ARS
ADI ROBITH SETIANA, SE.,MM
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, atas
perkenanya saya dapat menyelesaikan penyusunan buku yang berjudul
“Manajemen Sumber Daya Manusia”
Dalam buku ini diuraikan tentang Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia,
Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia, Perencanaan Sumber Daya
Manusia, Desain Pekerjaan & Analisis Jabatan, Pengadaan, Pengembangan,
Kompensasi, Pengintegrasian, Pemeliharaan, Pemberhentian, Pengembangan
Karir, Kinerja & Penilaian Prestasi Kerja, Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja,
Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja, Semangat Kerja, Kebosanan & Kelelahan
ARS
Kerja.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan buku ini : buat rekan-rekan dosen, pimpinan
perguruan tinggi tempat penulis mengabdi dan terutama buat istri dan anak-
anakku tercinta yang menjadi pemotivasi dalam menyelesaikan buku ini.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat penulis harapkan, agar
pada penerbitan berikutnya jauh lebih bermanfaat.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Penulis
2
PRAKATA
ARS
Tasikmalaya, Mei 2019
3
DAFTAR ISI
ARS
Proses Perencanaan SDM ............................................................................................................
Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Perencanaan SDM ..............................
Tahapan-Tahapan Dalam Proses Perencanaan SDM ....................................................
Kepentingan Perencanaan Sumber Daya Manusia .........................................................
Sistem Perencanan Sumber Daya Manusia ........................................................................
Hambatan Dalam Perencanan Sumber Daya Manusia ..................................................
4
Sumber Perolehan Tenaga Kerja Bagi Perusahaan ...............................................
Prosedur Penarikan Tenaga Kerja .................................................................................
Kendala-Kendala Dalam Proses Penarikan ...............................................................
Hubungan Antara Analisis Jabatan, Perencanaan Sumber Daya Manusia
Dan .................................................................................................................................................
Penarikan Tenaga Kerja .....................................................................................................
Seleksi ...................................................................................................................................................
Dasar Seleksi ............................................................................................................................
Pendekatan Dalam Proses Seleksi .................................................................................
Kualifikasi-Kualifikasi Seleksi ........................................................................................
Metode Penyeleksian ...........................................................................................................
Proses Seleksi Karyawan ...................................................................................................
Teknik Seleksi ........................................................................................................................
Orientasi .............................................................................................................................................
Tujuan Orientasi .....................................................................................................................
Materi Orientasi ......................................................................................................................
Manfaat Orientasi ..................................................................................................................
ARS
Tahap Orientasi
Keuntungan Orientasi ..........................................................................................................
Kelemahan Orientasi ............................................................................................................
Penempatan .......................................................................................................................................
Prinsip-Prinsip Penempatan SDM .................................................................................
5
Kepemimpinan (Leadership) ............................................................................................
Kesepakatan Kerja Bersama .............................................................................................
Collective Bergaining ............................................................................................................
ARS
Bab 11 Pengembangan Karir ...................................................................................
Aspek Perencanaan Karir ............................................................................................................
Prinsip Pengembangan Karir ....................................................................................................
Tujuan Pengembangan Karir .....................................................................................................
Faktor Pengembangan Karir ......................................................................................................
Bentuk Pengembangan Karir .....................................................................................................
Penyusunan Program Pengembangan Karir ......................................................................
6
Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja .........................................................................................
ARS
Jenis Lingkungan Kerja .................................................................................................................
Manfaat Lingkungan Kerja .........................................................................................................
Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ................................................................
Indikator Lingkungan Kerja .......................................................................................................
Lingkungan Kerja Yang Sehat ....................................................................................................
Lingkungan Kerja Kondusif Di Era Digital ...........................................................................
7
BAB 1
Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen
ARS
pengetahun yang diperoleh melalui metode ilmiah.
Manajemen telah ada sejak dulu dimana manusia dengan bantuan orang lain
bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Manajemen adalah suatu proses
penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapaan tujuan dan
sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan
manajerial untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Ahli Definisi
sebuah proses yang khas yang terdiri dari
beberapa tindakan; perencanaan,
pengorganinasian, menggerakkan, dan
pengawasan.
George Robert Terry Semua itu dilakukan untuk menentukan dan
mencapai target atau sasaran yang ingin dicapai
dengan memanfaatkan semua sumber daya,
termasuk sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya.
suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengawasan/ kontrol
Henry Fayol
terhadap sumber daya yang ada agar mencapai
tujuan secara efektif dan efisien
8
Ahli Definisi
sebuah proses perencanaan, proses organisasi,
proses kordinasi, dan proses kontrol terhadap
sumber daya untuk mencapai tujuan dengan
efektif dan efisien.
Ricky W. Griffin
efektif berarti tujuan dapat tercapai sesuai
rencana, sedangkan efisien artinya tugas
dijalankan dengan benar, teroganisir, dan selesai
sesuai jadwal.
sebuah keahlian yang dimiliki seseorang atau
Lawrence A. Appley organisasi untuk menggerakkan orang lain agar
mau melakukan sesuatu.
ilmu atau seni dalam perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
Oey Liang Lee
pengendalian terhadap sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
ARS
sebelumnya.
salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang
Renville Siagian jasa pelayanan yang dikelola oleh tenaga ahli yang
terlatih dan berpengalaman
suatu proses perencaan, pengorganisasian,
leadership, serta pengendalian upaya dari anggota
organisasi tersebut serta penggunaan Sumber
James A. F. Stoner
daya yang tersedia di organisasi tersebut guna
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
organisasi sebelumnya.
Fungsi Manajemen
Berikut Fungsi Manajemen menurut para ahli :
1. GEORGE R. TERRY
Perencanaan (planning), yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan
penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai
tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,
memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan
merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk
mencapai tujuan.
9
Pengorganisasian (organization), yaitu sebagai cara untuk
mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah
direncanakan.
Penggerakan (actuating), yaitu untuk menggerakan organisasi agar
berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta
menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana
dan bisa memcapai tujuan.
Pengawasan (controlling), yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari
organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta
mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa
terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari
rencana.
2. LUTHER M. GULLICK
ARS
Planning (Perencanaan), Perencanaan yang kata dasarnya “rencana”
pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala
aktifitas dan sumber daya yang akan dilaksanakan dan digunakan di
masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di
masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan
untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara
maksimal.
Fungsi dari perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan berbagai masalah
b. Menentukan prioritas masalah
c. Menentukan tujuan dan indikator keberhasilan
d. Mengkaji hambatan dan kendala
e. Menyusun rencana kerja operasioanal
Organizing (Pengorganisasian), Pengoganisasian diartikan sebagai
kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja
sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa
yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.
Sehingga pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses
memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana
untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian
tujuan. Dengan memkaryawanng pengorganisasian sebagai suatu
proses, jelaskan bahwa banyak input dasar harus diperhatikan.
Pertama-tama, struktur itu harus mencerminkan tujuan-tujuan dan
rencana-rencana karena aktivitas suatu institusi diturunkan dari situ.
10
Kedua, struktur itu harus mencerminkan otoritas yang tersedia bagi
manajer-manajer institusi. Jadi, otoritas dalam organisasi tertentu
adalah hal yang ditentukan secara sosial untuk menjalankan kebijakan;
dengan demikian, organisasi demikian itu dapat diubah. Ketiga,
struktur organisasi seperti setiap rencana mana pun, harus
mencerminkan lingkungannya. Keempat, organisasi itu harus diisi
dengan staf yang terdiri dari orang-orang.
Staffing (Penyusunan Karyawan), Pengisian jabatan (staffing) akan
mempengaruhi “kepemimpinan dan pengendalian”. Pengisian jabatan
mengharuskan adanya pendekatan dengan sistem terbuka (open-
system approach). Pengisian jabatan dilaksanakan di dalam institusi,
yang pada gilirannya mempunyai hubungan dengan lingkungan
luarnya. Oleh karena itu faktor-faktor intern perusahaan, seperti
kebijaksanaan personalia, iklim organisasi dan sistem imbalan, harus
diperhitungkan. Jelasnya, tanpa imbalan yang mencukupi, mustahillah
untuk menarik manajer dengan kualitas yang tinggi dan menahannya,
ARS
untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut. Lingkungan luar juga tak
dapat diabaikan; teknologi tinggi membutuhkan para manajer yang
terlatih baik, berpendidikan cukup, ini dapat menghambat perusahaan
untuk berkembang dengan kecepatan yang diinginkan. Seperti fungsi-
fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang tidak
kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya,
penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang
akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan
diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan
pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain
menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber
daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau
seni pembinaan sumber daya manusia. Penyediaan staf merupakan
pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu
tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam upaya
mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain:
latihan jabatan, penugasan khusus, simulasi, permainan peranan,
satuan tugas penelitian, pengembangan diri dan seterusnya.
Directing (Pengarahan), Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta
pertimbangan dan bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik
secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah diangkat
dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing- masing
tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
Pengarahan (orientasi) meliputi mengenalkan karyawan baru kepada
perusahaan, fungsinya, tugasnya, dan orang-orangnya. Perusahaan
11
besar biasanya mempunyai program pengarahan yang formal yang
menerangkan hal- hal ini: sejarah, produk dan jasa, kebijaksanaan
umum, organisasi (divisi, departemen, dan lokasi), tunjangan
(asuransi, pension, cuti), persyaratan kerahasiaan dalam kontrak
pertahanan, dan peraturan keamanan ,dan lain-lain. Dalam
pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan
dengan controlling sambil mengawasi, manajer sering kali memberi
petunjuk atau bimbingan bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan.
Jika pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan kemauan
dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan termotivasi untuk
memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatannya.
Coordinating (Koordinasi), Coordinating atau pengkoordinasian
merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang
ARS
terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah
mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi
kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga
agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
antara para anggota itu sendiri.
Reporting (Pelaporan), Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi
yang berkaitan dengan pemberian informasi kepada manajer, sehingga
yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan
kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi dapat juga bersifat
horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat dalam kaitannya dengan
konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan hal penting
dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Fungsi ini umumnya lebih
banyak ditangani oleh bagian ketatusahaan. Hasil catatan ini akan
digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa telah, sedang
dan akan dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan. Fungsi recording
and reporting ini akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara
efektif dan efesien.
Budgetting (Pembuatan Anggaran), bahwa penganggaran termasuk
salah satu fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang
berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal
dan akuntansi.
Controlling (Pengawasan), Proses pengawasan mencatat
perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi
penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan
12
yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan
upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
3. HENDRY FAYOL
Planning atau perencanaan, merupakan pemilihan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek
program prosedur metode sistem anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Organizing atau pengorganisasian
a. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok
kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan
c. Penugasan tanggung jawab tertentu
ARS
d. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-
individu untuk melaksanakan tugasnya
Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment)
latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi
pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan
produktif.
Leading atau fungsi pengarahan, adalah bagaimana membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan
harus mereka lakukan.
Controlling atau pengawasan, adalah penemuan dan penerapan cara
dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah ditetapkan.
Unsur-Unsur Manajemen
Berikut ini adalah unsur-unsur manajemen tersebut :
1. Manusia (Human)
Faktor yang paling menentukan dalam manajemen adalah manusia. Dalam
praktiknya, manusia lah yang membuat tujuan dan melakukan proses
pencapaian tujuan tersebut. Dengan kata lain, proses kerja tidak akan
terjadi bila terdapat unsur manusia di dalamnya.
2. Uang (Money)
Uang merupakan unsur manajemen yang sangat berpengaruh karena hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah yang beredar di suatu perusahaan.
Unsur uang dapat menjadi alat dalam proses pencapaian tujuan dengan
penggunaannya yang diperhitungkan secara rasional.
13
Penggunaan uang dalam suatu perusahaan adalah untuk biaya
operasional, seperti gaji karyawan, pembelian dan perawatan peralatan
kantor, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Materials (Bahan)
Bahan ini terdiri dari raw material (bahan setengah jadi) dan bahan jadi.
Unsur material merupakan faktor penting dalam dunia usaha karena hasil
yang baik hanya bisa dicapai bila terdapat material yang baik.
4. Mesin (Machines)
Mesin sangat dibutuhkan manusia untuk melakukan pekerjaan yang sulit
menjadi lebih mudah dan cepat. Penggunaan mesin akan meningkatkan
hasil dan keuntungan serta membuat proses kerja menjadi lebih efektif
dan efisien.
5. Metode (Methods)
ARS
Proses pelaksanaan kerja hanya dapat berjalan dengan efektif dan efisien
bila dilakukan dengan metode yang tepat. Suatu metode kerja harus
mempertimbangkan sasaran, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis.
Selain itu, metode yang tepat dan baik juga harus dipahami oleh manusia
yang menjalankannya. Dengan kata lain, sebuah metode hanya bisa
berjalan dengan baik bila manusia terlibat di dalamnya.
6. Pasar (Market)
Proses pemasaran produk merupakan unsur manajemen yang sangat
krusial bagi sebuah perusahaan. Jika tidak ada pemasaran maka barang
tidak akan laku.
Suatu bisnis bisa menguasai pasar bila menawarkan produk yang
berkualitas dan sesuai dengan minat dan daya beli konsumen. Itulah
sebabnya proses pemasaran sangat erat hubungannya dengan kualitas
barang yang dipasarkan.
Aset paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dan
harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau manusia
(sumber daya manusia).
Sumber Daya Manusia merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus
dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber
daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan
14
elemen sumber daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu
sendiri yang mengendalikan faktor yang lain.
Menurut Veithzal Rivai, sumber daya manusia disebut sebagai salah satu
unsur masukan (input) yang nantinya akan diubah menjadi keluaran (output)
berupa barang atau jasa untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebagai input,
sumber daya manusia tidak dapat menjadi unsur tunggal, melainkan harus
dikombinasikan pula bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin,
ARS
metode dan juga teknologi.
Selain menurut para ahli, terminologi sumber daya manusia juga telah
didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian sumber daya
manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah potensi manusia
yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Potensi sumber daya
manusia berbeda-beda pada tiap individu. Untuk bisa mengembangkan
potensi sumber daya manusia yang berbeda-beda tersebut, dibutuhkan suatu
sistem manajemen unik yang dinamakan manajemen sumber daya manusia.
Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Adapun
bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaannya misi tersebut dielola oleh
manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategi dalam semua kegiatan
organisasi.
15
Tenaga kerja disebut juga ‘man power’ merupakan seluruh penduduk yang
memiliki usia siap kerja (produktif). Tenaga kerja mempunyai kemampuan
untuk memberikan jasa setiap satuan waktu yang berguna untuk
menghasilkan produk berupa barang maupun jasa yang dapat bermanfaat
bagi dirinya sendiri atau orang lain
ARS
mereka yang dapat melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
kemandirian dalam rangka menciptakan suatu produk baru yang
bermanfaat bagi orang banyak maupun lingkungannya.
5. Berfungsi dalam Pengembangan IPTEK
Sumber daya manusia juga mempunyai fungsi utama dalam penemuan dan
pengembangan ilmu sehingga dapat digunakan untuk kemajuan dirinya
sendiri, lingkungan, dan orang lain termasuk perusahaan ataupun
organisasi.
16
Menurut Sadili Samsudin, empat hal penting berkenaan dengan manajemen
sumber daya manusia adalah :
1. Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengintegrasian berbagai
kebijakan sumber daya manusia dengan perencanaan.
2. Tanggung jawab pengelolaan sumber daya manusia tidak lagi menjadi
tanggung jawab manajer khusus, tetapi manajemen secara keseluruhan.
3. Adanya perubahan dari hubungan serikat pekerja manajemen menjadi
hubungan manajemen karyawan.
4. Terdapat aksentuasi pada komitmen untuk melatih para manajer agar
dapat berperan optimal sebagai pengerak dan fasilitator.
ARS
Pengertian MSDM menurut GR. Terry di atas, dilihat segi SDM sebagai :
1. Manusia yang bekerja di lingkungan organisasi
2. SDM adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam
mewujudkan keberadaannya
3. SDM adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai model di
dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensinya
secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan keberadaan organisasi
Kedua pengertian manajemen sumber daya manusia menurut para ahli di atas
sama-sama menyoroti perihal sistem dan tujuan. Sebuah manajemen sumber
daya manusia yang baik memerlukan sistem atau proses yang terstruktur.
Selain itu manajemen sumber daya manusia juga harus berorientasi pada
tujuan dari perusahaan tempat individu tersebut bernaung. Jangan sampai
sebuah manajemen yang dibuat tidak sejalan atau justru berlawanan dengan
tujuan sebuah perusahaan.
17
Menurut Sedarmayanti, manajemen sumber daya manusia berperan dalam
menentukan terwujudnya tujuan organisasi.
ARS
berbagai treatment berupa fasilitas, gaji, hingga jaminan bagi mutu kehidupan
karyawan. Terakhir, tujuan ‘memotivasi’ dapat diwujudkan melalui
penyelarasan pribadi karyawan dengan situasi kerja yang dihadapinya.
18
akan menunjukkan perangai yang baik, hal itu tentunya akan turut membuat
konsumen merasa senang. Sebagai dampaknya, angka profit pun meningkat.
Tujuan manajemen sumber daya manusia jangka panjang yang kedua adalah
untuk menciptakan perusahaan yang unggul dan terus mengalami
pertumbuhan. Sama seperti alasan pada tujuan sebelumnya, seorang
karyawan yang bahagia akan menciptakan hasil kerja yang baik. Ketika hasil
kinerja karyawan terus membaik, otomatis perusahaan akan semakin
berkembang menjadi perusahaan yang lebih unggul dari waktu ke waktu.
ARS
(controlling). Sedangkan fungsi operasional terbagi menjadi enam, yakni
pengadaan tenaga kerja (procurement), pengembangan (development),
kompensasi (compensation), pengintegrasian (integration), dan pemeliharaan
(maintenance), pemberhentian (separation)
19
Merupakan fungsi MSDM untuk memelihara dan meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas SDM agar tercipta hubungan yang serasi dan
harmonis untuk jangka panjang.
6. Fungsi Pemberhentian (Separation)
Merupakan fungsi MSDM untuk mempertahankan efektivitas dan efisiensi
perusahaan dengan cara pemutusan hubungan kerja, baik sementara
maupun selamanya yang dilakukan perusahaan atas permintaan sendiri
atau karena kehendak pihak perusahaan.
ARS
3. Kepuasana sumber daya manusia
4. Pengembangan sumber daya manusia
5. Kesiapan untuk berubah.
20
BAB 2
Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia
ARS
dalam berbagai bentuk. Manajemen sumber daya manusia muncul begitu
manusia berkumpul untuk sebuah tujuan yang sama. Meskipun demikian,
keberadaan MSDM belum dapat dipastikan secara jelas pertama kali muncul.
Tetapi dalam kurun waktu terakhir, proses memanajemen manusia menjadi
formal.
Aktivitas MSDM berawal dari tahun 1915 saat menjelang pecahnya Perang
Dunia I (PD I) ketika militer Amerika Serikat mengembangkan suatu korps
pengujian psikologi, suatu tim penguji serikat buruh dan suatu tim semangat
kerja. Beberapa orang yang terlatih dalam praktek-praktek di ketiga tim
tersebut kemudian menjadi manajer-manajer personalia di bidang industri.
Langkah ini ditempuh mengingat bahwa permintaan menejer personalia yang
berkualitas pada saat itu cukup banyak.
21
Kesadaran akan pentingnya peran manusia dalam organisasi berkembang
ketika produktivitas karyawan ternyata mempengaruhi daya saing
perusahaan. Faktor manusia menjadi bagian penting dalam perusahaan
karena pengelolaan karyawan yang baik merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas di satu sisi dan daya saing perusahaan di sisi lain.
Hal inilah yang kemudian mendorong manajemen personalia/ kekaryawanan
berubah menjadi kajian Manajemen SDM (Gomes).
Menurut Tjutju Yuniarsih, ada 5 faktor yang menyebabkan perhatian terhadap
faktor manusia sebagai sumber daya manusia jauh lebih besar adalah :
1. Perkembangan pengetahuan manajemen yang dipelopori oleh Taylor
2. Kekurangan tenaga kerja pada perang dunia I bagi negara-negara yang
terlibat dalam peperangan.
3. Kemajuan yang dicapai serikat-serikat pekerja
4. Semakin meningkatnya campur tangan pemerintah dalam hubungan
antara majikan dan buruh
5. Akibat depresi besar tahun 1930
1.
ARS
Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai teori
22
organisasi sebagai struktur wewenang yang karismatik, tradisional, dan
legal rasional.
3. Teori Transisional
Teori ini dikemukakan oleh Mary Parker Follet (1868-1933) Chester I
Barnard (1886-1961) dan Lyndall F Urwirck (1891-1983). Mereka
mengemukakan Teori Sumber Daya Manusia dalam manajemen dan
pendekatan klasik berlaku pada hubungan kerja, faktor-faktor sosial
dalam pekerjaan termasuk kerja tim, gaya kepemimpinan dan sistem
informal dalam organisasi
ARS
manajer. Elton Mayo (1880-1949) mengenalkan hubungan manusia
dalam organisasi, studi terhadap kepuasan karyawan akan kebutuhan
dan produktivitasnya.
23
BAB 3
Perencanaan Sumber Daya Manusia
ARS
pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan rencana
organisasi agar tercipta jumlah karyawan, penempatan karyawan secara tepat
dan bermanfaat secara ekonomis.
Proses ini didasari oleh supply dan demand dalam konteks SDM perusahaan.
Perencanaan SDM bermanfaat bagi perusahaan dalam berbagai hal, yaitu:
Membantu HR mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja dengan berbagai
kualifikasi di kemudian hari.
HR bisa bekerja secara proaktif dalam menemukan kandidat yang sesuai.
Sesuai dengan tujuan masing-masing perusahaan, perencanaan SDM
memungkinkan HR untuk mengidentifikasi, memilih, dan
mengembangkan kompetensi atau tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
24
Menurut Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah perencaaan dilakukan dengan
tujuan :
1. Memberdayakan sumber daya manusia secara efisien dan efektif
2. Mengembangkan peluang karir yang lebih efektif
3. Mengembangkan SDM yang berkualitas dan memiliki kepuasan kerja
4. Memadukan aktifitas SDM dan tujuan organisasi serta tujuan individu
secara efisien
5. Membantu mengembangkan sistem informasi sumber daya manusia
sehingga dapat menyediakan informasi yang akurat tentang kegiatan SDM
dan unit-unit organisasi.
ARS
Adapun menurut Malayu S.P Hasibuan, tujuan perencanaan sumber daya
manusia adalah :
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi
semua jabatan dalam perusahaan.
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan
sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS)
sehingga produktivitas kerja meningkat.
5. Untuk menghindari kekurangan dan atau lebih kelebihan karyawan.
25
2. Pendekatan Paternalisme (Paternalistik)
Dengan adanya perkembangan pemikiran berdasarkan para pekerja yang
semakin maju berdasarkan para pekerja, yang memberitahuakn mereka
dapat melepaskan diri berdasarkan ketergantungan manajemen atau
pimpinan perusahaan mengimbangkan dengan kebaikan buat para
pekerja. Paternalisme adalah suatu konsep yg menduga manajemen
sebagai pelindung terhadap karyawan, aneka macam bisnis sudah
dilakukan oleh pimpinan perusahaan supaya para pekerja mencari donasi
berdasarkan pihak lain.
3. Pendekatan Sistem Sosial (Human Relation)
Manajemen Sumber Daya Manusia atau personalia adalah proses yang
kompleks. Setiap ada permasalahan, maka diusahakan dipecahkan
menggunakan sebaik mungkin menggunakan resiko yg paling mini, baik
bagi pihak energi kerja maupun pemberi kerja
ARS
Secara garis besar, proses perencanaan SDM dibagi menjadi 4 langkah yang
meliputi:
Persediaan Tenaga Kerja Saat Ini
Langkah paling awal yang bisa dilakukan dalam memulai perencanaan
SDM yaitu menilai ketersediaan sumber daya manusia yang ada di
perusahaan. Penilaian ini termasuk studi komprehensif dari berbagai
aspek SDM, seperti jumlah, skill, kompetensi, kualifikasi, pengalaman, usia,
jabatan, kinerja, kompensasi, dan lain sebagainya.
Dalam tahap ini, HR juga bisa melakukan wawancara dengan manager tim
untuk memahami tantangan dari sisi SDM yang sedang dihadapi, serta
kualifikasi yang dirasa penting untuk dimiliki oleh karyawan tim tersebut.
Kebutuhan SDM di Masa Mendatang
Langkah selanjutnya dari perencanaan SDM yaitu menganalisa kebutuhan
tenaga kerja di masa mendatang. Dalam langkah ini, berbagai variabel HR
seperti pengurangan SDM, lowongan yang akan dibuka, promosi jabatan,
mutasi karyawan, dan lain sebagainya perlu dimasukkan ke dalam
pertimbangan. Selain itu, variabel tidak terduga seperti pengunduran diri
serta pemecatan juga perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam analisa.
Perkiraan Permintaan SDM
Kemudian, HR bisa mencocokkan tenaga kerja yang ada saat ini dengan
perkiraan kebutuhan tenaga kerja di kemudian hari dan membuat demand
forecast (perkiraan permintaan). Dalam langkah ini, penting juga untuk
mengetahui strategi dan objektif bisnis jangka panjang, agar perkiraan
permintaan bisa sesuai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Strategi dan Implementasi Pencarian SDM
26
Setelah mengetahui kekurangan yang dibutuhkan dari evaluasi supply dan
demand SDM, HR bisa mengembangkan strategi berdasarkan perkiraan
permintaan SDM yang sudah dibuat. Strategi yang dibuat tentunya harus
bisa memberikan solusi bagi kekurangan masalah SDM di perusahaan. HR
bisa melakukan relokasi, rekrutmen, outsourcing, pelatihan, manajemen
SDM, hingga melakukan perubahan kebijakan terkait SDM. Perusahaan
juga bisa menggunakan jasa konsultan untuk meminimalisir reaksi negatif,
terutama mengenai masalah hukum dan legal.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Perencanaan SDM
Pertumbuhan (Growth)
Beda perusahaan, beda juga tingkat pertumbuhannya. Dalam melakukan
perencanaan SDM, penting juga bagi para HR untuk mempertimbangkan
faktor pertumbuhan finansial dan kebutuhan perusahaan. Apakah
perusahaan memiliki budget? Apakah perusahaan akan melakukan
ekspansi dan membutuhkan banyak SDM?
Perubahan (Change)
ARS
Perubahan bisa terjadi kapan pun. Ketika perusahaan sedang mengalami
perubahan, usahakan agar HR memiliki fleksibilitas agar bisa memenuhi
kebutuhan perusahaan dengan lebih baik.
