Dosen Pembimbing:
Silvia Uslianti ST., MT.
Ratih Rahmawati ST., MT.
KELOMPOK 4
MODUL 3: BIOMEKANIKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomekanika
Biomekanika meneliti tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup
kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana
cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik
manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut. Dalam biomekanik ini
banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan untuk dapat menopang
perkembangan biomekanik.
2.1.1 Pengertian Biomekanika
Biomekanika merupakan aplikasi mekanika pada sistem biologi dan
salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasil ergonomi, yaitu
penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau
daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja
serta peralatan yang harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik
manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut (Nugroho, Yusuf dkk.
2014).
Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika
dan mekanika teknik untuk mendeskripsikan gerakan pada bagian tubuh
(kinematik) dan memahami efek gaya dan momen yang terjadi pada tubuh
(kinetik). Biomekanika juga merupakan keilmuan yang mengombinasikan
hukum-hukum fisika dan konsep-konsep teknik dengan pengetahuan dari
keilmuan biologi dan perilaku manusia. Mekanika dalam tubuh mengikuti
hukum newton mengenai gerak, kesetimbangan gaya dan kesetimbangan.
Berdasarkan prinsip biomekanika untuk menghitung besarnya momen
gaya bisa dilakukan dengan cara menghitung gaya dan moment secara
sebagian atau menghitung tiap-tiap segmen atau bagian yang membentuk
tubuh manusia. Berat dari masing – masing segmen dibawah ini didapat
dari besarnya prosentase dikali dengan gaya berat dari orang tersebut
(Chaffin, 1973).
Menurut Chaffin & Andersson (1991). Biomekanika kerja merupakan
disiplin ilmu yang mempelajari tentang interaksi fisik pekerja dengan
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura 4
Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 4
peralatan, mesin maupun material dimana disiplin ilmu ini bertujuan untuk
meningkatkan performasi pekerja dengan cara meminimalkan resiko
keluhan kerangka otot (musculoskeletal system disorders). Secara umum
definisi biomekanika kerja ialah biomekanika menggunakan konsep fisika
dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian
tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari.
Menurut Chaffin & Andersson (1991). Biomekanika dibagi menjadi
dua klasifikasi yaitu
1. General Biomechanic
General Biomechanic adalah bagian dari biomekanika yang
berbicara hukum-hukum dan konsep-konsep dasar yang
mempengaruhi tubuh organic baik dalam posisi diam maupun
bergerak, dibagi menjadi 2 bagian:
a. Biostatic adalah bagian dari biomekanika umum yang
menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus
dengan kecepatan seragam (uniform)
b. Biodinamic adalah bagian dari biomekanika umum yang berkaitan
dengan gambaran gerakan - gerkan tubuh tanpa
mempertimbangkan gaya yang terjadi dan gerakan yang
disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam tubuh.
2. Occupational Biomechanic
Biomekanika terapan yang mempelajari interaksi fisik antara
pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujual
meminimumkan keluhan pada kerangka otot agar produktivitas kerja
dapat meningkat.
Ilmu biomekanika membahas mengenai manusia dari segi
kemampuan-kemampuannya, seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan
ketelitian. Pada ilmu kedokteran, biomekanika dibagi menjadi 2(dua)
pandangan, yaitu:
1. Ilmu Kinetika, merupakan ilmu yang mempelajari faktor-faktor gaya
yang menyebabkan benda bergerak atau diam.
Keterangan:
LI = Lifting Index
RWL = Recommended Weight Limit
Pengertian mengenai nilai Lifting Index (LT)
a. Ketika nilai LI>
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan resiko cedera (low back
pain) pada beberapa pekerja
b. Ketika nilai LI>
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan resiko cedera (low back
pain) pada banyak pekerja
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskulskeletal
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai
sangat sakit (Tarwaka, 2010). Sebuah metode semi-kuantitatif yang
mengevaluasi potensi terjadinya lelah otot pada sebagian besar bagian tubuh
melalui penilaian berdasarkan tingkat usaha suatu pekerjaan, durasi usaha yang
kontinu, dan frekuensi usaha. Bila terjadi kelelahan otot, maka cedera akan
lebih mudah terjadi. Bagian tubuh yang berpotensi mengalami lelah otot
dikelompokkan menjadi low, moderate, dan high sehingga dapat teridentifikasi
prioritas penanganan untuk menghindari cedera otot. Apabila otot menerima
beban statis secara berulang dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon (Tarwaka, 2010)
Musculoskeletal disorder adalah gangguan pada bagian otot skeletal yang
disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus
menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan
berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (Rizka, 2012).
Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang
berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi
pembebanan panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan Praktikum
Peralatan praktikum pada modul biomekanika yang digunakan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut.
1. Mistar, digunakan untuk mengukur faktor pengali panjang jarak horizontal
dan vertikal origin maupun destinasi.
2. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan praktikum yang telah
dilakukan.
3. Meja, sebagai tempat perpindahan barang setelah diangkat oleh operator.
4. Stopwatch, digunakan untuk menghitung frekuensi pengangkatan beban
yang dilakukan operator dalam durasi 1 menit.
5. Busur, derajat digunakan untuk mengukur sudut postur tubuh pengangkatan
dalam faktor pengali asimetri.
6. Beban angkut 5 kg, 10 kg, dan 15 kg, digunakan sebagai objek yang akan
di angkat oleh operator.
7. Lembar pengamatan, digunakan untuk mencatat hasil pengambilan data saat
praktikum.
8. Software CATIA, sebagai analisa data nilai postur tubuh yang dilakukan
pada praktikum.
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1 0.45 1 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.95 1 0.45 1 = 5.09
RWL LC × HM× VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.84 0.95 0.9 0.45 1 = 5.38
Dest 20 0.41 0.96 0.95 0.81 0.45 1 = 2.74
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1.00 0.45 1.00 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.95 1 0.45 1 = 5.09
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1 0.45 1 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.95 1 0.45 1 = 5.09
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 8.60 0.96 0.95 1 0.45 1 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.95 1 0.45 1 = 5.09
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.84 0.95 1 0.45 1 = 5.96
Dest 20 0.42 0.96 0.95 1 0.45 1 = 3.39
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1 0.45 1 = 5.96
Dest 20 0.42 0.96 0.95 1 0.45 1 = 3.39
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 2.50 0.84 0.95 1 0.45 1 = 5.96
Dest 20 0.42 0.96 0.95 1 0.45 1 = 3.39
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 1 0.45 1 = 14.07
Dest 20 0.63 0.99 1 1 0.45 1 = 5.59
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 1 0.45 1 = 14.07
Dest 20 0.63 0.99 1 1 0.45 1 = 5.59
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 1 0.45 1 = 14.07
Dest 20 0.63 0.99 1 1 0.45 1 = 5.59
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.94 1 1 0.45 1 = 7.04
Dest 20 0.42 0.99 1 1 0.45 1 = 3.73
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 1 0.45 1 = 7.04
Dest 20 0.42 0.99 1 1 0.45 1 = 3.73
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 1 0.45 1 = 7.04
Dest 20 0.42 0.99 1 1 0.45 1 = 3.73
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 1 0.45 1 = 14.46
Dest 20 0.63 0.93 1 1 0.45 1 = 5.24
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 1 0.45 1 = 14.46
Dest 20 0.63 0.93 1 1 0.45 1 = 5.24
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 1 0.45 1 = 14.46
Dest 20 0.63 0.93 1 1 0.45 1 = 5.24
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.96 1 1 0.45 1 = 7.23
Dest 20 0.42 0.93 1 1 0.45 1 = 3.49
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.25 0.96 1 1 0.45 1 = 7.23
Dest 20 0.42 0.93 1 1 0.45 1 = 3.49
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.25 0.94 1 1 0.45 1 = 7.23
Dest 20 0.42 0.93 1 1 0.45 1 = 3.49
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1 0.45 1 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.95 0.86 0.45 1 = 4.36
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1 0.45 1 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.95 0.86 0.45 1 = 4.36
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 2.50 0.84 0.95 1 0.45 1 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.95 0.86 0.45 1 = 4.36
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.84 0.95 0.90 0.45 1 = 5.38
Dest 20 0.42 0.96 0.95 0.81 0.45 1 = 2.74
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 2.50 0.84 0.95 0.90 0.45 1 = 5.38
