Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

ANALISA ANTROPOMETRI TERHADAP LIMA PRODUK

DOSEN PENGAMPU:
Ratih Rahmawati, S.T., M.T.

DISUSUN OLEH:
1. Venansius Nono D1061141033
2. Syahrezi Vasha Zuardi D1061181015
3. Sinta Fitriana D1061181037

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1 Antropometri ........................................................................................ 4
2.1.1 Definisi Antropometri ................................................................. 4
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Antropometri ...................... 4
2.1.3 Prinsip Antropometri dalam Perancangan Produk ..................... 6
2.2 Persentil ................................................................................................ 7
2.3 Allowance ............................................................................................. 8
2.4 Jenis Antropometri ............................................................................... 8
2.5 Penggunaan Antropometri.................................................................. 13
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA ....................................................... 15
3.1 Produk ................................................................................................ 15
3.1.1 Ember ........................................................................................ 15
3.1.2 Tiang Infus ................................................................................ 15
3.1.3 Barbel ........................................................................................ 16
3.1.4 Tongkat Kruk ............................................................................ 17
3.1.5 Kipas Angin .............................................................................. 17
3.2 Antropometri Dalam Masing-masing Produk .................................... 18
3.2.1 Antropometri Produk Ember .................................................... 18
3.2.2 Antropometri Produk Tiang Infus ............................................ 19
3.2.3 Antropometri Produk Barbel .................................................... 19
3.2.4 Antropometri Produk Tongkat Kruk ........................................ 20
3.2.5 Antropometri Produk Kipas Angin ........................................... 20
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 21

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura ii
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

4.1 Kesimpulan......................................................................................... 21
4.2 Saran ................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura iii
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Antropometri Tubuh Manusia ............................................................. 8
Gambar 2.2 Antropometri Tangan Manusia ......................................................... 10
Gambar 2.3 Antropometri Kepala ......................................................................... 11
Gambar 2.4 Antropometri Telapak Kaki .............................................................. 12
Gambar 3.1 Ember ................................................................................................ 15
Gambar 3.2 Tiang Infus Besi ................................................................................ 16
Gambar 3.3 Barbel ................................................................................................ 16
Gambar 3.4 Tongkat Kruk .................................................................................... 17
Gambar 3.5 Kipas Angin....................................................................................... 18

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura iv
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Pesentil ......................................................................................... 7
Tabel 2.2 Keterangan Dimensi Tubuh .................................................................... 9
Tabel 2.3 Keterangan Dimensi Tangan ................................................................. 11
Tabel 2.4 Keterangan Dimensi Kepala dan Kaki .................................................. 12

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura v
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari, sering dijumpai banyak hal yang dapat yang di-
deskripsikan dalam sebuah data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus
diolah terlebih dahulu menjadi suatu data yang mudah dibaca dan dianalisa,
akan tetapi bagaimana penyajian data yang didapat tentunya berbeda-beda,
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penyaji data. Antropometri merupakan
ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna
merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok.
Jadi, secara luas antropometri dapat digunakan sebagai pertimbangan
ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja
yang memerlukan interaksi manusia.
Pada dasarnya antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari
tentang pengukuran tubuh manusia, ukuran tubuh manusia bervariasi
berdasarkan umur, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan,
antropometri interaksi antara ruang dengan manusia secara dimensional dapat
menimbulkan dampak antropometris, yaitu kesesuaian dimensi-dimensi ruang
terhadap dimensi tubuh manusia.
Setiap produk pada umumnya kurang memperhatikan dimensi yang
dipakai pada alat yang dirancang. Sering terjadi ketidaknyamanan setelah
memakai alat yang digunakan oleh masyarakat umum. Desain ulang produk
yang mengalami masalah tersebut adalah sebuah langkah perbaikan agar
mendapatkan kondisi alat yang sesuai dengan pemakaian pada
ukuran standart yang ada. Produk yang akan didesain ulang yaitu ember, tiang
infus, barbel, tongkat kruk, dan kipas angin. Diantara produk tersebut sering
dijumpai ketidak nyamanan yang dirasakan oleh pemakai. Diharapkan dengan
desain ulang produk ini akan menjadi lebih baik dan mampu memberikan
kenyamanan pada pemakai.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian laporan lebih terarah
dan terfokus maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 1
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

