Anda di halaman 1dari 13

DESKRIPSI PENGETAHUAN ALAT PRAKTIKUM KIMIA DAN

KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA MAN 1 PONTIANAK

Putri Maya Juvitasari, Husna Amalya Melati, Ira Lestari


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan
Email : putrimayajuvitasari@gmail.com

Abstract
The importance of knowledge of laboratory practicum equipment for labor safety and
knowledge of the tools that affect the students psychomotor ability and the
implementation of the practicum that requires good of the toolsl to facilitate the lab
activities then conducted research to know the knowledge of chemistry practicum and
psychomotor ability of students MAN 1 Pontianak . This study aim to described the
knowledge of students 'chemical practicum tools and to describe students' psychomotor
abilities. The research method used in this research is descriptive method. The sample
selected using purposive random sampling technique that is class XI MIPA 3. The data
collection tool used is a matter of chemistry practicum knowledge test and student
psychomotor ability assessment sheet. Based on the result of the research, it is found
that student’s knowledge about chemistry laboratory equipment has average value 74.
This value indicates that student succeed with category Good. Psychomotor ability of
student to the tools and glassware of chemistry laboratory has the average value of 83.
The value indicates that students have psychomotor ability with Good category
Keywords: Knowladge of Practicum Tools, Psychomotor Ability, Solvent making and
dilution.

PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah ilmu yang bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan
berlandaskan eksperimen, artinya bahwa tidak kerja di laboratorium merupakan dambaan
mungkin belajar kimia tanpa laboratorium. bagi setiap individu yang sadar akan
Laboratorium akan membantu siswa kepentingan kesehatan, keamanan, dan
memahami konsep-konsep kimia, kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat
membuktikan berbagai konsep dan melakukan dan aman berarti menurunkan resiko
penelitian sederhana. Bekerja di laboratorium kecelakaan.
tidaklah sama dengan belajar di dalam kelas, Berbagai peristiwa kecelakaan yang
untuk dapat bekerja di laboratorium siswa pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar
dituntut aktif dan terampil melakukan belakang pentingnya bekerja dengan aman di
praktikum (Wahyuni:2008). laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal
Laboratorium adalah suatu tempat yang dari bahan–bahan kimia. Selain itu
disediakan bagi siswa agar dapat melakukan pengetahuan yang kurang mengenai alat–alat
percobaan. Percobaan yang dilakukan dapat mendatangkan bahaya yang mungkin
menggunakan berbagai bahan kimia, terjadi ketika bekerja di laboratorium (Onggo,
peralatan gelas dan instrumen khusus yang 2002). Sebagai contoh pada proses pemanasan
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan zat dalam tabung reaksi harus menggunakan
bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. penjepit tabung kemudian saat memanaskan,
Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena mulut tabung tidak boleh diarahkan ke tempat
kelalaian atau kecerobohan kerja, hal ini penyimpanan zat kimia/tempat yang ada
dapat membuat orang tersebut cedera, dan orang, hal ini untuk menghindari percikan zat

1
tersebut saat pemanasan. Selain itu, tabung penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada
reaksi harus digerak–gerakan (kadang di atas pada individu (Sudjana : 2010).
api kadang di luar api) sehingga tabung tidak Kegiatan belajar keterampilan berfokus
pecah karena kepanasan (Hendayana, 1994). pada pengalaman belajar di dalam dan melalui
Pengetahuan singkat tersebut diharapkan gerak yang dilakukan peserta didik. Gerak
setiap individu dapat bertanggung jawab dapat disebutkan dengan berbagai istilah
untuk menjaga keselamatan kerja di seperti motor learning, motor skill,
laboratorium dengan sebaik–baiknya. psychomotor skills, dan skill performance,
Berdasarkan wawancara dengan guru maksud dari gerak (motor) disini adalah
mata pelajaran kimia MAN 1 Pontianak. gerak, stimulus dan respons. Ketiga unsur itu
Kecelakaan yang terjadi di laboratorium menumbuhkan pola gerak yang terkoordinasi
sekolah terjadi karena kelalaian dalam pada diri peserta didik. Kegiatan belajar
menggunakan alat maupun ketidaktahuan terjadi apabila peserta didik menerima
dalam mengenal alat, selama ini kegiatan stimulus kemudian merespon dengan
praktikum di laboratorium sering kali terjadi menggunakan gerak (Sudjana : 2000).
kecelakaan seperti tabung reaksi dan gelas Psikomotor berhubungan deengan kata
ukur yang pecah akibat kelalaian siswa dalam “motor” dan “sensory motor”. Ranah
menggunakan alat, sehingga kegiatan psikomotor berhubungan erat dengan kerja
praktikum menjadi terhambat dan terganggu. otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh
Penggunaan alat yang tidak hati–hati dan atau bagian – bagiannya (Arikunto : 2002).
kurangnya pengetahuan tentang prosedur Kemampuan yaitu kesanggupan, kecakapan,
kerja menjadi salah satu masalah dalam kekuatan. Psikomotor yaitu berhubungan
melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan
praktikum menjadi terhambat dan waktu yang proses mental. Kemampuan psikomotorik
digunakan untuk praktikum menjadi tidak adalah kecakapan yang berhubungan dengan
efisien. aktivitas fisik berupa penampilan selama
Berdasarkan wawancara dengan guru kegiatan praktikum. Kemampuan psikomotor
kimia MAN 1 Pontianak pada tanggal 18 merupakan keterampilan bertindak atau dalam
Januari 2017, selama ini kegiatan praktikum berprilaku (Sudjana : 2010).
yang berjalan di sekolah sering kali Pembelajaran kimia melibatkan
menunjukkan adanya ketergantungan antara keterampilan dan penalaran, siswa tidak hanya
satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu dituntut untuk memahami teori saja tetapi
kelompok praktikum. Siswa yang aktif akan siswa juga harus mampu mengembangkan
memilih untuk mengoperasikan alat, keterampilan proses kerja ilmiahnya. Aspek
sedangkan yang lainya saat praktikum mereka psikomotorik sangat penting untuk
cenderung lebih memilih mencatat data ditingkatkan dalam pembelajaran kimia.
daripada mengoperasikan alat, sehingga Siswa tidak hanya dituntut untuk belajar
dalam praktikum didominasi oleh sebagian rumus–rumus atau menghafal fakta saja, tetapi
siswa saja dan siswa mengoperasikan alat juga harus mampu mengembangkan
tidak sesuai dengan prosedur penggunaan alat. keterampilan hidup, hal ini menjadikan
Kegiatan praktikum merupakan salah satu kemampuan psikomotorik mutlak untuk
proses belajar bagi siswa. Belajar adalah suatu diberikan kepada siswa agar tidak
proses yang ditandai dengan adanya menimbulkan kesenjangan antara pemahaman
perubahan pada diri seseorang. Perubahan konsep teoritis dengan gejala nyata yang
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan terkait dengan konsep tersebut (Dahniar :
dalam berbagai bentuk seperti perubahan 2007).
pengetahuannya, pemahaman, sikap dan Menurut Setyosari (dalam Dahniar, 2007
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan : 1), penilaian psikomotor penting untuk
dan kemampuannya, daya reaksinya, daya melatih keterampilan motorik yang
berhubungan dengan anggota tubuh atau

