Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

REFRAKTOMETER
23 NOVEMBER 2019

Nama Kelompok :
1. Ajeng Kusumaningrum (08.2018.101803)
2. Ana Febriliant (08.2018.101808)
3. Muhammad Amirul Fatah (08.2018.101811)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2019
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan Percobaan......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
2.1. Indeks Bias................................................................................................2
2.2. Refraktometri.............................................................................................3
2.3. Urea...........................................................................................................5
BAB III METODE PERCOBAAN.......................................................................6
3.1. Alur dan Skema Percobaan.......................................................................6
3.2. Alat dan Bahan Percobaan........................................................................8
3.3. Gambar Alat..............................................................................................8
BAB IV DATA HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................11
4.1. Data Hasil Percobaan..............................................................................11
4.2. Hasil Perhitungan....................................................................................11
4.3. Pembahasan dan Diskusi.........................................................................11
BAB V PENUTUP................................................................................................15
5.1. Kesimpulan..............................................................................................15
5.2. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
APPENDIKS.........................................................................................................17
LAMPIRAN

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemantulan dan Pembiasan Cahaya...................................................3


Gambar 2.2 Perbandingan Sudut Sinus..................................................................3
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Larutan.................................................................6
Gambar 3.2 Skema Pengukuran Indeks Bias.........................................................7
Gambar 3.3 Refraktometer.....................................................................................8
Gambar 3.4 Gelas Ukur 10 mL..............................................................................8
Gambar 3.5 Pipet Tetes..........................................................................................9
Gambar 3.6 Neraca.................................................................................................9
Gambar 3.7 Spatula................................................................................................9
Gambar 3.8 Kapas..................................................................................................9
Gambar 3.9 Labu Ukur 50 mL...............................................................................9
Gambar 3.10 Beaker Glass 50 mL.........................................................................9
Gambar 3.11 Pipet Ukur 10 mL ..........................................................................10
Gambar 4.1 Kurva Indeks Bias Larutan Urea......................................................13
YGambar 4.1 Kurva Indeks Bias Larutan Urea...................................................13

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indeks Bias Urea.....................................................................................5


YTabel 4.1 Data Pengukuran Indeks Bias Larutan Urea......................................11
Tabel 4.2 Nilai Regresi Linear dan Koefisien Determinasi..................................11
Tabel 4.3 Data Pemipetan Volume Larutan Urea 30%.........................................12

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Cahaya memiliki berbagai macam sifat, adapun sifat-sifat tersebut
diantaranya adalah bahwa cahaya dapat memantul, membias, merambat,
membelok, dan masih banyak lagi sifat cahaya lainnya. Sementara itu
kemampuan cahaya dalam merambat pada dua atau lebih medium yang
berbeda disebut dengan indeks bias cahaya.
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang
penting dari medium suatu bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan
untuk menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Setiap bahan
memiliki indeks bias yang berbeda – beda. Apabila suatu material
diketahui indeks biasnya, lalu dengan membandingkan dengan kurva
indeks bias terhadap konsentrasi maka konsentrasi material tersebut dapat
diketahui (Hidayanto, 2010).
Pembiasan adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya
karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya (Fitriani,
2016). Setiap cahaya melalu suatu bidang yang memiliki kerapatan optik
akan dibiaskan. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena
obyek itu memantulkan cahaya kemata kita. Bahan yang dapat diukur
dengan cara ini haruslah memiliki nilai indeks bias yang cukup jauh
berbeda terhadap nilai indeks bias pelarutnya. Hal ini dikarenakan agar
pembuatan kurva indeks bias dapat dengan mudah dilakukan tanpa
terganggu oleh tumpeng tindihnya nilai indeks bias antara bahan dan
pelarut. Perambatan cahaya dapat terjadi pada medium padat,cair dan gas.
Untuk percobaan kita kali ini yang akan kita lakukan adalah mempelajari
indeks bias pada zat cair dan pengaruh suhu terhadap indeks bias zat cair
yang kita amati.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Melatih mahasiswa menggunakan Refraktometer.
2. Membuktikan adanya hubungan antara kadar indeks bias dengan
konsentrasi.

