Anda di halaman 1dari 15

EKSPERIMEN VARIASI INDEKS BIAS TERHADAP

TEKANAN
RANCANGAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II

Oleh :
Nama : Andini Silvia Ramdhani
NIM : 171810201008
Kelompok : B1
Tanggal / Waktu : Minggu, 29 Maret 2020 / 12.30 – 17.40

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Sejarah Indeks Bias …………………………………..………… 3
2.2 Pengertian Indeksbias…..…………………………………….… 3
BAB 3. METODE EKSPERIMEN ............................................................... 6
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................ 6
3.2 Desain Eksperimen ...................................................................... 6
3.3 Metode Analisis Data……………………………………………9

ii
DATAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan………………………….……….……………8

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perubahan Lintasan Optik.....……………………………………….5


Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur Eksperimen………………………………...7
Gambar 3.2 Susunan percobaan indeks terhadap variasi tekanan...…..………….7

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan antara panjang gelombang
cahaya yang melewati medium pertama dengan panjang gelombang cahaya yang
melewai medium kedua dalam fenomena gelombang cahaya yang melintasi dua
medium yang berbeda. Walaupun demikian, nilai indeks bias secara sederhana
dapat diketahui dari perubahan lintasan gelombang cahaya yang dapat teramati
dari perbandingan antara nilai sinus sudut datang dengan sinu s pada sudut bias.
Dalam hokum Snellius (hukum pembiasan), perubahan posisi lintasan gelombang
cahaya tersebut diakibatkan oleh perbedaan karakteristik dua medium yang
meliputi kerapatan dan impedansi (Gautreau, 2006).
Eksperimen Variasi Indeks Bias Udara Terhadap Tekanan ini bertujuan untuk
menentukan indeks bias udara vs. tekanan udara dengan menggunakan
Interferometer Michelson. Eksperimen diawali dengan menyusun peralatan
eksperimen seperti gambar pada gambar 3.3. Pointer putar diposisikan di antara
movable mirror dan beam splitter. Posisi cermin M 1 diatur sehingga pola
interferensi terlihat. Dinding sel vakum diposisikan tepat tegak lurus terhadap
berkas laser, lalu di amati pola frinji yang terjadi. Sel vakum dibuat pada tekanan
atmosfir, tekanan dicatat sebagai gauge awal (P 1). Tekanan diturunkan sampai 2
frinji bergeser , dicatat sebagai tekanan gauge pengukuran kedua. Langkah tadi
dilakukan sampai diperoleh tekanan maksimumnya (tekanan vakum gauge
maksimum berarti tekanan absolute minimum). Eksperimen ini dilakukan untuk
mencari jumlah frinji (N) dan tekanan gauge (Pgauge) yang akan digunakan untuk
mencari nilai tekanan absolut (Pabs).
Eksperimen variasi nilai indeks bias terhadap tekanan dapat digunakan dalam
menentukan karakteristik suatu benda. Hal ini dikarenakan sifat tekanan
merupakan salah satu faktor pembentuk sifat impedansi benda. Karakteristik
tersebut misalnya dalam penentuan sifat kekristalan benda, ke-amorfan atau
ketidak teraturan susunan partikel penyusun benda, dan lain sebagainya. Aplikasi
indeks bias terhadap tekanan yang paling umum adalah digunakan dalam
perusahaan-perusahaan pembuatan kaca, gelas, plastik, intan, dan banyak lagi
bidang lain. Selain itu pada lensa dan prisma. Sebuah lensa dirancang sehingga
cahaya akan yang masuk difokuskan oleh pembiasan menuju satu titik,
menghasilkan gambar yang diperbesar dari sebuah benda.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam Eksperimen Variasi
Indeks Bias Udara terhadap Tekanan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara jumlah frinji dengan besar tekanan udara?
2. Bagaimana pengaruh tekanan udara terhadap indeks bias udara?
3. Bagaimana grafik hubungan antara tekanan udara dengan indeks bias udara?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat dikemukakan dalam Eksperimen Variasi Indeks Bias
Udara terhadap Tekanan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara jumlah frinji dengan besar tekanan udara.
2. Mengetahui pengaruh tekanan udara terhadap indeks bias udara.
3. Mengetahui grafik hubungan antara tekanan udara dengan indeks bias udara.

1.4 Manfaat
Dengan melakukan eksperimen ini, praktikan akan dapat mengetahui labih
jauh salah satu teknik dalam penentuan sifat kekristalan benda, ke-amorf-an atau
ketidak teraturan susunan partikel penyusun benda, dan lain sebagainya. Sehingga
dengan eksperimen ini, praktikan akan lebih siap dalam pengaplikasian keilmuan
di perusahaan-perusahaan pembuatan kaca, gelas, plastik, intan, dan banyak lagi
bidang lain.

