Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN INTERPRETASI SEISMIK

MENGGUNAKAN APLIKASI PETREL

Disusun Oleh :

Ahmad Hafidz Mahendra

Resim Sarlan Mangalik

Veronika Suci Sagala

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN


KONSENTRASI TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI
TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN
2019

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tercurah atas segala nikmat yang telah
dilimpahkan oleh pemilik ilmu yang maha luas Allah SWT kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Mata Kuliah Interpretasi
Seismik, sebagai persyaratan untuk memenuhi kurikulum Tahun
Akademik 2018/2019 dalam menyelesaikan ujian tengan semester Mata
Kuliah Interpretasi Seismik di Jurusan S1 Teknik Perminyakan
Konsentrasi Teknik Geologi, STT Migas Balikpapan.

Begitu banyak rasa terimakasih yang ingin penulis sampaikan kepada


semua pihak yang telah berperan dan membantu penulis dalam penyelesain
laporan ini.

Selanjutnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif


kreatif demi kesempurnaan didalam berbagai aspek dari laporan ini.
Penulis juga meminta maaf yang sebesar - besarnya atas kesalahan yang
masih terdapat dalam laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua rekan-rekan yang membacanya.

Balikpapan, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................ ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

Daftar Gambar ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI .................................................................................. 3

2.1 Metode Geofisika ...................................................................................... 3

2.2 Seismik Refleksi ........................................................................................ 5

2.3 Seismik Atribut .......................................................................................... 7

BAB III GEOLOGI REGIONAL .................................................................. 11

3.1 Geologi Regional ..................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 15

4.1 Analisa Interpretasi Data seismik……………………………………… ... 15

BAB V KESIMPULAN................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sketsa Survei Seismik ............................................................................ 4

Gambar 2.2. Perambatan Gelombang seismic… .......................................................... 5

Gambar 2.3. Ilustrasi Metode Seismik Refleksi ........................................................... 7

Gambar 2.4. Prinsip Atribut ........................................................................................ 8

Gambar 2.5. Atribut Rms ............................................................................................ 9

Gambar 2.6. Atribut Variance...................................................................................... 9

Gambar 2.7. Atribut Seismik Smoothing ................................................................... 10

Gambar 3.1. Peta Geologi Regional Lapangan Teapot ............................................... 11

Gambar 3.2. Stratigrafi daerah penelitian................................................................... 12

Gambar 3.3. Pola Struktur teopot dome ..................................................................... 14

Gambar 4.1. Original Seismik ................................................................................... 15

Gambar 4.2. Gambar Picking Horizon ....................................................................... 16

Gambar 4.3. Gambar Horizon Time Slice Picking 1 .................................................. 17

Gambar 4.4. Gambar Horizon Time Slice Picking 2 .................................................. 17

Gambar 4.5. Gambar Horizon Time Slice Picking 3 .................................................. 17

Gambar 4.6. Gambar Atribut Variance ...................................................................... 18

iv
iii
Gambar 4.7. Atribut Variance Horizon 1 ................................................................... 18

Gambar 4.8. Atribut Variance Horizon 2 ................................................................... 19

Gambar 4.9. Atribut Variance Horizon 3 ................................................................... 20

Gambar 4.10. Gambar Atribut RMS .......................................................................... 21

Gambar 4.11. Gambar Atribut RMS Horizon 1 ......................................................... 22

Gambar 4.12. Gambar Atribut RMS Horizon 2.......................................................... 22

Gambar 4.13. Gambar Atribut RMS Horizon 3.......................................................... 23

Gambar 4.14. (A) original seismic section (B) Atribut Structural Smoothing ............. 24

Gambar 4.15. Gambar Atribut Structural Smoothing Horizon 1 ................................. 25

Gambar 4.16. Gambar Atribut Structural Smoothing Horizon 2 ................................. 25

Gambar 4.17. Gambar Atribut Structural Smoothing Horizon 3 ................................. 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan studi untuk menemukan cadangan hidrokarbon,


diperlukan beberapa pendekatan ilmu. Salah satu hal yang paling krusial adalah
dengan menggambarkan kondisi bawah permukaan dengan bantuan aplikasi
agar dapat memprediksi serta menentukan letak zona yang paling potensial.