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Indeks Bias


Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang
penting dari medium suatu bahan. Indeks bias adalah perbandingan
kecepatan rambat cahaya dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya
pada suatu medium. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk
menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu
bahan atau larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting
dan berkaitan erat dengan parameter – parameter lain seperti temperatur,
konsentrasi dan lain-lain yang sering dipakai dalam optik, kimia dan
industri obat-obatan. Dalam bidang kimia, indeks bias dapat digunakan
untuk mengetahui konsentrasi dan komposisi larutan, untuk menentukan
kemurnian dan kadaluarsa dari oli, untuk menentukan kemurnian minyak
goreng (Hidayanto, 2010).
Indeks bias suatu larutan dapat diukur dengan menggunakan beberapa
metode antara lain dengan metode interferometri yang meliputi
interferometri Mach-Zender, interferometri Fabry-Perot dan interferometri
Michelson. Metode – metode ini merupakan metode yang sangat akurat
untuk mengukur indeks bias. Akan tetapi metode-metode tersebut
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain pengoperasian alat yang
cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama (Mangidi, 2015).
Dalam pembiasan berlaku Hukum Snellius, yaitu rumus matematika
yang memberikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada
cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium
isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari
matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu
penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau
Hukum Pembiasan. Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut
datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium.
Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama
dengan kebalikan nisbah indeks bias (Fitriani, 2016).

Gambar 2. Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Besarnya harga indek bias zat tergantung pada densiti, temperatur dan
macam medium yang dilewati sinar, serta panjang gelombang sinar yang
dipakai. lndek bias dapat juga disebut sebagai perbandingan sinus sudut
datang dengan (t) sinus sudut bias (r) (Octaviani, 2015).

Gambar 2. Perbandingan Sudut Sinus

2.2. Refraktometri
Metode standard dalam pengukuran indeks bias yang paling sederhana
yaitu dengan mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati wadah
berbentuk prisma berisi larutan uji. Pengukuran indeks bias dapat
dilakukan dengan menggunakan refraktometer maupun metode

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

interferometri seperti Mach-Zender, Jamin, Michelson dan Fabry-Perot


(Mangidi, 2015).
Refraktometri adalah suatu metoda Analisa yang berdasarkan atas
pengukuran besaran fisika (refraksi). Dalam analisa instrumen, besaran
fisika dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu besaran fisika selektif dan
besaran fisika non selektif. Besaran fisika selektif adalah besaran fisika
yang dimiliki oleh suatu komponen dalam zat dan apabila bercampur
dengan besaran fisika lainnya maka nilainya tidak berpengaruh.
Contohnya seperti frekuensi dan kecepatan radiasi. Besaran non-selektif
adalah besaran fisika yang nilainya berubah bila ada senyawa atau besaran
fisika lainnya dalam campuran. Contohnya seperti indeks bias dan warna
(Mangidi,2015).
Refraktometer adalah alat untuk mengukur indeks bias suatu bahan
atau material. Ada 4 jenis refraktometer, yaitu:
1. Refraktometer genggam tradisional.
2. Refraktometer genggam digital.
3. Refraktometer laboratorium (refraktometer abbe).
4. Refraktometer inline. (Zahra, 2014)
Prinsip pengukuran dapat dibedakan oleh cahaya, penggembalaan
kejadian, total refleksi. Total refleksi adalah pembiasan (refraksi) atau
reflaksi total cahaya yang digunakan. Bila seberkas cahaya monokromatik
datang dari ruang hampa udara dan mengenai permukaan batas suatu
cairan atau zat padat, maka cahaya pada titik singgung akan dibelokkan
sehingga sudut datang cahaya lebih besar dari sudut pemantulan (Zahra,
2014).
Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada semua
pengukuran refraksi ialah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya
yang dipergunakan untuk mengukur n. Pengaruh temperatur terhadap
indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi cukup besar terhadap cairan
dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu diketahui indeksnya.
Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang, indeks
biasnya akan berkurang. Perubahan per oC berkisar antara 5.10-5 sampai

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

5.10-4. Pengukuran yang seksama sampai desimal yang ke-4 hanya berarti
apabila suhu diketahui dengan seksama pula (Octaviani, 2015).

