Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM KEKERUHAN PADA AIR

Laporan ini dibuat sebagai syarat

Dalam Mata Kuliah Praktikum Lingkungan Fisik

Program Studi Kesehatan Lingkungan

OLEH

Nama : Ditha Effriyanda

NIM : 10031381924059

Kelompok : 10 (Sepuluh)

Dosen : 1. Dini Arista Putri, S.Si., M.PH.

2. Mona Lestari, S.K.M., M.K.K.

3. Inoy Trisnaini, SKM.,MKL.

Asisten : Muhammad Rozqie Anam

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

2.1 Pengertian ................................................................................................. 3

2.2.1 Air ..................................................................................................... 3

2.1.2 Kekeruhan ......................................................................................... 4

2.2 Persyaratan Air ......................................................................................... 4

2.3 Nilai Ambang Batas ................................................................................. 4

2.4 Dampak Kekeruhan Air Terhadap Kesehatan .......................................... 5

2.5 Turbidimeter ............................................................................................. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 6

3.1 Alat dan Bahan ......................................................................................... 6

3.1.1 Alat .................................................................................................... 6

1. Turbidimeter ......................................................................................... 6

3.1.2 Bahan................................................................................................. 6

3.2 Prosedur Kerja .......................................................................................... 6

3.2.1 Keterangan Instrumen Alat ............................................................... 6

3.2.2 Kalibrasi Alat .................................................................................... 7

3.2.3 Cara Kerja ......................................................................................... 7

3.2.4 Cara Mengganti Baterai .................................................................... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 9

i
4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................ 9

4.1.1 Waktu dan Lokasi Praktikum ............................................................ 9

4.1.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Pada Air............................................. 9

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 9

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 13

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air Keran ............................................... 9

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Turbidimeter ....................................................................................... 6
Gambar 3. 2 Cara Kalibrasi Alat ............................................................................. 7
Gambar 3. 3 Cara Kerja Alat Turbidimeter ............................................................ 8
Gambar 3. 4 Cara Mengganti Baterai ..................................................................... 8
Gambar 4. 1 Hasil Pengukuran kekeruhan Air Keran............................................. 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersih merupakan sumber daya alam yang sifatnya alamiah, karena air
merupakan sumber alam yang selalu dipergunakan untuk seluruh makhluk hidup
maka dari itu adanya sumber air sebaiknya di lindungi dan dipergunakan untuk
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga sumber air tidak rusak. Air
merupakan sumber daya alam yang dapat di perbaruhii dimana air sangat
penting untuk kehidupan setiap mahluk hidup di bumi ini. Oleh sebab itu diperlukan
sumber air yang mampu menyediakan air yang baik dari segi kualitas dan kuantitas.
Menurut Qodriyatun S. Nurhayati (2015: 20) Air bersih adalah salah satu jenis
sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia
untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk
diantaranya adalah sanitasi. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting
bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Air adalah materi esensial sangat
berperan dalam kehidupan dan untuk hidup manusia. Tidak saja karena sekitar 80%
tubuh manusia terdiri dari cairan, akan tetapi juga karena didalam air terdapat unsur
mineral yang diperlukan untuk perkembangan fisik manusia, Semakin tinggi taraf
kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan airFungsi
air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum.

Air murni merupakan suatu pelarut yang penting dan memiliki


kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik sehingga dapat disebut
sebagai pelarut universal. Air murni berada dalam kesetimbangan dinamis antara
fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air
murni dapat dideskripsikan sebagai asosiasi (ikatan antara sebuah ion hidrogen (H+
) dengan sebuah ion hidroksida (OH- ) (Suryana, 2013). Air murni bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar yaitu pada tekanan
100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C).

1
Pencemaran air sudah marak terjadi, dengan begitu perlunya memantau
kualitas air untuk menghindari dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air
tersebut baik bagi kesehatan maupun lingkungan. kekeruhan air atau biasa disebut
dengan turbiditas. Turbiditas pada air disebabkan oleh adanya materi tersuspensi,
seperti tanah liat/lempung, endapan lumpur, partikel organik yang koloid, plankton,
dan organisme mikroskopis lainnya (Barus, 2020). Turbiditas biasanya diukur
menggunakan alat bernama Turbidimeter yang berprinsip pada spektroskopo
absorbsi, dan yang diukut adalah absorbsi akibat partikel yang tercampur, selain itu
juga bisa diukur menggunakan turbidimeter atau nephelometer yang berprinsip
pada hamburan sinar dengan peletakan detektor pada sudut 90o dari sumber sinar
yang diukur adalah hamburan cahaya oleh campuranya (Khopkar, 1990). Tingkat
kekeruhan atau turbiditas ini ditunjukkan dengan satuan pengukuran yaitu
Nephelometric Turbidity Units (NTU). Berdasarkan ketentuan dari Badan
Kesehatan Dunia (WHO), batas maksimum tingkat kekeruhan air minum yang
memenuhi syarat adalah 5 NTU (NN,1998).

Turbidimeter merupakan sifat optik akibat disperse sinar dan dapat


dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang
tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas
dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu pengukuran perbandingan
intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang;
pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak
didalam lapisan medium yang keruh. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall
disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrument ini intensitas diukur secara
langsung, sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan
standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung
juga pada warna. Tingkat kekeruhan air atau turbiditas biasanya diukur dengan alat
turbidimeter yang berprinsip pada spektroskopi absorpsi, dan juga diukur dengan
turbidimeter berprinsip hamburan cahaya dengan peletakan detektor pada 900
terhadap arah sumber sinarnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.2.1 Air
Air merupakan sumber daya alam yang dapat di perbaruhi dimana air
sangat penting untuk kehidupan setiap mahluk hidup di bumi ini. Oleh sebab itu
diperlukan sumber air yang mampu menyediakan air yang baik dari segi kualitas
dan kuantitas.(Noviana et al., 2018). Air adalah materi esensial sangat berperan
dalam kehidupan dan untuk hidup manusia. Tidak saja karena sekitar 80% tubuh
manusia terdiri dari cairan, akan tetapi juga karena didalam air terdapat unsur
mineral yang diperlukan untuk perkembangan fisik manusia. Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 Tahun 2001 tentangpengelolaan Kualitas
Air Dan pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air dibagi menjadi 4 kelas
yaitu :

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.

3
2.1.2 Kekeruhan
Kekeruhan atau yang sering disebut juga turbiditas, apabila didalam air
media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal
ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat
terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak dapat melakukan proses
fotosintesis untuk mengasilkan oksigen. Tingkat kekeruhan air merupakan salah
satu parameter yang dijadikan kelayakan air baik untuk dikonsumsi. Menurut
International Organization for Standardization (1999) kekeruhan adalah suatu
keadaan dimana transparansi suatu zat cair berkurang akibat kehadiran zat-zat
lainnya. Kehadiran zat-zat yang dimaksud terlarut dalam zat cair dan membuatnya
seperti berkabut atau tidak jernih. Kekeruhan menyebabkan air menjadi seperti
berkabut atau berkurangnya transparansi dari air. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas
air bersih yang aman bagi kesehatan adalah air yang apabila memenuhi persyaratan
fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib
dan parameter tambahan.
2.2 Persyaratan Air
Persyaratan kualitas air di bagi menjadi 3 parameter yaitu :
1. Parameter fisik dimana dilihat dari segi dari fisik atau bisa dilihat dari mata
saja tanpa pengukuran seperti berwana, tidak berbau,kejernihan atau tidak
keruh, tidak adanya kotoran total padatan terlarut (TDS), konduktivitas
2. Parameter kimia dilihat dari kandungan pada air tersebut yang terdapat
bahan-bahan kimia seperti salinitas dan derajat keasaman(ph), kesadahan,
alumunium, kondutivitas
3. Parameter mikrobiologi dilihat dari kandungan pada air tersebut yang
terdapat baktri atau mikroorganisme yang dapat membuat air tersebut
bebrbahayaseperti adanya kandungan e coli, Koliform

2.3 Nilai Ambang Batas


Menurut Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum, standar baku

4
mutu air bersih untuk keperluan higiene sanitasi adalah sebersar 25 NTU. Jika
melebihi dari nilai ambang batas yang telah ditentukan pastinya akan menimbulkan
dampak bagi kesehatan maupun lingkungan, dengan begitu kita harus mengukur
turbiditas pada air secara berkala agar bisa memantau kualitas air yang bisa
digunakan untuk kebutuhan sehari hari.
2.4 Dampak Kekeruhan Air Terhadap Kesehatan
Tingkat kekeruhan yang tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan
insang ikan menyerap oksigen terlarut. Kekeruhan yang tinggi dapat menghambat
dan merusak fungsi insang pada ikan. kekeruhan dapat mengindikasikan adanya
tingkat bakteri, patogen, atau partikel yang tinggi yang dapat melindungi organisme
berbahaya sehingga mnegurangi efektifitas proses desinfeksi dan membahayakan
kesehatan, dan juga dapat menganggu kerja sistem pengolahan akan mengalami
gangguan. Materi tersuspensi juga menjadi transport bagi kontaminan (partikulat
nutrisi, logam dan toxicants potensial lainnya), mendorong pertumbuhan patogen
dan penyakit yang ditularkan melalui air, serta dapat menyebabkan penipisan
oksigen terlarut dalam air. Hal ini merupakan dampak dari adanya partikulan bahan
organik. Secara keseluruhan, tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan
penurunan produksi dan keragaman spesies.
2.5 Turbidimeter
Turbidimeter merupakan sifat optik akibat disperse sinar dan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang
tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas
dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu pengukuran perbandingan
intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang;
pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak
didalam lapisan medium yang keruh. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall
disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrument ini intensitas diukur secara
langsung, sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan
standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung
juga pada warna.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat

1. Turbidimeter

Gambar 3. 1 Turbidimeter

2. Kurvet
3. Gelas Beaker
4. Pipet Tetes
5. Tissue Gulung

3.1.2 Bahan
1. Larutan Standar
2. Sampel air
3. Aquabidest

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Keterangan Instrumen Alat


1. Tempat Sampel
Tempat meletakkan kurvet berisi sampel air yang akan diuji
2. LCD Display
Layar yang menampilkan angka hasil pengukuran
3. Tombol Power
Tombol untuk menyalakan dan menonaktifkan alat

6
4. Tombol Hold
Tombol untuk menghentikan sementara angka hasil pengukuran
5. Tombol Rec Max Min
Tombol untuk merekam hasil pengukuran dan melihat nilai maksimum
dan minimum pengukuran
6. Tombol Zero

3.2.2 Kalibrasi Alat

Hidupkan alat dengan


menekan tombol power

Masukkan kurvet yang berisi


larutan standar ke tempat sampel.

Tekan tombol tes/cal hingga display


mulai mengukur tingkat kekeruhan

Alat berhasil dikalibrasi jika display


menunjukkan tingkat kekeruhan berdasar
besaran sesuai larutan standar

Gambar 3. 2 Cara Kalibrasi Alat

3.2.3 Cara Kerja

Masukkan sampel ke dalam kurvet


hingga mendekati garis tera.

Lap permukaan kurvet dengan tisu

Hidupkan alat dengan tekan tombol power

7
Masukkan kurvet yang berisi
sampel ke dalam tempat sampel.

Tekan tombol test satu kali dan


display menampilkan kata “test”

Hasil pengukuran akan


muncul pada display

Gambar 3. 3 Cara Kerja Alat Turbidimeter

3.2.4 Cara Mengganti Baterai

Lepaskan sekrup di
belakang alat

Lepaskan penutup
baterai

Masukkan baterai dengan


sisi kutub yang benar.

Tutup dan pasang kembali


sekrup pada tempat baterai

Gambar 3. 4Cara Mengganti Baterai

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Waktu dan Lokasi Praktikum
Hari/Tanggal : Selasa/22 Maret 2022
Waktu : 15.00 WIB
Lokasi : Ruang Kelas B1.01, Lantai 1, Gedung Perkuliahan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya

4.1.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Pada Air


Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air Keran

No Hasil Pengukuran NAB Satuan Keterangan


NTU (Nephelometric Memenuhi
1 23,75 25
Turbidity Unit) NAB

Gambar 4. 1 Hasil
Pengukuran kekeruhan Air
Keran

9
4.2 Pembahasan
Air keran atau air leding adalah air yang dialirkan melalui pipa leding dan
keluar melalui keran air. Air keran biasanya digunakan untuk kebituhan sehari-hari
misalnya digunakan untuk mencuci baju, piring, menyiram tanaman, menyiram
toilet, mengepel lantai bahkan digunakan untuk memasak. Kekeruhan air sangat
berpengarauh dalam kehidupan sehari hari bisa meninggalkan noda pada pakaian
yang dicuci dan lainya apalagi jika dikonsumsi. Maka dari itu pada praktikum kali
ini mengukur kekeruhan pada air keran apakah air tersebut masih layak digunakan
untuk hygiene sanitasi atau tidak.

Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis kekeruhan air keran yang


dilakukan di gedung perkuliahan ruang B1.01 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya pada tanggal 22 Maret 2022 pada pukul 15.00 sampai dengan
selesai. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan nilai ambang batas yang
telah ditentukan pada Peraturan Mentri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Pada
peraturan tersebut membahas kekeruhan pada air untuk keperluan higiene dan
sanitasi dengan nilai ambang batas maksimum sebesar 25 NTU (Nephelometric
Turbidiy Unit).

Jika air tersebut melebihi nilai ambang batas yang telah dilakukan maka
akan menimbulkan dampak seperti dapat menghambat dan merusak fungsi insang
pada ikan. kekeruhan dapat mengindikasikan adanya tingkat bakteri, patogen, atau
partikel yang tinggi yang dapat melindungi organisme berbahaya sehingga
mnegurangi efektifitas proses desinfeksi dan membahayakan kesehatan, dan juga
dapat menganggu kerja sistem pengolahan akan mengalami gangguan. Materi
tersuspensi juga menjadi transport bagi kontaminan (partikulat nutrisi, logam dan
toxicants potensial lainnya), mendorong pertumbuhan patogen dan penyakit yang
ditularkan melalui air, serta dapat menyebabkan penipisan oksigen terlarut dalam
air.

10
Air keran menjadi keruh bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantarnaya
yaitu :

1. Pipa air keran yang sudah lama

Pipa atau keran yang udah terlalu tua akan menimbulkan beberapa masalah
yang bisa menyebabkan air berbau atau berwarna. Karena kelembaban di
dalamnya, itu bisa menyebabkan tumbuhnya lumut pada dinding pipa atau
keran. Lumut inilah yang menyebabkan air keran jadi bau bahkan kalau
terlalu lama di diamkan, bisa menyumbat keran.

2. Keretakan pipa tanah


Sering terlihat serbuk pasir pada air keran, serbuk pasir itu bisa jadi adalah
tanah yang masuk ke pipa saat aliran air sedang mengalir karena keretakan
pada pipa tanah. Keretakan ini bisa terjadi karena tekanan dari fondasi
bangunan yang berat atau penggunaan tekanan air yang terlalu besar.

Hal itu bisa diminimalisir seperti yang dijelaskan pada jurnal berjudul
Kualitas Bakteriologis Air Pada Sarana Air Bersih Desa Pangeran dan Desa
Pannulan Kec. Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud diantaranya adalah

1. Bagi pengelolah air bersih agar dapat memperhatikan serta melestarikan


lingkungan dimana sumber air berada, memperbaiki kebocoran-kebocoran
agar tidak menjadi tempat masuknya bakteri yang dapat menimbulkan
ganguan kesehatan, perlu adanya sistim pengolahan air secara baik dan
benar sebelum air didistribusikan ke konsumen seperti pembuatan saringan
pasir lambat ( SPL ) diantara bak penangkap dan bak distribusi 5 dengan
ukuran panjang 3 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1 meter dan juga
pemberian kaporit secara rutin yaitu 3 bulan sekali.
2. Bagi petugas sanitasi selain melakukan penyuluhan, juga pentingnya
pengawasan, baik itu sarananya maupun pengambilan dan pemeriksaan
sampel air ke laboratorium, terutama kualitas bakteriologis.
3. Bagi masyarakat yang menggunakan air sarana air bersih Desa Pangeran
dan Desa Pannulan diharapkan dapat mengkonsumsi air minum dengan
dimasak terlebih dahulu.

11
Menurut International Organization for Standardization (1999) kekeruhan
adalah suatu keadaan dimana transparansi suatu zat cair berkurang akibat kehadiran
zat-zat lainnya. Kehadiran zat-zat yang dimaksud terlarut dalam zat cair dan
membuatnya seperti berkabut atau tidak jernih. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas
air minum yang aman bagi kesehatan adalah air yang apabila memenuhi persyaratan
fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib
dan parameter tambahan. Tingkat kekeruhan air adalah suatu studi dari sifat-sifat
optis yang menyebabkan cahaya yang melewati air menjadi terhambur dan terserap
dari cahaya yang dipancarkan dalam garis lurus Kekeruhan menyebabkan air
menjadi seperti berkabut atau berkurangnya transparansi dari air.

Kekeruhan air yang banyak disebabkan oleh sedimen yang berada di


dalam tanah dapat mempengaruhi kualitas dari hasil pertanian. Pada kasus lain
partikel tersuspensi dalam air pada lahan pertanian dapat juga berkaitan dengan
kualitas ekologi disekitar lahan pertanian karena mengandung kadar garam yang
terlalu tinggi sehingga dapat membahayakan bagi tanaman (Pramusinto and
Suryono, 2016). sehingga sampel air sumur dapat dikatakan memiliki kadar
kekeruhan yang sangat tinggi. Kekeruhan tersebut dapat disebabkan oleh padatan
seperti pasir, endapan lumpur, tanah liat dan kandungan organiknya. Kekeruhan di
perairan terbuka bisa disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia
yang berhubungan dengan tanah, seperti konstruksi, industri tertentu seperti
penggalian, pertambangan batubara dan pemulihan. Penyebab lain dari kekeruhan
yaitu, tingginya debit limbah, sedimen dan erosi, partikel koloid batuan, aktifitas
pertanian, air buangan dari daerah perkotaan dan industriSelain itu, kekeruhan juga
dapat terjadi karena adanya materi yang terapung dan terurainya zat tertentu,
seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan benda lain yangmelayang.
Konsentrasi kekeruhan dalam penyebarannya didalam air dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Pertama, dipengaruhi intensitas penyinaran matahari dan
komponen materi tersuspensi yang terkandung di dalamnya. Kedua, dipengaruhi
faktor dinamika seperti arus dan turbulensinya. Daerah tengah atau pusat air
memiliki turbiditas yang tinggi, karena pada daerah inilah terdapat arus atau aliran
yang maksimum.

12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Air bersih merupakan sumber daya alam yang sifatnya alamiah, karena air
merupakan sumber alam yang selalu dipergunakan untuk seluruh makhluk
hidup maka dari itu adanya sumber air sebaiknya di lindungi dan
dipergunakan untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga
sumber air tidak rusak. Air merupakan sumber daya alam yang dapat
di perbaruhii dimana air sangat penting untuk kehidupan setiap mahluk
hidup di bumi ini.
2. Kekeruhan atau yang sering disebut juga turbiditas, apabila didalam air
media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan
menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk
kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak
dapat melakukan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen
3. Turbidimeter merupakan sifat optik akibat disperse sinar dan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap
cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan
4. Hasil pengukuran kekeruhan pada air keran yang dilakukan pada tanggal
22 Maret 2022 didapatkan hasil 23,75 NTU dari nilai ambang batas yang
telah di atur dalam Permenkes No 32 tahun 2017 adalah 25 NTU, berarti
air keran pada sampel kali ini masih memenuhi syarat.
5. Tingkat kekeruhan yang tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan
insang ikan menyerap oksigen terlarut. Kekeruhan yang tinggi dapat
menghambat dan merusak fungsi insang pada ikan. kekeruhan dapat
mengindikasikan adanya tingkat bakteri, patogen, atau partikel yang tinggi
yang dapat melindungi organisme berbahaya sehingga mnegurangi
efektifitas proses desinfeksi dan membahayakan kesehatan, dan juga dapat
menganggu kerja sistem pengolahan akan mengalami gangguan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Warsono, W. N., Sambiran, S., & Kasenda, V. (2019). Manajemen PT. Air Manado
Dalam Pengelolaan Air Bersih Di Kota Manado. JURNAL
EKSEKUTIF, 3(3).
RAHMAH, A. (2019). Rancang Bangun Alat pembuatan Aquademin Metode
Tanpa Pemanasan (Tinjauan Kinerja Pada Ion Exchanger) (Doctoral
dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).
Yuniarti, B. (2007). Pengukuran tingkat kekeruhan air menggunakan turbidimeter
berdasarkan prinsip hamburan cahaya. Skripsi). Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.
Permadi, C. R., Sumaryo, S., & Budiman, F. (2019). Perancangan Dan
Implementasi Filter Air Otomatis Dengan Pengukuran
Kekeruhan. eProceedings of Engineering, 6(2).
Dwi Alfina Septianingsih, M. L. F. M. F., 2018. Pengukuran Kualitas dan Muka
Air Tanah Di Sekitara PT. Bio Nusantara Teknologi Untuk Mendukung
Proses Pembelajaran Fisika. journal of Science Education, Volume 22, pp.
76-81.
Sasmoko, D., Rasminto, H., & Rahmadani, A. (2019). Rancang Bangun Sistem
Monitoring Kekeruhan Air Berbasis IoT pada Tandon Air Warga. Jurnal
Informatika Upgris, 5(1).
Jusran, M. (2015). Kualitas Bakteriologis Air Pada Sarana Air Bersih Desa
Pangeran dan Desa Pannulan Kec. Kabaruan Kabupaten Kepulauan
Talaud. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(2), 1-6.

14

Anda mungkin juga menyukai