FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2014
PEDOMAN PELAKSANAAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BENGKEL MESIN BUBUT DAN CNC
DISUSUN OLEH:
SLAMET RIYANTO
13518241049
OVID SUWANDONO
13518244016
Alhamdulillahi robbil alamin segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah
SWT. Yang telah melimpahkan segala rahmatnya, dan dengan seizinnya kami telah selesai
menyusun buku panduan kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel mesin dan cnc ini.
Sesuai dengan undang-undang No.1 tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan
kerja,dan mengingat di setiap bengkel ataupun laboraturium mesin, memiliki resiko
terjadinya gangguan kesehatan lingkungan dan keselamatan di tempat kerja serta upaya
untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan yang berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja, maka di perlukan tindakan pencegahan.
Dalam buku ini akan kami paparkan beberapa poin-poin penting berkaitan dengan
pelaksanaan k3 yang perlu di terapkan oleh mahasiswa, instruktur ataupun tenaga kerja yang
berada di lingkungan bengkel mesin bubut dan cnc, dengan maksud bertujuan untuk
memberikan informasi dalam upaya untuk melakukan pencegahan terhadap gangguan
kesehatan lingkungan dan keselamatan yang berpotensi terjadi di bengkel mesin bubut dan
cnc.
Dengan penerapan konsep kesehatan dan keselamatan kerja dalam buku ini, menjadi
mungkin bagi kita semua untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan terjadi.
Kami mencoba untuk memeberikan informasi selangkapnya sesuai dengan kondisi lapangan,
tetapi apabila masih terjadi kesalahan ataupun kekurangan dalam penyusunan buku ini kami
mohon kritik dan saran yang membangun. Kami harapkan buku ini menjadi buku pedoman
sehari- hari dalam pelaksanaan k3 dapat bermanfaat bagi semua.
Slamet Riyanto
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................................
Bab 1. Pendahuluan .....................................................................................................
1.1 Pengertian Umum............................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................................
1.3 Sasaran .............................................................................................................
1.4 Ruang Lingkup ..................................................................................................
1.2 Tujuan
Tujuan di susunnya buku ini adalah untuk memberikan informasi serta SOP mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja pembaca, khususnya mahasiswa ataupun dosen serta
karyawan yang berada di lingkungan bengkel mesin bubut dan cnc bengkel fabrikasi.
Menerapkan SOP kepada mahasiswa saat melakukan praktikum, menerapkan cara-cara
pencegahan kecelakaan kerja dalam bengkel mesin secara berkelanjutan.
1.3 Sasaran
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja laboraturium mesin bubut dan cnc bengkel
fabrikasi teknik mesin universitas negeri Yogyakarta adalah Dosen/ Instruktur, Mahasiswa,
Karyawan serta pengunjung bengkel yang terlibat langsung dalam proses pekerjaan dengan
alat ( mesin bubut dan cnc).
1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup K3 mencakup kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja terutama
pada ruang praktik kerja mesin bubut dan cnc, ruang dosen/ instruktur, dan kawasan bengkel
mesin.
BAB 2
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BAB 3
ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI
BENGKEL MESIN BUBUT
Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja mutlak harus di lakukan setiap saat
dimana mahasiswa maupun pekerja akan melakukan praktikum atau pengerjaan suatu bahan
kerja, namun ternyata masih di temukan beberapa kelalaian dari mahasiswa maupun pekerja
dalam pelaksanaan K3 ini. Berdasarkan Analisis K3 dengan menggunakan metode
“ZEROSICKS” yang telah di jelaskan di bab sebelumnya. Terdapat beberapa hal yang dapat
menimbulkan Potensi Bahaya di bengkel / lab. Bengkel Mesin Bubut & CNC. Berikut akan kami
ulas beberapa hal yang perlu di perbaiki demi terselanggaranya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di bengkel Mesin Bubut & CNC dengan baik.
3.1 Analisis HaZard
a. Physical hazard (bahaya fisis) pada bengkel Mesin Bubut:
1. Secara Thermis dapat di jabarkan sebagai berikut
Di dalam bengkel mesin bubut kurang luas ventilasi udara untuk sirkulasi
udara segar dan juga tidak ada pendingin ruangan, panas yang di timbulkan
akibat mesin-mesin bubut juga di biarkan begitu saja bercampur dengan
udara bebas.