Aplikasi petrel adalah salah satu aplikasi yang dibuat oleh perusahaan
schlumberger yang diperuntukan untuk menggambarkan kondisi bawah
permukaan.Petrel dapat membantu dalam melakukan interpretasi data geofisika
di bidang Oil & Gas. Interpretasi awal yang dilakukan pada penampang seismik
adalah picking fault dan picking horizon. Picking fault yaitu menganalisa
keberadaan sesar pada penampang vertikal berdasarkan ketidakmenerusan
defelsi seismik. Sedangkan picking horizon yaitu menganalisa kemenerusan
lapisan dengan melihat kemenerusan defleksi seismik yang dibantu dengan
keberadaan sesar dan marker pada data sumur. Selanjutnya dilalakukan konversi
terhadap domain waktu menjadi domain kedalaman agar penentuan mengenai
kedalaman sebenarnya lebih mudah. Terakhir adalah dengan bantuan attribute
seismic pada software, dapat memudahkan melakukan interpretasi berdasarkan
melihat sudut pandang lain dari salah satu parameter seismik. Semua proses di
atas akan mudah dilakukan karena Petrel mampu menampilkan hasil secara 2D,
3D maupun berupa slice (berdasarkan kedalaman atau horizon).

Pada laporan ini kami akan dilakukan picking horizon dan memberikan
atribut seismik pada daerah Teapot Dome yang terletak di negara bagian
Wyoming, USA.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menginput data kedalam aplikasi petrel

2. Bagaimana cara melakukan picking horizon pada aplikasi petrel

3. Bagaimana cara memberikan atribut seismik pada aplikasi petrel

1.3 Tujuan

1. Mengerti konsep dasar tentang aplikasi petrel.

2. Mengerti dan faham menentukan picking horizon.

3. Mengerti dan faham memberikan atribut seismik.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Metode geofisika

Dalam penelitian geofiska yang mana bertujuan untuk mengetahui kondisi


bawah permukaan bumi yang melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi
dimana menggunakan parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Hasil dari data tersebut berupa pengukuran yang dimana dapat
diperoleh bagaimana sifat-sifat dan kondisi dibawah permukaan bumi baik itu
secara vertical maupun horizontal. Dalam geofisika data pengamatan merupakan
respons kondisi geologi bawah permukaan. Respon tersebut timbul karena adanya
variasi parameter fisika yang merefleksikan formasi atau struktur geologi bawah
permukaan. Dimana dari beberapa metode geofisika salah satunya yang dibahas
adalah metode seismik.

2.1.1 Metode seismik

Metode seismik merupakan metode geofisika yang sering digunakan


dalam mencitrakan kondisi bawah permukaan bumi, terutama dalam tahap
eksplorasi hidrokarbon dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang
mekanik. Prinsip metode seismik yaitu pada tempat atau tanah yang akan
diteliti dipasang geophone yang berfungsi sebagai penerima getaran. Sumber
getar antara lain bisa ditimbulkan oleh ledakan dinamit atau suatu pemberat
yang dijatuhkan ke tanah (Weight Drop). Gelombang yang dihasilkan
menyebar ke segala arah. Ada yang menjalar di udara, merambat di
permukaan tanah, dipantulkan lapisan tanah dan sebagian juga ada yang
dibiaskan, kemudian diteruskan ke geophone-geophone yang terpasang
dipermukaan.

