Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET

“PENERAPAN PERSAMAAN SCHRODINGER”

Mata Kuliah : FISIKA KUANTUM


Dosen Pengampu : Dr. Dewi Wulandari, S.Si., M.Si
Jubaidah, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh :
KELOMPOK G

NAMA KELOMPOK NIM

ARYA WAHYUDI 4181240003

DINA ALFARIZA NST 4181240002

RIO ANDIKA PUTRA 4183240004

FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan Mini Riset yang berjudul “Penerapan Persamaan Schrodinger”. Mini
Riset ini dituliskan guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum yang diampu oleh Ibu
Dr. Dewi Wulandari, S.Si., M.Si., dan Jubaidah, S.Pd., M.Si
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah kami ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 21 Agustus 2021

Penulis
Kelompok G

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metode Beda Hingga ...................................................................................................
2.2. Persamaan Differensial Biasa (PDB) dengan Nilai Batas.............................................
2.3. Potensial Halang.............................................................................................................

2.3.1. Potensial Tangga Persegi ..........................................................................................


2.3.2. Sumur Potensial Persegi Tak Terhingga ..................................................................
2.4. Program Komputer ........................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian ..................................................................................................
3.2. Teknik Analisa Data ...................................................................................................
3.3. Diagram Alir Penelitian ...............................................................................................
3.4. Diagram Alir Program...................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Solusi Numerik Persamaan Schrödinger pada Partikel dengan Potensial Halang. ....
4.2. Visualisasi Program dalam Persamaan Schrödinger dengan Potensial Halang. .........
4.2.1. Potensial Halang dengan E < V ...............................................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................................
5.2. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persamaan Schrodinger merupakan salah satu persamaan yang penting dalam mekanika
kuantum, untuk menggambarkan keadaan yang tidak bisa dijelaskan pada mekanika klasik.
Persamaan Schrodinger dapat menyelesaikan berbagai permasalahan mikro, salah satunya
partikel dalam kotak khususnya partikel pada sumur potensial keadaan terikat. Partikel pada
sumur potensial merupakan partikel yang datang pada dinding penghalang sejauh L dan setinggi
V0 . Model potensial sumur keadaan terikat ini dapat digunakan untuk membahas beberapa
permasalahan fisika salah satunya sistem atom H. Fungsi gelombang pada sumur potensial
ditentukan oleh besar energi partikel yang datang dan tinggi dinding potensial kotak.
Perhitungan fungsi gelombang dan tingkat energi pada potensial sumur sulit diperoleh secara
analitik. Untuk itu perlu dibuat pemodelan fungsi gelombang yang diselesaikan menggunakan
metode numerik. Salah satu metode yang digunakan adalah metode beda hingga. Metode beda
hingga lebih mudah digunakan dari segi pemograman. Perancangan program simulasi yang
sesuai dengan kerangka teorinya akan lebih dimengerti gejala apa saja yang terdapat pada sumur
potensial. Berdasarkan masalah ini, diterapkan metode beda hingga untuk menyelesaikan
persamaan Schrodinger Bebas Waktu untuk sumur potensial.

Hipotesis de Broglie mengatakan, gelombang materi semestinya berbentuk gelombang


monokromatis dengan panjang gelombang dan frekuensi . Dapat disimpulkan bahwa
gelombang materi tidak mungkin berupa gelombang monokromatis karena gelombang
monokromatis menyebar ke seluruh ruangan sedangkan gelombang materi harus dapat
mendeskripsikan partikel. Sehingga gelombang materi tersebut harus berupa grup gelombang.
Fungsi gelombang bagi gelombang materi tidak memiliki arti fisis secara langsung. Artinya,
tidak ada besaran fisis yang mengikuti cara fungsi gelombang itu. Oleh karena itu perlu cara
tertentu untuk menafsirkan fungsi gelombang secara fisik. Berdasarkan fungsi gelombang
tersebut kita dapat mengetahui keberadaan (posisi) partikel dan besarnya momentum yang
dimilikinya secara probabilistik.

Pada Fisika Kuantum dikenal adanya gejala penerowongan (Tunneling Effect) atau lebih
dikenal dengan efek terobosan. Efek yang terjadi saat partikel akan menerobos suatu perintang
yang berenergi lebih tinggi dari energi partikel tersebut. Pertikel yang digunakan adalah
elektron, hal ini disebabkan karena elektron merupakan partikel yang dapat bergerak bebas.

