Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

METODE SEISMIK TG3105

MODUL KE – 01
SIMULASI AKUISISI DATA 2D SEISMIK REFRAKSI DAN
INTERPRETASI MODEL KEDALAMAN
Oleh:
Akhmad Khoirunnas 121120140

Asisten :
Surya Catur Febrian 118120046
Ravika Glori O. Hutagalung 120120069
Yoel Sanove H. Sebayang 120120075
Zaliya Ragina 120120091
Hilaludin Akbar 120120114
Natal Hutajulu 120120121
Muhamad Arif Samsudin 120120158
Josma Hardianto Damanik 120120183

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
I. TUJUAN PRAKTIKUM ................................................................................. 4
II. DASAR TEORI ............................................................................................... 4
2.1 Gelombang Seismik ................................................................................. 4
2.1.1 Gelombang Badan ............................................................................. 4
2.1.2 Gelombang Permukaan ..................................................................... 5
2.2 Seismik Refraksi....................................................................................... 5
2.3 Intercept Time Method ............................................................................. 6
2.4 Metode Plus-minus ................................................................................... 8
2.4.1 Analisis Plus Time (T+)..................................................................... 8
2.4.2 Analisis Minus Time (T-) .................................................................. 9
III. LANGKAH PENGERJAAN ......................................................................... 10
3.1 Langkah Kerja ........................................................................................ 10
3.2 Diagram Alir ........................................................................................... 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 14
4.1 HASIL .................................................................................................... 14
4.2 PEMBAHASAN .................................................................................... 18
V. KESIMPULAN .............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi interpretasi seismic refraksi metode ITM .............................. 7
Gambar 2. Ilustrasi Interpretasi seismic refraksi metode plus-minus ................... 8
Gambar 3. Ilustrasi analisa minus time.................................................................. 9
Gambar 4. Menu Tesseral PRO ........................................................................... 10
Gambar 5. Model sintetik .................................................................................... 10
Gambar 6. Diagram Alir ...................................................................................... 13
Gambar 7. Hasil permodelan sintetik .................................................................. 14
Gambar 8. Hasil picking near wave ...................................................................... 14
Gambar 9. Hasil picking far wave ....................................................................... 15
Gambar 10. Kurva T-X........................................................................................ 15
Gambar 11. Penampang ITM .............................................................................. 17
Gambar 12. Penampang plus minus .................................................................... 17

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai rata-rata V1 dan V2 ....................................................................... 15
Tabel 2. Nilai V2 dan V1 Metode Plus Minus ..................................................... 16
Tabel 3. Nilai Z atau kedalaman metode ITM ..................................................... 16
Tabel 4. Nilai Z metode plus minus ..................................................................... 16

iii
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum modul 1 kali ini yang membahas tentang
simulasi akuisisi data 2D seismik refraksi dan interpretasi model kedalaman
adalah sebagai berikut:

1. Dapat memahami pengaruh model penampang geologi sintetik


dengan rekaman data sintetik.
2. Dapat melakukan interpretasi model menggunakan metode ITM dan
Plus-Minus.

II. DASAR TEORI


2.1 Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gelombang elastik akibat osilasi
partikel-partikel medium akibat interaksi antara gaya gangguan
melawan gaya elastik. Dari interaksi tersebut muncul gelombang badan
dan gelombang permukaan, Gelombang seismik merupakan gelombang
yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung
pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik ada yang merambat
melalui interior bumi yang disebut sebagai body wave, dan ada juga
yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface wave.
Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan pada arah getarnya.
Gelombang P (Longitudinal) merupakan gelombang yang arah
getarnya searah dengan arah perambatan gelombang, sedangkan
gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya
disebut gelombang S (Transversal). Surface wave terdiri atas Rayleigh
wave (ground roll) dan Love wave (Telford, 1976)
Secara umum gelombang seismik dikategorikan menjadi dua
yaitu gelombang badan dan gelombang permukaan.
2.1.1 Gelombang Badan
Gelombang badan merupakan gelombang yang merambat di
dalam permukaan bumi. Gelombang badan terdiri atas dua yaitu
gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S). Gelombang