2.3. Urea
Urea pertama kali ditemukan pada tahun 1773 yaitu terdapat di dalam
urine. Orang yang pertama kali berhasil mensintesis urea dari amonia dan
asam sianida adalah Woehler pada tahun 1828 dan penemuan ini dianggap
sebagai penemuan pertama yang berhasil mensintesa zat organik dari zat
anorganik. Proses yang menjadi dasar dari proses pembuatan urea saat ini
adalah proses dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow (1870) yang
mensintesis urea dari pemanasan ammonium karbamat (Annisa, 2010).
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH 4 dengan CO2 dan
bahan dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total
berkisar antara 45-46%. Urea mempunyai sifat higroskopis dan pada
kelembaban udara 73%, urea akan menarik uap air dari udara. Keuntungan
menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap oleh tanaman. Selain itu,
kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan
awal tanaman. Kekurangannya adalah apabila diberikan ke dalam tanah
yang miskin hara, urea akan berubah ke wujud awalnya yaitu NH 4 dan
CO2 yang mudah menguap. Fungsi N bagi tanaman adalah meningkatkan
pertumbuhan tanaman, membuat daun tanaman menjadi lebar dengan
warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman,
meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, dan meningkatkan
perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah (Cahyo, 2015).
Tabel 2. Indeks Bias Urea
Material pada suhu kamar Panjang Gelombang (nm) Indeks Bias
Urea 587,6 1,4906
(Sumber: Rosker, 1985)

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alur dan Skema Percobaan


3.1.1. Pembuatan Larutan

Membuat larutan urea 30% dengan melarutkan 15 gram urea ke dalam 50 mL


akuades.

Selanjutnya membuat larutan urea 25% dengan mengencerkan 8,3 mL larutan


urea 30% ke dalam 10 mL akuades

Selanjutnya membuat larutan urea 20% dengan mengencerkan 6,7 mL larutan


urea 30% ke dalam 10 mL akuades

Selanjutnya membuat larutan urea 15% dengan mengencerkan 5 mL larutan


urea 30% ke dalam 10 mL akuades

Selanjutnya membuat larutan urea 10% dengan mengencerkan 3,3 mL larutan


urea 30% ke dalam 10 mL akuades

Selanjutnya membuat larutan urea 5% dengan mengencerkan 1,7 mL larutan


urea 30% ke dalam 10 mL akuades

Ukurlah indeks biasnya menggunakan refraktometer

Gambar 3. Skema Pembuatan Larutan

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

3.1.2. Pengukuran Indeks Bias

Menggeser refraktometer sehingga cahaya dan skala pada refraktometer


mendapat penerangan yang cukup (membuka katup diafragma)

Posisikan horizontal peralatan refraktometer

membuka gredel pada refraktometer, kemudian meneteskan air pada prisma,


menyeka prisma dengan kapas untuk membersihkan tempat uji sampel.

Teteskan akuades pada prisma tempat sampel

Ukur indeks biasnya

Setiap selesai pengukuran, bersihkan prisma tempat sampel dengan meneteskan


air akuades kemudian dilap dengan kapas. Lakukan setidaknya tiga kali agar
benar - benar bersih

Teteskan larutan dari yang paling encer (5%) di atas prisma tempat sampel

Ukur indeks biasnya dan catat hasilnya

Gambar 3. Skema Pengukuran Indeks Bias

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

3.2. Alat dan Bahan Percobaan


Alat :
 Instrumen Refraktometer 1 set
 Gelas ukur 10 mL 2 buah
 Pipet tetes 4 buah
 Neraca 1 buah
 Spatula 1 buah
 Kapas secukupnya
 Labu ukur 50 mL 1 buah
 Beaker glass 50 mL 3 buah
 Pipet ukur 10 mL 1 buah
Bahan :
 Akuades secukupnya
 Urea 15 gram

3.3. Gambar Alat

Gambar 3. Refraktometer Gambar 3. Gelas Ukur 10 mL

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

Gambar 3. Pipet Tetes Gambar 3. Neraca

Gambar 3. Spatula Gambar 3. Kapas

Gambar 3. Labu Ukur 50 mL Gambar 3. Beaker glass 50 mL

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

Gambar 3. Pipet Ukur 10 mL

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

BAB IV
DATA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan


Tabel 4. Data Pengukuran Indeks Bias Larutan Urea
Rata – Rata
Indeks Bias
No. Kadar Sampel Indeks Bias
I II III
1. 0% 1,3300 1,3300 1,3300 1,3300
2. 5% 1,3360 1,3360 1,3360 1,3360
3. 10% 1,3430 1,3430 1,3430 1,3430
4. 15% 1,3530 1,3530 1,3530 1,3530
5. 20% 1,3600 1,3600 1,3600 1,3600
6. 25% 1,3670 1,3670 1,3670 1,3670
7. 30% 1,3745 1,3750 1,3755 1,3750

