Anda di halaman 1dari 48

BUKU PRDOMAN

PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA BENGKEL MESIN BUBUT DAN CNC

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2014
PEDOMAN PELAKSANAAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BENGKEL MESIN BUBUT DAN CNC

DISUSUN OLEH:
SLAMET RIYANTO
13518241049
OVID SUWANDONO
13518244016

Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika


Fakultas Teknik
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah
SWT. Yang telah melimpahkan segala rahmatnya, dan dengan seizinnya kami telah selesai
menyusun buku panduan kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel mesin dan cnc ini.
Sesuai dengan undang-undang No.1 tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan
kerja,dan mengingat di setiap bengkel ataupun laboraturium mesin, memiliki resiko
terjadinya gangguan kesehatan lingkungan dan keselamatan di tempat kerja serta upaya
untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan yang berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja, maka di perlukan tindakan pencegahan.
Dalam buku ini akan kami paparkan beberapa poin-poin penting berkaitan dengan
pelaksanaan k3 yang perlu di terapkan oleh mahasiswa, instruktur ataupun tenaga kerja yang
berada di lingkungan bengkel mesin bubut dan cnc, dengan maksud bertujuan untuk
memberikan informasi dalam upaya untuk melakukan pencegahan terhadap gangguan
kesehatan lingkungan dan keselamatan yang berpotensi terjadi di bengkel mesin bubut dan
cnc.
Dengan penerapan konsep kesehatan dan keselamatan kerja dalam buku ini, menjadi
mungkin bagi kita semua untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan terjadi.
Kami mencoba untuk memeberikan informasi selangkapnya sesuai dengan kondisi lapangan,
tetapi apabila masih terjadi kesalahan ataupun kekurangan dalam penyusunan buku ini kami
mohon kritik dan saran yang membangun. Kami harapkan buku ini menjadi buku pedoman
sehari- hari dalam pelaksanaan k3 dapat bermanfaat bagi semua.

Sleman, 18 Juli 2014

Slamet Riyanto
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................................
Bab 1. Pendahuluan .....................................................................................................
1.1 Pengertian Umum............................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................................
1.3 Sasaran .............................................................................................................
1.4 Ruang Lingkup ..................................................................................................

Bab 2. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ...................................................................


2.1 Metode keselamatan kerja ...............................................................................
2.1.1 Hazard ............................................................................................................
2.1.1.1 Occupational Helath Hazard (OHH) ....................................................
a) Physical Hazard (Bahaya Fisis) .............................................................
b) Chemical Hazard (Bahaya Kimia) .........................................................
c) Biological Hazard (Bahaya Biologi).......................................................
d) Ergonomic (Aspek Ekonomi) ................................................................
2.1.1.2 Occupation Safety Hazard (OSH) ........................................................
a) Mechanical Hazard (Bahaya Mekanik) ................................................
b) Electrical Hazard (Bahaya Elektrik) .....................................................
c) Psychological Hazard (Bahaya Psikologi) .............................................
2.1.2 Envirotment ...................................................................................................
2.1.3 Risk.................................................................................................................
2.1.4 Observation / Opportunity / Occupation ......................................................
2.1.5 Solusi .............................................................................................................
2.1.6 Implementasi .................................................................................................
2.1.7 Culture / Climate / Control ............................................................................
2.1.8 Knowledge / Knowhow .................................................................................
2.1.9 Standarisasi....................................................................................................
Bab 3. Analisis Kesehatan Dan Keselamata Kerja di Bengkel Mesin ...........................
3.1 Analisis Hazard .................................................................................................
3.2 Analisis Envirotment .........................................................................................
3.3 Analisis Risk.......................................................................................................
3.4 Analisis “ZEROSICKS” beserta solusinya ...........................................................
Bab 4. Standard Operasional Produksi ........................................................................
4.1 Pembuatana panduan Standar Operasional Prosedur.....................................
4.2 Tata cara Perawatan .........................................................................................
4.3 Prosedur Operasi Standar ................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................
Lampiran ......................................................................................................................
a) Mind mapping .........................................................................................
b) Poster ......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian umum


Kesehatan dan keselamatan kerja sering di artikan dengan proses pengamanan,
pencegahan terhadap bahaya- bahaya yang mungkin terjadi di bengkel atau perusahaan
dalam proses kerja yang di lakukan oleh manusia. Pengertian lain mendefinisikan k3 dengan
bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja dalam hal ini
Dosen, Mahasiswa dan Karyawan), bahaya- bahaya yang dapat muncul dari berbagai macam
factor yang terdapat dalam lingkungan kerja, bahaya akibat kerja atau k3 dapat dilihat atau
berdampak secara langsung, seperti luka luar tergores benda tajam, terjepit, tertimpa alat
berat dll. Dampak panjang akibat kecelakaan kerja di tempat kerja akan muncul setelah
sekian lama bekerja dan pada awalnya tidak di rasakan atau belum terlihat dampaknya misal
ketika kita bekerja di lingkungan yang mengandung banyak gas-gas kimia gas neon, gas co2
yang lama kelamaan akan menimpulkan penyakit dalam tubuh berupa kanker yang sangat
berbahaya.
Potensi- potensi yang timbul akibat kecelakaan kerja dapat kita minimalisir atau kita
kurangi untuk menghindarkan terjadinya cacat atau luka dalam tubuh tenega kerja,
mahasiswa, dosen/ instruktur dan sebagainya, dari tempat kita bekerja tersebut. Beberapa
cara untuk meminimalisir terjadinya potensi kecelakaan kerja yang sering terjadi akan kita
bahas dalam buku panduan ini. Ketika kita mengetahui bagaimana cara mencegah potensi
bahaya yang muncul tentunya kita kan semakin siap dalam bekerja atau melakukan praktikum
di bengkel mesin. Yang perlu di perhatikan K3 muncul bertujuan untuk :
1.Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan mahasiswadalam proses bekerja semua
lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun
kesehatan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan mahasiswa / praktikan yang diakibatkan oleh
tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi praktikan/ pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan
bahaya
yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara praktikan/ pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
5. Memperkecil atau menghilangkan potensi bahaya atau resiko kerja yang mengakibatkan
kesakitan, kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi.