4
primer atau kompresi merupakan gelombang longitudinal
dimana gerak partikel bergerak searah dengan arah rambat
gelombang. Gelombang primer memiliki kecepatan tinggi
sehingga memiliki waktu tiba terlebih dahulu daripada
gelombang sekunder. Gelombang sekunder atau dilatasi
merupakan gelombang transversal dimana gerak partikel
bergerak tegak lurus dengan arah rambat gelombang.
Gelombang sekunder tidak dapat merambat pada medium fluida

2.1.2 Gelombang Permukaan


Gelombang permukaan merupakan gelombang yang merambat
pada permukaan bumi. Gelombang permukaan terdiri dari
gelombang Love dan gelombang Rayleigh. Gelombang Love
merupakan gelombang dengan arah gerak partikelnya bergetar
melintang terhadap arah penjalarannya sedangkan gelombang
Rayleigh penjalaran gelombangnya menyerupai elips

2.2 Seismik Refraksi


Metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu
seismik refraksi (seismik bias) dan seismik refleksi (seismik pantul).
Dalam penulisan ini metode yang dibahas hanya sebatas metode
seismik refraksi. Dalam metode seismik refraksi, yang diukur adalah
waktu tempuh dari gelombang dari sumber menuju geophone. Dari
bentuk kurva waktu tempuh terhadap jarak, dapat ditafsirkan kondisi
batuan di daerah penelitian. Keterbatasan metode ini adalah tidak dapat
dipergunakan pada daerah dengan kondisi geologi yang terlalu
kompleks. Metode ini telah dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan
dangkal dan hasilnya cukup memuaskan. Menurut (Sismanto, 1999)
asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk penelitian perlapisan dangkal
adalah:

1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan


menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang
berbedabeda

5
2. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan
menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang
berbedabeda
3. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan
bumi.
4. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar,
sehingga mematuhi hukum – hukum dasar lintasan sinar.
5. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat
dengan kecepatan pada lapisan dibawahnya.
6. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya
kedalaman. Masalah utama dalam pekerjaan geofisika adalah
membuat atau melakukan
Masalah utama dalam pekerjaan geofisika adalah membuat
atau melakukan interpretasi hasil dari survei menjadi data bawah
permukaan yang akurat. Data-data waktu dan jarak dari 4 kurva
travel time diterjemahkan menjadi suatu penampang geofisika, dan
akhirnya dijadikan menjadi penampang geologi. Secara umum
metode interpretasi seismik refraksi dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok utama, yaitu intercept time, delay time method dan
wave front method. Metode interpretasi yang paling mendasar
dalam analisis data seismik refraksi adalah intercept time

2.3 Intercept Time Method


Intercept Time Method Merupakan metode sebagai asumsi
bahwa titik refraksi yang berada tepat di bawah sumber getaran. Metode
ITM menggunakan perbedaan waktu dan kecepatan rambat gelombang
yang menjalar dalam lapisan yang berbeda (Pratama, 2016). Pada
umumnya ITM salah satu metode interpretasiseismik sederhana, tetapi
output yang didapatkan relatif kasar karena hanya dapat digunakan
untuk menghitung kedalaman dari titik tertentu saja. Metode ini hanya
akurat apabila dilakukan pada kondisi geologi yang simpleks. Dalam
perhitungannya, metode ITM mengasumsikan lapisan bawah

6
permukaan adalah lapisan yang homogen (kecepatan relatif seragam)
serta batas lapisan atau refraktor cendrung datar atau tanpa undulasi.

