PRAKTIKUM GETARAN
OLEH
NIM : 10031381924059
Kelompok : 10 (Sepuluh)
i
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 10
BAB V PENUTUP........................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Nilai Ambang Batas Hand and Arm Vibration ..................................... 5
Tabel 2. 2 Nilai Ambang Batas Whole Body Vibration ........................................ 5
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Whole Body Vibration .......................................... 11
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Hand Arm Vibration ............................................. 11
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Vibration meter ................................................................................ 7
Gambar 3. 2 Cara Kalibrasi Alat .......................................................................... 9
Gambar 3. 3 Cara Kerja Alat .............................................................................. 10
Gambar 4. 1 Hasil Pengukuran Whole Body Vibration ...................................... 11
Gambar 4. 2 Hasil Pengukuran Hand Arm Vibration .......................................... 11
Gambar 4. 3 Proses Pengukuran Hand Arm Vibration ........................................ 14
Gambar 4. 4 Proses Pengukuran Whole Body Vibration..................................... 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sekarang banyak ditemukan peralatan untuk
beraktivitas. Begitu juga dengan menggunakan peralatan bermotor. Dalam
penggunaannya pasti menimbulkan getaran-getaran yang dirasakan oleh tubuh kita.
Intensitas getaran mekanis adalah bentuk dari energy mekanis yang dihasilkan oleh
mesin atau alat-alat mekanis yang digerakkan oleh motor dan getaran mekanis
adalah merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja yang disebabkan oleh
peralatan atau mesin yang sedang dioperasikan. Getaran merupakan faktor fisik di
tempat kerja yang berasal dari peralatan kerja yang digunakan. Getaran yang
dihasilkan oleh mesin apabila terpapar oleh manusia atau pekerja dapat
menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan. Getaran yang ditimbulkan oleh
peralatan mesin apabila menghantar ke tubuh manusia melalui tangan, lengan, kaki,
atau anggota tubuh lainnya yang akan menimbulkan gangguan kenyamanan sampai
gangguan kesehatan. Sehingga perlu dilakukan pengukuran intensitas getaran untuk
mengetahui sampai sejauh mana mengganggu kenyamanan atau kesehatan tenaga
kerja.
Sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja pada pasal 3 ayat 1(g) yaitu “Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau
menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan juga getaran” dan seperti yang diketahui
bahwa getaran ini dapat menyebar luas di lingkungan terutama lingkungan kerja
yang banyak terdapat mesin dan peralatan mekanis yang dimana peralatan dan
mesin tersebut merupakan sumber utama dari timbulnya getaran-getaran tersebut.
Oleh karena itu, perlu dilaksanakannya praktikum pengukuran getaran agar dapat
diketahui besarnya getaran yang ditimbulkan oleh sepeda motor agar dapat
terhindar dari faktor bahaya yang ada seperti, kecelakaan, gangguan kesehatan, dan
sebagainya.
1
Getaran terdapat pada kendaraan-kendaraan yang bergerak, terutama
traktor beroda dua, dan gergaji-gergaji listrik danmesin-mesin lain yang dapat
dibawa. Mengalami getaran secara lamadapat melelahkan badan manusia. Dalam
jangka panjang, getaran dapat berbahaya kepada sistem syaraf dan sistem syaraf
simpatis dan mungkin juga menyebabkan kerusakan sendi-sendi. Efek
membahayakan demikiantergantung tidak hanya kepada waktu tubuh mengalami
getaran, tetapi juga kepada frekuensi dan intensitas serta juga kepada bagian-bagain
tubuhyang dipengaruhi Getaran dapat mengakibatkan dampak negative pada
lingkungan sekitar yaitu kerusakan bangunan dan kenyamanan manusia sekitarnya.
Dampak lingkungan sekitar berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lokasi tertentu.
Dampak ditimbulkan terhadap kenyamanan manusia maupun lingkungan fisik
bangunan. Dampak ditimbulkan akibat getaran baik terhadap kenyamanan manusia
maupun kerusakan bangunan berdasarkan stander Menteri Negara Lingkungan
Hidup Kepmen LH. Nomor 48/11/96.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran
mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan
manusia (Anurlita, 2009). Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam surat
keputusannya mencantumkan bahwa getaran adalah gerakan bolak-balik suatu
massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang
dimaksud dengan getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana
dan peralatan kegiatan manusia (Kep.MENLH No: KEP-49/MENLH/11/1996).
