DOSEN PENGAMPU:
Ratih Rahmawati, S.T., M.T.
DISUSUN OLEH:
1. Venansius Nono D1061141033
2. Syahrezi Vasha Zuardi D1061181015
3. Sinta Fitriana D1061181037
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1 Antropometri ........................................................................................ 4
2.1.1 Definisi Antropometri ................................................................. 4
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Antropometri ...................... 4
2.1.3 Prinsip Antropometri dalam Perancangan Produk ..................... 6
2.2 Persentil ................................................................................................ 7
2.3 Allowance ............................................................................................. 8
2.4 Jenis Antropometri ............................................................................... 8
2.5 Penggunaan Antropometri.................................................................. 13
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA ....................................................... 15
3.1 Produk ................................................................................................ 15
3.1.1 Ember ........................................................................................ 15
3.1.2 Tiang Infus ................................................................................ 15
3.1.3 Barbel ........................................................................................ 16
3.1.4 Tongkat Kruk ............................................................................ 17
3.1.5 Kipas Angin .............................................................................. 17
3.2 Antropometri Dalam Masing-masing Produk .................................... 18
3.2.1 Antropometri Produk Ember .................................................... 18
3.2.2 Antropometri Produk Tiang Infus ............................................ 19
3.2.3 Antropometri Produk Barbel .................................................... 19
3.2.4 Antropometri Produk Tongkat Kruk ........................................ 20
3.2.5 Antropometri Produk Kipas Angin ........................................... 20
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 21
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 21
4.2 Saran ................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Antropometri Tubuh Manusia ............................................................. 8
Gambar 2.2 Antropometri Tangan Manusia ......................................................... 10
Gambar 2.3 Antropometri Kepala ......................................................................... 11
Gambar 2.4 Antropometri Telapak Kaki .............................................................. 12
Gambar 3.1 Ember ................................................................................................ 15
Gambar 3.2 Tiang Infus Besi ................................................................................ 16
Gambar 3.3 Barbel ................................................................................................ 16
Gambar 3.4 Tongkat Kruk .................................................................................... 17
Gambar 3.5 Kipas Angin....................................................................................... 18
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Pesentil ......................................................................................... 7
Tabel 2.2 Keterangan Dimensi Tubuh .................................................................... 9
Tabel 2.3 Keterangan Dimensi Tangan ................................................................. 11
Tabel 2.4 Keterangan Dimensi Kepala dan Kaki .................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari, sering dijumpai banyak hal yang dapat yang di-
deskripsikan dalam sebuah data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus
diolah terlebih dahulu menjadi suatu data yang mudah dibaca dan dianalisa,
akan tetapi bagaimana penyajian data yang didapat tentunya berbeda-beda,
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penyaji data. Antropometri merupakan
ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna
merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok.
Jadi, secara luas antropometri dapat digunakan sebagai pertimbangan
ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja
yang memerlukan interaksi manusia.
Pada dasarnya antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari
tentang pengukuran tubuh manusia, ukuran tubuh manusia bervariasi
berdasarkan umur, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan,
antropometri interaksi antara ruang dengan manusia secara dimensional dapat
menimbulkan dampak antropometris, yaitu kesesuaian dimensi-dimensi ruang
terhadap dimensi tubuh manusia.
Setiap produk pada umumnya kurang memperhatikan dimensi yang
dipakai pada alat yang dirancang. Sering terjadi ketidaknyamanan setelah
memakai alat yang digunakan oleh masyarakat umum. Desain ulang produk
yang mengalami masalah tersebut adalah sebuah langkah perbaikan agar
mendapatkan kondisi alat yang sesuai dengan pemakaian pada
ukuran standart yang ada. Produk yang akan didesain ulang yaitu ember, tiang
infus, barbel, tongkat kruk, dan kipas angin. Diantara produk tersebut sering
dijumpai ketidak nyamanan yang dirasakan oleh pemakai. Diharapkan dengan
desain ulang produk ini akan menjadi lebih baik dan mampu memberikan
kenyamanan pada pemakai.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian laporan lebih terarah
dan terfokus maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antropometri
Ilmu Antropometri adalah bagian dari ergonomi yang khusus dalam
mempelajari ukuran tubuh. Antropometri memiliki beberapa definisi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi antropometri. Antropometri juga memiliki
jenis-jenis serta prinsip-prinsip yang digunakan dalam melakukan perancangan
produk.
