OLEH
NIM : 10031381924059
Kelompok : 10 (Sepuluh)
i
4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran........................................................ 9
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 13
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Nilai Ambang Batas Radiasi Ultraviolet .............................................. 6
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Radiasi Panas Zona Penglihatan .............................. 9
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Radiasi Panas Zona Siku-siku ................................. 9
Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Radiasi Panas Zona Betis ........................................ 9
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 UV Meter ........................................................................................ 7
Gambar 3. 2 Cara Kerja UV Meter ....................................................................... 8
Gambar 3. 3 Cara Mengganti Baterai ................................................................... 8
Gambar 4. 1 Hasil Pengukuran Zona Penglihatan ................................................. 9
Gambar 4. 2 Hasil Pengukuran Zona Betis ........................................................... 9
Gambar 4. 3 Hasil Pengukuran Zona Penglihatan ................................................. 9
Gambar 4. 4 Proses Pengukuran Radiasi Panas .................................................. 10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iklim dan kodisi lingkungan adalah salah satu factor yang bengaruh besar
terhadap daya tahan atau kekuatan dari bangunan maupun juga terhadap
penghuninya. Pengaruh-pengaruh lingkungan ini memiliki baik dampak positif
maupun damapak negatif bagi penghuni itu sendiri atau terhadap bangunan itu
sendiri. Pengaruh-pengaruh lingkungan tersebut, antara lain adalah pengaruh iklim,
sinar matahari dan hujan serta kelembaaban. Matahari merupakan pabrik tenaga
nuklir yang dengan memakai proses fusimengubah sejumlah empat ton massa
hidrogen yang banyak terdapat di jagad rayamenjadi helium tiap detiknya dan
menghasilkan energi dengan laju 1020 kW-Jam/detik. Berbeda dengan proses fusi
nuklir yang berbahaya, proses yang terjadi merupakan yang paling bersih dan gratis,
selain itu energi ini tidak memerlukan sarana angkutan atau transmisi jarak jauh,
tidak berisik serta memiliki potensi yang besar di berbagai lokasi untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Energi yang berasal dari matahari adalah
potensi energi terbesar dan terjamin keberadaannya di muka bumi. Berbeda dengan
sumber energi lainnya, energi matahari bisa dijumpai diseluruh permukaan bumi.
Pemanfaatan radiasi matahari sama sekali tidak menimbulkan polusi ke atmosfer.
Perlu diketahui bahwa berbagai sumber energi seperti tenaga angin, bio-fuel, tenaga
air sesungguhnya juga berasal dari energi matahari. Pemanfaatan radiasi matahari
umumnya terbagi dalam dua jenis yaitu termal dan photovoltaik.
Dalam peningkatan produksi pertanian, salah satu faktor yang paling
berpengaruh adalah faktor iklim antara lain radiasi matahari dan suhu. Cahaya
matahari adalah salah satu syarat suatu tanaman dapat berfotosintesis.
Radiasimatahari berpengaruh langsung terhadap sifat tanaman yaitu terhadap
kecepatan pertumbuhan, kecepatan transpirasi, dan dapat menyebabkan
pembakaran. Pada periode kritis tanaman. Radiasi matahari mempengaruhi
pertumbuhan tanaman melalui tiga aspek. Pertama intensitas cahya yaitu jumlah
cahaya yang diterima persatuan luas karena semakin tinggi intensitas cahaya
semakin tinggi lajufotosintesis, kedua adalah kualitas cahaya yaitu mutu cahaya
yang dicerminkan dari panjang gelombang cahaya, ketiga dipengaruhi oleh
1
peiriodisitas yaitu lama penyinaran matahai atau panjang hari, setiap tanaman
membutuhkan intensitas,kualitas, dan lama penyinaran matahari yang berbeda-
beda.
Energi dari matahari tiba dibumi dalam bentuk radiasi elektromagnetik
yang mirip dengan gelombang radio tetapi mempunyai kisaran frekwensi yang
berbeda. Energi dari matahari tersebut dikenal di Indonesia sebagai energi surya.
Energi surya diukur dengan kepadatan daya pada suatu permukaan daerah penerima
dan dikatakan sebagai radiasi surya. Ratarata nilai dari radiasi surya diluar atmosfir
bumi adalah 1353 W/m2 , dinyatakan sebagai konstanta surya. Total energi yang
sampai pada permukaan horizontal dibumi adalah konstanta surya dikurangi radiasi
akibat penyerapan dan pemantulan atmosfer sebelum mencapai bumi dan nilai
tersebut disebut sebagai radiasi surya global. Radiasi surya global terdiri dari radiasi
yang langsung memancar dari matahari (direct radiation) dan radiasi sebaran yang
dipencarkan oleh molekul gas, debu dan uap air di atmosfer. Intensitas radiasi surya
pada kondisi cerah (clear day) akan bertambah dari pagi, sejak terbit sampai siang
hingga tercapainya kondisi puncak dan turun sampai matahari terbenam pada sore
hari. Lamanya matahari bersinar cerah dalam satu hari dinyatakan sebagai jam
surya. Untuk Indonesia, jumlah jam surya adalah sekitar 4 - 5 jam per hari.
