 x 10 9 x 0.00613 x 10−8
k t= = =2.455 Nm /rad
l 2
Maka
ω n=¿
k t 2.455 2
J 0= 2 = 2
=0.567 kg m
ω n 2.081
T + U = konstan
d
(T +U=0)
dt
Bila perhatian hanya tertuju pada frekuensi natural sistem, maka frekuensi itu
dapat ditentukan dari pertimbangan prinsip kekekalan energi pada persamaan :
Dengan indeks 1 dan 2 menyatakan saat yang berbeda. Ambil indeks 1 saat ketika
massa sedang melewati posisi kesetimbangan statik dan pilih U1 = 0 sebagai acuan
untuk energi potensial. Ambil indeks 2 saat yang sesuai dengan simpangan
maksimum dari massa. Pada potensial ini, kecepatan massa adalah nol, hingga
T2 = 0, jadi diperoleh :
T1 + 0 = 0 + U2
So’al :
Tentukan frekuensi natural sistem !
1 2 1
T = J θ + m¿
2 2
29
Energi potensial adalah energi yang disimpan dalam pegas yaitu :
1
U= k¿
2
dT + dU = 0
d d
( T ) + ( U ) =0
dt dt
d
¿
dt
1 1 2 1 2
J 2θθ+ m r 1 2 θθ+ k r 2 2 θθ=0
2 2 2
2 2
Jθ+m r 1 θ+ k r 2 θ=0
2 2
(J +m r 1)θ+ k r 2 θ=0
Maka diperoleh :
ω n=
√ kt
J0
2
k t=k r 1 dan J ek =J +m r 1
2
√
2
k r2
ω n= 2
J + mr 1
f n=
1
2π √ k r 22
J +m r 1
2
So’al :
Sebuah silinder seberat W dan jari-jari r menggelinding tanpa tergelincir (slip)
pada permukaan silindris yang berjari-jari.Tentukan persamaan diferensial
geraknya untuk osilasi kecil pada titik terendah. Untuk keadaan tanpa tergelincir
rф = Rθ
30
Kecepatan translasi pusat silinder adalah
( R−r ) θ
( ∅ −θ )= ( Rr −1) θ
Karena tanpa tergelincir maka
∅= ( Rr ) θ
Energi kinetiknya adalah
1 w
T= ¿
2 g
3 w
T= ¿
4 g
31
(number of degrees of fredom) tak berhingga. Namun dengan prosesidealisasi atau
seleksi, sebuah model matematis yang tepat dapat mereduksi jumlah derajat kebebasan
menjadi suatu jumlah diskrit dan untuk beberapa keadaan dapat menjadi berderajat
kebebasan tunggal.
Terlihat beberapa contoh struktur yang dapat dianggap sebagai struktur berderajat
kebebasan satu (one degree of freedom) dalam analisis dinamis, yaitu struktur yang
dimodelisasikan sebagai sistem dengan koordinat perpindahan tunggal (single
displacement coordinate).
Sistem derajat kebebasan tunggal ini dapat dijelaskan secara tepat dengan model
matematis, dimana memiliki elemen-elemen sebagai berikut :
1. Elemen massa (m), menyatakan massadan sifat inersia dari struktur.
2. Elemen pegas (k), menyatakan gaya balik elastis (elastic restoring force)
dan kapasitas energi potensial dari struktur.
3. Elemen redaman (c), menyatakan sifat geseran dan kehilangan energi dari
struktur.
4. Gaya pengaruh (F(t)), menyatakan gaya luar yang bekerja pada sistem
Struktur
32
Dengan mengambil model matematis dianggap bahwa tiap elemen
dalam sistem menyatakan satu sifat khusus, yaitu
1. Massa (m), menyatakan sifat khusus inersia (property of inertia), bukan
elastisitas atau kehilangan energi.
2. Pegas (k), menyatakan elastisitas, bukan inersia ataukehilangan energi.
3. Peredam (c), menyatakan kehilangan energi.
F s=ky
Pegas dengan karakteristik lengkungan (c) pada gambar V.4 disebut pegas lemah,
dimana pertambahan gaya untuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil
pada saat deformasi pegas menjadi makin besar.