2. Bahaya fisis dinamis, Roda penjepit bahan(pada mesin bubut) banyak yang
sudah tidak ada tutupnya sebagai pengaman dari terjadinya gesekan atau
jepitan saat proses kerja.
3. Debu yang berterbangan masih terlihat karena lantai sebagian masih kotor
akibat proses kerja sebelumnya yang blum di bersihkan di beberapa tempat,
4. Suara bsing yang muncul dari mesin bubut & CNC, dapat mengganggu
indera pendengaran.
c. Biological hazard
Bahaya biologi yang terdapat pada bengkel mesin bubut dan sekitarnya, yaitu:
racun berupa uap gas yang berasal dari minyak pelumas mesin dan bahan praktik.,
limbah hasil produksi/ bakteri yang muncul akibat lingkungan yang tidak bersih
dan tidak kondusif.
Gambar sampah yang berserakan yang dapat menimbulkan kuman sekaligus
bakteri yang mengancam kesehatan
e. Mechanical hazard
Potensi Bahaya yang mungkin terjadi dari segi mekanik ialah, putaran mesin
yang tidak ada pelindungnya yang terdapat di sebagian besar mesin bubut yg kecil.
Pintu Mesin CNC yang tidak tertutup rapat dapat menyebabkan bahaya terjepit
pintu. Oli mesin yang tumpak ke lantai dapat menimbulkan potensi bahaya
terpeleset.
Mesin bubut yang tidak menggunakan pelindung penutup dari putaran mesin
Mesin gerinda di lingkungan bengkel bubut tidak memiliki penutup dari percikan
api pada saat menggerinda.
f. Electrical hazard
Bahaya elektrik yang terdapat di dalam bengkel mesin bubut dan CNC, berikut
analisisnya:
Pada bagian alat mesin bubut terdapat kabel yang terkelupas dan tidak di beri
isolasi, hal ini sangat membahayakan bagi setiap pengguna bengkel tersebut.
Potensi bahaya yang akan terjadi ialah tersetrum listrik arus tegangan tinggi 3 fase
yang dapat merusak jaringan syaraf dalam tubuh hingga menimbulkan kematian.
Gambar kabel listrik terkelupas dan tidak di beri isolasi, gambar rool kabel yang
tidak di rapikan setealah praktikum.
(lokasi stop kontak yang sulit di jangkau).
g. Psychological hazard
Potensi bahaya psikologis yang mugkin terjadi di dalam bengkel mesin ialah
stress karena suasana bising akibat dari penempatan mesin satu dengn yang
lainnya sangat dekat. Tidak ada jarak ruangan untuk beristirahat sejenak menjadi
factor timbulnya kecapean, lelah, lemah, lesu sehingga mempengaruhi kerja kita
tidak optimal seperti yang di harapkan.
3.2 Analisis Environtment
Environtment meliputi Nilai Ambang Batas (NAB) mengenai kondisi lingkungan
sekitar (alam, udara, air, tanah). Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB
adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari
untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
NAB di Indonesia ditetapkan untuk pertama kalinya berdasarkana hasil
lokakarya di Cibogo tahun1974 dan di Godong lebih lanjut oleh Komisi Tetap NAB yang
beranggotakan wakil-wakil instansi pemerintah terkait, professional, dan lembaga
peneliti. Secara yuridis di tetapkan pertama kalinya dengan SE Mentri Tenaga Kerja
No. SE-01/MEN/1978
Nilai-nilai Ambang Batas dievaluasi dan di-update secara berkala oleh Komisi
Tetap NAB.
Kegunaan NAB adalah untuk :
1. Sebagai kadar standar untuk perbandingan
2. Sebagai pedoman untuk perencanaan proses produksi dan perencanaan
teknologi pengendalian
3. Sebagai dasar subtitusi
4. Membantu menentukan diagnose gangguan kesehatan, timbulnya penyakit-
penyakit dan hambatan-hambatan efisiensi kerja
3.3 Analisis Risk
Dalam analisis risk terdapat poin penting yaitu:
1. Penyakit akibat kerja (PAK)
2. Kecelakaan akibat kerja (KAK)
Dalam analisis di bengkel mesin kami menemukan beberapa hal beraitan
dengan Risk/ resiko di tempat kerja.
1. Penyakit akibat kerja (PAK)
Penyakit yang timbul akibat kerja di bengkel bubut jika kondisi seperti di atas
maka akan terjadi radang pernafasan akibat polusi debu di udara dan kurangnya
saluran ventilasi di ruangan bengkel,
Mudah terkena flu dan infeksi akibat kondisi kebersihan lingkungan tempat praktik
tidak di jaga dengan baik.