2
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Sejarah Indeks Bias


Sekitar tahun 1930, para ilmuwan di Jerman melakukan eksperimen untuk
mentransmisikan cahaya melalui media yang disebut serat optik. Kemunculan
serat optik sebenarnya didasari oleh penggunaan cahaya sebagai pembawa
informasi yang sudah lama dilakukan, namun hasil percobaan tersebut tidak bisa
langsung dimanfaatkan. Kemudian pada tahun 1958 pra ilmuwan di Inggris
mengusulkan prototipe serat optik yang modelnya masih digunakan sampai saat
ini, yaitu terdiri dari gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya (Beiser, 1992).
Sekitar tahun 1960, ditemukan serat optik yang sangat bening dan tidak
menghantar listrik. Serat optik adalah sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau
plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari selehai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber
cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Cahaya yang ada di
dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada
indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagi
saluran komunikasi (Beiser, 1992).

2.2 Pengertian Indeks Bias


Indeks bias (n) adalah perbandingan antara kecepatan rambat cahaya dalam
vakum (medium pertama) dengan kecepatan cahaya dalam medium kedua. Indeks
bias antara dua medium pada fenomena cahaya yang melintasi kedua medium
tersebut dibahas dalam hukum Snellius atau hokum pembiasan. Dalam hukum
Snellius dinyatakan bahwa sinar dating, sinar bias, dan garis normal berpotongan
pada satu titik dan terleta pada satubidang datar. Dalam hal ini, sinar dating dari
medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal,
sedangkan sinar dating dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
dibiaskan menjauhi garis normal. (Bahrudin, 2006: 130)
Nilai indeks bias pada suau benda dapat dihubungkan dengan sifat-sifat pada
pola interferensi gelombang cahaya monokromatik yang terbentuk. Pola
interferensi tersebut terakumulatif dalam pola frinji yang terbentuk dengan
menggunakan bantuan interferometer. Sehingga nilai indeks bias dapat diketahui
dengan menghubungkan antara nilai panjang gelombang monokromatik yang
masuk, ketebalan medium kedua, dan perubahan sudut yang terjadi dengan
polapola frinji yang terbentuk yang secara mudah dapat diketahui dari kuantitas
frinji yang bersangkutan. (Hariharan, 2007: 93)
Menurut (Widodo,2011) Indeks bias juga dipengaruhi oleh tekanan udara.
Secara teoritik, untuk tekanan yang cukup rendah, hubungan antara indeks bias
medium terhadap tekanan bersifat linear. Untuk ruang hampa, dimana tekanannya
sama dengan nol, indeks biasnya sama dengan satu ( indeks bias ruang vakum).
Dari eksperimen akan diperoleh grafik hubungan antara indeks bias dengan
tekanan gas. Kemiringan dari grafik yang menghubungkan antara indeks bias
dengan tekanan absolut dapat dinyatakan dalam persamaan:
Pabs=Patm−Pga (2.1)
perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat
dinamakan indeks bias. Secara matematis persamaan indeks bias dapat dituliskan :
c
n= (2.2)
v
dimana n adalah indeks bias, c adalah kecepatan cahaya dan v adalah cepat
rambat cahaya.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui indeks bias medium adalah
interferometer. Pada interferometer Michelson digunakan laser sebagai sumber
cahaya. Laser merupakan cahaya monokramatik yang diperoleh dari adanya emisi
radiasi yang terstimulasi. Bentuk dari osilasi laser adalah gelombang berdiri dalam
resonator. Berkas radiasi laser bersifat intensif, koheren, dan monokromatik.
Intensitas dari laser sangat tinggi dan tidak konvergen. Pada eksperimen, salah
satu lintasan interferometer Michelson diberi perubahan tekanan dengan
menggunakan vacuum cell, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran frinji
sebanyak N. Pada akhir eksperimen akan diperoleh data berupa perubahan tekanan

4
pada vacuum cell dan perubahan frinji ( N ), sehingga nantinya dapat dibuat grafik
N , dimana dari grafik tersebut akan diperoleh gradient m yang akan digunakan
untuk memperoleh nilai slope. Dengan nilai slope tersebut akan dibuat persamaan
garis lurus yang menggambarkan variasi indeks bias terhadap tekanan. Dari grafik
hubungan antara indeks bias terhadap tekanan akan diperoleh indeks bias pada
tekanan 1 atmosfer. Selanjutnya manfaat yang akan diperoleh adalah tercapainya
kesesuaian antara referensi dengan hasil eksperimen (Krane,1992).

Ketika tekanan udara diturunkan dari


P0 menjadi P1 maka akan terjadi

perubahan indeks bias dari


n0 menjadi n1 . Ketika pada salah satu lintasan

interferometer Michelson diberi perubahan tekanan tersebut, Akibatnya akan


terjadi pergeseran frinji sebanyak N.

