Modul 1 Antropometri
Kelompok 4
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... v
DAFTAR RUMUS ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum ........................................................................................ 2
1.5 Batasan dan Asumsi ...................................................................................... 2
1.5.1 Batasan .................................................................................................... 2
1.5.2 Asumsi .................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
2.1 Antropometri ................................................................................................. 4
2.1.1 Definisi Antropometri ............................................................................. 4
2.1.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Antropometri.................................. 5
2.1.3 Prinsip Antropometri dalam Perancangan Produk.................................. 7
2.2 Keseragaman Data ......................................................................................... 8
2.3 Kecukupan Data ............................................................................................ 9
2.4 Persentil ....................................................................................................... 10
2.5 Allowance .................................................................................................... 11
2.6 Korelasi........................................................................................................ 11
2.7 Jenis-jenis Antropometri ............................................................................. 12
2.8 Penggunaan Antropometri ........................................................................... 16
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 13
3.1 Peralatan Praktikum..................................................................................... 13
3.1.1 Alat yang digunakan ............................................................................. 13
3.1.2 Bahan yang Digunakan ......................................................................... 13
3.2 Flowchart dan Penjelasan Praktikum .......................................................... 14
3.2.1 Flowchart Praktikum ............................................................................ 14
3.2.2 Penjelasan Flowchart ............................................................................ 15
Keterangan:
̅= Rata-rata data hasil pengamatan
X
xi = Data hasil pengukuran
N = Banyaknya jumlah pengamatan
b. Langkah kedua adalah menghitung standar deviasi dengan persamaan 2
berikut ini :
∑(xi−x̅)²
Standar deviasi : σ = …………………….…………....……....(2.2)
n−1
Keterangan:
x̅= Rata-rata data hasil pengamatan
σ = Standar deviasi dari populasi
N = Banyaknya jumlah pengamatan
xi = Data hasil pengukuran
c. Langkah ketiga adalah menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas
kontrol bawah (BKB) yang digunakan sebagai pembatas dibuangnya data
ekstrim dengan menggunakan persamaan 3 dan 4 berikut :
BKA = ̅
X + kσ …………………………………………..….……....(2.3)
BKB = ̅
X − kσ …………………………...…….……….……..….....(2.4)
Keterangan:
̅
X = Rata-rata data hasil pengamatan
Dimana:
N’ = jumlah pengukuran yang seharusnya dilaksanakan.
N = jumlah pengamatan yang dilakukan.
Z = Indeks tingkat kepercayaan.
S = Standar deviasi data.
̅
X = Rata-rata data setelah diseragamkan.
K = Tingkat Error.
Apabila N’< N, maka dikatakan telah cukup. Namun, apabila N’ > N,
maka jumlah data belum cukup sehingga harus dilakukan penambahan data
sebesar selisih antara N’ dan N.
Tabel 2.1 Tingkat Kepercayaan dan Nilai K
Tingkat Kepercayaan Nilai k
99% 2,58 – 3
95% 1,96 – 2
90% 1,645
68% 1
10 X − 1,28
̅
50 ̅
X
90 X + 1,28
̅
95 X + 1,64
̅
97 ̅ + 1,96
X
99 ̅ + 2,325
X
Keterangan:
Bb = batas bawah kelas
N = jumlah data pengamatan
fk = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas persentil
fi = frekuensi kelas persentil
p = panjang kelas
2.6 Korelasi
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran
asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik
dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi,
terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu
Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Pengukuran
asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau
kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika
perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi
pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen.
Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya
Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal
menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan diukur menggunakan jarak
(range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian
hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefisien korelasi
diketemukan positif, sebaliknya jika nilai koefisien korelasi negatif, korelasi
disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefisien korelasi adalah suatu
pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefisien
korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat hubungan
antara dua variabel tersebut. Jika koefisien korelasi ditemukan +1. maka
hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear
sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Sebaliknya. jika koefisien
korelasi diketemukan - 1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
11
Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1 Antropometri
Kelompok 4
sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif.
Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis mengenai
signifikansi antar variabel yang dikorelasikan, karena kedua variabel
mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempunyai
hubungan sangat kuat dengan variabel Y. Jika korelasi sama dengan nol (0),
maka tidak terdapat hubungan antara kedua tersebut. Adapun tabel tingkat
hubungan dari nilai koefisien sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tingkat Korelasi
Koefisien Tingkat Hubungan
0 Tidak berkorelasi
0,00-0,20 Korelasi sangat lemah
0,21-0,40 Lemah
0,41-0,60 Agak lemah
0,61-0,80 Cukup
0,81-0,99 Kuat
1 Sangat kuat
2.7 Jenis-jenis Antropometri
Untuk memudahkan dalam melakukan pengukuran dalam antropometri,
pengukuran dibagi menjadi dua bagian antara lain:
a. Antropometri statis
Antropometri statis adalah pengukuran yang dilakukan pada saat dalam
keadaan diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil
secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil
pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode
tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.
Berikut adalah contoh pengukuran antropometri statis
i) Pengukuran Tubuh
Keterangan:
1. Panjang tangan
2. Panjang telapak tangan(Pt
3. Panjang ibu jari(Pjl-1)
4. Panjang jari telunjuk(Pjl-2)
5. Panjang jari tengah(Pjl-3)
6. Panjang jari manis(Pjl-4)
7. Panjang jari kelingking(Pjl-5)
8. Lebar ibu jari(Lj)
9. Tebal ibu jari
10. Lebar jari telunjuk(Lj)
11. Tebal jari telunjuk
12. Lebar telapak tangan(Lt)
13. Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)
14. Lebar telapak tangan (minimum)
15. Tebal telapak tangan
16. Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)
17. Diameter genggam (maksimum)
18. Lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking)
19. Lebar fungsional maksimum (ibu jari ke jari lain) Segi
empat minimum yang dapat dilewati telapak tangan
Keterangan:
1. Panjang kepala(Pk)
2. Lebar kepala(Lk)
3. Diameter maksimum dari dagu(Dmd)
4. Dagu kepuncak kepala(Dkk)
5. Telinga ke puncak kepala(Tpk)
6. Telinga ke belakang kepala(Tbk)
7. Antara dua telinga(Adt)
8. Mata kepuncak kepala(Mpk)
9. Mata kebelakang kepala(Mbk)
10. Antara dua pupil mata(Adpm)
11. Hidung kepuncak kepalaHpk)
12. Hidung ke belakang(Hb)
13. Mulut kepuncak kepala(Mupk)
14. Lebar mulut(Lm)
1. Mulai
2. Studi Literatur
Bagian ini membahas mengenai keseragaman data, kecukupan data,
persentil, allowance, korelasi, jenis antropometri, dan penggunaan
antropometri melalui modul praktikum, jurnal, dan buku.
3. Alat dan Bahan
Setelah mengumpulkan studi literatur, selanjutnya menentukan alat
dan bahan yang disesuaikan dengan pengukuran antropometri. Alat dan
bahan yang digunakan berupa kursi, mistar, meteran kain, meteran
bangunan, timbangan badan, handphone, dan lembar pengamatan.
4. Pengumpulan Data
Setelah menentukan alat dan bahan kemudia dilanjutkan dengan
pengumpulan data. Pengumpulan data yang dilakukan pada kegiatan
pengamatan ini berupa hasil rekap data antropometri pria dan hasil rekap
data antropometri wanita.
5. Inspeksi Pengumpulan Data
Setelah melakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan
pengecekan data kembali apakah data yang berkaitan sudah benar atau
belum. Jika sudah benar maka dilanjutkan ke tahap pengolahan data, dan
jika belum benar maka mengulang ke pengumpulan data kembali agar
data-data tersebut dapat diolah.
6. Pengolahan Data
Jika data-data yang telah dikumpulkan sudah benar, selanjutnya
akan diolah dengan uji keseragaman data, uji kecukupan data, uji korelasi,
dan perancangan produk berdasarkan persentil.
7. Analisa
Setelah itu dilakukan analisa dari hasil pengolahan data yang sudah
dilakukan sebelumnya. Tahapan analisa yang dilakukan dari hasil
2. Tampilan awal pada Minitab akan seperti gambar dibawah ini yakni
kolom dan baris masih dalam keadaan kosong
Terlihat pada grafik 4.1 yaitu dimensi lebar telapak kaki yang
terdiri dari 40 operator laki-laki tidak terdapat outlier atau tidak ada
data yang melewati batas control atas maupun bawah, sehingga data
ini dapat dikatakan seragam.
Terlihat pada grafik 4.2 yaitu dimensi panjang telapak kaki yang
terdiri dari 38 operator perempuan tidak terdapat outlier atau tidak ada
data yang melewati batas control atas maupun bawah, sehingga data
ini dapat dikatakan seragam.