2
tindakan yang memerlukan koordinasi antara memberi nilai tambah bagi penilaian
syaraf dan otot. Penilaian psikomotorik psikomotorik siswa.
merupakan penilaian yang menghendaki Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peserta didik menampilkan sikap, Julia Dian Wijayati (2015) diperoleh bahwa
menggunakan pengetahuan dan keterampilan pengetahuan laboratorium peserta didik
yang diperoleh dari pembelajaran dalam dengan kriteria sangat baik dan kemampuan
melakukan tugas pada situasi yang psikomotorik peserta didik dengan kriteria
sesungguhnya. Menurut Kusnandar (2007), baik. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
untuk mengukur ranah psikomotor, indikator Indra Sakti (2009), hasil penelitian diperoleh
yang digunakan disesuaikan dengan jenis bahwa pengetahuan alat praktium fisika siswa
kegiatan yang dilakukan. adalah baik dan kemampuan psikomotorik
Guru selama ini lebih menekankan pada siswa adalah sangat baik.
penilaian kognitif atau pengetahuan saja Pentingnya pengetahuan alat praktikum
sedangkan penilaian psikomotorik belum kimia untuk keselamatan kerja di
sepenuhnya dilakukan. Penilaian kognitif laboratorium dan pengetahuan alat yang
salah satunya adalah kemampuan siswa dalam berpengaruh terhadap kemampuan
mengenal alat–alat laboratorium kimia. Hasil psikomotorik siswa serta pelaksanaan
wawancara dengan guru kimia di kelas X praktikum yang memerlukan penguasaan
MIPA 2 MAN 1 Pontianak diperoleh data alat–alat dengan baik untuk memperlancar
nilai rata-rata kemampuan siswa dalam kegiatan praktikum maka dilakukan penelitian
menyebutkan dan mengetahui alat–alat kimia untuk mengetahui pengetahuan alat
pada materi keselamatan kerja di laboratorium praktikum kimia dan kemampuan
adalah sebesar 76,33. Namun ketika psikomotorik siswa MAN 1 Pontianak.
praktikum dilaksanakan guru tidak melihat
atau memantau proses siswa dalam METODE PENELITIAN
melakukan praktikum. Penilaian Metode penelitian yang digunakan pada
psikomotorik siswa dilihat pada produk atau penelitian ini adalah metode deskriptif yang
hasil akhir kerja siswa. Penilaian dalam proses bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan
praktikum tidak menggunakan lembar alat praktikum dan kemampuan psikomotorik
observasi, sehingga banyak siswa yang hanya siswa kelas XI MIPA 3 MAN 1 Pontianak.
mementingkan hasil akhir praktikum Prosedur penelitian disusun dengan
dibandingkan proses praktikum. tujuan agar langkah-langkah penelitian lebih
Pengetahuan alat merupakan salah satu terarah pada permasalahan yang
faktor yang penting untuk mendukung dikemukakan, prosedur yang dilakukan dalam
kegiatan praktikum. Siswa akan terampil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
dalam praktikum apabila mereka mempunyai Melakukan observasi pra riset di sekolah, (2)
pengetahuan mengenai alat–alat praktikum Mengidentifikasi masalah, (3) Merumuskan
yang meliputi nama alat, fungsi alat dan cara masalah, (4) Memilih sampel penelitian secara
menggunakannya. Pengetahuan alat yang random dari suatu populasi, (5) Melakukan
kurang akan mempengaruhi kelancaran saat pengukuran pengetahuan alat praktikum
praktikum, selama praktikum siswa dilibatkan (dengan soal tes), (6) Pelaksanaan praktikum
aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia sekaligus melakukan penilaian psikomotorik
(Soetarto : 2008). Siswa yang menguasai alat siswa. (7) Melakukan analisis data untuk
dengan baik akan lebih terampil dan teliti mengetahui pengetahuan alat praktikum kimia
dalam praktikum sehingga siswa memperoleh dan kemampuan psikomotorik siswa.
hasil praktikum seperti yang diharapkan. Oleh Pengambilan sampel dalam penelitian ini
karena pelaksanaan praktikum melibatkan dilakukan dengan teknik purposive random
alat–alat, maka perlu penguasaaan tentang sampling, yaitu secara acak dipilih satu kelas
alat–alat praktikum dengan baik sehingga sebagai sampel adalah kelas XI MIPA 3.
dapat menunjang kelancaran praktikum dan

