ACARA III
SIFAT PERAMBATAN GELOMBANG
Disusun oleh:
FEBI NURHIKMA
G81121041
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER 2022
i
DAFTAR ISI
ii
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 43
5.2 Saran .................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 45
LAMPIRAN ....................................................................................................... 46
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR SIMBOL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Metode seismik digunakan untuk kegiatan eksplorasi sumber daya alam dan
mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik.
Dalam metode seismik, pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber
seismik seperti ledakan, vibroseis, airgun, watergun tergantung pada area atau
1
lokasi pengambilan data. Terdapat tiga tahapan dalam metode seismik yaitu
akuisisi data seismik, pengolahan data seismik dan interpretasi data seismik.
Setiap tahapan pada pengolahan data seismik dimaksudkan untuk meningkatkan
resolusi data seismik (Yilmaz, 1987)
Percepatan tanah maksimum atau Peak Ground Acceleration (PGA) adalah nilai
percepatan tanah terbesar pada permukaan yang pernah terjadi di suatu wilayah
dalam periode waktu tertentu akibat getaran gempa bumi (Massinai et al., 2016).
Nilai PGA dinyatakan dalam satuan gal yang merupakan satuan dari percepatan
gelombang seismik dimana 1 gal = 10-2 m/s2 (Kapojos et al., 2015).
Palu merupakan daerah yang sering terjadi gempa dan mempunyai seismisitas
tinggi. Geologi regional daerah palu dan sekitarnya di dominasi oleh endapan
kuarter yang terdiri atas endapan fluviatil dan alluvium. Topografi daerah ini
adalah datar sampai berombak-ombak dengan beberapa daerah yang berlembah
(Sukamto, 1973).
Adapun hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat
dasar penjalaran gelombang (dalam hal ini gelombang seismik), mengetahui
akuisisi, pengolahan dan interpretasi data seismik (MASW),mengetahui nilai
Percepatan Tanah Maksimum (PGA) Daerah Penelitian dan menganalisis
kerentanan tanah suatu wilayah.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini, yaitu:
1. Bagaiman sifat dasar penjalaran gelombang (dalam hal ini gelombang seismik)?
2. Bagaimana akuisisi, pengolahan dan interpretasi data seismik (MASW)?
3. Bagaimana mengetahui nilai percepatan tanah maksimum (PGA) daerah
penelitian dan menganalisis kerentanan tanah suatu wilayah?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan ini, yaitu:
1.Mengetahui sifat dasar penjalaran gelombang (dalam hal ini gelombang
seismik).
2.Mengetahui akuisisi, pengolahan dan interpretasi data seismik (MASW).
3.Mengetahui nilai Percepatan Tanah Maksimum (PGA) Daerah Penelitian dan
menganalisis kerentanan tanah suatu wilayah.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada percobaan ini, yaitu:
1.Dapat mengetahui sifat dasar penjalaran gelombang (dalam hal ini gelombang
seismik).
2.Dapat mengetahui akuisisi, pengolahan dan interpretasi data seismik (MASW).
3.Dapat mengetahui nilai Percepatan Tanah Maksimum (PGA) Daerah Penelitian
dan menganalisis kerentanan tanah suatu wilayah.
3
BAB II
DASAR TEORI
4
2.2 Sifat gelombang seismik
Sifat – sifat gelombang yang meliputi pemantulan, pembiasan, interferensi dan
difraksi.
1. Pemantulan Gelombang (Refleksi Gelombang)
Pada pemantulan ini diperoleh gelombang lingkaran yang pusatnya adalah
sumber gelombang S. Gelombang pantul yang dihasilkan oleh bidang lurus juga
berupa gelombang lingkaran S sebagai pusat lingkaran. Jarak S ke bidang pantul
sama dengan jarak s ke bidang pantul. Menurut Hukum Snellius, gelombang
datang, gelombang pantul, dan garis normal berada pada satu bidang dan sudut
datang akan sama dengan sudut pantul. Untuk gelombang dua atau tiga dimensi
seperti gelombang air, kita mengenal dengan istilah sinar gelombang dan muka
gelombang. Muka gelombang (Front wave) didefnisikan sebagai tempat
kedududkan titik – titik yang memiliki fase yang sama pada gelombang, pada
gambar di samping ini menunjukkan lingkaran – lingkaran tersebut merupakan
muka gelombang. Jarak antara muka gelombang yang berdekatan sama dengan
satu gelombang (λ). Sinar gelombang adalah garis yang ditarik dengan arah
tegak lurus terhadap muka gelombang. Bila gelombang melingkar merambat
terus kesegala arah maka pada jarak yang jauh dari sumber gelombang, kita akan
melihat muka gelombang yang hamper lurus, seperti halnya gelombang air laut
yang sampai dipantai. Muka gelombang yang seperti ini disebut sebagai muka
gelombang bidang (Mulyadi, 2009).
5
3. Interferensi Gelombang
Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase, jika kedua gelombang
tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama memiliki arah
simpangan yang berlawanan. Untuk mengamati interterensi dari dua buah
gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink (ripple tank). Pertemuan kedua
gelombang akan mengalami interferensi. Jika pertemunan kedua gelombang
saling menguatkan, disebut interfreusi maksimum atau interferensi konstruktif.
Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase.
Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut
interferensi minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada
titik pertemuan tersebut kedua gelombangnya berlawanan fase. Jika dua
gelombang sefase dan dua gelombang berlawanan fase mengalami interferensi
(Mulyadi, 2009).