Terlihat pada grafik 4.3 yaitu dimensi lebar tangan yang terdiri
dari 40 operator laki-laki dan terdapat outlier atau data yang melewati
batas control bagian atas, sehingga data ini dapat dikatakan tidak
seragam
Terlihat pada grafik 4.4 yaitu dimensi lebar telapak kaki yang
terdiri dari 38 operator perempuan dan terdapat outlier atau data yang
melewati batas control bagian atas, sehingga data ini dapat dikatakan
tidak seragam. Setelah dilakukan pengujiam, seluruh hasil pengujian
daa antropometri baik data antropometri laki-laki maupun perempuan
dirangkum kedalam tabel.
BAB V
ANALISA
5.1 Analisa Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data merupakan pengujian yang dilakukan terhadap data
pengukuran antropometri yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diukur telah seragam atau tidakseragam. Data yang akan diuji merupakan 39
data antropometri dari 40 operator laki-laki dan 37 operator wanita.
Pada prosedur uji keseragaman data, pengujiannya menggunakan aplikasi
minitab dengan memasukan data-data yang sudah dikumpulkan kedalam
sebuah tabel, lalu selanjutnya akan menampilkan grafik keseragaman data
antropometri. Pada grafik terdapat data yang berwarna merah, maka hal itu
menunjukan data outlier atau data yang tidak seragam dengan nilai batasan atas
dan bawah yang ditampilkan. Melalui pengujian ini juga akan dilakukan
pengumpulan data outlier yang bertujuan untuk menunjukkan data-data yang
jauh berbeda dengan data lainnya.
Dari hasil pengukuran 39 data antropometri untuk laki-laki, diperoleh
bahwa terdapat 33 data yang seragam dan 6 data .Data yang seragam contohnya tinggi
duduk tegak, tinggi duduk normal, dan tinggi bahu normal karena pada grafik dari data
pertama sampai akhir berada di dalam batas nilai grafik. Sedangkan data yang tidak
seragam yaitu tebal perut duduk, lebar pinggang, panjang jari 3, panjang
telapak tangan, lebar jari, dan lebar tangan. Karena pada grafik terlihat pada dimensi
tersebut ada beberapa nilai data yang melewati garis merah pada batas atas dan bawah
grafik, sehingga data yang melewati garis merah tersebut dikatakan outlier dan tidak
seragam.
Pada data antropometri wanita terdapat 30 data yang seragam dan 9 data
yang tidak seragam. Data yang seragam contohnya tinggi siku duduk, tinggi
sandaran punggung, dan tinggi pinggang duduk karena pada grafik dari data
pertama sampai akhir berada di dalam batas nilai grafik. Sedangkan data yang tidak
seragam yaitu tinggi popliteal, lebar pinggul, lebar pinggang, tinggi bahu
berdiri, tinggi pinggang berdiri, tinggi lutut berdiri, berat badan, lebar jari, lebar
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
110
Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1 Antropometri
Kelompok 4
telapak kaki. Karena pada grafik terlihat pada dimensi tersebut ada beberapa nilai data
yang melewati garis merah pada batas atas dan bawah grafik, sehingga data yang
melewati garis merah tersebut dikatakan outlier dan tidak seragam.
Hasil uji kecukupan dari data antropometri pria diperoleh 40 data cukup
dan 0 data tidak cukup. Sedangkan hasil uji kecukupan dari data antropometri
wanita diperoleh 38 data cukup dan 0 data tidak cukup. Diliat dari data uji
kecukupan pria dan wanita sama yaitu semua data cukup baik data
antropometri wanita dan pria.
Seperti pada tabel uji korelasi dalam praktikum antropometri ini, dapat
diperoleh nilai koefisien antar dimensi tubuh. Contoh nilai koefisien korelasi
kuat, dimensi tubuh tinggi badan tegak dengan tinggi mata berdiri nilai
koefisien korelasinya 0.963. dari nilai koefisien korelasi tersebut dapat
diartikan bahwa nilai tersebut kuat bernilai, karena semakin tinggi badan
berdiri tegak maka tinggi mata berdiri akan tegak. Contoh nilai koefisien
korelasi yang lemah adalah dimensi tubuh tinggi mata duduk dengan tinggi
pinggang duduk nilai koefisien korelasinya 0.245. dari nilai koefisien korelasi
tersebut dapat diartikan bahwa bernilai lemah, dikarenakan tinggi mata duduk
dengan tinggi pinggang duduk tidak berkaitan.