Pendengaaran pekerja akan terganggu karena suara bising yang ada di bengkel
bubut.
2. Kecelakaan akibat kerja (KAK)
Pekerja dalam hal ini mahasiswa maupun dosen, akan mudah mengalami
kecelakaan di antaranya, terpleset akibat terdapaat minyak atau oli yang
berceceran di lantai tempat kerja.
Luka terkena putaran mesin akibat dari tidak ananya pelindung/ penutup mesin
bubut.
Terjepit pintu CNC, sangat mungkin terjadi karena pintu sering di buka dan di
tutup.
Tesengat listrik tegangan tinggi karena ada kabel saluran listrik yang terkelupas
dan belum di perbaiki, dan juga peletakan rool kabel yang di letakan sembarangan.
Tertusuk logam, karena ada beberapa potongan logam yang masih tertinggal di
dalam ruang praktik.
3. Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data Sheet (MSDS)
Adalah merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam
penggunaan bahan- bahan kimia berbahaya. Pembuatan MSDS dimaksudkan
sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan supervisor yang akan melakukan
proses pekerjaan dan mengolah bahan didalam industri maupun bengkel.
Terdapat beberapa lembar data sheet yang sudah rusak dan tidak bisa di baca atau
di gunakan lagi sebagai data acuan untuk praktik kerja bengkel mesin bubut.
3.4 Analisis “ZEROSICKS” secara keseluruhan beserta solusinya.
a. Ruangan yang kurang saluran udaranya
Ventilasi untuk saluran udara untuk keluar sudah ada tetapi untuk saluran
udara masuk masih kurang.
Ventilasi udara dengan saluran secara keseluruhan dari mulai udara masuk
sampai dengan udara keluar.
Solusinya yaitu:
1. Dengan membuka lebar-lebar cendela ruangan pada saat akan melakukan
praktik di bengkel.
b. Dari segi kimia,
yaitu tumpahan oli yang tercecer sampai ke lantai akan menimbulkan potensi
bahaya biologi, mekanik.
Lantai yang bersih dari kotoran atau tumpahan oli aman bagi mahasiswa
maupun dosen yang akan melakukan proses pekerjaan.
Solusi :
1. Membersihkan lingkungan kerja setiapkali selesai melakukan praktik kerja.
2. Menggunakan SOP.
spindel
e. Ergonomis
Dari segi ergonomis : jarak penempatan mesin-mesin bubut satu dengan yang
lainnya terlalu dekat, sehingga mahasiswa yang sedang melaksanakan praktik
kurang leluasa dalam mengerjakan proses kerja.
Garis pembatas Antara jalan dengan mesin perlu di cat ulang.
Tempat kerja yang ergonomis.
Solusi :
1. dengan melakukan praktik secara bergantian, dibagimenjadi beberapa
shiff. Satu shiff terdiri dari satu kelompok yang beranggotakan 5-10
mahasiswa.
2. Selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja.
f. Kelistrikan / elektrik
g. Peletakan alat
Terdapat beberapa bagian data sheet yang di gunakan tidak layak atu sobek-
sobek.
Hal ini dapat mengganggu mahasiswa yang akan melakukan praktik.
Mahasiswa harus selalu tahu bagaimana kondisi keadaan mesin yang akan
digunakan untuk praktik, jangan sampai mahasiswa salah menggunakan mesin
yang rusak, hal ini mungkin terjadi jika data sheet / data pemakaian alat
tersebut rusak atau bahkan tidak ada.
Solusinya yaitu :
1. Selalu mengcek lembar data sebelum memulai pekerjaan.
2. Menanyakan kepada instruktur apabila terjadi perbedaandata atau
hilangnya lembar data.
j. Meja alat
k. Almari bahan
Almari bahan seharusnya selalu dalam kondisi trtutup jika tdak di gunakan.
Potensi bahaya (hazard) mekanik: terjepit pintu, kejatuhan bahan praktik.
Ruang praktik menjadi kurang ergonomis.
Almari di tutup rapat setelah digunakan untuk mengambil maupun
menyimpan bahan praktik.
Solusi :
1. Selalu menutup pintu almari setiapkali akan mengambil atau
mengembalikan alat dan bahan.