1.2 Tujuan
Tujuan di susunnya buku ini adalah untuk memberikan informasi serta SOP mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja pembaca, khususnya mahasiswa ataupun dosen serta
karyawan yang berada di lingkungan bengkel mesin bubut dan cnc bengkel fabrikasi.
Menerapkan SOP kepada mahasiswa saat melakukan praktikum, menerapkan cara-cara
pencegahan kecelakaan kerja dalam bengkel mesin secara berkelanjutan.
1.3 Sasaran
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja laboraturium mesin bubut dan cnc bengkel
fabrikasi teknik mesin universitas negeri Yogyakarta adalah Dosen/ Instruktur, Mahasiswa,
Karyawan serta pengunjung bengkel yang terlibat langsung dalam proses pekerjaan dengan
alat ( mesin bubut dan cnc).
1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup K3 mencakup kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja terutama
pada ruang praktik kerja mesin bubut dan cnc, ruang dosen/ instruktur, dan kawasan bengkel
mesin.
BAB 2
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

2.1 Metode Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan dan keselamatan kerja berkaitan erat dengan kecelakaan kerja, ada
beberapa tipe tentang kecalakaan kerja yaitu kecelakaan kerja yang disebabkan oleh diri
sendiri, ergonomic, dan disebabkan oleh alat kerja. Kecelakaan kerja yang di sebabkan oleh
diri sendiri biasanya di sebabkan oleh penggunaan perlindungan diri yang kurang baik berupa
alat pengaman diri dan kesadaran diri atau konsentrasi pada saat bekerja kurang akibatnya
sering terjadi kelalaian dan mengakibatkan kecelakaan kerja, kecelakaan kerja akibat
ergonomic atau lingkungan berupa asap, cahaya, debu, posisi letak alat. kecelakaan kerja yang
di sebabkan oleh alat kerja dapat berupa umur atau usia alat yang sudah tua sehingga terjadi
karat, macet, bocor oli, dll.
Untuk memahami kesehatan dan keselamatan kerja secara menyeluruh dapat
menggunakan metode “ZEROSICKS”, metode ini merupakan gabungan beberapa komponen
penting yaitu hazard, Environtment, Risk, Observation / Opportunity / Occupational, Solution,
Implementasi, Culture / Climate / Control, Knowledge / Khowhow, Standarisasi.
2.1.1 haZard/ HAZARD
HAZARD atau potensi bahaya merupakan sifat-sifat intrinsic dari suatu zat, peralatan
atau proses kerja yang dapat mengakibatkan kerusakan atau membahayakan sekitarnya.
Potensi bahaya tersebut akan tetap menjadi bahaya tanpa dampak atau menimbulkan
kecelakaan (accident) apabila tidak terjadi kontak (exposure) dengan manusia secara
langsung. Proses terjadinya kontak (exposure) antara potensi bahaya dengan manusia dapat
di golongkan menjadi 3, yaitu manusia yang menghampiri potensi bahaya, potensi bahaya
yang menghampiri manusia secara amaliah, keduannya Antara manusia dan potensi bahaya
saling menghampiri satu sama lain.
Berdasarkan sumbernya, hazard dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Occupational Healh
Hazard (OHH) dan Occupational Safety Hazard (OSH).
2.1.1.1 Occupational Health Hazard
Occupational Health Hazard merupakan potensi bahaya di lingkungan kerja yang
mengakibatkan terjadinya gangguan kesehata dan keselamatan, dan penyakit akibat kerja
(PAK), kelompok OHH meliputi:
a. Physical hazard
Physical hazard atau bahaya fisis merupakan potensi bahaya yang berupa energy,
misal thermis (panas udara, mesin, radiasi, ledakan), dinamis ( motor, roda gigi,
pisau bubut, pemotong dll.)
b. Chemical hazard
Atau bahaya kimia merupakkan potensi bahaya yang berkaitan dengan bahan
kimia dalam bentuk gas, cair dan padat yang mempunyai sifat toksin dan beracun.
Misalnya zat kimia (antiseptic, insektisida, aerosol dll.), limbah B3 (limbah
electroplating), uap gas, debu, fume dll.
c. Biological hazard
Atau bahaya biologi merupakan potensi bahaya yang berasal dari makhluk hidup
yang berada di lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Misalnya bakteri, virus, jamur, hewan berbahaya, parasit, kuman, rodant dll.
d. Ergonomic
Aspek ergonomis merupakan potensi bahaya yang diakibatkan dari
ketidaksesuaian desain lingkungan kerja dengan pekerja, misalnya sikap kerja,
ukuran alat, desain tempat, system kerja, cara kerja dll.
2.1.1.2 Occupational Safety Hazard (OSH)
Merupakan potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja yang mengakibatka
terjadinya incident, injury, cacat gangguan proses, kerusakan alat bagi pekerja maupun proses
kerja. Kelompok OSH tersdiri dari:
a. Mechanical hazard
Bahaya mekanik merupakan potensi bahaya yang berasal dari benda atau proses
yang bergerak yang dapat menimbulkan dampak seperti benturan, terpotong,
tertusuk, terjepit, tersayat, tergores, jatuh dll.
b. Electrical hazard
Bahaya elaktrik merupakan bahaya yang berasal dari sumber arus listrik, seperti
listrik arus kuat, arus lemah, listrik statis, electron bebas.
c. Psychological hazard
Bahaya psikologis merupakan potensi bahaya yang berkaitan dengan aspek social
psikologi maupun organisasi lingkungan kerja yang dapat memberukan dampak
terhadap fisik dan mental pekerja.
Berdasarkan factor penyebabnya hazard dibedakan menjadi 3, yaitu : factor intern
(manusia), factor extern (luar), system manajemen.
a. Factor intern (manusia)
Merupakan potensi bahaya yang disebabkan oleh manusia saat bekerja,
misalya : human fact( perilaku, kondisi, fisik dll.)
b. Factor extern (luar)
Merupakan potensi bahaya yang berasal dari luar yaitu pada lingkungan sekitar
tempat kita bekerja, misalnya transportasi, cuaca, bencana alam dll.)
c. System Manajemen
Merupakan potensi bahaya yang berasal dari penerapan system manajemen
lingkungan kerja.
d. Factor mempangaruhi
Merupakan sifat dari setiap individu untuk mempercayai atau memberi sugesti
kepada rekan-rekannya yang berbeda-beda.
2.1.2 Environment
Environment, mengenal kondisi lingkungan sekitar (alam, udara, tanah, air) yang
menimbulkan nilai ambang batas (NAB).
2.1.3 Risk
Risk atau resiko kerja dalam pekerjaan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja(PAK)
dan kecelakaan akibat kerja(KAK), serta MSDS( material safety data sheet). Semua kondisi
dimana kondisi tersebut dapat menimbulkan dampak atau kecelakaan kerja biasanya di
hubungkan dengan resiko. Maka resiko dapat di artikan dengan kemungkinan terjadinya
suatu dampak atau konsekwensi.
Pengetahuan tentang resiko diperlukan untuk mengetahui proses perkembangan
bahay menjadi dampak atau konsekwensi, sehingga kita dapat menghentikan proses tersebut
agar tidak terjadi konsekwensi. Pengelolaan resiko dalam tempat kerja merupakan salah satu
metode yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak. Pengelolaan resiko (risk
management) dilakukan dengan menggunakan metode:
1. Identifikasi resiko, pertama mengenali bahaya (hazard) di tempat kerjayang terdapaat
pada pekerjaan.proses identifikasi resiko yang perlu diketahui adalah jenis hazard
yang terjadi, pada kelompok mana.
2. Analisis resiko, setelah mengenali bahaya dan resiko yang ada, langkah selanjutnya
menganallisis besar dan tingkatan resiko. Prinsip analisis resiko adalah menghitung
seberapa besar kemungkinan terjadinya kontak (exposure) terhadap bahaya (hazard)
dan seberapa besar derajat konsekwensi yang akan terjadi, teingkat resiko yang sudah
di hitung kemudian ditentukan masuk kedalam kriteria resiko rendah atau tinggi.
3. Pengendalian resiko, pengendalian resiko sangat berdampak pada tingkat derajat
resiko yang ada. Pengendalian resiko dapat dilakukan dengan,
a. pengendalian engginering, yaitu pengendalian resiko dengan melakukan
perubahan desain system kerja, pemasangan alat pengaman kerja dan sebagainya.
b. Pengendalian administrative, dengan melakukan
1) membuat standard operating procedure (SOP), pengaturan waktu pembagian
kerja (shift work), rotasi dll.
2) mengadakan pelatihan.
3) penggunaan alat pelindung diri.

