Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian menuntut setiap mahasiswa
mampu beradaptasi serta melakukan riset. Hal ini sangat menunjung kemampuan
mahasiswa untuk bersaing di dunia kerja. Praktikum adalah salah satu upaya
dalam melatih keterampilan mahasiswa. Praktikum dilakukan tidak hanya di
dalam ruangan, tetapi juga dilakukan lapangan. Perlakuan tersebut bertujuan
untuk mengetahui secara langsung keadaan objek yang akan diteliti. Penggunaan
alat dalam praktikum merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan. Pada
praktikum ekologi umum ini yang akan menggunakan beberapa alat yang
mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan
diperlukan adanya pengenalan alat yang meliputi nama alat, fungsi atau kegunaan,
cara pemakaian, serta prinsip kerja. (Odum, 1994).
Pengenalan alat dalam sebuah praktikum sangat penting. Pengenalan ini
bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam menggunakan alat-alat tersebut
secara tepat dan sesuai prosedur sehungga praktikum dapat berjalan dengan
lancar. Pengenalan alat juga bertujuan untuk menghindari gagalnya praktikum
atau terjadinya kecelakaan kerja yang dapat membahayakan keselamatan
praktikan. Pengoperasian alat-alat praktikum diharuskan untuk berhati-hati,
karena alat dapat rusak dan dapat menyebabkan kegagalan, sehingga
diperlukannya praktikum berupa pengenalan alat yang menjelaskan tentang nama,
fungsi, cara kerja, serta prinsip kerja dari alat-alat yang akan digunakan dalam
praktikum ekologi umum. (Plummer, 1987).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum pengenalan alat ekologi umum adalah :
1. Alat apa saja yang digunakan dalam praktikum ekologi umum?
2. Apa saja fungsi dari alat-alat tersebut?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat ekologi umum adalah :
1

1. Mengenal alat yang digunakan dalam praktikum ekologi umum


2. Mengetahui fungsi dari peralatan praktikum ekologi umum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekologi
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik atau interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, makhluk hidup dengan makhluk hidup
lain, dan lingkungandengan lingkungan lain. Unit utama ekologi adalah
ekosistem. Ekosistem merupakan bagian dari lingkungan,ekosistem memiliki
komponen -komponen tertentu yang memiliki fungsi olehkarena itu disebut
sebagai suatu system. Komponen-komponen tersebut antara lain abiotik, biotik,
fisika, kimiawi, dan sebagainya. Contoh faktor biotik adalah makhluk hidup baik
itu manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Contoh faktor abiotik yaitu suhu,
kelembaban, iklim, curah hujan, iklim, dan sebagainya. Beberapa contoh faktor
abiotik tersebut adalah sesuatu yang harus diukur oleh karena itu diperlukan alatalat khusus yang tepat untuk mengukur faktor-faktor abiotik. (Odum, 1993).
2.2 Termometer alkohol
Termometer digunakan untuk mengukur suhu dari sampel air yang diambil
dari perairan yang diuji. Termometer ini digunakan dengan cara dicelupkan ke
dalam air tanpa menyentuh ujung dari termometer tersebut. Hanya diperbolehkan
menyentuh tali yang terdapat diatas termometer untuk mengukur suhu air
sampling. Hal ini dilakukan agar suhu dan kelembaban yang ada pada tangan
tidak mempengaruhi suhu yang ada pada sampling. Kelebihan dari termometer
alkohol adalah harganya murah dan mudah didapatkan di pasaran, dapat
mengukur suhu yang sangat rendah (-13000C), dan lebih teliti. Kekurangan dari
termometer alkohol adalah tidak dapat mengukur suhu yang tinggi karena titik
didihnya 780C dan membasahi dinding kaca sehingga tidak jelas dalam
pembacaan skala.
(Tranggono, 2003).

Gambar 1 Termometer
(Sumber : anonim, 2009)
2.3 pH pen
pH pen ini digunakan untuk mengukur kadar keasaman sampling air yang
diamati dan lebih simpel penggunaannya. Cara penggunaannya hanya dicelupkan
ujung dari pH pen, namun tidak sampai pada dasar air (sampling), kemudian tekan
tombol pH. Tombol pH tersebut sebagai tombol on atau off dari penggunaan pH
pen yang akan ditunjukan dengan skala pH. Kelebihan dari penggunaan pH pen
moderen ini adalah praktis dan lebih mudah dalam mengambil kadar keasaman
pada sampling. Kekurangan dari pH pen yaitu, perubahan skala pada pH pen lebih
lambat sehingga dalam menentukan skala keasaman sampling kurang valid.
((Wirjosoemarto, 2004).

Gambar 2 pH pen
(Sumber : anonim1, 2009)
2.4 Secchi Disk
Alat ini digunakan untuk menentukan penetrasi cahaya yaitu, seberapa dalam
cahaya matahari yang memancar dapat masuk ke dalam perairan. Ciri ciri
apabila cahaya sudah mencapai batas maksimum pemancaran cahaya di perairan,
yaitu hingga pantulan cahaya matahari yang mengenai secchi disk tidak terlihat
pada saat berada di dalam perairan yang diuji. Satuan yang digunakan dalam alat
ini adalah meter. Cara kerja dari alat ini adalah, secchi disk dimasukan kedalam

perairan hingga warna putih yang ada pada papan secchi disk tidak terlihat. Tali
dipegang pada permukaan air, kemudian tali diukur dari permukaan air hingga
batas secchi disk. (Vandef, 2011).

Gambar 3 Secchi disk


(Sumber : anonim2, 2011)
2.5 Luxmeter
Luxmeter ini berbeda dengan alat sebelumnya yaitu secchi disk. Luxmeter
berfungsi untuk mengetahui intensitas cahaya yang ada ke tempat yang terdapat
pancaran cahaya untuk mengetahui seberapa besar intensitas cahaya yang
terpancar. Satuan dari luxmeter adalah lux. Pada luxmeter terdapat 3 skala, yaitu
300, 1000, dan 3000. Cara menggunakan luxmeter adalah sensor yang berupa lux
diarahkan ke arah datangnya cahaya. Cahaya yang akan diukur akan mengalami
tahapan, yaitu 300, 1000, dan 3000. Apabila pada skala rendah (300) jarum
menunjukan hasil maksimum, maka skala ditingkatkan lebih tinggi (1000) dan
apabila masih maksimum, maka skala terus ditingkatkan hingga skala mencapai
yang tertinggi (3000). (Purwanto, 2000).

Gambar 4 Lux meter


(Sumber : anonim3, 2013)
2.6 Sling Psychometer
5

Alat ini digunakan untuk mengukur kelembapan udara. Alat ini menggunakan
satuan persen. Cara kerja dengan memutar sling secara konstan selama kurang
lebih 2 menit dan tidak dianjurkan untuk berbicara, karena akan menggangu
kelembaban yang ada di sekitar (ruang sampling). Terdapat dua termometer
didalam sling tersebut yaitu termometer basah dan termometer kering. (Bayong,
2006).

Gambar 5 Sling Psychometer


(Sumber : anonim4.2014)
2.7 DO meter
DO (Dissolved Oxygen) ini digunakan utuk mengukur kadar oksigen yang
terlarut didalam air atau perairan yang menjadi sampling.. DO meter atau oksigen
terlarut (dissolved oxygen) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini
menunjukkan jumlah oksigen yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar
DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus.
Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut tercemar.
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme, seperti ikan dan
mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga
ditentukan oleh banyaknya oksigen dalamair. (Mahendra, 2011).

Gambar 6 DO meter
(Sumber : anonim6, 2010)
2.7 Callipers
Callipers ini digunakan untuk mengukur diameter tanaman atau diameter
pohon. Alat ini digunakan pada saat praktikum Anveg (Analisis Vegetasi Metode
Kuadrat). Satuan yang digunakan dari alat ini adalah cm (sentimeter). Cara kerja
dari alat ini pada pohon yang panjangnya lebih dari 1 meter adalah diameter
pohon yang akan diukur yaitu diameter pohon 1 meter dari permukaaan tanah,
namun apabila yang dihitung adalah diameter pohon yang kurang dari 1 meter
maka diameter yang digunakan adalah sebelum mendapatkan cabang batang.
(Brack, 1999).

Gambar 7 Callipers
(Sumber : anonim7, 2012)
2.8 Roll Meter
Roll meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang.
Alat ini juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga
dapat digunakan untuk membuat lingkaran. Satuan yang digunakan dalam roll
meter adalah mm atau cm, feet atau inch. Penyajian angka nol pada roll meter ada
yang dinyatakan tepat di ujung awal meteran dan ada pula yang dinyatakan pada
jarak tertentu dari ujung awal meteran. (Zaelani, 2006).
7

Gambar 2.9 Roll meter


(Sumber : anonim8, 2010)
2.9 Refraktometer
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur salinitas.
Satuannya adalah per mil. Prinsip kerja dari refraktometer adalah mamanfaatkan
refraksi cahaya

dari sinar lampu yang menyinari day light plate. Sampel

diteteskan pada day light plate, kemudian dikenakan cahaya polikromatis dan
selanjutnya diteruskan ke prisma. Pada prisma cahaya polikromatis diubah
menjadi cahaya monokromatis, maka selanjutnya akan terjadi pemantulan cahaya.
(anonim, 2010).
Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya
sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah
skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh 4
Refractometer adalah Obbe Refractometer, Pulfrich Refractometer, Woltan Stans
Refractometer (1802), dan Jellay Refractometer. (Widodo, 2010).

Gambar 9 Refraktometer

(Sumber : anonim9, 2009)


2.10 Botol winkler, statif, dan klem
Botol winkler digunakan untuk menyimpan sampel air pada saat percobaan.
Botol winkler merupakan botol khusus yang digunakan dalam sampling DO
menggunakan metode winkler ini. Hal tersebut dikarenakan hasil pengukuran DO
menggunakan botol ini sangat representative. Botol ini terdiri atas badan botol
beserta tutup yang terbuat dari gelas. (Brady, 1999).
Statif terbuat dari logam berupa besi yang biasanya digunakan sebagai tempat
atau batang klem. Statis ini berfungsi sebagai tiang penyangga untuk destilasi,
titrasi dan penyaringan, hal ini dikarenakan tabung buret yang panjang sehingga
tidak mungkin untuk dipegang oleh praktikan pada saat akan menitrasi atau
destilasi (Achmad. H,1993), sedangkan untuk fungsi dari klem digunakan untuk
menjepit buret pada saat percobaan berlangsung. (Brady, 1999).

Gambar 10 Botol winkler, statif,dan klem


(Sumber : anonim10, 2010)
2.11 Net Plankton
Alat ini digunakan untuk menjaring plankton yang akan diidentifikasi
nantinya. Banyak alat yang digunakan untuk menangkap plankton dan sampling
perairan. Net plankton ini dibuat dari benang nilon yang ukurannya sudah
disesuaikan dengan ukuran plankton. Penangkapan plankton dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu dengan metode lempat dan metode tuang.

Gambar 11 Net Plankton


(Sumber : anonim11, 2012)
2.12 Timba, corong, dan bola penghisap
Timba disini digunakan untuk mengambil plankton dengan mengambil air
sampling dan disaring dengan menggunakan net plankton. Sedangkan corong
berfungsi untuk memasukkan larutan ke dalam tabung. Bola penghisap digunakan
untuk menghisap cairan sampel. Bola penghisap akan ditemui pada praktikum
titrasi DO.

Gambar 12 Bola penghisap, corong, dan timba


(Sumber : anonim12, 2011)
2.13 Surber Net
Surber net adalah alat yang digunakan untuk menangkap benthos. Alat ini
memiliki sistem dengan meletakkan jaring tersebut ke dalam air atau perairan
yang memiliki arus sedang dan kedalamannya dangkal. Cara kerja dari alat ini
adalah dengan meletakkan surber net berlawanan arah dengan arus agar benthos
dan substrat substrat yang lain dapat terjaring di surber net. (Ahmad H, 1993)

10

Gambar 13 Surber net


(Sumber : anonim13, 2010)
2.14 Ponar Grab
Ponar grab adalah alat yang digunakan untuk mengambil benthos dan substrat
substrat yang berjenis lumpur. Alat ini dilakukan pada perairan dengan arus
yang tenang. Ponar grab bekerja pada kedalaman yang lumayan dalam. Sebagai
contoh nya adalah di danau. (Tatang, 2006)

Gambar 14 Ponar grab


(Sumber : anonim14, 2006)
2.15 Kick Net
Kick net adalah alat yang digunakan untuk menjaring benthos pada perairan.
Metode pada penggunaan alat ini adalah dengan mendorong alat ini secara
perlahan dalam panjang lintasan 10 meter, hingga menghasilkan sampel benthos
dari perairan tersebut. Alat ini digunakan pada perairan yang dalam. (Basuki,
1998).

11

Gambar 15 Kick net


(Sumber : anonim15, 1998)
2.16 Pipet ukur dan hand counter
Pipet pada praktikum pengenalan alat ini memiliki fungsi untuk mengambil
suatu sampel. Sampel yang dimaksud adalah paramecium dan zat-zat kimia yang
digunakan pada prktikum titrasi DO. Pipet ukur juga digunakan untuk mengambil
sampel yang sedikit atau dalam ukuran tetes. (Suwardjo, 2008). Sedangkan untuk
hand counter digunakan untuk menghitung jumlah sesuatu yang lebih kecil dan
bertumbuh dengan cepat. Hal ini bersangkutan dengan praktikum Daya Dukung
Lingkungan untuk mneghitung jumlah paramecium. (Linsley, 1898)

Gambar 16 Pipet ukur dan hand counter


(Sumber : anonim16, 2005)
2.17 Sedgewick Raftercell
Sedgewick rafter cell memiliki fungsi yaitu untuk menghitung jumlah
paramecium yang akan diamati dengan meneteskan sampel di atas alat ini.
Menghitung sampel paramaecium ini dilakukan dengan melihat menggunakan
mikroskop. Cara penghitungannya dengan melihat dari pojok kanan atas dihitung
kebawah dengan cara mengular atau zig zag. (Basuki, 1998).

12

Gambar 2.17 Sedgewick rafter cell


(Sumber : anonim17, 2014)
2.18 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang memiliki beberapa fungsi sebagai alat ukur.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, kedalaman lubang,
diameter dalam, dan diameter luar suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 rahang,
yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala
utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.
Skala nonius memiliki panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan
tingkat ketelitian 0,1 mm. Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong
berdasarkan angka pada skala utama yang akan ditambahkan dengan skala nonius
yang dihitung dari nol sampai dengan garis skala nonius yang berimpit dengan
garis utama. Metode penggunaan pada alat ini yaitu bagian rahang geser dari alat
ini digeser hingga benda dapat terjepit oleh kedua rahang, kemudian catatlah
hasilnya sesuai dengan rumus pembacaan skala pada jangka sorong. (Basuki,
1998).

Gambar 18 Jangka sorong


(Sumber : anonim18, 2012)
13

2.19 Neraca
Neraca adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur massa benda.
Beberapa jenis neraca yaitu, neraca analitis dua lengan, neraca ohauss, neraca
lengan gantung, dan neraca digital. Pada praktikum kali ini yang digunakan adalah
neraca berjenis Ohauss. Neraca ohauss dibagi menjadi dua bagian yaitu, neraca
ohauss dua lengan dan neraca ohauss tiga lengan. Neraca ohauss dua lengan
terdiri dari lengan depan yang memiliki satu anting logam yang dapat digese dari
skala 100 sampai 500 gram. Neraca jenis ini juga memiliki skala utama dan
nonius. Skala utama terdiri dari 0 sampai 9 gram, sedangkan untuk skala nonius
terdiri dari 0,1 sampai 0,9 gram. (Basuki, 1998).

Gambar 2.19 Neraca Ohauss


(Sumber : anonim19, 2004)
2.20 Turbidimeter
Turbidimeter adalah salah satu alat pengujian kekeruan dengan sifat
optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya
yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan
oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Kekeruhan adalah keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang
disebabkan olehindividu partikel (suspended solids) yang umumnya tidak terlihat
oleh mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes
kunci dari kualitas air . Cairan dapat mengandung suspensi padatan yang terdiri
dari partikel dari berbagai ukuran. Sementara beberapa materi dihentikan
sementara akan cukup besar dan cukup berat untuk menyelesaikan cepat ke bagian
bawah wadah jika sampel cairan yang tersisa untuk berdiri(yang padat settable),

14

partikel-partikel sangat kecil hanya akan menyelesaikan sangat lambatatau tidak


sama sekali jika sampel teratur atau partikel koloid . Partikel padat kecil ini
menyebabkan cairan menjadi keruh (Sadar, 1996).
Satuan dari alat turbidimeter ini adalah NTU. Prinsip umum dari alat
turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel. Sinar tersebut ada
yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan sebagai
dasar pengukuran (Day and Underwood, 2002)

Gambar 20. Turbidimeter


(Sumber: anonim20, 2010)

15

(halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum diselenggarakan di ruang 226 dan 227 Laboratorium Ekologi
Umum Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Pratikum ini
diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 8 Maret 2016 pukul 08.50-10.20
WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat yaitu luxmeter,
secchi disk, pH meter, refractometer, ponar grab, kick net, subber net,
plankton net, turbidimeter, DO meter, callipers, roll meter, jangka sorong,
neraca Ohauss, statif, klem, buret, corong, pipet ukur, botol winkler, bola
penghisap, termometer air raksa, sling psychometer, dan sedgewick rafter cell.
Bahan yang digunakan adalah akuades, formalin 40%, N 2S2O3, larutan
JKJ, larutan kanji, alkali iodida azida, dan MnSO4.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja pada pratikum pengenalan alat yaitu mahasiswa peserta
praktikum menempatkan diri pada pos-pos sesuai dengan kelompok, lalu
bergiliran berganti pos setiap 2 menit. Alur perpindahan pos dapat dilihat pada
(Gambar 20)
Pos 1
Diperkenalkan alat mengenai Termometer
Diperkenalkan alat mengenai pH pen
diperkenalkan alat mengenai Secchi disk
Pos 2
Diperkenalkan alat mengenai Lux meter
Diperkenalkan alat mengenai Sling psychrometer
diperkenalkan alat mengenai Do meter
Pos 3
Pos 3
Diperkenalkan alat mengenai Jangka sorong
Diperkenalkan alat mengenai Neraca Ohauss
diperkenalkan alat mengenai Turbidimeter
17
Pos 4

Diperkenalkan alat mengenai Callipers


Diperkenalkan alat mengenai Roll meter
Diperkenalkan alat mengenai Refraktometer

Pos 5
Diperkenalkan alat mengenai Ember
Diperkenalkan alat mengenai Botol smpel
Diperkenalkan alat mengenai Plankton net
Pos 6
Diperkenalkan alat mengenai Surber net
Diperkenalkan alat mengenai Ponar grab
Diperkenalkan alat mengenai Kick net
Pos 7

Diperkenalkan alat mengenai bola penghisap


Diperkenalkan alat mengenai pipet penghisap
Diperkenalkan alat mengenai corong
Diperkenalkan alat mengenai klem
Diperkenalkan alat mengenai statif
diperkenalkan alat mengenai buret.
Pos 8

Diperkenalkan alat mengenai hand counter


Diperkenalkan alat mengenai segewick rafter cell
Diperkenalkan alat mengenai mikroskop binokuler
Hasil
Gambar 20
Skema Kerja Praktikum Pengenalan Alat

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum pengenalan alat dapat dilihat pada Gambar 4.1.2.
Gambar 4.1.2 (Hasil pengamatan alat).

18

No

Alat

Termometer (C)

Fungsi

Cara kerja

Mengukur suhu air


kolam

Termometer dimasukan pada


zat cair yang akan di ukur

pH pen

Mengukur pH atau
derajat keasaman air

Secchi disk
Mengukur penetrasi
cahaya atau kedalaman
cahaya yang masuk
pada air

Lux meter

pH meter diarahkan ke
sampling (air), namun jangan
mengenai dasar dari sampling
(air).

Alat dimasukan ke dalam air


secara perlahan, lalu
ditenggelamkan sampai warna
putih porselen tidak terlihat
lagi, setelah itu tali diukur dari
permukaan air sampai batas
secchi disk
Sensor diarahkan pada
penerima cahaya

Menghitung intensitas
cahaya atau banyaknya
cahaya yang masuk
dalam air

Sling psychrometer

Mengukur kelembapan
udara

Termometer basah dan kering


ditarik keluar, kain pada
termometer basah dibasahi
dengan air, lalu alat diputar
dengan kecepatan konstan
selama 2 menit diatas kepala
tanpa berbicara.

19

DO meter (MgO2/l atau


ppm)
Mengukur banyaknya
oksigen yang terlarut

Hubungkan elektroda ke
konektornya, kemudian
nyalakan DO meter dengan
tombol ON, tunggu beberapa
menit hingga muncul angka
layar, tekan tombol Call, lalu
tekan tombol Range

Mengukur diameter
dalam dan luar atau
ketebalan benda

Benda diletakan diantara dua


capit jangka sorong, rekatkan
dan kemudian hitung skala total

Mengukur massa benda

Benda diletakan pada


timbangan dan atur sampai
seimbang

Jangka sorong (mm)

Neraca Ohauss (gr)

Turbidimeter (NTU)

Mengukur turbiditas
atau kekeruhan air

10

Callipers (cm)
Mengukur diameter
batang pohon

11

Sampel dituangkan sebagian ke


dalam cell hingga garis batas,
lalu dimasukan ke dalam
turbidimeter, kemudian atur
range turbidimeter

Letakkan lingkaran callipers


pada batang utama atau sebelum
cabang dan ukur

Roll meter

20

12

13

Mengukur jarak suatu


objek

Roll meter ditarik dan ukur


objeknya

Mengukur salinitas
atau kadar garam air

Sampel air diambil oleh pipet


ke bagian yang digunakan untuk
meletakkan objek, kemudian
amati lewat teropong refraktor

Refraktometer

Net Plankton
Mengambil sampel
(plankton) pada
perairan

14

Surber net
Mengambil substrat
(benthos) di dasar
perairan

Ponar grab

Kick net

15

Ulurkan tali sepanjang 10 m,


lemparkan net plankton sejauh
10m, lalu ditarik perlahan

Mengambil substrat
(benthos) di perairan
dalam

Surber net diletakan pada dasar


perairan dan berlawanan arus

Pin pegas dikunci,lalu


diletakan ke dasar laut
menggunakan tali, kunci
dilepaskan dengan
mengendurkan tali, lalu angkat

Mengambil substrat
(benthos) di perairan
yang sedikit dalam

Kick net diarahkan pada dasar


perairan dan posisi berlawanan
arus agar substrat dapat
terjaring

Wadah sampel
percobaan

Tuangkan sampel pada botol

Botol Winkler

21

16

18

Mikroskop Binokuler

Mengamati objek
kajian

Listrik dihidupkan, lalu tekan


tombol on dan nyalakan
lampunya, preparat diletakan
pada meja objek, perbesaran
lensa objektif diatur, amati dan
putar mikrometer untuk
mendapat bayangan yang jelas

Tempat objek yang


akan diamati

Teteskan sampel dengan pipet


tetes

Sedgewick rafter cell

4.2 Pembahasan
Praktikum pertama ini mengenalkan dan menjelaskan fungsi alat-alat dan
bahan yang akan digunakan pada praktikum ekologi umum. Pengenalan alat ini
dibagi menjadi delapan pos, pos terbagi atas bab yang akan dibahas di praktikum
selanjutnya. Berikut ini adalah pengenalan dan penjelasan alat pada setiap pos.
4.2.1 Pos pertama
Pada pos ini terdapat 3 alat yang akan digunakan pada praktikum Parameter
Fisika Kimia. Alat tersebut terdiri dari termometer, pH pen, dan secchidisk.
Pa) Termometer
Termometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur suhu udara atau
suhu pada suatu benda. Alat ini mempunyai satuan pengukurun celcius (OC) dan
mempunyai prinsip kerja yang bergantung pada kepekaan zat terhadap perubahan
suhu. Cara kerja dari termometer adalah dengan cara termometer dimasukan ke
dalam air, ketika suhu naik air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa
pada tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan air raksa mengerut maka
kolom dalam air raksa akan memendek. Saat memegang termometer jangan
dipegang bagian ujung termometer tapi pegang bagian tali yang dikaitkan pada
termometer, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran suhu
akibat termometer terpengaruh oleh suhu tubuh penguji.
b) pH pen

22

pH pen merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH atau tingkat


keasaman suatu benda. Prinsip kerja alat ini hampir sama dengan pH meter. Cara
kerja alat ini yaitu diaktifkan dahulu pH pen, kemudian dekatkan pada benda yang
akan diukur tinggat keasamannya, beberapa saat kemudian indikator pH pada
layar akan menunjukan nilai pH benda tersebut.
c) Secchidiks
Secchidiks digunakan untuk mengukur penetrasi cahaya dalam air dengan
satuan meter, atau sejauh manakah cahaya dapat menembus air. Alat ini berbentuk
bundaran porselen lempeng yang di ikat dengan tadi di ujung atasnya. Cara
penggunaan alat ini yaitu secchidisk dimasukan ke dalam permukaan air secara
perlahan, lalu tenggelamkan sampai warrna putih porselen tidak terlihat lagi dan
ketika ditarik sedikit ke atas warna putih porselen akan terlihat sedikit, setelah itu
ukur tali dari permukaan air sampai batas secchidiks. Hasil pengukuran tali itu
merupakan hasil dari pengukuran penetrasi cahaya.
4.2.2 Pos kedua
Pos kedua merupakan lanjutan dari pos satu yang berisikan alat yang
digunakan untuk Parameter Fisika Kimia, yaitu lux meter, sling phychrometer,
dan DO meter.
a) Lux meter
Lux meter berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya dengan satuan lux.
Lux meter mempunyai tiga skala yang digunakan yaitu 300, 1000, dan 3000. Cara
penggunaaan yaitu sensor penerima cahaya diarahkan pada datangnya cahaya
yang diukur dengan menentukan besarnya intensitas cahaya bertahap dari dari
300, 1000, lalu 3000. Pada skala rendah (300) jarum menujukan hasil maksimum,
maka kemungkinan skala dapat ditingkatkan lebih tinggi yaitu 1000 dan apabila
masih maksimum daapat dinaikan lagi ke tingkat 3000. Hasil pengukuran
intensitas cahaya dapat dilihat dari angka yang ditunjukan jarum pendek.
b) Sling Psychrometer
Sling psychrometer digunakan untuk mengukur kelembaban suatu daerah atau
ruangan. Alat ini mempunyai bagian termometer basah dan kering. Cara kerja dari
alat ini adalah termometer basah dan kering ditarik keluar, lalu kain pada
23

termometer basah dibasahi dengan air, lalu alat diputar-putar dengan kecepatan
konstan selama 2 menit. Perlakuan ini dilakukan diatas kepala tanpa berbicara.
Dilakukan tanpa berbicara agar tidak mempengaruhi kelembaban yang ada di
suatu ruangan atau tempat tersebut.
c) DO Meter
DO meter merupakan alat yang berguna untuk mengukur DO (dissolved
oxygen). Satuan yang digunakan adalah ppm atau MgO2/I. Cara kerja dari benda
ini adalah wadah (gelas ukur) dibilas dengan akuades, kemudian sampel
dimasukan kedalam wadah. Proses pembilasan gelas ukur memiliki tujuan agar
sisa-sisa atau kotoran yang menempel di gelas ukur tidak menghalangi kepastian
dari skala yang akan ditunjukan DO meter. Hubungkan elektroda pada konektor,
kemudian elekroda dibilas dengan air. DO meter dinyalakan dengan menekan
tombol on. Tunggu beberapa menit hingga muncul angka pada layar, lalu tekan
tombol CALL, kemudian tunggu beberapa saat kurang lebih selama 1 menit, lalu
tekan tombol RANGE.

4.2.3 Pos ketiga


Pos ketiga berisikan tiga jenis alat yang berbeda kegunaan dan fungsi. Pos ini
terdiri dari Jangka sorong, neraca Ohauss, dan turbidimeter.
a) Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter benda yang berukuran
relatif kecil. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter
luar, dan mengukur kedalaman suatu benda. Mengukur diameter luar suatu benda
(misalkan kelereng) dapat dilakukan dengan cara rahang geser jangka sorong
digeser kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang
(rahang geser dan rahang tetap). Benda di letakan di antara kedua rahang tersebut,
lalu di geser kekiri sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang.
Hitunglah skala dengan membaca hasil pengukuran sesuai rumus.
Mengukur diameter dalam (misalkan sebuah cincin) tidak jauh berbeda
dengan cara mengukur diameter luar suatu benda, yaitu dapat dilakukan dengan
cara rahang geser jangka sorong sedikit digeser kekanan. Benda diletakan pada

24

kedua rahang jangka sorong. Rahang geser digeser kekiri hingga menyentuh atau
menjepit kedua dinding dalam benda yang akan diukur, setelah mendapatkan
hasilnya, hasil tersebut dicata sesuai dengan rumus pembacaan skala. Rumus dari
pembacaan hasil pengukuran (skala) menggunakan jangka sorong dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
a. Skala utama dibaca terlebih dahulu
b. Skala nonius dibaca yang berhimpit dengan skala utama.
c. Hasil = Skala utama + (skala nonius x 0,05 mm)
b) Neraca Ohauss
Neraca bukan alat yang asing, banyak yang menggunakan alat ini dikehidupan
sehari-hari. Neraca berfungsi untuk mengukur berat suatu benda, yang berukuran
sedang. Neraca Ohauss berbeda dengan neraca pada umumnya. Neraca Ohauss
menggunakan timbangan dengan lengan tiga dan terdapat beban yang dapat
digeser untuk menyesuaikan berat timbangan dengan benda. Neraca Ohauss
mempunyai ketelitian sebesar 0,01 gram.
c) Turbidimeter
Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan
air pada suatu daerah. Turbidimeter mempunyai satuan NTU (nevelometrik
turbidium). Cara kerja dari penggunaan turbidimeter ini adalah, sampel
dituangkan sebagian ke dalam cell hingga garis batas, lalu dimasukan ke dalam
turbidimeter. Tunggu beberapa saat kuran lebih selama 1 menit, kemudian atur
range yang ada pada turbidimeter. Skala akan muncul apabila sudah tidak
berubah-ubah.
4.2.4 Pos keempat
Pos keempat pada pos ini berisi tiga alat yang digunakan untuk melakukan
praktikum bab Analisa Vegetatif. Pos ini berisi alat yang disebut callipers, roll
meter, dan refraktometer.
a) Callipers
Callipers adalah alat berbentuk seperti gunting yang mempunyai rongga di
tengahnya. Rongga tersebut berfungsi sebagai tempat untuk memasukan batang
pohon. Alat ini berfungsi untuk mengukur diameter pohon. Diameter pohon yang
digunakan adalah yang letaknya paling dekat dengan cabang pohon atau dahan
25

atau apabila pohon tersebut lebih dari 1 meter maka diameter yang diukur adalah
diameter batang pohon yang diukur 1 meter dari tanah. Satuan terbesar dari benda
ini adalah 72 cm.
b) Roll meter
Roll meter adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengukur jarak suatu
benda terhadap objek lain. Alat ini digunakan pada praktikum analisa vegetatif
yang berguna untuk mengukur jarak titik pertama terhadap pohon pertama yang
terdekat dari titik. Satuan dari roll meter ini adalah cm. Roll meter ini biasanya
juga dipergunakan untuk mengukur diameter pohon yang lebih dari 150 cm.
c) Refraktometer
Refraktometer berfungsi untuk mengukur salinitas atau tingakat kegaraman
pada perairan. Ketika melihat hasil pengamatan dari alat ini, lihat bagian kanan,
karena ketika dicermati bagian kiri hasil pengamatan bukanlah tingkat salinitas
namun tingkat densitas. Semakin putih hasil pengamatan maka semakin tinggi
pula tingkat salinitas pada perairan tersebut.
4.2.5 Pos kelima
Pada pos kelima, diperkenalkan alat yang digunakan untuk mengambil sampel
(plankton) yang bertujuan untuk mengetahui adanya indikasi pencemaran perairan
pada suatu lokasi.
a) Net plankton adalah jaring yang terbuat dari nilon dan berbentuk kerucut
dengan berbagai ukuran, rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter dari
mulutnya. Jaring ini berfungsi untuk menyaring air serta plankton yang berada
didalamnya.
Terdapat 2 metode yang digunakan untuk mengambil sampel (plankton) yaitu:
1. Metode tuang
Diambil sampel dari perairan yang akan di teliti sebanyak 10x dengan
menggunakan timba (10liter/timba). Tiap pengambilan tuangkan dalam net
plankton kemudian dilepaskan penjepit tabung dari net plankton, selanjutnya
masukkan air tersebut pada botol yang telah disediakan dan kemudian
ditambahkan formalin 40% dengan perbandingan 9:1. Pemberian formalin
tersebut berfungsi untuk mengawetkan plankton.
2. Metode lempar
26

Diulurkan tali sepanjang 10 meter dan diberi tanda agar lebih mudah. Panjang
tali harus 10 meter agar plankton yang terdapat di tengah perairan dapat terjaring.
Lempar net plankton, lalu ditarik secara perlahan dan diupayakan dalam keadaan
konstan atau stabil. Hal ini dilakukan untuk menjaga posisi net plankton selalu
tepat di bawah permukaan dan mendapatkan berbagai jenis plankton, selanjutnya
air diambil pada saluran atau tabung net plankton dan dimasukan pada botol yang
ditambahkan formalin 40% dengan perbandingan 9:1.
Penjelasan diatas, membuktikan semakin banyak jenis plankton maka semakin
rendah tingkat pencemaran suatu perairan.
4.2.6 Pos keenam
Pada pos keenam diperkenalkan mengenai alat yang digunakan untuk
mengambil benthos atau hewan yang ada pada dasar perairan. Ada 3 macam alat
yang digunakan untuk mengambil substrat, diantaranya :
a) Surber net
Alat ini digunakan pada perairan yang dangkal. Cara menggunakannya yaitu
diarahkan atau didorong surber net hingga ke dasar perairan dan berlawanan arus.
Hal ini dilakukan agar substrat yang ada pada dasar perairan dapat masuk ke
jaring.
b)Ponar grab
Alat ini digunakan pada perairan yang dalam atau lokasi perairan yang tidak
ada air nya. Contohnya di danau atau laut. Cara kerja ponar grab yaitu lubang
yang terdapat di tengahtengah lengan penghubung dengan pin berpegas dikunci
supaya tetap terbuka saat diturunkan ke perairan. Penurunan ponar grab
dilakukan dengan menjaga tali agar tidak kendor sampai ke dasar perairan untuk
menjaga kunci berpegas tidak lepas, saat sampai pada dasar perairan, tali
dikendorkan agar kunci berpegas terlepas lalu diangkat kembali ke permukaan,
kunci yang tidak berpegas digunakan untuk mengunci lengan supaya tetap terbuka
saat menuang hasil dari substrat yang didapat. Sampel substrat yang didapat
diletakkan disuatu tempat untuk dipisahkan antara substrat dengan benthos yang
terdapat dalam sampel.
c) Kick net
27

Kick net memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan surber net yaitu
digunakan pada perairan yang dangkal dan berarus cukup deras. Cara kerja atau
penggunaanya sama seperti surbernet, yaitu di dorong dengan arah yang
berlawanan dengan arah datangnya arus perairan. Jarak dari tepi perairan adalah
10 meter, agar mendapatkan hasil benthos yang maksimal.
4.2.7 Pos ketujuh
Mengenal alat yang digunakan untuk mengukur oksigen terlarut atau DO
(Disolved Oxygen) secara manual dengan metode winkler yaitu titrasi winkler.
Cara kerja mengukur DO dengan metode winkler yaitu alkali iodida azida dan
MnSO4 dimasukan pada botol winkler yang diisi air kemudian dikocok hingga
terbentuk gumpalan. Untuk menghilangkan gumpalan, ditambahkan H2SO4 pekat
lalu dipindahkan ke tabung erlenmeyer. Na2S2O3 ditambahkan pula kedalam
tabung erlenmeyer sebagai titrasi DO hingga berwarna kuning muda dan
dilanjutkan dengan dipindahkan ke buret, selanjutnya ditambahkan larutan kanji
sebanyak 3 tetes sampai warna larutan menjadi biru, setelah itu dititrasi kembali
dengan Na2S2O3 ditambahkan kelarutan kanji hingga larutan menjadi tidak
berwarna dan catat volume akhirnya. Metode ini terjadi titrasi sebanyak dua kali
dan larutan kanji ditambahkan untuk mengetahui adanya indikator I2.
4.2.8 Pos kedelapan
Dikenalkan alat yang digunakan untuk praktikum daya dukung lingkungan
dengan paramecium sebagai indikator utamanya. Alat yang digunakan adalah
hand counter untuk menghitung banyaknya paramecium, sedgewick rafter cell
sebagai tempat menaruh sampel (paramecium), larutan kanji serta mikroskop
binokuler. Cara kerja dari daya dukung lingkungan suatu tempat yaitu
dikembangbiakan paramecium terlebih dahulu, kemudian diambil 1 tetes dan
ditambahkan larutan JKJ pada sedgewick rafter cell sampai penuh, kemudian
ditutup dengan cover glass dan diamati pada mikroskop. Penutupan dilakukan
mulai dari pinggir agar tidak terdapat gelembung udara didalamnya, sedangkan
fungsi ditambahkan larutan JKJ adalah agar paramecium tidak dapat

28

berkembangbiak (mati). Dari keterangan diatas, semakin banyak paramecium


yang ada pada saat diamati maka semakin baik daya dukung lingkungannya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Alat yang digunakan dalam pengenalan alat praktikum Ekologi Umum
adalah luxmeter, secchi disk, pH meter, refractometer, ponar grab, kick net,
subber net, plankton net, turbidimeter, DO meter, callipers, roll meter,
jangka sorong, neraca Ohauss, statif, klem, buret, corong, pipet ukur, botol
winkler, bola penghisap, termometer air raksa, sling psychometer, dan
sedgewick rafter cell.
2. Fungsi dari masing-masing alat praktikum Ekologi umum sebagai berikut :

Luxmeter digunakan untuk menghitung intensitas cahaya atau


banyaknya cahaya yang masuk dalam air.

Termometer digunakan untuk mengukur suhu dari sampel air yang


diambil dari perairan yang diuji.

pH Pen berfungsi untuk mengukur pH atau tingkat keasaman suatu


benda.

Secchi disk berfungsi untuk mengukur penetrasi cahaya dalam air


dengan satuan meter, atau sejauh manakah cahaya dapat menembus
air.

Sling Phychrometer digunakan untuk mengukur kelembaban suatu


daerah, alat ini mempunyai bagian basah dan kering.

DO meter berfungsi untuk mengukur DO (Dissoled Oxygen).

Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter benda yang

29

berukuran relatif kecil.

Neraca berfungsi untuk mengukur berat suatu benda dengan satuan


gram

Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat


kekeruhan air pada suatu daerah.

Callipers berfungsi mengukur diameter batang pohon yang


ditunjuk adalah hasil pengukuran dalam satuan centimeter.

Roll meter berfungsi untuk megukur jarak suatu benda terhadap


objek lain, dalam praktikum ini digunakan untuk mengukur jarak
titik acuan terhadap jarak pohon terdekat.

Refraktometer berfungsi untuk mengukur tingkat salisitas suatu


perairan.

Net plankton mengambil sampel (plankton) pada perairan.

Surber net mengambil substrat (benthos) di dasar perairan.

Ponar grab mengambil substrat (benthos) di perairan dalam.

Kick net mengambil substrat (benthos) di perairan yang sedikit


dalam.

Botol winkler wadah sampel percobaan.

Mikroskop Binokuler mengamati objek kajian yang berukuran


nanometer

Sedgewick rafter cell berfungsi sebagai tempat objek yang akan

30

diamati

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.http://faktaipa.blogspot.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
pukul 01.38 WIB)
Anonim.2009.www.boyuaquarium.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
pukul 01.40 WIB)
Anonim.2011.www.fishersci.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul
01.47 WIB)
Anonim.2013.www.szsuji.com (Diakses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 01.50
WIB)
Anonim.2014.www.amazone.com (Diakses pada tanggal 11 Maret 2016 pukul
08.00 WIB)
Anonim.2010.www.mbhes.com (Diakses pada tanggal 11 Maret 2016 pukul 08.05
WIB)
Anonim.2012.www.violininformation.webs.com (Diakses pada tanggal 11 Maret
2016 pukul 08.10 WIB)
31

Anonim.2010.www.gpsmurah.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul


08.14 WIB)
Anonim.2009.www.hardciderhub.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016
pukul 08.20 ..............WIB)
Anonim.2010.www.dinomarket.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul
08.25 WIB)
Anonim.2012.www.3bscientific.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul
08.28 WIB)
Anonim.2011.www.bukalapak.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul
08.35 WIB)
Anonim.2010.www.forestry-supliers.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016
pukul 08.48 .............WIB)
Anonim.2006.www.coleparner.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul
08.55 WIB)
Anonim.1998.www.nhbs.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 09.02
WIB)
Anonim.2005.www.tokopedia.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul
09.10 WIB)
Anonim.2014.www.2spi.com (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 09.15
WIB)
Anonim.2012.www.lingkaran-pengetahuan.blogspot.com (Diakses pada tanggal
12 Maret .............2016 pukul 09.22 WIB)
Anonim.2004.id.wikipedia.org (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 09.30
WIB)
Anonim.2010.www.analiticlaboratory.com (Daikses pada tanggal 12 Maret 2016
pukul 09.42 .............WIB)
Basuki. 1998. Prinsip Kerja Alat Ukur. Jakarta : Dikmenjur
Haddy, S. 1989. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali Press
Linsley, K. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur, Jakarta : Erlangga

32

Odum,E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi (Terjemahan). Yogyakarta : Gadjah Mada


University ...........Press.
Resosoedarmo, dkk. 1993. Pengantar Ekologi. Jakarta : Remaja Rosdakaya
Richard, P.W. 1966. The Tropical Rain Forest an Ecological Study. London:
Cambridge University Press.
Suwardjo. 2008. Iklim dan Cuaca. Jakarta : Bumi aksara
Syafei, S.E. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Tatang. 2006. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bandung : Binacipta
Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta :Universitas
Indonesia

33

Anda mungkin juga menyukai