4
Pada bilangan kuantum berapapun, besarnya energi yang dimiliki oleh sebuah partikel terhadap
suatu perintang masih dimungkinkan partikel tersebut untuk dapat menerobos suatu “Dinding”
perintang meskipun energinya lebih kecil daripada energi perintang. Kejadian di atas dapat
diidentikkan dengan sebuah elektron yang sedang bergerak dengan energi (E) akan melewati
suatu perintang dengan energi potensial (V). Pada skala atomik benda bergerak tidak hanya
berperilaku sebagai partikel, tetapi juga berperilaku sebagai gelombang. Karena pada keadaan
atomik partikel berperilaku sebagai gelombang, maka analisis persamaan gelombang partikel
atau dikenal dengan persamaan gelombang schrödinger dapat dilakukan dengan menggunakan
model matematika dan menerapkan metode numerik untuk menyederhanakan penyelesaian
matematisnya. Salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk memecahkan persamaan
differensial seperti pada persamaan gelombang Schordinger adalah metode beda hingga (Finite
Difference Methods). Metode beda hingga lebih mudah dari segi pemrograman dengan
komputer dan konsepnya tidak sulit untuk dipahami. Pendekatan komputasi yang dapat
digunakan untuk memecahkan persoalan tersebut adalah dengan memvisualisasikan
permasalahan tersebut menggunakan MATLAB. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan metode beda hingga melalui pendekatan komputasi menggunakan MATLAB untuk
menyelesaikan permasalahan persamaan

Schrodinger dengan potensial halang.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah di dalam mini riset ini adalah :

1. Bagaimanakah metode beda hingga dengan persamaan schrodinger?


2. Bagaimanakah aplikasi dari metode beda hingga untuk potensial halangan pada
persamaan schrodinger dengan Matlab?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan di dalam mini riset ini adalah :

1. Mengetahui metode beda hingga dengan persamaan schrodinger


2. Mengetahui aplikasi dari metode beda hingga untuk potensial halangan pada persamaan
schrodinger dengan Matlab.

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Metode Beda Hingga

Metode perbedaan beda hingga adalah metode yang sangat popular. Pada intinya metode
ini mengubah masalah Persamaan Differensial Biasa (PDB) dengan nilai batas dari sebuah
masalah kalkulus menjadi sebuah aljabar. Dengan metode ini persamaan differensial ψ’ dan ψ”
akan diaproksimasikan dengan menggunkan deret Taylor sebagai berikut:

𝜓𝑥+ =𝜓𝑥 + 1! ′( )+ 22! "( )+ (2.1)

𝜓𝑥− =𝜓𝑥 − 1! ′( )+ 2! "( )− (2.2)

kalau dikurangi (2.1) dengan (2.2) dan nilai setelah pangkat 2 diabaikan maka akan didapat:

′ =𝜓𝑥+ − ( − )2 (2.3)

apabila (2.1) ditambah dengan (2.2) akan diperoleh

"( )=𝜓𝑥+ −2𝜓𝑥 + ( − ) 2 (2.4) dengan metode perbedaan hingga

yang dicari adalah pada x tertentu:

𝑥𝑖+1=𝑥𝑖+ (2.5)

Jika i = 0 maka 𝑥𝑖= 0+ dengan menggunakan notasi ini persamaan (2.3) dan (2.4) dapat
dituliskan:

′ 𝑥𝑖 =𝜓𝑥𝑖+1 − (𝑥𝑖−1)2 (2.6)

"(𝑥𝑖)𝜓𝑥𝑖+1 −2𝜓𝑥𝑖 + (𝑥𝑖−1) 2 (2.7)


Persamaan (2.6) dan (2.7) dikenal dengan aproksimasi beda hingga tiga titik (central three
points finite difference approximation)[4].

6
2.2 Persamaan Differensial Biasa (PDB) dengan Nilai Batas
Pada persoalan matematik lebih sering dijumpai PDB tingkat 2 dengan kondisi batas yang
diberikan pada dua titik. Umumnya kedua titik ini ada pada batas-batas domain permasalahan.
Karena solusi yang dicari berada pada dua batas yang tertutup maka problem ini dikenal sebagai
problem domain tertutup atau PDB dengan nilai batas. Bentuk umum dari PDB tingkat 2 dengan
nilai batas adalah[7]:

2𝜓𝑑𝑥2+𝑝𝑥𝑑𝜓( )𝑑𝑥+𝑞𝑥𝜓( )=𝑓𝑥 (2.8) d engan

nilai- nilai batas:

1𝜓𝑥0 + 1𝑑𝜓𝑑𝑥𝑥0 = (2.9) 2𝜓𝑥𝑛 + 2𝑑𝜓𝑑𝑥𝑥𝑛 = (2.10)

2.3. Potensial Halang


Pada daerah I dan III, nilai Vn = 0,dan pada daerah II dengan batas x 0 hingga x = a
memiliki energi potensial Vn = V0

Partikel dengan energi E yang lebih kecil daripada V0 datang dari sebelah kiri.
Daerah x < 0 berupa gelombang datang dan pantul berbentuk sinus, dalam daerah 0 ≤ x≤ a dan
kembali berbentuk sinus pada daerah x > a yaitu gelombang transmisi[3].