F = m.a
dimana :
F : gaya yang bekerja pada partikel massa m
a : resultan percepatan
∑ F X =m ax ∑ F y =m a y ∑ F z=m a z
34
Percepatan didefinisikan sebagai turunan kedua vektor posisi terhadap waktu,
yang berarti ketiga persamaan adalah persamaan differensial. PersamaanHukum
Newton dapat digunakan pada benda idealis seperti partikelyang bermassa tetapi
tidak bervolume, tetapi juga dapat digunakan pada benda berdimensi yang
bergerak. Benda kaku yang bergerak pada sebuah bidang adalah simetris
terhadap bidang gerak (bidang x-z), sehingga mengakibatkan Hukum Newton
perlu dimodifikasi menjadi :
∑ F X =m¿
Keterangan :
¿,¿ : komponen percepatan sepanjang sumbu x dan y dari pusat benda yang
bermassa g
a : percepatan sudut
Ig : momen inersia massa benda terhadap sumbu melalui pusat massa g
∑ Mg : jumlah momen gaya yang bekerja pada benda terhadap sumbu
melalui pusat massa g yang tegak lurus pada bidang x-y
Berat dari mg dan reaksi normal N dari permukaan penunjang diperlihatkan juga
untuk pelengkap meskipun gaya-gaya ini bekerja padaarah vertikal dan tidak
termasuk dalam persamaan gerak yang ditulis menurut arah y. Penggunaan
Hukum Gerak Newton memberikan.
-ky = my
35
Dimana gaya pegas bekerja pada arah negatif mempunyai tanda minus dan
percepatan dinyatakan oleh . Pada notasi ini, dua titik di atas menyatakan turunan
kedua terhadap waktu dan satu titik menyatakan turunan pertama terhadap waktu,
yaitu kecepatan.
3
δ=Pa ¿ ¿
3
P P 12 E I l
k= = 3
δ Pa ¿ ¿
3
12 E I l
¿ 3
a ¿¿
∑=Fy 0
mx + kx = 0
x = x sin ω t
ẋ = ω x cos ω t
ẍ = -ω 2 x sin ω t
ω=
k
m √
ω n=
√
12 E I l 3
3
ma ¿ ¿
¿
√
2
ka
ω n= 2
ml
37
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa
selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam
fluidabenda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat
kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) cini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
dx
F d=−cx=−cẋ =−c
dt
Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan
Persamaan:
mx+ cx +kx=0
Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup
kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan
ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan
perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesarsehingga mencapai
titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila
peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan
lewat redam.
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada
model massa-pegas-peredam adalah:
c c =2 √ km
Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan terhubung
dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut :
38
F d= √1− ℶ F n
So’al :
Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan pegas kekakuan k =
3504 N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua amplitudo
puncak secara berurutan adalah1.00 sampai 0.85. Tentukan :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam
(b). Pengurangan logaritmis(logarithmic decrement)
(c). rasio redaman (damping ratio)
(d). koefisien redaman
(e). frekuensi natural teredam
Jawab :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam
√ √
k 3504
ω= = =27.79 rad / s
W /g 44.5
( )
9.81
(b). Pengurangan logaritmis(logarithmic decrement)
y 1.00
ℶ =ln 1 =ln =0.163
y2 0.85
(c). rasio redaman (damping ratio)
δ 0.163
ℵ≈ = =0.026
2π 2π
(d). koefisien redaman
( √
c=ℵ C cr =0.026 2 x 3504 x
9.81 ))
( 44.5 =6.55 N s /m
39
Maka diagram benda bebas (DBB) adalah :
40
dengan mensubsitusikannya ke persamaan gerak diperoleh :
¿ λ+ K ¿ A e λt =0
m λ +c λ+ K =0
2
−c ± √ c 2−4 mK
λ 1, 2=
2m
−c
¿ ± √¿¿
2m
−c
λ 1, 2= ± √¿¿
2m
mẍ+ Kx=0
Jawb sistem :
x=¿
ẋ={¿
Sehingga :
− ℵ ωd t
x=e ¿
BAB III
PENUTUP
41
3.1 Kesimpulan
Dari uraian materi tentang gerak harmonis sederhana dan gerak bebas dengan satu
derajat kebebasan tersebut kita dapat mengetehaui apa maksud dan makna serta
pengaplikasian gerak harmonis sederhana dan gerak bebas dengan satu derajat kebebasan.
Adapun Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda
sedang bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak
gejala yang bisa dijelaskan melalui pemahaman yang baik tentang GHS ini dan
gelombang pada umumnya. Sedangkan Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi
karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya
luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih
frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi
massa dan kekuatannya. Kami berharap banyak pada para pembaca untuk mengoreksi
makalah ini kiranya banyak kesalahan dan kami berharap semoga makalah ini kelak
dapat berguna bagi yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
42
Hancox, David J. 1982. Phisics fof Technicians Level 2. London: Granada Publishing.
Ishaq, Muhammad. 2000. Hand Out Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.
In’am, Ahsanul. 2003. Pengantar Geometri. Malang: Bayumedia Publishing.
Purwanto, Irawadi. 2013. Fisika Terapan. Cimai: Erlangga.
Nurhadiyanto, Didik. 2015. Getaran Struktur. Yogjakarta: K media.
43