2.1.1 Definisi Antropometri
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan
“metri” yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi
tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan
adiposa atau lemak. Menurut Wignjosoebroto, antropometri adalah studi
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia
(Wignjosoebroto, 2008). Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran
tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika
merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar
diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota
tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya sederhana, aman,
dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Relatif tidak
membutuhkan tenaga ahli. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama,
dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat. Tepat dan juga akurat
karena dapat dibakukan. Kelemahan antropometri antara lain yaitu tidak
sensitive, kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Antropometri
Data yang digunakan dalam melakukan perancangan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain :
a. Usia
Sebuah rancangan akan nyaman digunakan jika sesuai dengan
umur pengguna. Rancangan peralatan untuk anak-anak akan berbeda
dengan rancangan peralatan untuk orang dewasa. Dengan demikian
umur merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam
perancangan produk/fasilitas, dikarenakan variabilitas dimensi tubuh
manusia salah satunya dipengaruhi oleh umur. Pertumbuhan manusia
berawal dari manusia lahir sampai usia dewasa dan akan berhenti pada
usia tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai batasan
pertumbuhan yang berbeda, dimana pertumbuhan tinggi badan laki-
laki biasanya berhenti pada 20 tahun. Sedangkan untuk perempuan
akan berhenti lebih awal dibandingkan laki-laki.
b. Jenis Kelamin
Selain faktor umur, dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh
faktor jenis kelamin. Secara kodrati tinggi badan laki-laki dewasa
mempunyai rerata lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi tubuh
perempuan dewasa. Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih
besar dibandingkan dengan wanita, kecuali untuk beberapa bagian
tubuh tertentu seperti lingkaran dada dan pinggul.
c. Ras dan Etnis
Variabilitas dimensi tubuh manusia disebabkan juga karena
perbedaan ras dan kelompok etnis. Adanya perpindahan penduduk
baik tetap atau sementara dari suatu negara ke negara lainnya
seringkali menimbulkan masalah dalam hal rancangan produk atau
fasilitas kerja terutama bila perpindahannya dikaitkan dengan masalah
pekerjaaan. Ukuran tubuh dan proporsi manusia yang berbeda, etnis
dan ras mempunyai perbedaan yang signifikan. Orang kulit hitam
cenderung mempunyai lengan dan kaki yang lebih panjang
dibandingkan orang kulit putih.
d. Pekerjaan dan Aktivitas
Perbedaan dimensi tubuh dapat dilihat pada jenis pekerjaan atau
profesi yang dilakukan. Jenis pekerjaan mewajibkan adanya
Persentil Perhitungan
1-st ̅ – 2.325
X
2.5-th ̅ – 1.96
X
5-th ̅ – 1.645
X
10-th ̅ – 1.28
X
50-th ̅
X
90-th X̅ + 1.28
95-th ̅ + 1.645
X
97.5-th X̅ + 1.96
99-th ̅ + 2.325
X
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
2.3 Allowance
Allowance yang dimaksud adalah allowance yang diberikan dalam
perancangan produk ataupun alat dimana ukuran yang diinginkan dapat diberi
toleransi atau allowance agar perancangan yang dilakukan dapat sesuai.
Khusus dalam pengukuran antropometri dinamis dapat pula diberikan toleransi
teradap perbedaan yang mungkin dijumpai dari data yang tersedia dengan
populasi yang dihadapi dalam merekomendasikan ukuran suatu rancangan
(allowance), dimana allowance tersebut didapat dari nilai standar normal.
2.4 Jenis Antropometri
Antropometri juga memiliki jenis-jenis dalam hal pengukurannya. Jenis
antropometri terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut :
1. Antropometri statis
Antropometri statis dapat diartikan dengan perhitungan dimensi
struktur tubuh. Antropometri statis merupakan pengukuran tubuh dalam
posisi diam atau posisi statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap
antara lain berat badan, tinggi badan, ukuran kepala, panjang lengan dan lain
sebagainya.
8. Panjang jari telunjuk Pjl2 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.
9. Panjang jari tengah Pjl3 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.
10. Panjang jari manis Pjl4 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.
11. Panjang jari kelingking Pjl5 Diukur dari pangkal ruas jari sampai ujung jari.
Diukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi
12. Lebar jari 2,3,4,5 Lj
luar jari kelingking.
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
2. Dagu ke puncak kepala Dpk Dihitung dari dagu menuju kepala atas.
Jarak vertikal dari pusat telinga menuju
3. Telinga ke puncak kepala Tpk
bagian kepala atas.
Jarak vertikal dari pusat telinga menuju
4. Telinga ke belakang kepala Tbk
bagian kepala belakang.
Jarak horizontal dari sisi terluar telinga
5. Antara dua telinga Adt
menuju telinga satunya.
Jarak vertikal dihitung dari mata menuju
6. Mata ke puncak kepala Mpk
kepala bagian atas.
Jarak vertikal dihitung dari mata menuju
7. Mata ke belakang kepala Mbk
kepala bagian belakang.