4.2. Hasil Perhitungan


Tabel 4. Nilai Regresi Linear dan Koefisien Determinasi
No. Uraian Nilai
1. Persamaan Regresi Linear y = 0,0015x + 1,3291
2. Koefisien Determinasi 0,9973

4.3. Pembahasan dan Diskusi


Percobaan yang kami lakukan yaitu melakukan pengukuran indeks
bias terhadap larutan urea yang telah diketahui konsentrasinya sehingga
didapat kurva regresi linier konsentrasi terhadap nilai indeks bias.
Percobaan ini didasarkan pada prinsip bahwa penentuan kadar atau
konsentrasi larutan urea didasarkan pada indeks bias larutan urea dengan
menggunakan alat refraktometer.
Konsentrasi larutan urea yang diuji indeks biasnya yaitu 30%, 25%,
20%, 15%, 10%, dan 5% serta akuades (0%). Langkah pertama yaitu
membuat larutan urea 30% (persen berat) dengan cara menimbang 15
gram urea lalu dilarutkan dengan akuades 35 mL dalam beaker glass.
Setelah larut sempurna, selanjutnya larutan urea tersebut dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 mL lalu ditambahkan akuades hingga mencapai garis

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

batas labu. Kemudian untuk larutan urea dengan konsentrasi 25%, 20%,
15%, 10%, dan 5% dilakukan dengan cara mengencerkan larutan urea
30%. Perhitungan pengenceran dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

V1 x Kons1 = V2 x Kons2
dimana, V1 = volume larutan urea 30%
Kons1 = konsentrasi larutan urea 30%
V2 = volume larutan urea yang ingin dibuat
Kons2 = konsentrasi larutan urea yang ingin dibuat

Dari perhitungan diatas didapatkan data volume larutan urea 30%


yang dipipet. Selanjutnya ditambahkan akuades hingga volume larutan
mencapai 10 mL.
Tabel 4. Data Pemipetan Volume Larutan Urea 30%

No. Konsentrasi yang diinginkan Volume yang dipipet (mL)


1. 5% 1,7
2. 10% 3,3
3. 15% 5,0
4. 20% 6,7
5. 25% 8,3
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar
bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Prinsip kerja alat
tersebut adalah jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa
melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut
yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas
antara cairan dan alas.
Pengukuran indeks bias didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang
masuk melalui prisma cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan dan
prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu
yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan gelas (Putri, 2015).
Yang akan diamati adalah bidang terang dan bidang gelap yang
terpisah menurut garis yang jelas. Tempat perbatasan ini tergantung pada
indeks bias cairan dan gelas. Terjadinya bidang batas antara gelap dan

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

terang bila cahaya dijatuhkan pada prisma kerja, maka cahaya dibiaskan
keluar yang besarnya berlainan untuk setiap warna cahaya.
Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pada masing konsentrasi
larutan urea. Dari data yang diperoleh didapatkan nilai indeks bias rata –
rata larutan urea 0% atau air murni adalah 1,3300. Indeks bias rata – rata
larutan urea 5% adalah 1,3360. Indeks bias rata – rata larutan urea 10%
adalah 1,3430. Indeks bias rata – rata larutan urea 15% adalah 1,3530.
Indeks bias rata – rata larutan urea 20% adalah 1,3600. Indeks bias rata –
rata larutan urea 25% adalah 1,3670. Indeks bias rata – rata larutan urea
30% adalah 1,3750.

Kurva Indeks Bias Larutan Urea


1.3800
1.3700 f(x) = 0 x + 1.33
R² = 1
1.3600
1.3500
Indeks Bias

1.3400
1.3300
1.3200
1.3100
1.3000
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi Larutan (%)

Gambar 4. Kurva Indeks Bias Larutan Urea

Setelah didapatkan nilai indeks bias rata – rata dari masing – masing
larutan urea, dilakukan perhitungan regresi linear dan koefisien
determinasi. Dalam perhitungan regresi linear dan koefisien determinasi
kami menggunakan aplikasi Microsoft Office Profesional Plus Excel 2016.
Regresi linear yang didapatkan adalah y = 0,0015x + 1,3291, dan nilai
koefisien determinasi (R2) yang didapatkan adalah 0,9973. Nilai koefisien
determinasi (R2) yang didapatkan cukup bagus karena berada diatas nilai
koefisien determinasi standar yaitu 0,995 sehingga kurva regresi linier
dapat digunakan untuk mencari konsentrasi suatu larutan yang

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

menggunakan data indeks biasnya. Koefisien determinasi (R2) yang


menunjukkan nilai 0,9973 artinya hasil yang didapatkan memiliki
keakuratan sebesar 99,73% dengan nilai error sebesar 0,27%.
Perbedaan nilai indeks bias setiap konsentrasi disebabkan karena
perbedaan densitas larutan yang dipengaruhi oleh jumlah urea terlarut
dalam larutan tersebut. Semakin banyak urea yang terlarut maka densitas
larutan semakin tinggi.

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum ini, kami dapat mengetahui cara kerja refraktometer
dalam analisa refraktometri. Cahaya yang masuk ke dalam prisma
refraktometer dibiaskan oleh sampel yang diuji. Dari hasil percobaan,
kami dapat mengetahui bahwa konsentrasi larutan berpengaruh pada
indeks bias karena semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar
densitas larutan sehingga berpengaruh pada indeks bias larutan.

5.2. Saran

 Dalam menimbang harus teliti agar mendapatkan konsentrasi larutan


urea dengan akurat.
 Selalu melakukan pembilasan terhadap lensa refraktometer ketika
berganti sampel yang akan diuji.
 Selalu menjaga kebersihan saat praktikum berlangsung.

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, dkk. 2010. Makalah Industri Pupuk Urea. Departemen Kimia FMIPA
Institut Pertanian Bogor. (Diambil dari https://dokumen.tips/documents/
makalah-industri-pupuk-urea.html) diakses pada 27 November 2019 12:50
Cahyo, Fathahul Tri, dkk. 2015. Makalah Industi Pupuk Urea. Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pamulang. (Diambli dari
https://www.academia.edu/35816249/MAKALAH_Industri_Pupuk_Urea_Pe
ngantar_Teknik_Kimia) diakses pada 27 November 2019 12:53
Fitriani, Ana Desti. 2016. Laporan Praktikum Indeks Bias Kaca Plan Paralel.
SMAN 10 Garut. Garut.
Hidayanto, Eko dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran
Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13. No. 4. Semarang.
Kismiantini. 2010. Handout Analisis Regresi. Jurusan Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Mangidi, Alfahru. 2015. Laporan Praktikum Kimia Fisik II Penentuan
Konsentrasi Larutan Metode Refraktometri. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Octaviani, Intan. 2015. Refraktometer ABBE. Program Studi Fisika, FMIPA.
Universitas Padjadjaran. (Diambil dari https://www.academia.edu/18826320/
Refraktometer_ABBE) diakses pada 18 November 2019 20:45
Putri, Heni Suhardini. 2015. Laporan Praktikum Kimia Fisika II Refraktometri.
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang.
Rosker et al. 1985. Practical Urea Optical Parameric Oscillator for Tnable
Generation Throughout The Visible and Near Infrared, IEEE J. Quant.
Electron. 1600-1606.
Zahra, Fatma. 2014. Laporan Praktikum Fisika Dasar “Penentuan Indeks Bias
(Refraktometri)”. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis.
Padang.

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
Laporan Praktikum Kimia Analisa Refraktometri

APPENDIKS

Perhitungan Pengenceran Larutan Urea dari Konsentrasi 30%


Larutan Urea 5% wt
V1 x Kons1 = V2 x Kons2
V1 x 30% = 10 mL x 5%
V1 = 1,7 mL

Larutan Urea 10% wt


V1 x Kons1 = V2 x Kons2
V1 x 30% = 10 mL x 10%
V1 = 3,3 mL

Larutan Urea 15% wt


V1 x Kons1 = V2 x Kons 2
V1 x 30% = 10 mL x 15%
V1 = 5 mL

Larutan Urea 20% wt


V1 x Kons1 = V2 x Kons2
V1 x 30% = 10 mL x 20%
V1 = 6,7 mL

Larutan Urea 25% wt


V1 x Kons1 = V2 x Kons2
V1 x 30% = 10 mL x 25%
V1 = 8,3 mL

Laboratatorium Dasar Teknik Kimia


FTI – ITATS
LAMPIRAN

Menimbang urea 15 gram Melarutkan urea dengan akuades

Anda mungkin juga menyukai