3
Gambar. 2.1. Sketsa survei seismik (Landmark, 1995)

2.1.1.1 Gelombang Seismik

Metode seismik adalah metode eksplorasi yang menggunakan


prinsip penjalaran gelombang untuk penyelidikan di bawah
permukaan bumi, dalam proses penjalarannya, gelombang seismik
memiliki kecepatan rambat gelombang yang dipengaruhi oleh sifat
elastisitas batuan. Setiap batuan penyusun kerak bumi memiliki rapt
massa yang berbeda-beda berdasarkan komposisi penyusunnya.
Perbedaan rapat massa inilah yang mempengaruhi kecepatan rambat
gelombang seismik di dalam permukaan bumi. Fenomena perambatan
gelombang merupakan efek dari adanya gangguan sumber gelombang
yang menyebabkan terjadinya pergeseran ataupun peregangan partike-
partikel penyusun medium. Sumber gelombang seismik dapat
terbentuk dari proses alamiah oleh getaran bumi ataupun dengan
menimbulkan sumber gelombang buatan.

Gelombang seismik buatan yang ditimbulkan di permukaan bumi


dirambatkan ke segala arah. Ketika mencapai bidang atas antar
lapisan, gelombang ini akan dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan
untuk kemudian diteruskan menuju permukaan bumi. Gelombang
yang mencapai permukaan bumi ini yang direkam oleh serangkaian
geophone. Gelombang yang terekam di serangkaian geophone ini

4
kemudian direkontruksi sehingga dapat menggambarkan keadaan
bawah permukaan bumi.

Dalam kasus ini pada lapangan Teapot Dome menggunakan seismik


refleksi untuk mengetahui nilai kandungan serpih, porositas, saturasi
air, dan permeabilitas suatu formasi.

Gambar. 2.2. Perambatan Gelombang Seismik

2.2. Seismik Refleksi

Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang


elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa
ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut
menggunakan sumber getar (pada media air menggunakan sumber getar
berupa air gun, boomer atau sparker). Gelombang bunyi yang dihasilkan dari
ledakan tersebut menembus sekelompok batuan di bawah permukaan yang
nantinya akan dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor
yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan
ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang disebut geophone(di darat) atau
Hydrophone(di laut), (Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip
dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic refleksi
banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan
sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya
mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi.
5
Seismik refleksi ini, dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran
awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-
gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah
permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’
pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium
juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang
direkam.Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang
dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium. Seismik refleksi umumnya dipakai untuk
penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan
dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan
lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang paling mudah
memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi
bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh labih akurat.

Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu :

1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang


berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey
detail.

2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah


data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik
migrasi.

3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran


horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang
hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui
struktur atau model geologi bawah permukaan.

6
Gambar. 2.3. Ilustrasi Metode Seimik Refleksi (Delisatra,
2012)

2.3 Seismik Atribut

Seismik Atribut adalah segala informasi yang diperoleh dari data seismik baik
melalui pengukuran langsung, komputasi maupun pengalaman. Seismik atribut
diperlukan untuk memperjelas anomaly yang tidak terlihat secara kasat mata pada
data seimik biasa. Atribut seismik merupakan penyajian dan analisa data seismic
berdasarkan informasi utama, yaitu informasi waktu, frekuensi, amplitude dan
fase pada jejak seismik kompleks. Atribut seismik memberikan informasi
parameter-parameter fisis batuan bawah permukaan seperti amplitude dan fase
yang secara tidak langsung diperoleh melalui data seismik. Atribut seismic
sekarang telah mengalami banyak perkembangan sehingga semakin banyak
informasi yang dapat diekstrak dan ditampilkan untuk keperluan interpretasi.
Atribut seismik dapat memperlihatkan cara pandang antara amplitude dan fase
secara terpisa. Informasi yang terkandung dalam amplitude dapat diinterpretasi
tersendiri dan tidak bercampur dengan informasi dari fase, demikian juga
sebaliknya. Atribut sesaat seismik mulai diperkenalkan pada akhir 1960-an,
seiring dengan meningkatnya aktivitas pencarian anomaly paa daerah brightspot.
Fenomena brigh tspot menjadi indicator utama perubahan lithologi secara tajam
yang berasosiasi dengan keberadaan zona gas. Perkembangan teknologi
khususnya teknologi computer memberika kontribusi yang besar dalam bidang
seismik. Perhitungan untuk atribut sesaat seismik secara cepat dan tepat dapat
7
dilakukan dengan dukungan sumber daya computer yang bagus. Untuk
memberikan kemudahan bagi interpretasi data seismik kini telah digunakan skala
warna.