Dest 20 0.42 0.96 0.95 0.81 0.45 1 = 2.74
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 0.90 0.45 1 = 5.38
Dest 20 0.42 0.96 0.95 0.81 0.45 1 = 2.74
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 0.95 0.45 1 = 13.40
Dest 20 0.63 0.99 1 0.90 0.45 1 = 5.05
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 0.95 0.45 1 = 13.40
Dest 20 0.63 0.99 1 0.90 0.45 1 = 5.05
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 0.95 0.45 1 = 13.40
Dest 20 0.63 0.99 1 0.90 0.45 1 = 5.05
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.94 1 0.86 0.45 1 = 6.02
Dest 20 0.42 0.99 1 1.00 0.45 1 = 3.73
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.94 1 0.86 0.45 1 = 6.02
Dest 20 0.42 0.99 1 1.00 0.45 1 = 3.73
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1 0.86 0.45 1 = 6.02
Dest 20 0.42 0.99 1 1.00 0.45 1 = 3.73
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 1 0.45 1 = 14.46
Dest 20 0.63 0.93 1 0.81 0.45 1 = 4.23
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 1 0.45 1 = 14.46
Dest 20 0.63 0.93 1 0.81 0.45 1 = 4.23
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 1 0.45 1 = 14.46
Dest 20 0.63 0.93 1 0.81 0.45 1 = 4.23
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.96 1 0.95 0.45 1 = 6.88
Dest 20 0.42 0.93 1 0.81 0.45 1 = 2.82
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 0.95 0.45 1 = 6.88
Dest 20 0.42 0.93 1 0.81 0.45 1 = 2.82
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1 0.95 0.45 1 = 6.88
Dest 20 0.42 0.93 1 0.81 0.45 1 = 2.82
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.94 0,95 0.45 1 = 11.91
Dest 20 0,63 0.96 0.94 0,95 0.45 1 = 5,09
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.94 1.0 0.41 1.0 = 11.91
Dest 20 0.63 0.96 0.94 1.0 0.41 1.0 = 10.18
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 2.50 0.84 0.95 1.0 0.45 1.0 = 35.73
Dest 20 1.25 0.96 0.95 1.0 0.45 1.0 = 20.36
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.84 0.95 1.0 0.45 1.0 = 5.96
Dest 20 0.63 0.96 0.95 1.0 0.45 1.0 = 5.09
RWL LC ×HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1.0 0.45 1.0 = 11.91
Dest 20 1.25 0.96 0.95 1.0 0.45 1.0 = 10.18
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.84 1.00 1.0 0.45 1.0 = 37.81
Dest 20 2.50 1.00 1.00 1.0 0.45 1.0 = 22.50
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.94 1.00 0.45 1.00 = 14.07
Dest 20 0.63 0.96 0.99 1.00 0.45 1.00 = 5.59
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1.00 1.0 0.45 1.0 = 14.07
Dest 20 1.25 0.99 1.00 1.0 0.45 1.0 = 11.18
RWL LC ×HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.94 1.00 1.0 0.45 1.0 = 42.21
Dest 20 2.50 0.99 1.00 1.0 0.45 1.0 = 22.35
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.94 1.0 1.0 0.45 1.0 = 7.04
Dest 20 0.63 0.99 1.0 1.0 0.45 1.0 = 5.59
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 0.94 1.0 0.45 1.0 = 14.07
Dest 20 1.25 0.99 0.94 1.0 0.45 1.0 = 11.18
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.94 1.0 1.0 0.45 1.0 = 42.21
Dest 20 2.50 0.99 1.0 1.0 0.45 1.0 = 22.35
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1.0 1.0 0.45 1.0 = 14.46
Dest 20 1.25 0.93 1.0 1.0 0.45 1.0 = 5.24
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1.0 1.0 0.45 1.0 = 14.46
Dest 20 1.25 0.93 1.0 1.0 0.45 1.0 = 10.48
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.96 1.0 1.0 0.45 1.0 = 43.39
Dest 20 2.50 0.93 1.0 1.0 0.45 1.0 = 20.96
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.96 1.0 1.0 0.45 1.0 = 7.23
Dest 20 0.63 0.93 1.0 1.0 0.45 1.0 = 5.24
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1.0 1.0 0.45 1.0 = 14.46
Dest 20 1.25 0.93 1.0 1.0 0.45 1.0 = 10.48
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.95 1.0 1.0 0.45 1.0 = 42.65
Dest 20 2.50 0.92 1.0 1.0 0.45 1.0 = 20.59
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.84 0.95 1.0 0.45 1.0 = 11.91
Dest 20 0.83 0.96 0.95 1.0 0.45 1.0 = 5.81
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 2.50 0.84 0.92 1.0 0.45 1.0 = 17.39
Dest 20 1.67 0.99 0.92 0.90 0.45 1.0 = 12.31
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.84 0.92 1.0 0.45 1.0 = 34.79