3
Teknik Pengukuran dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data nilai HASIL PENELITIAN DAN
pengetahuan alat praktikum siswa dan data PEMBAHASAN
nilai kemampuan psikomotorik siswa kelas XI
MIPA 3 MAN 1 Pontianak. Adapun alat yang Pengetahuan Alat Praktikum Kimia
digunakan adalah menggunakan lembar uji Berdasarkan hasil pengolahan data
soal pengetahuan alat praktikum dan lembar penelitian diperoleh nilai pengetahuan alat
observasi kemampuan psikomotorik. Teknik praktikum siswa dan kemampuan
Observasi dalam penelitian ini digunakan psikomotorik. Tabel 1 menunjukkan nilai rata-
untuk memperoleh data tentang kemampuan rata pengetahuan alat praktikum siswa pada
psikomotorik siswa kelas X MIPA 2 Man 1 alat-alat laboratorium kimia dan kategori
Pontianak. Adapun alat yang digunakan penilaian pengetahuan pada tiap indikator.
adalah menggunakan lembar observasi
kemampuan psikomotorik.
Tabel 1. Pengetahuan Alat Praktikum Kimia Siswa Tiap Indikator
Nilai Rata-rata Kategori
No Nama Alat
1 2 3 1 2 3
1 Gelas Kimia 100 54 77 A D B
2 Gelas Ukur 100 51 97 A D A
3 Corong 100 66 69 A C C
4 Batang Pengaduk 100 91 94 A A A
5 Labu Ukur 100 20 34 A E E
6 Botol Semprot 97 77 74 A B B
7 Spatula 100 31 31 A E E
8 Pipet Tetes 100 54 57 A D D

1. Gelas Kimia Indikator ketiga adalah siswa dapat


Tabel 1 menunjukkan bahwa pada menyebutkan fungsi dari alat yang
seluruh siswa dapat menyebutkan nama alat ditanyakan. Berdasarkan data hasil penelitian
gelas kimia dengan tepat dan benar. Hal ini sebagian besar siswa dapat menyebutkan
berarti bahwa seluruh siswa telah mengetahui fungsi gelas kimia dengan benar. Siswa yang
nama gelas kimia yang digunakan. menjawab benar menyebutkan bahwa fungsi
Pengetahuan siswa dalam menyebutkan nama gelas kimia adalah menampung zat kimia
alat laboratorium dikategorikan berhasil. (padatan/cairan) dan sebagai media
Selain mengetahui nama alat, sebagian besar pemanasan. Jawaban siswa yang salah
(54%) siswa dapat menjelaskan cara menyebutkan bahwa fungsi gelas kimia
penggunaan gelas kimia. Siswa dapat adalah untuk mereaksikan zat dalam skala
menjelaskan cara menggunakan gelas kimia besar untuk mengukur larutan. Pengetahuan
adalah dengan memasukkan atau menuangkan siswa dalam menyebutkan fungsi alat
zat berupa padatan atau cairan ke dalam gelas laboratorium dikategorikan berhasil karena
kimia.Siswa yang salah dalam menjawab cara 74% siswa mampu menyebutkan fungsi gelas
menggunakan gelas kimia sebagian besar kimia.
siswa menjelaskan bahwa gelas kimia
digunakan dengan cara memasukkan dua zat 2. Gelas Ukur
ke dalam gelas kimia dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
direaksikan.Pengetahuan siswa dalam pada indikator menyebutkan nama alat gelas
menjelaskan cara penggunaan alat yang ukur, seluruh siswa menjawab dengan benar.
ditanyakan dikategorikan belum berhasil Hal ini menunjukkan kemampuan siswa
karena hanya 54% siswa yang mampu dalam menyebutkan nama gelas ukur
menjelaskannya. dikategorikan berhasil sebab semua siswa