Gambar 2.4. Prinsip Atribut (sukmono, 2016)

Dalam Makalah ini digunakan tiga jenis atribut seismik untuk mengetahui
anomali pada data seismik. Pada daerah Teapot Dome yang terletak di
negara bagian Wyoming, USA.

2.3.1. Atribut Amplitudo RMS

Amplitudo RMS merupakan akar dari jumlah energy dalam dominan


waktu (amplitudo dikuadratkan) bisa dikatakan amplitudo rata-rata dari
jumlah amplitude yang ada. Karena nilai amplitude diakarkan sebelum dirata-
ratakan amplitudo RMS sangat sensitive terhadap nilai amplitudo yang extrim
dapat juga berguna untuk melacak perubahan litologi seperti pada kasus batu
pasir yang mengandung gas.

8
Gambar 2.5. Atribut RMS

2.3.2. Atribut Variance

Atribut variance merupakan kebalikan dari koheresi. Atribut ini


dihitung dalan 3D yang mewakili trace ke trace untuk melacak variabilitas
pada interval sampel tertentu. Oleh karena itu menghasilkan perubahan lateral
yang ditafsirkan dalam impedansi akustik. Jejak yang sama menghasilkaj
koefisien variasi yang rendah, sedangkan diskontinuitas memiliki koefisien
tinggi. Karena kesalahan dan channel dapat menyebabkan diskontinuitas
dalam satuan batuan sekitar. Atribut ini membandingkan jejak samping satu
sama lain pada setiap posisi sampel. Jika ada perbedaan itu mungkin karena
kesalahan atau adanya antara noise. Penggunaan atribut ini harus
diaplikasikan dengan structural smooth attribute untuk mengurangi noise.

Gambar 2.6. Atribut Variance

9
2.3.3. Atribut Scructural Smoothing

Atribut ini mengoperasikan smoothing dari sinyal input yang dipandu


oleh struktur lokal dan berguna untuk meningkatkan kemenerusan reflektor
seismik. Perhitungan utamanya, yaitu komponen dip dan azimut yang
digunakan untuk menentukan struktur lokal. Gaussian smoothing lalu
diaplikasikan sejajar dengan orientasi struktur ini (Randen, 2002). Structural
smoothing lebih baik dalam menampilkan reflektor seismik dibandingkan
dengan penampang seismik konvensional. Atribut ini juga dapat digunakan
untuk membantu dalam penarikan horizon target karena tampilan seismik
yang dihasilkan oleh atribut ini dapat memperjelas kemenerusan reflektor
seismik

Gambar 2.7 Atribut Seismik Sructural Smoothing

10
BAB III

GEOLOGI REGIONAL

3.1 Geologi Regional

Objek penelitian yang digunakan adalah sebuah struktur dome yang dikenal sebagai
daerah Teapot Dome yang terletak di negara bagian Wyoming, USA. Teapot
Dome terletak di Wyoming tengah, dekat dengan tepi barat daya cekungan
Powder River. Bagian paling dalam dari cekungan Powder River terdiri dari hampir
5500 meter batuan sedimen, dan sekitar 2440 meter dari sedimen tersebut
merupakan sedimen non marine yang berumur Upper Cretaceous dan batuan
sedimen klastik tersier yang berhubungan dengan Laramide Orogenesis (Pramada,
2008).

