Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... i
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
A.

Fisika.................................................................................................................................................. 1

B.

Fisika dalam Lingkungan ................................................................................................................... 1

ISI................................................................................................................................................................... 3
A.

Artikel ................................................................................................................................................ 3
Turbidity Analyzer (Turbidity Meter)................................................................................................... 3

B.

Review Artikel ................................................................................................................................... 9

PENUTUP ..................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 12

PENDAHULUAN
A. Fisika
Fisika (bahasa Yunani: (fysiks), "alamiah", dan (fsis), "alam") adalah sains atau
ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau
materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat
materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk
segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi
yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia,
geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika.
Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia
ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti
mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi
matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang
digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika
berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola
abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu
tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika
matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.

B. Fisika dalam Lingkungan


Tanpa kita sadari penerapan ilmu fisika dapat kita jumpai dalam lingkungan kita seperti pada
komponen abiotic dalam lingkungan. Pemanfaatan lingkungan untuk menjadi sumber energi pun
tidak luput dari penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dari penerapan ilmu fisika
dan pemanfaatannya: radiasi matahari, air, konduktor dan isolator, gaya gesek, cuaca dan iklim.
Radiasi matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di
matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Pemanfaatan
Radiasi matahari adalah sebagai berikut:
1. Radiasi dari sinar matahari bisa digunakan untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya.
2. Radiasi matahari sebagai sarana untuk tumbuhan melakukan fotosintesis.
3. Panas dari radiasi matahari juga sering dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga seperti
menjemur.
1

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air menutupi hampir
71% permukaan bumi. Air bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan
aliran air di atas permukaan atau di bawah permukaan tanah menuju laut. Pemanfaatan air adalah
sebagai berikut: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), kebutuhan air bersih sehari-hari, dan
transportasi.
Gaya gesek adalah gaya yang arahnya melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda
akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda dapat berbentuk
padat, cair, atau gas. Contoh gaya gesek : Gaya gesek yang berguna agar mobil tidak tergelincir, pada
saat meteor jatuh ke bumi, meteor terhalang oleh gaya gesek yang diciptakan oleh atmosfer bumi,
sehingga meteor akan terbakar dan habis sebelum menyentuh bumi.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relative sempit dan
pada jangka waktu yang singkat. Iklim merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian
disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu. Ada beberapa
unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah dan wilayah, yaitu: suhu atau
temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan curah hujan. Peranan iklim dan
cuaca bagi kehidupan : Pertanian Transportasi Telekomunikasi Pariwisata

ISI
A. Artikel
Turbidity Analyzer (Turbidity Meter)
1.

Introduction

Turbidity meter adalah salah satu alat umum yang biasa digunakan untuk keperluan analisa
kekeruhan air atau larutan. Turbidity meter merupakan alat pengujian kekeruan dengan sifat optik
akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap
cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi padatan adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Alat ini banyak digunakan dalam pengolahan air
bersih untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik dilihat dari
tingkat kekeruhanya [1].
Gambar 1 merupakan salah satu bentuk turbidity meter portabel untuk keperluan pengukuran
kekeruhan sampel.

Gambar 1. Turbidity meter portabel[1]

Kekeruhan pada suatu cairan biasanya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu partikelpartikel mikroskopis seperti mikro organisme yang ada pada cairan tersebut, zat padat terlarut dan
lainya.Kekeruhan dilihat pada konsentrasi ketidaklarutan, keberadaan partikel pada suatu cairan
yang diukur dalam satuan Nephelometric Turbidity Units (NTU). Penting untuk diketahui bahwa
kekeruhan adalah ukuran kejernihan sampel, bukan warna.
Air dengan penampilan keruh atau tidak tembus pandang dapat dipastikan memiliki tingkat
atau kadar kekeruhan yang tinggi, sementara air yang jernih atau tembus pandang pasti memiliki
kadar kekeruhan lebih rendah. Nilai kekeruhan yang tinggi dapat disebabkan oleh partikel yang
terlarut dalam air seperti lumpur, tanah liat, mikroorganisme, dan material organik. Berdasarkan
3

keterangan diatas, kekeruhan bukan merupakan ukuran langsung dari partikel-partikel akan tetapi
merupakan suatu ukuran bagaimana sebuah partikel menghamburkan cahaya dalam suatu
cairan[1].

2. Prinsip Pengukuran Kekeruhan


Pengukuran atau analisa kekeruhan dan kejernihan pada air sangat penting dalam proses
industri, seperti pada produksi air minum atau minuman, pengolahan makanan, dan
instalasi pengolahan air minum. Serta dalam pengolahan sumber air bersih. Dalam proses
pengolahan dan produksi air minum, nilai kekeruhan dapat dijadikan sebagai indikator keberadaan
bakteri patogen, atau partikel yang dapat melindungi organisme berbahaya dari proses desinfeksi.
Oleh sebab itu, pengukuran tingkat kekeruhan sangat berguna untuk instalasi pengolahan air untuk
memastikan kebersihannya. Pada proses industri, kekeruhan dapat menjadi bagian dari Quality
Control untuk memastikan efisiensi dalam pengolahan atau proses industri terkait[1].
Tujuan deteksi kekeruhan adalah untuk mengetahui macam partikel penyebab pencemar air
yang dideteksi. Deteksi kekeruhan (turbiditas) pada air minum dapat dilakukan dengan alat
turbidimeter dan dinyatakan dengan satuan NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Kekeruhan
sering diukur dengan metode Nephelometric. Pada metode ini, sumber cahaya dilewatkan pada
sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur
dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang
diukur dengan metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Kekeruhan
dalam air minum/air bersih tidak boleh lebih dari 5 NTU. Penurunan kekeruhan ini sangat
diperlukan karena selain ditinjau dari segi estetika yang kurang baik juga proses desinfeksi untuk
air keruh sangat sukar, hal ini disebabkan karena penyerapan beberapa koloid dapat melindungi
organisme dari disinfeksi[2].

Gambar 2. Prinsip pengukuran turbiditas dengan metode nephelometric[3]

Sistem optik (gambar referensi) termasuk lampu tungsten - filamen, detektor 90 untuk
memonitor cahaya tersebar dan detektor cahaya yang ditransmisikan. Mikroprosesor instrumen
menghitung rasio sinyal - sinyal dari 90 dan detektor cahaya yang ditransmisikan. Teknik rasio ini
mengoreksi gangguan dari warna dan / atau cahaya penyerapan bahan (seperti karbon aktif) dan
mengkompensasi fluktuasi intensitas lampu , memberikan stabilitas kalibrasi jangka panjang .
Desain optik juga meminimalkan cahaya liar dan meningkatkan akurasi pengukuran[3].
Turbiditas diukur dengan turbidiuster yang mengukur kemampuan cahaya untuk melewati
suatu contoh air. Partikel yang tersuspensi tersebut akan menyebar cahaya yang datang, sehingga
menurunkan intensitas cahaya yang disebarkan. Padatan yang tersuspensi dalam air umumnya
terdiri dari fitoplankton, zooplankton, kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan, kotoran manusia,
dan limbah industri. Kejernihan dan warna air akan dipengaruhi oleh padatan terlarut dan
tersuspensi. Kejernihan air yang rendah menunjukkan produktivitas tinggi, karena sifat kejernihan
ada hubungannya dengan produktivitas. Jika konsentrasi bahan tersuspensi tinggi, maka sinar
matahari tidak dapat menembus ke dalam air dengan sempurna[2].

3. Turbidity Analyzer atau Turbidity Meter


3.1 Bagian - Bagian Turbidity Meter
Turbidity meter terdiri dari dua bagian, yaitu detektor dan konverter[4]. Di mana detektor
memiliki bagiannya masing - masing, begitu pula dengan konverter. Pada gambar 3 dapat dilihat
gambar detektor pada turbidity meter beserta bagian - bagiannya.

Gambar 3. Detektor pada turbidity meter dan bagian - bagiannya[4]

Sedangkan gambar 4 menunjukkan bagian konverter pada turbidity meter. Konverter inilah
yang berfungsi untuk mengubah besaran dari zat yang terukur serta menampilkannya dalam
bentuk nilai turbiditas sesuai dengan satuan turbiditas yang telah disetting pada display.
5

Gambar 4. Konverter dan tampilan display pada turbidity meter[4]


Gambar 5 berikut merupakan gambar yang menunjukkan sistem konfigurasi dari turbidity meter
di mana menunjukkan input output kerja pada turbidity meter.

Gambar 5. Sistem konfigurasi turbidity meter[4]

3.2 Pembacaan Pengukuran Turbidity Analyzer


Gambar 6 berikut menunjukkan tampilan dari operator panel konverter turbidity analyzer di
mana panel operasi terdiri dari LCD screen, operation keys dan lampu.
6

Gambar 6. Panel operasi konverter turbidity meter / turbidity analyzer[5]


LCD screen yang terdiri dari data display, message display, status indicator, key indicator dan
pointer[5]. Berikut merupakan tampilan LCD screen pada panel operasi konverter turbidity
meter yang ditunjukkan oleh gambar 7.

Gambar 7. LCD screen pada panel operasi konverter turbidity meter[5]

Data display menunjukkan data turbiditasData display menunjukkan data turbiditas


Message display menunjukkan arus output, message dan sebagainya.Message display
menunjukkan arus output, message dan sebagainya.
Status indicator menunjukkan status dari konverter turbidity meter.Status indicator menunjukkan
status dari konverter turbidity meter.
Key indicator menyala jika terjadi keadaan mendesak.Key indicator menyala jika terjadi keadaan
mendesak.
Pointer menyala ketika mengindikasikan mode arus (level)[5].Pointer menyala ketika
mengindikasikan mode arus (level)[5].

(oleh Lasryza, 25 November 2014)

B. Review Artikel
Turbidity meter adalah salah satu alat umum yang biasa digunakan untuk keperluan analisa
kekeruhan air atau larutan. Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan
pada pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah perbandingan
antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar mula mula. Sinar yang dipancarkan
oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh cermin cekung dan kemudian dijatuhkan pada
contoh yang mengandung partikel yang tersuspensi. Sinar yang jatuh pada partikel partikel yang
tersuspensi tersebut akan dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh cuplikan akan
ditangkap oleh nephelometer yang arahnya tegak lurus ( 90O ) dari sumber cahaya. Sinar yang
diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnya membentuk garis lurus dari sumber cahaya
disebut turbidimeter.
Turbidimeter merupakan sifat optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang
dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.
Karena menggunakan jumlah cahaya yang diabsorbsi untuk pengukuran konsentrasi, maka jumlah
cahaya yang diabsorbsi akan bergantung pada jumlah partikel dan ukuran partikel. Semakin besar dan
banyak jumlah partikel, maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan semakin besar.
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu pengukuran
perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang;
pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan
medium yang keruh. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam
instrument ini intensitas diukur secara langsung, sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur
dengan larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna.
Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan
berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.
Turbiditas disebabkan oleh partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air. Suspensi adalah
suatu sistem heterogen dimana partikel atau molekul zat terlarut (solute) terbagi diantara partikel
atau molekul pelarut (solvent) yang mana masih bisa dilihat antara solute dengan solvent, misalnya
suspensi pasir di dalam air. Sehingga menyebabkan cahaya yang dilewati pada cairan tersebut
terhamburkan oleh partikel partikel tersebut dan cairan secara fisik akan terlihat keruh. Partikelpartikel yang menyebabkan kekeruhan dalam cairan diantaranya zat padat yang tidak larut, plankton
dan mikroorganisme lainnya yang terdapat di dalam air. Meskipun partikel-partikel tersuspensi belum
tentu berbahaya bagi manusia, namun turbiditas merupakan suatu indikator awal dari pencemaran
air oleh beberapa material.

Semakin tinggi turbiditas, maka tingkat pencemaran dalam air semakin tinggi pula. Ada dua
metoda yang digunakan untuk mengukur turbiditas, yaitu:
1. Metode Jackson Candell Unit
Satuan Jackson Turbidity Unit (JTU), dimana 1 JTU sama dengan turbiditas yang disebabkan oleh 1
mg/l SiO2 dalam air
2. Metoda Nephelometric Turbidity Unit (NTU)
Sebuah turbidimeter selalu memantau cahaya pantulan dari partikel dan tidak atenuasi karena
keadaan keruh. Di Amerika Serikat pemantauan lingkungan unit standar kekeruhan disebut
Nephelometric Turbidity Unit (NTU), sedangkan unit standar internasional disebut Formazin
Nephelometric Unit (FNU). Unit berlaku paling umum adalah Formazin Turbidity Unit (FTU), meskipun
metode pengukuran yang berbeda dapat memberikan nilai sangat berbeda seperti yang dilaporkan
dalam FTU.

10

PENUTUP

Dari paparan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa turbiditas disebabkan oleh partikelpartikel padat yang tersuspensi dalam air. Turbiditas merupakan suatu indikator awal dari
pencemaran air oleh beberapa material. Semakin tinggi turbiditas, maka tingkat pencemaran dalam
air semakin tinggi pula.

11

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Fisika
http://lasryza.blogspot.in/2014/11/turbidity-analyzer-turbidity-meter.html
Brink O.C. et. Al. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Instrument. Bina Cipta : Bandung. hal 183, 204 206
Ismono. 1983. Cara-Cara Optic dalam Analisa Kimia. Departemen Kimia ITB : Bandung

12

Anda mungkin juga menyukai