1. Bagaimana cara menentukan dimensi yang digunakan dalam perancangan


produk yang telah dibuat ?
2. Bagaimana pengaplikasian faktor allowance terhadap perancangan suatu
produk ?
3. Bagaimana cara perancangan suatu produk dan konsep persentil dapat
berguna untuk pertimbangan dalam merancang produk tersebut ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari analisa yang dilakukan kali ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui cara menentukan dimensi yang digunakan dalam perancangan
produk yang telah dibuat.
2. Mengetahui pengaplikasian faktor allowance terhadap perancangan suatu
produk.
3. Mengetahui cara perancangan suatu produk dan konsep persentil dapat
berguna untuk pertimbangan dalam merancang produk tersebut.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan pembaca dalam
mempelajari dan mengetahui isi laporan analisa perbaikan suatu produk.
Berikut merupakan uraian singkat mengenai gambaran pada masing-masing
bab melalui sistematika penulisan yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pertama berisi uraian tentang latar belakang
penulisan yang digunakan untuk memberikan pemahaman, permasalahan yang
dihadapi serta mengenai apa yang disampaikan. Tujuan digunakan untuk
menentukan dan merumuskan apa yang dikerjakan. Rumusan Masalah yang
digunakan untuk menentukan apa yang akan dibahas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka dalam sebuah susunan laporan diartikan sebagai
penegasan terhadap batasan-batasan karya ilmiah atau laporan. Tinjauan
pustaka laporan ini berisi definisi antropometri, factor-faktor yang
mempengaruhi antropometri, prinsip antropometri dalam perancangan produk,
persentil, allowance, jenis antropometri, dan penggunaan antropometri.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 2
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

BAB III PEMBAHASAN


Tahap pembahasan mengenai hasil pengamatan yang telah dilakukan
sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat menjawab persoalan-
persoalan yang dalam pengamatan. Pembahasan didalam laporan ini berisi
tentang produk yang akan di desain ulang dan antropometri dalam masing-
masing produk.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa kesimpulan juga merupakan bagian dimana penulis laporan
menyimpulkan seluruh pembahasan. Sedangkan pada bagian saran adalah
harapan penulis yang ditujukan kepada pihak berwenang sesuai dengan topik
laporan yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 3
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antropometri
Ilmu Antropometri adalah bagian dari ergonomi yang khusus dalam
mempelajari ukuran tubuh. Antropometri memiliki beberapa definisi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi antropometri. Antropometri juga memiliki
jenis-jenis serta prinsip-prinsip yang digunakan dalam melakukan perancangan
produk.
2.1.1 Definisi Antropometri
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan
“metri” yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi
tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan
adiposa atau lemak. Menurut Wignjosoebroto, antropometri adalah studi
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia
(Wignjosoebroto, 2008). Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran
tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika
merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar
diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota
tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya sederhana, aman,
dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Relatif tidak
membutuhkan tenaga ahli. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama,
dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat. Tepat dan juga akurat
karena dapat dibakukan. Kelemahan antropometri antara lain yaitu tidak
sensitive, kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Antropometri
Data yang digunakan dalam melakukan perancangan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain :

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 4
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

a. Usia
Sebuah rancangan akan nyaman digunakan jika sesuai dengan
umur pengguna. Rancangan peralatan untuk anak-anak akan berbeda
dengan rancangan peralatan untuk orang dewasa. Dengan demikian
umur merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam
perancangan produk/fasilitas, dikarenakan variabilitas dimensi tubuh
manusia salah satunya dipengaruhi oleh umur. Pertumbuhan manusia
berawal dari manusia lahir sampai usia dewasa dan akan berhenti pada
usia tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai batasan
pertumbuhan yang berbeda, dimana pertumbuhan tinggi badan laki-
laki biasanya berhenti pada 20 tahun. Sedangkan untuk perempuan
akan berhenti lebih awal dibandingkan laki-laki.
b. Jenis Kelamin
Selain faktor umur, dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh
faktor jenis kelamin. Secara kodrati tinggi badan laki-laki dewasa
mempunyai rerata lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi tubuh
perempuan dewasa. Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih
besar dibandingkan dengan wanita, kecuali untuk beberapa bagian
tubuh tertentu seperti lingkaran dada dan pinggul.
c. Ras dan Etnis
Variabilitas dimensi tubuh manusia disebabkan juga karena
perbedaan ras dan kelompok etnis. Adanya perpindahan penduduk
baik tetap atau sementara dari suatu negara ke negara lainnya
seringkali menimbulkan masalah dalam hal rancangan produk atau
fasilitas kerja terutama bila perpindahannya dikaitkan dengan masalah
pekerjaaan. Ukuran tubuh dan proporsi manusia yang berbeda, etnis
dan ras mempunyai perbedaan yang signifikan. Orang kulit hitam
cenderung mempunyai lengan dan kaki yang lebih panjang
dibandingkan orang kulit putih.
d. Pekerjaan dan Aktivitas
Perbedaan dimensi tubuh dapat dilihat pada jenis pekerjaan atau
profesi yang dilakukan. Jenis pekerjaan mewajibkan adanya