Gambar 3.1. Peta Geologi Regional Lapangan Teapot Dome


11
3.1.1 Stratigrafi

Stratigrafi daerah ini pertama kali dikerjakan oleh Thom and


Spieker (1931) sebagai bagian dari Formasi Mesaverde di Teapot Dome
dibagi menjadi dua anggota yaitu :

1.Anggota batu pasir Parkman.


2.Anggota batu pasir Teapot.

Perselingan yang konsisten batu pasir dan shale laut dangkal yang
memiliki ketebalan antara 10 m sampai dengan 20 m, dengan ketebalan
individu lapisan berkisar antara 5 cm sampai dengan 150 cm. Internal
struktur bergradasi dengan pola coarsening upward, ukuran butir
sekitar 62-125 μ pada bagian bawah dan terdiri dari batupasir dengan
ukuran antara 88-177 μ pada bagian atas lapisan. Perselingan antara
lapisan batupasir dan shale ini mengindikasi bahwa lapisan ini diendapkan
pada laut dangkal dekat dengan batas bawah gelombang (wave base). Pada
saat berada di bawah wave base maka akan terendapkan sedimen
berukuran lempung dan jika berada di bagian atas wave base maka
sebagian lempung akan mengalami reworking dan diikuti pengendapan
material berukuran pasir.

Gambar 3.2. Stratigrafi Daerah Penilitian Yang Menunjukkan Endapan


Transisi Yang Dibagi Menjadi 5 Unit. Dari Bawah Keatas Menunjukkan
Lingkungan Pengendapan Yang Semakin Dangkal (Cooper, 1961).
12
3.1.2. Struktur

Bagian timur dan barat Teapot Dome dibatasi oleh antiklin yang
memanjang dengan arah sumbu relative barat laut sampai tenggara,
sedangkan bagian utara, selatan, dan barat, dibatasi oleh tinggian yang
disebabkan proses uplift (Prayogo ddk, 2014).

Pada daerah Teapot Dome, pengaruh perubahan sruktur dimulai dari


kompresi dari bagian barat, menghasilkan reverse fault, rekahan tensional
pada bagian antiklin dan dengan bidang patahan yang relative curam, dan
offset yang sangat kecil pada blok yang turun. Patahan berarah timur sampai
barat dengan offset yang sangat kecil pada blok yang turun. Patahan normal
berarah timur sampai barat dengan offset 200 feet yang memisahkan lapangan
Teapot Dome menjadi dua bagian. Dome yang berada di utara yang posisinya
lebih atas dibandingkan blok bagian selatan. Patahan berperan penting
sebagai jalur migrasi hidrokarbon didaerah penilitian, delenasi patahan dan
pemahaman pola patahan pada horizon Tensleep sangat penting untuk
membantu kesuksesan eksplorasi hidrokarbon dan dapat juga digunakan
untuk rekomendasi penempatan lokasi injeksi CO2 kedalam formasi
Tensleep.

Secara strukrural antiklin Teapot Dome yang terbentuk pada umur


Laraminade, terletak memanjang dan menujam (plunging) kearah utara-
selatan. Bagian utara Teapot Dome merupakan kemenerusan dari antiklin salt
creek. Dari penampang seismic barat daya-timur laut dapat dilihat pola
lipatan asimetri dan reserve fault memotong lipatan relative kearah barat laut
sampai tenggara dengan offset minimum (Fransisca,2009).

Bagian Timur dan Barat Teapot Dome dibatasi oleh antiklin


yang memanjang dengan arah sumbu relatif Barat Laut - Tenggara,
sedangkan bagian Utara, Selatan, dan Barat Daya dibatasi oleh tinggian yang
disebabkan proses uplift.

13
Gambar. 3.3. Pola Struktur Lapangan Teapot Dome (Cooper, 1961)

14
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa Interpretasi Data Seismik


Interpreatsi seismik merupakan salah satu tahap penting dalam eksplorasi
hidrokarbon dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasan data seismik
hasil pemprosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi
bawah permukaan sebenarnya agar lebih mudah untuk dipahami. Dalam
interpretasi seismik struktur geologi pada kondisi geologi bawah permukaan
merupakan bagian yang sangat menarik untuk diamati serta menginterpretasi
proses kejadiannya. Dari struktur geologi hal yang sangat penting untuk dianalisis
secara objektif dalam berbagai kegiatan yang erat kaitannya dari mulai eksplorasi
hingga eksploitasi.