4
menjawab dengan benar. Selain menyebutkan meletakkan corong pada wadah yang
nama alat, sebagian siswa mampu memiliki mulut sempit dan diganjal atau
menjelaskan cara penggunaan gelas ukur. diangkat sedikit sehingga ada jarak antar
Siswa yang menjawab benar cara dinding corong dan wadah. Sebagian siswa
menggunakan gelas ukur adalah sebanyak tidak dapat menjelaskan secara lengkap cara
51%. Banyak siswa yang kurang tepat dalam penggunaan corong. Siswa menjawab cara
menjelaskan cara penggunaan gelas ukur. penggunaan corong adalah dengan
Siswa yang kurang tepat dalam menjelaskan meletakkan corong diatas tempat atau gelas
cara penggunaan gelas ukur menjawab bahwa ukur. Siswa hanya mampu menjelaskan
gelas ukur digunakan dengan cara bahwa corong hanya diletakkan diatas tempat
menuangkan larutan ke dalam gelas ukur. saja. Jawaban tersebut kurang tepat karena
Jawaban tersebut kurang lengkap. Gelas ukur belum menjelaskan cara penggunaan corong
digunakan dengan cara memasukkan larutan yang tepat. Kemampuan siswa dalam
yang akan di ukur, cara membaca adalah menjelaskan cara penggunaan corong
dengan melihat pada permukaan air tersebut dikategorikan berhasil.
pada arah mendatar, arah penglihatan dan Indikator ketiga adalah menyebutkan
mata harus benar- benar horizontal tidak boleh fungsi corong. Sebanyak 69% siswa
dari arah atas maupun dari arah bawah. menjawab benar. Fungsi corong adalah untuk
Kemampuan siswa dalam menjelaskan cara memudahkan memasukkan cairan ke dalam
penggunaan gelas ukur dikategorikan belum wadah dengan mulut sempit. Siswa yang
berhasil. menjawab salah menyebutkan bahwa fungsi
Indikator ketiga adalah menyebutkan corong adalah agar cairan yang dimasukkan
fungsi alat gelas ukur. Siswa yang menjawab tidak berlebih. Selain itu, siswa juga
benar sebanyak 97%. Secara garis besar siswa menjawab fungsi corong adalah untuk
dapat menjawab fungsi gelas ukur yakni memasukkan larutan ke dalam gelas kimia.
mengukur volume larutan yang tidak Kemampuan siswa dalam menyebutkan
memerlukan tingkat ketelitian tinggi. fungsi corong dikategorikan berhasil sebab
Terdapat 1 orang siswa yang salah dalam sebagian siswa mampu menyebutkan fungsi
menyebutkan fungsi gelas ukur. Siswa corong.
tersebut menyebutkan bahwa fungsi gelas
ukur adalah untuk menyimpan cairan yang 4. Batang Pengaduk
sudah larut. Siswa tersebut hanya dapat Berdasarkan hasil penelitian diketahui
menyebutkan nama tetapi tidak dapat bahwa seluruh siswa dapat menyebutkan
menjelaskan cara dan menyebutkan fungsi nama batang pengaduk. Hal ini menunjukkan
dari gelas ukur. Kemampuan siswa dalam bahwa seluruh siswa dalam penelitian
menyebutkan fungsi gelas ukur dikategorikan mengetahui nama batang pengaduk.
berhasil, sebab hanya satu orang siswa yang Kemampuan siswa dalam menyebutkan nama
tidak dapat menyebutkan fungsi gelas ukur batang pengaduk dikategorikan berhasil.
dengan benar. Selain itu, terdapat 91% siswa yang dapat
menjawab dengan benar cara menggunakan
3. Corong batang pengaduk. Siswa menjawab cara
Hasil penelitian menunjukkan seluruh menggunakan batang pengaduk adalah
siswa dapat menyebutkan nama corong. Hal dengan cara diaduk. Sebagian lagi siswa
ini menunjukkan bahwa seluruh siswa mengkosongkan lembar jawaban mereka.
mengetahui nama alat tersebut. Kemampuan Siswa seharusnya bisa menjelaskan
siswa dalam menyebutkan nama alat corong bagaimana cara menggunakan alat.
dikategorikan berhasil. Kemampuan siswa dalam menjelaskan cara
Terdapat 66% siswa yang benar dan tepat penggunaan batang pengaduk dikategorikan
dalam menjawab cara penggunaan corong. berhasil.
Cara penggunaan corong yang tepat adalah

5
Indikator selanjutnya adalah siswa 6. Botol Semprot
mampu menyebutkan fungsi batang Hasil penelitian menunjukkan 97% siswa
pengaduk. Sebanyak 94% siswa mampu mampu menyebutkan nama botol semprot
menyebutkan fungsi batang pengaduk. Hal dengan benar. Siswa yang menjawab salah
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar menyebutkan bahwa nama alat botol semprot
siswa mengetahui fungsi batang pengaduk. adalah akuades. Kemampuan siswa dalam
Siswa menjawab bahwa fungsi batang menyebutkan nama botol semprot
pengaduk adalah untuk mengaduk suatu dikategorikan berhasil.
campuran dan untuk membantu menuanngkan Pada indikator kedua tentang cara
larutan dalam proses penyaringan. Siswa yang penggunaan botol semprot, sebanyak 77%
salah tidak menjawab pertanyaaan atau siswa mampu menjelaskan cara penggunaan
mengkosongkan lembar jawaban. botol semprot. Siswa menjelaskan bahwa cara
Kemampuan siswa dalam menyebutkan penggunaan botol semprot adalah dengan
fungsi batang pengaduk dikategorikan menekan badan botol untuk mengeluarkan air
berhasil. dan diarahkan ke tempat yang akan dialiri air.
Siswa lain menjawab bahwa cara penggunaan
5. Labu Ukur botol semprot yaitu dengan cara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disemprotkan. Terdapat juga siswa yang tidak
seluruh siswa mampu menyebutkan nama menjawab. Kemampuan siswa dalam
labu ukur. Hal ini menunjukkan bahwa menjelaskan cara penggunaan botol semprot
seluruh siswa mengetahui nama labu ukur. dikategorikan berhasil.
Kemampuan siswa dalam menyebutkan nama Indikator ketiga yaitu menyebutkan
gelas ukur dikategorikan berhasil. Sementara fungsi botol semprot, diketahui bahwa 74%
itu hanya 7 orang siswa (20%) yang mampu siswa menjawab dengan benar fungsi botol
menjelaskan cara penggunaan labu ukur semprot. Siswa menyebutkan bahwa fungsi
dengan benar, yaitu dengan cara memasukkan botol semprot adalah untuk menyimpan
larutan dan diencerkan hingga tanda batas. akuades dan mengaliri air untuk
Banyak siswa yang tidak dapat menjelaskan membersihkan cairan atau padatan. Hal
cara penggunaan labu ukur, mereka menjawab tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
cara penggunaan gelas ukur yaitu dengan siswa mengetahui fungsi botol semprot. Siswa
memasukkan larutan saja dan tidak menjawab lainnya menuliskan jawaban yang beragam.
pertanyaan atau mengosongkan lembar Secara umum siswa menjawab bahwa fungsi
jawaban. Kemampuan siswa dalam botol semprot adalah untuk memasukkan air
menjelaskan cara penggunaan labu ukur ke dalam gelas ukur atau labu ukur (Gambar
dikategorikan belum berhasil. 4.12). Jawaban tersebut belum tepat dalam
Indikator ketiga yaitu menyebutkan menyebutkan fungsi botol semprot.
fungsi labu ukur. Secara umum siswa kurang Kemampuan siswa dalam menyebutkan
mengetahui fungsi labu ukur. Berdasarkan fungsi botol semprot dikategorikan belum
data penelitian hanya 34% siswa yang dapat berhasil.
menyebutkan fungsi dari labu ukur. Siswa
yang menjawab benar menyebutkan bahwa 7. Spatula
fungsi labu ukur adalah untuk membuat dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengencerkan larutan pada volume tertentu. 100% siswa mampu menyebutkan nama alat
Siswa yang menjawab salah menyebutkan spatula. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
bahwa fungsi labu ukur adalah untuk siswa mengetahui nama alat spatula dan
mengukur larutan dalam jumlah banyak, kemampuan siswa dikategorikan berhasil.
mencampur larutan dan mengocok larutan Namun hanya 31% siswa yang menjawab
(Gambar 4.10). Kemampuan siswa dalam dengan benar dan tepat cara penggunaan
menyebutkan fungsi dari labu ukur spatula. Banyak siswa yang belum mampu
dikategorikan belum berhasil. menjelaskan cara penggunaan alat spatula