Padadaerah 1, ∞ ≤ x ≤ a

V=0
2 ( )𝜕𝑥2+2𝑚𝐸ℏ2 1=0 dengan

12 = 2𝑚𝐸ℏ2

maka persamaan Schrödingerya menjadi:

2 1𝜕𝑥2+ 12 1=0 (2.11)

7
1. Pada daerah II, 0 ≤ x ≤ a, dan E <V0 V
= V0 2 2𝜕𝑥2+2𝑚ℏ2 − 0 2=0

2 2𝜕𝑥2+2𝑚ℏ2 0−𝐸𝜓2=0 dengan 22

= 2𝑚𝑉0−𝐸ℏ2 maka persamaan

Schrödingernya menjadi:

2 1𝜕𝑥2+ 22 2=0 (2.12)

2. Pada daerah III, a ≤ x ≤ ∞ 2 3𝜕𝑥2+2𝑚𝐸ℏ2 3=0

2 3𝜕𝑥2+ 12 3=0 (2.13)

maka solusi dari persamaan (2.11), (2.12) dan (2.13) adalah sebagai berikut:

𝜓𝐼=𝐴𝑒𝑖𝑘1 +𝐵𝑒−𝑖𝑘1 (2.14)

𝜓𝐼𝐼=𝐶𝑒𝑘2 +𝐷𝑒− 2 (2.15)

𝜓𝐼𝐼𝐼=𝐸𝑒𝑖𝑘1 (2.16)

dengan 1= 2𝑚𝐸ℏ2 menyatakan bilangan gelombang deBroglie yang membuat partikel


di luar perintang.

Potensial penghalang karena bentuknya seperti tangga juga sering disebut potensial tangga.
Jika sebuah elektron datang dari x-negatif menuju x-positif. Di x=0 elektron itu menghadapi
potensial tangga sebesar Vo. Jika energi total elektron, E< Vo, secara klasik elektron akan
terpantul sepenuhnya.

Di daerah x<0, V=0; misalkan fungsi gelombangnya adalah ψ1(x).

8
Di daerah x>0, V=Vo; misalkan fungsi gelombang elektron adalah ψ2 (x)

Karena E<Vo, maka solusi bagi fungsi ψ2(x) merupakan fungsi eksponensial

menurunseperti:

Di x=0, ψ1 dan ψ2 harus bersambung agar fungsi gelombang itu kontinu;

Syarat kontinu:

Kerapatan peluang elektron di x>0 dapat dihitung dengan menggunakan ψ2 (x):

Jadi, meskipun mengalami potensial penghalang yang lebih besar dari


energinya,elektron masih mempunyai peluang berada di x>0.Peluang itu menuju nol jika
Vo>>E, atau di x=∞. |C/A|2 = 4k/(k2 +K2 )=4E/Voadalah koefisien transmisi yang secara klasik
tak dapatdiramalkan.

2.3.1. Potensial Tangga Persegi

Sebuah elektron datang dari x-negatif menuju x-positif. Eleketron menghadapi potensial
tanggaseperti:

9
Sepanjang perjalanannya energi total elektron, E< Vo.Karena V=0, fungsi gelombang
elektron sebagai solusi persamaan Schrodingerdalam daerah x<0 sama dengan:

Dalam daerah 0<x<a, karena E<Vo: fungsi gelombang sebagai solusi


persamaanSchrodinger adalah :

Di daerah x>a, V=0; maka fungsi gelombang di sana adalah:

Syarat kontinuitas di x=0 dengan menggunakan fungsi-fungsi ψ1 (x) dan ψ2 (x),


akanmemberikan hubungan:

dan syarat kontinuitas di x=a dengan menggunakan ψ2 (x) dan ψ3 (x), membe rikan

Dengan mengeliminasi C dan D, akan diperoleh:

Ilustrasi fungsi gelombang -fungsi gelombang:

10
merupakan koefisien pantulan di x=0 dan adalah koefisien transmisi dix=a.
Jadi, secara kuantum elektron dapat menerobos potensial penghalang meskipunenerginya lebih
kecil daripada potensial penghalang. Fenomena inilah yang disebutsebagai efek terobosan
(tunnel effect).