4. Pemantauan, yaitu melakukan pemantauan terhadap pekerja atau mahasiswa yang


sedang melakukan praktikum di bengkel, pemantauan meliputi SOP, penggunaan alat
keselamatan kerja dll.

2.1.4 Observation / opportunity / occupational


Pada komponen ini kita mengamati tingkat resiko bahaya, yang berdampaknya
terhadap lingkungan, mesin peralatan maupun manusia/ mahasiswa (pekerja)dengan
menggunakan analisis 5W +1H (what, were, when, who, whey, how).
2.1.5 Solution
Mencari alternative solusi SMART (specifics, measurable, action, realistic, time) yang
akan dilakukan setelah melakukan observasi.
2.1.6 Implementasi
Implementasi, yaitu menerapkan prosedur kerja (SOP) dan solusi dengan cara KISS (
koordinasi, integrasi, sinkron, sinergi, simple). Dalam pelaksanaan praktikum di bengkel.
2.1.6 Culture / Climate / Control
Yaitu dengan cara melakukan pembudayaan K3 di lingkungan kerja, kemudian
dilakukan control, monitoring dan evaluasi secara berkala.
Mengontrol pelaksanaan pembudayaan Kesehatan dan keselamatan kerja yang di
lakukan oleh dosen, mahasiswa maupun karyawan yang berada di lingkungan bengkel atau
tempat kerja.
2.1.7 Knowledge / knowhow
Mengetahui perkembangan-perkembangan informasi tentang K3, melakukan
pengembangan untuk penelitian dan diklat sebagai tindakan lebih lanjut untuk
mengantisipasi bahaya-bahaya baru yang muncul secara tiba-tiba.
2.1.8 Standarisasi
Standarisasi merupakan aturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3,
seperti UU K3, peraturan mentri, ISO, NIOSH, OHSAS.
a. Undang-Undang
1. UU No.1 tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja
2. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
b. Keputusan Mentri
1. Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI Nomor ke- 51/Men/1999 Tentang Nilai
Ambang Batas
2. Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja.
3. Dll.