Teknologi (Technology)
Di era yang didominasi oleh teknologi ini, penting bagi HR untuk
memahami pentingnya fungsi dan peran teknologi dalam operasional
perusahaan. Jika diperlukan, HR juga bisa merencanakan pelatihan untuk
karyawan mempelajari fitur ataupun perangkat yang digunakan dalam
perusahaan.
2. Lingkungan Internal
27
a. Berbagai kebuthan pokok organisasional mempengaruhi permintaan
sumber daya manusia. Rencana strategik perusahaan adalah
keputusan yang paling berpengaruh. Ini mengikat perusahaan dalam
jangka panjang untuk mencapai sasaran-sasaran seperti pertumbuhan,
produk baru, atau segmen pasar baru.
b. Dalam jangka pendek, para perencana menterjemahkan rencana-
rencana strategik menjadi operasional dalam bentuk anggaran.
c. Forecast penjualan dan produksi meskipun tidak setepat anggaran juga
menyebabkan perubahan kebutuhan personali jangka pendek.
d. Perluasan usaha berarti kebutuhan sumber daya manusia baru.
e. Perancangan kembali pekerjaan-pekerjaan dapat secara radikal
merubah kebutuhan dan memerlukan berbagai tingkat keterampilan
yang berbeda dari para karyawan di masa mendatang.
ARS
karyawan. Pensiun, permohonan berhenti, terminasi dan kematian
semuanya menaikan kebutuhan sumber daya manusia. Data masa lalu
tentang faktor-faktor tersebut dan tend perkembangnnya bisa berfungsi
sebagai pedoman perencanaan yang akurat.
28
Setelah kebutuhan jumlah karyawan ditentukan, tahap selanjutnya adalah
menentukan berapa jumlah karyawan yang telah ada dan dimiliki oleh
organisasi dari jumlah karyawan yang dibutuhkan tersebut. Berdasarkan
informasi jumlah karyawan yang dibutuhkan dan jumlah karyawan yang
telah dimiliki, maka akan dapat diketahui berapa besar jumlah tambahan
(net) karyawan yang dibutuhkan untuk meringankan karyawan organisasi
saat itu.
ARS
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, ada tiga kepentingan dalam
perencanaan sumber daya manusia, yaitu kepentingan individu, kepentingan
organisasi, dan kepentingan nasional.
a. Kepentingan individu,
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi setiap individu,
karena dapat membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan,
karyawan dapat dicapai melalui perencanaan karir.
b. Kepentingsn organisasi,
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi dalam
mendapatkan calon karyawan yang memnuhi kualifikasi. Dengan adanya
perencanaan sumber daya manusia, dapat dipersiapkan calon-calon
karyawan yang berpotensi untuk menduduki posisi manajer untuk masa
yang akan datang.
c. Kepentingan nasional,
Perencanaan sumber daya manusia sangat bermanfaat bagi kepentingan
nasional. Hal ini karena karyawan-karyawan yang berpotensi tinggi dapat
dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
produtivitas nasional. Mereka dapat dijadikan tenaga ahli dalam bidang
tertentu untuk mrmbantu program pemerintah.
29
mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja. Penysusunan
anggaran tenaga kerja ini disebut pula dengan penyusunan formasi.
Dalam penyusunan formasi perlu diperhatikan dasar penyusunan, analisis
kebutuhan tenaga kerja, dan anggaran tersedia.
b. Penyusunan program tenaga kerja (manpower programming)
Merupakan kegiatan-kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi
program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan karyawan, pelatihan
dan pengembangan karyawan, pengembangan karir, program
pemeliharaan karyawan dan program pemberhentian karyawan.
ARS
lain :
a. Tujuan yang tidak tepat
b. Sistem kompensasi yang tidak tepat
c. Lingkungan eksternal yang komplek dan dinamis
d. Kondisi persaingan yang semakin tajam
e. Keengganan untuk mengubah tujuan
f. Tidak memahami organisasi yang semakin dinamis
g. Terjadi konflik internal organisasi antara manajemen dan buruh.
30
BAB 4
Desain dan Analisa Jabatan
DESAIN PEKERJAAN
Desain pekerjaan adalah suatu perencanaan yang harus dimulai sejak awal
ARS
memulai pekerjaan dimana setiap jabatan memiliki definisi yang jelas dalam
tugas dan kewajiban serta tanggung jawab yang duterimanya. Desain
pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan individu atau
kelompok karyawan dalam wadah organisasi. Tujuan dari desai pekerjaan
yaitu mengatur pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan organisasi, peralatan-
peralatan dan hubungan sosial serta perilaku.
31
Meliputi :
Otonomi Pekerjaan
Indentitas tugas
Variasi Pekerjaan
Umpan Balik
ARS
Individu atau manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh faktor
lain, yaitu :
a. Manusia memiliki psikologis, artinya manusia tidak dapat dengan
mudah dibongkar pasang, seperti mesin.
b. Individu sebagai input produksi, tapi juga yang akan menikmati
outpunya. Tujuan akhir sebuah proses produksi adalah menciptakan
produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen.
c. Apabila fakor produksi yang lain berkurang dalam proses produksi,
tetapi manusia dalam kurun waktu tertentu akan bertambah, yaitu
bertambah keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan.
d. Individu adalah penentu eksistensi organisasi, bahkan faktor yang
mutlak harus ada. Pengusaha boleh memiliki modal, mesin dan
material yang berkualitas, tetapi tidak akan berfungsi baik jika tidak
ada manusia yang mengelolanya.
32
menyelaraskan manfaat-manfaat desain pekerjaan dengan pertimbangan
biaya.
4. Struktur organisasi
Sebuha organisasi akan menjadi lebih lincah apabila digerakkan oleh roda
operasional yang gesit, cakap, visioner, dan mampu melihat perubahan ke
depan. Struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
desain pekerjaan.
5. Variabel internal
Manajemen
Karyawan
Stakeholder
Serikat pekerja
ARS
Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kinerja untuk pekerjaan tertentu
khususnya untuk motivasi tenaga kerja yang dapat membuat perbedaan
besar pada kinerjanya.
1. Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karena seorang
tenaga kerja yang puas dengan konfigurasi pekerjaan tertentu belum tentu
memuaskan bagi yang lainnya.
2. Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental.
33
1. Desain pekerjaan mekanistik yaitu desain pekerjaan yang menggunakan
pendekatan spesialisasi untuk meminimalkan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
2. Desain pekerjaan berurutan secara berkesinambungan yaitu desain
pekerjaan yang menggunakan pendekatan dengan mengatur dua atau
lebih tugas/pekerjaan yang saling tergantung satu dengan yang lain dalam
satu urutan yang bertahap.
3. Desain pekerjaan ergonomik yaitu desain pekerjaan yang menggunakan
pola keserasian antara kondisi fisik pekerja dengan peralatan kerja agar
dapat dilaksanakan secara cepat, nyaman dan mudah.
4. Desain pekerjaan berdasarkan jenis kegiatan yaitu desain pekerjaan yang
menggunakan pola yang memisahkan pekerjaan/jabatan yang
membutuhkan keterampilan fisik dengan yang membutuhkan
keterampilan mental dari yang terendah sampai yang tertinggi.
5. Desain pekerjaan otonom (individual) yaitu desain pekerjaan yang
menekankan pada kemampuan perseorangan untuk melaksanakan
ARS
pekerjaan dengan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang pada
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dari awal sampai akhir dengan
menghasilkan sesuatu yang berhubungan dengan bisnis organisasi atau
perusahaan.
6. Desain pekerjaan tim yaitu desain pekerjaan yang dilakukan dengan
membentuk tim kerja (team work) baik yang bersifat permanen maupun
sementara untuk menyelesaikan serangkaian pekerjaan tertentu.
34
Tim kerja (team work) yaitu sekelompok karyawan yang diminta untuk
merampungkan sebuah tugas besar dalam bentuk penugasan-
penugasan khusus dari perusahaan.
Kelompok kerja otonomi (autonomus team work) yaitu tim-tim kerja
yang diberikan tujuan-tujuan khusus dan kendali atas pencapaian
tujuan tersebut.
Lingkaran-lingkaran mutu (quality circles) yaitu sekelompok karyawan
dan penyelia bertemu secara rutin guna membahas masalah-masalah
mutu dan solusi-solusinya.
ANALISAS JABATAN
ARS
kesatuan dari segala sesuatu yang dilakukan oleh karyawan. Pernyataan ini
mengacu pada fakta bahwa hampir setiap program SDM membuthkan
beberapa jenis informasi yang diperoleh dari analisis jabatan : seleksi, penilain
kinerja, pelatihan pengembangan, evaluasi pekerjaan, perencanaan karir,
perancangan ulang pekerjaan, serta perencanaan SDM.
35
4. Sebagai keperluan dalam penilaian kerja.
5. Sebagai perbaikan syarat dalam pekerjaan.
6. Sebagai alat promosi jabatan pada tenaga kerja.
7. Sebagai perencanaan organisasi.
ARS
dengan kinerja karyawannya.
36
pelatihan, peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk melakukan
pelatihan serta metoda yang akan digunakan untuk pelatihan ini.
Manajemen Kompensasi (Manajement Compensation) : Job analysis atau
analisis pekerjaan ini memainkan peranan yang penting dalam menentukan
paket gaji, tunjangan dan insentif karyawan. Tentunya, Paket gaji seorang
karyawan pada dasarnya tergantung pada posisi, jabatan, tugas dan tanggung
jawab yang terlibat dalam suatu pekerjaan. Proses ini dapat membantu
manajemen khusus manajer sumber daya manusia untuk menentukan
kompensasi yang harus diberikan pada karyawan yang melakukan pekerjaan
tersebut.
Selain beberapa tujuan diatas, Job Analysis ini juga digunakan untuk
merancang, mendesain ulang, memperkaya, mengevaluasi serta
menambahkan atau mengurangi tanggung jawab pada pekerjaan tertentu agar
dapat meningkatan kepuasan karyawan sekaligus mencapai produktivitas
yang diinginkan oleh manajemen.
ARS
Tahap-tahap Dasar analisis jabatan
Ada lima tahap dasar analisis jabatan yang dikemukakan oleh Andrew J
Dubrin, yaitu :
Tahap 1. Pengumpulan latar belakang informasi
Tahap 2. Pemilihan kedudukan yang representatif
Tahap 3. Pengumpulan data analisis jabatan
Tahap 4. Pengembangan deskripsi jabatan
Tahap 5. Pengembangan spesifikasi jabatan
37
organisasi, uraian jabatan dibuat berdasarkan “selera” masing-masing atasan,
atau bahkan diserahkan untuk dibuat oleh pemegang jabatan. Ini membuat
tidak adanya standar batasan jabatan yang sebenarnya diinginkan oleh
organisasi. Jika hal ini terjadi, maka akan mudah untuk diperkirakan
munculnya banyak masalah mengenai tumpang-tindih tanggung jawab
antarjabatan, atau rangkap-merangkap tanggung jawab oleh karena ada
beberapa tanggung jawab yang ternyata tidak tercakup di jabatan apapun, juga
akan dapat terjadi adanya jabatan yang beban tanggung jawabnya sangat
besar/luas, sementara jabatan lain terlihat sangat sempit dan ringan, sehingga
tidak ada perimbangan cakupan pekerjaan, yang dapat menimbulkan banyak
masalah seperti kecemburuan dan demotivasi.
Format isi uraian jabatan memang bisa sangat bervariasi dari satu organisasi
ke organisasi yang lain. Namun, dengan kerangka berpikir bahwa uraian
jabatan ini diperlukan sebagai bahan dasar informasi untuk proses
pengelolaan SDM yang lainnya, maka dalam format uraian jabatan tersebut
ARS
sebaiknya tersedia informasi minimum sebagai berikut: identitas jabatan,
tujuan jabatan, tanggung jawab utama, indikator kinerja, dimensi/ukuran
jabatan, dan spesifikasi jabatan. Di luar itu, organisasi dapat memasukkan juga
informasi tambahan lainnya, misalnya kewenangan, tantangan, hubungan
kerja, dan struktur organisasi
38
mengontak jika ada pertanyaan, kapan jadwal waktunya, dan apa peran
mereka dalam analisis pekerjaan.
4. Menentukan metode dan pelaksanaan pengumpulan data informasi analisis
pekerjaan
Langkah keempat meliputi pengumpulan informasi analisis pekerjaan
secara cermat. Manajer harus memutuskan metode atau kombinasi mana
yang akan digunakan dan bagaimana mengumpulkan informasi.
5. Memproses informasi analisis pekerjaan
Setelah informasi analisis pekerjaan telah dikumpulkan, adalah penting
untuk menempatkannya ke dalam format yang akan bermanfaat untuk
manajer dan departemen SDM. Salah satu caranya adalah membuat format
khusus dimana dari bentuk itu hasil analisis pekerjaan dapat dibuat.
6. Me-review dan memperbaharui data
Langkah akhir merupakan fenomena yang terus terjadi. Perusahaan
bersifat dinamis, sementara pekerjaaan jarang berjalan mantap untuk
jangka panjang. Para manajer dan spesialis profesional membutuhkan
ARS
waktu yang intens untuk me-review uraian dan spesifikasi pekerjaan. Jadi,
ini merupakan keunggulan proses sepenuhnya di dalam beberapa tahun.
39
Untuk mendapatkan hasil yang jujur dan benar serta data dan informasi
yang asli, pertanyaan yang diajukan selama wawancara harus dipilih
dengan teliti dan hati-hati. Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya
mewawancarai lebih dari satu individu untuk mendapatkan tanggapan.
Bisa berupa dua atau lebih individu yang melakukan pekerjaan yang sama
ataupun mewawancarai atasan atau supervisor individu/karyawan yang
bersangkutan.
3. Metode Angket
Metode Kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data dan
informasi untuk analisis jabatan yang sering digunakan. Kuesioner adalah
suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
karyawan yang akan dianalisis jabatannya. Kelebihan dari metode
kuesioner ini adalah dapat mengumpulkan sejumlah informasi tentang
pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat dan biaya yang relatif murah
dengan catatan bahwa karyawan dapat secara akurat menganalisis dan
ARS
mengkomunikasikan informasi tentang pekerjaan mereka.
Namun Karyawan yang diminta untuk mengisi kuesioner tersebut
kemungkinan mempunyai persepsi sendiri dan bias pribadi tersendiri
terhadap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner sehingga
menimbulkan bias dan ketidakakuratan informasi. Oleh karena itu,
disarankan untuk mengkombinasikannya dengan metode wawancara dan
observasi untuk mengklarifikasi dan memverifikasi informasi kuesioner.
Komunikasi yang baik antara manajemen dengan karyawan yang akan
dianalisis jabatannya juga sangat diperlukan.
4. Metode Kombinasi
Metode ini dilaksanakan dengan menggabungkan ketiga cara di atas. Selain
itu juga dapat ditambah dengan berbagai informasi yang biasanya terdapat
dalam dokumen-dokumen hasil analisis jabatan atau pekerjaan yang telah
ada sebelumnya.
40
2. Menunjukkan perhatian yang besar terhadap pekerjaan karyawan atau
pejabat yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang
diperlukan.
3. Tidak bersikap seakan-akan menggurui karyawan atau pejabat yang
bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan psychological friction.
4. Mengumpulkan selengkap-lengkapnya informasi tentang tujuan
program, seperti : data tentang kualifikasi dan spesifikasi karyawan,
data training atau metode training, dsb.
5. Memeriksa kembali informasi yang sudah diperoleh dengan fakta yang
ada dilapangan.
6. Mengadakan pendekatan yang sopan dan dapat dimnegerti oleh
karyawan/ pejabat yang bersangkutan sesuai tingkat pengetahuan dan
pendidikannya.
ARS
Analisis Jabatan atau Job Analysis merupakan alat utama yang digunakan
untuk mengumpulkan data pekerjaan atau jabatan. Proses Job Analysis ini
akan menghasilkan dua kumpulan data yaitu kumpulan data Deskripsi
Jabatan (Job Description) dan Spesifikasi Jabatan (Job Spesification). Kedua
kumpulan data ini diperlukan oleh Manajer SDM untuk menentukan orang
yang tepat untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan yang dibutuhkan
oleh perusahaan sehingga dapat menempatkan orang yang benar pada
posisi atau jabatan yang tepat. Deskripsi Jabatan dan Spesifikasi Jabatan ini
41
dapat membantu pihak manajemen maupun karyawan untuk memahami
apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh perusahaan.
ARS
diantaranya seperti nama Jabatan, lingkungan dan lokasi pekerjaan,
informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan, tujuan
pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan
peralatan yang akan digunakan serta bahaya dan risiko yang terlibat
didalamnya.
42
Jenis yang kedua pada Deskripsi Jabatan ini adalah Deskripsi Spesifik
Jabatan. Deskripsi Spesifik Jabatan ini memberikan informasi yang detail
terhadap apa yang menjadi tanggung jawab jabatan tersebut. Deskripsi
spesifik jabatan juga mencakup tugas utama, sub-tugas, fungsi inti serta
rincian pada setiap pekerjaannya. Deskripsi spesifik jabatan ini merinci
semua pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan dan cara untuk
melakukan pekerjaan tersebut serta standar kinerja yang diinginkan.
ARS
emosional, flesibilitas, perilaku, kreativitas, etika dan lain sebagainya.
43
BAB 5
Pengadaan Karyawan
ARS
Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM.
Pengadaan karyawan ini merupakan masalah penting, sulit dan kompleks.
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien membantu
tercapainya tujuan perusahaan.
44
disimpulkan bahwa pengadaan SDM adalah proses pengumpulan calon
pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana SDM untuk menduduki
suatu jabatan atau pekerjaan tertentu.
Penarikan
Pengertian
Penarikan (recruitment) adalah proses pencarian dan pemikatan para
calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan.
Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakir bila lamaran-
lamaran (aplikasi) mereka diserahkan.
ARS
Sedangkan menurut Hasibuan “Penarikan adalah usaha untuk mencari dan
mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang
ada dalam suatu perusahaan”.
45
di lingkungan suatu organisasi atau perusahaan. Berarti rekrutmen
merupakan langkah pertama dalam rangka menerima seseorang dalam
suatu lembaga atau organisasi.
Dasar Penarikan
ARS
1. Job Analysis (Analisis Jabatan)
Analisis jabatan merupakan prosedur untuk menentukan tanggung
jawab dan persyaratan, keterampilan dari sebuah pekerjaan dan jenis
orang yang akan dipekerjakan.
2. Job Description (Uraian Jabatan)
Uraian jabatan adalah mengikhtisarkan fakta-fakta yang diberikan oleh
analisis jabatan dalam susunan yang sistematis. Uraian jabatan
merupakan garis-garis besar yang ditulis dan dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan tentang fakta-fakta yang penting dari jabatan
yang diberikan.
3. Job Spesification (Persyaratan Jabatan)
Persyaratan jabatan adalah catatan mengenai syarat-syarat orang yang
minimum harus dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
4. Job Evalution (Penilaian Jabatan)
Penilaian jabatan adalah penilaian kegiatan yang dilakukan guna
membandingkan nilai dari suatu jabatan dengan nilai dar suatu jabatan
lainnya.
5. Job Classification (Penggolongan Jabatan)
Penggolongan jabatan adalah pengelompokan jabatan-jabatan yang
memiliki nilai yang sama.
46
2. Meningkatkan jumlah pelamar kerja secara efisien
3. Membantu meningkatkan rating proses seleksi dengan mengurangi
jumlah pelamar kerja yang underqualified atau overqualified
4. Mengurangi kemungkinan berhenti atau mutasi setelah diangkat
5. Memenuhi kewajiban organisasi melaksanakan program pemerataan
kesempatan kerja
6. Mengidentifikasi dan menyiapkan calon-calon tenaga kerja yang
potensial
7. Meningkatkan efektivitas organisasi dan individu baik untuk jangka
pendek maupun panjang
8. Menilai efektivitas berbagai teknik dan lokasi rekrutmen
ARS
3. Sebagai sarana pertukaran informasi
Teknik-Teknik Penarikan
Teknik-teknik penarikan, baik di sektor publik maupun swasta dapat
dilakukan melalui asas disentralisasikan atau didesentralisasikan,
tergantung keadaan (besarnya) organisasi, kebutuhan dan jumlah calon
pekerja yang hendak direkrut.
47
Teknik Penarikan yang Disentralisasikan
Jika instansi tersebut mempunyai beberapa ribu pekerja, dan jika
departemen-departemen yang berbeda merekrut sejumlah besar
pekerja juru ketik atau teknis bagi tipe kedudukan yang sama,
penarikan yang disentralisasikan akan lebih sering dipakai karena
lebih efisien biaya.
Jika penarikan disentralisasikan, instansi yang mengelola sumber daya
manusia itu akan bertanggungjawab untuk meminta dari para manajer
akan perkiraan-perkiraan periodik mengenai jumlah dan tipe pekerja-
pekerja baru yang dibutuhkan di waktu akan datang.
ARS
dengan cara ini selalu dipakai untuk posisi-posisi khas profesional,
ilmiah, atau administratif bagi suatu instansi tertentu. Selama masa
resesi, di mana permintaan akan pekerjaan-pekerjaan pemerintah
meningkat tetapi lowongannya terbatas, maka penggunaan penarikan
dengan cara ini lebih efektif.
1. Sumber internal
Sumber internal adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja
yang lowong diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan
cara memutasikan atau pemindahan karyawan yang memenuhi
spesifikasi pekerjaan jabatan itu.
48
timbulnya jabatan rangkap maka terpaksa perlu mengambil tenaga
kerja dari luar organisasi.
ARS
diantara karyawan karena ada harapan untuk maju dan
berkembang.
Efisiensi dari perusahaan dapat diharapkan menjadi lebih tinggi.
Waktu penarikan relatif singkat.
2. Sumber eksternal
Jika sumber dari dalam belum cukup atau sudah tidak mungkin lagi,
langkah lain untuk menarik tenaga kerja adalah dari sumber diluar
organisasi atau perusahaan. Tentu saja tenaga kerja tersebut harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
49
ekonomis untuk menariknya adalah dengan jalan menggunakan
jasa dari karyawan lama.
Melalui lembaga-lembaga pendidikan.
Kadang-kadang suatu perusahaan membutuhkan karyawan baru
yang membutuhkan syarat-syarat pendidikan tertentu misalnya
sarjana muda atau sarjana dari fakultas tertentu. Untuk
mendapatkan karyawan dengan syarat-syarat pendidikan
tertentu tersebut ada perusahaan yang langsung menghubungi
lembaga-lembaga pendidikan tersebut.
ARS
sesuai dengan keinginan perusahaan, maka bisa terjadi akhirnya
pelamar tersebut setelah lolos seleksi diterima bekerja.
Iklan atau advertensi.
Penggunaan iklan/ advertensi dalam mencari tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh organisasi banyak dilakukan dalam praktiknya.
Penarikan tenaga kerja melalui iklan merupakan hal yang umum
dilaksanakan diberbagai negara atau dimanapun terjadi
kebutuhan tenaga kerja.
50
Pemberian jabatan kepada sanak saudara atau famili sering
dijumpai pada perusahaan perseorangan atau perusahaan
keluarga. Karena ada ikatan keluarga biasanya lebih bisa
dipercaya, meskipun belum berarti mesti cakap dalam pekerjaan.
Leasing
Untuk menyesuaikan dengan fluktuasi kebutuhan jangka pendek,
maka perusahaan biasa menarik tenaga kerja honorer yang
dibayar secara harian / perjam.
Sumber lain
Sumber lainnya adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan pertanian (pada musim paceklik)
b. Imigrasi/ imigran (dari luar negeri maupun dari desa ke kota)
c. Organisasi-organisasi tertentu (organisasi buruh, veteran)
ARS
adalah:
1. Kemungkinan mendapatkan calon tenaga kerja yang cukup
berbobot.
2. Kemungkinan membawa sistim kerja baru yang lebih baik
ARS
tujuan organisasi, yaitu memperoleh keuntungan. Semakin dekat
organisasi ke tujuannya, semakin efektif organisasi tersebut dalam
mengendalikan program penarikan karyawan.
3. Kondisi lingkungan eksternal organisasi
Kondisi lingkungan akan mempengaruhi nasib organisasi secara
keseluruhan. Karena berbagi suatu sistem, organisasi akan
berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila ingin bertahan hidup
maka organisasi harus beradaptasi dengan lingkungannya.
4. Biaya penarikan organisasi
Biaya yang dibutuhkan dalam proses penarikan bisa cukup besar,
yang mungkin tidak tersedia dalam anggaran organisasi. Ketika
jumlah sumber tenaga kerja yang akan ditarik sedikit dan
diprediksikan mereka akan ditempatkan ke tempat yang tersebar,
hendaknya organisasi harus membuat iklan di beberapa tempat yang
tersebar yang tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
5. Kompensasi
Kebijakan kompensasi organisasi biasanya menetapkan batasan
upah atau gaji yang berbeda pada berbagai pekerjaan. Besarnya
kompensasi akan mempengaruhi minat pelamar unuk menjadi
karyawan pada suatu organisasi. Besarnya kompensasi yang
diperoleh secara individu juga akan membawa dampak benturan
sosial dan budaya manakala kompensasi diberikaan secara tim kerja.
6. Kebiasaan penarikan
Kebiasan penarikan pada masa lalu yang dianggap sudah baku dan
dilakukan berulang-ulang akan mampu meningkatkan keahlian
seorang perekrut dalam menilai calon karyawan sehingga proses
52
perekrutan dapat berjalan lebih baik. Sementara kebiasaan yang
salah dan kurang baik mungkin akan terulang kembali sehingga
proses pencarian calon karyawan yang berkualitas tidak tercapai.
7. Pasar tenaga kerja
Sewaktu menarik tenaga kerja, manajemen harus memperhatikan
keadaan pasar tenaga kerja. Jenis-jenis karyawan yang bagaimana
yang tersedia dan bagaimana mereka mencari pekerjaan. Dengan
memahami kondisi pasar tenaga kerja , akan membantu manajemen
untuk menaksir penawaran tenaga kerja yang tersedia untuk
diterima sebagai karyawan. Pasar tenaga kerja merupakan wilayah
dimana penawaran dan permintaan bertemu dan mepengaruhi
terbentuknya harga tenaga kerja.
ARS
Analisis Jabatan
Deskripsi Jabatan
Spesifikasi Jabatan
Perencanaan SDM
Jumlah
pekerjaan
tertentu yang
akan disi
Penarikan
53
penarikan, daya tarik apa yang dimiliki organisasi untuk menarik calon
tenaga kerja yang memiliki kualifikasi atau potensi. Selanjutnya adalah
seleksi, fokus pada pemilihan calon yang memiliki kualifikasi atau
potensi yang terbaik diantara sekumpulan calon tenaga kerja yang
memiliki potensi dan kualifikasi untuk mengisi lowongan pekerjaan.