4. Difraksi Gelombang
Peristiwa difraksi atau lenturan dapat terjadi jika sebuah gelombang melewati
sebuah penghalang atau melewati sebuah celah sempit. Pada suatu medium
yang serba sama, gelombang akan merambat lurus. Akan tetapi, jika pada
medium tersebut gelomhang terhalangi, bentuk dan arah perambatannya dapat
berubah (Mulyadi, 2009).
5. Transmisi Gelombang
Transmisi gelombang merupakan sisa energi gelombang setelah
melewati/menembus suatu struktur penahan gelombang. Gelombang transmisi
sangat dipengaruhi pada karakteristik gelombang. Koefisien transmisi (t)
adalah perbandingan amplitudo gelombang yang ditransmisikan dibandingkan
gelombang datang. Pembelokan berkas yang ditransmisikan disebut refraksi
(pembiasan). Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki medium yang
berbeda dan kecepatan gelombang pada medium awal dan medium yang
dimasuki berbeda. Jika arah datang gelombang tidak sejajar dengan garis
normal maka pembiasan menyebabkan pembelokan arah rambat gelombang.
Gelombang air yang melalui daerah yang lebih dangkal mengalami perubahan
kecepatan, sehingga terjadi pembiasan. Cahaya yang bergerak dari udara ke air
mengalami pembiasan karena perbedaan kecepatan cahaya di udara dan di air
(Putra, 2013).
6
2.3 Jenis-jenis gelombang seismik
Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi disebut sebagai
body wave, dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut
surface wave. Sumber gelombang seismik ada dua yaitu alami dan buatan. Sumber
alami terjadi karena adanya gempa tektonik, gempa vulkanik dan runtuhan atau
longsoran, sedangkan buatan menggunakan gangguan yang disengaja (Elnashai
dan Sarno, 2008)
1. Gelombang Badan atau Body Wave
Menurut Elnashai dan Sarno, (2008), bahwa gelombang badan adalah
gelombang yang menjalar dalam media elastik dan arah perambatannya
keseluruh bagian di dalam bumi. Berdasarkan gerak partikel pada media dan
arah penjalarannya gelombang dapat dibedakan menjadi gelombang P dan
gelombang S. Gelombang P disebut dengan gelombang kompresi atau
gelombang longitudinal. Gelombang ini memiliki kecepatan rambat paling
besar dibandingkan dengan gelombang seismik yang lain, dapat merambat
melalui medium padat, cair dan gas. Persamaan dari kecepatan gelombang P
adalah sebagai berikut:
𝜆+2𝜇
Vp = √ ................................................................................................ (1)
𝜌
Keterangan:
𝜆 = konstanta lame
𝜇 = rigiditas
𝜌 = densitas
7
Gelombang S tegak lurus terhadap arah rambatnya. Persamaan dari kecepatan
Gelombang S adalah sebagai berikut:
𝜇
Vs= √𝜌 ....................................................................................................... (2)
Keterangan:
𝜇 = rigiditas
𝜌 = densitas
8
VS = gelombang sekunder
9
Menurut Telford et.al (1990), Terdapat dua macam metode dasar seismik yang
sering digunakan, yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi.
1.Seismik Refraksi
Seperti namanya yaitu seismik refraksi yang berarti bias, metoda
seismik refraksi adalah mengukur gelombang datang yang dibiaskan
sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Seismik refraksi
digunakan berdasarkan waktu jalar dari getaran medium/tanah yang dibangkitkan
oleh sebuah sumber pada jarak yang bervariasi. Data yang direkam terdiri dari
deretan data fungsi waktu dan kedalaman. kemudian data tersebut diinterpretasi
untuk menentukan kedalaman bidang batas di bawah permukaan dan kecepatan
penjalaran gelombang masing-masing lapisan. Peristiwa refraksi umumnya
terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan
batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-
masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari
horizon-horizon geologi ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam
suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan
lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.
10
dapat diekstrak dari benuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam.
Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi
perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan
tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari
batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa
jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley,
dan Gelombang Love.
11
tersebut bisa digunakan untuk gambaran bawah permukaan terutama mengetahui
persebaran lapisan lunak. Dengan mengetahui persebaran lapisan lunak tersebut
dapat membantu dalam menghindari terjadinya masalah seperti: kerusakan pada
konstruksi bangunan,kelongsoranpada jalan, keruntuhan jembatan,
penurunanelevasi jalan (differential settlement), dll. (Park, 1999)
Keterangan:
𝜇 = rigiditas
𝜌 = densitas
12
1. Mengetahui lapisan tanah keras dan lunak
2. Persebaran daya dukung tanah secara horizontal yang dikorelasidengan NSPT
3. Membuat posisi soil investigation menjadi efektif
13
pencahayaan, untuk operasional utilitas gedung, termasuk kemanan akan bahaya
kebakaran, gempa bumi, dan lain-lain (Suartika, 2010).
Tabel 2.1 Tingkat resiko gempabumi berdasarkan nilai PGA (Fauzi et al., .2005)
Nilai
Intensitas
No Tingkat Resiko Percepatanα
(MMI)
(gal)
14
PGA merupakan parameter penting yang dapat memberikan gambaran besaran
gerakan tanah dengan mengetahui nilai PGA maka dapat diidentifikasi tingkat
risiko suatu wilayah. Penentuan nilai PGA pada penelitian ini menggunakan
metode PSHA. Metode PSHA merupakan metode yang paling umum digunakan
saat ini dalam memprediksi gerakan tanah, karena memiliki beberapa kelebihan
dari metode sebelumnya yaitu metode Deterministic Seismic Hazard Analysis
(DSHA) (Irsyam et al., 2010).