Pendapat tersebut ditegaskan dalam buku saku Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dari Sucofindo (2002) yang menyatakan bahwa getaran ialah gerakan
ossillatory/bolakbalik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik
tertentu. Getaran mekanik yang terjadi secara kontinu pada sumber getaran,
memberikan efek ke seluruh arah pada bidang.
Vibrasi atau getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya, oleh sebab itu dapat
dibedakan dalam 2 bentuk:
3
getaran. Jika getaran suatu tempat kerja melampaui batas yang telah di tentukan
maka akan berdampak pada kesehatan pekerja dan akan berdampak pula terhadap
hasil kerja yang dilakukan oleh pekerja. Pengertian (definisi) tempat kerja menurut
OHSAS 18001:2007 Ialah lokasi manapun yang berkaitan dengan aktivitas kerja di
bawah kendali organisasi (perusahaan).
4
2.5 Nilai Ambang Batas
Menurut Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, nilai ambang batas getaran adalah sebagai
berikut :
0,5 3,4644
1 2,4497
2 1,7322
4 1,2249
8 0,8661
5
Getaran yang berasal dari peralatan atau mesin tersebut akan ditransmisikan
kepada tangan dan lengan pekerja. Bila pekerja terpapar getaran secara terus-
menerus, efek getaran dapat menimbulkan gangguan atau kelainan dalam
peredaran darah dan saraf, kerusakan ada persendian dan tulang, memengaruhi
konsentrasi kerja dan mempercepat kelelahan. Frekuensi getaran yang merambat
melalui tangan dan lengan akibat penggunaan peralatan yang bergetar biasanya
berkisar antara 20-500 Hz. Frekuensi paling berbahaya adalah pada 128 Hz. Meski
begitu, frekuensi getaran antara 5-20 Hz juga sebetulnya sudah membahayakan
pekerja jika penggunaan alat kerja dilakukan secara rutin dalam jangka waktu
lama. Paparan getaran pada tangan yang disebabkan peralatan atau mesin yang
bergetar dalam waktu singkat memang tidak akan berpengaruh, namun dalam
jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan atau kelainan berupa :
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat
1. Vibration Meter
Gambar 3. 1 Vibration
meter
3.1.2 Bahan
7
3.2.2 Keterangan Instrumen Alat
1. Tombol Power / Power Button: untuk menyalakan alat, tekan hingga
indicator LED menyala biru
2. Status LED : saat alat menyala, status LED akan menyala hijau, jika
berkedip maka alat menunggu untuk melakukan pengukuran, jika alat
sedang bekerja melakukan pengukuran maka kecepatan berkedip LED
akan berubah, menandakan alat sedang merekam data. Saat pengukuran
berhenti, maka status LED akan berubah berwarna merah.
3. Power LED : menandakan alat menyala atau tidak, power LED akan
berwarna biru pada saat alat dihidupkan.
4. USB port : untuk melakukan isi ulang baterai.
8
3.2.3 Kalibrasi Alat
Lakukan pemindaian / scan jaringan Wi-Fi yang tersedia, jika Wi-Fi alat sudah aktif
maka anda akan melihat “LD_ENG_WIFI” pada jaringan yang tersedia, dapat juga
terlihat nomor seri HVM-200 yang digunakan, pilih dan lakukan sambungan ke
jaringan tersebut.