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 5
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

persyaratan dalam menyeleksi dimensi tubuh manusia seperti tinggi,


berat badan, lingkar perut, dan lain-lain. Petani yang pekerjaannya
mencangkul mempunyai lengan lebih besar dibandingkan dengan
pegawai. Hal ini dikarenakan petani lebih banyak menggunakan
lengan ketika melakukan aktivitas kerja. Perbedaan ini dikarenakan
tuntutan profesi. Dengan demikian profesi seringkali menyaratkan
dimensi tubuh yang dikehendaki.
e. Kondisi Sosio-ekonomi
Perbedaan sosial ekonomi juga dapat berpengaruh terhadap
dimensi tubuh. Jika seseorang memiliki tingkat ekonomi sosial yang
rendah,maka akan berkurangnya dimensi tubuh.
f. Postur Dan Posisi Tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada
saat akan melakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional
body dimensions.
g. Cacat Tubuh Secara Fisik
Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi variabilitas data antropometri. Seperti, orang normal
dan orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan.
Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi
ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan
orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga data antropometri
yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk
orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.
2.1.3 Prinsip Antropometri dalam Perancangan Produk
Prinsip – prinsip penerapan ergonomi dari data antropometri adalah :
a. Prinsip perancangan bagi individu dengan ukuran ekstrim (minimum
atau maksimum).
Berdasarkan prinsip ini, rancangan yang dibuat bisa digunakan
oleh individu ekstrim yaitu terlalu lebar/tinggi atau sempit
dibandingkan dengan rata- ratanya agar memenuhi sasaran.
Contohnya ketinggian pintu di sesuaikan dengan orang yang tinggi.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 6
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

b. Prinsip perancangan yang bisa disesuaikan.


Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas
tersebut dapat menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman
oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Biasanya
rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi
yang lebih tinggi. Contohnya seperti kursi kemudi yang bisa di atur
maju-mundur dan kemiringan sandarannya, tinggi kursi sekretaris
atau tinggi permukaan mejanya.
c. Prinsip perancangan dengan ukuran rata-rata.
Rancangan didasarkan atas rata-rata ukuran manusia. Prinsip ini
dipakai jika peralatan yang didesain harus dapat dipakai untuk
berbagai ukuran tubuh manusia. Desain dengan prinsip ini dapat
dikatakan perancangan dengan persentil 50. Masalahnya adalah
bahwa dapat dikatakan sangat sedikit atau tidak ada yang namanya
individu rata-rata sehingga perancangan berdasarkan prinsip ini
memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi.
2.2 Persentil
Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan prosentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya sama atau lebih rendah dari nilai tersebut.
Persentil ke-95 akan menunjukan populasi 95% populasi berada pada atau
dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukan 5%
populasi berada pada atau diatas ukuran itu. Umumnya ada beberapa nilai
persentil yang sering dipergunakan, yaitu seperti terlihat pada tabel:
Tabel 2.1 Daftar Pesentil

Persentil Perhitungan
1-st ̅ – 2.325 
X
2.5-th ̅ – 1.96 
X
5-th ̅ – 1.645 
X
10-th ̅ – 1.28 
X
50-th ̅
X
90-th X̅ + 1.28 
95-th ̅ + 1.645 
X
97.5-th X̅ + 1.96 
99-th ̅ + 2.325 
X
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 7
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

2.3 Allowance
Allowance yang dimaksud adalah allowance yang diberikan dalam
perancangan produk ataupun alat dimana ukuran yang diinginkan dapat diberi
toleransi atau allowance agar perancangan yang dilakukan dapat sesuai.
Khusus dalam pengukuran antropometri dinamis dapat pula diberikan toleransi
teradap perbedaan yang mungkin dijumpai dari data yang tersedia dengan
populasi yang dihadapi dalam merekomendasikan ukuran suatu rancangan
(allowance), dimana allowance tersebut didapat dari nilai standar normal.
2.4 Jenis Antropometri
Antropometri juga memiliki jenis-jenis dalam hal pengukurannya. Jenis
antropometri terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut :
1. Antropometri statis
Antropometri statis dapat diartikan dengan perhitungan dimensi
struktur tubuh. Antropometri statis merupakan pengukuran tubuh dalam
posisi diam atau posisi statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap
antara lain berat badan, tinggi badan, ukuran kepala, panjang lengan dan lain
sebagainya.