Ultraviolet adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang
yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-
X yang kecil. Radiasi ultraviolet dapat digunakan untuk desinfeksi bakteri pada
ruangan dan juga pada tanaman, tetapi radiasi ultraviolet itu juga dapat berdampak
negatif bagi makhluk hidup. Radiasi yang ditimbulkan matahari itu terkadang tidak
konstan, karena tidak selamanya matahari selalu menyinari bumi, ada kalanya
matahari tertutup oleh awan bisa sebentar atau bisa saja lama. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengukuran radiasi matahari menggunakan alat bernama UV Meter
untuk mengetahui apakah radiasi matahari yang diterima oleh pekerja tersebut
masih memenuhi nilai ambang batas yang ditentukan yaitu terdapat pad Peraturan
Mentri Ketenagakerjaan No.5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jika melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan mestinya suatu
perusahaan harus menindak lanjut agar tidak berdampak pada pekerja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiasi Matahari
Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak proses
yangmelibatkan pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik. Radiasi
matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi
dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi
matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya.
Radiasi matahari yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan,
sehingga kekuatannya menuju bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang
dihisap (absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya
sinar dapat menyebabkan perubahan dari panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar
tersebut
2.2.1 Cara Radiasi Matahari Sampai Ke Bumi
Ada tiga macam cara radiasi matahari/surya sampai ke permukaan bumi
yaitu:
3
2.2.2 Pengaruh Radiasi Sampai Ke Permukaan Bumi
Radiasi matahari yang sampai ke bumi tidak seluruhnya dapat diserap oleh
permukaan bumi, yaitu sekitar 50% saja, 20% diserap oleh atmosfer dan sisanya
sekitar 30% dipantulkan kembali. Namun hal tersebut tergantung pada kondisi
atmosfer pada saat tersebut. Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi
mempunyai beberapa pengaruh, antara lain:
1. Pada tanaman hijau, berperan sebagai energi dalam proses fotosintesis
sehingga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman. Proses
fotosintesa merupakan aktivitas utama bagi tanaman berhijau daun dalam
selama pertumbuhannya.
2. Mempengaruhi kecepatan transpirasi tanaman.
3. Pada keadaan kritis pertumbuhan tanaman, tingkat energi radiasi yang
tinggi dapat mengakibatkan terjadinya pembakaran.
4. Mempengaruhi perubahan unsur cuaca lain, seperti: suhu, kelembaban,
angin.
4
tingkatan intensitas cahaya berbeda-beda tergantung pada spesies masing-
masing.
5
dimana pajanan radiasi Ultraviolet akan memberikan efek kelelahan mata yang
sering disebut aesthenopia. Efek ini tidak menyenangkan, tetapi hanya sementara.
Gejala dari kelelahan mata ini antara lain penglihatan kabur, mata memerah,
fotofobia dan kelopak mata berkedut. Kondisi ini akan terasa beberapa jam setelah
terpajan dan akan terus ada sampai 24 jam. Yang kedua, efek kronis pada mata,
Efek kronis pada mata adalah terjadinya kelainan mata berupa pterygeum,
karsinoma dari sel squamosa conjungtiva dan katarak.
2.4 Nilai Ambang Batas
Menurut Permenaker No, 5 Tahun 2018, NAB Radiasi Ultraviolet adalah
sebagai berikut:
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. UV Meter
Gambar 3. 1 UV Meter
7
3.2.3 Cara Kerja
Tekan tombol power untuk menghidupkan
alat maka alat akan hidup dan hasil
pengukuran akan terlihat di display
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran
Hari/Tanggal : Selasa/ 22 Februari 2022
Waktu : 13.30 WIB
Lokasi : Halaman Gedung Perkuliahan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya
4.1.2 Hasil Pengukuran
Pengukuran radiasi panas dilakukan pada 3 zona yaitu zona penglihatan,
zona siku-siku, dan zona betis, dilakukan pada 3 zona agaar mendapatkan hasil yang
lebih akurat dan pengukuran mewakili seluruh tubuh.
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Radiasi Panas Zona Penglihatan
No Hasil Pengukuran Waktu Pengukuran NAB
1 𝑚𝑊 10 detik 𝑚𝑊
05,2 0,3
𝑐𝑚 2 𝑐𝑚 2
9
4.2 Pembahasan
10
ditekan selama pengukuran, hasil yang dapatkan akan hilang pada display yang
𝑚𝑊
ditampilkan. Hasil yang didapatkan hasil 05,2 . Berdasarkan Permenaker No.
