PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian menuntut setiap mahasiswa
mampu beradaptasi serta melakukan riset. Hal ini sangat menunjung kemampuan
mahasiswa untuk bersaing di dunia kerja. Praktikum adalah salah satu upaya
dalam melatih keterampilan mahasiswa. Praktikum dilakukan tidak hanya di
dalam ruangan, tetapi juga dilakukan lapangan. Perlakuan tersebut bertujuan
untuk mengetahui secara langsung keadaan objek yang akan diteliti. Penggunaan
alat dalam praktikum merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan. Pada
praktikum ekologi umum ini yang akan menggunakan beberapa alat yang
mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan
diperlukan adanya pengenalan alat yang meliputi nama alat, fungsi atau kegunaan,
cara pemakaian, serta prinsip kerja. (Odum, 1994).
Pengenalan alat dalam sebuah praktikum sangat penting. Pengenalan ini
bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam menggunakan alat-alat tersebut
secara tepat dan sesuai prosedur sehungga praktikum dapat berjalan dengan
lancar. Pengenalan alat juga bertujuan untuk menghindari gagalnya praktikum
atau terjadinya kecelakaan kerja yang dapat membahayakan keselamatan
praktikan. Pengoperasian alat-alat praktikum diharuskan untuk berhati-hati,
karena alat dapat rusak dan dapat menyebabkan kegagalan, sehingga
diperlukannya praktikum berupa pengenalan alat yang menjelaskan tentang nama,
fungsi, cara kerja, serta prinsip kerja dari alat-alat yang akan digunakan dalam
praktikum ekologi umum. (Plummer, 1987).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum pengenalan alat ekologi umum adalah :
1. Alat apa saja yang digunakan dalam praktikum ekologi umum?
2. Apa saja fungsi dari alat-alat tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat ekologi umum adalah :
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekologi
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik atau interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, makhluk hidup dengan makhluk hidup
lain, dan lingkungandengan lingkungan lain. Unit utama ekologi adalah
ekosistem. Ekosistem merupakan bagian dari lingkungan,ekosistem memiliki
komponen -komponen tertentu yang memiliki fungsi olehkarena itu disebut
sebagai suatu system. Komponen-komponen tersebut antara lain abiotik, biotik,
fisika, kimiawi, dan sebagainya. Contoh faktor biotik adalah makhluk hidup baik
itu manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Contoh faktor abiotik yaitu suhu,
kelembaban, iklim, curah hujan, iklim, dan sebagainya. Beberapa contoh faktor
abiotik tersebut adalah sesuatu yang harus diukur oleh karena itu diperlukan alatalat khusus yang tepat untuk mengukur faktor-faktor abiotik. (Odum, 1993).
2.2 Termometer alkohol
Termometer digunakan untuk mengukur suhu dari sampel air yang diambil
dari perairan yang diuji. Termometer ini digunakan dengan cara dicelupkan ke
dalam air tanpa menyentuh ujung dari termometer tersebut. Hanya diperbolehkan
menyentuh tali yang terdapat diatas termometer untuk mengukur suhu air
sampling. Hal ini dilakukan agar suhu dan kelembaban yang ada pada tangan
tidak mempengaruhi suhu yang ada pada sampling. Kelebihan dari termometer
alkohol adalah harganya murah dan mudah didapatkan di pasaran, dapat
mengukur suhu yang sangat rendah (-13000C), dan lebih teliti. Kekurangan dari
termometer alkohol adalah tidak dapat mengukur suhu yang tinggi karena titik
didihnya 780C dan membasahi dinding kaca sehingga tidak jelas dalam
pembacaan skala.
(Tranggono, 2003).
Gambar 1 Termometer
(Sumber : anonim, 2009)
2.3 pH pen
pH pen ini digunakan untuk mengukur kadar keasaman sampling air yang
diamati dan lebih simpel penggunaannya. Cara penggunaannya hanya dicelupkan
ujung dari pH pen, namun tidak sampai pada dasar air (sampling), kemudian tekan
tombol pH. Tombol pH tersebut sebagai tombol on atau off dari penggunaan pH
pen yang akan ditunjukan dengan skala pH. Kelebihan dari penggunaan pH pen
moderen ini adalah praktis dan lebih mudah dalam mengambil kadar keasaman
pada sampling. Kekurangan dari pH pen yaitu, perubahan skala pada pH pen lebih
lambat sehingga dalam menentukan skala keasaman sampling kurang valid.
((Wirjosoemarto, 2004).