Gambar 4.1 Original Seismik

Seperti dari data seismic yang diberikan yang mana merupakan hasil data dari
daerah teapot dome. Dilihat dari geologi regionalnya daerah teapot dome dan
beberapa hasil penelitian merupakan daerah yang berpotensi mengandung
hidrokarbon. Dari data geologi regionalnya wilaya tersebut didominasi oleh

15
perselingan antara formasi batu pasir dengan lempung dan reservoir batu pasir
berisi proven crude oil. Yang diperjelas dengan data seismic yang dimana dari
data tersebut terlihat terdapat patahan yang dimana patahan tersebut bisa menjadi
jalur migrasi dari hidrokarbon. Dari data original seismic ini kami menentukan
patahan yang ditandai dengan garis berwarna kuning.

Picking 1

Picking 2

Picking 3

Gambar 4.2 Picking Horizon

Dari data seismik yang diberikan yang dapat terlihat bahwa terdapat lapisan
yang tidak menerus yang mungkin disebabkan oleh adanya fault. Kemudian dari
data sesimik tersebut kami melakukan picking horizon yang dimana picking
tersebut sangat penting untuk menginterpretasi yang dimana nantinya akan
diperoleh hasil pengamatan yang spesifik seperti berupabentukan permukaan
,struktur ataupun apakah di daerah tersebut terdapat patahan. Sehingga dari data
seismic kami membuat 3 picking horizon dimana kami memilih daerah tersebut
karena dari data seismic dapat dilihat nilai amplitudo yang cukup kontras serta
lapisan dari ketiga picking yang kami pilih memiliki lapisan yang selaras namun
laisan tersebut tidak menerus yang diakibatkan oleh adanya patahan. Dari hasil
picking tersebut yang kemudian kami mengkorelasikan dengan menggunakan
atribut seismic yang dimana kami menggunakan 3 atribut seismic yaitu

16
RMS,variance dan Scructural Smoothing. Dari ketiga atribut tersebut dapat
memperkuat argument yang dimana daerah tersebut berpotensi adanya
hidrokarbon.

Gambar 4.3 Horizon time Slice Time Picking 1

Gambar 4.4 Horizon Slice Time Picking 2

Gambar 4.5 Horizon Slice Time Picking

Dari gambar horizon slice time yang terdapat dalam 3D grid depth model
17
merupakan hasil dari picking data original seismik yang telah dikonversi
sebelumnya. Dalam model tersebut juga dapat ditentukan pemilihan atau
filter patahan berdasarkan masing-masing horizon yang dibentuknya dari
gambar 4.3, gambar 4.4 dan gambar 4.5.

Fault minor

Gambar 4.6 Atribut Variance

Dari hasil picking horizon yang telah dibuat yang kemudian


dikorelasikan menggunakan atribut seismik variance yang mana diperlukan
untuk memperjelas anomaly yang tidak terlihat secara kasat mata pada data
seimik biasa. Salah satu atribut yang digunakan adalah attribute varience
yang dimana attribute ini digunakan untuk memperjelas data seismic yang
ada apakah pada data tersebut benar terdapat patahan. Dari atribut tersebut
akan ditampilkan warna yang cukup kontras yang bisa dimana dari warna
tersebut kita bisa melihat adanya perbedaan warna yang bisa menunjukkan
adanya patahan dengan warna yang tidak terlalu contras dibandingkan
warna yang lain. Perbedaan warna tersebut membantu untuk memperjelas
anomaly yang tidak terlalu jelas dari data seismic yang diberikan.