Gambar 2.1 Antropometri Tubuh Manusia


(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
Gambar diatas merupakan bentuk-bentuk dimensi tubuh manusia yang
akan diukur dalam antropometri statis. Berikut ini adalah simbol dan cara

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 8
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

pengukuran dari dimensi-dimensi pengukuran antropometri statis tubuh


manusia :
Tabel 2.2 Keterangan Dimensi Tubuh

No Dimensi Simbol Cara Pengukuran


Subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus
Tinggi tubuh posisi
1 Ttpb ke depan. Ukur jarak vertikal telapak kaki sampai
berdiri tegak
ujung kepala paling atas.
Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan.
2 Tinggi mata berdiri Tmb Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata
bagian luar.
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang
3 Tinggi bahu berdiri Tbhb
menonjol pada saat subjek berdiri tegak.
Subjek berdiri tegak denganlengan atas merapat ke
4 Tinggi siku berdiri Tsb badan dan lengan bawah lurus ke depan. Ukur jarak
vertikal dari lantai ke lengan bawah siku.
Subjek berdiri tegak. Ukur jarak vertikal lantai
5 Tinggi pinggang berdiri Tpgb
sampai pinggang.
Subjek duduk tegak dengan memandang lurus ke
depan dan lutut membentuk sudut siku-siku. Ukur
6 Tinggi duduk tegak Tdt
jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai
ujung atas kepala.
Subjek duduk normal memandang lurus ke depan
dan lutut membentuk sudut siku-siku. Ukur jarak
7 Tinggi duduk normal Tdn
vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung
atas kepala.
Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus
8 Tinggi mata duduk Tmd ke depan. Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai pupil mata.
Subjek duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari
9 Tinggi bahu duduk Tbd
permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal disisi
badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku
10 Tinggi siku duduk Tspd
dengan lengan atas. Ukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal disisi
badan dan lengan bawah membentuk msudut siku-
11 Tinggi sandaran duduk Tsd
siku dengan lengan atas. Ukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku.
Tinggi sandaran Subjek duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari
12 tsp
punggung permukaan alas duduk sampai pucuk belikat bawah.
Subjek duduk tegak tangan merentang, ukur jarak
13 lebar sandaran duduk Lsd horizontal dari bagian terluar badan bagian atas sisi
kiri sampai bagian terluar sisi kanan (ketiak)
Subjek duduk tegak ukur jarak vertikal dari
14 Tinggi pinggang duduk tpg
permukaan alas duduk sampai pinggang
Subjek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas
15 Tebal paha Tp
duduk sampai ke permukaan atas pangkal paha.
Subjek duduk tegak. Paha dan kaki bagian bawah
16 Pantat ke lutut Pkl membentuk sudut siku-siku. Ukur jarak horizontal
dari bagian terluar pantat sampai ke lutut luar.
Subjek duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari lantai
17 Tinggi popliteal Tpo
sampai bagian bawah paha.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 9
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Tabel 2.1 Keterangan Dimensi Tubuh (Lanjutan)


No Dimensi Simbol Cara Pengukuran
Subjek duduk tegak. Paha dan kaki bagian bawah
membentuk sudut siku-siku. Ukur jarak horizontal
18 Pantat popliteal Pp
dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut
sebelah dalam.
Subjek berdiri tegak. Ukur jarak vertikal lantai
19 Tinggi lutut berdiri Tlb
sampai lutut.
Subjek berdiri tegak tangan disamping. Ukura dari
20 Panjang lengan bawah Plb
siku sampai pergelangan tangan.
Subjek duduk tegak dengan lengan merapat ke
21 Lebar bahu duduk Lb badan. Ukuran jarak horizontal antara kedua lengan
atas.
Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
22 Lebar panggul duduk Lp bagian terluar pinggang sisi kiri sampai bagian
terluar sisi kanan.
Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
23 Lebar pinggang duduk Lpg bagian terluar pinggang dari sisi kiri sampai bagian
terluar sisi kanan.
Subjek berdiri tegak ukur jarak dari dada sampai
24 Tebal dada berdiri Tdb
punggung secara horizontal.
Subjek berdiri tegak ukur menyamping jarak dari
25 Tebal perut berdiri Tpb
perut depan sampai perut belakang secara horizontal.
Subjek duduk tegak ukur menyamping jarak dari
26 Tebal perut duduk Tpd
perut depan sampai perut belakang secara horizontal.
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)