15
ditentukan dari hasil pemodelan sumber, misalnya kasus gempa tektonik di luar
Indonesia dan yang terjadi di wilayah Indonesia (Ratnasari et al., 2020)
Menurut Irsyam et al. (2017) meskipun telah banyak publikasi penelitian tentang
earthquake scaling relationships, namun masih sedikit yang melaksanakan
penelitian dengan topik seperti ini di Indonesia, terutama yang memanfaatkan data
gempa yang masif di seluruh dunia namun relevan dengan situasi dan kondisi
geologi Indonesia, di mana banyak gempa dipicu fault movement.Dalam konteks
mitigasi bencana dan pengurangan risiko bencana geologi dalam koridor aspek
hulu bencana, maka penelitian ini mendiskusikan relasi fisis antara 𝑀w dan 𝐴. Dua
pertanyaan penelitian yang akan dijawab adalah bentuk eksplisit persamaan empiris
𝑀w terhadap 𝐴 dan tingkat akurasi prediksi persamaan empiris tersebut jika
diterapkan untuk kasus gempa baik di luar negeri maupun di Indonesia. Berikut ini
adalah beberapa model matematis yang mendiskripsikan relasi fisis antara 𝑀w dan
𝐴.
Persamaan (1) tersebut di atas berlaku tanpa dipengaruhi oleh distribusi lokasi
episenter (variasi kondisi geologi dan lokasi geografis) dan tipe gempa (normal,
strike-slip, atau reverse faulting) yang merefleksikan kondisi tektonik. Menurut
Konstantinou (2014), persamaan tersebut valid untuk gempa 4,7 ≤ 𝑀w ≤ 8,6
yang menunjukkan bahwa keberlakuannya menjangkau moderate to large
events.
16
𝑀w = log 𝐴 + 3,98…………………………………………………………… (2)
Persamaan (2) tersebut akurat untuk moderate events dengan skala magnitudo ≤
6,71 (Hanks and Bakun, 2002). Sedangkan untuk gempa besar dengan 𝐴 > 537
km2 dan stress-drop yang variabel, persamaan empiris berbentuk
3. Model Shaw
Berbeda dengan model sebelumnya, Shaw (2009), berpendapat bahwa relasi 𝑀w
dan 𝐴 untuk semua jangkauan magnitudo dan luas bidang patahan dapat
didiskripsikan oleh rumusan tunggal. Dengan demikian, tidak diperlukan lagi
pembagian persamaan empiris berdasarkan kisaran harga 𝐴 dan stress-drop
seperti pada persamaan (2) dan (3). Menurut Shaw (2009; 2013), persamaan
empiris relasi 𝑀w dan 𝐴 adalah sebagai berikut:
4. Model Konstantinou
Konstantinou (2014), membahas aktivitas seismik di wilayah daratan
Mediterania yang didominasi oleh gempa tipe strike-slip dan normal dengan
kekuatan sekitar 𝑀w 6,5. Gempa seperti ini biasanya dipicu oleh dinamika
patahan yang tersebar di wilayah daratan Indonesia dan dilaporkan oleh Irsyam
et al. (2017) sebagai sumber potensial pemicu gempa tektonik sepanjang zona
subduksi. Relevansi inilah yang menjadi alasan 53 data gempa Konstantinou
17
digunakan sebagai data utama dalam penelitian ini. Konstantinou (2014)
mengambil pokok pikiran dasar model Hanks and Bakun yang menyatakan
bahwa sampai batas tertentu magnitudo momen gempa bergantung pada luas
bidang patahan. Oleh karena itu, Konstantinou (2014) mendiskripsikan relasi
𝑀w dan 𝐴 secara terpisah menjadi dua persamaan empiris, yaitu:
dengan variasi stress-drop yang relatif kecil sehingga dapat diasumsikan relatif
konstan, langsung dari model seismic faulting. Berbeda dengan model seismik
tersebut di atas, model tsunami faulting menggunakan analisis travel time untuk
memilih P-wave arrival times dengan bantuan filter frekuensi tinggi untuk
mendapatkan parameter tsunami yang diinginkan, misalnya besaran periode
dominan dan durasi rupture.
1.Intensitas gempa
Intensitas dapat dipersepsikan pada pengukuran non-instumental dari suatu
kerusakan struktur, efek permukaan tanah, retakan dan longsor, dan reaksi
manusia terhadap goncangan gempabumi. Secara sederhana dideskripsikan
18
sebagai ukuran gempabumi. Hubungan antara skala intensitas dan percepatan
puncak, intensitas goncangan pada skala rendah berhubungan secara wajar
dengan kedua PGA (Peak Ground Acceleration) dan PGV (Peak Ground
Velocity), sedangkan pada intensitas tinggi berkorelasi baik dengan kecepatan
puncak. Sedangkan pada intensitas tinggi berkorelasi baik dengan kecepatan
puncak. Secara mendasar, percepatan puncak melampaui level intensitas tinggi
ketika kecepatan puncak mengalami kenaikan (Wald, et al., 1999).