2. Menata rapi bahan-bahan yang ada di almari.
l. Rak bahan
m. Rak tembok
Ditemukan banyak alat yang tidak di kembalikan pada posisi semula yaitu
tertempel di tempatnya.
Ergonomis : tidak sesuai prosedur, sikap kerja masih kurang.
Semua alat tertata rapi sesuai tempatnya.
Solsinya :
1. Mengembalikan alat sesuai pad tempatnya
2. Jangan menukar-nukar tempat alat
3. Mengembalikan alat dengan tepat waktu
4. Mengganti barang yang hilang karena kelalaian diri sendiri
n. Ketertinggalan alat
Masih banyak di jumpai alat atau bahan praktik yang tertinggal di mesin, hal
ini akan menimbulkan potensi bahaya yang serius.
Mesin harus dalam kondisi bersih setiap kali selesai di gunakan untuk praktik
kerja,
Bahaya ergonomis : sistem kerja atau cara kerja mahasiswa masih belum baik.
Peletakan bahan praktik yang tidak sesuai dengan tempatnya.
Bahaya psikologis : stress, lelah letih.
o. Penataan ruang
Kursi tidak tertata dengan rapi, faktor ergonomis : tikdak efisien dan efektive,
ruangan menjadi kurang leluasa untuk praktik.
Kursi setelah ditata dengan rapi. Menjadi semakin ringkas dan nyaman untuk
melakukan praktik.
Solusinya :
1. Bertanggung jawab atas tempat praktik atau ruangan yang sedang
digunakan.
2. Merapikan ruangan praktik, meliputi meja, alat, bahan, kebersihan dll.
q. Pendingin ruangan
Pendingin ruangan pada tipe ini dapat menimbulkan bahaya yaitu bahaya fisis,
udara di dalam ruangan hanya akan berputar-putar di dalam saja, tidak ada
surkulasi udara dari luar ruangan masuk ke dalam ruangan dan sebaliknya.
Sirkulasi udara yang lancar.
Solusi :
1. Menggunakan masker pada saat memasuki ruangan bengkel
2. Menggunakan ruangan dengan efektiv, jangan terlalu berlama-lama di
dalam ruangan yang memiliki saluran ventilasi kurang.
r. Limbah
s. Tempat sampah
Menyediakan bak yang lebih banyak dan berbeda-beda sesuai dengan sifat dan
jenis sampah atau limbah yang di hasilkan.
Solusi :
1. Melakukan piket kebersihan ruangan, membersihkan ruangan secara
kontinyu.
2. Merapikan alat setelam melakukan praktik
3. Membuang sampah atau limbah sisa prakrik kerja sesuai dengan
tempatnya.
a. Pintu penutup
dapat mengurangi potensi kecelakaan secara mekanik,fisis,ergonomis.
Mengurangi potensi bahaya yang di lakukan manusia (human erorr) saat proses kerja.
Pintu yang tidak tertutup dapat menimbulkan potensi bahaya terjepit, terciperat
bahan zatkimia & partikel-partikel dari bahan praktek.
Pintu dalam kondisi tertutup rapat saat dan setelah praktek di laksanakan.
Solusi :
1. Selalu menutup pintu dengan rapat sebelum proses dimulai.
2. Selalu berhati-hati.
b. Alat pemadam kebakaran (APAR)
Ergonomis : peletakan APAR yang kurang tepat, tidak strategis, sulit di jangkau.
Perhatikan perbedaan antara orang yang berada di sebelah kiri dan kanan,
Orang yang berada di sebelah kiri, Tidak menggunakan alat pelindung diri
sedangkan orang yang berada di sebelah kanan menggunakan alat pelindung
diri sesuai dengan SOP untuk mencegah dari terjadinya kecelakaan akibat
kerja.
Sarung tangan kerja, digunakan untuk mencegah dari potenci bahaya terkena
benda tajam, partikel-partikel besi seisa pembubutan, menghindari dari
bahaya gesekan atau luka.
Masker sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan, digunakan untuk
pencegahan terhadap poyensi bahaya akibat faktor fisis, ergonomic,biologi.
Yang dapat mengancam keselamatan pekerja.
s epatu
Kotak P3K yang kurang terawat, tidak ada obat-obatan yang seharusnya di
persiapkan.
Kotak P3K yang Ideal.
Harus berada pada tempat yang strategis dan mudah di jangkau.
Berisi obat-obat untuk penanganan kecelakaan kerja.
2. POSTER