Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaskan secara lengkap:


a. Permeabilitas
b. Porositas
c. Saturasi
d. Tekanan kapiler
e. Wettability
f. Klinkenberg effect
g. Hubungan permeabilitas dan porositas
h. Defenisi 1 darcy
2. Jelaskan gambar dan grafik berikut ini
a.

b.

c.
3. Batuan yang panjangnya 7cm dan diameternya 4,31 cm. contoh batuan ini
dialiri air dengan laju qw=1cc/dt sehingga diperoleh perbedaan tekanan antar
kedua ujung (titik input dan output) sebesar 50 atm (viskositas air 1 cp).
Hitunglah permeabilitasnya.

Jawaban:

1. Pengertian dari:
1) Permeabilitas adalah sifat-sifat fisik batuan reservoir untuk dapat
dialiri oleh fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Di dalam reservoir fluida
yang mengalir biasanya lebih dari satu macam, sehingga permeabilitas
dapat dibagi menjadi :
Permeabilitas Absolut
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas bila fluida yang
mengalir dalam media berpori terdiri hanya satu macam fluida.
Permeabilitas Efektif
Permeabilitas efektif adalah permeabilitas bila fluida yang
mengalir dalam media berpori lebih dari satu macam fluida
(misal minyak, gas, air).
Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara
permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.

Rumus permeabilitas dapat dituliskan:

𝑄.𝜇.𝐿
K=
𝐴.∆𝑃

Dimana: Q = Laju alir (cc/s)


K = Permeabilitas (Darcy)
A = Luas Penampang (cm2)
∆P = Perbedaan tekanan (atm)
𝜇 = Viscositas (centipoise)
L = Panjang (cm)

Klasifikasi Permeabilitas
Kualitas Nilai Permeabilitas (Darcy)
Sangat Buruk < 1 mD
Buruk 1 mD – 50 mD
Sedang 50 mD – 200 mD
Baik 200 mD – 500 mD
Sangat Baik >500 mD

2) Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam


batuan. Porositas juga dapat didefinisikan perbandingan antara volume
total pori – pori batuan dengan volume total batuan per satuan volume
tertentu.
Berdasarkan proses terbentuknya porositas di klasifikasikan
menjadi dua yaitu:
1. Porositas Primer
Porositas yang terbentuk bersamaan dengan proses pengendapan
batuan.
2. Porositas Sekunder
Porositas yang terjadi setelah proses pengendapan batuan (batuan
sedimen terbentuk), antara lain akibat aksi pelarutan air tanah
atau akibat rekahan. Porositas sekunder terbagi menjadi porositas
larutan, porositas akibat rekahan dan dolomitasi.
Berdasarkan sudut teknik reservoirnya, porositas terbagi menjadi
dua yaitu:
1) Porositas absolut merupakan perbandingan antara volume pori
batuan dengan volume total batuan.
2) Porositas effektif merupakan perbandingan antara volume pori
yang saling berhubungan

3) Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida tertentu


(air, minyak dan gas) terhadap jumlah volume pori – pori. Ruang pori –
pori batuan reservoir mengandung fluida yang biasanya terdiri dari air,
minyak dan gas. Untuk mengetahui jumlah masing – masing fluida, maka
perlu diketahui saturasi masing – masing fluida tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi fluida reservoir, antara lain:

1. Pada batuan yang mudah dibasahi oleh air (water wet), harga saturasi
air cenderung tinggi pada porositas yang lebih kecil.
2. Akibat adanya perbedaan berat jenis gas, minyak dan air maka
umumnya saturasi gas akan tinggi pada bagian atas dari jebakan
(perangkap).
3. Reservoir, begitu juga untuk saturasi air akan tinggi pada bagian
bawah dari jebakan atau perangkap reservoir dengan combination
drive.
4. Produksi berlangsung karena adanya perubahan distribusi fluida.
Jika minyak diproduksikan maka tempatnya di dalam reservoir akan
digantikan oleh air atau gas bebas.

4.) Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan- cairan atau
cairan- gas) sebagai akibat dari pertemuan permukaan yang memisahkan
kedua fluida tersebut. Besarnya tekanan kapiler dipengaruhi oleh tegangan
permukaan, sudut kontak antara minyak-air-zat padat danjari- jari
kelengkungan pori. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan
tekanan antara fluida “non-wetting fasa” (Pnw) dengan fluida “wetting
fasa” (Pw).

Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir


minyak maupun gas :

1. Mengontrol disribusi saturasi di dalam reservoir.


2. Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak
atau mengalir melalui pori-pori reservoir dalam arah vertikal.
3. Mengetahui batas antara air dan minyak.

Imbibition adalah terjadi pada saat produksi


dimana phase non wetting (Pnw) menurun dan
phase wetting (Pw).

Drainage adalah terjadi pada saat migrasi


dimana phase non wetting (Pnw) naik dan
Phase wetting (Pw) menurun.
5.) Wettability istilah untuk menjelaskan adesi relatif dua buah fluida
terhadap sebuah permukaan benda padat. Pada media berpori yang terisi
dua atau lebih fluida yang tidak dapat bercampur (immiscible), wettability
adalah sebuah pengukuran fluida mana yang dapat membasahi (menyebar
atau menempel) permukaan. Pada sistem water-wet (basah air) batuan
yang terisi minyak dan air, air akan menempati pori-pori terkecil dan
membasahi sebagian besar permukaan pada pori-pori yang lebih besar.
Pada area yang memiliki saturasi minyak (oil saturation) yang tinggi,
minyak yang ada akan tertahan di atas air yang membasahi dan menyebar
pada permukaan. Jika permukaan batuan cenderung water wet dan batuan
tersebut jenuh minyak, air akan mengisi pori-pori terkecil, menggantikan
minyak apabila sistem tersebut dimasuki air.