Terobosan partikel berlangsung dalam peluruhan radioaktif. Suatu partikel-α (= inti atom He)
mengalami gaya dorong elektrostatik inti hingga jarak 10-8μm dari inti Uranium. Kurang dari
jarak itu gaya bersifat tarikan dan berbentuk sumur potensial seperti diperlihatkan dalam
Gambar. Partikel-α dalam sumur itu dapat menerobospenghalang (tarikan) dan selanjutnya
terdorong keluar.Eksperimen menunjukkan bahwa energi partikel itu lebih kecildaripada
penghalang.

2.3.2. Sumur Potensial Persegi Tak Terhingga

Andaikanlah suatu elektron dalam pengaruh potensial berbentuk sumur tak terhingga
berdimensi-1 seperti berikut:

Elektron terperangkap dalam daerah –a<x<a, dan sama sekali tak dapat ke luar daerah itu.

Dengan perkata lain peluang elektron berada di x>a dan di x <-a sama dengan nol.Oleh sebab
itu, jika ψ(x) adalah fungsi gelombangnya, maka :

11
Karena V=0 dalam daerah –a<x<a, maka persamaan Schrödinger bagi elektron tersebut adalah:

Solusinya adalah
dan
Dengan syarat batas di x=a diperoleh

Harga C dan D dihitung melalui normalisasi fungsi, yakni:

Hasilnya adalah C=D=1/√a, sehingga fungsi- fungsi eigen adalah:

Fungsi-fungsi ini membentuk set ortonormal; artinya:

Selanjutnya, diperoleh harga eigen energi:

Energi ini berharga diskrit (tidak kontinu, tapi bertingkat-tingkat) ditandai oleh bilangan
kuantum n.

12
2.4 Program Komputer
Program komputer adalah suatu urutan instruksi yang disusun secara sistematis dan logis
dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk menyelesaikan suatu masalah. Program
komputer merupakan contoh perangkat lunak komputer yang menuliskan aksi komputasi yang
akan dijalankan oleh komputer. Matlab menyediakan beberapa instruksi dasar yang
memungkinkan pengguna membuat program atau fungsi, antara lain sebagai berikut:

1. Statement if : untuk mengeksekusi sekumpulan instruksi yang diisyaratkan bernilai benar.


2. Statement switch : untuk mengeksekusi sekumpulan instruksi dari suatu ekspresi atau
variable.

3. Statement for : digunakan untuk mengulang sekumpulan instruksi.


4. Statement while : untuk mengerjakan sekelompok perintah yang diulang secara tidak
terbatas.
5. Statement break : untuk keluar lebih awal dari suatu loop for dan while jika kondisi yang
sudah diinginkan sudah tercapai.

6. Grid dan legend : untuk member grid dan legend pada grafik.
7. Subplot : digunakan untuk menggambar lebih dari satu grafik dalam satu plot.
Dengan bantuan komputer, langkah-langkah metode numerik diformulasikan menjadi
suatu program. Perkembangan teknologi yang antara lain mencakup bahasa pemrograman telah
melalui beberapa tahap. Pada awalnya bersifat Low Level Language dengan diperkenalkannya
bahasa assembly. Disusul perkembangan bahasa dengan tingkat Middle dan High Level
Language seperti FORTRAN, C++, BASIC / Visual Basic, Pascal, COBOL dan lain-lain.

Akhir-akhir ini bahasa script pemrograman dijadikan alternatif bagi praktisi karena
kemudahannya dalam membuat suatu aplikasi program. Dalam membuat suatu program dapat
dilakukan dengan cara yang sangat mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat
dibandingkan dengan menggunakan bahasa Middle dan High Level Language. Makalah ini
ditulis dengan menggunakan perintah yang sangat sederhana, namun dapat mencakup tuntutan
untuk menyelesaikan persoalan menganalisis data.

Sekarang ini MATLAB adalah salah satu bahasa pemrograman yang banyak digunakan.
MATLAB mampu menangani perhitungan sederhana seperti penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. MATLAB juga mampu menyelesaikan perhitungan rumit, yang
meliputi bilangan kompleks, akar dan pangkat, logaritma dan fungi trigonometri. Seperti

13
kalkulator yang dapat diprogram, MATLAB dapat digunakan untuk menyimpan dan
mengambil data.