Gambar 2.2 Antropometri Tangan Manusia


(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
Gambar diatas merupakan bentuk-bentuk dimensi tangan yang akan
diukur dalam antropometri statis. Berikut ini adalah simbol dan
carapengukuran dari dimensi pengukuran antropometri statis tangan :

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 10
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Tabel 2.3 Keterangan Dimensi Tangan

No Dimensi Simbol Cara pengukuran


Diukur dari pangkal pergelangan tangan
1. Panjang telapak tangan Pt sampai pangkal ruas jari. Lengan bawah
sampai telapak tangan subjek lurus.
Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar
2. Lebar tangan Lt
jari kelingking.
Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang
tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan
3. Rentangan tangan Rt kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan
direntangkan horizontal ke samping sejauh
mungkin.
Subjek berdiri tegak, tangan mengepal lurus ke
4. Jangkauan tangan ke atas Jta atas. Ukur jarak vertikal dari telapak kaki
sampai kepalan tangan.
Subjek berdiri tegak, tangan mengepal lurus ke
5. Jangkauan tangan kedepan Jtd depan. Ukur jarak horizontal dari punggung
sampai kepalan tangan.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas rapat
ke badan dan lengan bawah ke depan. Ukur
6. Siku ke siku Sks
jarak horizontal dari bagian terluar sisi siku kiri
dan bagian terluar siku kanan.
7. Panjang ibu jari Pjl1 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.

8. Panjang jari telunjuk Pjl2 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.

9. Panjang jari tengah Pjl3 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.

10. Panjang jari manis Pjl4 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.

11. Panjang jari kelingking Pjl5 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.
Diukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi
12. Lebar jari 2,3,4,5 Lj
luar jari kelingking.
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)

Gambar 2.3 Antropometri Kepala


(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 11
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Gambar 2.4 Antropometri Telapak Kaki


(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
Gambar diatas merupakan bentuk-bentuk dimensi dari kepala dan telapak
kaki manusia yang akan diukur dalam antropometri statis. Berikut ini adalah
simbol dan cara pengukuran dari dimensi-dimensi pengukuran antropometri
statis kepala dan telapak kaki manusia :
Tabel 2.4 Keterangan Dimensi Kepala dan Kaki

No Dimensi Simbol Cara pengukuran

Diameter kepala, dihitung dari dagu


Diameter maksimum dari
1. Dmd menuju kepala atas bagian belakang
dagu
secara diagonal.

2. Dagu ke puncak kepala Dpk Dihitung dari dagu menuju kepala atas.
Jarak vertikal dari pusat telinga menuju
3. Telinga ke puncak kepala Tpk
bagian kepala atas.
Jarak vertikal dari pusat telinga menuju
4. Telinga ke belakang kepala Tbk
bagian kepala belakang.
Jarak horizontal dari sisi terluar telinga
5. Antara dua telinga Adt
menuju telinga satunya.
Jarak vertikal dihitung dari mata menuju
6. Mata ke puncak kepala Mpk
kepala bagian atas.
Jarak vertikal dihitung dari mata menuju
7. Mata ke belakang kepala Mbk
kepala bagian belakang.
Diitung antara pupil satu dengan pupil
8. Antara dua pupil kepala Apm
yang satunya.
Dihitung dari ujung hidung menuju
9. Hidung ke puncak kepala Hpk
kepala bagian atas (vertikal)
Dihitung jarak dari ujung hidung menuju
10. Hidung ke belakang kepala Hbk
kepala bagian belakang (horizontal)
Dihitung dari mulut menuju kepala
11. Mulut ke puncak kepala Mupk
bagian atas. (vertikal)
Tabel 2.4 Keterangan Dimensi Kepala dan Kaki (Lanjutan)

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 12
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