Gambar 1. Ilustrasi interpretasi seismic refraksi metode ITM

Berdasarkan gambar diatas, titik S merupakan sumber dan G adalah


geophone, sedangkan S-A-B-G merupakan jarak atau raypath
gelombang refraksi, sedangkan Ic merupakan sudut kritisnya. Maka
persamaan waktu tempuhtotal (Tt) untuk satu lapis dari titik S ke titik
G dapat ditentukan sebagai berikut,

𝑆𝐴 𝐴𝐵 𝐵𝐺
𝑇𝑡 = + +
𝑉1 𝑉2 𝑉1

Kemudian persamaan diatas disederhanakan kembali menjadi

𝑋 2𝑧𝑐𝑜𝑠𝐼𝑐
𝑇1 = +
𝑉2 𝑉1

Berdasarkan asumsi Intercept Time (ti), dengan X = 0, sehingga Tt = ti,


maka:

2𝑧𝑐𝑜𝑠𝐼𝑐
𝑇𝑡 = 𝑡1 =
𝑉1

Dari persamaan tersebut, maka ketebalan lapisan (Z1) dapat


dihiyung denganpersamaan diatas,

1 𝑡1 𝑉1
𝑍𝑖 =
2 𝑐𝑜𝑠𝐼𝑐

7
Keterangan:

ti = Time Intercept (s)

V1 = Kecepatan Lapisan pertama (m/s)

V2 = Kecepatan Lapisan
Kedua (m/s)

2.4 Metode Plus-minus


Metode Plus – Minus merupakan bagian dari metode delay
time (Jamaluddin, 2020). Metode plus – minus adalah metode
interpretasi bawah permukaan menggunakan data seismik refraksi
dengan dua lapisan pada kondisi geologi yang lebih kompleks. Metode
ini biasa digunakan dalam kasus seperti,

a. Bidang batas yang tidak rata atau berundulasi


b. Mencari ketebalan lapisan lapuk (wheatering layer)
c. Menghitung koreksi statik pada
Metode ini menggunakan dua analisis yaitu analisis plus time yang
digunakan untuk menganalisis kedalaman dan analisis minus time
untuk menganalisis kecepatan.
2.4.1 Analisis Plus Time (T+)

Analisis Plus Time merupakan adalah metode yang digunakan


untuk menganalisis kedalaman bawah permukaan dengan
menggunakan jumlah waktu rambat gelombang dari sumber
forward dan sumber reserve dikurangi waktu total.

Gambar 2. Ilustrasi Interpretasi seismic refraksi metode plus-minus

Plus time dapat dihitung sebagai berikut:

8
𝑇𝐷+ = 𝑇𝐴𝐷 + 𝑇𝐻𝐷 − 𝑇𝐴𝐻

𝑧[𝑧1 𝐷𝑐𝑜𝑠(𝜃𝑐 )]
𝑇𝐷 + −
2cos⁡(𝜃𝑐 )

(𝑇𝐷+ 𝑉1 )
𝑧1𝐷 = [ ]
2cos⁡(𝜃𝑐 )

Untuk mencari kecepatan lapisan pertama (𝑉1) dapat diketahui


dengan menghitung inverse slope gelombang direct wave
pada lapisan pertama (𝑉1 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑓𝑜𝑤𝑎𝑟𝑑 𝑑𝑎𝑛
𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑒)
2.4.2 Analisis Minus Time (T-)

Analisis minus time adalah metode yang digunakan


untuk mendetreminasi kecepatan refraktor (𝑉2) yang
didapatkan dari pengurangan waktu rambatan gelombang dari
sumber forward dijumlahkan dengan pengurangan waktu
rambat gelombang dari sumber reserve. Untuk analisis Minus
Time bisa ditunjukkan seperti pada gambar berikut :

Gambar 3. Ilustrasi analisa minus time

9
III. LANGKAH PENGERJAAN
3.1 Langkah Kerja
1. Pertama kita harus membuat model baru menggunakan tesseral
pro

Gambar 4. Menu Tesseral PRO

2. Lalu, pilih create new model. Pilih simple model. Atur


panjang penampang 125 m dan kedalaman 30 m. Atur
compressional velocity pada base polygon sebesar 1600 m/s.
Jangan runnung akuisisi geometri supaya kita bisa mengatur
poligon.