Seleksi
ARS
Menurut Rivai menjelaskan bahwa seleksi adalah kegiatan dalam
manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen selesai
dilaksanakan. Hal ini berati telah terkumpul sejumlah pelamar yang
memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan
sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang
dinamakan dengan seleksi.
Dasar Seleksi
54
Dasar seleksi berati penerimaan karyawan baru hendaknya berpedoman
pada dasar tertentu yang digariskan oleh internal ataupun eksternal
perusahaan supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Dasar-dasar
itu antara lain :
1. Kebijaksanaan perubahan pemerintah
Seleksi penerimaan karyawan baru hendaknya berdasarkan dan
berpedoman kepada Undang-Undang Perubahan Pemerintah.
2. Job spesification
Dalam spesifikasi, telah diterapkan persyaratan dan kualifikasi
minimum dari orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan
tersebut. Dasar ini harus betul-betul menjadi pedoman untuk
melakukan seleksi, prinsipnya adalah “the right man on the right place
and the right man behind the riht gun”. Jadi, titik tolak pemikiran seleksi
hendaknya pada apa yang akan dijabat, baru siapa yang akan
menjabatnya. Jabatan atau pekerjaan apapun yang akan diisi
hendaknya diseleksi berdasarkan atas spesisifikasi jabatan atau
ARS
pekerjaan tersebut.
3. Ekonomi rasional
Tindakan ekonomi hendaknya atas dasar pelaksanaan seleksi supaya
biaya, waktu dan pikiran dimanfaatkan secara efektif sehingga hasilnya
juga efektif dan dipertanggungjawabkan.
4. Etika sosial
Seleksi harus dilakukan dengan etika sosial. Artinya, memperhatikan
norma-norma hukum, agama, kebudayaan, dan adat istiadat
masyarakat serta hukum yang berlaku di negara bersangkutan.
Tujuan Seleksi
Seleksi merupakan proses yang sangat penting karena berbagai macam
keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya
diperoleh dari proses seleksi. Proses seleksi akan melibatkan proses
menduga yang terbaik (best-guest) dari pelamar yang ada. Seleksi
penerimaan karyawan baru bertujuan untuk mendapatkan hal-hal
berikut:
1. Karyawan yang memiliki potensi
2. Karyawan yang disiplin dan jujur
3. Karyawan yang sesuai dengan tugas dan keahlian yang diperlukan
4. Karyawan yang terampil
5. Karyawan yang kreatif dan dinamis
6. Karyawan yang loyal
7. Mengurangi turnover karyawan
8. Karyawan yang sesuai budaya organisasi
9. Karyawan yang dapat bekerjasama di dalam perusahaan
55
10. Karyawan yang mudah dikembangkan untuk masa depan
11. Karyawan yang dapat bekerja secara mandiri
12. Karyawan yang mempunyai perilaku dan budaya malu.
ARS
(successive).
2. Pendekatan Compensantory
Seorang pelamar dapat diterima menjadi tenaga kerja dalam suatu
organisasi berdasarkan pada kumpulan hasil secara menyeluruh dan
seluruh tes dilakukan. Dari semua tes, tetapi berlebihan di tes-tes yang
lain, sehingga jumlah hasil akhir yang dicapai memenuhi persyaratan
untuk diterima.
56
Kualifikasi-kualifikasi seleksi
Penyeleksi harus mengetahui secara jelas kualifikasi yang akan diseleksi
dari pelamar. Hal ini sangat penting supaya sasaran dicapai dengan baik.
1. Keahlian
Keahlian harus mendapat perhatian utama kualifikasi seleksi karena
yang akan menentukan mampu tidaknya seseorang menyelesaikan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Keahlian ini mencakup
technical skill, human skill, conceptied skill, kecakapan untuk
ARS
memanfaatkan kesempatan, serta kecermatan menggunakan peralatan
yang dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan.
2. Usia
Perhatian dalam proses seleksi juga ditujukan pada masalah usia para
pelamar. Usia muda dan usia lanjut tidak menjamin diterima tidaknya
seorang pelamar. Persoalan berapa sebaiknya usia karyawan agar
dapat memberikan prestasi yang maksimal kepada organisasi
merupakan suatu persoalan yang perlu mendapatkan perhatian
tersendiri.
3. Kesehatan fisik
Kesehatan fisik sangatlah penting dalam menduduki suatu jabatan
karena tidak mungkin seseorang dapat menyelesaikan tugasnya jika
dalam keadaan sakit bahkan perusahaan akan dibebani pengeluaran
biaya perawatan yang cukup besar.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu indikator yang mencerminkan
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
5. Jenis kelamin
Jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan, waktu
mengerjakan dan peraturan perburuhan.
6. Tampang
Tampang hanyalah merupakan kualifikasi tambahan. Artinya, untuk
jabatan tertentu tampang akan turut membantu keberhasilan
seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
7. Bakat
57
Orang yang berbakat lebih cepat berkembang dan mudah menangkap
pengarahan yang diberikan dan lebih kreatif mengembangkan dirinya.
Bakat merupakan kapasitas yang ada pada diri seseorang yang mana
dalam melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan
yang sudah pernah dijalaninya.
8. Temperamen
Adalah pembawaan seseorang yang sulit dipengaruhi oleh lingkungan
dan melekat pada dirinya. Untuk penilaiannya biasanya diserahkan
kepada psikolog.
9. Karakter
Karakter atau kepribadian berbeda dengan temperamen walaupun ada
hubungan erat antara keduanya. Karakter seseorang dapat diubah
melalui pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat diubah.
10. Pengalaman Kerja
Suatu organisasi cenderung memilih pelamar yang berpengalaman
daripada yang tidak berpengalaman karena dipkaryawanng mampu
ARS
melaksanakan tugasnya.
11. Kerja Sama
Kerja sama harus diperhatikan dalam proses seleksi, karena kesediaan
kerja sama baik vertikal maupun horizontal merupakan kunci
keberhasilan perusahaan, asalkan kerja sama itu sifatnya positif serta
berasaskan kemampuan.
12. Kejujuran
Kejujuran merupakan kualifikasi seleksi yang sangat penting karena
kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan tugas kepada
seseorang.
13. Kedisiplinan
Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam proses seleksi karena untuk
dapat menyelesaikan tugas dengan baik seseorang harus disiplin, baik
pada dirinya sendiri maupun pada peraturan perusahaan.
14. Inisiatif dan Kreatif
Merupakan kualifikasi seleksi yang penting karena inisiatif dan
kreativitas dapat membuat seseorang mandiri dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
Metode Penyeleksian
1. Metode Non Ilmiah
Metode penyeleksian non ilmiah merupakan suatu metode yang hanya
didasarkan pada pengalaman dari calon karyawan tersebut, tidak
berlkaryawanskan kualifikasi khusus atau kriteria yang dibutuhkan
untuk suatu jabatan tertentu. Kelemahan proses seleksi dari metode ini
58
yaitu tidak adanya prinsip yang kuat untuk menentukan nilai calon
karyawan yang akan menjabat suatu posisi tertentu.
2. Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan salah satu metode proses penyeleksian
ilmiah pengembangan dari metode non ilmiah. Metode ini didasari oleh
kualifikasi dan kebutuhan khusus. Dimana setiap calon karyawan akan
ARS
diuji atau diberikan test terlebih dahulu, dan hasil test tersebut akan
dijadikan sebagai salah satu penilaian.
Unsur – unsur yang dijadikan sebagai sumber acuan dalam metode ini
adalah:
Metode Kerja
Prestasi Kerja
Kualifikasi calon karyawan
Berpedoman menggunakan undang – undang perburuhan
Analisa jabatan dan analisa dan ilmu sosial lainnya.
59
tidak memenuhi kualifikasi, maka dinyatakan gugur. Sedangkan, untuk
lamaran yang memenuhi kualifikasi tersebut selanjutnya akan diproses
ke tahap berikutnya.
2. Test – test Penyeleksian
Tahap selanjutnya adalah test penyeleksian, dimana test ini bertujuan
untuk mengetahui informasi objektif mengenai calon karyawan untuk
dijadikan sebagai perbandingan dengan calon karyawan lainnya. Test
penerimaan ini merupakan alat untuk memberikan penilaian terhadap
karyawan terkait bakat dan minat, kepribadian, prestasi, dan jabatan.
Test tersebut diantaranya adalah:
Test Kepribadian : Untuk mengukur kepribadian calon karyawan
terkait bakat, minat maupun kecerdasan
Test Pengetahuan : Untuk menguji pengetahuan para calon
karyawan.
Test Kemampuan : Test yang bertujuan untuk menilai kemampuan
calon karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
ARS
3. Wawancara
Tahap wawancara merupakan suatu percakapan formal yang
dilakukan antara perekrut dengan calon karyawan. Dalam tahap ini,
perekrut diharuskan untuk jeli dalam menggali informasi calon
karyawan terkait kemampuan, bakat, minat maupun pengalaman calon
karyawan. Dari hasil proses wawancara ini, perekrut bisa
membandingkan hasil wawancara dari satu calon karyawan ke calon
karyawan lainnya. Setiap perusahaan memiliki pola wawancara
berbeda – beda, pola – pola wawancara tersebut, seperti:
Pola terstruktur : Dalam wawancara ini pertanyaan yang diberikan
perekrut biasanya sudah dipersiapkan terlebih dahulu, dan
diajukan kepada semua pelamar. Hal ini digunakan untuk
mendapatkan informasi yang valid dari setiap calon karyawan,
terutama untuk perusahaan yang merekrut calon karyawan dalam
jumlah banyak.
Pola tidak terstruktur: Pola wawancara ini biasanya dilakukan
secara spontan, yang digunakan perekrut untuk membantu calon
karyawan yang digunakan perekrut untuk membantu calon
karyawan menemukan solusi
Pola campuran : Pola wawancara ini bertujuan untuk
membandingkan sudut pkaryawanng para calon karyawan.
Pola pemecah masalah: wawancara ini menempatkan para calon
karyawan dalam berbagai situasi. Wawancara ini bertujuan untuk
60
mengetahui penalaran calon karyawan untuk mengatasi berbagai
keadaan kritis, seperti bekerja dibawah tekanan.
4. Pemeriksaan Referensi
Referensi merupakan informasi dari sumber terpercaya mengenai
calon karyawan terkait sifat, karakter, pengalaman daninformasi
lainnya. Terdapat 2 referensi yang biasanya digunakan perusahaan,
diantaranya:
Personal references : referensi ini biasanya diberikan oleh keluarga
maupun kerabat terdekat calon karyawan. Referensi ini terkait
tentang karakter, kesehatan ataupun riwayat penyakit yang pernah
diderita calon karyawan
Employement references : merupakan referensi yang menyangkut
latar belakang atau pengalaman kerja calon karyawan.
5. Evaluasi Medis
Evaluasi medis merupakan salah satu tahap penting yang perlu
diperhatikan dalam perekrutan karyawan. Tahap ini bertujuan untuk
ARS
mengetahui kesehatan calon karyawan yang akan berpengaruh pada
hasil kerja, prestasi dan kemampuan karyawan dalam mejalankan
perkerjaannya nanti.
6. Penerimaan
Tahap selanjutnya adalah tahap penerimaan, HRD atau Perekrut
perusahaan yang akan memberikan keputusan calon karyawan terbaik
mana yang memiliki kemampuan yang tepat sesuai kebutuhan
perusahaan tersebut.
7. Evaluasi
Setelah menempatkan calon karyawan terpilih, langkah selanjutnya
yang harus ditempuh perusahaan yaitu melakukan evaluasi terhadap
karyawan baru tersebut. Evaluasi yang dilakukan terkait hasil kerja,
absensi, prestasi dan kegiatan karyawan tersebut, evaluasi ini
dilakukan secara berkala untuk memastikan produktivitas kerja yang
maksimal.
Teknik Seleksi
1. Teknik seleksi menggunakan Interview
Interview atau wawancara lazim digunakan dalam proses seleksi calon
karyawan atau calon karyawan. Wawancara seleksi adalah percakapan
formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal dapat
diterimanya atau tidak (acceptability) seorang pelamar. Pewawancara
(interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum. Dapatkah pelamar
melaksanakan pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar
dibandingkan dengan pelamar lain?
61
Wawancara mempunyai tingkah fleksibilitas tinggi, karena dapat
diterapkan baik terhadap para calon karyawan manajerial atau
operasional, berketerampilan tinggi atau rendah, maupun staf. Teknik
ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah : pewawancara
mempelajari pelamar, dan sebaliknya pelamar mempelajari
perusahaan.
Wawancara seleksi mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan
validitas. Bagaimanapun juga teknik wawancara penting dilakukan
dalam proses seleksi karena efektivitasnya dapat dipercaya dan
mempunyai fleksibilitas.
Interview atau wawancara bagaimanapun juga memiliki kelemahan,
antara lain :
Subyektivitas pewawancara (aspek perasaan individu)
Cara pengajuan pertanyaan (kurang jelas, terburu buru)
Pengaruh halo (sifat khusus seorang pelamar)
ARS
2. Teknik seleksi menggunakan Assesment Center
Assessment center merupakan metode dalam pengembangan sumber
daya manusia baik pada lingkungan pemerintahan maupun swasta.
Metode Assessment center juga dapat di definisikan sebagai sebuah
metode berbasis kompetensi yang diartikan sebagai sebuah konsep
untuk dapat mengukur kemampuan, keterampilan dan pengetahuan.
Pengukuran kemampuan, keterampilan dan pengetahuan dalam
metode assessment center didukung beberapa instrument yang dapat
menggali profil kompetensi yang dibutuhkan dalam perkembangan
karir maupun langkah yang dapat diambil perusahaan dalam
meningkatkan potensi sumber daya yang dimiliki. Karakteristik
assessment center secara umum dapat dilihat dari berbagai hal sebagai
berikut :
Assessment center menggunakan simulasi yang mencerminkan
tingkah laku asesi (peserta asesmen) yang menjadi prasyarat
jabatan yang akan didudukingnya.
Beberapa prosedur wajib dilakukan oleh asesor untuk mencatat
hasil pengamatan secara spesifik yang nantinya akan dibuat ke
dalam laporan atau catatan hasil pengamatan.
Hasil akhir assessment akan dilihat dari hasil simulasi yang telah
dilakukan asesi dan diamati oleh asesor.
Evaluasi asesi akan dinilai oleh asesor sesuai dengan kriteria
maupun standar yang ada bukan dibandingkan satu sama lain.
Orientasi
62
Program orientasi adalah kegiatan pengenalan para karyawan baru
terhadap organisasi, fungsi, tugas dan orang-orang perusahaan.
Pelaksanaan program orientasi akan menyita waktu cukup banyak, apalagi
jika jumlah karyawan baru cukup besar.
Perusahaan besar biasanya mempunyai program orientasi baku yang
menjelaskan karakteristik perusahaan, seperti sejarah, produk, kebijakan
dan praktik umum, organisasi, tunjangan dan peraturan lainnya.
Dengan orientasi dapat diatasi keragu-raguan kecanggungan, dan timbul
rasa percaya diri karyawan baru dalam melakukan pekerjaannya.
Tujuan orientasi
Tujuan orientasi menurut Moekijat adalah sebagai berikut
1. Memperkenalkan karyawan baru dengan perusahaan.
2. Menghindarkan adanya kekacauan yang mungkin di sebabkan oleh
seorang pekerja baru ketika diserahi pekerjaan baru.
ARS
3. Memberi kesempatan kepada karyawan untuk menanyakan masalah
tentang pekerjaan mereka yang baru.
4. Menghemat waktu dan tenaga karyawan dengan memberitahukan
kepada mereka kemana harus meminta keterangan atau bantuan
dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
5. Menerangkan peraturan dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa
sehingga karyawan baru dapat menghindarkan rintangan atau
tindakan hukuman yang akan terjadi karena pelanggaran peraturan
yang tidak mereka ketahui
6. Memberikan pengertian kepada karyawan baru bahwa mereka adalah
bagian yang penting di dalam sebuah organisasi.
Materi Orientasi
Menurut Fahmi, suatu program pengenalan mencakup empat hal utama,
yaitu berbagai aspek kehidupan organisasional, keuntungan bagi para
karyawan, pengenalan dan berbagai aspek tugas.
1. Aspek organisasional
Telah dikemukakan di atas bahwa salah satu sasaran program
pengenalan adalah para karyawan baru dalam waktu yang relative
singkat memahami kultur, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan
organisasi. Pemahaman tersebut diharapkan berakibat pada terjadinya
berbagai penyesuaian yang diperlukan oleh para karyawan baru yang
bersangkutan.
Sejarah organisasi.
Struktur dan tipe organisasi
Nomenklatur dan titelatur yang digunakan.
63
Pengenalan para pejabat.
Tata ruang dan tata letak fasilitas kerja
Berbagai ketentuan normative
Produk organisasi
2. Kepentingan karyawan baru
Selama masa perkenalan, karyawan baru itu tentu ingin mengetahui
lebih mendalam dan lebih pasti berbagai hal yang menyangkut
pemenuhan kepentinganya.yang dimaksud dengan berbagai
kepentingan para karyawan baru itu adalah:
Penghasilan
Jam kerja
Hak cuti
Fasilitas yang disediakan oleh organisasi
Pendidikan dan pelatihan
Perihal pensiun
ARS
Manfaat Orientasi
Manfaat orientasi menurut Werther & Davis adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi kecemasan karyawan
2. Karyawan baru bisa memperlajari tugasnya dengan lebih baik
3. Karyawan memiliki ekspektasi yang lebih realsitis mengenai
pekerjaanya
4. Mencegah pengaruh buruk dari rekan kerja atau atasan yang kurang
mendukung
5. Karyawan baru menjadi lebih mandiri
6. Karyawan baru menjadi lebih baik
7. Mengurangi kecenderungan karyawan baru untuk mengundurkan diri
dari pekerjaan
Menurut Irham Fahmi, secara umum ada dua sisi manfaat dari pelaksanaan
orientasi :
1. Jangka Pendek
Bermanfaat bagi pengenalan awal terhadap lingkungan kerja,
termasuk mampu mengetahui tujuan setiap job description yang harus
dijalankkaryawann juga pemahaman ruang lingkup tugas yang harus
dipahami secara detil oleh karyawan agar bisa bekerja dengan jelas.
2. Jangka Panjang
Pemahaman orientasi yang lebih komplek dan mendalam mampu
membangun konsep perencanaan pekerjaan secara sistematis,
64
termasuk terbangunnya sistem manajemen kerja yang terorganisasi
secara modern dan bernilai kompetitif.
Tahap Orientasi
Beberapa tahap orientasi yang penting dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perkenalan
Memperkenalkan karyawan baru, mulai dari unit kerjanya sendiri
sampai unit kerja besarnya dan sampai unit-unit kerja terkait lainya,
akan memberikan ketenangan dan kenyamanan sikaryawan, karena
mereka merasa diterima dilingkunganya dan hal tersebut akan
mempermudah dia untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas,
bahkan dapat membina kerja sama dengan yang lain dalam rangka
menjalankan tugasnya.
2. Penjelasan tujuan perusahaan
Dengan menjelaskan profil perusahaan secara lengkap seperti visi,
misi, nilai-nilai, budaya perusahaan dan struktur organisasi, akan
ARS
membuat karyawan baru lebih mengenal perusahaan tersebut,
sehingga akan membangkitkan motivasi dan kemampuan dia untuk
mendukung tujuan perusahaan.
3. Sosialisasi kebijakan
Perlu adanya sosialisasi tentang kebijakan perusahaan yang berlaku,
mulai dari kebijakan baik yang terkait dengan SDM seperti Reward,
career, training, hubungan kekaryawanan, penilaian karyawan, sampai
termination, juga yang terkait dengan unit kerja tempat dia bekrja,
demikian juga dengan kode etik dan peraturan perusahaan.
4. Jalur komunikasi
Membuka jalur komunikasi akan mempermudah karyawan baru
menyampaikan aspirasinya maupun pertanyaan-pertanyaanya. Untuk
itu perlu dibukanya ruang komunikasi bagi karyawan baru, baik
melalui komunikasi rutin melalui tatap muka seperti meeting ruting,
Friday session dll, juga dibukanya jalur media komunikasi seperti email
maupun telephon.
5. Proses monitoring
Tentunya pada awal bekerja, si karyawan baru sudah disosialisasikan
target kerja yang harus dicapai.perlu adanya monito rutin akan hasil
kerjanya, sehingga akan membantu karyawan tersebut lebih lagi
meningkatkan kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka dapat
disampaikan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk mengatasi
kekurangan tersebut.
Keuntungan Orientasi
65
Menurut Simamora dalam Wahyudi, usaha-usaha orientasi yang efektif
juga berkontribusi terhadap keberhasilan jangka pendek dan jangka
panjang. Praktek SDM sebagai berikut mengandung saran-saran mengenai
bagaimana membuat orientasi karyawan lebih efektif. Beberapa studi
penelitian dan survey atas pemberi kerja melaporkan bahwa sosialisasi
dari karyawan-karyawan baru dan komitmenawal mereka pada
perusahaan secara positif dipengaruhi oleh orientasi. Sosialisasi ini
meningkatkan Kecocokan antara orang organisasi, yang juga menguatkan
pandangan-pandangan positif terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan
organisasi, para pemberi kerja telah menemukan nilai dari orientasi bahwa
tingkat retensi karyawan akan lebih tinggi jika karyawan-karyawan baru
meneerima orientasi yang efektif. Bentuk pelatihan ini juga berkontribusi
pada kinerja organisasional secara keseluruhan ketika para karyawan
lebih cepat merasa sebagai bagian dari organisasi dan dapat mulai
berkontribusi dalam usaha-usaha organisasional.
ARS
Kelemahan Orientasi
Meskipun orientasi mempunyai keuntungan bagi organisasi atau
perusahaan, namun orientasi juga mempunyai kelemahan. Menurut
Handoko kelemahan umum dari program orientasi adalah pada level
supervisor, walaupun bagian kekaryawanan telah merancang program
orientasi secara efektif dan juga melatih para supervisor tentang cara
bagaimana melakukan orientasi pada bidangnya, namun seringkali
mengalami kegagalan. Untuk dapat menghindarkan kesalahan umum yang
dilakukan oleh para supervisor, sebaliknya bagian kekaryawanan
menyediakan satu pedoman yang berisikan tentang apa-apa yang
seharusnya dilakukan oleh supervisor dalam program orientasi tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah buddy system, yaitu dengan
menetapkan satu orang pekerja yang telah berpengalaman dan meminta
kepadanya mengajak karyawan baru tersebut.
Penempatan
66
baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi
jumlah dan kualitas pekerjaan.
ARS
2. Prinsip demokrasi
Prinsip ini menunjukkan adanya saling menghormati, saling
menghargai, dan saling mengisi dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Prinsip the right man on the right place
Prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap
orang dalam setiap organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap
orang dalam organisasi perlu didasarkan pada kemampuan, keahlian,
pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki oleh orang yang
bersangkutan
4. Prinsip equal pay for equal work
Pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil
prestasi kerja yang didapat oleh karyawan yang bersangkutan
5. Prinsip kesatuan arah
Prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan
yang bekerja agar dapat melaksanakan tugas-tugas, dibutuhkan
kesatuan arah, kesatuan pelaksanaan tugas sejalan dengan program
dan rencana yang digariskan.
6. Prinsip kesatuan tujuan
Prinsip ini erat hubunganya dengan kesatuan arah artinya arah yang
dilaksanakan karyawan harus difokuskan pada tujuan yang dicapai.
7. Prinsip kesatuan komkaryawann
Karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi adanya komando yang
harus diberikan sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu
orang atasan
8. Prinsip efesiensi dan produktifitas kerja
67
Prinsip ini merupakan kunci kearah tujuan perusahaan karena efisiensi
dan produktifitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan
ARS BAB 6
Pengembangan
68
Menurut Sedarmayanti, pengembangan sumber daya manusia bertujuan
menghasilkan kerangka kerja yang bertalian secara logis dan komprehensif
untuk mengembangkan lingkungan dimana karyawan didorong belajar
berkembang.
ARS
Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Andrew E. Sikula dalam Sadili Samsudin menyebutkan delapan jenis tujuan
pengembangan sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut:
1. Productivity (dicapainya produktivitas personel dan organisasi)
2. Quality (meningkatkan kualitas produk)
3. Human resource planning (melaksanakan perencanaan sumber daya
manusia)
4. Moral (meningkatkan semangat dan tanggung jawab personel)
5. Indirect compensation (meningkatkan kompensasi secara tidak langsung)
6. Health and safety (memelihara kesehatan mental dan fisik)
7. Obsolescence prevention (mencegah menurunnya kemampuan personel)
8. Personal growth (meningkatkan kemampuan individual personel)
69
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi
dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam
melaksanakan pekerjaannya.
4. Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tiongkat kecelakaan
karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan
perusahaan berkurang.
5. Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik
dari karyawan kepada nasabah perusahaan.
6. Moral
Dengan pengembangan moral karyawan akan lebih baik karena keahlian
dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga antusias untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
7. Karir
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karir karyawan
ARS
semakin besar, karena keahlian, keterampilan dan prestasi kerjanya lebih
baik.
8. Konseptual
Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam
mengambil keputusan yang lebih baik.
9. Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik,
human relationnya lebih luwes.
10. Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa karyawan akan meningkat karena
prestasi kerja mereka semakin besar.
11. Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi
masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau
pelayanan yang lebih bermutu.
70
Memperbaiki atau menambah imbalan/balas jasa yang diperoleh dari
organisasi tempat bekerja.
Jenis-jenis Pengembangan
Jenis jenis pengembangan menurut Malayu S.P Hasibuan :
1. Pengembangan secara informal
Karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan
ARS
dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya
dengan pekerjaan dan jabatannya.
2. Pengembangan secara formal
Karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan, baik yang dilakukan perusahaan maupunyang dilaksanakan
oleh lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan.
Prinsip-prinsip Pengembangan
Ada berbagai prinsip yang berguna bagi pengembangan karyawan menurut
Suwatno dan Donni Juni Priansa, antara lain:
1. Motivasi
Tingginya motivasi yang dimiliki oleh karyawan mendorong karyawan
untuk semakin cepat dan sungguh-sunggu dalam mempelajari suatu
pengetahuan.
2. Laporan Kemajuan
Hasil pengembangan dapat dijadikan sebagai informasi bagi perbandingan
antara karyawan sebelum pengembangan dan sesudah mendapat
pengembangan.
3. Latihan
Pengembangan karyawan yang lebih efektif adalah dengan latihan yang
dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki karyawan.
4. Perbedaan-perbedaan Individu
Perbedaan inddvidu harus dijadikan suatu pegangan dalam melaksanakan
program pengembangan, perbedaan ini bukan perbedaan jenis kelamin,
71
status sosial, ekonomi tetapi perbedaan tingkat kecerdasan dan bakat
karyawan.