No Dimensi Simbol Cara pengukuran

Dihitung dari lebar mulut( dari samping


12. Lebar mulut Lm
kanan menuju samping kiri)

13. Lebar telapak kaki Lpk Dihitung jarak antar sisi terluar kaki.

14. Panjang telapak kaki Ptk Dihitung dari ujung kaki sampai tumit.
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
2. Antropometri Dinamis
Bila antropometri statis berhubungan dengan perhitungan dengan
bentuk tubuh ketika diam. Maka sesuai dengan namanya, antropometri
dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan maupun ciri-ciri fisik
seseorang dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
Terdapat tiga bentuk pengukuran dinamis yaitu:
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
bagaimana keadaan mengenai cara kerja dari suatu aktivitas dalam
pekerjaan dan lain sebagainya.
b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Hal ini
berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan dalam pekerjaan.
Misalkan bagi pegawai pabrik, tentunya jangkauan karyawan ke alat
mesin akan sangat berpengaruh.
c. Pengukuran variabilitas kerja, yang didasarkan pada aktivitas apa saja
yang dilakukan dalam mekanisme kerja seseorang.
2.5 Penggunaan Antropometri
Menurut Wignjosoebroto (2000), perancangan yang dilakukan dengan
menggunakanilmu anthropometri ini dapat digunakan dalam berbagai macam
bentuk rancangan yang diantaranya yaitu :
a. Perancangan area kerja
Perancangan ini terkait dengan perancangan stasiun kerja yang
merupakan tempatdimana pekerjaan berlangsung. Konsep perancangan
jenis ini lebih luas dan lebih rumitdibandingkan dengan perancangan
peralatan kerja.
b. Perancangan peralatan kerja

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 13
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Perancangan ini terkait dengan perancangan peralatan-peralatan yang


digunakan dalamupaya menyelesaikan pekerjaan seperti contohnya
gunting, obeng, kursi, meja dansebagainya.
c. Perancangan produk - produk konsumtif
Perancangan ini terkait dengan perancangan barang-barang yang
digunakan padakehidupan sehari-hari seperti contohnya pakaian, meja,
kursi dan sebagainya.
d. Perancangan lingkungan kerja fisik
Perancangan ini terkait dengan perancangan lingkungan kerja dimana
perancangan inijauh lebih luas dan lebih rumit dibandingkan perancangan
area kerja.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 14
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA
3.1 Produk
Produk-produk yang ada terdiri dari ember, tiang infus, barbel, tongkat
kruk, dan kipas angin. Produk tersebut tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu
dan dikarenakan produk tersebut digunakan oleh manusia maka terdapat
interaksi secara langsung antara manusia dan produk. Berikut ini adalah
penjelasan dari kelima produk tersebut.
3.1.1 Ember
Ember merupakan alat kedap air berbentuk silinder dengan bagian
atas terbuka dan bagian bawah yang datar yang dilengkapi dengan
timbaan atau pegangan berbentuk setengah lingkaran. Ember biasanya
digunakan untuk menampung air, menampung benda seperti pakaian,
dan lainnya. Interaksi antara manusia terhadap produk ember berkaitan
dengan pegangan timbaan yang harus disesuaikan dengan bentuk bagian
tangan.

Gambar 3.1 Ember


3.1.2 Tiang Infus
Tiang infus adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menempatkan
cairan infuse yang terhubung dengan pasien. Alat ini terdapat roda
penyangga sebagai tumpuan untuk memudahkan memindahkan tiang
infuse. Tiang infus besi dilengkapi dengan dua buah pengait untuk
menggantungkan cairan infuse atau cairan lain sesuai dengan kebutuhan

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 15
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

perawatan pasien. Tiang infus memiliki bagian yang dapat ketinggian


tiang infus dapat diatur. Interaksi yang terjadi antara manusia dan mesin
adalah pada bagian tiang utama dan tangan manusia serta ketinggian alat
tersebut terhadap ketinggian manusia.

Gambar 3.2 Tiang Infus Besi


3.1.3 Barbel
Barbel atau yang biasa disebut dumbel adalah peralatan latihan
olahraga yang digunakan untuk latihan beban dan angkat besi. Alat ini
dapat digunakan sendiri atau berpasangan masing-masing digenggam
satu tangan. Interaksi yang terjadi antara produk barbel dan manusia
adalah pada bagian tangan dimana bagian tengah barbel harus
disesuaikan dengan tangan manusia.

