Anda di halaman 1dari 12

MINI RISET

“PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS SIMULASI PhET”

Dosen Pengampu :
Drs. Pintor Simamora, M.Si.

Disusun Oleh :
Nama : Andreas Sidabutar
Nim : 4203240016
Kelas : Fisika 2020 A
Mata Kuliah : Fisika Modern

FISIKA NONDIK 2020

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Mini Riset ini
yang tepat pada waktunya yang berjudul “Percobaan Efek Fotolistrik Berbasis Simulasi Phet”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fisika Modern.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Medan, April 2023


Penyusun

Andreas Sidabutar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................ Error! Bookmark not defined.
2.1 Efek Fotolistrik ....................................................................................................... 5
BAB III PROSEDUR DAN DATA EKSPERIMEN .............. Error! Bookmark not defined.
3.1 Prosedur Eksperimen .............................................................................................. 7
3.2 Data Eksperimen ..................................................................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Pembahasan ............................................................................................................ 9
BAB V PENUTUP................................................................ Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi, segala sesuatu dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
Karena di dukung dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kian pesat. Begitu juga pada ilmu sains, khususnya pada bidang fisika tak lepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimana terdapat berbagai
pengembangan metode dan sistem-sistem yang membantu dalam mengembangkan
pembelajaran fisika. Eksperimen adalah salah satu cara yang tepat untuk memudahkan
memahami suatu teori, sehingga mahasiswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya melalui percobaan atau
kegiatan praktikum, sehingga kelak akan terbiasa untuk berfikir ilmiah (Roestiyah,
2008:35). Sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi, matakuliah fisika modern harus
ditunjang dengan praktikum atau eksperimen. Oleh karena dalam fisika modern
terdapat teori tentang efek foto listrik, maka eksperimen untuk menggambarkan
prosesnya sangat diperlukan secara visual atau nyata untuk mengatasi teori-teori yang
abstrak.
PhET (Physics Education Technology). Dalam Okimustava, (2008:38), Physics
Education Technology (PhET) adalah software (perangkat lunak) atau program
simulasi fisika yang mudah untuk dipelajari. Kita dapat mengamati, menghitung,
mengukur, menghubungkan ruang dan waktu, membuat hipotesis, merancang
eksperimen, mengendalikan variabel, membuat kesimpulan sementara, menerapkan,
mengkomunikasikan data dan mengajukan pertanyaan. Percobaan yang digunakan
dalam mini riset ini adalah efek foto listrik. Physics Education Technology
menyediakan fasilitas yang memungkinkan kita untuk melakukan percobaan seperti
eksperimen fisika sesungguhnya, juga menyediakan berbagai kemudahan dalam
melakukan eksperimen. Penggunaan PhET simulasi secara umum dapat mempermudah
pengajar, mahasiswa, dan pelajar khususnya tentang penjelasan materi efek foto listrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana efek/ gejala fotolistrik secara eksperimen virtual ?
2. Bagaimana mencari nilai konstanta Planck melalui percobaan efek fotolistrik
pada logam Sodium dan membandingkannya dengan referensi ?
3. Bagaimana mencari fungsi kerja logam Sodium melalui percobaan efek
fotolistrik dan membandingkannya dengan referensi ?

1.3 Tujuan
1. Mempelajari efek / gejala fotolistrik secara eksperimen virtual
2. Mencari konstanta Planck melalui percobaan efek fotolistrik pada logam
Sodium dan membandingkannya dengan referensi
3. Mencari fungsi kerja logam Sodium melalui percobaan efek fotolistrik dan
membandingkannya dengan referensi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah suatu proses dimana suatu cahaya dengan frekuensi
cukup tinggi mengenai permukaan sebuah logam, sehingga dari permukaan logam itu
terpancar elektron. Efek fotolistrik pertama kali ditemukan oleh Heinrich Hertz tahun
1888 di Jerman. Telah diamati bahwa sebuah plat logam ketika disinari radiasi ultra
violet akan menjadi bermuatan positif, ini ditunjukkan dengan berkurangnya atau
lepasnya muatan negatif dari permukaan plat logam tersebut. Partikel-partikel
bermuatan negatif ini kemudian diidentifikasikan sebagai elektron oleh P. Lenard tahun
1899. Peristiwa lepasnya partikel negatif dari permukaan logam akibat disinari radiasi
gelombang elektromagnetik dikenal sebagai efek fotolistrik dan elektron yang
dipancarkan dikenal sebagai fotoelektron.