9
Setelah sambungan berhasil dilakukan, jalankan
aplikasi HVM-200 dari Handphone anda.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Waktu dan Lokasi pengukuran
Hari/Tanggal : Selasa/8 Februari 2022
Waktu : 14.30 WIB
Lokasi : Tempat Parkir Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
4.1.2 Hasil Pengukuran Getaran
11
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilaksanakan pada tanggal 8
Februari 2022 pukul 14.30 sd selesai di tempat parkir Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya dilakukan pengukuran Whole Body Vibration
dan Hand Arm Vibration. Untuk Whole Body Vibration dilakukan pada pengemudi
mobil sedangkan untuk Hand Arm Vibration dilakukan pada tangan dan lengan
pengendara motor durasi pengukuran masing-masing selama 2 menit. Pengukuran
ini menggunakan alat bernama vibrasi meter. Vibration meter adalah alat
/ instrument yang berfungsi untuk menguku getaran sebuah benda, misalnya motor,
pompa, screen, atau benda bergetar lainnya terutama dalam dunia industri. Cara
kerja produk ini adalah dengan menempelkan vibration sensor atau magnetic base
nya ke benda/mesin yang akan di ukur, lalu magnetic base mengirimkan data
melalui kabel ke unit pembaca. dengan demikian vibration meter menunjukkan nilai
kuatnya getaran pada benda atau mesin yang di ukur, sehingga bisa menentukan
tindakan penyetelan atau kah sudah masuk ambang batas yang ditentukan.
Pengukuran yang pertama adalah mengukur Whole Body Vibration pada
pengemudi mobil salah satu mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya varian Honda Brio seperti gambar Gambar 4. 4 yang berkendara disekitar
Universitas Sriwijaya selama 2 menit. Pengukuran dilakukan dengan cara
menduduki sensor getaran oleh pengemudi dan disambungkan menggunakan kabel
ke apliakasi bernama HVM 200 pada Smartphone yang sudah di pindai dengan wifi.
Hasil yang didapatkan pada pengukuran ini adalah 3.6194 m/s². Standar Whole
Body Vibration yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
No. 5 Tahun 2018 dibagi menjadi 5 kategori yaitu 3.4644 m/s² untuk waktu pajanan
0,5 jam per hari, 2.4497 m/s² untuk waktu pajanan 1 jam per hari, 1.7322 m/s² untuk
waktu pajanan 2 jam per hari,1.2249 untuk waktu pajanan 4 jam per hari, dan yang
terakhir 0,8661 m/s²untuk waktu pajanan 8 jam per hari. Maka dari itu dapat
disimpulkan bawhasanya tingkat getaran pada mobil masih termasuk kategori aman
untuk digunakan pengemudi mobil dikarenakan masih berada dibawah nilai
ambang batas maksimal Whole Body Vibration.
12
Pengukuran selanjutnya adalah mengukur getaran pada tangan dan lengan
atau Hand Arm Vibration. Pengukuran ini dilakukan oleh pengemudi motor salah
satu mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya varian
Yamaha NMAX. Sensor dipasang pada tangan pengemudi seperti yang terdapat
pada Gambar 4. 3 dan sensor berikutnya digenggam oleh pengemudi, kemudian
pengemudi melakukan perjalanan selama kurang dari 5 menit di sekitar gedung
rektorat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Hasil yang didapat 0.1960m/s. Standar
getaran tangan dan lengan atau hand arm vibration dibagi menjadi 7 kategori. Yang
pertama 5 m/s untuk durasi pajanan 6-8 jam, yang kedua 6 m/s untuk durasi pajanan
4 dan kurang dari 6 jam, yang ketiga 7 m/s untuk durasi pajanan 2 sampai kurang
dari 4 jam. Yang ke empat 10 m/s untuk durasi pajanan 1 jam dan kurang dari 2
jam, yang ke lima 14 m/s untuk durasi pajanan 0,5 jam dan kurang dari 1 jam, dan
yang terakhir 20 m/s untuk durasi pajanan kurang dari 0,5 jam. Pada pengukuran
kali ini dilakukan dengan durasi 2 menit atau termasuk dalam kategori yang terakhir
yaitu kurang dari 0,5 jam maka nilai ambang batas pada pengukuran kali ini adalah
20 m/s dari 0.1960 m/s. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwasanya tingkat
getaran tangan dan lengan dapat dikatakan masih memenuhi persyaratan
dikarenakan masih dibawah nilai ambang batas maksimal yaitu 20 m/s dan tidak
menimbulkan dampak bagi kesehatan..
