Disusun Oleh :
KELOMPOK G
FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan Mini Riset yang berjudul “Penerapan Persamaan Schrodinger”. Mini
Riset ini dituliskan guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum yang diampu oleh Ibu
Dr. Dewi Wulandari, S.Si., M.Si., dan Jubaidah, S.Pd., M.Si
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah kami ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
Kelompok G
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metode Beda Hingga ...................................................................................................
2.2. Persamaan Differensial Biasa (PDB) dengan Nilai Batas.............................................
2.3. Potensial Halang.............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Persamaan Schrodinger merupakan salah satu persamaan yang penting dalam mekanika
kuantum, untuk menggambarkan keadaan yang tidak bisa dijelaskan pada mekanika klasik.
Persamaan Schrodinger dapat menyelesaikan berbagai permasalahan mikro, salah satunya
partikel dalam kotak khususnya partikel pada sumur potensial keadaan terikat. Partikel pada
sumur potensial merupakan partikel yang datang pada dinding penghalang sejauh L dan setinggi
V0 . Model potensial sumur keadaan terikat ini dapat digunakan untuk membahas beberapa
permasalahan fisika salah satunya sistem atom H. Fungsi gelombang pada sumur potensial
ditentukan oleh besar energi partikel yang datang dan tinggi dinding potensial kotak.
Perhitungan fungsi gelombang dan tingkat energi pada potensial sumur sulit diperoleh secara
analitik. Untuk itu perlu dibuat pemodelan fungsi gelombang yang diselesaikan menggunakan
metode numerik. Salah satu metode yang digunakan adalah metode beda hingga. Metode beda
hingga lebih mudah digunakan dari segi pemograman. Perancangan program simulasi yang
sesuai dengan kerangka teorinya akan lebih dimengerti gejala apa saja yang terdapat pada sumur
potensial. Berdasarkan masalah ini, diterapkan metode beda hingga untuk menyelesaikan
persamaan Schrodinger Bebas Waktu untuk sumur potensial.
Pada Fisika Kuantum dikenal adanya gejala penerowongan (Tunneling Effect) atau lebih
dikenal dengan efek terobosan. Efek yang terjadi saat partikel akan menerobos suatu perintang
yang berenergi lebih tinggi dari energi partikel tersebut. Pertikel yang digunakan adalah
elektron, hal ini disebabkan karena elektron merupakan partikel yang dapat bergerak bebas.
4
Pada bilangan kuantum berapapun, besarnya energi yang dimiliki oleh sebuah partikel terhadap
suatu perintang masih dimungkinkan partikel tersebut untuk dapat menerobos suatu “Dinding”
perintang meskipun energinya lebih kecil daripada energi perintang. Kejadian di atas dapat
diidentikkan dengan sebuah elektron yang sedang bergerak dengan energi (E) akan melewati
suatu perintang dengan energi potensial (V). Pada skala atomik benda bergerak tidak hanya
berperilaku sebagai partikel, tetapi juga berperilaku sebagai gelombang. Karena pada keadaan
atomik partikel berperilaku sebagai gelombang, maka analisis persamaan gelombang partikel
atau dikenal dengan persamaan gelombang schrödinger dapat dilakukan dengan menggunakan
model matematika dan menerapkan metode numerik untuk menyederhanakan penyelesaian
matematisnya. Salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk memecahkan persamaan
differensial seperti pada persamaan gelombang Schordinger adalah metode beda hingga (Finite
Difference Methods). Metode beda hingga lebih mudah dari segi pemrograman dengan
komputer dan konsepnya tidak sulit untuk dipahami. Pendekatan komputasi yang dapat
digunakan untuk memecahkan persoalan tersebut adalah dengan memvisualisasikan
permasalahan tersebut menggunakan MATLAB. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan metode beda hingga melalui pendekatan komputasi menggunakan MATLAB untuk
menyelesaikan permasalahan persamaan
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Metode perbedaan beda hingga adalah metode yang sangat popular. Pada intinya metode
ini mengubah masalah Persamaan Differensial Biasa (PDB) dengan nilai batas dari sebuah
masalah kalkulus menjadi sebuah aljabar. Dengan metode ini persamaan differensial ψ’ dan ψ”
akan diaproksimasikan dengan menggunkan deret Taylor sebagai berikut:
kalau dikurangi (2.1) dengan (2.2) dan nilai setelah pangkat 2 diabaikan maka akan didapat:
′ =𝜓𝑥+ − ( − )2 (2.3)
𝑥𝑖+1=𝑥𝑖+ (2.5)
Jika i = 0 maka 𝑥𝑖= 0+ dengan menggunakan notasi ini persamaan (2.3) dan (2.4) dapat
dituliskan:
6
2.2 Persamaan Differensial Biasa (PDB) dengan Nilai Batas
Pada persoalan matematik lebih sering dijumpai PDB tingkat 2 dengan kondisi batas yang
diberikan pada dua titik. Umumnya kedua titik ini ada pada batas-batas domain permasalahan.