Gambar 2 pH pen
(Sumber : anonim1, 2009)
2.4 Secchi Disk
Alat ini digunakan untuk menentukan penetrasi cahaya yaitu, seberapa dalam
cahaya matahari yang memancar dapat masuk ke dalam perairan. Ciri ciri
apabila cahaya sudah mencapai batas maksimum pemancaran cahaya di perairan,
yaitu hingga pantulan cahaya matahari yang mengenai secchi disk tidak terlihat
pada saat berada di dalam perairan yang diuji. Satuan yang digunakan dalam alat
ini adalah meter. Cara kerja dari alat ini adalah, secchi disk dimasukan kedalam
perairan hingga warna putih yang ada pada papan secchi disk tidak terlihat. Tali
dipegang pada permukaan air, kemudian tali diukur dari permukaan air hingga
batas secchi disk. (Vandef, 2011).
Alat ini digunakan untuk mengukur kelembapan udara. Alat ini menggunakan
satuan persen. Cara kerja dengan memutar sling secara konstan selama kurang
lebih 2 menit dan tidak dianjurkan untuk berbicara, karena akan menggangu
kelembaban yang ada di sekitar (ruang sampling). Terdapat dua termometer
didalam sling tersebut yaitu termometer basah dan termometer kering. (Bayong,
2006).
Gambar 6 DO meter
(Sumber : anonim6, 2010)
2.7 Callipers
Callipers ini digunakan untuk mengukur diameter tanaman atau diameter
pohon. Alat ini digunakan pada saat praktikum Anveg (Analisis Vegetasi Metode
Kuadrat). Satuan yang digunakan dari alat ini adalah cm (sentimeter). Cara kerja
dari alat ini pada pohon yang panjangnya lebih dari 1 meter adalah diameter
pohon yang akan diukur yaitu diameter pohon 1 meter dari permukaaan tanah,
namun apabila yang dihitung adalah diameter pohon yang kurang dari 1 meter
maka diameter yang digunakan adalah sebelum mendapatkan cabang batang.
(Brack, 1999).
Gambar 7 Callipers
(Sumber : anonim7, 2012)
2.8 Roll Meter
Roll meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang.
Alat ini juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga
dapat digunakan untuk membuat lingkaran. Satuan yang digunakan dalam roll
meter adalah mm atau cm, feet atau inch. Penyajian angka nol pada roll meter ada
yang dinyatakan tepat di ujung awal meteran dan ada pula yang dinyatakan pada
jarak tertentu dari ujung awal meteran. (Zaelani, 2006).
7
diteteskan pada day light plate, kemudian dikenakan cahaya polikromatis dan
selanjutnya diteruskan ke prisma. Pada prisma cahaya polikromatis diubah
menjadi cahaya monokromatis, maka selanjutnya akan terjadi pemantulan cahaya.
(anonim, 2010).
Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya
sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah
skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh 4
Refractometer adalah Obbe Refractometer, Pulfrich Refractometer, Woltan Stans
Refractometer (1802), dan Jellay Refractometer. (Widodo, 2010).
Gambar 9 Refraktometer
10
11
12
2.19 Neraca
Neraca adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur massa benda.
Beberapa jenis neraca yaitu, neraca analitis dua lengan, neraca ohauss, neraca
lengan gantung, dan neraca digital. Pada praktikum kali ini yang digunakan adalah
neraca berjenis Ohauss. Neraca ohauss dibagi menjadi dua bagian yaitu, neraca
ohauss dua lengan dan neraca ohauss tiga lengan. Neraca ohauss dua lengan
terdiri dari lengan depan yang memiliki satu anting logam yang dapat digese dari
skala 100 sampai 500 gram. Neraca jenis ini juga memiliki skala utama dan
nonius. Skala utama terdiri dari 0 sampai 9 gram, sedangkan untuk skala nonius
terdiri dari 0,1 sampai 0,9 gram. (Basuki, 1998).
14
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16
Pos 5
Diperkenalkan alat mengenai Ember
Diperkenalkan alat mengenai Botol smpel
Diperkenalkan alat mengenai Plankton net
Pos 6
Diperkenalkan alat mengenai Surber net
Diperkenalkan alat mengenai Ponar grab
Diperkenalkan alat mengenai Kick net
Pos 7
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum pengenalan alat dapat dilihat pada Gambar 4.1.2.
Gambar 4.1.2 (Hasil pengamatan alat).
18
No
Alat
Termometer (C)
Fungsi
Cara kerja
pH pen
Mengukur pH atau
derajat keasaman air
Secchi disk
Mengukur penetrasi
cahaya atau kedalaman
cahaya yang masuk
pada air
Lux meter
pH meter diarahkan ke
sampling (air), namun jangan
mengenai dasar dari sampling
(air).
Menghitung intensitas
cahaya atau banyaknya
cahaya yang masuk
dalam air
Sling psychrometer
Mengukur kelembapan
udara
19
Hubungkan elektroda ke
konektornya, kemudian
nyalakan DO meter dengan
tombol ON, tunggu beberapa
menit hingga muncul angka
layar, tekan tombol Call, lalu
tekan tombol Range
Mengukur diameter
dalam dan luar atau
ketebalan benda
Turbidimeter (NTU)
Mengukur turbiditas
atau kekeruhan air
10
Callipers (cm)
Mengukur diameter
batang pohon
11
Roll meter
20
12
13
Mengukur salinitas
atau kadar garam air
Refraktometer
Net Plankton
Mengambil sampel
(plankton) pada
perairan
14
Surber net
Mengambil substrat
(benthos) di dasar
perairan
Ponar grab
Kick net
15
Mengambil substrat
(benthos) di perairan
dalam
Mengambil substrat
(benthos) di perairan
yang sedikit dalam
Wadah sampel
percobaan
Botol Winkler
21
16
18
Mikroskop Binokuler
Mengamati objek
kajian
4.2 Pembahasan
Praktikum pertama ini mengenalkan dan menjelaskan fungsi alat-alat dan
bahan yang akan digunakan pada praktikum ekologi umum. Pengenalan alat ini
dibagi menjadi delapan pos, pos terbagi atas bab yang akan dibahas di praktikum
selanjutnya. Berikut ini adalah pengenalan dan penjelasan alat pada setiap pos.
4.2.1 Pos pertama
Pada pos ini terdapat 3 alat yang akan digunakan pada praktikum Parameter
Fisika Kimia. Alat tersebut terdiri dari termometer, pH pen, dan secchidisk.
Pa) Termometer
Termometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur suhu udara atau
suhu pada suatu benda. Alat ini mempunyai satuan pengukurun celcius (OC) dan
mempunyai prinsip kerja yang bergantung pada kepekaan zat terhadap perubahan
suhu. Cara kerja dari termometer adalah dengan cara termometer dimasukan ke
dalam air, ketika suhu naik air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa
pada tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan air raksa mengerut maka
kolom dalam air raksa akan memendek. Saat memegang termometer jangan
dipegang bagian ujung termometer tapi pegang bagian tali yang dikaitkan pada
termometer, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran suhu
akibat termometer terpengaruh oleh suhu tubuh penguji.
b) pH pen
22
termometer basah dibasahi dengan air, lalu alat diputar-putar dengan kecepatan
konstan selama 2 menit. Perlakuan ini dilakukan diatas kepala tanpa berbicara.
Dilakukan tanpa berbicara agar tidak mempengaruhi kelembaban yang ada di
suatu ruangan atau tempat tersebut.
c) DO Meter
DO meter merupakan alat yang berguna untuk mengukur DO (dissolved
oxygen). Satuan yang digunakan adalah ppm atau MgO2/I. Cara kerja dari benda
ini adalah wadah (gelas ukur) dibilas dengan akuades, kemudian sampel
dimasukan kedalam wadah. Proses pembilasan gelas ukur memiliki tujuan agar
sisa-sisa atau kotoran yang menempel di gelas ukur tidak menghalangi kepastian
dari skala yang akan ditunjukan DO meter. Hubungkan elektroda pada konektor,
kemudian elekroda dibilas dengan air. DO meter dinyalakan dengan menekan
tombol on. Tunggu beberapa menit hingga muncul angka pada layar, lalu tekan
tombol CALL, kemudian tunggu beberapa saat kurang lebih selama 1 menit, lalu
tekan tombol RANGE.
24
kedua rahang jangka sorong. Rahang geser digeser kekiri hingga menyentuh atau
menjepit kedua dinding dalam benda yang akan diukur, setelah mendapatkan
hasilnya, hasil tersebut dicata sesuai dengan rumus pembacaan skala. Rumus dari
pembacaan hasil pengukuran (skala) menggunakan jangka sorong dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
a. Skala utama dibaca terlebih dahulu
b. Skala nonius dibaca yang berhimpit dengan skala utama.
c. Hasil = Skala utama + (skala nonius x 0,05 mm)
b) Neraca Ohauss
Neraca bukan alat yang asing, banyak yang menggunakan alat ini dikehidupan
sehari-hari. Neraca berfungsi untuk mengukur berat suatu benda, yang berukuran
sedang. Neraca Ohauss berbeda dengan neraca pada umumnya. Neraca Ohauss
menggunakan timbangan dengan lengan tiga dan terdapat beban yang dapat
digeser untuk menyesuaikan berat timbangan dengan benda. Neraca Ohauss
mempunyai ketelitian sebesar 0,01 gram.
c) Turbidimeter
Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan
air pada suatu daerah. Turbidimeter mempunyai satuan NTU (nevelometrik
turbidium). Cara kerja dari penggunaan turbidimeter ini adalah, sampel
dituangkan sebagian ke dalam cell hingga garis batas, lalu dimasukan ke dalam
turbidimeter. Tunggu beberapa saat kuran lebih selama 1 menit, kemudian atur
range yang ada pada turbidimeter. Skala akan muncul apabila sudah tidak
berubah-ubah.
4.2.4 Pos keempat
Pos keempat pada pos ini berisi tiga alat yang digunakan untuk melakukan
praktikum bab Analisa Vegetatif. Pos ini berisi alat yang disebut callipers, roll
meter, dan refraktometer.
a) Callipers
Callipers adalah alat berbentuk seperti gunting yang mempunyai rongga di
tengahnya. Rongga tersebut berfungsi sebagai tempat untuk memasukan batang
pohon. Alat ini berfungsi untuk mengukur diameter pohon. Diameter pohon yang
digunakan adalah yang letaknya paling dekat dengan cabang pohon atau dahan
25
atau apabila pohon tersebut lebih dari 1 meter maka diameter yang diukur adalah
diameter batang pohon yang diukur 1 meter dari tanah. Satuan terbesar dari benda
ini adalah 72 cm.
b) Roll meter
Roll meter adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengukur jarak suatu
benda terhadap objek lain. Alat ini digunakan pada praktikum analisa vegetatif
yang berguna untuk mengukur jarak titik pertama terhadap pohon pertama yang
terdekat dari titik. Satuan dari roll meter ini adalah cm. Roll meter ini biasanya
juga dipergunakan untuk mengukur diameter pohon yang lebih dari 150 cm.
c) Refraktometer
Refraktometer berfungsi untuk mengukur salinitas atau tingakat kegaraman
pada perairan. Ketika melihat hasil pengamatan dari alat ini, lihat bagian kanan,
karena ketika dicermati bagian kiri hasil pengamatan bukanlah tingkat salinitas
namun tingkat densitas. Semakin putih hasil pengamatan maka semakin tinggi
pula tingkat salinitas pada perairan tersebut.
4.2.5 Pos kelima
Pada pos kelima, diperkenalkan alat yang digunakan untuk mengambil sampel
(plankton) yang bertujuan untuk mengetahui adanya indikasi pencemaran perairan
pada suatu lokasi.
a) Net plankton adalah jaring yang terbuat dari nilon dan berbentuk kerucut
dengan berbagai ukuran, rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter dari
mulutnya. Jaring ini berfungsi untuk menyaring air serta plankton yang berada
didalamnya.
Terdapat 2 metode yang digunakan untuk mengambil sampel (plankton) yaitu:
1. Metode tuang
Diambil sampel dari perairan yang akan di teliti sebanyak 10x dengan
menggunakan timba (10liter/timba). Tiap pengambilan tuangkan dalam net
plankton kemudian dilepaskan penjepit tabung dari net plankton, selanjutnya
masukkan air tersebut pada botol yang telah disediakan dan kemudian
ditambahkan formalin 40% dengan perbandingan 9:1. Pemberian formalin
tersebut berfungsi untuk mengawetkan plankton.
2. Metode lempar
26
Diulurkan tali sepanjang 10 meter dan diberi tanda agar lebih mudah. Panjang
tali harus 10 meter agar plankton yang terdapat di tengah perairan dapat terjaring.
Lempar net plankton, lalu ditarik secara perlahan dan diupayakan dalam keadaan
konstan atau stabil. Hal ini dilakukan untuk menjaga posisi net plankton selalu
tepat di bawah permukaan dan mendapatkan berbagai jenis plankton, selanjutnya
air diambil pada saluran atau tabung net plankton dan dimasukan pada botol yang
ditambahkan formalin 40% dengan perbandingan 9:1.
Penjelasan diatas, membuktikan semakin banyak jenis plankton maka semakin
rendah tingkat pencemaran suatu perairan.
4.2.6 Pos keenam
Pada pos keenam diperkenalkan mengenai alat yang digunakan untuk
mengambil benthos atau hewan yang ada pada dasar perairan. Ada 3 macam alat
yang digunakan untuk mengambil substrat, diantaranya :
a) Surber net
Alat ini digunakan pada perairan yang dangkal. Cara menggunakannya yaitu
diarahkan atau didorong surber net hingga ke dasar perairan dan berlawanan arus.
Hal ini dilakukan agar substrat yang ada pada dasar perairan dapat masuk ke
jaring.
b)Ponar grab
Alat ini digunakan pada perairan yang dalam atau lokasi perairan yang tidak
ada air nya. Contohnya di danau atau laut. Cara kerja ponar grab yaitu lubang
yang terdapat di tengahtengah lengan penghubung dengan pin berpegas dikunci
supaya tetap terbuka saat diturunkan ke perairan. Penurunan ponar grab
dilakukan dengan menjaga tali agar tidak kendor sampai ke dasar perairan untuk
menjaga kunci berpegas tidak lepas, saat sampai pada dasar perairan, tali
dikendorkan agar kunci berpegas terlepas lalu diangkat kembali ke permukaan,
kunci yang tidak berpegas digunakan untuk mengunci lengan supaya tetap terbuka
saat menuang hasil dari substrat yang didapat. Sampel substrat yang didapat
diletakkan disuatu tempat untuk dipisahkan antara substrat dengan benthos yang
terdapat dalam sampel.
c) Kick net
27
Kick net memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan surber net yaitu
digunakan pada perairan yang dangkal dan berarus cukup deras. Cara kerja atau
penggunaanya sama seperti surbernet, yaitu di dorong dengan arah yang
berlawanan dengan arah datangnya arus perairan. Jarak dari tepi perairan adalah
10 meter, agar mendapatkan hasil benthos yang maksimal.
4.2.7 Pos ketujuh
Mengenal alat yang digunakan untuk mengukur oksigen terlarut atau DO
(Disolved Oxygen) secara manual dengan metode winkler yaitu titrasi winkler.
Cara kerja mengukur DO dengan metode winkler yaitu alkali iodida azida dan
MnSO4 dimasukan pada botol winkler yang diisi air kemudian dikocok hingga
terbentuk gumpalan. Untuk menghilangkan gumpalan, ditambahkan H2SO4 pekat
lalu dipindahkan ke tabung erlenmeyer. Na2S2O3 ditambahkan pula kedalam
tabung erlenmeyer sebagai titrasi DO hingga berwarna kuning muda dan
dilanjutkan dengan dipindahkan ke buret, selanjutnya ditambahkan larutan kanji
sebanyak 3 tetes sampai warna larutan menjadi biru, setelah itu dititrasi kembali
dengan Na2S2O3 ditambahkan kelarutan kanji hingga larutan menjadi tidak
berwarna dan catat volume akhirnya. Metode ini terjadi titrasi sebanyak dua kali
dan larutan kanji ditambahkan untuk mengetahui adanya indikator I2.
4.2.8 Pos kedelapan
Dikenalkan alat yang digunakan untuk praktikum daya dukung lingkungan
dengan paramecium sebagai indikator utamanya. Alat yang digunakan adalah
hand counter untuk menghitung banyaknya paramecium, sedgewick rafter cell
sebagai tempat menaruh sampel (paramecium), larutan kanji serta mikroskop
binokuler. Cara kerja dari daya dukung lingkungan suatu tempat yaitu
dikembangbiakan paramecium terlebih dahulu, kemudian diambil 1 tetes dan
ditambahkan larutan JKJ pada sedgewick rafter cell sampai penuh, kemudian
ditutup dengan cover glass dan diamati pada mikroskop. Penutupan dilakukan
mulai dari pinggir agar tidak terdapat gelembung udara didalamnya, sedangkan
fungsi ditambahkan larutan JKJ adalah agar paramecium tidak dapat
28
29
30
diamati
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.http://faktaipa.blogspot.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
pukul 01.38 WIB)
Anonim.2009.www.boyuaquarium.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
pukul 01.40 WIB)
Anonim.2011.www.fishersci.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul
01.47 WIB)
Anonim.2013.www.szsuji.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 01.50
WIB)
Anonim.2014.www.amazone.com (Diakses pada tanggal 11 Maret 2016 pukul
08.00 WIB)
Anonim.2010.www.mbhes.com (Diakses pada tanggal 11 Maret 2016 pukul 08.05
WIB)
Anonim.2012.www.violininformation.webs.com (Diakses pada tanggal 11 Maret
2016 pukul 08.10 WIB)
31
32
33