Skema Eksperimen Efek Fotolistrik


Einstein kemudian memberikan penjelasan tentang efek fotolistrik (1905),
Einstein menganggap bahwa kuantum energi bukan merupakan sifat khusus atom-atom
pada dinding dalam rongga osilator (menurut Planck), tetapi merupakan sifat radiasi itu
sendiri. Energi cahaya datang diserap logam dalam bentuk paket-paket atau quanta
yang disebut juga foton dan energi foton tersebut E = hf. Sejumlah energi foton
diperlukan untuk melintas/melewati permukaan logam adalah tetap untuk suatu logam
tertentu yang disebut fungsi kerja fotolistrik. Semakin sedikit energi elektron yang
hilang dalam tumbukan dengan atom-atom, maka semakin besar energi kinetik (E k)
elektron yang dilontarkan/dipancarkan permukaan logam, oleh karena itu Ek
maksimum elektron yang dipancarkan logam berhubungan dengan tidak adanya
kehilangan energi elektron dalam tumbukan dengan atom-atom atau elektron yang
terlepas dari ikatan atom berada pada permukaan logam sehingga tidak sempat
menumbuk atom-atom dalam logam tersebut.
Supaya dapat terjadi efek foto listrik, maka harus dikenai berkas cahaya dari
luar dan memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya frekuensi berkas cahaya yang
menyinari katoda harus lebih besar dari frekuensi ambang bahan atau panjang
gelombang berkas cahaya yang menyinari katoda harus lebih kecil dari panjang
gelombang ambang bahan logam (katoda). Frekuensi ambang adalah frekuensi terkecil
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari permukaan logam yang dilambangkan
dengan f0, sedangkan panjang gelombang ambang adalah panjang gelombang terbesar
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari permukaan logam. Logam-logam yang
berlainan jenis akan mempunyai frekuensi ambang dan panjang gelombang ambang
yang berbeda-beda.
Bila berkas cahaya yang pengenai permukaan logam katoda memiliki energi
foton hf dan energi ambang bahan katodanya adalah hfo maka elektron akan terlepas
dari permuakaan logam dengan energi kinetik sebesar 𝐸𝑘 = ℎ𝑓 − ℎ𝑓0 (1)
Persamaan (1) dapat pula dituliskan menjadi 𝐸𝑘 = ℎ𝑓 − 𝑊, dengan 𝑊 = ℎ𝑓0 (sebagai
fungsi kerja). Jadi sisa energi sebesar (ℎ𝑓 − ℎ𝑓0 ) dapat dipakai untuk melepaskan
elektron dari permukaan logam, yang digunakan menjadi energi kinetik elektron. Dari
penjelasan Einstein diperoleh,
 Bila ℎ𝑓 = ℎ𝑓0 maka 𝐸𝑘 = 0, untuk 𝑓 < 𝑓0 , elektron tidak akan lepas dari ikatan
ion permukaan bahan logam. Sehingga supaya dapat terjadi efek foto listrik,
maka 𝑓 > 𝑓0 atau haruslah 𝜆 < 𝜆0
 Beda potensial antara katoda dan anoda (𝑉𝑏 ) sebanding dengan energi kinetik
elektron yang terlepas. Jadi, 𝑒𝑉𝑏 = 𝐸𝑘
 Untuk cahaya dengan frekuensi 𝑓, kenaikan intensitas penyinaran hanya berarti
kenaikan jumlah foton yang masing-masing mempunyai energi hf, karena satu
foton hanya dapat diserap oleh satu elektron, maka kenaikan jumlah foton ini
sama sekali tidak mempengaruhi besarnya Ek, malainkan hanya menambah
jumlah elektron yang terlepas dari permukaan keeping logam
Bila yang diketahui adalah panjang gelombang ambang logam, dan panjang
ℎ𝑐 ℎ𝑐
gelombang berkas cahaya dari luar, maka persamaan (1) dapat menjadi :𝐸𝑘 = −𝜆
𝜆 0