2. Magnitudo
Menurut USGS (2012), magnitudo merupakan angka yang menunjukkan
karakterisik ukuran relatif dari suatu gempabumi. Magnitudo didasarkan pada
pengukuran gerakan maksimum pada rekaman seismograf.
19
Menurut Douglas (2017), bahwa secara umum nilai PGA didapatkan dari hasil
observasi rekaman accelerograph, namun keterbatasan alat accelerograph pada
suatu wilayah atau tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia maka
diperlukan suatu pendekatan empiris. Metode empiris dapat dibuat sendiri melalui
rekaman accelerograph atau dengan menggunakan rumus pendekatan empiris
orang lain yang sudah dilakukan di suatu wilayah, apakah sesuai untuk wilayah
tersebut atau tidak. Ada beberapa metode pendekatan empiris yang telah dilakukan
oleh beberapa ahli, di antaranya Donovan (1973), Fukushima, Mc. Guirre (1963),
Esteva (1974) serta Lin dan Wu (2010). Berikut adalah beberapa rumus pendekatan
empiris yang diturunkan dari parameter-parameter gempabumi, dapat dilihat pada
Persamaan 7 dan 8:
20
2.10 Kondisi regional Kota Palu
Keadaan geologi kota palu secara umum sama untuk semua kecamatan yaitu jenis
tanah alluvial yang terdapat di lembah palu, secara umum formasi geologi tanah di
kota palu ini yang dilaporkan SPRS menunjukkan bahwa formasi geologinya terdiri
dari batuan gunung berapi dan batuan terobosan yang tidak membeku
(Inncousintrusiverocks). Disamping pula batuan-batuan metamorfosis dan
sedimen. Dataran lembah palu di perkiraan cocok untuk pertanian intensif. Geologi
tanah dataran lembah palu ini terdiri dari bahan-bahan alluvial dan colluvial yang
berasal dari metamorfosis yang telah membeku. Disamping itu tanah tanahnya
kemungkinan bertekstur sedang. Topografi daerah ini adalah datar sampai
berombak-ombak dengan beberapa daerah yang berlembah.
a. Geomorfologi Kota Palu Kondisi Geomorfologi Kota Palu dapat dibagi
menjadi 3 satuan geomorfolgi, yaitu:
• Satuan Geomorfologi Dataran, dengan kenampakan morfologi berupa
topografi tidak teratur, lemah, merupakan wilayah dengan banjir musiman,
dasar sungai umumnya meninggi akibat sedimentasi fluvial. Morfologi ini
disusun oleh material utama berupa alluvial sungaidan pantai.
Wilayahtengah kota Palu disominasi oleh satuan geomorfologi ini.
• Satuan geoorfologi denudasi dan perbukitan, dengan kenampakan berupa
morfologi bergelombang lemah sampai bergelombang kuat. Wilayah kipas
alluvial (alluvial fan) termasuk dalam satuan morfologi ini. Di wilayah
Palu morfologi ini meluas ke wilayah Palu Timur, Palu utara, membatasi
antara wilayah morfologi dataran dengan morfologi pegunungan.
• Satuan Geomorfologi Pegunungan Tebing Patahan, merupakan wilayah
dengan elevasi yang lebih tinggi. dengan elevasi yang lebih tinggi.
Kenampakkan umum berupa tebing-tebing terjal dan pelusuran morfologi
akibat proses patahan. Arah pegunungan ini hampir utara-selatan, baik di
timur maupun di barat.
b. Stratigrafi Regional
Stratigrafi regional Kota Palu, menurut Sukamto, 1973 tersusun oleh granit,
granitoid, kompleks batuan metamorf, formasi Tinombo yang tersusun oleh
serpih batupasir, konglomerat, batuan vulkanik, batugamping dan rijang.
Termasuk filit, sabak, dan kuarsit, Molasa Sulawesi, alluvium dan endapan
pantai.
21
diantara dua segment Sesar Palu yang mengakibatkan terbentuknya Lembah
Palu. Struktur lainnya adalah sesar Pasangkayu dan pembentukan lembah-
lembah (Surono, 2013). Sesar Palu-Koro merupakan sistem sesar mengiri
(Van Bemmelen, 1970) dan Katili (1978) yang membentuk tinggian dan
rendahan seperti lembah Palu, Danau Poso, dan Danau Matano.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
Gambar 4.2 Peta lokasi penelitian PGA
24
2. Palu Seismik, berfungsi sebagai alat pemukul untuk menancapkan plat besi ke
tanah.
25
5. Trigger, berfungsi sebagai pemicu terjadinya gelombang.
26
8. Meteran, berfungsi untuk mengukur lintasan dan jarak antar geophone serta
jarak geophone ke source.
27
6. Menempatkan geophone trigger dalam posisi sesuai dengan data sheet
survey.
7. Memasang konektor USB dari modul GeoSAM pada Laptop, lalu cek
Device Manager.
8. Memasang kedua buah baterai eksternal pada modul GeoSAM (nilai
tegangan masing-masing batarai, 10 volt < tegangan < 13 volt).
9. Membuka folder GeoSAM, terdapat 4 buah program, yaitu:
a. Measure.exe, program untuk melakukan pengambilan data
b. Viewer.exe, program untuk melihat data yang telah tersimpan dalam
sebuah Directory;
c. Monitor.exe, program untuk memonitor kondisi semua channel
secara bersamaan;
d. MonitorSetting.exe, program untuk mengatur parameter modul
GeoSAM sebelum menjalankan program Monitor.exe.
10. Mengecek kondisi semua channel modul GeoSAM, Buka program
MonitorSetting.exe, Cek kondisi tiap channel pada modul GeoSAM
menggunakan tangan apakah terdapat perubahan bentuk sinyal pada
layar sesuai channel-nya;
11. Memasang Geophone satu persatu pada tiap channel modul GeoSAM,
lalu getarkan Geophone tersebut dan lihat perubahannya pada layar
Monitor;
12. Membuka program Measure.exe untuk melakukan pengambilan data,
bila semua Geophone dan Trigger sudah terpasang dengan baik
Terdapat beberapa bagian sebagai berikut:
a. Gambar segitiga, untuk memulai pengambilan data;
b. Gambar persegi, untuk menghentikan/meng-cancel pengambilan
data;
c. Gambar rantai, untuk melalukan pengaturan parameterpengambilan
data, Pastikan pada Device tertulis Dev1, pilih tipe penguatan pada
Channel Gain (dapat juga dengan menggerakan tombol penguatan
tiap channel dari 1 sampai 10 kali atau sebaliknya) dan kecepatan
pengambilan data tiap channel pada Sampling Rate (0.125, 0.25, 0.5,
1, 2, dan 4 ms);
d. Location, nama data;
e. Save to, Directory tempat menyimpan data;
f. Record Length, lama perekaman data dalam satu kali tembakan;
g. Trigger, acuan memulainya perekaman data. Trigger 1 dan 2 – acuan
menggunakan Geophone, dan Trigger 3 – acuan menggunakan kabel
putus/ledakan;
28
h. Trigger Sensitivity, sensitivitas Trigger dengan L = Low dan H=
High;
i. Stack Count, dalam satu kali perekaman data terdapat lebih darisatu
kali tembakan, maksimal 4 kali;
j. Bila semua parameter pengambilan data telah diatur, tekan tombol
segitiga dipojok kanan atas, Tertulis ‘Waiting for trigger 1 of 1’
(dalam contoh gambar di atas, Stack Count sebanyak satu kali),
Kemudian bila perekaman telah selesai Tertulis ‘Data saved
successfully’.
13. Untuk melihat data setelah pengambilan data berhasil, buka program
Viewer.exe, Pada layar Viewer terdapat Zoom Time, untuk merapatkan
bentuk data seismik secara vertikal dan Zoom Amplitude, untuk
melebarkan bentuk data seismik secara horizontal, Tiap pergerakan
Cursor pada layar pada channel tertentu akan memberikan informasi
waktu channel tersebut (pojok kanan bawah).
14. Untuk melakukan picking (penentuan waktu first-break), gerakan
Cursor pada layar dan klik satu kali pada tiap channel, data secara
otomatis tersimpan pada Directory tempat penyimpanan data seismik;
15. Dalam satu kali melakukan pengambilan data, pada Directory
penyimpanan data terdapat dua format data, yaitu ‘txt’ dan ‘segy’, dan
bila melakukan picking, muncul format data ‘picking’ (text document),
Bila data picking dibuka, muncul informasi waktu first-break tiap
channel.
29
3. Memilih Active Source 1D MASW
4. Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
30
7. Menekan menu Surface-Wave Analysis di bagian atas aplikasi
8. Memilih phase velocity-frequency analysis
9. Untuk nilai phase velocity gunakan nilai end = 800 m/s – 1500 m/s
(tergantung kondisi batuan di lapangan, jika tanah lembek (lempung
dll) gunakan 800 m/s, jika keras gunakan 1500 m/s)
10. Untuk nilai frequency gunakan nilai end 50 Hz
11. Mengklik OK kemudian akan muncul tampilan.
31
17. Menekan menu Surface-Wave Analysis di bagian atas aplikasi.
18. Memilih show velocity (1D), dan akan terbuka tampilan pada app
waveeq\.
19. Menekan MASW (1D) (0) Pada aplikasi Waveeq, dan pilih initial
mode.
20. Memilih nilai depth dan jumlah lapisan yang sesuai
21. Mengklik Ok, akan muncul tampilan.
32
22. Menekan MASW (1D) (0) Pada aplikasi Waveeq, dan pilih inversion
23. Menggunakan iteration 10.
24. Akan muncul tampilan dengan error rendah.
25. Jika inversion complete maka Pengolahan Data MASW telah selesai.
33
26. Selanjutnya lakukan interpretasi data MASW.
b. PGA
Adapun prosedur kerja pengolahan data PGA dapat menggunakan
metode Donovan berikut cara pengolahan datanya pada acara ini, yaitu:
1. Menentukan lokasi penelitian.
2. Mengumpulkan data historis gempa 10 tahun terakhir atau lebih dari
katalog BMKG/USGS/ISC.
3. Mengklasifikasikan data gempabumi dengan magnitudo >4 pada
kedalaman gempa (hiposenter) <60km.
4. Mengonversi data gempabumi dalam satu tipe magnitudo yang sama.
Mw 1.0166 M – 0.2207
mb 0.08379 M + 0.9783
ML 1.0917 M – 0.2795
MLv 1.0881 M – 03849
Mw 0.6424 ML + 1.5595
Mw 0.7353 MLv +1.0722
Mw 1.1993 mb – 1.2261
Mw 0.6191 Ms + 2.3965
ML 0,717 MD + 1,003
34
9. Membuat kontur percepatan tanah.
10. Mengonversi nilai percepatan tanah kedalam skala intensitas
maksimun 𝐼𝑚𝑚 = 3,66 log (PGA) – 1,66.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
Gambar 4.3 Peta sebaran gempa
37
1.198.577 -0,4167 -1,10131 119,7969 10 3,57 11481,733 107,6185 60,603 4,86
1.197.171 -0,2384 -1,00131 119,5969 10 3,57 11475,149 107,5879 60,622 4,86
1.196.616 0,147222 -1,00131 119,6969 10 3,57 11472,342 107,5748 60,63 4,86
1.197.571 -0,0711 -1,00131 119,7969 10 3,57 11476,858 107,5958 60,617 4,86
1.197.788 -0,0571 -0,90131 119,5969 10 3,57 11478,143 107,6018 60,613 4,86
1.195.964 0,265278 -0,90131 119,6969 10 3,57 11469,18 107,5601 60,638 4,86
1.196.831 0,407639 -0,90131 119,7969 10 4,77 11473,272 107,5791 201,15 6,77
1.198.111 -0,0491 -0,90131 119,9969 10 3,57 11479,245 107,6069 60,61 4,86
119.841 -0,0946 -0,90131 120,0969 10 3,57 3425,6694 59,37735 110,08 5,81
1.198.805 -0,4574 -0,80131 119,5969 10 4,77 11483,073 107,6247 201,06 6,77
1.196.889 -0,514 -0,80131 119,6969 10 3,57 11473,665 107,581 60,626 4,86
1.198.689 -0,5499 -0,80131 119,7969 10 4,77 11482,278 107,621 201,06 6,77
1.197.549 -0,0175 -0,80131 119,8969 10 4,77 11476,637 107,5948 201,12 6,77
1.198.462 -0,2559 -0,80131 119,9969 20 7 11480,946 108,9998 1843,8 10,3
1.199.473 -0,3165 -0,70131 119,6969 10 3,57 11486,196 107,6392 60,591 4,86
1.198.209 -0,306 -0,70131 119,7969 10 3,57 11479,953 107,6102 60,608 4,86
1.198.815 -0,2441 -0,70131 119,8969 10 3,57 11482,775 107,6233 60,6 4,86
1.198.705 -0,404 -0,70131 119,9969 10 3,57 11482,125 107,6203 60,602 4,86
1.198.682 -0,3464 -0,60131 119,6969 10 4,77 11482,363 107,6214 201,06 6,77
1.198.282 -0,3928 -0,60131 119,7969 10 3,57 11480,307 107,6118 60,607 4,86
1.199.617 -0,2606 -0,60131 119,8969 10 3,57 11486,662 107,6414 60,589 4,86
119.925 -0,3749 -0,60131 119,9969 10 3,57 3427,4267 59,39214 110,06 5,81
1.199.529 -0,219 -0,50131 119,7969 10 3,57 11486,353 107,6399 60,59 4,86
1.197.705 -0,4009 -0,50131 119,8969 10 6 11477,393 107,5983 687,77 8,73
1.198.879 -0,3355 -0,40131 119,7969 10 3,57 11483,202 107,6253 60,599 4,86
1.198.989 -0,2486 -0,40131 119,8969 10 3,57 11483,62 107,6272 60,598 4,86
1.199.332 -0,299 -0,30131 119,7969 10 3,57 11485,398 107,6355 60,593 4,86
1.199.385 -0,59 -0,30131 119,8969 48 3,57 11485,538 117,4289 55,155 4,71
1.199.288 -0,5176 -0,20131 119,7969 41 3,57 11485,184 114,744 56,558 4,75
1.196.699 -1,2324 -0,20131 119,8969 10 3,57 11472,511 107,5756 60,629 4,86
1.197.717 -1,1456 -0,20131 119,9969 10 4,77 11477,333 107,598 201,11 6,77
1.198.124 -0,6825 -0,10131 119,5969 10 3,57 11479,773 107,6094 60,609 4,86
1.197.762 -0,7171 -0,10131 119,6969 10 3,57 11477,902 107,6007 60,614 4,86
1.197.784 -0,724 -0,10131 119,7969 10 3,57 11477,892 107,6006 60,614 4,86
1.197.522 -0,9417 -0,10131 119,8969 10 3,57 11476,504 107,5942 60,618 4,86
1.197.338 -0,9069 -0,10131 119,9969 27 4 11475,496 110,474 90,48 5,5
38
4.2 Pembahasan
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang menjalar ke seluruh bagian
dalam bumi dan melalui permukaan bumi, akibat adanya lapisan batuan yang patah
secara tiba tiba atau adanya suatu ledakan. Gelombang utama gempa bumi terdiri
dari dua tipe yaitu gelombang bodi (Body Wave) dan gelombang permukaan
(Surface Waves). Gelombang seismik merambat dalam lapisan bumi sesuai dengan
prinsip yang berlaku pada perambatan gelombang cahaya: pembiasan dengan
koefisien bias, pemantulan dengan koefisien pantul, hukum-hukum Fermat,
Huygens, Snellius dan lain-lain (Hutabarat, 2009).
Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu membentangkan meteran sesuai
dengan desain survey, tancapkan geophone pada jarak sesuai dengan data sheet
survey, sambungkan geophone dengan menggunakan kabel geophone. Geophone
dihubungkan per 4 buah agar lebih efisien dalam penggunaan kabel. sambungkan
kabel yang berisi 4 geophone dengan kotak konektor dan sambungkan dengan main
unit Geosam. Pemasangan ke kotak konektor dan ke main unit harus sesuai nomor
geophone. hubungkan geophone trigger de1ngan main unit geosam tempatkan
geophone trigger dalam posisi sesuai dengan data sheet survey. Pasang konektor
USB dari modul GeoSAM pada Laptop, lalu cek Device Manager. Pasang kedua
buah batere eksternal pada modul GeoSAM (nilai tegangan masing-masing batere,
10 volt < tegangan < 13 volt), Buka folder GeoSAM, Cek kondisi semua channel
modul GeoSAM, Buka program Monitor Setting.exe, Cek kondisi tiap channel
pada modul GeoSAM menggunakan tangan apakah terdapat perubahan bentuk
sinyal pada layar sesuai channel-nya. Pasang Geophone satu persatu pada tiap
channel modul GeoSAM, lalu getarkan Geophone tersebut dan lihat perubahannya
pada layar Monitor. Bila semua Geophone dan Trigger sudah terpasang dengan
baik, buka program Measure.exe untuk melakukan pengambilan data, Untuk
39
melihat data setelah pengambilan data berhasil, buka program Viewer.exe, Pada
layar Viewer terdapat Zoom Time, untuk merapatkan bentuk data seismik secara
vertikal dan Zoom Amplitude, untuk melebarkan bentuk data seismik secara
horizontal, Tiap pergerakan Cursor pada layar pada channel tertentu akan
memberikan informasi waktu channel tersebut (pojok kanan bawah). Untuk
melakukan picking (penentuan waktu first-break), gerakan Cursor pada layar dan
klik satu kali pada tiap channel, data secara otomatis tersimpan pada Directory
tempat penyimpanan data seismic. Dalam satu kali melakukan pengambilan data,
pada Directory penyimpanan data terdapat dua format data, yaitu ‘txt’ dan ‘segy’,
dan bila melakukan picking, muncul format data ‘picking’ (text document), Bila
data picking dibuka, muncul informasi waktu first-break tiap channel.
Setelah data diperoleh maka data akan diolah di software Seislmager. ketika
aplikasi telah terinstall, buka aplikasi Surface Wave Analysis Wizard, akan ada
tampilan dengan pilihan, pilih Active Source 1D MASW. Pilih data seismic MASW
yang hendak diolah, Ketika data MASW telah dimasukan, tekan menu Surface-
Wave Analysis di bagian atas aplikasi, pilih phase velocity-frequency analysis,
untuk nilai phase velocity gunakan nilai end = 800 m/s – 1500 m/s (tergantung
kondisi batuan di lapangan, jika tanah lembek (lempung dll) gunakan 800 m/s, jika
keras gunakan 1500 m/s). untuk nilai frequency gunakan nilai end 50 Hz. klik OK.
Tekan menu Surface-Wave Analysis di bagian atas aplikasi, pilih pick phase
velocity (1D), gunakan minimum frequency 1, klik OK. akan muncul titik merah
pada tampilan, tekan menu Surface-Wave Analysis di bagian atas aplikasi pilih
show velocity (1D), dan akan terbuka tampilan pada app waveeq, tekan MASW
(1D) (0) Pada aplikasi Waveeq, dan pilih initial mode pilih nilai depth dan jumlah
lapisan yang sesuai Klik Ok, tekan MASW (1D) (0) Pada aplikasi Waveeq, dan
pilih inversion, kemudian gunakan iteration 10 akan muncul tampilan dengan error
rendah, jika inversion complete maka Pengolahan Data MASW telah selesai seperti
gambar 4.4
40
Gambar 4.4 hasil pengolhan data 12 pada software Seislmager
Setalah dilakukan pengolahan data pada software seislmager menujukan
kedalaman 13,2m dan memiliki 5 lapisan batuan dengan rata-rata kecepatan rambat
gelombang 274,4 m/s didominasi material pasir tidak tersaturasi. Untuk gambar
4.4 semakin tinggi kedalamanya maka nilai perambatan gelombangnya semakin
tinggi pula. pada kedalaman 1,1m memiliki nilai kecepatan perambatan gelombang
225m/s, pada kedalaman 2,3m kecepatan perambatan gelombang 203m/s, pada
kedalaman 3,7m memiliki kecepatan perambatan perambatan gelombang 219m/s,
untuk kedalaman 5,3m kecepatan peramabatan gelombang 256m/s, kedalaman
7,0m keceptan perambatan golamabang 265m/s, kedalaman 8,9m keceptan
perambatan gelombang 264m/s, untuk kedalaman 11,0m nilai keceptan perambatan
gelombang 265m/s, dan untuk kedalaman 13,2m memiliki nilai perceptan
perambatan gelombang 271m/s.
41
Pada gambar 4.5 aitu hasil pengolahan data pada software seislmager menujukan
kedalaman 13,2m dan memiliki 5 lapisan batuan dengan rata-rata kecepatan rambat
gelombang 268,4 m/s. pada gambar 4.5 diperoleh bahwa semakin besar nilai
kedalamannya maka semakin besar nilai kecepatan perambatan gelombangnya.