𝑐𝑚 2
5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja nilai ambang batas untuk
𝑚𝑊
radiasi panas per 10 detik maksimal 0,3𝑐𝑚2 berarti radiasi matahari untuk zona
penglihatan sudah melebihi nilai ambang btas maksimal yang sudah di tentukan dan
pastinya akan berdampak bagi kesehatan.
Hasil pengukuran yang selanjutnya atau yang kedua yaitu pada zona siku-
siku yang dilakukan di halaman gedung perkuliahan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan
alat ukur tepat sejajar dengan siku-siku pekerja, kemudian tombol power ditekan
selama 10 detik, jika tombol power tidak ditekan selama pengukuran, hasil yang
dapatkan akan hilang pada display yang ditampilkan, hasil yang didapatkan hasil
𝑚𝑊
05,5 . Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
𝑐𝑚 2
Kesehatan Kerja nilai ambang batas untuk radiasi panas per 10 detik maksimal
𝑚𝑊
0,3𝑐𝑚2 berarti radiasi matahari untuk zona siku-siku sudah melebihi nilai ambang
btas maksimal yang sudah di tentukan sama seperti zona penglihatan dan akan
menimbulkan dampak bagi kesehatan.
Hasil pengukuran yang terakhir atau yang ketiga yaitu pada zona
penglihatan yang dilakukan di halaman gedung perkuliahan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya, pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan
alat ukur tepat sejajar dengan betis pekerja, kemudian tombol power ditekan selama
10 detik, jika tombol power tidak ditekan selama pengukuran, hasil yang dapatkan
𝑚𝑊
akan hilang pada display yang ditampilkan. Hasil yang didapatkan hasil 05,2 𝑐𝑚2 .
Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
𝑚𝑊
Kerja nilai ambang batas untuk radiasi panas per 10 detik maksimal 0,3 𝑐𝑚2 berarti
radiasi matahari untuk zona penglihatan sudah melebihi nilai ambang btas
maksimal yang sudah di tentukan sama seperti kedua pengukuran sebelumnya dan
pastinya bisa berdampak bagi kesehatan manusia.
11
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwasanya radiasi matahari yang
sudah dilakukan pengukuran pada zona penglihatan, zona siku-siku, dan zona betis
pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan alat ukur tepat sejajar dengan
penglihatan pekerja, siku-siku pekerja dan betis pekerja kemudian tombol power
ditekan selama 10 detik, jika tombol power tidak ditekan selama pengukuran, hasil
yang dapatkan akan hilang pada display yang ditampilkan secara berturut turut
𝑚𝑊 𝑚𝑊 𝑚𝑊
adalah 05,2 , 05,5 , dan 05,2 yang mewakili seluruh tubuh sudah
𝑐𝑚 2 𝑐𝑚 2 𝑐𝑚 2
melebihi nilai ambang batas yang sudah ditentukan dalam Peraturan Mentri
Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu
𝑚𝑊
0,3 , sehingga radiasi matahari pada halaman gedung perkuliahan Fakultas
𝑐𝑚 2
Kesehatan Masyarakat sudah melebihi Nilai ambang batas dan akan menimbulkan
dampak bagi kesehatan.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai ke
permukaan bumi dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan
keadaan sekitarnya
2. Nilai Ambang Batas Radiasi panas matahari pada pekerja per 10 detik
𝑚𝑊
adalah 0,3 diatur daman Peraturan Mentri Ketenagakerjaan Tentang
𝑐𝑚 2
13
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, I. W. A. (2019, August). Pengaruh Iklim, Sinar Matahari, Hujan Dan
Kelembaban Pada Bangunan. In Seminar Nasional Arsitektur, Budaya dan
Lingkungan Binaan (SEMARAYANA) (pp. 147-156).
Purba, J. S. (2020). Unjuk Kerja Solarcooker Type Parabolic Dengan Diameter 100
cm Tinggi 50 cm. Jurnal Ilmiah Maksitek, 5(2), 139-150.
Yulianto, T. B., Taufiq, A. J., & Suyadi, A. (2019). Rancang Bangun Pengaturan
Intensitas Sinar Uv (Ultraviolet) Dengan Mikrokontroler PIC Untuk
Tanaman. Jurnal Riset Rekayasa Elektro, 1(1).
Dai, M., Subagiada, K., & Natalisanto, A. I. (2021). Menentukan Intensitas Radiasi
UV yang Diterima Pekerja Pengelasan dengan Titik Area Mata, Siku, dan
Betis. Progressive Physics Journal, 2(1), 1-7.
Hafid, A., Abidin, Z., Husain, S., & Umar, R. (2017). Analisa pembangkit listrik
tenaga surya pulau balang lompo. Jurnal Litek: Jurnal Listrik
Telekomunikasi Elektronika, 14(1), 6-12.
14