Hasil percobaan Milikan untuk efek fotoelektrik pada natrium diperoleh


kemiringan garis adalah h/e, penentuan eksperimental dari kemiringan ini memberikan
suatu cara untuk menentukan tetapan Planck. Perpotongannya dengan sumbu datar
memberikan frekuensi puncak, tetapi pada saat Milikan melakukan percobaannya,
potensial kontak elektrodaelektroda tidak diketahui secara tepat sehingga skala vertikal
tergeser beberapa persepuluh volt, namun kemiringan kurva tidak terpengaruh oleh
koreksi ini. Menurut Planck, cahaya terdiri atas catu-catu energi yang disebut foton
(photon) dimana energi tiap fotonnya adalah : 𝐸𝑝 = ℎ𝑓, dengan h konstanta Planck dan
𝑓 frekuensi cahaya. Menurut Einstein, tiap foton berinteraksi dengan satu elektron dan
berlaku, 𝐸𝑝 = 𝐸𝑏 + 𝐸𝑘 dimana 𝐸𝑏 energi elektron pada logam, dan 𝐸𝑘 energi kinetik
maksimum elektron foto untuk bergerak menuju anoda. Dari persamaan itu dapat
disimpulkan bahwa energi kinetik elektron tidak bergantung pada intensitas cahaya,
melainkan pada frekuensi cahaya. Jika dikenakan tegangan balik 𝑉𝑏 maka tidak semua
elektron dapat mencapai anoda akibatnya kuat arus yang ditunjukkan amperemeter
akan turun, jika tegangan balik diperbesar sampai ke suatu nilai 𝑉0 (yaitu, 𝑉𝑏 = 𝑉0 ) dan
ternyata amperemeter menujukkan nol (I = 0), ini berarti besarnya tegangan balik
elektron sama dengan besarnya energi kinetik yang membawa elektron menuju anoda,
yaitu 𝑒𝑉0 = 𝐸𝑘 untuk 𝑒 = 1,6 × 10−19 𝐶. Karena energi kinetik tidak bergantung pada
intensitas, ini berarti 𝑉0 bergantung pada frekuensi atau panjang gelombang saja, maka
𝐶
Pers. (4) menjadi ℎ 𝜆 = 𝐸𝑏 + 𝑒𝑉0
BAB III
PROSEDUR DAN DATA EKSPERIMEN
3.1 Prosedur Eksperimen
Adapun langkah percobaan ini yaitu :
a. Membuka aplikasi “Phet-Simulation”
b. Memilih kategori “Phisics”. Lalu memilih percobaan Photoelectric Effect

c. Memilih logam yang akan digunakan pada percobaan yaitu Sodium

d. Memilih intensitas cahaya yang akan digunakan yaitu 30%


e. Mencari nilai panjang gelombang dimana elektron pertama keluar dengan cara
menggeser nilai skala panjang gelombang
f. Mengganti nilai panjang gelombang sebanyak 12 kali dan mencatat arus pada
setiap panjang gelombang
g. Mencari nilai tegangan sumber sehingga didapat nilai arus adalah nol pada
setiap panjang gelombang
h. Mencatat hasil percobaan ke dalam tabel

3.2 Data Eksperimen


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut :
No. Panjang Frekuensi Potensial Energi Kuat
Gelombang (Hz) Henti Kinetik (J) Arus (A)
(nm) (volt)
1 539 5.69 x 1014 0 0 0
2 521 5.76 x 1014 -0.01 0.16 x 10-20 0.001
3 509 5.89 x 1014 -0.1 1.60 x 10-20 0.002
14
4 501 5.99 x 10 -0.15 2.40 x 10-20 0.003
14 -20
5 494 6.07 x 10 -0.19 3.04 x 10 0.004
6 488 6.15 x 1014 -0.22 3.52 x 10-20 0.005
14 -20
7 483 6.21 x 10 -0.25 4.00 x 10 0.006
14 -20
8 479 6.26 x 10 -0.27 4.32 x 10 0.007
9 475 6.32 x 1014 -0.29 4.64 x 10-20 0.008
14 -20
10 471 6.37 x 10 -0.32 5.12 x 10 0.009
11 467 6.42 x 1014 -0.34 5.44 x 10-20 0.010
14 -20
12 464 6.47 x 10 -0.36 5.76 x 10 0.011
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Berdasarkan percobaan Phet Simulation dapat diamati bahwa efek fotolistrik
adalah munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari
permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas
cahaya yang mempunyai panjang gelombang. Keunikan efek fotolistrik adalah hanya
muncul ketika cahaya yang menerpa memiliki frekuensi di atas nilai ambang tertentu.
Di bawah nilai ambang tersebut, tidak ada elektron yang terpancar keluar, tidak peduli
seberapa banyak cahaya yang menerpa benda.
Pada percobaan ini praktikan melakukan 12 kali percobaan dengan logam
Sodim yang intensitas cahayanya 30%. Percobaan ini dilakukan mengganti nilai
panjang gelombang (λ), lalu mengambil data kuat arus (I) dan potensial henti (V0 ).
Setelah memperoleh data praktikan melakukan perhitungan frekuensi dan energy
kinetik dengan menggunakan persamaan di bawah ini:
𝑐
Frekuensi 𝑓 = 𝜆, Dengan c = 3 x 108 m

Energi Kinetik Ek = eV, Dengan e = 1.602 x 10-19 C


Setelah dilakukan perhitungan yang ada di lampiran dan hasilnya yang tertera
pada tabel hasil pengamatan. Dari hasil frekuensi dan energy kinetik dibuat grafik lalu
di cari gradienya.

Dari grafik diatas didapatlan y = 7.10 -34 x- 4-19. Maka konstanta plancknya adalah h =
7.10-34 Js.
Jika dilakukan pembulatan pada data frekuensi dan energi kinetik maka diperoleh nilai
konstanta placnk yaitu h = 6.78.10-34 Js. Hampir mendekati nilai konstanta planck pada
referensi yaitu h = 6.626.10-34 Js. Grafiknya seperti gambar di bawah ini:
Setelah memperoleh nilai konstanta planck maka cari nilai fungsi kerja dari logam
Sodium dengan menggunakan persamaan ini:
𝑊0 = ℎ𝑓0
Dimana konstanta plancknya h = 6.78.10-34 Js dan nilai fo = 5.69 x 1014 Hz. Maka
𝑊0 = (7 × 10−34 ) . (5.69 × 1014 )
𝑊0 = 39.83 × 10−20 𝐽
𝑊0 = 2.48 𝑒𝑉
Jadi nilai fungsi kerja yang diperoleh melalui percobaan yaitu 𝑊0 = 2.48 𝑒𝑉 hampir
mendekati nilai referensi yaitu 𝑊0 = 2.5 𝑒𝑉.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Fenomena Efek Fotolistrik melalui Phet-Simulation yaitu munculnya arus
listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari permukaan sebuah
logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas cahaya yang
mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu
2. Berdasarkan percobaan efek fotolistrik Konstanta Planck pada logam Sodium
yaitu 7 x 1034 Js. Jika dilakukan pembulatan nilai Konstanta Planck nya yaitu
6.78 x 1034 Js Hal ini hampir mendekati referensi yaitu 6.626 x 10-34 Js. 2.5 eV
3. Berdasarkan percobaan efek fotolistrik, fungsi kerja logam Sodium yaitu 2.48
eV. Hal ini sesuai dengan referensi yaitu 2.5 eV.
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. (1994). Concept of Modern Physics 6th Edition. New York : McGraw - Hill.
T. S. Tuhusula., dkk. (2020). Eksperimen Mengginakan Virtual Lab Berbasis PHET
Simulation dalam pembelajaran fisika pada Materi gerak Parabola. Jurnal Pendidikan
Fisika. Vol. 9, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai