Anda di halaman 1dari 17

EKSPERIMEN PEMANTULAN HUKUM FRESNEL

RANCANGAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II

Oleh :
Nama : Lailatul Faizah
Nim : 161810201018
Tanggal Praktikum : 27 Mei 2019
Kelompok : A5

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................... 2
BAB 2. DASAR TEORI ............................................................................ 3
BAB 3. METODE PRAKTIKUM ........................................................... 7
3.1 Rancangan Praktikum ............................................................ 7
3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 8
3.2.1 Jenis Data ................................................................... 8
3.2.2 Sumber Data ............................................................... 8
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran ........ 8
3.3.1 Variabel Bebas ........................................................... 8
3.3.2 Skala Pengukuran ....................................................... 9
3.4 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................. 10
3.4.1 Alat dan Bahan ........................................................... 10
3.4.2 Tata Laksana Eksperimen .......................................... 11
3.4.3 Langkah Kerja ............................................................ 12
3.4.4 Metode Analisis Data ................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

ii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
3.1 Rancangan eksperimen hukum pemantulan fresnel .............................. 7
3.2 Susunan eksperimen hukum pemantulan fresnel .................................. 10
3.2 Diagram alir hukum pemantulan fresnel ............................................... 12
3.3 Grafik hubungan pengaruh sudut datang terhadap intensitas ............... 16

iii
DAFTAR TABEL
Hal.
3.1 Pengaruh besar sudut datang terhadap intensitas..................................... 13

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Polarisasi adalah suatu proses pembatasan gelombang vector yang
membentuk gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Polarisasi diamati
dengan pendekatan dati Hukum Pemantulan Fresnel. Peristiwa polarisasi hanya
dapat terjadi pada gelombang transversal, berbeda dengan peristiwa interferensi
dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang transversal dan longitudinal.
Cahaya yang tak terpolarisasi, medan listrik bergetar ke segala arah tegak lurus
arah rambat gelombang. Medan listrik akan terbatas pada satu arah etelah
mengamati refleksi dan transmisi melalui bahan tertentu. Hal ini disebut bahwa
cahaya mengalami polarisasi. Polarisasi dapat terjadi akibat pemantulan cermin
datar, absorbsi selektif, dari bahan polaroid, dll. (Krane, 1992).
Percobaan hukum pemantulan Fresnel dilakukan untuk mengidentifikasi sifat
polarisasi cahaya. Melalui hukum pemantulan Fresnel terdapat hubungan dengan
sudut yang terbentuk antara sinar datang dan sinar pantul. Medium yang
digunakan dalam percobaan ini yakni gelas dan akrilik. Terdapat dua perlakuan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu cahaya tegak lurus bidang datang dan
cahaya parallel terhadap bidang datang. Data yang diperoleh dalam percobaan
yaitu besarnya intensitas cahaya pantul yang teramati pada fotometer dengan
variasi nilai sudut datangnya. Sudut cahaya datang diputar 5o dari sudut minium
dan dinaikkan hingga posisi sudut 90o.
Pengembangan aplikatif dari polarisasi cahaya banyak memberikan manfaat.
Manfaat tersebut meliputi banyak bidang dalam kehidupan manusia, misalnya
dalam aplikasi dalam pengunaan kaca mata 3 dimensi dalam bidang
visual effect perfilman, kaca mata pelindung efek sinar ultra violet, bahan kristal
kalsit dan kuarsa dalam bidang fisika zat padat, matahari dan lain sebagainya.
Matahari memberikan sinar putih yang dihamburkan oleh molekul udara ketika
memasuki atmosfer bumi. Sinar biru dihamburkan lebih banyak daripada warna
lain sehingga langit akan tampak berwarna biru. Matahari ketika terbenam, berada
di kerendahan langit, cahaya lain dari spectrum akhir bisa dihamburkan. Matahari
2

terlihat berwarna kemerahan karena warna dari akhir spectrum lewat ke mata,
sedangkan warna biru lolos. Proses penghamburan yang terjadi tersebut
menjelaskan peristiwa polarisasi cahaya langit. Mengingat sedemikian banyaknya
manfaat aplikatif dari pengembangan sifat polarisasi cahaya, maka eksperimen ini
menjadi penting untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari eksperimen hukum pemantulan fresnel adalah :
1. Bagaimana grafik hubungan antara intensitas cahaya terpolarisasi maupun tak
terpolarisasi terhadap sudut θ dan hubungannya dengan nilai reflektansi?
2. Berapa besar sudut Brewster 𝑏 untuk gelas dan akrilik?
3. Bagaimana perbandingan nilai indeks bias pada gelas dan akrilik?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan eksperimen hukum
pemantulan Fresnel yaitu:
1. Mengetahui grafik hubungan antara intensitas cahaya terpolarisasi maupun
tak terpolarisasi terhadap sudut θ dan hubungannya dengan nilai reflektansi.
2. Mengetahui besar sudut Brewster 𝑏 untuk gelas dan akrilik.
3. Membandingkan pengaruh sifat dari kristal kaca dan akrilik terhadap indeks
bias atau polarisasi yang terbentuk.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan eksperimen hukum pemantulan fresnel begitu luas
dalam bidang kehidupan manusia, misalnya aplikasi pada kacamata sun glass,
fiber glass yang pada umumnya digunakan sebagai penghalang sinar UV dan dari
tata surya kita yaitu matahari. Matahari memberikan sinar putih yang
dihamburkan oleh molekul udara ketika memasuki atmosfer bumi. Sinar biru
dihamburkan lebih banyak daripada warna lain sehingga langit akan tampak
berwarna biru. Proses penghamburan yang terjadi tersebut menjelaskan peristiwa
polarisasi cahaya langit.
3

BAB 2. DASAR TEORI

Christian Huygens (1629-1995) pada tahum 1678 telah menunjukkan


bahwa hukum pemantulan dan hukum suatu pembiasan dapat dijelaskan dari teori
gelombang. Teori dari gelombang Huygens mulai diterima pada tahun 1801.
Setelah itu, Thomas Young pada tahun 1814, Agustin Jean Fresnel melakukan
ekpserimen tentang fenomena interferensi. Fenomena ini tidak dapat diterangkan
dengan teori dari corpuscular yang menganggap cahaya sebagai suatu partikel,
akan tetapi cahaya dapat dianggap sebagai gelombang seperti yang dikemukakan
Huygens. Gelombang tersebut dapat terpolarisasi (Halliday dan Resnik, 1994).
Menurut Konnen (1985), polarisasi cahaya adalah fenomena optik yang biasa
terjadi di bumi. Penghamburan cahaya (Scattering) dan pemantulan cahaya
(reflection) merupakan hal terbanyak yangmenyebabkan terjadinya fenomena ini
di alam. Menurut beberapa penelitian, sumber kejadian polarisasi cahaya dapat
dikategorikan dalam 3 bagian besar, yaitu :
1. Sumber cahaya parsial linier terpolarisasi (partially linearly polarized light)
yang disebabkan oleh proses scattering cahaya matahari dengan atmosfir
bumi.
2. Polarisasi cahaya pada dunia bawah laut yang disebabkan oleh proses
scattering cahaya matahari pada air.
3. Polarisasi cahaya oleh refleksi (pantulan) dari permukaan yang mengkilap
seperti permukaan air atau beberapa jenis bahan yang dapat memantulkan
cahaya lainnya seperti logam metalik, dan permukaan dielektrik seperti tanah,
bebatuan maupun tumbuh-tumbuhan.
Hukum pemantulan Fresnel mengatakan bahwa suatu polarisasi yang
sempurna akan menghasilkan 50% intensitas cahaya yang tak terpolarisasi yang
datang. Komponen polarisasi yang tidak diinginkan seluruhnya dapat diserao dan
semua komponen yang diinginkan akan diteruskan. Polarisasi dapat terjadi ketika
cahaya dipantulkan dan ditransmisikan oleh perbatasan dua elektrik. Teori
gelombang elektromagnetik telah memprediksi bahwa cahaya yang di refleksikan
4

akan terpolarisasi relative terhadap permukaan bidang yang dapat merefleksikan


dan bergantung sudut datang (Sutrrisno, 1984).
Menurut Sutrisno (1984), Polarisasi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
transparan akan maksimum bila sinar pantul tegak lurus terhadap sinar bias. Sudut
datang dan sudut pantul pada saat polarisasi maksimum disebut sudut Brewster
atau sudut polarisasi (iP). Berdasarkan hukum Malus, intensitas polarisasi dapat
digambarkan sebagai berikut:

( ) (2.1)

Guenther (1990) dalam bukunya menyatakan gelombang sejajar bidang


datang dengan persamaan :

(2.2)

( )
(2.3)
( )
Persamaan untuk gelombang yang tegak lurus dengan bidang datang dinyatakan
dengan persamaan:

(2.4)
( )
( )
(2.5)
( )
Dimana :
: Reflektansi
: Transmitansi
: Sudut datang
: Sudut bias
5

Menurut Jenkins (1976), persamaan snellius tentang pembiasan dapat


dinyatakan sebagai berikut :

(2.6)


(2.7)


(2.8)

Persamaan (2.6) dan (2.7) dikenal sebagai pemantulan Fresnel. Jika sudut
dan , diperoleh :

( ) (2.9)

Reflektansi digunakan untuk menunjukkan daerah bahwa amplitude dari


gelombang pantul menuju nol. Komponen dari polarisasi parallel terhadap bidang
datang, sudut datang ketika tidak ada gelombang yang terpantul adalah sudut
Brewster. Koefisien refleksi bernilai nol, ketika ( ) yang terjadi jika
jumlah sudut adalah 90o. Maka digunakan hukum snellius untuk menghitung
sudut Brewster :

(2.10)

(2.11)

dengan dan pada sudut Brewster merupakan sudut-sudut komplementer.


6

BAB 3. METODE PERCOBAAN

Metode eksperimen hukum pemantulan fresnel diuraikan menjadi


beberapa tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan eksperimen. Metode
penelitian untuk kegiatan eksperimen kali ini menguraikan komponen-komponen
yang terdiri dari rancangan praktikum, jenis dan sumber data eksperimen, variabel
eksperimen dan skala pengukuran, metode analisis data dan kerangka pemecahan
masalah.
3.1 Rancangan Praktikum
Skema rancangan praktikum pada eksperimen p hukum pemantulan fresnel
direpresentasikan melalui bentuk diagram alir sebagai berikut:

Identifikasi Permasalahan

Tujuan Praktikum

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Pengambilan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Rancangan eksperimen hukum pemantulan fresnel


Langkah awal yang dilakukan pada eksperimen hukum pemantulan fresnel
yaitu dengan mengidentifikasi permasalah terkait dengan judul berdasarkan latar
belakang. Kajian pustaka diuraikan dengan teori, konsep fisis serta cara
pengukuran pada eksperimen hukum pemantulan fresnel. Alat dan bahan
7

disiapkan dan mulai merangkai alat yang digunakan seperti desain eksperimen
pada gambar (3.2). Eksperimen dilakukan dengan pengambilan data dengan
variasi sudut datang terhadap intensitas cahaya pantul. Data yang diperoleh saat
eksperimen yang kemudian data diolah dan dihitung. Tahap terakhir yaitu
menyimpulkan hasil eksperimen yang telah dilaksanakan.

3.2 Jenis dan Sumber Data


3.2.1 Jenis Data
Data yang didapatkan dalam eksperimen hukum pemantulan fresnel yang
akan dilaksanakan adalah data kuantitatif berupa perubahan sudut datang terhadap
nilai intensitas cahaya pantul. Pemutaran sudut dilakukan hingga 90o sehingga
didapatkan data yang variatif untuk diamati.
3.2.2 Sumber Data
Data yang diperoleh berdasarkan sumber datanya termasuk data primer yang
diambil atau dilakukan secara langsung. Eksperimen dilakukan dengan
menngunakan alat dan bahan dari eksperimen hukum pemantulan fresnel sesuai
dengan langkah-langkah kerja dan prosedur praktikum yang tersaji di dalam
modul.

3.3 Definisi Variabel Eksperimen dan Skala Pengukuran


Definisi variabel eksperimen dan skala pengkuran pada eksperimen hukum
pemantulan fresnel adalah sebagai berikut:
3.3.1 Operasional Variabel
Eksperimen hukum pemantulan fresnel dalam proses pelaksanaannya
menggunakan 3 operasional variabel, dimana definisi dari ketiga variabel tersebut
yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih
dan dimanipulasi atau divariasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara
fenomena atau peristiwa yang diteliti atau diamati. Variabel bebas pada
eksperimen hukum pemantulan fresnel adalah sudut datang ( ).
8

2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh
peneliti dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari
variabel bebas. Variabel terikat pada eksperimen hukum pemantulan fresnel yaitu
nilai intensitas cahaya pantul. Nilai intensitas cahaya pantul dipengaruhi
perubahan sudut datang.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dibuat konstan untuk setiap
perlakuan pada objek penelitian. Variabel kontrol pada hukum pemantulan fresnel
adalah panjang gelombang sinar dari laser HeNe sebesar 632,8 nm.