Diitung antara pupil satu dengan pupil
8. Antara dua pupil kepala Apm
yang satunya.
Dihitung dari ujung hidung menuju
9. Hidung ke puncak kepala Hpk
kepala bagian atas (vertikal)
Dihitung jarak dari ujung hidung menuju
10. Hidung ke belakang kepala Hbk
kepala bagian belakang (horizontal)
Dihitung dari mulut menuju kepala
11. Mulut ke puncak kepala Mupk
bagian atas. (vertikal)
Tabel 2.4 Keterangan Dimensi Kepala dan Kaki (Lanjutan)
13. Lebar telapak kaki Lpk Dihitung jarak antar sisi terluar kaki.
14. Panjang telapak kaki Ptk Dihitung dari ujung kaki sampai tumit.
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
2. Antropometri Dinamis
Bila antropometri statis berhubungan dengan perhitungan dengan
bentuk tubuh ketika diam. Maka sesuai dengan namanya, antropometri
dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan maupun ciri-ciri fisik
seseorang dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
Terdapat tiga bentuk pengukuran dinamis yaitu:
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
bagaimana keadaan mengenai cara kerja dari suatu aktivitas dalam
pekerjaan dan lain sebagainya.
b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Hal ini
berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan dalam pekerjaan.
Misalkan bagi pegawai pabrik, tentunya jangkauan karyawan ke alat
mesin akan sangat berpengaruh.
c. Pengukuran variabilitas kerja, yang didasarkan pada aktivitas apa saja
yang dilakukan dalam mekanisme kerja seseorang.
2.5 Penggunaan Antropometri
Menurut Wignjosoebroto (2000), perancangan yang dilakukan dengan
menggunakanilmu anthropometri ini dapat digunakan dalam berbagai macam
bentuk rancangan yang diantaranya yaitu :
a. Perancangan area kerja
Perancangan ini terkait dengan perancangan stasiun kerja yang
merupakan tempatdimana pekerjaan berlangsung. Konsep perancangan
jenis ini lebih luas dan lebih rumitdibandingkan dengan perancangan
peralatan kerja.
b. Perancangan peralatan kerja
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA
3.1 Produk
Produk-produk yang ada terdiri dari ember, tiang infus, barbel, tongkat
kruk, dan kipas angin. Produk tersebut tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu
dan dikarenakan produk tersebut digunakan oleh manusia maka terdapat
interaksi secara langsung antara manusia dan produk. Berikut ini adalah
penjelasan dari kelima produk tersebut.
3.1.1 Ember
Ember merupakan alat kedap air berbentuk silinder dengan bagian
atas terbuka dan bagian bawah yang datar yang dilengkapi dengan
timbaan atau pegangan berbentuk setengah lingkaran. Ember biasanya
digunakan untuk menampung air, menampung benda seperti pakaian,
dan lainnya. Interaksi antara manusia terhadap produk ember berkaitan
dengan pegangan timbaan yang harus disesuaikan dengan bentuk bagian
tangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Cara menentukan dimensi yang digunakan dalam perancangan produk
adalah menghubungkan dimensi tubuh yang telah ada dengan produk yang
akan dibuat. Misalnya dalam produk tiang ketika ingin menentukan tinggi
tiang infus maka dimensi yang digunakan adalah tinggi badan tegak.
2. Mengaplikasikan faktor allowance terhadap perancangan suatu produk
adalah dengan menambahkan atau mengurangi sedikit toleransi ukuran pada
produk yang akan dirancang. Jika dalam suatu perancangan produk tidak
memiliki allowance maka rancangan produk tersebut menimbulkan sistem
kerja yang tidak efisien, efektif, aman dan nyaman.
3. Cara merancang suatu produk adalah dengan melihat apakah produk
tersebut perlu dilakukan adanya perubahan atau tidak, sehingga dirancang
produk yang lebih menyesuaikan dengan porsi tubuh manusia menurut data
yang diperoleh. Konsep persentil dapat berguna untuk pertimbangan dalam
merancang produk karena dengan pertimbangan bahwa persentil ini
dapat mewakili populasi yang ada dan dapat disesuaikan dengan individu yang
ada.
4.2 Saran
Adapun beberapa saran yang bermanfaat dalam laporan ini yaitu sebagai
berikut :
1. Sebelum merancang suatu produk sebaiknya dilakukan pengecekkan
apakah produk tersebut telah memenuhi standar atau tidak.
2. Sebelum melakukan analisa sebaiknya pelajari terlebih dahulu mengenai
prinsip perancangan dan konsep persentil yang akan digunakan dalam
perancangan.
3. Sebaiknya memilih produk yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari agar
tidak terlalu susah dalam melakukan analisa.