Peserta Pengembangan
1. Karyawan Baru
Karyawan baru merupakan karyawan yang baru diterima pada suatu
perusahaan, dan sebelumnya belum pernah bekerja. Mereka ini belum
paham akan apa yang akan mereka kerjakan atau belum mengerti akan
seluk beluk yang ada diperusahaan tersebut.
2. Karyawan Lama
Pengembangan karyawan ini bukan saja diperlukan bagi karyawan baru,
tetapi karyawan lam juga perlu mendapatkan pengembangan, biarpun
mereka telah bekerja sudah begitu lama tapi pengembangan itu jelas
sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian mereka.
ARS
Metode Pengembangan
Pelaksanaan pengembangan harus didasarkan pada metode-metode yang
telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan, maupun oleh konsultan
perusahaan. Metode yang paling penting dalam pengembangan SDM
diantaranya ialah metode pendidikan (education) dan metode pelatihan
(trainning). Pendidikan dan pelatihan sering dipkaryawanng sebagai salah
satu bentuk investasi perusahaan di bidang SDM.
72
Permainan bisnis merupakan pelatihan yang dilakukan dengan cara
menciptakan kompetisi tertentu untuk bersaing dalam memecahkan
suatu masalah atau kasus.
ARS
contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.
d. Apprenticeship
Apprenticeship atau Magang, yaitu suatu cara untuk mengembangkan
keahlian pertukangan sehingga para karyawan dapat mempelajari
segala aspek dari pekerjaannya, suatu cara untuk mengembangkan
keterampilan sehingga para karyawan dapat mempelajari segala aspek
dari pekerjaannya.
e. Simulasi
Simulasi adalah situasi atau peristiwa menciptakan bentuk realitas
atau imitasi dari realitas. Simulasi ini merupakan pelengkap, sebagai
teknik duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Metode
simulasi ini merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi
sangatbermanfaat dan diperlukan dalam pelatihan.
f. Classroom methods
Metode ruang kelas atau classroom methods merupakan
metode training yang dilakukan di dalam kelas, walaupun dapat pula
dilakukan di area pekerjaan. Aspek-aspek tertentu dari semua
pekerjaan lebih mudah dipelajari dalam ruangan kelas daripada on the
job training. Teristimewa, jika hal tersebut merupakan falsafah,
konsep-konsep, sikap, teori-teori, dan kemampuan memecahkan
masalah, harus dipelajari. Metode ruang kelas adalah kuliah,
konferensi, studi kasus, bermain peran, dan pengajaran berprogram
(programmed instruction).
73
Indikator-indikator yang diukur dari metode pengembangan yang diterapkan
antara lain, sebagai berikut :
1. Prestasi Kerja
2. Kedisiplinan Karyawan
3. Absensi Karyawan
4. Tingkat kerusakan produksi, alat dan mesin-mesin
5. Tingkat kecelakaan karyawan
6. Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga dan waktu
7. Tingkat kerjasama karyawan
8. Tingkat upah insentif karyawan
9. Prakarsa karyawan
10. Kepemimpinan dan keputusan manajer
Kendala-kendala pengembangan
Menurut Hasibuan kendala pengembangan (development) yang dilaksanakan
ARS
selalu ada dan kita harus berusaha memahami pengaruh kendala-kendala
tersebut. Kendala-kendala pengembangan akan menghambat lancarnya
pelaksanaan latihan dan pendidikan sehingga sasaran yang tercapai kurang
memuaskan.
3. Fasilitas pengembangan
74
Fasilitas sarana dan prasarana pengembangan yang dibutuhkan untuk
latihan dan pendidikan sangat kurang atau tidak baik. Misalnya, buku-
buku, alat-alat dan mesin-mesin, yang akan digunakan untuk praktek
kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat
lancarnya pengembangan.
4. Kurikulum
Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang
serta tidak sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh
pekerjaan atau jabatan peserta yang bersangkutan. Untuk menetapkan
kurikulum dan waktu yang mengajarkannya yang tepat dan sulit.
5. Dana pengembangan
Dana yang tersedia untuk pengembang sangat terbatas, sehingga sering
dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarannya kurang
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
ARS
Evaluasi Program Pengembangan
Sebagai tahap terakhir dari siklus pelaksanaan program adalah tahap
evaluasi. Empat kriteria yang diusulkan untuk mengevaluasi program
pengembangan adalah reaksi, penguasaan, sikap, dan hasil.
75
ARS BAB 7
Kompensasi
Kompensasi adalah upah, gaji, dan semua fasilitas lainnya yang merupakan
balas jasa atau pembayaran yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan
kepada para pekerja atau karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi
karywan dan mungkin saja perusahaan dapat mempertahankan karyawannya
juga. Dikarenakan kompensasi mempunyai arti penting bagi perusahaan, di
mana kompensasi dapat mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan
karyawannya.
76
Menurut Malayu S.P. Hasibuan bahwa kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan .
Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena
besarnya kompensasi merupakan ukuran nilai pekerjaan karyawan itu
sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi
kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Kompensasi bukan hanya
penting untuk karyawan saja, melainkan juga penting bagi perusahaan itu
sendiri, karena program-program kompensasi merupakan pencerminan
ARS
supaya perusahaan untuk mempertahankan sumber daya manusianya.
Jenis-jenis kompensasi selain upah atau gaji tetap adalah insentif. Dimana
intensif merupakan tujuan utama untuk mendorong karyawan menghasilkan
lebih banyak sekaligus memperoleh upah yang lebih tinggi. Yang dimaksud
insentif adalah penghargaan atau balas jasa yang diberikan untuk memotivasi
para karyawan agar produktivitasnya tinggi, sifatnya tidak tetap atau
sewaktu-waktu. Intensif merupakan pemberian upah atau gaji berdasarkan
perbedaan prestasi kerja sehingga bisa jadi dua orang yang memiliki jabatan
sama akan menerima upah yang berbeda. Perbedaan tersebut merupakan
tambahan upah (bonus) karena adanya kelebihan prestasi yang membedakan
satu karyawan dengan yang lain. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari
keuntungan, terutama sekali diberikan kepada karyawan yang bekerja secara
baik atau yang berprestasi.
77
Fungsi ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup baik
pada karyawan yang berprestasi baik, akan mendorong para karyawan
untuk bekerja dengan lebih baik dan ke arah pekerjaan-pekerjaan yang
lebih produktif. Dengan kata lain, ada kecenderungan para karyawan dapat
bergeser atau berpindah dari yang kompensasinya rendah ke tempat kerja
yang kompensasinya tinggi dengan cara menunjukkan prestasi kerja yang
lebih baik.
2. Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif.
Semakin banyak karyawan yang diberi kompensasi yang tinggi berarti
semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi. Banyaknya
karyawan yang berprestasi tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya
untuk kerja-kerja yang tidak perlu.
3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu
stabilitas perusahaan dan secara tidak langsung ikut serta dalam
mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
ARS
Tujuan Pemberian Kompensasi
Selain beberapa fungsi di atas, jelas kompensasi mempunyai tujuan-tujuan
positif. Pendapat para pakar tentang tujuan pemberian kompensasi berbagai
macam, namun pada prinsipnya sama. Adapun tujuan kompensasi
menurut Malayu S.P. Hasibuan adalah sebagai berikut:
1. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjadilah ikatan kerja sama formal antara
majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya
dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi
sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik, status sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja
dari jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan
yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompetitif, maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turn-over relatif kecil.
78
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar, maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari dan mentaati peraturan-peraturan
yang berlaku.
7. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang
berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
Jenis-Jenis Kompensasi
Selanjutnya, kompensasi berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi 3
macam yaitu:
1. Kompensasi finansial langsung, yaitu gaji atau upah yang dibayarkan
ARS
karena kewajiban atau pokok, misalnya bayaran pokok, bayaran intensif
berupa bonus dan komisi.
2. Kompensasi finansial tak langsung, yaitu kompensasi dalam bentuk
bayaran diluar kewajiban. Perusahaan berhak memberikan atau tidak
memberikan kompensasi tambahan ini bagi karyawannya kecuali jika
memang dibutuhkan seperti cuti kehamilan.
3. Kompensasi non financial, yaitu kompensasi yang diberikan hanya jika
anggota mampu menyelesaikan pekerjaan tantangan dan bisa mencapai
target perusahaan dengan cara inovatif.
79
1. Perusahaan mampu mempertahankan individu-individu yang
berkompeten dan berkualitas
2. Perusahaan mampu mencapai target dan tujuan lebih cepat dari yang
direncanakan
3. Memberikan spektrum yang lebih luas terhadap perilaku dari seluruh
anggota perusahaan
4. Tercapainya keadilan atau persamaan bagi seluruh karyawan tanpa
adanya ketimpangan
5. Sesuai dengan ketentuan peraturan dalam suatu wilayah (misalnya UMR).
ARS
Pada dasarnya, hal tersebut memang benar namun, gaji dan upah adalah dua
hal yang memiliki arti berbeda secara konteks. Agar tidak salah, Karyawan
harus memahami dengan benar apa perbedaan gaji dan upah.
Dari dua penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu ciri utama
gaji adalah pembayarannya yang dilakukan dalam periode atau jangka waktu
tertentu.
Jadi, imbalan yang selalu Karyawan dapatkan setiap bulannya disebut dengan
gaji, baik pokok maupun tambahan tunjangan lainnya, seperti THR.
Upah
Banyak perusahaan swasta yang memberlakukan sistem perjanjian kerja
waktu tertentu (PKWT), dan karyawan kontrak inilah yang mendapat imbalan
upah, bukan gaji.
Menurut KBBI, upah adalah uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai
pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk
mengerjakan sesuatu.
80
Upah juga disebut sebagai sebuah penerimaan yang digunakan untuk
kelangsungan hidup sumber daya manusia yang dilakukan berdasarkan
hukum yang berlaku dan dibayar berdasarkan atas persetujuan penjual dan
pembeli.
Berbeda dengan gaji, definisi upah tak menyebutkan tentang periode waktu
tertentu. Untuk mempermudah Karyawan memahaminya, berikut beberapa
perbandingan antara gaji dan upah:
1. Periode Waktu
Gaji diberikan sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan dan
dibayarkan secara teratur. Sementara itu upah dibayar berdasarkan hasil
pekerjaan yang dilakukan seseorang ketika pekerjaan tersebut selesai.
2. Besar Nominal
Pada gaji, besar nominal yang diberikan akan disesuaikan dengan jabatan
setiap karyawan dengan status kekaryawanan tetap. Di sisi lain, besar
nominal upah dibayarkan sesuai dengan hasil pekerjaan yang dilakukan
ARS
sehingga bisa jadi tidak menentu setiap waktunya.
3. Status Kekaryawanan
Gaji akan diberikan kepada karyawan yang memiliki pekerjaan dan status
karyawan tetap. Sementara itu upah diberikan kepada orang dengan status
kekaryawanan tidak tetap atau kontrak.
Kompensasi Insentif
Ada beberapa pengertian insentif yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya yang dikemukakan oleh Harsono bahwa insentif adalah setiap
sistem kompensasi dimana jumlah yang diberikan tergantung dari hasil yang
dicapai yang berarti menawarkan suatu insentif kepada pekerja untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
81
meningkat yang pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai.
Tujuan Insentif
Tujuan utama dari pemberian insentif kepada karyawan pada dasarnya adalah
untuk memotivasi mereka agar bekerja lebih baik dan dapat menunjukkan
prestasi yang baik. Cara seperti ini adalah cara yang sangat efektif untuk
meningkatkan hasil produksi perusahaan.
ARS
Tujuan pelaksanaan pemberian insentif kepada karyawan dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi dengan cara mendorong mereka agar
bekerja disiplin dan semangat yang lebih tinggi dengan tujuan
menghasilkan kualitas produksi yang lebih baik serta dapat bekerja
dengan menggunakan faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin.
2. Bagi karyawan
Dengan pemberian insentif dari perusahaan maka diharapkan karyawan
memperoleh banyak keuntungan, seperti misalnya mendapatkan upah
atau gaji yang lebih besar, mendapat dorongan untuk mengembangkan
dirinya dan berusaha bekerja dengan sebaik – sebaiknya.
Sasaran Insentif
Sasaran yang di capai adalah :
1. Mampu memberikan motivasi kepada karyawan
2. Dengan pemberian motivasi menjadikan karyawan dapat
mengembangkan dirinya dengan baik.
Faktor Penghambat
Beberapa kesulitan dalam sistem penentuan insentif kerja menurut Anwar
Prabu Mangkunegara sebagai berikut :
1. Beberapa alat pengukur dari berbagai prestasi karyawan haruslah dapat
dibuat secara tepat, bisa diterima dan wajar.
2. Berbagai alat pengukur tersebut haruslah dihubungkan dengan tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan
82
3. Data yang menyangkut berbagai prestasi haruslah dikumpulkan tiap hari,
minggu atau, bulan.
4. Standar yang ditetapkan haruslah mempunyai kadar atau tingkat kesulitan
yang sama untuk setiap kelompok kerja.
5. Gaji/upah total dari upah pokok plus bonus yang diterima, haruslah
konsisten diantara berbagai kelompok pekerjaan yang menerima insentif,
dan antara kelompok yang menerima insentif dan yang tidak menerima
insentif.
6. Standar prestasi haruslah disesuaikan secara periodik, dengan adanya
perubahan dalam prosedur kerja.
7. Berbagai reaksi karyawan terhadap sistem pengupahan insentif yang kita
lakukan juga harus sudah diperkirakan.
Kompensasi Tunjangan
Tunjangan adalah setiap tambahan benefit yang ditawarkan pada pekerja atau
karyawan. Misalnya pemakaian kendaraan perusahaan, makan siang gratis,
ARS
bunga pinjaman rendah atau tanpa bunga, jasa kesehatan, bantuan liburan,
dan skema pembelian saham. Pada tingkatan tinggi, seperti manajer senior,
perusahaan biasanya lebih memilih memberikan tunjangan lebih besar
dibanding menambah gaji, hal ini disebabkan tunjangan hanya dikenakan
pajak rendah atau bahkan tidak dikenai pajak sama sekali.
83
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa: Tunjangan Karyawan
merupakan pembayaran keuangan tidak langsung yang diberikan kepada
karyawan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.
ARS
Tunjangan Kesehatan
Tunjangan kesehatan merupakan bagian dari penghasilan karyawan di
luar gaji pokoknya. Saat ini sudah semakin banyak perusahaan yang
memperhatikankesejateraan karyawannya dengan cara memberikan
Tunjangan kesehatan karyawan walau setiap perusahaan berbeda-
beda dalam penerapannya.
84
kompensasi yang penting yang mereka terima. Cuti tersebut juga
mendorong para karyawan untuk bertahan dengan perusahaan. Waktu
cuti dibayar biasanya meningkat seiring senioritas. Namun, beberapa
karyawan tampaknya memilih untuk tidak mengambil seluruh cuti
mereka karena terkadang mereka merasa tertekan dengan pekerjaan
meskipun sedang cuti.
Cuti sakit dan jeda dibayar
Banyak perusahaan mengalokasikan kepada setiap karyawan sejumlah
hari cuti sakit yang bisa mereka pergunakan ketika sakit. Beberapa
manajer tidak menyukai program cuti sakit karena terkadang para
karyawan menyalah gunakan sistem tersebut dengan berpura-pura
sakit agar bisa cuti.
Cuti panjang
Cuti panjang adalah cuit sementara dari organisasi, biasanya dengan
bayaran yang dikurangi. Seringkali cuti panjang membantu
mengurangi tingkat perputaran (turnover) karyawan dan menghindari
ARS
para karyawan dari kelelahan.
85
mempetimbangkan berbagai item tunjangan preferensi relatif yang
diperlihatkan oleh manajemen dan para karyawan, perkiraan biaya-biaya
setiap item dan total jumlah dana yang tersedia untuk setiap paket
tunjangan.
ARS
implikasi. Ketergantungan ini bisa memaksa departemen personalia untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian lebih lanjut terhadap kebijaksanaan
kompensasi perusahaan. Diantara tantangan-tantangan tersebut adalah :
1. Suplai dan permintaan tenaga kerja
Beberapa jenis pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi daripada
yang ditunjukkan oleh nilai relatifnya karena desakan kondisi pasar
2. Serikat karyawan
Lemah atau kuatnya serikat karyawan mencerminkan kemampuan
organisasi karyawan tersebut untuk menggunakan pengaruh mereka pada
penentuan tingkat kompensasi. Semakin kuat kekuatan serikat berarti
semakin kuat posisi perundingan karyawan dalam penetapan tingkat upah
mereka.
3. Produktifitas
Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup
dan tumbuh. Tanpa hal ini perusahaan tidak dapat membayar para
karyawannya melebihi kontribusi mereka kepada perusahaan melalui
produktivitas.
4. Kesedian untuk membayar
Perusahaan sebenarnya ingin membayar kompensasi secara adil dan
layak, untuk itu karyawan seharusnya melakukan pekerjaan sesuai dengan
upah yang mereka terima. Manajemen perlu mendorong para karyawan
untuk meningkatkan produktifitas mereka agar kompensasi yang lebih
tinggi dapat dibayarkan.
5. Berbagai kebijaksanaan pengupahan dan penggajian
Semua organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
mempengaruhi pengupahan dan penggajian. Salah satu kebijaksanaan
86
umum adalah memberikan kenaikan upah yang sama besarnya kepada
karyawan anggota serikat buruh atau bukan anggota serikat,
kebijaksanaan pembayaran bonus (premi) di atas upah dasar, menetapkan
kenaikan kompensasi secara otomatis bila indeks biaya bidup naik.
6. Kendala-kendala pemerintah
Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya
mempengaruhi penetapan kompensasi perusahaan. Peraturan upah
minimum, upah kerja, kerja lembur dan pembatasan umur untuk tenaga
kerja anak-anak merupakan beberapa contoh kendala kompensasi yang
berasal dari pemerintah.
ARS
1. Setiap karyawan dan setiap jabatan harus di analisa mengenai kondisi
jabatan seperti berat atau tidaknya pekerjaan, tinggi rendahnya jabatan
dan juga wewenang apa saja yang harus dilakukan oleh karyawan yang
berada pada jabatan tersebut.
Proses analisa ini sudah bisa mulai dilakukan pada saat sejak pertama kali
proses penarikan karyawan dilakukan karena pada saat itu akan ada
seleksi wawancara yang juga proses dealing gaji akan masuk di dalamnya.
Analisa juga masuk sampai ke tahapan promosi karyawan dalam setiap
jabatan dan juga tinggi rendahnya latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang telah dimiliki nya.
2. Proses yang kedua adalah menganalisa setiap jabatan mulai dari besar atau
sedikit resiko yang akan di hadapi, tanggung jawab ataupun kewajiban
misalnya saja harus membawahi 50 karyawan yang pasti tanggung
jawabnya sangatlah besar. Setiap jabatan harus diuraikan dengan lebih
spesifik sehingga antara jabatan satu dan yang lainnya tidak akan tumpang
tindih atau tertukar antara gaji sebagai hak jabatan tertentu dengan
jabatan yang lainnya.
3. Menganalisa setiap jabatan dengan mengetahui tujuan setiap jabatan dan
posisi yang ada di perusahaan Karyawan. jangan sampai jabatan tinggi
dengan intensitas tinggi dan tingkat stress yang tinggi gajinya malah lebih
rendah dari pada bagian yang tanggung jawabnya kecil.
Untuk besaran jumlah gaji, upah lembur, insentif atau bonus biasanya akan
dihitung dengan menggunakan rumus tertentu. Setiap bagian pun akan
87
mendapatkan hak yang berbeda. Inilah kenapa sistem penggajian tidak bisa
dianggap sepele dan sederhana karena mencakup banyak hal di dalamnya.
Penyusunan sistem dalam penggajian juga masuk ke dalam perhitungan skill
dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap karyawan dan jabatan.
Jelas saja karyawan yang memiliki kemampuan tinggi dengan cara pikir dan
terobosan yang lebih kreatif akan berhak untuk mendapatkan jumlah nominal
gaji yang juga lebih tinggi. Tidak ada salahnya dalam metode dan sistem
penyusunan gaji bagian payroll juga harus melakukan ranking atau rate dan
tinggi rendahnya sehingga pada akhirnya akan terlihat semua nya dengan
jelas.
Selain itu yang harus Karyawan ketahui juga proses penyusunan gaji harus
secara transparan, detail, jelas dan terstruktur juga jangan sampai penggajian
menggunakan perasaan atau subjektif di dalamnya. Ini jelas akan membuat
sistem yang sudah ada jelas akan menjadi rusak dan profesionalisme dalam
ARS
bekerja tidak akan berlangsung dengan baik.
Asas Kompensasi
Program kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak
serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku.
Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya
supaya balas jasa yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja
karyawan.
1. Asas Adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus
disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan,
88
tanggung jawab, jabatan pekerja dan memenuhi persyaratan internal
konsistensi. Asas adil harus menjadi dasar penilaian, perlakuan dan
pemberian hadiah atau hukuman bagi setiap karyawan. Dengan asas adil
akan tercipta suasana kerja sama yang baik, disiplin, loyalitas dan stabilitas
karyawan akan lebih baik.
ARS
BAB 8
Pengintegrasian
89
Karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-
faktor produksi lainnya (mesin, modal atau bahan baku). Karyawan juga harus
selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif
untuk menggunakan alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif karyawan,
alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi peruashaan untuk
mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan hanya dapat dicapai jika para
karyawan bergairah bekerja, mengerahkan kemampuannya dalam
menyelesaikan pekerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja
yang optimal.
Menurut Malayu S.P Hasibuan pengintegrasian adalah hal yang sangat penting
dan merupakan salah satu kunci untuk mencapai hasil yang baik bagi
perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga memberikan kepuasan
kepada semua pihak. Kayawan dapat memenuhi kebutuhannya dan
perusahaan memperoleh laba.
ARS
Tujuan Dan Prinsip Pengintegrasian
Menurut Malayu S.P Hasibuan tujuan utama dari pengintegrasian adalah
memanfaatkan karyawan agar bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif
dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, serta terpenuhinya
kebutuhan karyawan.
Metode Pengintegrasian
Menurut Malayu S.P Hasibuan metode-metode pengintegrasian adalah sebagai
berikut :
1. Hubungan antar manusia (Human Relations)
2. Motivasi (Motivation)
3. Kepemimpinan (Leadership)
4. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
5. Collective Bargaining
90
atasan dengan bawahan yang dibina dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu tujuan.
The Liang Gie, mengemukakan bahwa Human Relations adalah adanya suatu
interaksi, bukan sekedar relasi atau hubungan yang pasif, melainkan suatu
aktivitas yang merupakan ‘action orianted’ untuk mengembangkan hasil yang
lebih produktif dan memuaskan.
ARS
dalam hubungan kemanusiaan.
Hubungan antar manusia dapat dilihat dalam arti luas maupun dalam arti
sempit. Hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang
kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Sedangkan hubungan antar
manusia dalam arti sempit adalah juga interaksi antara seseorang dengan
orang lain, akan tetapi interaksi disini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam
organisasi kekaryaan.
Ada beberapa hal yang perlu disadari oleh setiap supervisor atau pimpinan
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari:
1. Jelas bahwa kita sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dapat
memuaskan setiap orang disetiap waktu.
2. Bahwa setiap orang dalam pekerjaannya memiliki kebutuhan dan
motivasi yang tidak selalu dapat dipuasi oleh pekerjaannya itu sendiri.
3. Adanya keterbatasan dari seorang supervisor untuk dapat membantu
bawahannya dalam memenuhi kebutuhannya.
Hubungan antar manusia itu dikatakan efektif apabila tercipta hubungan yang
harmonis diantara orang-orang yang ada di pekerjaan. Hal ini terutama sekali
91
dirasakan oleh para supervisor di hotel yang selalu berhubungan dengan
tamu-tamu hotel, para bawahan dan atasannya.
Dalam hal ini setiap supervisor diharapkan dapat mengerti dengan baik
bagaimana seseorang berperilaku dan berinteraksi satu sama lainnya. Secara
lebih terperinci dapat dijelaskan tujuan dan sasaran dari hubungan antar
manusia itu sendiri:
1. Untuk menciptakan hubungan kemanusiaan yang menyenangkan dalam
pekerjaan.
2. Untuk mengembangkan dan memelihara moril karyawan yang tinggi,
tingkat turnover karyawan yang rendah serta produktivitas kerja yang
tinggi.
3. Untuk meningkatkan reputasi hotel, melalui pelayanan yang memuaskan
bagi setiap tamu atau langganan hotel.
4. Untuk mengurangi terjadinya bentokan-bentrokan diantara karyawan
dalam melaksanakan tugasnya.
ARS
5. Untuk mengembangkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
6. Untuk memudahkan pekerjaan para supervisor dan pemimpin lainnya di
perusahaan.
92
7. Setiap interaksi yang terjadi akan dapat menciptakan, meningkatkan atau
merubah sikap seseorang terhadap yang lainnya tergantung kepada
pengalaman mereka selama interaksi itu terjadi. Pengalaman yang
menyenangkan selama terjadinya interaksi tersebut akan dapat
menumbuhkan rasa hormat, penghargaan dan rasa berkawan diantara
masing-masing pihak.
8. Berikanlah contoh perilaku yang baik dalam setiap kali kita berinteraksi
atau berhubungan dengan orang lain. Banyak bawahan yang suka meniru
atau memkaryawanngi perilaku yang dicontohkan oleh atasannya.
Akhirnya akan kelihatan bahwa atasan itulah yang berhasil membina
perilaku bawahannya, karena ia memegang kedudukan yang lebih tinggi.
9. Sering-seringlah mengadakan komunikasi dengan bawahan. Melalui
proses komunikasi, terutama sekali komunikasi dua arah, kita akan dapat
saling memahami permasalahan yang kita hadapi masing-masing. Dengan
cara demikian akan dapat menumbuhkan sikap saling percaya
mempercayai antara atasan dan bawahan.
ARS
10. Berikanlah penghargaan dengan tulus ikhlas bila hal tersebut sudah
sepatutnya diberikan kepada seseorang. Tetapi jangan sampai hal itu
terlalu berlebih-lebihan. Umumnya setiap orang ingin diberikan suatu
komentar atau tanggapan terhadap hasil karya yang telah dibuatnya. Hal
ini akan dapat membuat dia menjadi pusat perhatian orang-orang lainnya.
Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Arti
motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semua hal yang menimbulkan
dorongan atau semangat di dalam diri seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
Secara etimologi kata motivasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “motivation”,
yang artinya “daya batin” atau “dorongan”. Sehingga pengertian motivasi
adalah segala sesuatu yang mendorong atau menggerakkan seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu.