Gambar 2.1 Perubahan Lintasan Optik


Sumber: (Tim Penyusun, 2020)
5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

Metode eksperimen adalah cara penyajian dengan suatu percobaan, disebut


juga sebagai tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan eksperimen. Dalam hal
ini terdapat Alat dan Bahan.
3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Variasi Indeks Bias
Terhadap Tekanan yaitu:
1. Precision interferometer (precision interferometer, OS-9255A)
berfungsi untuk meletakkan alat yang digunakan pada percobaan
interferometer.
2. Sumber laser HeNe (OS-9171) berfungsi pemancar cahaya.
3. Bangku laser (OS-9172) berfungsi untuk meletakkan sumber cahaya
supaya tidak geser.
4. Beam splitter berfungsi untuk membagi berkas cahaya.
5. Movable mirror berfungsi untuk menghitung jarak perubahn lintasan
dengan menggerakkan cermin.
6. Adjustable mirror berfungsi sebagai perefleksi berkas menuju pemisah
berkas dari pemisah berkas, sebagian akan ditransmisikan menuju
layar pengamatan dengan posisi tetap.
7. Convex lens berfungsi untuk memfokuskan cahaya.
8. Vacum cell berfungsi untuk memvariasi tekanan udara.

3.2 Desain Eksperimen


3.2.1 Rancangan Eksperimen
Rancangan eksperimen yang dilakukan dalam eksperimen variasi indeks
bias udara terhadap tekanan sesuai dengan gambar berikut :
Mulai

Penyusunan Peralatan

Tempelkan sel vakum


dan dikosongkan

Variasikan jumlah frinji

Tekanan dan indeks bias

Pengukuran

Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur Eksperimen
3.2.2 Langkah Kerja
Langkah Kerja dari eksperimen variasi indeks bias udara terhadap tekanan
yaitu :

Gambar 3.2 Susunan percobaan indeks terhadap variasi tekanan


(Sumber : Tim Penyusun, 2020).

7
1. Peralatan disusun seperti gambar 3.3.
2. Pointer putar diposisikan di antara movable mirror dan beam splitter. Sel
vakum ditempelkan pada holder dan kosongkan sel tersebut dengan pompa

vakum. Posisi cermin tetap M1 diatur sehingga pusat pola interferensi


terlihat dengan jelas pada layar pengamatan.
3. Dinding sel vakum diposisikan tepat tegak lurus terhadap berkas laser. Sel
vakum diputar perlahan dan dimati pola frinji yang terjadi.
4. Tekanan dicatat sebagai tekanan gauge awal. Sel vakum dikosongkan secara
perlahan dengan menggunakan pompa, sampai frinji bergeser 2 kali.
5. Tekanan diturunkan secara perlahan sehingga 2 frinji bergeser, tekanan gauge
dicatat sebagai pengukuran kedua dan seterusnya.
6. Langkah 5 dilakukan sampai diperoleh tekanan maksimumnya.
3.2.3 Variable Eksperiman

Variabel yang terdapat dalam sebuah pelaksanaan praktikum Variasi


Indeks Bias Terhadap Tekanan ada tiga yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan
varibel kontrol. Masing-masing varibel yaitu:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan
dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara fenomena atau
peristiwa yang diteliti atau diamati. Variabel bebas dalam eksperimen Variasi
Indeks Bias Udara Terhadap Tekanan adalah tekanan absolut (P).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti
dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel
bebas. Variabel terikat dalam eksperimen Variasi Indeks Bias Udara Terhadap
Tekanan adalah Jumlah frinji (N).
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang diupayakan untuk dinetralisasi oleh
sang peneliti dalam penelitiannya tersebut. Variabel inilah yang menyebabkan
hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa tetap konstan.

8
Variabel kontrol dalam eksperimen Variasi Indeks Bias Udara Terhadap Tekanan
adalah jumlah Indeks Bias.
3.3Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipakai dalam eksperimen variasi indeks bias
udara terhadap tekanan sebagai berikut :
a. Tabel Pengamatan
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan
Pgauge (cmHg) Pabs (cmHG)
No. N
1 2 3 1 2 3
1.

10.

b. Ralat
∆ n n0−n 1 Nλ
m= = =
∆ P P0−P1 2d ( P0−P 1)

Dimana, P0=P|¿|¿ mula-mula


Variasi indeks bias dan tekanan

n0 −ni=m (−Pi )ni =1+ m Pi∆ P|¿|=√¿ ¿¿¿ ¿∆ n= |∂∂ nP|∆ P+| ∂m∂ n |∆ m
N N N σX N 1/ 2
σy=

1
N−2 ( ∑ Y 1 − A ∑ X i Y i −B ∑ Y i σA=σm=
i=1

N
2

i=1 i=1
) [ N (∑ X i
2
) −( ∑ X i )
2
]
σB=σA=
1

N i=1√X i2

1
∆ yn 2
∆ m= 2 2 1/ 2
( n ∑ x −( ∑ x ) )
i i

c. Grafik

9
Ni

Pabs
Gambar 3.2 Grafik nilai m (hubungan antara Ni dan Pabs)

DAFTAR
10PUSTAKA

Bahrudin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Epsilon Goup : Bandung.

Beiser, A. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.


Gautreau, R.dan William S. 2006. Fisika Modern. 2nd ed. Jakarta: Erlangga.

Hariharan, P. 2007. Basic Of Interferometry. Academic Press: Sydney, Australia

Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern.Jakarta : Universitas Indonesia.

Tim penyusun.2020. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika II. Jember:


Universitas Jember.

Widodo A, Yudha AP, Eka D, Depta M, Zainuri M. 2011. Jurnal fisika modern:
1-
5.

11

Anda mungkin juga menyukai