Dalam MATLAB juga dapat dibuat sekumpulan perintah untuk mengotomatisasi suatu
persamaan yang rumit, dan masih banyak lagi kemampuan lain dari MATLAB. Dalam
lingkungan MATLAB, kita dapat mengembangkan dan melaksanakan program atau naskah,
yang berisi perintah MATLAB. Kita juga dapat melaksanakan perintah MATLAB, mengamati
hasilnya, dan kemudian melaksanakan sebuah perintah MATLAB lainnya yang berinteraksi
dengan data dalam memori, mengamati hasilnya.

Masa globalisasi sekarang ini, teknologi informasi yang semakin maju dan berkembang
menuntut pendidikan turut serta menerapkan teknologi tersebut untuk memecahkan suatu
permasalahan baik secara konsep maupun matematis. Perhitungan akurat sangat dibutuhkan
untuk mendapatkan hasil yang optimal dan tepat. Cara sederhana atau dengan menghitung
manual adalah cara yang dapat menghasilkan hasil yang akurat, tetapi cara ini membutuhkan
ketelitian tinggi dan waktu lama.

Sehingga salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah menggunakan software
berbasis numerik sekaligus dapat menghasilkan suatu tampilan visual yang dapat digunakan
dalam proses pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Salah satu software yang
dimaksud adalah Matlab yang merupakan software pemrograman matematika, dapat
dimanfaatkan untuk membantu penerapan teknologi. Matlab juga dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan permasalahan matematika dan membantu dalam proses perhitungan, sehingga
perhitungan dapat diselesaikan dengan cepat dan mendapat hasil yang akurat.

Matlab yang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi berbasis pada matriks sering
digunakan untuk teknik komputasi numerik, yang digunakan untuk menyelesaikan
masalahmasalah yang melibatkan operasi matematika elemen, matrik, optimasi, aproksimasi
dan masih banyak lagi.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Langkah-langkah penyusunan program dilakukan sebagai berikut:
a. Membahas persoalan fisika
b. MengkoNfirmasikan persoalan fisika kedalam bentuk numerik
c. Merancang struktur data
d. Penyusunan algoritma
e. Menterjemahkan algoritma kedalam kode bahasa pemrograman
f. Menyusun kode tersebut menjadisebuah program komputer
g. Menjalankan program
h. Menganalisa hasil visualisasi
i. Penulisan laporan.

3.2 Teknik Analisa Data


Teknik analisa data di dalam mini riset ini adalah :
a. Mengumpulkan data yang diperoleh dalam program, dan data tersebut dibuat dalam
bentuk visualisasi.

b. Hasil visualisasi permasalahan mekanika kuantum dengan pendekatan komputasi


akan dilihat tingkat kesesuaiannya dengan hasil analitik.

c. Nilai-nilai peluang dalam grafik visualisasi fungsi gelombang akan dibandingkan


dengan hasil analitiknya untuk melihat tingkat kesesuaiannya.

15
3.3 Diagram Alir Penelitian

3.4 Diagram Alir Program

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Solusi Numerik Persamaan Schrödinger pada Partikel dengan Potensial Halang.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah persamaan
Schrödinger dengan potensial halang (Barier). Persamaan tersebut disebut juga dengan
persamaan differensial orde dua. Untuk menyederhanakan Persamaan Schrödinger pada
potensial halang (2.12) ke dalam bentuk numerik, dibutuhkan beberapa tahap.

1. 𝜕2𝜓1𝜕𝑥2+𝑘22𝜓2=0 (2.12) dikonversi ke persamaan umum PDB (2.8) 𝑑2𝜓 𝑑 𝑥2 +


𝑝 𝑥 𝑑𝜓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑞 𝑥 𝜓 𝑥 = 𝑓 𝑥 sehingga diperoleh koefisien dari persamaan (2.12) 𝑝 𝑥

2. Aproksimasi beda hingga turunan pertama pada persamaan


−𝜓(𝑥𝑖−1) 2ℎ dan turunan kedua pada persamaan
+𝜓(𝑥𝑖−1) ℎ2 disubtitusikan kepersamaan (2.8) maka didapatkan:

dengan memasukkan nilai p(x), q(x), dan f(x) tahap pertama ke persamaan (4.2), maka
diperoleh persamaan sebagai berikut:

3. Persamaan (4.5) diterapkan pada setiap titik diskretisasi, yaitu i = 1, 2,..., N-1 sehingga
terbentuk SPL dengan bentuk tri-diagonal yang dipecahkan dengan algoritma Thomas.