18
Fault minor

Gambar 4.7 Atribut Variace Horizon 1

Dari data seismic yang diberikan yang kemudian dikorelasikan


menggunakan atribut seismic varience maka dapat dilihat lebih jelas patahan
pada pickingan horizon yang pertama dimana ditunjukkan pada kotak warna
merah yang dimana arah patahan tersebut dari arah timur-barat. Dari
patahan tersebut lebih memperjelas data seimik yang telah ada bahwa pada
daerah tersebut terdapat patahan yang bisa menjadi jalur migrasi dari
hidrokarbon.

Fault minor

Gambar 4.8 Atribut Variance Horizon 2

Pada pickingan ke 2 sama seperti pada picking horizon 1 terdapat


patahan yang dapat dilihat lebih jelas yang dimana saat menggunakan
atribut seismic varience ditunjukkan warna abu-abu yang lebih dominan dan
juga terdapat warna kontras yang kemudian dari perbedaan warna tersebut
terdapat suatu cela yang mengindikasikan adanya patahan seperti pada kotak
warna merah.
19
Fault minor

Gambar 4.9 Atribut Variance Horizon 3

Pada pickingan ke 3 tidak jauh berbeda dengan pickingan horizon 1 dan


2 yaitu dimana menginterpretasikan adanya patahan seperti yang
ditunjukkan oleh kotak merah yang memperjelas bahwa pada data seismic
tersebut ada terdapat patahan. Oleh sebab itu dari ketiga pickingan yang
telah dibuat semakin memperjelas apa saja, atau peristiwa apa yang terjadi
pada derah tersebut yang dimana saat menggunakan atribut varience dapat
dilihat keterdapatan patahan yang mungkin disebabkan karena adanya
tenaga endogen yang dari patahan tersebut dapat menjadi salah satu jalur
migrasi hidrokarbon.

20
Gambar 4.10 Atribut Rms

Selain dari attribute varience yang dimana salah satunya untuk


menunjukkan serta memperjelas apakah pada derah tersebut terdapat
struktur patahan atau tidak. Dan pada pickingan yang dibuat dapat dilihat
keterdapatan patahan. Yang dari patahan tersebut dapat menjadi jalur
migrasi hidrokarbon . selain dari pada attribute varience digunakan pula
attribute RMS yang mana menunjukkan serta menampilkan warna yang
cukup contras untuk menunjukkan dimana adanya keterdapatan hidrokarbon
yang dapat dtunjukkan dengan amplitude yang tinggi, seperti yang
ditunjukkan dengan lingkaran warna merah.

21
Gambar 4.11 Atribut RMS Horizon 1

Dari pickingan 1 dapat dilihat dengan jelas keterdapatan nilai amplitude


yang cukup tinggi yang mana dari amplitude yang tinggi tersebut
mengindikasikan adanya bright spot dimana bright spot merupakan salah
satu tanda kertedapatan hidrokarbon. Dan juga dikorelasikan dengan data
geologi regional bahwa pada derah tersebut jenis litologi dari formasi di
daerah tersebut adalah batu pasir.

Gambar 4.12 Atribut RMS Horizon 2

Sama dengan gambar 4.11 terdapat nilai amplitude yang cukup tinggi
yang mengindikasikan adanya bright spot yang merupakan salah satu ciri
dari keterdapatan hirokarbon. Selain mengkorelasikan dengan data geologi
regional juga dapat dilihat pada penggunaan attribute varience tadi banwa
terdapat patahan yang dapat dijadikan sebagai jalur migrasi sehingga daerah
tersebut berpotensi.

22
Gambar 4.13 Atribut RMS Horizon 3

Sama seperti pada gambar 4.11 dan 4.12 menggunakan attribute RMS
terlihat sangat jelas amplitude yang cukup tinggi namun nilai amplitude
yang tinggi tersebut tidak sebanyak pada pickingan horizon yang 1 dan
kedua namun dapat diinterpretasi bahwa pada pickingan ke 3 ini masih
terdapat bright spot yang merupakan indikasi dari hidrokarbon.