BAB 3
ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI
BENGKEL MESIN BUBUT

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja mutlak harus di lakukan setiap saat
dimana mahasiswa maupun pekerja akan melakukan praktikum atau pengerjaan suatu bahan
kerja, namun ternyata masih di temukan beberapa kelalaian dari mahasiswa maupun pekerja
dalam pelaksanaan K3 ini. Berdasarkan Analisis K3 dengan menggunakan metode
“ZEROSICKS” yang telah di jelaskan di bab sebelumnya. Terdapat beberapa hal yang dapat
menimbulkan Potensi Bahaya di bengkel / lab. Bengkel Mesin Bubut & CNC. Berikut akan kami
ulas beberapa hal yang perlu di perbaiki demi terselanggaranya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di bengkel Mesin Bubut & CNC dengan baik.
3.1 Analisis HaZard
a. Physical hazard (bahaya fisis) pada bengkel Mesin Bubut:
1. Secara Thermis dapat di jabarkan sebagai berikut
Di dalam bengkel mesin bubut kurang luas ventilasi udara untuk sirkulasi
udara segar dan juga tidak ada pendingin ruangan, panas yang di timbulkan
akibat mesin-mesin bubut juga di biarkan begitu saja bercampur dengan
udara bebas.
2. Bahaya fisis dinamis, Roda penjepit bahan(pada mesin bubut) banyak yang
sudah tidak ada tutupnya sebagai pengaman dari terjadinya gesekan atau
jepitan saat proses kerja.
3. Debu yang berterbangan masih terlihat karena lantai sebagian masih kotor
akibat proses kerja sebelumnya yang blum di bersihkan di beberapa tempat,
4. Suara bsing yang muncul dari mesin bubut & CNC, dapat mengganggu
indera pendengaran.

b. Chemical hazard (bahaya kimia),


Terdapat beberapa tempat atau mesin bubut yang memiliki potensi bahaya
kimia, yaitu minyak yang di gunakan untuk membersihkan sekaligus melumasi
mesin bubut bocor hingga ke lantai, sehingga ini dapat menyebabkan kecelakaan
terpeleset, terjatuh dll.
Zat pembersih alat/ anti karat yang menimbulkan bau menyengat.
Gambar tumpahan oli sampai ke lantai tempat kerja

Gambar tumpahan oli sampai ke lantai tempat kerja

c. Biological hazard
Bahaya biologi yang terdapat pada bengkel mesin bubut dan sekitarnya, yaitu:
racun berupa uap gas yang berasal dari minyak pelumas mesin dan bahan praktik.,
limbah hasil produksi/ bakteri yang muncul akibat lingkungan yang tidak bersih
dan tidak kondusif.
Gambar sampah yang berserakan yang dapat menimbulkan kuman sekaligus
bakteri yang mengancam kesehatan

Gambar sampah yang berserakan yang dapat menimbulkan kuman sekaligus


bakteri yang mengancam kesehatan.
d. Ergonomis
Dilihat dari segi ergonomis bengkel mesin masih kurang memiliki ruangan yang
luas, walaupun alat kerjanya / mesin mencukupi teapi desain ruangannya tidak
mendukung untuk dapat praktik dengan nyaman dan aman. Ukuran alat yang
berbeda-beda, posisi peletakan barang barang yang kurang tepat dapat
menimbulkan bahaya dari segi ergonomis.
Garis pembatas alat dengan jalan juga sudah tidak jelas, dan perlu untuk di cat
ulang.
Penempatan mesin yang kurang ergonomis, garis pembatas sudah terhapus.

e. Mechanical hazard
Potensi Bahaya yang mungkin terjadi dari segi mekanik ialah, putaran mesin
yang tidak ada pelindungnya yang terdapat di sebagian besar mesin bubut yg kecil.
Pintu Mesin CNC yang tidak tertutup rapat dapat menyebabkan bahaya terjepit
pintu. Oli mesin yang tumpak ke lantai dapat menimbulkan potensi bahaya
terpeleset.

Mesin bubut yang tidak menggunakan pelindung penutup dari putaran mesin
Mesin gerinda di lingkungan bengkel bubut tidak memiliki penutup dari percikan
api pada saat menggerinda.

f. Electrical hazard
Bahaya elektrik yang terdapat di dalam bengkel mesin bubut dan CNC, berikut
analisisnya:
Pada bagian alat mesin bubut terdapat kabel yang terkelupas dan tidak di beri
isolasi, hal ini sangat membahayakan bagi setiap pengguna bengkel tersebut.
Potensi bahaya yang akan terjadi ialah tersetrum listrik arus tegangan tinggi 3 fase
yang dapat merusak jaringan syaraf dalam tubuh hingga menimbulkan kematian.
Gambar kabel listrik terkelupas dan tidak di beri isolasi, gambar rool kabel yang
tidak di rapikan setealah praktikum.
(lokasi stop kontak yang sulit di jangkau).