Motivasi bisa datang dari dalam diri sendiri ataupun dari orang lain. Dengan
adanya motivasi maka seseorang dapat mengerjakan sesuatu dengan antusias.
93
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
ARS
yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku
yang berubungan dengan lingkungan kerja.
Jenis-Jenis Motivasi
Ada banyak hal yang memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu di
dalam hidupnya. Namun, secara umum ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Pengertian motivasi intrinsik adalah keinginan seseorang untuk
melakukan sesuatu, yang disebabkan oleh faktor dorongan yang berasal
dari dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi orang lain karena adanya hasrat
untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh, seseorang termotivasi untuk bekerja agar mendapatkan
penghasilan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
2. Motivasi Ekstrinsik
Definisi motivasi ekstrinsik adalah keinginan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang disebabkan oleh faktor dorongan dari luar diri sendiri untuk
mencapai suatu tujuan yang menguntungkan dirinya.
94
Contoh, seseorang termotivasi untuk bekerja lebih giat karena adanya
peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk meningkatkan karir
kepada karyawan berprestasi.
Tujuan Motivasi
Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Malayu S.P Hasibuan, antara lain:
1. Mendorong gairah dan semangat kerja bawahan,
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan;
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan;
5. Meningkatkan disiplin dan menurunkan tingkatan abseni karyawan;
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;
7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan;
8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan;
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya;
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Azas Motivasi
1. Asas
ARS
mengikutsertakan, yaitu mengajak bawahan
ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka
mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Asas komunikasi, yaitu menginformasikan tujuan yang akan dicapai
dengan jelas, cara mengerjakan dan kendala-kendala yang dihadapi.
3. Asas pengakuan, berupa pemberian penghargaan, pujian dan pengakuan
yang wajar kepada bawahan sesuai dengan prestasi kerjanya
4. Azas Wewenang yang Didelegasikan, yaitu mendelegasikan sebagian
wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan
untuk
Faktor-Faktor Motivasi
Proses psikologis di dalam diri seseorang yang menimbulkan motivasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor motivasi adalah
sebagai berikut:
1. Faktor Internal (Intern)
Faktor internal adalah faktor motivasi yang berasal dari dalam diri
seseorang. Motivasi internal timbul karena adanya keinginan individu
untuk memiliki prestasi dan tanggungjawab di dalam hidupnya.
95
Beberapa hal yang termasuk dalam faktor internal adalah:
Harga diri dan Prestasi, yaitu motivasi di dalam diri seseorang untuk
mengembangkan kreativitas dan mengerahkan energi untuk mencapai
prestasi yang meningkatkan harga dirinya.
Kebutuhan, setiap individu memiliki kebutuhan di dalam hidupnya
sehingga orang tersebut menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Harapan, yaitu sesuatu yang ingin dicapai seseorang di masa
mendatang yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif orang
tersebut.
Tanggungjawab, yaitu motivasi di dalam diri seseorang agar bekerja
dengan baik dan hati-hati untuk menghasilkan sesuatu yang
berkualitas.
Kepuasan kerja, yaitu motivasi dalam diri seseorang karena dapat
melakukan suatu pekerjaan tertentu.
ARS
2. Faktor Eksternal (Ekstern)
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang. Motivasi eksternal timbul karena adanya peran dari luar,
misalnya organisai, yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupannya.
Teori-teori Motivasi
96
Beberapa Teori Motivasi yang sering digunakan diantaranya adalah :
1. Teori Hierarki Maslow
Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama
Abraham Maslow pada tahun 1943. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan
hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang
mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal
dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan.
ARS
serta bebas dari ancaman.
Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan
mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang
hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman.
Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan
bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial,
orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan
percaya diri serta dihargai oleh setiap orang.
Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan
Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk
memenuhi ambisi pribadinya.
97
Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau
keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara
maksmal.
ARS
4. Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang
mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat
dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh,
Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang
berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja.
98
Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu
usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha)
→ Performance (Kinerja).
Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja
akan mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja)
→ Outcome (Hasil)
Valensi (Valence), yaitu mengarah pada nilai positif dan negative yang
dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil.
Kepemimpinan (Leadership)
ARS
organisasi yang bersangkutan) untuk memangku sesuatu jabatan dalam
struktur organisasi yang ada dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan
dengannya untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut yang
ditetapkan sejak semula. Sedangkan kepemimpinan adalah merupakan suatu
kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung
dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.
Teori Kepemimpinan
Tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin menurut Kartono, adalah
sebagai berikut :
1. Teori Genetis menyatakan sebagai berikut :
Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat
alami yang luar biasa sejak lahirnya.
Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang
bagaimanapun juga, yang khusus.
Secara filsafat, teori tersebut menganut pandangan deterministis.
2. Teori Sosial (lawan Teori Genetis) menyatakan sebagai berikut :
Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan
begitu saja.
99
Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
3. Teori Ekologis atau Sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori
tersebut lebih dahulu), menyatakan sebagai berikut :
Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat
dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai
dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Kelebihan Pemimpin
Menurut Stogdill dalam Lee, menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki
beberapa kelebihan, yaitu :
1. Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal
facility, keaslian, kemampuan menilai.
2. Prestasi (Achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan
dalam olah raga, dan atletik, dan sebagainya.
ARS
3. Tanggung Jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif,
dan punya hasrat untuk unggul.
4. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif
atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
5. Status : meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer,
tenar.
Gaya Kepemimpinan
Dalam mencapai tujuan sebagaimana telah dikemukakan diatas, yakni untuk
dapat menguasai atau mempengaruhi serta memotivasi orang lain, maka
dalam penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia lazimnya digunakan 4
(empat) macam gaya kepemimpinan, yaitu :
100
1. Democratic Leadership adalah suatau gaya kepemimpinan yang
menitikberatkan kepada kemampuan untuk menciptakan moral dan
kemampuan untuk menciptakan kepercayaan
2. Dictatorial atau Autocratic Leadership, yakni suatu gaya leadership yang
menityikberatkan kepada kesanggupan untuk memaksakan keinginannya
yang mampu mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk kepentingan
pribadinya dan/atau golongannya dengan kesediaan untuk menerima
segala resiko apapun.
3. Paternalistic Leadership, yakni bentuk antara gaya pertama (democratic)
dan kedua (dictatorial) diatas. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin
juga harus berlaku, namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur
demokratis. Sistem dapat diibaratkan diktator yang berselimutkan
demokratis.
4. Free Rein Leadership, yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100%
menyerahkan sepenuhnya seluruh kebijakan pengoperasian Manajemen
Sumber Daya Manusia kepada bawahannya dengan hanya berpegang
ARS
kepeda ketentuan-ketentuan pokok yang ditetapkan oleh atasan mereka.
Pimpinan disini hanya sekedar mengawasi dari atas dan menerima
laporan kebijaksanaan pengoperasian yang telah dilaksanakan oleh
bawahannya. Gaya kepemimpinan ini terutama diterapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
Orientasi kepemimpinannya :
Hanya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan karyawan.
Menganut sistem manajemen tertutup.
Kurang memperhatikan informasi dan kaderisasi.
2. Kepemimpinan partisipatif
Kepemimpinan pastisipatif, yaitu jika seorang pemimpin dalam
melaksanakan kepemimpinannya dilakukan dengan cara :
Persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi menunbuhkan loyalitas
dan partisipasi bawahannya
101
Pemimpim memotivasi para bawahan agar mereka ikut memiliki
perusahaan
Bahawan diminta untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan.
Pemimpin menerapkan kepemimpinan terbuka.
Pembinaan kaderisasi sangat mendapatkan perhatian.
3. Kepemimpinan delegatif
Kepemimpinan delegatif, yaitu jika seorang pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya dengan agak lengkap, sehingga bawahan
dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan agak bebas dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan bermacam-macam, misalnya tipe kharismatis,
ARS
paternalistis, militeristis, otokratis, laissez faire, populistis, administratif, dan
demokratis. Tipe pemimpin yang dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam What
Kind of Manager yang disunting oleh Wajosumidjo (Dept. P & K, Pusat
Pendidikan dan Latihan Karyawan), yaitu:
1. Berorientasikan tugas (task orientation)
2. Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)
3. Berorientasikan hasil yang efektif (effective orientation)
102
7. Tipe Compromiser (kompromis) Sifatnya : plintat plintut, selalu mengikuti
angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan
pendek dan sempit.
8. Tipe Eksekutif Sifatnya : bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang
baik, berpandangan jauh, tekun.
Kepemimpinan Pancasila
ARS
menumbuhkan daya mampu untuk membawa serta masyarakat, berbangsa
dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
103
1. Sila I : Iman dan taqwa - Saling menghormati - Kebebasan ibadah
2. Sila II : Hak-hak dan kewajiban Azasi - Toleransi dan kemanusiaan –
Kerjasama
3. Sila III : Patriotisme, Nasionalisme - Persatuan, Kesatuan - Bhinneka
Tunggal Ika
4. Sila IV : Musyawarah, Mufakat - Melaksanakan Putusan
5. Sila V : Gotong royong, familier, damai.
ARS
Dikalangan TNI telah dirumuskan sebelas asas kepemimpinan, yang telah
digali dari nilai-nilai kepemimpinan di bumi Indonesia. Yang paling penting
dari kesebelas asas tersebut ialah tiga asas pertama, yang sangat ditonjolkan
oleh Ki Hajar Dewantara, dan pada akhirnya dijadikan prinsip utama
kepemimpinan Pancasila.
Kesebelas asas tersebut ialah :
1. Ing Ngarsa sung Tulada (di depan memberikan teladan)
Pemimpin yang baik adalah orang yang berani berjalan di depan, untuk
menjadi ujung tombak dan tameng/perisai di arena perjuangan, untuk
menghadapi rintangan dan bahay-bahaya dalam merintis segala macam
usaha.
2. Ing Madya Mangun Karsa ( di tengah membangun motivasi dan kemauan)
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau terjun di tengah-tengah
anak buahnya, merasa senasib sepenanggungan sanggup menggugah dan
membangkitkan gairah serta motivasi kerja, semangat tempur/juang, dan
etik kerja yang tinggi.
3. Tut Wuri Hkaryawanyani
Pada saat yang tepat pemimpin juga harus sanggup berdiri di belakang
anak buahnya. Hal ini bukan berarti bahwa dengan kecut hati pemimpin
”bersembunyi” di belakang pengikutnya, dan mengekor di balik kekuatan
anak buahnya. Akan tetapi harus diartikan sebagai mau memberikan
dorongan dan kebebasan, agar bawahannya mau berprakarsa, berani
berinisiatif, dan memiliki kepercayaan diri untuk berpartisipasi dan
berkarya dan tidak selalu bergantung pada perintah atasan saja.
4. Takwa kepada TYME
104
Pemimpin Indonesia dituntut agar memiliki keyakinan beragama,
keimanan, dan ketakwaan yang teguh terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Kesadaran sedemikian menimbulkan pengertian bahwa setiap insan
Indonesia mempeunyai kedudukan yang sama tingginya di hadapan
Tuhan. Kesadaran tersebut menginsyafkan seorang pemimpin, bahwa
dirinya bukan seorang yang maha super, bukan pula sumber kewenangan
yang mutlak dalam menentukan permasalahkaryawann kedudukan orang
lain, terutama bawahan dan pengikut-pengikutnya.
5. Waspada purba wisesa (waspada dan berkuasa)
Waspada itu mempunyai ketajaman penglihatan dan juga mampu
menembus penglihatan ke depan, mampu mengadakan forecasting atau
meramal bagi masa mendatang, atau bersifat futuristik. Sedang ”murba”
atau ”purba” itu artinya mampu mencipta atau mampu mengendalikan
menguasai.
6. Ambeg paramarta
Ambeg itu artinya mempunyai sifat-sifat. Paramarta (sansekerta :
ARS
paramartha) artinya yang benar, yang hakiki. Maka ambeg paramartha itu
artinya murah, karim, dermawan, mulia, murni, baik hati. Biasanya
”paramartha” selalu disertai dengan ”adil” jadi ambeg adil-paramartha
berarti : bersikap adil, mampu membedakan yang penting dan yang tidak
penting, sehingga mendahulukan hal-hal yang perlu dan penting, dan
menomorduakan peristiwa-peristiwa yang remeh dan tidak penting.
7. Ambeg prasaja (bersifat sederhana)
Ambeg prasaja pada diri pemimpin itu berarti dia bersifat sederhana, terus
terang, blak-blakan, tulus, lurus, ikhlas, benar, dan toleran. Sikapnya
bersahaja/tunggal, hidupnya juga tidak berlebih-lebihan, tetap sederhana,
dan tidak tamak.
8. Ambeg Satya (setia)
Amberg satya itu ialah bersifat setia, menepati janji, dan selalu memenuhi
segala ucapannya.
9. Gemi Nastiti ( hemat dan teliti-cermat)
Pemimpin yang baik itu sifatnya hemat cermat, dan berhati-hati, tidak
boros. Hemat karena ia mampu melaksanakan semua pekerjaan dengan
efektif dan efisien. Hemat pula dalam mengelola sumber tenaga manusia,
material, dan harta per,odalan, dan menyingkiri semua tingkah laku yang
tidak memberi manfaat.
Cermat itu dalam bahasa Jawanya ialah nastiti, yaitu meneliti dengan
sangat hati-hati segala karya, perbuatan, dan peristiwa di sekitarnya.
Sedang berhati-hati artinya : pemimpin itu selalu bernalar, cermat, dan
teliti.
10. Blaka ( terbuka, jujur, lurus)
105
Pimpinan yang baik harus bersikap terbuka, komunikatif. Dia bersedia
memberikan kesempatan kepada bawahan dan orang lain untuk
mengemukakan sugesti usul, pendapat, kritik yang konstruktif, dan
koreksi
11. Legawa (tulus ikhlas)
Legawa artinya rela dan tulus ikhlas, setiap saat dia bersedia untuk
memberikan pengorbanan. Sifat orangnya ialah pemurah (murah hati),
karim, dan dermawan.
ARS
Kesepakatan Kerja Bersama
106
adanya kesepakatan kerja bersama (KKB). KKB tersebut akan menjadi
lkaryawansan kerja kedua belah pihak.
Dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat satu perjanjian kerja bersama yang
berlaku bagi seluruh pekerja di perusahaan. Apabila dalam satu perusahaan
hanya terdapat satu serikat pekerja maka serikat pekerja tersebut berhak
mewakili pekerja dalam perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama
ARS
dengan pengusaha apabila memiliki jumlah anggota lebih dari 50% (lima
puluh per seratus) dari jumlah seluruh pekerja di perusahaan yang
bersangkutan. Apabila tidak memiliki jumlah anggota lebih dari 50% (lima
puluh per seratus) dari jumlah seluruh pekerja di perusahaan maka serikat
pekerja dapat mewakili pekerja dalam perundingan dengan pengusaha
apabila serikat pekerja yang bersangkutan telah mendapat dukungan lebih
50% (lima puluh per seratus) dari jumlah seluruh pekerja di perusahaan
melalui pemungutan suara.
Apabila dalam satu perusahaan terdapat lebih dari satu serikat pekerja maka
yang berhak mewakili pekerja melakukan perundingan dengan pengusaha
yang jumlah keanggotaannya lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari
seluruh jumlah pekerja di perusahaan tersebut. Jika ketentuan tersebut tidak
terpenuhi maka serikat pekerja dapat melakukan koalisasi sehingga tercapai
jumlah lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari seluruh jumlah pekerja di
perusahaan tersebut untuk mewakili dalam perundingan dengan perusahaan.
Masa berlakunya perjanjian kerja bersama paling lama dua tahun dan dapat
diperpanjang masa berlakunya paling lama satu tahun berdasarkan
kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja. Perjanjian
kerja bersama paling sedikit memuat hal berikut.
1. Hak dan kewajiban pengusaha
2. Hak dan kewajiban serikat pekerja serta pekerja
3. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama
4. Tkaryawan tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama
107
5. Ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan
dengan peraturan yang berlaku
6. Apabila isi perjanjian kerja bersama bertentangan dengan peraturan yang
berlaku maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum.
ARS
dalam peraturan perusahaan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan yang ada
dalam perjanjian kerja bersama.
Collective Bergaining
108
Tidak jarang dalam sebuah proses pembuatan sebuah collective bargaining
sering muncul beberapa konflik dari kedua pihak. Tetapi apabila konflik
tersebut bisa diatasi maka proses negosiasi ini akan berlanjut pada
pengesahan persetujuan hingga pengadministrasian persetujuan.
Administrasi persetujuan ini berisi mengenai hal hal yang disepakati oleh
kedua belah pihak selama jangka waktu tertentu sesuai kontrak.
ARS
Dokumen yang muncul dari proses collective bargaining dikenal sebagai labor
agreement atau contract. Perjanjian ini mengatur hubungan antara
perusahaan dan karyawan untuk jangka waktu yang telah ditetapkan.
Collective bargaining pada dasarnya menentukan hubungan antara buruh dan
manajemen. Collective bargaining adalah penting, namun juga sebuah tugas
yang sulit karena setiap persetujuan itu unik, dan tidak ada standar atau model
yang universal. Meskipun banyak perbedaan, topik utama setiap perjanjian
adalah mengenai kebaikan. Hal-hal yang termasuk dalam topik, yakni
pengakuan, hak pengelolaan, serikat keamanan, kompensasi dan benefit,
prosedur keluhan, keamanan karyawan, dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan pekerjaan.
109
Union Security merupakan salah satu tipe dalam awal negosiasi dalam
sebuah persetujuan collective bergaining. Tujuan penetapan union security
adalah untuk memastikan bahwa keberlanjutan persekutuan untuk tetap
ada dan melaksanakan fungsinya. Sebuah penetapan union securiy yang
kuat membuat ini lebih mudah bagi persekutuan dalam mempertahankan
anggota serikat kerja. Ada beberapa bentuk dasar dari union security
antara lain :
Closed Shop adalah sebuah susunan keanggotaan serikat dimana
merupakan prasyarat untuk mendapatkan pekerjaan.
Union shop adalah susunan yang mengharuskan semua karyawan
menjadi anggota serikat pekerja yang ditentukan setelah masa kerja
atau setelah penentuan union shop telah dinegosiasikan.
Maintenace of Membership. Karyawan yang menjadi anggota dari
serikat pekerja pada saat persetujuan di tkaryawantangani atau yang
secara sukarela bergabung harus melanjutkan keanggotaannya hingga
batas waktu persetujuan, sesuai dengan kondisi pekerjaan.
ARS
Agency Shop. Sebuah ketentuan agency shop tidak memerlukan
karyawan untuk bergabung pada serikat perkerja. Agency Shop tidak
sah dibeberapa negara yang mempunyai hokum hak untuk bekerja.
Exclusive Bargaining Shop. 13 dari 21 negara mempunyai hukum hak
untuk bekerja mengijinkan hanya ketentuan exclusive bargaining shop.
Open Shop didefinisikan secara kasar adalah pekerjaan yang memiliki
masa yang sama bagi anggota serikat pekerja dan non-anggota yang
sama.
Dues Checkoff mungkin digunakan sebagai tambahan dari beberapa
persetujuan yang telah disebutkan diatas.
4. Compensation and Benefit
Bagian ini biasanya merupakan bagian besar dari sebagian besar
perjanjian tenaga kerja.
5. Prosedur Keluhan
Sebagian besar persetujuan tenaga kerja adalah perjanjian yang ditujukan
untuk sebuah prosedur keluhan.
6. Employee Security
Menurut survey nasional, kesejahteraan karyawan adalah perhatian utama
untuk anggota serikat pekerja. Kesejahteraan yang berkesinambungan
akan menjadi sebuah perhatian utama bagi para pekerja atau karyawan.
110
ARS
BAB 9
Pemeliharaan
111
perusahaan”. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
ARS
lingkungan sekitar.
Tujuan Pemeliharaan :
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
112
3. Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan
karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan
dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-tugasnya, sehingga disiplin,
kerjasama, dan semangat kerjanya meningkat.
ARS
secara komunikan.
113
Jendela Johari adalah sebuah teknik yang diciptakan pada tahun 1955 oleh dua
orang psikolog Amerika, Joseph Luft (1916–2014) dan Harrington Jendela
Johari (Johari Window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh
ARS
Joseph Luth dan Harry Ingram (karenanya disebut Johari). Jendela Johari pada
dasarnya menggambarkan tingkat saling pengertian antarorang yang
berinteraksi. Jendela Johari ini mencerminkan tingkat keterbukaan seseorang
yang dibagi dalam empat kuadran, Kuadran-kuadran tersebut bisa dijelaskan
sebagai berikut:
a. Open
Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri dan orang
lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-
motivasinya. Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan
selalu membuka diri dengan menjabat tangan atau secara formal
memperkenalkan diri bila berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka,
mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian juga orang
lain diluar dirinya dapat mengenalinya.
b. Blind
Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat,
perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain
melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok
akrab, padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat
tertutup, tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang
ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat
melihat dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun
orang lain dapat melihat ketidak tulusannya.
c. Hidden
Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal
ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan
hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya
114
dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati
masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah
melupakannya.
d. Unknown
Dikatakan “Unknown”, karena baik yang bersangkutan, maupun orang lain
dalam kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara individu. Sepertinya
semua serba misterius. Jendela Johari juga bisa menjelaskan tingkat
keterbukaan seseorang terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Orang tipe I:
Merupakan orang yang terbuka. Terbuka kepada orang lain dan terbuka untuk
orang lain menilai dan memberi masukan tentang dirinya.
Orang tipe II :
Merupakan orang yang menyembunyikan sebagian dari kebenaran tentang
dirinya. Artinya ada hal-hal atau bagian yang dia sendiri tahu tapi orang lain
ARS
tidak. Contohnya orang yang sakit hati dengan orang lain. Orang lain belum
tentu tahu, tapi dia tahu.
2. Insentif
115
Metode Insentif yang adil dan layak merupakan data penggerak yang
merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan
pemberian insentif karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan
terhadap prestasi yang dicapainya, sehingga semangat kerja dan sikap
loyal karyawan akan lebih baik.
ARS
imbalan-imbalan yang dibentuk untuk memperbaiki produksi.”
2. Bagi Karyawan
Sedangkan bagi karyawan, adanya pemberian insentif mereka akan
mendapat keuntungan berikut ini:
Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif.
116
Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian
balas jasa yang diukur dalam bentuk uang.
Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.
ARS
4. Insentif sering kali memfokuskan upaya-upaya pada segi pekerjaan
saja (output, penjualan, dan lain-lain) dan mengesampingkan segi-segi
lainnya (kualitas, jasa, tujuan jangka panjang).
Jenis-jenis Insentif
Insentif positif, adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah
material atau nonmaterial kepada karyawan yang prestasi kerjanya di
atas prestasi standar
Insentif Negatif, adalah daya perangsang dengan memberikan ancaman
hukuman kepada karyawan yang berprestasi kerjanya, di bawah
prestasi standar.
Bentuk-bentuk Insentif
nonmaterial insentif, adalah daya perangsan yang di berikan kepada
karyawan berbentuk penghargaan/pengukuhan berdasarkan pertasi
kerjanya, seperti piagam, piala atau medali.
social insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada
karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan
kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya, seperti promosi,
mengikuti pendidikan atau naik haji.
material insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada
karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang.
Material insentif bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan
kesejahtraan karyawan beserta keluarganya.
117
3. Kesejahteraan Karyawan
Pemberian kesejahteraan ini bertujuan mendorong agar tercapainya
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat serta tidak melanggar
peraturan legal pemerintah. Untuk memcegah terjadinya tindakan
karyawan yang tidak diinginkan oleh perusahaan, maka tugas manajemen
perusahaan yang harus memenuhi tuntutan karyawan dengan
memberikan kesejahteraan yang adil dan bijaksana, semua itu dilakukan
demi terciptanya kesejahteraan karyawan dan kesejahteraan perusahaan.
ARS
mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan
agar semangat kerja meningkat adalah melalui program kesejahteraan
karyawan yang disusun berdassaarkan peraturan legal, berasaskan
keadilan dan kelayakan serta berpedoman kepada kemampuan
perusahaan.
118
Kesejahteraan adalah dapat dipkaryawanng sebagai uang bantuan lebih
lanjut kepada karyawan. Terutama pembayarannya kepada mereka yang
sakit, uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham,
asuransi, perawatan dirumah sakit, dan pensiun.
Dengan tingkat kesejahteraan yang cukup, maka mereka akan lebih tenang
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan ketenangan tersebut
diharapkan para karyawan akan lebih berdisiplin.
ARS
jaminan social bentuk pemberian penghasil baik dalam bentuk materi
maupun dalam bentuk non materi, yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan untuk selama masa pengabdiannya ataupun setelah berhenti
karena pensiun, lanjut usia dalam usaha memenuhi kebutuhan materi
maupun non materi kepada karyawan dengan tujuan untuk memberikan
semangat atau dorongan kerja kepada karyawan.
119
4. Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.
5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.
6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kerjaan.
7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
9. Membantu membantu melaksanakan program pemerintah dalam
meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
ARS
3. Gaji/upah dan kesejahteraan adalah biaya bagi perusahaan.
4. Pemberian gaji/upah dan kesejahteraan dibenarkan oleh peraturan
legal, jadi bisa dimasukan dalam neraca financial perusahaan
tersebut[6].
Perbedaannya :
1. Gaji/upah adalah hak karyawan untuk menerimanya dan menjadi
kewajiban perusahaan untuk membayarnya.
2. Gaji/upah wajib dibayar perusahaan sedangkan kesejahteraan
diberikan hanya atas kebijaksanaan saja , jadi bukan kewajiban
perusahaan atau sewaktu-waktu dapat ditiadakan.
3. Gaji/upah harus dibayar dengan financial(uang/barang), sedangkan
kesejahteraan diberikan dengan financial dan nonfinansial (fasilitas).
4. Gaji/upah waktu dan besarnya tertentu, sedangkan kesejahteraan
waktu dan besarnya tidak tentu.
120
Dari uraian-uaraian diatas bahwa pemberian kesejahteraan bertujuan
untuk mendorong produktifitas serta ketenangan kerja pada perusahaan.
Apabila perusahaan memiliki tenaga kerja yang mampu dan cakap, namun
jika tidak ada dorongan kepada karyawan maka semua itu tidak ada
artinya. Jadi agar para karyawan dapat meningkatkan semangatnya perlu
adanya suatu dorongan semangat kerja yang salah satunya dengan
kesejahteraan bagi karyawan, dan pada akhirnya tujuan dan harapan dari
perusahaan dapat terwujud.
ARS
Faktor nasib dari para karyawan yang terkena kecelakaan
Pada masa ini tidak ada upaya rasional untuk mencegah terjadinya
kecelakaan jangan sampai terulang
Faktor lingkungan phisik para karyawan, seperti mesin, gedung,
ruangan, peralatan.