Pada kedalaman 1,1m memiliki nilai kecepatan peramabtan gelombang 222m/s,
pada kedalaman 2,3m kecepatan perambatan gelombang 202m/s, kedalaman 3,7m
kecepatan perambatan gelombang 221m/s, pada kedalaman 5,3m kecepatan
perambatan gelombang 255m/s, pada kedalaman 7,0m kecepatan perambatan
gelombang 259m/s, pada kedalaman 8,9m kecepatan perambatan gelombang
258m/s, pada kedalaman 11,0m kecepatan perambatan gelombang 260m/s dan
pada kedalaman 13,2m kecepatan perambatan gelombang sebesar 265m/s.
Percepatan tanah maksimum atau Peak Ground Acceleration (PGA) adalah nilai
percepatan tanah terbesar pada permukaan yang pernah terjadi di suatu wilayah
dalam periode waktu tertentu akibat getaran gempa bumi (Massinai et al., 2016).
Nilai PGA dinyatakan dalam satuan gal yang merupakan satuan dari percepatan
gelombang seismik dimana 1 gal = 10-2 m/s2 (Kapojos et al., 2015).
Metode yang digunakan pada porcobban ini yaitu menentukan lokasi penelitian,
mengumpulkan data historis gempa 10 tahun terakhir atau lebih dari katalog
BMKG/USGS/ISC. Mengklasifikasikan data gempa bumi dengan magnitudo >4
pada kedalaman gempa (hiposenter) <60km. Mengonversi data gempa bumi dalam
satu tipe magnitudo yang sama. membuat peta distribusi gempa bumi, membuat
titik grid pada lokasi penelitian, menghitung nilai percepatan tanah dengan rumus
𝑎 = 1080. 𝑒𝑥𝑝0.5.𝑀𝑤 . (𝑅 + 25 )−1.32. Membuat kontur percepatan tanah dan
mengonversi nilai percepatan tanah kedalam skala intensitas maksimun dengan
rumus 𝐼𝑚𝑚 = 3,66 log (PGA) – 1,66.
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan pada percobban ini yaitu:
1. Mekanisme Penjalaran Gelombang Seismik Mekanisme penjalaran gelombang
seismik didasarkan pada hukum Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat.
2. Setelah data diperoleh maka data akan diolah di maka data akan diolah di
software Seislmager. ketika aplikasi telah terinstall, buka aplikasi Surface Wave
Analysis Wizard, akan ada tampilan dengan pilihan, pilih Active Source 1D
MASW. Pilih data seismic MASW yang hendak diolah, Ketika data MASW telah
dimasukan, tekan menu Surface-Wave Analysis di bagian atas aplikasi, pilih
phase velocity-frequency analysis, untuk nilai phase velocity gunakan nilai end
= 800 m/s – 1500 m/s (tergantung kondisi batuan di lapangan, jika tanah lembek
(lempung dll) gunakan 800 m/s, jika keras gunakan 1500 m/s). untuk nilai
frequency gunakan nilai end 50 Hz. klik OK. Tekan menu Surface-Wave
Analysis di bagian atas aplikasi, pilih pick phase velocity (1D), gunakan
minimum frequency 1, klik OK. akan muncul titik merah pada tampilan, tekan
menu Surface-Wave Analysis di bagian atas aplikasi pilih show velocity (1D),
dan akan terbuka tampilan pada app waveeq, tekan MASW (1D) (0) Pada
aplikasi Waveeq, dan pilih initial mode pilih nilai depth dan jumlah lapisan yang
sesuai Klik Ok, tekan MASW (1D) (0) Pada aplikasi Waveeq, dan pilih
inversion, kemudian gunakan iteration 10 akan muncul tampilan dengan error
rendah, jika inversion complete maka Pengolahan Data MASW telah selesai
seperti gambar 4.4
43
Pada gambar 4.5 yaitu hasil pengolahan data pada software seislmager diperoleh
bahwa semakin besar nilai kedalamannya maka semakin besar nilai kecepatan
perambatan gelombangnya. Pada kedalaman 1,1 memiliki nilai kecepatan
peramabtan gelombang 222, pada kedalaman 2,3 kecepatan perambatan
gelombang 202, kedalaman 3,7 kecepatan perambatan gelombang 221, pada
kedalaman 5,3 kecepatan perambatan gelombang 255, pada kedalaman 7,0
kecepatan perambatan gelombang 259, pada kedalaman 8,9 kecepatan
perambatan gelombang 258, pada kedalaman 11,0 kecepatan perambatan
gelombang 260 dan pada kedalaman 13,2 kecepatan perambatan gelombang
sebesar 265.
3. Metode yang digunakan pada porcobban ini yaitu menentukan lokasi penelitian,
mengumpulkan data historis gempa 10 tahun terakhir atau lebih dari katalog
BMKG/USGS/ISC. Mengklasifikasikan data gempabumi dengan magnitudo >4
pada kedalaman gempa (hiposenter) <60km. Mengonversi data gempabumi
dalam satu tipe magnitudo yang sama. membuat peta distribusi gempabumi,
membuat titik grid pada lokasi penelitian, menghitung nilai percepatan tanah
dengan rumus 𝑎 = 1080. 𝑒𝑥𝑝0.5.𝑀𝑤 . (𝑅 + 25 )−1.32 . Membuat kontur percepatan
tanah dan mengonversi nilai percepatan tanah kedalam skala intensitas
maksimun dengan rumus 𝐼𝑚𝑚 = 3,66 log (PGA) – 1,66.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu, perlunya pengetahuan dan pemahaman
bagi praktikan dalam sebelum melaksanakan praktikum di lapangan agar tidak
terjadi kesalahan baik saat pengolahan data, karena pengolahan datanya cukup
rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
46