g. Psychological hazard
Potensi bahaya psikologis yang mugkin terjadi di dalam bengkel mesin ialah
stress karena suasana bising akibat dari penempatan mesin satu dengn yang
lainnya sangat dekat. Tidak ada jarak ruangan untuk beristirahat sejenak menjadi
factor timbulnya kecapean, lelah, lemah, lesu sehingga mempengaruhi kerja kita
tidak optimal seperti yang di harapkan.
3.2 Analisis Environtment
Environtment meliputi Nilai Ambang Batas (NAB) mengenai kondisi lingkungan
sekitar (alam, udara, air, tanah). Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB
adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari
untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
NAB di Indonesia ditetapkan untuk pertama kalinya berdasarkana hasil
lokakarya di Cibogo tahun1974 dan di Godong lebih lanjut oleh Komisi Tetap NAB yang
beranggotakan wakil-wakil instansi pemerintah terkait, professional, dan lembaga
peneliti. Secara yuridis di tetapkan pertama kalinya dengan SE Mentri Tenaga Kerja
No. SE-01/MEN/1978
Nilai-nilai Ambang Batas dievaluasi dan di-update secara berkala oleh Komisi
Tetap NAB.
Kegunaan NAB adalah untuk :
1. Sebagai kadar standar untuk perbandingan
2. Sebagai pedoman untuk perencanaan proses produksi dan perencanaan
teknologi pengendalian
3. Sebagai dasar subtitusi
4. Membantu menentukan diagnose gangguan kesehatan, timbulnya penyakit-
penyakit dan hambatan-hambatan efisiensi kerja
3.3 Analisis Risk
Dalam analisis risk terdapat poin penting yaitu:
1. Penyakit akibat kerja (PAK)
2. Kecelakaan akibat kerja (KAK)
Dalam analisis di bengkel mesin kami menemukan beberapa hal beraitan
dengan Risk/ resiko di tempat kerja.
1. Penyakit akibat kerja (PAK)
Penyakit yang timbul akibat kerja di bengkel bubut jika kondisi seperti di atas
maka akan terjadi radang pernafasan akibat polusi debu di udara dan kurangnya
saluran ventilasi di ruangan bengkel,
Mudah terkena flu dan infeksi akibat kondisi kebersihan lingkungan tempat praktik
tidak di jaga dengan baik.
Pendengaaran pekerja akan terganggu karena suara bising yang ada di bengkel
bubut.
2. Kecelakaan akibat kerja (KAK)
Pekerja dalam hal ini mahasiswa maupun dosen, akan mudah mengalami
kecelakaan di antaranya, terpleset akibat terdapaat minyak atau oli yang
berceceran di lantai tempat kerja.
Luka terkena putaran mesin akibat dari tidak ananya pelindung/ penutup mesin
bubut.
Terjepit pintu CNC, sangat mungkin terjadi karena pintu sering di buka dan di
tutup.
Tesengat listrik tegangan tinggi karena ada kabel saluran listrik yang terkelupas
dan belum di perbaiki, dan juga peletakan rool kabel yang di letakan sembarangan.
Tertusuk logam, karena ada beberapa potongan logam yang masih tertinggal di
dalam ruang praktik.
3. Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data Sheet (MSDS)
Adalah merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam
penggunaan bahan- bahan kimia berbahaya. Pembuatan MSDS dimaksudkan
sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan supervisor yang akan melakukan
proses pekerjaan dan mengolah bahan didalam industri maupun bengkel.
Terdapat beberapa lembar data sheet yang sudah rusak dan tidak bisa di baca atau
di gunakan lagi sebagai data acuan untuk praktik kerja bengkel mesin bubut.
3.4 Analisis “ZEROSICKS” secara keseluruhan beserta solusinya.
a. Ruangan yang kurang saluran udaranya

Ventilasi untuk saluran udara untuk keluar sudah ada tetapi untuk saluran
udara masuk masih kurang.

Ventilasi udara dengan saluran secara keseluruhan dari mulai udara masuk
sampai dengan udara keluar.
Solusinya yaitu:
1. Dengan membuka lebar-lebar cendela ruangan pada saat akan melakukan
praktik di bengkel.
b. Dari segi kimia,
yaitu tumpahan oli yang tercecer sampai ke lantai akan menimbulkan potensi
bahaya biologi, mekanik.

Tumpahan oli yang tercecer ke lantai tempat praktik


Dapat menimbulkan potensi bahaya dari segi
Biologichal hazard: menimbulkan bau & zat beracun.
Dari segi mechanical hazard akan menimbulkan potensi bahaya terpeleset dan
terjatuh.

Lantai yang bersih dari kotoran atau tumpahan oli aman bagi mahasiswa
maupun dosen yang akan melakukan proses pekerjaan.
Solusi :
1. Membersihkan lingkungan kerja setiapkali selesai melakukan praktik kerja.
2. Menggunakan SOP.

c. Terdapat banyak potensi bahaya yang muncul dari gemabar berikut.

spindel

Bahaya fisis: menimbulkan debu atau partikel-partikel kecil berterbangan.


Roda spindle yang terbuka dapat menyebabkan tangan terjepit atau terkena
putaran mesin.
Bahaya makanik: partikel- partikel sisa pembubutan dapat menimbulkan
potensibahaya tertusuk, tersayat & tergores.
Peletakan alat kebersihan yang sembarangan dapat menimbulkan berbagai
potensi bahaya.
Posisi spindle harus tertutup guna menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Lingkungan mesin yang bersih dari partikel-partikel sisa penggunaan.
Solusi :
1. melakukan praktik sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada SOP.
2. menggunakan alat keselamatan/ Alat Pelindung Diri, yang berupa kaca mata,
sarung tangan, masker, sepatu standar, pakaian kerja.

d. Sampah sisa proses kerja

Bahaya biologis : dapat menjadi potensi untuk tempat bakteri berkembang.