Karena solusi yang dicari berada pada dua batas yang tertutup maka problem ini dikenal sebagai
problem domain tertutup atau PDB dengan nilai batas. Bentuk umum dari PDB tingkat 2 dengan
nilai batas adalah[7]:
Partikel dengan energi E yang lebih kecil daripada V0 datang dari sebelah kiri.
Daerah x < 0 berupa gelombang datang dan pantul berbentuk sinus, dalam daerah 0 ≤ x≤ a dan
kembali berbentuk sinus pada daerah x > a yaitu gelombang transmisi[3].
Padadaerah 1, ∞ ≤ x ≤ a
V=0
2 ( )𝜕𝑥2+2𝑚𝐸ℏ2 1=0 dengan
12 = 2𝑚𝐸ℏ2
7
1. Pada daerah II, 0 ≤ x ≤ a, dan E <V0 V
= V0 2 2𝜕𝑥2+2𝑚ℏ2 − 0 2=0
Schrödingernya menjadi:
maka solusi dari persamaan (2.11), (2.12) dan (2.13) adalah sebagai berikut:
𝜓𝐼𝐼𝐼=𝐸𝑒𝑖𝑘1 (2.16)
Potensial penghalang karena bentuknya seperti tangga juga sering disebut potensial tangga.
Jika sebuah elektron datang dari x-negatif menuju x-positif. Di x=0 elektron itu menghadapi
potensial tangga sebesar Vo. Jika energi total elektron, E< Vo, secara klasik elektron akan
terpantul sepenuhnya.
8
Di daerah x>0, V=Vo; misalkan fungsi gelombang elektron adalah ψ2 (x)
Karena E<Vo, maka solusi bagi fungsi ψ2(x) merupakan fungsi eksponensial
menurunseperti:
Syarat kontinu:
Sebuah elektron datang dari x-negatif menuju x-positif. Eleketron menghadapi potensial
tanggaseperti:
9
Sepanjang perjalanannya energi total elektron, E< Vo.Karena V=0, fungsi gelombang
elektron sebagai solusi persamaan Schrodingerdalam daerah x<0 sama dengan:
dan syarat kontinuitas di x=a dengan menggunakan ψ2 (x) dan ψ3 (x), membe rikan
10
merupakan koefisien pantulan di x=0 dan adalah koefisien transmisi dix=a.
Jadi, secara kuantum elektron dapat menerobos potensial penghalang meskipunenerginya lebih
kecil daripada potensial penghalang. Fenomena inilah yang disebutsebagai efek terobosan
(tunnel effect).
Terobosan partikel berlangsung dalam peluruhan radioaktif. Suatu partikel-α (= inti atom He)
mengalami gaya dorong elektrostatik inti hingga jarak 10-8μm dari inti Uranium. Kurang dari
jarak itu gaya bersifat tarikan dan berbentuk sumur potensial seperti diperlihatkan dalam
Gambar. Partikel-α dalam sumur itu dapat menerobospenghalang (tarikan) dan selanjutnya
terdorong keluar.Eksperimen menunjukkan bahwa energi partikel itu lebih kecildaripada
penghalang.
Andaikanlah suatu elektron dalam pengaruh potensial berbentuk sumur tak terhingga
berdimensi-1 seperti berikut:
Elektron terperangkap dalam daerah –a<x<a, dan sama sekali tak dapat ke luar daerah itu.