3. Lalu tambahkan 1 polygon baru untuk membuat lapisan kedua


nya masing-masing bernilai v1 = 400 m/s dan v2 = 1600 m/s,
model perlapisan yang dibuat kali ini adalah permodelan sintetik
miring

Gambar 5. Model sintetik

4. Setelah selesai membuat kedua model tersebut, aktifkan frame

10
model 1, pilih menu Model, tekan submenu Acquisition Geometry
5. Pada kotak dialog, pilih Fixed receiver position lalu Next. Pilih
AllParameters, isikan pada kotak dialog source untuk number
3, step 62.5m, from 0 m, dan to 125 m lalu Next. Pada kotak
dialog receivers (geophones), pilih all parameters dan isikan
number 24, step 5 m, from 5 m dan to 120 m. Pada kotak dialog
selanjutnya, set active geophone 24, lalu tekan Finish.

6. Pada kota dialog selanjutnya, set range left receivers 3 dan range
right receivers 24 lalu tekan finish

7. Pilih menu Run -> 2D Run Modeling. Apabila diminta untuk


menyimpan model, maka simpan model terlebih dahulu. Setelah
kotak dialog General sudah muncul, pada shotgather record,
isikan start 0 ms, stop 300 ms, dan step 0.5 ms lalu tentukan lokasi
penyimpanan untuk hasil rekaman ke dalam direktori yang
diinginkan, klik Next. Pada kotak dialog Wavelet, masukkan nilai
frekuensi 100 Hz, klik Next. Pada kotak dialog Addition, centang
kotak Attenuation, lalu klik Finish. Setelah muncul kotak dialog
Run Modeling, klik tombol Run Modeling. Tunggu hingga proses
selesai.

8. Kemudian file *.sgy yang dihasilkan pada tahap sebelumnya akan


dilakukan splitting sesuai dengan data shootgather agar dapat
dilakukan picking first break. Pilih menu Run -> General Purpose
Procedure -> Split Seismogram by Shotgathers. Pada kotak
dialog Split seismogram by source, meng-load data,lalu pilih file
*GathAP-C.sgy

9. Buka aplikasi SEIRA, kemudian pilih tab Pick Tools, pada


toolbar klik tombol open file untuk membuka file *.sgy yang telah
di-splitting. Setelah data ter-load, kemudian lakukan picking first
break dengan menekan picking pada kanan atas menu , lalu
lakukan picking pada trace data seismik tersebut.

10. Setelah data selesai dipicking, kemudian simpan data dengan

11
menekan tombol save pada toolbar. Lakukan langkah h hingga i
untuk data near dan far.

11. Kemudian buka aplikasi Excel, buka file yang telah di-picking,
kemudian lakukan perhitungan untuk interpretasi model
menggunakan metode ITM dan Plus-Minus secara manual

12
3.2 Diagram Alir

Gambar 6. Diagram Alir

13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL

Gambar 7. Hasil permodelan sintetik

Gambar 8. Hasil picking near wave

14
Gambar 9. Hasil picking far wave

Gambar 10. Kurva T-X

Tabel 1. Nilai rata-rata V1 dan V2

V1 Rata-Rata 0.450122 450.1222633 m/s


V2 Rata-Rata 1.62423 1624.229782 m/s

15
Tabel 2. Nilai V2 dan V1 Metode Plus Minus

V2 V1

0.8 0.444035
1 0.444035
0.888888889 0.444035
0.571428571 0.444035
0.615384615 0.444035
4 0.444035
-1 0.444035
2 0.444035
1.6 0.444035
-0.44444444 0.444035
-0.5 0.444035
-1.33333333 0.444035
4 0.444035
-0.44444444 0.444035
-0.5 0.444035

Tabel 3. Nilai Z atau kedalaman metode ITM

Z 6.480361

Tabel 4. Nilai Z metode plus minus

8.8097
9.871007
9.981513
8.347838
9.424118
13.29422
12.17591
12.72332
12.75776
5.613309
7.559436
11.01496
11.2532
4.739105
6.288381