6
dengan benar. Secara umum siswa menjawab nama pipet tetes dikategorikan berhasil.
cara penggunaan spatula adalah Namun hanya 54% saja yang mampu
kegunaannnya sama seperti sendok atau menjawab dengan benar cara penggunaan
gunakan spatula untuk mengaduk larutan. pipet tetes. Banyak siswa yang belum mampu
Jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa menjelaskan cara penggunaan pipet tetes.
tidak dapat menjelaskan cara penggunaan Jawaban siswa kurang lengkap dan kurang
spatula dengan baik dan benar. Kemampuan menjelaskan bagaimana cara penggunaan
siswa dalam menjelaskan cara penggunaan pipet tetes dengan baik dan benar.
spatula dikategorikan belum berhasil. Kemampuan siswa dalam menjelaskan cara
Pada indikator ketiga hanya 31% siswa penggunaan pipet tetes dikategorikan belum
yang menjawab benar fungsi spatula. Siswa berhasil.
menjawab bahwa fungsi spatula adalah untuk Siswa yang menjawab benar mengatakan
mengambil larutan, mengambil bahan dan bahwa fungsi dari pipet tetes adalah untuk
mengaduk larutan supaya tercampur. Jawaban mengambil larutan dalam jumlah sedikit.
tersebut menunjukkan siswa belum Sedangkan siswa lainnya menyebutkan bahwa
memahami dan mengetahui fungsi spatula. fungsi dari pipet tetes adalah untuk menambah
Spatula digunakan untuk mengambil bahan atau mengurangi larutan dalam gelas ukur atau
kimia padatan bukan larutan. Kemampuan hanya menuliskan untuk mengambil larutan
siswa menyebutkan fungsi spatula saja. Kemampuan siswa dalam menyebutkan
dikategorikan belum berhasil. fungsi pipet tetes dikategorikan belum
berhasil. Hal ini dikarenakan hanya 54% yang
8. Pipet Tetes menjawab benar fungsi pipet tetes.
Terdapat 100% siswa yang menjawab Secara keseluruhan pengetahuan siswa
benar nama pipet tetes. Hal ini menunjukkan tentang alat-alat laboratorium pada ketiga
bahwa seluruh siswa mengetahui nama pipet indikator dapat dilihat pada tabel 2.
tetes. Kemampuan siswa dalam menyebutkan

Tabel 2 : Pengetahuan Alat Laboratorium Siswa


Nilai
No Indikator Siswa Kategori Keputusan
Rata-rata
1 Menyebutkan nama alat 279 99,6 A Berhasil
2 Menjelaskan cara penggunaan 156 55,7 D Belum Berhasil
3 Menyebutkan fungsi alat 187 66,8 C Berhasil

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian masih banyak siswa yang belum memiliki
besar siswa memiliki pengetahuan yang pengetahuan yang bai tentang cara
sangat baik dalam memahami nama-nama alat penggunaan dan fungsi alat praktikum
praktikum yang akan digunakan. Namun (Gambar 1).

7
100 100 97 100 100 100 97 100 100
100 9194
NILAI RATA-RATA
77 7774
80 6669
54 51 5457
60
34 3131
40
20
20

0
Gelas Gelas Corong Batang Labu Botol Spatula Pipet
Kimia Ukur Pengaduk Ukur Semprot Tetes
Indikator menyebutkan nama alat
Indikator menjelaskan cara penggunaan alat
Indikator menyebutkan fungsi alat