23
Gambar 4.14 (A) Original Seismik Section (B) Atribut Structural
Smoothing Seismik Section

Atribut structural smoothing digunakan untuk mendapatkan hasil


yang baik dalam interpretasi struktur maka ketidakmenerusan event
seismik yang diakibatkan oleh noise harus dikurangi. Pada atribut ini
juga mebantu memperjelas bentuk patahan yang ada pada data seismik.
(a) menunjukkan data seismik asli, dan (b) menunjukkan data seismik
smoothing struktural baru, dengan resolusi yang baik dan kontinuitas
pada seismik.

24
Gambar 4.15 Atribut Structural Smoothing Horizon 1

Dari data diatas dapat diperlihatkan adanya struktur patahan minor yang
ditandai dengan garis berwarna kuning. Serta, dikarenakan naiknya nilai
resolusi amplitud maka dapat terlihat adanya brightspot yang dapat di
indikasikan adanya hidrokarbon.

Gambar 4.16 Atribut Structural Smoothing Horizon 2

Dari data diatas dapat diperlihatkan adanya struktur patahan minor yang
ditandai dengan garis berwarna kuning. Serta, dikarenakan naiknya nilai
resolusi amplitud yang tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan
gambar 3.15 tetapi tetap menggambarkan adanya brightspot yang terlihat
dan tetap mengindikasikan adanya hidrokarbon.

25
Gambar 4.17 Atribut Structural Smoothing Horizon 3

Dari data diatas dapat diperlihatkan adanya struktur patahan minor yang
ditandai dengan garis berwarna kuning. Serta, dikarenakan naiknya nilai
resolusi amplitud yang tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan
gambar 3.15 dan 3.16 tetapi tetap menggambarkan adanya brightspot yang
tetap terlihat dan tetap mengindikasikan adanya hidrokarbon.

26
BAB V

KESIMPULAN
Dari pembahasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa lapangan teapot
dome merupakan daerah yang diendapkan oleh material sedimen darat dengan
lapisan batu pasir yang tebal yang dapat diindaksikan dengan adanya lapisan yang
berpotensi adanya reservoir yang dimana dapat diperkuat dengan data geologi
regional.

Dan dari data picking horizon dengan ditambahkannya seismik atribut


dapat diasumsikan adanya patahan serta data seismic yang terdapat bright spot
yang dapat dijadikan indikasi awal tentang adanya indikasi hidrokarbon. Dimana
dalam aplikasi ini kami menggunakan 3 atribut seismic yaitu RMS , Variance
serta Scructural Smoothing. Dari ketiga atribut tersebut dapat memperkuat
argument yang dimana daerah tersebut berpotensi adanya hidrokarbon.Oleh
karena itu dari penggunaan seismic atribut tersebut dapat memperjelas apa-apa
saja yang terjadi seperti adanya patahan. Yang mana untuk membantu
mempermudah menganalisis dan menginterpretasikan gambaran kondisi geologi
bawah permukaan.

Dari hasil interpretasi kami dengan melakukan 3 pickingan horizon,


dimana pickingan yang berpotensi mengandung hidrokarbon yaitu pickingan
horizon ke-1. Yang mana dapat dilihat dari penggunaan atribut rms yang dimana
memiliki nilai amplitude yang tinggi serta atribut Varience serta structural
smooting yang memperjelas adanya patahan pada horizon tersebut yang dimana
patahan tersebut bias menjadi jalur migrasi dari hidrokarbon tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/28772/3/3.%20SKRIPSI%20FULL%20TANPA
%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf

file:///C:/Users/MY-PC/Downloads/Documents/BAB%20III_3.pdf

https://docplayer.info/69701408-Evaluasi-formasi-reservoar-batupasir-
menggunakan-analisis-petrofisika-pada-lapangan-teapot-dome.html

28

Anda mungkin juga menyukai