16
Gambar 11. Penampang ITM

Gambar 12. Penampang plus minus

17
4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum modul ini membahas mengenai simulasi
akuisisi data 2D seismik refraksi dan interpretasi model kedalaman.
Aplikasi yang digunakan pada praktikum modul ini adalah Tesseral
Pro, SEIRA, dan Microsoft Excel. Tujuan dari praktikum kali ini adalah
untuk memahami pengaruh model penampang geologi sintetik dengan
rekaman data sintetik, dapat melakukan interpretasi model
menggunakan metode ITM dan Plus-Minus. Sehingga untuk mengolah
data dan menginterpretasikan seismik refraksi dengan menggunakan
metode ITM dan Plus-Minus selanjutnya dapat membandingan hasil
dari metode ITM dan Plus-Minus

Metode ITM merupakan singkatan dari Intercept time


method yang digunakan untuk menghitung lapisan kedalaman, metode
ITM ini memang metode yang mudah untuk dipahami karena sangat
simple dan cukup efektif, dimana metode ini mengindikasikan bahwa
lapisan dibawah permukaan ialah homogen, pada metode ini nilai
kecepatan diperoleh dari gradient kurva T-X yang sudah dibuat. Syarat
gelombang dalam berefraksi adalah V2>V1., pada metode ITM ini nilai
V1 yang saya dapatkan adalah 0.450122 dan V1 sebesar 1.62423.
sementara itu untuk metode plus minus nilai V1=450 m/s dan V2=1624
m/s. Maka dari itu kedua metode yang dipakai telah memenuhi syarat
gelombang untuk berefraksi

didalam metode ITM kita hanya dapat mengetahui


kedalaman dan ketebalan lapisan dari sini kita dapat mengetahui
gelombang seismik tersebut dapat menembus kedalaman 114-120M
sedangkan metode plus minus menggambarkan hasil yang lebih detail
dan bentuk-bentuk lapisannya tergambar lebih jelas dari sini kita bisa
mengetahui keadaan bawah permukaannya seperti apa, namun metode
ini memang memiliki biaya yang cukup mahal dikarenakan memakan
waktu yang cukup lama dalam pengambilan data, jadi metode mana pun

18
ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing, metode mana yang
lebih bagus itu tergantung dengan kebutuhan dan keperluan masing-
masing.

Dalam menetukan litologi batuan apa saja yang terdapat


pada lapisan bawah permukaan kita bisa mengetahuinya dari nilai
kecepatan gelombang, biasanya lapisan yang mengandung zona lapuk
akan memiliki kecepatan batuan berkisar 100-500 m/s, jika kecepatan
batuan semakin tinggi artinya didalam lapisan tersebut mengandung
hidrokarbon karena kecepatan dari hidrokarbon adalah 1300m/s jadi
bisa kita simpulkan lapisan batuan dibawah permukaan yang diukur
mengandung batuan lapuk dan batupasir karena hanya memiliki
kecepatan berkisar 397m/s dalam metode plus minus

19
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan mengenai praktikum “Simulasi Akuisisi
Data 2D Seismik Refraksi Dan Interpretasi Model Kedalaman” yaitu:

1. Metode ITM salah satu metode interpretasi seismik refraksi yang


sangat sederhana dan hasilnya relatif kasar.
2. Metode Plus-Minus akan mendapatkan hasil gambaran permukaan
lebih baik dari metode ITM.
3. Syarat gelombang refraksi terbentuk adalah apabila besar nilai V2 >
V1 atau dengan terbentuknya sudut kritis.
4. Nilai boundary setiap metode memiliki perbedaan nilai yang
disebabkan karena perbedaan nilai intercept time dan komponen yang
berbeda.
5. Dari metode yang dilakukan, model penampang yang paling mirip
dengan model penampang geologi sintetik adalah model penampang
menggunakan metode ITM.

20
DAFTAR PUSTAKA
Sismanto. (1999). Eksplorasi dengan Menggunakan Seismik Refraksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Telford, M. G. (1976). Applied Geophysics. New York: Cambridge University
Press.
Wibowo, F. W. (2016). Metode Numerik (Pendahuluan). adoc pub.

21

Anda mungkin juga menyukai