Gambar 1 : Pengetahuan Alat Praktikum Siswa

Berdasarkan perhitungan diketahui


bahwa rata-rata nilai pengetahuan alat Kemampuan Psikomotorik
praktikum siswa kelas XI MIPA 3 MAN 1 Kemampuan psikomotorik siswa yang
Pontianak adalah sebesar 74, nilai tersebut di dinilai meliputi keterampilan membuat
atas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) larutan, mengukur volume larutan dan
yakni sebesar 70. Dengan demikian dapat mengencerkan larutan.
dikatakan bahwa secara umum siswa telah
mengetahui alat praktikum khususnya alat- 1. Keterampilan Membuat Larutan
alat yang digunakan untuk membuat dan Penilaian kemampuan psikomotorik
mengencerkan larutan. siswa pada indikator keterampilan membuat
Setelah dilakukan uji pengetahuan alat larutan siswa diharapkan mampu untuk
praktikum kimia selanjutnya siswa melakukan melakukan langkah kerja dalam pembuatan
praktikum pembuatan dan pengenceran larutan dengan baik dan benar. Terdapat 8
larutan. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan aspek keterampilan yang diamati oleh
masing-masing siswa melakukan praktikum pengamat. Kemampuan psikomotor siswa
dengan diawasi oleh pengamat. Terdapat 3 dalam membuat larutan dapat dilihat pada
indikator keterampilan yang diamati pada tabel 3.
masing–masing siswa.

Tabel 3. Keterampilan Siswa dalam Membuat Larutan


No Aspek Keterampilan Jumlah (%) Kategori
1 Memasukkan garam ke dalam gelas kimia 91% Baik Sekali
menggunakan spatula
2 Menambahkan akuades menggunakan botol semprot. 91% Baik Sekali
3 Mengaduk garam menggunakan batang pengaduk 63% Baik
4 Memindahkan larutan garam dari gelas kimia ke 100% Baik Sekali
dalam labu ukur menggunakan corong
5 Membilas corong dengan akuades. 71% Baik
6 Mencukupkan volume hingga batas menggunakan 66% Baik
pipet tetes atau botol semprot.

8
7 Menutup labu ukur menggunakan penutup yang 100% Baik Sekali
sesuai
8 Labu ukur yang berisi larutan dikocok hingga 97% Baik Sekali
homogen.

Pada keterampilan memasukkan garam melakukan praktikum dengan benar. Corong


ke dalam gelas kimia menggunakan spatula dibilas dengan akuades agar sisa-sisa larutan
terdapat 91% siswa yang melakukan yang menempel di corong dapat dibersihkan.
praktikum dengan benar. Contoh kesalahan Siswa yang tidak melakukan dalam praktikum
siswa adalah memasukkan garam ke dalam karena siswa tidak memperhatikan langkah-
gelas kimia menggunakan batang pengaduk. langkah kerja yang diberikan sehingga ada
Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut langkah kerja yang terlewatkan. Hal ini
tidak dapat mempraktikan cara penggunaan menunjukkan siswa kurang teliti dalam
spatula dan tidak mengetahui fungsi spatula melakukan praktikum. Kemampuan siswa
dan batang pengaduk. Kemampuan siswa pada keterampilan membilas corong dengan
pada keterampilan memasukkan garam ke akuades dikategorikan baik.
dalam gelas kimia dikategorikan baik sekali. Sebanyak 66% siswa melakukan
Sebanyak 91% siswa menambahkan keterampilan mencukupkan volume larutan
akuades kedalam larutan menggunakan botol menggunakan pipet tetes atau botol semprot.
semprot. Siswa yang tidak biasa melakukan Siswa yang tidak melakukan praktikum
praktiku tidak menggunakan botol semprot dengan benar menuangkan langsung akuades
untuk menambah larutan tetapi langsung dari gelas kimia tanpa menggunakan botol
menuangkan akuades dari gelas kimia ke semprot dan pipet tetes. Hal ini
dalam larutan. Hal ini menunjukkan bahwa mengakibatkan akuades yang dituang
siswa tersebut tidak mengetahui fungsi botol berlebihan. Hal ini menunjukkan siswa kurang
semprot dalam menambahkan akuades. akurat dan tidak mengaplikasikan penggunaan
Kemampuan siswa pada keterampilan botol semprot ataupun pipet tetes. Siswa juga
menambahkan akuades menggunakan botol kurang hati – hati dalam menuangkan
semprot dikategorikan baik sekali. akuades. Kemampuan siswa pada
Keterampilan mengaduk garam keterampilan mencukupkan volume larutan
menggunakan batang pengaduk telah menggunakan pipet tetes atau botol semprot
dilakukan oleh 63% siswa. Siswa yang salah dikategorikan baik.
melakukan praktikum karena siswa Pada keterampilan menutup labu ukur
menggunakan spatula dalam mengaduk dengan penutup yang sesuai sebanyak 100%
larutan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswa benar dalam melakukan keterampilan
tersebut salah dalam memilih alat dan tidak tersebut. Hal ini menunjukkan siswa
mengetahui alat yang benar untuk mengaduk melakukan langkah kerja dengan baik dan
larutan. Kemampuan siswa pada keterampilan berhati-hati dalam melakukan praktikum.
mengaduk garam menggunakan batang Kemampuan siswa pada keterampilan ini
pengaduk dikategorikan baik. dikategorikan baik sekali.
Pada keterampilan memindahkan larutan Pada keterampilan mengocok labu ukur
garam dari gelas kimia ke dalam labu ukur hingga homogen sebanyak 97% siswa
menggunakan corong terdapat 100% siswa melakukan praktikum dengan benar. Siswa
yang melakukan dengan benar. Hal ini yang tidak mengocok labu ukur tidak
menunjukkan siswa teliti dalam melakukan memperhatikan langkah kerja sehingga
langkah-langkah kerja dan berhati-hati. terlewatkan. Hal ini menunjukkan siswa
Kemampuan siswa pada keterampilan ini tersebut kurang teliti dalam melakukan
dikategorikan baik sekali. praktikum. Kemampuan siswa pada
Pada keterampilan membilas corong keterampilan mengocok labu ukur
dengan akuades, sebanyak 71% siswa yang dikategorikan baik sekali.