3.3.2 Skala Pengukuran


Skala pengukuran pada eksperimen polarisasi cahaya (hukum malus)
adalah besar sudut datang ( ), intensitas cahaya pantul dan indeks bias. Berikur
rumus dan ralat yang digunakan :
a. Indeks Bias

( )
(3.1)
( )

( ) ( )
√ (3.2)
( )

( ) (3.3)
b. Sudut Brewster ( )

( ) (3.4)

( ) (3.5)

(3.6)
9

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


Kerangka pemecahan masalah pada eksperimen hukum pemantulan fresnel
antara lain sebagai berikut:
3.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen hukum pemantulan
fresnel meliputi :
1. Sumber Laser HeNe (OS-9171) berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan
digunakan dalam eksperimen hukum pemantulan Fresnel.
2. Angular Translator (OS-9106A) memiliki fungsi sebagai tempat meletakkan
analizer. Alat ini dapat digeser dengan sudut-sudut tertentu yang dapat
detentukan dengan mudah nilai-nilainya berdasar satuan nilai derajat yang
terletak melingkar disekitar alat ini.
3. Tiga buah holder (OS9107) berfungsi sebagai tempat meletakkan, polarizer,
analizer dan rhetarder.
4. Meja optik (OS-9103) berfungsi sebagai tempat meletakkan semua peralatan
yang akan digunakan dalam eksperimen hukum pemantulan Fresnel.
5. Layar pengamatan (OS-9138) berfungsi sebangai tempat mengamati hasil
keluaran.
6. Bidang gelas (OS-9128) merupakan bidang yang akan dicari nilai
reflektansinya, nilai sudut Brewster, serta nilai indeks bias mediumnya.
7. Bidang akrilik (OS-9129) merupakan bidang yang akan dicari nilai
reflektansinya, nilai sudut Brewster, serta nilai indeks bias mediumnya
sebagai pembanding Kristal batas pertama.
8. Dua buah polarizer (OS-9109) berfungsi untuk menciptakan cahaya menjadi
terpolarisasi.
9. Fotometer (OS-9152B) berfungsi sebagai pengukur besarnya intensitas
cahaya yang dihasilkan.
10

3.4.2 Tata Laksana Eksperimen


Tata laksana pada eksperimen hukum pemantulan frensel dilakukan
sebagai berikut :
1. Waktu dan Tempat Eksperimen
Eksperimen hukum pemantulan frensel dilakukan pada hari Senin, tanggal 27
Mei 2019 pukul 08.40-10.30 WIB dan bertempat di Laboratorium Fisika Modern,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember.
2. Desain Eksperimen
Perangkaian alat dan bahan eksperimen hukum pemantulan frensel didesain
seperti gambar berikut :

Gambar 3.2 Susunan eksperimen hukum pemantulan frensel


(Sumber: Tim penyusun, 2019)
11

3.4.3 Langkah Kerja


Langkah kerja untuk eksperimen hukum pemantulan frensel
direpresentasikan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut :

Start

Alat dan bahan dirangkai

Posisi gelas dilektakkan diatas translator anguler dan diatur hingga


cahaya datang tegak lurus permukaan gelas

Berkas cahaya pada layar diamati menggunakan fotometer

Analyzer diletakkan di depan fotometer dan sumbu diatur 0o vertikal

Translator anguler diatur posisinya hingga membentuk sudut minium

Sudut translator anguler diubah sebesar 5o dari sudut minimum dan


dicatat intensitas cahaya apntulnya

Cahaya
paralel
bidatang diputar
datang hingga posisi
(Sudut sudut 90o
Brewster)

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alir eksperimen hukum pemantulan fresnel


12

3.4.4 Metode Analisis Data


Analisi data dalam pengamatan yang akan dilakukan ditabelkan dan
digrafikkan sebagai berikut :
a. Tabel pengamatan
Tabel 3.1 Pengaruh variasi besat sudut datang terhadap intensitas cahaya pantul
Sudut ( ) Intensitas ( )
0o ....
10o ....
dst.. ....

b. Grafik yang terjadi pada ekperimen polarisasi cahaya (hukum malus)adalah


sebagai berikut:

I/I0 hitung

y= mx +c

𝜃(rad)

Gambar 3.3 Grafik hubungan intensitas dengan sudut datang


13

DAFTAR PUSTAKA

Guenther, R.D.1990. Modern Optics. New York: John Willey and sons.

Halliday dan Resnik.1994. Fisika Jilid 2 Edisi 3. Jakarta:Erlangga.

Jenkins, F.A.dkk. 1976. Fundamentals of Physics. Tokyo: Mc Graw Hill.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Krane, K.1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Konnen, G. P. 1985. Polarized Light in Nature. Cambridge:Cambridge


University Press

Sutrisno. 1984. Gelombang dan Optik. Bandung: ITB Press.

Tim Penyusun Buku Panduan Praktikum. 2017 Buku Panduan Praktikum


Eksperimen Fisika II. Jember: UNEJ Press.

Anda mungkin juga menyukai