6.) Klinkenberg Effect atau Gas Slippage Effect merupakan fenomena dimana
jalur gas mengalir (mean free path) lebih besar dari pada diameter
pori/kapiler yang dilalui oleh molekul gas sehinggga energi kinetik
digunakan untuk perpindahan molekul gas melalui pipa kapiler, dan
terjadinya slip antara molekul gas dengan dinding pori/kapiler. Slippage
ini mengakibatkan molekul gas bergerak lebih cepat pada pori-pori/kapiler
pada arah perpindahannya sheingga data permeabilitas terhadap gas yang
didapat lebih besar daripada permeabilitas absolutnya. Pada 1941,
eksperimen Klinkenberg menyatakan bahwa:
1. Permeabilitas gas adalah fungsi dari komposisi gas
2. Permeabilitas gas adalah fungsi dari tekanan rata-rata
Rumus yang dinyatakan:
Di mana kg adalah permeabilitas gas, kl adalah permeabilitas cairan, b
adalah faktor klinkenberg, dan P adalah tekanan.

Hubungan permeabilitas dengan porositas ialah sebagai berikut:

1. Umumnya penambahan porositas akan diikuti dengan penambahan


permeabilitas
2. Semakin tua dan kompak suatu batuan, maka porositas dan permeabilitasnya
akan semakin kecil
3. Adanya peristiwa dolomitisasi akan menambah nilai porositas dan
permeabilitas
4. Permeabilitas dipengaruhi oleh besar, bentuk dan hubungan antar butir dalam
suatu batuan

7.) Defenisi 1 darcy merupakan kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida


sebanyak 1 cc/s, dengan viscositas sebesar 1 Cp pada luas penampang 1
cm2 pada keadaan 1 atm serta pada suhu 1 ℃

2. Penjelasan Gambar Dan Grafik Dari:


1) Pada gambar pertama menurut saya darcy melakukan percobaan pada pipa
kapiler. Dimana darcy melewatkan fluida pada pipa kapiler dan hasilnya
fluida tersebut dipengaruhi oleh luas penampang, panjang pipa, viskositas
fluida serta laju alir dari fluiada tersebut. Semakin panjang pipa maka semakin
lama juga waktu yang dibutuhkan fluida untuk mengalir. Semakin tinggi
viskositas fluida maka laju alir dari fluida akan semakin lambat. Serta
semakin besar luas penampang suatu pipa maka semakin lama pula fluida
untuk mengalir.

2) Volume porositas yang bentuknya rombohedral:

Vbulk = alas·tinggi·lebar = 2r·2r sin 450·2r = 4·(2)1/2 · r3

Vgrain = (4/3)·π· r3
Φ = (Vbulk – Vgrain)/ Vbulk = (4·(2)1/2 · r3 – (4/3)·π· r3)/ 4·(2)1/2 · r3= 0.2596 =
25.96%

Rhombohedral sendiri memiliki bentuk seperti 3d nya jajar genjang yang memiliki
kemiringan sebesar 450. Volume bulk batuan digambarkan sebagai sebuah volume
kotak yang dimiringkan 450, sedangkan volume grain batuan adalah jumlah butir
yang ada dalam pada packing dengan jumlah sama dengan 1 buah bola. Porositas
dinyatakan dengan perbandingan antara volume pori-pori dengan volume bulk batuan
dan dinyatakan dalam persen. Volume pori-pori didapat dari Vbulkdikurangi Vgrain.
Sehingga, dari perhitungan didapat porositas rhombohedral packing sebesar 25.96%.
Porositas rhombohedral packing lebih kecil daripada cubic packing.

3.) “Kurva permeabilitas relative ini ada hubungan nya dengan saturasi. Pada
awal-awal minyak diproduksikan dan sumur minyak benar-benar baru
pertama kali dibor, saturasi awalnya adalah saturasi water initial atau saturasi
water connate. Setelah diproduksikan, nilai kro atau permeabilitas relative
minyak semakin menurun, dan nilai krw semakin bertambah, karena pori-pori
yang diisi minyak tadi selanjutnya diisi oleh air. Sampai pada titik akhir, nilai
kro akan semakin menurun dan sampai titik saturasi oil residu atau sor"
3. Diketahui: L = 7 cm

d = 4,31 cm , r = 2,155cm

A =𝜋𝑟 2 =3,14 . 2,1552

=14,57 cm2

Q = 1 cc/dt

∆𝑃 = 50 atm

𝜇 = 1 cp

Ditanyakan : K = ........... Darcy

Penyelesaiaan:
𝑄.𝜇.𝐿
K= 𝐴.∆𝑃

1𝑐𝑐/𝑑𝑡.1𝑐𝑝.7𝑐𝑚
K= 14,57𝑐𝑚2.50𝑎𝑡𝑚

7
K= 728,5

K= 9,6 𝑥 10−3 𝑑𝑎𝑟𝑐𝑦

Anda mungkin juga menyukai