Pada masa ini upaya preventif lebih diarahkan pada pemasangan
fasilitas-fasilitas yang sifatnya melindungi, mengendalikan dan
mencegah terjadinya kecelakaan.
Faktor kelalaian manusia, seperti ceroboh, mengantuk, mabuk atau
tidak mampu melaksanakan tugas/ pekerjaan.
Pada masa ini, perhatian dan perbaikan lebih diarahkan pada
peningkatan kesadaran dan tindakan manusianya.
Faktor ketidak-serasian kombinasi faktor-faktor produksi yang
dikelola dalam perusahaan.
Pada masa ini, seluruh kejadian/ kecelakaan di perusahaan menjad
tanggung jawab manajemen, sehingga cara mengatasi lebih bersifat
preventif dengan mengelola program keselamatan dan kesehatan kerja
serta program pelayanan secara terpadu.
121
Usaha yang bersifat preventif atau mencegah
Preventif artinya mencegah dan/ atau mengendalikan sumber-sumber
bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga berakibat tidak atau kurang
membahayakan para karyawan
ARS
Telah dikemukakan di atas bahwa pengawasan keselamatan kerja lebih
ditekankan pada kegiatan-kegiatan preventif. Walaupun demikian dalam
praktek kegiatan yang bersifat represif kuratif sagat penting diperhatikan.
122
lingkungan kerjanya agar karyawan tidak menerima dampak negatif
adanya pencemaran lingkungan atau lebih jauh lagi terjadi kecelakaan
kerja karena kurangnya pengamanan kerja. Apabila sering terjadi
kecelakaan kerja atau karyawan sakit karena lingkungan kerja yang buruk
maka semua program yang telah diselenggarakan sebelumnya seperti
pendidikan dan pelatihan akan sia-sia sebab tingkat absensi karyawan
menjadi tinggi.
ARS
proses produksi barang dan jasa (pekerja, pengusaha dan pemerintah)
didasarkan atas nilai yang merupakan manisfestasi dari keseluruhan sila-
sila dari pancasila dan Undang-undang 1945 yang tumbuh dan
berkembang diatas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional
Indonesia.
Tujuan
Tujuan hubungan industrial pancasila adalah :
Mensukseskan pembangunan dalam rangka mengemban cita-cita
bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur.
Ikut berperan dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Menciptakan ketenangan, ketentraman dan ketertiban kerja serta
ketenangan usaha.
Meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajadnya sesuai dengan
martabatnya manusia.
Lkaryawansan
Hubungan Industrial Pancasila mempunyai lkaryawansan idiil yaitu
Pancasila dan lkaryawansan konstitusional adalah UUD’45.
Hubungan industrial pancasila juga berlkaryawanskan kepada
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah untuk menciptakan
keamanan nasional dan stabilitas nasional.
123
Pokok-pokok Pikiran
a. Keseluruhan sila-sila dari pada pancasila secara utuh dan bulat
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
b. Pengusaha dan pekerja tidak dibedakan karena golongan,
kenyakinan, politik, paham, aliran, agama, suku maupun jenis
kelamin
c. Menghilangkan perbedaan dan mengembangkan persamaan serta
perselisihan yang timbul harus diselesaikan melalui musyawarah
untuk mufakat.
lemah.
ARS
Sikap mental dan sikap sosial
Sikap sosial adalah kegotong-royongan, toleransi, saling menghormati.
Dalam hubungan industrial pancasila tidak ada tempat bagi sikap
saling berhadapan/ sikap penindasan oleh yang kuat terhadap yang
124
Di pihak karyawan dan serikat pekerja harus menyadari dan mau
menerima keadaan.
ARS
pancasila perlu mendapat perhatian.
c. Setiap kesepakatan kerja bersama supaya paling sedikit harus
memiliki suatu pendahuluan/mukadimah yang mencerminkan
falsafah hubungan industrial pancasila.
125
2. Penyuluhan dan pendidikan mengenai hubungan industrial
pancasila ini perlu dilakukan baik kepada pekerja/serikat pekerja
maupun pengusaha dan juga aparat pemerintah.
ARS
itu walaupun secara yuridis dibenarkan tetapi secara filosofis harus
dihindari.
BAB 10
Pemberhentian
126
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha. Sedangkan
menurut Moekijat mengartikan bahwa Pemberhentian adalah pemutusan
hubungan kerjas seseorang karyawan dengan suatu organisasi
perusahaan.
ARS
yang diberhentikan membawa biaya penarikan, seleksi, pelatihan dan
proses produksi berhenti. Pemberhentian yang dilakukan oleh perusahaan
juga harus dengan baik – baik, mengingat saat karyawan tersebut masuk
juga diterima baik – baik. Dampak pemberhentian bagi karyawan yang
diberhentikan yaitu dampak secara psikologis dan dampak secara biologis.
Alasan Pemberhentian
Ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus
hubungan kerjanya dengan perusahaan, ada yang bersifat karena
peraturan perundang-undangan, tapi ada juga karena keinginan
pengusaha, agar tidak terjadi hal semena-mena yang dilakukan pengusaha,
maka pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang berkaitan
dengan pemberhentian karyawan. Dalam pengertian ini pemerintah tidak
127
melarang secara umum untuk memberhentikan karyawan dari
pekerjaannya. Jangan karena tidak cocok dengan pendapat perusahaan
atau bertentangan dengan kehendak atau keinginan pengusaha yang
mengharapkan karyawan terus bekerja utuk meningkatkan produksinya,
karyawan tersebut langsung diberhentikan, tanpa melalui prosedur yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah dan tanpa dijelaskan alasan-alasannya
kepada karyawan. Oleh karena demikian, untuk melindungi karyawan dari
tindakan demikian, maka pemerintah telah mendaptkan kebijakannya
sebagai tertuang di dalam undang-undang No. 13 Tahun 2003 bahwa,
pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan:
1. Pekerja berhalangan masuk karena sakit menurut keterangan dokter
selama waktu tidak melampaui 12 bulan secara terus menerus.
2. Pekerja berhalangan Negara sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Pekerja mengerjakan ibadah yang diperintahkan agamanya.
4. Pekerja menikah
ARS
5. Pekerja perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan atau
menyusui bayinya.
6. Pekerja mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan
dengan pekerjan lainnya dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.
7. Pekerja mendirikan, mejadi anggota dan atau pengurus serikat pekerja,
pekerja melakukan kegiatan serikat pekerja di luar jam kerja atau di
dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam pernjanjian kerja bersama.
8. Pekerja yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai
perbuatan pengusaha yang melakukan tindakan pidana kejahatan.
9. Karena perbedaan yang paham, agama, aliran politik, suku, wana kulit,
golongan, jenis kelami, kondisi fisik atau status perkawinan.
10. Pekerjaan dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja,
atau karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter
yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.
128
2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan.
3. Mabuk, minum-minuman kerjas memabukan, memakai atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di
lingkungan karja.
4. Melakukan perbuatan asusiala atau perjudian di lingkungan karja.
5. Menyerang menganiaya, mengancam astau mengintimidasi teman
sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja.
6. Membujuk temasn sekerja atau pengusaha untuk melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
7. Dengan ceroboh astau sengaja merusak atau mebiarkan dalam keadaan
bahaya barng milik perusahaan yang menimbulkan rugi bagi
perusahaan.
8. Dengan ceroboh atau membiarkan teman sekerja atau pengusaha
dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
9. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang harusnya
ARS
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.
10. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam
pidana 5 tahun atau lebih Semua kegiatan seperti di atas, baru
pengusaha memutuskan melakukan pemutusan hubungan hubungan
kerja dengna karyawan, apabila memang benar-benar terbukti dengan
didukung oleh bukti-bukti, atau tertangkap tasngan dan adanya
pengakuan dari karyawan.
129
Keinginan perusahaan memberihentikan karyawan ini disebabkan:
Karyawan tidak mampu mengerjakan pekerjaannya.
Perilaku dan kedisiplinannya kurang baik.
Melanggar peraturan dan tata tertib perusahaan.
Tidak dapat bekerja sama dan konflik dengan karyawan lainnya.
Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan.
ARS
wenang larena karyawan mendapat perlindungan hukum.
3. Keinginan Karyawan
Pemberhentian karena keinginan karyawan dapat terjadi karena
karyawan tersebut kurang mendapat kepuasan kerja di perusahaan
yang bersangkutan. Misalnya jasanya rendah, lingkungannya kurang
baik atau perlakuan kurang baik. Pemberhentian karena keinginan
karyawan dapat juga terjadi karena:
Pindah ke tempat lain untuk mengurus orang tua
Kesehatan yang kurang baik
Untuk melanjutkan pendidikan
Untuk bewirausaha
Bebas jasa terlalu rendah
Mendapat pekerjaan yang lebih baik
Suasana dan lingkungan pekerjaan yang kurang serius
Kesempatan promosi yang tidak ada
Perlakukan yang kurang adil
4. Pensiun
Undang-undang mempensiunkan seseorang karena telah mencapai
batas usia dan masa kerja tertentu. Usia kerja seseorang karyawan
untuk setatus kekaryawanan adalah 55 tahun atau seseorang dapat
dikenakan pensiun dini, apabila menurut keterangan dokter, karyawan
tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan umurnya sudah
mencapai 50 tahun dengan masa pengalaman kerja minimal 15 tahun.
130
Pensiun atas keinginan dari karyawan adalah pensiun atas permintaan
sendiri dengan mengajukan surat permohonan setelah mencapai masa
kerja tertentu, dan permohonannya dikabulkan oleh perusahaan. Besar
uang pensiun yang diterima oleh karyawan yang pensiun diatur oleh
undang-undang bagi karyawan negeri yang pembayarannya dilakukan
secara periodik, sedangkan bagi karyawan swasta diatur oleh
perusahaan yang bersangkutan biasanya pembayaran berupa uang
pesangon pada saat diberhentikan. Pembayaran uang pensiun
merupakan pengakuan atau penghargaan atas pengabdian seseorang
kepada organisasi dan memberikan sumber kehidupan bagi usia lanjut,
sehingga dengan adanya uang pensiun akan memberikan ketenangan
bagi para karyawannya.
ARS
kerjanya berakhir. Pemberhentian yang seperti ini tidak akan
menimbulkan konsekuensi karena telah diatur terlebih dahulu dalam
perjanjian saat mereka diterima oleh perusahaan tersebut. Beberapa
perusahaan sekarang ini banyak mengadakan perjanjian kerja dengan
karyawanya di dalam sutau kontrak dimana di dalamnya, disebutkan
masa waktu kerja atau masa kontraknya. Dan ini alasan juga tidak
dilakukan pemutusan hubungan kerja apabila kontrak kerja tersebut di
perpanjang.
6. Meninggal dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis hubungan kerjanya
dengan perusahaan akan terputus. Perusahaan tersebut akan
memberikan pesangon atau uang pensiun bagi keluarga yang
ditinggalkannya sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang karyawan
yang meninggal dunia saat melaksanakan tugas, pesangon atau
golongannya diatur di dalam undang-undang. Misalnya, pesangon lebih
besar dan golongannya dinaikkan sehingga uang pensiunnya lebih
besar.
7. Perusahaan dilikudasi
Dalam hal perusahaan dilikuidasi masalah pemberhentian karyawan
diatur dengan peraturan perusahaan, perjanjian bersama dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menentukan
apakah benar atau tidak perusahaan dilikuidasi atau dinyatakan
bangkrut harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan.
131
Proses Pemberhentian
Jika pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka cara yang
ditempuh diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1964. pengusaha
yang ingin memutuskan hubungan kerja dengan pekerjanya harus
mendapatkan izin terlebih dahulu dari P4D untuk pemutusan hubungan
terhadap sembilan karyawan atau kurang, dan izin dari P4P untuk
pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja yang jumlahnya sepuluh
orang ke atas. Selama izin belum diberikan pemutusan hubungan kerja
belum sah maka kedua belah pihak harus menjalankan kewajibannya.
ARS
karena konflik yang tidak dapat diatasi lagi, yang seharusnya pemecatan
karyawan harus berdasar kepada peraturan dan perundang-undangan
karena setiap karyawan mendapat perlindungan hukum sesuai dengan
statusnya.
132
karyawan tersebut menibulkan suatu konflik suatu konflik atau yang
mengarah kepada kerugian kepada dua belah pihak, baik perusahaan
maupun karyawan.
ARS
dengan paraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan.
133
3. Karyawan dengan status tetap, jika diberhentikan harus diberi uang
pesangon yang besarnya:
Masa kerja sampai satu tahun: 1 bulan upah bruto
Masa kerja 1 sampai 2 tahun: 2 bulan upah bruto
Masa kerja 2 sampai 3 tahun: 3 bulan upah bruto
Masa kerja 3 tahun dan seterusnya: 4 bulan upah bruto.
ARS
1. Biaya recruitment, meliputi:
Mengiklankan lowongan pekerjaan
Menggunakan karyawan recruitment yang profesional untuk
mencari di berbagai lokasi (termasuk di kampus-kampus) sehingga
banyak yang melamar untuk bekerja
Untuk mengisi jabatan yang eksekutif yang tinggi secara teknologi
diperlukan perusahaan pencari yang umumnya mengenakan biaya
jasa yang cukup tinggi yaitu sekitar 30% dari gaji tahunan
karyawan
2. Biaya seleksi, meliputi :
biaya interview dengan pelamar pekerjaan
biaya testing / psikotes
biaya untuk memeriksa ulang referensi
biaya penempatan
3. Biaya pelatihan, meliputi :
Orientasi terhadap nilai dan budaya perusahaan
Biaya training secara langsung, seperti instruksi, diktat, material
untuk kursus training
Waktu untuk memberikan training
Kehilangan produktivitas pada saat training
4. Biaya pemutusan hubungan kerja, meliputi :
Pembayaran untuk PHK/pesangon untuk karyawan yang
diberhentikan sementara tanpa kesalahan dari pihak karyawan itu
sendiri
134
Karyawan tetap menerima tunjangan kesehatan sampai
mendapatkan pekerjaan baru (tergantung kebijaksanaan
perusahaan)
Biaya asuransi bagi karyawan yang di PHK, namun belum bekerja
lagi (tergantung dari kebijakan perusahaan)
Wawancara pemberhentian, merupakan wawancara terakhir yang
harus dilalui karyawan dalam proses PHK, tujuannya untuk
mencari alasan mengapa tenaga kerja meninggalkan perusahaan
(jika PHK dilakukan secara sukarela) atau menyediakan bimbingan
atau bantuan untuk menemukan pekerjaan baru.
Bantuan penempatan merupakan program di mana perusahaan
membantu karyawan mendapatkan pekerjaan baru lebih cepat
dengan memberikan training (keahlian) pekerjaan
Posisi yang kosong akan mengurangi keluaran atau kualitas jasa
klien perusahaan atau pelanggan.
ARS
Perlindungan Bagi Tenaga Kerja Apabila Terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja Secara Sepihak
Seperti telah kita ketahui bahwa kasus Pemutusan Hubungan Kerja yang
melibatkan pihak pengusaha dengan pihak tenaga kerja banyak terjadi di
berbagai perusahaan. Apabila Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan
aturan-aturan yang berlaku maka hal itu bukan merupakan suatu masalah,
misalnya saja pada awal krisis moneter terjadi perampingan tenaga kerja
pada perusahaan sehingga banyak tenaga kerja yang terkena Pemutusan
Hubungan Kerja, hal ini dimaksudkan agar pengeluaran perusahaan tidak
terlalu besar karena harga kebutuhan mengalami kenaikan akibat krisis
moneter itu. Yang menjadi masalah adalah apabila terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja secara sepihak oleh perusahaan terhadap tenaga
kerjanya. Tentu tindakan ini merupakan tindakan yang semena-mena dan
sangat merugikan pihak tenaga kerja karena dengan adanya pemutusan
tersebut mereka akan kehilangan pekerjaannya. Ditambah lagi apabila
Pemutusan Hubungan Kerja tersebut tidak mempunyai alasan yang kuat
atau alasan pembenaran Pemutusan Hubungan Kerja.
BAB 11
Pengembangan Karir
135
Secara etimologi, Karier berasal dari bahasa Belkaryawan yaitu Carriere yang
berarti perkembangan an kemajuan pekerjaan seseorang.
Pengertian karir atau karier adalah urutan, status, jenjang dan pengalaman
pekerjaan, jabatan atau posisi seseorag baik di perusahaan, organisasi
maupun pekerjaan sambilan sehingga menuntut tanggung jawab dan
kemampuan kerja yang lebih baik.
ARS
Menurut Simamora, Pengembangan karir juga dapat didefinisikan sebagai
pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan bahwa orang-
orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat
dibutuhkan, karena perencanaan dan pengembangan karir menguntungkan
individu dan organisasi
136
Pengembangan karir (career development) meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang
direncanakan.
ARS
Andrew J. Dubrin, menguraikan sejumlah tujuan pengembangan karir yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Membantu pencapaian tujuan individu dan perusahaan dalam
pengembangan karier karyawan yang merupakan hubungan timbal balik
yang bermanfaat bagi kesejahteraan karyawan dan tercapainya tujuan
perusahaan. Seorang karyawan yang sukses dengan prestasi kerja sangat
baik kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, ini
menunjukkan bahwa tercapai tujuan perusahaan dan tujuan individu.
2. Menunjukkan Hubungan Kesejahteraan Karyawan Perusahaan
merencanakan karir karyawan dengan meningkatkan kesejahteraannya
sehingga memiliki loyalitas yang lebih tinggi.
3. Membantu karyawan menyadari kemampuan potensinya. Pengembangan
karir membantu menyadarkan karyawan akan kemampuannya untuk
menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.
4. Memperkuat hubungan antara Karyawan dan Perusahaan Pengembangan
karier akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan terhadap
perusahaannya.
5. Membuktikan Tanggung Jawab Sosial Pengembangan karier suatu cara
menciptakan iklim kerja yang positif dan karyawan-karyawan lebih
bermental sehat.
6. Membantu memperkuat pelaksanaan program-program Perusahaan
Pengembangan karir membantu program-program perusahaan lainnya
agar tercapai tujuan perusahaan.
7. Mengurangi Turnover (pergantian karyawan karena mengundurkan diri)
dan Biaya Kekaryawanan Pengembangan karier dapat menjadikan
137
turnover rendah dan begitu pula biaya kekaryawanan menjadi lebih
efektif.
8. Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial Pengembangan karier
dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi dan
manajerial.
9. Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Karyawan Perencanaan karir
dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan kekaryawanan
10. Menggiatkan Pemikiran (Pandangan) Jarak Waktu yang Panjang
Pengembangan karier berhubungan dengan jarak waktu yang panjang. Hal
ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan
kualifikasi yang sesuai porsinya.
ARS
Menurut Siagian, terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengembangan
karir seseorang, diantaranya yaitu:
1. Prestasi kerja yang memuaskan dari apa yang dipercayakan padanya.
2. Pengenalan oleh pihak lain.
3. Kesetiaan pada organisasi.
4. Pembimbing dan sponsor.
5. Dukungan para bawahan.
6. Kesempatan untuk bertumbuh.
7. Berhenti atas permintaan dan kemauan sendiri.
138
Mutasi adalah bagian dari proses kegiatan yang bisa mengembangkan
posisi atau status seseorang dalam suatu organisasi. Mutasi juga diartikan
sebagai perubahan jabatan dalam organisasi.
ARS
kerja dalam organisasi dengan intensitas yang cukup tinggi.
2. Kesempatan karir (Career opportunities)
Setelah tenaga kerja didorong untuk menentukan kebutuhan karirnya,
maka sudah sewajarnya apabila diikuti dengan tanggung jawab untuk
menggambarkan kesempatan karir yang ada didalam organisasi yang
bersangkutan. Dengan informasi tentang kesempatan karir yang ada
dalam organisasi, maka setiap tenaga kerja dan calon tenaga kerja
mengetahui dengan jelas berbagai kemungkinan jabatan yang dapat
didudukinya.
3. Penyesuaian kebutuhan dan kesempatan karir (Need opportunity
alignment)
Apabila kedua unsur terdahulu, yaitu kebutuhan karir dari tenaga kerja
dan kesempatan karir yang tersedia telah dapat ditetapkan, maka yang
harus dilakukan adalah mengadakan penyesuaian diantara kedua
kepentingan tersebut. Dalam pelaksanaannya, penyesuaian tersebut dapat
dilakukan dengan bantuan program mutasi tenaga kerja atau program
pelatihan dan pembangunan tenaga kerja.
BAB 12
Kinerja & Penilaian Prestasi Kerja
139
Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Agar organisasi berfungsi secara efektif dan sesuai dengan sasaran organisasi,
maka organisasi harus memiliki kinerja karyawan yang baik yaitu dengan
melaksanakan tugas-tugasnya dengan cara yang hkaryawanl.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
ARS
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan, Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan
kesempatan.
140
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam
suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada
anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan
kontribusinya.
3. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku.
4. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam
membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi.
ARS
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, karyawan
yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
2. Faktor motivasi (motivation)
Motivaso terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam
menghadapi situasi Kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan
diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
kerja).
141
1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah
seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud
menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan
dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu
tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi
dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
ARS
Cara - Cara untuk Meningkatkan Kinerja
Menurut Timpe, cara - cara untuk meningkatkan kinerja, antara lain :
1. Diagnosis
Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap
individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengevaluasi dan memperbaiki kinerja. Teknik - tekniknya : refleksi,
mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar - komentar orang lain
tentang mengapa segala sesuatu terjadi, mengevaluasi kembali dasar -
dasar keputusan masa lalu, dan mencatat atau menyimpan catatan harian
kerja yang dapat membantu memperluas pencarian manajer penyebab -
penyebab kinerja.
2. Pelatihan
Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat
membantu manajemen bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat.
3. Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya
tanpa dorongan untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus
dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tahap - tahap penilaian kinerja
formal.
142
Program prestasi kerja merupakan suatu progam yang harus dilaksanakan
oleh setiap organisasi perusahaan ataupun instansi pemerintah. Untuk
mendapatkan karyawan perlu diadakannya program prestasi kerja yang
diharapkan nantinya dapat meningkatkan kompensasi bagi karyawan yang
bersangkutan.
Dari hasil penilaian prestasi kerja dapat diketahui berapa besar potensi
karyawan dalam bekerja serta mengetahui kelebihan dan kekurangan para
karyawan yang dinilai. Hasil dari penilaian tersebut dapat menentukan
ARS
kebijaksanaan dalam menetapkan tindakan dan keputusan yang dilakukan
oleh pimpinan perusahaan atau organisasi.
Pada dasarnya prestasi kerja merupakan suatu sikap dan falsafah hidup
dimana seseorang memkaryawanng bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari
hari-hari kemarin, dan kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Dengan
falsafah hidup seperti ini, seseorang akan terdorong untuk tidak cepat merasa
puas terhadap hasil- hasil yang telah dicapai, sehingga ia akan terus berusaha
untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan kerjanya.
143
personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang
pelaksanaak kerja mereka.
Menurut T. Hani Handoko terdapat sepuluh manfaat yang dapat dipetik dari
penilaian prestasi kerja tersebut sebagai berikut:
1. Perbaikan Prestasi Kerja. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan
ARS
karyawan, manajer dan departemen personalia dapat memperbaiki
kegiatan-kegiatan mereka demi perbaikan prestasi kerja.
2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. Evaluasi prestasi kerja membantu
para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian
bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3. Keputusan-keputusan penempatan. Promosi, transfer dan demosi
biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya.
Promosi sering merupakan bentuk penghargaan prestasi kerja masa lalu.
4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan. Prestasi kerja yang
jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, prestasi
yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.
5. Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik prestasi kerja
seseorang karyawan dapat mengarahkan keputusan-keputusan karir,
yaitu tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti.
6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. Prestasi kerja yang baik
atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing
departemen personalia.
7. Ketidakakuratan informasional. Prestasi kerja yang jelek mungkin
menunjukkan kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana sdm,
atau komponen-komponen sistem informasi manajemen personalia
lainya. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak akurat dapat
mengakibatkan keputusan-keputusan personalia yang diambil menjadi
tidak tepat.
8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan. Prestasi kerja yang jelek mungkin
merupakan suatu tkaryawan kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian
prestasi membantu diagnose kesalahan-kesalahan tersebut.
144
9. Kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi kerja secara akurat akan
menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa
diskriminasi.
10. Tantangan-tantangan eksternal. Kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh
faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti; keluarga, kesehatan, kondisi
financial atau masalah-masalah pribadi lainya. departemen personalia
dimungkinkan untuk menawarkan bantuan kepada semua karyawan yang
membutuhkan.
ARS
Perusahaan yang menggunakan sistem ini bertujuan untuk menciptakan
keseragaman dan konsistensi dalam proses penilaian prestasi kerja.
Kelemahan sistem ini adalah karena sangat mudahnya untuk dilakukan,
para manajerpun jadi mudah lupa mengapa mereka melakukannya dan
sistem inipun disingkirkannya.
2. Sistem Peringkat (ranking system)
Sistem peringkat memperbandingkan karyawan yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, misalnya: total pendapatan ataupun kemampuan
manajemen.
Sistem ini hampir selalu tidak tepat untuk digunakan, karena sistem ini
mempunyai efek samping yang lebih besar daripada keuntungannya.
Sistem ini memaksa karyawan untuk bersaing satu sama lain dalam
pengertian yang sebenarnya. Pada kejadian yang positif, para karyawan
akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dan menghasilkan lebih banyak
prestasi untuk bisa mendapatkan peringkat yang lebih tinggi.
Sedangkan pada kejadian yang negatif, para karyawan akan berusaha
untuk membuat rekan sekerja (pesaing)-nya menghasilkan kinerja yang
lebih buruk dan mencapai prestasi yang lebih sedikit dibandingkan
dirinya.
3. Sistem berdasarkan tujuan (object-based system)
Berbeda dengan kedua sistem di atas, penilaian prestasi berdasarkan
tujuan mengukur kinerja seseorang berdasarkan standar ataupun target
yang dirundingkan secara perorangan. Sasaran dan standar tersebut
ditetapkan secara perorangan agar memiliki fleksibilitas yang
mencerminkan tingkat perkembangan serta kemampuan setiap karyawan.
145
Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Malayu S.P Hasibuan tujuan penilaian prestasi kerja karyawan
sebagai berikut:
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk
promosi, demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.
2. Untuk mengukur prestasi karyawan yaitu sejauh mana karyawan bisa
sukses dalam pekerjaannya.
3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam
perusahaan.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal
kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi
karyawan yang berada di dalam organisasi.
6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga
dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.
ARS
7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk
mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan-
kebutuhan bawahannya.
8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan di
masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
10. Sebagai alat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dan dengan
demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam
program latihan kerja tambahan.