Dengan perkata lain peluang elektron berada di x>a dan di x <-a sama dengan nol.Oleh sebab
itu, jika ψ(x) adalah fungsi gelombangnya, maka :
11
Karena V=0 dalam daerah –a<x<a, maka persamaan Schrödinger bagi elektron tersebut adalah:
Solusinya adalah
dan
Dengan syarat batas di x=a diperoleh
Energi ini berharga diskrit (tidak kontinu, tapi bertingkat-tingkat) ditandai oleh bilangan
kuantum n.
12
2.4 Program Komputer
Program komputer adalah suatu urutan instruksi yang disusun secara sistematis dan logis
dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk menyelesaikan suatu masalah. Program
komputer merupakan contoh perangkat lunak komputer yang menuliskan aksi komputasi yang
akan dijalankan oleh komputer. Matlab menyediakan beberapa instruksi dasar yang
memungkinkan pengguna membuat program atau fungsi, antara lain sebagai berikut:
6. Grid dan legend : untuk member grid dan legend pada grafik.
7. Subplot : digunakan untuk menggambar lebih dari satu grafik dalam satu plot.
Dengan bantuan komputer, langkah-langkah metode numerik diformulasikan menjadi
suatu program. Perkembangan teknologi yang antara lain mencakup bahasa pemrograman telah
melalui beberapa tahap. Pada awalnya bersifat Low Level Language dengan diperkenalkannya
bahasa assembly. Disusul perkembangan bahasa dengan tingkat Middle dan High Level
Language seperti FORTRAN, C++, BASIC / Visual Basic, Pascal, COBOL dan lain-lain.
Akhir-akhir ini bahasa script pemrograman dijadikan alternatif bagi praktisi karena
kemudahannya dalam membuat suatu aplikasi program. Dalam membuat suatu program dapat
dilakukan dengan cara yang sangat mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat
dibandingkan dengan menggunakan bahasa Middle dan High Level Language. Makalah ini
ditulis dengan menggunakan perintah yang sangat sederhana, namun dapat mencakup tuntutan
untuk menyelesaikan persoalan menganalisis data.
Sekarang ini MATLAB adalah salah satu bahasa pemrograman yang banyak digunakan.
MATLAB mampu menangani perhitungan sederhana seperti penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. MATLAB juga mampu menyelesaikan perhitungan rumit, yang
meliputi bilangan kompleks, akar dan pangkat, logaritma dan fungi trigonometri. Seperti
13
kalkulator yang dapat diprogram, MATLAB dapat digunakan untuk menyimpan dan
mengambil data.
Dalam MATLAB juga dapat dibuat sekumpulan perintah untuk mengotomatisasi suatu
persamaan yang rumit, dan masih banyak lagi kemampuan lain dari MATLAB. Dalam
lingkungan MATLAB, kita dapat mengembangkan dan melaksanakan program atau naskah,
yang berisi perintah MATLAB. Kita juga dapat melaksanakan perintah MATLAB, mengamati
hasilnya, dan kemudian melaksanakan sebuah perintah MATLAB lainnya yang berinteraksi
dengan data dalam memori, mengamati hasilnya.
Masa globalisasi sekarang ini, teknologi informasi yang semakin maju dan berkembang
menuntut pendidikan turut serta menerapkan teknologi tersebut untuk memecahkan suatu
permasalahan baik secara konsep maupun matematis. Perhitungan akurat sangat dibutuhkan
untuk mendapatkan hasil yang optimal dan tepat. Cara sederhana atau dengan menghitung
manual adalah cara yang dapat menghasilkan hasil yang akurat, tetapi cara ini membutuhkan
ketelitian tinggi dan waktu lama.
Sehingga salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah menggunakan software
berbasis numerik sekaligus dapat menghasilkan suatu tampilan visual yang dapat digunakan
dalam proses pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Salah satu software yang
dimaksud adalah Matlab yang merupakan software pemrograman matematika, dapat
dimanfaatkan untuk membantu penerapan teknologi. Matlab juga dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan permasalahan matematika dan membantu dalam proses perhitungan, sehingga
perhitungan dapat diselesaikan dengan cepat dan mendapat hasil yang akurat.