Dilihat dari kedua pengukuran yaitu Whole body vibration didapatkan
hasil 3.6194 m/s² dari standar Whole body vibration menurut Permenaker No 5
tahun 2018 yaitu 3.4644 m/s2 dan hand arm vibration mendapatkan hasil 0.1960
m/s2 dari nilai ambang batas yang juga ditetapkan pada Permenaker No 5 Tahun
2018 yaotu 20m/s2 dalam waktu pajanan kurang dari 0,5 jam. Dapat disimpulkan
dari kedua pengukuran tersebut sama-sama masih dibawah nilai ambang batas
maksimal yang telah ditentukan, artinya tidak akan menimbulkan dampak bagi
kesehatan. Pengukuran ini juga biasanya biasanya dilakukan pada operator
bulldozer disebuah perusahaan agar tidak menurunkan efektifitas dan produktivitas
kerja Jika hasil yang didapatkan melebihi nilai ambang batas maksimal yang telah
ditentukan maka akan berdampak terutama bagi kesehatan yaitu penyakit Hand
Arm Vibration Syndrome (HAVS) merupakan sindroma yang diakibatkan oleh
penggunaan alat yang bergetar secara terus-menerus yang dapat menimbulkan
13
gejala vaskuler, muskuloskeletal dan neurologik yang mengenai jari, tangan dan
lengan. Penggunaan alat yang bergetar antara lain, bor (drill), mesin gerinda, bor
listrik, gergaji, dan jackhammers. Atau jika dalam waktu panjang akan
menimbulkan dampak seperti :
1. Kelainan pada peredaran darah dan syaraf. Kerusakan syaraf akan
mengakibatkan berkurangnya kepekaan pada motorik dan gangguan
pada ketangkasan.
2. Angioneurosis jari-jari tangan. Biasanya terjadi di daerah dingin,
penderita akan merasakan kebal pada jari-jari tangan saat bekerja atau
sesaat setelah melakukan pekerjaan.
3. Gangguan tulang, sendi, dan otot.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisi dapat disimpulkan bahwa :
1. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan
getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia
2. Vibration meter adalah alat / instrument yang berfungsi untuk menguku
getaran sebuah benda, misalnya motor, pompa, screen, atau benda bergetar
lainnya terutama dalam dunia industri.
3. Hasil pengukuran whole body vibration pada pengemudi mobil didapatkan
hasil sebesar 3.6194 m/s² dengan nilai ambang batas berdasarkan
Permenaker No. 5 Tahun 2018 3.4644 m/s² untuk waktu pajanan 0,5 jam
per hari. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwasanya tingkat whole body
vibration masih dalam kategori aman bagi pengemudi dan tidak
menimbulkan dampak bagi kesehatan.
4. Hasil pengukuran hand and arm vibration pada pengemudi motor yang
dilakukan selama 2 menit didapatkan hasil sebesar 0,1960 m/s² dengan
nilai ambang batas berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 20 m/s²
untuk waktu pajanan kurang dari 0,5 jam per hari. Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwasanya tingkat hand and arm vibration masih dalam
kategori aman bagi pengemudi dan tidak menimbulkan dampak bagi
kesehatan.
5. Dampak getaran bagi kesehatan jika melebihi nilai ambang batas yaitu
yaitu penyakit Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) merupakan
sindroma yang diakibatkan oleh penggunaan alat yang bergetar secara
terus-menerus yang dapat menimbulkan gejala vaskuler, muskuloskeletal
dan neurologik yang mengenai jari, tangan dan lengan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Z. I. N., Tarwaka, P. S., & Erg, M. (2019). Analisis Paparan Getaran
Mekanis terhadap Kondisi Kesehatan Pekerja pada Bagian Produksi di CV.
Mulya Abadi Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Mahendra, A. (2018). Hubungan usia, masa kerja, status gizi dan intensitas getaran
mesin dengan keluhan subyektif low back pain (Studi Pada Pekerja
Penggergajian Kayu Desa Sapuran, Wonosobo) (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Semarang).
Djuartina, Tena, Yauwono, Anthony, Irawan, Robi & Steven, Andreas %J Journal
Of The Indonesian Medical Association 2020. Hubungan Paparan Whole
Body Vibration Dengan Low Back Pain Pada Pengemudi Ojek Online. 70,
222-227.
16