11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan
karyawan.
12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian
pekerjaan.
Menurut Rivai, ada berbagai faktor baik eksternal maupun internal yang akan
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi kerja karyawan :
1. Lingkungan Eksternal Organisasi
146
Lingkungan sekitar organisasi akan terus menempatkan tuntunan
terhadap organisasi dan karyawannya untuk meningkatkan produktifitas
kerjanya. Lingkungan akan semakin kompetitif dalam berbagai bidang,
karena berbagai perubahan yang demikian pesatnya, sehingga adanya
kinerja organisasi yang memiliki tingkat keunggulan kompetitif dan
keunggulan komparatif akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
Tuntunan juga akan datang dari masyarakat. Oleh karena itu, penilaian
prestasi kerja karyawan harus dilaksanakan secara teratur dan akurat.
ARS
Sedangkan dalam struktur yang menghargai komunikasi laterial, seperti
dalam beberapa organisasi swasta besar, dan individu-individu. Selain itu,
iklim organisasi, sifat dan karakter penilaiannya pun ikut mempengaruhi
penilaian kinerja tersebut.
147
seberapa baik pekerjaan dilaksanakan, standar harus jelas dan
dikomunikasikan sehingga penilai dan yang dinilai mengetahui apakah
standar telah dicapai.
4. Penilaian prestasi kerja.
Penilaian prestasi kerja menggambarkan kekuatan dan kelemahan
karyawan. Beberapa kegunaan penilaian prestasi kerja adalah untuk
mengetahui hasil kerja, mengevaluasi sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.
5. Mendiskusikan hasil penilaian dengan karyawan.
Penilai mengadakan diskusi atau wawancara dengan yang dinilai untuk
memberikan informasi hasil penilaian yang dilakukan, setelah dilakukan
penilaian. Wawancara yang dilakukan hendaknya merupakan komunikasi
dua arah antara karyawan dengan penilai.
ARS
terjadi dalam penilaian prestasi kerja, yaitu:
1. Hallo Efeect, terjadi karena penilai menyukai atau tidak menyukai
sifat karyawan yang dinilainya. Oleh karena itu, cenderung akan
memperoleh nilai positif pada semua aspek penilaian bagi karyawan yang
disukainya begitu pula sebaliknya, seorang karyawan yang tidak
disukainya akan mendapatkan nilai negatif pada semua aspek penilaian.
2. Liniency and Severity Effect, Liniency effect yaitu penilaian cenderung
beranggapan bahwa mereka harus berlaku baik terhadap karyawan,
sehingga mereka cenderung memberi harkat (nilai) yang baik terhadap
semua aspek penelitian. Sedangkan severity effect ialah penilai cenderung
mempunyai falsafah dan pandangan yang sebaliknya terhadap karyawan
sehingga cenderung akan memberikan nilai buruk.
3. Centeral tendency, yaitu penilai tidak ingin menlai terlalu tinggi dan
juga tidak terlalu rendah kepada bawahannya (selalu berada di tengah-
tengah) karena toleransi penilai yang terlalu berlebihan tersebut sehingga
cenderung menilai sebagian besar dengan nilai yang rata-rata.
4. First impression error yaitu penilai yang mengambil kesimpulan
tentang karyawan berdasarkan kontak pertama mereka dan cenderung
akan membawa kesan-kesan ini dalam penilaiannya hingga jangka waktu
lama.
5. Recency effect yaitu penilai cenderung memberikan nilai atas
dasar perilaku yang baru saja mereka saksikan dan melupakan perilaku
yang lalu selama jangka waktu tertentu.
148
ARS
BAB 13
Disiplin Kerja
149
Disiplin didefinisikan sebagai kegiatan manajemen untuk menjalankan
standar-standar organisasional. Menurut Muchadarsyah Sinungan, disiplin
merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku
individu, kelompok, atau masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-
peraturan atau ketentuan yang ditetapkan untuk tujuan tertentu.
ARS
ada dilingkungan. Juga bisa mengikat individu lain baik yang bekerja atau
tidak.
Menurut Malayu S.P Hasibuan bahwa: “Disiplin kerja adalah kesadaran dan
kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku.”
Menurut Rivai bahwa: “Disiplin kerja adalah suatu alat yang dipergunakan
para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia
untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesedian seorang dalam memenuhi segala
peraturan perusahaan.”
150
1. Disiplin Preventif
Pendekatan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para
karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan
memenuhi standar yang ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan
penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari
setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para
karyawan berprilaku negatif.
Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak pada disiplin
pribadi para karyawan organisasi. Akan tetapi agar disiplin pribadi
tersebut semakin kokoh, paling sedikit ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
Para anggota organisasi perlu didorong agar mempunyai rasa memiliki
organisasi, karena secara logika seseorang tidak akan merusak sesuatu
yang merupakan miliknya.
Para karyawan perlu diberikan penjelasan tentang berbagai ketentuan
yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan
ARS
dimaksud seyogianya disertai informasi lengkap mengenai latar
belakang berbagai ketentuan yang bersifat normatif tersebut.
Para karyawan didorong menentukan sendiri cara-cara pendisplinan
diri dalam kerangka ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh
anggota organisasi.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan karyawan dalam
menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada organisasi. Pada
disiplin korektif, karyawan yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya pada bobot pelanggaran yang
telah terjadi. Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya
hierarki. Artinya pengenaan sanksi diprakasai oleh atasan langsung
karyawan yang bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih
tinggi dan keputusan akhir diambil oleh pejabat pimpinan yang
berwenang.
151
yang paling terberat. Misalnya dengan peringatan lisan, pernyataan
ketidakpuasan oleh atasan langsung, penundaan kenaikan gaji berkala,
penundaan kenaikan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian
sementara, pemberhentian atas permintaan sendiri, pemberhentiaan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, pemberhentiaan tidak
dengan hormat.
ARS
6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah
lewat jam kerja.
7. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja.
8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang
tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit.
152
Bila ada seseorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada
keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
pelanggaran yang dibuatnya.
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada
pengawasan yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara
yang satu dengan yang lain.
ARS
1. Pendekatan Disiplin Modern
Pendekatan Disiplin Modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan
atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi :
Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk
hukuman fisik.
Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum
yang berlaku.
Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau
prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan
dengan mendapatkan fakta-faktanya.
Melakukan proses terhadap keputusan yang berat sebelah pihak
terhadap kasus disiplin.
2. Pendekatan Disiplin Dengan Tradisi
Pendekatan Disiplin Dengan Tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan
cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :
Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada
peninjauan kembali bila telah diputuskan.
Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus
disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.
Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran yang lebih keras.
Pemberian hukuman terhadap karyawan yang melanggar kedua
kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.
3. Pendekatan Disiplin Bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa :
Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua
karyawan.
153
Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan
perilaku.
Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
Disiplin karyawan bertujuan agar karyawan bertanggung jawab
terhadap perbuatannya.
ARS
7. Teknik “sandwich”
BAB 14
154
Kepuasan Kerja
ARS
kepuasan pada setiap individu maka karyawan akan memberikan yang terbaik
sebagai ganti terhadap perusahaan berupa produktivitas tinggi. Hal ini
menkaryawankan adanya keterkaitan erat antara motivasi dan kepuasan
kerja karyawan.
Secara mendasar kepuasan kerja merupakan suatu hal yang bersifat individu.
Hal ini disebabkan setiap individu memiliki indikator kepuasan kerja yang
berbeda dan beragam. Semakin banyak aspek yang sesuai dengan diri seorang
karyawan dalam pekerjaannya maka semakin besar pula tingkat kepuasan
kerja yang dirasakan.
155
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
ARS
sama yaitu motivators dah hygiene factors. Ketidakpuasan berkaitan
dengan kondisi disekitaran pekerjaan contohnya kondisi kerja, gaji, safety,
kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain dan bukan dengan
pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif disebut
dengan hygiene atau maintainance factors. Dan sebaliknya kepuasan
diambil dari faktor yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil
langsung seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang
promosi dan kesempatan untuk mengembangkan diri dan diakui. Karena
faktor ini berhubungan dengan indeks kepuasan kerja tinggi yang disebut
dengan motivators.
2. Value Theory
Berdasarkan teori ini, kepuasan kerja terjadi di tingkatan dimana hasil
pekerjaan diterima oleh individu seperti yang diharapkan. Jika hasil yang
diterima semakin banyak, maka semakin puas dan sebaliknya. Kunci dalam
menuju kepuasan dengan teori ini adalah perbedaan antara aspek
pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Jika semakini
besar perbedaan, maka semakin rendah kepuasan seseorang.
3. Teori Ketidaksesuaian
Adalah teori yang pertama kali dikemukakan oleh Porter (1961), teori ini
menyarakan bahwa setiap orang menginginkan supaya sejumlah
pekerjaan yang telah disumbangkan kepada pemberi karyawan akan
dihargai sebesar yang diterima secara kenyataan.
4. Teori Keadilan
Teori keadilan dikemukakan pertama kali oleh Zaleznik (1958) lalu
dikembangkan oleh Adams (1963). Dalam teori ini menunjukkan kepada
seseorang merasa puasa atau tidak puas tergantung kepada perasaan adil
156
(equity) atau tidak adil (inequity). Perasaan adil dan tidak adil terhadap
suatu situasi diperoleh setiap orang dengan cara membandingkan dirinya
dengan orang lain di tingkat dan jenis pekerjaan yang sama, di tempat yang
sama ataupun berbeda
ARS
3. Teman sekerja (Workers)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai
dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang
berbeda jenis pekerjaannya.
4. Promosi (Promotion)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan
untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
5. Gaji/Upah (Pay)
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap
layak atau tidak.
157
Ada kecenderungan karyawan yang lebih tua merasa puas daripada
karyawan yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa
karyawan yang lebih tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan
lingkungan pekerjaannya. Sedangkan karyawan usia muda biasanya
mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila
antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau
ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.
4. Tingkat Pekerjaan
Karyawan-karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi
cenderung lebih puas daripada karyawan yang menduduki tingkat
pekerjaan yang lebih rendah. Karyawan-karyawan yang tingkat
pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan
aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.
5. Ukuran Organisasi Perusahaan
Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan karyawan.
Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan
ARS
koordinasi, komunikasi, dan partisipasi karyawan.
158
Fungsi Kepuasan Kerja
Fungsi kepuasan kerja menurut Luthans, adalah :
1. Untuk meningkatkan disiplin karyawan dalam menjalankan tugasnya.
Karyawan akan datang tepat waktu dan akan menyeleseikan tugasnya
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dan loyalitas karyawan
terhadap perusahaan
ARS
Meliputi jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat atau golongan,
kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan
promosi jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja.
159
Karyawan sadar arah yang ditujunya, punya alasan memilih tujuannya, dan
mengerti cara dalam bekerja. Dengan kata lain, seorang karyawan
menyenangi pekerjaannya karena ia bisa mengerjakannya dengan baik.
2. Mencintai Pekerjaannya
Dalam hal ini karyawan tidak sekedar menyukai pekerjaannya tapi juga
sadar bahwa pekerjaan tersebut sesuai dengan keinginannya.
3. Moral Kerja Positif
Ini merupakan kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri
seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan
mutu yang ditetapkan.
4. Disiplin Kerja
Kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan atau ketertiban.
5. Prestasi Kerja
Hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
ARS
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan
serta waktu.
160
Cara Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan
Kepuasan kerja karyawan sangat penting dalam produktifitas bisnis.
Karyawan Karyawan tidak puas bekerja di tempat Karyawan berarti
kemungkinan motivasi untuk berinovasi dan meningkatkan profit jadi
berkurang. Ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk meningkatkan
efektifitas kerja karyawan.
1. Menjadi Pendengar yang Baik
Hal ini memang terdengar sederhana. Namun saat atasan melakukan hal
ini, karyawan akan sangat merasa dihargai karena bisa mencurahkan
kesulitan yang dihadapi ketika bekerja.
Tidak hanya itu, Karyawan juga bisa memberikan solusi terkait masalah
yang dihadapi. Hal ini juga bisa meningkatkan komunikasi antara atasan
dan bawahan.
2. Prioritaskan Kesehatan
Kesehatan merupakan hal penting. Berilah karyawan istirahat yang cukup
ketika kondisi kesehatan mereka kurang baik. Ketika badan kurang sehat
ARS
akan menurunkan produktifitas kerja, sehingga mengganggu kinerja
perusahaan.
3. Reward Sangat Perlu
Reward tidak melulu soal gaji dan kenaikan pangkat. Bisa juga
memberikan tambahan jatah cuti atau liburan bersama tim. Penghargaan
atasan pada bawahan soal kinerjanya sangat diperlukan karena bisa
menaikkan motivasi.
Jangan sungkan-sungkan memberikan pujian saat mereka bisa
menyelesaikan tugas yang berat. Jangan lupa ucapkan terimakasih.
4. Berikan Tantangan
Saat Karyawan memiliki tim yang cukup banyak, tidak ada salahnya
membaginya dalam beberapa tim dan ajak mereka berkompetisi
mengerjakan sebuah proyek. Tentu saja cara ini memberikan keuntungan
gkaryawan; motivasi tinggi dan proyek selesai tepat waktu.
161
mereka dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari. Sebagai
contoh misalnya apabila banyak pekerja yang menyebutkan situasi
pekerjaan dimana mereka mendapatkan perlakuan kurang baik oleh
supervisor atau sebaliknya.
3. Interviews
Dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja dapat
diketahui sikap mereka secara langsung dan dapat mengembangkan lebih
dalam dengan menggunakan kuesioner yang terstruktur.
ARS
mempersepsikan bahwa apa yang telah dicapai perusahaan sesuai dengan
apa yang mereka terima (gaji/upah) yaitu adil dan wajar serta
diasosiasikan dengan performa kerja yang unggul. Dengan kata lain bahwa
performansi kerja menunjukkan tingkat kepuasan kerja seorang pekerja,
karena perusahaan dapat mengetahui aspek-aspek pekerjaan dari tingkat
keberhasilan yang diharapkan.
2. Ketidakhadiran (Absenteisme)
Menurut Porter dan Steers, ketidakhadiran sifatnya lebih spontan dan
kurang mencerminkan ketidakpuasan kerja. Tidak adanya hubungan
antara kepuasan kerja dengan ketidakhadiran. Karena ada dua faktor
dalam perilaku hadir yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk
hadir.
3. Keluarnya Pekerja (Turnover)
Sedangkan berhenti atau keluar dari pekerjaan mempunyai akibat
ekonomis yang besar, maka besar kemungkinannya berhubungan dengan
ketidakpuasan kerja. Menurut Robbins, ketidakpuasan kerja pada pekerja
dapat diungkapkan dalam berbagai cara misalnya selain dengan
meninggalkan pekerjaan, mengeluh, membangkang, mencuri barang milik
perusahaan/organisasi, menghindari sebagian tanggung jawab pekerjaan
mereka dan lainnya.
162
malas berangkat ke tempat bekerja dan malas dengan pekerjaanya. Tingkah
laku karyawan yang malas tentunya akan menimbulkan masalah bagi
perusahaan berupa tingkat absensi yang tinggi, keterlambatan kerja, dan
pelanggaran disiplin yang lainnya. Sebaliknya tingkah laku karyawan yang
merasa puas akan lebih menguntungkan bagi perusahaan.
ARS
BAB 14
Lingkungan Kerja
163
Dalam instansi atau perusahaan manapun pasti berusaha agar instansi
tercipta iklim kerja yang harmonis. Lingkungan kerja yang harmonis
sebenarnya bukan hanya menjadi harapan para manajemen saja, tetapi juga
seluruh tenaga kerja dalam instansi atau perusahaan. Lingkungan kerja yang
harmonis akan membawa keuntungan bagi perusahaan atau instansi, antara
lain timbulnya moral dan disiplin kerja yang baik dari para tenaga kerja.
ARS
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
164
1. Kebisingan
2. Bau tidak sedap
3. Kelembaban
4. Temperatur suhu
5. Udara
6. Warna ruangan
ARS
lingkungan kerja fisik maupun non fisik pastinya terdapat sebuah manfaat
yang dapat dirasakan oleh para pegawai dan pekerja. Dan adapun menurut
Ishak dan Tanjung mengenai manfaat lingkungan kerja mengartikan
bahwa, manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga
produktivitas dan prestasi kerja meningkat.
165
Indikator Lingkungan Kerja
Sedarmayanti, menyatakan terdapat indikator lingkungan kerja, antara lain:
1. Penerangan atau cahaya pada tempat kerja
2. Temperatur atau suhu udara pada tempat kerja
3. Kelembapan udara pada tempat kerja
4. Sirkulasi udara pada tempat kerja
5. Getaran mekanis pada tempat kerja
6. Bau tidak sedap pada tempat kerja
7. Tata warna pada tempat kerja
8. Dekorasi pada tempat kerja
9. Musik pada tempat kerja
10. Keamanan pada tempat kerja
ARS
Lingkungan Kerja yang Sehat
Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang.
Lingkungan berfungsi sangat bersar dalam menjalani kehidupan,
kelangsungan hidup, bermasyarakat dan dalam bekerja. Sebagian besar
karyawan, sulit beranggapan bahwa tempat kerja adalah rumah kedua
baginya. Padahal, sebagian besar waktu dihabiskan di tempat kerja.
Kenyataannya benar, karyawan setuju bahwa pekerjaan yang meningkatkan
stress, revisi menumpuk, dikejar oleh deadline dan semua itu terjadi di tempat
kerja.
Suasana kerja yang sehat dapat membantu karyawan bebas dari stress dan
dapat juga meningkatkan produktivitas. Dengan kondisi lingkungan kerja
yang sehat, pekerjaan berjam – jam tidak akan membuat stress dan tubuh tepat
bugar.
Berikut ini tkaryawan lingkungan kerja yang tergolong sehat seperti dikutip
Magforwomen:
1. Lingkungan yang membuat hati bahagia
Jika suasana kerja riang dan jenaka maka pekerjaan semuanya menjadi
lebih menyenangkan. Jika Karyawan bekerja dengan suasana yang serius,
maka itu bisa memengaruhi produktivitas kerja. Bekerja dengan suasana
yang menyenangkan bisa membantu Karyawan mencapai hasil yang lebih
baik.
2. Bersahabat
Jika Karyawan berteman baik dengan rekan kantor, maka pekerjaan
menjadi menyenangkan. Tapi, jika Karyawan kaku dan enggan bicara
dengan teman kerja, maka suasana kerja akan tegang. Karyawan akan
merasa tercekik duduk sendirian sepanjang hari. Berteman dengan rekan
166
kerja menjadi tkaryawan bagus untuk menciptakan lingkungan kerja yang
sehat.
3. Berbagi ide dengan bebas
Jika tak ada perasaan menyesal telah berbagi ide dengan bos atau rekan
kerja, ini menunjukkan tempat kerja yang menyenangkan. Berbagi ide
akan membantu meningkatkan output dari produktivitas kerja.
4. Rapat dengan tujuan
Jika Karyawan menghadiri rapat tanpa tujuan, itu hanya akan membuat
orang jengkel. Ini akan memengaruhi produktivitas kerja. Saat rapat,
memiliki tujuan spesifik itu sangat penting karena membantu menciptakan
lingkungan kerja yang karyawan
5. Lokasi kerja bersih
Bekerja di tempat yang segala sesuatunya tersusun rapi dan bersih juga
membuat kita kerasan. Sebaliknya, bekerja di tempat yang berantakan
akan memengaruhi produktivitas kerja. Jika meja berantakan, akan
menyebabkan pikiran negatif. Bersihkan lokasi kerja dengan benar agar
ARS
tercipta lingkungan kerja yang sehat
6. Manajemen lebih baik
Manajemen bermain penting. Umumnya konflik di tempat kerja terjadi
karena perbedaan pendapat. Namun, dengan manajemen yang lebih baik,
semuanya bisa dalam kendali.
Jika Karyawan memiliki manajemen yang hebat di tempat kerja maka
semua konflik internal bisa teratasi. Inilah yang akan menciptakan
lingkungan kerja yang seha
7. Semua tentang karyawan
Tingkat kenyamanan dikantor memberikan peranan penting. Jika
Karyawan merasa nyaman di kantor yang semuanya terlihat terorganisir,
maka akan terciptalah lingkungan kerja yang sehat di dalamnya.
Di era digital sekarang ini, setiap pebisnis pasti ingin menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif dan hal itu bisa diwujudkan dengan beragam cara,
diantaranya:
1. Merayakan momen spesial
Merayakan momen spesial dari setiap individu yang ada di lingkungan
kerja, secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitasnya.
167
2. Kantor yang nyaman dan sehat
Ada cara lain yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan dan
produktivitas para karyawan Karyawan di tempat kerja. Cara ini cukup
sederhana, yaitu dengan menerapkan gaya hidup sehat yang berhubungan
dengan sanitasi ruangan, pencahayaan, peletakkan furnitur, dan
pengaturan akses karyawan
3. Fleksibilitas waktu
Meski tidak bisa semua pelaku bisnis bisa menerapkannya, karyawan bisa
mencoba gaya out of the box dengan membiarkan karyawan memilih satu
hari dimana dirinya bisa beraktivitas diluar kantor untuk meningkatkan
perolehan inspirasi yang berguna untuk inovasi bisnis Karyawan.
4. Komunikasi yang baik
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi untuk
mengemukakan pendapat dan memperoleh solusi dari masalah yang
dimilikinya. Oleh karena itu, komunikasi dua arah sangat penting dibangun
untuk menciptakan atmosfer kerja yang baik
ARS
5. Membangun tim yang solid
Dalam dunia bisnis, umumnya seseorang harus mampu bekerja sendiri
maupun bekerja tim dan dalam sebuah tim, setiap individu yang tergabung
di dalamnya pastilah memiliki poin kekuatan masing-masing yang tidak
bisa diabaikan begitu saja
6. Fasilitas lengkap
Untuk menjamin kinerja dari waktu ke waktu, akan lebih baik jika
karyawan juga memperhitungkan masalah pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada di perusahaan, termasuk hardware dan software yang
digunakan di dalam perusahaan.
168
Cara kedua untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik adalah dengan
memfasilitasi para karyawan untuk berkolaborasi dan berdiskusi. Atur
meja kerja di dalam satu ruangan sehingga saling berhadapan. Atau jika
kantor berbentuk kubikel-kubikel, sediakan satu spacekhusus untuk para
karyawan berdiskusi dan berkolaborasi.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat memfasilitasi para
karyawannya untuk terus bekerja sama dan tidak bekerja sendiri-sendiri.
Kerjasama didapatkan dengan saling berdiskusi dan saling mendukung
pekerjaan satu sama lain.
Dengan memfasilitasi para karyawan untuk lebih sering berinteraksi,
secara tidak langsung Karyawan akan memiliki karyawan yang lebih
memperhatikan hasil pekerjaannya dan selalu ingin memiliki karier
cemerlang.
3. Sesekali Traktir Karyawan Karyawan
Setelah menyelesaikan satu proyek besar atau saat para karyawan bekerja
dengan sangat baik, cobalah ajak mereka untuk makan bersama. Hal ini
ARS
merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk meningkatkan
kepuasan karyawan.
4. Pasang Satu Buah Papan Tulis di Ruang Kerja
Apakah di ruangan tempat para karyawan bekerja ada sebuah papan tulis
besar? Jika tidak, Karyawan dapat mulai menyediakan papan tulis sebagai
salah satu cara untuk menunjang lingkungan kerja yang produktif.
Gunakan spidol yang mudah dihapus untuk menuliskan berbagai list
pekerjaan yang harus dilakukan dalam satu periode tertentu, sehingga
setiap para karyawan melewati papan tulis, mereka akan selalu
tersadarkan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang belum diselesaikan.
Memasang papan tulis juga dapat menjaga antusiasme para karyawan
menyelesaikan pekerjaannya sebelum batas tenggat waktu berakhir.
5. Pastikan Lampu Kantor Terang
Walaupun terdengar sepele, namun dengan pencahayaan yang baik,
Karyawan dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan positif.
Pencahayaan yang buruk akan menyebabkan mata lebih cepat lelah,
penglihatan yang kurang jelas, hingga sakit kepala yang dapat menurunkan
performa karyawan yang bekerja di perusahaan
Sebaliknya, dengan pencahayaan yang terang namun tidak terlalu silau,
akan mengisi energi karyawan sepanjang hari sehingga lebih fokus
mengerjakan pekerjaannya.
Jika kantor Karyawan tidak memungkinkan untuk memasang jendela
besar untuk pencahayaan secara alami, cobalah menggunakan lampu yang
dapat diatur kadar terangnya.
6. Dekorasi Kantor secara Menarik
169
Di era informasi ini, tidak zaman lagi kantor hanya berbentuk kubikel -
kubikel yang kaku.
Beberapa perusahaan seperti Bukalapak dan Google bahkan memiliki
ruangan bermain bagi para karyawannya, juga dekorasi ruangan yang
membuat para karyawan tidak merasa sedang berada di kantor.
7. Personalisasi Meja Kerja
Cobalah untuk memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk
menata sendiri tempat kerjanya sesuai dengan yang mereka inginkan.
Setiap orang tentunya memiliki preferensi lingkungan kerja masing-
masing. Ada yang nyaman dengan berbagai tumpukan kertas dan
dokumen, ada pula yang tidak tahan jika ada barang berantakan sedikit
saja.
Daripada menyeragamkan dekorasi meja tiap-tiap karyawan, bebaskan
mereka untuk mengaturnya sesuai dengan keinginan mereka, asalkan
masih sesuai dengan batasan-batasan wajar.
8. Berikan Kesempatan untuk Bergerak
ARS
Karyawan bukan robot yang dapat terus-menerus duduk di belakang meja
kerja dan tanpa jeda memfokuskan diri terhadap pekerjaannya. Jangan
pernah membiarkan para karyawan merasa perusahaan terlalu
mengekang mereka untuk duduk di meja kerja.
Duduk di meja kerja dalam waktu lama juga terkadang dapat membuat
jenuh, dan para karyawan perlu sedikit bergerak untuk melemaskan otot
dan pikirannya.
9. Temui Para Karyawan Secara Langsung
Di era informasi yang sudah cukup canggih, rapat bisa dilakukan secara
online melalui media apa pun. Semakin jarang para atasan bertemu
langsung tatap muka dengan para karyawannya dengan alasan kesibukan
dan lainnya.
10. Perbaiki Cara Memberi Instruksi
Saat karyawan menginginkan untuk melakukan sesuatu, jangan katakan
‘Kamu harus…”. Lebih baik menggunakan frasa “Mari bersama-sama..”,
sehingga karyawan akan merasa tidak sendiri dalam menangani urusan
perusahaan.
Terdengar cukup remeh, namun sangat efektif untuk membuat lingkungan
kerja lebih nyaman. Hal ini lebih berpengaruh pada mindset para
karyawan, sehingga hasil pekerjaan pun dapat lebih baik.