Matlab yang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi berbasis pada matriks sering
digunakan untuk teknik komputasi numerik, yang digunakan untuk menyelesaikan
masalahmasalah yang melibatkan operasi matematika elemen, matrik, optimasi, aproksimasi
dan masih banyak lagi.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
3.3 Diagram Alir Penelitian
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Solusi Numerik Persamaan Schrödinger pada Partikel dengan Potensial Halang.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah persamaan
Schrödinger dengan potensial halang (Barier). Persamaan tersebut disebut juga dengan
persamaan differensial orde dua. Untuk menyederhanakan Persamaan Schrödinger pada
potensial halang (2.12) ke dalam bentuk numerik, dibutuhkan beberapa tahap.
dengan memasukkan nilai p(x), q(x), dan f(x) tahap pertama ke persamaan (4.2), maka
diperoleh persamaan sebagai berikut:
3. Persamaan (4.5) diterapkan pada setiap titik diskretisasi, yaitu i = 1, 2,..., N-1 sehingga
terbentuk SPL dengan bentuk tri-diagonal yang dipecahkan dengan algoritma Thomas.
Untuk
17
dari N-1 persamaan linier di atas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks dimensi N x N,
sebagai berikut: bila diambil 2=−2𝑚 𝑉− 2 maka bentuk matriksnya menjadi,
18
Visualisasi gelombang pada gambar (4.1) menggambarkan suatu perbedaan fenomena
antara mekanika klasik dan mekanika kuantum. Secara klasik, partikel tidak pernah ditemukan
pada daerah x > 0 (daerah II), karena energi totalnya tidak cukup untuk melampaui potensial
halang. Tetapi mekanika kuantum memperkenankan fungsi gelombang partikel dapat
menerobos daerah II, akibatnya fungsi gelombang partikel pada x > 0 (daerah II) merupakan
gelombang hiperbolik sedangkan pada daerah I dan daerah III merupakan gelombang berdiri
deBroglie. Fenomena ini disebut dengan efek terobosan. Tabel (4.1) berikut ini memperlihatkan
hasil perhitungan solusi analitik dengan solusi pendekatan komputasi.
pada
tabel (4.1), untuk mendapatkan nilai dari � (analitik) digunakan ���=��−�2�� dengan
nilai dari konstanta yang digunakan adalah Sehingga,
1. Untuk i = 0
19
2.
3.
Dari data perhitungan secara analitik, diperoleh nilai yang hampir sama dengan nilai
komputasi. Jika seluruh angka di belakang koma diikut-sertakan, maka akan terlihat selisih
antara solusi analitik dengan solusi pendekatan komputasi yang sangat kecil.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari rekayasa ide ini, adalah :
• Telah berhasil dibuat visualisasi persamaan gelombang Schrödinger pada partikel
dengan potensial halang (barier) menggunakan perangkat lunak MATLAB.
• Pemecahan persamaan Schrödinger untuk partikel yang masuk melalui rintangan atau
penghalang penghalang potensial dimana potensial penghalang konstan dalam suatu
daerah sepanjang L menggunakan program Matlab membentuk gelombang hiperbolik
(E < V) dalam daerah x >0 dan sederetan gelombang berdiri deBroglie (E > V).
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis untuk mengembangkan
penelitian ini pada kesempatan penelitian berikutnya adalah
• Untuk mencari solusi persamaan Schrödinger dapat diterapkan dalam metode lain.
• Dilakukan penyempurnaan program visulisasi untuk melihat pengaruh varibelvariabel
lain yang berhubungan dengan penyelesaian persamaan Schrödinger dan
menerapkannya dalam dua atau tiga dimensi untuk lebih memahami perilaku partikel.
21
DAFTAR PUSTAKA
Eisnberg, R.dan Resnick, R, (1970), Quantum Physics, Jhon Wiley & Sons, New York,
California. URL: http://www.scribd.com/doc/94803529/Makalah-Kuantum-Tunneling.
Krene, K.,(1992), Fisika Modern (Modern Physhics), Terjemahan, Jakarta, Penerbit UI-Press.
Madsen, Bruum C, (2006), Solution of the Schrödinger Equation by Finite Difference
Method,University of Aarhus, Denmark.
Murugeshan,R., (2007), Modern Physics, S.Chand & Company LTD, Ram Nagar, New Delhi
Sugiharto,Aris, (2006), Pemrograman GUI dengan Matlab, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Zettili,Neuredine, (2009), Quantum Mechanics concepts and Application, John Wiley & Son,
New York, California.
22