Gambar 3.3 Barbel

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 16
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

3.1.4 Tongkat Kruk


Tongkat kruk merupakan alat bantu yang bisa digunakan individu
atau secara pasangan. Bisa dipakai sementara ataupun permanen. Kruk
terdiri dari kruk lengan (Lofstrand) yang memiliki pembalut logam di
lengan bawah, dan kruk aksila yang disandarkan di bawah ketiak.
Kegunaan tongkat kruk adalah membantu seseorang dimana orang
tersebut tidak dapat berjalan karena terjadi sesuatu pada kaki. Interaksi
yang terjadi antara manusia dan produk tongkat kruk adalah pada bagian
ketiak dan armpit pad dan handle, kemudian tinggi alat tersebut harus
sesuai dengan tinggi manusia.

Gambar 3.4 Tongkat Kruk


3.1.5 Kipas Angin
Kipas angin adalah peralatan elektronik yang dapat menghembuskan
angin dengan cara perputaran baling-baling dari tenaga listrik. Kipas
angin berfungsi untuk menghasilkan angin guna mendinginkan udara,
serta memberikan efek menyegarkan di saat udara terasa panas. Interaksi
yang terjadi antara manusia dan produk kipas angin adalah pada bagian
tangan dan tinggi manusia karena tombol-tombol pengatur kekuatan
harus sesuai dengan postur tubuh manusia dan bentuk tangan terutama
jari.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 17
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Gambar 3.5 Kipas Angin


3.2 Antropometri Dalam Masing-masing Produk
Interaksi yang terjadi antar manusia dan masing-masing produk dapat
memberi gambaran akan perancangan atau desain produk yang didasar dari
antropometri manusia. Berikut ini adalah pembahasan antropometri yang
digunakan pada masing-masing produk.
3.2.1 Antropometri Produk Ember
Interaksi yang terjadi antara manusia dan produk ember adalah pada
pegangan tangan dimana ukuran pegangan tangan harus menggunakan
antropometri dengan prinsip perancangan ukuran ekstrim (design for
extreme individuals) agar ember ini dapat digunakan untuk berbagai
ukuran tubuh manusia dewasa karena kebanyakan ember digunakan oleh
orang dewasa. Ukuran ekstrem atau data antropometri yang digunakan
yaitu dimensi lebar tangan dengan persentil 5 pada wanita dan panjang
telapak tangan dengan persentil 5 pada wanita. Pemilihan ukuran tersebut
memiliki alasan yaitu agar produk bisa digunakan oleh tangan yang
memiliki lebar dan panjang yang kecil juga yang besar. Tinggi ember
dari lantai hingga pegangan juga harus menyesuaikan dengan tubuh
manusia agar ember yang dibawa tidak menyentuh kelantai saat diangkat

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 18
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

sehingga ukuran tinggi ember yang ditambah tinggi pegangan harus


mengambil persentil 5 tinggi lutut berdiri pada wanita agar yang tinggi
juga bisa menggunakannya.
3.2.2 Antropometri Produk Tiang Infus
Interaksi yang terjadi antara manusia dan produk tiang infus adalah
pada bagian tiang dan ketinggian infus. Antropometri pada produk tiang
infus sebaiknya menggunakan prinsip perancangan yang bisa
disesuaikan (design for adjustable range) pada ketinggian tiang dan
ukuran ekstrim (design for extreme individuals) pada keliling lingkaran
tiang infus. Data antropometri yang digunakan adalah dimensi tinggi
badan tegak dengan persentil 95 pada pria dan panjang telapak tangan
dengan persentil 5 pada wanita. Alasan digunakannya prinsip design
adjustable agar tiang infus tersebut bisa fleksibel untuk dibawa kemana-
mana dan digunakan oleh siapa saja serta dalam keadaan apa saja seperti
duduk, berdiri, baring dan lain-lain. Alasan lainnya diambilnya persentil
95 agar ketinggian infusnya ketika diatur dapat menyesuaikan dengan
orang yang paling tinggi. Sedangkan panjang telapak tangan dengan
persentill 5 digunakan pada keliling lingkaran tiang agar mudah dipegang
dan tidak kebesaran.
3.2.3 Antropometri Produk Barbel
Interaksi yang terjadi antara manusia dengan produk barbel adalah
pegangan antara tangan manusia dengan bagian pegangan barbel.
Antropometri pada produk barbel sebaiknya digunakan prinsip
perancangan individu dengan ukuran yang ekstrim (design for extreme
individuals). Data antrompometri yang digunakan yaitu pada dimensi
lebar tangan dengan persentil 95 pada pria dan panjang telapak tangan
dengan persentil 5 pada wanita. Data antropometri tersebut dengan
prinsip design extreme digunakan pada produk ini agar orang yang
memiliki tangan yang kecil dapat memegang pegangan dan tidak merasa
kebesaran serta tidak membuat orang yang memiliki lebar telapak tangan
yang besar merasa kesempitan pada lebar pegangan barbel dalam
memegangnya.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 19
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