170
BAB 15
Motivasi Kerja
ARS
memberi kontribusi berupa tingkat komitmen seseorang termasuk faktor-
faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku
manusia dalam arah tekad tertentu untuk mencapai keinginan. Aktifitas yang
dilakukan adalah aktifitas yang bertujuan agar terpenuhi keinginan individu.
171
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Menurut Siagian faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dapat
diketahui berdasarkan karakteristik dari individu yang bersifat khas yang
terdiri dari delapan faktor yaitu:
1. Karakteristik biografi yang meliputi:
Usia, hal ini penting karena usia mempunyai kaitan yang erat dengan
berbagai segi kehidupan organisasional. Misalnya kaitan usia dengan
tingkat kedewasaan teknis yaitu ketrampilan tugas.
Jenis kelamin, karena jelas bahwa implikasi jenis kelamin para pekerja
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian secara wajar dengan
demikian perlakuan terhadap merekapun dapat disesuaikan
sedemikian rupa sehingga mereka menjadi anggota organisasi yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Status perkawinan, dengan status ini secara tidak langsung dapat
ARS
memberikan petunjuk cara, dan teknik motivasi yang cocok digunakan
bagi para pegawai yang telah menikah dibandingkan dengan pegawai
yang belum menikah.
Jumlah tanggungan, dalam hal ini jumlah tanggungan seorang seorang
pencari nafkah utama keluarga adalah semua orang yang biaya
hidupnya tergantung pada pencari nafkah utama tersebut, tidak
terbatas hanya pada istri atau suami dan anak–anaknya.
Masa kerja, dalam organisasi perlu diketahui masa kerja seseorang
karena masa kerja seseorang merupakan satu indikator
kecenderungan para pekerja dalam berbagai segi organisasional
seperti ; produktivitas kerja dan daftar kehadiran. Semakin lama
seseorang bekerja ada kemungkinan untuk mereka mangkir atau tidak
masuk kerja disebabkan karena kejenuhan.
2. Kepribadian, Kepribadian seseorang juga dapat dipengaruhi motivasi
kerja seseorang karena kepribadian sebagai keseluruhan cara yang
digunakan oleh seseorang untuk bereaksi dan berinteraksi dengan orang
lain.
3. Persepsi, Interpretasi seseorang tentang kesan sensorinya mengenai
lingkungan sekitarnya akan sangat berpengaruh pada perilaku yang pada
gilirannya menentukan faktor-faktor yang dipandangnya sebagai faktor
organisasional yang kuat.
4. Kemampuan belajar Belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup
dan tidak terbatas pada pendidikan formal yang ditempuh seseorang
diberbagai tingkat lembaga pendidikan. Salah satu bentuk nyata dari telah
belajarnya seseorang adalah perubahan dalam persepsi, perubahan dalam
kemauan, dan perubahan dalam tindakan.
172
5. Nilai-nilai yang dianut, Sistem nilai pribadi seseorang biasanya dikaitkan
dengan sistem nilai sosial yang berlaku di berbagai jenis masyarakat
dimana seseorang menjadi anggota.
6. Sikap, Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap
objek tertentu, orang tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap
merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu.
7. Kepuasan kerja, Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang yang positif
terhadap kehidupan organisasionalnya.
8. Kemampuan, Kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis yaitu
kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan fisik meliputi
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas–tugas yang bersifat
teknis, mekanistik dan repetatif, sedangkan kemampuan intelektual
meliputi cara berfikir dalam menghadapi masalah.
ARS
maupun eksternal, sebagai berikut:
1. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri karyawan antara
lain: persepsi, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan
kerja, prestasi kerja yang dihasilkan.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri karyawan antara
lain: jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang
bergabung, organisasi tempat bekerja, situasi lingkungan pada umumnya,
sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya. Interaksi positif
antara kedua kelompok tersebut pada umumnya menghasilkan tingkat
motivasi yang tinggi.
173
Besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas
hasil kerja.
Pencapaian (achievement)
Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja
tinggi.
2. Faktor ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri
seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Faktor ekstrinsik
ini mencakup :
Administrasi dan kebijakan perusahaan
Tingkat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja terhadap semua
kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan.
Penyeliaan
Tingkat kewajaran penyelia dirasakan yang oleh tenaga kerja
Gaji
kewajaran gaji yang diterima sebagai imbalan terhadap tugas
ARS
pekerjaan.
Hubungan antar pribadi
Tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi antar tenaga
kerja lain.
Kondisi kerja
Tingkat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas
pekerjaan–pekerjaannya.
174
kerja terus melaksanakan tugas mereka sampai berakhirnya jam kerja
mereka, serta mengancam akan menghukum mereka yang sekian kali tidak
datang tepat pada waktunya, atau yang tampak malas pada pekerjaannya.
Jika bawahan merasa tidak dapat keluar dari perusahaannya (karena
banyak penangguran sehingga sulit sekali mendapatkan pekerjaan baru),
maka ia akan berusaha akan selalu datang tepat pada waktunya dan akan
tampak bekerja selama jam-jam kerja.
2. Memberi tujuan yang bermakna
Bersama-sam dengan tenaga kerja yang bersangkutan ditemukan tujuan-
tujuan yang bermakna, sesuai dengan kemampuannya, yang dapat dicapai
melalui prestasi kerjanya yang tinggi. Misalnya tenaga kerja
mengharapkan mampu mencicil rumah untuk dirinya setelah bekerja lima
tahun pada perusahaan. Cicilan setiap bulannya tidak memberatkannya
dan akan selesai dalam 10 tahun. Jika kebijakan perusahaan
memungkinkan, maka ia akan bekerja dengan motivasi kerja yang tinggi.
ARS
Teori tentang motivasi
1. Teori Maslow
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki
Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow
memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan
dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi.
Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar
pentingnya adalah sebagai berikut:
Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs)
Misalnya sandang, pangan, papan dan kesejahteraan individu.
Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs)
Dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan sewaktu
bekerja, perasaan aman yang menyangkut masa depan karyawan.
Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs)
a. Kebutuhan akan perasaan diterima di mana ia bekerja
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati
c. Kebutuhan untuk bisa berprestasi
d. Kebutuhan untuk bisa ikut serta
Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kekuasaan,
prestise, status dan keyakinan akan diri sendiri.
Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling tinggi, yakni kebutuhan
untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan mampu
mewujudkannya.
175
2. Teori Dua Faktor Herzberg
Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi
yaitu:
Hygiene Factors, yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas
supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi,
kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
Motivation Factors, yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup
keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan
pertumbuhan dalam pekerjaan.
ARS
tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari
Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa
aman serta hygienefactors dari Herzberg
Relatedness Needs (Kebutuhan Berhubungan), mencakup kebutuhan
untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan
kebutuhan afiliasi dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg.
Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang
mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan
produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari
kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan
motivation factors dari Herzberg.
176
6. Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan 2 tipe
pekerja yaitu X dan Y.
1. Teori X, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya malas dan
tidak mau bekerja sama.
2. Teori Y, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik,
berorientasi kepada perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan
tertarik untuk menjadi produktif.
ARS
177
BAB 15
Semangat Kerja
ARS
perusahaan tempat dimana mereka bekerja. Semangat kerja karyawan juga
dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu menyelesaikan
pekerjaan, gairah kerja dan tanggung jawab.
178
Aspek-aspek Semangat Kerja
Aspek-aspek semangat kerja perlu untuk dipelajari karena di dalam aspek
tersebut dapat mengukur tinggi rendahnya semangat kerja.
Menurut Maier, seseorang yang memiliki semangat kerja tinggi mempunyai
alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkannya. Hal
tersebut mengakibatkan orang tersebut memiliki kegairahan, kualitas
bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi, serta
memiliki semangat berkelompok. Ada empat aspek yang menunjukan
seseorang mempunyai semangat kerja yang tinggi yaitu :
1. Kegairahan
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki
motivasi dan dorongan bekerja. Motivasi tersebut akan terbentuk bila
seseorang memiliki keinginan atau minat dalam mengerjakan
pekerjaannya.
2. Kekuatan untuk melawan frustasi
Aspek ini menunjukan adanya kekuatan seseorang untuk selalu
ARS
konstruktif walaupun sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya
dalam bekerja. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi
tentunya tidak akan memiliki sifat pesimis apabila menemui kesulitan
dalam pekerjaannya.
3. Kualitas untuk bertahan
Aspek ini tidak langsung menyatakan seseorang yang mempunyai
semangat kerja yang tinggi maka tidak mudah putus asa dalam
menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam pekerjaannya. Ini berarti ada
ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya. Keyakinan ini menurut
Maier, menunjukan bahwa seseorang yang mempunyai energi dan
kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik. Hal
ini yang meningkatkan kualitas untuk bertahan. Ketekunan mencerminkan
seseorang memiliki kesungguhan dalam bekerja. Sehingga tidak
menganggap bahwa bekerja bukan hanya menghasilkan waktu saja,
malainkan sesuatu yang penting.
4. Semangat kelompok
Semangat kelompok menggambarkan hubungan antar karyawan. Dengan
adanya semangat kerja maka para karyawan akan saling bekerja sama,
tolong menolong, dan tidak saling menjatuhkan. Jadi semangat kerja di sini
menunjukkan adanya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain
agar orang lain dapat mencapai tujuan bersama.
179
3. Umur
4. Jaminan finansial dan jaminan sosial.
5. Mutu pengawasan
ARS
dapat mengetahui adanya kegelisahan-kegelisahan yang timbul di
lingkungan kerja perusahaan. Kegelisahan ini dapat terwujud dalam
bentuk ketidaktenangan kerja, keluh kesah dan lain-lain.
3. Tingkat perpindahan buruh yang tinggi.
Keluar masuknya karyawan yang meningkat tersebut, terutama adalah
disebabkan karena ketidaktenangan mereka bekerja pada perusahaan
tersebut, sehingga mereka berusaha untuk mencari pekerjaan yang lain
yang dianggap lebih sesuai. Tingkat keluar masuknya buruh yang tinggi
selain dapat menurunkan produktivitas kerja, juga dapat mengganggu
kelangsungan jalannya perusahaan tersebut.
4. Tuntutan yang seringkali terjadi.
Tuntutan sebenarnya merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, dimana
pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan
tuntutan.
5. Pemogokan.
Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat dan
kegairahan kerja adalah bilamana terjadi pemogokan. Hal ini disebabkan
pemogokan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan dan kegelisahaan
para karyawan.
180
Untuk memecahkan persoalan tersebut maka perusahaan harus dapat
menemukan penyebab dari turunnya semangat dan kegairahan kerja tersebut.
Pada prinsipnya turunnya semangat dan kegairahan kerja disebabkan karena
ketidakpuasan dari para karyawan. Sumber ketidakpuasan dapat bersifat
material dan non material. Yang bersifat material misalnya : rendahnya upah
yang diterima, fasilitas yang minim dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat non
material misalnya : penghargaan sebagai manusia, kebutuhan untuk partisipasi
dan lain-lain.
ARS
Cara mana yang paling tepat sudah tentu tergantung kepada situasi dan
kondisi perusahaan tersebut serta tujuan yang ingin dicapai.
181
karyawan untuk ikut serta dalam pembelian saham perusahaan yang
bersangkutan dan lain sebagainya.
6. Harga diri perlu mendapatkan perhatian.
Pemimpin perusahaan harus dapat menghargai diri karyawannya bila
mereka ingin dihargai. Orang akan lebih senang bekerja dengan gaji yang
rendah tapi dihargai daripada dengan gaji yang tinggi tetapi perusahaan
tersebut merendahkan mereka.
7. Mengajak karyawan untuk berunding serta mengatasi pelaksanaan pada
perusahaan.
Apabila pimpinan dalam melaksanakan pekerjaannya mengalami suatu
masalah untuk dipecahkan secara pribadi maka karyawan perlu diajak
berunding.
8. Memperhatikan rasa aman untuk menghadapi masa depan.
Untuk menciptakan rasa aman menghadapi masa depan, perusahaan
dalam melaksanakan program pensiun bagi karyawan. Variasi dengan cara
ini adalah bahwa disamping menyisihkan sebagaian dari keuntungan
ARS
perusahaan, gaji karyawan dipotong untuk disetor bagi jaminan hari tua.
9. Sekali-sekali perlu menciptakan suasana santai.
Memberikan suasana santai bagi karyawan dimaksudkan agar karyawan
tidak mengalami kebosanan dalam melakukan pekerjaan tiap hari.
182
BAB 16
Kelelahan dan Kebosanan Kerja
KELELAHAN KERJA
ARS
sesuatu. Kelelahan bagi setiap orang memiliki arti tersendiri dan bersifat
subyektif. Lelah adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan
ketahanan dalam bekerja. Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan
tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan
demikian terjadilah pemulihan.
183
MenurutKartono, kelelahan terjadi apabila seseorang melakukan pekerjaan
dalam waktu yang lama. Hal ini juga dikemukakan oleh Anoraga, jika dalam
jangka waktu yang panjang seseorang terus menerus harus melakukan gerak
yang sama maka sirkulasi darah menjadi terganggu, dan orang tersebut
menjadi cepat lelah.
ARS
kelelahan dan penyebabnya. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sistematis.
Untuk melakukan pemulihan kelelahan kerja secara spesifik maka harus
berdasarkan pertimbangan lingkup, frekuensi dan bobot kelelahan kerja.
184
6. mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program dan kinerja
karyawan/organisasi.
KEBOSANAN KERJA
Penyebab utama dari terjadinya kebosanan kerja adalah karena individu tidak
dapat berkonsentasi. Kebosanan di dalam pekerjaan yang secara luas diakui
ARS
sebagai efek samping yang tidak diinginkan dikarenakan kebosanan dalam
mengerjakan pekerjaan yang berulang-ulang. Dalam pengerjaannya yang
berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan dan hilangnya konsentrasi
dalam pekerjaan tersebut. Kebosanan yang terjadi dalam waktu singkat tidak
akan memberikan pengaruh namun kemungkinan buruk yang terjadinya
adalah bila berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat
menyebabkan stres bagi pegawai yang mengakibatkan dampak pada kinerja
yang akan menurun.
Menurut Anoraga, seorang pekerja yang merasa sangat bosan atau jenuh
dengan pekerjaannya akan mengakibatkan munculnya suatu ketegangan dan
menjadi cepat marah.
185
kompleks dari pelaksanaan kerja yang bersifat monoton, berulang-ulang dan
dirasa tidak menarik lagi sehingga timbul perasaan resah, lelah dan
kehilangan minat terhadap aktivitas yang dulu disukai.
ARS
Menurut Fisher, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebosanan kerja,
yakni sebagai berikut :
1. Efek utama tugas terhadap kebosanan
Kajian mengenai desain kerja memberikan pemahaman baru terkait
karakteristik tugas yang mengikat atensi pegawai. Tugas-tugas dengan
karakteristik yang tinggi dalam variasi ketrampilan, identitas tugas,
signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik memiliki peluang lebih kecil
untuk menyebabkan kebosanan. Tugas yang bersifat administratif dalam
proses organisasi disebut sebagai jenis tugas yang paling sering dikaitkan
dengan kebosanan kerja (Johnsen).
Tugas-tugas dengan karakteristik yang tinggi dalam variasi ketrampilan,
identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik memiliki
peluang lebih kecil untuk menyebabkan kebosanan. Tugas yang bersifat
administratif dalam proses organisasi disebut sebagai jenis tugas yang
paling sering dikaitkan dengan kebosanan kerja (Johnsen).
Ada tiga kategori tugas yang seringkali dapat menyebabkan kebosanan
kerja, yaitu quantitative underload, qualitative underload, dan qualitativ
overload. Pada beberapa individu menyatakan bosan ketika individu tidak
mengerjakan sesuatu dalam suatu periode sibuk dimana individu terbiasa
dengan aktivitas yang padat. Di sisi lain, individu juga dapat merasakan
bosan terhadap tugas yang sederhana, repetitif, memiliki tuntutan mental
yang rendah, tidak menantang, tidak menggunakan ketrampilan yang
dimiliki individu, atau membutuhkan pemantauan untuk peristiwa yang
jarang. Tugas yang memiliki beban yang berlebihan secara kualitatif juga
dapat menyebabkan kebosanan.
186
Tingkat kesulitan tantangan, baik terlalu sulit maupun terlalu mudah,
dibutuhkan di dalam sebuah tugas untuk mengikat dan menopang atensi.
ARS
bosan di tempat kerja akibat rekan kerja yang tidak menarik, tidak
bersahabat, dan tidak komunikatif.
Pengaruh organisasi
Aturan-aturan organisasi yang melarang aktivitas berbincang,
menentukan prosedur kerja yang kaku, atau istirahat yang terbatas
dapat berkontribusi terhadap kebosanan kerja secara langsung dengan
mengurangi jumlah dan variasi yang tersedia di lingkungan kerja.
Secara tidak langsung, tekanan dan kontrol organisasi dapat 20
mempengaruhi penilaian situasi sebagai situasi yang membosankan
dengan memproduksi reaksi psikologi. Pada dasarnya setiap pekerjaan
memaksakan batasan tertentu pada kebebasan pemangku jabatan
untuk memilih aktivitas, lokasi , dan perilaku. Hal tersebut membuat
individu terbatas dalam melakukan aktivitas yang menyebabkan
pekerjaan terlihat kurang menarik, lebih sulit untuk memusatkan
perhatian/atensi, dan akhirnya lebih membosankan.
3. Efek utama diri individu terhadap kebosanan
Pendekatan ini mempertimbangkan beberapa perbedaan individu yang
dapat memiliki efek utama dalam pengalaman kebosanan yang mencakup
aspek kapasitas, kepribadian, dan kesehatan mental.
4. Kesesuaian diri dan situasi dengan kebosanan.
Individu memiliki kecenderungan untuk mengubah minat dan kebutuhan
yang dimiliki, di sisi lain situasi yang tidak sesuai dengan minat dan dan
kebutuhan individu akan menimbulkan kebosanan yang lebih tinggi
dibandingkan jika minat dan kebutuhan tersebut dipenuhi. Situasi dapat
menjadi kompleks dan memberikan stimulus secara objektif, namun tidak
menjadi menarik atau bermakna pada individu tertentu di waktu tertentu.
187
Kiat-kiat mengatasi Kebosanan Kerja
Menurut Waroy Jonh, untuk mengatasi kebosanan kerja dapat dilakukan
beberapa hal, antara lain :
1. Bersikap antusias
Bersikap antusias bisa dilakukan dengan cara kita bekerja “seolah-olah
menikmatinya”, sehingga pada waktunya kita benar-benar menikmati
pekerjaan tersebut. Hanya saja, kadang kita tidak bisa menikmati karena
pekerjaan itu memerlukan waktu lama dan jam kerjanya ketat. Ada cara
sederhana untuk mengatasinya, semisal dengan tersenyum atau berdiri
tegap ketika merasa lelah.
Juga perlu diingat bahwa kita bukanlah robot. Hanya saja, ketika bekerja
pusatkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan yang sedang kita lakukan.
Istirahat dan liburan memang perlu, tapi jangan dipikir ketika sedang
bekerja.
2. Lakukan yang terbaik
Meski pekerjaan tidak menarik, kita harus melakukan yang terbaik.
ARS
Mengapa? Karena jika kita bekerja asal-asalan maka pekerjaan akan
bertumpuk. Kalau sudah begitu, kita semakin terbebani dan ada
kemungkinan melakukan kesalahan. Salah berarti kita harus bekerja dua
kali atau lebih, sehingga kita menjadi jengkel yang bisa-bisa bermuara ke
stres.
188
hal-hal baru. Dengan belajar tentang pekerjaan, kita akan sangat terbantu
dalam membuat pekerjaan menjadi lebih menarik dan memuaskan. Hal itu
karena belajar bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kesanggupan kita
serta mempengaruhi sikap secara umum terhadap kehidupan.
Banyak hal yang bisa kita pelajari, terutama yang tidak secara langsung
berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya hubungan antarmanusia,
tentang peralatan pekerjaan kita, cara menulis memo kantor yang lebih
baik, memimpin rapat yang lebih efektif, atau cara yang lebih baik dalam
berurusan dengan atasan. Untuk mempelajari hal itu mungkin perusahaan
tempat kita bekerja memiliki anggaran khusus untuk pelatihan semacam
itu. Jika tidak, mengapa tidak memanfaatkan perpustakaan yang ada di
kantor? Bisa jadi ada buku-buku yang kita butuhkan.
Belajar juga bisa melalui pengalaman orang lain. Kita bisa mengamati
rekan sekerja mengenai kekuatan dan kelemahan yang bisa kita jadikan
ARS
bahan pelajaran. Bahkan dengan belajar dari kesalahan atau keberhasilan
kita sendiri, kemudian menganalisisnya sehingga bisa melakukan hal-hal
yang tepat di kemudian hari. Dengan melakukan hal ini, kita bisa
memperoleh pelajaran yang tidak mungkin bisa kita dapatkan di sekolah
ataupun dengan membaca.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memerangi rasa bosan
terhadap pekerjaan. Singkirkan pikiran negatif yang bisa membuat liburan
kita terbebani oleh pekerjaan. Jangan memikirkan kegagalan di masa lalu
sembari mencemaskan pendapat orang tentang diri kita.
189
DAFTAR PUSTAKA
ARS
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Universitas Trisakti
Bacal, Robert. 2002. Performance Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Budi Wahyudi. Materi Perkuliahan Manajemen SDM. FE Universitas Gunadarma
Byars, Lloyd L dan Leslie W. Rue. 2000. Human Resources Management,
International Edition. New York USA : Irwin-McGraw-Hill
Danang Sunyoto. 2012. Sumber Daya Manusia : Praktk Penelitian. Yogyakarta : CAPS
Dessler, G. 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia. Human Ressouce Management
7c, Edisi Indonesia, Jilid 2, Jakarta: Prenhaliindo
Dian Wijayanto. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Farida Elmi. 2018. Telisik Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Mitra Wacana
Media
Flippo, E. B. 1996. Manajemen Personalia. Edisi Keenam.,Jakarta : Penerbit Erlangga.
Gomes, Faustino Cardeso. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
Andi Offset
HM. Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Mitra Wacana Media
Husen Umar. 2005. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
190
Ike Kusdyah Rachmawati. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
Andi
Irham Fahmi. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta
Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Pemimpinan
Abnormal Itu ?.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Kirana, K. C. 2017. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Malayu S.P. Hasibuan. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara
Malayu S.P. Hasibuan. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara
Manullang. 1994. Management Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia
ARS
Michael Armstrong. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh
(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
Nitisemito, Alex S. 1992. Manajemen Personalia. Ghaila Indonesia: Jakarta
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia, jakarta: Rineka Cipta,2004
Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Raymond A. Noe, dkk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia : Mencapai
Keunggulan Bersaing Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat
Raymond A. Noe, dkk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia : Mencapai
Keunggulan Bersaing Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Rivai, V. 2014. Manajamen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ruchiat, 2003. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Majalengka: STIE
YPPM.
Sadili Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV Pustaka
Setia
Schuler, R.S. & Jackson, S.E., 2006, Human Resource management, International
perspective, Mason: Thomson South-Western
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV.
Mkaryawanr Maju
191
Sedarmaynti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung :
Mkaryawanr Maju
Siagian, S. P. 1982. Administrasi Pembangunan. Jakarta : Gunung Agung
Simamora, Henry 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan 3. Yogyakarta :
STIE, YKPN
Siti Al Fajar, Tri Heru. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : UPP
STIM YKPN
Soekidjo Notoatmodjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Rineka Cipta
Suharyanto, Hadriyanus dan Agus Heruanto Hadna. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Media Wacana. Yogyakarta. 2005.
Sulistyani, Ambar Teguh, dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia:
Konsep teori dan pengembangan dalam konteks Organisasi Publik.
ARS
Yogyakarta : Graha Ilmu
Suradinata, Ermaya. 1995. Psikologi Kekaryawanan dan Peranan Pimpinan Dalam
Motivasi Kerja. Bandung : CV Ramadan
Susilo Martoyo. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta
Suwatno. Donni Juni Priansa. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung : Alfabeta
Syukur, Fatah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, Semarang:
Pustaka Riski Putra
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta : BPFE
T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : BPFE
Tjutju Yuniarsiah, Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :
Alfabeta
Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta; PT Gramedia Utama.
Winardi. 1990. Kepemimpinan Dalam Manajemen. PT. Rineka Cipta, Jakarta
http://sitihardiyyanti.blogspot.com/2016/08/kepemimpinan-pancasila_28.html
http://wikipedia.com/sejarah-perkembangan-manajemen-sumber-daya-manusia.
192
http://www.asaba.co.id/article/preview/41/kiat-menciptakan-lingkungan-kerja-
yang-efektif-di-era-digital
http://www.hukum123.com/strategi-membuat-kesepakatan-kerja-bersama-kkb-
yang-menguntungkan/
https://pakarkomunikasi.com/teori-johari-window-pengertian-konsep
https://www.duniakaryawan.com/cara-menciptakan-lingkungan-kerja-yang-
baik/
https://www.universitaspsikologi.com/2018/10/pengertian-motivasi-kerja-dan-
meningkatkan-motivasi-kerja.html
https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/kajian-teori-semangat-dan-gairah-
kerja.html
https://www.kompasiana.com/waroy_john/54f37ae0745513a12b6c76da/kiat-
mengatasi-kejenuhan-dalam-kerja
ARS
193
TENTANG PENULIS
ARS
Penulis sejak tahun 2005 menjabat sebagai Dosen Tetap di
Program Studi Manajemen STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya
Tasikmalaya. Sudah 10 tahun penulis dipercaya untuk mengampu mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain mata kuliah MSDM penulis pun mengampu
mata kuliah Manajemen Strategik, Sistem Informasi Manajemen dan Manajemen
Operasional dan beberapa mata kuliah terkait Keuangan Perbankan.
Saat ini penulis mendapat kepercayaan menjadi Pengurus ISEI Komisariat STIELM,
Pengurus Pusat Kajian Tasawuf ASEAN, Pengurus LDTQN Pontren Suryalaya dan
Pengawas Koperasi LKMS TOAT Pontren Suryalaya Tasikmalaya.
Buku yang sudah penulis buat dan diterbitkan diantaranya yaitu Sistem Informasi
Manajemen, beberapa buku lainnya masih dalam proses penulisan dan penyusunan.
194
Manajemen
Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan pandangan modern untuk apa
ARS
yang disampaikan oleh pandangan tradisional sebagai manajemen personalia.
Meskipun demikian, para ahli sumber daya manusia yakin bahwa manajemen
personalia merupakan pandangan tradisonal terhadap pengelolaan sumber
daya manusia yang jauh lebih sempit dan lebih berorientasi administratif.
195