Menimbulkan bau tidak sedap.
Bahaya mekanik : menimbulkan potensi bahaya tertusuk.
Bahaya psikologi : menimbulkan stress
Lingkungan tempat kerja harus selalu dalam kondisi bersih.
Solusi :
1. membung sampah atau hasil sisa proses produksi (limbah) pada tempat
sampah yang telah di persiapkan sesuai dengan sifat dan jenis limbah.

e. Ergonomis

Dari segi ergonomis : jarak penempatan mesin-mesin bubut satu dengan yang
lainnya terlalu dekat, sehingga mahasiswa yang sedang melaksanakan praktik
kurang leluasa dalam mengerjakan proses kerja.
Garis pembatas Antara jalan dengan mesin perlu di cat ulang.
Tempat kerja yang ergonomis.
Solusi :
1. dengan melakukan praktik secara bergantian, dibagimenjadi beberapa
shiff. Satu shiff terdiri dari satu kelompok yang beranggotakan 5-10
mahasiswa.
2. Selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja.

f. Kelistrikan / elektrik

Bahaya elektrik : tersengat listrik arus kuat 3 fase, electron bebas.


Pengamanan kabel listrik dengan isolasi.
Solusi :
1. Mengamankan setiap kabel yang terkelupas dengan memberi isolasi pada
setiap ujung-ujungnya.
2. Waspad terhadap bahaya kejutan listrik yang tiba-tiba muncul.

g. Peletakan alat

Bahaya mekanik : dapat membuat kaki tersandung, jatuh.


Terjepit alat.
Ergonomis : peletakan tidak sesuai dengan tempatnya.
Segi alat : alat mudah rusak dan memper pendek usia mesin.
Di sekeliling lokasi mesin bubut tidak berserakan barang-barang yang tidak di
perlukan.
Solusi :
1. Meletakan alat/ bahan praktik kedalam meja praktik atau rak atau almari
penyimpanan alat.
2. Selalu membersihkan lingkungan tempat praktik.

h. Material Safety Data Sheet

Terdapat beberapa bagian data sheet yang di gunakan tidak layak atu sobek-
sobek.
Hal ini dapat mengganggu mahasiswa yang akan melakukan praktik.
Mahasiswa harus selalu tahu bagaimana kondisi keadaan mesin yang akan
digunakan untuk praktik, jangan sampai mahasiswa salah menggunakan mesin
yang rusak, hal ini mungkin terjadi jika data sheet / data pemakaian alat
tersebut rusak atau bahkan tidak ada.
Solusinya yaitu :
1. Selalu mengcek lembar data sebelum memulai pekerjaan.
2. Menanyakan kepada instruktur apabila terjadi perbedaandata atau
hilangnya lembar data.

i. Peletakan alat praktik

Alat praktik yang tersusun tidak rapi. Menimbulkan potensi bahaya:


Mechanical hazard : terjepit, tergencet, kejatuhan pada saat akan mengambil
atau mengembalikan alat peraktik.
Ergonomic : kondisi sangat tidak ergonomic, mengurangi kapasitas
penyimpanan alat pada rak penyimpan.
Alat : alat akan mudah rusak karena saling bertumbukan, saling bergesekan
satu dengan yang lainnya.
Alat setelah di tata dengan rapi, memungkinkan penyimpanan dengan
kapasitas yang lebih banyak. Mengrangi potensi bahaya yang muncul.
Salusinya yaitu dengan :
1. Meletakkan alat atau bahan praktik ke dalam rak secara rapi berurutan.
2. Berhati-hati alam meletakkan alat atau bahan kedlaam almari alat.

j. Meja alat

Bahan-bahan saling bercampuran dan tidak tertata dengan rapi.


Potensi bahaya mekanik: penempatan yang tidak rapi, kejatuhan benda.
Bahaya fisis: debu yang susah di bersihkan, partikel-pertikel kecil yang
menempel pada benda-benda.
Ergonomis : penempatan meja yang tidak sesuai dengan kapasitas alat/ bahan.
Alat/ bahan tidak tersusun rapi.

Meja yang selalu bersih sebelun dan sesufah digunakan.


Ergonomis.
Solusi :
1. Membersihkan meja dari bahan praktik setiapkali selesai praktik.
2. Meletakkan barang ke meja dengan hati-hati
3. Tidak semua bahan di letakkan di meja yang sama, ambil secukupnya saja
kemudian yang lainnya bisa di letakkan atau di simpan si salam almari atau
rak.

k. Almari bahan

Almari bahan seharusnya selalu dalam kondisi trtutup jika tdak di gunakan.
Potensi bahaya (hazard) mekanik: terjepit pintu, kejatuhan bahan praktik.
Ruang praktik menjadi kurang ergonomis.
Almari di tutup rapat setelah digunakan untuk mengambil maupun
menyimpan bahan praktik.
Solusi :
1. Selalu menutup pintu almari setiapkali akan mengambil atau
mengembalikan alat dan bahan.
2. Menata rapi bahan-bahan yang ada di almari.

l. Rak bahan

Bahaya ergonomis : penataan yang kurang teratur, berat bahan tidak di


sesuaikan dengan desain tempat atau rak bahan.
Bahaya mekanik : rak mudah jebol dan merusak bahan lainnya yang berada di
bawahnya. Bahan dapat jatuh dan menimpa kaki mahsiswa yang akan
mengambil atau mengmbalikan bahan.
Pengunaan rak bahan ditata di bedakan sesuai dengan tipe bahan yang akan
di simpan, ukuran, berat, kegunaannya agar lebih ergonomis.
Solusinya:
1. Meletakkan bahan di rak sesuai dengan jenis dan ukurannya
2. Membagi rak dengan bebrapa bagian kelompok bahan
3. Meletakkan dengan rapi
4. Selalu membersihkan rak atau bahan praktik.