Dest 20 2.50 0.99 0.92 0.90 0.45 1.0 = 18.47
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.0 0.84 0.91 0.9 0.45 1.0 = 6.22
Dest 20 0.83 1.00 0.91 0.81 0.45 1.0 = 5.50
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.63 0.96 1.08 1.0 0.41 0.9 = 16.15
Dest 20 0.36 0.98 1.08 1.0 0.41 0.9 = 10.97
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.84 0.92 1.0 0.45 1.0 = 32.30
Dest 20 2.50 0.99 0.92 0.9 0.45 1.0 = 18.47
RWL dan LI diperbaiki dengan mengubah faktor pengali pada RWL sehingga
nilai LI mendekati 1. Lifting Index menyatakan nilai estimasi relatif dari tingkat
tegangan fisik dalam suatu kegiatan pengangkatan manual. Nilai estimasi tingkat
ketegangan fisik tersebut dinyatakan sebagai hasil bagi antara beban angkatan (load
weight) dengan nilai RWL hasil perhitungan. Berdasarkan tabel 3.59 dapat dilihat
bahwa nilai LI origin dan LI dest < 1 sehingga tidak lagi berpotensi menyebabkan
cedera pada operator. Untuk beban 10 kg dalam durasi kerja 1 jam dan rata-rata
pengangkatan per menit adalah 10 buah dengan kopling yang baik. Faktor pengali
pada RWL harus diubah yakni dengan mendekatkan faktor pengali tersebut dengan
tubuh operator terutama apabila beban berat. Faktor horizontal sangat berpengaruh
dalam nilai RWL sehingga apabila nilai H di ubah yakni H origin menjadi 5 cm
yang sebelumnya 5 cm dan H dest menjadi 10 cm yang sebelumnya 60 cm. Faktor
vertikal dan jarak vertikal juga sangat berpengaruh dalam nilai RWL sehingga
apabila nilai V di ubah yakni V dest menjadi 65 cm yang sebelumnya 90 cm
sehingga nilai D juga ikut berubah menjadi 45 cm.Sudut asimetri juga berpengaruh
terhadap hasil perhitungan sehingga A dest menjadi 30 o yang sebelumya 45o maka
nilai RWL origin menjadi 34.79 dan RWL dest menjadi 18.47 dan LI origin
menjadi 0.43 dan LI dest menjadi 0.81. Hal ini membuktikan bahwa jarak benda
yang di angkat dan jarak operator yang akan mengangkat apabila diperkecil maka
semakin besar RWL yang terbentuk dan semakin kecil nilai LI untuk beban yang
akan diangkat.
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1.00 0.95 0.45 1.0 = 13.40
Dest 20 0.63 0.99 1.00 0.90 0.45 1.0 = 5.05
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1.0 0.95 0.45 1.0 = 13.40
Dest 20 1.25 0.99 1.0 0.90 0.45 1.0 = 10.10
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.94 1.0 0.95 0.45 1.0 = 40.19
Dest 20 2.50 0.99 1.0 0.90 0.45 1.0 = 20.21
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 0.83 0.94 1.0 0.86 0.45 1.0 = 6.02
Dest 20 0.63 0.99 1.0 1.00 0.45 1.0 = 5.59
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.94 1.0 0.86 0.45 1.0 = 12.04
Dest 20 1.25 0.99 1.0 1.00 0.45 1.0 = 11.18
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.94 1.0 0.86 0.45 1.0 = 36.31
Dest 20 2.50 0.99 1.0 1.00 0.45 1.0 = 22.35
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1.0 1.0 0.45 1.0 = 14.46
Dest 20 1.25 0.93 1.0 0.81 0.45 1.0 = 8.47
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.67 0.96 1.0 1.00 0.45 1.0 = 14.46
Dest 20 1.25 0.93 1.0 0.81 0.45 1.0 = 11.29
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.96 1.0 1.00 0.45 1.0 = 43.39
Dest 20 2.50 0.93 1.0 0.81 0.45 1.0 = 16.94
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 1.00 0.96 1.0 1.00 0.45 1.0 = 8.26
Dest 20 0.83 0.93 1.0 0.81 0.45 1.0 = 5.65
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 2.50 0.96 1.0 1.00 0.45 1.0 = 20.65
Dest 20 1.67 0.93 1.0 0.81 0.45 1.0 = 11.29
RWL LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Origin 20 5.00 0.96 1.0 1.0 0.45 1.0 = 41.30
Dest 20 2.50 0.93 1.0 0.8 0.45 1.0 = 19.95
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum modul 3 biomekanika yang telah di lakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Cara merekomendasikan batas berat beban dalam manual material handling
yaitu dengan melakukan perbaikan pada hal hal yang berpengaruh terhadap
perhitungan RWL dan LI. Selain itu, dengan mengubah nilai H baik origin
atau desk. Contohnya pada data perbaikan ke 5, RWL dan LI diperbaiki
dengan mengubah faktor pengali pada RWL sehingga nilai LI mendekati 1.
Lifting Index menyatakan nilai estimasi relatif dari tingkat tegangan fisik
dalam suatu kegiatan pengangkatan manual. Nilai estimasi tingkat
ketegangan fisik tersebut dinyatakan sebagai hasil bagi antara beban
angkatan (load weight) dengan nilai RWL hasil perhitungan. Berdasarkan
tabel 3.41 dapat dilihat bahwa nilai LI origin dan LI dest < 1 sehingga tidak
lagi berpotensi menyebabkan cedera pada operator. Untuk beban 10 kg
dalam durasi kerja 1 jam dan rata-rata pengangkatan per menit adalah 10
buah dengan kopling yang baik. Faktor pengali pada RWL harus diubah
yakni dengan mendekatkan faktor pengali tersebut dengan tubuh operator
terutama apabila beban berat. Faktor horizontal sangat berpengaruh dalam
nilai RWL sehingga apabila nilai H di ubah yakni H origin menjadi 10 cm
yang sebelumnya 30 cm dan H dest menjadi 15 cm yang sebelumnya 60 cm
maka RWL origin menjadi 16.73 yang sebelumnya 5.96 dan LI origin
menjadi 0.84 yang sebelumnya 1.68. Hal ini membuktikan bahwa jarak
benda yang di angkat dan jarak operator yang akan mengangkat apabila
diperkecil maka semakin besar RWL yang terbentuk dan semakin kecil nilai
LI untuk beban yang akan diangkat.Sehingga posisi sesuai dengan beban
yang diangkat.
2. Postur tubuh yang baik dalam melakukan manual material handling ialah
postur normal atau sikap kerja alamiah sehingga tidak adanya pergeseran
atau penekanan pada tubuh seperti syaraf, organ, tulang punggung, otot, dan
lainnya sehingga tidak terjadi musculoskeletal disorders (lurus dan tidak
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura 127
Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 3 Biomekanika
Kelompok 4
membungkuk). Contohnya pada data ke-13 dengan H origin 15 cm, V origin
80 cm, H dest 40 cm, dan V dest 90 cm. Dari data tersebut terlihat
bahwajarak benda kerja tidak terlalu jauh dari pusat tubuh yaitu sebesar 15
cm, selain itu juga tinggi benda kerja dapat dikategorikan cukup tinggi yaitu
sebesar 80 cm. Sehingga postur tubuh saat melakukan proses kerja lurus dan
tidak membungkuk.
3. Recommended Weight Limit (RWL) merupakan nilai rekomendasi batas
angkat beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa alat bantu tanpa
menimbulkan gangguan pada system kerangka otot manusia meskipun
pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu
yang cukup lama Dengan rumus RWL ialah mengalikan faktor pengali (LC
x HM x VM x DM x AM x FM x CM). Sedangkan LI ialah dengan membagi
berat beban dengan hasil RWL (berat beban/RWL). RWL yang nilainya
tinggi maka bahwa batasan beban yang diangkat juga besar. Semakin tinggi
RWL maka nilai LI yang didapatkan juga kecil tergantung dengan berat
beban yang diperlukan. Apabila LI<1 maka proses kerja tersebut tidak
berbahaya. Namun apabila LI>1 maka diperlukan perbaikan pada proses
kerja tersebut dikarenakan dapat menyebabkan keluhan musculoskeletal
disorders. Contohnya pada data ke-1, pada perhitungan RWL dan dan LI
origin didapatkan RWL sebesar 11.91 dengan beban 5 kg sehingga LI yang
didapatkan sebesar 0.42.
4. Faktor faktor yang dapat menyebabkan accident pada proses manual
material handling ialah posisi yang kurang baik dalam tempo lama, gerakan
berulang, sikap kerja tidak alamiah, usia, jenis kelamin, kebiasan hidup
buruk dan pengangkatan berlebihan. Contohnya pada data ke-3, dengan H
origin 15 cm, V origin 20 cm, H dest 40 cm, dan V dest 56 cm. Dari data
tersebut terlihat bahwa tinggi benda kerja dapat dikategorikan rendah yaitu
sebesar 20 cm dengan berat beban sebesar 15 kg. Sehingga postur tubuh saat
melakukan proses kerja membungkuk. Sehingga dengan perhitungan RWL
dan dan LI origin didapatkan RWL sebesar 11.91 dengan beban 15 kg
sehingga LI yang didapatkan sebesar 1.26 sehingga diperlukannya
perbaikan. Artinya proses kerja tersebut bukanlah proses kerja dengan