9
Secara umum, siswa telah mampu 2. Keterampilan Mengukur Volume
mengaplikasikan penggunaan spatula, batang Larutan
pengaduk, labu ukur, botol semprot, corong Penilaian kemampuan psikomotorik
dan pipet tetes. Siswa juga telah mengetahui siswa pada indikator keterampilan mengukur
fungsi masing-masing alat. Namun, ada volume larutan siswa diharapkan mampu
beberapa siswa yang dalam melakukan untuk melakukan langkah kerja dalam
praktikum kurang berhati-hati dan kurang mengukur volume larutan dengan baik dan
teliti sehingga ada langkah kerja yang tidak benar. Ada 4 aspek keterampilan yang diamati
dilakukan dan terlewati. Siswa yang kurang oleh pengamat. Kemampuan psikomotor
berhati- hati dalam melakukan praktikum siswa dalam mengukur volume larutan dapat
menyebabkan kegagalan dalam melakukan dilihat pada Tabel 4.
praktikum.
Tabel 4. Keterampilan Siswa dalam Mengukur Volume Larutan
No Aspek Keterampilan Jumlah(%) Kategori
1 Memindahkan larutan dari labu ukur ke dalam gelas kimia. 100% Baik Sekali
2 Memasukkan larutan ke dalam gelas ukur menggunakan corong. 86% Baik Sekali
3 Mencukupkan volume dengan menggunakan pipet tetes. 71% Baik
4 Membaca skala pada gelas ukur dengan posisi mata sejajar
dengan batas volume gelas ukur (menggunakan miniskus 57% Cukup
cekung).

Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh tidak berlebih ataupun kurang. Siswa yang
siswa melakukan praktikum memindahkan tidak melakukan praktikum dengan benar
larutan dengan baik dan benar. Hal ini berarti menuangkan langsung larutan tanpa
bahwa siswa mampu melakukan praktikum menggunakan pipet tetes. Hal ini
dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang menunjukkan bahwa siswa kurang teliti dan
diberikan. Kemampuan siswa pada kurang mengetahui fungsi dari pipet tetes.
keterampilan ini dikategorikan baik sekali. Kemampuan siswa pada keterampilan
Sebanyak 86% siswa melakukan mencukupkan volume dengan pipet tetes
keterampilan memasukkan larutan ke dalam dikategorikan baik.
gelas ukur menggunakan corong. Gelas ukur Keterampilan selanjutnya adalah
memiliki mulut yang sempit sehingga perlu membaca skala pada gelas ukur dengan posisi
kehati-hatian dalam menuangkan larutan ke mata sejajar dengan batas volume gelas ukur
dalamnya. Siswa yang tidak berhasil dalam (menggunakan miniskus cekung). Pada
melakukan praktikum tidak menggunakan keterampilan ini ada 57% siswa yang
corong dalam menuangkan larutan ke dalam melakukan praktikum dengan benar. Skala
gelas ukur. Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada gelas ukur dibaca dengan posisi mata
kurang memiliki sikap kehati-hatian dan sejajar dengan menggunakan miniskus
kurang memahami fungsi dan cara cekung, 43% siswa membaca skala pada gelas
menggunakan corong. Kemampuan siswa ukur dengan posisi mata yang tidak sejajar dan
pada keterampilan memasukkan larutan ke menggunakan miniskus cembung. Hal ini
dalam gelas ukur menggunakan corong menunjukkan bahwa siswa kurang teliti dan
dikategorikan baik sekali. kurang mengetahui cara mengukur larutan
Keterampilan selanjutnya adalah dengan baik dan benar. Kemampuan siswa
mencukupkan volume dengan menggunakan pada keterampilan membaca skala
pipet tetes, terdapat 71% siswa yang dikategorikan cukup. Siswa memiliki
melakukan praktikum dengan benar. Ketika kemampuan keterampilan yang cukup baik
melakukan pengukuran untuk mencukupkan dalam melakukan praktikum membaca skala
volume larutan sebaiknya digunakan pipet gelas ukur.
tetes agar larutan akurat dalam pengukuran,

10
Berdasarkan praktikum yang telah 3. Keterampilan Mengencerkan Larutan
dilakukan sebagian besar siswa mampu Penilaian kemampuan psikomotorik
menerapkan penggunaan corong, pipet tetes, siswa pada indikator keterampilan
dan gelas ukur dengan baik dan benar. Namun mengencerkan larutan siswa diharapkan
masih banyak siswa yang belum dapat mampu untuk melakukan langkah kerja dalam
menerapkan cara penggunaan dan mengetahui mengencerkan larutan dengan baik dan benar.
fungsi alat-alat tersebut dengan baik dan Terdapat lima aspek keterampilan yang
benar, terutama pada saat membaca skala pada diamati oleh pengamat. Kemampuan
gelas ukur. psikomotor siswa dalam mengencerkan
larutan dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Keterampilan Siswa dalam Mengencerkan Larutan


No Aspek Keterampilan Jumlah(%) Kategori
Memasukkan larutan garam dari gelas ukur ke
1 89% Baik Sekali
dalam labu ukur menggunakan corong.
2 Membilas corong dengan akuades. 69% Baik
Mencukupi volume hingga batas menggunakan
3 63% Baik
pipet tetes atau botol semprot.
Menutup labu ukur menggunakan penutup
4 100% Baik Sekali
yang sesuai
Labu ukur yang berisi larutan dikocok hingga
5 97% Baik Sekali
homogen