3.2.4 Antropometri Produk Tongkat Kruk


Antropometri pada produk tongkat kruk digunakan prinsip
perancangan yang bisa disesuaikan (design for adjustable range). Data
antropometri yang digunakan adalah menggunakan dimensi tinggi
pinggang berdiri dengan persentil 5 pada wanita, tinggi bahu berdiri
dengan persentil 5 pada wanita, tebal dada dengan persentil 95 pada
wanita, Panjang telapak tangan dengan persentil 5 pada wanita, dan lebar
tangan dengan persentil 95 pada pria. Alasan digunakan data
antropometri tersebut karena alat ini nantinya tidak hanya digunakan oleh
ukuran tubuh tertentu saja, melainkan dapat juga digunakan oleh siapa
saja, kecuali anak-anak. Selain itu, digunakan prinsip design adjustable
agar tongkat kruk bisa disesuaikan dengan tinggi masing-masing orang
yang menggunakannya dan agar lebih nyaman.
3.2.5 Antropometri Produk Kipas Angin
Interaksi yang terjadi pada manusia dan produk kipas angin adalah
berkaitan dengan tombol pengaturan dan tinggi kipas angin yang harus
sesuai dengan posisi bagian dimana manusia ingin merasakan angin yang
dihasilkan. Antropometri pada produk kipas angin menggunakan prinsip
perancangan yang bisa disesuaikan (design for adjustable range). Data
antropometri yang digunakan adalah menggunakan dimensi tinggi duduk
normal. Alasan digunakannya prinsip design adjustable agar bisa di
sesuaikan dengan ketinggian atau posisi tubuh manusia seperti dalam
keadaan berdiri atau duduk. Prinsip perancangan dengan ukuran rata-rata
(design for average) pada putaran atau tombol pengaturan kekuatan kipas
angin yang mengambil ukuran lebar jari pada persentil 50 pada wanita
karena jika diambil ukuran ekstrim akan membuat penekanan tombol
terasa terlalu sulit karena tombol yang terlalu besar ataupun terlalu kecil.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 20
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Cara menentukan dimensi yang digunakan dalam perancangan produk
adalah menghubungkan dimensi tubuh yang telah ada dengan produk yang
akan dibuat. Misalnya dalam produk tiang ketika ingin menentukan tinggi
tiang infus maka dimensi yang digunakan adalah tinggi badan tegak.
2. Mengaplikasikan faktor allowance terhadap perancangan suatu produk
adalah dengan menambahkan atau mengurangi sedikit toleransi ukuran pada
produk yang akan dirancang. Jika dalam suatu perancangan produk tidak
memiliki allowance maka rancangan produk tersebut menimbulkan sistem
kerja yang tidak efisien, efektif, aman dan nyaman.
3. Cara merancang suatu produk adalah dengan melihat apakah produk
tersebut perlu dilakukan adanya perubahan atau tidak, sehingga dirancang
produk yang lebih menyesuaikan dengan porsi tubuh manusia menurut data
yang diperoleh. Konsep persentil dapat berguna untuk pertimbangan dalam
merancang produk karena dengan pertimbangan bahwa persentil ini
dapat mewakili populasi yang ada dan dapat disesuaikan dengan individu yang
ada.
4.2 Saran
Adapun beberapa saran yang bermanfaat dalam laporan ini yaitu sebagai
berikut :
1. Sebelum merancang suatu produk sebaiknya dilakukan pengecekkan
apakah produk tersebut telah memenuhi standar atau tidak.
2. Sebelum melakukan analisa sebaiknya pelajari terlebih dahulu mengenai
prinsip perancangan dan konsep persentil yang akan digunakan dalam
perancangan.
3. Sebaiknya memilih produk yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari agar
tidak terlalu susah dalam melakukan analisa.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 21
DAFTAR PUSTAKA
Usman, H. R. Purnomo Setiady Akbar. 2000. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi
Aksara.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (Edisi
1). Jakarta : PT Guna Widya.
____________________. 2003. Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu. Jakarta : Guna
Widya.
____________________. 2008. Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu. Surabaya :
Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai