Menurut Laksmi (2008:52) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang
berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja
dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau
direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir.
Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu
pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan.
Standar operasional prosedur laboratorium adalah aturan, tata cara atau pedoman yang
mencakup perihal bagaimana setiap pengguna laboratorium harus bersikap selama
menjalankan kegiatan di laboratorium, dan juga digunakan sebagai suatu sarana untuk
menciptakan kondisi dan sistem kerja yang efektif.
Terdapat peran atau fungsi lain SOP laboratorium yang lain, seperti menurut Mustafa (2011),
yaitu:
Dirmania (2006) menyatakan bahwa tujuan adanya Standar Operasinal Prosedur saat bekerja
di laboratorium antara lain :
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
Struktur organisasi telah diatur dalam standar operasional kerja, dengan adanya aturan
tersebut lebih jelas siapa dan bagaiman perannya dalam laboratorium. Hal tersebut
dimaksudakan agar peran yang sudah diberikan dapat dipertanggung jawabkan
dengan sebaik-baiknya oleh tiap pegawai dan tiap tingkatan organisasi.
2. Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit
breaker) dan perhatikan cara menyala dan mematikannya.
Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan
pada laboran atau petugas laboratorium.
Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik
(sengatan listrik/strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang
terkelupas, dll.
Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain.
Keringkan bagian tubuh yang basah misalnya keringat atau sisa air wudhu.
Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas di laboratorium.
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus
listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti pengguna laboratorium jika hal itu
terjadi:
Jangan panik.
Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik.
Bantu pengguna laboratorium yang tersengat arus listrik untuk
melepaskan diri dari sumber listrik.
Beritahukan dan minta bantuan laboran atau orang di sekitar anda tentang
terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
A. Sebelum Praktik
Halide (2008: 6-7) menyatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan praktik di laboratorium antara lain:
1. Ketua Program Studi bersama dengan Kepala laboratorium, teknisi dan
analis/laboran mengadakan rapat membahas kesiapan kegiatan praktik dua pekan
sebelum kegiatan tersebut mahasiswa dilakukan;
2. Kepala Laboratorium bersama dengan teknisi/laboran mengecek kesiapan dan
kelayakan alat yang akan digunakan satu pekan sebelum kegiatan praktikum
dimulai;
3. Kepala dan penanggungjawab laboratorium mengecek kesiapan job-sheet masing-
masing laboratorium;
4. Laboran menyerahkan daftar catatan alat kepada mahasiswa/dosen untuk di isi alat
apa saja yang akan dipinjam;
5. Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok mahasiswa/dosen;
6. Mahasiswa (ketua kelompok)/dosen bersama dengan teknisi/ analis/laboran
bersama-sama mengecek kelayakan alat yang dipinjam;
7. Jika terjadi ketidaklayakan, alat akan dikembalikan kepada laboran/teknisi dan
dicatat dalam buku kerusakan alat;
8. Dosen penanggung jawab diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang
diketahui oleh penanggung jawab laboratorium sebelum melakukan praktikum.
B. Selama Praktik
Menurut Halide (2008: 7) selama melakukan praktikum terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan diantaranya :
1. Sebelum masuk praktik mahasiswa harus menggunakan jas praktik sesuai dengan
ketentuan dan tidak membawa tas masuk ke laboratorium;
2. Mahasiswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam praktik
sampai dengan selesainya praktik;
3. Dosen menjelaskan cara penggunaan alat kepada mahasiswa praktikan baik yang
standar maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya;
4. Mahasiswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik dan
diamati oleh dosen pembimbing (jobsheet).
C. Selesai Praktik
Halide (2008: 7) menyatakan setelah selesai melakukan praktik terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Mahasiswa membersihkan alat yang telah digunakan dan mengembalikannya
kepada teknisi/laboran.
2. Teknisi/Laboran memeriksa kelayakan alat jika rusak/hilang maka teknisi/laboran
mencatat sebagai alat yang ditinggalkan dan harus diganti oleh peminjam.