Untuk

17
dari N-1 persamaan linier di atas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks dimensi N x N,
sebagai berikut: bila diambil 2=−2𝑚 𝑉− 2 maka bentuk matriksnya menjadi,

Pemecahan numerik menggunakan metode beda hingga pada persamaan Schrödinger di


atas akan mempermudah dalam pembuatan programnya, sehingga akan diperoleh bentuk
visualisasi dari persamaan Schrödinger dengan potensial halang, dan hasil numerik tersebut
akan dilihat tingkat kesesuainnya dengan hasil analitiknya.

4.2 Visualisasi Program dalam Persamaan Schrödinger dengan Potensial Halang.


4.2.1 Potensial Halang dengan E < V
Fungsi gelombang partikel yang memiliki energi E = 2.8 x 10-13 J memasuki potensial
halang V = 3.25 x 10-13 J, dimana energi tersebut lebih kecil dari potensial. Untuk jumlah
langkah(N) = 49, fungsi gelombang tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut:

18
Visualisasi gelombang pada gambar (4.1) menggambarkan suatu perbedaan fenomena
antara mekanika klasik dan mekanika kuantum. Secara klasik, partikel tidak pernah ditemukan
pada daerah x > 0 (daerah II), karena energi totalnya tidak cukup untuk melampaui potensial
halang. Tetapi mekanika kuantum memperkenankan fungsi gelombang partikel dapat
menerobos daerah II, akibatnya fungsi gelombang partikel pada x > 0 (daerah II) merupakan
gelombang hiperbolik sedangkan pada daerah I dan daerah III merupakan gelombang berdiri
deBroglie. Fenomena ini disebut dengan efek terobosan. Tabel (4.1) berikut ini memperlihatkan
hasil perhitungan solusi analitik dengan solusi pendekatan komputasi.

pada
tabel (4.1), untuk mendapatkan nilai dari � (analitik) digunakan ���=��−�2�� dengan
nilai dari konstanta yang digunakan adalah Sehingga,

1. Untuk i = 0

19
2.

3.

Dari data perhitungan secara analitik, diperoleh nilai yang hampir sama dengan nilai
komputasi. Jika seluruh angka di belakang koma diikut-sertakan, maka akan terlihat selisih
antara solusi analitik dengan solusi pendekatan komputasi yang sangat kecil.

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari rekayasa ide ini, adalah :
• Telah berhasil dibuat visualisasi persamaan gelombang Schrödinger pada partikel
dengan potensial halang (barier) menggunakan perangkat lunak MATLAB.

• Pemecahan persamaan Schrödinger untuk partikel yang masuk melalui rintangan atau
penghalang penghalang potensial dimana potensial penghalang konstan dalam suatu
daerah sepanjang L menggunakan program Matlab membentuk gelombang hiperbolik
(E < V) dalam daerah x >0 dan sederetan gelombang berdiri deBroglie (E > V).

5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis untuk mengembangkan
penelitian ini pada kesempatan penelitian berikutnya adalah

• Untuk mencari solusi persamaan Schrödinger dapat diterapkan dalam metode lain.
• Dilakukan penyempurnaan program visulisasi untuk melihat pengaruh varibelvariabel
lain yang berhubungan dengan penyelesaian persamaan Schrödinger dan
menerapkannya dalam dua atau tiga dimensi untuk lebih memahami perilaku partikel.

21
DAFTAR PUSTAKA

Eisnberg, R.dan Resnick, R, (1970), Quantum Physics, Jhon Wiley & Sons, New York,
California. URL: http://www.scribd.com/doc/94803529/Makalah-Kuantum-Tunneling.

Krene, K.,(1992), Fisika Modern (Modern Physhics), Terjemahan, Jakarta, Penerbit UI-Press.
Madsen, Bruum C, (2006), Solution of the Schrödinger Equation by Finite Difference
Method,University of Aarhus, Denmark.

Murugeshan,R., (2007), Modern Physics, S.Chand & Company LTD, Ram Nagar, New Delhi
Sugiharto,Aris, (2006), Pemrograman GUI dengan Matlab, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Triatmodjo,Bambang, (2002), Metode Numerik, Yogyakarta, Penerbit Universitas Gajah Mada.

Zettili,Neuredine, (2009), Quantum Mechanics concepts and Application, John Wiley & Son,
New York, California.

22

Anda mungkin juga menyukai