m. Rak tembok

Ditemukan banyak alat yang tidak di kembalikan pada posisi semula yaitu
tertempel di tempatnya.
Ergonomis : tidak sesuai prosedur, sikap kerja masih kurang.
Semua alat tertata rapi sesuai tempatnya.
Solsinya :
1. Mengembalikan alat sesuai pad tempatnya
2. Jangan menukar-nukar tempat alat
3. Mengembalikan alat dengan tepat waktu
4. Mengganti barang yang hilang karena kelalaian diri sendiri

n. Ketertinggalan alat

Masih banyak di jumpai alat atau bahan praktik yang tertinggal di mesin, hal
ini akan menimbulkan potensi bahaya yang serius.
Mesin harus dalam kondisi bersih setiap kali selesai di gunakan untuk praktik
kerja,
Bahaya ergonomis : sistem kerja atau cara kerja mahasiswa masih belum baik.
Peletakan bahan praktik yang tidak sesuai dengan tempatnya.
Bahaya psikologis : stress, lelah letih.

Mesin dalam kondisi rapi, bersih dari segala macam kotoran.


Solusinya:
1. Jangan meninggalkan bahan praktik di mesin tempat bekerja
2. Cek ulang bahan sebelum meninggalkan lokasi kerja
3. Selalu cek list data

o. Penataan ruang

Peletakan mesin kurang sesuai.


Ergonomis : mesin berada di tengah-tengah jalan dapat mengganggu lalu lintas
pekerja/ mahasiswa.
Garis pembatas antara wilayah mesin dengan jalur untuk jalan tidak ada.
Ruangan bengkel yang luas, jarak renggang antara mesin satu dengan yang
yainnya.
Garis pembatas antara wilayah mesin/ kerja dengan jalur untuk jalan terlihat
jelas.
Solusinya :
1. Mengecat ulang garis pembatas antara mesin dengan jalur untuk jalan
2. Merapikan mesin setelah di gunakan
3. Jangan menggeser mesin dari tempatnya.

p. Ruangan tidak rapi

Kursi tidak tertata dengan rapi, faktor ergonomis : tikdak efisien dan efektive,
ruangan menjadi kurang leluasa untuk praktik.
Kursi setelah ditata dengan rapi. Menjadi semakin ringkas dan nyaman untuk
melakukan praktik.
Solusinya :
1. Bertanggung jawab atas tempat praktik atau ruangan yang sedang
digunakan.
2. Merapikan ruangan praktik, meliputi meja, alat, bahan, kebersihan dll.

q. Pendingin ruangan

Pendingin ruangan pada tipe ini dapat menimbulkan bahaya yaitu bahaya fisis,
udara di dalam ruangan hanya akan berputar-putar di dalam saja, tidak ada
surkulasi udara dari luar ruangan masuk ke dalam ruangan dan sebaliknya.
Sirkulasi udara yang lancar.
Solusi :
1. Menggunakan masker pada saat memasuki ruangan bengkel
2. Menggunakan ruangan dengan efektiv, jangan terlalu berlama-lama di
dalam ruangan yang memiliki saluran ventilasi kurang.

r. Limbah

Kurangnya tempat sampah sehingga menyimpannya di serok sampah.


Alat kebersihan yang tergeletak sembarangan .
Potensi bahaya dapat mengganggu lalulintas pekerja,tidak ergonomis.
Menyebabkan jatuh tersandung.

Menyediakan tempat alat kebersihan, menggunakan dan mengembalikan alat


kebersihan dengan rapi.
Solusi :
1. Melakukan piket kebersihan ruangan, membersihkan ruangan secara
kontinyu.
2. Merapikan alat setelam melakukan praktik

s. Tempat sampah

Sampah yang kurang tepat peletakannya, prosesnya berbeda.


Ergonomis: ribet dalam mengambil dan mengumpulkan sampah.
Menyaring sampah ke dalam bak sesuai dengan sifatnya.

Menyediakan bak yang lebih banyak dan berbeda-beda sesuai dengan sifat dan
jenis sampah atau limbah yang di hasilkan.
Solusi :
1. Melakukan piket kebersihan ruangan, membersihkan ruangan secara
kontinyu.
2. Merapikan alat setelam melakukan praktik
3. Membuang sampah atau limbah sisa prakrik kerja sesuai dengan
tempatnya.

4. Perlindungan alat kerja

a. Pintu penutup
dapat mengurangi potensi kecelakaan secara mekanik,fisis,ergonomis.
Mengurangi potensi bahaya yang di lakukan manusia (human erorr) saat proses kerja.

Pintu yang tidak tertutup dapat menimbulkan potensi bahaya terjepit, terciperat
bahan zatkimia & partikel-partikel dari bahan praktek.

Pintu dalam kondisi tertutup rapat saat dan setelah praktek di laksanakan.
Solusi :
1. Selalu menutup pintu dengan rapat sebelum proses dimulai.
2. Selalu berhati-hati.
b. Alat pemadam kebakaran (APAR)

Ergonomis : peletakan APAR yang kurang tepat, tidak strategis, sulit di jangkau.

Peletakan dan pemasangan APAR yang benar.


Solusi :
1. Memindahkan lokasi APAR ke lokasi yang lebih strategis, yang mudah di jangkau
oleh semua orang.
2. Merawat dan memberi tanda pada sekeliling APAR
5. Perlindungan diri
a. Kaca mata , masker, sarung tangan, WERPACK

Perhatikan perbedaan antara orang yang berada di sebelah kiri dan kanan,
Orang yang berada di sebelah kiri, Tidak menggunakan alat pelindung diri
sedangkan orang yang berada di sebelah kanan menggunakan alat pelindung
diri sesuai dengan SOP untuk mencegah dari terjadinya kecelakaan akibat
kerja.

Kacamata pelindung dari percikan benda-benda tajam,asap, debu, sisa-sisa


partikel pembubutan dll..

Sarung tangan kerja, digunakan untuk mencegah dari potenci bahaya terkena
benda tajam, partikel-partikel besi seisa pembubutan, menghindari dari
bahaya gesekan atau luka.
Masker sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan, digunakan untuk
pencegahan terhadap poyensi bahaya akibat faktor fisis, ergonomic,biologi.
Yang dapat mengancam keselamatan pekerja.

s epatu

Penggunaan alat pelindung diri dengan LENGKAP.


Sepatu standard industri, untuk antisipasi apabila terjadi keselakaan akibat
kerja, misal : kejatuhan benda atau alat praktik, terjepit benda dll.
WERPACK atau baju praktik, trbuat dari bahan khusus yang lebih kuat
terhadap daya sobek, mudah digunakan serta aman.

b. P3K ( untuk antisipasi)

Kotak P3K yang kurang terawat, tidak ada obat-obatan yang seharusnya di
persiapkan.
Kotak P3K yang Ideal.
Harus berada pada tempat yang strategis dan mudah di jangkau.
Berisi obat-obat untuk penanganan kecelakaan kerja.

c. Tombol Emergensi / darurat

Tombol emergency berfungsi untuk antisipasi mencegah terjadinya


kecelakaan apabila terjadi konsleting listrik atau terjadi kecelakaan kerja yang
menggunakan sumber listrik. Seluruh arus listrik yang menuju ke bengkel yang
di gunakan untuk mesin-mesin praktik akan terputus seketika, ketika tombol
emergency di tekan. Tombol ini bisanya terletak di sekitar ruang instruktur atau
pada tempat yang strategis.
Namun hampir di seluruh bengkel yang berada di Universitan Negeri
Yogyakarta belum memiliki tombol emergency ini. Untuk itu sangat di
harapkan bagi pemimpin-pemimpin Univ. untuk dapat mengadakan salah satu
alat antisipasi dari kecelakaan ini di setiap-tiap bengkel ataupun laboraturium.
d. Jalur evakuasi

Jalur evakuasi sangat penting sebagai salah satu petunjuk apabila


dalam kondisi darurat, konsidi dimana terjadi bencana alam, reruntuhan
bangunan yang sudah tua. Jalur evakuasi terdapat dari dalam bengkel menuju
jalan alternativ yang mudah dan cepat untuk menuju tempat yang aman dari
bencana.
BAB 4. STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR

4.1 Pembuatan Panduan Standard Operasional Prosedur


Panduan Standard Operasional Prosedur dibuat berdasarkan kesepakan Dosen
Fakultas Teknik jurusan pendidikan teknik mesin Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal
5 Agustus tahun 2007, dengan ketentuan sebagai berikut:
4.1.1 Tata Cara Perawatan
1. Membersihkan mesin secara rutin sesudah dan sebelum digunakan
2. Pelumasan pada bagian bed mesin dan bagian komponen mesin
3. Chek bagian-bagian mesin tetap lengkap dan berfungsi baik
4. Running mesin (menjalankan awal mesin) sebelum pemakaian untuk praktik
5. Pemeriksaan cairan pendingin (coolant) dan tambahkan cairan pendingin bila
perlu
6. Pelumasan dengan grease / minyak oli / cairan anti korosi pada komponen meja
mesin yang tidak berlapis cat

4.1.2 Prosedur Operasi Standar


1. Tulis dan catat data pemakaian mesin pada lembar data mesin
2. Pembersihan & pelumasan pada mesin, sebelum mesin digunakan untuk
praktik
3. Perksa dan pastikan komponen tombol-tombol listrik & bagian mekanik mesin
siap digunakan
4. Running mesin beberapa saat sebelum mesin digunakan
5. Siapkan peralatan bantu sesuai jenis keperluan pekerjaan pembubutan atau
joob sheet
6. Setting pahat bubut pada toop post
7. Cekam benda kerja pada pencekam chuckmesin bubut atau pada dua senter
mesin
8. Tekan tombol mesin hidup sehingga spindel mesin / benda kerja berputar
9. Atur RPM mesin sesuai dengan tabel putaran mesin
10. Atur kecepatan pemakanan pahat secukupnya pada benda kerja
11. Atur kedlaman pemakanan pahat bubut
12. Lakukan pembubutan sesuai keperluan gambar kerja
13. Tekan tombol untuk pendinginan pada pahat bubut
14. Check ukuran dimensi yang dipersyaratkan gambar keja
15. Setelah selesai matikan mesin dan lepaskan benda kerja
16. Posisikan kembali semua tombol-tombol & handel-handel mesin dalam
keadaan normal
17. Bersihkan dan lumasikembali mesin setelah digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

HSP-Team. (2011). Pemahaman tentang bahaya (Hazard).


Diaskes dari
#http://heathsafetyprotection.com/pemahaman-tentang-resiko-risk/, tanggal 18
juli 2012
HSP-Team. (2011). Pemahaman tentang resiko (Risk).
Diaskes dari
#http://heathsafetyprotection.com/pemahaman-tentang-resiko-risk/, tanggal 18
juli 2012
Kertonegoro S. (1993). Peningkatan prosuktivitas sekaligus perbaikan tempat
kerja, yogyakarta: pt. komunikajaya pertama
Soedirman. (2011). Higiene perusahaan. Magelang: justisia teknika
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. MINDMAPPING

2. POSTER

Anda mungkin juga menyukai