Pada keterampilan memasukkan larutan pada keterampilan membilas corong


dari gelas ukur ke dalam labu ukur dikategorikan baik.
menggunakan corong, terdapat 89% siswa Sebanyak 63% siswa melakukan
melakukan praktikum dengan benar. Labu keterampilan mencukupkan volume larutan
ukur memiliki mulut yang sempit sehingga menggunakan pipet tetes atau botol semprot.
perlu kehati-hatian dalam menuangkan larutan Penggunaan botol semprot atau pipet tetes
ke dalamnya. Siswa yang tidak melakukan dalam mencukupkan volume larutan
praktikum dengan benar tidak menggunakan dimaksudkan agar tidak terjadi kelebihan
corong dalam menuangkan larutan ke dalam volume akuades. Siswa yang tidak berhasil
labu ukur. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam melakukan praktikum disebabkan
kurang memiliki sikap kehati-hatian dan karena siswa menuangkan langsung akuades
kurang mengetahui fungsi dan cara dari gelas kimia tanpa menggunakan botol
penggunaan corong. Kemampuan siswa pada semprot dan pipet tetes yang mengakibatkan
keterampilan ini dikategorikan baik sekali. berlebihnya akuades yang dituang. Hal ini
Keterampilan selanjutnya adalah menunjukkan siswa kurang berhati-hati dan
membilas corong dengan akuades. Pada tidak akurat dalam menuangkan akuades.
keterampilan ini terdapat 69% siswa Kemampuan siswa pada keterampilan
melakukan praktikum dengan benar. Corong mencukupkan volume menggunakan pipet
dibilas agar sisa larutan yang terdapat tetes dikategorikan baik.
dicorong dapat dibersihkan. Sehingga Pada keterampilan menutup labu ukur
konsentrasi larutan menjadi lebih akurat. dengan penutup yang sesuai 100% siswa
Siswa yang tidak melakukan praktikum melakukan keterampilan tersebut. Hal ini
dengan benar tidak memperhatikan langkah- menunjukkan siswa berhati-hati dalam
langkah kerja yang diberikan sehingga ada melakukan praktikum khususnya dalam
langkah kerja yang terlewatkan. Hal ini menggunakan labu ukur. Kemampuan siswa
menunjukkan siswa kurang teliti dalam pada keterampilan ini dikategorikan baik
melakukan praktikum. Kemampuan siswa sekali.

11
Sebanyak 97% siswa melakukan teliti dalam melakukan praktikum.
keterampilan mengocok labu ukur hingga Kemampuan siswa pada keterampilan
homogen. Hal ini menunjukkan sebagian mengocok labu ukur dikategorikan baik
besar siswa telah mampu mengaplikasikan sekali.
penggunaan labu ukur dalam pengenceran Secara umum kemampuan siswa pada
larutan. Siswa yang tidak melakukan ketiga keterampilan dapat dilihat pada gambar
praktikum tidak mengikuti langkah kerja yang 2.
diberikan. Hal ini menunjukkan siswa tidak
86.00 85.00
84.00 83.43
Nilai Rata-rata

82.00

80.00
78.57
78.00

76.00

74.00
Keterampilan membuat Keterampilan mengukur Keterampilan
larutan volume larutan mengencerkan larutan
Gambar 2. Kemampuan Psikomotorik Siswa Tiap Keterampilan
Kemampuan psikomotorik siswa dinilai
dari seluruh keterampilan yang diuji. Nilai Saran
rata – rata kemampuan psikomotorik siswa Setelah melakukan penelitian, ada beberapa
adalah 83. Nilai tersebut diatas rata-rata KKM saran yang peneliti kemukakan, diantaranya:
yakni 70. Hal ini menunjukkan bahwa siswa (1) penilaian hendaknya dilakukan pada tiga
sebagian besar siswa berhasil dalam aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
melakukan praktikum. Hanya beberapa aspek (2) perlu dikembangkan penilaian
keterampilan yang beberapa siswa tidak pengetahuan dan kemampuan psikomotorik
berhasil dalam praktikum. Ada 3 keterampilan pada alat-alat laboratorium lainnya.
yang lebih banyak siswa tidak berhasil dalam
melakukan praktiknya, yaitu mengaduk DAFTAR RUJUKAN
larutan dengan menggunakan batang Arikunto, S. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi
pengaduk, membaca skala pada gelas ukur Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara
dan mencukupkan volume labu ukur dengan Hendayana, Sumar. 1994. Keselamatan
pipet tetes atau botol semprot. Kerja di Laboratorium Kimia.
Bandung : IKIP Bandung.
SIMPULAN DAN SARAN Onggo, Djulia. 2002. Keselamatan Kerja di
Laboratorium. (Online).
Simpulan (http//www.chem.itb.ac.id/safety,
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh diakses pada tanggal 25 April 2016)
simpulan bahwa: (1) pengetahuan siswa MAN Sudjana, Nana. 2010. Dasar – dasar Proses
1 Pontianak terhadap alat-alat laboratorium Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
kimia adalah baik (B) dengan rata-rata nilai Baru Algensindo Offset.
74, (2) kemampuan psikomotorik siswa MAN Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran.
1 Pontianak terhadap alat-alat laboratorium Bandung : Falah Production.
kimia adalah Baik Sekali dengan rata-rata Soetarto, E.S., Suharni. T.T, Nastiti. S.Y dan
nilai 83. Sembiring, L. 2008. Petunjuk

12
Praktikum Mikrobiologi Untuk
Mahasiswa Fakultas Biologi.
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta

13

Anda mungkin juga menyukai